laporan akhir program p2m penerapan...

47
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENYUSUNAN SOP (STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE) BAGI PENGELOLA PONDOK WISATA DI DESA SEKUMPUL Oleh: 1. Dr. I Gede Budasi, M.Ed. (Ketua) NIP. 195812311985031022 2. I Ketut Armawan, S.Pd., M.Pd. (Anggota 1) NIP. 197510092001121001 3. Made Dharma Susena Suyasa, S.S., M.Hum. (Anggota 2) NIP. 197607142008121002 4. Gede Mahendrayana, S.Pd., M.Pd. (Anggota 3) NIP. 199007252015041002 FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOVEMBER 2016

Upload: buimien

Post on 02-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PENYUSUNAN SOP (STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE)

BAGI PENGELOLA PONDOK WISATA DI DESA SEKUMPUL

Oleh:

1. Dr. I Gede Budasi, M.Ed. (Ketua)

NIP. 195812311985031022

2. I Ketut Armawan, S.Pd., M.Pd. (Anggota 1)

NIP. 197510092001121001

3. Made Dharma Susena Suyasa, S.S., M.Hum. (Anggota 2)

NIP. 197607142008121002

4. Gede Mahendrayana, S.Pd., M.Pd. (Anggota 3)

NIP. 199007252015041002

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

NOVEMBER 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya

laporan kemajuan program pengabdian masyarakat dengan judul “Pelatihan Penyusunan

SOP (Standard Operational Procedure) bagi Pengelola Pondok Wisata di Desa Sekumpul ”

ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Pada kesempatan ini , ijinkan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu terlaksananya program Pengabdin pada Masyarakat (P2M) ini,

diantaranya; Kepala desa Sekumpul, pengelola pondok wisata Bed and Breakfast, dan

Pengelola pondok wisata Sugi desa Sekumpul, serta semua lapisan masyarakat yang telah

membantu terlaksanya program pengabdian ini.

Untuk perbaikan laporan ini dan juga perbaikan program kegiatan sejenis ke

depannya., masukan dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan.

Penulis

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .....................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................

RINGKASAN ....................................................................................................................

i

ii

iii

iv

v

vi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

a. Analisis Situasi ...................................................................................................

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah ..................................................................

c. Tujuan Kegiatan .................................................................................................

d. Manfaat Kegiatan ...............................................................................................

1

4

4

5

BAB II METODE PELAKSANAAN ..............................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................................

6

7

a. Kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Penyusunan Job Description .....................

b. Pelatihan Penyusunan SOP (Standard Operational Procedure) ........................

c. Pelatihan Penyusunan Dokumen Pondo Wisata ................................................

7

8

8

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 10

a. Simpulan .............................................................................................................

b. Saran ...................................................................................................................

10

10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

Lampiran 1. Absensi Peserta Kegiatan ...............................................................................

Lampiran 2. Fotot-foto Kegiatan ........................................................................................

Lampiran 3. Peta Lokasi Kegiatan ......................................................................................

Lampiran 4. Job Description dan SOP (Standard Operational Procedure) .......................

Lampiran 5. Dokumen Pondok Wisata ...............................................................................

Lampiran 6. Artikel .............................................................................................................

11

12

24

27

28

32

37

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 dan 3.2 Pembukaan Kegiatan P2M .................................................................

Gambar 3.3 dan 3.4 Pelatihan Penyusunan Job Description ..............................................

Gambar 3.5 dan 3.6 Pelatihan Penyusunan SOP ................................................................

7

8

8

v

RINGKASAN

Ramainya kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Air Terjun Desa Sekumpul dimanfaatkan secara positif oleh warga desa dengan membuka usaha pondok wisata di desa ini. Namun demikian, adanya berbagai kendala yang dihadapi para pengelola pondok wisata ini yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak. Program P2m Penerapan Ipteks merupakan salah satu program pengabdian masyarakat yang memiliki peranan yang sangat strategis untuk memberikan solusi yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam pelaksanaanya, Program P2M ini telah memberikan beberapa pelatihan , diantaranya Pelatihan penyusunan deskripsi tugas (Job Descriptions), Pelatihan SOP (Standard Operational Procedure) yang dapat digunakan oleh staf/orang-orang yang bekerja pada pondok wisata yang ada di Desa Sekumpul sebagai pedoman di dalam memberikan pelayanan kepada tamu. Selanjutnya program pelatihan akan dilanjutkan dengan memberikan pelatihan Penyusunan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional sebuah pondok wisata.. Peserta pelatihan terdiri dari 10 orang yang merupakan pengelola dan karyawan/karyawati Pondok Wisata Bed and Breakfast dan Pondok Wisata Sugi yang berlokasi di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang. Produk yang akan dihasilkan dari pelatihan ini yaitu Deskripsi Tugas/Job Descriptions pada pondok wisata, SOP (Standard Operational Procedure) bagi pengelola Pondok Wisata, dan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam operasional pondok wisata.

Kata kunci: Job Description/deskripsi tugas, SOP (Standard Operational Procedure),

pondok wisata

vi

BAB I

PENDAHULUAN

a. Analisis Situasi

Pesatnya perkembangan industri pariwisata di Bali telah dibarengi dengan

pembangunan fasilitas wisata dan atraksi wisata di berbagai kawasan wisata seperti, Nusa

Dua, Kuta, Sanur, Ubud, Lovina, dan beberapa kawasan wisata lain yang tersebar di pulau

yang dikenal dengan sebutan pulau seribu pura ini. Masing-masing kawasan wisata tersebut

memiliki keunikan masing-masing yang membuat kawasan tersebut begitu dikenal oleh

wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara, dan menjadikannya sebagai destinasi

wisata mereka.

Akan tetapi, begitu pesatnya perkembangan industri pariwisata di pulau ini belum

mampu memberikan dampak ekonomi yang maksimal pada masyarakat Bali.

Tidak dipungkiri bahwa sebagian besar fasilitas-fasilitas wisata dan atraksi-atraksi

wisata yang ada dikawasan wisata di Bali dimiliki oleh investor-investor yang nota bene

bukan penduduk asli Bali. Sehingga, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas wisata secara

otomatis akan mengalir ke rekening para invetor, sementara masyarakat Bali sendiri harus

puas dengan penghasilan yang mereka dapatkan sebagai pekerja di dunia pariwisata.

Adanya program pemerintah untuk mengembangkan wisata desa merupakan angin

segar bagi desa-desa potensial di Bali untuk mengembangkan potensi yang ada di daerahnya

masing-masing. Hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya pergeseran trend/minat wisatawan

yang selalu mencari produk-produk wisata yang unik dan berkualitas yang sesuai dengan

keinginan wisatawan. Hal ini pula membuka peluang bagi daerah-daerah lain untuk bisa

membuka diri dan mengembangkan potensi yang ada sebagai destinasi-destinasi wisata baru.

Adanya dinamika trend/minat wisatawan juga menjadi tantangan tersendiri bagi kawasan-

kawasan wisata yang selama ini telah menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan untuk

selalu menghasilkan produk-produk wisata yang unik dan bisa bersaing dengan kawasan-

kawasan wisata lainnya.

Belakangan ini desa wisata telah menjadi primadona dan makin banyak peminatnya

baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Desa wisata didefinisikan sebagai

suatu bentuk interaksi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan

dalam suatua struktur kehidupan masayarakat dengan tata cara tradisi yang berlaku. Terdapat

dua hal mendasar yang perlu dikembangkan dalam desa wisata, yang menyangkut akomodasi

dan atraksi. Akomodasi dikembangkan dengan memamfaatkan sebagian dari tempat tinggal

1

penduduk setempat, unit-unit yang berkembang maupun dengan memamfaatkan tempat

tinggal mereka. Sedangkan atraksi merupakan keseluruan kehidupan yang menjadi rutinitas

penduduk setempat yang mereka lakukan yang memungkinkan wisatawan ikut didalamnya

secara aktif, seperti; kursus menari, belajar bahasa, dan lain-lain. (Nuryati, 1993).

Keberadaan Air Terjun Sekumpul, yang menjadi objek utama di Desa Sekumpul telah

berhasil menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara. Hal ini pula dimamfaatkan

oleh pelaku –pelaku wisata dengan membuka jalur trekking dari beberapa desa sekitarnya dan

menjadikan Air Terjun Sekumpul sebagai finish point. Menurut pengamatan pengusul, saat

ini telah berkembang beberapa lintasan trekking yang dirintis oleh masyarakat sekitar desa

dengan durasi terkking yang berkisar anatara 3-5 jam , diantaranya: 1) Lintasan trekking dari

desa Lemukih menuju Sekumpul, 2) Lintasan trekking dari Desa Sudaji menuju Sekumpul, 3)

Lintasan trekking dari Desa menyali menuju Sekumpul, 4) Lintasan trekking dari Desa

Pakisan menuju Sekumpul. Disamping itu, keindahan air terjun ini juga bisa dinikmati

dengan berjalan kaki dari tempat parkir menuju air terjun dengan jarak tempuh sekitar 45

menit.

Kunjungan wisatawan yang semakin ramai ke desa ini telah dimamfaatkan pula oleh

penduduk desa setempat dengan membuka beberapa fasilitas wisata yang mendukung

kenyamanan wisatawan, diantaranya parkir roda dua dan parkir roda 4, restauran, warung

oleh-oleh herbal, dan homestay (pondok wisata) dengan memamfaatkan sebagian dari tempat

hunian masyarakat setempat.

Study awal P2M ini telah mengidentifikasi adanya 2 homestay yang telah beroperasi

di Desa Sekumpul: Pondok Wisata/Homestay Bed and Breakfast dan Pondok

Wisata/Homestay Sugi dengan rata-rata lama tinggal tamu 2 sampai dengan 3 malam.

Namun demikian, perkembangan aktivitas wisatawan di homestay tersebut belum

dibaregi dengan perkembangan keahlian masyarakat, khususnya para pengelola dan

karyawan homestay di bidang pariwisata khususnya pelayanan kepada tamu. Sedangkan di

sisi lain kepuasan tamu menjadi sebuah keharusan untuk menciptakan kesan/pengalaman

positif yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap image homestay secara spesifik dan

image desa secara lebih luas.

Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu kunci untuk

memenangkan persaingan global yang semakin kompetitif. Prasyarat untuk itu adalah sistem

pendidikan dan pelatihan kepariwisataan yang mendukung (Priowanto, 2001).

2

Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) yang dilaksanakan ini adalah Pelatihan

Standard Oprational Procedure (SOP) Bagi Pengelola Pondok Wisata Di Desa Sekumpul.

Sasaran dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah pengelola dan karyawan yang ada

pada 2 homestay yang telah beroperasi di Desa Sekumpul; Pondok Wisata/Homestay Bed and

Breakfast dan Pondok Wisata/Homestay Sugi dengan rata-rata lama tinggal tamu 2 sampai

dengan 3 malam.

Sebagai sebuah bisnis keluarga yang modal sepenuhnya merupakan modal sendiri

tanpa adanya tambahan modal dari penanaman modal/investor, podok wisata memiliki sistem

pengelolaan yang sangat unik yang sangat jauh berbeda dari sistem pengelolaan jenis

akomodasi lain, seperti hotel yang telah memiliki sistem managemen yang sangat profesional

dan didukung pula oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahliah yang sesuai

dengan departemen masing-masing.

Operasional dalam sebuah pondok wisata sepenuhnya menjadi pekerjaan pemilik

pondok wisata dengan didukung oleh SDM orang-orang terdekat (istri dan anak). Seiring

dengan peningkatan volume jumlah tamu yang datang, pemilik pondok wisata perlu untuk

menambah jumlah orang-orang yang dilibatkan dalam memberikan pelayanan kepada tamu

dengan melibatkan keluarga dan masyarakat sekitarnya (diutamakan tetangga terdekat).

Dari sisi kualitas SDM, pemilik dan orang-orang yang dilibatkan dalam sebuah

pondok wisata bukanlah orang-orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman di bidang

pariwisata, khususnya perhotelan. Artinya, pemahaman dan pengalaman mereka di bidang

pariwisata, khususnya di bidang akomodasi hampir tidak mereka miliki. Sedangkan di sisi

lain pelayanan kepada tamu harus diberikan secara maksimal.

Menurut Kusworo dan Damanik (2008), tuntutan terhadap standarisasi kualitas

produk dan pelayanan wisata menjadi kecendrungan yang sangat menonjol dalam kegiatan

pariwisata global. Produk-produk langka dan unik yang bermutu tinggi (high value

production of unique commodities) menjadi prioritas utama dalam pasar wisata global.

Menurut hasil pengamatan pengusul, kedua pondok wisata ini belum memiliki

stadarisasi kualitas pelayanan dan produk. Hal ini terungkap dari belum adanya dokumen-

dokumen yang diperlukan dalam mendukung operasional kegiatan sebuah pondok wisata,

seperti; SOP penanganan reservasi, SOP penanganan tamu Check-In/ Check-Out, SOP

penanganan Tamu Complaint, dll.

Temuan hasil pengamatan diatas dikuatkan lagi dengan hasil wawancara pengusul

dengan pemilik kedua pondok wisata yang mengatakan bahwa dalam operasionalnya mereka

belum memiliki pedoman yang bisa mereka gunakan dalam memberikan pelayanan yang baik

3

kepada tamu-tamu mereka, meskipun menurut mereka pedoman (SOP) tersebut sangat

mereka perlukan agar mereka bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk memuaskan

keinginan tamu-tamu mereka. Dalam wawancara tersebut mereka juga mengutarakan

besarnya harapan mereka agar pihak akademisi Undiksha bisa memberikan bantuan, saran,

dan solusi penanganan permasalahan yang dihadapi oleh kedua pemilik pondok wisata

tersebut.

Menyadari permasalahan diatas, untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada

tamu-tamu di pondok wisata yang ada di desa Sekumpul penulis memandang perlu untuk

memberikan pelatihan penyusunan Standard Operational Procedure (SOP) kepada pengelola

pondok wisata yang ada di desa Sekumpul. Keberadaan kedua pondok wisata tersebut

diharapkan akan memberikan dampak yang positif secara ekonomi dan sosial kepada

masyarakat desa Sekumpul, dan juga sekaligus merangsang masyarakat lain untuk mulai

tergerakkan untuk membuka pondok-pondok wisata yang lain dengan memamfaatkan potensi

yang ada pada rumah mereka masing-masing sehingga masyarakat secara luas akan

merasakan dampak positif dari aktivitas wisata yang ada di desanya.

Dengan demikian, penyelenggaraan program Penerapan Ipteks ini sangat dibutuhkan

sehingga kegiatan yang dilakukan oleh kedua pondok wisata ini dapat memberi mamfaat bagi

perkembangan aktivitas wisata di desa Sekumpul.

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi di atas, masalah yang dapat dirumuskan dalam

Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) ini adalah sebagai berikut:

1) Kedua pengelola pondok wisata belum memiliki pedoman deskripsi tugas yang harus

dilakukan oleh orang-orang (staff) yang dilibatkan dalam operasional pondok

wisatanya.

2) Kedua pengelola pondok wisata belum memiliki SOP (Standard Operational

Procedure) yang bisa mereka gunakan sebagai pedoman di dalam memberikan

pelayanan kepada tamu.

3) Kedua pengelola pondok wisata belum memiliki dokumen-dokumen yang diperlukan

untuk mendukung kelancaran operasional sebuah pondok wisata.

c. Tujuan Kegiatan

Tujuan yang hendak dicapai setelah diberikannya pelatihan dalam kegiatan

pengabdian kepada masyarakat ini dapat dijabarka sebagai berikut:

4

1. Terbuatnya Deskripsi Tugas (Job Descriptions) yang memuat tugas-tugas yang harus

dilakukan oleh staff/orang-orang yang bekerja pada kedua pondok wisata untuk

memperlancar operasioanl pondok wisatanya.

2. Terbuatnya SOP (Standard Operational Procedure) yang bisa mereka gunakan

sebagai pedoman di dalam memberikan pelayanan kepada tamu.

3. Kedua pengelola pondok wisata belum memiliki dokumen-dokumen yang diperlukan

untuk mendukung kelancaran operasional sebuah pondok wisata.

d. Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berupa pelatihan dan pendampingan ini

ini sangat bermamfaat sebagai berikut:

1. Bagi Pengelola Pondok Wisata

Kedua Pengelola Pondok Wisata ini mendapatkan manfaat yang sangat besar dari

adanya kegiatan P2M ini, dimana dengan adanya kegiatan ini kelancaran

operasional pada Pondok Wisata mereka sangat terbantu dengan adanya; 1)

Deskripsi Tugas (Job Descriptions) yang memuat tugas-tugas yang harus

dilakukan oleh staff/orang-orang yang bekerja pada kedua pondok wisata untuk

memperlancar operasioanl pondok wisatanya, 2) SOP (Standard Operational

Procedure) yang bisa mereka gunakan sebagai pedoman di dalam memberikan

pelayanan kepada tamu, 3) adanya dokumen-dokumen yang diperlukan untuk

mendukung kelancaran operasional sebuah pondok wisata.

2. Bagi masyarakat desa Sekumpul

Keberadaan aktivitas wisata pada kedua pondok wisata ini ini akan mampu

memberikan dampak ekonomi yang lebih besar dengan diserapnya masyarakat

lokal sebagai karyawan/karyawati pada pondok wisata mereka.. Selain itu,

masyarakat secara lebih luas akan merasakan dampak ekonomi dari efek aktivitas

wisata yang dilakukan di desa ini.

3. Bagi Pemda Buleleng

Akan menambah Destinasi Wisata baru yang pada giliranya akan berdampak

pada bertambahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Selain itu, bertambahnya

Destinasi Wisata akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja yang pada

gilirannya membantu pengurangan angka pegangguran.

5

BAB II

METODE PELAKSANAAN

Metode kegiatan dalam pengabdian kepada masyarakat (P2M) ini adalah pelatihan

Penyusunan SOP (Standard Operational Procedure) bagi pengelola Pondok Wisata

/Homestay. Pelatihan ini meliputi pelatihan penyusunan Deskripsi Tugas/Job Descriptions

pada pondok wisata/homestay, pelatihan Penyusunan SOP (Standard Operational Procedure)

bagi pengelola Pondok Wisata /Homesta, dan pelatihan penyusunan dokumen-dokumen yang

diperlukan dalam operasional pondok wisata/homestay. Pelatihan ini diharapkan mampu

meningkatkan mutu pelayanan pondok wisata/homestay kepada tamu-tamu yang menginap di

pondok wisata untuk meningkatkan kepuasan tamu sehingga tamu-tamu yang menginap

mendapatkan kesan yang baik yang pada gilirannya akan menjadi agen of marketting bagi

kedua pondok wisata tersebut.

6

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan P2M di Desa Sekumpul ini telah mencapai 100% dengan

melaksanakan beberapa pelatihan, yang meliputi : pelatihan penyusunan Deskripsi Tugas/Job

Descriptions pada pondok wisata/homestay, pelatihan Penyusunan SOP (Standard

Operational Procedure) bagi pengelola Pondok Wisata /Homesta, dan pelatihan penyusunan

dokumen-dokumen yang diperlukan dalam operasional pondok wisata/homestay.

Kegiatan P2M ini secara resmi di buka oleh tim P2M Undiksha bersama Kepala Desa

Sekumpul (lihat Gambar 5.1 dan Gambar 5.2).

Gambar 3.1 dan 3.2 Pembukaan Kegiatan P2M

a. Kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Penyusunan Job Description

Kegiatan ini diawali dengan pengenalan pondok wisata dan produk wisata yang bisa

ditawarkan kepada wisatawan. Pada tahap ini peserta diberikan pengenalan terhadap struktur

organisasi yang ada pada hotel secara umum serta job description dari masing-masing

department yang ada. Selanjutnya, pelatihan di fokuskan pada pembahasan pondok wisata

serta job description yang dikembangkan yang disesuaikan dengan operasional pada sebuah

pondok wisata. Operasional sebuah pondok wisata sangat jauh berbeda dengan operasional

sebuah hotel. Job description yang dilatihkan difokuskan pada beberapa departemen/bagian

yang memiliki peranan yang sangat vital untuk operasional sebuah pondok wisata, seperti;

receptionist, reservationist, waiter dan waitress dan house keeping.

7

Gambar 3.3 dan 3.4 Pelatihan Penyusunan Job Description

b. Pelatihan Penyusunan SOP (Standard Operational Procedure)

Pada tahap ini peserta diberikan beberapa kali pelatihan penyusunan SOP (Standarad

Opearational Procedure) yang dikembangkan berdasarkan Job Description yang telah dibahas

pada tahapan pelatihan job description sebelumnya. Beberapa pelatihan menyangkut SOP

(Standard Operational Procedure) pada beberapa bagian, seperti; SOP (Standard Operational

Procedure) untuk melayani tamu Check In, SOP untuk melayani tamu Check Out, SOP untuk

melayani tamu di restaurant, SOP untuk membersihkan kamar tamu.

Gambar 3.5 dan 3.6 Pelatihan Penyusunan SOP

c. Pelatihan Penyusunan Dokumen Pondok Wisata

Pada tahap ini peserta diberikan beberapa kali pelatihan penyusunan dokumen yang

diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional sebuah pondok wisata. Beberapa

dokumen yang dimaksud diantaranya; reservation form, registration form, contract rate

agreement form, dan invoice. Kegiatan ini diawali dengan pengenalan dokumen-dokumen

yang diperlukan untuk memperlancar operasioanl sebuah pondok wisata oleh ketua pelaksana

P2M. Pada tahap ini peserta diberikan pengenalan terhadap beberapa dokumen, diantaranya;

reservation form, registration form, contract rate agreement form, dan invoice, yang

8

dilanjutkan dengan teknik-teknik dalam menyusun dokumen-dokumen tersebut. Pada

kesempatan ini peserta pelatihan diberikan pengenalan terhadap cara-cara yang dilakukan

untuk menyusun dokumen-dokumen yang dimaksud. Pada kesempatan ini peserta diberikan

contoh bagaimana mengisi dokumen-dokumen tersebut dengan contoh-contoh yang sangat

sederhana.

9

BAB IV

PENUTUP

a. Simpulan

Pelaksanaan kegiatan P2M ini mendapatkan respond yang sangat positif dari

karyawan dan pengelola kedua pondok wisata yang berada di Desa Sekumpul. Di tengah-

tengah kesibukan peserta di dalam melayani tamu-tamu yang berada pada pondok wisatanya,

kehadiran peserta pelatihan bisa mencapai 100 persen, meskipun pelatihan harus

dilaksanakan di malam hari. Ini menunjukkan bahwa peserta secara khusus dan masyarakat

secara umum benar-benar mendapatkan mamfaat yang besar dari kegiatan pengabdian

masyarakat ini.

b. Saran

Dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat di

ajukan sebagai berikut.

1. Para pengelola dan karyawan kedua pondok wisata di desa Sekumpul dan masyarakat

secara luas mengharapkan adanya pelatihan dan pendampingan kepariwisataan yang

lebih luas dan mendalam sehingga dampak positif yang dirasakan akan lebih besar

dalam rangka mewujudkan desa Sekumpul sebagai destinasi wisata pavourit, sehingga

masyarakat secara lebih luas bisa mendapatkan dampak ekonomi yang lebih besar.

2. Kegiatan-kegiatan pelatihan dan pendampingan lain untuk merangsang jiwa

kewirausahaan masyarakat secara luas perlu untuk dilaksanakan sehingga ke

depannya masyarakat memiliki keberanian untuk membuka usaha-usaha

kepariwisataan untuk mendukung kenyamanan tamu-tamu yang bekunjung dan

menginap di desa ini.

10

DAFTAR PUSTAKA

Kusworo, H.A.dan Damanik, J. 2002. Pengembangan SDM Pariwisata Daerah : Agenda Kebijakan Untuk Pembuat Kebijakan. http/i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?datald=9291

Nuryanti, W. (1993). Concept, Perceptive and Challenges. Makalah bagian dari laporan konferensi internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pahlevi, Fauzi. 2014. Implementasi Standard Operating Procedures (SOP) Penyelenggaraan Umrah pada PT Tur Silahturahmi Nabi (Tursina Tour) Jakarta. Skripsi: Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta. Tersedia di http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27140/1/FAUZI%20PAHLEVI-FDK.pdf diakses pada tanggal 15 Oktober 2015.

Yoeti, H.Oka A. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata: Jakarta : Pradnya Paramita

11

Lampiran 2. Foto-foto Kegiatan

Foto Kegiatan Pembukaan P2M

24

Foto Kegiatan Pelatihan Penyusunan Job Description

25

Foto Kegiatan Pelatihan Penyusunan SOP (Standard Operational Procedure)

26

Lampiran 3. Peta Lokasi Kegiatan

27

Lampiran 4. Job Description dan SOP (Standard Operational Procedure)

RESERVATION AGENT DUTIES AND RESPONSIBILITIES

1. Processes reservations by mail, telephone, telex, cable, fax or central reservation systems referral.

2. Processes reservations from the sales office, other hotel departments, and travel agents. 3. Knows the type of rooms available as well as their location and layout. 4. Knows the selling status, rates, and benefits of all packages plans. 5. Knows the credit policy of the hotel and how to code each reservation. 6. Creates and maintains reservation records by date of arrival and alphabetical listing. 7. Determines room rates based on the selling tactics of the hotel. 8. Prepares letters of confirmation. 9. Communicates reservation information to the front desk. 10. Processes cancellations and modifications and promptly relays this information to the

front desk. 11. Understands the hotel's policy on guaranteed reservations and no-shows. 12. Processes advance deposits on reservations. 13. Tracks future room availabilities on the basis of reservations. 14. Helps develop room revenue and occupancy forecasts. 15. Prepares expected arrival list for front office use. 16. Assists in preregistration activities when appropriate. 17. Monitors advances deposit requirements. 18. Handles daily correspondence. Responds to inquires and makes reservations as needed. 19. Makes sure that files are kept up to date. 20. Maintains a clean and neat appearance and work area at all times. 21. Promotes goodwill by beings courteous, friendly, and helpful to guests, mangers, and

fellow employees. 22. Walk around with the client and ensuring that they secure whatever services they are in

need of. 23. Getting information about areas of interest in order to target more clients in particular

seasons. 24. Making arrangements for clients travel programs. 25. Tracks future room availability on the basis of reservations, and helps develop forecasts

for room revenue and occupancy. 26. To be aware of all front office procedures and assist with reception duties when required. 27. To be fully aware of and adhere to health and safety, fire and bomb threat procedures. 28. Willing to undertake any reasonable request made by management in any other areas of

the house. 29. Open and close the availability as and when required of hotel in all the GDS channels,

IDS channels and on the hotel website. 30. Configuring rates on the hotels property management system.

28

Housekeeper Job Description and Duties

• Clean rooms, lounges, lobbies, bathrooms and hallways • Vacuum and wash carpets and rugs • Empty wastepaper baskets and ashtrays • Transport trash to waste disposal equipment • Dust and polish wooden surfaces and furniture • Replace light bulbs and repair fixtures • Replenish bathroom and mini bar supplies

Housekeeping Supervisor Job Description and Duties

• Oversee the work of housekeeping staff • Inspect guest rooms prior to checking in • Supervise room cleaning and replenishing duties • Plan schedules for housekeeping staff • Hand out individual work assignments • Ensure training of new hires • Issue supplies to housekeeping staff at the beginning of each shift

Housekeeping Manager Job Description and Duties

• Plan and direct housekeeping team members to carry out their duties • Supervise housekeeping staff and conduct detail inspection of all rooms and service areas • Maintain housekeeping budget • Recruit and train housekeeping staff • Create reports for the higher management • Ensure appropriate maintenance of all housekeeping equipment and tools • Maintain inventory of tools and supplies used in housekeeping activities

Waitress Job Description – Minimum Requirements

• Basic knowledge of beer and wine. • Waiters and waitresses must be on their feet for long periods of time. • Professional and friendly. (Even in tough situations) • Team player. • Effective communication skills with guests and staff. • Quick thinking. • Ability to lift heavy trays filled with glassware/food. • Basic math skills. • Great attention to detail.

29

Waitress Job Description – Responsibilities:

• Great guests and make them feel comfortable. • Learn menu items and be able to describe them appropriately to guests. • Take beverage and food orders. • Deliver beverages and food in a timely manner. • Check-in with guests to ensure that everything is going well. • Clear dirty dishes from table. • Refill beverages throughout the meal. • Deliver guest’s bill and thank them for dining at the restaurant. • Work with other servers and be a team player.

Waitressing tip Carry a cheat sheet for beer and wine until you know the common terms for each.

Making guests feel comfortable and welcomed at a restaurant really makes all the difference. Fine-dining establishments can be very intimidating to guests. Guests might not ask questions. They might not have a pleasant experience, which means they probably won’t return. It is your responsibility to make each guest feel welcomed and comfortable. Make sure you do the following at each table.

• Smile. • Greet and welcome them. • Introduce yourself. • Describe and explain the menu. • Talk about specials • Ask if they have questions.

Waitressing Tip

After you introduce yourself, ask them what they would like to drink. This is your first opportunity to increase your tips. Instead of just asking what they would like to drink, try suggesting one non-alcoholic drink and one of your restaurant’s featured drinks. “Can I get you started with an iced tea or one of our famous Flaming Martini’s this evening?”

Why? By suggesting drinks instead of just asking what they would like, you are creating conversation. You are also getting them to think about beverages that they might have skipped past. Remember that with each beverage sold, you are increasing the bill and hopefully increasing your tip as well.

30

Waitress Job Description – Waitress Duties Throughout Shift:

o Clock in for your server shift. o Gather information from lead server/manager. o Set up your waitressing section. o Stock server station. o Take care of your guests and other waiter’s guests when needed. o Clean your server section. o Closing side work after your shift. o Run server report. o Check with closing server/manager. o Clock out of your server shift.

31

Lampiran 5. Dokumen Pondok Wisata

WELCOME TO SUGI HOME STAY

Confirmation Number:

Arrival Date: Departure Date:

Arrival Time: Departure Time:

Number of Rooms: Rate:

Number of Adults: Number of Children:

Guest Name:

Company / Travel Agent:

Email Address:

Mobile Number:

Terms and conditions:

1. Check-in time is from 14:00 and checkout time is until 12:00 2. The guest acknowledge joint and several liability for all services rendered until full settlement of bills 3. Guests will be held responsible for any loss or damage to Halcyon House caused by themselves, their friends or any

person for whom they are responsible. 4. Hotel Management is not responsible for your personal belongings and valuables like money, jewellery or any

other valuables left by guests in the rooms. 5. Complimentary safe deposit boxes, subject to the terms and conditions for use are available in rooms 6. Regardless of charge instructions, I acknowledge that I am personally liable for the payment of all charges incurred

by me during my stay at [Mention Hotel Name]

Guest Signature:

Date: Check-in By Staff:

32

WELCOME TO BED AND BREAKFAST HOME STAY

Confirmation Number:

Arrival Date: Departure Date:

Arrival Time: Departure Time:

Number of Rooms: Rate:

Number of Adults: Number of Children:

Guest Name:

Company / Travel Agent:

Email Address:

Mobile Number:

Terms and conditions:

1. Check-in time is from 14:00 and checkout time is until 12:00 2. The guest acknowledge joint and several liability for all services rendered until full settlement of bills 3. Guests will be held responsible for any loss or damage to Halcyon House caused by themselves, their

friends or any person for whom they are responsible. 4. Hotel Management is not responsible for your personal belongings and valuables like money,

jewellery or any other valuables left by guests in the rooms. 5. Complimentary safe deposit boxes, subject to the terms and conditions for use are available in rooms 6. Regardless of charge instructions, I acknowledge that I am personally liable for the payment of all

charges incurred by me during my stay at [Mention Hotel Name]

Guest Signature:

Date: Check-in By Staff:

33

Contract Agreement for Green Village Based Tourism Activities

Between BED AND BREAKFAST HOMESTAY Sekumpul Village

and Talisman Asia Tours and Travel

Immediately – 31 March 2018

The undersigned:

BED AND BREAKFAST HOMESTAY, referred as FIRST PARTY:

Address : Sekumpul Village

Mobile : +6285935119029

E-mail : [email protected]

Represented by : Kadek Ardita

Talisman Asia Tours and Travel, referred as SECOND PARTY:

Address : Jl. Ganetri No. 11 (Gatsu Timur), Denpasar – Bali

Mobile : +6281936691807

Phone : 0361-243751

E-mail : [email protected]

Represented by : Gede Sudirka

Has agreed the following conditions:

1. Contract Rates First Party will provide the following services to the Second Party’s clients: Overnight stay at the village guest houses 2D1N with activities as itinerary: Rp. 250.000 per room per night Diner: Rp. 85.000/pax Dance performance (2 dancers with 4 gamelan players: Rp. 500.000/group Guide fee for trekking to the waterfall (4 hours): Rp. 300.000- for 1-4pax Rp. 600.000- for 5 up Lunch:

34

Rp. 50.000/pax Cooking lesson plus diner: Rp. 150.000/pax Itinerary during the clients’ 1st day: 1. Guest arrive from Lovina to Sekumpul village by Talisman Asia 2. Arrive at Sekumpul guest house, get refreshment by the host (coffee/tea with

traditional cake) 3. Guest take a rest and may do interaction with the guest house family while they clean

up 4. Approximately at 7 PM guests will have diner with traditional dance performance 5. Slepp

Itinerary during the clients’ 2nd day: 1. Breakfast with traditional cake 2. Trekking through the village to Sekumpul waterfall 3. Lunch at the waterfall 4. Cooking lesson 5. Diner 6. Sleep

Itinerary during the clients’ 3rd day: 1. Breakfast 2. Check out

Services include:

1. Space of overnight- as discussed we may use more than one guest house for group more than 4 pax

2. Meals (refreshment, lunch and diner) 3. FOC for tour guide and driver

Menu:

1. Indonesian food: Ayam sisit, bergedel jagung, urab, pesan, buah 2. Additional charge for cocktail/alcohol beverages

Service does not include:

1. Transfer 2. Tips and personal expenses

Supplier Standard Agreement:

35

1. Pak Komang/the owner of the guest house has fluent English speking knowing the itinerary

2. Pak Komang/the owner of the guest house guarantee to always maintain a clean environment in the guest house

3. Pak Komang/the owner of the guest house could assist guest if they have some questions, enjoy meals and acivities together

Safety Standard:

Local guide bring mobile phone with enough battery to cover communication during the overnight

3.Reservation

Reservation should be communicated by email, suggested 1 week before the guest arrival to e-mail address: [email protected].

4.Cancellation Condition

Cancellation should be informed via email at least 3 days before the service of the date from the second party, will not be charged cancellation fee.

5.Payment

Payment should be transferred 1 day prior to the guest arrival to:

Bank name:

Account Name:

Account Number:

Signed by both parties:

FIRST PARTY SECOND PARTY

BED AND BREAKFAST HOMESTAY TALISMAN ASIA TOURS AND TRAVEL

Name: Name:

Designation: Designation:

Date: Date:

36

Lampiran 6. Artikel

PELATIHAN PENYUSUNAN SOP (STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE)

BAGI PENGELOLA PONDOK WISATA DI DESA SEKUMPUL

I Gede Budasi1), I Ketut Armawan2), Made Dharma Susena Suyasa3, Gede Mahendrayana4 1Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha

email: [email protected] 2Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha

email: [email protected] 3Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha

email: [email protected] 4Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha

email: [email protected]

Abstract

Village tourism has become new trend in this era and has challenged some potential villages to offer unique and qualified tourism products to win the potential market in tourism industry. The great number of visitors to Sekumpul waterfall has opened the villagers’ mind in business build tourism facilities like guest house. P2M program of Undiksha University is very concern in giving solution to the society who really want to develop. This program was conducted to give some trainings for two guest house owner and staffs which are located in Sekumpul village. Some trainings were conducted for the developmet of the human resources involved in those two guest houses, such as; training in Job Description, SOP (Standard and Operational Procedure), and making documents needed for the operational purposes of the guest houses. There were 10 participants from Bed and Breakfast Guest house and Sugi Guest House involved in the training. There are some product which are expected from this program, namely; Job Description, SOP (Standard Operational Procedure) and documents needed for the operational purposes of the guest houses. Keywords: Job Description, SOP (Standard Operational Procedure), Guest House 1. PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan industri pariwisata di Bali telah dibarengi dengan pembangunan fasilitas wisata dan atraksi wisata di berbagai kawasan wisata seperti, Nusa Dua, Kuta, Sanur, Ubud, Lovina, dan beberapa kawasan wisata lain yang tersebar di pulau yang dikenal dengan sebutan pulau seribu pura ini. Masing-masing kawasan wisata tersebut memiliki keunikan masing-masing yang membuat kawasan tersebut begitu dikenal oleh wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara, dan menjadikannya sebagai destinasi wisata mereka.

Akan tetapi, begitu pesatnya perkembangan industri pariwisata di pulau ini

belum mampu memberikan dampak ekonomi yang maksimal pada masyarakat Bali.

Tidak dipungkiri bahwa sebagian besar fasilitas-fasilitas wisata dan atraksi-atraksi wisata yang ada dikawasan wisata di Bali dimiliki oleh investor-investor yang nota bene bukan penduduk asli Bali. Sehingga, keuntungan yang diperoleh dari aktivitas wisata secara otomatis akan mengalir ke rekening para invetor, sementara masyarakat Bali sendiri harus puas dengan penghasilan yang mereka dapatkan sebagai pekerja di dunia pariwisata.

Adanya program pemerintah untuk mengembangkan wisata desa merupakan angin segar bagi desa-desa potensial di Bali untuk mengembangkan potensi yang ada di

37

daerahnya masing-masing. Hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya pergeseran trend/minat wisatawan yang selalu mencari produk-produk wisata yang unik dan berkualitas yang sesuai dengan keinginan wisatawan. Hal ini tentunya membuka peluang bagi daerah-daerah lain untuk bisa membuka diri dan mengembangkan potensi yang ada sebagai destinasi-destinasi wisata baru. Adanya dinamika trend/minat wisatawan juga menjadi tantangan tersendiri bagi kawasan-kawasan wisata yang selama ini telah menjadi destinasi wisata bagi para wisatawan untuk selalu menghasilkan produk-produk wisata yang unik dan bisa bersaing dengan kawasan-kawasan wisata lainnya.

Belakangan ini desa wisata telah menjadi primadona dan makin banyak peminatnya baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Desa wisata didefinisikan sebagai suatu bentuk interaksi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatua struktur kehidupan masayarakat dengan tata cara tradisi yang berlaku. Terdapat dua hal mendasar yang perlu dikembangkan dalam desa wisata, yang menyangkut akomodasi dan atraksi. Akomodasi dikembangkan dengan memamfaatkan sebagian dari tempat tinggal penduduk setempat, unit-unit yang berkembang maupun dengan memamfaatkan tempat tinggal mereka. Sedangkan atraksi merupakan keseluruan kehidupan yang menjadi rutinitas penduduk setempat yang mereka lakukan yang memungkinkan wisatawan ikut didalamnya secara aktif, seperti; kursus menari, belajar bahasa, dan lain-lain. (Nuryati, 1993).

Keberadaan Air Terjun Sekumpul, yang menjadi objek utama di Desa Sekumpul telah berhasil menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara. Hal ini pula dimamfaatkan oleh pelaku –pelaku wisata dengan membuka jalur trekking dari beberapa desa sekitarnya dan menjadikan Air Terjun Sekumpul sebagai finish point. Menurut pengamatan pengusul, saat ini telah berkembang beberapa lintasan trekking yang dirintis oleh masyarakat sekitar desa dengan durasi terkking yang berkisar anatara 3-5 jam , diantaranya: 1) Lintasan trekking dari desa Lemukih menuju Sekumpul, 2) Lintasan trekking dari Desa

Sudaji menuju Sekumpul, 3) Lintasan trekking dari Desa menyali menuju Sekumpul, 4) Lintasan trekking dari Desa Pakisan menuju Sekumpul. Disamping itu, keindahan air terjun ini juga bisa dinikmati dengan berjalan kaki dari tempat parkir menuju air terjun dengan jarak tempuh sekitar 45 menit.

Kunjungan wisatawan yang semakin ramai ke desa ini telah dimamfaatkan pula oleh penduduk desa setempat dengan membuka beberapa fasilitas wisata yang mendukung kenyamanan wisatawan, diantaranya parkir roda dua dan parkir roda 4, restauran, warung oleh-oleh herbal, dan homestay (pondok wisata) dengan memamfaatkan sebagian dari tempat hunian masyarakat setempat.

Study awal P2M ini telah mengidentifikasi adanya 2 homestay yang telah beroperasi di Desa Sekumpul: Pondok Wisata/Homestay Bed and Breakfast dan Pondok Wisata/Homestay Sugi dengan rata-rata lama tinggal tamu 2 sampai dengan 3 malam.

Namun demikian, perkembangan aktivitas wisatawan di homestay tersebut belum dibaregi dengan perkembangan keahlian masyarakat, khususnya para pengelola dan karyawan homestay di bidang pariwisata khususnya pelayanan kepada tamu. Sedangkan di sisi lain kepuasan tamu menjadi sebuah keharusan untuk menciptakan kesan/pengalaman positif yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap image homestay secara spesifik dan image desa secara lebih luas.

Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu kunci untuk memenangkan persaingan global yang semakin kompetitif. Prasyarat untuk itu adalah sistem pendidikan dan pelatihan kepariwisataan yang mendukung (Priowanto, 2001).

Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) yang diusulkan ini adalah Pelatihan Standard Oprational Procedure (SOP) Bagi Pengelola Pondok Wisata Di Desa Sekumpul. Sasaran dalam pengabdian kepada masyarakat ini

37

adalah pengelola dan karyawan yang ada pada 2 homestay yang telah beroperasi di Desa Sekumpul; Pondok Wisata/Homestay Bed and Breakfast dan Pondok Wisata/Homestay Sugi dengan rata-rata lama tinggal tamu 2 sampai dengan 3 malam.

Sebagai sebuah bisnis keluarga yang modal sepenuhnya merupakan modal sendiri tanpa adanya tambahan modal dari penanaman modal/investor, podok wisata memiliki sistem pengelolaan yang sangat unik yang sangat jauh berbeda dari sistem pengelolaan jenis akomodasi lain, seperti hotel yang telah memiliki sistem managemen yang sangat profesional dan didukung pula oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahliah yang sesuai dengan departemen masing-masing.

Operasional dalam sebuah pondok wisata sepenuhnya menjadi pekerjaan pemilik pondok wisata dengan didukung oleh SDM orang-orang terdekat (istri dan anak). Seiring dengan peningkatan volume jumlah tamu yang datang, pemilik pondok wisata perlu untuk menambah jumlah orang-orang yang dilibatkan dalam memberikan pelayanan kepada tamu dengan melibatkan keluarga dan masyarakat sekitarnya (diutamakan tetangga terdekat).

Dari sisi kualitas SDM, pemilik dan orang-orang yang dilibatkan dalam sebuah pondok wisata bukanlah orang-orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman di bidang pariwisata, khususnya perhotelan. Artinya, pemahaman dan pengalaman mereka di bidang pariwisata, khususnya di bidang akomodasi hampir tidak mereka miliki. Sedangkan di sisi lain pelayanan kepada tamu harus diberikan secara maksimal.

Menurut Kusworo dan Damanik (2008), tuntutan terhadap standarisasi kualitas produk dan pelayanan wisata menjadi kecendrungan yang sangat menonjol dalam kegiatan pariwisata global. Produk-produk langka dan unik yang bermutu tinggi (high value production of unique commodities) menjadi prioritas utama dalam pasar wisata global.

Menurut hasil pengamatan pengusul, kedua pondok wisata ini belum memiliki

stadarisasi kualitas pelayanan dan produk. Hal ini terungkap dari belum adanya dokumen-dokumen yang diperlukan dalam mendukung operasional kegiatan sebuah pondok wisata, seperti; SOP penanganan reservasi, SOP penanganan tamu Check-In/ Check-Out, SOP penanganan Tamu Complaint, dll.

Temuan hasil pengamatan diatas dikuatkan lagi dengan hasil wawancara pengusul dengan pemilik kedua pondok wisata yang mengatakan bahwa dalam operasionalnya mereka belum memiliki pedoman yang bisa mereka gunakan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada tamu-tamu mereka, meskipun menurut mereka pedoman (SOP) tersebut sangat mereka perlukan agar mereka bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk memuaskan keinginan tamu-tamu mereka. Dalam wawancara tersebut mereka juga mengutarakan besarnya harapan mereka agar pihak akademisi Undiksha bisa memberikan bantuan, saran, dan solusi penanganan permasalahan yang dihadapi oleh kedua pemilik pondok wisata tersebut.

Menyadari permasalahan diatas, untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada tamu-tamu di pondok wisata yang ada di desa Sekumpul penulis memandang perlu untuk memberikan pelatihan penyusunan Standard Operational Procedure (SOP) kepada pengelola pondok wisata yang ada di desa Sekumpul. Keberadaan kedua pondok wisata tersebut diharapkan akan memberikan dampak yang positif secara ekonomi dan sosial kepada masyarakat desa Sekumpul, dan juga sekaligus merangsang masyarakat lain untuk mulai tergerakkan untuk membuka pondok-pondok wisata yang lain dengan memamfaatkan potensi yang ada pada rumah mereka masing-masing sehingga masyarakat secara luas akan merasakan dampak positif dari aktivitas wisata yang ada di desanya.

Dengan demikian, penyelenggaraan program Penerapan Ipteks ini sangat dibutuhkan sehingga kegiatan yang dilakukan oleh kedua pondok wisata ini dapat memberi mamfaat bagi perkembangan aktivitas wisata di desa Sekumpul.

38

2. METODE PELAKSANAAN PENGABDIAN

Metode kegiatan dalam pengabdian kepada masyarakat (P2M) ini adalah pelatihan Penyusunan SOP (Standard Operational Procedure) bagi pengelola Pondok Wisata /Homestay. Pelatihan ini meliputi pelatihan penyusunan Deskripsi Tugas/Job Descriptions pada pondok wisata/homestay, pelatihan Penyusunan SOP (Standard Operational Procedure) bagi pengelola Pondok Wisata /Homesta, dan pelatihan penyusunan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam operasional pondok wisata/homestay. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan pondok wisata/homestay kepada tamu-tamu yang menginap di pondok wisata untuk meningkatkan kepuasan tamu sehingga tamu-tamu yang menginap mendapatkan kesan yang baik yang pada gilirannya akan menjadi agen of marketting bagi kedua pondok wisata tersebut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan P2M ini telah mencapai 70% dengan melaksanakan beberapa pelatihan, yang meliputi : pelatihan penyusunan Deskripsi Tugas/Job Descriptions pada pondok wisata/homestay, pelatihan Penyusunan SOP (Standard Operational Procedure) bagi pengelola Pondok Wisata /Homestay, dan pelatihan penyusunan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam operasional pondok wisata/homestay.

Kegiatan P2M ini secara resmi di buka oleh tim P2M Undiksha bersama Kepala Desa Sekumpul. Perlu untuk disampaikan bahwa mengingat kegiatan ini dilaksanakan pada masa peralihan dari pimpinan LPM ke pimpinan LPPM, maka kegiatan pembukaan P2M ini tidak bisa dibuka oleh ketua LPPM.

Kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Penyusunan Job Description

Kegiatan ini diawali dengan pengenalan pondok wisata dan produk wisata yang bisa ditawarkan kepada wisatawan. Pada tahap ini peserta diberikan pengenalan terhadap struktur organisasi yang ada pada hotel secara

umum serta job description dari masing-masing department yang ada. Selanjutnya, pelatihan di fokuskan pada pembahasan pondok wisata serta job description yang dikembangkan yang disesuaikan dengan operasional pada sebuah pondok wisata.

Kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Pelatihan Penyusunan Buku Panduan Wisata

Kegiatan selanjutnya adalah pelatihan dan pembinaan penyusunan Buku Panduan Wisata (Guide Book). Pada kesempatan ini peserta diberikan pengenalan terhadap pentingnya peranan Buku Panduan Wisata (Guide Book) baik sebagai alat promosi maupun sebagai panduan bagi anggota Pokdarwis di dalam memandu wisatawan, sehingga mereka bisa memberikan informasi yang benar dan akurat kepada wisatawan yang di handelnya. Selanjutnya kelompok sadar wisata ini diberikan pelatihan dan pendampingan bagaimana menyusun Buku Panduan Wisata (Guide Book) yang menarik.

Kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Penyusunan SOP (Standard Operational Procedure)

Pada tahap ini peserta diberikan beberapa kali pelatihan penyusunan SOP (Standarad Opearational Procedure) yang dikembangkan berdasarkan Job Description yang telah dibahas pada tahapan pelatihan job description sebelumnya. Beberapa pelatihan menyangkut SOP (Standard Operational Procedure) pada beberapa bagian, seperti; SOP (Standard Operational Procedure) untuk melayani tamu Check In, SOP untuk melayani tamu Check Out, SOP untuk melayani tamu di restaurant, SOP untuk membersihkan kamar tamu.

4. KESIMPULAN

Pelaksanaan kegiatan P2M ini mendapatkan respond yang sangat positif dari karyawan dan pengelola kedua pondok wisata yang berada di Desa Sekumpul. Di tengah-tengah kesibukan peserta di dalam melayani

39

tamu-tamu yang berada pada pondok wisatanya, kehadiran peserta pelatihan bisa mencapai 100 persen, meskipun pelatihan harus dilaksanakan di malam hari. Ini menunjukkan bahwa peserta secara khusus dan masyarakat secara umum benar-benar mendapatkan manfaat yang besar dari kegiatan pengabdian masyarakat ini.

5. REFERENSI

Kusworo, H.A.dan Damanik, J. 2002. Pengembangan SDM Pariwisata Daerah : Agenda Kebijakan Untuk Pembuat Kebijakan. http/i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?datald=9291

Nuryanti, W. (1993). Concept, Perceptive and Challenges. Makalah bagian dari laporan konferensi internasional mengenai

Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pahlevi, Fauzi. 2014. Implementasi Standard Operating Procedures (SOP) Penyelenggaraan Umrah pada PT Tur Silahturahmi Nabi (Tursina Tour) Jakarta. Skripsi: Program Studi Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta. Tersedia di http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27140/1/FAUZI%20PAHLEVI-FDK.pdf diakses pada tanggal 15 Oktober 2015.

Yoeti, H.Oka A. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata: Jakarta : Pradnya Paramita

40