laporan komunitas kelompok 2 godean 1

Upload: nuraini-maghfuroh

Post on 01-Mar-2016

34 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITASDI PUSKESMAS GODEAN I, SLEMAN, YOGYAKARTA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas DIV Keperawatan semester empat.

Disusun oleh :Dewi MasithohP07120213011Heryuni PrastiwiP07120213019Nuraini MaghfurohP07120213028Yoka Rachmawan P DP07120213040

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KSEHATAN YOGYAKARTAJURUSAN KEPERAWATAN2015

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSeiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas.Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatanprofesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).Di kabupaten Sleman dalam bidang kesehatan, pengelolaan pembangunan kesehatan, telah diarahkan bahwa puskesmas tidak lagi hanya berperan sebagai Unit Pelaksana, tetapi lebih sebagai Pengelola pembangunan di wilayahnya. Dalam melaksanakan fungsi sebagai Pengelola pembangunan kesehatan di wilayah, Puskesmas harus mampu untuk menginventarisir permasalahan, faktor-faktor yang terkait (penyebab), potensi sumber daya, juga kendala-kendala dalam program/kegiatan pada tahun sebelumnya guna mewujudkan visi yang ingin dicapai. Profil Kesehatan Puskesmas Godean I tahun 2014 ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi tentang : gambaran situasi kesehatan wilayah, situasi upaya kesehatan dan situasi sumber daya kesehatan. Data-data yang digunakan dalam penyusunan profil ini adalah data pencapaian kegiatan, dan data sekunder dari lintas sektor pada tahun 2012. Keterbatasan sumber data yang ada terutama data darri lintas sektor juga dari beberapa program yang kurang, menjadi kendala tersendiri dalam penyusunan profil ini.Profil kesehatan Puskesmas Godean I tahun2014 ( data tahun 2013 ) ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih baik dan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan di tahun yang akan datang.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana keadaan umum Puskesmas Godean I?2. Bagaimana derajad kesehatan komunitas di wilayah kerja Puskesmas Godean I?3. Apa aja program kerja Puskesmas Godean I?4. Bagaimana asuhan keperawatan pada kelompok khusus Home Industry?

C. Tujuan1. Untuk mengetahui situasi keadaan umum Puskesmas Godean I2. Untuk mengetahui derajat kesehatan komunitas di wilayah kerja Puskesmas Godean I?3. Untuk mengetahui program kerja Puskesmas Godean I4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kelompok khusus Home Industry

BAB IIISI

A. Situasi Keadaan UmumPuskesmas Godean I merupakan salah satu puskesmas di Kecamatan Godean. Puskesmas Godean I terletak di dusun Pandean VII, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Wilayah kerja Puskesmas Godean I meliputi 4 Desa, 42 Dusun, 91 RW, dan 206 RT diantaranya Desa Sidoluhur, Sidomulyo, Sidoagung, dan Sidomoyo. Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Godean I tahun 2013 adalah 32.721 jiwa; 50,02% Laki-Laki dan 49,98% Perempuan dengan 11.285 KK.

Tabel 1Penyebaran dan Kepadatan Penduduk di Puskesmas Godean IMenurut Tempat Tahun 2013NoDesaJumlah%Luas (km2)Kepadatan Penduduk

1Sidoagung790824,22,593054

2Sidoluhur1062732,44,892174

3Sidomulyo607418,62,742217

4Sidomoyo8017252,972732

Jumlah3254510013,1910177

Tabel 2Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Godean ISaranaJumlah

Puskesmas Induk1 unit

Puskesmas Pembantu3 unit

Klinik Swasta1 unit

Dokter (umum dan spesialis)8 orang

Apotek4 unit

Posyandu44 unit

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Godean I ada 32 PNS, 3 MOU Blud 1 Bidan PTT, terdiri dari:1. Dokter Umum: 2 orang PNS 1 orang (Blud)2. Dokter Gigi: 1 orang3. Perawat Umum : 6 orang4. Perawat Gigi : 2 orang5. Bidan: 5 orang PNS dan 1 PTT6. Petugas Sanitasi: 1 orang7. Petugas Gizi: 2 orang8. Analis Kesehatan: 2 orang9. Asisten Apoteker: 2 orang10. TU: 7 orang11. RM: 2 orang12. Psikolog: 1 orang (Blud)13. Akunting: 1 orang (Blud)14. Fisioterapi: 1 orang (kontrak-harian lepas)15. Satpam: 1 orang (PTT)(Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Godean 1 per Desember 2013)

A. Derajat Kesehatan KomunitasDearajat kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan, kelompok serta masyarakat yang digambarkan dengan UHH, mortalitas, morbiditas serta status gizi masyarakat. Adapun gambaran tersebut adalah sebagai berikut:1. Usia Harapan Hidup (UHH)Menurut Surkesda Kabupaten Sleman tahun 2009, UHH rata-rata penduduk Kabupaten Sleman mencapai 73 tahun, terdiri dari laki-laki mencapai 72 tahun sedangkan perempua mencapai 76 tahun.2. MorbiditasMorbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan, sedangkan dalam arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiwa-peristiwa tersebut, tetapi juga faktor yang mempengaruhinnya (determinant faktors), seperti faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Adapun angka morbiditas di wilayah kerja Puskesmas Godean I adalah:a. Penyakit MenularAngka kesakitan dari penduduk yang menonjol pada tahun 2013 adalah diare dan DBD, yaitu 538 kasus diare dan 33 kasus DBD. Hal ini dapat dilihat pada table berikut:NoJenis Penyakit200820092010201120122013

1Malaria000000

2DBD232226333340

3Diare455464696537537719

4Campak000000

b. Penyakit tidak MenularLima kasus penyakit tidak menular selama lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 2008 sampai 2013 adalah:1) Hipertensi2) Penyakit susunan syaraf3) Diabetes Mellitus4) Gangguan mental dan perilaku5) Penyakit jantung dan pembuluh darahc. Pola 10 Besar PenyakitDari data rawat jalan di Puskesmas Godean 1 tahun 2013 dapat disimpulkan bahwa pola penyakit tertinggi adalah common cold dengan jumlah 7.044 kasus atau 15,23%. Hal ini dpat dilihat pada table berikut:NoJenis PenyakitJumlahPersentase

1Common Cold7.04415,23

2Gangguan lain pada jaringan otot3.6447,88

3Dispepsia3.1046,71

4Hipertensi sekunder3.0376,57

5Penyakit pulpa dan jaringan periapikal2.8466,16

6Sindrom nyeri kepala2.3285,03

7Ginggifitis dan penyakit periodental2.0684,47

8Faringitis akut1.5883,43

9Dermatitis kontak alergi1.3903,01

10Karies gigi1.1142,41

TOTAL28.16360,9

Sedangkan dalam data Puskesmas Godean I tahun 2014 dengan jumlah penduduk yang sakit sejumlah 49.450 orang dapat disimpulkan bahwa pola penyakit tertinggi adalah Nasofaringitis akut dengan jumlah 4.949 kasus, sedangkan terjadi penurunan pada 3 pola penyakit yaitu pada dyspepsia, penyakit gingivitis dan periodontal serta faringitis akut. Dapat dilihat pada table di bawah ini:NoJenis PenyakitJumlahPersentase

1Nasofaringitis Akut4.94910

2Hipertensi Essensial (Primer)2.7645,6

3Perlu Imunisasi Untuk Melawan Kombinasi-kombinasi Penyakit Infeksi2.2414,53

4Dispepsia 2.2144,47

5Pemeriksaan dan Penyelidikan Umum pada Orang-orang tanpa keluhan atau melaporkan diagnosis2.0904,22

6Penyakit Gingivitis dan Periodontal1.8413,72

7Faringitis Akut1.8043,64

8Penyakit pada Jaringan Pupa dan Periapikal 1.8033,64

9Sakit Kepala (Pusing)1.5933,22

10Diabetes mellitus tak tergantung insulin (NIDDM)1.3632,75

TOTAL22.66235,79

3. MortalitasMortalitas (kematian) adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah. Adapun angka mortalitas di wilayah kerja Puskesmas Godean I adalah:a. Angka Kematian BayiDalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan angka kematian bayi, yaitu tahun 2009 terdapat 0 kematian bayi, tahun 2010 terdapat 2 kematian bayi dan tahun 2011 semakin meningkat menjadi 3 kematian bayi, puncaknya pada tahun 2012 sebanyak 5 kematian bayi. Dari hasil observasi dan pelacakan kasus tersebut ternyata ada factor social yang berpotensi menjadi penyebab, dan tahun 2013 menurun menjadi 3 kematian bayi seperti yang ditampilkan pada table di bawah:TahunKelahiranKematian

20082520

20093010

20103622

20113943

20124155

20134163

b. Angka Kematian BalitaDari data 2008-2013, kematian tidak ada. Indicator ini menggambarkan bahwa pelayanan kesehatan pada anak balita melalui kegiatan UKS di TK, kegiatan posyandu, maupun kelompok bermain yag ada di wilayah kerja Puskesmas Godean 1 telah memberikan kontribusi pada kesehatan anak balita.c. Angka Kematian Ibu MaternalTahun 2007 tidak ada dan tahun 2008 ada 2 orang. Penyebab kematian ibu pada tahun 2008 adalah eklamsia dan meningitis TB. Tahun 2009 terdapat 2 kematian ibu (kematian ibu hail dan ibu bersalin). Sedangkan tahun 2010 terdapat 2 kematian ibu (keduanya adalah ibu nifas) dan tahun 2011-2013 tidak ada kematian ibu maternal.4. Status GiziStatus gizi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan yang menggmbarkan keadaan kesejahteraan gizi perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makan.

a. Status Gizi BalitaJumlah balita di PSG selama 6 tahun mengalami peningkatan dari 79,79% (tahun 2007); 88,63% (tahun 2008); 85,49% (tahun 2009); 87,47% (tahun 2010); 90,85% (tahun 2011) dan 91,17% (tahun 2013). b. Status Gizi CatenPemantaan status gizi caten di wilyah Puskesmas Godean 1 dilakukan dengan pengukuran BB, TB, LILA dan wawancara oleh petugas saat konsultasi gizi. Jumlah caten keseluruhan pada tahun 2012 adalah 212 caten. Hasil status gizi caten berdasarkan LILA adalah KEK sebnyak 62 caten dan non KEK sebanyak 150 caten (70,75%).Pemantauan IMT caten dilakukan dengan jumlah 183 orang, hasilnya adalah:1) Normal: 65,57%2) Kurus: 20,77%3) Gemuk: 13,66%c. Status Gizi Ibu HamilTerjadi penurunan persentase ibu hamil KEK selama 4 tahun terakhir, yaitu dari 17,27% pad tahun 2009 menurun menjadi 11,96% pada tahun 2010. Tahun 2011 semakin menurun menjadi 7,89% dan tahun 2012 menjadi 3,50%.Kasus anemia pada ibu hamil mengalami peningkatan dan penurunan secara bergantian selama 6 tahun terakhir, yaitu tahun 2007 (32,1%) turun menjadi 25% pada tahun 2008. Pada 2 tahun berkutnya meningkat menjadi 29,56% (tahun 2009) dan 35,89% (tahun 2010). Sedangkan tahun 2011 menurun menjadi 32,71% , pada tahun 2012 menjadi 17,83% dan pada tahun 2013 menjadi 16,90%. Data puskesmas terakhir pada tahun 2014 dengan bumil berjumlah 503 dapat disimpulkan bahwa ibu hamil dengan resiko anemia berjumlah 36,19% (terjadi peningkatan sejumlah 19,29% dari tahun 2013) dan ibu hamil dengan resiko KEK berjumlah 18,69% yang dapat dilihat pada table dibawah ini:

NoBulanIbu Hamil dapat 90 tablet Fe3Ibu Hamil Resiko KEK dg LILA 23,5 cm namun mendapatkan tambahan PMT berjumlah 57 orang (11,33%).

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS HOME INDUSTRY GENTINGDI DUSUN GENITEM, SIDOAGUNG, GODEAN, SLEMAN

A. PengkajianPemilik Usaha: Tn.SUmur: 54 thJenis kelamin: Laki-lakiPendidikan akhir: SMAAgama: IslamStatus menikah: MenikahBB/TB: 60 kg/ 163 cmLama kerja: 25 thBagian/Divisi: -Jabatan: Pemilik industri gentingPekerjaan lainnya: Bertani, berternak ayam dan ikan

1. Data Kesehatan Pekerjaa. Faktor risiko kesehatanTn. S memiliki pegawai sebanyak 4 orang yaitu Tn. Mu (21th), Tn. B (35th), Tn. S (40th) dan Sdr. Mj (18th) yang merupakan pegawai musiman. Tn.S mengatakan bahwa dalam 1 hari pegawainya bekerja selama 12 jam dari pukul 05.00 WIB (setelah subuh) sampai pukul 17.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 06.30 dan 11.30 sampai jam 13.00 WIB. Tn. S mengatakan bahwa proses penggilingan, pembuatan bahan, pencetakan dan pembakaran dilakukan pada hari yang berbeda-beda.Tn. S mengatakan bahwa dalam 1 hari terutama saat proses pencetakan genting, pegawainya berdiri selama 8 jam. Tn. S mengatakan bahwa keluhan selama pembuatan genting yaitu pusing akibat terik matahari dan pegal linu, beliau mengatakan bahwa asap pembakaran genting tidak menimbulkan sesak/ iritasi mata karena asapnya naik dan tidak menyebar ke dalam rumah dan lingkungan sekitar. Beliau juga mengatakan bahwa ia dan pekerjanya tidak pernah menggunakan APD seperti sarung tangan atau masker saat bekerja karena dirasa akan mengganggu pekerjaan. Tn. S mengatakan bahwa sekitar 2 tahun yang lalu pernah terjadi salah satu pekerja terluka pada saat mengiling lanah liat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan genting. Penggilingan dilakuikan menggunakan mesin penggiling yang mempunyai kekuatan besar. Saat memadatkan lumpur, kaki pekerja terjepit oleh mesin hingga kakinya mengelupas. Selain itu, pada saat pengepresan genting dulu ada seorang pekerja yang terjepit oleh mesin pres. 1 tahun lalu atap tempat pembakaran genting hamper terbakar karena api pembakaran menyulut hingga atap. Sebelum api meluas, api dipadamkan menggunakan air lewat selang. Tn.S mengatakan bahwa pada saat pembakarang genting kurang pengawasan, karena waktu pembakaran hamper 24 jam pekerja memilih untuk beristirahat selagi pembakaran selesai.b. Pola kebiasaan/ gaya hidupTn.S mengatakan bahwa kebiasaan buruk pegawainya adalah merokok, namun Tn.S sendiri sudah tidak merokok selama 3 bulan terakhir. Pegawai yang paling berat merokoknya adalah Tn. Mu dan Tn.Mj. Pada saat istirahat mereka lebih banyak merokok sedangkan untuk minummereka cenderung kurang mengimbangi dengan minum lebih. Tn.Mj dan Tn.Mu dalam sehari masing-masing menghabiskan minum 5-6 gelas saja. Tidak sebanding dengan aktivitas kerja yang dilakukan. Selain itu, pegawainya juga memiliki kebiasaan yang lain yaitu mecuci tangan sebelum makan di dalam ember yang sudah diisi air sejak pagi atau di kolam ikan yang ada di samping rumah. Pekerja sudah melakukan cuci tangan sebelum makan, akan tetapi yang menjadi permasalahan disini adalah mereka mencuci tangan menggunakan air yang tersedia diember. Tangan dicelupkan di ember yang sama tanpa mengganti airnya. Selain di ember, pekerja membersihkan diri atau mencuci tangan juga di kolam penampungan air dekat kolam ikan. Saat dilakukan survey, ada seorang warga sedang mencuci baju di sana. Kualitasair kotordan berwarna kecoklatan. Tn.S mengatakan bahwa pegawainya makan pagi dan siang selalu teratur, selain itu mereka minum teh saat pagi hari dan minum air putih 4-5 gelas/ hari saat bekerja. Tn.S mengatakan bahwa tidak ada kegiatan olahraga untuk pegawainya, pemeriksaan kesehatan juga dilakukan apabila ada petugas kesehatan yang keliling atau saat mereka merasa sakitdan tidak enak badan. Penyakit yang sering diderita oleh pekerja antara lain pusing, flu, batuk, demam, dan pegal linu.2. Data Pelayanan KesehatanTn.S mengatakan bahwa informasi kesehatan yang didapatkan pada 6 bulan terakhir adalah tentang DB, karena pada bulan april 2015 terjadi wabah DB di desanya. Informasi diberikan oleh petugas kesehatan terhadap warga Dusun Genitem. Sedangkan para pekerja mendapat informasi melalui Tn.S. Tn.S berpendapat bahwa penyuluhan dan pelatihan kesehatan sebaiknya dilakukan setiap 1-2 kali dalam 1 tahun dengan metode pengumuman oleh tokoh masyarakat. Tn.S mengatakan bahwa beliau selalu datang setiap ada undangan dari petugas kesehatan, beliau mengatakan bahwa saat ini tidak ada informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh pegawainya.3. Data DemografiDusun Genitem merupakan dusun yang berada di kelurahan Sidoagung kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Dusun Genitem adalah salah satu dari beberapa dusun di Sidoagung sebagai penghasil genting yang kualitasnya baik. Dari banyak orang pembuat genting, Tn. S yang berumur 54 tahun adalah salah seorang pemilik industri pembuatan genting di daerah Genitem, Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakrata. Beliau asli orang Jawa dan beragama Islam. Tn. S adalah tamatan Sekolah Menengah Atas/ SMA. Di rumahnya Tn. S memiliki 4 orang pegawai yang semuanya adalah laki-laki. Keempat pegawainya yaitu Tn. Mu (21th) lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) , Tn. B (35th) lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Tn. S (40th) lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sdr. Mj (18th) lulusan Sekooah Dasar (SD), mereka bnerempat merupakan pegawai musiman.Penghasilan Tn. S selama satu bulan tidak tentu, tergantung pesanan genting dari pembeli. Genting. Tn. S dijual Rp.1200,-/ buah. 4. Lingkungan Fisika. Perumahan/Tempat KerjaRumah Tn. S adalah rumah milik sendiri dan jenis rumahnya adalah permanen. Lantai rumah dari keramik, dinding rumah terbuat dari tembok. Luas jendela lebih dari 10% luas lantai. Cahaya masuk ke dalam rumah, keadaan rumah bersih, ventilasi baik. Jendela rumah Tn. S selalu dibuka setiap hari dan penerangannya baik.b. HalamanPekarangan rumah Tn. S dimanfaatkan dengan baik untuk pembuatan genting mulai untuk menempatkan alat untuk mencetak genting, alat untuk pembakaran genting, dan tempat untuk menjemur genting. Keadaan halaman rumah kurang bersih, terlihat dengan banyak kotoran ayam di tempat bekerja dan jarak tempat pembakaran genting dengan rumah tinggal hanya 5 meter.c. PembuanganKeluarga Tn. S dan para pekerjanya buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) di kamar mandi yang ada di rumah Tn. S. Tempat pembuangan terakhir (jamban) yang dimiliki Tn. S adalah septic tank. Tn. S mengatakan selalu merawat dan membersihkan kamar mandi minimal 2x dalam seminggu. Jarak jamban dengan sumber air kurang dari 10 meter.d. Sumber AirPenyediaan air bersih dan penyediaan air minum keluarga Tn. S adalah dari sumur gali milik Tn. S. Keadaan air bersih dan jernih, air yang digunakan untuk minum adalah air yang sudah dimasak.e. Tempat Penampungan AirJenis penampungan air milik keluarga Tn. S adalah bak permanen dari semen. Kondisi bak air tertutup sehingga jarang dibersihkan namun, Tn. S mengatakan air dalam bak selalu habis dalam 1 hari sehingga tidak ada jentik nyamuk di bak penampungan air. Pemeriksaan jentik dilakukan setiap 1 minggu sekali oleh kader kesehatan di desa Tn. S.f. Pembuangan Sampah dan LimbahTn. S mengatakan cara pengelolaan sampah dan limbah dirumah Tn. S dengan ditimbun kemudian dibakar jika sudah menumpuk. Keadaan tempat pembuangan sampah kurang terpelihara, terlihat sampah rumah tangga dan limbah industri berupa sisa-sisa pembakaran banyak ditimbun di samping rumah. Binatang yang banyak berkeliaran di rumah Tn. S adalah lalat, kucing dan ayam. Pembuangan air limbah dari rumah tangga adalah di got, kondisi saluran limbah terbuka. g. Kondisi Tempat BekerjaTempat pembuatan genting adalah di halaman rumah Tn. S. Kondisi tempatnya kurang bersih, banyak terdapat kotoran ayam di tempat pencetakan genting. Selain itu, bahan baku pembuatan genting diletakkan di halaman rumah, sehingga dapat mengganggu akses jalan ke rumah. Tempat pembakaran genting terbuat dari tembok batu bata dan beratapkan genting dengan langit-langit yang terbuat dari bambu. Tempat pembakaran genting relatif rendah 3,5 meter.Tn. S mengatakan 1 tahun yang lalu, terjadi kebakaran di tempat pembakaran genting sebanyak 2x. Menurut Tn. S hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan saat proses pembakaran berlangsung, menurutnya kebakaran terjadi saat jam-jam terakhir pembakaran genting.

B. Analisis DataNoDataMasalahPenyebab

1DO: Bahan baku pembuatan genting yang diletakkan di halaman rumah terlihat mengganggu akses jalan ke rumah dan ke tempat pencetakan genting Nampak tumpukan kayu berpaku berserakan di halamanDS: Tn. S mengatakan para pekerjanya tidak pernah menggunakan APD saat bekerja Tn. S mengatakan tidak perlu menggunakan sarung tangan atau masker (APD) karena akan mengganggu pekerjaanRisiko terjadinya kecelakaan kerja

Kurang kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan APD saat bekerja

2DO: Terlihat sampah rumah tangga dan limbah industri berupa sisa-sisa pembakaran ditimbun di samping rumah Banyak kotoran ayam di tempat bekerja Jarak tempat pembakaran genting dan rumah tinggal 5 meterDS: Tn. S mengatakan para pekerjanya sering mencuci tangan di kolam ikan di samping rumah atau di dalam ember yang sudah diisi air sejak pagi Rendahnya PHBSKurang pengetahuan tentang pentingnya PHBS di rumah dan industri

C. Diagnosa Keperawatan1. Risiko terjadinya kecelakaan kerja pada industri genting Tn. S di Desa Genitem berhubungan dengan kurangnya kesadaran dan pengetahuan pekerja tentang pentingnya penggunaan APD saat bekerja.2. Rendahnya PHBS pada industri genting Tn. S di Desa Genitem berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya PHBS di rumah dan industri yang dimanifestasikan dengan Tn. S mengatakan para pekerjanya sering mencuci tangan di kolam ikan di samping rumah, terlihat sampah rumah tangga dan limbah industri berupa sisa-sisa pembakaran ditimbun di samping rumah, banyak kotoran ayam di tempat bekerja dan jarak tempat pembakaran genting dan rumah tinggal 5 meter.

PRIORITAS MASALAHMUKE

No.dx

Sesuai peran CHNResiko terjadiResiko parahPotensi untuk HEMinat masySesuai program pemerintahKemungkinan diatasiTersedianya sumber

tempatdanawaktufasilitaspetugasJml

143433443331331

254444543533549

Keterangan: Skor 1 - 5 1. Sangatrendah2. Rendah3. Cukup4. Tinggi5. Sangat tinggi

POA ASUHAN KELOMPOK KHUSUS PEKERJA INDUSTRI GENTINGDI DUSUN GENITEM, SIDOAGUNG, GODEAN, SLEMAN

NOURAIANSASARANTARGETHARI/TGL PELAKSTEMPATUNIT TERKAITDANAPENANGGUNG JAWAB

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7,\.

Memberikan penyuluhan tentang pentingnya PHBS

Mendiskusikan dengan pekerja tentang manfaat PHBS

Mendiskusikan dengan pekerja cara ber-PHBS yang tepat

Mengajak pekerja untuk berperilaku PHBS

Memberikan penyuluhan tentang manfaat APD yang tepat saat bekerja

Mendiskusikan dengan pekerja akibat tidak menggunakan APD saat bekerja

Mendiskusikan dengan warga APD yang tepat dan cara penggunaannyaPekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

Pekerja

13 Mei 2015

13 Mei 2015

13 Mei 2015

13 Mei 2015

14 Mei 2015

14 Mei 2015

14 Mei 2015

Rumah Tn.S

Rumah Tn.S

Rumah Tn.S

Rumah Tn.S

Rumah Tn.S

Rumah Tn.S

Rumah Tn.S

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

Puskesmas

PuskesmasIuran mahasiswa

Iuran mahasiswa

Iuran mahasiswa

Iuran mahasiswa

Iuran mahasiswa

Iuran mahasiswa

Iuran mahasiswaPetugas Puskesmas, Nuraini (mhs)

Petugas Puskesmas, Heryuni (mhs)

Petugas Puskesmas, Dewi (mhs)

Petugas Puskesmas, Yoka (mhs)Puskesmas, Nuraini (mhs)

Petugas Puskesmas, Heryuni (mhs)

Petugas Puskesmas, Dewi (mhs)

Sleman, 12, Mei 2015Ketua Kelompok,

Yoka RPD

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanPuskesmas Godean I merupakan salah satu puskesmas di Kecamatan Godean. Puskesmas Godean I terletak di dusun Pandean VII, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Wilayah kerja Puskesmas Godean I meliputi 4 Desa, 42 Dusun, 91 RW, dan 206 RT diantaranya Desa Sidoluhur, Sidomulyo, Sidoagung, dan Sidomoyo. Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Godean I tahun 2013 adalah 32.721 jiwa; 50,02% Laki-Laki dan 49,98% Perempuan dengan 11.285 KK.Derajat kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan, kelompok serta masyarakat yang digambarkan dengan UHH, mortalitas, morbiditas serta status gizi masyarakat. Adapun gambaran tersebut adalah: Usia Harapan Hidup (UHH), Morbiditas, Mortalitas dan Status Gizi.Ada banyak program unggulan Puskesmas Godean I, dan salah satunya adalah Program KIA, yaitu upaya bidang kesehatan meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan balita serta anak prasekolah. Tujuan utama dibuatnya program ini adalah untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi melalui pemantauan cakupan dan pelayanan KIA di Puskesmas. Indikator untuk mengetahui keberhasilan program ini adalah dengan melihat cakupan kunjungan K1 (kunjungan pelayanan antental yang pertama), cakupan kunjungan K4 (kunjungan pelayanan antental ke empat), cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan ibu nifas, cakupan penjaringan ibu hamil dengan faktor resiko dan komplikasi oleh masyarakat, cakupan penanganan ibu hamil dengan komplikasi, cakupan penanganan nifas dengan komplikasi, cakupan kunjungan neonatus pertama, cakupan kunjungan neonatus lengkap, cakupan pelayanan bayi, cakupan pelayanan anak balita, cakupan peserta KB aktif dan cakupan pelayanan anak balita sakit yang dilayani dengan MTBS.B. Saran