laporan akhir program p2m penerapan...

31
i LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMA PERUBAHAN IKLIM BAGI GURU-GURU SD SE-KECAMATAN SUKASADA Oleh: Ni Putu Sri Ayuni, S.Si.,M.Sc (Ketua) NIP. 198110292008122002 Dr. I Made Gunamantha, S.T., M.MT (Anggota) NIP. 196808282002121001 Gede Agus Beni Widana, S.Si., Apt., M.Si. (Anggota) NIP. 198005062006041002 JURUSAN ANALIS KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2016

Upload: trannga

Post on 02-May-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PEMBELAJARAN TEMA PERUBAHAN IKLIM

BAGI GURU-GURU SD SE-KECAMATAN SUKASADA

Oleh:

Ni Putu Sri Ayuni, S.Si.,M.Sc (Ketua)

NIP. 198110292008122002

Dr. I Made Gunamantha, S.T., M.MT (Anggota)

NIP. 196808282002121001

Gede Agus Beni Widana, S.Si., Apt., M.Si. (Anggota)

NIP. 198005062006041002

JURUSAN ANALIS KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2016

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

1. Judul Laporan : Pelatihan Pembelajaran Tema Perubahan

Iklim Bagi Guru-Guru SD Se-Kecamatan

Sukasada.

2. Ketua Tim Pengusul

a. Nama Ketua : Ni Putu Sri Ayuni, S.Si., M.Sc.

b. NIP/NIDN : 198110292008122002/0029108101

c. Bidang Keahlian : Kimia Analitik

d. Jabatan/Pangkat/Golongan : Lektor/Penata Muda/IIIa

e. Jurusan/Fakultas : Analis Kimia/MIPA

f. Alamat Rumah/Telp. : Jl. Arjuna No 14 Singaraja.

3. Jumlah Anggota : 2 (dua) orang

a. Identitas Anggota 1

- Nama Lengkap

- NIP

- Jabatan/Pangkat/Gol.

:

:

:

Dr. I Made Gunamantha, S.T., M.MT

196808282002121001

Lektor Kepala/Penata/IIId

b. Identitas Anggota 2

- Nama Lengkap

- NIP

- Jabatan/Pangkat/Gol.

:

:

:

Gede Agus Beni Widana, S.Si., Apt., M.Si.

198005062006041002

Lektor/Penata Muda Tk. I/IIIb

4. Lokasi Kegiatan : Kampus UNDIKSHA Singaraja

5. Jumlah Biaya yang Diusulkan : Rp. 12.000.000 (Dua belas juta rupiah)

Singaraja, 31 Oktober 2016

Ketua Pelaksana,

Ni Putu Sri Ayuni, S.Si., M.Sc.

NIP. 198110292008122002

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang senantiasa melimpahkan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat

(P2M) dan penulisan laporan akhir dengan judul “Pelatihan Pembelajaran Tema

Perubahan Iklim Bagi Guru-Guru SD Se Kecamatan Sukasada”. Laporan akhir ini dapat

diselesaikan berkat bantuan berbagai pihak baik bersifat moral maupun material. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan kesempatan

menggunakan dana DIPA untuk melaksanakan penelitian ini.

2. Dekan FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan kepercayaan

kepada tim untuk melaksanakan penelitian.

3. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan

Ganesha beserta jajarannya yang telah membantu mulai dari pengajuan sampai pelaporan

kemajuan.

4. Kepala UPP Kecamatan Sukasada yang telah membantu untuk memperlancar kegiatan

P2M ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam kegiatan P2M

ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan kemajuan

P2M ini. Semoga laporan kemajuan P2M ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat

menumbuhkan ide bagi pengabdian selanjutnya.

Singaraja, Oktober 2016

Pelaksana

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

D AFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Kegiatan 3

1.4 Manfaat Kegiatan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Iklim 4

2.2 Sistem Iklim 5

2.3 Efek Rumah Kaca 5

2.4 Dampak Perubahan Iklim 7

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Pelatihan 11

3.2 Rencana Evaluasi 11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelatihan 13

4.2 Hasil Evaluasi Kegiatan 17

BAB IV PENUTUP

5.1 Simpulan 19

5.2 Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

LAMPIRAN

v

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Jenis kegiatan dan tujuan pelatihan 11

3.2 Tujuan, indikator, dan cara penggukuran keberhasilan program pengabdian

pada masyarakat

12

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Menunjukkan ruang lingkup dari sistem iklim 5

4.1 Registrasi peserta 14

4.2 Acara Pembukaan 14

4.3 Pre-test 15

4.4 Pemaparan Materi 16

3.5 Aktivitas Peserta dan Tahap Diskusi 12

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Absensi

2 Hasil Pre-Test dan Post-Test

3 Tanggapan peserta terhadap kegiatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Pengajaran perubahan iklim di sekolah-sekolah masih minim, sekalipun dalam muatan

pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan perubahan iklim belum menjadi perhatian sekolah-

sekolah Indonesia termasuk di Bali dan Buleleng khususnya. Beberapa guru mengakui

terbatasnya pendidikan perubahan iklim di sekolah karena secara resmi belum memang belum

diakui dalam system pendidikan nasional. Kurikulum masih belum fokus memberikan porsi

pendidikan perubahan iklim. Pada dasarnya beberapa guru menyadari akan penting

pendidikan perubahan iklim akan tetapi mereka memiliki pemahaman yang terbatas soal

perubahan iklim. Pada sisi lain, masih banyak masyarakat yang berpandangan bahwa

perubahan iklim sebagai kehendak Tuhan. Pandangan ini dapat mengesampingkan kontribusi

individu dan masyarakat sebagai penyebab masalah, sekaligus menganggap diri tidak berdaya

untuk menciptakan solusi dari masalah perubahan iklim. Disisi lain, pendidikan punya peran

penting untuk meningkatkan kesadaran tentang penyebab dan dampak perubahan iklim.

Sayangnya, sekolah-sekolah belum sepenuhnya menyadari perannya sehingga kesadaran dan

persepsi guru dan siswa tentang perubahan iklim yang merupakan isu global itu masih minim.

Dari kegiatan pengabdian sebelumnya bagi guru-guru SD se-kecamatan Buleleng, hasil pre-

test menunjukkan bahwa terdapat kesalahpamahaman peserta terhadap dua hal berkaitan

dengan perubahan iklim. Dalam pertanyaan “bagaimana kita dapat berperan untuk

mengurangi emisi gas rumah kaca diberikan pilihan: a, menggunakan kendaraan pribadi ke

sekolah, b. menimbun sampah oreganik, c. membakar sampah plastik, dan d. menghemat

penggunaan listrik di rumah. Hampir seluruh peserta memilih b (menimbun sampah

organik)”. Kesalahpemahaman yang terjadi berikutnya adalah untuk pertanyaan “manakah

dari pernyataan berikut yang merupakan langkah adaptasi terhadap perubahan iklim? a.

menanam pohon, b. menghemat penggunaan bahan bakar, c. mengganti bibit padi dengan

yang lebih unggul, dan d. mengolah kotoran sapi menjadi biogas”. Untuk pertanyaan terkait

contoh strategi adaptasi ini, hanya satu peserta yang menjawab benar yakni memilih jawaban

c. Hal ini menunjukkan bahwa peserta sebagian peserta belum memahami dengan baik

sumber emisi gas rumah kaca dan perbedaan antara stertegi mitigasi dan adaptasi.

2

Guru mengalami dilema menghadapi tantangan dalam menemukan cara yang tepat

untuk mengajarkan tentang topik lingkungan terutama tentang perubahan iklim yang sesuai

diberikan bagi siswa sekolah dasar. Oleh karena itu, guru menjadi terkesan kurang

memberikan perhatian untuk membangunkan kesadaran siswa bahwa diperlukan pencegahan

sedini mungkin dan cara setiap individu bisa berkontribusi agar perubahan iklim tidak

semakin buruk. Dalam hal ini, perlu kesadaran yang lebih besar dari semua pihak dalam

kehidupan sekolah mulai dari kepala sekolah dan guru untuk memahami isu-isu lingkungan

dan perubahan iklim dengan mengenalkan cara-cara praktis untuk melestarikan lingkungan

dan ancaman perubahan iklim. Dalam hal ini diperlukan kreativitas guru untuk meningkatkan

pemahaman khususnya terkait perubahan iklim dan menularkannya kepada siswa.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi di atas diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.

1. Pemahaman dan ketrampilan guru dalam mengajarkan atau menyelipkan tema perubahan

iklim masih terbatas

2. Upaya guru dalam membangun kesadaran lingkungan, etika dan sikap, ketrampilan dan

prilaku siswa untuk melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dapat

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari masih minim.

3. Sekolah belum sepenuhnya menyadari perannya sehingga kesadaran dan persepsi guru

tentang perubahan iklim masih minim.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diformulasikan ke dalam masalah

pengabdian sebagai berikut.

1. Bagaimana meningkatkan pemahaman dan ketrampilan guru dalam mengajarkan atau

menyelipkan isu perubahan iklim sehingga dapat dipaahami oleh siswa dengan mudah?

2. Bagaimana membangun kesadaran lingkungan, etika dan sikap, ketrampilan dan prilaku

siswa untuk melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dapat dilakukan

dalam kehidupan sehari-hari?

3. Bagaimana menumbuhkan kkesadaran sekolah akan perannya dalam membangun

kesadaran dan persepsi guru dan siswa tentang perubahan iklim?

3

1.3 Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah:

a. Meningkatkan pemahaman guru tentang beberapa konsep atau beberapa terminilogi

terkait perubahan iklim

b. Meningkatkan ketrampilan dan peran guru untuk menciptakan karakter siswa yang

sadar lingkungan khususnya terkait perubahan iklim

1.4 Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian pada masyrakat ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Guru

1. Memiliki pemahaman yang utuh tentang perubahan iklim

2. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mengenalkan sejak dini persoalan

iklim

b. Jurusan Analis kimia

1. Mengimplementasikan pengetahuan dan ketrampilan dosen

2. Terjalinnya kerja sama dengan pihak sekolah untuk menerapkan kompetensi

program studi

3. Menambah pengalaman dosen dalam pemberdayaan masyarakat

c. Pemerintah

1. Tersosialisasikannya program-program pemerintah khususnya tentang kebijakan

penanganan perubahan iklim

2. Dapat meningkatkan kualitas sumber daya sekolah

3. Terbantu dalam menciptakan karakter sadar linkungan

4. Bahan pertimbangan dalam pengadaan peralatan laboratorium uji.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Iklim

Iklim secara umum didefinisikan sebagai rata-rata keadaan atmosfer untuk skala

waktu yang panjang dan umumnya untuk suatu wilayah geografis tertentu. Rata-rata statistik

keadaan untuk skala waktu tertentu termasuk semua penyimpangan dari rata-rata, yang

diperoleh dari penggabungan kondisi yang direkam untuk periode waktu tertentu. Jadi rata-

rata suhu untuk bulan Mei di Bali misalnya, diperoleh dari pengukuran yang dianggap

representatif untuk Bali selama bulan Mei dari rekeaman bertahun-tahun.

Keadaan atmosfer meliputi berbagai variabel tergantung pada apa yang menjadi fokus

perhatian. Suhu dan curah hujan adalah yang paling umum digunakan. Namun masih ada

daftar keadaan lainnya seperti kecepatan angin, mendung dan cerah, tekanan, visibilitas,

kelembaban, badai, suhu yang terlalu tinggi dan rendah, kabut, salju dan hujan es.

Penggambaran keadaan atmosfer tersebut didasarkan pada parameter-parameter statistik

seperti rata-rata dan ukuran variabilitasnya seperti standar deviasi. Hal ini penting untuk

mengidentifikasi perbedaan antara cuaca dan iklim. Cuaca merupakan gambaran kondisi

atmosfer dalam waktu pendek dan untuk kejadian tunggal. Secara umum, iklim dapat

dianggap sebagai rata-rata kondisi cuaca selama periode waktu (biasanya 30 tahun).

Cuaca adalah segala macam bentuk kejadian yang terjadi di atmosfer yang

berhubungan dengan temperatur, kelembaban, hujan, arah angin, kondisi awan dan

sebagainya. Kondisi cuaca sifatnya sangat sementara dan selalu berubah-ubah, berbeda antar

tempat. Cuaca adalah kondisi atmosfer selama periode waktu yang singkat, sedangkan iklim

bagaimana atmosfer "berperilaku" dalam jangka waktu yang relatif lama. Cuaca adalah hari

ke hari keadaan atmosfer dalam hal suhu, kadar air dan udara sebagai akibat dari gerakan

atmosfer dan tidak stabil karena dipengaruhi oleh gangguan kecil.

Perbedaan antara cuaca dan iklim adalah pengukuran dalam waktu tertentu. cuaca bisa

langsung dirasakan oleh orang-orang, tetapi iklim tidak bisa. Iklim adalah apa yang kita

harapkan. Cuaca adalah apa yang kita dapatkan. Ada berbagai jenis kondisi iklim di bumi.

Daerah kutub memiliki iklim dingin, gurun memiliki iklim yang panas.

5

2.2 Sistem Iklim

Sistem iklim adalah interaksi dari komponen-komponen iklim secara bersama-sama

menentukan iklim atmosfer. Kelima elemen itu meliputi: atmosfer, laut, permukaan tanah,

permukaan es dan salju, serta biosphere (darat dan laut). Gambar 2.1 menunjukkan sistem

iklim dan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim diantaranya adalah: perubahan input energy

dari sinar matahari, perubahan sirkulasi dan proses biogeokimia yang terjadi di laut,

perubahan pada permukaan tanah (penggunaan tanah, vegeatasi, ekosistem), perubahan pada

siklus hidrologi, pengaruh antorpogenis (aktifitas manusia), dan komposisi gas di atmosfer.

Faktor-faktor tersebut dapat mendorong terjadinya perubahan iklim. Pada beberapa decade

terakahir perubahan komposisi gas (gas rumah kaca) akibat dari aktivitas antropogenik diakui

sebagai penyebab utama terjadinya perubahan iklim atau dikenal dengan efek gas rumah kaca.

Gambar 2.1 Menunjukkan ruang lingkup dari sistem iklim.

Perhatikan bahwa dua arah panah dalam diagram mengidentifikasi interaksi eksplisit antara

atmosfer dan komponen lainnya.

2.3 Efek Rumah Kaca

Efek gas rumah kaca (GRK) dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada

kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi

6

yang dikelilingi gelas kaca. Nah, panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas

kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya

dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang.

Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh

permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca

di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk

menghangatkan rumah kaca. Efek rumah kaca terjadi alami karena memungkinkan

kelangsungan hidup semua makhluk di bumi. Tanpa adanya gas rumah kaca, seperti

karbondioksida (CO2), metana (CH4), atau dinitro oksida (N2O), suhu permukaan bumi akan

33 derajat Celcius lebih dingin.

Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi

selimut gas di atmosfer (GRK) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas

matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Semua proses itulah

yang disebut efek GRK. Sejak awal jaman industrialisasi, awal akhir abad ke-17, konsentrasi

GRK meningkat drastis. Diperkirakan tahun 1880 temperatur rata-rata bumi meningkat 0.5 –

0.6 derajat Celcius akibat emisi GRK yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Pemanasan

global dan perubahan iklim merupakan dampak dari efek GRK.

Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat

peningkatan jumlah emisi GRK di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan

perubahan iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga

menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim

kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Pemanasan global dan perubahan

iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan

bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan,

pertanian , dan peternakan. Aktivitas manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung

maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan

jumlah GRK secara global.

Ringkasnya, Efek GRK adalah penyebab, sementara pemanasan global dan perubahan

iklim adalah akibat. Efek GRK menyebabkan terjadinya akumulasi panas (atau energi) di

atmosfer bumi. Dengan adanya akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim global melakukan

penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud salah satunya peningkatan temperatur bumi,

7

kemudian disebut Pemanasan global dan berubahnya iklim regional pola curah hujan,

penguapan, pembentukan awam atau perubahan iklim.

2.4 Dampak Perubahan Iklim

1. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Konsumsi Energi

Penggunaan energi merupakan sumber penyebab utama terjadinya pemanasan global,

karena menghasilkan karbon dioksida, CO2 yang merupakan gas rumah kaca. Akibat

pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan berdampak pada perubahan

penggunaan/konsumsi energi. Dampak perubahan iklim terhadap penggunaan/konsumsi

energi dapat berupa (1) penurunan tingkat konsumsi energi untuk pemanasan ruangan dan

kenaikan penggunaan energi untuk pendinginan ruangan; (2) Penurunan kebutuhan energi

untuk pemanasan air (seperti untuk mandi), dan kenaikkan konsumsi energi untuk

pendinginan/pembuatan es; (3) Konsumsi energi yang lebih besar untuk proses-proses yang

sensitif terhadap perubahan cuaca, seperti pemompaan untuk pengairan sawah, dan lain-lain;

(4) Kenaikkan konsumsi energi listrik untuk Air Conditioner (AC); dan (4) Perubahan

konsumsi energi pada beberapa sektor ekonomi, seperti sektor transportasi, konstruksi,

pertanian dan lain-lain.

2. Dampak langsung perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati

Dampak langsung perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati meliputi pada:

cakupan speises, perubahan fenologi, perubahan interaksi antar spesies, laju kepunahan,

a) Spesies ranges (cakupan spesies)

Perubahan iklim berdampak pada pada temperatur dan curah hujan. Hal ini

mengakibatkan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri, terutama spesies yang

mempunyai kisaran toleransi yang rendah terhadap fluktuasi suhu.

b) Perubahan fenologi

Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran dalam siklus yang reproduksi dan

pertumbuhan dari jenis-jenis organisme, sebagai contoh migrasi burung terjadi lebih awal

dan menyebabkan proses reproduksi terganggu karena telur tidak dapat dibuahi.

Perubahan iklim juga dapat mengubah siklus hidup beberapa hama dan penyakit, sehingga

akan terjadi wabah penyakit.

8

c) Perubahan interaksi antar spesies

Dampak perubahan iklim akan berakibat pada interaksi antar spesies semakin kompleks

(predation, kompetisi, penyerbukan dan penyakit). Hal itu membuat ekosistem tidak

berfungsi secara ideal.

d) Laju kepunahan

Beberapa kelompok spesies yang lebih rentan terhadap kepunahan daripada yang lain.

Kelompok spesies tersebut adalah :

1) Spesies pada ujung rantai makanan, seperti karnivora besar, misalnya harimau

(Panthera tigris). Karnivora besar biasanya memerlukan teritorial luas untuk

mendapatkan mangsa. Oleh karena populasi manusia terus merambah areal hutan dan

penyusutan habitat, maka jumlah karnivora juga menurun.

2) Spesies lokal endemik (spesies yang ditemukan hanya di suatu area geografis) dengan

distribusi yang sangat terbatas, misalnya badak Jawa (Rhinoceros javanicus). Sangat

rentan terhadap gangguan habitat lokal dan manusia.

3) Spesies dengan populasi kecil yang kronis. Bila populasi menjadi terlalu kecil, maka

menemukan pasangan atau perkawinan (untuk bereproduksi) menjadi masalah yang

serius, misalnya Panda.

4) Spesies migratori adalah spesies yang memerlukan habitat yang cocok untuk mencari

makan dan beristirahat pada lokasi yang terbentang luas sangat rentan terhadap

kehilangan ‘stasiun’ habitat peristirahatannya.

e) Penyusutan Keragaman Sumber Daya Genetik

Ancaman terhadap kelestarian sumberdaya genetik juga dapat ditimbulkan oleh adanya

pengaruh pemanasan global. Beberapa varian dari tanaman dan hewan menjadi punah karena

perubahan iklim. Kepunahan spesies tersebut menyebabkan sumberdaya genetik juga akan

hilang. Ironisnya banyak sumberdaya genetik (plasma nutfah) belum diketahui apalagi

dimanfaatkan, kita menghadapi kenyataan mereka telah hilang.

3. Dampak tidak langsung perubahan iklim terhadap biodiversitas

a) Dampak terhadap Ekosistem Hutan

Ekosistem hutan mengalami ancaman kebakaran hutan yang terjadi akibat panjangnya

kemarau. Jika kebakaran terjadi secara terus menerus, spesies flora dan fauna terancam

dan merusak sumber penghidupan masyarakat.

9

b) Dampak pada daerah kutub

Sejumlah keanekaragaman hayati terancam punah akibat peningkatan suhu bumi rata-rata

sebesar 1oC. Setiap individu harus beradaptasi pada perubahan yang terjadi, sementara

habitatnya akan terdegradasi. Spesies yang tidak dapat beradaptasi akan punah. Spesies-

spesies yang tinggal di kutub, seperti penguin, anjing laut, dan beruang, juga akan

mengalami kepunahan, akibat mencairnya sejumlah es di kutub.

c) Dampak pada daerah arid dan gurun

Dengan adanya pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim mengakibatkan

luas gurun menjadi semakin bertambah (desertifikasi).

d) Dampak pada ekosistem pertanian

Perubahan iklim akan menyebabkan terjadinya perubahan cuaca, sehingga periode musim

tanam menjadi berubah. Hal ini akan mengakibatkan beberapa spesies harus beradaptasi

dengan perubahan pola tanam tersebut.

4. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sumber Daya Air

Perubahan iklim global yang dicirikan oleh perubahan unsur-unsur iklim seperti

perubahan suhu udara permukaan bumi, curah hujan, kelembaban, kecepatan angin, evaporasi

dan transpirasi akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap respon

hidrologi wilayah yang selanjutnya menentukan ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan.

Dengan demikian besaran dan distribusi air juga akan mengalami

perubahan dan dalam jangka panjang kelestarian sumber daya air memerlukan perhatian

yang serius.

5. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sistem Transportasi

Ada 4 faktor utama perubahan iklim yang mempengaruhi sistem transportasi yaitu:

meningkatnya temperatur (Increasing temperatures), meningkatnya curah hujan (Increasing

precipitation), dan naiknya permukaan laut (Rising sea levels ).

6. Dampak Perubahan Iklim terhadap Wilayah Pesisir

Pemanasan global, salah satu perubahan iklim global, telah diyakini berdampak buruk

bagi kelangsungan hidup manusia di berbagai wilayah dunia. Wilayah pesisir adalah wilayah

yang paling rentan terkena dampak buruk pemanasan global sebagai akumulasi pengaruh

daratan dan lautan. Pertama; pemanasan global ditenggarai meningkatkan frekuensi badai di

wilayah pesisir. Kedua; pemanasan global diperkirakan akan meningkatkan suhu air laut

10

berkisar antara 1-3 C. Dari sisi biologis, kenaikan suhu air laut ini berakibat pada

meningkatnya potensi kematian dan pemutihan terumbu karang di perairan tropis.

7. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

Perubahan iklim merupakan fenomena global, dimana dampaknya akan dirasakan

secara global oleh seluruh umat manusia di seluruh belahan bumi. Dampak paling merugikan

akan melanda sektor pertanian akibat pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan.

Pada umumnya semua bentuk sistem pertanian sangat sensitif terhadap variasi iklim.

Terjadinya keterlambatan musim tanam atau panen akan memberikan dampak besar baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap ketahanan pangan.

8. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Hutan

Hutan sebagai salah satu ekosistem daratan berperan sebagai penyerap karbon (carbon

sink). Fungsi itu diperankan melalui penyerapan gas CO2 oleh tumbuhtumbuhan yang hidup

di ekosistem hutan dan kemudian salah satu hasilnya yaitu karbon disimpan sebagai biomassa

didalam hutan. Oleh karena itu, semakin luas hutan maka semakin besar pula kapasitas

carbon sink yang dipunyai oleh ekosistem daratan dan sebaliknya emisi GRK dan pemanasan

global akan semakin berkurang.

9. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Perubahan iklim berpotensi meningkatkan frekuensi perubahan panas dan dingin,

bencana banjir dan kekeringan, bencana tanah longsor, juga dapat merubah kandungan gas di

udara. Oleh karenanya perubahan iklim akan berdampak pada kesehatan manusia, karena

akan dapat menyebabkan kematian, kecelakaan dan penyakit. Dampak lain dari perubahan

iklim di Indonesia adalah meningkatnya frekuensi penyakit tropis, seperti malaria dan demam

berdarah. Hal ini disebabkan oleh naiknya suhu udara yang menyebabkan masa inkubasi

nyamuk semakin pendek.

11

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Pelatihan

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan dari kegiatan P2M ini adalah

sebagai berikut.

Pelatihan

Jenis kegiatan dan tujuan yang ingin dicapai melalui pelatihan ini adalah sebagaimana

ditunjukkan dalam Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1. Jenis kegiatan dan tujuan pelatihan

Jenis Kegiatan Tujuan yang Ingin Dicapai

1. Ceramah, diskusi, dan Tanya

jawab tentang perubahan

iklim

2. Demonstrasi dan latihan

membuat alat peraga

pembelajaran tematik

perubahan iklim

1. Memahami konsep atau beberapa terminology

terkait perubahan iklim

2. Mampu mengembangkan dan memperagakan alat

peraga pembelajaran tematik perubahan iklim

3. Mampu mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dalam

kehidupan sehari-hari yang dapat berkontribusi

positif dan negatif terhadap perubahan iklim

Menonton Film Perubahan Iklim

Setelah kegiatan pelatihan, peserta diajak menonton film dengan tema perubahan

iklim. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu peserta memahami beberapa contoh aktual

sebagai dampak dari perubahan iklim serta langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang telah

dilakukan.

3.2 Rencana Evaluasi

Untuk mengetahui tercapainya tujuan P2M ini, maka evaluasi dilakukan melalui

proses tes dan observasi.

Tes

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengabdian ini, dilakukan evaluasi kepada

guru yang mengikuti pelatihan. Evaluasi kepada guru dilakukan sebelum dan setelah materi

ceramah dan diskusi selesai diberikan. Evaluasi ini untuk mengungkap sejauh mana

pemahaman peserta terhadap perubahan iklim sebelum mengikuti pelatihan dan sejauh mana

peningkatannya setelah mengikuti pelatihan. Peserta akan mengisi kuisioner yang sama.

Dengan cara demikian akan dapat diestimasi seberapa banyak mereka telah pelajari.

12

Observasi

Observasi pelaksanaan program dilakukan terhadap para peserta dengan menggunakan

lembar observasi. Observasi dilakukan selama kegiatan berlangsung. Observasi ketika

kegiatan berlangsung bertujuan mengetahui aktivitas dan keseriusan peserta dalam mengikuti

kegiatan. Aspek-aspek yang diobservasi meliputi keseriusan dan aktivitas para peserta dalam

mengikuti program. Di samping repons para guru terhadap urgensi, efektivitas,

kebermanfaatan pengabdian, serta harapan dan masukan-masukannya dengan menggunakan

angket. Materi angket berkaitan dengan (1) kegiatan sejenis yang pernah diikuti selama ini,

kapan, di mana; (2) manfaat yang diperolah dari kegiatan ini; (3) langkah-langkah invoasi apa

yang akan dilakukan untuk pembelajaran tematik perubahan iklim; (4) tema-tema pendidikan

lingkungan hidup lainnya yang diperlukan terkait dengan Kurikulum 2013; dan (5) pendapat,

masukan, kritik, saran perbaikan kegiatan ini ke depan.

Tujuan, indikator, dan metode evaluasi program P2M ini disajikan dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Tujuan, indikator dan cara pengukuran keberhasilan program pengabdian pada

masyarakat No Tujuan Metode Indikator Cara pengukuran

1 Meningkatkan pemahaman guru

tentang beberapa konsep atau

beberapa terminilogi terkait

perubahan iklim

Ceramah dan

diskusi

Dapat menjelaskan

konsep-konsep dasar

perubahan iklim

Tes dengan

pertanyaan tertutup

dan terbuka

2 Meningkatkan ketrampilan guru

untuk membuat alat peraga yang

dapat membantu guru untuk

menjelaskan materi perubahan

iklim.

Membagi peserta

ke dalam

kelompok-

kelompok untuk

mendiskusikan

tema dan alat

peraga yang

diberikan

Dapat menggunakan

dan mengembangkan

alat peraga

Observasi

3 Meningkatkan peran guru untuk

menciptakan karakter siswa yang

sadar lingkungan khususnya

terkait perubahan iklim

Nonton film dan

diskusi

Dapat

mengembangkan ide-

ide atau inovasi untuk

memotivasi siswa

sadar lingkungan

Angket

13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelatihan

Kegiatan pengabdian masyarakat pelatihan tema Pembelajaran Perubahan Iklim Bagi

Guru-guru Sekolah Dasar se Kecamatan Sukasada ini dilaksanakan selama 1 (satu) hari.

Tepatnya, hari Jumat, 22 April 2016 di SD Negeri 3 Sambangan Kegiatan diawali dengan

registrasi peserta (Gambar 4.1). Sesuai dengan daftar hadir 58 orang peserta dari guru-guru

SD se Kecamatan Sukasada, 2 orang pengawar,dan 3 orang dari mahasiswa semester IV

Jurusan Analis Kimia, dan 1 orang Dosen Jurusan analis kimia yang tidak terlibat langsung

sebagai pelaksana dalam kegiatan ini.

Tepat pukul 08.30 Wita, pembukaan dilakukan oleh pewara dilanjutkan dengan

menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa, laporan ketua panitia, dan sambutan serta sekaligus

membuka acara oleh KUPP Kecamatan Sukasada. Laporan ketua panitia disampaikan oleh

ketua pelaksana dengan menekankan pada tujuan pelatihan ini dilaksanakan. Berikutnya,

dalam sambutannya sebelum membuka acara (Gambar 4.2), KUPP menegaskan bahwa sangat

mengapresiasi ide pelatihan yang dirancang oleh pelaksana. Dalam sambutannya, KUPP

menekankan bahwa pendidikan adalah salah satu instrumen penting untuk mengatasi ancaman

perubahan iklim. Melalui pendidikan pengetahuan dan informasi terkait perubahan iklim akan

menciptakan kesempatan keterlibatan seseorang untuk berbuat bagi sistem iklimnya. Dengan

demikian manusia sebagai penyebab dan sekaligus sebagai penerima dampak perubahan iklim

perlu dibangun kesadaran dan keterlibatannya termasuk dikalangan anak-anak. Hal ini

menunjukkan betapa pentingnya peran sekolah. Disisi lain sekolah-sekolah kurang menyadari

perannya tersebut sehingga kesadaran dan persepsi guru dan siswa soal perubahan iklim

masih minim. Oleh karena itu, LPM UNDIKSHA sangat mendorong kegiatan ini dan juga

kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat lainnya yang dilaksanakan oleh civitas akademika

UNDIKSHA.

Setelah proses pembukaan, peserta diberikan pre-test (Gambar 4.3) untuk mengetahui

pemahaman awal peserta terhadap perubahan iklim. Materi yang ditanyakan dalam pre-test

adalah materi yang berkaitan dengan apa yang dipresentasikan dan juga test yang sama

diberikan pada akhir kegiatan. Pre-test disiapkan dalam pertanyaan tertutup yang terdiri dari

15 (lima belas) pertanyaan dengan waktu pengerjaan 15 menit.

14

Gambar 4.1. Registrasi Peserta

Gambar 4.2. Acara Pembukaan

15

Gambar 4.3. Pre-test

Hasil pre-test menunjukkan bahwa terdapat kelahpamahaman peserta terhadap dua hal

berkaitan dengan perubahan iklim. Dalam pertanyaan “bagaimana kita dapat berperan untuk

mengurangi emisi gas rumah kaca diberikan pilihan: a, menggunakan kendaraan pribadi ke

sekolah, b. menimbun sampah oreganik, c. membakar sampah plastik, dan d. menghemat

penggunaan listrik di rumah. Hampir seluruh peserta memilih b (menimbun sampah

organik)”. Kesalahpemahaman yang terjadi berikutnya adalah untuk pertanyaan “manakah

dari pernyataan berikut yang merupakan langkah adaptasi terhadap perubahan iklim? a.

menanam pohon, b. menghemat penggunaan bahan bakar, c. mengganti bibit padi dengan

yang lebih unggul, dan d. mengolah kotoran sapi menjadi biogas”. Untuk pertanyaan terkait

contoh strategi adaptasi ini, hanya satu peserta yang menjawab benar yakni memilih jawaban

c. Hal ini menunjukkan bahwa peserta sebagian peserta belum memahami dengan baik

sumber emisi gas rumah kaca dan perbedaan antara stertegi mitigasi dan adaptasi.

Berdasarkan kenyataan tersebut, pada tahap presentasi kedua hal tersebut mendapatkan

perhatian khusus dari narasumber. Hasil pre-test disajikan pada Tabel 2.

Sebelum presentasi (Gambar 4) dimulai didahului dengan perkenalan. Setelah

mengenalkan timnya, pelaksana meminta peserta untuk mengenalkan diri masing-masing. Hal

ini sebagai upaya bina suasana serta untuk membangun komitmen belajar. Tahapan ini

ditujukan untuk mempersiapkan peserta agar dapat mengikuti pelatihan dengan baik.

16

Gambar 4.4. Pemaparan Materi

Dalam kegiatan presentasi dan diskusi, narasumber mengelompokkan materi

presentasinya ke dalam enam isu penting terkait pembelajaran perubahan iklim bagi anak-

anak sekolah dasar. Kelima isu tersebut adalah: latar belakang dan pentingnya mengajarkan

siswa tentang perubahan iklim, perbedaan konsep antara cuaca dan iklim, efek gas rumah

kaca dan perubahan iklim, sumber emisi gas rumah kaca, dampak perubahan iklim, dan

strategi menghadapi perubahan iklim. Pada setiap akhir pembahasan, peserta diberikan

pertanyaan atau bahan diskusi untuk memastikan bahwa apa yang telah disampaikan dapat

diterima dan dipahami. Selama kegiatan presentasi dan diskusi berlangsung, peserta sangat

antusias dan bersemangat. Setiap pertanyaan atau bahan diskusi yang diberikan pada setiap

akhir isu dapat didiskusikan dan dipahami dengan baik oleh peserta. Beberapa pertanyaan dan

tanggapan juga ditujukan kepada narasumber.

Pada akhir presentasi peserta diajak menonton 2 (dua) film perubahan iklim. Film

pertama berupa film kartun yang menggambarkan dua orang anak Nadya dan Bagas

mendiskusikan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar tempat tinggalnya masing-masing

yang dirasakannya telah terjadi. Pembelajaran perubahan iklim bagi anak-anak melalui film

kartun ini sangat menarik minat peserta. Peserta berjanji akan mengajak anak didiknya untuk

menonton film ini. Pesan perubahan iklim bagi level anak-anak sekolah dasar yang

disampaikan melalui film kartun tersebut diyakini akan mempermudahnya untuk

ditransformasikan kepada anak didiknya. Selain itu, para peserta juga menyadari bahwa guru

memiliki posisi yang strategis dalam menumbuhkan kesadaran terhadap dampak dari

17

perubahan iklim dan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi yang dapat dilakukan oleh anak-anak

dalam aktivitas kesehariannya baik di sekolah maupun di rumah.

Pada pemutaran film kedua, disajikan film yang dipublikasikan oleh Dewan Nasional

Perubahan Iklim. Film yang berjudul setelah hujan datang ini lebih menekankan pada upaya

adaptasi yang telah dilakukan pada tiga wilayah di Indonesia. Pertama langkah adaptasi yang

dilakukan oleh masyarakat di Desa Sawah Luhur di Desa Serang Banten akibat curah hujan

yang tidak menentu dan kemarau yang berkepanjangan. Kedua langkah adaptasi yang

dilakukan oleh masyarakat di Kampung Kramat Jakarta dalam menghadapi banjir akibat

perubahan iklim. Ketiga langkah adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat adat di Desa

Bayan Lombok Utara dengan menjaga mata air dan daerah serapannya. Melalui film ini akan

membantu para guru untuk dapat memahami dalam lingkup yang lebih luas terhadap strategi

adaptasi dalam menghadapi berbagai dampak yang ditimbulkan akibat perubahan iklim.

Setelah pemutaran film peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan

tanggapannya terhadap film yang telah disaksikan. Dari tiga peserta yang menyampaikan

tanggapannya, semuanya mengatakan sangat senang dengan pola pembelajaran yang

diterapkan melalui pelatihan ini. Materi yang disajikan melalui presentasi dan dilengkapi

dengan sajian film terkait sangat memudahkan peserta untuk lebih memahami isu-isu

perubahan iklim berbasis ilmiah yang dapat dtransformasikan kepada anak-anak sekolah

dasar. Menurut peserta melalui pelatihan ini telah membangkitkan kesadaran dan ide-ide

kreatif dalam mentransformasikan isu-isu kompleks sehingga dapat dimengrti lebih mudah

untuk tingkatan tertentu dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

4.2 Hasil Evaluasi Kegiatan

Untuk kegiatan evaluasi di lakukan pada tanggal 6 Mei 2016. Peserta mengerjakan

post-test dengan isi pertanyaan sama persis dengan pre-test. Hal menggembirakan yang

tercermin dari hasil post-test ini adalah dua pertanyaan yang telah diuraikan pada bagian

sebelumnya dapat dijawab dengan baik oleh seluruh peserta. Selain itu, peserta juga lebih

terbuka wawasannya menyangkut materi terkait dengan pertanyaan-pertanyaan yang lainnya.

Hal ini ditunjukkan oleh isian kuisioner tanggapan terhadap pelaksanaan pelatihan.

Ada tujuh aspek yang dimintakan kepada peserta untuk menilai pelaksanaan pelatihan ini.

Ketujuh aspek tersebut adalah: aspek pelatihan, aspek media, jenis-jenis kegiatan,

penyajian, kemungkinan penerapan hasil pelatihan, penyelenggaraan, dan akomodasi dan

konsumsi. Dari aspek materi, seluruh peserta memberikan kriteria baik sekali pada sisi

kemanfaatan pada pengkayaan materi pengajaran di SD dan peningkatan kualitas

pembelajaran. Dalam aspek yang sama untuk kandungan hal baru dalam materi pelatihan,

57,89 % peserta memberikan kriteria baik dan sisanya memberikan kriteria sangat baik

(Tabel 3). Demikian pula untuk aspek-aspek yang lain, seluruh peserta hanya memberikan

kriteria baik dan baik sekali. Hal ini juga dipertegas isian lembar informasi balikan berupa

kuisioner terbuka yang diberikan kepada peserta. Tiga jenis informasi balikan dimintakan

dari kuisioner tersebut; (1) apa yang telah diperoleh/dipelajari hari ini, (2) apa yang sudah

baik dari kegiatan pelatihan ini, dan (3) apa yang masih perlu diperbaiki dalam kegiatan ini.

Untuk pertanyaan pertama sebagian besar peserta menyatakan mendapatkan pengetahuan

dan pengalaman baru, dari pertanyaan kedua sebagian besar menyampaikan kombinasi

penyampaian materi dan ilustrasi atau contoh kasus melalui penayangan film yang

membantu pemahaman, dan untuk pertanyaan ketiga semua peserta menyatakan kegiatan

sudah terencana dan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

pelatihan ini telah terselenggara dengan baik dan menegaskan bahwa pembelajaran tentang

perubahan iklim penting diberikan bagi guru-guru sekolah dasar tanpa memperhatikan mata

ajar yang diampunya mengingat perubahan iklim merupakan persoalan multidimensional.

Pembelajaran tentang perubahan iklim, termasuk dampak yang diproyeksikan,

penyebab, dan pilihan untuk mitigasi dan adaptasi, adalah (dan akan terus menjadi) bagian

penting dari menanggapi fenomena global yang kompleks ini. UNESCO telah mengakui

pentingnya pendidikan sebagai bagian dari respon terhadap pendidikan untuk pembangunan

berkelanjutan. Dalam hal ini aspek lingkungan adalah salah satu pilar utamanya dan

Dengan demikian, seyogyanya guru-guru didorong untuk mengintegrasikan perubahan

iklim ke dalam praktek mengajar mereka saat ini. Oleh karena itu meningkatkan

pemahaman serta membangkitkan kesadaran dan kreativitas guru dalam membelajarkan

perubahan iklim menjadi sangat penting sehingga tidak hanya mudah dipahami tetapi juga

merangsang siswa untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan identifikasi dan perumasan masalah, tujuan kegiatan, serta dari hasil

dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelatihan pembelajaran tema perubahan iklim dapat meningkatkan pemahaman,

wawasan, dan pengalaman guru.

2. Pelatihan pembelajaran tema perubahan iklim dapat membangkitkan kreatifitas

guru untuk membangun kesadaran lingkungan, etika dan sikap, ketrampilan dan

prilaku siswa untuk melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang

dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari

3. Pelatihan pembelajaran tema perubahan iklim dapat mendorong sekolah kearah

perannya dalam membangun kesadaran dan persepsi guru dan siswa tentang

perubahan iklim

5.2. Saran

Saran yang dapat disampikan melalui kegiatan ini:

1. Meningkatkan porsi tema perubahan iklim pada kurikulum

2. Mengingat perubahan iklim merupakan persoalan multidimensional, tema

pembelajaran perubahan iklim dapat disampaikan melalui semua mata pelajaran

sesuai konteksnya.

Daftar Pustaka

BAPPENAS. 2014. Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim. Jakarta

Houghton, D.D. 2002. Introduction To Climate Change: Lecture Notes For Meteorologists.

World Meteorological Organization. Secretariat of the World Meteorological

Organization Geneva – Switzerland

IPCC, 2001: Climate Change 2001: The Scientific Basis, Contribution from Working Group

I to the Third Assessment Report, Intergovernmental Panel for Climate Change.

Cambridge University Press, Cambridge, UK.

Papadimitriou, V. (2004). Prospective primary teachers’ understanding of climate change,

greenhouse effects and ozone layer depletion. Journal of Science Education and

Technology, 13(2), 299-307.

Perpres. 61. 2001. Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

Surakusumah, W. 2014. Adaptasi dan Mitigasi.

United Nations. 1992. Agenda 21. United Nations Conference on Environment &

Development Rio de Janerio, Brazil, 3 to 14 June 1992.

Lampiran 1. Absensi Peserta

Lampiran 2. Hasil Pre-Test dan Post-Test

NO SOAL PRE-TEST POST-TEST

(%) (%)

1

Selama beberapa dekade terakhir, rata-rata temperatur permukaan bumi telah

mengalami

a. Penurunan 15.79 7.89

b. Peningkatan 57.89 78.95

c. Tetap 0.00 0.00

d. Tidak menentu 26.32 13.16

2

Kondisi atmosfer dalam suatu periode waktu yang singkat (bersifat sementara) dan

selalu berubah-ubah serta berbeda antar tempat disebut

a. Iklim 42.11 0.00

b. Cuaca 52.63 100.00

c. Gas rumah kaca 0.00 0.00

d. Pemanasan global 5.26 0.00

3

Rata-rata kondisi cuaca pada suatu wilayah yang luas dalam suatu periode waktu

yang

panjang disebut

a. Cuaca 13.16 2.63 b. Iklim 78.95 97.37

c. Gas rumah kaca 0.00 0.00

d. Pemanasan global 7.89 0.00

4

Energi yang menjaga bumi tetap hangat berasal dari :

a. Matahari 94.74 97.37

b. Bulan 0.00 0.00 c. Laut 5.26 2.63

d. Bintang 0.00 0.00

5

Gas yang menyebabkan terperangkapnya energi matahari (panas) pada

permukaan

bumi adalah

a. Gas rumah kaca 63.16 94.74

b. Gas belerang 0.00 0.00

c. Gas oksigen 28.95 5.26 d. Gas nitrogen 7.89 0.00

6

Terperangkapnya energi matahari (panas) pada permukaan bumi oleh gas rumah

kaca

disebut

a. Efek refrigasi 15.79 2.63

b. Efek rumah kaca 71.05 89.47

c. Efek rumah panas 7.89 7.89

d. Efek pelangi 5.26 0.00

7

Gas-gas berikut bukan merupakan gas rumah kaca adalah a. Karbondioksida (CO2) 47.37 2.63

b. Metan (CH4) 5.26 0.00

c. Dinitrogen Oksida (N2O) 2.63 0.00 d. Ozon 44.74 97.37

8

Gas utama dari gas rumah kaca

a. Oksigen 34.21 13.16 b. Karbondioksida 52.63 86.84

c. Nitrogen 2.63 0.00

d. Hidrogen 10.53 0.00

9

Yang tidak termasuk sumber pelepasan karbondioksida adalah

a. Pembakaran bahan bakar fosil 34.21 5.26

b. Pembusukan kotoran hewan 13.16 0.00 c. Pembusukan sampah 7.89 7.89

d. Fotosintesis 44.74 86.84

10

Apa yang dapat terjadi bila peningkatan karbondioksida (gas rumah kaca) di

atmosfer

a. Peningkatan temperatur pada permukaan bumi, akibatnya terjadi pemanasan global 86.84 92.11

b. Penurunan temperatur pada permukaan bumi, akibatnya terjadi pendinginan global 7.89 7.89 c. Lautan mongering, akibatnya terjadi pengerinagn global 0.00 0.00

d. Peningkatan temperatur pada permukaan bumi, akibatnya terjadi penurunan 5.26 0.00

permukaan air laut.

11 Bagaimana kita dapat berperan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca?

a. Menggunakan kendaraan pribadi ke sekolah 7.89 0.00

b. Menimbun sampah organik 31.58 2.63

c. Membakar sampah plastic 7.89 2.63 d. Menghemat penggunaan listrik di rumah 52.63 94.74

12

Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan sejumlah besar gas _______ ke

atmosfer yang

berkontribusi pada pemanasan global

a. Karbon monoksida 36.84 10.53

b. Karbon dioksida 57.89 84.21

c. Sulfur dioksida 0.00 2.63

d. Nitrogen dioksida 5.26 2.63

13

Apa hubungan antara bahan bakar fosil dan efek gas rumah kaca? a. Pembakaran bahan bakar fosil mengurangi radiasi matahari yang sampai ke bumi 2.63 2.63

b. Pembakaran bahan bakar fosil mengurangi efek gas rumah kaca 18.42 0.00

c. Pembakaran bahan bakar fosil mengurangi kapasitas penyerapan energi matahari oleh gas rumah kaca 21.05 18.42

d. Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan karbon dioksida ke atmosfer 57.89 78.95

14

Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan cara untuk mengurangi emisi

gas

rumah kaca (mitigasi perubahan iklim) dari aktivitas di sekolah

a. Membiarkan komputer dan lampu menyala ketika meninggalkan ruangan 10.53 5.26

b. Mendaur ulang sampah dan menggunakan lampu hemat energi 63.16 92.11

c. Menggunakan kertas hanya pada satu sisi 7.89 0.00

d. Menimbun sampah organik 18.42 2.63

15

Manakah dari pernyataan berikut yang merupakan langkah adaptasi terhadap

perubahan iklim

a. Menanam pohon 76.32 52.63

b. Menghemat penggunaan bahan bakar fosil 13.16 5.26

c. Mengganti bibit padi dengan bibit unggul 2.63 34.21

d. Mengolah kotoran sapi menjadi biogas 7.89 7.89

Lampiran 3. Tanggapan Peserta Terhadap Kegiatan

No Aspek yang dinilai Kriteria (%)

1 2 3 4

1 Materi pelatihan

a. Mengandung hal baru 5.26 57.89 36.84

b. Bermanfaat bagi pengkayaan materi pelajaran di SD 36.84 63.16

c. Bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran 34.21 65.79

2 Media

a. Makalah pelatihan efektid dalam penyampaian pesan 60.53 39.47

b. Video pelatihan efektif untuk menyampaikan pesan 28.95 71.05

3 Jenis-jenis kegiatan

a. Penyajian dan diskusi menantang 89.47 10.53

b. Nonton bareng video perubahan iklim menyenangkan 23.68 76.32

4 Penyajian

a. Menyenangkan 47.37 52.63

b. Interaktif 63.16 36.84

c. Mudah dipahami 42.11 57.89

5 Kemungkinan penerapan hasil pelatihan di sekolah dari segi

a. Waktu 10.53 68.42 21.05

b. Sarana dan prasaran 13.16 60.53 26.32

c. SDM 2.63 68.42 28.95

6 Penyelenggaraan

a. Pengalokasian waktu dalam jadwal 73.68 26.32

b. Kesesuaian kegiatan dengan jadwal 68.42 28.95

7 Akomodasi dan konsumsi

a. Akomodasi memuaskan 63.16 36.84

b. Konsumsi memuaskan 50 50