laporan penelitian identifikasi serotipe bakteri ... · laporan penelitian identifikasi serotipe...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN PENELITIAN
IDENTIFIKASI SEROTIPE BAKTERI Escherichia coli O157
DENGAN MEDIA SORBITOL MacCONKEY AGAR (SMAC) PADA
MINUMAN ES TEH DARI PEDAGANG MINUMAN DI SEKOLAH
dr.Made Agus Hendrayana,M.Ked
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2
DAFTAR ISI
Hal.
Cover.................................................................................................... 1
Daftar isi......................................................................................................... 2
Abstract .................................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 5
1.1 Latar Belakang................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 6
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN................................. 7
BAB 3. METODE PENELITIAN.............................................................. 8
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 12
BAB 5. KESIMPULAN.................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 23
LAMPIRAN………………………………………………………………….. 25
3
IDENTIFIKASI SEROTIPE BAKTERI Escherichia coli O157
DENGAN MEDIA SORBITOL MacCONKEY AGAR (SMAC) PADA
MINUMAN ES TEH DARI PEDAGANG MINUMAN DI SEKOLAH
Abstrak
Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri yang hidup dalam berbagai air
limbah organik maupun anorganik dan dapat mempengaruhi kualitas air. E.coli adalah
bakteri yang dapat menyebabkan penyakit saluran cerna pada manusia. Salah satu
strain Escherichia coli patogen adalah serotype O157 Escherichia coli O157
menghasilkan toksin yang identik dengan toksin dari Shigella dysentriae tipe 1
sehingga dikenal sebagai Shiga-like toxin (Stx). Penularan bakteri E.coli sampai masuk
ke dalam tubuh manusia salah satunya melalui mekanisme fecal-oral yaitu dari
makanan atau minuman yang tertelan masuk ke dalam saluran pencernaan. Makanan
dan minuman yang dijual oleh para pedangang belum tentu terjamin hiegenisnya.
Pengolahan dan penyajian yang kurang baik dapat memungkinkan adanya bakteri
patogen mengkontaminasi minuman yang dijual seperti adanya bakteri E.coli.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kontaminasi bakteri E.coli patogen
dan mengidentifikasi serotipe O157 pada minuman es teh yang dijual di sekitar
lingkungan sekolah-sekolah khususnya di area Kota Denpasar. Besar sampel
ditentukan sebanyak 10 buah dari 10 pedagang minuman es teh di lingkungan sekitar
sekolah-sekolah di Kota Denpasar. Sampel yang kami ambil kami sebar berdasarkan
kecamatan yang ada di wilayah Kota Denpasar. Hasil penelitian ini kami dapatkan
jumlah minuman es teh dari pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar
yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli adalah sebanyak 8 dari 10 (80%) sampel
semua bakteri E.coli yang ditemukan merupakan serotype O157.
Kata kunci : es teh, sekolah, Escherichia coli O157
4
IDENTIFICATION OF THE Escherichia coli serotype O157
BACTERIA BY SORBITOL MacCONKEY AGAR (SMAC) MEDIA
IN ICE TEA FROM BEVERAGE MERCHANTS AROUND
SCHOOLS
Abstract
Escherichia coli (E. coli) is a bacteria that lives in organic and inorganic waste
water and can affect to the water quality. E. coli is bacteria that can cause gastrointestinal
diseases in humans. One of the pathogenic strain is serotype O157. Escherichia coli O157
produces a toxin that is identical to the toxin with Shigella dysentriae type 1 which is
known as Shiga-like toxin (Stx). The Transmission of E.coli bacteria to enter the human
body could be through fecal-oral mechanism that is food or beverages are ingested into the
human digestive tract. Food and beverages that sold by the trader is not guaranteed the
hiegenity. A poor higyne beverage processing and serving can allow pathogenic bacteria
to contaminate beverages that could present E.coli bacteria. The aim of this study is to
detect the presence of E.coli bacteria contamination and identify the pathogenic serotypes
of E. coli on ice tea that sold around neighborhood schools, especially in the area of
Denpasar city. The sample size is set at 10 samples from10 ice tea merchants that sold
around neighborhood schools around Denpasar city. The area of sample collections is
spread based on Denpasar districts. The result of this study that we found the number of
iced tea which contaminated by E. coli bacteria are 8 from 10 (80%) samples from ice tea
merchants around school in Denpasar and all of the E.coli that found is serotype O157.
Keyword : ice tea, school, Escherichia coli O157
5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri yang hidup dalam berbagai air
limbah organik maupun anorganik dan dapat mempengaruhi kualitas air. Sumber
utama masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam suatu ekosistem berasal dari
kotoran manusia dan hewan yang dibuang melalui limbah rumah tangga dan
peternakan. Mikroorganisme pathogen tersebut meliputi bakteri, protozoa, virus dan
nematode yang dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh. Salah satu strain
Escherichia coli patogen adalah serotype O157 (Beutin et al.,1993). Escherichia coli
O157 memiliki fimbrie yang berperan dalam menginvasi inang (tidak menyerang
mukosa sel seperti Shigella). Escherichia coli O157 menghasilkan toksin yang identik
dengan toksin dari Shigella dysentriae tipe 1 sehingga dikenal sebagai Shiga-like toxin
(Stx) (Heuvelink et.al.,1999 dan Acheson, 2000).
Infeksi Escherichia coli O157 dapat menunjukkan gejala klinis pada manusia
yaitu kram perut, mual, muntah, diare berdarah, colitis hemorrhagic dan hemolytic
uremic syndrome (HUS). Bakteri ini berpotensi menular dan dapat menjadi wabah.
Penularan bakteri E.coli sampai masuk ke dalam tubuh manusiasalah satunya melalui
mekanisme fecal-oral yaitu dapat dari makanan atau minuman yang tertelan masuk ke
dalam saluran pencernaan.
Air dan makanan yang terkontaminasi dan tidak higienis termasuk minuman
dan es batu merupakan jalur transmisi utama dari E.coli. Sebagian besar penularan
terjadi memalui rute berasal dari feses yang mengkontaminasi air atau makanan yang
nantinya dikonsumsi manusia. Bakteri pada kondisi yang tidak menguntungkan
misalnya pada saat suhu turun pada pembuatan es akan masuk ke fase
dorman/hibernasi, saat bakteri kembali ke dalam kondisi lingkungan yang optimal
maka bakteri akan kembali aktif.
Es batu merupakan salah satu bahan yang dipergunakan sebagai pendingin
dalam minuman. Hampir sebagian besar warung makan baik restoran maupun kaki
lima menyediakan minuman yang menggunakan es batu. Es batu masing-masing
dibuat dengan prosedur yang berbeda. Dalam prosesnya baik pada saat pembuatan
6
maupun proses pemakaian, ada kemungkinan air maupun es yang telah jadi
terkontaminasi oleh bakteri yang dapat menyebabkan diare salah satunya E. coli.
Makanan dan minuman yang dijual oleh para pedangang belum tentu terjamin
hiegenisnya. Pengolahan dan penyajian yang kurang baik dapat menyebarkan
berbagai penyakit. Ada oknum pedagang makanan dan minuman kurang
memperhatikan unsur kesehatan demi mendapatkan keuntungan dalam menjual
dagangannya termasuk pedagang minuman yang menggunakan bahan dari air mentah
untuk digunakan pada minuman yang dijualnya. Pengolahan minuman pun dapat saja
kurang higenis seperti terkontaminasi oleh lalat maupun bahan tercemar lainnya
sehinga memungkinkan adanya bakteri patogen mengkontaminasi minuman yang
dijual seperti adanya bakteri E.coli.
Tempat pedagang minuman kaki lima yang menggunakan gerobak banyak
terdapat di depan sekolah-sekolah dimana yang menjadi langganannya adalah anak-
anak sekolah yang membeli minuman saat jan istirahat atau pulang sekolah. Anak-
anak sekolah menjadi rentan terhadap infeksi oleh bakteri E.coli patogen yang
mencemari minuman yang mereka beli.
Berdasarkan uraian diatas maka dirasa perlu untuk mendeteksi adanya
kontaminasi bakteri E.coli patogen dan serotipenya pada minuman yang dijual di
sekitar lingkungan sekolah-sekolah khususnya di area Denpasar.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas beberapa permasalahan yang akan dijawab dalam
penelitian ini adalah :
1. Berapa banyak minuman es teh dari sampel pedagang minuman di sekitar sekolah
di Kota Denpasar yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli ?
2. Berapa banyak bakteri E.coli yang mengkontaminasi sampel minuman es teh dari
sampel pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar merupakan E. coli
serotype O157?
7
BAB 2
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
2.1 Tujuan umum :
Untuk mengidentifikasi serotipe O157 bakteri E.coli yang mengkontaminasi minuman
es teh dari sampel pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar
2.2 Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui berapa banyak minuman es teh dari sampel pedagang minuman
di sekitar sekolah di Kota Denpasar yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli ?
2. Untuk mengetahui berapa banyak bakteri E.coli yang mengkontaminasi sampel
minuman es teh dari sampel pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota
Denpasar merupakan E. coli serotype O157?
2.3 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang persentase kontaminasi dan serotipe bakteri E. coli
pada es teh dari pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota Denpasar
2. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada peneliti tentang tehnik isolasi
dan identifikasi serotipe E.coli dari aspek mikrobiologi
3. Memberikan informasi awal kepada intansi terkait seperti Dinas Kesehatan Kota
Denpasar, BPOM, pihak sekolah dan pihak terkait lain serta peneliti lain dalam
upaya penanggulangan pencemaran minuman dan peningkatan mutu pada
termasuk penanggulangan penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi bakteri E. coli
di masyarakat.
8
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observational deskripif dengan rancangan studi
eksploratif.
3.2 Populasi Peneltitian
Populasi adalah pedagang yang menjual minuman es teh di lingkungan sekitar
sekolah-sekolah di Kota Denpasar.
3.3 Sampel Penelitian
Minuman es teh di lingkungan sekitar sekolah-sekolah di Kota Denpasar.
3.4 Besar Sampel
Besar sampel ditentukan dengan cara estimasi dengan jumlah total sampel 10 buah
dari 10 pedagang minuman es teh di lingkungan sekitar sekolah-sekolah di Kota
Denpasar. Sampel yang kami ambil kami sebar berdasarkan kecamatan yang ada di
wilayah Kota Denpasar, yaitu : 2 sampel dari Kecamatan Denpasar Timur, 2 sampel
di pusat kota Denpasar, 2 sampel dari Kecamatan Denpasar Selatan, 2 sampel dari
Kecamatan Denpasar Barat, dan 2 sampel dari Kecamatan Denpasar Utara
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digukan merupakan salah satu teknik nonrandom
sampling yaitu quota sampling. Pengambilan sampel akan dihentikan jika telah
mencapai paling sedikit 10 sampel dari daerah kecamatan di Kota Denpasar yang
telah ditentukan .
3.6 Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah minuman es teh, koloni E.coli sSerotipe O157.
9
3.7 Definisi Operasional Variabel
1 Minuman es teh adalah minuman jenis teh yang menggunakan pendingin es batu
dan dijual oleh pedagang minuman yang menggunakan gerobak dorong yang
menjual dagangannya di sekitar lingkungan sekolah-sekolah di wilayah Kota
Denpasar
2 Koloni bakteri E.coli serotipe O157 adalah koloni Escherichia coli yang tumbuh
dengan menunjukkan gambaran tidak berwarna pada media Sorbitol Mac Conkey
Agar (SMAC) yang diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam.
3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian:
Lokasi Penelitian
Penganbilan sampel es teh dari pedagang minuman di sekitar sekolah-sekolah
bertempat di lima wilayah Kota Denpasar, Bali. Sedangkan pemeriksaaan secara
mikrobiologis dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah dilaksanakan sejak usulan penelitian ini diterima dan
direncanakan berakhir enam bulan setelahnya.
3.9 Prosedur penelitian
Pengambilan sampel
Es teh yang didapat dari pedagang minuman di sekitar sekolah diminta atau
dibeli tanpa mencampur dengan minuman lain kemudian dimasukkan ke dalam
kantong plastik steril berlabel dengan mempergunakan teknik aseptik. Jumlah
sampel yang diperoleh pada masing-masing jenis dan tempat pengambilan haruslah
minimal + 50cc.
Isolasi Escherichia coli
Media Nutrient broth tersebut diambil satu ose untuk dilakukan
penanaman pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA). Selanjutnya.
diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam dengan meletakan cawan pada posisi
terbalik.
Pada Media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) diamati adanya koloni
berwarna hijau metalik. Kemudian dilakukan pengecatan Gram dengan
10
menunjukkan hasil batang berwarna merah (batang Gram negatif). Selanjutnya
koloni bening ditanam pada media uji biokimia (IMViC) dan diinkubasi pada suhu
35-37° C selama 24 jam.
Identifikasi Escherichia coli
Identifikasi Escherichia coli menggunakan media uji biokimia (IMViC)
yang (Fardiaz, 1993), meliputi: pemanfaatan berbagai jenis karbohidrat
(fermentasi), pembentukan indol, motilitas, pemanfaatan sitrat, penurunan pH
akibat asam yang dikeluarkan oleh Escherichia coli.
Uji dengan menggunakan 5ml TSI agar (Tripel Sugar Iron)berbentuk agar
miring bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memanfaatkan 3
macam gula (glukosa, laktosa dan sukrosa) dan adanya pembesan gas. Isolat
bakteri dinokulasikan pada media TSI agar dengan cara menggoreskan pada bagian
permukaan media dan menusukan pada bagian bawah tabung dengan
menggunakan jarum ent (ose lurus). Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
Warna merah menunjukan reaksi basa diberi kode K sedangkan warna kuning
menunjukan reaksi asam diberi kode A. Pada bagian bawah terdapat rongga
sampai pecahnya media menunjukan reaksi adanya gas. Warna kemerahan (K)
pada lereng dan warna merah (A) pada bagian dasar tabung diberi kode A/K yang
menunjukan bahwa hanya glukosa yang terfermentasi. Sedangkan warna kuning
(A) pada lereng dan dasar tabung diberi A/A yang menunjukan bahwa ketiga gula
(glikosa, laktosa dan sukrosa) terfermentasi.
Uji dengan menggunakan 5ml media SIM (Sulphite Indol Motility)
bertujuan untuk mengetahui pembentukan H2S (uji sulfida), pembentukan indol
(uji indol) dan pergerakan bakteri (motilitas). Isolat dinokulasikan pada media SIM
berbentuk agar tegak dengan cara menusukan dari bagian atas media sampai dasar
tabung dengan menggunakan jarum ent (ose lurus). Diinkubasi pada suhu 37°C
selama 24 jam. Terbentuknya H2S ditandai dengan adanya warna hitam pada
media. Reaksi indol positif ditandai dengan terbentuknya cincin warna merah
muda pada permukaan media setelah ditetesi 2-3 tetes reagen erlich. Sifat motilitas
positif dapat dilihat dari pertumbuhan tempat penusukan sampai menyebar pada
permukaan media yang berwarna putih.
Uji menggunakan 5ml media simon’s citrate agar berbentuk agar miring
bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memanfaatkan sitrat
11
sebagai sumber karbon yang terdapat dalam media tersebut. Isolat diinokulasikan
pada media simon’s citrate agar dengan cara menggoreskan pada permukaan
media dan menusukan pada bagian bawah tabung dengan menggunakan jarum ent
(ose lurus). Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Reaksi positif menunjukan
warna biru sedangkan reaksi negatif tidak terjadi perubahan warna.
Uji menggunakan 10ml media methyl red - voges proskauer berbentuk cair.
Media voges proskauer bertujuan untuk mengetahui apakah Escherichia coli
mampu membentuk asetil metal karbonal yang oleh udara akan teroksidasi
sehingga menjadi diasetil. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna
merah pada permukaan media setelah ditetesi 3-2 tetes reagen Kova’c ( λ-naphthol
0.5% dalam ethyl alcohol absolute dan 2ml larutan KOH 40%). Sedangkan reaksi
negative tidak terjadi perubahan warna. Media methyl red bertujuan untuk
mengetahui apakah asam yang dikeluarkan oleh Escherichia coli dapat
menurunkan pH media. Reaksi positif berwarna merah setelah ditetesi 2-3 tetes
reagen methyl red sedangkan reaksi negatif tidak terjadi perubahan warna. Isolat
diinokulasikan ke dalam media methyl red - voges proskauer dengan cara
mengaduknya menggunakan jarum ent. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
Identifikasi E.coli O157
Selanjutnya dilakukan penanaman pada media Sorbitol Mac Conkey Agar
(SMAC) yang diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam dengan meletakan
cawan pada posisi terbalik. Kemudian dilamati, adanya koloni yang bening
(colourless).Koloni yang bening ini merupakan koloni E.coli O157
Analisis Hasil
Analisis hasil sampling dan eksperimental dievaluasi dan disajikan dalam
bentuk table, gambar dan narasi.
12
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Sampel penelitian ditentukan dengan metode Quota sampling dimana ditetapkan
oleh peneliti dengan mengambil sebanyak 10 sampel dari 10 pedagang minuman es the
berbeda di seputar Kota Denpasar. Daftar tabel lokasi pengambilan sampel dapat dilihat
pada tabel 1 di bawah.
Tabel 4.1 Lokasi pengambilan sampel
No. No.
Sampel
Jenis minuman Lokasi pengambilan sampel
1. ET1 Es teh Warung depan sekolah, Denpasar Utara
2. ET2 Es teh Penjual minuman, Denpasar Utara
3. ET3 Es teh Penjual es teh, Denpasar Barat
4. ET4 Es teh Penjual minuman, Denpasar Barat
5. ET5 Es teh Penjual minuman, Pusat Kota Denpasar
6. ET6 Es teh Warung depan sekolah, Pusat Kota Denpasar
7. ET7 Es teh Penjual es teh, Denpasar Timur
8. ET8 Es teh Penjual es teh, Denpasar Timur
9. ET9 Es teh Penjual minuman, Denpasar Selatan
10. ET10 Es teh Penjual es teh, Denpasar Selatan
13
Gambar 4.1 Sampel es teh yang didapat dari pedagang minuman
Sampel es teh yang didapat dari pedagang minuman lalu kemudian diinkubasi di
dalam larutan Nutrient broth (TSB) pada suhu 37°C selama 24 jam suhu 37o C. Dari hasil
pengamatan pada media Nutrient broth didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil penanaman sampel pada media Nutrient TSB
No. No. Sampel Jenis minuman Hasil pada media Nutrient
1. ET1 Es teh Keruh (+)
2. ET2 Es teh Keruh (+)
3. ET3 Es teh Keruh (+)
4. ET4 Es teh Keruh (+)
5. ET5 Es teh Keruh (+)
6. ET6 Es teh Keruh (+)
7. ET7 Es teh Keruh (+)
8. ET8 Es teh Keruh (+)
9. ET9 Es teh Keruh (+)
10. ET10 Es teh Keruh (+)
14
Dari tabel 4.2 tampak semua yaitu 10 dari 10 (100%) larutan Nutrient yang telah
diinkubasi menjadi keruh dengan tingkat kekeruhan yang bervariasi dan mengeluarkan
aroma yang menyengat dimana ini menandakan adanya koloni bakteri yang berkembang
dimana kemungkinan ada larutan yang mengandung bakteri E.coli. Seperti yang tampak
pada gambar di bawah.
A.
B.
Gambar 4.2 A dan B larutan Nutrient dari sampel yang telah diinkubasi pada
suhu 37⁰C selama 24 jam berubahn menjadi keruh dengan tingkat kekeruhan yang
bervariasi
Semua sampel yang menunjukkan kekeruhan pada larutan Nutrient TSB dilakukan
penanaman pada media Mc.Conkey yang diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam
kemudian diamati adanya koloni berwarna merah seperti yang terlihat seperti gambar
berikut.
15
Gambar 4.3. Hasil inkubasi sampel pada media Mc.Conkey suhu 35-37° C selama 24 jam
kemudian diamati adanya koloni berwarna merah.
Tabel 4.3 Hasil inkubasi pada media Mc.Conkey dan koloni merah jambu yang timbul
Kode sampel Tumbuhnya koloni
berwarna merah jambu
ET1 Ada (+)
ET2 Ada (+)
ET3 Ada (+)
ET4 Ada (+)
ET5 Ada (+)
ET6 Ada (+)
ET7 Ada (+)
ET8 Ada (+)
ET9 Ada (+)
ET10 Ada (+)
16
Dari tabel 5.3 tampak semua sampel yaitu 10 dari 10 (100%) larutan yang keruh
setelah ditanam pada media Mc.Conkey dan diinkubasi tampak adanya koloni barwarna
merah jambu yang timbul. Adanya koloni bakteri yang tumbuh berwarna merah jambu
menunjukkan kemungkinan koloni tersebut adalah koloni bakteri E.coli
Uji konfirmasi untuk lebih meyakinkan bahwa koloni positif dari media SMAC
merupakan koloni bakteri E.coli dilakukan dengan uji IMVIC dengan hasil yang tampak
pada gambar di bawah dan disajikan seperti pada tabel 4.4 dibawah.
.
17
Gambar 4.4 Hasil uji biokimia dengan media IMViC pada sampel no.1,2,3,4,6,7,8,9
yang memperlihatkan perubahan pada media yang menunjukkan hasil positif fecal coli.
Tabel 4.4 Hasil isolasi Escherichia coli berasal dari es teh setelah
dilakukan uji konfirmasi dengan uji biokimia IMVIC
Kode sampel Escherichia coli (+) pada uji IMVIC
ET1 POSITIF (+) E.coli
ET2 POSITIF (+) E.coli
ET3 POSITIF (+) E.coli
ET4 POSITIF (+) E.coli
ET5 POSITIF (+) E.coli
ET7 POSITIF (+) E.coli
ET8 POSITIF (+) E.coli
ET9 POSITIF (+) E.coli
18
Pada Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa sebanyak 8 dari 10 (80.0%) sampel dari Hasil
uji biokimia dengan media IMViC menunjukkan es teh positif mengandung bakteri
Escherichia coli dari pedagang minuman yang tersebar di wilayah Denpasar
Identifikasi E.coli O157
Hasil positif pada media Mc.Conkey selanjutnya ditanam pada media selektif
SMAC yang diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam untuk diidentifikasi timbulny
koloni yang bening, tidak berwarna (colourless) dimana koloni tersebut diidentifikasi
sebagai E.coli O157 seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah dan disajikan dalam
bentuk tabel berikut.
Gambar 4.5. Hasil inkubasi sampel pada media SMAC suhu 35-37° C selama 24
jam kemudian diamati adanya koloni jernih/tidak berwarna (colourless)
19
Gambar 4.6 Salah satu sampel (no.4) ditanam pada media selektif SMAC yang
diinkubasi pada suhu 35-37° C selama 24 jam dan timbul koloni yang bening, tidak
berwarna (colourless) dimana koloni tersebut diidentifikasi sebagai E.coli O157(dalam
lingkaran dan anak panah hitam).
Tabel 4.5 Hasil isolasi Escherichia coli berasal dari es teh setelah
dilakukan uji konfirmasi pada media SMAC
Kode sampel Escherichia coli O157(+)
pada media SMAC
ET1 POSITIF (+) E.coli O157
ET2 POSITIF (+) E.coli O157
ET3 POSITIF (+) E.coli O157
ET4 POSITIF (+) E.coli O157
ET5 POSITIF (+) E.coli O157
ET6 NEGATIF (-) E.coli O157
ET7 POSITIF (+) E.coli O157
ET8 POSITIF (+) E.coli O157
ET9 POSITIF (+) E.coli O157
ET10 NEGATIF (-) E.coli O157
20
Dari tabel 4.5 Dapat dilihat yaitu sebanyak 8 dari 10 (80%) sampel setelah
ditanam pada media SMAC dan diinkubasi tampak adanya koloni barwarna bening/tidak
berwarna (colourless) dimana koloni tersebut diidentifikasi sebagai E.coli O157.
4.2 Pembahasan
Penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi E. coli dapat ditularkan dari
reservoir (sumber) baik dari manusia, karier, hewan maupun dari lingkungan yang sudah
terkontaminasi bakteri E.coli. Bakteri ini dapat menginfeksi manusia secara insidental
melalui produk makanan dan atau minuman yang terkontaminasi tinja manusia. Makanan
dan minuman dapat menjadi sumber kontaminasi termasuk dan air minum maupun produk
olahannya seperti minuman dengan rasa-rasa tertentu maupun dari es batu yang dipakai
mencampur minuman. Minuman dapat terkontaminasi dari bahan baku yang dipakai atau
dapat terjadi selama proses penyiapan, penyajian maupun penyimpanannnya baik
kontaminasi langsung dengan air atau tangan penyaji yang terkontaminasi E. coli.
Para pedagang minuman di warung maupun di pinggir jalan tempat pengambilan
sampel terlihat kurang memperhatikan aspek sanitasi dan hygiene. Tampak dari
pengamatan peneliti , air yang dipakai sebagai bahan baku kadang dipakai berulang dan
dibiarkan dalam suhu ruang (tidak pada suhu dingin). Pertumbuhan mikroorganisme
dalam air juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan khususnya temperatur. E.coli sebagai
mikroorganisme mesophilik akan tumbuh secara optimal pada suhu 20oC – 40
oC
8Bila
dibiarkan didalam kontainer atau wadah terbuka maka dapat mempermudah kontaminasi
dari udara luar maupun dari lalat dan binatang serangga lain yang dapat sebagai vektor
pembawa bakteri E.coli.
Penyebab lain adanya faktor kontaminasi bakteri E.coli pada minuman
berhubungan juga kebersihan diri atau higienitas orang yang menyajikan minuman.
21
Apabila tangan penyaji makanan terkontaminasi bakteri E.coli tentu saja ada kemungkinan
minuman yang disajikan terkontaminasi bakteri yang ada di tangan apabila penyaji
tersebut tidak menggunakan sarung tangan sebagai pencegah penularan atau tidak
melakukan cuci tangan yang baik sebelum menyajikan minuman.
Salah satu strain E.coli yang bersifat patogen adalah serotipe O157. Suatu studi
epidemiologis menunjukkan bahwa E.coli pada lingkungan yang kotor sering membawa
Shiga like toxin11
. Manusia merupakan reservoir utama E. coli O157: H7. Air dan
makanan yang tercemar oleh kotoran hewan atau manusia yang mengandung E. coli O157
berfungsi sebagai sumber infeksi11,18
Cukup tingginya persentase kehadiran cemaran E.coli khususnya E.coli O157
pada minuman yang dijual bebas di pinggir jalan mengindikasikan bahwa bahan minuman
perlu diwaspadai sebagai sumber penularan bakteri E.coli khususnya E.coli O157.
22
BAB 5
KESIMPULAN
1. Jumlah minuman es teh dari pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota
Denpasar yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli adalah sebanyak 8 dari 10 (80%)
sampel.
2. Jumlah minuman es teh dari pedagang minuman di sekitar sekolah di Kota
Denpasar yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli serotype O157 adalah sebanyak
8 dari 10 (80%) sampel.
23
DAFTAR PUSTAKA
Acheson, D.W.K., 2000. How does Escherichia coli O157:H7 Testing in Meat Compare
with What We are Seening Clinically. J. Food Production. 63(6): 819-821.
Anonim. Ice Plant. GEA GRADE Grasso Adearest. http://www.grasso-adearest.com/en-
us/Markets/Ice-Plants/Pages/default.aspx. (Akses: 18 Januari 2011)
Bell BP, Goldoft M, Griffin PM, et al. A multistate outbreak of Escherichia coli
O157:H7-associated bloody diarrhea and hemolytic uremic syndrome from
hamburgers: the Washington experience. JAMA 1994; 272: 1349–53
Beutin, L., D. Geier, H. Steinruck, S. Zimmermann, and F. Scheutz, 1993. Prevalence and
Some Properties of Verotoxin (Shiga like toxin)-producing Eschericia coli in Seven
Diffenrent Species of Healthy Domectic Animals. J.Clin. Microbial.31(9) : 2483-
2488.
Brotman, N., R. A. Giannella, P. F. Alm, H. Bauman, A. R. Bennett, R. E. Black, C. N.
Bruhn, M. B. Cohen, S. L. Gorbach, J. B. Kaper, M. R. Robert, J. L. Staneck, S.
Taylor, H. S. Troutt, B. P. Bell, R.L. Buchanan, K. Durham, P. Feng, C. Tukcer
Foreman, R. G. Galler, R. B. Gravani, R. H. Hall, D. D. Hancock, and J.
Hollingsworth. 1995. Consensus Conference Statement. Escherichia coli O157: H7
infection-an emerging national health crisis, July 11-13, 1994. Gastroenterology
108: 1923-1934.
Chabra, Fratamico, P. M., Schultz, F. J., and Cooke. 1999. Factors influencing attachment
of Escherichia coli O157:H7 to beef tissues and removal using selected sanitizing
rinses. J. Protect. 59: 453-459.
Fardiaz, S., 1990. Analisis Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan Gizi. Institut
Pertanian Bogor.
Heuvelink, A.E., J.T.M. Zwartkruis Nahuis, R.R.Beurner and E.D.Boer. 1999. Occurrence
and Survival of Verocytotoxin Producing Escherichia coli O157 in Meats Obtained
from Retail Outlets in The Netherlands, J. Food Production. 62 (10) : 1115-1121
Jawetz, Melnick, Adelberg's.2007. Enteric Gram-Negative Rods (Enterobacteriaceae) in
Medical Microbiology, 24th Edition, Lange -The McGraw-Hill Companies,USA
Karmali MA, Steele BT, Petric M, Lim C. Sporadic cases of haemolytic-uraemic
syndrome associated with faecal cytotoxin and cytotoxin-producing
Escherichia coli in stools. Lancet 1983; 1: 619–20.
Nishikawa K, Matsuoka K, Kita E, Okabe N, Mizuguchi M, Hino K, Miyazawa S,
Yamasaki C, Aoki J, Takashima S, Yamakawa Y, Nishijima M, Terunuma D,
Kuzuhara H, and Natori Y. 2002. A therapeutic agent with oriented
24
carbohydrates for treatment of infections by Shiga toxin-producing
Escherichia coli O157:H7.Department of Clinical Pharmacology, Research
Institute, International Medical Center of Japan, 1-21-1 Toyama, Shinjuku-
ku, Tokyo 162-8655, Japan; www.pnas.org_cgi_doi_10.1073_pnas.
112058999 PNAS _ May 28, 2002 _ vol. 99 _ no. 11 _ 7669–7674
Potter ME, Motarjemi Y, Kaferstein FK. Emerging foodborne disease. World
health, 1997, 1:16—17.
Suryawirya, U., 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara
Biologi. Alumni Bandung.
Suthisarnsuntorn U : Bacteria Causing Diarrheal Diseases & Food Poisoning, DTM&H
Course 2002, Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Bangkok,
Thailand.
Sutrisno, C.T dan E. Suciastuti., 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Penerbit: P.T.
Bina Aksara, Jakarta.
Todar, K., 1997. Bactheriology 330 Lecture Topics : Patogenic E. coli. University of
Wisconsin Departement of Bacteriology. http//www.bact.wisc.edu/Bact
330/Lecturecoli.
25
LAMPIRAN
BIOGRAFI / DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KETUA PENELITI
1. Nama lengkap dan gelar : dr. Made Agus Hendrayana,M.Ked
2. Tempat / tanggal lahir : Denpasar, 17 Juli 1978
3. NIP : 197807172006041004
4. Pangkat/Gol. : Penata / III c
5. Bagian : Mikrobiologi
6. Alamat Rumah : Jl.Soka gg.VI no:50 B – Denpasar
7. HP / email : 08123921590 / [email protected]
8. Pendidikan (dari sarjana muda / yang sederajat ke atas )
UNIVERSITAS / INSTITUT
DAN LOKASI
GELAR
TAHUN
BIDANG STUDI
1. Fakultas Kedokteran UNUD
2. Fakultas Kedokteran UNAIR
Dokter
M.Ked
2003
2010
Dokter Umum
Ilmu Kedokt. Tropis
Pendidikan non-gelar
1). Short couse and workshop Tropical infectious diseases, Unsyah, Banda Aceh, 2008
2). Summer school on Molecular Biology and Tropical Infectious Disease, University of
Goettingen, German, 2009
9. Pengalaman kerja dalam penelitian dan pengalaman professional serta kedudukan saat
ini. (disusun secara kronologis ).
26
INSTITUSI
JABATAN
PERIODE KERJA
I. Pengalaman Kerja :
1. Dosen FK UNUD
2. Anngota SMF. Mikrobiologi
Klinik, FK UNUD/RS.Sanglah
3. Peneliti Tropical Disease Center
UNAIR.
Asisten Ahli
Anggota
Anggota peneliti
2004 s/d sekarang
2005 s/d sekarang
2008 s/d sekarang
10. Penelitian yang pernah dilakukan
Judul Penelitian Kedudukan Sumber dana Tahun
Identifikasi bakteri patogen sebagai penyebab
wabah diare dari sumber mata air dan hapusan
dubur penderita di Kecamatan Selat,
Karangasem, Bali
Ketua
Peneliti
Pengmas FK-
UNUD
2008
Pola distribusi genotipe VHB dan Subtipe
VHC di Puskesmas Mengwi I
Ketua
Peneliti
DP2M Dikti 2009
Analisis genotipe, subgenotipe dan subtipe
VHB di Mengwi, Badung
Ketua
Peneliti
BPPS Dikti 2009
Identifikasi Gen ctx-A dengan Metode PCR
dari Bakteri Vibrio Cholera serotype O1 pada
Es Batu dan Air Es Pendingin Tempat
Penyimpanan Hasil Laut
Ketua
Peneliti
Litbang
FK UNUD
2010
Identifikasi Gen Shiga-like toxin SLT II atau
VT2 dari Bakteri Escherichia coli O157 Pada
Daging Babi di Kota Denpasar
Anggota
Peneliti
Litbang
FK UNUD
2010
27
Identifikasi Gen ctx-A dari DNA Bakteri Vibrio
Cholera serotype O1 dengan Metode PCR
pada Air Laut di Pantai Wisata Seluruh Bali
Anggota
Peneliti
Litbang
FK UNUD
2011
Analisis genotipe dan subgenotipe virus
hepatitis B pada DNA gen regio s (surface)
dari ibu hamil dengan HBsAg positif di
wilayah Batubulan, Gianyar, Bali
Ketua
Peneliti
Litbang
FK UNUD
2011
( dr. Made Agus Hendrayana, M.Ked )
28
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
29
30
31
32
33
34
35
36
37