laporan perc 5.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS II
PERCOBAAN V
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL SECARA SPEKTROFOTOMETRI
UV-VISIBLE
OLEH :
NAMA : NURUL FADILLAH SYAFTI
STAMBUK : F1F1 11110
KELOMPOK : I (SATU)
KELAS : A
ASISTEN : ASTRI WIDYASTUTI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
PENETAPAN KADAR PARASETAMOL TOTAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBEL
A. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat menetapkan kadar
senyawa parasetamol secara spektrofotometri uv-visibel.
B. DASAR TEORI
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma
atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat
yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi. Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya,
sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar.
Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi,
1990).
Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri yang
didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultra violet (UV) dan sinar
tampak (Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode ini
jika memiliki kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah tampak.
Senyawa yang dapat menyerap intensitas pada daerah UV disebut dengan
kromofor, sedangkan untuk melakukan analisis senyawa dalam daerah sinar
tampak, senyawa harus memiliki warna (Fatimah, 2003).
Metode spektrofotometri UV-Vis ini selain dalam pekerjaan cepat,
sederhana, praktis, murah juga cukup peka dan teliti serta mudah dalam
menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Metode spektrofotometri umumnya
membandingkan absorbansi yang dihasilkan oleh suatu larutan yang diuji dengan
absorbansi larutan baku. Pada metode menghasilkan warna spesifik dan dapat
terdeteksi dengan spektrofotometri UV-Vis yang harus dikomplekskan dahulu
(Andayani, 2011).
Spektrofotometer menghasilkan sinar dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer mengukur intensitas sinar. Spektrofotometer tersusun dari sumber
spektrum yang kontinyu, monokromater, sel pengabsorbsi untuk sampel serta
blanko dan satu alat untuk mengukur perbedaan absorbs antara sampel dengan
blanko tersebut (Huda, 2001).
Spektrometri molekular (baik kualitatif dan kuantitatif) bisa dilaksanakan
di daerah sinar tampak, sama halnya seperti di daerah yang sinar ultraviolet dan
daerah sinar inframerah. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan
dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas
untuk komponen yang berbeda ( Mathias, 2005 ).
Paracetamol disebut obat yang relatif aman bila digunakan sesuai aturan
penggunaan. Ini dapat dilihat dari usia edarnya di dunia yang telah melebihi 50
tahun, dan belum tergeserkan oleh penemuan obat baru lainnya. Paracetamol tetap
banyak digunakan karena efek sampingnya dianggap lebih ringan dibandingkan
obat penurun panas lain. Paracetamol aman bagi wanita hamil dan menyusui.
Sebagai penurun panas paracetamol berhasil menyingkirkan kinin yang berasal
dari tanaman kina yang mendominasi obat penurun panas (juga obat malaria) pada
tahun lima puluhan, dan juga mendesak penggunaan aspirin sebagai obat penurun
panas (Rachdiati et al, 2008).
C. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
– Labu Takar 100 ml
– Erlenmeyer
– Lumpang dan alu
– Gelas Kimia
– Labu Semprot
– Gelas Ukur
– Pipet Tetes
– Batang pengaduk
– Timbangan analitik
– Kuvet
– Spektrofotometri UV-Vis
2. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
– Paracetamol murni
– Obat bodrex
– Etanol
– Larutan FeCl3 3,5%
– Akuades
3. URAIAN BAHAN
Parasetamol (asetaminofen) (FI edisi III, 1979)
Nama resmi : Acetaminophenum
Nama lain : Parasetamol
Rumus kimia : C6H9NO2
Rumus struktur :
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih ; tidak berbau;
rasa pahit
Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40
bagian gliserol P dan dalam 9 bagian
propilenglikol P; arut dalam larutan alkali
hidroksida.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Kegunaan : analgetikum, antipiretikum
Etanol (FI edisi III, 1979)
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Etanol, alkohol
Rumus kimia : C2H6O
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih,mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
ditempat sejuk, jauh dari nyala
Kegunaan : Antiseptikum
Larutan FeCl3 (Dirjen POM, 1979).
Nama resmi : Ferri Chlorida
Nama lain : Besi (III) klorida
RM/BM : FeCl3/162,5
R. Bangun :
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur,
hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat
yang telah berpengaruh oleh kelembapan.
Kelarutan : Larut dalam air, larutan berpotensi berwarna jingga.
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pereaksi.
Akuades (Dirjen POM, 1979).
Nama resmi : Aqua Destilata
Nama latin : Aquades/air suling
RM/BM : H2O/18,02
R. Bangun :
Pemerian : Cairam jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
mempunyai rasa.
Penggunaan : Pelarut.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan standar, Pengukuran λ maks dan Absorbansi
- Ditimbang 0.08 gr
- Dimasukkan ke dalam gelas kimia
- Dilarutkan dengan menggunakan sedikit etanol
- Dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- Dipipet sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipet
ukur
- Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan FeCl3 10 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- Dipipet sebanyak 20 ml dengan menggunakan pipet
ukur
- Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- Dipipet sebanyak 30 ml dengan menggunakan pipet
ukur
- Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
Parasetamol
Larutan Induk
Larutan 1 (0.008%)
Larutan 2 (0.0016%)
Larutan 3 (0.0004%)
- Dipipet sebanyak 40 ml dengan menggunakan pipet
ukur
- Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- Dipipet sebanyak 40 ml dengan menggunakan pipet
ukur
- Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- sebanyak 40 ml dengan menggunakan pipet ukur
- Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- Diukur absorbansinya dari kelima larutan yang
dihasilkan dengan
- Diukur panjang gelombang maksimumnya
Hasil
Larutan 4 (0.0001%)
Larutan 5 (0%)
Larutan 1, 2, 3, 4, 5
2. Pengukuran konsentrasi larutan sampel
- Dimasukkan kedalam mortal
- Digerus
- Dimasukkan kedalam gelas kimia
- Dilarutkan dengan sedikit akuades
- Dimasukkan kedalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- Dimasukkan kembali kedalam gelas kimia
- Dipipet 10 ml dengan menggunakan pipet ukur
- Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml
- Ditambahkan FeCL3 10 ml
- Ditambahkan akuades sampai tanda tera
- Dimasukkan kedalam gelas kimia
- Diukur absorbansinya dengan menggunakan λ maks =
325.5 nm
Hasil
Tablet Bodrex
Larutan induk
E. HASIL PENGAMATAN
1) Kurva dan tabel pengamatan
ABS
nm
Smooth: 0 Deri.: 0
350 400 450 500 550 600 650 7000.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
A B S
%0.000 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
S td . C a l. P arameters
K 1:K 0:
R :R 2:
0.3408-0.3579
0.94860.8998
No Std. Name WL1[587 nm] ABS Conc(%)1 larutan 1 1.048 1.048 0.0022 larutan 2 1.048 1.048 0.0043 larutan 3 1.053 1.053 0.0064 larutan 4 1.059 1.059 0.0085 larutan 5 1.071 1.071 0.016 Sampel Paracetamol 1.675 1.675 0.2131
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.011.031.041.051.061.071.08
f(x) = 2.69426696598168 x + 1.05035758072872R² = 0.906953621072915
KURVA STANDAR
Y-ValuesLinear (Y-Values)
Konsentrasi (mg/ml)
Abso
rban
si
2) Perhitungan
Diketahui : persamaan perbandingan absorbansi terhadap konsentrasi adalah :
y = 2,694x + 1,050; y = Absorbansi sampel dan x adalah kadar sampel
Sehingga,
y = 2,694x + 1,050
1,675 = 2,694x + 1,050
2,694x = 1,675 – 1,050
2,694x = 0,144
x=0,6252,694
x = 0,2319 mg/mL
Jadi, kadar parasetamol dalam obat bodrex adalah 0,2319 mg/ml.
F. PEMBAHASAN
Kimia analisis adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang identifikasi
suatu senyawa atau unsur secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif
adalah suatu identifikasi senyawa kimia yang bertujuan untuk mengetahui
keberadaan suatu unsur kimia. Sedangkan analisis kuantitatif adalah suatu
identifikasi senyawa kimia yang bertujuan untuk mengetahui kadar atau
banyaknya senyawa dalam sampel.
Spektrofotometri Visibel merupakan metode spektrofotometri yang
didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah cahaya tampak dari suatu
senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode ini jika memiliki kemampuan
menyerap pada daerah visible karena warnanya yang dapat dilihat oleh mata.
Pada percobaan ini, digunakan spektrofotometri visibel. Digunakan
spektrofotometri visibel, karena larutan yang akan ditentukan kadarnya memiliki
panjang gelombang maksimum 587 nm. Spektrofotometer visibel memiliki range
panjang gelombang dari 400 nm-800 nm. Selain itu, larutan yang diamati dalam
praktikum ini, merupakan paracetamol yang merupakan larutan tak berwarna,
namun memiliki gugus kromofor dan ausokrom, sehingga pada penetapan kadar
senyawanya digunakan spektrofotometri visibel yang mengukur larutan yang
mempunyai warna.
Kromofor adalah suatu gugus fungsi yang memiliki peranan menyebabkan
suatu senyawa memiliki warna. Sedangkan auksokrom merupakan gugus fungsi
yang mempunyai peranan untuk memberikan warna yang lebih intensif pada suatu
senyawa. Auksokrom dapat berfungsi tidak lepas kaitannya dengan adanya
kromofor di dalam senyawa tersebut.
Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat larutan induk dengan
melarutkan parasetamol dan FeCl3, kemudian diencerkan dengan akuades hingga
tanda tera pada labu takar. Fungsi penambahan FeCl3 disini adalah sebagai
pengompleks, karena FeCl3 merupakan senyawa kompleks yang memberikan
perubahan warna pada larutan menjadi warna kekuningan, sehingga larutan
parasetamol menjadi larutan berwarna.
Kemudian dibuat larutan standar dengan konsentrasi yang bervariasi,
mulai dari konsentrasi 0,002 % - 0,01 %. Fungsi larutan standar dibuat secara
bervariasi adalah agar praktikan dapat melihat pada konsentrasi ke berapa pada
larutan standar yang memiliki absorbansi paling tinggi, maka elektron lebih
banyak terserap pada panjang gelombang itu.
Berdasarkan kurva larutan standar yang telah damati, diketahui bahwa
absorbansi paling tinggi adalah 1,071 nm pada konsentrasi 0,01 %. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara konsentrasi dan absorbansi larutan adalah
berbanding lurus, dimana semakin tinggi konsentrasi larutan, maka semakin tinggi
pula absorbansinya.
Berdasarkan perhitungan persamaan garis y = ax + b, dimana y adalah
kadar dari larutan sampel, dan x adalah kadar parasetamol yang akan dicari, maka
didapatkan kadar parasetamol adalah 0,2319 mg/ml.
Aplikasi analisis spektro UV-Vis dalam bidang Farmasi sangat sering
dijumpai, salah satunya dapat dijumpai di badan POM. Analisis spektro
digunakan untuk menentukan kadar senyawa aktif yang terkandung dalam suatu
sediaan, untuk memastikan apakah jumlah zat aktif tersebut memenuhi standar
yang telah diberikan atau tidak, hal ini tentu saja agar sediaan-sediaan Farmasi
yang beredar di masyarakat dapat dikonsumsi dengan aman dan memberikan efek
terapeutik yang diinginkan.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa kadar parasetamol dalam larutan sampel yang diperoleh secara
spektrofotometri visibel adalah 0,2319 mg/ml.
DAFTAR PUSTAKA
Andayani1, R, Syahriar H, Vica, K, M. 2011. Penetapan Kadar Vitamin B1 Pada Beras Merah Dalam Bidang Farmasi. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol. 5(2), (Hal: 93-99).
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI. Jakarta.
Fatimah, I. 2003. Analisis Fenol Dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometri Derivatif. Universitas Islam Indonesia. Logika. Vol. 9, No. 10.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta (Hal.63-65).
Huda, Nurul. 2001. Pemeriksaan Kinerja Spektrofotometer Uv-Vis. GBC 911 A Menggunakan Pewarna Tartrazine CL 19140. Sigma Epsilon ISSN 0853-9013.
Mathias, Ahmad. 2005. Spektrofotometri. Exacta. Solo (Hal.3-4).
Rachiadiati, .H , Hutagaol, .R. and Rosdiana, .E.’ Penentuan Waktu Kelarutan Parasetamol Pada Uji Disolusi’. Nusa Kimia Journal. Vol.8(1). Hal :1-6.