laporan kasus hernia

32
1 BAB I PENDAHULUAN Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding yang bersangkutan. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan. 1 Hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital maupun didapat. Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai anatominya, seperti hernia diafragma, inguinal, umbilikalis, femoralis, dll. 1 sekitar 75% hernia terjadi di lipat paha, berupa hernia inguinal direk, indirek serta hernia femoralis, hernia insisional 10%, hernia ventralis 10 %, hernia umbilikalis 3%, dan hernia lainnya sekitar 3 %. 1 Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus. 2 Hernia inguinalis bisa mengenai segala usia, dan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. 1 Hernia dapat keluar masuk kedalam rongga abdomen yang disebut hernia reponibel, hernia yang tidak dapat masuk kembali ke rongga abdomen atau hernia ireponibel. Secara klinis, hernia ireponible yang disertai gangguan pasase usus disebut hernia inkarserata, sedangkan hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi disebut hernia strangulata. Operasi darurat hernia inkarserata merupakan operasi

Upload: ika-arrizka-mahmud

Post on 10-Jul-2016

137 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

hernia inguinalis

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari

dinding yang bersangkutan. Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan

yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan

intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan. 1

Hernia dapat terjadi akibat kelainan kongenital maupun didapat. Berdasarkan

letaknya, hernia diberi nama sesuai anatominya, seperti hernia diafragma, inguinal,

umbilikalis, femoralis, dll.1 sekitar 75% hernia terjadi di lipat paha, berupa hernia inguinal

direk, indirek serta hernia femoralis, hernia insisional 10%, hernia ventralis 10 %, hernia

umbilikalis 3%, dan hernia lainnya sekitar 3 %.1

Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis dan keluar ke rongga

perut melalui anulus inguinalis eksternus. 2 Hernia inguinalis bisa mengenai segala usia,

dan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan.1 Hernia dapat keluar masuk kedalam

rongga abdomen yang disebut hernia reponibel, hernia yang tidak dapat masuk kembali

ke rongga abdomen atau hernia ireponibel. Secara klinis, hernia ireponible yang disertai

gangguan pasase usus disebut hernia inkarserata, sedangkan hernia ireponibel yang

disertai gangguan vaskularisasi disebut hernia strangulata. Operasi darurat hernia

inkarserata merupakan operasi terbanyak nomor dua setelah operasi darurat appendisitis

akut. Selain itu, hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu di

Indonesia.1

Tingginya kejadian hernia maka perlu ketepatan dalam diagnosis dan

penatalaksanaannya. Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat tergantung dari

kemampuan dalam melakukan analisis pada data anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang sehingga keputusan untuk melakukan tindakan bedah dapat

segera diambil sebagai tatalaksana.

BAB II

2

LAPORAN KASUS

2.1 Identifikasi

Nama : Tn. T

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 75 tahun

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh

NO RM : 50.74.09

MRS : 17/10/2015

2.2 Anamnesis

Keluhan Utama

Keluar benjolan di kantong kemaluan kanan yang tidak dapat masuk ke rongga perut

± 2 jam SMRS.

Riwayat Perjalanan Penyakit

± 5 tahun SMRS pasien mengaku muncul benjolan pada kantong kemaluan kanan.

Pasien mengaku awalnya benjolan tersebut kecil di kantong kemaluan kanan yang

dapat masuk kembali, benjolan dapat hilang timbul. Benjolan keluar saat pasien

berjalan lama, batuk, mengedan dan bekerja mengangkat beban yang berat. Benjolan

tersebut dapat masuk saat berbaring. Nyeri (-), mual (-), muntah (-)

Pasien tidak pernah memeriksakan ke dokter sebelumnya.

± 2 jam SMRS pasien mengaku keluar benjolan di kantong kemaluan kanan dan

tidak dapat masuk kembali walaupun dengan bantuan jari. Nyeri (+), mual (+),

muntah (+), BAB (+), flatus (+).

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat benjolan di kantong kemaluan kanan yang dapat keluar masuk rongga

perut sejak ± 5 tahun yang lalu.

3

Riwayat Penyakit dalam Keluarga

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga disangkal.

2.3 Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan Darah : 160/90 mmHg

Pernafasan : 26 x/menit

Nadi : 84 x/menit regular, isi dan tegangan cukup

Suhu : 36,5ºC

Status Generalis

Kepala : Normocephali

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),

pupil isokor kanan kiri

Leher : Pembesaran KGB (-/-), massa (-)

Thoraks : simetris, retraksi (-), sela iga dalam batas normal

- Jantung : BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

- Paru : Suara nafas vesikuler (+), ronkhi (-), wheezing (-)

Abdomen : Datar, Lemas, Nyeri Tekan (-), Tympani, Bising Usus (+) Normal

Ekstremitas : Akral Hangat (+/+), Edema (-/-), CRT < 2 detik

Status Lokalis:

Regio Scrotum Dextra:

Inspeksi : Terdapat benjolan di kantung kemaluan sebelah kanan, warna sesuai

warna kulit, tidak kemerahan.

Palpasi : Benjolan berukuran ± 8x4 cm, tidak teraba hangat, kenyal, batas atas

tidak jelas, suhu sama dengan daerah sekitar, nyeri ada dan tidak

dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen.

Tes Khusus : Transluminasi (-).

4

2.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pre-operasi tanggal 17 Oktober 2015

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hemoglobin 13,4 g/dl 14 – 16 g/dl

Leukosit 9000/µL 5000 – 10000 /µL

Trombosit 130.000/µL 150.000 – 400.000 /µL

Hematokrit 38% L 40-48%

Basofil 0 0-1%

Eosinofil 2 1-3%

Batang 2 2-5%

Segmen 79 50-70%

Limfosit 13 20-40%

Monosit 4 2-8%

Bleeding

time

5 menit 1 – 6 menit

Clotting

time

12 menit 10 – 15 menit

2.5 Diagnosis Banding

- Hernia Inguinalis Dextra Inkarserata

- Hidrokel

2.6 Diagnosis Kerja

Hernia Inguinalis Dextra inkarserata

2.7 Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

- IVFD RL gtt XX/menit

- Injeksi Ceftriaxone 2x1gr/IV

5

- Drip Keterolac 2ampul/Kolf

b. Tindakan Operasi

Hernioraphy

c. Edukasi

Hindari mengangkat barang yang berat ataupun aktifitas yang berat yang dapat

meningkatkan tekanan intra abdomen.

2.8 Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad Bonam

Quo ad functionam : Dubia ad Bonam

2.9 Follow up

Tanggal Follow Up

17 Oktober 2015

Jam 11.00 WIB

S/ benjolan di skrotum

O/ - TD : 160/90 mmHg

- Nadi : 84 x/menit

- RR : 26 x/menit

- T : 36,5°C

A/ Hernia inguinalis dextra inkarserata

P/ - IVFD RL gtt XX/menit

- Injeksi Cefotaxime 2x1gr (skin test)

- infus Metronodazol 3x500 mg

- injeksi keterolac 3x1 ampul

- Ranitidin 2x1 ampul

- Amlodipin 1x10mg

17 Oktober 2015

Jam 14.00 WIB

S/ tidak ada keluhan

O/ - TD : 130/80 mmHg

- Nadi : 92 x/menit

- RR : 24 x/menit

- T : 36,5°C

6

A/ Post Hernioraphy

P/ - IVFD RL gtt XX/menit

- Injeksi Ceftriaxone 2x1gr/IV

- Drip Keterolac 2ampul/Kolf

18 Oktober 2015 S/ nyeri luka bekas operasi

O/ - TD : 140/80 mmHg

- Nadi : 80 x/menit

- RR : 22 x/menit

- T : 36,3°C

A/ Post Hernioraphy

P/ - IVFD RL gtt XX/menit

- Injeksi Ceftriaxone 2x1gr/IV

- Drip Keterolac 2ampul/Kolf

19 Oktober 2015 S/ Nyeri luka bekas operasi

O/ - TD : 130/70 mmHg

- Nadi : 72 x/menit

- RR : 22 x/menit

- T : 36,5°C

A/ Post Hernioraphy

P/ - IVFD RL gtt XX/menit

- Injeksi Ceftriaxone 2x1gr/IV

- Drip Keterolac 2ampul/Kolf

- Pulang

BAB III

LANDASAN TEORI

2.1 Anatomi

7

Region inguinal harus dipahami, pengetahuan tentanag region ini penting untuk

terapi operatif hernia. Sebagai tambahan, pengetahuan tentangposisi relative dari saraf,

pembuluh darah dan struktur vas deferen, aponeurosis dan fascia. 3

A. Kanalis Inguinalis

Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak 2-4 cm

kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal dan eksternal.

Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau ligamentum uterus.

Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster, pleksus pampiniformis,

arteri testicularis n ramus genital nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri

cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis. 1,3

Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi. Kanalis

inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal. Kanalis

inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial, dinding

inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding posterior

(dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis transverses

abdominis. Dasar kanalis inguinalils adalah bagian paling penting dari sudut pandang

anatomi maupun bedah. 3

Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum

Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan ligamentum

inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum Hesselbach disebut

sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia

indirect. 1,4

B. Aponeurosis Obliqus External

Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficial dan

profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan transversus abdominis,

mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba. external oblique aponeurosis

menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina

iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum. 3

C. Otot Oblique internus

8

Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis . bagian

medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari aponeurosis

transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk conjoined tendon.

adanya conjoined tendon yang sebenarnya te;ah banyak diperdebatkan, tetapi diduga oleh

banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien. 2,3

D. Fascia Transversalis

Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutan dari otot transversalis dan

aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan: "The

fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak sedikit sebelum yang

lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari tendon otot transversalis

pada bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris. 3

Gambar Fascia Transversalis

E. Preperitoneal Space

Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh darah dan

saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus

cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. nervus cutaneous femoral lateral

berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini

berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan dibawah

9

atau melelui perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca anterior

superior.1

Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan kadang dari

L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan femoral. Cabang

genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan cabang femoral

masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. ductus deferens berjalan melalui

preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial ke lateral ke cincin interna inguinal.

Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan

lemak sangat bervariasi. 3

Gambar Inguinal Anatomi anterior

10

Gambar Anatomi Inguinal Posterior

2.2 Hernia

2.2.1 Definisi 4

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau

bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut

menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding

perut.

2.2.2 Anatomi 4

11

Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia atau orifisium hernia dan

kantung hernia. Orifisium adalah defek dari lapisan aponeurosis paling dalam dari

abdomen, dan sakus adalah kantung keluar dari peritoneum. Kolum dari kantung hernia

berhubungan dengan orifisium. Hernia disebut eksterna jika kantung menonjol secara

lengkap melalui dinding abdomen, dan interna jika sakus terletak di dalam kavitas

viseral.

Isi hernia bervariasi, tetapi yang paling sering adalah organ dalam. Pada abdomen

isi terbanyak adalah usus halus dan omentum majus. Kemungkinan lainnya termasuk :

1. Usus besar dan apendiks

2. Divertikulum Meckel

3. Vesica Urinaria

4. Ovarium – dengan atau tanpa tuba falopi

5. Cairan asites

2.2.3 Klasifikasi 4,5

1. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :

a. Hernia bawaan atau congenital

Pada hernia congenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi sebagai

akibat dari gangguan proses perkembangan intrauterine.

b. Hernia didapat atau akuisita

Terdapat dua tipe hernia akuisita:

a) Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :

1. Struktur yang menembus dinding abdomen : seperti pembuluh darah

femoralis yang melalui kanalis femoralis.

2. Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal,

seperti pada regio lumbal

3. Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk menutup defek,

seperti pada umbilikus

b) Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding,

seperti pada laparatomi dan trauma tembus.

2. Berdasarkan letaknya, hernia dibagi atas :

12

Hernia diafragma, hernia umbilikalis, hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia

epigastika, hernia lumbalis, dll.

3. Hernia menurut  riwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi : 4,5

Riwayat alamiah perkembangan hernia yaitu pembesaran progresif, regresi yang

tidak spontan.  Pengecualian untuk hernia umbilikalis kongenital pada neonates, dimana

orifisium dapat menutup beberapa tahun setelah lahir. Seiring berjalannya waktu, hernia

membesar dan kecenderungan untuk terjadi komplikasi yang mengancam jiwa semakin

bertambah. Hernia dapat reponibel, ireponibel, obstruksi, strangulasi, atau terjadi

inflamasi.

a. Hernia reponibel

Jika isi hernia dapat keluar masuk, tetapi kantungnya menetap. Isinya tidak serta

merta muncul secara spontan, namun terjadi bila disokong gaya gravitasi atau tekanan

intraabdominal yang meningkat. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi

jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi

usus.

Gambar Hernia reponibel

b. Hernia Ireponibel 

Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut. Ini biasanya

disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini

disebut hernia akreta. Dapat juga terjadi karena leher yang sempit dengan tepi yang kaku

(misalnya pada : femoral, umbilical). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun sumbatan

usus. Hernia ireponibel mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi obstruksi dan

strangulasi daripada hernia reponibel.

13

Gambar Hernia Ireponibel

c. Hernia Inkarserata

Hernia inkarserata atau hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup.

Biasanya obstruksi terjadi pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua

tepi usus, cairan berakumulasi di dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction).

Biasanya suplai darah masih baik, tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi. Istilah

’inkarserata’ terkadang dipakai untuk menggambarkan hernia yang ireponibel tetapi tidak

terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia ireponibel yang mengalami obstruksi dapat juga

disebut dengan inkarserata.

Operasi darurat untuk hernia inkarserata merupakan operasi terbanyak nomor dua

setelah operasi darurat untuk apendisitis. Selain itu, hernia inkarserata merupakan

penyebab obstruksi usus nomor satu di Indonesia.

Gambar Hernia inkarserata dengan ileus obstruksi usus

d. Hernia Strangulata

Suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian patologis selanjutnya adalah oklusi

vena dan limfe; akumulasi cairan jaringan (edema) menyebabkan pembengkakan lebih

lanjut; dan sebagai konsekuensinya peningkatan tekanan vena. Terjadi perdarahan vena,

dan berkembang menjadi lingkaran setan, dengan pembengkakan akhirnya mengganggu

aliran arteri. Jaringannya mengalami iskemi dan nekrosis. Jika isi hernia

abdominal  bukan usus, misalnya omentum, nekrosis yang terjadi bersifat steril, tetapi

strangulasi usus yang paling sering terjadi dan  menyebabkan nekrosis yang terinfeksi

14

(gangren). Mukosa usus terlibat dan dinding usus menjadi permeabel terhadap bakteri,

yang bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh darah.

Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada kantong

hernia) dan cairan lumen yang mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial

menyebabkan peritonitis. Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan kematian. Bila

strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus, hernianya disebut hernia Richter. Ileus

obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan benjolan hernia tidak ditemukan dan baru

terdiagnosis pada waktu laparatomi.

Gambar Hernia Strangulata

2.3 Hernia Inguinalis

2.3.1 Definisi

Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah

lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis.6 Hernia inguinalis dibagi menjadi

dua yaitu hernia inguinalis indirek/lateralis dan hernia inguinalis direk/medial.1

Hernia inguinalis indirek terjadi karena keluar dari rongga peritoneum melalui

anulus inguinalis internus yang terletak dari pembuluh epigastrika inferior. Hernia

kemudian masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar

daro anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut,tonjolan akan

sampaiskrotum sehingga disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada di dalam otot

15

kremaster,terletak anteromedial terhadap vas deferens dan struktur lain dalam funikulus

spermatikus.1

Hernia inguinalis direk menonjol langsung ke depan melalui segitiga hasselbach,

daerah yang dibatasi oleh ligamentum inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika

inferior dibagian lateral dan tepi otot rektus di bagian medial. Dasar segitiga hasselbach

dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat oleh serat aponeurosis otot transversus

abdominis yang kadang tidak sempurnasehingga daerahini berpotensi melemah. Hernia

medialis,karena idak keluar melalui kanalis inguinallis dan tidak ke skrotum, umumnya

tidak disertai strangulasi karena cincin hernia longgar.1

2.3.2 Etiologi

Secara fisiologis, kanalis inguinalis merupakan kanal atau saluran yang normal. Pada

fetus, bulan kedelapan dari kehamilan terjadi descensus testiculorum. Penurunan testis

yang sebelumnya terdapat di rongga retroperitoneal, dekat ginjal, akan masuk kedalam

skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang dikenal sebagai processus vaginalis

peritonei. Pada umumnya, ketika bayi lahir telah mengalami obliterasi sehingga isi

rongga perut tidak dapat melalui kanal tersebut. Biasanya obliterasi terjadi di annulus

inguinalis internus, kemudian hilang atau hanya berupa tali. Tetapi dalam beberapa hal

sering belum menutup yang hasilnya ialah terdapatnya hernia didaerah tersebut.

Setelah dewasa kanal tersebut telah menutup. Namun karena daerah tersebut ialah

titik lemah, maka pada keadaan yang menyebabkan peningkatan tekanan intraabdomen

kanal itu dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis akuisita. Sementara di usia

ini seseorang lebih produktif dan melakukan banyak aktivitas. Sehingga penyebab hernia

pada orang dewasa ialah sering mengangkat barang berat, juga bisa oleh karena

kegemukan, atau karena pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat sehingga sering

mengedan pada saat BAB.

Hernia pada orang tua terjadi karena faktor usia yang mengakibatkan semakin

lemahnya tempat defek. Biasanya pada orang tua terjadi hernia medialis karena

kelemahan trigonum Hesselbach. Namun dapat juga disebabkan karena penyakit-penyakit

seperti batuk kronis atau hipertrofi prostat.

.

`2.3.3 Diagnosis

16

1. Anamnesis

Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang hilang timbul, muncul terutama

pada waktu melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen seperti

mengangkat barang atau batuk, benjolan ini hilang pada waktu berbaring atau

dimasukkan dengan tangan (manual). Terdapat faktor-faktor yang berperan untuk

terjadinya hernia. Dapat terjadi gangguan passage usus (obstruksi) terutama pada hernia

inkarserata. Nyeri pada keadaan strangulasi, sering penderita datang ke dokter atau ke

rumah sakit dengan keadaan ini.

2. Pemeriksaan Fisik

Pada saat inspeksi ditemukan benjolan lunak di lipat paha di bawah ligamentum

inguinale di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Perkusi didapatkan

benjolan tersebut berbatas atas tidak jelas. Perkusi terdengar tympani dan auskultasi

bising usus (+).

Gejala/tanda Obstruksi usus pada

hernia inkarserata

Nekrosis/gangren pada

hernia strangulata

Nyeri Kolik Menetap

Suhu badan Normal Normal/meninggi

Denyut nadi Normal/meninggi Meninggi/tinggi sekali

Leukosit Normal Leukositosis

Rangsang peritoneum Tidak ada Jelas

Sakit Sedang/berat Berat sekali/toksik

Tabel 1. Hernia inkarserata dengan obstruksi usus dan hernia strangulata yang

menyebabkan nekrosis atau ganggren

Teknik pemeriksaan

Hernia yang melalui annulus inguinalis abdominalis (lateralis/internus) dan

mengikuti jalannya spermatid cord di canalis inguinalis serta dapat melalui annulus

inguinalis subcutan (externus) sampai scrotum. 

Mempunyai LMR ( Locus Minoris Resistentie Secara klinis

17

HIL dan HIM dapat dibedakan dengan tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger

test, Ziemen test dan Tumb test. Cara pemeriksaannya sebagai berikut :

Pemeriksaan Finger Test :

1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.

2. Dimasukkan lewat skrortum melalui

anulus eksternus ke kanal inguinal.

3. Penderita disuruh batuk:

 Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

 Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Pemeriksaan Ziemen Test :

1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).

2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.

3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

 jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.

 jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.

jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Pemeriksaan Thumb Test :

Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.

Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

18

2.3.4 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

1. Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian

penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah

direposisi.

Reposisi

Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien

anak-anak. reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia

membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia

dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak

inkarserasi lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan

lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi jika

dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang

lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa.

Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan

kompres es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk

operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu

enam jam harus dilakukan operasi segera. Pada tindakan reposisi ini posisi

penderita dapat dilakukan denagn posisi seperti pada gambar :

Gambar : Reposisi dengan posisi trendelenburg

19

2. Operatif

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.

Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia

adalah hernioraphy, yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.

 

a. Herniotomi

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong

dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong

hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.1

Indikasi :

1. Hernia Inkarserata / Strangulasi (cito)

2. Hernia Irreponabilis ( urgen, 2 x 24 jam)

3. Hernia Reponabilis  dilakukan atas indikasi sosial : pekerjaan (elektif)

4. Hernia Reponabilis yang mengalami incarserasi (HIL,Femoralis)

Prinsip semua hernia harus dioperasi, karena dapat menyebabkan inkarserasi /

strangulasi.

b. Hernioplasty

Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan

memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya

dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai

metode hernioplasti seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan

terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.

tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan

nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau

menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke

ligamentum cooper pada metode Mc Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif

berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau

marleks untuk menutup defek.1

20

2.3.5 Komplikasi

Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia

dapat tertahan di dalam kantong hernia pada hernia irreponibilis, hal ini terjadi jika hernia

terlalu besar atau terdiri dari omentum, organ ekstraperitoneal, atau hernia akreta. Di sini

tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan.1

Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia

strangulata yang menimbulkan obstruksi usus yang sederhana. Jepitan cincin hernia akan

menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan

vena sehingga terjadi oedem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam

kantong hernia. Timbulnya oedem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin

bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi

nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi

hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses

lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.1

Hernia inguinalis dapat menjadi inkarserata dan strangulata. Mual, muntah, dan nyeri

abdomen yang berat dapat terjadi pada hernia strangulata. Hernia strangulata merupakan

suatu kondisi yang mengancam jiwa (gawat darurat) yang membutuhkan pembedahan

segera.1

21

BAB IV

ANALISIS KASUS

Laki-laki usia 75 tahun beralamatkan di Jalan tegal binangun lorong langgar RT

29 RW 09 Plaju ke IGD RSUD Palembang BARI pada tanggal 17/10/2015 dengan

keluhan ada keluar benjolan di kantong kemaluan kanan yang tidak dapat masuk ke

rongga perut. Dari anamnesis lebih lanjut diketahui bahwa ± 5 tahun SMRS timbul

benjolan pada kantong kemaluan kanan. Pasien mengaku benjolan di kantong kemaluan

kanan masih dapat keluar masuk kembali dan terjadi hilang timbul. Benjolan keluar saat

pasien berjalan lama, batuk, mengedan dan bekerja mengangkat beban yang berat.

Benjolan tersebut dapat masuk saat berbaring. Nyeri (-), mual (-), muntah (-). ± 2 jam

SMRS pasien mengaku keluar benjolan di kantong kemaluan kanan dan tidak dapat

masuk kembali walaupun dengan bantuan jari. Nyeri (+), mual (+), muntah (+), BAB (+),

flatus (+).

Pada pemeriksaan fisik status generalis, didapatkan pernapasan, nadi, tekanan

darah, dan suhu dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan fisik status lokalis pada regio

Scrotum Dextra : Inspeksi : Terdapat benjolan di kantung kemaluan sebelah kanan, warna

sesuai warna kulit, tidak kemerahan. Palpasi: Benjolan berukuran ± 8x4 cm, tidak teraba

hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, suhu sama dengan daerah sekitar, nyeri ada dan

benjolan tidak dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen. Tes Khusus transluminasi

(-).

Dari data-data diatas, dapat dipikirkan suatu hernia inguinalis dextra inkarserata.

Berdasarkan usia saat kejadian hernia merupakan hernia yang didapat dan hernia

dipikirkan karena benjolan bersifat kenyal, dan batas atas tidak jelas, yang dapat dicurigai

22

sebagai massa usus. Lokasi benjolan yang mencapai scrotum, dapat dipikirkan suatu

hernia inguinalis lateralis. Hernia bersifat irreponibel karena tidak dapat keluar masuk

cavum abdomen. Terdapat tanda-tanda terjadi pasase usus berupa mual, muntah pada

pasien ini, yang berarti hernia bersifat inkarserata.

Pada pemeriksaan fisik Benjolan yang bersifat kenyal dan berwarna sama dengan

sekitar dapat menyingkirkan pembesaran testis karena orchitis yang akan terlihat tanda-

tanda radang dan batasnya jelas. Batas atas benjolan yang tidak jelas juga dapat

menyingkirkan benjolan-benjolan lain seperti tumor atau radang.

Pemeriksaan khusus yang dilakukan adalah test transluminasi yang hasilnya

negatif yang berarti bahwa benjolan tidak berisi cairan sehingga bisa menyingkirkan

kemungkinan adanya hidrokel communican. Pemeriksaan penunjang lain adalah

pemeriksaan laboratorium; nilai leukosit yang normal dapat digunakan untuk

menyingkirkan kemungkinan terjadinya peradangan pada regio inguinalis dan skrotalis.

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien ini

didiagnosa dengan hernia inguinalis dextra inkarserata. Penatalaksanaan pada penderita

yaitu dengan tatalaksana operatif. Prognosis pasien qou ad vitam dan quo ad functionam

adalah dubia ad bonam. Karena pada pasien ini telah didiagnosis dan penatalaksanaan

yang tepat.

23