laporan akhir bakteri

21
MATERI IV PENGAMBILAN SAMPEL AIR I. Tujuan 1. Untuk mengetahui tahap-tahap pengambilan dan pengiriman sampel air keran, air sumur, dan air dari sumber terbuka (sungai, danau, laut, dan lain- lain) ke laboratorium 2. Untuk mendapatkan specimen yang paling sesuai dengan keadaan specimen yang seharusnya, sebelum dilakukan pemeriksaan di laboratorium. II. Dasar Teori Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari- hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehtan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat ressiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 O c, banyak zat – zat berbahaya,

Upload: puriartini

Post on 13-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fix

TRANSCRIPT

MATERI IV

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

I. Tujuan

1. Untuk mengetahui tahap-tahap pengambilan dan pengiriman sampel

air keran, air sumur, dan air dari sumber terbuka (sungai, danau, laut,

dan lain- lain) ke laboratorium

2. Untuk mendapatkan specimen yang paling sesuai dengan keadaan

specimen yang seharusnya, sebelum dilakukan pemeriksaan di

laboratorium.

II. Dasar Teori

Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang

bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi

atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari- hari termasuk diantaranya

adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut departemen

kesehtan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak

berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber

alam dapat diminum oleh manusia, terdapat ressiko bahwa air ini telah

tercemar oleh bakteri atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat

dibunuh dengan memasak air hingga 100Oc, banyak zat – zat berbahaya,

terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. (Anonim, 2014)

Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat

energy atau komponen lain di dalam air. Dalam pengukuran kualitas air

ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah parameter

fisik, kimia, dan parameter biologis. Beberapa parameter fisik yang

digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi bau, jumlah zat padat

terlarut, kekeruhan, rasa, suhu, warna, daya hantar listrik. Parameter

kimia meliputi kandungan besi, flourida, kesadahan, klorida, mangan,

natrium, nitrat, nitrit, pH, sulfat, dan kalium. Pemeriksaan air secara

biologis sangat pentinng untuk mengetahui keberadaan mikroorganisme

yang terdapat di dalam air. Berbagai jenis mikroorganisme pathogen

dapat ditemukan dalam system penyediaan air bersih, walaupun dalam

konsentrasi rendah. Analisa mikrobiologi untuk bakteri –bakteri tersebut

dilakukan berdasarkan organism petunjuk. Bakteri – bakteri ini

menunjukkan adanya pencemaran oleh tinja manusia dan hewan. Bila

mikroorganisme petunjuk ini ditemukan dalam contoh air, berarti air

terssebut tercemar oleh tinja serta ada kemungkinan mengandung bakteri

pathogen. Tes dengan mikroorganisme petunjuk merupakan cara yang

paling mudah untuk mmenentukan pencemaran air oleh bakteri pathogen

dan dapat dilakukan secara rutin. (Irwan,2010)

Adapun jenis – jenis sampel air dapat dikelompokkan menjadi tiga ,

antara lain :

1. Sampel sesaat ( grab sample), yaitu sampel yang diambil secara

langsung dari badan air yang sedang dipantau. Sampel ini hanya

menggambarkan karakteristik air pada saat pengambilan sampel.

2. Sampel komposit (composite sample), yaitu sampel campuran dari

beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel campuran dari

beberapa waktu pengamatan. Pengambilan sampel komposit dapat

dilakukan secara manual ataupun secara otomatis dengan

menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu- waktu

tertentu dan sekaligus dapat mengukur debit air. Pengambilan sampel

secara otomatis hanya dilakukan jika ingin mengetahui gambaran

tentang karakteristik kualitas air secara terus-menerus.

3. Sampel gabungan tempat ( integrated sample), yaitu sampel

gabungan yang diambil secara terpisah dari beberapa tempat, dengan

volume yang sama. (Nyoman Mastra, dkk,2015)

Teknik Pengambilan Sampel

1. Hal – hal yang harus diperhatikan

a. Sampel air yang diambil harus dalam keadaan steril. Hal

ini dimaksudkan agar air yang diambil mengandung

bakteri yang murni berasal dari air tersebut, sehingga

diperlukan teknik-teknik pengambilan sampel air yang

benar.

b. Selang waktu untuk pemeriksaan bakteriologis minimal 1

jam dari pengambilan harus sudah dilakukan

pemeriksaan. Namun dapat dipertahankan lebih lama

asal disimpan dalam lemari pendingin kurang lebih 30

jam.

c. Botol untuk tempat air harus bersih dan steril dan

memiliki mulut lebar, memiliki tutup yang masuk ke

dalam leher dengan diberi kertas pelindung yang

dikaitkan pada sekeliling botol sebelum disterilkan.

Volume botol yang digunakan minimal 150ml dan diisi

dengan air paling sedikit 100ml, sehingga masih ada sisa

ruangan diatas untuk mencampur sampel sebelum

diperiksa.

d. Untuk pengambilan dipegang bagian bawah botol, diisi

dengan sampel air, dan secepatnya ditutup kembali.

e. Pengambilan sampel harus dilakukan secara hati – hati

dan aseptis. (Nyoman Mastra,dkk,2015)

Pengambilan sampel yang telah direncanakan dengan baik akan

mendukung pelaksanaan yang optimal. Dengan demikian pengambilan

sampel merupakan tahap awal yang dilakukan dalam penentuan kualitas

air, yang akan menentukan hasil pekerjaan pada berikutnya. Secara garis

besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari perencanaan, persiapan,

pelaksanaan pengambilan sampel serta quality assurance dan quality

control pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel sebelum

ke lapangan adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang

membantu dalam setiap tahapan pengambilan sampel secara jelas dan

sistematik.( Irwan,2010).

III. Alat Bahan

Alat

1. Botol steril ( 4 buah)

2. Spidol (1 buah)

3. Tali (4 buah)

4. Api spiritus (2 buah)

Bahan

1. Kertas label

2. Alkohol 70%

3. Korek api

4. Kapas berlemak

5. Alumumium foil

IV. Cara Kerja

A. Pengambilan Sampel Air Keran (PDAM dan Sumur Bor)

1. Dibersihkan keran dari setiap benda yang menempel dan

mengganggu dengan kain bersih

2. Keran diputar sampai terbuka, sehingga air mengalir secara

maksimal dan dibiarkan air mengalir selama 1-2 menit

3. Mulut keran disterilkan dengan cara membakarnya menggunakan

api Bunsen atau lidi kapas yang dicelupkan dalam alcohol 70%

4. Dibuka tali pengikat dan kertas pembungkus penutup botol,

kemudia fiksasi botol dengan api spritus

5. Air keran ditampung hingga ¾ bagian botol (dengan menyisakan

udara diatasnya) dengan maksud agar air dapat dikocok sebelum

dianalisis

6. Ditutup kembali botol dengan pembungkus tadi secara hati-hati

7. Sekeliling leher botol diikat dengan tali, kemudian pada bagian

botol diberi label

8. Spesimen kemudian dimasukkan ke dalam cold box yang berisi

dry ice dan selanjutnya dibawa ke laboratorium yang dilengkapi

surat pengantar

B. Pengambilan Sampel Air Sumur

1. Dibuka bungkus botol yang telah steril, dibilas kapas dengan

alcohol 70% dan difiksasi mulut botol dengan kapas alcohol dan

api spritus

2. Dengan posisi mulut botol yang menghadap ke atas, ulurkan

botol tersebut ke dalam sumur secara perlahan-lahan. Jangan

sampai botol menyentuh dinding sumur. Dicelupkan seluruh

permukaan botol ke dalam air sumur hingga mencapai dasar

3. Ditarik botol yang telah diisi penuh dengan air secara perlahan-

lahan, dibuang ¼ bagian dari air yang ada di dalam botol tersebut

dan difiksasi kembali dengan api spritus

4. Ditutup kembali botol tersebut, dibungkus dengan kertas steril

tadi dan diikat dengan tali pada bagian leher botol kemudian

diberi label

5. Spesimen yang sudah terkumpul dimasukkan ke dalam cold box

yang berisi dry ice selanjutnya dibawa ke laboratorium yang

dilengkapi surat pengantar

C. Pengambilan Sampel Air Sumber Terbuka (Air Kolam)

1. Dibuka bungkus botol yang telah steril, dibilas kapas dengan

alcohol 70% dan difiksasi mulut botol dengan kapas alcohol dan

api spritus

2. Botol dipegang pada bagian bawah, dicelupkan ke dalam air

dengan leher botol menghadap miring ke bawah, dicelupkan

botol tersebut hingga mencapai kedalaman lebih kurang 20cm

3. Kemudian diangkat botol tersebut dari dalam air dengan mulut

botol menghadap ke atas, bila perlu mulut berhadapan dengan

arah aliran air (melawan arus). Setelah itu, botol yang telah

berisi air ¾ bagian, difiksasi lagi diatas api spritus.

4. Dibungkus kembali botol dengan kertas pembungkus dan diikat

dengan tali pada bagian leher botol tersebut. Kemudian diberi

label

5. Spesimen yang sudah terkumpul dimasukkan ke dalam cold

box yang berisi dry ice selanjutnya dibawa ke laboratorium yang

dilengkapi surat pengantar.

V. Hasil Pengamatan

NO KODE

SAMPEL

PEMILIK PETUGAS TUJUAN

PEMERIKSAAN

TGL /

WAKTU

SUMBER

1 A001 Poltekkes

Denpasar

Teja Px.

Bakteriologis

04/05/15

14.10

wita

Air

Kolam

2 A002 Poltekkes

Denpasar

Wulan Px.

Bakteriologis

04/05/15

14.35

wita

Air

Sumur

Gali

3 A003 Poltekkes

Denpasar

Adi Px.

Bakteriologis

04/05/15

14.48

wita

Air Kran

PDAM

4 A004 Poltekkes

Denpasar

Andini Px.

Bakteriologis

04/05/15

15.02

wita

Air

Sumur

Bor

1. Proses Pengambilan Sampel Air Kran Sumur Bor

1 2

Dibersihkan kran dengan

menggunakan tisu bersih

Diputar sampai kran terbuka,

dibiarkan air mengalir 1-2 menit

3 4

Mulut kran disterilkan dengan cara

di-lidahapikan

Dibuka tali pengikat dan kertas

pembungkus botol, sambil

memegang penutup, air kran

ditampung hingga ¾ bagian botol

5 6

Ditutup botol dengan hati-hati,

kemudian bagian tutupnya

dibungkus dengan kertas steril

Sekeliling botol diikat dengan tali

kemudian pada badan botol diberi

label

2. Proses Pengambilan Sampel Air Sumur Gali

1 2

Proses sterilisasi ember atau timba

air sumur dengan alkohol 96%

Proses fiksasi botol sampel

dengan cara dilidah-apikan

dengan api spiritus

3 4

Proses pengambilan air sumur pada

timba air, diisi air ¾ bagian botol

Sekeliling botol diikat dengan tali

kemudian pada badan botol diberi

label

3. Proses Pengambilan Sampel Air Kolam

1 2

Proses sterilisasi botol sampel air

kolam dengan alkohol 96%

Proses fiksasi botol sampel

dengan cara dilidah-apikan

dengan api spiritus

3 4

Proses pengambilan air kolam, diisi

air ¾ bagian botol

Sekeliling botol diikat dengan tali

kemudian pada badan botol diberi

label

4. Proses Pengambilan Sampel Air Kran PDAM

1 2

Diputar sampai kran terbuka,

dibiarkan air mengalir 1-2 menit

Proses fiksasi botol sampel

dengan cara dilidah-apikan

dengan api spiritus

3 4

Proses pengambilan air kran PDAM,

diisi air ¾ bagian botol

Sekeliling botol diikat dengan tali

kemudian pada badan botol diberi

label

VI. Pembahasan

Pemeriksaan air secara biologis sangat penting untuk

mengetahui keadaan mikroorganisme yang terdapat dalam air.

Berbagai jenis bakteri pathogen dapat ditemukan dalam system

penyediaan air bersih. Walaupun dalam konsentrasi yang rendah.

Untuk mengetahui keadaan air, maka perlu diadakan pemeriksaan

sampel air. Secara garis besar prosedur pengambilan sampel

terdiri dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pengambilan

sampel serta Quality Assurance (QA) dan Qualty Control ( QC)

pengambilan sampel.

Pada praktikum kali ini dilakukan pengambilan sampel air

yang berasal dari sumber air berbeda beda di lingkungan Politeknik

Kesehatan Denpasar. Adapun sumber air yang digunakan sebagai

tempat pengambilan sampel anatra lain air kran, air kolam ikan, air

sumur gali, dan air kran yang berasal dari sumur bor. Sebelum

melakukan proses pengambilan sampel perlu diadakannya

perencanaan pengambilan sampel. Hal-hal yang perlu dilakukan

dalam perencanaan pengambilan sampel adalah menentukan

tujuan pengambilan sampel. Melakukan sampling (pengambilan

sampel) tentunya harus memiliki tujuan untuk apa sampel itu

diambil, apakah untuk tujuan pemeriksaan bakterologis atau kimia

dll. Proses pengambilan sampel harus memiliki tujuan yang jelas.

Yang kedua adalah menetukan alat pengambil sampel yang

sesuai, maksudnya adalah alat yang kita pergunakan saat

pengambilan sampel harus lengkap dan sesuai. Misalkan jika kita

mengambil sampel air sumur, tentunya kita memerlukan botol

sampling yang khusus, berbeda dengan botol sampel pada

pengambilan air kran yaitu menggunakan botol sampel yang lebih

sederhana. Ketiga pemilihan teknik sampling dan menentukan

apakah sampling dilakukan secara random/acak. Keempat

menentukan jumlah volume dan wadah sampel dan melakukan

pengamanan terhadap sampel. Setelah tahap perencanaan tahap

selanjutnya yaitu tahap persiapan. Tahap persiapan ini terdiri dari

persiapan petugas/personel yang akan mengambil sampel,

persiapan peralatan pengambil sampel, persiapan bahan pengawet

jika diperlukan. Persiapan personil pengambil sampel sangatlah

untuk diperhatikan. Sampel harus diambil oleh personil yang

mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai, mendapatkan

pelatihan pengambilan sampel dan memiliki pengalaman yang

cukup,. Jika sampel diambil oleh pihak lain yang bukan merupakan

petugas sampling maka pihak laboratorium harus menyediakan

prosedur atau SOP dan hal-hal lain yang diperlukan seperti

peralatan pengambilan sampel dan wadah sampel.

Peralatan yang harus disiapkan sebelum melakukan

pengambilan sampel haruslah lengkap dan tepat terdiri dari alat

pengambil sampel, alat ukur parameter lapangan dan wadah

sampel. Alat pengambil sampel harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut: terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat

sampel sehingga bahan tersebut tidak menyerap zat-zat kimia dari

sampel atau dapat disebut dengan alat pengambil sampel harus

memiliki sifat inert. Adapun persyaratan dari wadah sampel antara

lain : terbuat dari bahan gelas atau plastic polyethylene dapat

ditutup dengan rapat, bersih dan bebas kontaminan.

Pada saat proses pengambilan sampel air kran, langkah

awal yang harus dilakukan adalah membersihkan bagian mulut

kran dengan kain bersih, fungsinya adalah agar mulut kran bersih

dan terbebas dari kotoran dan segala benda yang menempel pada

mulut kran. Selanjutnya kran dibuka maksimal dan di biarkan

mengalir selama 1-2 menit tujuannya adalah untuk membersihkan

pipa yang menjadi saluran air kran tersebut. Kemudian mulut kran

disterilkan dengan cara membakar menggunakan api spiritus/

alcohol 70% yang dibakar. Tujuan sterilisasi ini adalah untuk

menghindari adanya resiko kontaminasi dari mikoorganisme lain.

Pada saat proses sterilisasi ini adapun hal-hal yang harus

diperhatikan yaitu kran yang kita gunakan sebagai tempat

pengambilan sampel terbuat dari bahan apa, jika kran terbuat dari

bahan plastic atau karet maka proses fiksasi tidak dilakukan

dengan menggunakan api spiritus, melainkan menggunakan

isoprophyle alcohol 70% /kapas alcohol 70% saja agar kran

tersebut tidak terbakar atau meleleh. Jika tempat pengambilan

sampel jauh dan box peralatan terbatas penggunaan spiritus terlalu

rumit maka dapat diganti dengan menggunakan sendok makan

yang diisi kapas alcohol 70% kemudian dibakar untuk di fiksasi.

Botol sampel diisi dengan sampel air sebanyak ¾ bagian tujuannya

tidak diisi penuh adalah agar terdapat gas oksigen untuk respirasi

bakteri. Setelah sampel air tertampung di dalam botol mulut botol

sampel difiksasi kembali dan botol ditutup rapat dan diikat dengan

tali dan sampel dimasukkan ke dalam cold box. Tujuannya adalah

agar sampel awet dan untuk mendormansikan bakteri. Sebelum

dimasukkan ke dalam cold box sampel diberi label terlebih dahulu

agar sampel tidak tertukar jika pengambilan sampel dilakukan

secara kolektif. Proses pengambilan sampel air kolam tahap-

tahapnya sama dengan teknik pengambilan sampel air kran tetapi

hanya berbeda pada pada sar pengambilannya dengan craa

memegang bagian bawah botol dan botol dalam posisi miring

dicelupkan kedalam kolam sedalam ± 20 cm dari permukaan agar

sampel yang dambil merupakan sampel yang mewakili jumlah

bakteri yang ada dalam kolam sebenarnya. Sama halnya dengan

pengambilan sampel pada sumur gali pada proses ini

menggunakan botol sampling khusus yang berisi rantai untuk

menurunkan botol sampling ke dalam sumur, hindari menempel

atau menyentuh dinding sumur agar tidak terjadi kontminan.

Selang waktu untuk pemeriksaan bakteriologis minimal 1

jam, karena dalam keadaan waktu tersebut terjadi proses

metabolism sel dan pembelahan bakteri yang mengakibatkan

berubahnya jumlah bakteri yang sebenarny. Tetapi jika

pemeriksaan harus ditunda maka sampel harus disimpan dalam

lemari pendingin kurang lebih 30 jam untuk mendormasikan bakteri

sementara. Untuk parameter mikrobiologis terdapat dua parameter

yang dapat diukur yakni koliform tinja dan koliform total. Air yang

mengandung koliform tinja berarti air tersebut telah tercemar oleh

tinja.

VII. Kesimpulan

Untuk melakukan pemeriksaan air secara bakteriologis

diperlukan tahap-tahap pengambilan air. Tahap awal yang

dilakukan yaitu pengambilan sampel yang akan menentukan hasil

pekerjaan berikutnya. Secara garis besar, prosedur pengambilan

sampel air terdiri dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan

pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan Quality

Control (QC) pengambilan sampel. Pada praktikum kali

ini,dilakukan pengambilan sampel air kran, air kolam ikan, air

sumur gali, dan air kran yang berasal dari sumur bor.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Metode Pengambilan Sampel Air. [online]. Tersedia :

http://lifepatch.org/Metode_Pengambilan_Sampel_Air.com. [Diakses

: 05 Mei 2015]

Irwan. 2010. Teknik Pengambilan Sampel Air. [Online]. Tersedia :

http://irwan10.blogspot.com/2010/06/teknik-pengambilan-sampel-

air.html?m=1. [Diakses : 05 Mei 2015]

Tim Dosen Jurusan Analis Kesehatan. 2015. Modul Praktikum Bakteriologi

Semester II. Denpasar : Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes

Denpasar.