mikro asli pengenalan bakteri

31
Laporan Praktikum Mikrobiologi PENGENALAN BAKTERI Hendra pangaribuan NPM : E1J012075 Laboratorium IHPT Fakultas Pertanian

Upload: hendra-setiawan-pangaribuan

Post on 25-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

Laporan Praktikum MikrobiologiPENGENALAN BAKTERI

Hendra pangaribuanNPM : E1J012075

Laboratorium IHPTFakultas Pertanian

Universitas Bengkulu

Page 2: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

BAB I

PENDAHULUAN

         1.1Latar Belakang

Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba

ataumikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan

hanyakarena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi

juga pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad

tingkattinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1

mm.Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron ( ), 1 mikron adalah 0,001 mm.

Selmikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop,

walaupundemikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat

pembesar.Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu:

(1) jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio Monera), (2) Jasad

eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa (Divisio Protista), dan (3)

Jasadeukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae,

danDivisio Animalia. Sedangkan Woese menggolongkan jasad hidup terutama

berdasarkansusunan kimia makromolekul yang terdapat di dalam sel. Pembagiannya yaitu

terdiriArkhaebacteria, Eukaryota (Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang), dan

Eubacteria.Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak

secaraaseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa

yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen

padamanusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri tersebar luas di alam, dalam tanah,

atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai

bentuk  bulat, batang, dan lengkung, namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh

umur.Bakteri dapat mengalami perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu,

danlingkungan, juga dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam

danteratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya

bakteri berukuran 0,5-

10 μ. Bakteri diklasifikasikan berdasarkan deskripsi sifat morfologi dan

fisiologi. Bakteri dibagi menjadi 1 kelompok (grup), dengan Cyanobacteria pada grup

20. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat

dibedakan menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam kelompok khusu

Page 3: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

1.2Tujuan

Acara karakter koloni bakteri.

 

-Mahasiswa dapat mengamati karakter-karakter beberapa koloni bakteri.

 -Mahasiswa mampu membedakan koloni bateri dengan koloni bukan bakteri.2.

 

Acara pengamatan penataan sel bateri.

 -Mahasiswa dapat mengamati contoh-contoh penataan sel bakteri

-Mahasiswa mampu membedakan beberapa penataan sel bateri yang berbeda

Acara pewarnaan gram

 Mahasiswa mampu mengamati dan menyiapkan preparat pewarnaan bakteriuntuk

keperluan karakterisasi

Page 4: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri

yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil

pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi

menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya

dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro.1998).

Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri

itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka

dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling

utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro.1998).

Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler

dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion

karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan.

Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.

Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan

bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku (Lay.1994)

Oleh karena itu yang melatar belakangi praktek ini yaitu untuk mengetahui teknik pewarnaan

mikroorganisme sehingga mempermudah dalam melihat bagian-bagian bakteri.

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat

yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras

dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati

bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau

pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu

mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan

            Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi

ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk

mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat warna mengadsorpsi dan

membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan.

Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan

infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk

melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang

Page 5: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang

memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial

lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompok-

kelompok tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro.1998).

Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan

pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas (Hadiutomo. 1990). Pada

umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang

tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004). Tujuan dari pewarnaan adalah untuk

mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur

dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan

sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui (Hadiutomo. 1990).

Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884.

Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan

bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut.

Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga

pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding

sel seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004).

Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan

umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna

yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan

negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua,

yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion

positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna

adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo. 1990).

            Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna

basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut kromofor dan memiliki

muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat

warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan

negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan sitoplasmasewaktu proses

pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan negatif dalam

sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat (Dwidjoseputro.1998).

            Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai

mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai mikroorganisme, namun

Page 6: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Zat warna asam

yang bermuatan negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada

struktur sel. Kadangkala zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian sel yang

bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap

struktur sel dapat berubah bergantung pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan

(Dwidjoseputro.1998).

Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut

pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang yang

bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada

pewarnaan negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan

kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan

mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro.1998)

Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek. Ulasan ini

kemudian difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah cukup banyak

sehingga dapat terlihat bentuk dan penataanya sewaktu diamati. Kesalahan yang sering kali

dibuat adalah menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat terutama bila suspensi

tersebut berasal adari bukan media padat. Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu

encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparatnya

(Sutedjo.1991).

Untuk pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka seringkali

setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat

dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan metanol.

Fiksasi digunakan untuk :

1.      Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai

2.      Melekatkan bakteri pada glass objek

3.      Mematikan bakteri

Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk

meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan

ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin

basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan

sederhana : zat warna asam yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo

(Lay.1994).

Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering

digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada

Page 7: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral. Dengan pewarnaan

sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat terlihat pewarnaan seperti

rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus

yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae) (Lay.1994).

Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah

dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta cina atau

nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca objek.Zat warna tidak akan mewarnai bakteri,

akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat

tidak berwarna dengan latar belakang hitam (Lay.1994).

Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi dari

Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode pewarnaan

secara tidak sengaja. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu,

bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri

terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding

selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak

mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan

diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium

mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan tahap penting dalam pencirian dan identifikasi

bakteri (Lay,1994)

Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang

berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpanan hasil

pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding

selnya. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci

dengan lartan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak

tidak lagi dapat memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif

(Lay,1994)

Cirri-ciri gram negative:

-        Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer

-        Dinding slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat dalam

lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung

asam laktat.

-        Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.

-        Tidak resisten terhadap gangguan fisik

Page 8: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

Ciri-ciri bakteri gram positif:

-        Struktur dindingnya tebal

-        Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal

-        Bersifat lebih rentan terhadap senyawa penisilin

-        Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal

-        Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit

-        Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap. Yaitu

a. Pemberian cat warna utama (cairan Kristal violet) berwarna ungu

b. Pengintensifan cat warna dengan penambahan larutan mordan

c. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alcohol asam

d. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin

Banyak seenyawa organic berwarna (zat warna) digunakan untuk mewarnai

mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis dan telah dikembangkan prosedur

pewarnaan gram untuk :

-        Mengamati dengan baik morfologi mikroorganisme secara kasar

-        Mengidentifikasi bagian-bagian structural sel mikroorganisme

-        Membantu mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa

Page 9: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

BAB III

METODOLOGI

3.1.Waktu dan Tempat

Praktikum mikrobiologi mengenai pewarnaan dan cara-cara pewarnaan yang

dilaksanakan hari senin, 29April 2013 pukul 10.00-12.00. Bertempat di Laboratorium Ilmu

Hama Penyakit Universitas Bengkulu.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat-alat

-        Mikroskop

-        Jarum ose

-        Cawan petri

-        Bunsen

-        Kapas

-        Pipet tetes

-        Botol

-        Beaker gelas

-        Gelas piala

-        Cover glass

-        Kertas saring

-        Pinset

-        Objek glass

-        Gunting

3.2.2. Bahan-bahan

-        Alkohol 95%

-        Aquades

-        Carbol Fuchsin

-        Crystal Violet

-        Nigrosin

-        Tinta cina

-        Malachite green

-        Lugol’s iodida

-        Safranin

Page 10: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

-        Tisu

-        Alkohol 70%

-        Biakan murni bakteri

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Pewarnaan Sederhana

1.      Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen

2.      Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit aquades pada

preparat glass menggunakan jarum ose

3.      Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas preparat

glass

4.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya

5.      Diteteskan larutan zat warna crystal violet sebanyak 1 atau 2 tetes

6.      Dikeringkan dan dianginkan selama 1 menit

7.      Dicuci dengan air mengalir

8.      Dikeringkan preparat dengan dianginkan, dan

9.      Diamati dibawah mikroskop karakteristik dan bentuk bakteri

3.3.2 Pewarnaan Negatif

1.      Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen

2.      Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit aquades pada

preparat glass menggunakan jarum ose

3.      Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas preparat

glass

4.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya

5.      Diteteskan larutan zat warna tinta cina 1 tetes

6.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya

7.      Dicuci dengan air mengalir

8.      Dikeringkan preparat dengan dianginkan, dan

9.      Diamati dibawah mikroskop

3.3.3 Pewarnaan Gram

1.      Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen

2.      Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit aquades pada

preparat glass menggunakan jarum ose

3.      Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas preparat

glass

Page 11: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

4.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya

5.      Diteteskan larutan zat warna crystal violet 2-3 tetes dan didiamkan selama 1 menit

6.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya

7.      Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan

8.      Diteteskan dengan larutan Lugol dan dibiarkan selama 1 menit lalu dicuci dengan air

mengalir dan diangin keringkan

9.      Kemudian dicuci dengan dengan alkohol 95% selama 30 detik, lalu dicuci dengan air

mengalir dan dikering anginkan

10.  Diberi larutan basic fuchsin atau safranin selama 2 menit

11.  Dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan

12.  Diamati dibawah mikroskop

3.3.4 Pewarnaan Spora

1.      Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen

2.      Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit aquades pada

preparat glass menggunakan jarum ose

3.      Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas preparat

glass

4.      Ditutup dengan kertas saring

5.      Diteteskan malachite green kemudian difiksasi

6.      Didiamkan selama 5 menit dan dibuang kertas saring

7.      Dibilas dengan air mengalir dan kemudian dianginkan

8.      Diteteskan safranin dan dikeringkan tanpa fiksasi

9.      Diamati dibawah mikroskop

Page 12: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Morfologi koloni bakteri

Gambar Keteranagan

Bentuk koloni : Curled

Bentuk tepi koloni : Tidak beraturan

Struktur dalam : smooth(halus/licin)

Elevasi koloni : Rigose(berkerut dan

berlipat)

2.Penataan sel bakteri

Gambar Keterangan Nama biakan

- Penataan tunggal

- Penataan dua-dua

berpasangan.

- Penataan jamak

(lebih dari 1)

Bibit nata de coco

3.Pewarnaan gram pada bakteri

Gambar Keteranagan

Warna sel bakteri merah sehingga bakteri

termasuk dalam kelompok gram negatif(-)

(+ luntur).

Page 13: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

PEMBAHASAN

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas

dibandingkan mahluk hidup yang lain .

Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-

tempat yang ekstrim.

Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri

adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan

berukuran renik (mikroskopis).

Ciri-ciri Bakteri

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :

1. Organisme multiselluler

2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )

3. Umumnya tidak memiliki klorofil

4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki

ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.

5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam

6. Hidup bebas atau parasit

7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding

selnya tidak mengandung peptidoglikan

8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung

peptidoglikan

Struktur Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:

1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)

Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula

penyimpanan

2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)

Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

Struktur dasar sel bakteri

Struktur dasar bakteri :

1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan

peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan

Page 14: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).

2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan

fosfolipid dan protein.

3. Sitoplasma adalah cairan sel.

4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.

5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.

Struktur tambahan bakteri :

1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila

lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan

lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.

2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol

dari dinding sel.

3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari

dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih

kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah

struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.

4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung

pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada

bakteri yang melakukan fotosintesis.

5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.

6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan

terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri.

Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora

yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan,

radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora

akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

Bentuk Bakteri

Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta

terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.

Berbagai macam bentuk bakteri :

Page 15: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

1. Bakteri Kokus :

kokus

a. Monokokus

yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal

b. Diplokokus

yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan

c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.

d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus

e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.

f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur

2. Bakteri Basil :

basil

a. Monobasil

yaitu berupa sel bakteri basil tunggal

b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri

basil berdempetan

c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai

3. Bakteri Spirilia :

Page 16: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

spirilia

a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang

b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup

c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma

Alat Gerak Bakteri

Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk

batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri

bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan

yang merugikan bagi kehidupannya.

Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda

pula yaitu

1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu

2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi

3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung

4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran

populasi.

Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan

optimum adalah :

1. Suhu

2. Derajat keasaman atau pH

3. Konsentrasi garam

4. Sumber nutrisi

Page 17: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

5. Zat-zat sisa metabolisme

6. Zat kimia

Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.

Cara Perkembangbiakan bakteri:

Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif =

tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner

yaitu setiap sel membelah menjadi dua.

Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri

lainnya.

Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.

Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel

bakteri ke sel bakteri yang lainnya.

transformasi

2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya

dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).

transduksi

Page 18: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui

kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang

berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.

konjugasi

Peranan Bakteri

Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang

merugikan.

Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :

1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).

2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada

pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter

xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.

3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium

leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan

Azotobacter chlorococcum.

4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses

nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.

5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin

B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk

pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik

streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan

Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.

6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum

7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan

energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium

8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang

Page 19: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri,

misalnya enzim, vitamin dan hormon.

Bakteri yang merugikan sebagai berikut :

1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum

2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab

penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani

(penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )

3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks

pada sapi )

4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum

(penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium

tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)

Page 20: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

BAB V

KESIMPULAN

Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:

Bakteri merupakan sel prokariotik berukuran lebih kecil dari sel eukariotik.

Bakteri mempunyai struktur el yang terdiri atas Membran Sel , Dinding Sel, Flageldan

Pili, serta Kapsul dan Lendir Bakteri di Klasifikasi atas dua golongan, yakni bakteri

gram-positif dan bakterigram-negatif. Terbagi atas:

1.Bakteri berbentuk cocous (bulat)

2.Bakteri berbentuk basillus

3.Bakteri berbentuk spiral

4.Bakteri yang termasuk kelompok khusus

Bakteri diidentifikasi dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri

yang berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya dengan mikroskop,

memperjelasukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam

bakteriseperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang

khasdaripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras

mikroorganismedengan sekitarnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur

warna ,substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.

Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu pewarnaan

positif dan pewarnaan negative.

Pewarnaan positif merupakan metode mewarnai bakteri yang diamati, sehingga

sel bakteri tampak berwarna dengan latar transparan.

Pewarnaan negative merupakan metode mewarnai latar belakangnya sehingga selatau

bakteri akan tampak tarnsparan dengan latar berwarna sesuai dengan

warna pewarnanya.

Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur

warna,substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.

Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram

negatif  berwarna merah.Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :

Page 21: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

1.Zat warna utama (violet kristal)

2.Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkanwarna

utama.

3.Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yangdigunakan

uantuk melunturkan zat warna utama 

4.Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembalisel-sel

yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol.

Page 22: Mikro Asli Pengenalan Bakteri

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali

Sutedjo, Mul Mulyani.1991.Mikrobiologi Tanah.Jakarta : Rineka Cipta

Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press