isolasi bakteri 1

26
I. PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Isolasi Bakteri B. Tujuan Percobaan Mempelajari cara mengisolasi bakteri dengan cara goresan dan taburan. Mengamati bentuk, dan sifat dari bakteri yang diisolasi.

Upload: rendyfourze

Post on 12-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

isolasi bakteri

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

A. Judul PercobaanIsolasi BakteriB. Tujuan Percobaan Mempelajari cara mengisolasi bakteri dengan cara goresan dan taburan. Mengamati bentuk, dan sifat dari bakteri yang diisolasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri merupakan mikrobia prokariotik yang sangat heterogen dan menghuni lingkungan yang beranekaragam. Bakteri memiliki peran yang penting di alam sehingga penting bagi kehidupan. Peran bakteri diantaranya ialah mendaur ulang nutrient di biosfer sehingga berguna bagi jasad lain. Di samping itu, bakteri juga mempunyai aktivitas yang bernilai ekonomis dan medis misalnya produk antibiotik, fermentasi, penyebab penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia (Suharni, 2008).Isolasi suatu mikrobia merupakan suatu teknik pemisahan suatu mikrobia dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikrobia pada medium biakan serta syarat-syarat lai untuk pertumbuhannya ( Jutono, 1980). Mikrobia yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai jenis mikrobia. Menurut Sutejo (1991), isolasi mikrobia adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikrobia lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam medium buatan. Pertumbuhan mikrobia dapat dilakukan dalam medium padat, karena dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya.Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau mengapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour plate adalah, pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar. Teknik streak plate (lempeng gores) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menstreak (menggores) permukaan agar dengan jarum ose yang telah diinokulasikan dengan kultur bakteri. Dengan teknik ini mikroorganisme yang tumbuh akan tampak dalam goresan-goresan inokulum bekas dari streak jarum ose (Rachdue, 2006).Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang, dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan sangat beraneka ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikrobia yang dapat mendeteksi mikrobia yang telah resisten terhadap suatu antibiotic atau untuk mengetahui mikrobia yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).Menurut Dwidjoseputro (1990), pada kenyataannya sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama- sama dengan bakteri lainnya. Untuk memisahkan suatu spesies dikenal beberapa cara antara lain : 1. Dengan cara pengenceranCara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam biakkan murni yang diisolasi dari sampel susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran tersebut kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut, jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan didapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi mungkin juga hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang ini dapat kita jadikan piaraan murni, jika kita belum yakin bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceranadenganamenggunakanakoloniainiasebagaiasampel. 2. Dengan cara penuanganRobert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, kemudian sampel ini disebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian akan diperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental, maka selang beberapa jam kemudian akan nampak koloni- koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin. Menurut Lay (1994), terdapat beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium diantaranya sebagai berikut : 1. Metode cawan goresMetode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores. 2. Metode cawan tuangCara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Konsentrasi sel- sel mikrobia didalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnya satu di antara cawan cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan / pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasi Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) :1. Isolasi pada agar cawanPrinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawantuang.Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel. Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaana/adidalamacawan. 2. Isolasi pada medium cairMetode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 3. Isolasi sel tunggalMetode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis.Didalam memastikan mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimakudkan maka diperlukan pengujian. Uji yang bisa digunakan adalah dengan cara pengecatan gram. Apabila bakteri tidak berubah maka bakteri yang diisolsi sudah merupakan biakan murni dan bila di dalam uji pengecatan gram berubah bakteri gramnya maka isolasi tidak berhasil karena belum berubah menjadi biakan murni. Hal ini mungkin disebabakan karena adanya kontaminan di dalam isolasi bakteri ( Vokl adnd Wheeler, 1988). Menurut Dwidjoseputro (1980), pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama ke medium baru perlu banyak ketelitian, terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril, ini untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan Perpindahan bakteri biasanya menggunakan kawat inokulasi dimana ujung sebaiknya dari platina atau mikrom. Ujung kawat lurus atau berupa bolongan berdiameter 1-3 mm. kawat terlebih dahulu dipanaskan, setelah dingin, ujung kawat disentuhkan pada suatu koloni. Mulut tabung tempat pemeliharaan itu juga dipanasi setelah sumbatnya diambil dan setelah pengambilan inokulasi selesai, mulut tabung dipanasi lagi untuk kemudian disumbat seperti semula (Dwidjoseputro, 1980).Menurut Jutono (1980), beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk mengisolasi bakteri antara lain : 1. Sifat-sifat spesies mikrobia yang akan diisolasi.2. Tempat hidup atau asal mikrobia tersebut.3. Medium untuk pertumbuhannya yang sesuai.4. Cara menanam mikrobia tersebut.5. Cara inkubasi mikrobia tersebut.6. Cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimaksud.Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni

III. METODE

A. Alat dan bahanAlat :Bahan:1. Mikroskop1. Medium agar2. Gelas benda2. Medium cair3. Gelas penutup3. Alkohol 70%4. Kapas4. Larutan Huckers violet (Gram A)5. Tabung reaksi5. Larutan Lugols Iodin (Gram B)6. Bunsen6. Larutan aseton alkohol (Gram C)7. Jarum ose7. Larutan Safranin (Gram D)8. Korek api8. Aquadest steril9. Penjepit10. Haid dryer11. Kertas payung12. Cawan petri13. Mikropipet 14. Trigalski15. Inkubator 16. Timbangan17. Pipet ukur18. Propipet19. Laminair flowB. Cara kerja1. Isolasi Bakteri TanahTanah diambil sebanyak 1 g, ditambahkan aquadest steril sebanyak 9 ml (10-2), kemudian larutan 10-2 diambil sebanyak 1 ml dan ditambahkan 9 ml aquadest steril (10-3), kemudian larutan 10-3 diambil sebanyak 1 ml, kemudian ditambahkan 9 ml aquadest steril (10-4), kemudian larutan 10-4 diambil sebanyak 1 ml, kemudian ditambahkan 9 ml aquadest steril (10-5), selanjutnya semua larutan diambil masing-masing sebanyak 1 ml untuk melakukan pour plat, lalu diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC.

2. Isolasi Bakteri UdaraMedium agar padat di dalam cawan petri dibiarkan terbuka selama 5-10 menit, kemudianCawan petri ditutup dan dibungkus dengan kertas payung, kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC.

3. Streak plate methodNutrien agar dicairkan dalam penangas air kemudian didinginkan sampai temperatur 500C. Nutrien agar tersebut dituangkan ke dalam cawan petri secara aseptis dan dibiarkan menjadi padat. Suspensi bahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri tersebut diambil 1 ose secara aseptis, kemudian dibuat goresan pada permukaan agar. Cawan Petri diberi label, kemudian dibungkus dan dibalik untuk menghindari terjadinya tetesan air pada permukaan agar dari hasil kondensasi lalu diinkubasi pada temperature 370C selama 48 jam

4. Pour plate methodBahan yang mengandung bakteri atau campuran bakteri disuspensikan seencer mungkin, supaya terbentuk koloni-koloni yang terpisah-pisah, sehingga dengan mudah dapat diisolasi. Suspensi disemprotkan menggunakan mikropipet ke dalam Petri yang sudah berisi medium agar, dan selanjutnya petridish dibungkus dan diinkubasi 48 jam pada suhu 370C.

5. Spread plate methodSpread plate dilakukan dengan mengambil 0,1 ml suspensi dengan menggunakan mikropipet kedalam petri yang sudah berisi medium agar, selanjutnya larutan disemprotkan pada medium agar di dalam petri, kemudian diratakan dengan trigalski dan diinkubasi selama 48 jam dengan suhu 37oC

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HasilTabel 1. Tabel pengamatan isolasi bakteriNoTeknikGambar bakteriKeterangan

1Isolasi bakteri udara1.

2Isolasi bakteri tanah

3Spread plate

4Pour plate

5Streak plate

Keterangan : 1. Pertumbuhan; 2.Kontaminan; 3.SifatB. PembahasanPraktikum isolasi bakteri ini bertujuan untuk mempelajari cara mengisolasi bakteri. Isolasi adalah memindahkan mikrobia dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya dalam medium buatan. Memindahkan mikrobia dari lingkungannya di alam dan untuk menumbuhkannya dalam medium buatan dipengaruhi oleh sifat mikrobia yang akan diisolasi, habitat asal mikrobia tersebut contohnya aerob atau anaerob, suhu tinggi atau rendah, medium untuk menumbuhkannya contoh medium agar atau medium cair, cara menanam mikrobia tersebur contohnya seperti cara tusukan atau goresan, cara inkubasi mikrobia tersebut contohnya menginkubasi mikrobia sesuai dengan suhu yang optima untuk pertumbuhannya, cara menguji bahwa bakteri yang diisolasi telah berupa biakkan murni dan sesuai dengan yang dimaksud, cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan biakkan murni.Prinsip dari isolasi mikrobia adalah memisahkan satu jenis mikrobia dengan mikrobia lainnya dari lingkungan di alam dan ditumbuhkan dalam medium buatan.Metode yang digunakan dalam isolasi bakteri ada beberapa cara, antara lain : 1. Steak plate method Streak plate merupakan suatu cara pengisolasian bakteri yang cara inokulasinya dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung bakteri pada permukaan medium dengan kawat ose dan digoreskan sesuai dengan petridish. Kultur media untuk menumbuhkan atau mengisolasikan bakteri dengan metode streak merupakan suatu teknik untuk memisahkan sel bakteri secara individual. Setelah inkubasi, maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari satu sel bakteri.2. Pour plate method Pour Plate Method dilakukan dengan menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung bakteri dengan bantuan mikropipet untuk disemprotkan ke dalam medium agar yang sedang mencair dan menuangkannya pada petridish. Pada metode ini, volume suspensi yang digunakan lebih dari 0,1 ml, biasanya 1 ml. suspensi bakteri tersebut diambil dengan mikropipet dan disemprotkan ke dalam petridish yang berisi medium. Setelah diinkubasi akan terlihat koloni bakteri yang bermacam-macam, kemudian satu koloni dipilih dan diambil dengan ose, kemudian dilanjutkan dengan pengecatan gram.3. Spread plate method Spread plate merupakan suatu metode isolasi bakteri dengan cara menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung bkteri keatas medium agar lalu diratakan dengan menggunakan trigalski. Setelah diinokulasikan akan terlihat koloni-koloni bakteri yang tumbuh tersebar dipermukaan medium agar, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut untuk mendapatkan biakan murni. Keuntungan isolasi dengan cara metode streak plate adalah dapat memperoleh koloni-koloni yang terpisah-pisah, sehingga dapat mengetahui bakteri yang bersifat aerob. Metode streak plate method sangat efektif untuk mengetahui sifat bakteri yang ditanam, serta dapat memperoleh bentuk koloni yang lebih teratur, karena bakteri akan tumbuh berupa goresan-goresan di atas permukaan medium. Bakteri yang tumbuh secara merata sesuai bentuk goresan-goresan ini menyebabkan bakteri-bakteri tersebut memperoleh cukup nutrisi, sehingga tidak akan ada persaingan memperebutkan makanan, selain itu bakteri yang terkontaminasi juga akan terdeteksi. Namun adapun kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri anaerob, disamping itu cara pengerjaannya lebih rumit daripada Pour Plate Method dan sangat dibutuhkan ketelitian extra.Keuntungan isolasi dengan pour plate adalah dapat memperoleh banyak jenis bakteri, volume yang dapat diinokulasikan dalam jumlah besar (0,1-1 ml), juga diperoleh koloni asli bakteri karena tersebar luas letaknya dalam petridish, serta pengerjaannya lebih sederhana dibandingkan dengan streak plate method. Namun demikian, cara ini juga mempunyai kelemahan, yaitu mudah terkontaminasi, dan tidak cocok untuk menginokulasikan bakteri aerob, serta terkadang koloni yang terbentuk nampak berkumpul di satu sisi saja ataupun menyebar tidak merata. Keuntungan dari metode spread plate adalah akan diperoleh koloni-koloni bakeri yang terpisah dan tersebar di permukaan medium agarnya. Kelemahannya yaitu jika bakteri disemprotkan terlalu banyak maka medium akan penuh, dan pada saat perataaan dengan trigalski bisa saja membuat bakteri terpisah dan tidak tumbuh dengan merata.Dari percobaan ini dapat diamati bahwa pada teknik isolasi bakteri terlihat bakteri dengan pertumbuhan koloni yang tidak rata dan bersifat aerob, sedangkan pada teknik isolasi bakteri tanah terlihat pertumbuhan koloni yang tidak rata dan bersifat aerob fakultatif, sedangkan pada teknik spread plate terlihat bakteri E.Coli dengan pertumbuhan yang tidak merata, tidak terjadi kontaminasi dan bersifat aerob, sedangkan lain halnya pada bakteri subtilis, dapat terlihat bahwa pertumbuhan koloninya merata, tidak terjadi kontaminasi, dan bersifat anaerob fakultatif. Pada teknik isolasi bakteri dengan cara pour plate terlihat pertumbuhan kolni yang merata, tidak terjadi kontaminasi, bersifat aerob anaerob pada bakteri E.Coli, sedangkan pada bakteri subtilis nampak pertumbuhan koloni yang merata, tidak terdapat kontaminasi, dan bersifat anaerob fakultatif. Pada yang terakhir isolasi bakteri dengan metode streak plate, pada bakteri E.Coli terlihat pertumbuhan yang tidak rata, tidak terdapat kontaminasi, dan bersifat aerob, sedangkan pada bakteri subtilis pertumbuhan koloninya merata, tidak terdapat kontaminasi, bersifat anaerob fakultatif.Dari hasil percobaan dan pengamatan, dapat diketahui bahwa metode pour plate lebih sederhana namun lebih efektif daripada metode streak plate karena metode streak plate lebih sulit dalam mengisolasi bakteri dari pada metode pour plate. Kesalahan sewaktu menggores pada metode streak plate membuat koloni tidak dapat tumbuh dengan baik atau tidak tumbuh sama sekali. Akan tetapi jika dilakukan dengan ketelitian yang tinggi, justru sebenarnya metode streak plate ini akan menghasilkan hasil yang jauh lebih efektif daripada metode pour plate.

V. KESIMPULAN

Praktikum isolasi bakteri ini menghasilkan beberapa kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut :1. Metode streak plate, spread plate dan pour plate bertujuan untuk membentuk koloni terpisah.2. Pada isolasi bakteri udara dapat dilihat koloni yang tidak merata dan bersifat aerob.3. Pada isolasi bakteri tanah dapat terlihat bentuk koloni yang tidak merat dan bersifat aerob fakultatif.4. Pada isolasi bakteri dengan menggunakan teknik spread plate terlihat pertumbuhan koloni yang tidak merata, tidak terdapat kontaminasi dan bersifat aerob pada bakteri E.Coli, sedangkan pada bakteri subtilis terlihat pertumbuhan yang merata, tidak terdapat kontaminasi, dan bersifat anaerob fakultatif.5. Pada isolasi bakteri dengan menggunakan teknik pour plate terlihat pertumbuhan koloni yang merata, tidak terdapat kontaminasi dan bersifat aerob anaerob pada bakteri E.Coli, sedangkan pada bakteri subtilis terlihat pertumbuhan yang merata, tidak terdapat kontaminasi, dan bersifat anaerob fakultatif.6. Pada isolasi bakteri dengan menggunakan teknik spread plate terlihat pertumbuhan koloni yang merata, tidak terdapat kontaminasi dan bersifat aerob pada bakteri E.Coli, sedangkan pada bakteri subtilis terlihat pertumbuhan yang merata, tidak terdapat kontaminasi, dan bersifat anaerob fakultatif.7. Kelebihan streak plate method bisa diperoleh koloni-koloni yang terpisah-pisah, bakteri yang bersifat aerob, mengetahui sifat bakteri yang ditanam, memperoleh bentuk koloni yang lebih teratur karena bakteri akan tumbuh berupa goresan-goresan di atas permukaan medium sedangkan kelemahan streak plate method yaitu tidak dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri anaerob, cara pengerjaannya lebih rumit daripada pour plate method, sangat membutuhkan ketelitian, dan kesalahan pada waktu menggores dapat berakibat koloni tumbuh tidak sempurna atau tidak tumbuh sama sekali.8. Kelebihan pour plate method adalah dapat memperoleh banyak jenis bakteri, volume yang dapat diinokulasikan dalam jumlah besar, diperoleh koloni asli bakteri karena tersebar luas letaknya dalam petridish, pengerjaannya lebih sederhana dibandingkan dengan streak plate method, sedangkan kelemahan teknik pour plate yaitu mudah terkontaminasi, tidak cocok untuk menginokulasikan bakteri aerob, koloni yang terbentuk kadang-kadang terkumpul ataupun menyebar tidak beraturan. 9. Keuntungan dari metode spreed plate adalah akan diperoleh koloni-koloni bakeri yang terpisah dan tersebar di permukaan medium agarnya. Kelemahannya yaitu jika bakteri disemprotkan terlalu banyak maka medium akan penuh, dan pada saat perataaan dengan trigalski bisa saja membuat bakteri terpisah dan tidak tumbuh dengan merata.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2008. Sejarah- Perkembangan-Mikrobiologi. www.ubb.ac.id. Dwidjoseputro, S., 1987, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Penerbit Dgambatan, Malang.Dwidjoseputro, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Ferdias, S.. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Jutono, S., Hartadi, J., Kabirun, S., Suhadi S.S., Soesanto, D., 1980, Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum, Fakultas Pertanian.Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Raja Grafindo Persada. Jakarta.Rachdue. 2006. Teknik Dasar Analisa Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta.Suharni, T.T., S. J. Nastiti, dan A.E.S. Soetarto. 2008. Mikrobiologi umum. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.Sutejo,M.M., Kartasaputra, Sastroadmodjo, 1991, Mikrobiologi Dasar, Reika Cipta, Jakarta.Volk, W.A. and Wheeler, Mf., 1993, Mikrobiologi Dasar, Edisi kelima, Erlangga, Jakarta.

LAMPIRAN

Gambar 1. Isolasi bakteri dengan teknik streak plate

Gambar 2. Isolasi bakteri udara

Gambar 3. Isolasi bakteri dengan teknik pour plate

Gambar 4. Isolasi bakteri dengan teknik spread plate

Gambar 5. Isolasi bakteri tanah