laporan bakteri vibrio.doc

46
LAPORAN BAKTERIOLOGI PEMERIKSAAN Vibrio cholerae OLEH KELOMPOK 1 MADE INDAH KESUMA DEWI (PO7134011001) A.A.PT SINTYA DARMAYANI (PO7134011017) KOMANG BAYU HENDRAWAN (PO7134011019) NI WAYAN NENIK PRAYANTI (PO7134011021) NI KETUT SUTARIASIH (PO7134011041) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: indah-kesuma-dewi

Post on 25-Oct-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vibrio

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

LAPORAN BAKTERIOLOGI

PEMERIKSAAN Vibrio cholerae

OLEH

KELOMPOK 1

MADE INDAH KESUMA DEWI (PO7134011001)

A.A.PT SINTYA DARMAYANI (PO7134011017)

KOMANG BAYU HENDRAWAN (PO7134011019)

NI WAYAN NENIK PRAYANTI (PO7134011021)

NI KETUT SUTARIASIH (PO7134011041)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2013

Page 2: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, 21 Juni 2012

Praktikan

Made Indah Kesuma Dewi P07134011001 ( )

A.A. Pt. Sintya Darmayani P07134011017 ( )

Komang Bayu Hendrawan P07134011019 ( )

Ni Wayan Nenik Prayanti P07134011021 ( )

Ni Ketut Sutariasih P07134011041 ( )

Pembimbing Praktikum

( )

Penanggung Jawab

Mata Kuliah Bakteriologi

( Nyoman Mastra, SKM., S.Pd., M.Si)

Page 3: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas

dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup

di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang

menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang

membedakannya dengan makhluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler

dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau

mikroskopik .

Bakteri terdapat ditempat dimana manusia hidup. Terdapat pada udara yang kita

hirup, pada makanan yang kita makan, juga terdapat pada permukaan kulit, pada jari

tangan, pada rambut, dalam rongga mulut, usus, dalam saluran pernafasan dan pada

seluruh permukaan yang terbuka dan dianggap sebagai flora normal.

Vibrio merupakan jenis bakteri yang hidupnya saprofit di air, air laut, dan tanah.

Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang relatif tinggi. Sebagian besar juga bersifat

halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰.

Terdapatnya bakteri pathogen Vibrio di perairan laut menandakan adanya kontak

dengan buangan limbah industri dan rumah tangga seperti tinja manusia atau sisa bahan

makanan lainnya, di mana bakteri tersebut secara langsung akan tumbuh dan berkembang

bila kondisi perairan tersebut memungkinkan. Selanjutnya dari keadaan ini kemudian

akan berpengaruh terhadap biota perairan dan akhirnya pada manusia.

   Penyakit saluran pencernaan akut yang disebabkan oleh bakteri dan ditandai

gejala dalam bentuknya yang berat dengan onset yang tiba-tiba, diare terus menerus, cair

seperti air cucian beras, tanpa sakit perut, disertai muntah dan mual di awal timbulnya

penyakit. Pada kasus-kasus yang tidak diobati dengan cepat dan tepat dapat terjadi

dehidrasi, asidosis, kolaps, hipoglikemi pada anak serta gagal ginjal. Infeksi tanpa gejala

biasanya lebih sering terjadi daripada infeksi dengan gejala. Gejala ringan dengan hanya

diare, umum terjadi, terutama dikalangan anak-anak. Pada kasus berat yang tidak diobati

(kolera gravis), kematian bisa terjadi dalam beberapa jam, dan CFR-nya bisa mencapai

50 %. Dengan pengobatan tepat, angka ini kurang dari 1 %.

Page 4: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Berdasarkan uraian diatas maka pada praktikum ini dilakukanlah pemeriksaan

Vibrio cholera yang dimana bakteri tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyakit

cholera pada manusia. Kolera adalah penyakit yang menyerang saluran pencernaan yang

disebabkan oleh kuman vibrio cholerae.. Diagnosa ditegakkan dengan mengisolasi Vibrio

cholera dari serogrup O1 atau O139 dari tinja. Jika pemeriksaan ditunda dapat digunakan

media Cary Blairt untuk membawa atau menyimpan spesimen apus dubur (Rectal Swab).

1.1 Rumusan Masalah

1.1.1 Bagaimana teknik pemeriksaan Vibrio cholerae ?

1.1.2 Bagaimanakah hasil pemeriksaan Vibrio cholerae?

1.2 Tujuan

1.2.1 Untuk mengetahui teknik pemeriksaan Vibrio cholerae sampel rectal swab

1.2.2 Untuk mengetahui hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan Vibrio cholerae pada

sampel rectal swab.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat teoritis

Agar dapat menambah wawasan mahasiswa dan pembaca dalam bidang

mikrobiologi serta mahasiswa dapat menggunakannya sebagai referensi

metode perhitungan bakteri.

1.3.2 Manfaat praktis

Mahasiswa dapat melaksanakan teknik pemeriksaan kuman patogen pada

saluran pencernaan dengan menggunakan metode pemeriksaan rektal swab

pada pasien.

 

Page 5: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Penyakit Kolera

Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang

disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang

melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan

enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare (diarrhoea) disertai

muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari

kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi. (Tjaniadi,2003)

Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik.

Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini

tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae

berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang

mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain

yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.

Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan

dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi

bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain

yang bermukim disekitarnya.(Tjaniadi,2003)

Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu

belum merasakan keluhan berarti, Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka tiba-tiba

terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan akut yang

menyebabkan samarnya jenis diare yg dialami. (Tjaniadi,2003)

Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala yang

ditampakkan, antara lain ialah :

Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus.

Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan

putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti

manis yang menusuk.

Page 6: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan

mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.

Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.

Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita tidaklah

merasakan mual sebelumnya.

Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.

Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi dengan tanda-

tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung,

hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti

cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian. (Tjaniadi,2003)

2.2 Bakteri Vibrio sp.

Bakteri Vibrio

Klasifikasi Vibrio

Kingdom : Eubacteria

Divisi : Bacteri

Class : Schizomycetes

Ordo : Eubacteriales

family : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

Spesies : Vibro anguillarum, Vibrio vulnificus, Vibrio salmonicida, Vibrio

hollisae, Vibrio alginolyticus, Vibrio damsel, Vibrio cholera Vibrio fluvialis, V.

parahaemolyticus , dan Vibrio mimicus (Thompson,2004)

Vibrio sp dalam TCBS agar (Thompson,2004)

Contoh bakteri yang dapt tumbuh pada agar TCBS beserta karakteristiknya :

V. cholerae : Kuning koloni.

V. parahaemolyticus : Blue berpusat hijau koloni.

V. mimicus, V. damsela : hijau koloni.

V. vulnificus : Hijau (85%) atau kuning (15%).

V. hollisae : Hijau (pertumbuhan yang sangat miskin).

Page 7: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Morfologi dan Identifikasi

Ciri khas organisme Vibrio

Secara umum, morfologi atau struktur tubuh dari bakteri Vibrio bila diisolir dari

faeces penderita atau dari biakkan yang masih muda adalah batang bengkok seperti

koma, tetapi akan berbentuk batang lurus bila diambil atau didapat dari biakan yang

sudah tua. (Melnick,1996)

Mempunyai sifat Gram negatif dengan ukuran 1 – 3 x 0,4 – 0,6 µm tetapi ada

beberapa literatur yang mengatakan bahwa Vibrio berukuran panjang (1,4 – 5,0) µm dan

lebar (0,3 – 1,3) µm. (Melnick,1996)

Gambar bakteri Vibrio cholera

Biakan

Berdasarkan pengamatan visual terhadap bakteri pathogen spesies Vibrio, maka

bakteri ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, dan ukuran koloni yang tumbuh

pada media TCBS agar setelah masa inkubasi 24 - 48 jam pada suhu kamar (30°C).

TCBS adalah media yang lebih dianjurkan untuk kultur tinja, dimana sebagian besar

galur menghasilkan koloni-koloni yang berwarna biru-hijau (sukrosa negatif). (Jawetz,

dkk. 2005).

Dari hasil penelitian terhadap isolat bakteri Vibrio sp, ditemukan enam spesies

bakteri patogen Vibrio sp, yaitu :

a. Vibrio Anguillarum

Mempunyai ciri-ciri warna putih kekuning-kuningan, bulat, menonjol dan

berkilau. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase,

Page 8: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

glukosa, laktosa, sellobiosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan methyl red dan

H2S negatif. (Jawetz, dkk. 2005).

b. Vibrio alginolyticus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik biokimia

adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa,

laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa negatif. (Jawetz,

dkk. 2005).

c. Vibrio cholera

Mempunyai ciri-ciri yaitu berwarna kuning, datar, diameter 2-3 mm, warna media

berubah menjadi kuning. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif,

katalase, oksidase, methyl red dan H2S, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif.

Sedangkan sellobiosa, fruktosa, bersifat negatif. (Jawetz, dkk. 2005).

d. Vibrio salmonicida

Mempunyai ciri-ciri berwarna bening, diameter < 1 mm, bulat, menonjol dan utuh.

Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, glukosa

positif. Sedangkan methyl red, H2S, laktosa, galaktosa, manitol, sellobiosa, fruktosa,

bersifat negatif. (Jawetz, dkk. 2005).

e. Vibrio vulnificus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 2-3 mm. Karakteristik

biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl red dan H2S

glukosa, sellobiosa, fruktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan, laktosa bersifat

negatif. (Jawetz, dkk. 2005).

f. Vibrio parahaemolyticus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna biru sampai hijau, diameter 3- 5 mm, dipusat koloni

berwarna hijau tua. Karakteristik biokimia adalah mempunyai sifat fermentatif, katalase,

oksidase, glukosa, laktosa, galaktosa dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa,

methyl red dan H2S bersifat negatif. Vibrio parahaemolyticus (Vp) merupakan bakteri

halofilik Gram negatif.Bakteri ini tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5

– 43°C,pH 4.8 – 11 dan aw 0.94 – 0.99.Pertumbuhan berlangsung cepat pada kondisi

suhu optimum (37°C) dengan waktu generasi hanya 9–10 menit.Seafood yang merupakan

produk hasil laut, memberikan semua kondisi yang dibutuhkan oleh Vp untuk tumbuh

Page 9: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

dan berkembang biak: keberadaan garam, nutrien yang baik serta pH dan aw yang cocok

sehingga Vp sering terdapat sebagai flora normal di dalam seafood. Mereka

terkonsentrasi dalam saluran pencernaan moluska, seperti kerang, tiram dan mussel yang

mendapatkan makanannya dengan cara mengambil dan menyaring air laut .Strain Vp

patogen merupakan penyebab penyakit gastroenteritis yang disebabkan oleh produk hasil

laut ( seafood ), terutama yang dimakan mentah, dimasak tidak sempurna atau

terkontaminasi dengan seafood mentah setelah pemasakan. Gastroenteritis berlangsung

akut, diare tiba-tiba dan kejang perut yang berlangsung selama 48 – 72 jam dengan masa

inkubasi 8 – 72 jam. Gejala lain adalah mual, muntah, sakit kepala, badan agak panas dan

dingin. Pada sebagian kecil kasus, bakteri juga menyebabkan septisemia. Sejak tahun

1997, jumlah kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) yang disebabkan oleh Vp meningkat

secara tajam di berbagai kawasan dunia.Terjadinya KLB ini telah teridentifikasi

disebabkan oleh konsumsi seafood terutama tiram ( oyster ) mentah yang terkontaminasi

oleh Vp.Sejak tahun 1997 tersebut, maka seafood terutama tiram dianggap sebagai jenis

pangan yang penting diwaspadai dari aspek keamanan pangan.Strain Vp patogen

penyebab gastroenteritis sangat beragam.Strain Vp patogen dengan serotype O3:K6 sejak

tahun 1996 muncul menjadi sumber patogen baru penyebab keracunan pangan. Kasus

keracunan karena Vp lebih banyak terjadi pada musim panas.Kondisi ini berkorelasi

positif dengan prevalensi dan jumlah kontaminasi Vp pada sampel seafood lingkungan

yang juga meningkat dengan meningkatnya suhu perairan.Tingkat salinitas air laut juga

berpengaruh pada tingkat kontaminasi. Teknik analisis berpengaruh pada tingkat

prevalensi dan tingkat isolasi Vp dari seafood. Untuk pengendalian tingkat kontaminasi

didalam seafood, diperlukan pemilihan metode analisis yang lebih sensitifitas dengan

waktu deteksi yang lebih cepat.Teknik analisis berdasarkan deteksi gen (tlh, tdh dan/atau

trh) memberikan hasil yang lebih akurat untuk mendeteksi strain patogen dibandingkan

dengan teknik MPN-konvensional yang berdasarkan pada reaksi biokimiawi. Pada

sampel seafood dari lingkungan dan pasar ritel, Vp patogen hanya terdeteksi dalam

jumlah rendah (<100 sel per-gram).Prevalensi dan tingkat kontaminasi Vp dalam sampel

seafood lingkungan dan pasar ritel juga seringkali jauh lebih kecil dari batas maksimum

Vp yang diijinkan FDA didalam seafood yang akan dijual (104 sel per-gram).Kondisi ini

juga terjadi pada sampel yang diambil selama terjadinya. (Jawetz, dkk. 2005).

Page 10: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Media Perbenihan Vibrio sp.

Bakteri Vibrio adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif

tinggi. Menurut Rheinheiner (1985) cit. Herawati (1996), sebagian besar bakteri

berpendar bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Bakteri

Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan

atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH

6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0 (Baumann et al., 1984 cit. Herawati, 1996).

Media yang sering digunakan adalah T.C.B.S. Agar plate. Biasanya koloni Vibrio

yang tumbuh pada media ini berwarna kuning, koloni sedang - besar, bulat, smooth,

konveks, jernih, tepinya tipis, dilingkari oleh zone berwarna kuning, bergranula pada

sinar cahaya, dan ada yang koloninya berwarna hijau. (Soemarno, 1962)

Media TCBS mempunyai pH yang sangat tinggi (8,5-9,5) yang dapat menekan

pertumbuhan flora usus selain Vibrio sp. Kandungan utama terdiri dari protein nabati dan

hewani, campuran garam (bile salts), 1% Sodium Chlorida, Sodium Thiosulfate, Ferric

Citrat, Sukrosa dan ekstrak kapang. Sukrosa ditambahkan sebagai bahan karbohidrat

yang dapat difermentasi oleh Vibrio dan sodium chlorida dapat merangsang pertumbuhan

Vibrio dengan indikator campuran Bromothymol blue dan Thymol blue. Perubahan warna

hijau menjadi kuning terjadi karena pH media bersifat basa kuat. Vibrio cholera

menghasilkan koloni berwarna kuning pada media TCBS Agar disebabkan karena bakteri

tersebut memfermentasi sukrosa. (Soemarno, 1962)

2.3 Flora normal pada tubuh manusia

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme.

Mikroba tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia.

Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal,

atau mikrobiota.(Pelczar,2008)

Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan mikroorganisme

yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora

normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa

virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat. (Pelczar,2008)

Mikrobiota normal tubuh manusia yang sehat perlu diketahui karena alasan-alasan

berikut:

Page 11: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

1. Diketahuinya hal ini dapat membantu menduga macam infeksi yang mungkin

timbul setelah terjadinya kerusakan jaringan pada situs-situs yang khusus.

2.  Hal ini memberikan petunjuk mengenai kemungkinan sumber dan pentingnya

mikroorganisme yang teramati pada beberapa infeksi klinis. Sebagai

contoh, Escherichia coli tidak berbahaya di dalam usus tetapi bila memasuki

kandung kemih dapat menyebabkansistitis, suatu peradangan pada selaput lendir

organ ini.

3. Hal ini dapat membuat kita menaruh perhatian lebih besar terhadap infeksi yang

disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan mikrobiota normal atau asli

pada inang manusia. (Pelczar,2008)

Flora Normal Pada Sistem Pencernaan

                 Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe

yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen

tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. (Pelczar,2008)

Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesiesBacteroides (B. fragilis,

B. melaninogenicus, B. oralis) danFusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh

spesies-spesiesClostridium (termasuk Cl. Perfringens yang mempunyai kaitan

dengan kelemayuh, suatu infeksi jaringan disertai gelembung gas dan keluar nanah) serta

spesies-spesies Lactobacillus. (Pelczar,2008)

Saat lahir, kondisi usus steril namun organism akan segera masuk bersamaan

dengan makanan yang dimakan oleh bayi. Sangatlah menarik perhatian bahwa

mikrobiota usus seorang bayi yang disusui oleh ibunya hampir seluruhnya terdiri

dari laktobasilus. Dengan diberikan susu botol, jumlah laktobasilus menurun dan

akhirnya, dengan diberikannya makanan padat serta nutrisi tipe dewasa, maka

mikrobiota gram negatif menjadi predominan. (Pelczar,2008)

Saat menyusui, usus akan mengandung flora seperti Strptocokokki asam laktat

dan lactobacilli dalam jumlah besar. Organisme aerob dan anaerob, gram positif, non

motil ini menghasilkan asam dari karbohidrat dan tahan pada pH 5,0. (Pelczar,2008)

Pada orang dewasa, esophagus terdiri atas mikroorganisme yang masuk bersama

dengan saliva dan makanan. pH asam lambung yang di hasilkan akan melindungi

Page 12: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

terhadap infeksi bakteri pathogen usus seperti cholera. Pada duodenum terdapat

105 – 108 bakteri/gram. Pada usus halus bagian atas, lactobacillus dan enterococcus

mendominasi dan pada usus halus bagian bawah yang mendominasi adalah flora

tinja. Pada kolon sigmoid dan dan rectum, terdapat sekitar 1011bakteri/gram isi

kolon. (Pelczar,2008)

Spesies-spesies anaerobik fakultatif yang dijumpai di dalam usus tergolong dalam

genus Escherichia, Proteus, Klebsiella, danEnterobacter. Peptostreptokokus

(streptokokus anaerobik) juga umum. Khamir Candida albicans juga dijumpai. Flora

saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan

asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen. (Pelczar,2008).

2.4 Pengambilan sampel rectal swab

Rectal Swab merupakan apusan yang dilakukan pada daerah rectum (+_ 2 ± 3 cm

diatas lubang anus). Kuman-kuman pathogen penyebab gastroenteritis dapat diisolasi dari

swab rectum. Kuman-kuman yang ditemukan dari swab rectum juga terdapat dalam

saluran pencernaan. (Sri, 2005)

Teknik pengambilan sampel

Tangan kiri petugas pengambil swab membuka lubang anus dan tangan kanan

memasukan lidi kapas seteril ke dalam lubang anus dengan cara memutar sampai kurang

lebih 2-3 cm ke dalam lubang anus. Setelah itu lidi kapas ditarik ke luar dengan sambil

tetap diputar. Selanjutnya lidi kapas tadi dimasukkan dalam media carry and blair sampai

terbenam ke dalam media. Apabila lidi/ tangkainya terlalu panjang, kita potong sehingga

botol bisa ditutup dengan rapat. Setelah diberi label, specimen kita bawa ke laboratorium

untuk diperiksa. (Sri, 2005)

2.5 Penanaman Sampel

Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke

biakansegar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan

teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan

berulangkali.Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat.

Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila

Page 13: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen,

sedangkan pada permukaan kaldupertumbuhannya terlihat sebagai pelikel (Lay, 1998).

Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan

aktivitasmetabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan

permukaan karenapada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media cair,

mikroorganisme jugamemperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan

padat seperti agar miringatau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk

menyimpan biakan murnisedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk

memurnikan mikroorganisme (Lay,1998)

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan

memindahkanbakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat

ketelitian yang sangattinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih

dahulu diusakan agarsemua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap

steril, hal ini agarmenghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).

 Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanamanbakteri

(inokulasi) yaitu :

1. Menyiapkan ruangan

Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar

tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium

pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam

sebuah kotak kaca(encast ) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan

saringan melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).

2. Pemindahan dengan dengan pipet

Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk

diambil1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni

(Pelczar, 1986).

3. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus

jugaboleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan

penanaman bakterikawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai

Page 14: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

cukup dilewatkan nyalaapi saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi

dalam nyala (Pelczar, 1986).

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murnimikroorganisme

yaitu :

1. Metode gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,

tetapimemerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan

yangsempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di

permukaanmedia agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi).

Di antaragaris-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat

tumbuhmenjadi koloni (Winarni, 1997).

Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng.

Biladilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya

terkadangberbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk

membuatgoresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto,

2006)

 Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak) bertujuan untuk mengisolasi

mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.

(Winarni, 1997).

Ada beberapa teknik metode gores (Winarni, 1997) :

Goresan Sinambung

Cara kerja :

Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah

permukaan agar.

Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.

Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni

tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

Goresan T

Cara kerja :

Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker

Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag

Page 15: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag

pada daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan

yang sempurna

Lakukan hal yang sama pada daerah 3

Goresan Kuadran (Streak quadrant)

Cara kerja :

Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu

dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung

banyak sel mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan

dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-

pisah menjadi koloni tunggal.

2. Metode tebar

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam

cawanpetridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi

itudisebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat

menginokulasikanpinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata

dengan baik. Padabeberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah

(Winarni, 1997)

3. Metode tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar

melakukanpengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu

saat hanyaditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).

4. Metode tusuk

Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung

jarumose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media

(Winarni,1997)

Page 16: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

BAB III

METODE

3.1. Waktu dan Tempat

3.1.1. Waktu

Praktikum ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu,

Tahap 1

Pembuatan media TCBS pada Rabu, 12 Mei 2013

Tahap 2

Penanaman pada media TCBS pada Rabu, 19 Mei 2013

Tahap 3

Proses pengamatan makroskopis pada Senin, 21 Mei 2013

3.1.2. Tempat

Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes

Denpasar

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-alat

1. Gelas beaker 50 ml

2. Spatel

3. Gelas Ukur 250 ml

4. Neraca Analitik

5. Batang pengaduk

6. Erlenmeyer 500 ml

7. Botol semprot

8. Plate

9. Api Bunsen

10. Pipet Ukur

11. Bola Hisap

12. Incubator

13. Pinset

14. Oven

15. Ose disposible

Page 17: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

3.1.3. Bahan

1. Media TCBS Agar

2. Sampel Rectal Swab dalam cotton buds yang dimasukkan ke dalam

media Carry and Blair

3. Label

4. Kapas lemak

5. Aluminium foil

6. Kertas Koran

3.3 Cara Kerja

Pembuatan media TCBS (Thiosulfate Citrate Bile Salts ) Agar

Alat dan bahan disiapkan dan di beri label

Ditimbang sebanyak 17,6 gram bubuk media TCBS OXOID CM0333

Bubuk yang sudah ditimbang kemudian dilarutkan dengan 200 mL aquades steril

Dipanaskan di atas kompor listrik sampai larut sempurna

Media dituang pada masing-masing plate ± 15 mL dan dibiarkan sampai membeku

Media siap untuk digunakan

Page 18: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Pembuatan media TSI (Triple Sugar Iron)

Alat dan bahan disiapkan dan di beri label

Ditimbang 3,9 gram bubuk TSI OXOID CM0381

menggunakan gelas beaker

Dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen

Ditutup dengan aluminium foil dan dipanaskan di atas kompor listrik sampai larut sempurna

Dipipet dengan pipet ukur masing-masing sebanyak 5

mL ke dalam 10 buah tabung reaksi

Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 1210 C selama

15 menit

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan

aquades sampai volumenya mencapai 60 ml

Tabung diletakkan dalam posisi miring

Media siap untuk digunakan

Page 19: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Pembuatan media SIM (Sulfur Indol Motility)

Alat dan bahan disiapkan dan di beri label

Ditimbang 1,8 gram bubuk SIM OXOID CM0435 pada

neraca analitik dengan menggunakan gelas beaker

Dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen

Ditutup dengan aluminium foil dan dipanaskan di atas kompor listrik sampai larut sempurna

Dipipet dengan pipet ukur masing-masing sebanyak 5

mL ke dalam 10 buah tabung reaksi

Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 1210 C selama

15 menit

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan

aquades sampai volumenya mencapai 60 ml

Media siap untuk digunakan

Page 20: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Pembuatan media Simmons Citrate Agar

Alat dan bahan disiapkan dan di beri label

Ditimbang 1,38 gram bubuk Simmons Citrate Agar

OXOID CM155 dengan menggunakan gelas beaker

Dilarutkan dengan aquades dan diaduk hingga homogen

Ditutup dengan aluminium foil dan dipanaskan di atas kompor listrik sampai larut sempurna

Dipipet dengan pipet ukur masing-masing sebanyak 5

mL ke dalam 10 buah tabung reaksi

Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 1210 C selama

15 menit

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan

aquades sampai volumenya mencapai 60 ml

Media siap untuk digunakan

Page 21: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Pemeriksaan Sampel Rectal Swab

Alat dan bahan disiapkan

Lidi kapas yang berisi sampel diambil dengan pinset dan digoreskan pada media TCBS agar pada satu bagian dengan cara cotton buds dioleskan di satu titik.

Kemudian, diinkubasi pada incubator dengan suhu 37°C selama 2 x 24 jam

Hasil pengamatan makroskopis dicatat

Kemudian dengan menggunakan ose, titik olesan sampel rektal swab disebarkan pada empat kuadran media, proses pengerjaan dilakukan di belakang api Bunsen.

Setelah 2 x 24 jam pertumbuhan koloni pada media TCBS diamati secara makroskopis

Page 22: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan secara makroskopis pada media TCBS yang

diinkubasi selam 3 × 24 jam pada suhu 37 o C di dapatkan hasil yng negative

yaitu tidak ada pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae ataupun bakteri

lainnya.

Gambar :

Kode sampel Gambar Keterangan

Sampel rectal

swab 1

Negative : tidak

ada pertumbuhan

bakteri Vibrio

cholerae ataupun

bakteri lainnya.

Sampel rectal

swab 2

Negative : tidak

ada pertumbuhan

bakteri Vibrio

cholerae ataupun

bakteri lainnya.

Sampel rectal

swab 3

Negative : tidak

ada pertumbuhan

bakteri Vibrio

cholerae ataupun

bakteri lainnya.

4.2 Pembahasan

Page 23: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

4.2.1 Sampel Rectal Swab

Pemeriksaan sampel rectal swab sering dilakukan untuk mengetahui

adanya bakteri pathogen pada saluran percernaan salah satu bakteri Vibrio

cholerae seperti yang akan diperiksa pada praktikum ini. Langkah –langkah yang

diperlukan dalam pemeriksaan bakteri Vibrio cholerae pada sampel rectal swab

adalah

1. Persiapan Media

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari

campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-

molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media

pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan

juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Ada berbagai jenis media

pertumbuhan yang akan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada praktikum ini

media pertumbuhan yang digunakan adalah media TCBS. Karena media TCBS ini

merupakan media selektif terhadap pertumbuhan bakteri, khususnya spesies

Vibrio sp.

Media TCBS mempunyai pH yang sangat tinggi (8,5-9,5) yang dapat

menekan pertumbuhan flora usus selain Vibrio sp. Kandungan utama terdiri dari

protein nabati dan hewani, campuran garam (bile salts), 1% Sodium Chlorida,

Sodium Thiosulfate, Ferric Citrat, Sukrosa dan ekstrak kapang. Sukrosa

ditambahkan sebagai bahan karbohidrat yang dapat difermentasi oleh Vibrio dan

sodium chlorida dapat merangsang pertumbuhan Vibrio dengan indikator

campuran Bromothymol blue dan Thymol blue.

Selain itu, media yang digunakan dalam pemeriksaan rectal swab ini

adalah media Carry and Blair. Cary-Blair dianjurkan untuk pengumpulan dan

pengangkutan sampel kotoran dan dubur, menjaga kelangsungan hidup

Salmonella dan Shigella dalam sampel tinja. Media ini memiliki potensioksidasi /

reduksi rendah, yang menjamin bakteri kelangsungan hidup untuk jangka waktu

yang lama. Cary-Blair memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan buffer fosfat,

bersama dengan Natrium thioglycollate, yang menghambat pertumbuhan besar

Page 24: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

strain seperti Escherichia coli dan Klebsiella aerogenes. Agar adalah agen

memperkuat.

Karena pH tinggi, Cary-Blair telah digambarkan sangat baik untuk studi

epidemiologi dari Vibrio parahemolyticus, memungkinkan kelangsungan hidup

jangka panjang (sampai dengan 35 hari pada suhu 22-31 ° C) dari penyeka dubur.

Cotton bud ditempatkan di bagian bawah dari tabung media transportasi yang

digunakan untuk pengumpulan sampel. Kelangsungan hidup bakteri dalam media

transportasi tergantung pada berbagai faktor seperti jenis bakteri dan konsentrasi

dalam spesimen, formulasi media transportasi, dan transportasi suhu dan durasi.

Optimal pertumbuhan dan khas morfologi hanya dapat diharapkan jika inokulasi

langsung dan budidaya yang sesuai diikuti.

2. Pengambilan Sampel Rektal Swab

Rectal Swab merupakan apusan yang dilakukan pada daerah rectum (± 2-

3 cm) diatas lubang anus). Kuman-kuman pathogen penyebab gastroenteritis

dapat diisolasi dari swab rectum. Kuman-kuman yang ditemukan dari swab

rectum juga terdapat dalam saluran pencernaan. (Mastra,2010).

Hal yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah alat dan bahan

yang digunakan harus dipersiapkan terlebih dahulu, seperti lidi kapas dan media

carry and blair. Lidi kapas harus disterilisasi terlebih dahulu dengan oven pada

suhu 150°C selama 1 jam.

Lidi kapas steril dimasukkan ke dalam media carry and blair agar basah.

Hal ini dikarenakan, biasanya orang yang sehat rektumnya dalam keadaan kering

sehingga kapas perlu dibasahi agar proses pengambilan sampel lebih mudah dan

tidak menimbulkan rasa sakit pada rectum pasien. Kemudian, dilakukan

pengambilan sampel rectal swab. Pasien yang diambil sampelnya berjumlah 4

orang. Pasien yang akan diambil sampelnya, dengan sopan disuruh bersimpuh dan

menungging diatas tempat tidur. Tangan kiri petugas pengambil swab membuka

Page 25: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

lubang anus dan tangan kanan memasukan lidi kapas steril ke dalam lubang anus

dengan cara memutar sampai kurang lebih 2-3 cm ke dalam lubang anus. Putaran

dilakukan searah jarum jam karena arah putaran kapas searah jarum jam. Jika

dibalik, kapas bisa terlepas dan tertinggal di dalam rectal.

Setelah itu lidi kapas ditarik ke luar dengan

sambil tetap diputar searah jarum jam .

Selanjutnya lidi kapas tadi dimasukkan dalam

media carry and blair sampai kapas terbenam ke

dalam media. Apabila lidi/tangkainya terlalu

panjang, lidi bisa dipotong sehingga botol bisa

ditutup dengan rapat. Sebelum ditutup bibir botol sampel difiksasi dengan api

Bunsen. Setelah itu, botol diberi label dan specimen kita bawa ke laboratorium

untuk diperiksa.

Namun pada praktikum ini tidak dilakukan

pengambilan sampel rektal swab karena telah

terdapat sampel rektal swab yang siap untuk

dianalisa, sampel ini ketika diperiksa

sebelumnya telah menunjukkan hasil positif.

Sampel rektal swab ini disimpan dalam botol

coklat yang berisi media carri and blair dan sampel berada dalam cotton but, yang

sisi berisi sampelnya dicelupkan ke dalam media carry and blair.

3. Inokulasi Pada Media Pertumbuhan

Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke

biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini

dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama

pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair

atau padat. Pada permukaan padat pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel (Lay,

1998)

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan

tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri

Page 26: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

(inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam

hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya

kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).

Dalam praktikum ini, inokulasi dilakukan dengan teknik Goresan Kuadran

(Streak quadrant). Teknik ini dilakukan dengan cara membagi bidang media

menjadi empat bagian. Kemudian, lidi kapas yang berisi sampel diambil dengan

pinset dan dioleskan pada satu tempat pada media dengan mengoleskan cotton but

melingkar kemudian dengan menggunakan ose disposible titik pengolesan sampel

disebar dengan cara digoreskan pada keempat bidang. Tujuan dilakukan cara

seperti ini adalah agar jumlah koloni yang nantinya akan tumbuh pada media tidak

telalu banyak dan bertumpuk – tumpuk karena jumlah sampel yang terlalu

banyak, jika disebarkan dengan menggunakan ose diharapkan nanti koloni yang

tumbuh lebih mudah untuk diamati karakteristiknya. Sebelumnya ose disposible

difiksasi dengan methanol karena sebelumnya kemasan ose sudah terbuka dan

tidak diketahui waktu pembukaannya sehingga perlu difiksasi untuk menghindari

kontaminasi bakteri lain. Lalu ditunggu hingga alkohol mongering, setelah kering

baru boleh digunakan agar tidak mengganggu pertumbuhan bakteri yang

diinginkan.

Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak

sel mikroorganisme. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari

goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah

menjadi koloni tunggal. Media yang digunakan adalah media TCBS.

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan

waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan

latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Di

antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga

dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).

Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama

kali kita harus mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi.

Mikroorganisme ada dimana-mana. Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka

mudah lepas dalam udara dan permukaan. Kontaminasi udara paling sering

menjadi masalah karena udara selalu kontak dengan partikel debu dan umumnya

Page 27: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

banyak komunitas mikroorganisme didalamnya. Ketika wadah dibuka maka

segera ditangani agar tidak terkontaminasi dengan udara sekitar. Maka dari itu,

kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya. Teknik yang digunakan

dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasi dan media kultur steril

disebut teknik aseptik. Hal ini dilakukan dengan cara inokulasi dilakukan didekat

api Bunsen. Hal ini sangat penting untuk tindakan pencegahan sampai

penanganan berikutnya media kultur harus tetap steril.

4. Inkubasi

Selanjutnya media yang telah berisi sampel rectal swab, diinkubasi selama

2 x 24 jam pada suhu 37 ºC dalam keadaan terbalik. Vibrio cholera tumbuh

dengan baik pada suhu 37°C. Biakan diinkubasi dalam keadaan terbalik untuk

menghindari kontaminasi dari air yang mengembun diatas cawan petri yang

mungkin menetes jika cawan petri diletakan pada posisi normal. Inkubasi

dilakukan selama 2 x 24 jam karena jumlah mikrobia maksimal yang dapat

dihitung, optimal setelah masa tersebut yaitu akhir inkubasi. Selama masa

inkubasi, sel yang masih hidup akan membentuk koloni yang dapat dilihat

langsung oleh mata. (Riesama, 2009).

4.2.2 Hasil Pemeriksaan Rectal Swab

Secara umum, morfologi atau struktur tubuh dari bakteri Vibrio bila

diisolir dari faeces penderita atau dari biakkan yang masih muda adalah batang

bengkok seperti koma, tetapi akan berbentuk batang lurus bila diambil atau

didapat dari biakan yang sudah tua. Mempunyai sifat Gram negatif dengan ukuran

1 – 3 x 0,4 – 0,6 µm tetapi ada beberapa literatur yang mengatakan bahwa Vibrio

berukuran panjang (1,4 – 5,0) µm dan lebar (0,3 – 1,3) µm.

Untuk melakukan isolasi dan pemeliharaan vibrio, dapat menggunakan

media Thiosulfate Citrate Bile Salts Agar (TCBS) yang merupakan media selektif

untuk isolasi dan pemurnian Vibrio. Vibrio mampu menggunakan sukrosa sebagai

sumber karbon akan berwarna kuning, sedangkan yang lainnya berwarna hijau.

Akan tetapi terdapat beberapa mikrob yang juga dapat tumbuh pada media ini,

seperti Staphylococcus, Flavobacterium, Pseudoalteromonas, and Shewanella.

Page 28: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

Sedangkan untuk perbanyakan Vibrio, dapat digunakan media Alkaline Peptone

Water (APW) yang memiliki pH relatif tinggi, yaitu berkisar 8.4 dan mengandung

NaCl sebesar 1-2%. Adapun pertumbuhan optimum vibrio adalah pada suhu

berkisar antara 20- 35oC. Pemeriksaan dinyatakan positif Vibrio cholerae apabila

pada media Thiosulfate Citrate Bile Salts Agar (TCBS) ditemukan koloni sedang

sampai besar, berwarna kuning, jernih, smooth, keping, tepinya tipis, dilingkari

oleh zona yang berwarna kuning. Perubahan warna hijau menjadi kuning terjadi

karena pH media bersifat basa kuat. Vibrio cholera menghasilkan koloni berwarna

kuning pada media TCBS Agar disebabkan karena bakteri tersebut

memfermentasi sukrosa.

Dalam praktikum ini, dari tiga sampel yang telah diperiksa menunjukkan

hasil yang negative dimana pada media TCBS tidak terdapat koloni bakteri yang

tumbuh satupun media, TCBS setelah diinkubasi 2 X 24 jam tidak terjadi

pertumbuhan koloni. Beberapa hal yang menyebabkan hal ini kemungkinan dapat

terjadi adalah

1. Sampel yang sudah disimpan dalam jangka waktu yang terlalu lama,

sehingga kemungkinan bakteri yang terdapat dalam cotton but tersebut

telah mati, ataupun telah terkontaminasi oleh bakteri lain.

2. Pada saat penanaman bakteri pada media terjadi kesalahan, kemungkinan

tidak tumbuhnya bakteri pada media TCBS disebabkan oleh karena

terbunuhnya bakteri oleh karena adanya kandungan alkohol di ose, karena

sebelum digunakan untuk mengores bakteri ose sempat diolesi dengan

alkohol untuk desinfektan kemungkinan alkohol belum kering kan

mengganggu kehidupan bakteri pada media TCBS tersebut.

Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat bakteri

yang tumbuh pada media TCBS jadi tidak terdapat bakteri Vibrio cholerae pada

sampel rektal swab yang kita periksa pada praktikum ini. Namun untuk

mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih pasti sebaiknya dilakukan

pemeriksaan ulang dengan tidak mengulang kesalahan yang dilakukan pada

Page 29: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

pemeriksaan pertama, jika hasilnya tetap sama hasil dapat disimpulkan tidak

terdapat bakteri Vibrio cholerae pada sampel rektal swab yang kita periksa.

Page 30: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Pemeriksaan sampel rectal swab pada praktikum ini dilakukan dengan

menggunakan media TCBS untuk mengetahui ada tidaknya bakteri,

khususnya Vibrio Cholera. Setelah sampel diinokulasikan pada media

TCBS dengan metode gores, media diinkubasi dalam suhu 37oC selama 2

× 24 jam. Dan diamati koloni yang tumbuh di dalam media tersebut.

2. Hasil pengamatan makroskopis yang dilakukan pada media TCBS yang

telah diinkubasi didapatkan hasil bahwa tidak terdapat koloni yang tumbuh

pada media TCBS, hal ini kemungkinan memang tidak terdapat bakteri

Vibrio cholera pada sampel atau terjadi kesalahan pada prosedur kerja dan

pengaruh dari sampel yang sudah disimpan terlalu lama. Sebaiknya

dilakukan pemeriksaan pengulangan pada sampel yang sama untuk

mendapatkan hasil yang pasti.

5.2 Saran

Dalam melaksanakan praktikum, sebaiknya sebelum melakukan

praktikum di laboratorium mahasiswa diberi penjelasan secara mekanisme

kerja yang benar terlebih dahulu hal – hal apa saja yang dilakukan ketika

praktikum, sehingga praktikum dapat berjalan lancar dan menunjukkan hasil

yang maksimal.

Page 31: LAPORAN BAKTERI VIBRIO.doc

DAFTAR PUSTAKA

(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2008: 545

Anonim.tt. http://ankes09.blogspot.com/2010/01/media-selektif.html diakses pada

20 Mei 2013

Anonim.tt. http://www.fkh.unair.ac.id/artikel/Ainul%20060710372.pdf. diakses

pada 20 Mei 2013

Jawetz, Melnick and Adelberg’s, 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical

Microbiology). Jakarta: Salemba Medika.

Michael J. Pelczar and E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2.

Jakarta: UI-Press

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi

Revisi. Jakarta: Bina Rupa Aksara.