laporan orsin perc 1

25
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK SINTESIS PERCOBAAN I SINTESIS DIBENZALASETON OLEH : Nama : Kostriana. D Stambuk : G 301 11 036 Kelompok : I (satu) Asisten : Wiwid Pratiwi LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: ayu-anggraini-puspitasari

Post on 25-Nov-2015

299 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK SINTESISPERCOBAAN I

SINTESIS DIBENZALASETON

OLEH:

Nama

: Kostriana. D

Stambuk: G 301 11 036

Kelompok: I (satu)Asisten: Wiwid Pratiwi

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

2013

PERCOBAAN ISINTESIS DIBENZALASETON

I. TUJUAN

1. Memahami reaksi adisi suatu molekul aldehida ke molekul aldehida yang lain.

2. Mempelajari sintesis dibenzalaseton dengan reaksi kondensasialdol (Claisen-Schmidt).

II. TINJAUAN PUSTAKASenyawa karbonil adalah senyawa dengan atom C yang berikatan rangkap dengan atom O. senyawa karbonil pada aldehid memiliki atom H pada posisi alfa () sehingga dapat terjadi reaksi kondensasi aldol (aldehid-keton) atau yang dikenal dengan reaksi Clainsen-Schmidt (Fessenden, 1982).Bila suatu aldehid diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi dapat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida lain. Reaksi ini disebut suatu reaksi kondensasi aldol. Kata aldol yang diturunkan dari aldehida dan alkohol produk itu, yang menarik produk itu, yang merupakan suatu aldehida B-hidroksil suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil. Dua molekul aldehid bergabung membentuk b-hidroksi aldehid yang disebut aldol. Kondensasi aldol berasal dari dua molekul aldehid yang berkombinasi membentuk aldehid tak jenuh dan air. Reaksi yang lain juga dikenal adalah reaksi adisi aldol (Irawati, 2006).Penyebab hidrogen alfa bersifat asam adalah karena adanya gugus karbonil. Pertama, karbon alfa berdekatan dengan satu atau lebih aton karbon yang positif sebagian. Karbon alfa itu juga ikut mengambil sebagian muatan positif ini, sehinggaikatan C-H menjadi dilemahkan Kedua, stabilisasi-resonansi dari ion enolat, yaitu anion yang terbentuk bilaproton lepas. Dari struktur resonansi tampak bahwa muatan negatif ada di oksigen-oksigen karbonilmaupun di karbon alfa. Delokalisasi muatan ini menstabilkan ionenolat dan mendorong pembentukannya (Fessenden, 1986).

Dibezalaseton dapat dibuat dengan menggunakan benzaldehida dengan aseton. Gugus karbonil yang reaktif akan bereaksi dengan ion aseton yang telah mengalami deprotonasi akibat adanya basa. Anion ini akan menyerang dibenzalaseton dan akan membentuk -hidroksi keton. Selanjutnya basa yang digunakan berlebih akan mendehidrasi air dari molekul keton sehingga dapat dihasilkan mono atau dibenzal aseton (Tim penyusun petunjuk sintesis senyawa organik, 2013).Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh zat murni atau kristal yang lebih teratur/murni. Senyawa organik berbentuk kristal yang diperoleh dari suatu reaksi biasanya tidak murni. Mereka masih terkontaminasi sejumlah kecil senyawa yang terjadi selama reaksi.Oleh karena itu perlu dilakukan pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar pengotor. Rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tunggal atau campuran. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan pelarut yang sesuai. Ada dua kemungkinan keadaan dalam rekristalisasi yaitu pengotor lebih larut daripada senyawa yang dimurnikan, atau kelarutan pengotor lebih kecil daripada senyawa yang dimurnikan (Susanty, 2007).Suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskannya suatu molekul kecil. Bila suatu aldehid diolah dengan basa NaOH dalam air, ion enolat yang terjadi cepat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya ialah adisi suatu molekul aldehid ke molekul aldehid yang lain (Fessenden dan Fessenden, 1986).Ion enolat bereaksi dengan suatu molekul aldehida lain dengan cara mengadisi pada karbon karbonil untuk suatu ion alkoksida, yang kemudian merebut sebuah proton dari dalam air untuk menghasilkan aldol produk itu (Hart, 1987).III. ALAT dan BAHAN

3.1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:

Erlenmeyer 500 ml, neraca analitik, pipet tetes, wadah, termometer, batang pengaduk, gelas ukur 100 ml, stopwatch, corong buchner, botol semprot, melting point, cawan petri, baskom dan pipa kapiler.3.2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:

Kristal NaOH, aquadest, alkohol, benzaldehid, aseton, kertas saring, etanol atau etil asetat dan es batu.IV. PROSEDUR KERJAMenempatkan 6,25 gram NaOH dalam 62,5 ml air dan 50 ml alkohol ke dalam erlenmeyer 500 ml, lalu mengocok selama 2-3 menit dalam wadah yang berisi air dingin. Menjaga temperatur larutan pada 20 - 25C, selanjutnya mengaduk dan menambahkan separuh campuran benzaldehid-aseton (6,4 ml benzaldehid murni dan 2,3 ml aseton) selama 15 menit. Menambahkan sisa campuran benzaldehid-aseton lalu mengocok selama 30 menit. Menyaring campuran dengan corong Buchner dan mencuci dengan air dingin untuk mengeliminasi alkali. Kemudian mengeringkan padatan pada suhu ruang hingga diperoleh berat konstan (27 gram crude dibenzalaseton, titik leleh 105 -107C). Selajutnya merekristalisasi dengan etil asetat atau etanol 95% (5 ml per gram). Merekoveri dibenzalaseton murni dan diperoleh sekitar 80% dengan titik leleh 112C.V. HASIL PENGAMATANNo. Perlakuan Hasil

1.

2. 3.NaOH 6,25 g + 62,5 ml Air + Alkohol 50 ml (mengaduk dan mempertahankan suhu 20oC- 25oC)

+3,2 Benzaldehid + 1,2 ml Aseton

Setelah 15 menit + sisa benzaldehid dan aseton

(mengocok selama 30 menit).

Menyaring dengan penyaring buchner.*Larutan bening.

*Larutan berwarna kuning bening, berbau dan menyengat.

*Terdapat endapan dan Larutan berubah berwarna cream kental, berbau dan menyengat.

*Larutan berwarna Orange susu, dan selanjutnya menjadi kuning.

*Terbentuk padatan berwarna kuning

Keterangan : *Berat dibenzalaseton

= 19,386 gram

*Volume etanol untuk rekristalisasi = 45 ml

*titik didih sebelum direkristalisasi = 102C

* titik didih setelah direkristalisasi = 112CVI. ANALISA DATADik :Volume benzaldehid= 6,3 ml

Volume aseton= 2,3 ml

Volume etanol

= 50 ml

Volume aquadest= 62,5 ml

Massa NaOH

= 6,25 gram

Massa dibenzalaseton= 19,386 gram

Massa benzaldehidM = .v

= 1,04 gram/ml. 6,3 ml

= 6,552 gram

Massa asetonM = .v

= 0,79 gram/ml. 2,3 ml

= 1,187 gram

Massa etanol

M = .v

= 0,789 gram/ml. 50 ml

= 39,45 gram

Massa aquadest

M = .v

= 0,789 gram/ml. 62,5 ml

= 62,5 gram

% rendemen =

=

= 16, 63 %6.1. Persamaan reaksi VII. PEMBAHASANReaksi kondensasi adalah suatu reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil seperti air. Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi antara dua molekul aldehid atau dua molekul keton membentuk senyawa yang mengandung gugusan aldehida (karbonil) dan alkohol (-OH). Reaksi kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi yang tidak melepaskan suatu molekul kecil. Jika asetaldehida diolah dengan larutan ammonium hidroksida berair, terbentuklah ion enolat dalam konsentrasi rendah. Reaksi itu reversible-pada saat ion enolat ini bereaksi, akan terbentuk lagi yang baru.

Suatu kondensasi aldol dapat dikatakan berlangsung jika telah terbentuk ion enolat. Enolat anion dapat bertindak sebagai nukleofil karbon dan beradisi pada gugus karbonil pada molekul aldehida atau keton lainnya. Pada kondensasi aldol, sautu aldehida haruslah memiliki hidrogen alfa (), sebab tanpa hidrogen, ion enolat tidak dapat dibentuk. Hidrogen pada aldehida dan keton bersifat asam sehingga dapat menghasilkan ion karbon. Dari beberapa pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa aldol dihasilkan dari dua molekul aldehida atau satu molekul aldehida dengan satu molekul keton. Dari sini pula jelas bahwa kata aldol diturunkan dari kata aldehida dan alkohol. Reaksi kondensasi aldol silang yang melibatkan penggunaan senyawa aldehida aromatis dan senyawa alkil keton atau aril keton sebagai reaktannya dikenal sebagai reaksi Claisen Schmidt. Reaksi ini melibatkan ion enolat dari senyawa keton yang bertindak sebagai nukleofil untuk menyerang karbon karbonil senyawa aldehida aromatis menghasilkan senyawa b-hidroksi keton,yang selanjutnya mengalami dehidrasi menghasilkan senyawa a,b-keton tak jenuh.Pada percobaan ini, dilakukan pembuatan dibenzalaseton dengan cara mencampurkan aquadest dengan etanol dan menambahkan NaOH sebagai pemberi suasana basa. Benzaldehid yang merupakan senyawa dari aldehid anion enolatnya yang mengalami adisi nukleofilik pada gugus karbonil. Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memasukkan 62,5 ml aquadest kedalam erlenmeyer kemudian ditambahkan 50 ml etanol 95% dan 6,25 NaOH kemudian dilakukan pengocokan diatas wadah yang berisi air dingin tujuannya untuk mempertahankan temperatur larutan pada 20-25C. Setelah itu menambahkan separuh campuran 2,3 mL aseton dan 6,4 ml benzaldehid ke dalam erlenmeyer kemudian melakukan pengocokkan selama 3 menit dimana larutan berubah berwarna orange dan terbentuk endapan. Penambahan tersebut menyebabkan perubahan warna dari bening menjadi orange. Benzaldehid dan aseton berfungsi sebagai reagen/pereaksi, NaOH digunakan sebagai pembentuk enolat pada aseton dan pemberi suasana basa pada larutan, sehingga reaksi ini dapat berlangsung. Ion enolat ini yang nantinya akan bereaksi dengan molekul aldehid lain dengan cara mengadisi pada karbon karbonil untuk membentuk suatu ion enolat. Sehingga secara garis besar NaOH disini dapat disebut sebagai katalis, karena akan mempercepat reaksi dengan cara membentuk suatu enolat dengan gugus karbonil, dan pada akhir reaksi akan terbentuk kembali. Sedangkan penambahan etanol disini berfungsi sebagai pelarut benzaldehid serta benzalaseton (intermedietnya). Aseton disini ditambahkan terakhir dan kemudian erlenmeyer ditutup rapat. Hal tersebut dilakukan karena aseton memiliki sifat yang mudah menguap.

Kemudian menambahkan sisa campuran benzaldehid-aseton lalu mengocok selama 30 menit agar benzaldehid, etanol dan aseton menjadi sebuah campuran yang merata dan homogen. Pada pengocokan ini terjadi reaksi eksotermis, yang dapat dirasakan dengan panasnya erlenmeyer. Tujuan pengocokan berulangkali selama 30 menit adalah untuk mempercepat reaksi, karena dengan adanya pengocokan tumbukan antar molekul menjadi sering terjadi, sehingga reaksi lebih cepat dan lebih mudah terjadi. Kemudian selama pengocokan ini berlangsung, akan timbul suatu padatan kuning dari campuran reaksi. Jika pada saat pengocokan tidak terbentuk padatan kuning tersebut, yang biasanya berwarna kuning minyak, maka pemadatan dapat dilakukan dengan cara membuka tutup erlenmeyer kemudian sisi tabung dikerok dengan batang pengaduk dan kemudian diaduk kurang lebih satu jam bila perlu. Padatan kuning tersebut adalah dibenzalaseton yang masih kotor, dan perlu dimurnikan lagi. Setelah terdapat padatan yang mengendap, campuran larutan disaring dengan menggunakan corong buchner sehingga filtrat dan padatan yang berwarna kuning tersebut dapat terpisah dan mencuci dengan air dingin tujuan untuk mengeliminasi alkali. Padatan kuning tersebut merupakan kristal dibenzalaseton. Untuk memperoleh kristal kuning dibenzalaseton yang benar-benar murni, dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan pelarut etanol. Rekristalisasi merupakan suatu pemurnian kristal atau senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut tertentu sehingga diperoleh senyawa atau kristal yang benar-benar murni. Kemudian ditambahkan air dingin yang berfungsi untuk melarutkan basa dan pengotor agar larut dari kristal juga digunakan untuk mendinginkan filtrat sehingga filtrat akan cepat membentuk kristal pada suhu rendah. Dari penyaringan ini didapat endapan yang lengket. Dari penyaringan ini masih diperoleh dibenzalaseton yang masih kotor, sehingga perlu dimurnikan lagi dengan teknik rekristalisasi. Pada proses pengkristalan kembali ini, mula-mula padatan dibenzalaseton tersebut dilarutkan ke dalam 10 mL etanol 95% dan dipanaskan pada suhu ruang. Sambil dipanaskan larutan diaduk agar padatan lebih mudah/cepat untuk larut. Fungsi etanol adalah sebagai pelarut dari dibenzalaseton. Pelarut etanol digunakan dalam rekristalisasi dibenzalaseton karena etanol merupakan cairan volatil yang mudah menguap sehingga zat-zat yang tidak diinginkan akan menguap bersama etanol.. Setelah semua padatan larut semua, dan larutan masih dalam keadaan panas, maka larutan kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring dan corong kaca dan filtratnya ditambung ke dalam Erlenmeyer. Fungsi penyaringan adalah menyaring pengotor dari larutan dibenzalaseton. Dalam keadaan panas pada pelarut etanol, dibenzalaseton akan larut sedangkan pengotor tidak, sedangkan pada keadaan dingin dibenzalaseton akan mengkristal sehingga sulit untuk dipisahkan dari pengorotnya, oleh karena itu digunakan corong kaca dan kertas saring. Pada penyaringan ini pengotor akan tertinggal pada kertas saring sedangkan dibenzalaseton turun sebagai filtrat dan langsung mengkristal.Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperatur dimana terjadinya keadaan setimbang antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan satu atmosfer, prinsipnya suatu zat bisa meleleh karena ikatan antarmolekul terputus dimana putusnya molekul itu yang memerlukan suhu berbeda-beda tergantung pada kekuatan ikatan tersebut, semakin kuat ikatannya maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut.

Melalui proses rekristalisasi tersebut akhirnya diperoleh kristal dibenzalaseton yang benar-benar murni dalam bentuk serbuk berwarna kuning dengan berat 5,443 gram. Titik leleh sebelum rekristalisasi diperoleh 102C. Untuk titik leleh setelah rekristalisasi diperoleh 112C. Hal ini menunjukkan data yang diperoleh telah sesuai dengan literatur, dimana titik leleh dibenzalaseton pada literatur terjadi pada suhu 111C - 114C.VIII. KESIMPULAN DAN SARAN8.1. Kesimpulan

1. Kondensasi atau pengebunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan.2. Prinsip reaksi Claisen Schmidt dimana reaksi ini melibatkan ion enolat dari senyawa keton yang bertindak sebagai nukleofil untuk menyerang karbon karbonil senyawa aldehida aromatis menghasilkan senyawa b-hidroksi keton,yang selanjutnya mengalami dehidrasi menghasilkan senyawa a,b-keton tak jenuh.3. Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil yang berupa padatan dibenzalaseton yang berwarna kuning setelah proses rekristalisasi diperoleh berat kristal 5,443 gram dengan randemen reaksi sebesar 21,35 % dan dengan titik leleh 112C.8.2. Saran

Diharapkan pada praktikum selanjutnya praktikan lebih memahami prosedur kerja dan analisa data sehingga tidak terjadi kekeliruan. DAFTAR PUSTAKAFessenden. 1982. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.Fessenden. R.J. dan Fessenden. J.S. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Hart. Harold. 1987. Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta.

Irawati. Supardjan. dan Pudjono. 2006. Sintesis 2,5-Dibenzilidin Siklopentanon dari Benzaldehid dan Siklopentanon dengan Variasi Pelarut. Majalah Farmasi Indonesia. Vol. 17 No. 1.Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta. Pudjaatmaka. A.H. dan Qodratullah. M.T. 2004. Kamus Kimia. Balai Pustaka. Jakarta.

Setiadi. 2005. Uji Kinerja Katalis ZSM-5 dalam Konversi Aseton menjadi Hidrokarbon Aromatik. Simposium dan Kongres Teknologi Katalitis Indonesia. Serpong. Depok.

Susanty. Intani. Utami. dan Sardjiman. 2007. Optimasi Sintesis 4-Dimetilamino Benzalaseton dengan Variasi Kecepatan dan Waktu Reaksi Menggunakan Katalisator Natrium Hidroksida. Majalah Farmasi Indonesia. Vol. 18 No. 4.Tim Kimia Organik. 2013. Petunjuk Praktikum Sintesis Senyawa Organik. FMIPA Universitas Jember.LEMBAR ASISTENSINama

: Kostriana. D

Stambuk

: G 301 11 036

Kelompok: IX (Sembilan)

Asisten

: Wiwid PratiwiHari/TanggalKeteranganParaf

X 100 %

(6,552 + 1,817 + 39,45 + 62,5 + 6,25)

19,386 gram

X 100 %

Total bahan

M dibenzalaseton