perc. 3 [sterilisasi] 2
TRANSCRIPT
STERILISASI 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil), bios
(hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan suatu cabang
ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba. Mikrobiologi juga
kadang disebut sebagai praktek dari biokimia, tetapi dengan
berkembangnya zaman maka praktek mikrobiologi menjadi salah
satu praktikum yang diterapkan untuk mahasiswa farmasi sebagai
calon apoteker.
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau
dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang
dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan
menggunakan suatu media. Pada pembuatan media ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh mikroorganisme
dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan
kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam
suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan
biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah
menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran.
Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di
dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar.
Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif.
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 2
B. MAKSUD PERCOBAAN
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami apa yang dimaksud steril dan sterilisasi serta metode-
metode sterilisasi.
C. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
sterilisasi dengan menggunakan alat-alat steril seperti autoklaf,
enkas, inkubator, lampu UV, Laminar Air Flow (LAF) dan oven.
D. PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip dari percobaan ini adalah mengetahui metode-
metode sterilisasi dan membandingkan tingkat kontaminasi yang
dapat terjadi di enkas, Laminar air flow (LAF), dan lampu UV.
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil,
bios = hidup dan logos = ilmu. Jadi, Mikrobiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang makhluk hidup atau jasad-jasad renik. Istilah
lain yang digunakan selain makhluk hidup yang kecil atau renik
ialah mikroorganisme, mikroba, protista (jasad atau organisme
serendah-rendahnya, hanya terdiri dari satu sel (Adam, 1992 : 1)
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses
penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang
terdapat pada/di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi
biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh
atau menghilangkan mikroorganisme (Pratiwi, 2008 : 2).
Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk
mematikan semua mikroorganisme pada bahan makanan.
Sterilisasi biasanya dikombinasi dengan pengemasan hermetis
untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud dengan
hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga tidak
ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara (Purnawijayanti,
2001).
Alat-alat yang dipakai ketika penanaman, harus dalam
keadaan steril. Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam
autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 4
disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam
bacticinerator, Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana
bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang
cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai
hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih
dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah
produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya
(Kimball,1999).
Penelitian yang berhubungan dengan metode analisis kimia
bersifat komprehensif dan menggambarkan adanya metode kimia
dan instrumental yang lebih banyak di antara prosedur analisis
lainnya. Pelatihan pada bidang mikrobiologi ditekankan pada uji
sterilisasi, uji pembusukan secara mikrobiologi, uji potensi untuk
antibiotik dan senyawa obat spesifik lainnya, serta penyiapan dan
pemantauan media biakan pada kondisi lokal (Manurung, 2005 :
261).
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membebaskan
suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetatif
maupun bentuk spora. Fungsi sterilisasi di antaranya : pada bidang
mikrobiologi untuk mencegah pencemaran organisme luar, pada
bidang bedah untuk mempertahankan keadaan asepsis, pada
pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan
terhadap pencemaran oleh mikroorganisme. Salah satu cara yang
digunakan adalah dengan desinfeksi yaitu proses mematikan
semua mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi.
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 5
Fungsi utama laboratorium mikrobiologi, membantu menegakkan
diagnosis penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroba,
melakukan uji kepekaan serta penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan mikroba. Sekalipun yang diuji atau diteliti adalah mikroba,
namun sterilitas merupakan hal yang mutlak pada pemeriksaan
mikrobiologi. Tanpa adanya sterilitas maka hasil yang diperoleh
bukanlah kuman yang sesungguhnya namun kuman kontaminan.
Alat-alat yang steril namun tidak memperhatikan faktor lain, tidak
menjamin bebas dari kontaminasi (Rachmawati, 2008 : 3).
Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau
menginaktivasi mikroorganisme hidup (bakteri, jamur, virus dan
organisme bersel satu lainnya) yag terdapat dalam suatu produk,
sedangkan istilah steril secara umum dapat diartikan bebas dari
mikroorganisme hidup. Secara garis besar terdapat tiga cara
sterilisasi yaitu sterilisasi cara panas (panas basah, panas kering),
sterilisasi cara kimia (gas etilen oksida, EtO), dan sterilisasi dingin
(filtrasi, radiasi). Sterilisasi cara dingin (radiasi dan EtO) banyak
digunakan untuk mensterilkan produk yang tidak tahan/rusak oleh
pemnasan (Darwis, 2006).
Sterilisasi bahan pembawa merupakan tahap yang harus
dilakukan sebelum penginokulasian. Pemilihan metode sterilisasi
diperlukan agar bahan pembawa tidak mengalami kerusakan yang
dapat mempengaruhi viabilitas inokulan. Metode sterilisasi bahan
pembawa yang umum digunakan adalah metode fisik yaitu
meliputi pemanasan, pengeringan dan radiasi. Metode sterilisasi
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 6
pemanasan (panas lembab) biasanya menggunakan autoklaf yang
memanfaatkan panas dalam suatu ruangan bertekanan dengan
temperatur mencapai 1210C selama 60 menit. Autoklaf memiliki
kekurangan yaitu menimbulkan kerusakan sifat kimia bahan
pembawa dan menghasilkan unsur beracun (Putri, 2011).
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 7
B. Uraian Bahan
1. Agar (Dirjen POM, 1979 : 74)
Nama resmi : AGAR
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa
musilago pada lidah.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut
dalam
air mendidih.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979: 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus struktur : H – O - H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa.
Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut
medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. Dekstrosa (Ditjen POM, 1995: 300)
Nama resmi : DEXTROSUM
Sinonim : Glukosa, Dekstrosa
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 8
RM / BM : C6H12O6/180,16
Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau
butiran
putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut
dalam
air mendidih, agak sukar larut dalam etanol
(95%).
Kegunaan : Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk
mikroba jamur.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Produksi : Difco TM
Bocton, Dickinson and company
Sparks, MD 21152 USA
4. Ekstrak Beef (Ditjen POM, 1995: 1152)
Nama resmi : BEEF EXTRACT
Nama lain : Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef
Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging
sapi
konsentrat diperoleh dangan mengekstraksi
daging
sapi segar tanpa lemak, dangn cara merebus
dalam
air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah
dalam
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 9
hampa udara sampai terbentuk residu kental
berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta,
berwarna
coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan
rasa
seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan : Larut dalam air dingin.
Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus
cahaya.
Produksi : Difco TM
Bocton, Dickinson and company
Sparks, MD 21152 USA
5. Ekstrak Yeast (Ditjen POM, 1995: 1153)
Nama resmi : YEAST EXTRACT
Sinonim : Sari ragi, ekstrak ragi
Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat, bau
khas
tidak busuk.
Kelarutan : Larut dalam air, membentuk larutan kuning
sampai
coklat, bereaksi asam lemah.
6. Etanol (Dirjen POM, 1979, Hal. 65)
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 10
Nama resmi : AETHANOLUM
Sinonim : Alkohol
RM / BM : C2H6O/46,07
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap
dan
mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang
tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan
dalam eter P.
Kegunaan : Sebagai antipiretik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya;
di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
7. Pepton (Ditjen POM, 1995: 1191)
Nama resmi : PEPTON
Pemerian : Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau
khas
tidak busuk.
Kelarutan : Larut dalam air, memberikan larutan berwarna
coklat
kekuningan yang bereaksi asam.
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 11
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
a. Autoklaf
b. Botol semprot
c. Bunsen
d. Cawan petri
e. Enkas
f. Hot plate
g. Inkubator
h. Labu Erlenmeyer
i. Laminar air flow
j. Lampu Ultra-violet
k. Lap halus
l. Oven
m. Spoit 10 ml
n. Stopwatch
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
a. Aluminium Foil
b. Aquadest
c. Etanol
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 12
d. Kapas
e. NA (Nutrient agar)
f. PDA (Potato Dextrose Agar)
g. Tissue
B. Cara Kerja
1. Pembuatan Bahan Praktikum
a. Disiapkan semua alat yang digunakan
b. Dibungkus cawan petri dengan kertas
c. Dimasukkan ke dalam oven untuk disterilkan
2. Pembuatan Medium
a. Ditimbang hasil perhitungan yang sesuai dengan yang
dibutuhkan. Dimana untuk nutrien agar (NA) dibutuhkan
ekstrak beef, dan pepton serta untuk potato dekstrosa agar
(PDA) dengan bahan kentang, dekstrosa dan agar.
b. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml.
c. Disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu
121°C.
d. Dimasukkan medium steril ke dalam cawan petri steril
secukupnya, dibiarkan memadat dan diinkubasikan. Untuk
medium NA selama 1 x 24 jam pada suhu 37 °C,
sedang pada medium PDA selama 3 x 24 jam pada suhu
ruangan.
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 13
e. Dilakukan pengamatan terhadap medium, jika tidak
ditumbuhi oleh mikroba maka dilanjutkan menjadi medium
uji, jika ditumbuhi mikroba maka medium diganti.
3. Pengujian Sterilisasi Ruangan (LAF, Enkas, dan Ruang Lampu
UV)
a. Disiapkan ruangan yang akan diuji. Untuk LAF terlebih
dahulu aliran udara lamanya dialirkan selama 15 menit,
untuk enkas terlebih dahulu disemprotkan alkohol 70% dan
untuk lampu UV dinyalakan terlebih dahulu 15 menit.
b. Setelah itu 3 cawan steril yang berisi medium NA steril dan
3 cawan petri steril yang berisi medium PDA steril
dimasukkan ke dalam ruangan-ruangan tadi masing-masing
1 cawan petri.
c. Cawan petri yang telah dimasukkan tadi dibuka 1/3 bagian
dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu cawan petri ditutup
dan diinkubaskan kembali, untuk medium NA selama 1 x 24
jam pada suhu 37°C dan untuk medium PDA selama 3 x 24
jam pada suu ruangan.
d. Dilakukan pengamatan apakah terdapat kontaminasi
mikroba yang ditandai dengan adanya perubahan koloni
pada medium.
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 14
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 15
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
No. Kelompok
Jumlah Koloni
Medium PDA Medium NA
LAFEnka
s
Lampu
UVLAF
Enka
s
Lampu
UV
1. Satu (I)
2. Dua (II) 10 5 28
3. Tiga (III)
4. Empat (IV)
5. Lima (V)
B. Pembahasan
Steril merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana alat,
bahan maupun pekerjaan bebas dari gangguan mikroorganisme.
Sterilisasi merupakan proses menuju ke keadaan yang steril,
artinya sterilisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk
membersihkan atau membebaskan alat, bahan maupun pekerjaan-
pekerjaan dari gangguan mikroorganisme lain. Sterilisasi adalah
suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi
jasad renik yang dapat berkembang biak.
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 16
Sterilisasi umumnya dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
secara fisik, kimia, dan mekanik. Sterilisasi secara fisik meliputi
panas kering (udara panas oven dan pemijaran langsung) dan
panas basah (umumnya dengan menggunakan autoklaf). Sterilisasi
secara kimiawi yaitu dengan menggunakan suatu bahan kimia
seperti desinfektan ataupun antiseptik, selain itu juga dengan
menggunakan gas seperti gas etilen oksida. Sedangkan sterilisasi
secara mekanik yaitu dengan menggunakan saringan atau filter
seperti laminar air flow (LAF).
Percobaan sterilisasi ini bertujuan untuk mengetahui
sterilisasi dengan menggunakan alat-alat steril seperti autoklaf,
enkas, inkubator, lampu UV, Laminar Air Flow (LAF) dan oven. Alat
yang digunakan sebagai wadah medium yaitu cawan peti. Sebelum
digunakan, cawan petri disterilkan dengan menggunakan oven.
Prinsip kerja oven yaitu untuk membuat mikroorganisme
terdehidrasi sehingga mikroorganisme mati. Oven merupakan salah
satu alat sterilisasi panas kering. Bahan medium yang digunakan
yaitu nutrient agar (NA) dan potatoes dekstrose agar (PDA).
Medium-medium ini harus disterilisasi terebih dahulu dengan
menggunakan autoklaf. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan
berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam
mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 psi atau sekitar 2 atm dan suhu
121ºC (250ºF). Setelah disterilkan, medium-medium ini dimasukkan
ke dalam cawan petri yang telah disterilkan sebelumnya. Proses
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 17
pemindahan medium ke cawan petri haruslah aseptik. Aseptik
merupakan bagian dari proses sterilisasi yang menjaga agar setiap
hal yang dilakukan tetap steril atau bebas dari mikroorganisme lain.
Cara pemindahannya yaitu dengan memipet 10 ml cairan medium
kemudian dipindahkan pada cawan petri. Pemindahannya dilakukan
dekat dengan pembakar bunsen. Pembakar Bunsen berfungsi untuk
menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat membuat
aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan
kontaminan berupa mikroorganisme lain ikut terbakar dalam pola
aliran tersebut. Medium yang telah dipindahkan pada cawan petri
kemudian di tunggu hingga membeku. Setelah medium membeku,
medium – medium tersebut dimasukkan pada tiga ruangan
berbeda, yaitu pada enkas, laminar air flow, dan ruang lampu UV.
Medium disimpan dalam enkas, laminar air flow, dan ruang lampu
UV selama 15 menit. Untuk LAF terlebih dahulu aliran udaranya
dialirkan selama 15 menit, untuk enkas terlebih dahulu
disemprotkan alkohol 70% dan untuk lampu UV dinyalakan terlebih
dahulu 15 menit. Setelah itu 3 cawan steril yang berisi medium NA
steril dan 3 cawan petri steril yang berisi medium PDA steril
dimasukkan ke dalam ruangan-ruangan tersebut masing-masing 1
cawan petri.
Cawan petri yang telah dimasukkan tersebut dibuka 1/3
bagian dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu cawan petri ditutup
dan diinkubasikan kembali, untuk medium NA selama 1 x 24 jam
pada suhu 37°C dan untuk medium PDA selama 3 x 24 jam pada
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 18
suhu ruangan. Setelah itu dilakukan pengamatan apakah terdapat
kontaminasi mikroba yang ditandai dengan adanya perubahan
koloni pada medium.
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram
mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan
pengatur suhu dan pengatur waktu. Enkas merupakan tempat
menginkubasikan mikroba pada suhu ruangan.
Setelah medium NA diinkubasikan selama 1 x 24 jam,
diperoleh hasil dimana . NA lebih bersifat umum menyebabkan
mikroba banyak tumbuh pada media ini karena stuktur dari nutrient
agar itu sesuai dengan tempat mikroba tumbuh yaitu suhu dan
kelembapannya sehingga mikroba dapat cepat tumbuh pada
kondisi tersebut. Sedangkan pada medium PDA yang diinkubasikan
di dalam enkas diperoleh hasil dimana medium yang disterilisasi di
dalam LAF menghasilkan 10 koloni, dalam enkas sebanyak 5 dan
dalam ruang lampu UV sebanyak 28. Angka terbesar pertumbuhan
bakteri pada medium PDA yaitu pada hasil ruang lampu UV. Sinar
UV ini merupakan penetrasi udara yang efektif untuk mengurangi
dan menginaktifkan mikroorganisme. Keefektifan sinar UV bisa
hilang jika digunakan terlalu berlebihan dan tidak dikontrol.
Semakin lama disinari dengan UV maka jumlah bakteri akan
semakin sedikit karena sinar UV menghambat proses replikasi
dengan cara merusak DNA bakteri sehingga pertumbuhan bakteri
terhambat. Jika radiasi melewati sel, akan menyebabkan
terbebasnya hidrogen, radikal hidrogen (OH), beberapa peroksida,
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 19
serta mendenaturasi protein dan asam nukleat sehingga
mengakibatkan kerusakan interselluler pada sel bakteri. Tetapi,
pada percobaan ini diperoleh hasil yang sangat tinggi pada medium
PDA hasil sterilisasi dalam ruang lampu UV. Hal ini kemungkinan
dikesalahan saat membuat medium atau pada saat penuangan PDA
ke dalam cawan petri sebelum disterilisasi.
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 20
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan mengenai pembuatan media
pertumbuhan mikroorganisme adalah Steril merupakan suatu
keadaan atau kondisi dimana alat, bahan maupun pekerjaan
bebas dari gangguan mikroorganisme. Sterilisasi adalah suatu
proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga
jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad
renik yang dapat berkembang biak.
B. SARAN
Dalam proses sterilisasi, harus memperhatikan berbagai
hal mulai dari peralatan laboratorium, proses pengerjaan,
bahkan diri sendiri juga harus dalam keadaan steril agar dapat
bekerja secara aseptik/
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 21
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Syamsunir, 1994, Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Darwis, Darmawan, 2006, Sterilisasi Produk Kesehatan (Health Care Products) Dengan Radiasi Berkas Elektron, Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Ahelerator dan Aplikasinya, Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Kimball, J.W., 1999, Biologi Edisi 5, Airlangga, Jakarta.
Manurung, July, 2005, Pemastian Mutu Obat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Pratiwi, Sylvia T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Yogyakarta.
Purnawijayanti, Hiasinta A., 2001, Sanitasi, Higieni, dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan, Kanisius, Yogyakarta.
Putri, Sindy Marieta, 2011, Efektivitas Sterilisasi Iradiasi Sinar Gamma CO-60 Dan Mesin Berkas Elektron Terhadap Berbagai Bahan Pembawa Serta Viabilitas Inokulan Dalam Bahan Pembawa Arang Batok Dan Zeolit, Skripsi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Rachmawati, Farida Juliantina dan Shofyatul Yumna Triyana, 2008, Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan Dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja Di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Jurnal LOGIKA, Vol. 5, No. 1, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
STERILISASI 22
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
1. NUTRIENT AGAR (NA)
2. POTATOES DEKSTROSE AGAR (PDA)
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
Medium NA
Timbang 2,8 gram
Cukupkan dengan akuades hingga 100 ml
Aduk hingga homogen
Panaskan hingga melarut
Sterilkan di autoklaf
Amati
Medium PDA
STERILISASI 23
3. PENGUJIAN STERILISASI RUANGAN (LAF, enkas, dan
Ruang lampu UV)
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
Timbang 3,9 gram
Cukupkan dengan akuades hingga 100 ml
Aduk hingga homogen
Sterilkan di autoklaf
Amati
Panaskan hingga melarut
STERILISASI 24
- Medium NA
- Medium PDA
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
Dimasukkan ke dalam LAF, enkas dan ruang UV
Dibuka tutupnya 1/3 bagian selama 15 menit
ditutup
Dihitung jumlah koloni mikroorganismenya
Diinkuasi didalam inkubator untuk selama 1 x 24 jam
Medium NA
Dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 10 ml
Medium PDA
STERILISASI 25
B. KOMPOSISI MEDIUM
1. Nutrient Agar (NA)
- Peptic digest of animal tissue 5.00 gr
- Sodium Chloride 5.00 gr
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041
Dimasukkan ke dalam LAF, enkas dan ruang UV
Dibuka tutupnya 1/3 bagian selama 15 menit
ditutup
Dihitung jumlah koloni mikroorganismenya
Diinkuasi didalam inkubator untuk selama 3 x 24 jam
Dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 10 ml
STERILISASI 26
- Beef extract 1.50 gr
- Yeast extract 1.50 gr
- Agar 15.00 gr
- Aquadest 1000 ml
2. Potatoes Dekstrose Agar (PDA)
- Potatoes infusion form 200.00 gr
- Dextrose 20.00 gr
- Agar 15.00 gr
- Aquadest 1000 ml
C. PERHITUNGAN
1. Nutrient Agar (NA)
Massa NA2 = massa NA1volume NA1
× volume NA2
= 280 gr1000 ml
× 100 ml
= 2,8 gr
2. Potatoes Dextrose Agar (PDA)
Massa PDA2 = massa PDA1volume PDA1
× volume PDA2
= 390 gr1000 ml
× 100 ml
= 3,9 gr
SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041