laporan penelitian kelompok 2

26
LAPORAN DYNO TEST DAN UJI EMISI PADA KAWASAKI NINJA 150 RR DAN YAMAHA VIXION 150 Disusun Oleh : Ferydika Adhifara 11504241013 Raditya Nugroho 11504241014 Roni Irawan 11504241017 Zailani Setianto 11504241019 Dwi Tri Santosa 11504244013 Kelas : A2 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

Upload: raditya-nugroho

Post on 07-Dec-2014

244 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

LAPORAN DYNO TEST DAN UJI EMISI PADA

KAWASAKI NINJA 150 RR DAN YAMAHA VIXION 150

Disusun Oleh :

Ferydika Adhifara 11504241013

Raditya Nugroho 11504241014

Roni Irawan 11504241017

Zailani Setianto 11504241019

Dwi Tri Santosa 11504244013

Kelas : A2

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepeda motor, seperti juga mobil dan pesawat tenaga lainnya, memerlukan

daya untuk bergerak, melawan hambatan udara, gesekan ban dan hambatan-

hambatan lainnya. Untuk memungkinkan sebuah sepeda motor yang kita

kendarai bergerak dan melaju di jalan raya, roda sepeda motor tersebut harus

mempunyai daya untuk bergerak dan untuk mengendarainya diperlukan

mesin. Mesin merupakan alat untuk membangkitkan tenaga, ia disebut

sebagai penggerak utama. Jadi mesin disini berfungsi merubah energi panas

dari ruang pembakaran ke energi mekanis dalam bentuk tenaga putar.

Secara umum, berdasarkan siklus kerja dalam mesin, motor dibedakan

menjadi motor 2 tak dan motor 4 tak. Motor 2 tak merupakan sebuah motor

yang dalam menyelesaikan satu siklus kerjanya memerlukan 1 kali putaran

poros engkol, sedangkan motor 4 tak dalam menyelesaikan satu siklus

kerjanya memerlukan 2 kali putaran poros engkol. Berangkat dari pengertian

dasar dari motor 2 tak dan 4 tak tersebut, tentu terdapat perbedaan dari

konstruksi mesin, cara kerja, kelebihan dan kekurangan, daya dan torsi yang

dihasilkan dari motor tersebut.

Berdasarkan perbedaan – perdaan tersebut, masyarakat cenderung akan

berfikir untuk memilih kendaraan jenis apa yang akan mereka kendarai.

Karena dalam kenyataannya, sebuah motor diharapkan mampu menghasilkan

performa yang baik dengan emisi gas buang yang baik pula. Karena dengan

emisi gas buang yang tidak sesuai dengan standar yang ditentukan dapat

mencemari lingkungan. Selain hal tersebut tentunya konsumsi bahan bakar

dalam motor juga diperhitungkan dalam penggunaanya. Dari jenis motor 2

tak dan 4 tak tentunya diharapkan mampu mencapai apa yang diharapkan

sesuai hal di atas. Karakteristik dari motor 2 tak dan 4 tak akan menghasilkan

performa (dalam hal ini daya dan torsi), emisi gas buang, dan konsumsi bahan

bakar yang berbeda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perbandingan daya dan torsi yang dihasilkan dari motor 2

tak dan 4 tak?

2. Bagaimanakah perbandingan emisi gas buang yang dihasilkan dari motor 2

tak dan 4 tak?

3. Bagaimanakah pengaruh motor 2 tak dan 4 tak terhadap daya, torsi, dan

emisi gas buang yang dihasilkan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan

makalah ini adalah :

1. Mengetahui perbandingan daya dan torsi yang dihasilkan dari motor 2 tak

dan 4 tak

2. Mengetahui perbandingan emisi gas buang yang dihasilkan dari motor 2

tak dan 4 tak

3. Mengetahui pengaruh motor 2 tak dan 4 tak terhadap daya, torsi, dan emisi

gas buang yang dihasilkan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa

a. Sebagai sarana pembelajaran mahasiswa mengenai perbedaan daya dan

torsi motor 2 tak dan 4 tak.

b. Mengetahui perbandingan hasil daya, torsi dan uji emisi berdasar

spesifikasi dengan kenyataan pada saat pengujian di lapangan.

2. Bagi jurusan/lembaga perguruan tinggi

a. Sebagai salah satu referensi pembelajaran dan penelitian tentang daya,

torsi maupun emisi gas buang.

b. Sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat memotivasi

penyediaan sarana dan prasarana kuliah yang lebih baik.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada motor 2 tak proses pemasukan campuran bahan bakar ke dalam

silinder bersamaan dengan proses pembuangan, proses ini lebih popular dengan

istilah proses pembilasan, yaitu proses pemasukan gas baru dan mendorong gas

buang agar gas buang. Tujuan pembilasan untuk menjamin gas dibuang didalam

silinder dapat terbuang dengan sempurna. Sedangkan istilah proses pemasukan

diguna untuk proses masuknya campuran ke dalam ruang engkol (crankcase).

Cara kerja motor 2 tak dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Pemasukan dan kompresi

Saat piston bergerak dari TMB menuju TMA, maka didalam silinder

terjadi proses kompresi, proses ini dimulai saat lubang bilas dan buang

tertutup piston, gerakan piston menyebabkan campuran bahan bakar yang

masuk dikompresi sehingga tekanan dan temperatur naik. Dibawah piston

terjadi proses pemasukan campuran bahan bakar. Saat piston bergerak ke

TMA, maka ruang bak engkol membesar sehinggga tekanan turun.

Turunnya tekanan di dalam bak engkol menyebabkan adanya perbedaan

tekanan di luar bak engkol dengan di dalam bak engkol sehingga

campuran bahan bakar terhisap masuk ke bak engkol dengan membuka

katup harmonika (reed valve).

2. Proses Usaha dan kompresi di bak engkol

Beberapa saat sebelum TMA, busi memercikkan api sehingga membakar

campuran bahan bakar. Terbakarnya campuran bahan bakar menyebabkan

temperatur dan tekanan didalam silinder naik. Tekanan mendorong piston

dari TMA menuju TMB, melalui batang piston gaya tekan piston

digunakan untuk memutar poros engkol, pada poros engkol digunakan

untuk memutar beban. Proses di bawah piston saat piston bergerak dari

TMA ke TMB menyebabkan ruang engkol mengecil sehingga tekanan

naik, naiknya tekanan menyebabkan reed valve menutup, proses

pemasukan campuran terhenti.

3. Proses Buang

Beberapa derajat langkah usaha, lubang buang terbuka sehingga gas buang

mengalir ke luar melalui saluran buang ke knalpot. Sementara itu tekanan

dibawah piston semakin besar akibat ruang engkol yang semakin

mengecil.

4. Proses Pembilas

Saat piston semakin mendekati TMB tekanan di bak engkol semakin

besar, sementara itu lubang bilas terbuka, sehingga campuran bahan bakar

dari bak engkol mengalir ke dalam silinder untuk mengisi silinder dengan

gas baru dan mendorong gas buang ke luar sehingga silinder benar-benar

bersih dari gas buang.

Mesin 4 langkah di gunakan pada sepeda motor prinsip kerjanya sama saja

yang di gunakan pada mobil. Perbedaannya hanya jumlah silender yang

digunakan prinsip kerja mesin 4 langkah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Langkah hisap (suction stroke)

Katup masuk terbuka, katup buang tertutup piston bergerak dari titik mati

atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Oleh karena gerakan piston dari

TMA ke TMB, makan di atas piston terjadi pembesaran volume yangg

mengakibatkan ruang tersebut menjadi hampa (vakum). perbedaan

tekanan udara luar yang tinggi dengan tekanan hampa, mengakibat kab

udara akan mengalir dan bercampur dengan bensin di karburator untuk

membentuk gas. Selanjutnya gas tersebut mengalir ke dalam ruang

silinder melalui saluran masuk (intake manifold) dan katup masuk

2. Langkah kompresi (compresion stroke)

Katup masuk dan buang tertutup piston bergerak dari TMA ke TMB

setelah melakukan pengisian , piston sudah mencapai ke TMB kembali

lagi bergerak ke TMA , memperkecil ruangan di atas piston sehinga

campuran udara dan bahan bakar menjadi padat, tekanan dan suhunya

naik.beberapa derajat sebelum piston mancapai TMA terjadi letikan bunga

api listrik yang berasal dari busi yang membakar campuran bahan bakar

dan udara

3. Langkah usaha (power stroke)

Katup masuk dan katup buang masi dalam ke adaan tertutup

piston bergerak dari TMA ke TMB. Proses pembakaran menyebabkan

campuran gas akan mengembang dan memuai sehingga energi panas yg d

hasilkan oleh pembakaran dalam ruang bakar menimbulkan tekanan ke

segala arah dan mendesak piston ke TMB. Langkah usaha inilah yang

diharapkan pada mesin untuk mendapat menjaga kelangsungan kerja dan

perolehan tenaga mesin. Dari proses inilah terlihat bahwa terjadi proses

panas berubah menjadi energi mekanis berupa gerak bolak-balik kemudian

diubah lagi menjadi gerak putar untuk selanjutnya diteruskan ke roda.

4. Langkah buang (exhaust stroke)

Katup masuk tertutup, katup buang terbuka piston bergerak dari TMB ke

suatu mesin menghasilkan energi yangg diperoleh dari adanya ledakan

gas yang terbakar selanjutnya piston bergerak dari TMA mendesak gas

bekas sisa pembakaran keluar melalui katup buang dan saluran buang

(exhaust manifold) ke knalpot

Dalam spesifikasi, dikenal ada istilah torsi (torque) dan tenaga kuda

(horsepower). Keduanya berkaitan erat dengan pergerakan mesin tiap menitnya

(rotation per minute atau rpm). Masing-masing dihasilkan lewat gerakan

perangkat lain seperti salah satunya dari besaran volume dari diameter dan

langkah piston.

Torsi adalah tenaga untuk menggerakkan, menarik atau menjalankan

sesuatu (pulling power). Satuan untuk torsi di internasional adalah feet/lbs, feet-

pounds atau Newtonmeter (Nm). Torsi dihasilkan dari jarak dan kekuatan dan

untuk menghitungnya anda bisa kalikan tenaga dengan jarak. Mesin dari

kendaraan menghasilkan torsi dan menggunakannya untuk menggerakkan

crankshaft. Jadi, torsi adalah tenaga yang digunakan pada suatu jarak tertentu.

Pada saat pembakaran di silinder mesin, gasnya menciptakan tekanan pada

piston. Tenaga itu ditransmisikan dari piston ke penghubung lalu ke crankshaft.

Perubahan jarak horizontal ketika crankshaft berputar maka torsi juga berubah.

Sebagai gambaran, mesin diesel truk jelas besar karena harus memiliki

pulling power yang besar untuk menarik barang dan muatan yang banyak. Dengan

torsi besar, dalam putaran mesin yang rendah dan gigi berapapun, tenaga geraknya

tetap besar. Pengemudi tak perlu mengganti gigi setelah mengerem. Tapi terus

menjalankannya pada gigi tersebut, tanpa perlu kehilangan tenaga tariknya.

Berbeda halnya dengan mesin berukuran kecil, torsinya pun kecil. Jadi

saat ditarik dengan kecepatan 5.600 rpm maka mesinnya akan menggerung.

Sebabnya, tenaga yang dihasilkannya kecil. Sementara itu, power atau dengan

satuan tenaga kuda (hp) dihitung dari berapa cepatnya pekerjaan itu bisa

dilakukan. Seperti contohnya, pada saat naik tangga atau mencapai satu tempat

dengan kecepatan tertentu. Pada kendaraan, hp dikaitkan dengan akselerasi.

Dalam arti lain, hp adalah hitungan matematika yang dikalkulasikan

dengan mengalikan torsi dengan rpm lalu dibagi dengan titik konstan pada rpm

5.252 maka itulah tenaga kuda. Pada kondisi umum, pada rpm 5.252 terjadi torsi

dan hp yang sama. Pada semua mesin dan kendaraan serta berbagai tipe, titik

pertemuan torsi dan hp adalah pada rpm tersebut. Di beberapa mesin dengan torsi

puncak (eak torque atau torsi maksimum) akan dicapai sebelum rpm tersebut

maka hp maksimalnya (peak hp)-nya berada di bawah torsi maksimal.

Torsi demikian dihasilkan oleh mesin-mesin dengan rpm rendah. Contoh

kasus pada mesin kendaraan turing untuk perjalanan jauh dengan muatan yang

banyak. Kendaraan tersebut memiliki torsi yang besar sehingga tenaganya

tersebar di semua gigi. Itu membuat pengendara lebih santai.

Sedangkan, bila torsi puncaknya dicapai setelah 5.252 rpm maka torsinya

itu di bawah hp maksimal. Pada beberapa jenis kendaraan sport-turing, torsi ini

dihasilkan dilengkapi pula dengan akselerasi yang memadai untuk menyalip

kendaraan di depannya. Tetapi semua itu tergantung kepada tenaga yang dimiliki

kendaraan tersebut.

Contohnya pada mesin motor Harley Davidson Big Twin, meski mesinnya

sudah dimodifikasi tetapi mesinnya tetap rpm rendah. Makanya torsi puncaknya

terdapat di bawah 5.252 rpm. Sebagai hasilnya, torsinya di atas hp-nya. Dalam

kasus seperti pada mesin truk diesel, kendaraan ini bisa menghasilkan torsi 1.200

feet/lbs pada 1.500 rpm. Tapi, pada tenaga kudanya, hanya mencapai 400 hp di

2.000 rpm.

Pada mesin-mesin jenis sport, biasanya menggunakan rpm tinggi. Jenis

sport sangat membutuhkan akselerasi yang tinggi dengan perpindahan gigi yang

singkat. Mesin empat silinder sport memiliki mesin yang torsi puncaknya dicapai

setelah 5.252 rpm. Artinya, hp maksimalnya di atas torsi puncak. Pada motor

Yamaha YZF-R6, memiliki torsi puncak sebesar 42 feet/lbs pada 9.500 rpm.

Mesinnya menghasilkan tenagakuda maksimum 95 hp pada 12.800 rpm.

Karena itu, tidak heran bila kendaraan-kendaraan bermesin jenis sport

mampu menempuh jarak tertentu dalam waktu yang singkat seperti pada saat

balapan. Tetapi bila pada saat dilakukan pengereman, misalkan di gigi 3,

mesinnya tidak memiliki tenaga yang cukup untuk bergerak karena torsinya tidak

memadai. Karenanya, si pengendara harus menurunkan ke gigi rendah untuk

mendapatkan tenaga tarik yang cukup.

Baik torsi maupun tenaga kuda, dipengaruhi oleh besaran volume silinder.

Semakin besar volumenya, tenaganya pun besar. Volume tersebut dihasilkan dari

diameter silinder dan langkah piston. Semakin panjang langkah piston maka rpm

yang dihasilkannya rendah. Seperti pada mesin-mesin motor Inggris dan Amerika,

kendaraan turing, mobil truk dan kendaraan angkut lainnya.

Sebaliknya, bila langkah pistonnya pendek, maka rpm-nya tinggi. Rpm

tinggi itu ditujukan untuk mendapatkan akselerasi yang tinggi. Jenis seperti ini

terdapat pada kendaraan bertipe sport.

Untuk mengetahui besar Torsi dan Tenaga yang dihasilkan oleh mesin

sepeda motor dapat dilakukan dengan tes Dyno yaitu, suatu alat yang digunakan

untuk mengukur besarnya torsi dan tenaga yanhg dihasilkan oleh mesin sepeda

motor.

Uji emisi ini dilakukan untuk mengukur gas buang kendaraan bermotor

serta mendeteksi kinerja mesin kendaraan. Uji emisi dapat dilakukan

menggunakan Gaz Analyizer. Dengan melakukan pengujian emisi gas buang,

maka dapat di ketahui kadar atau kandungan gas – gas dari sisa pembakaran yang

dapat mencemari udara luar, sehingga dapat di lakukan pengurangan emisi dengan

berbagai cara seperti penambahan zat aditif pada bahan bakar.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode yang di gunakan

Metode penelitian yang dilakukan penulis yaitu sebagai berikut:

1. Metode studi pustaka

Yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan penulisan dari buku-buku

sebagai bahan dasar teori dari hasil penelitian di lapangan.

2. Metode internet

Yaitu dengan mencari bahan dasar teori mengenai daya, torsi, dan emisi

gas buang melalui website.

3. Metode studi lapangan

Yaitu dengan mengambil data dari alat dyno test dan alat uji emisi (gas

analyzier)

B. Alat dan Bahan

1. Sepeda motor Kawasaki Ninja 150 RR dan Yamaha Vixion 150

2. Dyno Test, alat uji daya dan torsi

3. Gas analyzier

4. Rpm Meter

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Spesifikasi Sepeda Motor

a. Kawasaki Ninja 150 RR

Type Mesin : 2-tak,crankcase

reedvalve,SuperKIPS,HSAS

Jumlah & Isi Silinder : Satu buah & 148cc

Diameter x Langkah : 59,0 x 54,4mm

Perbandingan Kompresi : 6,8 : 1

Daya Maksimum : 22,1 KW ( 30,1 PS ) / 10.500 RPM

Torsi Maksimum : 21,6 Nm / 9.000 RPM

Karburator : Mikuni VM 28

Sistem Starter : Kick

Jumlah Transmisi : 6 speed, constant mesh, return shift

Rasio Gigi : Gigi 1 2.700 ( 27/10 )

Gigi 2 1.706 ( 29/17 )

Gigi 3 1.300 ( 26/20 )

Gigi 4 1.090 ( 24/22 )

Gigi 5 0.952 ( 20/21 )

Gigi 6 0.863 ( 19/22 )

Tipe sistem final drive : Chain Drive

Rasio Reduksi : 3.000 ( 42/14 )

Drive rasio keseluruhan : 8.479 @ top gear Sistem

Pelumasan Oli : Oil Injection

Kapasitas Oli Samping : 1 liter

Kapasitas Oli Transmisi/Mesin : 0,87 liter

Knalpot / Muffler : Catalic Converter

Kapasitas Coolant : 1,3 liter

Jarak Poros Roda : 1.305mm

Jarak terendah ke tanah : 145mm

Berat maksimum : 124,5 kg

Tipe Rangka : Full Frame

Suspensi Depan : Telescopic Fork Suspension

Suspensi Belakang : Monoshock Suspension

Panjang x Lebar x Tinggi : 1975mm x 719mm x 1090mm

Rem Depan : Rem Cakram Twin Pot

Rem Belakang : Rem Cakram Twin Pot

Ban Depan : 90/90-17 49S Tube-type

Ban Belakang : 110/80-17 57S Tube-type

Isi tangki bensin : 10,8 liter

Baterai : 12 V 4 Ah

b. Yamaha Vixion 150

TipeMesin : 4 Langkah, 4 Valve SOHC – Fuel

Injection, Berpendingin Cairan

Jumlah / Posisi Silinder : Cylinder Tunggal / Tegak

Volume Silinder : 149,8 cc

Diameter x Langkah : 57,0 × 58,7 mm

Perbandingan Kompresi : 10,40 :1

Daya Maksimum : 11,1 kW / 8500 rpm

Torsi Maksimum : 13,1 Nm / 7500 rpm

Sistem Starter : Electric Starter dan Kick Starter

Sistem Pelumasan : Basah

Kapasitas Oli Mesin : Total : 1,15 Liter / Penggantian

Berkala : 0,95 Liter

Sistim Bahan Bakar : Throtlle body AC 28 -1

TipeKopling : Basah, Kopling Manual, Multiplat

TipeTransmisi : Return, 5 Kecepatan

Pola Pengoperasian Transmisi : 1 – N – 2 – 3 – 4 – 5

TipeRangka : Pressed Backbone (Deltabox)

Suspensi Depan : Teleskopik

Suspensi Belakang : Lengan Ayun, Link Suspensi

Monocross

Ban Depan : 2,75–17 41P

Ban Belakang : 90/90–17M/C 49P

Rem Depan : Cakram

Rem Belakang : Tromol

P x L x T : 2.000 m x 705 mm x 1.035 mm

JarakSumbuRoda : 1.282 mm

JarakTerendahKe Tanah : 167 mm

TinggiTempatDuduk : 790 mm

Berat Isi : 125 kg

KapasitasTangkiBensin : 12 Liter

SistemPengapian : T.C.I. / Transistorized Coil Ignition

(Digital)

Battery : YTZ4V-MF (MF Battery 12V 3 Ah)

Busi : CR8E (NGK) / U24ESR-N (DENSO)

2. Data Hasil Pengujian Daya dan Torsi

a. Kawasaki Ninja 150 R

Pada saat RPM menunjukkan 9424 daya mencapai titik tertingginya

yaitu 20,1 HP, sedangkan torsi tertinggi dicapai pada saat 9353 Rpm

yaitu15.15 N.m.

b. Yamaha Vixion 150

Pada saat RPM menunjukkan 8486 daya mencapai titik tertingginya

yaitu 14,3 HP, sedangkan torsi tertinggi dicapai pada saat 7715 Rpm

yaitu 12,44 N.m

3. Data Pengujian Emisi Gas Buang

a. Kawasaki Ninja 150 RR

1) Percobaan 1

a) RPM : 1420

b) CO : 1,117

c) CO2 : 4,74

d) HC : 4502

e) O2 : 13,58

f) NO : -

g) ƛ : 1,715

2) Percobaan 2

a) RPM : 1420

b) CO : 1,033

c) CO2 : 4,71

d) HC : 4701

e) O2 : 13,40

f) NO : -

g) ƛ : 1,690

3) Percobaan 3

a) RPM : 1420

b) CO : 0,979

c) CO2 : 4,58

d) HC : 4674

e) O2 : 13,61

f) NO : -

g) ƛ : 1,728

4) Percobaan 4

a) RPM : 1420

b) CO : 0,950

c) CO2 : 4,55

d) HC : 4630

e) O2 : 13,68

f) NO : -

g) ƛ : 1,747

5) percobaan 5

a) RPM : 1420

b) CO : 0,873

c) CO2 : 4,54

d) HC : 4645

e) O2 : 13,77

f) NO : -

g) ƛ : 1,765

b. Yamaha Vixion 150

1) Percobaan 1

a) RPM : 1140

b) CO : 1,366

c) CO2 : 6,51

d) HC : 311

e) O2 : 11,47

f) NO : -

g) CO cor : 2,601

h) ƛ : 1,876

2) Percobaan 2

a) RPM : 1140

b) CO : 1,870

c) CO2 : 6,05

d) HC : 324

e) O2 : 11,48

f) NO : -

g) CO cor : 3,541

h) ƛ : 1,840

3) Percobaan 3

a) RPM : 1140

b) CO : 3,051

c) CO2 : 5,55

d) HC : 373

e) O2 : 11,61

f) NO : -

g) CO cor : -

h) ƛ : 1,677

4) Percobaan 4

a) RPM : 1140

b) CO : 2,922

c) CO2 : 6,02

d) HC : 319

e) O2 : 10,80

f) NO : -

g) CO cor : 4,901

h) ƛ : 1,639

5) percobaan 5

a) RPM : 1140

b) CO : 2,556

c) CO2 : 4,52

d) HC : 441

e) O2 : 13,79

f) NO : -

g) CO cor : -

h) ƛ : 2,086

B. Pembahasan

1. Perbandingan Daya dan Torsi Motor 2 Tak dan 4 Tak

a. Kawasaki Ninja 150 R

Pada saat RPM menunjukkan 9424 daya mencapai titik tertingginya yaitu 20,1

HP, sedangkan torsi tertinggi dicapai pada saat 9353 Rpm yaitu 15.15 N.m .

b. Yamaha Vixion 150

Pada saat RPM menunjukkan 8486 daya mencapai titik tertingginya yaitu 14,3

HP sedangkan torsi tertinggi dicapai pada saat 7715 Rpm yaitu 12,44 N.m

2. Perbandingan Emisi Gas Buang Motor 2 Tak dan 4 Tak

a. Kawasaki Ninja 150 RR

CO :0,99 HC : 4630,4 ƛ : 1,72

CO2: 4,652 O2 : 13,60

b. Yamaha Vi-Xion

CO :2,353 HC : 353,6 ƛ : 1,82

CO2: 5,73 O2 : 11,83

3. Pengaruh Motor 2 Tak dan 4 Tak Terhadap Daya, Torsi, dan Emisi Gas

Buang

Motor 2 tak mempunyai daya dan torsi yang lebih besar daripada motor 4 tak

dikarenakan panjang langkah motor 2 tak yang lebih pendek dari pada 4 tak.

Inilah yang mengakibatkan motor 2 tak memiliki tarikan yang lebih gesit dan

performa dalam kecepatan yang tinggi.

Dalam hal emisi, seharusnya hasil percobaan menunjukkan motor 4 tak

lebih ramah emisi. Akan tetapi dalam percobaan tersebut ternyata motor 4 tak

tidak menunjukkan emisi yang ramah. Ini bisa disebabkan motor 4 tak belum

dilakukan servis berkala. Karena servis sangat berpengaruh pada emisi gas buang

suatu kendaraan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melihat dari spesifikasi mesin masing – masing sepeda motor, terjadi

penurunan performa torsi. Pada motor Kawasaki Ninja 150 RR performa turun

6,45 N.m. dari 21,6 N.m ke 15,15 N.m. Begitupun juga pada Yamaha Vixion

150 terjadi penurunan performa hingga 0,66 N.m dari 13,1 N.m ke 12,44 N.m.

Penurunan performa tersebut kami identifikasi dipengaruhi oleh beberapa hal,

diantaranya :

1. UsiaKendaraan

Kawasaki Ninja 150 RR yang kami uji mengalami penurunan

performa paling besar. Ini dikarenakan banyak komponen mesin yang

sudah tua sehingga torsi turun sangat drastis. Perlu diketahui bahwa motor

Ninja ini dibuat pada tahun 2008. Berbeda dengan Yamaha Vixion yang

dibuat pada 2011, penurunan performahanya 0,66 N.m saja. Komponen –

komponennya masih baru dan segar.

2. Servis Berkala

Motor yang belum di servis/ belum dilakukan perawatan bisa juga

mengurangi performa kendaraan. Seperti filter dan karburator yang kotor,

belum dilakukannya penggantian oli, dsb.

Hasil Dyno test juga menunjukkan bahwa torsi dan daya motor 2 tak lebih

besar dibanding motor 4 tak. Ini dikarenakan langkah motor 2 tak lebih pendek.

Semakin pendek langkah motor torsi dan daya yang dihasilkan lebih besar. Ketika

sepeda motor mencapai RPM tertinggi maka daya maupun torsinya justru akan

kembali turun.

Dalam hal emisi, factor terpenting untuk mencipkana emisi yang ramah

lingkungan sesuai batas amdal motor harus dirawat dengan baik yaitu

dilakukannya servis berkala juga. Karena dengan hal ini motor selalu berada

dalam performa yang baik.

B. Saran

Dari pengujian dan penulisan laporan ini maka kami menyarankan :

1) Untuk para pengguna sepeda motor baik 4 tak maupun 2 tak harus selalu

melakukan perawatan/ servis berkala untuk menjaga performa mesin tetap

stabil.

2) Penggantian oli mesin secara berkala akan menjaga keawetan komponen

kendaraan.

3) Untuk motor 2 tak menggunakan oli samping sesuai spesifikasi karena

akan berpengaruh pada proses pembakaran

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009. http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/industrial-

technology/2009/Artikel_21402217.pdf. Diakses pada tanggal 26

Desember 2012 pukul 08.00 WIB

Anonim.2008.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1teknikmesin/206412008/bab3.pdf.

Diakses pada tanggal 26 Desember 2012 pukul 08.00 WIB

Jama, jalius dkk, 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Anonim.2011. http://expectice.blogspot.com/2011/09/torsi-tenaga-dan-rpm-

dalam-gerak-mesin.html. Diakses pada tanggal 27 Desember 2012 pukul 01:51

WIB

Wahyu.2011. http://kingdragrace-wahyu.blogspot.com/2011/08/pengertian-

motor-2-tak.html. Diakses pada tanggal 27 Desember 2012 pukul 01:59 WIB

Wahyu.2011. http://kingdragrace-wahyu.blogspot.com/2011/08/pengertian-

motor-4-tak.html. Diakses pada tanggal 27 Desember 2012 pukul 02:03 WIB

LAMPIRAN

1. Dokumentasi Kegiatan

2. Hasil Uji Dyno Test

3. Hasil Uji Emisi

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan

LAMPIRAN HASIL DYNO TEST

LAMPIRAN HASIL UJI EMISI