laporan modul 1 kelompok 21

Upload: anurhamidati

Post on 07-Jul-2015

1.251 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Kecepatan, avalaibilitas, cost, dan kualitas adalah sejumlah poin yang menjadi kunci keberhasilan sebuah perusahaan untuk memenangkan persaingan. Sayangnya tidak semua perusahaan, terutama perusahaan skala kecil dan menengah, menyadarinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan sumber daya yang dimilikinya, sehingga proses bisnis yang dilakukan tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama dan tidak responsif. Hal ini dialami juga oleh PT. Tami Jaya sebagai perusahaan produsen mini 4WD. Dengan mengembangkan sebuah metoda pemecahan masalah dengan mengaplikasikan IDEF0, diharapkan proses bisnis yang ada dapat diperbaiki dan kemudian sistem informasi dapat ditingkatkan sesuai dengan proses bisnisnya. 1.2 Perumusan Masalah PT. Tami Jaya adalah sebuah perusahaan produsen mini 4WD yang memiliki brand unggul. Namun, perusahaan ini belum menjadi perusahaan yang modern (belum menerapkan konsep-konsep Teknik Industri). Melihat peluang tersebut, PT. TI Holding memutuskan untuk membeli seluruh saham PT. Tami Jaya dan menstrukturisasi kembali perusahaan tersebut secara menyeluruh. 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mahasiswa mampu menganalisis dan memetakan proses-proses bisnis dalam suatu perusahaan. 2. Mahasiswa mengenal berbagai pendekatan dalam memodelkan informasi dalam perusahaan. 3. Mahasiswa mampu mendisain suatu model informasi dengan menggunakan salah satu pendekatan yang ada. 1.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi Pembatasan masalah dalam modul 1 ini adalah membahas tentang sistem informasi secara menyeluruh pada perusahaan PT. Tami Jaya dalam rangka strukturisasi perusahaan.Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

1

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah dan asumsi, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan tentang Proses Bisnis, Sistem Informasi, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, dan Alat / Teknik Desain Sistem. BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM Berisi tentang prosedur pelaksanaan praktikum. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berisi pengumpulan data dari praktikum yang telah dilakukan dan pengolahan data. BAB V PEMBAHASAN Berisi analisis data dari pengolahan data yang telah dilakukan pada bab 4. BAB VI PENUTUP Berisi kesimpulan dari analisis data yang telah dibuat pada bab 5 dan saran dari praktikum yang telah dilakukan.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

2

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Bisnis Proses bisnis adalah serangkaian atau sekumpulan aktifitas yang dirancang untuk menyelesaikan tujuan strategik sebuah organisasi, seperti pelanggan dan pasar. Proses bisnis memiliki beberapa karakteristik antara lain : 1. Memiliki tujuan 2. Memiliki input tertentu 3. Memiliki output tertentu 4. Menggunakan sumberdaya 5. Memiliki sejumlah aktifitas yang dilakukan dalam suatu urutan 6. Dapat mempengaruhi lebih dari satu unit organisasional. 7. Menciptakan suatu nilai untuk konsumen. Pelanggan dapat berupa internal atau eksternal. Proses bisnis dijelaskan secara terinci dalam bentuk aktifitas tertentu yang disebut peristiwa (event). Seluruh peristiwa terdiri dari aktifitas-aktifitas yang lebih rinci lagi, yang dapat berupa bagian dari proses operasi, proses informasi, dan proses manajemen. Proses operasi merupakan rangkaian peristiwa operasional dalam rangka menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan. Peristiwa semacam pemasaran barang, penerimaan order, pengiriman barang, dan pembayaran adalah contoh berbagai peristiwa yang termasuk dalam proses bisnis operasi penjualan. Proses informasi mencakup tiga aktifitas utama: pencatatan data atas transaksi operasi, pemeliharaan data referensi yang penting atas kumpulan operasional tersebut, dan pelaporan informasi yang berguna pada manajemen dan sistem informasi akuntansi merupakan representasi proses informasi. Proses manajemen menggunakan input dari proses operasi dan proses informasi untuk pengambilan keputusan dan kebijakan sebagai outputnya.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

3

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Tabel 2.1 Klasifikasi Aktifitas Bisnis dalam Organisasi Aspek Peristiwa/Proses Operasi Komponen Manusia, Organisasi, Kebijakan, Prosedur Jenis Aktifitas Secara Peristiwa/Proses Informasi Peristiwa/Proses Manajemen

Peralatan, Manusia,

Peralatan, Manusia, Otorisasi,

Otorisasi, Organisasi, Organisasi, dan Kebijakan Prosedur dan Kebijakan Prosedur dan

fisik Mencatat/menyimpan Perencanaan, dan proses

menyediakan barang data atas peristiwa pengendalian, dan jasa dalam proses operasi, memelihara evaluasi bisnis

data referensi yang bisnis yang terjadi penting, menyajikan informasi berguna dan

bagi manajemen dan pengambil keputusan lainnya Tujuan Menyelesaikan Memfasilitasi fungsi Merencanakan dan dan mengendalikan operasi/proses bisnis organisasi

pekerjaan organisasi operasi dalam bentuk proses mendukung bisnis kebutuhan pengambilan keputusan manajemen menyediakan informasi berkualitas

dengan

yang

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

4

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

2.2 Sistem Informasi Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam satu lingkungan tertentu untuk menampilkan fungsi-fungsi apapun yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan sistem tersebut. Sedangkan pengertian informasi adalah data yang diolah sehingga menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi para penerimanya. Pengolahan data tersebut dapat berupa pengurutan, pengelompokan, konversi, dan lain-lain. Jadi pengertian system informasi adalah pengaturan sekelompok elemen-elemen yang terdiri atas orang, proses, data, dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mendukung dan meningkatkan kegiatan operasional bisnis maupun penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan. Dalam sistem informasi, terdapat pelaku-pelaku sistem informasi. Pelaku-pelaku informasi tersebut adalah system owners, system users, system designers, system builders, system analyst, serta IT vendors dan consultants. System owners, adalah pelaku yang sistem informasi yang membiayai pembangunan dan perawatan sistem. Tugas dari sistem owners adalah menentukan prioritas sistem dan menentukan kebijakan penggunaannya. Dalam beberapa kasus, sistem owners juga merupakan sistem users. System users, adalah pengguna sistem sebenarnya yang bertugas untuk mendukung dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Sistem users mendefinisikan kebutuhan bisnis dan ekspektasi performansi sistem yang akan dibangun. System designers, merupakan spesialis teknis yang merancang sistem sesuai dengan kebutuhan users. Dalam beberapa kasus, sistem designers juga merupakan sistem builders. System builders, merupakan spesialis teknis yang mengkonstruksi, menguji, dan membuat sistem dapat beroperasi. System analyst, memfasilitasi pembangunan sistem informasi dan aplikasi computer dengan menjembatani celah komunikasi antara pelaku nonteknis (owners dan users) dan pelaku teknis (analyst dan builders). IT vendors dan consultants, menyediakan perangkat keras, lunak, dan pelayanan berkaitan dengan sistem informasi yang dibangun.Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

5

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Ada beberapa macam klasifikasi sistem informasi, yaitu : a. Transaction Processing System ; yaitu aplikasi sistem informasi yang memproses data transaksi bisnis, yang penggunaannya pada level operasional dan berfokus pada data. b. Management Information System; yaitu aplikasi sistem informasi yang bertujuan meberikan informasi yang digunakan di bidang manajemen (management-oriented reporting) c. Decision Support System; yaitu aplikasi sistem informasi yang menyediakan decision-oriented information dan khususnya pada situasi saat pengambilan keputusan. Pada tingkat eksekutif sering disebut sebagai Executive Information System. 2.3 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisis sistem adalah salah satu teknik pemecahan masalah yang mendekomposisi sistem menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dengan tujuan mempelajari kinerja dan interaksi yang terjadi antar komponen-komponen tersebut untuk mencapai tujuan sistem. Perancangan sistem adalah teknik pemecahan masalah yang melengkapi analisis sistem, merakit ulang komponen-komponen sistem yang telah

didekomposisi menjadi satu sistem yang lengkap, yang diharapkan lebih baik. Analisis sistem informasi memiliki focus pada business-problem dan independen dari teknologi apapun yang dapat digunakan dalam implementasi solusi. Adapun perancangan sistem informasi memiliki fokus pada spesifikasi solusi yang bersifat computer based dan merupakan desain fisik solusi. Pendekatan Dalam Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Terdapat berbagai pendekatan dalam analisis dan perancangan sistem informasi. Pada kesempatan ini, praktikan akan diperkenalkan beberapa pendekatan yang bersifat model driven, mempelajari dan menerapkannya pada analisis dan perancangan sistem informasi pada praktikum ini. 2.4 Alat / Teknik Desain Sistem Dalam melakukan desain sistem informasi terdapat berbagai alat atau perangkat yang dapat digunakan yaitu:Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

6

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

1. Rich Picture Diagram (RPD) yaitu suatu diagram gambar menyerupai kartun yang efektif untuk menggambarkan sebuah sistem yang komplek, sehingga diharapkan analisis/peneliti dapat mengetahui situasi yang sedang dipelajari. RPD merupakan sebuah gambar yang sederhana; menggunakan symbol garis, awan, lingkaran, kotak, beberapa tulisan tangan, slogan, dan anak panah yang menggambarkan hubungan atau urutan waktu. RPD tidak memerlukan keahian menggambar tetapi hanya keahlian untuk

mengimajinasikan suatu permasalahan. Kegunaan RPD antara lain: a. RPD merupakan alat yang ideal dalam berkomunikasi dengan orang lain mengenai situasi yang kompleks dan probelamatik. b. RPD menunjukkan dengan lebih jelas hubungan, interkoneksi, dan akibat langsung, atau tidak langsung. c. RPD membantu mengidentifikasi isu-isu potensial, konflik, dan permasalahan dan menanalisis fakta-fakta dari permasalahan. d. RPD membantu memilih batasan dalam suatu masalah dan ruang lingkup masalah.

Gambar Gambar 2.1 Rich Picture Diagram

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

7

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

2. Diagram Konteks (Contex Diagram/CD). Diagram konteks adalah bagian dari data flow diagram (DFD) yang berfungsi memetakan model lingkungan yang dipresentasikan dengan lingkaran yang mewakili keseluruhan sistem (root process). CD dimulai dengan menggambarkan terminator, aliran data, aliran control, penyimpanan dan proses tunggal yang mempresentasikan keseluruhan sistem (root process). CD menyoroti sejumlah karakteristik penting sistem, yaitu : a. Kelompok pemakai organisasi atau sistem lain dimana sistem melakukan komunikasi (sebagai terminator). b. Data masuk yaitu data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus dengan cara/prosedur tertentu. c. Data keluar yaitu data yang dihasilkan oleh sistem yang diberikan ke dunia luar. d. Penyimpanan data yang digunakan secara bersama antara sistem dengan terminator. e. Batasan antara sistem dan lingkungannya.

Gambar 2.2 Simbol-simbol pada Context Diagram

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

8

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Gambar 2.3 Duplikasi Terminator

Gam bar 2.4 Context Diagram

3. ICAM Definition (IDEF0 METHOD) IDEF0 (Integration Definition language 0) adalah suatu metode pemodelan sistem berbasis SADT (Structured Analysis and Design Technique), yang dikembangkan oleh Douglas T. Ross dan SofTech, Inc.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

9

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Dalam bentuk aslinya, IDEF0 meliputi bahasa definisi dan pemodelan grafis (syntax and semantics) yang menggambarkan suatu metodologi

komprehensif untuk membangun model. IDEF0 dapat digunakan untuk memodelkan berbagai jenis sistem baik yang otomatis maupun non-otomatis. Untuk sistem baru, IDEF0 dapat digunakan untuk mendefinisikan permintaan / requirement dan membuat spesifikasi fungsi, dan kemudian digunakan untuk merancang dan implementasi desain yang sesuai dengankebutuhan. Untuk sistem yang sedang berjalan, IDEF0 dapat digunakan untuk menganalisa fungsi yang dilaksanakan suatu sistem dan untuk mencatat mekanisme bagaimana fungsi tersebut dikerjakan. Hasil penerapan IDEF0 pada sebuah sistem adalah model yang terdiri atas sebuah serial diagram yang bersifat hirarki, dan pustaka yang berperan sebagai referensi antar diagram. Dua komponen model utama adalah fungsi (pada diagram dinyatakan dengan kotak) serta data dan obyek yang

menghubungkan antar fungsi (dinyatakan dengan tanda panah). Sebagai bahasa pemodelan fungsional, IDEF0 memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Komprehensif dan ekspresif, mampu merepresentasikan secara grafik berbagai bisnis, pabrik, dan jenis perusahaan lainnya disetiap level detil. b. Bahasa yang koheren dan sederhana, menyediakan ekspresi yang tepat dan presisi, dan meningkatkan konsistensi penggunaan dan interpretasi. c. Meningkatkan komunikasi antara sistem analis, pengembang, dan pengguna melalui pembelajaran yang mudah dan penjelasan yang terperinci pada setiap bagian dokumen. d. Telah di tes dan terbukti, melalui penggunaannya bertahun-tahun di angkatan udara dan proyek pengembangan pemerintah lainnya, juga industri. e. Dapat dihasilkan dari berbagai kakas komputer grafik; sejumlah produk komersil secara khusus mendukung pengembangan dan analisis diagram dan model IDEF0.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

10

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Komponen utama IDEF0 Komponen utama yang ada di dalam IDEF0 adalah sbb : 1. Kotak yang menggambarkan fungsi utama sistem. Pada kotak ini biasanya dituliskan fungsi yang dikerjakan dalam bentuk kata kerja. 2. Panah yang menunjukkan masukkan (data masukan) digambarkan dari arah kiri dengan ujung panah menuju kotak yang menerima masukan. 3. Panah yang menunjukkan keluaran (produk) dan digambarkan dari arah kanan dengan ujung panah menunjukkan kotak lain (jika ada) atau menunjuk ke kanan (jika tidak ada / belum ada fungsi lain yang menerima output tersebut). 4. Output dari suatu fungsi dapat menjadi input pada fungsi lainnya. 5. Panah yang menunjukkan pengendali / kontrol dari suatu fungsi, digambarkan dari arah atas dengan anak panah masuk ke dalam fungsi. Kontrol dapat berupa aturan atau pengendali operasional fungsi. Kontrol dapat juga berupa keluaran dari fungsi lainnya. 6. Panah yang menunjukkan mekanisme yang berperan pada proses yang dikerjakan oleh suatu fungsi, yang digambarkan dengan anak panah dari arah bawah dengan ujung panah masuk menuju kotak fungsi. Secara sederhana, keempat anak panah tersebut sering disebut dengan ICOM (Input-Control-Output-Mechanism). Selain komponen-komponen utama yang dimiliki IDEF0 seperti di atas, IDEF0 juga memiliki lambang-lambang lain dalam menggambarkan sistem, yaitu :

(squiggle): tanda ini digunakan untuk memberikan keterangan pada proses input, output, kontrol maupun mekanisme agar menjadi lebih jelas. (tunnel arrow): tanda ini digunakan untuk memberikan input, output, kontrol, maupun mekanisme tambahan yang belum dicantumkan pada diagram sebelumnya.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

11

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Gambar 2.5 Diagram Utama IDEF0 http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1886/1664 Selain IDEF0, IDEF memiliki 14 metode lagi yaitu : IDEF1: Informasi Modeling

IDEF 1 metode dalam mendesain baik itu analisis maupun untuk mengkomunikasikan dalam masuknya permintaan dari konsumen. IDEF 1 secara umum digunakan untuk mengidentifikasi informasi apa saja yang dapat digunakan dalam mengatur organisasi, selain itu juga untuk menentukan factor mana yang menyebabkan terjadinya masalah yang disebabkan oleh kekurangan informasi dari pihak management sehingga dapat segera dianalisis dan yang terakhir IDEF 1 berguna untuk menentukan informasi yang lebih detail mana yang akan diimplementasikan.

Gambar 2.6 diagram dari IDEF 1Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

12

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

IDEF1X: Data Modeling Untuk diidentifikasi memenuhi dalam pemodelan proyek-6202 data IISS, persyaratan tambahan yang

sub-kontraktor,

DACOM,

mendapatkan lisensi ke Logical Database Design Technique (LDDT) dan software pendukungnya (ADAM). LDDT telah dikembangkan pada 1982 oleh Robert G. Brown dari Kelompok Desain Database sepenuhnya di luar program dan IDEF tanpa pengetahuan tentang IDEF1 LDDT gabungan unsur-unsur dari model data relasional, model ER, dan pemerataan dalam suatu cara yang khusus ditujukan untuk mendukung pemodelan data dan transformasi model data ke dalam database desain. Sintaks grafik LDDT berbeda dari IDEF1 dan, yang lebih penting, LDDT berisi konsep-konsep model yang saling terkait tidak hadir dalam IDEF1. Mary E. Loomis menulis sebuah ringkasan singkat dari sintaks dan semantik yang substansial subset dari LDDT, menggunakan terminologi IDEF1 kompatibel dengan sedapat mungkin. Hasil DACOM berlabel IDEF1X dan disuplai ke program ICAM. Karena program IDEF didanai oleh

pemerintah, teknik dalam domain publik. Di samping perangkat lunak ADAM, dijual di bawah nama DACOM Leverage, sejumlah kasus alat, seperti Erwin, gunakan IDEF1X sebagai representasi teknik untuk pemodelan data. IISS proyek yang dihasilkan benar-benar bekerja prototipe dari pengolahan informasi lingkungan yang akan dijalankan dalam lingkungan komputasi heterogen. Current kemajuan dalam teknik seperti Java dan JDBC sekarang mencapai tujuan di mana-mana dan fleksibilitas di lingkungan komputasi yang pertama kali ditunjukkan oleh IISS.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

13

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Gambar 2.7 IDEF 1X

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

14

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

IDEF2: Simulasi Model Desain IDEF3: Proses Deskripsi Capture IDEF4: Object-Oriented Design

Metode pemodelan dari IDEF 4 digunakan sebagai petunjuk atau penuntun dalam memeriksa atau mengawasi jalannya kebenaran dari system. IDEF 4 ini mengadaptasi pola pemodelan object dimana seperti menggunakan larger system development framework dimana diharapka tidak terjadinya kegandaan arti didalamnya dalam metode analisis sistemnya (meminimalkan terjadi ambigus).

Gambar 2.8 Metode IDEF 4 IDEF5: Ontologi Deskripsi Capture

Tujuan IDEF5 adalah untuk mengarahkan seseorang sehingga menjadi mampu dalam mengaplikasikan IDEF5 untuk mengembangkan dan mengatur ontologi seefektif mungkin. Secara singkat, IDEF5 ontology development process berisi lima (5) kegiatan berikut ini: 1. Organizing and Scoping . Kegiatan ini melibatkan menentukan tujuan, pandangan dan konteks bagi proyek pengembangan ontologi dan memberikan peran kepada anggota tim.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

15

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

2. Data Collection . Kegiatan ini melibatkan mendapatkan data mentah yang dibutuhkan bagi pengembangan ontologi. 3. Data Analysis . Kegiatan ini melibatkan menganalisis data untuk memfasilitasi ekstraksi ontologi. 4. Initial Ontology Development. Kegiatan ini melibatkan

mengembangkan ontologi pendahuluan dari data yang didapat. 5. Ontology Refinement and Validation. Kegiatan ini melibatkan merefine dan memvalidasi ontologi untuk menyelesaikan proses pengembangan.

Gambar 2.9 Basic IDEF 5 yang merupakan schematic Language

IDEF6: Desain Dasar Pemikiran Capture

IDEF6 atau Terpadu Definisi untuk Desain Dasar Pemikiran Capture adalah sebuah metode untuk memfasilitasi akuisisi, representasi, dan manipulasi dasar pemikiran desain yang digunakan dalam pengembangan sistem enterprise. Rasional adalah alasan, pembenaran, mendasari motivasi, atau alasan yang bergerak perancang untuk memilih strategi tertentu atau fitur desain. Lebih sederhana, rasional diinterpretasikan sebagai jawaban atasProgram Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

16

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

pertanyaan, "Mengapa desain ini dilakukan dengan cara ini?" Kebanyakan metode desain berfokus pada desain apa (yaitu, pada produk akhir, bukan mengapa desain adalah seperti ini). IDEF6 akan menjadi sebuah metode yang memiliki sumber daya konseptual dan kemampuan linguistik diperlukan (i) untuk mewakili sifat dan struktur informasi yang merupakan dasar pemikiran dalam desain sistem tertentu, dan (ii) untuk mengasosiasikan bahwa dasar pemikiran dengan spesifikasi desain, model, dan dokumentasi untuk sistem. Ruang lingkup penerapan IDEF6 mencakup semua tahapan proses pengembangan sistem informasi, dari awal konseptualisasi melalui kedua awal dan desain rinci kegiatan. Sejauh yang rinci untuk perangkat lunak keputusan desain sistem pengkodean diserahkan kepada fase, teknik yang IDEF6 harus dapat digunakan selama proses konstruksi perangkat lunak juga.

Gambar 2.10 IDEF 6 IDEF7: Sistem Informasi Auditing IDEF8: User Interface Modeling

IDEF8 atau Terpadu Definisi untuk Interaksi Manusia-Sistem Desain adalah metode untuk menghasilkan desain berkualitas tinggi dari interaksi yang terjadi antara pengguna dan sistem mereka beroperasi. Sistem dicirikan sebagai koleksi benda-benda yang melakukan fungsi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem dengan mana pengguna dapat berinteraksi sistem apapun,

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

17

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

tidak harus program komputerInteraksi sistem manusia dirancang pada tiga tingkat spesifikasi dalam metode IDEF8. Tingkat pertama mendefinisikan filsafat sistem operasi dan menghasilkan serangkaian model dan deskripsi tekstual proses sistem secara keseluruhan Tingkat kedua desain berpusat pada peran menentukan skenario sistem penggunaan. Tingkat ketiga adalah untuk IDEF8 desain sistem manusia detail desain. Pada tingkat ini desain, IDEF8 menyediakan perpustakaan metafora untuk membantu pengguna dan desainer menentukan perilaku yang diinginkan dalam hal benda-benda lain yang perilakunya lebih akrab. Metafora menyediakan model konsep-konsep abstrak dalam hal akrab, objek konkret dan pengalaman. IDEF9: Bisnis Kendala Discovery

IDEF9 atau Definisi untuk Bisnis Terpadu Kendala Discovery dirancang untuk membantu dalam penemuan dan analisis kendala dalam suatu sistem bisnis. Motivasi utama yang mendorong pengembangan IDEF9 adalah sebuah pengakuan bahwa koleksi kendala yang membentuk suatu sistem perdagangan umumnya kurang didefinisikan. Seperti halnya organisme hidup tidak perlu menyadari genetik atau kendala otonom yang mengatur perilaku tertentu, organisasi dapat (dan kebanyakan mereka) berkinerja baik tanpa pengetahuan eksplisit perekat yang struktur sistem. Namun, jika ada keinginan untuk mengubah bisnis dengan cara yang dapat diprediksi, pengetahuan kendala ini sama pentingnya dengan pengetahuan mengenai genetika adalah rekayasa genetik. IDEF10: Pelaksanaan Arsitektur Modeling IDEF11: Informasi artefak Modeling IDEF12: Organisasi Modeling IDEF13: Tiga Skema Pemetaan Desain IDEF14: Network Design

IDEF14 atau Definisi Terpadu Metode Desain untuk Jaringan adalah metode yang menargetkan pada pemodelan dan perancangan komputer dan jaringan komunikasi. Ini dapat digunakan untuk model yang sudah ada ( "sebagaimana adanya") jaringan komputer atau membayangkan ( "menjadi")Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

18

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

jaringan komputer. Ini membantu desainer jaringan bekerja dengan "bagaimana jika" jaringan potensial desain dan desain dokumen rasional. Tujuan mendasar dari metode IDEF 14 proyek penelitian telah berkembang dari kebutuhan yang dirasakan desain jaringan yang baik yang dapat diimplementasikan dengan cepat dan akurat. Dari pembahasan tentang metode-metode IDEF 0 sampai 14 di atas, maka dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode tersebut. Kelebihan dan kekurangan dari IDEF 0 sampai 14 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.2 Fungsi, Kelebihan, dan Kekurangan Metode-Metode IDEF Jenis IDEF0 Fungsi Metode dalam mendesain yang digunakan untuk mengambil keputusan, aksi yang dilakukan (action) dan kegiatan yang dikenakan pada organisasi ataupun system IDEF1 Metode dalam mendesain untuk mengidentifikasi informasi apa saja yang dapat digunakan dalam mengatur organisasi, untuk menentukan factor mana yang menyebabkan Kelebihan Membantu dalam analisis sistem pengorganisasian dan mempromosikan komunikasi yang efektif antara analis dan pelanggan melalui perangkat grafis yang disederhanakan Efektif untuk mendokumentasikan kebutuhan informasi suatu perusahaan krena memberikan landasan desain database, memberikan definisi dari struktur informasi, dan memberikan pernyataan persyaratan Terlalu disiplin dan menggunakan teknik terstruktur untuk mengungkap informasi dan aturan bisnis yang digunakan oleh sebuah organisasi sehingga memberikan Kekurangan Hanya digunakan untuk penggambaran aktivitas dan ICOM suatu sistem

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

19

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

terjadinya masalah yang disebabkan oleh kekurangan informasi dari pihak management, untuk menentukan informasi yang lebih detail mana yang akan diimplementasikan IDEF1X Metode untuk merancang database relasional dengan sintaks yang dirancang untuk mendukung konstruksi semantik diperlukan dalam mengembangkan skema konseptual IDEF2 Metode yang mewakili perilaku berbagai sumber daya dalam sistem manufaktur, menyediakan sebuah kerangka kerja untuk spesifikasi model matematika berdasarkan simulasi

yang mencerminkan kebutuhan informasi dasar

kekakuan pada metode untuk menguraikan tantangan yang kompleks mengenai pemodelan informasi organisasi

Alat yang ampuh untuk model data meskipun

Tidak cocok untuk sistem relasional

ada banyak data lainnya non-implementasi termasuk metode pemodelan ER dan ENALIM, salah satu kekuatan IDEF1X terletak pada akarakarnya Dapat membedakan antara deskripsi tentang apa sebuah sistem (ada atau yang diusulkan) yang seharusnya dilakukan dan perwakilan model simulasi yang akan memprediksi apa yang akan dilakukan sistem Program membutuhkan model simulasi alat dan harus memiliki modeler untuk menciptakan model yang baik.

IDEF3

Metode yang digunakan untuk

Menentukan dampak dari sumber daya

Terstruktur membangun

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

20

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

mendeskripsikan mana yang didahulukan antara situasi maupun kejadian nyata yang diimplementasikan kedalam domain ahli untuk pembangunan dari model struktur dengan menuangkan pengetahuan mengenai bagaimana system akan dibangun, bagaimana prosesnya, ataupun bagaimana organisasinya bekerja. IDEF4 Metode yang digunakan sebagai

informasi organisasi di skenario operasi besar suatu perusahaan, membuat desain sistem dan desain analisis trade-off, dan menyediakan model simulasi generasi

deskripsi, tidak seperti simulasi bahasa (misalnya, Siman, SLAM, GPSS, SAKSI) yang membangun model matematika prediksi

Desain berorientasi objek sebagai bagian

Mengadaptasi pola pemodelan object dimana seperti menggunakan larger system development framework

petunjuk atau penuntun dari kerangka dalam memeriksa atau mengawasi jalannya kebenaran dari system pengembangan sistem yang lebih besar, daripada sebuah analisa yeng berorientasi objek dan metode desain yang segalanya bagi semua orang. IDEF5 Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan untuk membangun ontologi dengan menangkap Memiliki tiga komponen utama yaitu sebuah bahasa grafis untuk mendukung analisis ontologi

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

21

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

pernyataan tentang dunia nyata benda, sifat mereka, dan hubungan mereka.

konseptual, bahasa teks yang terstruktur untuk rincian ontologi karakterisasi, dan prosedur yang sistematis yang menyediakan pedoman untuk pengambilan ontologi efektif

IDEF6

Sebuah metode untuk memfasilitasi akuisisi, representasi, dan manipulasi dasar pemikiran desain yang digunakan dalam pengembangan sistem enterprise

Sebuah metode dengan kemampuan representasional sistem informasi untuk menangkap dasar pemikiran desain dan

Prosedur pengambilan alasan biasanya diterapkan dalam simulasi / pelaksanaan kegiatan dari desain

mengasosiasikan bahwa yang terus dasar pemikiran dengan model desain dan dokumentasi sistem akhir berkembang

IDEF7

Merupakan sistem informasi auditing, belum dikembangkan lebih jauh dari definisi awal mereka

-

-

IDEF8

Metode untuk menghasilkan desain berkualitas tinggi dari interaksi yang terjadi antara pengguna dan

Menyediakan perpustakaan metafora untuk membantu pengguna dan desainer menentukan perilaku

Interaksi sistem manusia dirancang pada tiga tingkat spesifikasi

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

22

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

sistem operasi mereka, dimana pengguna dapat berinteraksi dengan sistem apapun, tidak harus program komputer

yang diinginkan dalam hal benda-benda lain yang perilakunya lebih akrab. Metafora menyediakan model konsep-konsep abstrak dalam keakraban, objek konkret dan pengalaman

IDEF9

Metode untuk membantu dalam penemuan dan analisis kendala dalam suatu sistem bisnis

Alat yang sangat diperlukan usahainsinyur, seperti dengan membantu apakah mungkin untuk menentukan bagaimana sistem akan bekerja dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk bekerja sesuai dengan sistem proyek

Persyaratan semacam sistem hubungan antara bagian-bagian, harus wajib ada pada kondisi set yang diberikan (konteks)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

23

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUMArus prosedur pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :

Mulai

Observasi Lapangan

Studi Pustaka

Perumusan Masalah

Tujuan Praktikum

Identifikasi entitas, aliran informasi dan data

Pembuatan Context Diagram dan IDEF0

Analisis Proses Bisnis

Selesai

Gambar 3.1 Metodologi Praktikum

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

24

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA4.1 Pengumpulan Data PT. TAMI JAYA merupakan perusahaan produsen mainan tamiya mini 4WD. Meskipun PT. TAMI JAYA memiliki brand yang unggul, namun perusahaan ini tergolong perusahaan yang masih tradisional. Pada akhirnya PT TI HOLDING memutuskan membeli perusahaan ini yang selanjutnya merestrukturisasi

perusahaan secara menyeluruh. Aktivitas-aktivitas pada proses bisnis PT. TAMI JAYA adalah sebagai berikut : 1. Mengelola SDM : Merekrut dan menyeleksi calon karyawan Melatih dan mengarahkan karyawan Menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan

2. Melakukan Riset dan Pengembangan produk Melakukan riset produk Mengembangkan produk yang ada Membuat prototipe produk

3. Memproduksi Mini 4WD Melakukan Proses Perencanaan dan pengendalian produk Melakukan fungsi logistik Memproduksi part-part Mini 4WD Melakukan Assembly Mini 4WD Packaging Mini 4WD

4. Melakukan Quality Control Menyeleksi Produk Cacat Melakukan fungsi kontrol

5. Memasarkan Produk Menganalisis respon pelanggan

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

25

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Membuat strategi Pemasran Melakukan Promosi dan Penjualan

6. Mengatur siklus keuangan Merancang Anggaran Menjalankan anggaran Memverifikasi anggaran Membuat laporan keuangan

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 IDEF0 LEVEL 0

V is i & M i s i

K e b ija k a n P e ru s a h a a n

S is t e m Lam a M od al Bahan m e n ta h

I m p le m e n t a s i S is te m B a r u P T . T am i Jay a A0

S is t e m B a ru

P ro f itM in i 4 W D

H um an R e so u rc e

N onH um an R e so u rc e

NODE:

A -0 A0

T IT L E :

I m p le m e e sa s i k t u r t e a s iBP T u T a m i J a y ia J a y a M e r n t tr u S is is m ar . P T . T a m

N O .:

0

Gambar 4.1 IDEF0 LEVEL 0Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

26

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

27

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

4.2.2 IDEF0 LEVEL 1

Gambar 4.2 IDEF0 LEVEL 1

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

28

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

4.2.3 IDEF0 LEVEL 2 (A1:Merekrut Tenaga

Kerja)Gambar 4.3 IDEF0 LEVEL 2 (A1:Merekrut Tenaga Kerja)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

29

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

4.2.4

IDEF0 LEVEL 2 (A2 : Melakukan Riset dan Pengembangan

Produk)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

30

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21 Gambar 4.4 LEVEL 2 (A2 : Melakukan Riset dan Pengembangan Produk)

4.2.5

IDEF0 LEVEL 2 (A3 : Memproduksi Mini 4WD)

Gambar 4.5 LEVEL 2 (A3 : Memproduksi Mini 4WD)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

31

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

4.2.6

IDEF0 LEVEL 2(A4 : Melakukan Quality Control)

Gambar 4.6 LEVEL 2 (A4 : Melakukan Quality Control)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

32

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

4.2.7

IDEF0 LEVEL 2 (A5 : Memasarkan Produk)

K e p u a sa n P e la n g g an In fo rm a si re s p on P e la n gg a n M e n g a n a lisis re sp o n p e lan g g a n A 5 .1 S tra teg i P em a s ara n Mem buat S tra te g i P e m a sa ra n A 5 .2 M e la k uk a n p ro m o s i d a n P e n ju a la n A 5 .3 L a po ra n p e n jua la n P a ng s a P as a r Ta rg e t P e n ju a lan

P ro d uk lo los U ji

S taff m a rke tin g S oftw are m a rke tin g

NO D E:

A5

T IT L E :

p ro se s P e m a sa ra n P T . Ta m i Ja ya

N O .:

3

Gambar 4.7 LEVEL 2 (A5 : Memasarkan Produk)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

33

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

4.2.8

IDEF0 LEVEL 2 (A6 : Membuat Laporan

Finansial)Gambar 4.8 LEVEL 2 (A6 : Membuat Laporan Finansial)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

34

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

4.2.9 IDEF0 LEVEL 3 (A3.1 : Melakukan Perencanaan Dan Pengendalian Produksi)

Gambar 4.9 LEVEL 3 (A3.1 : Melakukan Perencanaan Dan Pengendalian Produksi)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

35

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

4.2.10 IDEF0 LEVEL 3 (A3.2 : Fungsi Logistic)

Gambar 4.10 LEVEL 3 (A3.2 : Fungsi Logistic)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

36

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

37

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

BAB V PEMBAHASAN

5.1 IDEF0 LEVEL 0

Gambar 5.1 IDEF0 LEVEL 0

Analisis IDEF 0 Level 0 : Pada model diagram IDEF0 diatas berisi tentang proses bisnis keseluruhan secara umum dalam mengimplementasikan Sistem Baru PT. TAMI JAYA yang

merupakan perusahaan produsen mini 4WD. Dimana sistem lama, modal, bahan mentah merupakan input dari proses bisnis secara keseluruhan untuk perusahaan mini 4WD dan menghasilkan output berupa sistem baru hasil dari transformasi sistem lama, produk jadi berupa mini 4 WD serta profit dari hasil pemasaran produk jadi,.Visi misi dan kebijakan perusahaan merupakan kontrol yang

mengatur proses bisnis untuk perusahaan mini 4WD, Sedangkan Human ResourceProgram Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

38

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

dan Non Human Resource merupakan mekanisme yang bertugas menjalankan proses.

5.2 IDEF0 LEVEL 1

Gambar 5.2 IDEF0 LEVEL 1

Analisa IDEF 0 Level 1 : Pada IDEF0 level 1 ini dapat didekomposisi menjadi 6 bagian aktivitas sesuai proses bisnis dari level 0. Bagian aktivitas-aktivitasnya adalah sebagai berikut: A1. Melakukan Mengelola SDM IDEF0 Level 1 diatas merupakan hasil breakdown dari Implementasi Sistem Baru PT. TAMI JAYA, dimana pada node A1 adalah perusahaan mengelola sumber daya manusia yang ada didalam perusahaan yang mendapat input berupa modal dengan kebijakan perusahaan sebagai kontrol dan nantinya akan dihasilkan karyawan yang berkualitas sebagai outputnya. Untuk menjadikan perusahaan PT TAMI JAYA menjadi perusahaan yang modern, sebelumnya menejemen harus restrukturisasi organisasi yang ada didalam perusahaan tersebut dengan cara merektruk karyawan baru, melakukan pelatihan dan pengarahan terhadap karyawan, serta

menempatkannya ditempant yang sesuai dengan kemampuan karyawan tersebut.Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

39

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

A2 Melakukan Riset Dan Pengembangan Produk Level selanjutnya setelah melakukan pengelolaan sumber daya manusia adalah melakukan riset dan pengembangan produk. Dalam kasus ini, produk yang dikembangkan adalah mini 4 WD. Riset dan pengembangan produk dikontrol oleh kebijakan perusahaan dan mekanisme yang menjalankannya adalah human resource (sumber daya manusia) yang terlibat dalam proses transformasi tersebut serta non human resource (fasilitas) yang tersedia dalam PT. TAMI JAYA. Tahapan dalam proses ini adalah perusahaan melakukan riset , mengembangkan produk dan membuat prototipe. A3 Memproduksi MINI 4 WD Production Departemen merupakan departemen yang bertugas merencanakan dan melakukan proses produksi dan perakitan part-part Mini 4WD. Didalamnya juga terdapat bagian PPIC dan logistik. Pada bagian ini menghasilkan otput berupa mini 4WD siap kirim. A4 Melakukan Quality Control Quality control merupakan bagian yang berfungsi memisahkan produk mini 4WD yang memiliki kecacatan dengan cara menyeleksi dengan kontrol berupa kebijakan perusahaan yang hasilnya berupa produk lulus uji dan siap kirim. A5 Memasarkan Produk Marketing menegement adalah departemen yang bertanggung jawab atas kelancaran pemasaran produk. Proses ini mendapatkan input berupa produk jadi yang siap dipasarkan dan kontrol berupa pangsa pasar.Dapat diterima atau ditolaknya keberadaan suatu produk oleh masyarakan bergantung pada bagian pemasaran. Proses ini dapat terjadi salah satunya dengan cara pembentukan Brand Image. Tahapan dalam proses ini adalah menganalisis respon pelanggan, membuat strategi pemasaran, dan melakukan promosi serta penjualan produk. A6 Mengatur Siklus Finansial Kegiatan yang dilakukan dalam mengatur siklus finansial adalah memantau dan mengatur keuangan dalam perusahaan. Tujuan dari memantau dan mengatur keuangan dalam perusahaan adalah untuk memastikan semua siklus keuangan

berjalan dengan lancar. Dalam aktivitas ini, perusahaan mendapatkan input dariProgram Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

40

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

laporan penjualan yang diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan laporan keuangan. Proses-proses yang dilalui oleh input tersebut adalah merancang

anggaran, menjalankan anggaran, memverifikasi anggaran, dan akhirnya membuat laporan keuangan.

5.3 IDEF0 LEVEL 2 (A1:Mengelola SDM)

Gambar 5.3 IDEF0 LEVEL 2 (A1:Mengelola SDM)

Tahapan awal dalam merestrukturisasi PT TAMI JAYA yang masih berbasis tradisional menjadi perusahaan yang modern adalah melakukan pengelolaan terhadap sumber daya manusia. Human Resource Development merupakan departemen yang bertanggung jawab atas kelancaran dan kesuksesan proses ini yang dibantu dengan software. Pengelolaan SDM tidak hanya dilakukan kepada karyawan yang sudah ada diperusahaan saja, namun juga dapat dilakukan dengan cara merekrut karyawan baru yang bertujuan untuk mencari staf staf ahli guna memajukan dan mengembangkan PT TAMI JAYA. Proses rekrutmen dikontorolProgram Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

41

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

oleh kapasitas karyawan baru. Setelah mendapatkan karyawan baru, karyawan tersebut selanjutnya akan dilatih dan diarahkan dengan cara sertivikasi, pelatihan, atau kegiatan sejenis lainnya sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dengan adanya pelatihan tersebut, diharapkan karyawan baru akan menjadi karyawan yang profesional dan berkemampuan sama dengan atau bahkan melebihi karyawan lama sebelum nantinya ia akan terjun langsung dalam perusahaan. Tahapan akhir dalam pengelolaan sumber daya manusia adalah HRD akan melakukan analisis terhadap kemampuan karyawan dan menempatkannya di bidang bidang yang sesuai. Kebijakan perusahaan menjadi kontrol dalam proses penempatan karyawan.

5.4 IDEF0 LEVEL 2 (A2 : Melakukan Riset dan Pengembangan Produk)

Gambar 5.4 IDEF0 LEVEL 2 (A2 : Melakukan Riset dan Pengembangan Produk)

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

42

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Tahap riset dan pengembangan produk merupakan tahapan kelanjutan dari pengelolaan sumber daya manusia. Tahapan ini dilakukan oleh Riset and Development Departement yang dibantu oleh software. Dalam melakukan riset terhadap produk, RnD mentrasformasikan sumber daya manusia baru dan biaya menjadi sebuah informasi yang akan digunakan untuk rencana pengembangan produk. Proses ini yang mendapat kontrol berupa visi misi, teknologi, dan biaya. Setelah mendapatkan informasi mengenai kebutuhan konsumen, selanjutnya RnD akan melakukan pengembangan produk baru yang dikontrol oleh pangsa pasar karena permintaan konsumen mengenai perkembangan inovasi suatu produk adalah dasar yang penting dalam membuat desain produk. Tahapan akhir dalam riset dan pengembangan produk adalah membuat prototipe produk yang akan menghasilkan desain untuk selanjutnya akan diproduksi.

5.5 IDEF0 LEVEL 2 (A3 : Memproduksi Tamiya)

Gambar 5.5 IDEF0 LEVEL 2 (A3 : Memproduksi Tamiya)

Desain Mini 4WD baru yang telah dikembangkan oleh R&D Dept direalisasikan kebagian Produksi. Dengan SOP yang ada, kemudian dilakukan perencanaan dan pengendalian produksi yang meliputi perencanaan jumlah kebutuhan material dan jadwal produksi, kemudian didapatkan Rencana Produksi.Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

43

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

Rencana tersebut dialihkan ke bagian Logistik agar dilakukan pemesanan, purchasing dan pendistribusian material mentah yang dibutuhkan dalam proses produksi kebagian manufactur. Kemudian material yang telah dipersiapkan oleh bagian Logistik didistribusikan ke bagian manufactur untuk diproses menjadi part-part Mini 4WD melalui proses pencetakan / stamping. Part-part Mini 4WD yang dihasilkan kemudian diassembly di bagian assembly menjadi Mini 4WD jadi. Kemudian Mini 4WD yang telah terassembly dipackaging dan kemudian Produk yang telah dikemas didistribusikan ke bagian Logistik untuk disimpan dan kemudian didistribusikan ke bagian QC.

5.6 IDEF0 LEVEL 2 (A4 : Melakukan Quality Control)

Gambar 5.6 IDEF0 LEVEL 2 (A4 : Melakukan Quality Control)

Proses A 4.1 menggambarkan proses Quality kontrol yang dimulai dengan menyeleksi produk cacat dengan input mini 4WD yang siap dikirim, penseleksian menggunakan ISO dihasilkan daftar cacat yang telah

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

44

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

dikelompokkan. Selanjutnya daftar tersebut digunakan sebagai input dalam melakukan fungsi kontrol. Fungsi kontrol pada proses ini bertujuan

mengidentifikasi kegagalan pada produk dengan diagram kendali sebagai kontrol sehingga setelah proses ini dihasilkan produk lulus uji dan kebijakan QC. Produk lolos uji tersebut kemudian dialihkan kebagian pemasaran untuk dilakukan proses pemasaran produk. Sedangkan kebijakan QC yang berisi tentang hasil analisa penyebab adanya kecacatan produk diberikan pada bagian produksi untuk menjadi bahan kontrol untuk proses produksi selanjutnya. 5.7 IDEF0 LEVEL 2 (A5 : Memasarkan Produk)

Gambar 5.7 IDEF0 LEVEL 2 (A5 : Memasarkan Produk)

IDEF0

level 2 A5 di atas menggambarkan kegiatan pemasaran dari

perusahaan mini 4 WD. Kegiatan pemasaran tersebut dilakukan setelah didapat output berupa produk yang lulus uji dari aktivitas quality kontrol. Pada aktivitas pemasaran langkah yang pertama dilakukan adalah menganalisis respon

pelanggan dengan kepuasaan pelanggan sebagai kontrol dan dari proses ini adalah untuk menghasilkan informasi respon pelanggan, dengan informasi tersebutProgram Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

45

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

diharap perusahaan akan mengetahui bagaimana respon pelanggan terhadap produk mini 4WD hasil produksi perusahaan. Setelah berhasil mendapat informasi respon pelanggan maka informasi tersebut dengan menggunakan kontrol berupa target penjualan kemudian digunakan untuk proses pembuatan strategi pemasaran. Strategi pemasaran akan digunakan sebagai acuan atau langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam proses pemasaran produk. Setelah strategi pemasaran terbentuk, proses selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan promosi dan penjualan dengan kontrol pangsa pasar dan dari hasil proses tersebut akan didapat laporan penjualan yang juga akan diolah pada proses finansial. Dalam proses keseluruhan terdapat mekanisme, mekanisme pada proses-proses ini adalah staff marketing, karena seluruh proses ini memerlukan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidangnya oleh karena itu dipilih staff marketing sebagai mekanisme. Selain itu seluruh kegiatan pemasaran ini tidak luput dari bantuan teknologi sehingga dibituhkan software pendukung agar semua proses pemasaran dapat berjalan lancar.

5.8

IDEF0 LEVEL 2 (A6 : Mengatur Siklus Finansial)

Gambar 5.8 IDEF0 LEVEL 2 (A6 : Mengatur Siklus Finansial)

Menurut diagram yang dapat dilihat di atas, pada point ini PT. Tami Jaya sedang mengatur siklus finansialnya melalui berbagai macam proses sehinggaProgram Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

46

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

dapat menghasilkan laporan keuangan. Diawali dengan memasukkan input berupa laporan penjualan, kemudian dilakukan perancangan anggaran (A6.1). Untuk dapat melakukan perancangan anggaran, dibutuhkan akuntan dan software akuntansi untuk menjalankannya serta prosedur sebagai kontrol dari aktivitas ini. Output yang dihasilkan dari perancangan anggaran adalah berupa anggaran, yang kemudian anggaran tersebut dijalankan pada langkah kedua (A6.2). Anggaran yang dijalankan tersebut harus dikontrol oleh prosedur dan dengan mekanisme yang dijalankan oleh akuntan dan software akuntansri. Output yang dihasilkan dari aktifitas A6.2 adalah berupa informasi tentang siklus keuangan. Langkah selanjutnya adalah memverifikasikan anggaran (A6.3). Aktifitas ini memiliki prosedur sebagai kontrol serta akuntan dan software akuntansi sebagai mekanisme, yang kemudian menghasilkan dua buah output yaitu anggaran yang tidak disetujui dan anggaran yang disetujui. Jika dalam pemverifikasian anggaran menghasilkan anggaran yang tidak disetujui, perusahaan PT. Tami Jaya harus melakukan perancangan anggaran ulang dan urutan-urutan proses selanjutnya yang pada akhirnya pada proses

pemverifikasian anggaran, perusahaan ini dapat menghasilkan anggaran yang disetujui. Proses pengulangan ini dilakukan terus-menerus jika dalam pemverifikasian anggaran tetap menghasilkan anggaran yang tidak disetujui. Setelah mendapatkan anggaran yang disetujui, kemudian langkah terakhir adalah membuat laporan keuangan (A6.4). Laporan keuangan ini harus dikontrol pula oleh prosedur serta dijalankan oleh akuntan dan software akuntansi. Output yang didapat dari aktifitas A6.4 ini adalah berupa laporan keuangan perusahaan PT. Tami Jaya. Jadi, kesimpulan akhir yang didapat dari aktifitas mengatur siklus finansial adalah : setiap proses-proses yang dilalui dalam mengatur siklus finansial dijalankan oleh akuntan dan software akuntansi, dan yang menjadi pengontrol dalam setiap proses-proses tersebut adalah prosedur.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

47

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

5.9

IDEF0 LEVEL 3 (A3.1 : Melakukan Perencanaan Dan Pengendalian Produksi)

Gambar 5.9 IDEF0 LEVEL 3 (A3.1 : Melakukan Perencanaan Dan Pengendalian

Produksi) Hasil Riset dan data periode lalu di masukan ke dalam departemen PPIC yang selanjutnya Departemen PPIC membuat agregat planning seperti forecasting dan sesuai dengan kapasitas dan jenis produk perusahaan sehingga dihasilkan kebutuhan untuk produksi perusahaan. Selanjutnya dilakukan penyusunan jadwal induk produksi untuk mengatur seluruh kegiatan produksi. Setelah itu dilakukan pembuatan rough capacity planning yang akan

menghasilkan kebutuhan material produksi. Staff PPIC selanjutnya membuat Master Requirement Production untuk mengetahui kebutuhan material per unit yuang memperhatikan kapasitas dan lead time produksi. Kemudian membuat CRP yang akan menghasilkan Rencana produksi.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

48

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

5.10 IDEF0 LEVEL 3 (A3.2 : Fungsi Logistic)

Gambar 5.10 IDEF0 LEVEL 3 (A3.2 : Fungsi Logistic)

Departemen logistik melakukan pembelian untuk bahan baku produksi hal tersebut memperhatikan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan dan kebijakan standard kualitas material. Material yang sudah di beli di distribusikan ke bagian produksi. Distribusi tersebut harus sesuai degan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan permintaan bagian produksi . Kemudian material sisa dan mini 4WD yang jadi dari bagian produksi di simpan dalam gudang dan sesuai dengan daya tampung gudang. Mini 4WD yang di simpan di dalam gudang siap di kirm ke konsumen.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

49

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan Setelah melakukan penulisan laporan praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis dapat disimpulkan bahwa: 1. Poses Bisnis adalah Sekumpulan tugas atau aktivitas untuk mencapai tujuan yang diselesaikan baik secara berurut atau paralel, oleh manusia atau sistem, baik di luar atau di dalam organisasi. 2. Dalam desain system informasi praktikan menggunakan IDEF0 karena IDEF0 merupakan teknik pemodelan fungsional yang telah dikenal luas dalam organisasi manufaktur dimana model fungsional tersebut akan membantu dalam memahami tindakan, aktivitas, keputusan, ataupun hubungan informasional yang diperlukan untuk mendukung fungsi-fungsi dari suatu organisasi manufaktur serta dapat memberikan masukan kepada pihak manajemen perusahaan dalam melakukan upaya

peningkatan kinerja dan tingkat integrasi sistem produksi, baik yang berhubungan dengan aliran material maupun aliran informasi. 3. Metode permodelan IDEF0 PT TAMI JAYA terdiri dari level 0 yang berupa implementasi sistem baru PT TAMI JAYA, level 1 adalah breakdown dari implementasi sistem baru yang meliputi mengelola SDM, melakukan riset dan pengembangan produk, memproduksi Mini 4 WD, Melakukan quality control, memasarkan produk, dan mengatur siklus finansial. Level 2 adalah breakdwon dari dari semua aktivitas yang ada di level 1. Level 3 adalah breakdown dari PPIC dan fungsi logistrik.

6.2 Saran Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

50

Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 1 Pemetaan Proses Bisnis Kelompok 21

1. Sebelum membuat IDEF0 sebaiknya kita memahami apa itu IDEF0 dan bagaimana cara atau proses pembuatannya. 2. Dalam pembuatan IDEF0 kita menggunakan Microsoft visio dan sebaiknya kita juga memahami dulu cara membuat IDEF0 tersebut dengan menggunakan Microsoft visio. 3. Dalam pembuatan IDEF0 sebaiknya membreakdown secara detail agar mudah dimengerti. 4. Dalam penerapan IDEF0, yang mengarah pada penerapan sistem yang terintegrasi yang didukung oleh perangkat lunak, maka diperlukan peningkatan sumber daya dan komitmen yang kuat antar tenaga kerja dengan harapan implementasi program tersebut dapat berjalan lancar dengan hasil yang optimal.

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 2010

51