laporan 1 acc.doc

51
TKS 4057 – TUGAS PERANCANGAN PABRIK Semester Ganjil 2012 Pabrik Propylene dengan Proses Methanol to Propylene (MTP®) Lurgi’s Kapasitas 180.000 ton/tahun di KIT Kariangau, Balikpapan LAPORAN I PENDAHULUAN DAN DESKRIPSI PROSES Pembimbing : Sri Helianty, ST, MT Kelompok VII Agustin Wulandari R.G 0907121302 Ella Melyna 0907114082 Medonna Febrina Putri 0907136015 Pabrik Propylene dengan Proses MTP® 1 |

Upload: rio-drew-andika

Post on 25-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tugas Akhir

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan 1 Acc.doc

TKS 4057 – TUGAS PERANCANGAN PABRIK

Semester Ganjil 2012

Pabrik Propylene dengan Proses Methanol to Propylene (MTP®) Lurgi’s

Kapasitas 180.000 ton/tahun di KIT Kariangau, Balikpapan

LAPORAN I

PENDAHULUAN DAN DESKRIPSI PROSES

Pembimbing :

Sri Helianty, ST, MT

Kelompok VII

Agustin Wulandari R.G 0907121302

Ella Melyna 0907114082

Medonna Febrina Putri 0907136015

PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2012

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®1 |

Page 2: Laporan 1 Acc.doc

LEMBAR PENGESAHAN

Komentar dan Saran:

Pekanbaru, Oktober 2012Telah diperiksa dan disetujuiPembimbing,

Sri Helianty ST, MTNIP. 197426052000032003

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®2 |

Page 3: Laporan 1 Acc.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia Propylene telah dapat diproduksi oleh dua perusahaan yakni

Pertamina dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dengan total kapasitas

produksi seluruhnya mencapai 550.000 ton per tahun. Dengan tingkat konsumsi

Propylene pasar dalam negeri yang hampir mencapai 700 ribu ton, pabrik yang

ada tidak mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasar dalam negeri.

Akibatnya dalam lima tahun terakhir impor Propylene Indonesia cenderung

meningkat.

Tabel 1.1 Produsen Propylene di Indonesia

Nama Terpasang Kapasitas Terpasang (Ton/Tahun)

Pertamina UP III 230.000

PT Chandra Asri Petrochemical 320.000

Total Kapasitas 550.000

Sumber : Laporan Bisnis Indochemical (CIC) Edisi 478, September 2011

Menurut sumber Badan Pusat Statistik, pada tahun 2006 lalu impor

Propylene Indonesia baru tercatat 89.842 ton dengan nilai US$ 96.324 ribu.

Dalam tiga tahun berikutnya impor terus meningkat dan mencapai 269.171 ton

pada tahun 2009 dengan nilai US$ 223.747 ribu. Namun pada tahun 2010

impornya menurun menjadi 224.945 ton senilai US$ 252.390 ribu.

Dari tiga industri pemakai Propylene, industri Polypropylene merupakan

konsumen terbesarnya. Pada tahun 2010 lalu sektor industri ini menyerap hingga

81% dari total konsumsi Propylene nasional atau sebesar 500.354 ton. Kemudian

disusul industri 2 ethyl hexanol sebesar 48.656 ton (8%), industri acrylic acid

43.349 ton (7%) dan industri lainnya sebesar 24.040 ton (4%).

Dengan membandingkan antara proyeksi konsumsi Propylene dengan

kapasitas produksi pabrik yang ada, dalam masa lima tahun mendatang Indonesia

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®3 |

Page 4: Laporan 1 Acc.doc

masih akan terjadi kekurangan kapasitas produksi. Bila pada tahun ini kekurangan

kapasitas produksi Propylene ini diperkirakan mencapai 103.917 ton, maka pada

tahun 2013 kekurangannya meningkat menjadi 208.341 ton.

Pada tahun 2014 kekurangan kapasitas produksi ini menurun menjadi

57.123 ton, menyusul selesainya proyek perluasan PT Chandra Asri

Petrochemical. Namun pada tahun 2015 kekurangan kapasitas produksi

Propylene ini kembali meningkat menjadi 112.636 ton.

Adanya kekurangan kapasitas produksi ini mengindikasikan bahwa peluang

investasi baru masih memungkinkan. Namun karena investasinya cukup besar dan

dilain pihak kekurangan kapasitas produksinya tidak begitu besar, maka kepada

investor baru disarankan untuk hati-hati. Perlu dilakukan studi yang lebih

mendalam terlebih dahulu, khususnya yang menyangkut aspek pasar dan pasok

bahan baku.

1.2 Bahan Baku dan Produk

1.2.1 Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan Propylene ini adalah

Methanol dengan grade AA (kemurnian minimal 99,85%). Spesifikasi bahan baku

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®4 |

Page 5: Laporan 1 Acc.doc

Tabel 1.2 Spesifikasi Methanol Sebagai Bahan Baku

Certificate of Analysis - Methanol

Test Method Result

Acetone Content ASTM 01612-05 less than 0.0030 WI. %

Acidity as Acetic Acid ASTM 01613-06 less than 0.0030 Wt. %

Methanol Purity ~ IMPCA 001-92 99.9999 Wl. %

Ethanol Content • IMPCA 001-92 less than 0.0010 WI. %

Appearance • IMPCA003-98

Free of Opalescene.

Suspended Matter

and Sediment

Hydrocarbons ASTM 01722-04 Passes Test

Carborusable Substances ASTM E346-03 less than color Std 15

Odor ASTM 01296-07Characteristic. Non-

Residual

Color ASTM 01209-05 less than color Std 5

Water Content ASTM E1064-05ASTM E1064-05 less than 0.05 WI. %

Distillation Range @ 760 mm

Hg, IBPASTM 01078-05 64.4°C

Distillation Range @ 760 mm

Hg, DPASTM 01078-05 64.7°C

Non-Volatile Matter ASTM 01353-03 less than 0.0010 g/100 mL

Specific Gravity ASTM 04052-02 0.7926 @20°C/20°C

Permanganate Time @ 15° C ASTM 01363-06 Greater than 60 Minutes

Sulphur' ASTM 0396 1-98 less than 0.10 ppm

Iron ASTM E 394-00 less than 0.10 ppm

Chloride IMPCA002-98 less than 0.10 ppm

*Not Samm Acredited Test

Sumber : Petronas Methanol (Labuan) SDN BHD, 2010

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®5 |

Page 6: Laporan 1 Acc.doc

1.2.2 Katalis

Katalis yang digunakan dalam proses Lurgi’s Methanol to Propylene

(MTP®) ini adalah ZSM-5. Yield Propylene dengan katalis ZSM-5 berkisar antara

36-40%. Katalis akan dibeli langsung dari Tricat, pabrik katalis ZSM-5 yang

berada di Jerman.

Tabel 1.3 Spesifikasi Katalis ZSM-5

5-R 5-X 5-S HZX 5-300 5-500

Std.Small

CrystalHi Stability Hi Ratio Hi Ratio

SiO2/Al2O3 25-30 23-27 30-35 45-50 Ca. 300 Ca. 500

Na2O (wt%) < 0,1 < ,05 < ,05 < ,05 < 0,1 < 0,1

TSA, BET (m2/g) > 350 > 400 > 375 > 400 > 400 > 400

ZSA, BET (m2/g) > 320 > 340 > 330 > 330 > 350 > 350

Crystal Size 1000 nm 200 nm 800 nm 800 nm 2000 nm 3000 nm

Sumber : http://www.tricatgroup.com/pdf/TriCat_Flyer.pdf

Kondisi operasi katalis :

WHSV = 1,8 h-1

T = 460 °C

n (CH3OH): n (H2O) = 1: 3

Ptotal = 1 atm

Regenerasi Katalis :

Pembentukan kokas dan proses deaktivasi katalis High Silica ZSM-5

dengan ukuran partikel yang digunakan dalam reaksi Methanol untuk

memproduksi Propylene dianalisa oleh IR, TG dan N2-teknik adsorpsi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa katalis ZSM-5 memiliki stabilitas hidrotermal

yang baik. Coke larut dalam ZSM-5, terutama yang terdiri dari tiga substitusi

Benzena, yang terakumulasi tajam pada periode reaksi awal dan mencapai

maksimum pada waktu reaksi 48 jam, kemudian tidak mengalami perubahan

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®6 |

Page 7: Laporan 1 Acc.doc

selama reaksi terjadi. Deposisi karbon yang menyebabkan penon aktifan dari

katalis ZSM-5. Permukaan eksterior ZSM-5 tidak bisa mengakomodasi lebih

banyak karbon Coke, Coke yang baru terbentuk akan menutup pori ZSM-5 dan

kemudian menghasilkan deaktivasi katalis setelah waktu jangka panjang dari 770

h.

Produk

Produk utama yang diharapkan dari pabrik ini adalah Propylene. Produk

samping dari produksi Propylene dengan teknologi Lurgi’s Methanol to

Propylene (MTP®) adalah fuel gas, LPG, dan Gasoline. Adapun yield dari

produksi Propylene dengan teknologi Lurgi’s Methanol to Propylene (MTP®)

sebagai berikut :

Tabel 1.4 Spesifikasi Propylene

No Properties Unit Sales Spec. Test Methods

1 Propylene Vol % > 99.5 ASTM D-2163

2 Propane Vol % < 0.5 ASTM D-2163

3 Ethylene Vol ppm < 50 ASTM D-2712

4 Ethane Vol ppm < 100 ASTM D-2163

5Methyl Acetylene +

Propadiene Vol ppm < 3 ASTM D-2712

6 Acetylene Vol ppm < 1 ASTM D-2712

7 Carbon Monoxide Vol ppm < 0.2 ASTM D-2504

8 Carbon Dioxide Vol ppm < 2 ASTM D-2505

9 Total Sulphur as H2S Wt ppm < 1 GC-FPD

10 Oxygen Vol ppm < 2 O2 Analiyzer

11 Water Vol ppm < 5 Dew Point Meter

12

Total Oxygenated

Hydrocarbon in

Alcohol

Wt ppm < 10 ASTM D-4864

13 C4'S Vol ppm < 1 ASTM D-2163

14 Butadiene Vol ppm < 1 ASTM D-2163

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®7 |

Page 8: Laporan 1 Acc.doc

15 Arsine Wt ppm < 0.15 Spectrophotometry

Sumber : Chandra Asri, 2010

Tabel 1.5 Yield Produk dari Produksi Propylene dengan Teknologi Lurgi’s

Methanol to Propylene (MTP®)

Produk Yield (%)

Propylene 31,13

Fuel gas, LPG 4,14

Gasoline 8,58

Water 56,15

Sumber : http://www.ripi.ir/congress12/gas%20to%20chemicals.pdf

1.3 Termodinamika Reaksi

3CH3OH(g) à C3H6(g) + 3H2O(l) ∆HR25oC = -24,28 kcal/gmol

1.4 Analisa Pasar

Dalam beberapa tahun terakhir ini perkembangan industri hilir Propylene

didalam negeri mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Kondisi ini tercermin

dari utilitas produksinya yang cenderung meningkat. Hal ini tentunya mendorong

permintaan Propylene sebagai bahan baku hulunya mengalami peningkatan.

Dan sebagai dampaknya, kapasitas pabrik yang ada tidak mampu lagi

memenuhi seluruh permintaan Propylene dipasar dalam negeri. Akibatnya

ketergantungan Indonesia terhadap Propylene impor masih terus berlanjut hingga

sekarang. Bahkan dalam lima tahun terakhir, impornya cenderung meningkat

dengan laju yang cukup signifikan.

Kendati mengalami fluktuasi, produksi Propylene Indonesia dalam tahun

2006 hingga 2010 secara keseluruhan meningkat dengan laju sebesar 4,9% per

tahun. Setelah meningkat dari 404.790 ton menjadi 476.575 ton pada tahun 2007,

produksi Propylene Indonesia dalam dua tahun berikutnya terus menurun dan

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®8 |

Page 9: Laporan 1 Acc.doc

menjadi hanya 408.920 ton pada tahun 2009. Pada tahun 2010 produksi kembali

meningkat menjadi 475.887 ton.

Tabel 1.6 Produksi Propylene di Indonesia, 2006-2010

Tahun Produksi (Ton) Kenaikan (%)

2006 404.790 -

2007 476.575 17,7

2008 418.090 -12,3

2009 408.920 -2,2

2010 475.887 16,4

Rerata (%/tahun) 4,9

Sumber : Laporan Bisnis Indochemical (CIC) Edisi 478, September 2011

Dengan kapasitas produksi yang masih rendah dibandingkan dengan tingkat

konsumsinya, menjadikan ketergantungan Indonesia terhadap Propylene impor

hingga saat ini masih terus berlangsung. Bahakan dalam tahun 2006 hingga 2010

volum impornya secara keseluruhan meningkat cukup signifikan yakni mencapai

32,1%, sedangkan nilai impornya rata-rata meningkat sebesar 39,1% setiap

tahunnya.

Tabel 1.7 Perkembangan Impor Propylene Indonesia, 2006-2011

Tahun Volume (ton)Kenaikan

(%)

Nilai

(US$’000)

Kenaikan

(%)

2006 89.842 - 96.234 -

2007 171.843 91,3 201.297 109,2

2008 252.475 46,9 338.836 68,3

2009 269.171 6,6 223.747 -34

2010 224.945 -16,4 252.390 12,8

Rerata (%/tahun) 32,1 39,1

2011*) 30.944 - 38.481 -

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®9 |

Page 10: Laporan 1 Acc.doc

*) Januari-Februari

Sumber : Laporan Bisnis Indochemical (CIC) Edisi 478, September 2011

Kendati di Indonesia Propylene telah dapat diproduksi oleh dua perusahaan,

ekspor bahan kimia ini hingga saat ini belum berkembang. Hampir seluruh

produksi Propylene lokal hingga saat ini masih terkonsentrasi untuk memenuhi

kebutuhan pasar dalam negeri, menyusul masih terjadinya kekurangan pasokan

Propylene dipasar lokal.

Tabel 1.8 Perkembangan Ekspor Propylene Indonesia, 2006-2011

TahunVolume

(ton)

Nilai

(US$’000)

2006 1 1

2007 - -

2008 70.532 4,932

2009 - -

2010 84.434 68,467

2011*) 7 109

*) Januari-Februari

Sumber : Laporan Bisnis Indochemical (CIC) Edisi 478, September

2011

Dari uraian produksi, impor dan ekspor tersebut diatas dapat diketahui

bahwa Supply Propylene di Indonesia selama tahun 2006 hingga 2010 secara

keseluruhan cenderung meningkat dengan laju 6,9% per tahun. Pada tahun 2007

Supply Propylene di Indonesia telah mencapai 648.418 ton, atau meningkat 31,1%

dibandingkan Supply tahun sebelumnya yang sebesar 494.631 ton.

Tabel 1.9 Perkembangan Supply Propylene Indonesia, 2006-2010

Tahun Produksi Impor Ekspor SupplyKenaikan

(%)

2006 404.790 89.842 1 494.631 -

2007 476.575 171.843 - 648.418 31.1

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®10 |

Page 11: Laporan 1 Acc.doc

2008 418.090 252.475 70.532 600.033 -7.5

2009 408.920 269.171 - 678.091 13

2010 475.887 224.945 84.434 616.398 -9.1

Pertumbuhan rata-rata (%/tahun) 6,9

2011 233.936,835 41.148,581

Sumber : Laporan Bisnis Indochemical (CIC) Edisi 478, September 2011

Bila diasumsikan bahwa dalam masa lima tahun mendatang hanya PT

Chandra Asri Petrochemical Tbk saja yang melakukan ekspansi pabrik dan

proyeknya dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka dengan membandingkan

antara kapasitas pabrik yang ada dan proyeksi konsumsinya dimasa lima tahun

mendatang Indonesia masih akan terjadi kekurangan kapasitas produksi.

Adanya kekurangan kapasitas produksi ini mengindikasikan bahwa peluang

investasi baru masih memungkinkan. Namun karena investasinya cukup besar dan

dilain pihak kekurangan kapasitas produksinya tidak begitu besar, maka kepada

investor baru disarankan untuk hati-hati. Perlu dilakukan studi yang lebih

mendalam terlebih dahulu, khususnya yang menyangkut aspek pasar dan pasok

bahan baku.

Tabel 1.10 Peluang Pasar Propylene Dipasar Domestik, 2011 - 2015

Tahun

Kapasitas

Pabrik Yang

Ada

Proyeksi

Konsumsi

Peluang

Pasar (Ton)

2011 550.000 653.917 - 103.917

2012 550.000 693.951 - 143.951

2013 550.000 758.341 - 208.341

2014 753.000 810.123 - 57.123

2015 753.000 856.636 - 112.636

Sumber : Laporan Bisnis Indochemical (CIC) Edisi 478, September 2011

1.5 Lokasi Pendirian Pabrik

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®11 |

Page 12: Laporan 1 Acc.doc

Lokasi suatu pabrik kimia memberikan kontribusi yang besar bagi

kesuksesan bisnis berbasis kimia. Dibutuhkan pertimbangan lebih terhadap faktor-

faktor tertentu dalam memilih lokasi suatu pabrik. Sebuah pabrik idealnya

memiliki lokasi yang memberikan biaya produksi dan distribusi minimum.

Selain itu kemungkinan adanya ekspansi pabrik serta lingkungan yang

kondusif juga harus dipertimbangkan agar operasi pabrik dapat berjalan lancar.

Akan tetapi, faktor-faktor seperti tempat tinggal pekerja dan komunitas sekitarnya

juga merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Lokasi suatu pabrik kimia

memberikan kontribusi yang besar bagi kesuksesan bisnis berbasis kimia.

Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu faktor utama yang

menentukan keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu pabrik. Untuk itu

sebelum pabrik berdiri perlu dilakukan studi kelayakan untuk mempertimbangkan

faktor-faktor penunjang yang mendukung kelangsungan pabrik tersebut. Adapun

faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:

a. Penyediaan bahan baku

b. Pasar

c. Sumber Energi

d. Kondisi iklim

e. Transportasi

f. Ketersediaan sumber air

Lokasi pendirian pabrik Propylene yang kami pilih adalah Kawasan Industri

Kariangau (KIK) yang terletak di kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Balikpapan terletak diantara 113° 44’ BT - 119°100’ BT dan 04°25’ LU - 02°25’

LS. Wilayah pengembangan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Kariangau meliputi

lahan seluas 5.000 ha yang terdiri dari Kawasan Industri Kariangau (yang

terdelineasi) dan wilayah pengembangannya. KIT Kariangau terletak pada lahan

seluas 1.548,24 ha.

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®12 |

Page 13: Laporan 1 Acc.doc

Gambar 1.1 Lokasi Pabrik Propylene di Daerah Kawasan Indutri Terpadu

Kariangau – Balikpapan

Pemilihan lokasi pabrik di Kawasan Industri Kariangau disebabkan karena:

1.5.1 Lokasi Sumber Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah Methanol. Jarak antara tempat produksi

dan lokasi pengambilan bahan baku dapat mempengaruhi kemampuan bersaing

dari produk-produk yang dibuat. Kebutuhan bahan baku Methanol diperoleh dari

PT Kaltim Methanol Industri yang berada di Bontang, Kalimantan Timur, serta

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®13 |

Page 14: Laporan 1 Acc.doc

impor dari Petronas Methanol (Labuan) SDN BHD di Malaysia, maka Kawasan

Industri Kariangau masih menjadi alternatif pertama jalur transportasi termudah.

Gambar 1.2 Lokasi Sumber Bahan Baku (Methanol) di Kota Bontang dan

Labuan, Malaysia

Tabel 1.11 Kapasitas Produksi Bahan Baku oleh Produsen Methanol

Nama Perusahaan Kapasitas Produksi/Tahun (Ton)

PT Kaltim Methanol Industri*) 660.000

Petronas Methanol (Labuan) SDN

BHD**)

1.700.000

Sumber : *http://kaltimMethanol.com, **http://www.petronas.com,

1.5.2 Letak Pasar

Lokasi pasar atau pusat distribusi mempengaruhi biaya distribusi produk

dan waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman. Kedekatan dengan pasar

merupakan salah satu pertimbangan yang penting karena bagi konsumen lebih

menguntungkan untuk membeli produk dari sumber yang dekat.

Tujuan pasar dari pabrik Propylene ini adalah memenuhi kebutuhan

Propylene dalam negeri dan ekspor ke luar negara seperti :

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®14 |

Page 15: Laporan 1 Acc.doc

a. Brunei Darussalam yaitu perusahaan Polypropylene (PP) Electroplating

Barrels

b. Singapura yaitu perusahaan Singapore Polyolefins Plant (SPO), Springwell

International Enterprise, Delta Exports PTE LTD, Euro Pacific Commodities

PTE LTD

c. Malaysia yaitu perusahaan PT Taindo Citratama di Kawasan Industri Sekupang

Untuk wilayah dalam negeri Propylene akan didistribusikan ke pabrik yang

menggunakan Propylene sebagai bahan baku. Pabrik-pabrik user tersebut seperti

pabrik Polypropylene, 2-Ethyl Hexanol, dan Acrylic Acid. Didalam negeri, pabrik

Propylene ini akan mendistribusikan Propylene ke Trias Sentosa Tbk (Jawa

Timur), PT Indeco Jaya (Jawa Timur), PT AV Plastik Indutrsi Batam di Kara

Industrial Park, PT Bulepakindo di Batamindo Industrial Park, dan PT Sanipak

Indonesia di Batamindo Industrial Park

1.5.3 Sumber Energi

Kebutuhan tenaga dan Steam sangatlah tinggi pada sebagian besar pabrik

kimia, dan biasanya dibutuhkan ketersediaan bahan bakar untuk memenuhi

kebutuhan ini. Karena pendirian pabrik Propylene di dalam Kawasan Industri

Kariangau, maka sumber energi yang ada telah mencukupi untuk pendirian pabrik

ini.

Kebutuhan utilitas dapat dipenuhi oleh perusahaan penyedia jasa

pemenuhan kebutuhan utilitas. Kebutuhan listrik pabrik didukung dengan adanya

power plant sendiri yang dimiliki oleh pabrik yang terdiri dari turbin listrik tenaga

gas berdaya 33 MW serta turbin listrik tenaga uap berdaya 20 MW, fasilitas boiler

untuk pengolahan air, unit pengolahan air limbah, sistem pendinginan air dan

tangki pertanian untuk penyimpanan bahan baku dan produk. Selain itu daerah

KIT Kariangau juga telah dilengkapi PLTU yang telah dibangun pemerintah yang

terdiri dari :

a. PLTU Kariangau dibangun PLN 2x110 MW lahan dari Pemerintah Propinsi

Kalimantan Timur seluas 45 Ha dengan investasi Rp.2,3 Trilyun,

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®15 |

Page 16: Laporan 1 Acc.doc

b. PLTU Kariangau (sewa) 2x(120-150) MW tambahan lahan dari Pemerintah

Propinsi Kalimantan Timur seluas 15 Ha dengan investasi Rp. 2,5 Trilyun,

c. PLTU oleh PT. Kariangau Power 2x25 MW dengan investasi Rp.600 Milyar

Selain itu, limbah utama yang dihasilkan dari produksi Propylene ini adalah

air dengan yield air 56,15%. Air sebelum dikeluarkan dari unit proses diolah

terlebih dahulu sehingga ketika dikeluarkan air ini sudah bersih dan bisa

digunakan untuk irigasi bahkan air minum. Dengan banyaknya air yang dihasilkan

dari proses ini maka memungkinkan untuk menggunakan air ini sebagai bahan

bakar PLTA.

1.5.4 Kondisi Iklim

Kecepatan angin di Propinsi Kalimantan Timur rata-rata 3 knot/jam per

tahun, sedangkan pada bulan September sampai Maret dengan kecepatan rata-rata

13 knot/jam per bulan. Curah hujan pada umumnya berkisar antara 1.500-4.500

mm/tahun, sedangkan di daerah sepanjang pantai timur dan selatan rata-rata

1.500-2.000 mm/tahun. Curah hujan semakin tinggi ke arah barat (daerah

pedalaman) yang berkisar antara 4.000–4.500 mm/tahun. Kawasan KIT

Kariangau Balikpapan berada dalam daerah yang beriklim tropis, sehingga cuaca

dan iklim relatif stabil. Begitu pula keadaan tanah yang relatif stabil.

1.5.5 Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang baik dapat menunjang keberhasilan suatu pabrik

kimia. Sarana transportasi yang dimaksud adalah jalan yang nyaman untuk

pekerja, transportasi bahan-bahan dan peralatan yang efisien, serta pengiriman

secara cepat dan ekonomis.

Akses menuju Kota Balikpapan dapat ditempuh melalui jalur darat dan laut.

Transportasi darat direncanakan melalui jaringan jalan darat KM. 13, yang akan

menghubungkan wilayah ini dengan jaringan jalan propinsi (Balikpapan-

Samarinda) yang diharapkan dapat mendistribusikan produk untuk dalam negeri.

Pembangunan jalan akses dari TPK Kariangau menuju Km.13 – Balikpapan

sepanjang 13,5 Km dengan dana bersumber APBD Propinsi Rp.104,59 Milyar.

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®16 |

Page 17: Laporan 1 Acc.doc

Daerah KTI Kariangau terletak pada laut–laut yang menghubungkan antar

negara seperti laut cina selatan, laut jawa serta beberapa selat yang dapat

menghubungkan dengan pulau-pulau lain yang ada di Indonesia. Selain itu

pelabuhan untuk keperluan tranportasi impor serta jalan raya yang memadai

sehingga memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk. Transportasi laut

pada dareah KIT Kariangau terdiri dari 2 pintu, yaitu:

a. Ke arah barat : melalui Pelabuhan Teluk Waru

a. Ke arah utara : melalui Pelabuhan Teluk Balikpapan

1.5.6 Ketersediaan Sumber Air

Daerah KIT Kariangau juga mendapat Supply air yang cukup banyak dari

sungai Wein yang terletak sebelah utara dareah KIT Kariangau. Untuk menunjang

Supply air baku di Kawasan Industri Kariangau akan dibangun waduk di Sungai

Wein dengan kapasitas 4,5 Juta liter/detik dengan Output 262 liter/detik.

1.6 Kapasitas Produksi

Bila diasumsikan bahwa dalam masa lima tahun mendatang hanya PT

Chandra Asri Petrochemical Tbk saja yang melakukan ekspansi pabrik dan

proyeknya dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka dengan membandingkan

antara kapasitas pabrik yang ada dan proyeksi konsumsinya dimasa lima tahun

mendatang Indonesia masih akan terjadi kekurangan kapasitas produksi.

Adanya kekurangan kapasitas produksi ini mengindikasikan bahwa peluang

investasi baru masih memungkinkan. Namun karena investasinya cukup besar dan

dilain pihak kekurangan kapasitas produksinya tidak begitu besar, maka kepada

investor baru disarankan untuk hati-hati. Perlu dilakukan studi yang lebih

mendalam terlebih dahulu, khususnya yang menyangkut aspek pasar dan pasok

bahan baku.

Tabel 1.12 Peluang Pasar Propylene Dipasar Domestik, 2011 - 2015

Tahun

Kapasitas

Pabrik Yang

Ada

Proyeksi

Konsumsi

Peluang

Pasar (Ton)

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®17 |

Page 18: Laporan 1 Acc.doc

2011 550.000 653.917 - 103.917

2012 550.000 693.951 - 143.951

2013 550.000 758.341 - 208.341

2014 753.000 810.123 - 57.123

Tahun

Kapasitas

Pabrik Yang

Ada

Proyeksi

Konsumsi

Peluang

Pasar (Ton)

2015 753.000 856.636 - 112.636

Sumber : Laporan Bisnis Indochemical (CIC) Edisi 478, September 2011

Dari tabel di atas dapat dilihat peluang pasar Propylene untuk tahun 2015

adalah sebesar 112.636 ton. Dengan pertimbangan sesuai dengan tabel di atas,

maka pabrik Propylene yang akan didirikan berkapasitas 180.000 ton/tahun.

Pabrik ini akan memenuhi 21% kebutuhan pasar dalam negeri.

1.7 Gross Profit Margin (GPM)

Kelayakan pendirian pabrik Propylene diuji secara kasar melalui Gross

Profit Margin (GPM). Gross Profit Margin (GPM) merupakan perkiraan secara

global mengenai keuntungan yang diperoleh dari penjualan produk utama dan

produk samping dikurangi dengan biaya bahan baku, tanpa melihat biaya

Reaksi keseluruhan pembentukan Propylene dari Methanol adalah:

3CH3OH C3H6 + 3H2O

Perhitungan Gross Profit Margin (GPM) berdasarkan reaksi diatas menghasilkan

GPM sebesar Rp 6.097,46/Kg Propylene (contoh perhitungan dapat dilihat di

Lampiran D).

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®18 |

Page 19: Laporan 1 Acc.doc

BAB II

DESKRIPSI PROSES

2.1 Teknologi Proses

Dalam produksi Propylene terdapat beberapa teknologi proses yang bisa

digunakan. Diantaranya adalah Teknologi Lurgi’s Methanol to Propylene

(MTP®), Teknologi Konversi Oleofin (OTC) menggunakan Reaksi Metathesis,

Dehidrogenasi Catofin® (Dehidrogenasi Propana). Ketiga Teknologi proses

tersebut memiliki perbedaan, salah satunya adalah bahan baku yang digunakan.

Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing teknologi proses produksi

Propylene.

2.1.1 Teknologi Lurgi’s Methanol to Propylene (MTP®)

Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah Methanol. Umpan

Methanol dikirim ke DME pra reaktor adiabatik dimana Methanol diubah menjadi

DME dan air. Aktivitas yang tinggi, selektifitas katalis yang tinggi digunakan

untuk mencapai kesetimbangan termodinamika. Aliran Methanol/air/DME

diarahkan ke reaktor MTP 1 dengan penambahan Steam. Methanol/DME

dikonversi lebih dari 99% dengan Propylene sebagai produk utama Hidrokarbon.

Proses reaksi tambahan terjadi dalam reaktor MTP 2 dan MTP 3. Kondisi proses

di tiga reaktor MTP dipilih untuk menjamin kondisi reaksi yang sama dan

menghasilkan yield Propylene yang maksimum. Campuran produk kemudian

didinginkan dan produk berupa gas, cairan organik dan air dipisahkan.

Produk berupa gas dikompresi dan air, CO2, dan DME dikeluarkan dengan

teknologi standar mereka. Gas dibersihkan kemudian diproses lebih lanjut

menghasilkan Propylene dengan kemurnian yang lebih dari 97%. Aliran yang Pabrik Propylene dengan Proses MTP®

19 |

Page 20: Laporan 1 Acc.doc

mengandung beberapa olefin lainnya dikirim kembali ke Loop Synthesis utama

sebagai sumber Propylene tambahan (Recycle).

Reaksi :

3CH3OH à C3H6 + 3H2O

Gambar 2.1 Blok Diagram Teknologi Lurgi’s Methanol to Propylene (MTP®)

2.1.2 Teknologi Konversi Oleofin (OTC) menggunakan Reaksi Metathesis

Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah etilen. Umpan berupa

etilen dimasukkan dari aliran bagian atas. Kemudian butena juga dimasukkan

sebagai umpan dari aliran bahan bagian bawah. Setelah kedua umpan dialirkan,

kemudian etilen dan butena dimasukkan kedalam pemanas, hal ini dimaksudkan

sebagai tahap pemanasan awal sebelum bahan baku dimasukkan kedalam reaktor

fixed-bed metathesis. Etilen dan butena yang dimasukkan kedalam reaktor

dikontrol komposisi dari masing-masing umpan. Untuk 0,74 ton butena kemudian

ditambahkan 0,31 ton etilen akan menghasilkan 1 ton Propylene. Kondisi operasi

diselenggarakan dalam reaktor sangat bervariasi, tetapi umumnya dilaksanakan

pada suhu sekitar 148,889-426,667oC dan tekanan sekitar 200-600 psig. Didalam

reaktor tingkat konversi yang diinginkan dari produk juga diatur sehingga by-

product berupa fuel gas memiliki konversi maksimal 35%, sehingga diharapkan

selektivitas dari produk berupa Propylene dapat mencapai 60-75%. Kemudian

produk keluaran reaktor berupa Propylene didinginkan dan diseparasi untuk

dipisahkan antara Propylene dan etilen. Dari dasar kolom penampungan

Propylene juga dilakukan pemisahan sengan komponen Butena. Butena yang

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®20 |

DME Reaction

MTP Reaction

Quench & Compression

Fractionation C3H6

LPG

Gasoline

Water

Fuel Gas

Methanol

Page 21: Laporan 1 Acc.doc

telah terpisahan dengan Propylene kemudian di Recycle kembali dan dapat

digunakan sebagai umpan.

Reaksi :

1 mol butena + 1 mol Etilenà2 mol Propylene

C4H8 + CH=CH à 2C3H6

Gambar 2.2 Blok Diagram Teknologi Konversi Oleofin (OTC) menggunakan

Reaksi Metathesis

2.1.3 Dehidrogenasi Catofin® (Dehidrogenasi Propana)

Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah propana.

Dehidrogenasi propana adalah proses yang sangat endotermik. Suhu yang tinggi

dan tekanan yang relatif rendah digunakan untuk mendapatkan konversi propana

yang wajar. Reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan terbatas. Jumlah olefin

keluaran reaktor ini bergantung pada kondisi outlet reaktor. Reaksi perengkahan

termal membatasi suhu maksimum dan tekanan, sehingga menjadi variabel

dominan.

Reaksi samping yang terjadi secara bersamaan dengan reaksi utama

menyebabkan pembentukan beberapa Hidrokarbon ringan dan berat yang

mengakibatkan pengendapan sejumlah kecil coke pada katalis. Dua sistem

berbeda katalis, yaitu kromium dan platinum digunakan dalam kisaran suhu 500-

650oC. Karena penonaktifan cepat oleh pembentukan coke, konsep-konsep yang

berbeda telah digunakan untuk mengaktifkan regenerasi katalis.

Reaksi :

C3H8 à C3H6 + H2

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®21 |

Page 22: Laporan 1 Acc.doc

Gambar 2.3 Blok Diagram Dehidrogenasi Catofin® (Dehidrogenasi Propana)

Tabel 2.1 Kriteria Perbedaan antara Ketiga Teknologi Proses Produksi Propylene

No Kriteria MTP OTC (Metathesis)Dehidrogenasi

Propana

1 Bahan Baku Methanol Etilen, Butena Propana

2 Produk Samping LPG, Gasoline Fuel Gas Fuel Gas

3 Reaktor MTP Fixed-bed Fixed-bed

4 Katalis Zeolit ZSM-5 MgO Kromium, Platinum

5 Suhu Operasi 350-600oC 148,889-426,667oC 500-650oC

2.2 Uraian Singkat Proses yang Dipilih

Teknologi proses produksi Propylene yang dipilih adalah Teknologi Lurgi’s

Methanol to Propylene (MTP®).

Alasan pemilihan proses ini adalah:

Yield Propylene tinggi (~65% mol, atom C)

Proses Sederhana (biaya produksi Propylene rendah)

Sistem fixed bed adiabatic reaktor yang simple

Bagian pemurnian yang terkenal sederhana

Kondisi operasi sedang

Produk samping yang berharga (LPG, Gasoline)

Umpan Methanol dikirim ke DME pra reaktor adiabatik dimana Methanol

diubah menjadi DME dan air. Aktivitas yang tinggi, selektifitas katalis yang

tinggi digunakan untuk mencapai kesetimbangan termodinamika. Aliran

Methanol/air/DME diarahkan ke reaktor MTP 1 dengan penambahan Steam.

Methanol/DME dikonversi lebih dari 99% dengan Propylene sebagai produk

utama Hidrokarbon. Proses reaksi tambahan terjadi dalam reaktor MTP 2 dan

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®22 |

Page 23: Laporan 1 Acc.doc

MTP 3. Kondisi proses di tiga reaktor MTP dipilih untuk menjamin kondisi reaksi

yang sama dan menghasilkan Yield Propylene yang maksimum. Campuran produk

kemudian didinginkan dan produk berupa gas, cairan organik dan air dipisahkan.

Produk berupa gas dikompresi dan air, CO2, dan DME dikeluarkan dengan

teknologi standar mereka. Gas dibersihkan kemudian diproses lebih lanjut

menghasilkan Propylene dengan kemurnian yang lebih dari 97%. Aliran yang

mengandung beberapa olefin lainnya dikirim kembali ke Loop Synthesis utama

sebagai sumber Propylene tambahan (Recycle).

Gambar 2.4 Process Simplified Flow Diagram

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®23 |

Page 24: Laporan 1 Acc.doc

Gambar 2.5 Flowsheet Proses Methanol to Propylene (MTP) Proses Pertama

Uap cair Methanol akan direaksikan pada suhu 200 sampai 350oC dapat

dilihat pada garis (1) dan melewati unggun pada reaktor pertama. Pada katalis

pertama terdiri dari granular Al2O3, terjadi konversi eksotermal pada garis (3) dan

campuran yang diperoleh biasanya terdiri dari sekurangnya 50% dari volum DME

pada Methanol dan uap air. Temperatur pada garis (3) yaitu berkisar 350-450oC.

Uap campuran terbagi menjadi garis 3a, 3b dan 3c. Sebagian uap air pada garis 3b

bisa juga disebut aliran parsial pertama dan pada garis 3a disebut juga aliran

parsial kedua.

Secara bersamaan zat sisa dari garis (4) dan (5) dimana didinginkan pada

kondisi tersebut, campuran dari (3b) dimasukkan kedalam Shaft reaktor pertama

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®24 |

Page 25: Laporan 1 Acc.doc

(6) dimana terdiri dari sebuah unggun dari katalis selektif Zeolit. Uap air disuplai

dari garis 7. Untuk memastikan temperatur campuran yang masuk ke unggun

katalis pada reaktor (6) berkisar antara 350-500oC yang lebih baik pada 380-

480oC. Katalis pada reaktor (6), konversi eksotermal terjadi, pada garis (9)

campuran produk tengah diperoleh pada temperatur berkisar antara 400-600oC.

Jika perlu campuran akan melewati pendingin secara tidak langsung (10), yang

tidak harus dilakukan pada semua kasus dan menggambarkan adanya kesalahan.

Untuk campuran pada garis (9) aliran parsial (3a) ditambahkan, yang biasa

disebut aliran parsial kedua. Reaksi lanjutan dilakukan pada Shaft reaktor kedua

(12), yang terdiri dari unggun dari katalis selektif Zeolit. Kondisi proses pada

reaktor (12) sama dengan reaktor (6), dan juga sama juga untuk Shaft reaktor

ketiga (18). Dari reaktor (12) campuran produk tengah diperoleh dari garis (13),

dimana campuran produk tengah pada aliran parsial ketiga (3c) ditambahkan. Jika

memungkinkan, campuran pada garis (13) bisa melewati pendingin secara tidak

langsung.

Campuran pada garis (13) melewati Shaft reaktor ketiga (18), yang

berhubungan dengan Shaft reaktor sebelumnya yang terhubung secara seri, dan

teridiri dari katalis Zeolit. Produk campuran pada garis (15) biasanya terdiri dari

Propylene dalam keadaan kering yaitu 40-60% volum dan terdiri dari bahan

tambahan yang biasa disebut zat sisa.

Campuran pada garis (15) terjadi pendinginan (16), dan diperoleh kondensat

yang kaya air, dimana kondensat melalui garis (17). Gas dan uap melewati garis

(20) dan campuran Liquid melewati garis (21). Gas dan uap air juga terdiri dari

Propylene yang diiginkan ditampung pada kolom pertama (22), gas yang

terpisahkan akan dikembalikan ke garis (4). Produk bawah pada kolom (22)

melewati garis (23) masuk ke kolom kedua (24), dari atas terdiri dari fraksi yang

kaya akan Propylene kurang lebih 80% volum pada garis (25). Produk bawah

(kebanyakan C4+ Hidrokarbon) meninggalkan kolom (24) melalui garis (26) dan

dikembalikan lagi ke garis (5). Zat sisa pada garis (4) dan (5) juga sebagian

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®25 |

Page 26: Laporan 1 Acc.doc

ditambahkan pada campuran garis (3a) dan atau garis (3c). Kelebihan akan

dibuang melalui garis (4a) dan (5a).

Campuran Liquid pada garis (21) masuk ke kolom ketiga (28), dimana

fraksi light C5+ dipisahkan dan disirkulasi melewati garis (29) dan melewati garis

(5). Fraksi berat, biasanya Petroleum Hidrokarbon melewati garis (30) dan keluar

dari proses.

Gambar 2.6 Flowsheet Proses Methanol to Propylene (MTP) Proses Kedua

Pada gambar 2, memanfaatkan panas yang dihasilkan dari campuran produk

yang dihasilkan dari shaft reaktor terakhir (18)melalui garis (15) dan selalu

memiliki temperatur yaitu mulai dari 400-600oC. Secara keseluruhan, campuran

produk melepaskan panas ke Heat Exchanger (16) kemudian ke preheater (35),

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®26 |

Page 27: Laporan 1 Acc.doc

untuk Liquid dan atau uap Methanol dihasilkan dari garis (36). Dari pemanasan

awal (35), uap Methanol dengan temperatur 200-350oC, pada garis (1) dan

melewati unggun dari catalis pertama (2). Dengan temperatur 100-250oC,

campuran produk juga mengandung uap air yang melewati garis (37) menuju ke

Compressor (38) dan pada keluaran pada garIs (39) yaitu mempunyai tekanan 3-

15 bar dan untuk alasan ekonomi biasanya lebih dari 10 bar dan rentang

temperatur 130-250oC. Uap air dari campuran pada garis (39) belum selesai

terkondensasi dan belum lebih dari 30% berat dan lebih baik tidak lebih dari 10%

berat H2O yang telah terliquifikasi.

Pada Heat Exchanger (40) campuran produk pada garis (39) selanjutnya

didinginkan pada fasa air pada keadaan dingin yang sedang dimana air disuplai

dari garis (41).Fasa air seluruhnya dievaporasi dan uap air diproduksi dari garis

(7) dan tekanan antara 0,1-10 bar. Pada garis (7) terbuka ke garis (3b) untuk

kemurnian yang lebih baik belum dijelaskan secara keseluruhan.

Campuran produk yang datang dari Heat Exchanger dari garis (40) melalui

garis (42) sebagian terkondensat, sekurang-kurangnya 80% dari berat H2O yang

terdiri dari Liquid. Temperatur pada garis (42) yaitu 20-150oC dan biasanya 30-

120oC dibawah garis (39), dan tekanan juga mengalami penurunan dari 0,1-10 bar,

untuk pemisahan, campuran produk pada garis (42) dilanjutkan ke sebuah

Separator (44), dari fasa air pada garis (45) dan campuran Liquid terdiri dari

Petroleum Hidrokarbon pada garis (21). Gas dan uap selalu terdiri dari Propylene

yang keluar dari garis (20). Fasa air pada garis (40) akan disirkulasi dengan Heat

Exchanger pada (40) melewati garis (41). Pada kasus ini dibebankan pasa Stripper

(46), jadi Stripping gas (contoh Nitrogen) dari garis (47) Hidrokarbon dengan titik

didih rendah (contoh C2 Hidrokarbon) akan dibuang dari garis (48). Fasa air yang

telah di Stripping dialirkan kembali ke Heat Exchanger (40) melalui garis (41), air

segar disuplai dari garis (49).

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®27 |

Page 28: Laporan 1 Acc.doc

LAMPIRAN A

SIFAT FISIKA DAN KIMIA BAHAN BAKU DAN PRODUK

A.1 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku

a. Sifat Fisika Methanol

Titik beku : -97,8°C

Titik didih (pada 760 mmHg) : 64,7°C

Densitas (pada 760 mmHg) : 0,782 g/ml

Indeks bias, pada 40°C : 1,3287

Viskositas, pada 30°C : 0,5142 cP

Temperatur kritis : 239,43°C

Tekanan kritis : 78,5 atm

Panas spesifik, liquid (pada suhu 25°C) : 2,533 J/(gK)

Panas spesifik uap (pada suhu 25°C) : 1,370 J/(gK)

Panas penguapan (pada suhu 64,7°C) : 1129 J/g

Flash point, °C : 11

Kelarutan dalam air : Miscible

Konduktivitas Termal pada 25oC : 0,202 W/(mK)

(Othmer, 1998)

b. Sifat Kimia Methanol

1. Pembuatan eter

Dimetil eter terbentuk dengan dehidrasi Methanol dengan katalis alumina pada

suhu 300oC.

2CH3OH + RCOOH --------> CH3OCH3 + H2O

2. Reaksi dengan asam klorida

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®28 |

Page 29: Laporan 1 Acc.doc

Methanol dapat bereaksi dengan asam klorida melalui reaksi hidroklorinasi

secara substitusi :

CH3OH + HCl --------> CH3Cl + H2O

3. Dekomposisi

Methanol dapat terdekomposisi menjadi CO dan H2

CH3OH --------> CO + H2

4. Dehidrogenasi dan oksidasi parsial

Reaksi secara komersial dari Methanol adalah dehidrogenasi dan oksidasi

menjadi formaldehid. Reaksi bisa dijalankan menggunakan katalis dengan

adanya udara :

CH3OH --------> HCHO + H2

2CH3OH + O2 --------> HCCHO + 3H2O

(Othmer, 1998)

A.2 Sifat Fisika dan Kimia Produk

a. Sifat Fisika Propylene

Fasa : cair jenuh

Berat molekul : 42,081 kg/kmol

Titik beku : -185oC

Titik didih pada 748 mmHg : - 48oC

Suhu Kritis : 91,4oC

Tekanan Kritis : 45,6 atm

Densitas cair pada 223 K : 0,612 g/cc

Entalpi pembentukan standar : 20,42 kj/mol

Indeks bias : 1,3567

Panas Penguapan : 18,41 kj/mol

(Othmer, 1998)

b. Sifat Kimia Propylene

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®29 |

Page 30: Laporan 1 Acc.doc

1. Propylene merupakan senyawa olefin yang berisomer dengan siklo propan

(C3H6), analog dengan etilen (CnH2n), homolog dengan propana, metil asetilen,

butadiene.

2. Pada kondisi atmosfer, Propylene berbentuk gas yang lebih berat dari udara

dan mempunyai aroma kemanis-manisan.

3. Propylene mudah teroksidasi dan pada konsentrasi tertentu dapat terbakar.

4. Propylene lebih reaktif dibandingkan dengan propana atau etilen. Hal ini di

sebabkan karena adanya gugus metil dan ikatan rangkap yang tidak simetris.

5. Mudah terbakar, mudah meledak, mudah teroksidasi, larut dalam alkohol dan

eter tetapi kurang larut dalam air.

(Othmer, 1998)

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®30 |

Page 31: Laporan 1 Acc.doc

LAMPIRAN B

PERHITUNGAN PANAS REAKSI

Panas pembentukan Methanol = -48,08 kcal/gmol

Panas pembentukan Propylene= 4,88 kcal/gmol

Panas pembentukan Water = -57,8 kcal/gmol

3CH3OH à C3H6 + 3H2O

a b c

∆HR25oC= b ∆Hof C3H6 + c ∆Hof H2O – a ∆Hof CH3OH

= 4,88 kcal/gmol + (3 x -57,8 kcal/gmol) - (3 x -48,08 kcal/gmol)

= -24,28 kcal/gmol

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®31 |

Page 32: Laporan 1 Acc.doc

LAMPIRAN C

PERHITUNGAN KAPASITAS PRODUKSI

Peluang pasar Propylene tahun 2015 = 112.636 ton

Propyeksi konsumsi Propylene tahun 2015 = 856.636 ton

Kapasitas produksi = 180.000 ton/tahun

dengan kapasitas produksi 180.000 ton/tahun, maka pabrik Propylene ini dapat

memenuhi 21,01% kebutuhan pasar Propylene dalam negeri.

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®32 |

Page 33: Laporan 1 Acc.doc

LAMPIRAN D

PERHITUNGAN GROSS PROFIT MARGIN (GPM)

Proses tanpa Recycle, perhitungan GPM nya sebagai berikut:

3CH3OH C3H6 + 3H2O

Yield Propylene = 65% mol

CH3OH C3H6 H2O

Stoikiometri Reaksi -1 0,65 0,35

Stoikiometri Netto -1 0,65 0,35

Persamaan reaksi berdasarkan stoikiometri reaksi:

CH3OH 0,65 C3H6 + 0,35 H2O

H2O produk tidak punya nilai eknomi, maka GPM:

Tabel D.1 Rincian Harga Bahan Baku dan Produk

Bahan Baku Price ($/ton) Harga (Rp/Kg)

Methanol 385 3.672,9

Produk

Propylene 1.420 13.683,12

Air - -

Sumber : Icis.com, 2012

Kurs Jual : $1 = Rp 9.636,00Pabrik Propylene dengan Proses MTP®

33 |

Page 34: Laporan 1 Acc.doc

Kurs Beli : $1 = Rp 9.540,00 (http://www.bi.go.id, diakses 28 September 2012)

Berat molekul Methanol : 32,04 g/mol

Berat molekul Propylene : 42,08 g/mol

GPM = [0,65 x Rp 575,78/mol] – [1 x Rp 117,68/mol]

= Rp 256,58/mol Propylene

DAFTAR PUSTAKA

Abramova A.V., ‘Selective Synthesis of Lower Olefins From Methanol and

Dimethyl Ether on ZSM-5 and SAPO-34 Zeolite Catalysts’, paper presented

to DGMK Conference, Berlin, Germany, 29 September–1 Oktober 2008.

Aitani, AM 2006, Propylene Production, diakses 30 Maret 2012,

<http://193.146.160.29/gtb/sod/usu/$UBUG/repositorio/10300047_Aitani.p

df>.

Anonim, Kawasan Industri Kariangau Kota Balikpapan, diakses 14 April 2012,

<potensidaerah.ugm.ac.id/data/SEKTOR%20INDUSTRI.doc>

Badan Pusat Statistik 2012, Data Ekspor Impor, diakses 21 September 2012,

<www.bps.go.id/exim-frame.php?kat=2>

Bank Indonesia 2012, Kurs Transaksi Bank Indonesia, diakses 29 September

2012,

<www.bi.go.id/web/id/moneter/Kurs+Bank+Indonesia/Kurs+Transaksi/>

Chandra Asri 2010, Propylene Specification, diakses 12 Maret 2012,

<http://www.chandra-asri.com/UserFiles/File/Propylene-CargoSpec.PDF>

Hack et al 2006, Method For Producing Propylene From Methanol, US Patent

7015369 B2.

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®34 |

Page 35: Laporan 1 Acc.doc

ICIS Pricing 2012, Methanol (Asia Pacific), diakses 21 September 2012,

<http://www.icispricing.com/il_shared/Samples/SubPage190.asp>

ICIS Pricing 2012, Propylene (Asia Pacific), diakses 21 September 2012,

<http://www.icispricing.com/il_shared/Samples/SubPage184.asp>

Daftari, M 2011, ‘Converting Methanol to Propylene (MTP)’, paper presented in

9th Iran Petrochemical Forum, Tehran, Iran, 21-22 Mei 2011.

Intratec 2012, Technology Economics Program Propylene Production From

Methanol, ISBN: 978-0-615-64811-8, diakses 23 September 2012,

<http://dc508.4shared.com/download/YL8GfyUR/propylene_production_fr

om_meth.pdf?tsid=20120923-123053-b2b8147f>

Kalimantan Timur dalam Angka 2012, Bab II Iklim Climate, diakses 14 April

2012,

<http://www.scribd.com/doc/90244120/BALIKPAPANDALAMANGKAFI

NAL2010-bps>

Koempel et al 2005, ‘Lurgi’s Gas To Chemicals (GTC®): Advanced technologies

for natural gas monetisation’, Gas-to-Liquids, Methanol, DME, CNG &

Alternatives, Bilbao, Spain, pp 14-17.

Lumnus, Catofin® Dehydrogenation, diakses 9 April 2012,

<http://www.cbi.com/images/uploads/tech_sheets/CatofinDehyrogenation-

12.pdf>

Nexant 2009, Propylene Technology : The Next Generation, diakses 20

September 2012,

<http://www.chemsystems.com/reports/search/docs/prospectus/

mc09_propylene_technology_pros.pdf>

Othmer, Kirk 1998, Encyclopedia of Chemical Technology Volume 1 Fourth

Edition.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 2011, Program Implementasi Program

Prioritas MP3EI di Kalimantan Timur, diakses 14 April 2012,

<http://www.awangfaroekishak.info/unduhdata.php?file=MP3EI

%20kaltim.pdf >

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®35 |

Page 36: Laporan 1 Acc.doc

Peng-Yul et al 2008, Deactivation of ZSM-5 Catalysts During Methanol-To-

Propylene-Process, diakses 2 Oktober 2012,

<http://en.zl50.com/20070605990231.html>

Petronas Methanol Labuan 2010, Certificate of Analysis – Methanol, diakses 8

April 2012,

<http://www.sapachem.com/vn/upload/download/1286848352.pdf>.

PT Capricon Indonesia Consult Inc 2011, Laporan Bisnis Indochemical

September 2011, no. 478, PT Capricon Indonesia Consult Inc, Jakarta.

PT Kaltim Methanol Industri 2009, Produk dan Layanan, diakses 9 April 2012,

<http://kaltimmethanol.com/indo/index.php?page=product_services.php>.

Reklaitis GV & Schneider DR, Introduction to Material and Energy Balances,

Jhon Wiley & Sons, In.c, New York.

Tallman, MJ et al 2010, Naphtha Cracking for Light Olefins Production, diakses

20 Maret 2012 <http://www.kbr.com/Newsroom/Articles/Published/KBR-

Featured-in-PTQ-Magazine/KBR-Featured-in-PTQ-Magazine.pdf>

Tricat 2012, Zeolites, Molecular Sieves and Custom Catalysts, diakses 29

September 2012, <http://www.tricatgroup.com/pdf/TriCat_Flyer.pdf>

Wagner, U., & Liebner., 2004, Gas to Chemicals : Advanced Technologies for

Natural Gas Monetisation, diakses 3 April 2012,

<http://www.ripi.ir/congress12/gas%20to%20chemicals.pdf>

Pabrik Propylene dengan Proses MTP®36 |