laporan filtraasi kelompok 1
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 1
FILTRASI
Disusun oleh :
Kelompok 1
Dedi Meier Silaban 1007113662
Fajrina Qaishum 1007113681
Dwi Yuni Ernawati 1007113611
PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012
Abstrak
Filtrasi atau penyaringan merupakan pemisahan partikel zat padat dari fluida
dengan jalan melewatkan fluida melalui medium penyaring atau septum, dimana
zat padat tersebut tertahan. Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
memisahkan partikel padat (CaCO3) dari fluida cair dengan memakai media
berpori, untuk mengetahui prinsip kerja dari alat filtrasi plate and frame filter
press, menghitung nilai tahanan media (Rm) dan tahanan ampas (α) dari data
praktikum yang diperoleh, untuk mengetahui hubungan antara volum filtrat
tertampung (V) dengan waktu filtrasi (∆tf/∆V), dan untuk mengetahui hubungan
antara konsentrasi air pencuci (Cw) dengan volum air pencuci (Vwopt) Metode
yang digunakan adalah pressure filtration yaitu filtrasi yang dilakukan dengan
prinsip penekanan dengan alat filtrasi frame dan plate. Bahan yang digunakan
yaitu serbuk kalsium karbonat (CaCO3). Filtrasidijalankan secara batch dengan
pencucian cake dan bongkar pasang alat, dimana waktu yang diperlukan menjadi
waktu siklus. Dari percobaan dengan variasi laju alir yang dilakukan diperoleh
bahwa volume filtrasi berbanding lurus terhadap perubahan waktu per
perubahan volume filtrasi sedangkan untuk nilai tahanan ampas (α) dan nilai
tahanan media (Rm) yang tidak sesuai dengan teori yang disebabkan oleh
kebocoran alat filtrasi.
Kata Kunci:CaCo3, filtrasi, tahanan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah :
a. Menentukan Δtf / ΔV dengan menggunakan persamaan non compressible
cake
b. Menghitung α dan Rm pada tekanan dan konsentrasi larutan CaCO3
c. Menentukan hubungan Cw dan V (Volume pencuci) pada proses
pencucian akhir
d. Menentukan Vopt dan topt
1.2 Latar Belakang
Filtrasi atau penyaringan merupakan pemisahan partikel zat padat dari
fluida dengan jalan melewatkan fluida itu melalui medium penyaring atau septum,
dimana zat padat itu bertahan. Operasi filtrasi dijalankan untuk memisahkan
bahan-bahan sehingga diperoleh bahan yang diinginkan yaitu padatan atau
cairannya dan bahkan kedua-duanya. Operasi filtrasi sangat diperlukan dalam
industri kimia terutama yang menghasilkan campuran padat-cair. Contoh-contoh
operasi filtrasi di pabrik-pabrik antara lain :
Pabrik gula menjalankan operasi filtrasi untuk memisahkan larutan gula
dengan padatan-padatan pengotor.
Pemisahan senyawa garam dari suspensinya.
Industri pemurnian air, dll.
Agar proses filtrasi berjalan cepat biasanya dapat dimodifikasi umpan
dengan cara pemanasan, rekistralisasi, atau dengan penambahan filter aid yaitu
suatu senyawa yang dapat mengurangi kompresibililitas cake, mengurangi
penetrasi partikel kecil lain yang tidak diharapkan yang dapat menutupi pori-pori
membran sehingga mengurangi laju filtrasi.
Oleh karena banyaknya ragam bahan yang difiltrasi dan bermacam kondisi
operasi, jenis filter pun dapat dimodifikasi. Filtrasi sering diterapkan pada proses-
proses biologis seperti memisahkan ekstrak juice atau memisahkan
mikroorganisme dari medium fermentasinya. Pada proses-proses pemisahan yang
sulit, proses filtrasi konvesional harus didukung dengan teknologi lain agar filtrasi
lebih praktis, cepat, dan kualitas produk tidak terdegradasi.
Operasi filtrasi dapat dijalankan secara batch dan kontinu. Filter batch
yang paling banyak dikenal adalah Plate and Frame Filter Press sedangkan filter
kontinu adalah Oliver Drum Type Filter. Pada opersi batch, alat harus dibongkar
untuk pengambilan cake kemudian dipasang kembali, sehingga ada masalah
waktu bongkar pasang. Pada opersai secara kontinu, pengambilan cake dengan
mengeruknya terus-menerus dengan pisau. Jadi operasi batch lebih lama dan
relatif lebih mahal serta terbatas untuk skala kecil.
Filtrasi yang dilakukan pada percobaan ini cukup sederhana, tetapi dari
percobaan ini diharapkan kita dapat menerapkan teori-teori tentang filtrasi dan
penggunaannya. Pada praktikum ini digunakan press filter berupa Plate And
Frame Filter Press. Filter ini terdiri atas plate and frame yang tersusun secara
selang-seling. Plate terpisah dari frame dengan suatu filter cloth. Pressing
dilakukan untuk mendapatkan posisi plate dan frame yang sesuai dan dikerjakan
dengan putaran manual dan putaran hidrolik. Slurry dimasukkan melalui lubang-
lubang frame dan filtrat mengalir melalui cloth ditiap sisi sehingga 2 produk
(slurry dan cake) terbentuk secara simultan di tiap ruang penyaringan.
1.3 Tinjauan Puastaka
Beberapa cara pemisahan mekanik fisik dapat diklasifikasikan menjadi
sebagai berikut (Geankoplis,1993) :
1. Filtration
Pemisahan dapat dilakukan karena adanya media filtrasi seperti kain, kanvas,
pasir. Pemilihan media filtrasi didasarkan atas :
a. Jumlah padatan yang dipisahkan
b. Tipe padatan
c. Viskositas dari fluida
2. Settling and sedimentation
Pada settling and sedimantation, partikel dipisahkan dari fluida dengan adanya
perbedaan gaya gravitasi dan densitas dari partikel tersebut.
3. Centrifugal settling and sedimentation
Proses pemisahan partikel dari fluida karena adanya gaya sentrifugal pada
berbagai ukuran dan densitas fluida.
4. Centrifugal filtration
Proses pemisahan yang dilakukan dengan filtrasi tetapi gaya sentrifugal yang
digunakan menyebabkan perbedaan tekanan dapat diabaikan.
5. Mechanical size reduction and separation
Pemisahan dilakukan dengan cara mengubah diameter partikel, kemudian
dipisahkan dengan ayakan.
Operasi filtrasi dijalankan dengan dua cara yaitu :
1. Filtrasi batch
Proses secara batch memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan
biaya yang lebih mahal.
2. Filtrasi kontinu
Proses filtrasi secara kontinu banyak diterapkan pada industri kimia. Analisis
operasi filtrasi ini dibagi dalam 3 tahap, yaitu :
a. Pembentukan cake,
b. Pencucian cake untuk membuang larutan
c. Pelepasan cake dari filter.
Berdasarkan gaya pendorong yang digunakan, dikenal bermacam-macam
filter yaitu gravity filters, plate and frame filter press dan continous rotary
vacuum filters (Brown, 1950). Tipe plate and frame filter press yang paling umum
digunakan dapat dilihat pada Gambar 1.1. Plate and frame filter press merupakan
jenis yang paling banyak diaplikasikan di industri umumnya terdiri atas tujuh
bagian medium filter dari logam yang saling menutupi secara renggang dan
tempat yang cukup untuk menampung cake sampai filtrasi selesai.
Gambar 1.1 Plate and frame filter press
Jenis lain adalah rotary vacuum filter. Filter jenis ini banyak digunakan
pada industri skala besar dikarenakan dapat menangani padatan yang sulit difilter,
dan banyak dilengkapi sarana otomatis sehingga tenaga manual yang dibutuhkan
tidak terlalu banyak. Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bentuk dari filter jenis ini.
Gambar 1.2 Rotary Vacuum filter
Berdasarkan prinsip kerjanya, filtrasi dapat dibedakan menjadi:
1. Pressure Filtration
Merupakan filtrasi yang dilakukan dengan prinsip penekanan.
2. Gravity Filtration
Merupakan filtrasi yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan
cairan.
3. Vacuum Filtration
Merupakan filtrasi yang dilakukan dengan prinsip hampa udara untuk
mengalirkan cairan. Alat filtrasi dengan prinsip hampa udara dapat dilihat
pada Gambar 1.3. Filter ini dilengkapi drum yang terus berputar. Tekanan di
luar drum adalah tekanan atmosferik, tetapi di dalam drum mendekati vakum.
Drum ini dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung suspensi padatan
yang akan difilter, lalu drum diputar dengan kecepatan rendah selama operasi.
Cairan tertarik melewati filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan padatan
akan tertinggal di permukaan luar drum membentuk cake pada proses.
Gambar 1.3 Drum vacuum filter
Jika cake akan diambil dari drum, putaran drum dihentikan, drum
dikeluarkan dari fasa cair, cake dicuci, dikeringkan, dan kemudian diambil.
Pengambilan padatan dari drum dilakukan dengan sejenis pisau yang juga
bermacam-macam jenis dan disainnya bergantung jenis cake.
Gambar 1.4 Rotary Vacuum filter
Operasi filtrasi yang dilakukan dalam laboratorium adalah batch filtration
dan pada percobaan ini termasuk Pressure Filtration, yang dilakukan dengan alat
Plate and Frame Filter Press. Keuntungan filter jenis ini adalah:
1. Biaya relatif murah
2. Perawatan mudah
3. Sangat fleksibel
Pada filtrasi dikenal dua media filter, yaitu :
1. Media primer
Yaitu filter pembantu dapat berupa kain, kanvas, kertas saring (dalam hal ini
dipakai kain).
2. Media sekunder
Yaitu medium filter yang sesungguhnya, yang terbentuk karena adanya
padatan-padatan yang tertahan oleh medium filter primer.
Septum atau medium penyaring pada setiap filter harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat
yang cukup jernih.
2. Tidak mudah tersumbat
3. Harus tahan secara kimia kuat secara fisik dalam kondisi proses.
4. Harus memungkinkan penumpukan ampas dan pengeluaran ampas secara
total dan bersih
5. Tidak boleh terlalu mahal. (Mc. Cabe, 1993)
Berdasarkan kompresibilitasnya, cake dapat dibedakan menjadi :
1. Compressible cake
Compressible cake adalah cake yang mengalami perubahan struktur karena
adanya tekanan, sehingga ruang kosong dalam cake semakin kecil, akibatnya
penahanan semakin besar dan filtrasi semakin sulit dilakukan. Nilai koefisien
kompresibilitas (s) untuk cake jenis ini adalah 0,1 < s < 0,8. Untuk
mengestimasi efek faktor kompresibilitas, diasumsikan resistansi spesifik
adalah fungsi dari AP menurut hubungan:
α=α ' ( Δ P )S (1)
Nilai ' dan s mudah ditentukan dengan memplot log terhadap log P. Jika
nilai s besar umpan harus dipretreatment dengan penambahan filter aid.
2. Non compressible cake
Non compressible cake adalah cake yang tidak mengalami perubahan struktur
karena adanya penekanan. Sebenarnya cake seperti ini tidak ada tetapi pada
percobaan ini cake dianggap non compressible karena perbedaan tekanan
sangat kecil. Koefisien kompressibilitasnya adalah nol.
Operasi filtrasi dapat dilakukan pada dua kondisi yang berbeda yaitu pada
pressure drop konstan (kecepatan filtrasi menurun) dan pada pressure drop
meningkat (kecepatan filtrasi tetap). (Brown,1950). Percobaan ini dilakukan pada
pressure drop konstan, pada keadaan ini semakin lama waktu filtrasi, cake yan
terbentuk pada filter cloth akan semakin tebal dan akan menahan aliran slurry
berikutnya. Ini menyebabkan kecepatan filtrasi akan menurun. Kelemahan utama
proses ini adalah sulitnya mempertahankan pressure drop yang konstan. Oleh
karena itu, kran pengatur tekanan harus benar-benar diperhatikan, supaya selama
filtrasi dan pencucian perubahan pressure drop relatif kecil.
Dalam filtrasi umpan dapat berupa campuran gas-padat atau cairan-
padatan. Diameter padatan bisa sangat halus atau sangat kasar tergantung pada
jenis partikel dari padatan tersebut. Produk yang dihasilkan pada proses filtrasi
dapat berupa padatan maupun cairan. Pada Gambar 1.5 dapat dilihat skematis
pemasukan umpan ke dalam media filtrasi untuk proses batch.
Gambar 1.5 Skematis pemasukan umpan pada proses batch
Campuran turun dari media filtrasi dikarenakan adanya perbedaan tekanan
antara kedua sisi media filtrasi sehingga dapat dipisahkan antara cairan dari
padatannya. Aliran fluida dalam media porous berbeda dengan aliran fluida
melalui pipa biasa. Dalam media porous, fluida akan mengalir melalui rongga-
rongga diantara partikel padatan sehingga perlu faktor koreksi untuk faktor friksi
untuk aliran fluida dalam media porous (Brown,1950).
1. Bilangan Reynolds
Dihitung berdasarkan diameter partikel ditambah faktor FRe
Re=ρ . v . DP
μ. FRe
(2)
2. Faktor Friksi
Faktor Friksi dalam perhitungan ditambah faktor Ff sehingga persamaan :
Lwf=v2 . L . f . Ff2. gc . Dp (3)
f=2 . gc . Dp . Lwf
L . v2 . Ff
f=2 . gc . Dp . (−ΔP ) . f
L . v2 . Ff . P (4)
Hubungan antara L dan V diperoleh dari neracaa massa padatan :
Massa padatan dalam cake = Massa padatan dalam slurr
(1−X ) L . A . ρ s =( v + L . A . X ) ρ . x
(1 -x ) (5)
L=v . ρ . xA [ ρs (1−x ) (1−X )−ρ . X . x ] (6)
Dengan menganggap aliran laminer :
f=64Re
(−Δp ) f =32 . L . v .μ . Ff
gc . Dp2 . FRe
(−Δp ) f =ρ . Lwf
V=[[ gc . Dp2 . FRe
32 . Ff] ][ [ ρ . Lwf
L . μ ] ]V=
K (−Δpc )L .μ
1A
dVdt
=K (−Δpc )L . μ (7)
Substitusikan persamaan (5) ke persamaan (6) :
1A
dVdt
=K . A[ ps (1-x ) . (1-X ) - ρ . X . x ] (- Δpc )
μ . V . ρ . x
dVdt
=K . A2 [ ps (1-x ) . (1-X ) - ρ . X . x ]( - Δpc )
μ. V . ρ . x
Didefinisikan besaran baru : Cv
CV=
μ . ρ . x 2K [ ps (1-x ) . (1-X ) - ρ . X . x ] (8)
Sehingga diperoleh persamaan :
dVdt
=A2 . (−ΔpC )2. CV . V (9)
Pada persamaan (9), (−Δpc) adalah tekanan sisi masuk cake dikurangi
tekanan sisi keluar cake. Pada kenyataannya, tekanan pada titik-titik tersebut tidak
dapat diukur. Yang dapat diukur adalah selisih tekanan slurry saat akan masuk
dan saat akan keluar dari filter. Jadi, tahanannya bukan dari cake saja, tetapi juga
tahanan yang ditimbulkan oleh saluran-saluran dalam filter dan media penyaring
primer. Jika tahanan tambahan ini dinyatakan dalam volume equivalent (Ve),
maka besarnya adalah = (2 . CV . Ve)/A2, sehingga persamaan (9) menjadi :
dVdt
=A2 . (−ΔpC )
2. CV . (V + Ve ) (10)
Persamaan ini juga dapat dituliskan menjadi :
dtfdV
=2. CV . (V + Ve )
A2 .(−ΔpC )
dtfdV
=2 . CV
A2 .(−ΔpC ). V +
2. CV
A2 .(−ΔpC ). Ve
(11)
Untuk keperluan percobaan, persamaan (11) dapat diubah menjadi finite
difference sebagai berikut :
ΔtfΔV
=2. CV
A2. (−ΔpC ). V +
2 . CV
A2 .(−ΔpC ). Ve
(12)
dengan anggapan pressure drop cukup rendah dan harganya konstan maka Cv
konstan, Ve konstan dan persamaan berupa garis lurus. Dengan mencatat waktu
filtrasi pada setiap volume filtrat tertampung ((V) konstan) maka bisa
diperoleh hubungan antara t/V dengan V sehingga dengan metoda Least
Square dapat dihitung haraga Cv dan Ve seperti gambar berikut :
Gambar 1.6 Grafik hubungan antara tf/V dengan V
Waktu filtrasi optimum adalah waktu yang diperlukan agar jumlah volume
filtrat per satuan waktu optimum. Dalam operasi filtrasi, yang disebut waktu
siklus adalah waktu keseluruhan yang diperlukan untuk melakukan proses filtrasi
yang merupakan jumlah dari waktu filtrasi sesungguhnya, waktu pencucian, dan
waktu bongkar pasang.
ts= tf + tw+ tp (13)
Waktu pencucian diperoleh dari :
tf =[dtf
dV]akhir . Vw
(14)
Dengan Vw adalah volume air pencuci yang digunakan. Penggabungan persamaan
(11) dan (13) diperoleh :
ts =2 . CV
A2 .(−Δp ). (V 2+ 2V . Ve )+
2. CV
A2 .(−Δp ). (V . Vw+ Ve)+ tp
Untuk mudahnya, jumlah air pencuci dinyatakan sebagai :
V w= K . V (15)
ts =
CV
A2 .(−Δp )[ (1 + 2K )V 2+ 2 (1 + K ) V . Ve ]+ tp
(16)
Pada kondisi optimum V/ts maksimal atau ts/V minimal :
a (ts/V )dV
= 0
tsV=
CV
A2 .(−Δp )[ (1 + 2K )V + 2 (1 + K ) Ve ]+ tp
V
Diperoleh :
V opt=√ A2 . (−ΔP)
CV
.tp(1 + 2K ) (17)
Dan waktu siklus optimum :
tsopt=
CV
A2 .(−Δp )[ (1 + 2K ) V
opt 2+ 2 (1 + K )V opt . Ve ]+ tp (18)
Untuk keperluan optimasi jumlah air pencuci yang digunakan, maka ke
dalam slurry ditambahkan zat warna yang mempunyai sifat tidak berkaitan secara
permanen dengan padatannya sehingga mudah dihanyutkan oleh aair pencucinya.
Kadar zat warna dalam cucian yang keluar filter dianalisa untuk mengetahui
seberapa jauh operasi pencucian dilakukan. Operasi pencucian dihentikan jika
kadar zat warna dalam air cucian konstan. Jumlah air pencuci yang digunakan
sampai titik ini dicatat sebagai Vwopt.
Analisa kadar zat warna dalam air cucian dilakukan dengan
membandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah diketahui
konsentrasinya. Dalam hal ini mata berfungsi sebagai detektor warna.
Gambar 1.7 Analisa kadar zat warna secara visual
a. Pengenceran biasa pada luas tabung yang sama
Jumlah zat warna sebelum pengenceran = Jumlah zat warna sesudah
pengenceran
CS . A . hS= CW . A . hW
Jika luas tabung sama, maka :
CS . hS= CW . hW
CW= CS .( hS /hW ) (19)
b. Pengenceran berulang
CS)→CS1
→CS2→
Bila hs = 2 hs0
C s1=1
2 CS0
C s2=1
4 CS0
¿12
CS 1
C sn
=(1 /2 )n CS0 , dimana n = 2x (20)
Persamaan (19) disubstitusikan ke persamaan (20) sehingga menjadi :
CW=CS0
2n.hshW (21)
Penentuan konsentrasi air cucian :
Sampel air cucian yang telah diambil didiamkan semalam. Warna air
cucian dibandingkan dengan warna larutan standar yang konsentrasinya
telah diketahui. Dilakukan pengenceran pada larutan standar sampai
warnanya benar-benar sama dengan larutan sampel. Larutan sampel pada
tabung diukur 5 cm dari dasar tabung. Tinggi larutan standar setelah
pengenceran dicatat.
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data : V, C, hs, hw, Cs0, n,
Vw, (-P), A, dan tp.
a. Menentukan Cv dan Ve
Persamaan yang digunakan :
ΔtfΔV
=2. CV
A2. (−ΔpC ). V +
2 . CV
A2 .(−ΔpC ). Ve
(22)
Untuk menghitung tf/V digunakan persamaan finite difference sebagai berikut :
1. Untuk data-data awal (Forward Finite Difference)
[ ΔtfΔV
]i=-3 tf i+(4 tf i+1 ) - ( tf i+2)2 ΔV (23)
2. Untuk data-data tengah (Central Finite Difference)
[ ΔtfΔV
]i=(- tf i-2 )+( tfi+1 )2 ΔV (24)
3. Untuk data-data akhir (Backward Finite Difference)
[ ΔtfΔV
]i=-3 tf i+(4 tf i+1 ) - ( tf i+2)2 ΔV (25)
Dari grafik hubungan antara tf/V Vs V dapat dicari slope dan intersepnya,
dimana:
Slope=2 CV
A2 .(−ΔP )
Intersep=2 CV
A2 .(−ΔP ). Ve
Maka dapat dihitung Cv dan Ve
b. Menentukan volume pencucian (Vw)
Persamaan yang digunakan :
CW= CS0
hshW
Dengan membuat grafik hubungan antara CW dan VW, maka harga VW dapat
dicari yaitu pada saat VW mencapai keadaan konstan atau mendekati konstan
dimana pada saat kurva CW Vs VW mendatar. Grafik hubungan CW Vs VW
dapat ditunjukkan oleh gambar berikut :
Gambar 1.8 Grafik hubungan CW Vs VW untuk penentuan VW opt
c. Menentukan Vopt dan tsopt
Digunakan persamaan :
V opt=√ A2 . (−ΔP)
CV
.tp(1 + 2K ) (26)
Dengan K=
Vwopt
V , maka :
tsopt=CV
A2 .(−Δp )[ (1 + 2K ) V
opt 2+ 2 (1 + K )V opt . Ve]+ tp
(27)
1.4. Hipotesis
Operasi filtrasi dengan plate and frame filter press pada pressure drop
konstan akan mengikuti persamaan non compressible cake :
dtfdV
=2 . CV
A2 .(−Δp ). V +
2. CV
A2 .(−Δp ). Ve
(28)
Harga tf/V dapat didekati dengan tf/V, sehingga grafik hubungan
antara tf/V dengan V adalah linear. Harga CV dan Ve dapat ditentukan dari
slope dan intersep dari persamaan garis yang diperoleh, maka waktu yang
diperlukan untuk filtrasi semakin lama. Hubungan CW dan VW diharapkan berupa
kurva lengkung ke bawah, dan akhirnya konstan, sehingga harga VW dapat dicari
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat Yang Digunakan
Plate and Frame Filter Press
Tangki umpan dan pencuci
Pengaduk
Gelas Ukur
Stopwatch
Alat-alat yang digunakan dirangkai sebagai berikut.
Gambar 2.1 Rangkaian alat filtrasi
Keterangan Gambar :
1. Tangki pencuci
2. Tangki Umpan
3. Pengaduk
4. Kran
5. Pompa
6. Manometer
7. a. Frame
b. Plate
8. Gelas ukur
2.2 Bahan Yang Digunakan
Serbuk Kalsium Karbonat (CaCO3)
Air 7 liter
Larutan standar 0.15 gr
Zat warna 1,5 gr
2.3 Prosedur Percobaan
a. Pembuatan slurry CaCO3
CaCO3 dan zat pewarna ditimbang untuk membuat slurry. Massa
CaCO3 yang akan ditimbang adalah 100 gram dan 300 gr serta 1,5
gram zat pewarna untuk masing-masingnya.
CaCO3 dan zat pewarna yang telah ditimbang dilarutkan ke dalam 7
liter air dan diaduk dengan motor pengaduk.
b. Pembuatan larutan standar
Zat warna sebanyak 0,15 gr dilarutkan dalam 1 liter air untuk membuat
larutan induk
c. Persiapan alat
Alat-alat dirangkai seperti pada gambar rangkaian alat, kran pencuci
air pada alat dibuka. Alat di uji kebocoran dahulu sebelum digunakan.
Pressure drop konstan dengan mengatur kran recycle. Filtrat
ditampung setiap 100 cm3 dan dicatat waktunya.
Filtrasi dihentikan apabila tidak ada lagi filtrat keluar ataupun bila
terjadi kavitasi.
d. Pencucian
Kran air pencuci pada alat dibuka dan air pencuci yang keluar
ditampung.
Setiap 200 cm3 diambil sampelnya untuk ditentukan konsentrasinya.
Pencucian dihentikan apabila warna air cucian relatif konstan
e. Bongkar Pasang Alat
Plate and Frame Filter press dibongkar untuk membersihkannya dari
cake dan kotoran.
Filter cloth dicuci, kemudian alat filtrasi dipasang lagi untuk operasi
selanjutnya.
Waktu bongkar pasang dicatat.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Menentukan ∆tf/∆V dengan Menggunakan Persamaan Non Compressible
Cake
Berat CaCO3 : 100 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 0,01 liter/s (rendah)
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan untuk CaCO3 100 gram dan laju alir 0,01liter/s
No Vw (ml) ΔV (ml)tf
(detik) ∆tf/∆v1 200 200 20,09 0,13082 400 200 42,99 0,0761753 600 200 59,37 0,0964 800 200 78,04 0,08785 1000 200 95,65 0,0902256 1200 200 113,36 0,08227 1400 200 130,4 0,098158 1600 200 148,64 0,0700759 1800 200 164,1 0,0961510 2000 200 182,45 0,08302511 2200 200 199,04 0,065212 2400 200 215,6 0,100413 2600 200 239,2 0,08907514 2800 200 251,23 0,07007515 3000 200 267,23 0,08557516 3200 200 285,46 0,0946517 3400 200 305,09 0,0858518 3600 200 319,8 0,0777519 3800 200 336,19 0,08007520 4000 200 351,83 0,080521 4200 200 368,39 0,11177522 4400 200 396,54 0,11097523 4600 200 412,78 0,08087524 4800 200 428,89 0,05157525 5000 200 443,78 0,14092526 5200 200 467,82 0,0629
No Vw (ml) ΔV (ml) tf ∆tf/∆v
(detik)27 5400 200 483,57 0,11267528 5600 200 505,66 0,1036529 5800 200 526,86 0,120630 6000 200 549 0,04072531 6200 200 567,18 0,23242532 6400 200 605,43 33 6600 200 627,21
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 70000
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.16
f(x) = − 2.59149054505045E-07 x + 0.0900175287356324R² = 0.000435179023672738
Vw (ml)
∆
tf/∆v
Gambar 3.1 Kurva hubungan Δtf/ΔV (s/ml) dengan V (ml) untuk CaCO3 100
gram pada laju alir 0,01 liter/s
Berat CaCO3 : 100 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 0,03 liter/s (cepat)
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan untuk CaCO3 100 gram dan Laju Alir
0,03 liter/s
No Vw (ml) ΔV (ml) tf (detik) ∆tf/∆v1 200 200 4,18 0,03392 400 200 10,53 0,02757
5
No Vw (ml) ΔV (ml) tf (detik) ∆tf/∆v
3 600 200 16,02 0,028875
4 800 200 21,46 0,02345 1000 200 26,23 0,023056 1200 200 31,18 0,029857 1400 200 36,81 0,02542
58 1600 200 41,76 0,02227
59 1800 200 46,44 0,024310 2000 200 51,57 0,02992
511 2200 200 57,24 0,0255512 2400 200 62,28 0,01817
513 2600 200 67,18 0,04887
514 2800 200 74,61 0,0098515 3000 200 77,35 0,020416 3200 200 81,63 0,01952
517 3400 200 86,31 0,0329518 3600 200 92,54 0,02882
519 3800 200 98,05 0,0263520 4000 200 103,05 0,01997
521 4200 200 107,51 0,030422 4400 200 112,9 0,0128523 4600 200 116,91 0,03967
5 24 4800 200 123,8 0,021525 5000 200 128,6 0,0292526 5200 200 134,4 0,03232
527 5400 200 140,1 0,0202528 5600 200 144,27 0,0211529 5800 200 148,68 0,02172
530 6000 200 153,45 0,02392
531 6200 200 159,07 32 6400 200 166,36
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 70000
2
4
6
8
10
12f(x) = NaN x + NaNR² = 0
Vw (ml)
∆tf/∆
v
Gambar 3.2 Kurva Hubungan Δtf/ΔV (s/ml) dengan V (ml) untuk CaCO3 100
gram pada laju alir 0,03 liter/s
Berat CaCO3 : 300 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 0,01 liter/s (lambat)
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan untuk CaCO3 300 gram dan laju alir
0,01369 liter/s
No Vw (ml) ΔV (ml) tf (detik) ∆tf/∆v1 200 200 5,76 0,00272 400 200 8,91 0,04943 600 200 17,28 0,02294 800 200 22,63 0,0389755 1000 200 29,52 0,023256 1200 200 34,6 0,0327257 1400 200 40,54 0,0191758 1600 200 45,27 0,0364
9 1800 200 51,79 0,02097510 2000 200 56,79 0,03527511 2200 200 63,4 0,03082512 2400 200 69,12 0,02857513 2600 200 74,83 0,0361
No Vw (ml) ΔV (ml) tf (detik) ∆tf/∆v14 2800 200 83,56 0,030615 3000 200 87,07 0,02082516 3200 200 91,89 0,023417 3400 200 96,43 0,02687518 3600 200 102,64 0,028819 3800 200 107,95 0,02712520 4000 200 113,49 0,0301521 4200 200 120,01 0,03307522 4400 200 126,22 0,028923 4600 200 131,62 0,020424 4800 200 136,26 0,026925 5000 200 142,02 0,0269526 5200 200 148,54 0,05572527 5400 200 157,32 0,023828 5600 200 161,37 29 5800 200 164 30 6000 200 172
0 800 1600 2400 3200 4000 4800 5600 64000
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
f(x) = − 4.08285440613028E-07 x + 0.0290599206349206R² = 0.00361197580962624
Vw (ml)
dt/d
v
Gambar 3.3 Kurva Hubungan Δtf/ΔV (s/ml) dengan V (ml) untuk CaCO3 300
gram pada laju alir 0,01liter/s
Berat CaCO3 : 300 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 0,03 liter/s (cepat)
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan untuk CaCO3 300 gram dan Laju Alir 0,03 liter/s
No Vw (ml) ΔV (ml) tf (detik) ∆tf/∆v1 200 200 5,67 0,0252752 400 200 11,11 0,0373 600 200 17,32 0,0146754 800 200 21,15 0,0297755 1000 200 26,77 0,0213756 1200 200 31,72 0,03517 1400 200 38,02 0,022958 1600 200 42,88 0,027459 1800 200 48,28 0,053110 2000 200 53,5 0,05211 2200 200 58,68 0,05212 2400 200 63,9 0,055113 2600 200 69,7 0,0605
14 2800 200 76 0,044815 3000 200 78,66 0,0396516 3200 200 83,93 0,0573517 3400 200 90,13 0,056218 3600 200 95,17 0,02222519 3800 200 99,8 0,02332520 4000 200 104,8 0,02912521 4200 200 110,47 0,01332522 4400 200 115,83 0,06867523 4600 200 126,58 0,02012524 4800 200 131,36 0,391325 5000 200 137,65
0 1000 2000 3000 4000 5000 60000
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
f(x) = 1.9513695652174E-05 x + 0.0033990942028985R² = 0.139043296449602
Series2
Linear (Series2)
V
Δtf/Δ
V
Gambar 3.4 Kurva Hubungan Δtf/ΔV (s/ml) dengan V (ml) untuk CaCO3 400
gram pada laju alir 0,03 liter/s
Percoabaan filtrasi dilakukan dengan menyaring cake berupa slurry CaCO3.
Massa CaCO3 divariasikan, yaitu 100 dan 300 gram dengan volume air 7 liter dan
laju alir rendah dan tinggi. Pada penyaringan cake 100 gram dalam 7 liter air,
terjadi kenaikan waktu penyaringan terhadap volume filtrat, demikian juga untuk
cake 300 gram laju filtrasi rendah dan tinggi..
Untuk penyaringan dengan laju alir rendah 0,01 liter/sekon dengan massa cake
100 dan 300 gram didapatkan nilai Δtf/ΔV yang flukuatif (Gambar 3.1 dan 3.3).
hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa waktu yang dibutuhkan untuk filtrat
berbanding lurus dengan perubahan volume filtrate Geankoplis, 1993). Hal ini
disebabkan oleh faktor-faktor teknis seperti kebocoran pada pipa filter, batas
volume pada gelas ukur dengan ditandai garis hitam, penampungan filtrat
ditampung pada gelas ukur 2 liter padahal air yang dicampurkan pada cake
sebanyak 7 liter. Sehingga pada saat gelas ukut penuh dengan filtrat, filtrat
dibuang. Pada saat pembuangan ini filtrat yang keluar ditampung sementara di
wadah lain dan kemudian dimasukkan kembali ke gelas ukur. Ketika pemasukan
ini volume filtrat terlihat sudah melebihi batas garis hitam sehingga pengukuran
terhadap waktu menjadi kurang akurat. Kesalahan teknis ini juga terjadi pada
filtrasi dengan laju alir tinggi 0,03 liter/sekon dan massa CaCO3 100 dan 300 gram
sehingga tidak terjadi kenaikan waktu filtrasi (Δtf) terhadap perubahan volume
(Gambar 3.2 dan 3.4).
Dari Gambar 3.1 dan 3.3, penyaringan CaCO3 100 dan 300 gram dengan laju
alir rendah (0,01 liter/sekon) terlihat bahwa nilai waktu penyaringan per
perubahan volume terbesar terjadi pada saat volume 5 liter untuk CaCO3 100 gram
dan 5,2 liter untuk CaCO3 300 gram. Gambar 3.2 dan 3.4, penyaringan CaCO3 100
dan 300 gram dengan laju alir rendah (0,03 liter/sekon) terlihat bahwa nilai waktu
penyaringan per perubahan volume terbesar terjadi pada saat volume 2,6 liter
untuk CaCO3 100 gram dan 4,4 liter untuk CaCO3 300 gram.
Pada volume yang sama, 2400 ml dan laju alir lambat, nilai waktu
penyaringan per perubahan volume pada CaCO3 100 dan 300 gram adalah 0,1004
dan 0,0285 sekon/ml. Waktu penyaringan per perubahan volume untuk CaCO3
300 gram lebih cepat daripada CaCO3 100 gram. Hal ini tidak sesuai dengan teori
yaitu, waktu filtrasi berbanding lurus dengan massa cake atau konsentrasi cake.
Untuk penyaringan dengan laju alir cepat dan ketika volume filtrate 2400 ml, nilai
waktu penyaringan per perubahan volume pada CaCO3 100 dan 300 gram adalah
0.0181 dan 0.0551 sekon/ml. Hal ini sesuai dengan teori yang ada.
Meskipun laju alir telah diatur sebesar 0,01 liter/s dan 0,03 liter/sekon, namun
laju alir filtrat yang keluar tidak salamamanya sebasar itu. Ini terjadi karena
padatan CaCO3 yang ada di fluida ternyata tidak dapat tercampur dengan rata
meskipun telah dulakukan pengadukan dengan kecepatan konstan. Terlihat pada
saat proses filtrasi masih terdapat endapan CaCO3 didasar wadah. Padatan yang
tidak tercampur rata mempengaruhi laju alir yang di hisap selang dan akhirnya
mempengaruhi laju alir filtrat yang keluar. Cake CaCO3 juga akan bertindak
sebagai media sekunde ketika menempel pada media primer pada proses
penyaringan. Hal ini akan menghambat laju filtrasi karena adanya penghalang
filtrate melewati penyaring primer. Jumlah padatan CaCO3 akan menimbulkan
gaya tahanan yang besarnya bereda-beda pula. Saat laju alir fluida yang masuk
tidak konstan, maka laju alir filtrat yang keluar juga tidak konstan.
3.2 Menentukan Hubungan Cw Dan V pada Proses Pencucian Filter
a. Berat CaCO3 : 100 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 0,009 liter/s (lambat)
Zat warna : 1,5 gram
Waktu cuci : 87 s
Waktu bongkar: 631 s
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan untuk CaCO3 100 gram dan laju alir 0,009 liter/s
No V (ml)hw
(cm)hs
(cm) Cso (mg/L) Cw (mg/L)1 200 3 5,1 0,00015 0,0002552 400 3 5 0,00015 0,000253 600 3 4 0,00015 0,00024 800 3 3,7 0,00015 0,0001855 1000 3 3,6 0,00015 0,000186 1200 3 3,5 0,00015 0,0001757 1400 3 3,5 0,00015 0,0001758 1600 3 3,3 0,00015 0,0001659 1800 3 3,3 0,00015 0,00016510 2000 3 3,3 0,00015 0,00016511 2200 3 3,2 0,00015 0,0001612 2400 3 3,2 0,00015 0,0001613 2600 3 3,1 0,00015 0,00015514 2800 3 3,1 0,00015 0,00015515 3000 3 3,1 0,00015 0,000155
16 3200 3 3,1 0,00015 0,00015517 3400 3 3,1 0,00015 0,000155
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 40000
2
4
6
8
10
12
Vw
Cw
Gambar 3.5 Kurva Hubungan Cw (mg/L) dengan V (ml) untuk CaCO3 100
gram pada laju alir 0,009 liter/s
b. Berat CaCO3 : 100 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 0,03 liter/s (cepat)
Zat warna : 1,5 gram
Waktu cuci : 75 s
Waktu bongkar : 582 s
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan untuk CaCO3 100 gram dan laju alir 0,03 liter/s
No V (ml)hw
(cm)hs
(cm)Cso
(mg/L)Cw
(mg/L)1 200 3 6,3 0,00015 0,000315
2 400 3 5 0,00015 0,000253 600 3 4,5 0,00015 0,0002254 800 3 4 0,00015 0,00025 1000 3 3,7 0,00015 0,0001856 1200 3 3,7 0,00015 0,0001857 1400 3 3,6 0,00015 0,000188 1600 3 3,5 0,00015 0,0001759 1800 3 3,4 0,00015 0,0001710 2000 3 3,4 0,00015 0,0001711 2200 3 3,3 0,00015 0,00016512 2400 3 3,2 0,00015 0,00016
No V (ml)hw
(cm)hs
(cm)Cso
(mg/L)Cw
(mg/L)13 2600 3 3,2 0,00015 0,0001614 2800 3 3,2 0,00015 0,00016
0 500 1000 1500 2000 2500 30000
5.00000000000002E-05
0.0001
0.000150000000000001
0.000200000000000001
0.000250000000000001
0.000300000000000001
0.000350000000000001
Vw
Cw
Gambar 3.6 Kurva Hubungan Cw (mg/L) dengan V (ml) untuk CaCO3 100
gram pada laju alir 0,03 liter/s
c. Berat CaCO3 : 300 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 0,01 liter/s (lambat)
Zat warna : 1,5 gram
Waktu cuci : 87 s
Waktu bongkar : 565 s
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan untuk CaCO3 300 gram dan laju alir 0,01 liter/s
No V (ml) hw hs Cso Cw1 200 3 6,5 0,00015 0,0003252 400 3 6 0,00015 0,00033 600 3 5,6 0,00015 0,000284 800 3 5,3 0,00015 0,0002655 1000 3 4,8 0,00015 0,00024
No V (ml) hw hs Cso Cw6 1200 3 4,7 0,00015 0,0002357 1400 3 4,2 0,00015 0,000218 1600 3 3,8 0,00015 0,000199 1800 3 3,8 0,00015 0,0001910 2000 3 3,8 0,00015 0,0001911 2200 3 3,8 0,00015 0,0001912 2400 3 3,8 0,00015 0,0001913 2600 3 3,8 0,00015 0,0001914 2800 3 3,8 0,00015 0,0001915 3000 3 3,8 0,00015 0,0001916 3200 3 3,8 0,00015 0,0001917 3400 3 3,8 0,00015 0,00019
0 400 800 1200 1600 2000 2400 2800 3200 36000
0.00005
0.0001
0.00015
0.0002
0.00025
0.0003
0.00035
Vw
Cw
Gambar 3.7 Kurva Hubungan Cw (mg/L) dengan V (ml) untuk CaCO3 300
gram pada laju alir 0,01 liter/s
d. Berat CaCO3 : 300 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 0,03 liter/s (cepat)
Zat warna : 1,5 gram
Waktu cuci : 82 s
Waktu bongkar : 578 s
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan untuk CaCO3 300 gram dan laju alir 0,03 liter/s
No V (ml)hw
(cm)hs
(cm)Cso
(mg/L)Cw
(mg/L)1 200 3 4,7 0,000015 0,00002352 400 3 4 0,000015 0,000023 600 3 3,8 0,000015 0,0000194 800 3 3,7 0,000015 0,00001855 1000 3 3,7 0,000015 0,00001856 1200 3 3,7 0,000015 0,00001857 1400 3 3,7 0,000015 0,00001858 1600 3 3,7 0,000015 0,00001859 1800 3 3,6 0,000015 0,00001810 2000 3 3,6 0,000015 0,00001811 2200 3 3,6 0,000015 0,00001812 2400 3 3,6 0,000015 0,00001813 2600 3 3,6 0,000015 0,00001814 2800 3 3,6 0,000015 0,000018
0 400 800 1200 1600 2000 2400 2800 32000
0.000005
0.00001
0.000015
0.00002
0.000025
Vw
Cw
Gambar 3.8 Kurva Hubungan Cw (mg/L) dengan V (ml) untuk CaCO3 300
gram pada laju alir 0,03 liter/s
PembahasanDidalam proses pencucian (backwasing) dilakukan terlebih dahulu
pembuatan larutan standar dengan 0,15 gr zat warna yang dilarutkan dalam 1 liter
air. Hal ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi pada fluida serta sejauh mana
operasi pencucian telah dilakukan, dengan cara membandingkan warna larutan
standar dengan filtrat hasil cucian. Dalam hal ini mata praktikan berfungsi sebagai
detektor. Dari seluruh pencucian didapatkan konsentrasi zat warna pada filtrat
semakin lama semakin menurun. Ini dapat dilihat berdasarkan Gambar 3.5 sampai
Gambar 3.8.
Pada kurva tersebut semakin bertambahnya volume filtrat maka semakin
menurun konsentrasi dari air pencucian. Hasil yang didapatkan berdasarkan
gambar telah sesuai dengan teori yang ada (melengkung kebawah). Namun
penurunan konsentrasi pada kurva tidak seluruhnya menurun, tetapi terdapat pula
beberapa titik air pencucian memiliki konsentrasi yang sama. Dikarenakan alat
pendetektor warna pada praktikum hanya menggunakan mata manusia
(praktikan), menyebabkan akurasi dari analisa tersebut kurang akurat.
Dari Gambar 3.5; 3.6; 3.7; dan 3.8, didapat nilai Vwopt dengan cara
menganalisis pada volume keberapa konsentrasi air cucian mulai konstan. Untuk
CaCO3 100 gram dengan laju alir lambat dan cepat, Vwopt nya secara berurutan
adalah 2600 dan 2400ml, sedangkan pada CaCO3 300 gram dengan laju air lambat
dan cepat adalah 1600 dan 1800 ml.
Dari data dapat di hitung volume optimal untuk filtrasi 100 gram CaCO3
pada laju alir 0,01 liter/s dan untuk filtrasi 100 gram CaCO3 pada laju alir 0,03
liter/s berturut-turut adalah 4078,113 m3 dan 24751,39 m3. Sedangkan untuk
volume optimal untuk filtrasi 300 gram CaCO3 pada laju alir 0,01 liter/s yaitu
0,00206848 sedangkan untuk filtrasi 300 gram CaCO3 pada laju alir 0,03 liter/s
tidak dapat dihitung karena nilai dari Cv negatif. Perhitungan nilai Cv bernilai
negatif dapat dilihat pada lampiran.
3.3 Menentukan Nilai Tahanan Ampas (α) dan Tahanan Media (Rm) pada
Variasi Laju Alir dan Konsentrasi CaCO3
Pada percobaan ini terjadi proses penyaringan yang dilakukan oleh 2 media.
Yang pertama adalah media primer, yaitu media yang merupakan filter yang
terbuat dari kain atau kanvas berpori. Dan yang kedua merupakan media
sekunder, yaitu media sesungguhnya yang terbentuk dari cake yang tertahan
sebelumnya oleh media primer. Berdasarkan data percobaan maka didapatlah nilai
tahanan cake (α) dan juga nilai tahanan media (Rm) seperti tabel dibawah ini:
No RunMassa CaCo3 α (m/kg) Rm (m-1)
1 Run 1 100 1,07 x 102 6,88 x 105 2 Run 2 100 4,57 x 103 1,41 x 106 3 Run 3 300 180 9,98 x 105 4 Run 4 300 8,98 x 102 1,03 x 105
Menurut teori semakin tinggi konsentrasi slurry maka tahanan ampas ()
semakin kecil dan tahanan pada media filtrasi (Rm) semakin besar
(Geankoplis,1993), tetapi hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori. Nilai
untuk tahanan ampas dan tahanan pada media filtrasi tidak konstan walaupun
hampir mengikuti dasar teori yang ada. Ini disebabkan oleh alat filtrasi yang bocor
sehingga tahanan untuk media primer dan sekunder yang didapatkan tidak sesuai.
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Pada laju alir yang sama tetapi dengan massa CaCO3 yang berbeda akan
menghasilkan waktu filtrasi yang lebih lama pada massa yang lebih
besar.
2. Semakin besar volume filtrasi maka nilai Cw akan menuju ke nilai yang
konstan.
3. Tahanan ampas (α) dan tahanan media filtrasi (Rm) semakin kecil
untuk setiap kenaikan jumlah CaCO3 yang ditambahkan.
4. Nilai (m/kg) yang didapat pada percobaan pada penggunaan CaCO3
100 gram pada laju alir 0,01 liter/s dan 0,03 liter/s serta pada
penggunaan CaCO3 300 gram pada laju alir 0,01 liter/s dan 0,03 liter/s
berturut-turut adalah 1,07 x 102; 4,57 x 103; 180; dan 8,98 x 102
5. Nilai Rm (m-1) yang didapat pada percobaan pada penggunaan CaCO3
100 gram pada laju alir 0,01 liter/s dan 0,03 liter/s serta pada
penggunaan CaCO3 400 gram pada laju alir 0,01 liter/s dan 0,03 liter/s
berturut-turut adalah 6,88 x 105; 1,41 x 106; 9,98 x 105; 1,03 x 105 .
4.2. Saran
1. Dalam penentuan konsentrasi air pencucian diharapkan lebih teliti karna
akan berpengaruh terhadap analisa konsentrasi filtrat.
2. Saat menentukan waktu filtrasi dibutuhkan ketepatan dalam melihat
volume saat mencapai batas yang ditentukan agar waktu yang diperoleh
akurat.
3. Lebih berhati-hati terhadap alat yang dipakai seperti gelas ukur yang
berbahan kaca dengan tempat yang kurang safety.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Proses Filtrasi. http://id.
Shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2231949-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-proses/#ixzz2A6dUrCoC. [ Diakses tanggal 1 November
2012]
Cabe. Mc. W. L, dkk. 1985. Unit Opertaion of Chemical Engineering, edisi ke 5,
Mc Graw Hill Book Co. Inc, New York.
Coulson, J. M and Richardson, J. F. 2005. An Introduction to Chemical
Engineering Design, Vol.6, 4th edition., Elsevier Butterworth-
Heinemann, United Kingdom.
Departemen Teknik Kimia ITB. 2007. Panduan Pelaksanaan Laboraturium
Instruksional I/II, Modul Filtrasi. Bandung : ITB.
Geankoplis, C.J. 1993. Transport Process and Unit Operation, 3rd edition,
Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
Larian, M. G. 1958. Fundamentals of Chemical Engineering Operations,Prentice
Hall Inc, New Jersey.
Palaka. 2010. Filtrasi Cepat. http://bhupalaka.files.wordpress.com/2010/12/filter
_cepat.pdf. [ Diakses tanggal 1 November 2012].
Tim penyusun. Penuntun Praktikum Laboratorium Teknik Kimia I. Fakultas
Teknik. Universitas Riau. 2011.
LAMPIRAN BMenentukan ∆tf/∆V dengan Menggunakan Persamaan Non Compressible
Cake
1. Berat CaCO3 : 100 gram
Laju alir : 10 mL/s (rendah)
Volume air : 7 liter
Vw1 = 200 mL Vw2 = 400 mL Vw3 = 600 mL
ΔV1 = 200 mL ΔV2 = 200 mL ΔV3 = 200 mL
tf1 = 20.09 detik tf2 = 42.99 detik tf3 = 59.37 detik
ΔtfΔv
=¿¿ = ((−3 x 20.09 )+(4 x 42.99 )−(59.37 ))
(2x 200) = 0.1038
Untuk perhitungan ΔtfΔv
dengan tf yang lain, dapat dihitung dengan rumus seperti
yang di atas.
2. Berat CaCO3 : 100 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 30 mL/s (cepat)
Vw1 = 200 mL Vw2 = 400 mL Vw3 = 600 mL
ΔV1 = 200 mL ΔV2 = 200 mL ΔV3 = 200 mL
tf1 = 4.18 detik tf2 = 10.53 detik tf3 = 16.02 detik
ΔtfΔv
=¿¿ = ((−3 x 4.18 )+( 4 x10.53 )−(16.02 ))
(2 x200) =0.0339
Untuk perhitungan ΔtfΔv
dengan tf yang lain, dapat dihitung dengan rumus seperti
yang di atas.
3. Berat CaCO3 : 300 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 10 mL/s (lambat)
Vw1 = 200 mL Vw2 = 400 mL Vw3 = 600 mL
ΔV1 = 200 mL ΔV2 = 200 mL ΔV3 = 200 mL
tf1 = 5.76 detik tf2 = 8.91 detik tf3 = 17.28 detik
ΔtfΔv
=¿¿ = ((−3 x5.76 )+(4 x 8.91 )− (17.28 ))
(2 x200) = 0,0027
Untuk perhitungan ΔtfΔv
dengan tf yang lain, dapat dihitung dengan rumus seperti
yang di atas.
4. Berat CaCO3 : 300 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 30 mL/s (cepat)
Vw1 = 200 mL Vw2 = 400 mL Vw3 = 600 mL
ΔV1 = 200 mL ΔV2 = 200 mL ΔV3 = 200 mL
tf1 = 5.67 detik tf2 = 11.11 detik tf3 = 17.32 detik
ΔtfΔv
=¿¿ = ((−3 x5.67 )+(4 x 11.11 )−(17.32 ))
(2 x 200) = 0.025275
Untuk perhitungan ΔtfΔv
dengan tf yang lain, dapat dihitung dengan rumus seperti
yang di atas.
Menentukan Hubungan Cw Dan V pada Proses Pencucian Filter
1. Berat CaCO3 : 100 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 10 mL/s (lambat)
Zat warna : 1,5 gram
Waktu cuci : 87 s
Waktu bongkar : 631 s
V = 200 mL
hw = 3 cm
hs = 5.1 cm
Cso = 0.00015 mg/L
Cw = C50 x ( hshw ) = 0.00015 x ( 5.1
3 )= 0.000255 mg/L
Untuk perhitungan Cw yang lain, dapat dihitung dengan rumus seperti yang di
atas.
2. Berat CaCO3 : 100 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 30 mL/s (cepat)
Zat warna : 1,5 gram
Waktu cuci : 75 s
Waktu bongkar : 582 s
V = 200 mL
hw = 3 cm
hs = 6.3 cm
Cso = 0.00015 mg/L
Cw = C50 x ( hshw )= 0.00015 x ( 6.3
3 ) = 0.000315 mg/L
Untuk perhitungan Cw yang lain, dapat dihitung dengan rumus seperti yang di
atas.
3. Berat CaCO3 : 400 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 10ml/s (lambat)
Zat warna : 1,5 gram
Waktu cuci : 87.36 s
Waktu bongkar : 565.81 s
V = 200 mL
hw = 3 cm
hs = 6.5 cm
Cso = 0.00015 mg/L
Cw = C50 x ( hshw ) = 0.00015 x ( 6.5
3 ) = 0.000325 mg/L
Untuk perhitungan Cw yang lain, dapat dihitung dengan rumus seperti yang di
atas.
4. Berat CaCO3 : 300 gram
Volume air : 7 liter
Laju alir : 30 ml/s (cepat)
Zat warna : 1,5 gram
Waktu cuci : 82.85 s
Waktu bongkar : 578.16 s
V = 200 mL
hw = 3 cm
hs = 4.7 cm
Cso = 0.00015 mg/L
Cw = C50 x ( hshw ) = 0.00015 x ( 4.7
3 ) = 0.0000235 mg/L
LAMPIRAN C
Data :
Tekanan (ΔP) = 1 atm = 1,013 x 105 Pa
Luas plate (A) = 8 x (0,2 m x 0,2 m) = 0,32 m2
Run 1 CaCO3 100 gram laju alir = 0,01 l/s
Run 2 CaCO3 100 gram laju alir = 0.03/s
Run 3 CaCO3 300 gram laju alir = 0,01 l/s
Run 4 CaCO3 300 gram laju alir = 0,03 l/s
Laju alir lambat = laju alir 0,01 l/s
Laju alir cepat = 0,03 l/s
Perhitungan :
1. Run 1 pada CaCO3 100 gram laju alir 10ml/s
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Slope = 3E-05
Intercept = 0,041
Cv = ¿¿ = (3E-05 x0,32 x101000 )
2=−0,155136 m2 Pa s
Ve = intercept
slope =
0,0413E-05
=136.666667m3
Untuk perhitungan Cv dan Ve yang lain, dapat dihitung dengan rumus seperti
yang di atas.
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Vw = 2600 mL
V = 3400 mL
tp = 631 s
Cv = -0.155136 m2 Pa s
Ve = 136.666667 m3
K = VwV
= 26003400
=0.765
Vopt ¿¿0,5 = ¿0,5
= 4078.113259
tsopt = {( Cv( A2 ) (−∆ P ) )( (1+2 x k ) v opt
2 )+2 (1+k ) x vopt x ve}+tp
=
{(−0.155136 /(〖0,32〗2)(−101000))((1+2 x 0,765)〖4078.113259〗2)+2(1+0.765)x 4078.113259 x(136.666667 )}+631
= 1555.76
Data :
Viskositas CaCO3 = 0,93 x 10-3 kg/ms
Densitas CaCO3 = 996,9 kg/m3
Massa CaCO3 = 0,1 kg
Densitas = 996,6 kg/m3
Viskositas = 0,93 x 10-3 kg/ms
Volume air = 7 liter
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Slope = 3E-05
Intercept = 0.041
Kp = slope x 2 = 3E-05 x 2 = 6.00E-05
Cx = massa CaCO3 x volume air = 0,1 x 7 = 0,01429 kg/L
Cs = (densitas x cx)
1−(massa CaCO3 x cx )=(996,6 x 0,01429)1−(0,1 x0,01429) = 14,24 kg/m3
α = (Kp x A2 x ∆ P)(viskositas xC s)
=(6,00E-05 x0,322 x1001000)
(0,93 .10−3 x 14,24)=46.85756
Rm = (intecsept x A x ∆ P)
viskositas=¿¿
2. Run 2 pada CaCO3 100 laju alir 30 ml/s
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Slope = -7E-07x
Intercept = 0,027
Cv = ¿¿ = (−−7E-07 x0,32 x101000 )
2=0.00361984 m2 Pa s
Ve = intercept
slope =
0.027−7E-07
=−38571.4286m3
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Vw = 2400 mL
V = 2800 mL
tp = 582 s
Cv = 0.00361985 m2 Pa s
Ve = -38571.4286 m3
K = VwV
= 24002800
=0.857143
Vopt ¿¿0,5 = ¿0,5
= 2471.39549 m3
tsopt = {( Cv( A2 ) (−∆ P ) )( (1+2 x k ) v opt
2 )+2 (1+k ) x vopt x ve}+tp
=
{( 0.00361985
(0,322 ) (−101000 ) ) ( (1+2 x0.857143 )2471.395492 )+2 (1+0.857143 ) x2471.39549 x (−38571.4286)}+592
= 868.7 s
Data :
Viskositas CaCO3 = 0,93 x 10-3 kg/ms
Densitas CaCO3 = 996,9 kg/m3
Massa CaCO3 = 0,1 kg
Densitas = 996,6 kg/m3
Viskositas = 0,93 x 10-3 kg/ms
Volume air = 7 liter
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Slope = -7E-07x
Intercept =0,027
Kp = slope x 2 = -7E-07 x 2 = -3.5E-07
Cx = massa CaCO3 x volume air = 0,1 x 7 = 0,01429 kg/L
Cs = (densitas x cx)
1−(massa CaCO3 x cx )=
(996,6 x 0,01429)1−(0,1 x0,01429) = 14,24 kg/m3
α = (Kp x A2 x ∆ P)(viskositas xC s)
=(−3.5E-07 x 0,322 x101000)
(0,93 . 10−3 x14,24)=0.273336
Rm = (intecsept x A x ∆ P)
viskositas=¿¿
3. Run 3 pada CaCO3 300 gram laju alir 10 ml/s
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Slope = -4E-07x
Intercept = 0,029
Cv = ¿¿ = (−4E-07 x 0,32 x−101000 )
2=0.00206848 m2 Pa s
Ve = intercept
slope =
0.029−4E-07
=−72500m3
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Vw = 1600 mL
V = 3400 mL
tp = 565.81 s
Cv = 0.00206848 m2 Pa s
Ve = -72500 m3
K = VwV
= 16003400
=0.470588235
Vopt ¿¿0,5 = ¿0,5
= 50322.49994 m3
tsopt = {( Cv( A2 ) (−∆ P ) )( (1+2 x k ) v opt
2 )+2 (1+k ) x vopt x ve}+tp
=
{( 0.00206848
(0,322 ) (−101000 ) ) ( (1+2 x0470588235 )50322.499942)+2 (1+0.470588235 ) x 50322.49994 x (−72500)}+565.81
= 565.81 s
Data :
Viskositas CaCO3 = 0,93 x 10-3 kg/ms
Densitas CaCO3 = 996,9 kg/m3
Massa CaCO3 = 0.3 kg
Densitas = 996,6 kg/m3
Viskositas = 0,93 x 10-3 kg/ms
Volume air = 7 liter
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Slope = -4E-07x
Intercept =0,029
Kp = slope x 2 = -4E-07 x 2 = -8E-07
Cx = massa CaCO3 x volume air = 0,3 x 7 = 2.1 kg/L
Cs = (densitas x cx)
1−(massa CaCO3 x cx )=
(996,6 x 2.1)1−(0,3 x 2.1) = 5658.0811 kg/m3
α = (Kp x A2 x ∆ P)(viskositas xC s)
=(−−8E-07 x 0,322 x 101000)(0,93 .10−3 x 5658.0811)
=¿ -0.001572
Rm = (intecsept x A x ∆ P)
viskositas=¿¿ 1007828
4. Run 4 pada CaCO3 300 gram laju alir 30 ml/s
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Slope = -2E-5x
Intercept = 0,003
Cv = ¿¿ = (−2E-05 x0,32 x−101000 )
2=−0.10342 m2 Pa s
Ve = intercept
slope =
0.03−2E-05
=150m3
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Vw = 1800 mL
V = 2800 mL
tp = 578.16 s
Cv =-0.10342m2 Pa s
Ve = 150 m3
K = VwV
= 18002800
=0.642857
Vopt ¿¿0,5 = ¿0,5
= 6130.926 m3
tsopt = {( Cv( A2 ) (−∆ P ) )( (1+2 x k ) v opt
2 )+2 (1+k ) x vopt x ve}+tp
=
{( −0.10342
(0,322 ) (−101000 ) ) ( (1+2 x0.642857 )6130.9262 )+2 (1+0.642857 ) x6130.926 x (150)}+578.16
= 1145.157 s
Data :
Viskositas CaCO3 = 0,93 x 10-3 kg/ms
Densitas CaCO3 = 996,9 kg/m3
Massa CaCO3 = 0.3 kg
Densitas = 996,6 kg/m3
Viskositas = 0,93 x 10-3 kg/ms
Volume air = 7 liter
ΔP = 101000 Pa
A = 0,32 m2
Slope = -2E-5x
Intercept = 0,003
Kp = slope x 2 = -2E-05 x 2 = -0.00004
Cx = massa CaCO3 x volume air = 0,3 x 7 = 2.1 kg/L
Cs = (densitas x cx)
1−(massa CaCO3 x cx )=(996,6 x 2.1)1−(0,3 x 2.1) = 5658.0811 kg/m3
α = (Kp x A2 x ∆ P)(viskositas xC s)
=(−0.00004 x 0,322 x 101000)(0,93 . 10−3 x5658.0811)
=¿ -0.07862
Rm = (intecsept x A x ∆ P)
viskositas=¿¿ 1402580.6