perc. 3 [sterilisasi] 2

33
STERILISASI 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil), bios (hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba. Mikrobiologi juga kadang disebut sebagai praktek dari biokimia, tetapi dengan berkembangnya zaman maka praktek mikrobiologi menjadi salah satu praktikum yang diterapkan untuk mahasiswa farmasi sebagai calon apoteker. Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan suatu media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh mikroorganisme dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt. F1F1 12 041

Upload: amaliah-fauziah-kadir-ii

Post on 20-Jan-2016

103 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil), bios

(hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan suatu cabang

ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba. Mikrobiologi juga

kadang disebut sebagai praktek dari biokimia, tetapi dengan

berkembangnya zaman maka praktek mikrobiologi menjadi salah

satu praktikum yang diterapkan untuk mahasiswa farmasi sebagai

calon apoteker.

Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau

dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang

dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui pertumbuhan

menggunakan suatu media. Pada pembuatan media ini, haruslah

dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh mikroorganisme

dan juga keadaan lingkungan fisik yang dapat menyediakan

kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk

mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam

suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan

biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah

menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran.

Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di

dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar.

Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif.

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 2: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 2

B. MAKSUD PERCOBAAN

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

memahami apa yang dimaksud steril dan sterilisasi serta metode-

metode sterilisasi.

C. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui

sterilisasi dengan menggunakan alat-alat steril seperti autoklaf,

enkas, inkubator, lampu UV, Laminar Air Flow (LAF) dan oven.

D. PRINSIP PERCOBAAN

Prinsip dari percobaan ini adalah mengetahui metode-

metode sterilisasi dan membandingkan tingkat kontaminasi yang

dapat terjadi di enkas, Laminar air flow (LAF), dan lampu UV.

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 3: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil,

bios = hidup dan logos = ilmu. Jadi, Mikrobiologi adalah ilmu

pengetahuan tentang makhluk hidup atau jasad-jasad renik. Istilah

lain yang digunakan selain makhluk hidup yang kecil atau renik

ialah mikroorganisme, mikroba, protista (jasad atau organisme

serendah-rendahnya, hanya terdiri dari satu sel (Adam, 1992 : 1)

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan proses

penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah

mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang

terdapat pada/di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi

biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh

atau menghilangkan mikroorganisme (Pratiwi, 2008 : 2).

Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk

mematikan semua mikroorganisme pada bahan makanan.

Sterilisasi biasanya dikombinasi dengan pengemasan hermetis

untuk mencegah kontaminasi ulang. Yang dimaksud dengan

hermetis adalah pengemasan yang sangat rapat, sehingga tidak

ditembus oleh mikroorganisme, air, ataupun udara (Purnawijayanti,

2001).

Alat-alat yang dipakai ketika penanaman, harus dalam

keadaan steril. Alat-alat logam dan gelas dapat disterilkan dalam

autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 4: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 4

disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam

bacticinerator, Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana

bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan waktu yang

cukup lama untuk merusak mikrobia dan aktivitas enzim. Sebagai

hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih

dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah

produk olahan dalam kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya

(Kimball,1999).

Penelitian yang berhubungan dengan metode analisis kimia

bersifat komprehensif dan menggambarkan adanya metode kimia

dan instrumental yang lebih banyak di antara prosedur analisis

lainnya. Pelatihan pada bidang mikrobiologi ditekankan pada uji

sterilisasi, uji pembusukan secara mikrobiologi, uji potensi untuk

antibiotik dan senyawa obat spesifik lainnya, serta penyiapan dan

pemantauan media biakan pada kondisi lokal (Manurung, 2005 :

261).

Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membebaskan

suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetatif

maupun bentuk spora. Fungsi sterilisasi di antaranya : pada bidang

mikrobiologi untuk mencegah pencemaran organisme luar, pada

bidang bedah untuk mempertahankan keadaan asepsis, pada

pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan

terhadap pencemaran oleh mikroorganisme. Salah satu cara yang

digunakan adalah dengan desinfeksi yaitu proses mematikan

semua mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi.

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 5: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 5

Fungsi utama laboratorium mikrobiologi, membantu menegakkan

diagnosis penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroba,

melakukan uji kepekaan serta penelitian-penelitian yang berkaitan

dengan mikroba. Sekalipun yang diuji atau diteliti adalah mikroba,

namun sterilitas merupakan hal yang mutlak pada pemeriksaan

mikrobiologi. Tanpa adanya sterilitas maka hasil yang diperoleh

bukanlah kuman yang sesungguhnya namun kuman kontaminan.

Alat-alat yang steril namun tidak memperhatikan faktor lain, tidak

menjamin bebas dari kontaminasi (Rachmawati, 2008 : 3).

Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau

menginaktivasi mikroorganisme hidup (bakteri, jamur, virus dan

organisme bersel satu lainnya) yag terdapat dalam suatu produk,

sedangkan istilah steril secara umum dapat diartikan bebas dari

mikroorganisme hidup. Secara garis besar terdapat tiga cara

sterilisasi yaitu sterilisasi cara panas (panas basah, panas kering),

sterilisasi cara kimia (gas etilen oksida, EtO), dan sterilisasi dingin

(filtrasi, radiasi). Sterilisasi cara dingin (radiasi dan EtO) banyak

digunakan untuk mensterilkan produk yang tidak tahan/rusak oleh

pemnasan (Darwis, 2006).

Sterilisasi bahan pembawa merupakan tahap yang harus

dilakukan sebelum penginokulasian. Pemilihan metode sterilisasi

diperlukan agar bahan pembawa tidak mengalami kerusakan yang

dapat mempengaruhi viabilitas inokulan. Metode sterilisasi bahan

pembawa yang umum digunakan adalah metode fisik yaitu

meliputi pemanasan, pengeringan dan radiasi. Metode sterilisasi

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 6: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 6

pemanasan (panas lembab) biasanya menggunakan autoklaf yang

memanfaatkan panas dalam suatu ruangan bertekanan dengan

temperatur mencapai 1210C selama 60 menit. Autoklaf memiliki

kekurangan yaitu menimbulkan kerusakan sifat kimia bahan

pembawa dan menghasilkan unsur beracun (Putri, 2011).

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 7: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 7

B. Uraian Bahan

1. Agar (Dirjen POM, 1979 : 74)

Nama resmi : AGAR

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa

musilago pada lidah.

Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut

dalam

air mendidih.

Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Aquadest (Ditjen POM, 1979: 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 18,02

Rumus struktur : H – O - H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak berasa.

Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut

medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Dekstrosa (Ditjen POM, 1995: 300)

Nama resmi : DEXTROSUM

Sinonim : Glukosa, Dekstrosa

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 8: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 8

RM / BM : C6H12O6/180,16  

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau

butiran

putih, tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut

dalam

air mendidih,  agak sukar larut dalam etanol

(95%).

Kegunaan : Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk  

mikroba jamur.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Produksi : Difco TM

Bocton, Dickinson and company

Sparks, MD 21152 USA

4. Ekstrak Beef (Ditjen POM, 1995: 1152)

Nama resmi :  BEEF EXTRACT

Nama lain :  Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef

Pemerian : Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging

sapi

konsentrat diperoleh dangan mengekstraksi

daging

sapi segar tanpa lemak, dangn cara merebus

dalam

air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah

dalam

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 9: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 9

hampa udara sampai terbentuk residu kental

berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta,

berwarna

coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan

rasa

seperti daging, sedikit asam.

Kelarutan : Larut dalam air dingin.

Kegunaan : Sumber protein untuk pertumbuhan

mikroorganisme.

Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak

tembus

cahaya.

Produksi : Difco TM

Bocton, Dickinson and company

Sparks, MD 21152 USA

5. Ekstrak Yeast (Ditjen POM, 1995: 1153)

Nama resmi : YEAST EXTRACT

Sinonim : Sari ragi, ekstrak ragi

Pemerian : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat, bau

khas

tidak busuk.

Kelarutan : Larut dalam air, membentuk larutan kuning

sampai

coklat, bereaksi asam lemah.

6. Etanol (Dirjen POM, 1979, Hal. 65)

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 10: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 10

Nama resmi : AETHANOLUM

Sinonim : Alkohol

RM / BM : C2H6O/46,07  

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap

dan

mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah

terbakar dengan memberikan nyala biru yang

tidak

berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan

dalam eter P.

Kegunaan : Sebagai antipiretik

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari

cahaya;

di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

7. Pepton (Ditjen POM, 1995: 1191)

Nama resmi : PEPTON

Pemerian : Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau

khas

tidak busuk.

Kelarutan : Larut dalam air, memberikan larutan berwarna

coklat

kekuningan yang bereaksi asam.

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 11: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 11

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

a. Autoklaf

b. Botol semprot

c. Bunsen

d. Cawan petri

e. Enkas

f. Hot plate

g. Inkubator

h. Labu Erlenmeyer

i. Laminar air flow

j. Lampu Ultra-violet

k. Lap halus

l. Oven

m. Spoit 10 ml

n. Stopwatch

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

a. Aluminium Foil

b. Aquadest

c. Etanol

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 12: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 12

d. Kapas

e. NA (Nutrient agar)

f. PDA (Potato Dextrose Agar)

g. Tissue

B. Cara Kerja

1. Pembuatan Bahan Praktikum

a. Disiapkan semua alat yang digunakan

b. Dibungkus cawan petri dengan kertas

c. Dimasukkan ke dalam oven untuk disterilkan

2. Pembuatan Medium

a. Ditimbang hasil perhitungan yang sesuai dengan yang

dibutuhkan. Dimana untuk nutrien agar (NA) dibutuhkan

ekstrak beef, dan pepton serta untuk potato dekstrosa agar

(PDA) dengan bahan kentang, dekstrosa dan agar.

b. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sebanyak 1000 ml.

c. Disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu

121°C.

d. Dimasukkan medium steril ke dalam cawan petri steril

secukupnya, dibiarkan memadat dan diinkubasikan. Untuk

medium NA selama 1 x 24 jam pada suhu 37 °C,

sedang pada medium PDA selama 3 x 24 jam pada suhu

ruangan.

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 13: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 13

e. Dilakukan pengamatan terhadap medium, jika tidak

ditumbuhi oleh mikroba maka dilanjutkan menjadi medium

uji, jika ditumbuhi mikroba maka medium diganti.

3. Pengujian Sterilisasi Ruangan (LAF, Enkas, dan Ruang Lampu

UV)

a. Disiapkan ruangan yang akan diuji. Untuk LAF terlebih

dahulu aliran udara lamanya dialirkan selama 15 menit,

untuk enkas terlebih dahulu disemprotkan alkohol 70% dan

untuk lampu UV dinyalakan terlebih dahulu 15 menit.

b. Setelah itu 3 cawan steril yang berisi medium NA steril dan

3 cawan petri steril yang berisi medium PDA steril

dimasukkan ke dalam ruangan-ruangan tadi masing-masing

1 cawan petri.

c. Cawan petri yang telah dimasukkan tadi dibuka 1/3 bagian

dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu cawan petri ditutup

dan diinkubaskan kembali, untuk medium NA selama 1 x 24

jam pada suhu 37°C dan untuk medium PDA selama 3 x 24

jam pada suu ruangan.

d. Dilakukan pengamatan apakah terdapat kontaminasi

mikroba yang ditandai dengan adanya perubahan koloni

pada medium.

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 14: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 14

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 15: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 15

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

No. Kelompok

Jumlah Koloni

Medium PDA Medium NA

LAFEnka

s

Lampu

UVLAF

Enka

s

Lampu

UV

1. Satu (I)

2. Dua (II) 10 5 28

3. Tiga (III)

4. Empat (IV)

5. Lima (V)

B. Pembahasan

Steril merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana alat,

bahan maupun pekerjaan bebas dari gangguan mikroorganisme.

Sterilisasi merupakan proses menuju ke keadaan yang steril,

artinya sterilisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk

membersihkan atau membebaskan alat, bahan maupun pekerjaan-

pekerjaan dari gangguan mikroorganisme lain. Sterilisasi adalah

suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada,

sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi

jasad renik yang dapat berkembang biak.

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 16: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 16

Sterilisasi umumnya dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu

secara fisik, kimia, dan mekanik. Sterilisasi secara fisik meliputi

panas kering (udara panas oven dan pemijaran langsung) dan

panas basah (umumnya dengan menggunakan autoklaf). Sterilisasi

secara kimiawi yaitu dengan menggunakan suatu bahan kimia

seperti desinfektan ataupun antiseptik, selain itu juga dengan

menggunakan gas seperti gas etilen oksida. Sedangkan sterilisasi

secara mekanik yaitu dengan menggunakan saringan atau filter

seperti laminar air flow (LAF).

Percobaan sterilisasi ini bertujuan untuk mengetahui

sterilisasi dengan menggunakan alat-alat steril seperti autoklaf,

enkas, inkubator, lampu UV, Laminar Air Flow (LAF) dan oven. Alat

yang digunakan sebagai wadah medium yaitu cawan peti. Sebelum

digunakan, cawan petri disterilkan dengan menggunakan oven.

Prinsip kerja oven yaitu untuk membuat mikroorganisme

terdehidrasi sehingga mikroorganisme mati. Oven merupakan salah

satu alat sterilisasi panas kering. Bahan medium yang digunakan

yaitu nutrient agar (NA) dan potatoes dekstrose agar (PDA).

Medium-medium ini harus disterilisasi terebih dahulu dengan

menggunakan autoklaf. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan

berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam

mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan

yang digunakan pada umumnya 15 psi atau sekitar 2 atm dan suhu

121ºC (250ºF). Setelah disterilkan, medium-medium ini dimasukkan

ke dalam cawan petri yang telah disterilkan sebelumnya. Proses

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 17: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 17

pemindahan medium ke cawan petri haruslah aseptik. Aseptik

merupakan bagian dari proses sterilisasi yang menjaga agar setiap

hal yang dilakukan tetap steril atau bebas dari mikroorganisme lain.

Cara pemindahannya yaitu dengan memipet 10 ml cairan medium

kemudian dipindahkan pada cawan petri. Pemindahannya dilakukan

dekat dengan pembakar bunsen. Pembakar Bunsen berfungsi untuk

menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat membuat

aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan

kontaminan berupa mikroorganisme lain ikut terbakar dalam pola

aliran tersebut. Medium yang telah dipindahkan pada cawan petri

kemudian di tunggu hingga membeku. Setelah medium membeku,

medium – medium tersebut dimasukkan pada tiga ruangan

berbeda, yaitu pada enkas, laminar air flow, dan ruang lampu UV.

Medium disimpan dalam enkas, laminar air flow, dan ruang lampu

UV selama 15 menit. Untuk LAF terlebih dahulu aliran udaranya

dialirkan selama 15 menit, untuk enkas terlebih dahulu

disemprotkan alkohol 70% dan untuk lampu UV dinyalakan terlebih

dahulu 15 menit. Setelah itu 3 cawan steril yang berisi medium NA

steril dan 3 cawan petri steril yang berisi medium PDA steril

dimasukkan ke dalam ruangan-ruangan tersebut masing-masing 1

cawan petri.

Cawan petri yang telah dimasukkan tersebut dibuka 1/3

bagian dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu cawan petri ditutup

dan diinkubasikan kembali, untuk medium NA selama 1 x 24 jam

pada suhu 37°C dan untuk medium PDA selama 3 x 24 jam pada

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 18: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 18

suhu ruangan. Setelah itu dilakukan pengamatan apakah terdapat

kontaminasi mikroba yang ditandai dengan adanya perubahan

koloni pada medium.

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram

mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan

pengatur suhu dan pengatur waktu. Enkas merupakan tempat

menginkubasikan mikroba pada suhu ruangan.

Setelah medium NA diinkubasikan selama 1 x 24 jam,

diperoleh hasil dimana . NA lebih bersifat umum menyebabkan

mikroba banyak tumbuh pada media ini karena stuktur dari nutrient

agar itu sesuai dengan tempat mikroba tumbuh yaitu suhu dan

kelembapannya sehingga mikroba dapat cepat tumbuh pada

kondisi tersebut. Sedangkan pada medium PDA yang diinkubasikan

di dalam enkas diperoleh hasil dimana medium yang disterilisasi di

dalam LAF menghasilkan 10 koloni, dalam enkas sebanyak 5 dan

dalam ruang lampu UV sebanyak 28. Angka terbesar pertumbuhan

bakteri pada medium PDA yaitu pada hasil ruang lampu UV. Sinar

UV ini merupakan penetrasi udara yang efektif untuk mengurangi

dan menginaktifkan mikroorganisme. Keefektifan sinar UV bisa

hilang jika digunakan terlalu berlebihan dan tidak dikontrol.

Semakin lama disinari dengan UV maka jumlah bakteri akan

semakin sedikit karena sinar UV menghambat proses replikasi

dengan cara merusak DNA bakteri sehingga pertumbuhan bakteri

terhambat. Jika radiasi melewati sel, akan menyebabkan

terbebasnya hidrogen, radikal hidrogen (OH), beberapa peroksida,

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 19: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 19

serta mendenaturasi protein dan asam nukleat sehingga

mengakibatkan kerusakan interselluler pada sel bakteri. Tetapi,

pada percobaan ini diperoleh hasil yang sangat tinggi pada medium

PDA hasil sterilisasi dalam ruang lampu UV. Hal ini kemungkinan

dikesalahan saat membuat medium atau pada saat penuangan PDA

ke dalam cawan petri sebelum disterilisasi.

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 20: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 20

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan mengenai pembuatan media

pertumbuhan mikroorganisme adalah Steril merupakan suatu

keadaan atau kondisi dimana alat, bahan maupun pekerjaan

bebas dari gangguan mikroorganisme. Sterilisasi adalah suatu

proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga

jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad

renik yang dapat berkembang biak.

B. SARAN

Dalam proses sterilisasi, harus memperhatikan berbagai

hal mulai dari peralatan laboratorium, proses pengerjaan,

bahkan diri sendiri juga harus dalam keadaan steril agar dapat

bekerja secara aseptik/

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 21: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 21

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir, 1994, Dasar-dasar Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Darwis, Darmawan, 2006, Sterilisasi Produk Kesehatan (Health Care Products) Dengan Radiasi Berkas Elektron, Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Ahelerator dan Aplikasinya, Jakarta.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kimball, J.W., 1999, Biologi Edisi 5, Airlangga, Jakarta.

Manurung, July, 2005, Pemastian Mutu Obat, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Pratiwi, Sylvia T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Yogyakarta.

Purnawijayanti, Hiasinta A., 2001, Sanitasi, Higieni, dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan, Kanisius, Yogyakarta.

Putri, Sindy Marieta, 2011, Efektivitas Sterilisasi Iradiasi Sinar Gamma CO-60 Dan Mesin Berkas Elektron Terhadap Berbagai Bahan Pembawa Serta Viabilitas Inokulan Dalam Bahan Pembawa Arang Batok Dan Zeolit, Skripsi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Rachmawati, Farida Juliantina dan Shofyatul Yumna Triyana, 2008, Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan Dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja Di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Jurnal LOGIKA, Vol. 5, No. 1, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Page 22: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 22

LAMPIRAN

A. SKEMA KERJA

1. NUTRIENT AGAR (NA)

2. POTATOES DEKSTROSE AGAR (PDA)

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Medium NA

Timbang 2,8 gram

Cukupkan dengan akuades hingga 100 ml

Aduk hingga homogen

Panaskan hingga melarut

Sterilkan di autoklaf

Amati

Medium PDA

Page 23: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 23

3. PENGUJIAN STERILISASI RUANGAN (LAF, enkas, dan

Ruang lampu UV)

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Timbang 3,9 gram

Cukupkan dengan akuades hingga 100 ml

Aduk hingga homogen

Sterilkan di autoklaf

Amati

Panaskan hingga melarut

Page 24: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 24

- Medium NA

- Medium PDA

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Dimasukkan ke dalam LAF, enkas dan ruang UV

Dibuka tutupnya 1/3 bagian selama 15 menit

ditutup

Dihitung jumlah koloni mikroorganismenya

Diinkuasi didalam inkubator untuk selama 1 x 24 jam

Medium NA

Dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 10 ml

Medium PDA

Page 25: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 25

B. KOMPOSISI MEDIUM

1. Nutrient Agar (NA)

- Peptic digest of animal tissue 5.00 gr

- Sodium Chloride 5.00 gr

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041

Dimasukkan ke dalam LAF, enkas dan ruang UV

Dibuka tutupnya 1/3 bagian selama 15 menit

ditutup

Dihitung jumlah koloni mikroorganismenya

Diinkuasi didalam inkubator untuk selama 3 x 24 jam

Dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 10 ml

Page 26: Perc. 3 [Sterilisasi] 2

STERILISASI 26

- Beef extract 1.50 gr

- Yeast extract 1.50 gr

- Agar 15.00 gr

- Aquadest 1000 ml

2. Potatoes Dekstrose Agar (PDA)

- Potatoes infusion form 200.00 gr

- Dextrose 20.00 gr

- Agar 15.00 gr

- Aquadest 1000 ml

C. PERHITUNGAN

1. Nutrient Agar (NA)

Massa NA2 = massa NA1volume NA1

× volume NA2

= 280 gr1000 ml

× 100 ml

= 2,8 gr

2. Potatoes Dextrose Agar (PDA)

Massa PDA2 = massa PDA1volume PDA1

× volume PDA2

= 390 gr1000 ml

× 100 ml

= 3,9 gr

SITTI RAODAH NURULJANNAH SUCI FITRIANI SAMMULIA, S.Farm., Apt.F1F1 12 041