halaman isi laporan penghitungan korelasi turbiditas dengan konsentrasi sel bakteri

26
PENGHITUNGAN KORELASI TURBIDITAS DENGAN KONSENTRASI SEL BAKTERI A. TUJUAN Memahami korelasi antara turbiditas berbagai suspensi bakteri yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dengan konsentrasi sel bakteri B. DASAR TEORI Dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis pengukuran kuantitatif populasi mikroba sangat diperlukan. Terdapat dua macam pengukuran dasar mikroba, yaitu penentuan jumlah sel dan massa sel. Pengukuran jumlah sel bisa dilakukan dengan hitungan sel hidup dengan metode cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count), atau secara elektronik dengan menggunakan alat coulter counter. Sedangkan massa sel dapat ditentukan dengan beberapa metode yaitu mengukur kekeruhan suspensi sel dengan alat spektrofotometer. Metode Hitungan Cawan / Total Plate Count Total plate count pada dasarnya yaitu membuat seri pengenceran kelipatan 10, kemudian diambil 1 ml dari masing-masing pengenceran kemudian ditanam dalam medium 1

Upload: okay-gd

Post on 04-Jan-2016

467 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

PENGHITUNGAN KORELASI TURBIDITAS DENGAN KONSENTRASI

SEL BAKTERI

A. TUJUAN

Memahami korelasi antara turbiditas berbagai suspensi bakteri yang

memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dengan konsentrasi sel bakteri

B. DASAR TEORI

Dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis pengukuran kuantitatif

populasi mikroba sangat diperlukan. Terdapat dua macam pengukuran dasar

mikroba, yaitu penentuan jumlah sel dan massa sel. Pengukuran jumlah sel bisa

dilakukan dengan hitungan sel hidup dengan metode cawan (plate count), hitungan

mikroskopis langsung (direct microscopic count), atau secara elektronik dengan

menggunakan alat coulter counter. Sedangkan massa sel dapat ditentukan dengan

beberapa metode yaitu mengukur kekeruhan suspensi sel dengan alat

spektrofotometer.

Metode Hitungan Cawan / Total Plate Count

Total plate count pada dasarnya yaitu membuat seri pengenceran kelipatan

10, kemudian diambil 1 ml dari masing-masing pengenceran kemudian ditanam

dalam medium biakan. Plate count atau viable count didasarkan pada asumsi

bahwa setiap sel mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu

koloni setelah ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang

sesuai. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan mengandung suatu indeks

bagi jumlah organism yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Teknik

yang harus dikuasai dalam metode ini adalah mengencerkan sampel dan

mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah diinkubasi 24-48 jam, jumlah

koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau dugaan dari jumlah

mikroorganisme dalam suspensi tersebut. Untuk memenuhi persyaratan statistik,

1

Page 2: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30-

300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui

sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang

mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut, maka harus

dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organism yang terdapat

dalam sampel ditentukan dengan cara mengkalikan jumlah koloni yang terbentuk

dengan faktor pengenceran.

Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme

karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau

berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Unit

(CFU/ml atau g/ml). Koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh

menggunakan pengenceran bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui

jumlah bakterinya.

Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut:

1. Satu koloni dihitung 1 koloni

2. Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni

3. Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni

4. Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni.

5. Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidah dihitung.

6. Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.

Penghitungan Total Plate Count (TPC) merupakan cara yang sensitif untuk

menghitung sel mikroorganisme karena :

1. Hanya sel mikroorganisme hidup yang dihitung.

2. Beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung sekaligus.

3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang

terbentuk mungkin berasal dari satu sel mikroorganisme dengan penampakan

pertumbuhan spesifik (Fardiaz, 1993).

Metode yang biasa digunakan dalam menentukan Total Plate Count (TPC)

adalah sebagai berikut :

2

Page 3: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

1. Metode tuang (pour plate), yaitu dengan cara menanamkan sampel kedalam

cawan petri terlebih dahulu, kemudian ditambahkan media biakan dengan cara

dituang selanjutnya dihomogenisasi secara manual.

2. Metode sebar (spread plate), yaitu dengan cara menanamkan sampel kedalam

cawan petri yang telah diisi media biakan dan disebarkan atau diratakan

menggunakan batang gelas bengkok atau bentuk L.

Menurut Standaar Nasional Indonesia (2006) dalam penentuan Angka

Lempeng Total (ALT) atau Total Plate Count (TPC) metode yang biasa digunakan

ialah metode tuang (pour plate). Cara menghitung jumlah sel bakteri dalam satuan

CFU/ml:

Misal: penanaman dilakukan dari tabung pengenceran 10-6 dengan metode Spread

Plate, maka:

Jumlah koloni 50 = 50 x 10-6 CFU/0,1 ml

Fp = 50 x 1/10-6 = 5 x 107 CFU/ 0,1 ml

SP = 5 x 108 CFU’s / ml

Koloni yang dipilih untuk dihitung menggunakan cara SPC memiliki syarat

khusus berdasarkan statistik untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan.

Perhitungan mengacu kepada standar atau peraturan yang telah ditentukan. Bila

perbandingan hasil antara pengenceran sebelumnya sama atau lebih kecil dari 2,

maka hasil kedua pengenceran tersebut dirata-rata. Akan tetapi jika lebih besar

dari 2, maka yang dipakai adalah nilai hasil pengenceran sebelumnya (Cappucino

& Sherman, 1987).

Metode Turbidimetrik

Metode turbidimetrik merupakan metode pengukuran kekeruhan biakan

dengan fotokolorimeter. Namun agar data yang diperoleh pengukuran ini dapat

dinyatakan sebagai konsentrasi organisme, diperlukan suatu kurva standar yang

menyatakan korelasi antara kekeruhan dengan jumlah organisme per-ml biakan.

3

CFU’s / ml = jumlah koloni x faktor pengenceran

Page 4: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

Kurva semacam ini diperoleh dengan cara menggunakn metode hitungan cawan

untuk menggunakan metode hitungan organisme di dalam biakan yang

kekeruhannya diketahui.Sekali kurva biakan ini diperoleh, maka sejumlah biakan

organism sejenis dapat dengan cepat diukur kekeruhannya dan konsentrasinya

segera setelah membaca kurva standar tersebut.

Untuk memahami cara kerja fotokorimeter, sumber cahaya dalam alat

tersebut memancarkan seberkas cahaya putih melalui dua buah lensa dan celah

masuk kesuatu kisi difraksiyang pada gilirannya menyebarkan cahaya menjadi

berkas-berkas horizontal dengan semua spectrum warna. Dari warna ungu dan

ultra ungu (gelombang cahaya pendek) sampai pada warna merah (gelombang

cahaya panjang). Spektrum cahaya jatuh pada layar gelap yang dilengkapi cahaya

keluar. Hanya bagian spectrum yang kebetulan jatuh pada celah tersebut

memasuki sampel yang akan menjadi berkas monokromatik. Panjang gelombang

mana yang akan masuk melalui celah tersebut dapat diatur dengan menyesuaikan

arah kisi difraksi melalui pemutaran tombol pengatur panjang gelombang alat

tersebut.

Untuk mencatat optical density (OD) atau % transmitans digunakan

galvanometer. Makin besar intensitas cahaya artunya semakin sedikit jumlah sel

dalam suspensi. Sebelum digunakn alat tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu

untu menetapkan 100% T. setelah dikalibarasi maka kekeruhan sampel biakn

dapat dibaca dengan menaruh tabung berisi biakan tersebut kedalm sampel alat

tersebut. Melalui perhitungan, nilai %T kemudian diubah dan dinyatakan sebagai

nilai absorbans (A) atau rapat optik (optikal density atau OD).

Escherichia coli termasuk dalam bakteri coloform fekal karena ditemukan

pada feses yang berasal dari saluran pencernaan hewan berdarah panas.

Escherichia coli awalnya diisolasi dari tinja bayi oleh Escherich tahun 1885

(Suriawiria,1993). E. coli merupakan mikroba normal saluran pencernaan (Pelczar

dan Chan, 2009). organisme indikator yang dipakai untuk analisis air dan untuk

mengiuji adanya pencemaran oleh tinja hewan berdarah panas, tetapi

penyebarannya tidak melalui air. Melainkan E. Coli dipindahsebarkan dengan

4

Page 5: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif melalui makanan atau

minuman (tidak selalu berkembangbiak disitu).

E.coli memiliki morfologi dan ciri-ciri pembeda yaitu:

1. Bentuk batang, tebal  0,5 µm;  panjang  antara  1,0-3,0  µm, gram negatif

2. Terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek

3. Biasanya tidak berkapsul

4. Tidak berspora

5. Motil atau tidak motil, petrikulus

6. Aerobik, anaerobik fakultatif

7. Penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi (Pelczar dan Chan,

2009).

Gambar 1. Koloni Escherichia coli pada media EMB agar.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat:

1. Tabung reaksi

2. Pipet volume

3. Cawan petri

4. Bunsen

5. Spektrofotometer

6. Botol kultur

5

Page 6: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

Bahan:

Biakan bakteri:

1. Escherichia coli

2. Bacillus megaterium

3. Staphylococcus aureus

Media dan bahan kimia:

1. Media Nutrient Agar

2. Media Nutrient Broth

3. Alkohol

D. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan biakan padat bakteri Bacillus subtilis, Eschericia coli, dan

Staphylococcus aureus

2. Masukkan 50 ml media Nutrient broth dalam botol (sebanyak 3 botol/tabung),

untuk pertumbuhan Bacillus subtilis, Eschericia coli, dan Staphylococcus

aureus

3. Tumbuhkan masing-masing bakteri pada media cair tersebut dengan

mengambil 1 ose biakan dan inkubasi selama 24 jam

4. Ambil 1 ml kultur bakeri dan encerkan sampai kekeruhan yang ditentukan

(misalnya 0,05 dan 0,1 dst). Pengukuran kekeruhan menggunakan alat

spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm

5. Hitung konsentrasi sel bakteri menggunakan metode penghitungan agar

cawan (pour plate) dan pengukuran biomassa kering sel bakteri

6. Pengenceran untuk TPC dilakukan sampai pengenceran ke 10-8

7. Pengenceran ke 10-4, 10-5, 10-6, 10-7, dan 10-8 yang dihitung koloni bakterinya

dengan menggunakan colony counter, karena pengenceran mulai dari

pengenceran 10-4 ke belakang diperkirakan mengandung koloni antara 30-300

koloni

6

Page 7: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

8. Nyatakan jumlah sel bakteri dalam satuan CFU (Colony Forming Unit)/ml

dari masing-masing kultur bakteri yang berbeda dalam bentuk dan ukuran

9. Untuk biomassa, kultur sisa dari kultur bakteri yang telah diambil 1 ml untuk

pengenceran 10-1, kemudian disentrifuge 6000 rpm selama 15 menit. Taruh di

kertas saring yang telah dikeringkan/inkubasi sebelumnya dengan catatan

kertas saring yang telah dikeringkan tersebut telah ditimbang sebelumnya

10. Kemudian keringkan/inkubasi kertas saring beserta pelet sampai kering dan

timbang kertas saring dan pelet. Lakukan penimbangan sampai konstan.

Untuk mendapatkan biomassa, maka berat kertas saring dan pelet dikurangi

dengan kertas saring yang telah diinkubasi/dikeringkan

11. Setelah proses sentrifugasi selesai, ambil pelet yang terbentuk

12. Nyatakan data hasil penghitungan biomassa kering sel bakteri dalam satuan

g/ml

13. Masukkan data yang didapat pada tabel yang disediakan

14. Buatlah korelasi antara kekeruhan masing-masing bakteri dengan konsentrasi

sel bakteri (CFU/ml atau g/ml)

15. Simpulkan apakah bentuk dan ukuran sel bakteri pada kekeruham yang sama

berpengaruh terhadap konsentrasi bakteri.

E. HASIL PENGAMATAN

A. Bakteri Bacillus megaterium

Tabel 1. Analisis Perhitungan Berat biomassa bakteri Bacillus megaterium

Keterangan BeratBerat kering kertas 1,1583 gramBerat kering kertas + pelet kering 1,2296 gramBerat biomassa 0,0713 gramOD (Optical Density); λ = 600 nm 0,129 gram

7

Page 8: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

Tabel 2. Analisis perhitungan Total Plate Count bakteri Bacillus megaterium

Pengenceran Jumlah sel setelah dikalikan dengan faktor pengenceran (CFU/ml)

10-4 107 x 104

10-5 50 x 105

10-6 44 x 106

10-7 42 x 107

10-8 34 x 108

10-9 26 x 109

10⁻⁴ 10⁻⁵ 10⁻⁶ 10⁻⁷ 10⁻⁸0

20

40

60

80

100

120

f(x) = − 15.4 x + 101.6

Korelasi Turbiditas terhadap konsentarsi sel bakteri Bacillus megaterium

Pengenceran

Kons

entr

asi s

el (C

FU/m

l)

Gambar 1: Korelasi antara turbiditas terhadap konsentrasi sel bakteri Bacillus

megaterium

B. Bakteri Staphylococcus aureus

Tabel 3. Analisis Perhitungan Berat biomassa bakteri Staphylococcus aureus

Keterangan BeratBerat kering kertas 1,2311 gramBerat kering setelah dikeringkan 1,6120 gramBerat biomassa 1,4669 gramOD (Optical Density); λ = 600 nm 0,129 gram

8

Page 9: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

Tabel 4. Analisis perhitungan Total Plate Count bakteri Staphylococcus aureus

Pengenceran Jumlah sel setelah dikalikan dengan faktor pengenceran (CFU/ml)

10-3 402 x 103

10-4 172 x 104

10-5 44 x 105

10-6 22 x 106

10-7 20 x 107

10-8 17 x 108

10⁻⁴ 10⁻⁵ 10⁻⁶ 10⁻⁷ 10⁻⁸ -

20 40 60 80

100 120 140 160 180 200

f(x) = − 33.4 x + 155.2

Korelasi turbiditas terhadap konsentrasi sel bakteri bakteri Staphylococcus aureus

Pengenceran

Kons

entr

asi (

CFU/

ml)

Gambar 2. Korelasi antara turbiditas terhadap konsentrasi sel bakteri Staphylococcus

aureus

C. Bakteri Escherichia coli

Tabel 5. Analisis Perhitungan Berat biomassa bakteri Escherichia coli

Keterangan BeratBerat kering kertas 1,2038 gramBerat kertas setelah dikeringkan 1,1751 gramBerat kering kertas + pelet kering 1,3053 gramBerat biomassa 0,1302 gramOD (Optical Density); λ = 600 nm 0,129

9

Page 10: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

Tabel 6. Analisis perhitungan Total Plate Count bakteri Escherichia coli

Pengenceran Jumlah sel setelah dikalikan dengan faktor pengenceran (CFU/ml)

10-4 1154 x 104

10-5 977 x 105

10-6 854 x 106

10-7 683 x 107

10-8 458 x 108

10⁻⁴ 10⁻⁵ 10⁻⁶ 10⁻⁷ 10⁻⁸0

200

400

600

800

1000

1200

1400

f(x) = − 168.6 x + 1331

Korelasi Turbiditas terhadap konsentarsi sel bakteri Escherichia coli

Series1Linear (Series1)

Pengenceran

Kons

entr

asi s

el (C

FU/m

l)

Grafik 3: Korelasi antara turbiditas terhadap konsentrasi sel bakteri Escherichia coli

F. PEMBAHASAN

Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu standar

yang disebut “Total Plate Count” atau TPC yang menjelaskan cara menghitung

koloni pada cawan serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah

koloni dalam suatu contoh. Cara menghitung koloni pada suatu cawan adalah

sebagai berikut:

1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara

30 sampai 300 koloni.

10

Page 11: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan

koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan dan dapat dihitung

sebagai satu koloni.

3. Suatu deretan rantai koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung

sebagai satu koloni.

Sedangkan data yang dilaporkan menurut TPC harus mengikuti peraturan

sebagai berikut :

1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama

didepan koma dan angka kedua dibelakang koma. Jika angka ketiga sama

dengan atau lebih besar dari 5, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi dari

angka kedua.

2. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka

kurang dari 30 koloni pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran

terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan

dengan besarnya pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya dicantumkan dalam

tanda kurung.

3. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka lebih

besar dari 300 koloni, hanya jumlah koloni pada pengenceran tertinggi yang

dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan dengan besarnya

pengenceran, tapi jumlah yang sebenarnya dicantumkan dalam tanda kurung.

4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah

antara 30 sampai 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari

kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan dua, yang digunakan

adalah rata-ratanya. Jika perbandingannya lebih dari dua, yang dilaporkan

hanya hasil yang terkecil.

5. Jika digunakan dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil

harus dari kedua cawan tersebut, meskipun salah satunya tidak memenuhi

syarat diantara 30 samapai 300 koloni.

Hal-hal penting yang harus dipikirkan matang sebelum menganalisa sampel

untuk diketahui jumlah mikroorganismenya adalah:

11

Page 12: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

1. Memperkirakan jumlah mikroorganisme yang ada dalam sampel per satuan

volume.

2. Memilih metode yang cocok sehingga dihasilkan data yang akurat.

3. Mengetahui jenis/golongan mikroorganisme yang akan dihitung, misalnya

bermaksud akan menghitung yeast, bakteri, atau bakteri genus tertentu saja.

4. Menentukan media pertumbuhan yang cocok.

5. Benar-benar mengetahui perbedaan morfologi koloni antara bakteri, yeast dan

molds.

6. Mencari tahu standar/ batas ambang/ jumlah maksimum aman jika sample yang

dianalisa memerlukan referensi tersebut.

7. Memperkirakan jumlah sampel (volum/berat) yang perlu ditampung pada saat

pengambilan sampel yang disesuaikan dengan sample size dari metode

teretentu.

Metode hitungan cawan mempunyai beberapa kelemahan, yaitu (Fardiaz,

1993) :

1. Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah mikrob yang sebenarnya, karena

beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.

2. Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang berbeda.

3. Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan

membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.

4. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberpaa hari sehingga

pertumbuhan koloni dapat dihitung.

Pada percobaan ini digunakan tiga spesies bakteri, yaitu Bacillus

megaterium, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli. Bahasan ini akan

diuraikan hubungan antara turbiditas suspensi sel bakteri terhadap konsentrasi sel

bakteri tersebut.

A. Bakteri Bacillus megaterium

Pengenceran yang dilakukan pada percobaan ini adalah pengenceran

desimal, yaitu mulai pengenceran 10-4 sampai pengenceran 10-9. Dari hasil

12

Page 13: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

penghitungan koloni didapat bahwa pengenceran 10-4 sampai pengenceran 10-8

memenuhi syarat untuk dilaporkan. Namun dalam percobaan ini diambil tiga

pengenceran, maka pengenceran yang diambil adalah pengenceran terendah, yaitu

10-4 menghasilkan 107 koloni, 10-5 50 koloni, dan 10-6 44 koloni dengan nilai

absorbansi 0,129. Rata-rata jumlah sel bakteri Bacillus megaterium pada

pengenceran tersebut adalah 1,7 x 107. Cfu/ml kultur setelah dibulatkan dan

dikalikan dengan faktor pengenceran. Disamping itu, dihasilkan biomassa sel

bakteri Bacillus megaterium sebesar 0,0713 gram, yang merupakan berat kering

sel bakteri tersebut.

B. Bakteri Staphylococcus aureus

Dari percobaan ini menggunakan pengenceran 10-3 sampai 10-8. Setelah

penghitungan koloni diperoleh pengenceran yang memenuhi syarat untuk

dilaporkan adalah pengenceran 10-3 dengan 172 koloni dan 10-5 dengan 44 koloni

dengan nilai absorbansi 0,129. Dengan demikian, hasil yang dilaporkan sesuai

dengan Standar Plate Count adalah hasil pengenceran terendah dari kedua

pengenceran tersebut, yaitu pengenceran 10-3 karena nilai perbandingan dari kedua

jumlah koloni tersebut lebih dari 2, sehingga jumlah sel bakteri Staphylococus

aureus pada pengenceran tersebut adalah 172 x 103 cfu/ml kultur kemudian

dibulatkan menjadi 1,7 x 105 cfu/ml kultur. Biomassa sel bakteri tersebut sebesar

1,4669 gram.

C. Bakteri Escherichia coli

Pengenceran yang digunakan pada percobaan yang menggunakan bakteri

Escherichia coli sebagai bahan percobaan ini adalah 10-4 samapai 10-8.dengan nilai

absorbansi 0,129. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa tidak ada satupun dari

pengenceran tersebut yang memenuhi syarat untuk dilaporkan, semua pengenceran

tersebut menghasilkan jumlah koloni yang lebih dari 300. Dengan demikian,

pengenceran yang dilaporkan jumlah koloninya adalah pengenceran yang

tertinggi, yaitu 10-8 dengan 458 koloni karena pada pengenceran ini menghasilkan

13

Page 14: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

jumlah koloni terendah diatas 300. Sehingga jumlah sel bakteri tersebut menurut

Standar Plate Count adalah > 300 x 108 cfu/ml kultur (458 x 108 cfu/ml kultur

kemudian setelah dibulatkan menjadi 4,6 x 1010 cfu/ml kultur). Biomassa sel

bakteri Escherichia coli pada percobaan ini sebesar 0,1302 gram.

Dari grafik hubungan antara turbiditas sel bakteri (yang sebanding dengan

tingkat pengenceran) terhadap konsentrasi sel bakteri diperoleh bahwa pada

pengenceran terendah akan menghasilkan jumlah sel terbanyak diantara

pengenceran yang lain. Meskipun dengan nilai absorbansi yang sama dari ketiga

kultur spesies bakteri tersebut akan menghasilkan konsentrasi sel yang berbeda.

Hal ini disebabkan oleh bentuk dan ukruan sel yang berbeda dari ketiga spesies

bakteri tersebut. Bakteri Escherichia coli memiliki konsentrasi paling tinggi

kemudian disusul oleh Bacillus megaterium dan Staphylococcus aureus pada nilai

absorbansi 0,129 dengan panjang gelombang 600 nm. Disamping bentuk dan

ukuran sel yang berbeda yang mempengaruhi konsentrasi sel suspensi bakteri

terdapat juga faktor lain yang berperan, diantaranya, konsentrasi pengencer, lama

waktu inkubasi, suhu inkubasi, dan lain-lain.

G. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dan hasil pengamatan pada praktikum yang telah

dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Pada nilai absorbansi yang sama dari berbagai spesies bakteri akan

menghasilkan konsentrasi dan biomassa sel yang berbeda dalam kulturnya.

2. Konsentrasi sel bakteri yang paling tinggi adalah bakteri Escherichia coli

sebesar >300 x 108 cfu/ml kultur ( 4,6 x 1010 cfu/ml kultur) kemudian disusul

oleh Bacillus megaterium sebesar 1,7 x 107 cfu/ml kultur dan Staphylococcus

aureus sebesar 1,7 x 105 cfu/ml kultur.

3. Biomassa sel bakteri tertinggi adalah bakteri Staphylococcus aureus sebesar

1,4669 gram kemudian disusul oleh Escherichia coli sebesar 0,1302 gram dan

Bacillus megaterium sebesar 0,0713 gram.

14

Page 15: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

4. Tidak hanya bentuk dan ukuran sel yang berbeda yang dapat menyebabkan

konsentrasi dan biomassa sel bakteri berbeda pada nilai absorbansi yang sama,

tetapi juga faktor konsentrasi pengencer, lama waktu inkubasi, suhu inkubasi,

ketelitian penghitungan, dan lain-lain

5. Semakin tinggi pengenceran dan nilai absorbansi yang pada suatu kultur

bakteri akan semakin menurunkan jumlah sel yang ada dalam pengenceran

tersebut.

H. DAFTAR PUSTAKA

Capuccino, J. G.and Natalie S. 2000. Microbiology A Laboratory Manual.

Benjamin/Cummings Publishing Company Inc., Menis Park,

California.

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Niemi, R. M. dan S. I Niemelä. 2001. Measurements Uncertainty in

Microbiological Cultivation Methods. Accreditation and Quality

Assurance. Journal for Quality, Comparability and Reliability in

Chemical Measurement, Springer Berlin Vol 6. No 8 372-375.

Pelzar, Michael J. dkk. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

15

Page 16: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

LAMPIRAN

No. Gambar Keterangan

1.Alat dan bahan yang digunkan dalam praktikum

2.

Pemindahan biakan Escherichia coli ke tabung reaksi sebanyak 1 ml untuk dilakukan pengenceran (pengeceran dilakukan sampai 10 -8 )

3.tabung reaksi berisi Escherichia coli dengan pengenceran 10 -1 -10 -8

4.Pemindahan 50 ml media Nutrient Broth kedalam cawan petri.

16

Page 17: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

5.

Pemindahan Escherichia coli ke cawan petri yang berisi media NB (digunakan untuk menghitung jumlah sel )

6.Biakan Escherichia coli dicawan pentri dengan pengenceran 10 –4

– 10 -8

7.Perhitungan jumlah sel bakteri Escherichia coli dengan menggunakan colony counter

8. Pengukuran OD menggunakan Spektrofotometer

17

Page 18: Halaman Isi Laporan Penghitungan Korelasi Turbiditas Dengan Konsentrasi Sel Bakteri

9.

Melakukan sentrifugasi untuk mengambil supernatan (digunakan untuk perhitungan biomassa kering sel bakteri)

10.Melakukan inkubasi sel bakteri Escherichia coli

11.Kertas saring yang berisi supernatan bakteri Escherichia coli hasil inkubasi

12.Perhitungan berat kering Escherichia coli dengan timbangan analitik

18