laporan resmi perc 3 acc.doc

36
PERCOBAAN III PULSE AMPLITUDO MODULATION (PAM) 3.1 Tujuan 1. Mengukur sinyal sinus pada keluaran dari sample and hold element dan sinyal PAM, dan membandingkan keduanya. 2. Menguji karakteristik dari sinyal sinusoidal PAM pada demodulator input dan output. 3. Menguji karakteristik dari dua sinyal sinusoidal PAM dalam time multiplex. Untuk tujuan ini, signal time respone akan di-track pada PCM path. 3.2 Peralatan 1. Pesonal Computer 2. UniTrain Board 3. Modul SO4203-7R (PAM/PCM Modulator) 4. Modul SO4203-7T (PAM/PCM Dedulator) 5. Power Supplay 6. Jumper 7. Kabel 3.3 Dasar Teori 3.3.1 Modulasi

Upload: ajiraja

Post on 16-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PERCOBAAN IIIPULSE AMPLITUDO MODULATION (PAM)

3.1 Tujuan

1. Mengukur sinyal sinus pada keluaran dari sample and hold element dan sinyal PAM, dan membandingkan keduanya.

2.

Menguji karakteristik dari sinyal sinusoidal PAM pada demodulator input dan output.

3.

Menguji karakteristik dari dua sinyal sinusoidal PAM dalam time multiplex. Untuk tujuan ini, signal time respone akan di-track pada PCM path.3.2 Peralatan

1. Pesonal Computer2. UniTrain Board

3. Modul SO4203-7R (PAM/PCM Modulator)

4. Modul SO4203-7T (PAM/PCM Dedulator)

5. Power Supplay

6. Jumper7. Kabel3.3

Dasar Teori

3.3.1 Modulasi

Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah. Dengan memanfaatkan karakteristik masing-masing sinyal, maka modulasi dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal informasi pada daerah yang luas atau jauh.Tujuan Modulasi :

Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran.

Masalah perangkat keras menjadi lebih mudah.

Menekan derau atau interferensi.

Untuk memudahkan pengaturan alokasi frekuensi radio.

Untuk multiplexing, proses penggabungan beberapa sinyal informasi untuk disalurkan secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.

3.3.2 Demodulasi

Demodulasi adalah proses sebaliknya darimodulasi, yaitu, mendapatkan kembali sinyal informasi atau message yang ditumpangkan pada sinyal carrier. Prosesnya terjadi pada demodulator atau detektor. Bergantung dari proses modulasinya, maka demodulatorterbagi menjadi tiga jenis, yaitu, demodulator AM ( amplitude modulation ), FM ( frequency modulation ), dan demodulator PM (phase modulation).3.3.3 Pulse Amplitude Modulation

Proses perubahan amplitudo signal carrier yang berupa deretan pulsa (diskrit) yang perubahannya mengikuti bentuk amplitudo dari signal informasi yang akan dikirimkan ketempat tujuan. Sehingga signal informasi yang dikirim tidak seluruhnya tapi hanya sampelnya saja (sampling signal).3.3.4 Dasar PAM

Pulsa modulasi melibatkan konversi dari sinyal continue analog menjadi time-discrete sequence dari pulsa individu. Sinyal pulsa carrier dimodulasi oleh sinyal informasi analog. Pulse Amplitude Modulation (PAM) merupakan tahap Pulse Code Modulation (PCM) sebelumnya.

Gambar 3.1 Sinyal Analog Sumber: Anonim. 2013

Hal yang terpenting dalam teknik modulasi pulsa selain PAM, yaitu :

a. Pulse frequency modulation (PFM)

b. Pulse phase modulation (PPM)

c. Pulse duration modulation (PDM)

Desain dari PAM modulator dijelaskan dalam diagram sirkuit dasar di bawah ini :

Gambar 3.2 Blok Diagram Modulator PAM

Sumber: Anonim. 2013Setelah melewati filter anti-aliasing, sinyal informasi disampling oleh digital pulse sequence; menurut teori Shannon, scanning signals frequency harus setidaknya bernilai dua kali dari frekuensi maksimum sinyal informasi. Percobaan ini mengkonfigurasi dengan menggunakan sampling rate dimana fSample= 8 kHz Modulasi memberikan peningkatan kepada pulse sequence yang amplitudonya sesuai persis dengan sinyal input pada waktu sampling.

Gambar 3.3 PAM Line Diagram

Sumber: Anonim. 20133.3.5 Time MultiplexPada telekomunikasi, time multiplex mengijinkan penggunaan multiple dari transmission paths, karena PAM meninggalkan time gaps yang besar antara modulated pulses. Time multiplex dapat digunakan untuk mengisi gaps antara pulsa termodulasi berdasarkan sinyal informasi lainnya. Synchronous multiplexing pada modulator dan demodulator serta waktu delay antara pulsa sampling saluran individu memastikan bahwa saluran tidak interferensi satu sama lain dan dapat dipisahkan lagi selama demodulasi.

Gambar 3.4 Time Multiplex Sumber: Anonim. 2013

Penerapan time multiplex yang paling dikenal adalah telephony. Di Eropa, International PCM 30 system (ITU-T G.732) distandarisasi oleh International Telecommunications Union (ITU) digunakan untuk transmisi simultaneous pada 30 kanal telepon. Di Amerika Utara, system PCM 24 (ITU-T G.733) digunakan untuk transmisi pada 24 saluran.3.4 Langkah Percobaan

3.4.1 Perakitan Modula. Hidupkan PC yang sudah di sediakanb. Hubungkan UniTrain Board dan port USB pada CPU PC menggunakan kabel data c. Sambungkan Power Supplay pada UniTrain BoardHidupkan Unitrain Board.3.4.2 Pulse Amplitude Modulation of Sinusoidal Signala. Rangkai seperti gambar di bawah ini

Gambar 3.5 Pengukuran Sinyal Sinusoida PAM dengan Oscilloscopeb. Gunakan oscilloscope untuk mengukur sinyal. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah ini :Instrument:Oscilloscope

Time base:500 s / div

Channel A:1V / div

Channel B:1V / div

Trigger:Channel A

c. Gunakan dual-channel oscilloscope, channel A untuk mengukur sinyal input setelah amplifier, dan channel B untuk mengukur sinyal setelah sample and hold element, sebaik sinyal pada PAM output.d. Gunakan gain controller untuk mengatur sinyal sinus pada channel 1 dari jalur transmisi PCM untuk amplitude 1V.e. Tempatkan dua karakteristik sinyal pada tampilan oscilloscope dengan parameter berikut.f. Berapakah frekuensi samplingnya? g. Gunakan oscilloscope time marker untuk menentukan frekuensi sampling. Cursor control element diletakkan pada bagian bawah dari control panel oscilloscope. Pilih channel A dengan element ini. Akan diperoleh dua amplitude markers untuk mengukur tegangan, dan 2 time markers untuk mengukur waktu dan menentukan frekuensi. Markers dapat dipindahkan ke posisi yang dibutuhkan dengan menggunakan mouse. Corresponding value ditunjukkan di bagian kanan atas.

h.Deskripsikan sinyal yang diukur pada sample-and-hold element. Manakah dari pernyataan berikut ini yang benar?

1. A sinusoidal signal is sampled 8 times per period.2. A sinusoidal signal is sampled 4 times per period.3. The time intervals between the sampling points are variable.4. Time intervals between the sampling points are constant.5. The signal between the sample-and-hold points drops to zero.6. The signal between the sample-and-hold points follows the input signal. i. Deskripsikan sinyal PAM. Manakah dari pernyataan berikut ini yang benar?

1.

The intervals between the pulses are variable.

2.

The intervals between the pulses are constant.

3.

The signal between the pulses drops to zero.

4.

The signal between the pulses follows the input signal.

5.

The pulse amplitude corresponds to the value of the original signal at the sampling instant.

6.

The pulses only assume positive values.j.Menurut teorema Shannon, berapakah frekuensi maksimum dari sinyal sample pada frekuensi sample yang digunakan?

Sinyal sample mempunyai frekuensi maksimum .KHz3.4.3 Pulse Amplitude Demodulation of Sinusoidal Signala. Rangkai seperti gambar di bawah ini

Gambar 3.8 Pengukuran Sinyal Sinusoida PAD dengan Oscilloscopec. Gunakan oscilloscope untuk mengukur sinyal. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah ini :Instrument:Oscilloscope

Time base:500 s / div

Channel A:1V / div

Channel B:1V / div

Trigger:Channel A

c.Gunakan oscilloscope dual channel, channel A untuk mengukur sinyal input setelah amplifier modulator PAM/PCM, dan channel B untuk mengukur sinyal di PAM, sebelum PAM/PCM demodulators low pass filter dan di AF1.

d. Gunakan gain controller untuk men-set sinyal sinusoidal pada channel 1 dari jalur transmisi PCM ke sebuah amplitude 1 V.e. Sambungkan input channel 2 via kabel 2-mm ke socket ground AGND

f.Channel selector untuk LED pada experiment card dari PAM/PCM demodulator SO4203-7T, harus di set menjadi channel 1. Selain mengindikasi PCM code via LED, selector juga mengijinkan switchover antara reception pada PCM transmission paths channels. g. Apakah yang dapat kamu observasi?

1. The sinusoidal signal can be fully reconstructed.

2. There is no sinusoidal signal at the demodulator output.

3. The input and output signals are in phase.

4. There is a difference between the runtimes of the input and output signals.3.4.4 PAM Signals In Time Multiplexa. Rangkai seperti gambar di bawah ini

Gambar 3.12 Pengukuran Sinyal PAM dalam Time Multiplex dengan Oscilloscopeb. Buka oscilloscope. Lakukan pengaturan seperti pada tabel dibawah ini :Instrument:Oscilloscope

Time base:200 s / div

Channel A:1V / div

Channel B:1V / div

Trigger:Channel B

Pengukuran sinyal modulatorc. Gunakan dual-oscilloscope's channel A untuk mengukur original signal dari channel 1, dan channel B untuk mengukur original signal dari channel 2.d.Trigger pada channel B. Gunakan gain controller untuk channels 1 and 2 dari PCM transmission path untuk men-set amplitude sinusoidal signal pada low-pass filter's output to 1Ve.Ukur sampled signals pada channels 1 dan 2 pada sockets "S&H", dan copy hasilnya pada placeholders di bawah inif.Ukur sinyal multiplekser pada output PAM via oscilloscope channel A, dengan membiarkan channel B connected dengan "S&H" socket.

3.5 Gambar dan Data Hasil Percobaan

3.5.1 Pulse Amplitude Modulation of Sinusoidal Signal3.5.1.1 Sinyal input dan output dari sample dan hold

Gambar 3.16 Input Signal And Output Signal Of The Sample-And-Hold ElementKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 4 ms

A = 1 Voltf= 250 Hz3.5.1.2 Sinyal Input dan Output Sinyal PAM Gambar 3.17 Input signal and PAM output signalKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 4 ms

A = 1 Volt f = 250 Hz3.5.2 Pulse Amplitude Demodulation of Sinusoidal Signal3.5.2.1 PAM Sinyal Input dalam Demodulator

Gambar 3.18 PAM input signal at the demodulatorKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 4 ms

A = 1 Voltf= 250Hz3.5.2.2 Sinyal Demultiplexed dan Held sebelum di filtraasi

Gambar 3.19 Demultiplexed and held signal before filtrationKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 4 ms

A = 1 Volt f = 250 Hz3.5.2.3 Sinyal Output

Gambar 3.20 Output signalKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.0016 VdT = 4 ms

A = 1 Voltf= 250Hz3.5.2.4 Sinyal Demultiplexed sebelum di FiltrasiGambar 3.21 Demultiplexed signals before filtrationKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 5.63062 VdT = 4 ms

A = 1 Volt f= 250Hz3.5.3 PAM Signal in Time Multiplex3.5.3.1 Sinyal Input pada Kanal 1 dan 2

Gambar 3.22 Input signals on channels 1 and 2Keterangan Gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.0016 VdT = 1.6 ms

A = 1 Voltf= 625Hz3.5.3.2 Sinyal dari Kanal 1 dan 2 setelah Proses Sampling

Gambar 3.23 Signals from channels 1 and 2 after samplingKeterangan Gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 1.ms

A = 1 Volt

f = 625 Hz3.5.3.3 Dua Channel Sinyal dalam Multiplex Mode

Gambar 3.24 Two-channel PAM signal in time multiplex modeKeterangan Gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 1.6 ms

A = 1 Voltf= 625Hz3.5.3.4 Sinyal Demultiplex sebelum difiltrasi

Gambar 3.25 Demultiplexed signals before filtrationKeterangan Gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.00166VdT = 1.6 ms

A = 1 Voltf= 625Hz3.5.3.5 Sinyal Output dari Channel 1 dan 2

Gambar 3.26 Output signals from channels 1 and 2Keterangan Gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 1.6 ms

A = 1 Voltf= 625Hz3.6

Analisis Data3.6.1 Analisis Data Pulse Amplitude Modulation of a Sinusoidal Signal3.6.1.1Signal And Output Signal Of The Sample-And-Hold ElementPada gambar 3.27 input Signal And Output Signal Of The Sample-And-Hold Element ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 500 s/DIV, Amplitudo 1 volt, frekuensi 250 Hz .

Gambar 3.27 Input Signal And Output Signal Of The Sample-And-Hold ElementKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 4 ms

A = 1 Voltf= 250 HzBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa besarnya frekuensi dari sinyal informasi adalah 250 Hz berupa sinyal sinusoidal. Sample and hold dibentuk oleh sinyal sample yang berupa sinyal pulsa. Sinyal informasi akan di-sampling dengan cara ditahan pada saat sinyal sample mengalami hold (nilainya nol). Bentuk sinyal sinusoidal (informasi) pada bagian yang ditahan akan rata. Sehingga terbentuklah sinyal sample and hold seperti pada gambar 3.27. sinyal yang berwarna biru. Besarnya frekuensi, amplitudo, dan phase sinyal sample and hold sama dengan sinyal informasi (sinyal berwarna merah). Periode pada sinyal tersebut dapat dicari dengan cara:3.6.1.2Input signal and PAM output signalPada gambar 3.28 Input signal and PAM output signal ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 500 s/DIV, Amplitudo 1 volt, frekuensi 250 Hz .

Gambar 3.28 Input signal and PAM output signalKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 4 ms

A = 1 Voltf= 250HzBerdasarkan gambar 3.28, didapatkan bahwa sinyal informasi berupa sinyal sinusoidal dengan frekuensi 250 Hz. Sinyal PAM dibentuk dari kuantisasi level tegangan sinyal sample and hold ke integer terdekat. Pada proses PAM akan terbentuk sinyal pulsa yang mengikuti simpangan sinyal sinusoidal (informasi) seperti pada gambar 3.28 sinyal warna biru.

Berdasarkan pada gambar 3.27 dan gambar 3.28, didapatkan bahwa pada sinyal sample and hold, sinyalnya berupa sinyal sinusoidal dengan frekuensi dan amplitudo yang sama dengan sinyal informasi. Sedangkan pada sinyal PAM bentuknya sudah berupa sinyal diskrit (pulsa) yang dipaksa untuk mengikuti sinyal informasi. Sinyal PAM dan sinyal informasi memiliki fase yang sama.

3.6.2 Pulse Amplitude Demodulation of Sinusoidal Signal3.6.2.1 PAM input signal at the demodulatorPada gambar 3.29 PAM input signal at the demodulator ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 500 s/DIV, Amplitudo 1 volt, frekuensi 250 Hz .

Gambar 3.29 PAM input signal at the demodulatorKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.00166VdT = 4 ms

A = 1 Voltf= 250Hz

Berdasarkan gambar 3.29 didapatkan bahwa sinyal informasi berupa sinyal sinusoidal dengan frekuensi 250 Hz. Input pada demodulator berupa sinyal PAM berbentuk sinyal diskrit (pulsa) yang mengikuti simpangan sinyal sinusoidal (informasi). Sinyal PAM dan sinyal informasi memiliki fase yang sama. Output dari demodulator adalah berupa sinyal sinusoidal (informasi).

3.6.2.2Demultiplexed and held signal before filtration

Pada gambar Demultiplexed and held signal before filtration ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 500 s/DIV, Amplitudo 1 volt, frekuensi 250 Hz .

Gambar 3.30 Demultiplexed and held signal before filtrationKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.0016 VdT = 4 ms

A = 1 Voltf= 250Hz

Berdasarkan gambar 3.30, didapatkan bahwa sinyal informasi memiliki frekuensi 250 Hz berupa sinyal sinusoidal. Pada sinyal demultiplexed dan held memiliki frekuensi 250 Hz, yang berupa sinyal sinusoidal dengan bentuk yang tidak teratur karena belum mengalami filtrasi. Sinyal demultiplexed dan sinyal held sebelum filtrasi memiliki perbedaan fase yang kecil dengan sinyal informasi.3.6.2.3 Demultiplexed and held signal after filtrationPada gambar Output signal ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 500 s/DIV, Amplitudo 1 volt, dan frekuensi 250 Hz .

Gambar 3.31 Output signalKeterangan Gambar :

T = 500 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 4 ms

A = 1 Voltf= 250HzBerdasarkan gambar 3.31, didapatkan bahwa frekuensi sinyal informasi dan sinyal output adalah 250 Hz berupa sinyal sinusoidal. Bentuk sinyal output pada demulator berupa sinyal sinusoidal seperti sinyal informasi, tetapi dengan phase yang berbeda.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa termodulasi PAM berbentuk sinyal diskrit (pulsa) yang memiliki fase yang sama dengan sinyal informasi. Pada sinyal terdemodulasi PAM sebelum filtrasi berbentuk sinyal sinusoidal dengan bentuk yang tidak teratur dan fasenya berbeda dengan sinyal informasi. Sedangkan pada output-nya yaitu setelah filtrasi, sinyal sudah dalam bentuk sinusoidal namun memiliki fase yang berbeda dengan sinyal informasi.3.6.3 PAM Signal in Time Multiplex3.6.3.1Input signals on channels 1 and 2Pada gambar 3.32 Input signals on channels 1 and 2 ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 200 s/DIV, Amplitudo 1 volt, dan frekuensi 625 Hz.

Gambar 3.32 Input signals on channels 1 and 2

Keterangan Gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 1.6 ms

A = 1 Voltf= 625HzBerdasarkan gambar 3.32, frekuensi sinyal informasi pada channel A lebih tinggi dari pada frekuensi sinyal informasi pada channel B. Hal tersebut terlihat dari bentuk sinyal informasi pada channel A yang lebih rapat dari pada sinyal informasi pada channel B. Pada channel A terdapat 2 gelombang, sedangkan pada channel B terdapat 1 gelombang. Sinyal informasi pada channel A dan B sama-sama berbentuk sinusoidal.3.6.3.2Signals from channels 1 and 2 after samplingPada gambar3.33 Signals from channels 1 and 2 after sampling ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 200 s/DIV, Amplitudo 1 volt, dan frekuensi 625 Hz.

Gambar 3.33 Signals from channels 1 and 2 after samplingKeterangan Gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.0016 VdT = 1.6 ms

A = 1 Voltf= 625HzBerdasarkan gambar 3.33 didapatkan bahwa masing-masing sinyal informasi di-sampling oleh sinyal sample, dengan cara menahan sinyal informasi pada saat sinyal sample mengalami hold. Frekuensi dan fase masing-masing sinyal yang belum ter-sampling sama dengan frekuensi dan fase masing-masing sinyal informasi. Sehingga frekuensi sinyal informasi sesudah di-sampling pada channel A lebih besar dari pada di channel B.3.6.3.3 Two-channel PAM signal in time multiplex mode

Pada gambar Two-channel PAM signal in time multiplex mode ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 200 s/DIV, Amplitudo 1 volt, dan frekuensi 625 Hz.

Gambar 3.34 Two-channel PAM signal in time multiplex modeKeterangan Gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 4 ms

A = 1 Voltf= 625Hz

Berdasarkan gambar 3.34, pada channel A, sinyalnya sudah berupa sinyal PAM yang terdiri dari dua sinyal informasi yaitu channel A dan B pada gambar 3.33, terlihat dari bentuknya yang seperti sinyal diskrit yang mengikuti simpangan kedua sinyal informasi tersebut. Pada channel B sinyalnya masih berupa sinyal sample and hold yang berbentuk sinyal sinusoidal yang tidak teratur.3.6.3.4 Demultiplexed signals before filtration

Pada gambar 3.35 Demultiplexed signals before filtration ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 200 s/DIV, Amplitudo 1 volt, dan frekuensi 625 Hz.

Gambar 3.35 Demultiplexed signals before filtration

Keterangan gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 1.6 ms

A = 1 Voltf= 625Hz

Berdasarkan gambar 3.35, bentuk sinyal demultiplexed sebelum filtrasi memiliki bentuk seperti sinyal sinusoidal yang tidak beraturan. Pada channel A sinyal demultiplexed sebelum filtrasi memiliki frekuensi, amplitudo, dan phase yang sama dengan sinyal informasi channel A pada gambar 3.32. Pada channel B sinyal demultiplexed sebelum filtrasi memiliki frekuensi dan amplitudo yang sama dengan sinyal informasi channel B pada gambar 3.32, tetapi dengan phase yang berbeda.3.6.3.5 Output signals from channels 1 and 2

Pada gambar 3.36 Output signals from channels 1 and 2 ini sinyal input dan outputnya memiliki Time base yang sama yaitu 200 s/DIV, Amplitudo 1 volt, dan frekuensi 625 Hz.

Gambar 3.36 Output signals from channels 1 and 2Keterangan Gambar :

T = 200 s/DIV

duB= 6.00166 VdT = 1.6 ms

A = 1 Voltf= 625 HzBerdasarkan gambar 3.36, sinyal output pada channel A dan B memiliki bentuk yang sama dengan bentuk sinyal informasi (input) pada gambar 3.38 pada channel A dan B. tetapi sinyal pada channel B memiliki fase yang berbeda dengan sinyal informasinya.

Hal ini dikarenakan pada demodulasi sinyal- sinyal pembawa akan dipisahkan dari sinyal informasi, sehingga sinyal output-nya memiliki bentuk yang sama dengan sinyal informasi.

3.1 Simpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pada proses Pulse Amplitudo Modulation (PAM) gelombang carrier yang digunakan adalah gelombang kotak (digital) yang akan digunakan sebagai sinyal sampling.2. Gelombang output merupakan hasil sampling dari sinyal informasi.3. Sinyal PAM terbentuk dari kuantisasi level tegangan sinyal sample and hold ke integer terdekat. Pada proses PAM akan terbentuk sinyal pulsa yang mengikuti simpangan sinyal sinusoidal (informasi).

4. Pada sinyal demultiplexed dan held sinyalnya berupa sinyal sinusoidal dengan bentuk yang tidak teratur karena belum mengalami filtrasi. Pada sinyal output demulator setelah di filter, bentuk sinyalnya berupa sinyal sinusoidal seperti sinyal informasi, tetapi dengan fase yang berbeda.

5. Pada proses Time Division Multiplexing (TDM), masing-masing sinyal informasi yang berupa sinyal sinusoidal akan dimodulasikan menjadi sinyal PAM. Setelah itu melalui proses multiplexing sinyal-sinyal tersebut akan digabung menjadi satu dan akan ditransmisikan berdasarkan periode tertentu (TDM). Bentuk sinyal PAM setelah digabung melalui proses Time Division Multiplexing (TDM) adalah berupa sinyal pulsa yang mengikuti semua simpangan sinyal informasinya.

6. Pada Time Division Demultiplexing (TDD) sinyal PAM yang telah digabung dipisah kembali, setelah masing-masing sinyal PAM akan didemodulasi, lalu di filter sehingga terbentuk sinyal informasi masing-masing.PAGE