laporan 1 kelompok 2

41
LAPORAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN KELUARGA KONSEP KELUARGA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga Dosen pengampu : Ns. Latifa Aini S. M.Kep., Sp.Kom Kelompok 2 Anggota: 1. Bagus Setyo Probowo 082310101010 2. Desy Rindra Puspita 092310101002 3. Mashuda Adi Suryawan 092310101018 4. Rindy Erlinda 092310101034 5. Erawati 092310101045 6. Luluk Minarsih 092310101051

Upload: luluk-minarsih

Post on 07-Aug-2015

128 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan 1 kelompok 2

LAPORAN PRAKTIKUM KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KELUARGA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga

Dosen pengampu : Ns. Latifa Aini S. M.Kep., Sp.Kom

Kelompok 2

Anggota:

1. Bagus Setyo Probowo 082310101010

2. Desy Rindra Puspita 092310101002

3. Mashuda Adi Suryawan 092310101018

4. Rindy Erlinda 092310101034

5. Erawati 092310101045

6. Luluk Minarsih 092310101051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: laporan 1 kelompok 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang terikat karena

memiliki hubungan darah, pernikahan ataupun adopsi (Bailon & Maglaya,

1997). Setiap anggota keluarga saling memperhatikan satu sama lain dalam

arti mempunyai satu ikatan emosional, peran sosial dan pembagian tugas.

Keluarga dipandang sebagai sistem itu artinya setiap keluarga memiliki tata

cara yang berbeda dalam menghadapi masalah yang sedang dihadapi.

Menurut Friedman, Bowden, & Jonesm 2003 setiap keluarga memiliki

tahap perkembangan yang berbeda-beda tergantung dari keadaan keluarga.

Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi VIII tahap diantaranya:

1.Pasangan baru, 2.Childbearing family, 3.Keluarga dengan anak

prasekolah, 4.Keluarga dengan anak sekolah, 5.Keluarga dengan anak

remaja, 6.Keluarga melepaskan anak dewasa muda, 7. Orang tua paruh

baya, 8.Keluarga lansia pensiunan. Pada keluarga Tn.P tahap perkembangan

yang sedang dialami sekarang adalah tahap II yaitu Childbearing famil,

keluarga Tn.P baru saja memiliki seorang anak yang sekarang baru berusia

7 hari. Ada beberapa tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh

keluarga Tn.P yang membentuk keluarga muda sebagai suatu unit yang

stabil, memperbaiki hubungan setelah terjadi konflik mengenai tugas

perkembangan dan kebutuhan berbagai anggota keluarga, mempertahankan

hubungan pernikahan yang memuaskan serta memperluas hubungan dengan

keluarga besar dengan menambah peran sebagai orang tua dan menjadi

kakek atau nenek. Dari ke-4 tugas perkembangan keluarga tersebut ada

beberapa tugas yang belum bisa diatasi oleh keluarga tersebut. Maka dari itu

dilakukan proses keperawatan keluarga pada keluarga Tn.P untuk

mengetahui apa saja masalah dan tugas perkembangan yang tidak mampu

diatasi oleh keluarga Tn.P.

Page 3: laporan 1 kelompok 2

Pada proses pengkajian keluarga sendiri dilakukan dengan beberapa

tahap, yaitu mulai dari penjajakan tahap I yang terdiri dari data umum,

riwayat dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga,

fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, harapan

keluarga. Berikutnya adalah penjajakan tahap II yang didalamnya berisikan

tentang proses mengenal masalah, mengambil keputusan, melakukan

perawatan sederhana, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas

kesehatan. Pada keluarga Tn.P karena ini masih kunjungan yang pertama

maka hanya dilakukan proses pengkajian keluarga yaitu penjajakan tahap I

saja.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari praktikum kali ini adalah mengetahui masalah

yang sedang dihadapi oleh keluarga Tn.P

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari praktikum kali ini adalah:

a. Mengkaji keluarga terkait masalah yang sedang dihadapi.

b. Mengetahui pola komunikasi antar anggota keluarga.

c. Mengetahui setiap anggota dari keluarga.

d. Mengetahui lingkungan tempat tinggal keluarga.

e. Mengetahui karakteristik keluarga.

f. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga.

g. Mengetahui struktur keluarga.

Page 4: laporan 1 kelompok 2

BAB 2

KONSEP TEORI

2.1 Definisi Keluarga

Definisi yang di kemukakan oleh Departemen Kesehatan 1988 adalah

unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa

orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan (Efendi, 2009).

Menurut Burges, dkk (1963) membuat defenisi yang berorientasi pada

tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas:

a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah dan ikatan adopsi.

b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu

rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap

menganggap rumah tangga tersebut sebagi rumah mereka.

c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam

peran-peran sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-

laki dan anak perempuan, serta saudara dan saudari.

d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu kultur yang

diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri

(Friendman, Marlin, M., 1998).

Family Service Amerika (1998), mendefinisikan keluarga dalam suatu

cara yang komprehensif, yaitu sebagai dua orang atau lebih yang disatukan

oleh ikatan kebersamaan dan keintiman (Friendman, Marlin, M., 1998).

Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya juga mengungkapkan

keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka

hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam

perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan

(Friendman, Marlin, M., 1998).

Page 5: laporan 1 kelompok 2

Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang atau lebih yang

dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi

kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan,

memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan

masyarakat serta lingkungannya.

Jadi dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua orang

atau lebih yang mempunyai hubungan karena ikatan perkawinan, pertalian

darah atau adopsi yang tinggal bersama dalam satu rumah, yang dipimpin

oleh seorang kepala keluarga, saling berinterkasi antar anggota keluarga,

serta mempunyai peran dan fungsi masing-masing untuk menciptakan serta

mempertahankan suatu kebudayaan.

2.2 Struktur Keluarga

Keseluruhan proses yang digunakan dalam keluarga untuk mencapai

tujuan yang diharapkan, dimana proses ini meliputi komunikasi antar

anggota keluarga, tujuan, pemecahan konflik, pemeliharaan, dan

penggunaan sumber eksternal dan internal, hal tersebutlah yang dikenal

sebagai struktur keluarga (Friedman, Bowden & Jones dalam Susanto,

2012). Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga

melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya. Parad dan Caplan

(1965) yang diadopsi oleh Friedman mengatakan ada empat elemen struktur

keluarga, yaitu:

1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota

keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan

masyarakat atau peran formal dan informal.

2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang

dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan

dengan kesehatan.

3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola

komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan

Page 6: laporan 1 kelompok 2

anak, dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga

inti.

4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota

keluarga untuk memengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk

mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan

(Setiadi, 2008).

Dari keempat elemen struktur keluarga di atas, maka ciri-ciri

struktur keluarga yaitu:

1. Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota

keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan

keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya

hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling

ketergantungan dalam mencapai tujuan.

2. Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan

tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap

anggota tidak semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang

dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.

3. Perbedaan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-

masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda

dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran

ibu yang merawat anak-anak.

(Setiadi, 2008)

2.3 Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif

Berhubungan dengan fungsi internal keluarga dalam pemenuhan

kebutuhan psikososial. Fungsi afektif ini merupakan dasar kekekuatan

keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

Page 7: laporan 1 kelompok 2

psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang

positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang.

2. Fungsi Sosialisasi

Proses perkembangan dan perubahan yang dilaluo individu

menghasilkan interaksi sosial, dan individu tersebut melaksanakan

perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat

individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar

disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga,

sehingga individu mampu berperan melalui interaksi dalam keluarga.

3. Fungsi Reproduksi

Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,

perumahan, dan lain-lain

5. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan asuhan

kesehatan/keperawatan.kemampuan keluarga melakukan asuhan

keperawatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status

kesehatan keluarga dan individu

(Ali, 2009)

2.4 Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan dari sistem keluarga

yang terjadi dari waktu ke waktu meliputi perubahn interaksi dan hubungan

di antara keluarga dari waktu ke waktu. Perkembangan ini terbagi dalam

beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang harus

dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.

Menurut Duvall (1977) siklus kehidupan keluarga terdiri dari 8 tahapan

yang mempunyai tugas dan resiko tertentu pada setiap tahapan

perkembangannya. Adapun 8 tahapan perkembangan tersebut adalah:

Page 8: laporan 1 kelompok 2

1. Pasangan Baru (Keluarga Baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan

perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing, diantaranya

dengan:

a. Membina hubungan intim yang memuaskan.

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.

2. Keluarga Child-Bearing (Kelahiran Anak Pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai

kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30

bulan, diantaranya dengan:

a. Persiapan menjadi orang tua.

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan sexual dan kegiatan keluarga.

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3. Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir

saat anak berusia 5 tahun, diantaranya dengan:

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman.

b. Membantu anak untuk bersosialisasi.

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di

luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang

paling repot).

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

4. Keluarga Dengan Anak Sekolah

Page 9: laporan 1 kelompok 2

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan

berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai

jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk,

diantaranya dengan:

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.

b. Mempertahankan keintiman pasangan.

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga.

5. Keluarga Dengan Anak Remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir

sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah

orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan

memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa, diantaranya dengan:

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat

otonominya.

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.

Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

6. Keluarga Dengan Anak Dewasa (Pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap

ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang

belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua, diantaranya

dengan:

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

b. Mempertahankan keintiman pasangan.

Page 10: laporan 1 kelompok 2

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua.

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Keluarga Usia Pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah

dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal,

diantaranya dengan:

a. Mempertahankan kesehatan.

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman

sebaya dan anak-anak.

c. Meningkatkan keakraban pasangan.

8. Keluarga Usia Lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi

keduanya meninggal, diantaranya dengan:

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,

kekuatan fisik dan pendapatan.

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.

e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

2.5 Keluarga Sebagai Sistem

Pengertian sistem yang paling umum adalah kumpulan dari beberapa

bagian fungsional yang saling berhubungan dan tergantungan satu dengan

yang lain dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut:

Page 11: laporan 1 kelompok 2

LINGKUNGAN

UMPAN BALIK

MASUKAN LUARANPROSES

1. Keluarga mempunyai subsistem: anggota, fungsi, peran, aturan, budaya,

dan lainnya yang dipelajari dan dipertahankan dalam kehidpan

keluarga.

2. Terdapat saliong berhubungan dan ketergantungan antar sub-sistem.

3. Merupakan unit (bagian) terkecil dari masyarakat yang dapat

memengaruhi suprasistem.

Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari kumpulan dua

orang atau lebih yang mempunyai peran sosial yang berbeda dengan ciri

saling berhubungan dan tergantung antar individu. Seperti pada umumnya

suatu sistem, keluarga juga mempunyai komponen-komponen sistem.

Gambar. Komponen dalam sistem keluarga

Gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Masukan (input), terdiri dari: anggota keluarga, struktur keluarga,

fungsi keluarga, aturan dari lingkungan (masyarakat) sekitar (luas),

budaya, agama, dan sebagainya.

2. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam

melaksanakan fungsi keluarga.

3. Luaran (output) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk perilaku

keluarga: perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku keagamaan,

perilaku sebagai warga negara, dan lainnya.

4. Umpan balik (feedback) adalah sebagai pengontrol dalam masukan dan

proses yang berasal dari perilaku keluarga yang ditampakkan pada

lingkungan/masyarakat di sekitarnya.

Page 12: laporan 1 kelompok 2

MASYARAKAT LUAS

KOMUNITAS

KELUARGA DENGAN KARAKTERISTIKNYA

SISTEM KESEHATAN

SISTEM KESEHATAN

SISTEM KESEHATA

N

SISTEM KESEHATAN

SISTEM YANG LAIN

Keluarga sebagai sistem mempunyai karakteristik dasar yang dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Keluarga sebagai sistem terbuka. Suatu sistem yang mempuyai

kesempatan dan mau menerima atau memperhatikan lingkungan

(masyarakat) sekitarnya.

2. Keluarga sebagai sistem tertutup. Suatu sistem yang kurang mempunyai

kesempatan, kurang mau menerima atau memberi perhatian kepada

lingkungan (masyarakat) sekitarnya.

Gambar. Keluarga sebagai sistem memengaruhi suprasistem (masyarakat)

Page 13: laporan 1 kelompok 2

Karakteristik keluarga sebagai sistem

Sistem terbuka Sistem tertutup

Pola komunikasi keluarga Langsung, jelas,

spesifik, tulus, jujur,

tanpa hambatan

Tidak langsung,

tidak jelas, tidak

spesifik, tidak

selaras, sering

menyalahkan,

kacau,

membingungkan

Aturan keluarga Hasil musyawarah,

tak tertinggal

zaman, berubah

sesuai kebutuhan

keluarga

Bebas

mengeluarkan

pendapat

Ditentukan tanpa

musyawarah, tidak

sesuai

perkembangan

mengikat, tidak

sesuai kebutuhan

Pendapat terbatas

Perilaku anggota keluarga Sesuai dengan

kemampuan

keluarga, memiliki

kesiapan, mampu

berkembang sesuai

kondisi

Harga diri: percaya

diri meningkat dan

mampu

mengembangkan

dirinya

Memiliki sikap

melawan, kacau,

tidak siap (selalu

tergantung), tidak

berkembang

Harga diri: kurang

peracaya diri (ragu-

ragu) dan kurang

mendapat dukungan

untuk

mengembangkan

diri

Sumber: Suprajitno, 2004

Page 14: laporan 1 kelompok 2

BAB 3

KASUS DAN PERTANYAAN

3.1 Skenario

Di suatu rumah tinggalah keluarga Bp. P yang berusia 30 tahun.Bp. P

tinggal bersama istrinya yaitu Ibu S. Bp. P dan istrinya menikah kurang

lebih 1 tahun yang lalu. Keadaan keluarga saat ini Ibu S sedang melahirkan

anak pertamanya dengan persalinan normal 7 hari yang lalu. Keadaan Ibu S

saat ini sangat tertekan dengan peran barunya yaitu sebagai seorang ibu

karena harus meneteki bayinya setiap 2 jam sekali, masih terasa nyeri saat

bergerak, takut merawat tali pusat bayinya dan takut untuk memandikan

bayinya karena takut jatuh. Keadaan bayi Ibu S saati ini sehat dan tidak

menunjukkan masalah kesehatan. Ibu S kadang mengeluh nyeri saat

meneteki dan tidak mengerti cara perawatan payudara sehingga putingnya

selalu lecet setelah meneteki bayinya. Ibu S juga mengeluh kenapa berat

badannya tidak cepat turun karena merasa gendut dan tidak cantik lagi.Ibu S

saat ini tinggal di rumah bersama ibu kandungnya yang membantu untuk

merawat bayinya serta ada seorang pembantu rumah tangga yang tinggal di

rumahnya. Bp. P sering sibuk dengan pekerjaan kantornya dan dinas di luar

kota sehingga jarang memperhatikan istri dan anaknya. Suatu hari dua

orang perawat datang ke keluarga Bp. P untuk melakukan pengkajian tahap

I untuk melakukan identifikasi keluarga tersebut.

3.2 Pertanyaan Modul

1. Apa karakteristik dari setiap dimensi keluarga?

2. Apa yang dimaksud dengan:

a. Keluarga Tradisional yang terdiri dari:

1).The nuclear family (keluarga inti)

2).The dyad family

3).Keluarga usila

4).The childless family

Page 15: laporan 1 kelompok 2

5).The extended family

6).The single-parent family

7).Multigenerational family

8).Kin-network family

b. Keluarga Non Tradisional

1).The unmarried teenage mother

2).The stepparent family

3).Commune family

4).The nonmarital heterosexual cohabitating family

5).Gay and lesbian family

6).Cohabitating family

7).Group marriage family

8).Group network family

9).Foster family

10). Homeless family

11). Gang

3. Apa yang dimaksud dengan keluarga sebagai sistem?

4. Buatlah resume tentang konsep keluarga!

5. Jelaskan keluarga sebagai fokus sentral pelayanan kesehatan keluarga!

6. Uraikan struktur dan fungsi keluarga dalam dimensi sistem keluarga

sebagai klien!

7. Jelaskan 4 dimensi pandangan keluarga pada gambar!

Page 16: laporan 1 kelompok 2

3.3 Pertanyaan dari Kasus

1. Ada berapa banyak orang yang tinggal dalam rumah ini dan siapa saja?

2. Apa saja pekerjaan dari masing-masing anggota keluarga?

3. Bagaimana perasaan Ibu S setelah melahirkan? sekarang anak Ibu

usianya berapa?

4. Bagaimana peran Bapak Pkepada Ibu S pada saat setelah melahirkan?

5. Apakah Bapak P dan Ibu S sering berdiskusi dalam merawat anak?

6. Apabila Ibu S mandapat kesulitan dalam merawat anak , biasanya Ibu S

bertanya dan meminta bantuan kepada siapa?

7. Apakah Ibu S mengalami masalah terkait perawatan bayinya?

8. Apakah ada keluhan terkait pemberian ASI pada bayinya?

Page 17: laporan 1 kelompok 2

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Jawaban Pertanyaan Modul

1. Karakteristik dari setiap dimensi keluarga

a. Keluarga dipandang sebagai konteks

1). Asuhan keperawatan berfokus pada individu.

2). Keluarga dipandang sebagai latar belakang .

3). Perawat dapat melibatkan keluarga dalam pemberian asuhan

pada tingkatan tertentu.

4). Keluarga menjadi sumber dukungan utama.

b. Keluarga dipandang sebagai penjumlahan dari anggotanya

1). Keluarga merupakan kumpulan .

2). Keperawatan diberikan pada semua anggota.

3). Masing-masing klien yang dilihat sebagai unit yang terpisah.

c. Subsistem keluarga sebagai klien

1). Subsistem keluarga merupakan focus dan penerima pengkajian

serta intervensi keperawatan.

2). Keluarga inti, keluarga besar, dan subsistem keluarga lainnya

adalah unit analisis dari asuhan keperawatan.

d. Keluarga sebagai klien

1). Keluarga sebagai fokus utama pengkajian.

2). Keluarga dianggap sebagai suatu sistem yang saling

berinteraksi.

2. Macam keluarga:

a. Keluarga Tradisional yang terdiri dari:

1). The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri dari suami, istri

dan anak, dimana salah satu orang tua bekerja dan semuanya

tinggal dalam satu rumah.Keluarga yang dimaksud termasuk

Page 18: laporan 1 kelompok 2

keluarga pada pernikahan pertama, keluarga dengan orang tua

tiri ataupuin keluarga adopsi.

2). The dyad family

Keluarga ini terdiri dari suami istri saja tanpa anak yang hidup

dalam satu rumah, baik salah satu pasangan bekerja ataupun

keduanya sama-sama bekerja.

3). Keluarga usila

Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri yang sudah lansia

dengan anak yang sudah memisahkan diri baik itu kuliah,

bekerja atau sudah menikah.

4). The childless family

Keluarga dimana sepasang suami istri yang tinggal tanpa anak

karena keterlambatan menikah yang disebabkan kesibukan

mengejar karir.

5). The extended family

Keluarga ini terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama

dalam satu rumah seperti nuclear family disertai dengan

saudara dan orang tua.

6). The single-parent family

Keluarga ini hanya memiliki satu orang tua dalam satu rumah,

hal ini biasanya disebakan oleh perceraian ataupun kematian

baik orang tua tersebut bekerja ataupun penganguran.

7). Multigenerational family

Keluarga ini terdiri dari banyak generasi yang tinggal bersama

dalam satu rumah.

8). Kin-network family

Keluarga ini terdiri dari beberapa keluarga inti dalam satu

rumah serta dalam memenuhi kehidupannya seperti

penggunaan dapur, kamar mandi, telepon, televisi dan

perlengkapan lainnya menggunakan barang yang sama dalam

rumah tersebut.

Page 19: laporan 1 kelompok 2

b. Keluarga Non Tradisional

1). The unmarried teenage mother

Keluarga dengan orang tua yang tidak menikah, biasanya hnya

ada ibu dan anak.

2). The stepparent family

Keluarga yang di dalamnya terdapat orang tua tiri.

3). Commune family

Keluarga atau rumah tangga yang terdiri dari beberapa

pasangan dengan anaknya, dimana antar pasangan tidak

memiliki hubungan saudara yang hidup dalam satu rumah serta

mengadalakan sosialisasi pada anak melalui aktivitas

kelompok dan juga membesarkan anak secara bersama-sama.

4). The nonmarital heterosexual cohabitating family

Keluarga yang hidup bersama-sama dan berganti-ganti

pasangan tanpa memalui pernikahan

5). Gay and lesbian family

Individu dengan jenis kelamin yang sama yang tinggal dalam

satu rumah seperti pasangan menikah.

6). Cohabitating family

Orang dewasa yang hidup bersama dalam satu rumah tanpa

ikatan pernikahan atau diluar ikatan pernikahan karena alasan

tertentu.

7). Group marriage family

Beberapa orang dewasa yang tinggal dalam satu rumah dengan

menguanakan alat-alat rumah tangga secara bersama dan

merasa saling menikah satu sama lain sehingga selalu berbagi

satu sama lain termasuk hubungan seksual dan membesarkan

anak.

Page 20: laporan 1 kelompok 2

8). Group network family

Keluarga inti yang dibatasi berbagai peraturan atau nilai-nilai

yang hidup berdekatan serta saling menggunakan alat bersama-

sama.

9). Foster family

Keluarga yang merawat anak yang tidak ada hubungan darah

dengan keluarga tersebut disaat orng tua si anak perlu

mendapat bantuan untuk menyatukan keluarga aslinya.

10). Homeless family

Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen

karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan

ekonomi.

11). Gang

Sebuah keluarga yang bersifat destruktifdari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional, dimana dalam perkembangan

keluarganya berkembang dengan kekerasan dan kriminalitas.

3. Keluarga pada dasarnya merupakan bagian terkecil dari masyarakat.

Didalam keluarga terdapat suatu sistem atau kesatuan tertentu yang

menjadi khas dari setiap keluarga yang pastinyanakan berbeda dengan

keluarga lain. Masing-masing keluarga akan memberlakukan suatu

aturan didalamnya agar kehidupan dalam keluarga tersebut dapat

dikontrol dengan baik. Ada sebuah aturan yang mengatur jalannya

keluarga tersebut seperti pembagian tugas, peran dan fungsi dalam

keluarga, pemberlakuan reward and punishment. Dalam kehidupannya

juga keluarga ini memiliki cara yang unik dalam pemecahan masalah

dengan memainkan peran dan fungsinya dalam keluarga. Kesemuanya

yang ada dalam sebuah keluarga adalah sebuah sistem yang akan

berlangsung dan berlaku sepanjang kehidupannya serta tidak dapat

diganggu atau dipengaruhi oleh keluarga lain.

4. Keluarga merupakan kumpulan dari dua orang atau lebih yang tinggal

dalam satu rumah dalam jangka waktu yang lama baik terikat oleh

Page 21: laporan 1 kelompok 2

ikatan perkawinan, sedarah, adopsi ataupun tanpa ikatan apunpun, serta

di dalamnya ada pola interaksi yang baik satu sama lain. Masing-

masing anggota keluarga memiliki peran dan fungsi yang jelas yang

harus dijalankan. Keluarga dapat dibagi dalam keluarga tradisional dan

keluarga nontradisional. Pembagian tersebut terbagi berdasarnya jumlah

anggota dalam keluarga dan status hubungan masing-masing anggota

dalam keluarga tersebut.

5. Keluarga sebagai focus sentral pelayanan kesehatan keluarga

maksudnya bahwa keluarga menjadi tempat yang paling sentral bagi

partumbuhan dan perkembangan individu-individu didalamnya.

Dinamika dalam keluarga mempengaruhi kondisi kesehatan masing-

masing anggota, dimana tiap keluarga akan berbeda. Keberadaan

keluarga dalam masyarakat memerlukan pengawasan dalam fasilitas

kesehatan. Ketidakmampuan keluarga dalam mengetahui tahap

perkembangan masing-masing anggota keluarga juga akan

mempengaruhi kesehatan dalam keluarga dimana akan mengakibatkan

kondisi maladaptif dalam keluarga. Kondisi inilah yang membuat

keluarga memelukan fasilitas pelayanan kesehatan dalam

mengoptimalkan keluarga dalam mencapai tugas perkembangan dan

kemandirian. Dalam hal inilah keluarga dapat dikatakan sebagai focus

sentral pelayanan kesehatan keluarga.

6. Struktur dan fungsi keluarga dalam dimensi system keluarga sebagai

klien.

Struktur dan fungsi keluarga memiliki hubungan yanga sangat erat.

Struktur keluarga kaitannya dengan keanggootaan dalam keluarga

beserta hubungan interaksi didalamnya serta proses yang digunakan

dalam keluarga untuk mencapai tujuan, dimana struktur dalam keluarga

akan menentukan fungsi dalam keluarga. Fungsi dalam keluarga

kaitannya dengan apa-apa yang dikerjakan dalam keluarga berdasarkan

perannya masing-masing dalam kelurga tersebut. Dalam struktur dan

fungsi keluarga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu

Page 22: laporan 1 kelompok 2

komunikasi dalam keluarga, pola peran keluarga, pola nilai dan norma

serta pola kekuatan keluarga

Pola komunikasi sangat mempengaruhi kondisi dalam keluarga

tersebut, komunikasi verbal ataupun nonverbal harus tetap

dipertahankan dalam keluarga supaya tidak terjadi kesalahpahaman

dalam keluarga

Pola peran dalam keluarga perlu dipastikan pada saat keluarga

tersebut dibentuk supaya tidak menimbulkan ketimpangan dalam peran

seperti peran ganda dan meminimalkan kegagalan peran dalam

keluarga.Masing-masing peran yang diberikan harus disepakati bersama

dalam keluarga.

Pola nilai dan norma keluarga harus diperhatikan disesuaikan

dengan masyarakat sekitar karena akan mempengaruhi pandangan

masyarakat terhadap keluarga tersebut. Nilai merupakanpersepsi

seseorang terhadap suatu hal yang merupakan tujuan perilaku

seseorang, sedangkan norma mengarah pada nilai yang dianut oleh

masyarakat. Sehingga keduanya harus seimbang.

Pola kekuatan keluarga dimaksudkan agar mampu mengarahkan

anggota keluarga ke arah yang positif serta merubah perilaku yang

kurang baik dalam anggota keluarga.

7. Empat dimensi pandangan keluarga adalah:

Dimensi pertama yaitu keluarga dipandang sebagai konteks.

Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat berfokus pada

individu, sedangkan keluarga dipandang sebagai latar belakang atau

fokus sekunder. Individu dianggap sebagai bagian terdepan atau fokus

primer yang berkaitan dengan pengkajian dan intervensi. Perawat dapat

melibatkan keluarga dalam pemberian asuhan pada tingkatan tertentu.

Keluarga merupakan lingkungan social yang krusial dari klien,

sehingga keluarga menjadi sumber dukungan utama.

Pada dimensi kedua, keluarga dipandang sebagai penjumlahan dari

anggotanya. Keluarga merupakan kumpulan atau jumlah anggota secara

Page 23: laporan 1 kelompok 2

individu sehingga asuhan keperawatan diberikan pada semua anggota

keluarga. Model ini dipraktekkan secara nyata di lingkup keperawatan

komunitas. Dimensi ini menganggap dimensi terdepannya adalah

masing-masing klien yang dilihat sebagai unit yang terpisah dari unit

yang berinteraksi.

Dimensi ketiga memandang subsistem keluarga sebagai klien.

Subsistem keluarga merupakan focus dan penerima pengkajian serta

intervensi keperawatan. Sedangkan keluarga inti, keluarga besar, dan

subsistem keluarga lainnya adalah unit analisis dari asuhan

keperawatan. Contoh fokus keperawatan yaitu hubungan dan orangtua,

interaksi perkawinan, isu-isu tentang pemberi perawatan, dan perhatian

atau concern pada bonding attachment.

Tingkatan dimensi keempat yaitu keluarga sebagai klien. Pada

dimensi ini keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama

pengkajian atau asuhan keperawatan. Keluarga menjadi bagian terdepan

dan anggota keluarga secara individu sebagai latar belakang atau

konteks. Keluarga dianggap sebagai suatu sistem yang saling

berinteraksi. Sistem keperawatan keluarga menggunakan pengkajian

klinis lanjut (advanced) dan keterampilan intervensi berdasarkan pada

integrasi keperawatan, terapi keluarga dan teori sistem.

(Friedman, Marilyn (2010); Susanto, Tantut (2012)).

4.2 Jawaban Pertanyaan Kasus

a. Ada berapa banyak orang yang tinggal dalam rumah ini dan siapa saja?

“Di rumah ini ada 5 orang, yaitu saya (ibu S), suami saya (Bp P), ibu

saya, anak saya, dan seorang pembantu.Tetapi suami saya sedang sibuk

tidak berada di rumah, sudah 2 hari ini belum pulang.”

b. Apa saja pekerjaan dari masing-masing anggota keluarga?

“Saya sebagai ibu rumah tangga, suami saya bekerja sebagai direktur di

sebuah perusahaan, sehingga dia jarang pulang biasanya dalam

seminggu itu cm 4 hari dia di rumah karena sibuknya kesana-kemari. “

Page 24: laporan 1 kelompok 2

c. Bagaimana perasaan Ibu S setelah melahirkan? sekarang anak Ibu

usianya berapa?

“Saya merasa tertekan karena harus meneteki anaknya setiap 2 jam

sekali, capek sekali rasanya, belum lagi rasa sakitnya waktu anak saya

menyusu, Saya juga merasa gendut dan tidak cantik lagi karena berat

badannya tidak juga cepat turun”

d. Bagaimana peran Bapak P kepada Ibu S pada saat setelah melahirkan?

“Suami saya terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan sedang dinas di luar

kota sehingga jarang memperhatikan saya dan anak kita, kadang saya

juga merasa marah dengan suami saya karena tidak perhatian”.

e. Apakah Bapak P dan Ibu S sering berdiskusi dalam merawat anak?

“Tidak pernah, saya selalu berdiskusi masalah anak kepada ibu saya

karena pasti lebih berpengalaman, kalau suami saya pasti tidak tau apa-

apa”

f. Apabila ibu S mandapat kesulitan dalam merawat anak , biasanya Ibu S

bertanya dan meminta bantuan kepada siapa?

“Saya selalu bertanya kepada ibu saya, karena pasti beliau lebih tau”.

g. Apakah ibu S mengalami masalah terkait perawatan bayinya?

“Iya, saya takut merawat tali pusat dan tidak berani memandikan anak

sendiri, kadang ibu saya yang memandikan anak saya, Selain itu anak

saya sering rewel, kadang saya juga merasa capek”

h. Apakah ada keluhan terkait pemberian asi pada bayinya?

“Iya, saya merasa nyeri saat meneteki dan saya juga tidak mengerti cara

perawatan payudara”.

Page 25: laporan 1 kelompok 2

BAB 5

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

Keluarga adalah hubungan antara dua individu atau lebih yang

disatukan dalam ikatan pernikahan, adanya kelahiran atau adopsi yang

saling berhubungan dan memiliki peran yang dilaksanankan dalam suatu

lingkungan rumah serta adat istiadat yang dianut.Tujuan dasar pada

keperawatan keluarga antara lain untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia

(fungsi reproduksi dan fungsi vital) individu yang menjadi bagian dari

keluarga dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial.

Pada proses pengkajian keluarga dilakukan dengan beberapa tahap,

yaitu mulai dari penjajakan tahap I yang terdiri dari data umum, riwayat dan

tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi

keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, harapan keluarga.

1.2. Saran

Diharapkan mahasiswa keperawatan mampu memahami dan menjelaskan

tentang konsep keluarga dan lingkup keperawatan keluarga sehingga

nantinya apabila sudah melakukan pengabdian ke masyarakat bisa sesuai

dengan prinsip ilmu dan teori keperawatan keluarga.

Page 26: laporan 1 kelompok 2

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta:EGC.

Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga, Riset, Teori, Dan

Praktik. Jakarta: EGC.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: aplikasi dalam praktik. Jakarta:

EGC.

Susanto, Tantut. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Pasa Praktik

Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

Page 27: laporan 1 kelompok 2

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bp. P

2. Usia : 30 tahun

3. Pendidikan : S 1

4. Pekerjaan : Pegawai

5. Alamat : Jalan Kaliurang No. 44, Jember

6. Komposisi Anggota Keluarga

No. Nama Jenis

Kelamin

Hubungan

dg KK

Umur Pendidikan Pekerjaan

1 Bp P L KK 30 th S1 Pegawai

2 Ibu S P Istri 27 th SMA Ibu RT

3 Ny N L Ibu 55 th SMA Ibu RT

4 Ibu P P PRT 29 th SMP PRT

Genogram:

7. Tipe Keluarga : Keluarga Inti

8. Suku Bangsa : Jawa

9. Agama : Islam

10. Status sosial ekonomi keluarga : Menengah/ kecukupan

11. Aktivitas rekreasi keluarga : 2 atau 3 bulan sekali