laporan dk week 4 klinik

40
LAPORAN HASIL DISKUSI PROBLEM-BASED LEARNING PBL Blok KLINIK SKENARIO “Adakah Yang Mudah Saya Pahami?…” Minggu ke-4 Tanggal 13 Maret 2015 s.d 19 Maret 2015 Grup E FILDZAH BADZLINA (125070300111004) DIAH NOOR ARIYANI MUAZ (125070300111011) FITRI IKRIMAH P U (125070300111014) NIKE NURJANNAH (125070300111015) ROSA NABILLA (125070300111036) RIZKY AYU DIELLA C (125070300111048) FARIKHA ALFI FAIRUZA (125070301111007) FIRDA AMALIA (125070301111009) DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA (125070301111013) RAFI’ATUL HAYATI (125070301111024) NADIA ANGGIA MURNI (125070301111028) PUTRI MAMLUATUN N (125070305111001) ALTA DWI DINIENGGA B (125070307111007) ASTER ASIAN GRACE P (125070307111021) JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Upload: meunkk

Post on 25-Sep-2015

251 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

xfknfx.nh gkdxngdk.xgnzkz jsgkzhkngk jsdddddddddddddd jsdgsgkl

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL DISKUSI

PROBLEM-BASED LEARNING

PBL Blok KLINIKSKENARIO Adakah Yang Mudah Saya Pahami?Minggu ke-4Tanggal 13 Maret 2015 s.d 19 Maret 2015

Grup E

FILDZAH BADZLINA

(125070300111004)

DIAH NOOR ARIYANI MUAZ

(125070300111011)

FITRI IKRIMAH P U

(125070300111014)

NIKE NURJANNAH

(125070300111015)

ROSA NABILLA

(125070300111036)

RIZKY AYU DIELLA C

(125070300111048)

FARIKHA ALFI FAIRUZA

(125070301111007)

FIRDA AMALIA

(125070301111009)

DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA (125070301111013)

RAFIATUL HAYATI

(125070301111024)

NADIA ANGGIA MURNI

(125070301111028)

PUTRI MAMLUATUN N

(125070305111001)

ALTA DWI DINIENGGA B

(125070307111007)

ASTER ASIAN GRACE P

(125070307111021)

JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1

DAFTAR ISI 2

ISI 3

A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI 3

B. SKENARIO 3

C. DAFTAR UNCLEAR TERM.3

D. DAFTAR CUES.4E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE.4

F. HASIL BRAINSTORMING.5

G. HIPOTESIS.9

H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE.12

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.27

REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA.28

TIM PENYUSUN.30

ISI

A.KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

B.SKENARIO

Adakah Yang Mudah Saya Pahami?

Ny.K usia 54 tahun dating kepada Ahli Gizi di Poli Gizi RS, tempat dia bekerja. Ny.K merupakan pegawai administrasi di RS tersebut dengan latarbelakang pendidikan SMEA. Saat dating ke oli, tampaknya Ny.K kesulitan berjalan. Ny.K mengeluh sendi-sendi kakinya sakit, hal tersebut mengurangi kemampuan geraknya. Menurut Ny.K, beliau telah didiagnosa Osteoartritis sejak 4 tahun yang lalu. Rasa sakit tersebut ditambah pula dari hasil pemeriksaanasam uratyang tinggi yaitu 6.1 mg/dl dan beban tubuhnya yang besar, dimana berat badan Ny.K adalah 69 kg dengan tinggi badan 149 cm. Kondisi kelebihan berat badan ini sudah terjadi sejak lama. Ny.K menyatakan bahwa dia mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun lalu. Hasil pemeriksaan tensi darah saat ini adalah 180/100 mmHg. Terkait informasi diet yang sesuai dengan kondisinya, Ny.K tidak pernah mencari tau. Ny.K beranggapan jika dia merasa sakit dia dapat mengkonsumsi obat. Obat yang dikonsumsi furosemide 40 mg rutin setiap hari dan codein 3x1 yang diberikan dokter untuk dikonsumsi selama 7 hari. Saat berdiskusi dengan ahli gizi, Ny.K sering menyampaikan adakah yang harus saya ketahui?. Dan dengan masalah sulitnya dia memahami informasi medis, Ny.K mengatakan adakah info yang mudah untuk dipahami? dan adakah media untuk memudahkan saya memahami informasi yang saya butuhkan?C. DAFTAR UNCLEAR TERM

1. Furosemid

Diuretik loop yang dipakai dalam pengobatan edema dan hipertensi (Dorland ,2008)2. Osteoartritis

Penyakit sendi degenaratif non inflamatorik yang ditandai dengan degenerasi cartilage articularis, hipertrofi tulang pada tepi tepinya, dan perubahan pada membrane sinovialis, disertai nyeri dan kekakuan (Dorland, 2008)3. Codein

alkaloid napotik yang dieroleh dari opium yang berfungsi sebagai analgensik dan antitusif dan antidiare (Dorland, 2008)4. Asam Urathasil akhir dari metabolise purin berbentuk Kristal yang banyak di persendian sehingga mnyebabkan penyakit asam urat dengan gejala rasa sakit sendi. (kamus gizi,2010)5. Hipertensitekanan darah arteri yang abnormal tinggi. Pada keadaan normal tekanan darah berkisar 120/80. Hipertensi merupakan factor resiko dari penyakit stroke, penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal (Kamus gizi, 2010)

D. DAFTAR CUES

ahli gizi diharapkan mampu menyampaikan informasi medis terkait hipertensi, osteoartritis, asam urat dan obesitas yang mudah dipahami dan dengan menggunakan media sebagai sarana untuk membantu memudahkan pasien dalam memahami informasi yg diberikan

ahli gizi mampu menyampaikan informasi medis untuk Ny.K terkait hipertensi osteoartritis, asam urat dan obesitas yang mudah dipahami dan dengan menggunakan media sebagai sarana untuk membantu memudahkan pasien dalam memahami informasi yang diberikan

Ahli gizi mampu memberikan asuhan gizi untuk Ny.K terkait Hipertensi, osteoarthritis, obesitas serta membuat media informasi yang tepat dan mudah dipahami

ahli gizi mampu memberikan asuhan gizi dan menyampaikan informasi medis dan informasi gizi untuk pasien hipertensi, osteoartritis dan obesitas dengan cara dan media yang mudah dipahami oleh Ny.K

CUES yang disepakati

ahli gizi mampu menyusun informasi gizi yang dibutuhkan untuk pasien hipertensi, Osteoartritis dan obesitas dengan bahasa yang mudah dipahami dan media yang sesuai

E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE1. Jelaskan gambaran umum (Faktor resiko, Patofisiology, dan Etiology) dari penyakit Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, Asam Urat!

2. Bagaimana keterkaitan (sebab-akibat) Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, Asam Urat?

3. Bagaimana interaksi obat dan makanan dari obat furosemid dan codein?

4. Bagaimana tujuan, syarat, prinsip diet, dan zat gizi terkait penyakit?

5. Apa aktivitas fisik yang sesuai kondisi pasien?

6. Apa saja makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan tidak dianjurkan untuk pasien?

7. Bagaimana tips memilih bahan makanan dan cara pengolahannya

8. Apa saja media dan alat bantu yangg digunakan untuk menyampaikan informasi gizi dan media yang yang sesuai untuk scenario?

F. HASIL BRAINSTORMING

1. Gambaran umum (Faktor resiko, Patofisiologi, Etiologi) Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, Asam Urat.

Teori

Osteoartritis Patofisiology

Diawali dengan asam urat yang tinggi sehingga terjadi penumpukan asam urat di sendi dan obesitas. Lalu menyebabkan Osteoartritis. Konsumsi makanan tinggi purin berlebih lalu purin disimpan dalam tulang/sendi sehingga terbentuk kristal menyababkan Osteoartritis.EtiologyAktifitas berlebih pada saat usia lanjut, obesitas, dan pola konsumsi yang salah.

Obesitas

Patofisiology

Obesitas terjadi karena kelebihan energi dalam waktu yang lama, lalu energy disimpan dalam bentuk Trigliserida, sehingga berat badan berlebih karena penumpukan trifliserida. Terjadilah obesitas.Faktor resiko

Obese: Penyakit Degenaratif, Penyakit Jantung Koroner, stroke

Etiology

konsumsi makanan tinggi lemak dan gaya hidup, genetic, pola makan salah

Hipertensi

Hipertensi terjadi karena peningkatan tekanan darah arteri secara persisten karena tinggi Natrium dalam darah. Natrium mengikat cairan, sehingga tekanan darah meningkat., EtiologyPola makan dan gaya hidup, genetik

Faktor Resiko

HT: Penyakit Jantung Koroner, stroke, penyakit ginjal

Asam Urat

Etiology

Asam urat terjadi karena konsumsi makanan tinggi purin

NarasiObesitas karena kelebihan asupan makanan dlam waktu ang lama sehingga disimpan dalam tubuh menjadi lemak. Obesitas terjadi karena apa yang dimakan tidak sesuai dengan yang dikeluarkan.

Osteoartritis terjadi karena kebanyakan makan makanan yang mengandung tinggi purin disimpan dalam sendi sehingga membentuk Kristal menyebabkan nyeri sendi. Banyak makan makanan tahu tempe, jika terlalu sering maka akan kelebihan dalam tubuh,karena kelebihan Berat badan dan makan tahu tempe jadinya tersimpan di dalam tulang, jika dalam jangka waktu lama maka akan menyebabkan Osteoartritis.hal ini juga bisa disebabkan oleh banyak makanan seperti sarden sayuran hijau, atau yang asin-asin atau karena obesitas. Jadi tulang tidak mampu menopang beban yang semestinya Hipertensi karena kebanyakan makan makanan asin asin, berkaleng, instan, berpenyedap sehingga darah menjadi kental menyebabkan tekanan darah meningkat. biasanya ditandai dengan pusing

2. Keterkaitan (sebab akibat) Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, Asam urat

Teori

Pola hidup dan makan salah serta aktifitas fisik rendah , pemilihan makanan yang dikonsumsi salah, sehingga muncul hipertensi. Karena tidak tau kebutuhan energy dan aktifitas fisik kurang, jadi menyebabkan obesitas. Lemak terlalu banyak terikat di tulang sehingga tulang tidak kuat menopang. Kebanyakan makan makanan tinggi purin, sehingga asam urat menumpuk sehingga terjadi osteoartritisObesitas lalu hipertensi,Asam urat dan Osteoartritis. NarasiKelebihan berat badan terjadi karena banyak lemak.lemak- lemak tersebut yang banyak nempel di pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menyempit . Ibarat sebuah selang, ketika ditutup ujungnya, maka tekanannya akan meningkat. Oleh karena itu mengapa obesitas menyebabkan hipertensiObesitas dan Osteoartritis ibarat sebuah gantunga, ketika bebannya berat maka akan kesulitan menopang beratnya sehingga rapuh. Itulah yang dinamakan osteoartritis3. Bagaimana IOM furosemid codein

Furosemid : lebih baik batasi makanan tinggi garam dan tinggi kalium. Hindari minum susu saat minum obat,Obat tidak diminum bersamaan dengan teh, kopi,dan susu

Codein: menghindari makanan pemicu diare contoh susu, lebih baik dikonsumsi dengan bawang putih, dan tidak diminum bersamaan dengan teh ,kopi, susu

4. Prinsip Diet dan PengaplikasiannyaTujuan, Syarat dan Prinsip DIet

Teori:Tujuan : Menurunkan berat badan pasien untuk mencapai status gizi mendekati normal Mengurangi nyeri sendi

Menurunkan kadar asam urat

Menurunkan Tekanan darah pasien mencapai normal

Prinsip : Rendah purin, Rendah Natrium, Syarat: Karbohidrat normal 50-65% : 65%

Lemak 10-20% : 20%

Protein 15-20 % :15%

Natrium : Rendah garam 3 1000-1200mg / hari

Vitamin C : 90 mg/hari untuk menurunkan asam urat

Narasi:

Untuk mengurangi nyeri sendi Menurunkan asam urat dengan membatasi purin contohnya dalam tahu tempe Sedangkan untuk menurunkan tekanan darah dengan mengurangi makanan asin dan makan buah-buahan dan sayur bisa mempertahankan rasa kenyang ibu.

Aktivitas fisik yang sesuai kondisi pasienBerikut ini Aktivitas fisik yang mungkin menjadi rekomendasi untuk Pemulihan Osteoartritis

pergerakan tangan contohnya exercise barbel Kalau sudah tidak nyeri, mulai aktifitas dengan kaki

Jalan-jalan santai 30-45 menit

Berenang , karena saat berenang beban tubuh berkurang sehingga pergerakan lebih ringan, Stretching atau pemanasan

meditasi

Ahli gizi tidak menekankan Aktifitas fisik terlebih dahulu, Aktivitas Fisik bisa dilakukan saat Sign Symptoms berkurang, Jadi dilakukan intervensi diet terlebih dulu

Makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan tidak dianjurkan Makanan yang tidak dianjurkan antara lain jerohan, kerang, sarden , bebek karena tinggi purin. Makanan kaleng , biscuit , telor asin, abon karena tinggi natrium.Makanan yang dianjurkan yaitu nasi, roti, buah-buahan segar dan sayuran untuk mengatasi obesitas.Makanan yang dibatasi yaitu tempe, tahu, ayam, sayur, bayam, dan kacang-kacangan.

Tips memilih bahan makanan dan cara pengolahannya. daging ayam yang tidak berkulit

Cara pengolahan ; minyak sedikit tumis kukus rebus, dipanggang, dibakar

Pilih bahan makanan yang segar

Menghindari makan instan, penyedap,

5. Media dan alat bantu yg digunakan utk menyampaikan info gizi dan media yang bisa digunakan sesuai skenario, alas an menggunakan media yang dipilih

Flipchart

Video/ slideleafletAlat bantu media:

tab

laptopG.HIPOTESIS DK 1

H.HIPOTESIS DK 2

I.PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE

1. Gambaran umum dari OA, HT, Obese dan asam urat (patofisiologi, etiologi dan faktor resiko).

a. Osteoartritis

Patofisiologi OA

Terjadi perombakan kartilago (tulang rawan) secara berulang karena stress mekanik atau perubahan biokimia yang menyebabkan pembentukan tulang terhambat (gagal) (American College of Rheumatology, 2012).

Ada 3 mekanisme terjadinya osteoarthritis yaitu :

1. Peningkatan Matrix Metalloprotease (MMP)

Peningkatan matrix metalloprotease menyebabkan terhambatnya produksi kolagen dan degradasi proteoglikan, sedangkan kolagen dan proteoglikan merupakan penyusun matriks rawan sendi. 3 enzim tersebut adalah Collagenase, stromelysin , dan aggrecanase

2. Inflamasi membrane synovial

Sintesis mediator seperti interleukin-1 beta (IL-1) dan TNF alfa pada membrane synovial menyebabkan terjadinya degradasi tulang rawan. Selain itu sitokin ini juga mampu meningkatkan sintesa enzim MMP yang menghambat sintesa bahan2 matriks.

3. Stimulasi produksi nitric oxide (NO)

IL-1 menstimulasi produksi nitric oxide (NO) yang dapat menyebabkan inflamasi. NO juga dapat menghambat produksi kolagen dan sintesa proteoglikan.

Ketika produksi kolagen dan sintesa proteoglikan terhambat menyebabkan kerusakan ekstraseluler matriks kemudian komponen matriks masuk ke dalam cairan synovial dan menyebabkan inflamasi pada membrane synovial sehingga menyebabkan osteoarthritis.

(Bachtiar, 2010)

Note:OA menyerang bagian kartilago. OA adalah peradangan di bagian sendi-sendi yang menopang berat badan. Tapi kalau asam urat sering di sendi lutut. Kalau osteoporosis adalah massa tulang berkurang.

Etiologi Osteoarthritis (OA)

a. Primer : Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)b. Sekunder : Posttraumatic Malformation

Malposition

Postoperative

Metabolic

Kelainan endokrin, seperti akromegali

Aseptic osteonecrosis (kurangnya aliran darah ditulang sendi sehingga mudah break down) (Michael et. al , 2010)

Faktor resiko Osteoarthritis (OA)

Dapat dirubahPotensial dapat dirubahTidak dapat dirubah

Kegemukan/obesitasTraumaUsia (>40 tahun)

Kelemahan ototBerkurangnya proprioceptionJenis kelamin

Aktifitas fisik beratBiomekanik sendi yang jelek (misalnya kelemahan sendi/laxity, penyakit cidera sendi)Keturunan

Tidak aktifKongenital

(Depkes, 2006 ; American College of Rheumatology, 2012).

Penjelasan faktor resiko Osteoartritis:1. Obesitas

Orang dengan obesitas berat dengan IMT >27 akan beresiko terserang osteoarthritis lutut sebesar 2,51 kali lipat dibandingkan orang yang tidak menderita obesitas berat.

2. Riwayat trauma lutut

Orang yang pernah mengalami trauma lutut beresiko terserang osteoarthritis lutut sebesar 2,90 kali dibandingkan orang yang tidak pernah mengalami trauma lutut. Trauma lutut beasanya terjadi akibat kecelakaan, yang seringkali dianggap nasib atau takdir yang tidak dapat diubah.

3. Kebiasaan aktivitas fisik berat

Orang yang mempunyai kebiasaan akivitas fisik berat akan beresiko terserang osteoarthritis lutut sebesar 5 kali lipat dibandingkan orang yang tidak biasa melakukan aktivitas fisik berat. Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari), naik turun tangga setiap hari, berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari) merupakan factor resiko osteoarthritis lutut.

4. Bekerja pada beban >17,5 kg

Orang yang memiliki kebiasaan bekerja dengan beban >17,5 kg beresiko terserang osteoarthritis lutut sebesar 2,19 kali dibandingkan orang yang tidak memiliki kebiasaan bekerja dengan beban. Tekanan pada tulang rawan sendi lutut yang berlebihan secara terus-menerus akan menyebabkan degenerasi meniscal dan robekan yang memicu perubahan pada tulang rawan sendi lutut, sehingga rawan terjadi osteoarthritis lutut. (Maharani, 2007)

Narasi Osteoarthritis

Kondisi tersebut ibarat rantai sepeda pancal dengan oli. Cairan synovial diumpamakan sebagai oli yang berfungsi untuk pelumas, mencegah ujung-ujung rantai bergesekan kuat dan terkikis. Begitu juga pada kondisi nyeri tulang, jika kekurangan cairan synovial, ujung tulang sekitar sendi akan bergesekan dan membuat lapisan semakin tipis dan pada akhirnya terkikis hingga menimbulkan rasa nyeri. Apalagi dengan kondisi keberatan menopang berat badan, maka kerja tulang-tulang sendi juga semakin berat.

Note :

Osteoartritis adalah peradangan tulang. Untuk memudahkan pemahaman oleh Ny. K, maka kami gunakan kata pengganti peradangan tersebut menjadi nyeri tulang.c. Hipertensi

Patofisiologi Hipertensi

Patofisiologi hipertensi dibagi 3 mekanisme yaitu:

1. Resistensi perifer & curah jantung tinggi

Resistensi perifer ditentukan oleh arteriol yang terdiri dari sel otot polos. Kontraksi sel otot polos terus menerus menyebabkan perubahan struktural arteriol dan penebalan dinding pembuluh darah arteriol yang diperantarai oleh angiotensin dan mengakibatkan peningkatan resistensi perifer yang irreversibel. Peningkatan resistensi perifer akan menyebabkan jantung memompa lebih kuat untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang menyempit sehingga menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri, kemudian menyebabkan kebutuhan O2 meningkat dan jantung lagi-lagi memompa lebih kuat. Dari sinilah terjadi hipertensi

2. Sistem Renin-Angiotensin

Tekanan darah dikontrol ginjal melalui pengaturan volume cairan ekstraseluler dan sekresi renin. Renin disekresi sebagai respon penurunan asupan garam. Renin berfungsi untuk mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I. ACE kemudian mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu, angiotensin II juga merangsang pelepasan aldosteron yang berfungsi untuk mengabsorbsi natrium dan sekresi kalium sehingga meningkatkan tekanan darah. (Ketika konsumsi garam meningkat, konsentrasi natrium di cairan ekstraseluler meningkat juga, untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik keluar agar cairan ekstraseluler meningkat sehingga meningkatkan volume darah dan tekanan darah meningkat)

3. Sistem saraf otonom

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls oleh sistem saraf simpatis hingga akhirnya melepaskan norepinefrin yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah

(Saraswati, 2010)

Etiologi Hipertensi

4. Primer (90-95%)

Idiopatik atau tidak diketahui penyebabnya

Genetik atau keturunan

5. Sekunder (2-10%)

Disebabkan oleh adanya penyakit lain seperti penyakit ginjal, obstruksi saluran kemih, sindrom Liddle, hyperthyroidism, hypothyroidism, hypercalemia.

Erat hubungannya dengan pola makan dan gaya hidup. Faktor makanan yaitu konsumsi lemak tinggi, garam tinggi, rokok dan alkohol.

(Saraswati, 2010 ; Madhur, 2014)

Faktor Resiko Hipertensi

Umur, riwayat keluarga, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, tidak biasa olah raga, obesitas, penggunaan pil KB selama 12 tahun berturut-turut.

(Sugiharto, 2007)

Narasi Hipertensi

Kita sebut kata hipertensi dengan kata darah tinggi. Bayangkan ada tiga benda yaitu selang, larutan sirup, dan garam. Pembuluh darah diumpamakan sebagai selang. Sedangkan darah diibaratkan sebagai larutan sirup. Sifat garam yaitu menarik air. Jika garam kita campur kedalam larutan sirup, makan akan menyerap air sehingga larutan menjadi sangat kental. Jika larutan terlalu kental maka akan sulit keluar dari selang dan tentunya membutuhkan tekanan atau dorongan yang lebih kuat.

Begitu juga pada pembuluh darah, jika terlalu banyak makan makanan tinggi garam seperti kecap, makanan instan, makanan kaleng, makan garam tersebut akan membuat darah menjadi kental sehingga tekanan darah menjadi tinggi.

6. Obesitas

Patofisiologi Obesitas

Obesitas merupakan penyakit multifaktorial yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Bila seseorang bertambah berat badannya maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak. ( Sidartawan, 2006 dalam wahyuningsih 2009)

Hubungan antara intake energy dan pengeluarannya adalah sebuah determinan penting dari massa lemak tubuh. Oleh karena itu, peningkatan asupan energy, penurunan dalam pengeluaran energy,atau keduanya. Penurunan todal energy yang dikeluarkan adalah sebuah factor contributor penting pada peningkatan gradual pada lemak tubuh dengan bertambahnya usia. Penuaan dihubungkan dengan penurunan semua komponen besar dari Pengeluaran Total Energi (TEE) meliputi Laju Metabolik Istirahat (RMR) sejumlah 70%, Efek termis makanan (10% TEE), dan aktivitas fisik (20% TEE). Aktivitas fisik menururn seiring dengan peningkatan usia, dan diperkirakan penurunan setengah dari aktivitas fisik dikarenakan penuaan. Selain itu, perubahan hormone yang muncul karena penuaan juga dapat meningkatkan akumulasi lemak, menurunkan metabolisme asam lemak dan keseimbangan energi. (Villareal, dkk 2005)

Obesitas adalah berlebihnya dari adipositas normal dan merupakan pemain utama dalam patofisiologi diabetes mellitus, resistensi insulin, dislipidemia, hipertensi, dan aterosklerosis, terutama karena sekresi dari adipokines yang berlebihan. Obesitas merupakan penyebab utama disfungsi metabolik yang melibatkan lipid dan glukosa, tetapi pada skala yang lebih luas, hal itu mempengaruhi disfungsi organ yang melibatkan jantung, hati, paru, endokrin, dan fungsi reproduksi. Akhirnya, obesitas mengakibatkan disfungsi kekebalan tubuh dari efek sekresi dari inflamasi adiposa dan merupakan faktor risiko utama untuk kanker. Karena efek mempercepat memburuknya pada sindrom metabolik dan kanker, obesitas memiliki potensi untuk merugikan manusia jika metode utama pencegahan dan / atau pengobatan yang efektif tidak dilaksanakan.Pada orang Obesitas leptin (hormone peptida yang disintesa di jaringan lemak yang bekerja di hipotalamus untuk menekan asupan makanan dan pengeluaran energi) tidak tersedia di otak atau rusak. Yang terjadi adalah gen reseptor leptin mengalami defek. Kemungkinan lainnya adalah terganggunya transportasi leptin ke dalam otak atau defek dalam mekanisme yang diaktifkan oleh gen manusia. Leptin menyebabkan peningkatan lipolisis dan penurunan lipogenesis.Selain itu, leptin merangsang sekresi insulin.

(Nazhifa dkk, 2011)

Etiologi Obesitas

Asupan energy yang masuk melebihi kebutuhan normal sedangkan pengeluaran energy lebih sedikit, sehingg akan terjadi penumpukan lemak dalam tubuh. Lemak menjadi hipertofi (bertambah banyak) dan hiperplasi (bertambah besar ukurannya) Tingkat aktifitas fisik, pada orang tua, aktifitas fisik semakin lemah dan berkurang, sedangkan asupan makanan tetap banyak. Gangguan Hormonal, disebabkan oleh endocrine disorder, seperti pada Sindroma Cushing, hiperaktivitas, adrenokortikal, hipogonadisme dan penyakit hormon lain Faktor Genetik

Jenis Kelamin Faktor suku

Faktor etnis dan budaya

Status sosial ekonomi

Kebiasaan makan

Merokok

Kehamilan dan menopause

Faktor psikologis

Riwayat GDM

Riwayat ASI

(Hamdi, 2015; Redinger, 2007; Purnamawati, 2009) Faktor resiko Obesitas

a. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak Salah satu faktor penyebab obesitas adalah kecelakaan yang menyebabkan cidera otak terutama pada pusat pengaturan rasa lapar. (wijayanti, 2013)

b. Faktor keturunan

Jika orang orangtua yang keduanya obese maka 80 % kemungkin anaknya juga akan menjadi obesec. Set point theory (Setiap orang mempunyai berat badan alami. Tubuh mempunyai titik tertentu untuk berat badannya yang sudahtetap, dan tidak mau turun dari berat badan tersebut) (AswitaAmir , 2013) Narasi Obesitas

Kita sebut obesitas dengan kata kegemukan. Kegemukan ini dikarenakan makanan yang dimakan melebihi kebutuhan wajar/ kebutuhannormalnya, sedangkan juga karena kurangnya olahraga sehingga kelebihan makanan tadi akan ditimbun di dalam tubuh tubuh sebagai lemak.

Ibarat neraca timbangan. Neraca timbangan diharapkan seimbang. Pada kondisi besitas maka neraca akan berselisih karena berat tidak seimbang. Tentunya cara menyeimbangkannya yaitu dengan olahraga dan makan seimbang.

d. Asam urat

Patofisiologi Asam Urat

Produksi purin yang berlebihan pada tubuh karena konsumsi makanan tinggi purin, dank arena dua abnormalitas dari dua enzim yang menghasilkan produksi asam urat berlebih: peningkatan aktivitas Phosphoribosylpyrophosphate (PRPP) synthetase menyebabkan peningkatan konsentrasi PRPP. PRPP adalah kunci sintesa purin, berarti juga asam urat. Yang kedua adalah defisiensi hypoxanthine guanine phosphoribosyl transferase (HGPRT). Defisiensi HGPRT meningkatkan metabolisme guanine dan hipoxantin menjadi asam urat. (Depkes, 2006 )

Etiologi Asam Urat

a. Karena ekskresi yang kurang : Penyebab kurangnya ekskresi asam urat tidak diketahui, tetapi faktor seperti obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, menurunnya fungsi ginjal, konsumsi alkohol dan obatobatan tertentu seperti Aspirin, diuretik, immunosupresan memegang peranan.

(American College of Rheumatology, 2012)b. Faktor Resiko Asam Urat

Pola makan

Seringnya memakan makanan tinggi kandungan purin.

Jenis kelaminAsam urat lebih umum menyerang laki-laki, mungkin karena estrogen pada wanita memperlancar keluarnya asam urat di dalam urin. Suku bangsa

Kebiasaan makan setiap suku berbeda. Beberapa memiliki adat memakan jeroan (makanan tinggi purin). Hal itu yang menyebabkan daerah tersebut banyak yang terkena penyakit asam urat (Hartono, 2006)

c. Narasi Asam Urat

Asam urat dihasilkan secara alami oleh tubuh, akan tetapi apabila ditubuh jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan nyeri sendi bahkan kelumpuhan. Ini terjadi karena asam urat tersebut merekat disekitar sendi dan menumpuk-numpuk, sehingga fungsi sendi yang seharusnya bisa bergerak ke kiri atau ke kanan atau berputar menjadi terhambat dan timbulah rasa nyeri apabila digerakan. Misal akibat seringnya makan jerohan dan makanan kaleng. Makanan tersebut mengandung banyak kristal asam urat (kata lain dari purin), sehingga akan menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan nyeri sendi missal pada sendi lutut.

2. Keterkaitan Osteoartritis, Obesitas, Hipertensi, dan Obesitasa. Teori

Obesitas terjadi karena peningkatan asupan energy, penurunan dalam pengeluaran energy atau keduanya. Akibatnya, berat badan seseorang akan bertambah begitupula dengan massa lemak tubuh juga mengalami peningkatan. Massa lemak dalam tubuh dan berat badan yang terus menerus berambah akan menyebabkan obesitas atau kegemukan. Obesitas merupakan factor resiko osteoarthritis terkuat yang dapat dimodifikasi. Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut. Peningkatan berat badan akan melipatgandakan beban sendi lutut saat berjalan. Semakin berat tubuh akan meningkatkan resiko menderita osteoarthritis lutut.

Akhir-akhir ini diketahui bahwa peningkatan kejadian obesitas dan sindrom metabolic terjadi akibat asupan total fruktosa seperti buah-buahan, madu, softdrink, kue, permen, dan yoghurt meningkat. Fruktosa seperti gula lainnya menyebabkan peningkatan kadar asam urat dengan cepat. Di hati, fruktosa diubah menjadi Adenosin Difosfat (ADP). Turunan ADP dimetabolisme menjadi bermacam-macam substrat purin. Pelepasan fosfat yang cepat bersamaan dengan regulasi Adenosin Monofosfat (AMP) deaminase. Kombinasi keduanya akan meningkatkan substrat melalui fruktosa oral, dan enzim AMP deaminase merupakan regulasi produksi asam urat. Asam urat yang tinggi dapat mengakibatkan disfungsi endotel dan menurunkan bioavailabilitas Nitric Oxide (NO) endotel. Gangguan Nitric Oxide memediasi terjadinya resistensi insulin dan hipertensi

(Maharani, 2007 ; Haris S dan Tambunan T, 2009)

b. Narasi Keterkaitan

Keterkaitan ini diibaratkan sebagai sepeda pancal yang membawa beban 1 ton. Orang gemuk sebagai beban 1 ton tersebut. Pembuluh darah sebagai ban. Tulang sendi sebagai rantai. Dan cairan synovial sebagai oli.

Jika sepeda membawa beban berat missal 1 ton tadi, maka semakin kuat kayuhan sepeda dan kerja rantai juga semakin keras bergesekan. Lama kelamaan oli akan akan menipis dan rantai bergesekan sehingga permukaan rantai akan terkikis. Bagian ban juga semakin menanggung beban berat. Apabila ban kita lubangi sedikit, makan udara yang keluar dari lubang kecil tadi akan keluar dengan tekanan udara yang kuat.

Begitu juga pada kondisi kegemukan menyebabkan tulang-tulang penopang berat badan seperti tulang pinggul, tulang lutut, dan lain lain menganggung beban berat yang lama kelamaan terkikis dan menimbulkan nyeri tulang. Pembuluh darah juga terisi lemak sehingga terjadi penyempitan dan tekanan darah pun menjadi tinggi. Biasanya akan terasa tanda-tanda seperti pusing.

3. IOM furosemide dan codeina. IOM Furosemide

Furosemid merupakan obat diuretic yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Ketika mengkonsumsi furosemid dapat menyebabkan kehilangan kalium, kalsium, dan magnesium. Suplementasi mungkin diperlukan ketika mengkonsumsi obat furosemid. (FADI, 2008)

Hindari ginseng karena akan memperparah Hipotensi, sedangkan bawang putih akan meningkatkan efek hipertensi (FDA, 2010) Bioavailibilitasnya menurun 16-45% jika dikonsumsi dengan makanan (Joseph, 2004)

Penurunan volume darah dengan meningkatkan output urin dapat menghambat natrium ginjal dan reabsorpsi air

Interaksi positif : Magnesium, Kalium, Vit. B1 (Dr. Steriti, 2002)

b. IOM Codein

Codein merupakan obat golongan narkotik analgesic atau penghilang rasa sakit. Obat ini biasanya dikombinasikan dengan obat-obatan lain selain golongan narkotik analgesic seperti acetaminophen dan aspirin. Ketika mengkonsumsi obat ini hindari mengkonsumsi alcohol karena alcohol dapat meningkatkan efek samping yang berbahaya, koma, dan kematian. (FADI, 2008).

Codein memberikan efek anti diare, sehingga perlu konsumsi makanan berserat dan cukup air untuk menghindari konstipasi (Yaheya, 2009).4. Teori dan Pengaplikasian Prinsip Diet, Aktifitas Fisik Yang dianjurkan, dan Tips Memilih bahan Makanan.a. Teori dan Pengaplikasian Prinsip Diet Rendan Natrium

Rendah Natrium berfungsi untuk membantu menurunkan tekanan darah. Pasien diberikan rendah natrium karena tekanan darah pasien tetap tinggi yaitu 180/100 (Hipertensi stage II) meskipun sudah mengkonsumsi obat furosemid.

Diet Rendah Garam III. Karena pasien masih mengalami hipertensi Hipertensi stadium II meskipun sudah mengkonsumsi furosemide. Selain itu, meninjau tingkat keberhasilan/kepatuhan diet, terkait riwayat pasien yang obesitas maka akan susah jika rasa makanan makin hambar.

Rendah Purin

Rendah purin berfungsi untuk menurunkan kadar asam urat dalam tubuh sehingga diharapkan mengurangi rasa nyeri pasien. Rendah Purin dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi purin

Rendah Kalori

Rendah kalori berfungsi untuk mengurangi asupan kalori yang masuk dan mengimbangi energi yang keluar karena menurunnya aktifitas fisik yang dilakukan sehingga diharapkan dapat menurunkan berat badan mendekati normal. Ketika berat badan mendekati normal, maka beban massa tubuh pada sendi akan lebih berkurang dan diharapkan mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan osteoarthritis. Selain itu, saat berat badan mendekati normal, diharapkan profil lipid LDL dalam darah berkurang, sehingga tidak mempersempit pembuluh darah dan Hipertensi akan lebih cepat teratasi ataupun memcegah kerusakan pembuluh darah dari timbulnya plak.

Rendah Lemak

Pembakaran Lemak dalam tubuh dapat meningkatkan hipertensi.

Lemak yang yang tidak dianjurkan yaitu lemak jenuh. Untuk makanan bergoreng, dalam 1 hari diperkenankan hanya 1 porsi/hari menggunakan minyak nabati.

Syarat Protein

Utamakan protein nabati karena protein hewani lebih tinggi kandungan purin. Jika protein hewani, maka pilih yang bioavailabilitasnya tinggi

Serat cukup

Serat dipilih cukup karena susah mencapai serat tinggi. Hal ini disebabkan karena hampir semua sayuran hijau mengandung purin. Buah juga banyak fruktosa dan kalorinya banyak maka akan mudah gemuk.

Kalium cukup

Karena furosemide menyebabkan hipokalemia sehingga perlu adanya kalium namun saat menderita asam urat tidak boleh makan tinggi kalium, oleh karena itu kalium diberikan cukup

Tinggi Vitamin C, A, E, B6 dan B12

Vitamin C sebagai antioksidan dan antiinflamasi

Vitamin A dan E sebagai antioksidan

Vitamin B6 dan B12 untuk membantu mengurangi peradangan

Cairan cukup

Cairan berfungsi untuk membantu pengeluaran urin yang mengandung asam urat dan purin. Perbanyak cairan berfungsi untuk meningkatkan pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.

Kalsium

Kalsium di 1000-1500 mg/hari untuk OA nya.

Kalsium 1200 mg/hari utk diatas 50 tahun bisa diperoleh dari 2 gelas susu skim atau 2 x 250 ml = 500 ml

b. Aktifitas fisikAktifitas yang sebaiknya dilakukan oleh pasien osteoarthritis bertahap yaitu mulai dari latihan fisik isometril baru setelah kondisi memulih bisa dilanjutkan dengan latihan fisik isotonik. Latihan fisik isometric yaitu latihan fisik tanpa gerakan tubuh. Sedangkan latihan isotonic dengan gerakan tubuh. Latihan fisik isotonic akan memperburuk sendi yang terkena osteoarthritis. Latihan fisik harus diajarkan kepada pasien sebelum pasien mempraktekan di rumah. Latihan fisik sebaiknya dilakuka,n tiga sampai empat kali sehari. Bila terasa sakit, kurangi pengulangan (Depkes RI, 2006)Sebelum melakukan aktivitas fisik dianjurkan melakukan pemanasan (sebelum olahraga) dan pendinginan (sesudah olahraga) dengan jalan kaki selama 3-4 menit. (Sportex,)Aktivitas Fisik yang dianjurkan yaitu latihan bertahap. Latihan tersebut dibagi menjadi beberapa bagian yaitu

1. Latihan kesimbangan

Untuk kurangi kekakuan

Contohnya berdiri 1 kaki

2. Latihan Fleksibilitas1. Lutut (Pemanasan) : Duduk di kursi, angkat 1 kaki dan dorong kaki ke depan, kencangkan otot dan luruskan. Pertahankan posisi ini. Ulangi.

2. Lutut (Pelonggaran) : Berdiri dibelakang kursi, pegang kursi dengan saut tangan, pindahkan pergelangan kaki ke belakang dan tahan dengan tangan. Perlahan turunkan kembali. Ulangi.

3. Pinggul (Pemanasan) : Berdiri di belakang kursi, dengan kedua tangan memegang kursi. Perlahan pindahkan kaki ke belakang dengan lutut tetap lurus. Jangan bersandar kedepan. Perlahan kembalikan ke posisi semula. Ulangi.

4. Pinggul (Pelonggaran) : Rebahkan punggung di kasur atau lantai. Tarik salah satu lutut ke dada, satu kaki yang lain tetap lurus. Pertahankan posisi, relaks, dan ulangi.

5. Tangan (Pemanasan) :

a. Mulai dengan meletakkan telapak tangan diatas handuk yang terletak diatas meja, jari-jari terpisah.

b. Tarik jari-jari merapat dengan menekan tangan kedalam meja dan kumpulkan handuk dengan jari. Relaksasi dan Ulangi.

6. Tangan (Pelonggaran) :

Tekuk sendi jari-jari tangan yang ke satu dan ke dua. Kemudian luruskan kembali.

(Arthritis Research UK, 2011)3. Latihan KekuatanFungsinya perbaiki fungsi sendiAda tempo dan lebih berat lagi minimal 3x/minggu

4. Aerobic

Untuk menguatkan otot

Contohnya Berjalan kaki, Renang , bersepeda dengan frekuensi 30 menit/ hari

Aktivitas fisik diperlukan untuk membakar kalori yang telah dikonsumsi, tetapi juga meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas , serta baik untuk kesehatan jantung adan sirkulasi darah. Disarankan melakukan aktivitas fisik aerobic regular seperti berjalan kaki 30 menit/hari selama beberapa hari dalam seminggu. Berenang juga merupakan aktivitas yang baik karena di dalam air beban sendi berkurang dalam menopang berat badan. Yang terpenting dalam melakukan aktivitas ini adalah dapat dinikmai dan dilakukan secara teratur. (Arthritis Society, 2008; Depkes, 2006)

Berenang, dan bersepeda adalah latihan pilihan untuk pasien dengan osteoarthritis untuk sendi dalam menahan beban. Latihan untuk osteoarthritis terutama pada lutut menyimpulkan bahwa landbased olahraga dapat menyebabkan jangka pendek pengurangan rasa sakit dan peningkatan fungsi fisik .latihan berbasis air untuk lutut dan pinggul osteoarthritis menunjukkan perbaikan Latihan aerobik penting untuk menurunkan berat badan (American Family Physician ,2012)

c. Makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan tidak dianjurkand. Makanan yang dihindari (150-1000mg/100gr)Makanan yang dibatasi (50-150mg/100gr)Makanan yang dianjurkan (0-50mg/100gr)

Ikan teri

Roti manis

Donat

Kue mangkok

Bika ambon

Brem

Tape singkong

Tapai nasi

Martabak manis

Tuak

Bakpau

Ikan sarden

Kornet

Hati

Ginjal

Otak

Ampela

Kerang

Minuman berakohol

Ragi

Makanan yang diawetkan

Udang

Cumi

Durian

Daging bebekAyam

Kembang kol

Buncis

Asparagus

Kapri

Brokoli

Daun melinjo

Emping

Petai

Jengkol

Daun pepaya

Daun katuk

Jamur

Bayam

Kankung

Gurame

Kakap

Daging sapi

Kepiting

Tahu

Tempe

Oncom

Kacang tolo

Kacang tanahWortel

Jagung manis

Oyong

Sawi putih

Mentimun

Terong ungu

Putih telur

Stroberi

Semangka

Jeruk

Belimbing

Blewah

Pepaya

Mangga

Apel

Tomat

Jambu biji

Anggur

Beras

Tepung maizena

Jagung

Ubi

Singkong

Bihun

Mie

(Udoctor Indonesia, 2014)e. Tips Pemilihan Bahan Makanan dan Pengolahan Bahan Makanan

Hindari makanan berlemak atau makanan dengan pengolahan bergoreng

Lihat nutrition fact / label makanan

Kurangi Porsi

Memberi alternative referensi makanan yang sebaiknya dikonsumsi pasien

Cara pengolahan dengan gula merah, bumbu alami untuk mengatasi rasa tawar.

Mengunakan garam meja agar bisa mengontrol porsi garam.

Ikan asin dicuci dan direndam untuk mengurangi kandungan garam.

Minyak kelapa diganti dengan minyak nabati atau minyak zaitun

Pilih susu skim atau susu rendah lemak

Hindari pengawet

Pilih buah-buahan dan sayur-sayuran segar.

Jangan kupas kulit kentang, konsumsi bersamaan dengan kulitnya karena banyak mengandung serat

Pengolahan makanan menggunakan minyak sedikit. Minyak yang digunakan contohnya minyak sawit minyak canola

Makan buah segar bukan yang di jus karena dapat mengurangi serat pada buah

Memilih daging yang rendah lemak, misalnya ayam tanpa kulit. Lebih baik memilih ikan.

Dressing salad menggunakan minyak nabati.

. (UK Gout Society, tanpa tahun)5. Media dan alat bantu

Media dan alat bantu menggunakan Video dan Leaflet

Media ini dipilih audiovisual karena :

Merangsang penglihatan dan pendengaran seperti TV dan Video.

Semakin banyak panca indra yang digunakan semakin banyak dan jelas pengertian / pengetahuan yang diperoleh.

Pancaindra yang menyalurkan pengetahuan :

Mata : 75% - 87%

Sisanya dari pancaindra lain : 13% - 25%

(Kapti, 2010)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Masyarakat terdiri dari berbagai lapisan dengan status social, status ekonomi, tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan cara berkomunikasi dengan satu lapisan masyarakat dengan yang lain berbeda. Seorang ahli gizi tentunya diharapkan mampu menyampaikan informasi gizi kepada seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mengedukasi gizi kepada masyarakat. Oleh karena itu, bahasa dan istilah kesehatan yang terkadang sulit dimengerti masyarakat, harus di terjemahkan oleh ahli gizi ke dalam bahasa yang lebih awam.Selain itu, dalam edukasi pertama terkait kondisi pasien, hal yang perlu disampaikan adalah penjelasan umum dan gambaran singkat terkait penyakit dan rekomendasi gizi. Informasi gizi penting yang utama dirangkum dan dijabarkan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien sesuai dengan tingkat pendidikan/ pemahaman pasien.

Sebelum melakukan edukasi awal, tentunya perlu media dalam penyampaian materi. Media dan alat bantu yang digunakan haruslah sesuai dan menarik agar pasien lebih memperhatikan penjelasan ahli gizi dan mampu memahami isi penjelasan tersebut.B. REKOMENDASISkenario dalam PBL minggu ini dapat menambah dan memperdalam pengetahuan mahasiswa tentang Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, dan Asam Urat. Serta cara penyampaiannya kepada masyarakat awam pada konseling pertama dengan ahli gizi. Diharapkan dengan adanya skenario ini dapat mempermudah mahasiswa dalam proses belajar dan memahami lebih dalam tentang Penggunaan bahasa awam dan media yang sesuai dalam penyampaian informasi gizi kepada masyarakat awam.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bachtiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap Tanda dan Gejala Osteoartritis Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang. Jakarta : Universitas Indonesia

2. Nazhifa, A. dkk. 2011. Obesitas. Jakarta : Universitas Indonesi

3. National Consumers League and U.S. Food And Drug Administration. 2008. Avoid Food Drug Interaction

4. Australian Government. 2014. Healthy Eating for Adult Eats for Health and Wellbeing

5. LIPI. 2007. Gaya Hidup Sehat. UPT Balai Informasi Teknologi LIPI

6. 1Depkes RI. 2006. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI. DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS DAN KLINIK

7. FDA. 2010. Avoid Food drug interaction. A guide from the national consumers leagueand US food and Drug Administration8. Saraswati, Lia. 2011. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan tentang Kanker Serviks dan Partisipasi Wanita dalam Deteksi Dini Kanker Serviks. Universitas Sebelas Maret. Surakarta9. Wahyuningsih, Nur. 2009. Hubungan Obesitas dengan OsteoartritisLutut pada Lansia di Kelurahan Puncangsawit Kecamatan Jebres Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Surakarta10. Wijayanti, Dewi. 2013. Analisis faktor penyebab obesitas dan cara mengatasi obesitas pada remaja putri. Universitas Negerik Semarang11. American College of Rheumatology. 2012. Osteoarthritis. Spesialis in Arthritis Care and Research.

12. American College of Rheumatology. 2012. Gout. Spesialis in Arthritis Care and Research.

13. Yaheya Mohammad et al. 2009. Drug Food Interaction and Role of Pharmacist. Asian Journal of Pharmacetical and Clinical Research. Sultanate of Oman.

14. Arthritis Researh UK. 2011. Osteoarthritis. England.

15. Kapti Riniko Eko. 2010. Efektivitas Audiovisual sebagai Media Penyuluhan Kesehatan terhadap peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Tatalaksana Balita Diare. Universitas Indonesia. Jakarta.

16. Madhur MS. 2014. Hypertension. Medscape Reference.

17. Hamdy O. 2015. Obesity. Medscape Reference.

18. Redinger RN. 2007. The Pathophysiology of Obesity and Its Clinical Manifestations.

19. NHLBI, NIH. 2000. The Practicial Guide: Identification, Evaluation and Treatment of Overweight andObesity in Adults.

20. Bachtiar, Anef.2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingerber Officinale) Terhadap Tanda Dan Gejala Osteoartritis Pada Pasien Rawat jalan Di Puskesmas Pandan Wangi Kota Malang [TESIS]. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia : Depok

21. Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Artritis Rematik

22. Purnamawati, Irene. 2009. Prevalensi Obesitas pada Anak Taman Kanak-kanak di Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, DKI Jakarta, dan Hubungannya dengan Melewatkan Makan Pagi

23. Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Ed 2. EGC : Jakarta

24. The Arthritis Society. 2008. Nutrition and Arthritis. Canada : The Arthritis Society.

25. Depkes RI. 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

26. Maharani, EP. 2007. Faktor-faktor Resiko Osteoarthritis Lutut. Semarang :L Universitas Diponegoro.

27. Haris,S dan Tambunan,T. 2009. Hipertensi pada Sindroma Metabolik. Jakarta : Sari Pediatri.

28. Villareal,DT dkk. 2005. Obesity in Older Adults : Technical Review and Position Statement of The American Society for Nutrition and NASAO, The Obesity Society. USA : American Society for Nutrition.

29. Dufton, J. 2011. The Pathophysiology and Pharmaceutical Treatment of hypertension. ACPE

30. Ministry of Health Malaysia. Management of Osteoarthritis. Malaysian Society of Rheumatology.

31. Aigner, Thomas and Nicole Schmitz. Pathogenesis and Pathology of Osteoarthritis.

32. The Arthritis Researcher Campaign. 2009. Osteoarthritis and Obesity.

33. Beevers, et al. 2006. The Pathophysiology of hypertension. ABC of Hypertension.

34. UK Gout Society. All About Gout and Diet.

35. King, et al. 2013. Obesity and Osteoarthritis. The University of Sydney: Australia.

36. Oyama, et al. 2006. Serum Uric Acid as an Obesity Related Indicator in Early Adolescence. University School of Medicine: Akita.

37. Sportex. Osteoarthritis of The Knee: Excersises for Osteoarthritis of The Knee.

TIM PENYUSUNA. KETUA

1. RAFIATUL HAYATI

(125070301111024)

B. SEKRETARIS

1. NIKE NURJANNAH

(125070300111015)2. DIESMAHARANI ASTRIMAHIRSYA

(125070301111013)C. ANGGOTA

1. ROSA NABILLA

(125070300111036)

2. RIZKY AYU DIELLA C

(125070300111048)

3. FIRDA AMALIA

(125070301111009)

4. FILDZAH BADZLINA

(125070300111004)

5. FITRI IKRIMAH P U

(125070300111014)

6. ALTA DWI DINIENGGA B

(125070307111007)

7. ASTER ASIAN GRACE P

(125070307111021)

8. DIAH NOOR ARIYANI MUAZ

(125070300111011)

9. FARIKHA ALFI FAIRUZA

(125070301111007)

10. PUTRI MAMLUATUN N

(125070305111001)

11. NADIA ANGGIA MURNI

(125070301111028)

D. FASILITATOR

Mita Viantry, S.Gz, DietitianE. PROSES DISKUSI

1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI

Mampu mengarahkan berjalannya diskusi mahasiswa agar fokus pada kompetensi dan skenario. Mampu membantu mahasiswa dalam menggali dan memecahkan masalah yang terdapat dalam skenario. Mampu membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dalam menanggapi masalah pada skenario. Mampu mendampingi mahasiswa dalam melakukan diskusi dengan lancar dan mengarahkan apabila topik pembahasan mulai menyimpang.2. KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI Mahasiswa memahami tentang Penyakit Osteoartritis, Hipertensi, Obesitas, dan Asam Urat serta Keterkaitannya Mahasiswa mengetahui Informasi gizi yang disampaikan dalam edukasi awal kepada pasien serta penyampaiannya dengan bahasa yang mudah dipahami (Bahasa Awam) Mahasiswa mengetahui media dan alat bantu yang sesuai dalam edukasi awal terkait informasi gizi pasien.Faktor Resiko

-Usia

Pola Makan

Gaya Hidup

Genetik

dll

Patofisiology

Etiology

Konsumsi lemak berlebih

Konsumsi makanan tinggi purin

Konsumsi makanan tinggi Natrium

Osteoartritis + Hipertensi +Obesitas

Obat

(Furosemid + Codein)

Keterkaitan Antar Penyakit

Penjelasan Lewat Media

Materi

-Prinsip Diet

-Syarat Diet

-Tujuan Diet

-Makanan Yang Dianjurkan

-Makanan Yang Dibatasi

-Makanan Yang Dihindari

-Aktivitas Fisik

-Interaksi Obat dan Makanan

-Tips Cara Pengolahan

Alat Bantu

Leaflet

Laptop

Media

-Flipchart

-Slide

-Video

Bahasa Awam

Obat:

Furosemid

Codein

Tips Pemilihan Bahan Makanan

-Hindari Bergoreng

-Pengolahan dengan rebus, tumis, bakar, kukus

-Gunakan minyak nabati

-Baca Food Label

-Hindari tinggi purin

-Gunakan garam meja dll

Teori dan Aplikasi Prinsip Diet:

Tujuan:

-Berat Badan, Tekanan Darah , Asam Urat , Nyeri

Prinsip

-Kalori -Natrium -Purin

-Lemak Serat, Kalium Cukup

-Cairan Cukup -Kalsium 1200mg/hari

-Vitamin A,C,E,B6 dan B12

Makanan dilarang, dihindari, dibatasi

Aktivitas Fisik

-Keseimbangan

-Fleksibilitas

-kekuatan

-Aerobik

Berenang, Jalan kaki, lari

30 menit/hari

Media

Audiovisual

-Video + Laptop

Alat Bantu

-Leaflet

IOM

MMP

Collagenase

Stromelysin

Agrenase

Produksi Collagen

Proteo-glikan

Dextruksi Matrix Extraselullar

Influx Komponen Matrix ke Cairan Sinovial

Inflamasi Membran Sinovial

Osteoartritis

Ketidak Seimbangan Energi

Kelebihan Energi

Aktivitas Fisik

Obesitas

Purin

Dalam Tubuh

Hiperuricemia

Ekskresi Asam Urat

PRPP

HGPRT

Asam Urat

Kristal Asam Urat

Asam Urat

-RAA

-Resistensi Perifer

-Saraf Otonom

Konsentrasi Darah Pekat

Natrium dalam Darah

Tekanan Darah

Hipertensi

Ny K

Informasi Gizi

Bahasa Awam

30