4. laporan praktikum teknik isolasi bakteri
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
NILAI NAMA : BETY HASWANTI
NO. MAHASISWA : P07131111055
SEMESTER : 3 (TIGA)
TANDA TANGAN :
I. Acara Praktikum : Teknik Isolasi Bakteri
II. Sub Acara Praktikum :
A. Teknik Goresan
B. Teknik Taburan
C. Teknik Usap
D. Bakteri Udara
III. Tujuan Praktikum :
A. Mengetahui teknik isolasi bakteri.
B. Mempelajari morfologi koloni yang tumbuh dalam kultur murni hasil isolasi.
IV. Hari, Tanggal :
A. Sterilisasi alat : Selasa, 9 Oktober 2012
B. Isolasi bakteri : Kamis, 11 Oktober 2012
C. Pengamatan koloni bakteri : Senin, 15 Oktober 2012
V. Dasar Teori :
Dalam mempelajari mikrobia tidak bisa dilakukan secara kasat mata.
Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disana masih
terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam-macam jenisnya. Selain itu,
di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan
terlepas dari spesies yang lain. Mikrobia lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni
dan bersama-sama dengan mikrobia yang lain(Seiler, 2000). Oleh karena itu, dalam
mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan
murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri(Pelczar et
al.,1988).
Untuk mempelajari sifat karakteristik mikrobia, baik morfologi, pertumbuhan
maupun fisiologinya, maka masing-masing jenis mikrobia harus dipisahkan satu
dengan lainnya dalam suatu kultur yang disebut kultur murni, yaitu suatu biakan yang
terdiri dari sel-sel yang terdiri dari satu spesies atau satu galur mikrobia. Sehingga
untuk tujuan ini maka media yang digunakan untuk penanaman harus steril, dan tidak
terkontaminasi oleh jenis-jenis mikrobia lain tumbuh di dalamnya. Dalam kegiatan ini
langkah demi langkah cara memindahkan biakan murni harus dengan teknik aseptis.
A. Teknik Aseptis dalam Inokulasi
Untuk memindahkan sel-sel mikrobia dari satu medium ke medium yang
lain, baik bertujuan untuk peremjaan mikrobia(subculturing), maupun
memisahkan jenis tertentu dari jenis yang lain (isolasi), digunakan ose yang
sebelumnya harus dipijarkan agar ujung dari ose untuk sementara steril karena
mikrobia akan mati dengan pemijaran.
Dalam pemindahan kultur, kedua tabung(suspensi biakan murni dan
tabung media baru) dipegang dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan sambil
memegang ose yang sudah dipijarkan(sementara menjadi dingin), membuka tutup
kapas dengan menjepit diantara jari-jari. Jangan meletakkan tutup kapas diatas
meja, hal ini akan menyebabkan kontaminasi pada medium. Dalam beberapa detik
dengan didekatkan (±10 cm) pijaran api, pindahkan ose yang sudah dicelupkan
pada suspensi biakan murni ke tabung media penanaman yang baru. Setelah
selesai dekatkan kedua mulut tabung diatas pijaran api dan segera tutup kembali
kedua tabung. Demikian teknik aseptis selalu lakukan untuk teknik penanaman
yang lain seperti goresan dan taburan di dalam plate.
B. Teknik Isolasi
Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau
lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh
biakan yang murni.
Ada beberapa cara inokulasi yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat
dari mikrobia, antara lain :
1. Tusukan(Stab), yaitu untuk melihat sifat aerob dan anaerob mikrobia (pada
media tabung tegak).
2. Gores (Streak), yaitu untuk melihat sifat pertumbuhan dan morfologi koloni
mikrobia, teknik ini ada beberapa cara, antara lain :
a. Streak pada tabung miring
b. Streak plate, yaitu goresan pada medium plate
3. Tuang (Pour plate), yaitu untu mengetahui morfologi dan jumlah koloni pada
perhitungan jumlah bakteri dengan metode pengenceran.
4. Tabur (Spread plate), yaitu untuk mengetahui morfologi koloni bakteri.
5. Bakteri udara
Metode pemaparan pada udara terbuka adalah metode untuk mengisolasi
bakteri udara. Metode ini sangat simpel, yaitu dengan memaparkan medium
pada udara terbuka, dengan harapan ada bakteri yang menempel dan kemudian
akan tumbuh menjadi koloni.
VI. Alat dan Bahan :
A. Alat :
1. Petridish
2. Tabung reaksi
3. Jarum ose
4. Bunsen
5. Oven
6. Autoklaf
7. Kertas payung (coklat)
B. Bahan :
1. Nutrien Agar
2. Suspensi bakteri E.coli
3. Suspensi bakteri Bacilus sp
4. Rambut yang dikeramas
dan tidak dikeramas
5. Kuku
6. Kapas
7. Aquades steril
VII. Cara Kerja :
A. Persiapan
1. Sterilisasi Petridish
a. Menyiapkan petridish yang akan disterilkan
b. Membungkus peridish dengan kertas coklat(payung)
c. Memasukkan petridish yang telah dibungkus dalam oven pada suhu 180º C
selama 120 menit
2. Pembuatan Media (Nutrien Agar/NA)
a. Menimbang NA bubuk lalu mencampurnya dengan aquades
b. Memanaskan larutan NA sampai medidih
c. Menuangkan larutan NA kedalam tabung reaksi dan ditutup dengan kapas
d. Mensterilkan tabung reaksi yang sudah berisi media dalam autoklaf pada
suhu 121ºC, tekanan 1 atm selama 15 menit
B. Teknik Isolasi
1. Teknik Goresan
a. Mencairkan NA pada penangas air
b. Menuangkan NA yang masih cair suam-suam kuku kedalam petridish
secara aseptis
c. Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak
rusak/bergerak)
d. Mengambil 1 ose bakteri secara aseptis kemudian menggoreskan pada
permukaan agar secara goresan lurus dan goresan zig-zag
e. Memberi label pada petridish agar tidak tertukar
f. Membuat kontrol terhadap media yang digunakan
g. Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat)
h. Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari
i. Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media
2. Teknik taburan
a. Teknik Tabur 1
1) Mencairkan NA pada penangas air
2) Mengambil 1 ose suspensi bakteri lalu mencelupkan pada media agar
yang masih cair suam-suam kuku secara aseptis
3) Menuangkan media kedalam petridish secara aseptis
4) Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak
rusak/bergerak)
5) Memberi label pada petridish agar tidak tertukar
6) Membuat kontrol terhadap media yang digunakan
7) Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat)
8) Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari
9) Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media
b. Teknik tabur 2
1) Mencairkan NA pada penangas air
2) Mengambil 1 ose suspensi bakteri lalu dimasukkan ke dalam petridish
secara aseptis
3) Menuangkan media yang masih cair suam-suam kuku kedalam
petridish secara aseptis
4) Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak
rusak/bergerak)
5) Memberi label pada petridish agar tidak tertukar
6) Membuat kontrol terhadap media yang digunakan
7) Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat)
8) Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari
9) Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media
3. Teknik usap
a. Mencairkan NA pada penangas air
b. Menyiapkan sampel kuku, rambut yang dikeramas dan rambut yang tidak
dikeramas
c. Memasukkan sampel tersebut (kuku atau rambut yang dikeramas atau
rambut yang tidak dikeramas) ke dalam aquades yang steril
d. Menuangkan media yang masih cair suam-suam kuku kedalam petridish
secara aseptis
e. Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak
rusak/bergerak)
f. Mengusapkan hasil rendaman sampel tersebut (kuku atau rambut yang
dicuci atau rambut yang tidak dicuci) pada permukaan media agar dengan
ose secara aseptis
g. Memberi label pada petridish agar tidak tertukar
h. Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat)
i. Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari
j. Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media
C. Bakteri udara
1. Mencairkan NA pada penangas air
2. Menuangkan NA yang masih cair suam-suam kuku kedalam petridish secara
aseptis
3. Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak
rusak/bergerak)
4. Memberi label pada petridish agar tidak tertukar
5. Memaparkan media pada udara bebas selama 5 menit dan 10 menit di lima
tempat berbeda yaitu kelas, kantin, jalan, tempat parkir dan perpustakaan
6. Menutup kembali petridish setelah selesai pemaparan selama 5 menit dan 10
menit
7. Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat)
8. Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari
9. Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media
VIII. Hasil Praktikum dan Pembahasan
A. Hasil praktikum
No urut
Perlakuaan
Mikro Gambar Pengmatan Ket
1 Goresan lurus
E. coli Sepanjang goresan
Media rata,media terluka terdapan kontaminan
26 Goresan lurus
E. coli -Sepanjang goresan-ada titik di luar goresan
Ada kontaminan bakteri media terluka media rata
2 Goresan lurus
B.subtilis -sepanjang goresan-ada goresan yang patah-ada titik di luar garisan
-media rata-ada satu goresan yang luka,ada kontaminan jamur dan bakteri
27 Goresan lurus
B.subtilis -di luar goresan-menyebar-ada titik di luar goresan
-media rata -media terluka-ada kontaminana bakteri
3 Goresan lurus
Kontrol Terdapat kontaminan
-Bakteri (kuning) warna hitam putih-tidak terluka,tidak rata
28 Goresan lurus
Kontrol Kontaminan Terdapat jamur putih.-rata dan tdk terluka
4 Goresan zigzag
E.coli Sepanjang goresan,di luar dan terkotaminana
-Terkontaminasi bakteri orange-media rata,tidak ada luka
29 Goresan zigzag
E.coli Sepanjang goresan,di luar dan terkotaminana
-Terkontaminasi bakteri krem-media rusak,ada luka
5 Goresan zigzag
B.subtilis Sepanjang goresan,di luar dan terkotaminana
-Terkontaminasi bakteri krem-media rata,tdk ada luka
30 Goresan zigzag
B.subtilis Sepanjang goresan,di luar dan terkotaminana
-Terkontaminasi bakteri krem-media rata,tdk ada luka-goresan tidak berbentuk zigzag
6 Goresan zigzag
Kontrol terkotaminana -Kontaminasi jamur(krem)-media rata
31 Goresan zigzag
Kontrol terkotaminana -Kontaminasi jamur(krem)-media rata
7 Taburan cara 1
E.coli -Tdk terkontaminan-pertumbuhan media rata
Ada kontaminan warna kuning
32 Taburan cara 1
E.coli Pertumbuhan merata
Ada kontaminan warna kuning
8 Taburan cara 1
B.subtilis -Pertumbuhan merata-tdk ada kontaminan
Media rata
33 Taburan cara 1
B.subtilis -Pertumbuhan merata-tdk ada kontaminan
Media rata
9 Taburan cara 1
Kontrol -tdk ada pertumbuhan
Media rata
34 Taburan cara 1
Kontrol -tdk ada pertumbuhan
Media rata
10 Taburan cara 2
E.coli -seluruh permukaan
-terkontaminan
35 Taburan cara 2
E.coli -kontaminan -1 titik koloni berwarna krem
11 Taburan cara 2
B.subtilis -Koloni menyebar –tdak rata
Tdk ada kontaminan
36 Taburan cara 2
B.subtilis -Koloni menyebar –tdak rata
Tdk ada kontaminan
12 Taburan cara 2
Kontrol Tidak ada Tidak ada kontaminan
37 Taburan cara 2
Kontrol Tidak ada Tidak ada kontaminan
13 Teknik usap
Rambut habis di cuci
Tumbuh jamur dan bakteri
Jamur berwarna hijau,bakteri berwarna putih
50 Teknik usap
Rambut habis dicuci
14 Teknik usap
Rambut tdk di keramas
Tdk terkontaminasi
Bersih dan tidak ada mikroba
39 Teknik usap
Rambut tdk di keramas
Tdk terkontaminasi
Bersih dan tidak ada mikroba
15 Teknik usap
Kuku Tumbuh beberapa bakteri
Bakteri merah lebih besar drpda yg putih
40 Teknik usap
Kuku Tumbuh beberapa bakteri
Bakteri wrna putih,bntuk blat agak besar,ada yg kecil dan tdk ada jamur
16 Teknik udara dikls(R.lebih sepi)
Ditemukan jamur dan bakteri
-Tdk terlalu banyak terbntuk bulat,lonjong-Media rata
41 Teknik udara dikls (R.lebih sepi)
Ditemukan jamur dan bakteri
-Tdk terlalu banyak terbntuk bulat,lonjong
17 Teknik udara dikls (R.lebih sepi)
Ditemukan jamur dan bakteri
-Bakteri lebih banyak dibandingkn dgn jamur bntuk bulat dan tdak beraturan-media rata
42 Teknik udara dikls (R.lebih sepi)
Ditemukan jamur dan bakteri
-Bakteri lebih banyak dibandingkn dgn jamur bntuk bulat dan tdak beraturan-media rata
18 Bakteri udara di kantin 5’
Bakteri udara
Terdapat bermacam2 bakteri ada hitam,kuning,orange,putih dan ada bercak2 putih,melebar hampir ½ petridish
Terkontaminasi bakteri
43 Bakteri udara di kantin 5’
Bakteri udara
Terdapat macam2 bakteri dan jamur-ada 3 jenis jamur hitam,hitam bintik2,putih,sedangkan bakterinya ada yg hitam,putih,kekuningan
Terkontaminasi bakteri dan jamur
19 Kantin 10’ Bakeri Udara
Terkontaminasi -Terdapat jamur hitam,putih,hijau,-bakteri krem,kuning putih
44 Kantin 10’ Bakteri Udara
Terkontaminasi -Terdapat jamur putih,hitam-bakteri krem,putih,kuning.
20 Jalan 5’ Bakteri Udara
Jamur dan bakteri tumbuh tidak sebanyan pd perlakuan 10’
-Terdapat koloni yg berwarna orange dan putih bentuk bulat kecil-jamur berwarna krem
45 Jalan 5’ Bakteri Udara
Jamur dan bakteri tumbuh tidak sebanyak pd perlakuan 10’
-Terdapat koloni yg berwarna orange dan putih bentuk bulat kecil
21 Jalan 10’ Bakteri Udara
Banyak tumbuh jamur dan bakteri
-terdapat bermacam2 bakteri-terdapat bakteri berwarna orange dan kuning dgn bentuk bulat kecil-bakteri warna putih dan bentuk bulat kecil
46 Jalan 10’ Bakteri Udara
Banyak tumbuh jamur dan bakteri
terdapat bermacam2 bakteri-terdapat bakteri berwarna orange,merah dan kuning dgn bentuk bulat kecil-bakteri warna putih dan bentuk bulat kecil
22 Parkiran 5’ Bakteri udara
-penyebaran tdk merata-terdapat pertumbuhan bakteri berwarna orange,kuning,p
-media yg digunakan rata-terdapat kontaminan jamur dan bakteri
utih dan jamur berwarna putih
47 Parkiran 5’ Bakteri udara
-penyebaran tdk merata-terdapat pertumbuhan bakteri berwarna orange,kuning,putih dan jamur berwarna putih
-media yg digunakan rata-terdapat kontaminan jamur dan bakteri
23 Parkiran 10’
Bakteri udara
-Penyebaran tdk rata-ada yg di pinggir dan di tengah
-media yg digunakan rata-terdapat kontaminan jamur dan bakteri
48 Parkiran 10’
Bakteri udara
-Penyebaran tdk rata-ada yg di pinggir dan di tengah
-media yg digunakan rata-terdapat kontaminan jamur dan bakteri
24 Bakteri udara perpus 5’
Bakteri udara
-bakteri ada 2 warna orange dan kuningada yg sudah tumbu banyak dan ada yg baru sedikit
Tdk ada jamur
49 Bakteri udara perpus 5’
Bakteri udara
bakteri ada 2 warna orange dan putih ,ada yg putih di tengah hitam
Tdk ada jamur
25 Bakteri udara perpus 10’
Bakteri udara
Ada pertumbuhan jamur
Ada 2 koloni jamur berwarna hitam berserabut bentuknya ada yg besar dan kecil
50 Bakteri udara perpus 10’
Bakteri udara
Ada pertumbuhan bakteri
Ada 1 koloni bakteri berwarna orange, Ada 2 koloni bakteri berwarna krem dan orange
B. PembahasanLaporan praktikum mikrobiologi kali ini yang berjudul teknik isolasi bakteri
bertujuan untuk mengetahui teknik isolasi bakteri dan mempelajari morfologi koloni
yang tumbuh dalam kultur murni hasil isolasi. Adapun teknik isolasi yang dilakukan
pada praktikum kali ini antara lain teknik goresan, teknik taburan, teknik usap dan
pemaparan bakteri udara. Sebelum melakukan tahap isolasi bakteri, saya melakukan
tahap persiapan. Antara lain penyeterilan alat dan pembuatan Nutrien Agar.
Penyeterilan alat, penyeterilan petridish dengan menggunakan oven bersuhu
180º C selama 120 menit yang sebelumnya petridish dibungkus terlebih dahulu
dengan kertas payung (coklat). Selanjutnya pembuatan nutrien agar yaitu pembuatan
media untuk penanaman bakteri atau jamur. Adapun langkah yang ditempuh sebagai
berikut , yang pertama saya lakukan yaitu menimbang NA bubuk lalu mencampurnya
dengan aquades, selanjutnya memanaskan larutan NA sampai medidih lalu
menuangkannya kedalam tabung reaksi dan ditutup kapas dan yang terakhir
disterilkan dengan autoklaf.
Teknik isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau
lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh
biakan yang murni. Teknik isolasi yang dipraktikan dalam praktikum kali ini antara
lain teknik goresan, teknik taburan, teknik usap dan pemaparan bakteri udara.
Teknik goresan menggunakan jarum ose dan menggoreskannya ke permukaan
medium agar dengan pola lurus dan zig-zag dengan harapan pada ujung goresan,
hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Teknik
goresan menggunakan dua suspensi bakteri yaitu E.coli dan B.subtilis.
Dari hasil praktikum teknik goresan pola lurus dengan bakteri E.coli dengan hasil
praktikum terdapat sel-sel bakteri terdapat di sepanjang goresan dan ada titik di salah
satu hasil paktikum seorang praktikan tetapi keadaan media kedua hasil sama-sama
medianya tidak rata dan ada juga yang rusak, serta terdapat kontaminan. Hal ini
mungkin dikarenakan ketika menggoreskan suspensi bakteri dengan ose tidak hati-
hati sehingga membuat luka pada media, terdapat kontaminan mungkin dikarenakan
saat memindahkan suspensi bakteri kuang aseptis sehingga terdapat mikrobia yang
masuk mengkontaminasi media.
Sedangkan untuk teknik goresan lurus dengan suspensi bakteri B.subtilis, dengan hasil
praktikan yang pertama yaitu terdapat sel-sel bakteri di sepanjang goresan tetapi ada
goresan yang patah dan ada titik dilluar goresan. Dan keadaan medianya rata terdapat
luka dan terdapat kontaminan seperti jamur. Sedangkan hasil praktikan yang satu sel-
sel bakterinya menyebar tidak sesuai pola lurus, terdapat kontaminan dan medianya
juga ada yang rusak. Hal ini dikarenakan pada saat pemindahan suspensi bakteri
kurang hati-hati sehingga melukai media.
Sedangkan untuk hasil kontrolnya, terdapat kontaminan dan medianya rusak. Hal ini
mungkin dikarenakan proses pembuatan media atau penuangan agar kurang aseptis
sehingga dapat terkontaminasi dari lingkungan.
Selanjutnya teknik goresan zig-zag dengan suspensi bakteri E.coli terdapat
kontaminasi medianya pun ada yang rusak dan tidak rata. Untuk teknik goresan zig-
zag dengan suspensi bakteri B.subtilis juga sama terdapat kontaminan dan medianya
ada yang rusak dan tidak rata. Dan untuk kontrolnya semua terkontaminasi oleh jamur
berwarna krem.
Teknik tabur bertujuan untuk mengamati morfologi bakteri. Masih
menggunakan suspensi bakteri E.coli dan B.subtilis. Dalam pratikum ini terdapat 2
macam teknik taburan. Teknik tabur 1 yaitu dengan cara memasukkan suspensi
bakteri kke dalam medi agar, selanjutnya media dituang ke petridish. Hasilnya
keseluruhan dengan suspensi E.coli da B.subtilis pertumbhannya merata dan media
masih rata. Dan bagian dengan suspensi E.coli terdapat kontaminan. Untuk kontrol
tabuan 1 hasilnya tidak ada pertumbuhan dan media rata.
Sedangkan teknik tabur 2 dengan cara mengusapkan bakteri E.coli atau B.subtilis
terlebih dahulu kedalam petridish kemudian menuangkan media. Dengan cara ini
didapatkan hasil pada E.coli terdapat kontaminan, mungkin dikarenakan pada saat
pemindahan suspensi bakteri kurang aseptis, sehingga dengan mudah terkontaminasi.
Untuk hasil dengan suspensi bakteri B.subtilis, semua koloni tersebar merata dan
tidak terdapat kontaminan. Dan pada kontrolnya sudah bagus, tidak ada pertumbuhan
dan tidak ada kontaminan, sudah sesuai teori.
Teknik usap adalah teknik dengan cara megusapkan suspensi rendaman
sampel yang diamati kedalam media agar. Adapun alat yang digunakan untuk teknik
usap adalah jarum ose, lampu spirtus, petridish, tabung reaksi. Yang pertama kali saya
lakukan adalah mengambil sampel (saat itu saya rambut tidak keramas) kemudian
memasukkan secara aseptis kedalam aquades steril. Sambil menunggu saya membuat
media, dengan cara menuangkan agar kedalam petridish secara aseptis. Kemudian
saya menunggu sampai media tersebut benar-benar padat/mengeras, sehingga ketika
dibalik tidak berubah tempat. Selanjutnya saya mengusapkan 1 ose suspensi
rendaman sampel di atas permukaan media secara aseptis. Dan setelah itu saya
mebalik dan membungkusnya kembali untuk disimpan dalam suhu ruang selama 4
hari. Tujuan dari membalikkan petridish sebelum akhirnya dibungkus adalah untuk
mencegah terjadinya tetesan air pada permukaan agar dari hasil kondensasi uap air.
Hasil yang saya peroleh tidak terjadi pertumbuhan apapun pada sampel rambut tidak
keramas, sedangkan pada smpel rambut keramas justru ditemukan jamuuuur berwarna
hijau dan bakteri berwarna putih. Hal ini mungki disebabkan pada saat pemindahan
sampel kurang aseptis, sehingga media terkontaminasi. Untuk sampel dengan kuku
hasilnya tumbuh beberapa bakteri ada yang merah dan putih.
Bakteri udara, teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan media pada
tempat tertentu dengan waktu tertentu. Pada praktikum kali ini digunakan lima
tempat, kelas, kantin, jalan, parkian dan perpustakaan. Dengan waktu masing-masing
5 dan 10 menit. Dari keseluruhan yang terdapat bakteri paling banyak adalah di jalan
dan kantin, hal ini disebabkan karena di tempat seperti itu lebih banyak aktivitas
orang-orang, pada kurun waktu 10 menit terdapat bakteri lebih banyak dibandingkan
waktu 5 menit. Sedangkan bakteri yang paling sedikit di kelas, dikarenakan pada saat
praktikum di kelas dalam keadaan sepi, tidak banyak aktivitas orang.
IX. Kesimpulan :
Dari hasil praktikum Mikrobiologi Teknik Isolasi dapat disimpulkan :
A. Ada beberapa teknik isolasi bakteri antara lain teknik goresan, teknik taburan, teknik
usap dan bakteri udara.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi teknik isolasi bakteri diantaranya kesterilan alat,
pemindahan suspensi aseptis atau tidak, sikap praktikan (berbicara saat praktikum).
C. Kesterilan alat sangat berpengaruh terhadap hasil isolasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Elza dkk.2005.Paduan Praktikum Mikrobiologi Pangan.Yogyakarta:
Departemen Kesehataan RI Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Gizi
http://diago46owner.blogspot.com/2011/11/isolasi-bakteri.html diunduh tanggal 16 Oktober
2012
http://monruw.wordpress.com/2011/06/18/isolasi-bakteri/ diunduh tanggal 16 Oktober 2012
http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-4-isolasi-mikroorganisme.html diunduh tanggal 16 Oktober 2012
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/44b8fb36fde927ccf11ad2f96896a4787852c62f.pdf diunduh tanggal 16 Oktober 2012
http://deethebiokidz.blogspot.com/2010/12/teknik-isolasi-bakteri.html diunduh tanggal 16 Oktober 2012
Yogyakarta, Oktober 2012
Dosen pengampu Praktikan
( ) (Bety Haswanti)