lp mikro perc. 6 (perhitungan kuantitas mikroorganisme)

29
Perhitungan Kuantitas Mikroorganisme 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan organisme mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan organisme akuatik perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri tersebut. Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu harus mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari Devita Suba Mairi Rina Andriani, S.Farm., Apt. O1A1 14 009

Upload: mika-febryati

Post on 12-Nov-2015

47 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Mikrobiologi

TRANSCRIPT

Perhitungan Kuantitas Mikroorganisme

Perhitungan Kuantitas Mikroorganisme

25

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangOrganisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan organisme mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia. Bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan organisme akuatik perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen) jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau antisipasi infeksi bakteri tersebut.Setelah kita mempelajari bagaimana menumbuhkan suatu koloni bakteri, tentu harus mengatahui kuantitas dan kualitas dari bakteri tersebut. Dalam hal ini yang akan dibahas adalah bagaimana mengetahui kuantitas dari suatu bakteri. Ada berbagai cara untuk menghitung jumlah sel bakteri, antara lain hitungan langsung dengan menggunakan mikroskop, dan hitungan tidak langsung dengan metode hitung cawan baik dengan metode cawan tuang maupun metode cawan sebar.Pengukuran kuntitatif populasi mikroba dari suatu sampel dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Sehingga dengan kita dapat mengetahui apakah mikroba tersebut berbahaya atau bahkan baik bagi lingkungan dalam jumlah tertentu. Untuk mengetahui perkembangan suatu bakteri membutuhkan pembuatan media dengan metode perhitungan bakteri yang ada dalam media. Ada banyaknya metode yang digunakan dalam menghitung jumlah bakteri secara kuantitatif dari suatu populasi bakteri. Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah metode hitung pada cawan petri (standard plate count), metode pengamatan langsung dengan kaca objek atau metode hitung dengan menggunakan haemocytometer, metode ukur kekeruhan (turbidimetri) menggunakan spektrophotometer dan metode jumlah perkitaan terdekat.

B. TujuanTujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk melakukan perhitungan kuantitas mikroba dengan metode ALT (Angka Lempeng Total) dan MPN (Most Probable Number).

C. ManfaatManfaat dari praktikum ini adalah :1. Memahami metode-metode yang digunakan untuk menghitung kuantitats mikroorganisme tertentu baik bakteri ataupun jamur.2. Memahami cara-cara dalam menentukan kuantitas mikroorganisme dari suatu produk-produk makanan, minuman, kosmetik, serta produk farmasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Teori UmumKerusakan mikrobiologis dapat terjadi apabila kondisi bahan sesuai dengan kebutuhan hidup mikroba. Bahan pangan umumnya dapat bertindak sebagai substrat untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan spesies mikroorganisme patogenik, dan jika berkembang dalam jumlah yang cukup banyakdapat menyebabkan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsinya. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam mutu mikrobiologis dari suatu produk makanan adalah jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat dalam bahan pangan (Faridz dkk, 2007).Analisis mikrobiologis dilakukan dengan cara menghitung koloni bakteri yang tumbuh pada media kultur, yang bertujuan untuk mengetahui jumlah mikroba selama penyimpanan. Perhitungan jumlah bakteri dilakukan dengan metode Total Plate Count (metode hitung cawan) secara duplo. Prinsip dari metode ini adalah jika jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Untuk mengkultur bakteri digunakan nutrien agar (NA). Total koloni bakteri dianalisis berdasarkan standar total koloni bakteri maksimum yang masih diperbolehkan pada suatu bahan pangan (Purwa dkk, 2012).Perhitungan Jumlah Bakteri dilakukan dengan metode cawan tuang. Selanjutnya koloni yang tumbuh dihitung dengan menggunakan colony counter kemudian dikonversi sesuai seri pengencerannya (jumlah koloni yang dihitung 30300 koloni bakteri cawan) (Andy dan taufik, 2010).Perhitungan kuantitas mikroorganisme dapat dilakukan dengna metode Angka Lempeng Total (ALT). ALT dihitung berdasarkan metode modifikasi Lay (1994: 47), yaitu untuk mengetahui jumlah bakteri pada suatu produk dengan mengencerkan sampel secara bertingkat dengan buffer pepton dan menginokulasikannya pada medium Nutrient Agar (NA) (Husniati dan Oktarina, 2012).Analisis laboratorium dilakukan untuk parameter Angka Lempeng Total (ALT), Total Coliform dan keberadaan bakteri Escherichia coli. Analisis ALT menggunakan media Plate Count Agar dengan menanam 0,1 ml sampel yang telah diencerkan ke dalam cawan petri. Perhitungan dilakukan hanya untuk pengenceran dengan jumlah koloni 30 300, lalu dirata-ratakan. Analisis Total Coliform (Coliform Total) dilakukan dengan metode Most Probabe Number (MPN) dan menggunakan media Lactose Broth (LB) pada tabung reaksi dengan tabung durham seri 3-3-3. Penanaman 10 ml sampel (10-1) pada 3 tabung pertama, 1 ml pada 3 tabung ke dua, dan 0,1 ml pada 3 tabung terakhir. Kombinasi tabung positif kemudian dicocokkan dengan tabel MPN untuk melihat jumlah perkiraan bakteri Coliform (yunita dan dwipayanti, 2010).Penghitungan didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel mikroba yang hidp dalam sampel akan tumbuh menjadi satu koloni setelah diinkubasikan dalam media biakan dan lingkungan yang sesuai. Jumlah koloni yang tumbuh merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah minimum mikroba dalam sampel. Karena koloni yang tumbuh pada lempengan agar merupakan gambaran mikroba yang dapat tumbuh dan berbiak dalam media dan suhu tertentu. Koliform digunakan sebagai standar pada mutu susu pasteurisasi, sebab keberadaan koliform sebagai habitat normal dalam saluran pencernaan hewan berdarah panas dapat digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran, sanitasi yang tidak baik terhadap susu dan produk-produk susu, serta dimungkinkan adanya mikroba enteropatogenik atu toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Keberadaan bakteri koliform dalam makanan yang merupakan indikator pencemaran materi fekal, walaupun jumlahnya sedikit, tetapi tidak dikehendaki keberadaannya dalam makanan. Hal ini karena pencemaran materi fekal tidak dikehendaki baik ditinjau dari segi estetika, sanitasi maupun kemungkinan terjadi infeksi yang berbahaya (Mastuti, 2007).Hasil positif terlihat pada tabung yang berisi media Brilliant Green Lactosa Bile (BGLB) yang ditandai dengan adanya gas pada tabung Durham yang menandakan adanya fermentasi laktosa. Pada media BGLB tersebut terdapat Bile salt yang berfungsi sebagai inhibitor atau penghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Tabung Durham yang terdapat didalam media berfungsi untuk menjebak adanya gas, kekeruhan dan perubahan warna pada media sebagai hasil fermentasi laktosa (hutasoit dkk, 2013).

B. Uraian Bahan1. Natrium klorida(Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 584)Nama Resmi: Natrii chloridumNama Lain: Natrium kloridaRM/BM: NaCl/ 58,44Pemerian :Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk prisma, tidak berbau, rasa asin, mantap diudaraKelarutan: Sangat mudah larut dalam airPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapatKegunaan: Sebagai sampel2. Aquadest (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1125)Nama resmi: Aqua destillataNama lain: Air sulingRM / BM: H2O / 18,02Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasaKegunaan: Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut mediumPenyimpanan: Dalam wadah tertutup baik3. Etanol (Ditjen POM edisi III, 1979: Hal. 65)Nama resmi: AethanolumSinonim: AlkoholRM / BM: C2H6O/46,07 Pemerian: Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap. Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.Kegunaan: Sebagai antipiretikPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.4. BTB (Brom Timol Blue)Nama Resmi: Brom Timol BlueNama Lain: Biru BromtimolPemerian : Serbuk kemerahan atau coklatKelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (95%) p. Dalam larutan alkali encer.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baikKegunaan: Sebagai Indikator5. Tween 80Nama Resmi: Polysorbatum 80Nama Lain: Polisorbat 80, tweenPemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna hampir tidak mempunyai rasa.Kelarutan: Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dalam etil asetat P dan dalam methanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam biji kapas P.Kegunaan: Sebagai emulgator fase airPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapatHLB Butuh:15

BAB IIIMETODE PERCOBAANA. Alat dan Bahan1. AlatAlat yang digunakan pada praktikum ini adalah :a. Batang pengadukb. Botol gelapc. Cawan petrid. Enkase. Erlenmeyer 250 mlf. Inkubator g. Pipet tetesh. Sendok tanduki. Spoitj. Spritusk. Tabung reaksil. Timbangan analitik2. BahanBahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :a. Alkoholb. Aquadestc. Dancowd. Kapase. Nutrient agarf. Obat kuatg. Pasta gigih. Potato dekstrose agari. Roti boyj. Saus somayk. SirupB. Cara Kerja1. Pengenceran sampela. Disiapkan alat dan bahan.b. Diambil 1 gr pepsodent.c. Dilarutkan dengan tween menggunakan lumpang dan alu.d. Dimasukkan 1 ml ke dalam botol pengencer yang berisi 9 mL air suling (pengenceran 10-1), dihomogenkan.e. Dipipet larutan sampel pengenceran 10-1 sebanyak 1 mL lalu dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 mL air suling (pengenceran 10-2), dihomogenkan.f. Diulangi hingga pengenceran 10-32. Uji ALT bakteria. Disiapkan alat dan bahanb. Diambil 3 cawan petri steril c. Diambil 1 ml sampel dengan pengenceran 10-1, lalu dimasukkan kedalam cawan petri dan diberi tanda, begitupun cawan petri dengan pengenceran 10-2 dan pengenceran 10-4 d. Ditambahkan 10 ml medium nutrien agar (NA) kedalam cawan petri kemudian dihomogenkan, dibiarkan memadat, lalu dibungkuse. Diinkubasi diinkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 370 C.f. Diamati jumlah bakteri yang tumbuh dan dihitung nilai SPC nya3. Uji ALT kapanga. Disiapkan alat dan bahanb. Diambil 3 cawan petri yang steril dan diberi tanda masing-masing label 10-1, 10-2, 10-3c. Dari botol pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, masing-masing cawan petri diisi 1 ml sampel berdasarkan tempat/label pengencerannyad. Ditambahkan 10ml medium NA (Nutrient Agar) kedalam cawan petri kemudian dihomogenkan, dbiarkan memadat dan diinkubasi pada enkas selama 3x24 jame. Diamati jumlah koloni yang tumbuh dan dihitung nilai ALTnya4. Uji MPNa. Disiapkan alat dan bahan.b. Dibuat 3 seri yaitu seri A, B, dan C, tiap seri masing masing terdiri dari 3 tabung reaksi yang berisi 10 ml medium LB (Laktosa Broth) dengan tabung durham terbalik didalamnya.c. Seri A untuk pengenceran 10-1 , seri B pengenceran 10-2 , dan seri C pengenceran 10-3.d. Untuk seri A diambil 1 ml larutan sampel dengan pengenceran 10-1 kemudian dimasukkan pada tiap tiap tabung reaksi lalu dihomogenkan, diberi perlakuan yang sama untuk seri B dan C.e. Diinkubasi pada suhu 37o C selama 1 x 24 jam.f. Diamati perubahan warna medium yang terjadi dari hijau menjadi kuning dan timbulnya gelembung gas dalam tabung durham.g. Dihitung nilai MPN nya.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatana. Gambar pengamatan ALTNoGambarSampelKet

1Pepsoden

Pengenceran 10-1

2

PepsodenPengenceran 10-2

3

PepsodenPengenceran 10-3

4

Obat Kuat

Pengenceran 10-1

5Obat Kuat

Pengenceran 10-2

6

Obat Kuat

Pengenceran 10-3

7

Sirup

Pengenceran 10-1

8

Sirup

Pengenceran 10-2

9

SirupPengenceran 10-3

10

Roti

Pengenceran 10-1

11

Roti

Pengenceran 10-2

12Roti

Pengenceran 10-3

b. Gambar pengamatan Alt

Keterangan:1. Kapas2. tabung reaksi3. Medium LB4. Gas yang terbentuk 5. Tabung durhamLABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALO OLEOMEDIUM : Lactosa BrothSAMPEL : SpartaxB. Tabel Hasil Pengamatan0. ALT BakteriNo.SampelJumlah MikrobaNilai ALT

10010-110-210-310-4

1.Sirup ABC------

2.Roti Boy--63-6 x 10-3

ALT = V. N. Sampel sirup ALT = 15 ml . 48 . = 72000 Sampel Roti ALT= 15 ml . 141 . = 2.115.000

0. ALT KapangNoSampelJumlah MikrobaNilai ALT

10010-110-210-310-4

1.Pasta Gigi (Pepsoden)--3743 X 10-3

2.Obat Kuat (Spartax)--2242 X 10-3

3.Susu Dancow--5265 x 10-3

Sampel Pepsoden ALT = 15 ml . 41 . = 615000 Sampel Obat kuat ALT = 15 ml . 32 . = 48000

0. Uji MPN Pasta GigiNo.PengenceranHasil

1.10-2-++

2.10-3-+-

3.10-4---

Hasil pengamatannya adalah 2 1 0, jadi nilai MPN 0,15

Obat KuatNo.PengenceranHasil

1.10-2---

2.10-3---

3.10-4---

Hasil pengamatannya adalah 0 0 0, jadi nilai MPN < 0,03MPN = Nilai MPN x MPN = 20 x = 2000 Susu DancowNo.PengenceranHasil

1.10-2

2.10-3---

3.10-4---

Hasil pengamatannya adalah 2 0 0, jadi nilai MPN 0,09MPN = 4 x = 400 Sirup ABCNo.PengenceranHasil

1.10-2---

2.10-3---

3.10-4---

Hasil pengamatannya adalah 0 0 0, jadi nilai MPN < 0,03 Roti BoyNo.PengenceranHasil

1.10-2++-

2.10-3--+

3.10-4--+

Hasil pengamatannya adalah 2 1 1, jadi nilai MPN 0,20MPN = 28 x = 2800

B. PembahasanPerhitungan mikroorganisme dilakukan untuk mengetahui jumlah koloni mikroorganisme tersebut dapat berkembang dalam jangka waktu tertentu dan dengan perlakuan tertentu, serta mengetahui kecepatan perkembang biakannya. Perhitungan kuantitas mikroorganisme dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah sel dalam bakteri massa sel dan kapang.Perhitungan mikroorganisme dapat dilakukan dengan dua cara yaiu metode MPN dan metode ALT bakteri. Pada percobaan perhitungan kuantitas mikroorganisme dilakukan sebuah pengenceran. Pengenceran dilakukan untuk memberikan perbedaan kosentrasi awal mikroorganisme pada tiap medium untuk memberikan variasi pertumbuhan nantinya, dimana terdapat variasi dari kosentrasi yang tinggi hingga kosentrasi yang rendah.Dalam metode ALT bakteri digunakan medium NA yang berfungsi utuk menumbuhkan bakteri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terlebih dahulu dinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37o C. Metode MPN merupakan metode untuk meguji apakah di dalam sampel terdapat bakteri coliform maka akan terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan di dalam tabung durham terdapat gas ditandai dengan naiknya tabung durham yang disertai dengan adanya gelembung udara. Bakteri bersifat merombak karbohidrat melalui proses fermentasi yang menghasilkan karbondioksida dan senyawa akohol yang bersifat asam sehingga warna medium berubah menjadi kuning.Syarat untuk menghitung koloni pada cawan adalah cawan yang dipilih da dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 300, beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dapat dihitung sebagai satu koloni, suatu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung sebagai satu koloni.BAB VPENUTUPA. KesimpulanB. SaranSebaiknya dalam pengerjaan praktikum ini tetap dilakukan secara aseptik dan dengan ketelitian tinggi agar tidak ada mikroorganisme yang tidak diharapkan tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA

Andy dan Muhammad Taufik. 2010. Jumlah Bakteri dan Keberadaan Salmonella sp. pada Daging Kuda di Kabupaten Jeneponto. Jurnal Agrisistem. Volume 6, Nomor 2.

Faridz, Raden, Hafiluddin, dan Mega Anshari. 2007. Analisis Jumlah Bakteri dan Keberadaan Escherichia coli pada Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unitsumenep. EMBRYO. Volume 4, Nomor 2.

Husniati dan Eva Oktarina. 2012. Pengaruh Penambahan Kitosan pada Jus Nenas Terhadap Shelf Life. Jurnal Hasil Penelitian Industri. Volume 25, Nomor 1.

Hutasoit, Kartini, I Gusti Ketut Suarjana, dan I Ketut Suada. 2013. Kualitas Daging Sei Sapi di Kota Kupang Ditinjau dari Jumlah Bakteri Coliform dan Kadar Air. Indonesia Medicus Veterinus. Volume 2, Nomor 3.

Mastuti, Rini. 2007. Kandungan Bakteri Susu Pasteurisasi dalam Kemasan Plastik yang Beredar di Kota Malang. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Volume 2, Nomor 2.

Purwa, Nunik, Junianto, dan Titin Herawati. 2012. Karakteristik Bakteri Caviar Nilem dalam Perendaman Campuran Larutan Asam Asetat dengan Larutan Garam pada Penyimpanan Suhu Rendah (5-10oc). Jurnal Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 4.

Yunita, Ni Luh Payastiti, dan Ni Made Utami Dwipayanti. 2010. Kualitas Mikrobiologi Nasi Jinggo Berdasarkan Angka Lempeng Total, Coliform Total dan Kandungan Escherichia coli. Jurnal Biologi. Volume 14, Nomor 1.

LAMPIRAN

A. SKEMA KERJASampel 10 ml 10-21 ml 10-3 1 gr

ALT Medium Bakteri NA

ALT MediumKapang PDA

10-110-210-3

Uji MPN

B. KOMPOSISI MEDIUMa) Medium LB (Lactosa Broth)Potato dari gelatin5,0EkstrakDaging3,0Lactosa5,0Air@ 1000 mLb) Medium NA (Natrium Agar)Peptone 5,0Ekstrak beef3,0Agar15Aquadest@ 1000 mLc) Medium PDA (Potato Dextrose Agar)EKstrakKentang4,0dari 200 g kentangD-Glukosa20Agar15Pembuatan: Larutkan 39 g/L, autoklaf.

Devita Suba Mairi Rina Andriani, S.Farm., Apt.O1A1 14 009