71573783 laporan mikro perhitungan jumlah bakteri
DESCRIPTION
yesTRANSCRIPT
1
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI
Disusun Oleh :
Nova Gupita Dersonolo ( 08613034)
Ridho Fadhilah ( 09613174)
Novialy Putri (09613177)
Dwi Purnamasari ( 09613178)
Kelompok C6
Tanggal Praktikum : 20 Oktober 2011
Tanggal Dikumpulkan : 27 Oktober 2011
Asisten : Herninggar
Dosen Pembimbing:
Hady Anshory T, S.Si., Apt
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIPROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA 2011
2
PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI
I. TUJUAN
Untuk mengetahui teknik perhitungan bakteri dan mampu melakukan
perhitungan bakteri secara viable count atau teknik standar plate count dengan
sampel air mineral.
II. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan
peningkatan ukuran populasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bakteri/kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah:
1. Suhu
2. Sumber Nutrisi
3. pH
4. Zat-zat sisa metabolism
5. Konsentrasi garam
6. Zat kimia
Pertumbuhan mikroorganisme terdiri dari beberapa fase yaitu fase
adaptasi, pertumbuhan awal, pertumbuhan logaritmik, pertumbuhan lambat,
pertumbuhan tetap (stationer), menuju kematian, serta fase kematian.Faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah nutrient, air, pH, suhu dan
oksigen.Suatu sampel yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel
mikroba per ml, per g, atau per cm permukaan, memerlukan perlakuan
pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam cawan petri,
sehingga setelah dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah antara 30 – 300.
Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan
koloni yang besar dimana jumlah koloni dapat dihitung sebagai satu koloni dan
satu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni.
Untuk mendapatkan atau mengetahui jumlah mikroorganisme tertentu,
maka dilakukan teknik perhitungan jumlah bakteri. Teknik perhitungan bakteri
3
dilakukan secara viable count atau teknik standar plate count dengan
sampelyang digunakan yaitu air mineral.
III. DASAR TEORI
Perkembangan mikrobiologi yang pesat salah satunya pada bidang
produk makanan dan minuman tak lepas dari peran ilmu mikrobiologi. Para
produsen makanan dan minuman berusaha untuk sebisa mungkin produk dari
makanan dan minuman yang mereka produksi bebas dari pengaruh kontaminan
seperti mikroba dan jasa drenik yang dapat merugikan dan mengganggu
kesehatan konsumen. Namun tidak semua mikroba dapat merugikan kesehatan
manusia, dikarenakan ada beberapa mikroba yang justru dapat membantu
dalam proses pembuatan produk pangan, diantaranya produk hasil fermentasi
seperti pada pembuatan yoghurt yang dibantu oleh mikroba lactobacillus
bulgaricus. Sekaranginibanyaksudahprodukmakanansertaminuman yang pada
proses pembuatanya menggunakan proses fermentasi. Produk makanan dan
minuman penting untuk mengetahui ada tidaknya kandungan mikroba dalam
produk tersebut, agar kita dapat mengetahui produk tersebut layak dikonsumsi
atau tidak, hal ini juga akan berpengaruh pada kelayakan produk pangan dapat
dipasarkan atau tidak, dapat pula dijadikan parameter kadaluarsa dari suatu
produk. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan
mikroorganisme. Zat hara yang digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara
sebagai sumber sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen,
hidrogen serta unsur – unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar
medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino,
vitamin atau nukleotida(3).
Tujuan penghitungan angka kuman anatara lain:
1. Membantu menegakan diagnosa
2. Mengetahui adanya cairan mikroorganisme pada makanan, minuman,
kosmetik atau sediaan obat.
4
3. Kontrol kualitas mikrobiologi(1).
Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah bakteri ada 2, yaitu :
1. Jumlah bakteri secara keseluruhan ( Total Cell Count )
a) Menghitung langsung secara mikroskopik
Pada metode ini dihitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang
sangat kecil, untuk itu digunakan kaca obyek khusus yang bergaris
( Petroff – Hauster ) berbentuk bujur sangkar. Hitungan mikroskopik
dilakukan dengan pertolongan kotak – kotak skala, dimana dalam setiap
ukuran skalaseluas 1 mm2 terdapat 25 kotak besar dengan luas 0,04 mm2,
dan setiap kotak besar terdiri dari 16 kotak – kotak kecil. Tinggi sampel
yang terletak diantara kaca bend dan kaca penutup adalah 0,02 mm.
Jumlah sel dalam beberapa kotak besar dapat dihitung, kemudian dapat
dihitung jumlah setiap rata – rata dalam kotak besar.
Metode ini umumnya cepat dan murah namun memiliki kelemahan, sbb :
1. Sel – sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel
yang hidup,
2. Sel – sel yang berukuran kecil sukar dilihat di bawah mikroskop
sehingga bila tidak, teliti tidak akan terhitung,
3. Untuk mempertinggi penelitian jumlah sel dalam suspensi harus
cukup tinggi, minimal untuk bakteri 106 sel/ml. Hal ini disebabkan
dalam setiap bidang pandang yang diamati harus terdapat jumlah sel
yang dapat vdihitung, dan
4. Tidak dapat digunakan untuk bahan makanan yang mengandung
ekstrak makanan karena akan mengganggu perhitungan sel(3).
b) Menghitung dengan cara kekeruhan
Cara ini menggunakan spektrofotometer atau nefelometer. Dasar
teknik ini adalah bakteri merupakan suatu partikel sinar yang mengenai
sel bakteri sebagian akan diabsorpsi, dan sebagian lain akan diteruskan.
Jumlah sinar yang diabsorpsi jumlah sel bakteri/absorbansi (optical
density)– jumlah bakteri(1).
c). Menghitung dengan cara pengecetan
5
Sampel sebanyak 100 μl, lalu diletakkan pada sebuah kaca dan
dilakukan pengecetan.
d) Menghitung dengan cara sentrifuge
Syarat metode ini adalah sampel harus murni harus berisi bakteri
yang berasal dari satu jenis bakteri saja dan ukuran / volume untuk satu
sel bakteri yang akan ditentukan jumlahnya harus diketahui. Prosedur :
sampel dalam tabung reaksi disentrifuge dengan kecepatan tertentu.
Bakteri akan membentuk endapan, diukur volume endapan tersebut lalu
diperbandingkan dengan volume sati sel bakteri, sehingga diperoleh
nilai jumlah bakteri dalam sampel.
e) Menghitung dengan cara perbandingan dengan darah
Sejumlah darah diteteskan pada mikroskop. Diperbandingkan
jumlah/volume darah dengan jumlah bakteri. Jumlah normal darah
merah adalh 5 juta/ml. Misal, terdapat x bakteri dalam 100 ml darah ,
maka x/100 x 5 juta = y.
f) Menghitung dengan elektronik counter
Ukuran bakteri yang berkisar 0,1 – 1 μm dapat dihitung secara
otomatis dengan melewatkan sampel pada elektronik counter ( syarat
minimal ukuran partikel adalah 30 nm ).
2. Jumlah bakteri yang hidup ( Viable Count )
Perhitungan jumlah mikroorganisme dengan cara viable count
didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam
suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah diinkubasi dalam media
biakkan dan lingkungan yang sesuai. Setelah masa inkubasi, jumlah koloni
yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah
mikroorganisme dalam suspensi tersebut(1).
Metode ini merupakan cara yang paling sensitive untuk menentukan jumlah
mikroorganisme, dengan alasan :
Hanya sel mikroba yang hidup yang dapat dihitung,
Beberapa mikroorganisme dapat dihitung sekaligus, dan
6
Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba, karena
koloni yang terbentuk mungkin berasal dari mikrobia yang
mempunyau penampakkan spesifik(3).
Selain keuntungan – keuntungan tersebut, metode ini juga memiliki
kelemahan – kelemahan sbb :
Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang serbenarnya,
karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membebtuk koloni.
Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan
jumlah yang berbeda pula.
Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat timbuh pada medium padat dan
membentuk koloni yang kompak, tidak menyebar.
Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama(3).
Metode Viable count dibedakan atas 2 cara, yakni metode tuang
(pour plate) dan metode permukaan (surface/spread plate). Pada metode
tuang, sejumlah sampel (1 ml atau 0,1 ml) dari pengenceran yang
dikehendaki dimasukkan ke dalam cawan petri, kemudian ditambah agar –
agar cair steril yang telah didinginkan (47 – 50°C) sebanyak 15 -20 ml dan
digoyangkan supaya sampelnya menyebar. Setelah pada penanaman dengan
metode permukaan, terlebih dahulu dibuat agar, kemudian sebanyak 0,1 ml
sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar – agar tersebut.
Kemudian diratakan dengan batang gelas melengkung yang steril(3).
Laporan dari hasil menghitung dengan metode ini menggunakan suatu
standar yang disebut Standar Plate Counts (SPC), sebagai berikut :Cawan
yang dipilih dan yang dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni
antara 30 – 300 koloni,
Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan satu kumpulan
koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung
sebagai satu koloni, dan
Satu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni(2).
7
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Autoklaf
2. Blue tip
3. Cawan Petri
4. Electronic counter
5. Erlenmeyer
6. Gelas beaker
7. Gelas ukur
8. Inkubator
9. Kapas
10. Kaertas alumunium
11. Kertas coklat
12. LAF
13. Lampu spiritus
14. Mikro pipet
15. Ose
16. Pipet volume
17. Pro pipet
18. Spatula
19. Spreader
20. Tabung reaksi
21. Timbangan analitik
22. Yellow tipe
Bahan :
1. Media Mc Conkey
2. APHA
3. Nutrient broth
4. Air mineral
8
A. Cara Kerja
Hari Pertama
Dibuat pengenceran 10-2 – 10-6 dari sampel dengan cara mengambil 0,1 ml sampel, masukkan ke tabung A ad 10 ml aquades
Ambil 0,1 ml dari tabung A, masukkan ke dalam tabung B ad 10 ml aquades
Ambil 0,1 ml dari tabung B, masukkan ke dalam tabung C ad 10 ml aquades
Encerkan 4 media Plate Count Agar @ 20ml pada labu erlenmeyer
Lakukan sterilisasi dengan autoklaf
Tuangkan ke dalam petri dish dan biarkan sampai membeku
Pipet cairan sampel dari masing-masing pengenceran sebanyak 1 ml dan 0,1 ml dari tabung B, 1 ml dan 0,1 ml dari tabung C ke dalam petri dish yang telah
berisi media padat
Ratakan sampel diatas media dengan menggunakan spreader/ penyebar
Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam dengan posisi terbalik
9
Hari kedua
IV. HASIL
Gambar 1. Biakan pada media padat (APHA) 1 : 10.000
Gambar 2. Biakan pada media padat (APHA) 1 : 100.000
Dihiitung jumlah koloni pada lempengan agar. Gunakan lempengan agar yang mempunyai 30-300 koloni. Bila tidak ada lempengan yang mempunyai kisaran
jumlah koloni tersebut gunakan lempengan agar yang mempunyai koloni sekitar 300 koloni
Ditentukan jumlah mikroorganisme hidup dengan cara mengalikan jumlah koloni dengan faktor pengenceran
10
Gambar 4. Biakan pada media padat (APHA) 1 : 1.000.000
Gambar 5. Biakan pada media padat (APHA) 1 : 10.000.000
Gambar 6. Biakan pada media Mc Conkey
11
Gambar Perhitungan Bakteri
media padat (APHA) 1 : 10.000
media padat (APHA) 1 : 100.000
media padat (APHA) 1 : 1.000.000
12
media padat (APHA) 1 : 10.000.000
Perhitungan Jumlah Koloni
Pengenceran Volume sampel Jumlah koloni CFU /ml
10.000 x 1 ml 531 8,31 x 10 2
100.000 x 0,1 ml 683 1,05 x 10 3
1.000.000 x 1 ml 618 9,46 x 10 2
10.000.000 x 0,1 ml 428 6,55 x 10 2
V. PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan mampu melakukan
teknik perhitungan jumlah bakteri secara viable count atau lebih
khususnya menggunakan teknik standard plate count. Perhitungan dengan
teknik standard count merupakan perhitungan bakteri dengan
menggunakan suatu alat yang namanya elekronic counter yang otomatis
dapat menghitung jumlah bakteri yang hidup saja, jadi bakteri yang mati
tidak di hitung.
Pada praktikum kali ini, sampel yang kami gunakan adalah air
mineral, umunya bakteri yang terdapat dalam air mineral adalah bakteri E.
Coli, bakteri koliform. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah
metode viable count dengan menggunakan media agar membrane larutan
APHA yang merupakan media padat.
13
Fungsi memindahkan bakteri dari sampel menuju ke media pertumbuhan
agar membran APHA di LAF adalah agar steril karena di LAF tempatnya
steril dengan prinsip blower akan mengeluarkan udara dari atas LAF
tersebut dan dengan sinar ultra violet akan membunuh bakteri di sekitar
ruangan tersebut sehingga kerjanya terjamin sterilisasinya. Fungsi 4
petridish yang akan disterilisasi dengan autoklaf dibungkus dengan kertas
steril yaitu agar pada saat dikeluarkan dari autoklaf bakteri yang ada
diruangan hanya mengkonaminasi kertasnya jadi tidak sampai kecawan
petridis.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi
perhitungan koloni bakteri dan isolasi antara lain :
Jarum Loop : untuk memindahkan/menginokulasi mikroba dari
media padat ke cair atau sebaliknya.
Cawan petri : sebagai wadah untuk penanaman bakteri dan jamur.
Bunsen : untuk pengkondisian aseptis.
Incase : untuk menginkubasi media pada suhu kamar.
Colony Counter : untuk menghitung jumlah koloni bakteri.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi
perhitungan kolonii bakteri dan isolasi antara lain :
NA : sebagai media untuk bakteri.
Alkohol : untuk pengkondisian steril alat/lingkungan.
Kapas : untuk menutup lubang pangkal pipet serologis saat akan
diinkubasi.
Pada hari pertama, bakteri dikembangbiakkan pada 4 media
nutrient agar APHA dengan pengenceran 1:10.000 dan 1:100.000 dari
tabung B, 1:10.000.000 dan 1:1000.000 dari tabung C, yang digunakan
untuk pengembang biakkan bakteri yang kemudian dapat dihitung jumlah
bakteri pada media tersebut, dan 1 media McConkey sebagai pengembang
biakkan bakteri Gram negatif yang kemudian dapat diambil beberapa
koloni untuk ditumbuhkan kedalam nutrient broth dalam tabung reaksi
yang dilakukan pada hari kedua. Hasil koloni bakteri yang tumbuh pada
14
nutrient broth tersebut yang kemudian digunakan pada praktikum
selanjutnya.
Bakteri yang terhitung pada pengenceran 1:10.000 adalah sebesar
618, dan pada pengenceran 1 : 1.000.000 adalah 683. Sedangkan
pengenceran 1:10.000 didapatkan jumlah koloni 531 dan pada
pengenceran 1 : 1.000.000 didapatkan 428 koloni bakteri. Pada umunya,
bakteri yang terdapat pada air mineral khusunya pada sampel kami, yaitu
Aqua terdapat sedikit bakteri, teapi pada praktikum kali ini, pada saat
perhitungan jumlah bakteri dengan alat electronic counter, banyak sekali
bakteri yang terhitung. Ini disebabkan banyaknya kontaminan yang
mengkontaminasi dikarenakan pada saat akan memasukkan sampel ke
petridish, tidak memanaskan seluruh sisi permukaan petri dish pada
setelah menyebarkanya dan sesudahnya. Dan kapas yang digunakan untuk
menutup tabung reaksi yang berisi sampel terbakar pada saat akan
memanaskan ujung mulut tabung reaksi. Akibatnya terdapat banyak
kontaminan.
Pada pengembang biakan bakteri dengan media McConkey, kultur
bakteri digoreskan pada media dengan sistem quadrant. Pengambilan
dilakukan setelah diinkubasi pada hari kedua dan pada media
menunjukkan bintik-bintik merah dan putih. Pengambilan diambil koloni
merah yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri Gram
negatif. Pada saat pengambilan pun juga harus diperhatikan teknik aseptis
supaya pengembang biakan bakteri pada nutrient broth tidak terjadi
kontaminasi dengan mikroorganisme yang tidak diharapkan.
IV. PERTANYAAN
a. Teknik perhitungan bakteri ada dua cara perhitungan langsung dan
perhitungan tidak langsung
Perhitungan bakteri langsung : perhitungan bakteri yang langsung
dilakukan di bawah mikroskop atau dengan perhitungan dengan
alat penghitung elektronik
15
Perhitungan bakteri secara tidak langsung : dengan
mengkonsentrasikan mikroorganisme dalam sampel dan kemudian
di tanam pada media yang sesuai yang kemudian akan tumbuh
koloni pada media tersebut missal pada plat agar
Metode perhitungan bakteri secara tidak langsung meliputi
1. Pengukuran dengan bilik hitung
2. Pengukuran dengan elektronik counter
3. Pengukuran dengan plating takhnique
4. Pengukuran dengan teknik filtrasi membrane
b. Teknik membuat pengenceran 1:10
Dibuat sampel dengan mengambil 1 ml sampel dan di larutkan dengan
NaCl isotonis
Diambil 1 ml, dan di add NaCl 9 ml maka didapatkan pengenceran 1:10
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyaningsih, Sri. 2004. Diktat Analisis Mikrobiologi. Jurusan
Farmasi. FMIPA UII,Yogyakarta. Hal : 36.
2. Lay, Bibiana W. 1994.Analisis Mikroba di Laboratorium, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Hal : 48-49.
3. Waluyo, Lud. 2005.Mikrobiologi Umum. UMM-Press, Malang. Hal :
84-85.