laporan akhir program p2m penerapan...

41
1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Pembuatan Advis Hukum untuk Pelaku Usaha Kerajinan Endek Khas Klungkung dalam Tata Kelola Usaha, Pengembangan Manajemen Produksi, dan Standarisasi Produk Oleh Ni Putu Rai Yuliartini, S.H., M.H. Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd., M.Hum. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., LL.M. Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 110/UN48.15/LPM/2014 tanggal 13 Februari 2014 JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS ILMU SOSIAL LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2014

Upload: phamanh

Post on 25-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

1

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

Pelatihan Pembuatan Advis Hukum untuk Pelaku Usaha Kerajinan

Endek Khas Klungkung dalam Tata Kelola Usaha, Pengembangan

Manajemen Produksi, dan Standarisasi Produk

Oleh

Ni Putu Rai Yuliartini, S.H., M.H.

Ni Ketut Sari Adnyani, S.Pd., M.Hum.

Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., LL.M.

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 110/UN48.15/LPM/2014 tanggal

13 Februari 2014

JURUSAN ILMU HUKUM

FAKULTAS ILMU SOSIAL

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TAHUN 2014

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

2

Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

3

KATA PENGANTAR

Puji Syukur yang sedalam-dalamnya kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang

Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga

laporan akhir pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat

diselesaikan. Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada

masyarakat ini dari awal sampai dengan selesai.

Laporan ini memaparkan kegiatan pengabdian masyarakat tentang “Pelatihan

Pembuatan Advis Hukum untuk Pelaku Usaha Kerajinan Endek Khas Klungkung dalam

Tata Kelola Usaha, Pengembangan Manajemen Produksi, dan Standarisasi Produk”.

Proses pelatihan disertai dengan pemberian materi dan panduan tentang advis hukum

(legal opinion).

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini

merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dimana

nantinya diharapkan para pengerajin endek khususnya yang ada di Kabupaten

Klungkung dapat menyusun advis hukum dengan baik dan benar.

Walaupun penyusunan laporan akhir ini masih jauh dari sempurna, namun kami

berharap dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Singaraja, 10 September 2014

Ketua Pelaksana

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

4

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 6

1.2 Analisis Situasi ........................................................................................ 8

1.3 Identifikasi dan Perumusan masalah ..................................................... 11

1.4 Tujuan Kegiatan .................................................................................... 12

1.5 Manfaat Kegiatan .................................................................................. 12

1.6 Kerangka Pemecahan Masalah ............................................................. 13

1.7 Khayalak Sasaran Strategis ................................................................... 14

1.8 Keterkaitan ............................................................................................ 15

BAB II Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 16

2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum ................ 16

2.2 Konsentrasi Wilayah Analisa Advis Hukum Didasarkan

pada Ketentuan Hukum ........................................................................ 16

2.3 Analisis yang Dilakukan Sehubungan dengan Kontrak

yang disepakati .................................................................................... 17

2.4 Teknik Analisis, Interpretasi, dan Bahan Advis Hukum ...................... 18

BAB III Metode Pelaksanaan Program ................................................................ 20

3.1 Metode Pelaksanaan Program ............................................................... 20

3.2 Metode Latihan ..................................................................................... 20

3.2 Rancangan Evaluasi .............................................................................. 21

BAB IV Hasil dan Pembahasan............................................................................ 23

4.1 Hasil Kegiatan P2M .............................................................................. 23

4.2 Pembahasan ........................................................................................... 24

BAB V Penutup .................................................................................................... 26

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 26

5.2 Saran ...................................................................................................... 26

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

5

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Matrik Rancangan Evaluasi ........................................................... 29

Lampiran 2 : Daftar Hadir Peserta P2M .............................................................. 30

Lampiran 3 : Bahan Pelatihan Legal Opinion ..................................................... 31

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas tata kelola usaha dalam mencapai tujuannya haruslah selalu dilakukan

dengan ketentuan hukum yang berlaku. Undang-undang sebagai wujud inkonreto dari

hukum secara aplikatif merupakan prosedur penunjuk arah dalam konsekuensi

berkontrak bagi pelaku usaha untuk berbisnis secara benar dan aman (Simanjuntak,

2008 : 60). Akan tetapi, di dalam praktek tata kelola usaha para pelaku bisnis cenderung

mengabaikan prosedur yang digariskan oleh ketentuan hukum, hal ini disebabkan

karena para pelaku usaha atau bisnis cenderung menilai bahwa mengikuti prosedur

hukum sangat merepotkan dan menyita waktu. Di sisi lain, para pelaku usaha atau bisnis

tadi tidak menyadari akan arti pentingnya jaminan hukum bagi kelangsungan usaha

yang dikelolanya. Akibat yang dapat ditimbulkan dari pelanggaran terhadap hukum

sangat berpotensi menimbulkan resiko kerugian bahkan hingga jumlah dan waktu yang

tidak bisa dibayangkan, di mana terhadap hal tersebut hanya bisa disikapi dengan rasa

penyesalan. Dampaknya terkadang usaha yang dilakukan secara ilegal di tengah jalan

mengalami kendala penipuan ataupun pencabutan ijin usaha sehingga dapat

menyebabkan para pelaku usaha atau bisnis tadi mengalami pailit (bangkrut). Fakta ini

menunjukkan bahwa penerapan hukum di masyarakat khususnya yang menyangkut tata

kelola usaha atau bisnis cenderung dijumpai kontra produktif terhadap prinsip tata

kelola usaha yang selalu menghandalkan kecepatan dan ketepatan sesuai dengan

pengembanan prinsip ekonomi dengan meraih untuk sebesar-besarnya melalui modal

yang sekecil-kecil, dan tata kelola usaha tersebut harus tetap mengindahkan etika bisnis

secara transparan.

Lemahnya pengetahuan, pemahaman, kesadaran serta keyakinan bahwa penerapan

hukum merupakan bagian dari suatu manajemen resiko (risk management) yang mutlak

harus diaplikasikan oleh para pelaku usaha. Dalam hal ini tidak jarang dijumpai di

lapangan bahwa banyak kegiatan usaha yang belum mampu melaksanakan hubungan

hukum karena dalam tata kelola usahanya para pelaku usaha tanpa lebih dahulu

berkonsultasi dengan tim hukum, dan para pelaku usaha tidak pernah tahu kapan

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

7

hubungan hukum tersebut terjadi. Minimnya pengetahuan dan pemahaman tentang

teknis advis hukum mengakibatkan tata kelola usaha industri kreatif di Bali termasuk

tata kelola usaha industri kerajinan Endek khas Klungkung menjadi sulit berkembang

dan potensi kerajinan tersebut. Sebagai gambaran, banyak pelaku usaha kerajinan

kreatif membuat suatu perjanjian, akan tetapi perjanjian yang dilakukan adalah cacat

hukum karena tanpa mendasarkan prosedur teknis advis hukum . Terbatasnya

pengetahuan pengerajin tentang teknis advis hukum sering kali dimanfaatkan oleh

oknum tertentu untuk tidak saja mengintervensi, pihak yang tidak bertanggung jawab

juga melakukan aktivitas usaha yang tidak sehat dalam menjalankan bisnisnya.

Sehingga jenis perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh pengerajin Endek bisa saja

cacat hukum karena terjadi pelanggaran kesepakatan oleh pihak yang lain yang telah

bersepakat tapi tanpa disadari karena pengerajin Endek tidak mengetahui prosedur

perjanjian yang disepakati justru pihak yang diajak berkoordinasi ingin mencari

keuntungan atau melakukan penipuan dari jenis perjanjian atau kontrak yang dilakukan

oleh para pihak tadi. Kejadian seperti ini menjadi sebuah kelalaian yang tanpa disengaja

menyebabkan kerugian fatal bagi pengerajin Endek.

Kondisi demikian, juga menyebabkan pengembangan kerajinan Endek sulit

menembus pasaran secara nasional dan bahkan sejumlah kerajinan Endek khas

Klungkung sering kali ditolak oleh negara tujuan ekspor dengan alasan belum layak

mengembangkan usaha sesuai prosedur hukum, dalam artian usaha yang dijalankan

disinyalir ilegal, para pengerajin diindikasikan juga menjual produk yang tidak

memenuhi standarisasi produk karena dinilai melanggar hak cipta akibat kesangsian

distributor akan keaslian produk yang ditawarkan. Lemahnya pengetahuan, pemahaman,

kesadaran serta keyakinan akan teknis advis hukum memiliki relevansi yang begitu erat

dengan merosotnya penjualan produk kerajinan Endek khas Klungkung, di samping

masalah manajemen produksi, standarisasi produk sampai saat ini masih menggunakan

cara-cara konvesional serta menyasar distributor lokal karena ruang geraknya terbatas

akibat legal procedural belum dikantongi secara sah oleh para pengerajin Endek.

Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya penyadaran akan arti pentingnya

melakukan prosedur berkontrak secara sah sehingga ide-ide kreatif dari masyarakat

pengerajin Endek dapat dilindungi secara hukum, rutinitas kegiatan tata kelola usaha

yang dijalankan sesuai dengan standar kelayakan, benar, patut dan aman dari segi

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

8

jaminan hukum. Membantu para pengerajin Endek dalam upaya penyadaran hukum

untuk menjamin keamanan dan kelangsungan dalam manajemen produksi sekaligus

memberikan gambaran penerapan standarisasi produk yang lebih terpadu dengan tujuan

meningkatkan daya saing pasar. Maka, untuk menjawab dilematika yang dihadapi oleh

para pengerajin Endek khas Klungkung secara mayoritas, dalam memastikan

pelaksanaan kelayakan manajemen produksi dan standarisasi produknya para pelaku

usaha khususnya pengerajin Endek khas Klungkung harus dibekali pemahaman melalui

pelatihan teknis advis hukum terhadap pelaku usaha kerajinan Endek dalam tata kelola

usaha, pengembangan manajemen produksi dan standarisasi produk.

1.2 Analisis Situasi

Propinsi Bali merupakan suatu daerah di Indonesia yang terkenal dengan

keanekaragaman sumberdaya alam dan sumberdaya manusia dalam hal pengembangan

seni budaya, kerajinan dan berbagai potensi lainnya yang memiliki ciri khas dan

menjadi khasanah sumber kekayaan Indonesia. Kabupaten Klungkung sebagai bagian

dari pulau Bali juga memiliki sumberdaya manusia yang kaya akan ide-ide kreatif serta

warisan budaya yang sifatnya turun-termurun. Salah satu potensi unik yang dapat

dijumpai keberadaannya di kabupaten Klungkung adalah kerajinan tenun ikat khas Bali

yang disebut Endek. Industri kerajinan ini dikembangkan menjadi industri rumah tangga

yang sifatnya keberlanjutan dalam artian ada semacam regenerasi dari generasi

sebelumnya ke generasi berikutnya untuk pengembangan tata kelola usaha kerajinan

yang ditekuni oleh masing-masing rumah industri. Hal tersebut dapat dianalisa dari

corak pola kain Endek yang merupakan perpaduan antara kreatifitas seni masyarakat

Klungkung dengan pola budaya lokal yang dianutnya sehingga dari karakter pola kain

Endek yang diproduksi dapat dilihat tekstur perbedaan dengan kain Endek yang

diproduksi dari daerah lain. Hal ini menyebabkan produk-produk kerajinan kain Endek

khas Klungkung menjadi produk unggulan dalam pemasaran dalam tataran pasar lokal,

nasional maupun manca negara, sekaligus menjadi ciri khas tersendiri bagi daerah

Klungkung dalam hal pengembangan jenis industri kerajinan tenun ikat selain kain

Songket.

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

9

Gambar : Pengerajin Endek, Endek Padma Klungkung, Endek Jumputan.

Tata kelola usaha kerajinan tenun ikat Endek khas Klungkung tersebar di kawasan

wilayah Bali seperti daerah Karangasem, Buleleng, Bangli, Tabanan, Gianyar, Badung

maupun Negara. Dilihat dari segmen pasar yang disasar hampir seluruh wilayah Bali

menjadi tujuan pemasaran dan tentunya tidak terbatas untuk di Bali saja, segmen pasar

yang disasar juga mencoba merambah ke luar daerah dan bahkan ke luar negeri untu

bisa ditempatkan sebagai salah satu komoditi ekspor unggulan di bidang tenun ikat khas

Indonesia yang memperoleh simpati di kalangan konsumen dunia. Untuk bisa

menembus dunia pasar yang lebih luas tentunya para pengerajin menjumpai kendala di

dalam melakukan hubungan kerjasama dengan para pihak terkait. Kendala yang

dihadapi oleh pengerajin dalam pengembangan tata kelola usahanya yaitu para pelaku

usaha kerajinan tenun ikat Endek khas Klungkung ini belum memiliki atau keterampilan

berkontrak sesuai dengan prosedur hukum yang sepatutnya.

Produk kerajinan kain Endek khas Klungkung merupakan salah satu sektor

unggulan yang dapat menunjang perekonomian di Bali di samping pengembangan

sektor usaha akomidasi dan pariwisata. Bahkan permintaan terbesar jenis tenun ikat

khas Bali disediakan oleh daerah Klungkung sebagai pemasok utama khususnya dalam

pengembangan promo wisata, penyediaan seragam kantor pemerintah daerah, kain

Endek untuk motif busana fashion yang lagi trendi, demikian juga halnya dengan upaya

Presiden RI memasyarakatkan tenun ikat khas Indonesia berupa Batik dan Endek, jika

Batik nya disediakan oleh daerah Solo, Pekalongan dan Yogyakarta, maka untuk tenun

ikat Endek disediakan oleh daerah Klungkung. Kondisi faktual lainnya, tatkala tamu

besar kenegaraan datang dengan tujuan meninjau secara lebih dekat proses produksi

tenun ikat khas Klungkung Bali khususnya dan Indonesia umumnya para utusan

tersebut langsung meninjau ke Klungkung sebagai daerah percontohan dan studi

komparatif.

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

10

Akan tetapi, keberuntungan tidak selalu berpihak pada para pelaku usaha tenun ikat

Endek khas Klungkung, di tengah minat pasar yang menjadikan kain Endek sebagai

komoditi primadona malahan justru berbanding terbalik dengan nasib beberapa

pengerajin tradisional yang menjadi pemasoknya yaitu keberadaan para pengerajin kain

Endek yang terancam posisinya karena tidak mampu menyasar pasaran akibat tidak

dikuasainya keterampilan berkontrak dengan para pihak yang dapat menjadi akses

pengembangan industri usahanya. Kondisi yang miris dilihat bahwa para pengerajin

kain Endek pada umumnya cenderung kalah bersaing dengan pengusaha kerajinan

Endek yang sudah memiliki nama dan sudah menguasai keterampilan di bidang teknis

advis hukum yang tentunya keberadaannya bisa dihitung dengan jari. Jadi, kalau

ditinjau secara keseluruhan pengembangan iklim persaingan usaha yang sifatnya sehat

dan kompetitif belum tampak karena pangsa pasar cenderung didominasi oleh para

pelaku usaha yang sudah resmi. Fenomena ini mengkondissikan terancamnya posisi

pengerajin tenun ikat yang masih awam tentang prosedur berkontrak dengan alasan

miskin modal dan keterbatasan sarana dan prasana penunjang aktivitas produksi dan

implikasinya tata cara berkontrak pun dilaksanakan dengan sistem konvesional tanpa

menghadirkan penasehat hukum selaku mediator yang dapat menjamin kelayakan

pengembangan usahanya secara patut dan aman di dalam berkarya maupun akses

pemasaran.

Jadi, penting untuk dilatihkan teknis advis hukum bagi para pelaku usaha kerajinan

Endek dalam pembangunan tata kelola usahanya untuk secara lebih lanjut dapat

mengembangkan manajemen produksi dan standarisasi produk, hal ini dianggap penting

untuk menjamin keberlangsungan operasionalisasi para pengerajin Endek tradisional

khas Klungkung dalam menjalankan usahanya dan kalau terjadi suatu permasalahan

oleh para pihak yang ingin melakukan penipuan atau punpengingkaran dalam suatu

kontrak perjanjian baik secara substansial maupun aplikatif untuk segera dilaksanakan

penindakan secara tegas oleh hukum sekaligus menjamin para pengerajin karena

dipastikan telah memperoleh perlindungan hukum setelah menjalankan prinsip

persaingan usaha sehat dan kompetitif sebagai warga negara yang kooperatif dan taat

hukum.

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

11

1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Menurut hasil pengkajian permasalahan yang terjadi di lapangan, ada beberapa

permasalahan yang dapat diidentifikasi keradaannya sehingga berdasarkan

pertimbangan perlu disasar program P2M. Identifikasi masalah yang dimaksudkan

diantaranya, yaitu:

(1) Belum adanya sosialisasi tentang tata cara berkontrak yang patut dan aman

menurut ketentuan hukum secara berkesinambungan sampai terjadinya

kemerosotan segmen pasar dan berimbas terhadap manajemen produksi dan

standarisasi produk yang disangsikan kualifikasi keasliannya;

(2) Belum adanya pelatihan teknis pembuatan advis hukum tentang hal-hal yang

berkaitan dengan perjanjian atau berkontrak terhadap pelaku usaha di bidang

kerajinan tenun ikat tradisional kain Endek;

(3) Belum diterapkannya tindakan nyata teknis pembuatan advis hukum dengan

variannya sehingga seolah-olah menimbulkan stigma bahwa pengurusan ijin

usaha dan tata cara berkontrak oleh pihak pelaku usaha itu sangat sulit dilakukan

dan memerlukan biaya tinggi dalam pengurusannya dan justru menimbulkan

rasa enggan di kalangan para pengerajin Endek tradisional;

(4) Belum dimilikinya keterampilan dan kemampuan negosiasi secara kompetitif

dan transfaran dari perilaku usaha yang digalakkan karena mekanisme

berkontraknya tanpa difasilitasi atau dibina oleh penasihat hukum yang

berkompeten. Sehingga sistem diterapkan konvensional dan terkadang

membawa pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap perkembangan iklim

usaha disebabkan kontrak perjanjiannya tidak diketahui oleh pengerajin telah

cacat hukum.

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka permasalahan pokok yang

hendak dicarikan jalan keluar dalam program P2M ini adalah: “bagaimanakah caranya

meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan para pelaku usaha kerajinan

tenun ikat tradisional kain Endek dalam kaitannya dengan teknis advis hukum terhadap

tata kelola usaha dalam pengembangan manajemen produksi dan standarisasi produk.

Adapun justifikasi tim pengusul P2M dengan mitra dalam menentukan persoalan

prioritas yang ingin diselesaikan selama pelaksanaan program berlangsung, diantaranya

meliputi: (1) Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang teknis advis hukum

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

12

melalui sosialisasi dan pembinaan. (2) Melakukan penyusunan buku panduan tentang

langkah-langkah prosedural teknis advis hukum dalam berkontrak secara sederhana. (3)

Melakukan pendampingan untuk meningkatkan pemahaman terhadap tata cara

pengelolaan usaha secara patut dan aman menurut hukum dengan mengikuti pelatihan

teknis advis hukum secara kooperatif.(4) Kegiatan pelatihan dan buku panduan yang

telah disusun dapat dijadikan rujukan oleh pengerajin di dalam bernegosiasi dengan

para pihak atau tatkala menunjuk penasehat hukum yang dikuasakan untuk

memfasilitasi kegiatan negosiasi.

1.4 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan analisis siatuasi dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi

tujuan utama dalam program pegabdian pada masyarakat ini adalah untuk melakukan

pendampingan, pembinaan dan sekaligus pelatihan advis hukum terhadap pelaku usaha

kerajinan Endek khas Klungkung dalam tata kelola usaha, pengembangan manajemen

produksi, dan standarisasi produk . Secara rinci tujuan program pengabdian masyarakat

ini adalah untuk:

(1) Memberikan pelatihan tentang tata cara berkontrak bagi pelaku usaha kerajinan

Endek khas Klungkung secara patut dan aman menurut ketentuan hukum.

(2) Melakukan pendampingan melalui kegiatan pelatihan teknis pembuatan advis

hukum tentang hal-hal yang berkaitan dengan perjanjian atau berkontrak

terhadap pelaku usaha di bidang kerajinan tenun ikat tradisional kain Endek;

(3) Upaya penyadaran dan praktek dengan diterapkannya tindakan nyata teknis

pembuatan advis hukum dengan variannya sehingga bisa meluruskan stigma

masyarakat yang selama ini menyimpang terhadap penjaminan berkontrak

menurut hukum;

(4) Penguasaan keterampilan dan kemampuan negosiasi secara kompetitif dan

transfaran oleh perilaku usaha yang digalakkan dengan mekanisme

berkontraknya difasilitasi atau dibina oleh penasihat hukum yang berkompeten.

1.5 Manfaat Kegiatan

Kegiatan P2M ini diharapkan mampu menambah kemampuan advis hukum dalam

hal ini para Ibu pengerajin endek berkedudukan sebagai produsen sekaligus pelaku

industri kerajinan tenun tradisional khas Bali. Dengan kegiatan pelatihan / desiminasi

yang dilaksanakan diharapkan dapat menyasar pendampingan pengurusan ijin usaha,

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

13

perjanjian berkontrak, pengurusan paten dari produk endek yang diproduksi secara

otomatis legalisasi produk endek yang dibuat mendapatkan advis dari sisi hukum

perlindungan untuk pelaku industri dalam hal ini pengerajin tenun ikat tradisional endek

khas Bali yang dikaitkan dengan dimensi Hukum Persaingan Usaha.

Wawasan baru diharapkan mampu menjadi jembatan pengetahuan baru antara

kegiatan P2M dengan internalisasi ilmu pengetahuan dan metode ilmiahnya. Sehingga

mampu menciptakan iklim usaha yang transparan dan bertanggung jawab antara

produsen, dan konsumen secara besinergis.

Berdasarkan tujuan program pengabdian masyarakat di atas, maka pelatihan teknis

advis hukum terhadap para pelaku usaha kerajinan Endek khas Klungkung diharapkan

dapat bermanfaat bagi :

(1) Para pelaku usaha kerajinan Endek khas Klungkung, yang dilakukan dengan

cara : (1) sosialisasi advis hukum di bidang tata cara berkontrak. (2) Tata cara

berkontrak bagi pelaku usaha sifatnya lebih transfaran.

(2) Industri usaha kerajinan tradisional Endek khas Klungkung, secara langsung

dengan mendapat pendampingan dan pembinaan ini telah mendorong

tumbuhnya kesadaran akan pentingnya teknis advis hukum sehingga dapat

melindungi keberlangsungan pengembangan sektor kerajinan lokal daerah Bali

secara umum.

(3) Pemerintah Kabupaten Klungkung, (1) dapat melahirkan kebijakan dari

Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota bagi pelaku usaha untuk mengamalkan

prinsip persaingan usaha yang sehat dan kompetitif.

1.6. Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan di lokasi rencana program

ini akan dilaksanakan, diperoleh kesimpulan bahwa ada seperangkat permasalahan yang

saat ini dihadapi oleh para pengerajin Endek khas Klungkung. (1) Belum adanya

sosialisasi tentang tata cara berkontrak yang patut dan aman menurut ketentuan hukum

secara berkesinambungan. (2) Belum diterapkannya tindakan nyata teknis pembuatan

advis hukum dengan variannya sehingga seolah-olah menimbulkan stigma bahwa

pengurusan ijin usaha dan tata cara berkontrak oleh pihak pelaku usaha itu sangat sulit

dilakukan dan memerlukan biaya tinggi. (3) Belum dimilikinya keterampilan dan

kemampuan negosiasi secara kompetitif dan transfaran dari perilaku usaha. (4)

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

14

Mekanisme berkontraknya tanpa difasilitasi atau dibina oleh penasihat hukum yang

berkompeten sehingga menyebabkan kontrak perjanjiannya cacat hukum. Salah satu

alternatif yang dipandang memiliki relevansi dengan pemecahan masalah adalah

melalui sosialisasi, pendampingan, pembinaan dan pelatihan teknis pembuatan advis

hukum untuk pelaku usaha industri kerajinan tenun ikat khas Klungkung yang menyasar

para pengerajin untuk dilatihkan sehingga memiliki bekal pengetahuan dan wawasan

dalam mengembangkan manajemen produksi dan standarisasi produk dengan

mengawali debutnya menyasar frekuensi pasar melalui tahapan negosiasi dengan para

pihak dengan menerapkan prinsip persaingan usaha yang sehat dan kompetitik sesuai

dengan kesepakatan atau tata cara berkontrak yang patut menurut hukum.

Secara skematis alur kerja pemecahan masalah dalam kegiatan ini, dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1.7. Khalayak Sasaran Strategis

Khalayak sasaran strategis dalam kegiatan ini adalah pengerajin Endek tradisional

khas Klungkung. Disisi lain kabupaten Klungkung yang menjadi sentra pengembangan

industri tenun ikat baik Endek maupun Songket . Teknis pembuatan advis hukum desa

sangat penting untuk dilatihkan agar dapat memberikan penjaminan bagi pengerajin

Orientasi Lapangan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur Ceramah

Produk Tenun

Endek

Pelatihan

Konsumsi Aktualisasi Peran

Pengerajin Endek Penyimpanan

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

15

tradisional dari segi tata cara berkontrak dan pengembangan iklim usaha yang sehat dan

transfaran. Selain itu, kegiatan ini memiliki relevansi dengan berbagai pihak, antara

lain: (1) Kesatuan masyarakat pengerajin Endek tradisional khas Klungkung, dan (2)

Kepala Desa di Kecamatan Klungkung yang menjadi sasaran strategis dalam

pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini. Semua pihak di atas, akan

memperoleh manfaat yang sangat esesial dan aplikatif dalam kaitannya dengan upaya

peningkatan wawasan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran hukum tentang

tata cara atau prosedur berkontrak yang baik dan patut sehingga dapat menjamin aspek

keadilan dan keamanan bagi pelaku usaha kerajinan Endek tradisional khas Klungkung

1.8. Keterkaitan

Kegiatan ini memiliki keterkaitan yang sangat mutualis dengan berbagai pihak,

antara lain: (1) pengerajin endek se-Kecamatan Klungkung, program ini akan menjadi

salah satu rasional dalam mempermudah teknis advis untuk pelaku usaha, khususnya

yang berkaitan dengan perjanjian berkontrak, jual-beli, pemasaran, dan manajemen

produksi, pengurusan paten, dan sebagainya, (2) Kepala Desa se-kecamatan Klungkung,

program ini akan mempermudah Kepala Desa melakukan tugasnya dalam

mengadministrasikan masyarakat yang menekuni profesi sebagai pengerajin terkait

dengan data monografi desa dan kependudukan untuk mengevaluasi taraf pembangunan

desa. Di sisi lain program pengabdian ini, juga mampu merealisasikan program yang

selama ini belum mampu dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung.

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Kewenangan dalam Pemberian Advis Hukum

Advis hukum atau nasehat hukum, merupakan suatu pendapat hukum (legal

opinion) yang diberikan oleh seorang ahli hukum yang dihasilkan melalui suatu

penelitian dan analisis hukum yang benar dan akurat serta independent (berdasarkan UU

No.18 Tahun 2003 tentang Advokat). Advis hukum merupakan bagian dari jasa hukum

yang diberikan oleh advokat dalam upaya memberikan arah yang tepat terhadap suatu

aktivitas bisnis yang akan dilaksanakan atau yang sedang dilaksanakan oleh pelaku

usaha ataupun bahkan terhadap permasalahan hukum yang sedang dialami oleh pelaku

usaha tersebut sebagai akibat dari aktivitas bisnis yang telah dijalankan.

Sebagai suatu pendapat hukum, maka advis hukum tersebut haruslah dibuat melalui

kemampuan analisis hukum yang baik dan benar, karena kesalahan dalam memberikan

advis hukum justru akan memperbesar potensi terjadinya resiko hukum terhadap pelaku

usaha tersebut. Sehubungan dengan itu, pemberian advis hukum haruslah dilakukan

dengan terlebih dahulu mempelajari aktivitas bisnis yang akan dijalankan tersebut

beserta dengan semua dokumen dan termasuk juga komunikasi-komunikasi relevan

yang ada.

2.2 Konsentrasi Wilayah Analisa Advis Hukum Didasarkan pada Ketentuan

Hukum

Sebagai percontohan analisis yang didasarkan pada ketentuan hukum yang berlaku,

misalnya:

a. Undang-Undang PT sebagai dasar dari kewenangan pihak (persona standi in judicio)

oleh masing-masing pihak Bank ataupun calom debitor, tergantung terhadap siapa

advis hukum akan diberikan, termasuk juga tentang direksi dan batas kewenangan

direksi yang diatur dalam Anggaran Dasar serta juga domisili hukum dari masing-

masing pihak.

b. Undang-Undang Perbankan dan semua peraturan pelaksananya sehubungan dengan

tata cara pemberian kredit (termasuk pada ketentuan internal bank dalam hal advis

hukum diberikan internal terhadap bank).

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

17

c. Undang-undang dan semua peraturan pelaksanaan yang mengatur tentang transaksi

bisnis yang akan diberikan pinjaman tersebut. Misalnya tentang ijin-ijin yang telah

diperoleh oleh calon kreditur tersebut dalam melaksanakan aktivitas bisnis yang akan

diberikan pinjaman.

d. Undang-Undang tentang Jaminan Kebendaan; yaitu Undang-Undang tentang Hak

tanggungan No.4 Tahun 1996, Undang-Undang Fidusia No.42 Tahun 1999 dan

Undang-Undang tentang Gadai yang terdapat dalam pasal 1150 sampai dengan pasal

1160 KUH Perdata, sehubungan dengan pemberian collateral oleh kreditur terhadap

pinjaman.

e. Undang-Undang tentang Jaminan Perorangan (personal ataupun korporasi) seperti

yang diatur dalam pasal 1820 sampai dengan pasal 1850 KUH Perdata, sehubungan

dengan pemberian jaminan perorangan terhadap pinjaman.

f. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH.Perdata), Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang (KUH.Dagang) serta UU No.3 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan

Alternative penyelesaian sengketa, yang mengatur tentang tata cara bertransaksi dan

juga penyelesaian dalam hal terjadinya sengketa.

2.3 Analisis yang dilakukan sehubungan dengan kontrak yang akan disepakati,

misalnya:

a. Analisis tentang kesehatan finansial dan akuntabilitas dari calon debitor, antara lain

dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan tersebut, serta melihat kedudukan

dari calon debitur tersebut dalam kelompok group perusahaannya dalam hal calon

debitur tersebut merupakan anak perusahaan atau bagian dari group perusahaan.

b. Analisis tentang keahlian calon debitur tersebut dalam pelaksanaan proyek yang akan

diberikan pinjaman, termasuk juga pihak-pihak kunci yang menjadi mitra dari calon

debitur dalam pelaksanaan proyek tersebut dan tidak terbatas pula pada menganalisa

reputasi dari calon debitur tersebut di pasar.

c. Analisa tentang jumlah yang layak dipinjamkan, provisi, pembebanan biaya-biaya

yang harus dikeluarkan sehubungan dengan pelaksanaan perjanjian kredit tersebut,

masa tenggang waktu (grace period) serta waktu pengembaliannya.

d. Analisis tentang kualitas dan nilai dari jaminan-jaminan yang dapat digunakan

sebagai kebendaan dan jaminan perorangan (personal ataupun corporate) terhadap

pinjaman yang akan diberikan termasuk tata cara pengawasannya.

Page 18: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

18

e. Analisis tentang hukum yang berlaku (choice of law) dan juga pilihan domisili

(choice of domicile atau choice of forum) dari kontrak tersebut serta masa mulai

berlaku dan mengikatnya perjanjian tersebut.

f. Analisis tentang peristiwa-peristiwa yang dikategorikan wan prestasi (Event of

default) serta konsekuensi hukum terhadap fakta-fakta terpenuhinya event of default

tersebut.

g. Analisis hal-hal mana saja yang wajib selalu dilakukan oleh debitur untuk

menjalankan perusahaannya secara benar (positif covenant) serta hal-hal mana saja

yang tidak dapat dilakukannya (negative covenant) selama perjanjian masih

berlangsung (Simanjuntak, 2007 :63-64).

Wilayah analisis tersebut di atas, akan menjadi konsentrasi dari seorang ahli hukum

dalam mempersiapkan advis hukumnya, yang apada akhirnya akan masuk pasa suatu

kesimpulan terhadap pihak krediur yang diadvisnya, apakah transaksi bisnis itu dapat

dilakukan (dalam hal Bank, apakah pinjaman terhadap debitur tersebut layak

diberikan). Jika memang dapat, ketentuan-ketentuan apa saja yang harus disepakati

dalam perjanjian yang akan dirancang sehubungan dengan pelaksanaan aktivitas

ataupun transaksi bisnis tersebut (dalam kontrak) sebagai menjadi dasar acuan

pelaksanaan hak dan kewajiban dari masing-masing kreditur dan debitur tersebut secara

maksimal.

2.4 Teknis Analisis, Interpretasi, dan bahasa Advis Hukum

Pemberian advis hukum haruslah dilakukan secara teratur untuk memudahkan oleh

yang menerima advis untuk memahami maksud dan tujuan dari advis hukum tersebut.

Selain harus disampaikan dengan kata-kata dan bahasa yang dapat dimengerti oleh

penerima advis, rangkaian ataupun struktur dari advis yang diberikan haruslah

berjenjang, dari mulai:

a. Pencantuman dokumen-dokumen yang diperoleh dari pihak yang membutuhkan

advis hukum tersebut, termasuk juga undang-undang/peraturan yang dibutuhkan

sebagai dasar analisa;

b. Penggambaran fakta hukum ataupun peristiwa yang terjadi sehubungan dengan

perbuatan hukum yang telah dilakukan yang dimintakan advis hukum tersebut;

c. Permasalahan-permasalahan yang ditanyakan ataupun dimintakan advis hukumnya;

d. Analisis hukum terhadap permasalahan hukum tersebut;

Page 19: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

19

e. Kesimpulan dan langkah aksi.

Rangkaian struktur tersebut di atas, akan sangat membantu seorang ahli hukum

untuk memberikan kesimpulan dan langkah aksi yang baik dan akurat untuk menjawab

pertanyaan ataupun permasalahan yang diajukan, karena telah didahului oleh suatu

rangkaian analisis terhadap seluruh fakta-fakta hukum yang ada dengan menggunakan

semua dokumen dan ataupun ketentuan-ketentuan hukum yang relevan sebagai dasar

advis hukum tersebut.

Page 20: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

20

BAB III

METODE PELAKSANAAN PROGRAM

3.1 Metode Pelaksanaan Program

Sesuai dengan fokus masalah dan tujuan dari kegiatan ini, maka metode yang

digunakan adalah metode pelatihan terprogram dengan sistem kelompok yang bersifat .

terbimbing. Untuk melatih pengerajin Endek akan dilakukan program pelatihan secara

terjadwal kepada setiap kelompok pelaku usaha kerajinan Endek tersebut. Pelatihan

tersebut akan menggunakan sistem kelompok, dimana kepada setiap kelompok

pngerajin akan diberikan satu paket program pelatihan yang dilakukan secara

demokratis, yang diawali dengan pengenalan pengetahuan dan keterampilan tentang

teknis pembuatan advis hukum dengan tutor dari Undiksha Singaraja. Kemudian kepada

mereka akan dikondisikan untuk bisa mengikuti kegiatan yang diprogramkan dalam

pelatihan secara mandiri dengan tetap didampingi oleh tim pelaksana/tutor. Rentang

waktu pelaksanaan kegiatan adalah 8 (delapan) bulan yang dimulai dari tahap

pengajuan proposal, perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi dengan melibatkan

para pihak terkait. Pada akhir program setiap peserta akan diberikan sertifikat sebagai

tanda bukti partisipasi mereka dalam kegiatan ini.

Adapun materi yang diberikan selama pelatihan meliputi : (1) pentingnya teknis

advis hukum, (2) penjaminan berkontrak dengan mengikuti teknis advis hukum (3)

pemberdayaan pelaku usaha dalam melakukan tahapan negosiasi secara benar dan patut

serta aman (4) panduan teknis pembuatan advis hukum bagi pelaku usaha.

3.2 Model Latihan

Pengembangan model pelatihan : (1) sosialisasi advis hukum di bidang tata cara

berkontrak, (2) tata cara berkontrak bagi pelaku usaha sifatnya lebih transfaran, (3)

industri usaha kerajinan tradisional Endek khas Klungkung, secara langsung dengan

mendapat pendampingan dan pembinaan ini telah mendorong tumbuhnya kesadaran

akan pentingnya teknis advis hukum sehingga dapat melindungi keberlangsungan

pengembangan sektor kerajinan lokal daerah Bali secara umum, (4) koordinasi

kebijakan Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam mengakomodasi kebutuhan tingkat

pelaku usaha dalam tataran ekonomi mikro khususnya para pengerajin tradisional tenun

Page 21: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

21

ikat Endek agar supaya dapat melahirkan kebijakan dari Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota bagi pelaku usaha untuk mengamalkan prinsip persaingan usaha yang

sehat dan kompetitif.

Gambar Pelaksanaan Pelatihan Advis Hukum bagi Ibu- Ibu Pengerajin (1 Juni 2014).

3.3 Rancangan Evaluasi

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka akan

dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan

evaluasi tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor / pakar dari Undiksha

Singaraja. Kriteria dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan

untuk menjastifikasi tingkat keberhasilan kegiatan dapat diuraikan pada tabel berikut :

No Jenis Data Sumber

Data

Indikator Kriteria

Keberhasilan

Instrumen

1. Pengetahuan

dan

keterampilan

tentang teknis

pembuatan advis

hukum

Pengerajin

Endek khas

Klungkung

Pengetahuan

dan

keterampilan

pengerajin

Endek

Terjadi perubahan

yang positif

terhadap

pengetahuan dan

keterampilan

pengerajin Endek

Pedoman

wawancara

2. Penguasaan

kemampuan

dalam praktek

uji coba dari

kegiatan

pendampingan,

pembinaan dan

pelatihan

Pelaku

usaha

industri

tradisional

tenun ikat

Endek

Pemahaman

pengerajin

Terjadinya

perubahan yang

positif terhadap

pemahaman

pengerajin Endek

Pedoman

wawancara

dan format

observasi

Page 22: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

22

3. Produk buku

panduan

terstruktur

teknis

pembuatan advis

hukum

Tutor dan

pengerajin

Endek

Buku

panduan

teknis

berkontrak

secara benar

dan patut

Terjadinya

perubahan

kemampuan dan

paradigma

berpikir di

kalangan

pengerajin Endek

Pedoman

wawancara

dan format

observasi

Sumber data: observasi lapangan terhadap Pengerajin Endek khas Klungkung pada tahun 2013.

Pada kegiatan teknis pembuatan advis hukum ini, para pengerajin Endek

didampingi, dibina, dan dilatihkan sampai pada akhirnya diuji cobakan untuk menyusun

perjanjian menurut langkah berkontrak yang benar dan patut secara hukum, di tahap

akhir dengan menghasilkan produk buku panduan bersama untuk kegiatan berkontrak

atau tata cara melakukan perjanjian bagi jenis usaha dan industri tahap lanjut yang

dianggap memerlukan acuan yang jelas tentang teknis pembuatan advis hukum dalam

suatu kegiatan negosiasi atau berkontrak.

Page 23: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan P2M

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh pengerajin endek di beberapa desa

di Kecamatan Klungkung dalam kaitannya dengan keabsahan jenis produk endek yang

diproduksi penting dilakukan pelatihan teknik advis hukum bagi pengerajin yang

bersangkutan. Dipilihnya sasaran Ibu pengerajin, selain merupakan kelompok

masyarakat yang rutinitasnya identik dengan keterlibatannya dalam proses produksi

kerajinan tenun ikat endek, juga merupakan masyarakat yang memiliki tingkat

produktivitas mobilisasi yang tinggi dalam penyebar luasan informasi, terutama yang

berkaitan dengan legal nya pendirian usaha kerajinan yang dapat dirintis dengan

identitas usaha bersama kelompok maupun perseorangan yang dapat menciptakan

lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Pelatihan Pembuatan Advis Hukum

untuk Pelaku Usaha Kerajinan Endek Khas Klungkung dalam Tata Kelola Usaha,

Pengembangan Manajemen Produksi, dan Standarisasi Produk ini dilaksanakan pada

bulan Juni di Wantilan Dusun Pegatepan Desa Gelgel Kecamatan Klungkung

Kabupaten Klungkung dengan mendatangkan tim pakar hukum dari Undiksha Singraja.

Adapun alur pelatihan ini dimulai dari, 1) Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : (a)

penyiapan bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan pelatihan, (b)

melakukan koordinasi dengan Ibu pengerajin endek di beberapa desa Se-Kecamatan

Klungkung, (c) menyiapkan materi pelatihan, (d) menyiapkan narasumber yang

memiliki kompetensi sesuai dengan target dan tujuan pelatihan, dan (e) menyiapkan

jadwal pelatihan selama 1 hari efektif, 2) tahap pelaksanaan, yang terdiri dari : (a)

melakukan pelatihan, (b) diskusi terbatas mengenai pentingnya teknik advis bagi

pengerajin endek, dan 3) tahap evaluasi, yang terdiri dari (a) persentasi kesimpulan

pelatihan oleh peserta, (b) refleksi dan tes dari pakar, dan (c) memberikan penilain

terhadap tes yang diberikan pada peserta pelatihan.

Pada proses pelatihan Ibu-ibu pengerajin sangat antusias mendengarkan pemaparan

materi advis dari tim ahli. Pada pelatihan juga terekam, bahwa pelatihan teknik advis

sangat memberikan manfaat bagi pengerajin karena selama ini mereka masih awam

Page 24: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

24

dalam pendampingan untuk pengurusan kelayakan pendirian unit usaha yang mereka

bangun dan kembangkan.

4.2 Pembahasan

Berbagai alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan untuk menangani

masalah dibahas dalam kegiatan dialog interaktif antara nara sumber dengan peserta

pelatihan, adapun kesepakatan yang dapat disepakati secara bersama-sama sebagai

alternatif pemecahan permasalahan yang terjadi di lapangan, diantaranya meliputi:

1. Dengan maraknya kasus merebak produk ilegal berupa endek tiruan atau

duplikasi yang beredar di pasaran justru meresahkan pengerajin dalam

memasarkan produknya dengan mencari solusi dalam pengadaan kerjasama

dengan instansi terkait seperti Perguruan Tinggi melalui pengajuan proposal

P2M sehingga realisasi kegiatan pengabdian berupa desiminasi teknik advis

hukum bagi pelaku usaha dalam hal ini pengerajin endek dapat terwadahi.

Alternatif ini dipilih sebagai suatu media untuk mengkoordinir para pengerajin

endek untuk sadar hukum dan mendaftarkan produknya secara resmi sehingga

dapat dihindarkan dari tindakan pemalsuan, pengerajin dalam kegiatan ini

dimintakan kesediaannya diikutkan dalam kegiatan pelatihan yang dilakukan

oleh staf dosen perwakilan dari perguruan tinggi Undiksha.

2. Lemahnya pengetahuan pengerajin dalam pendaftaran jenis produk, perjanjian

berkontrak, manajemen produksi, dan mengukur legal tidaknya produk yang

dipasarkan dipandang penting dilakukan kegiatan pelatihan P2M dengan

mengusung tema “Pelatihan Pembuatan Advis Hukum untuk Pelaku Usaha

Kerajinan Endek Khas Klungkung dalam Tata Kelola Usaha, Pengembangan

Manajemen Produksi, dan Standarisasi Produk”. Adapun pemilihan altematif ini

sampai terpilih untuk menghimpun kerjasama untuk membina dan memberikan

bekal pengetahuan kepada para pengerajin sehingga bisa bertindak sebagai

produsen yang cerdas dan arif.

3. Dengan kegiatan sosialisasi UU Perlindungan Konsumen diharapkan dapat

menjembatani kebutuhan hukum pengerajin tradisional tenun ikat endek khas

Bali.

Setelah diberikan pelatihan oleh tim pakar hukum dari Undiksha Singaraja,

pengerajin di beberapa desa Se-Kecamatan Klungkung dapat memahami dengan jelas

Page 25: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

25

syarat-syarat advis hukum yang harus diindahkan oleh para pelaku usaha. Bahkan

mereka dapat mengetahui bahwa hukum nasional akan memayungi dan memberikan

perlindungan serta jaminan keselamatan terhadap seluruh warga negara Indonesia tanpa

terkecuali yang tidak relevan dengan prinsip keadilan dan kesetaraan yang selama ini

banyak terabaikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil diskusi dan evaluasi yang dilakukan

oleh pakar hukum Undiksha, terhadap pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan.

Berdasarkan evaluasi tindak lanjut yang dilakukan, ditemukan bahwa para pengeraji

endek yang mengikuti kegiatan pelatihan ini dari mulai awal sampai dengan akhir

memiliki pengetahuan yang konsisten mengenai syarat-syarat kelayakan standarisasi

produk, termasuk jenis produk untuk bahan dasar endek. Dengan demikian, sesuai

dengan kriteria keberhasilan program pelatihan ini, maka pelatihan ini akan dinilai

berhasil apabila mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta.

Berdasarkan hasil evaluasi tidak lanjut juga terekam, lapaoran akhir kami selaku

tim pelaksana P2M bahwa beberapa manfaat praktis yang diperoleh oleh pengerajin

endek di beberapa desa Se-Kecamatan Klungkung melalui desiminasi Teknis

Pembuatan Advis Hukum untuk Pelaku Usaha Kerajinan Endek Khas Klungkung dalam

Tata Kelola Usaha, Pengembangan Manajemen Produksi, dan Standarisasi Produk,

yaitu: (1) mereka mendapatkan informasi yang jelas dan utuh mengenai hakekat

penjaminan pendirian usaha secara benar dan sah, makna menyeleksi kelayakan

standarisasi produk, (2) para pengerajin endek yang menjadi peserta pelatihan

memperoleh gambaran yang jelas mengenai syarat-syarat kelayakan standarisasi produk

yang layak dilakukan advis, termasuk syarat-syarat perlindungan pelaku usaha yang

selama ini banyak dilangsungkan tidak sesuai dengan asasnya karena wawasan

pengerajin masih minim (3) peserta pelatihan juga mendapatkan gambaran yang jelas

mengenai status dan kedudukan pengerajin endek dalam menjalankan usaha

produksinya secara legal.

Page 26: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

26

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat pada pengerajin endek di

Kabupaten Klungkung dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Para pengerajin endek kurang memahami prosedur tentang teknik advis hukum

dalam menjalankan usaha produksi. Dampaknya, banyak praktek kecurangan

produsen endek lain yang memalsukan dan melakukan penipuan dan berakibat

pada kerugian secara finansial selama ini tidak mendapatkan penangan akurat dari

aparatur yang berwenang sehingga tidak ada sanksi yang diharapkan dapat

memberikan efek jera bagi para pelakunya.

2. Setelah diberikan Pelatihan oleh tim Pakar Hukum dari Undiksha Singaraja, para

pengerajin endek di Kabupaten Klungkung menjadi memiliki pengetahuan yang

jelas dan utuh mengenai hakekat teknik advis hukum bagi pelaku usaha.

3. Program pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan pada pengerajin endek di

beberapa desa se-Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung berhasil

meningkatkan pengetahuan dan wawasan pengerajin endek dalam memahami

penjaminan hukumbagi pelaku usaha, mengembangkan usaha kreatif, mandiri,

bertanggung jawab, transparan, menumbuhkan iklim persaingan usaha yang sehat

dan kompetitif dan kelayakan standarisasi produk yang akan dijadikan sebagai

dasar acuan bagi mereka untuk melangsungkan aktifitas produksi .

5.2 Saran

Berdasarkan pelatihan yang telah dilaksanakan pada pengerajin endek di

Kabupaten Klungkung, ada beberapa saran yang layak dipertimbangkan, yaitu :

1. Bagi pengerajin yang dalam hal ini diwakili oleh kalangan ibu sebagai informan

kunci penyebarluasan informasi tentang substansi advis hukum, hendaknya

mampu memberikan pelatihan bagi masyarakat lainnya yang seprofesi tentang

pentingnya syarat-syarat teknik advis hukum yang harus dipahami dan diterapkan

termasuk juga memberikan masukan dan koreksi terhadap praktek kecurangan

produsen lain yang menunjukkan persaingan usaha yang tidak sehat.

Page 27: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

27

2. Bagi pihak terkait, hendaknya memberikan sanksi yang tegas, bagi pihak-pihak

tertentu yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap syarat-syarat kelayakan

pelaku usaha dalam beroperasi atau menjalankan kelayakan usaha produksinya,

sehingga dapat memberikan sanksi fisik dan moral yang diharapkan berdampak

bagi efek jera bagi pelaku pelanggaran.

Page 28: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

28

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku:

Ricardo Simanjuntak. 2007. Teknik Perancangan Kontrak Bisnis. Jakarta: Kontan.

. 2008. Kepemilikan Tunggal dan Liberalisasi Perbankan.

Jakarta:Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis (Jurnal Ilmiah

Akreditasi SK. No.52/DIKTI/Kep./2002).

Undang-undang:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH.Perdata)

Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUH.Dagang)

Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU RI No 7 Tahun 1992

tentang Perbankan.

Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

Pembayaran Utang.

Page 29: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

29

Lampiran 1.

RANCANGAN EVALUASI

MATRIK INDIKATOR KEGIATAN P2M

YANG TELAH DILAKSANAKAN DARI BULAN PEBRUARI-SEPTEMBER

2014

No Bulan Uraian Jenis Kegiatan Kriteria Indikator Pencapaian

Hasil

1.

Pebruari Penandatangan Kontrak Kesepakatan kontrak dengan pihak

lembaga

2. Maret Penyusunan program kerja

tim

Direkam dengan agenda di log book

tim

3. April Seleksi program kerja tim Draft usulan kegiatan dari masing-

masing anggota

4. Mei Verifikasi hasil program dan

sosialisasi program kegiatan

P2M

Agenda kegiatan yang tercatat sesuai

jadwal di log book dan pelaksanaan

kegiatan di desa Gelgel Kecamatan

Klungkung Kabupaten Klungkung

5. Juni Sosialisasi dan pelatihan

program kegiatan P2M

Menyasar Ibu pengerajin endek di

beberapa desa di Kecamatan

Klungkung di Kabupaten Klungkung

6. Juli-

Agustus

Analisa data program kegiatan Merujuk dari agenda kegiatan di log

book

7. Agustus Monitoring Pelaksanaan

Kegiatan P2M (Monitoring

evaluasi laporan

Kemajuan)

Pelaporan dengan bukti naskah

laporan hasil kemajuan 70% dan

presentasi, serta unggah laporan

kemajuan secara online melalui situs

resmi LPM Undiksha

8. September Draft laporan akhir, laporan

akhir

dan artikel

Pelaporan dengan penyetoran bukti

fisik laporan akhir

Singaraja, 10 September 2014

Ketua Pelaksana P2M DIPA,

Ni Putu Rai Yuliartini, S.H.,M.H.

NIP. 198307162008122003

Page 30: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

30

Lampiran 2.

Daftar Hadir Peserta “Pelatihan Pembuatan Advis Hukum untuk Pelaku Usaha

Kerajinan Endek Khas Klungkung dalam Tata Kelola Usaha, Pengembangan

Manajemen Produksi, dan Standarisasi Produk”

No Nama Peserta Tanda Tangan Keterangan

1. Made Arno Cristiawati

2. Ni Luh Juni

3. Ni Ketut Landep

4. Ni Made Warti

5. Ni Luh Tilem

6. Made Toya

7. Luh Putu Suwartini

8. Ketut Ayu Erawati

9. Ni Nyoman Yekti

10. Ketut Simpen

11. Ni Luh Teleng

12. Made Diantika

13. Ni Wayan Suciati

14. Ni Luh Sutarini

15. Ni Luh Siti

16. Ni Made Damuh

17. Ni Made Jempiring

18. Ni Made Dwi Adiani

19. Jero Werti

20. Ni Made Gambir

21. Made Sulastri

22. Ni Luh Widiani

23. Made Astuti

24. Ni Nyoman Purnami

25. Made Sriantari

26. Ni Luh Lestari

27. Made Wastrini

28. Luh Wartini

29. Nyoman Laba

30. Komang Widiasih

Singaraja, 01 Juni 2014

Ketua Pelaksana P2M,

Ni Putu Rai Yuliartini, S.H.,M.H.

NIP. 198307162008122003

Page 31: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

31

Lampiran 3.

BAHAN PELATIHAN LEGAL OPINION (PENDAPAT HUKUM)

A. Pendahuluan

Pembicaraan tentang Pendapat Hukum atau “Legal Opinion” pada hakikatnya tidak

dapat dilepaskan dari perbincangan tentang Penulisan Hukum. Penulisan karya ilmiah

dibidang hukum dapat dibedakan atas dasar kepentingan yang ingin dicapai atau

dipenuhi. Kepentingan pertama adalah untuk kepentingan akademis dan kedua adalah

untuk keperrtingan praktis. Penulisan untuk kepentingan akademis mencakup:

1. Makalah

2. Laporan penelitian

3. Skripsi

4. Tesis

5. Disertasi dan

6. Artikel untuk majalah ilmiah hukum.

Sebaliknya penulisan untuk kepentingan praktis mencakup:

1. memorandum hukum (legal mernorandum)

2. pendapat hukum (legal opinion)

3. pembelaan hukum di pengadilan

4. penulisan untuk penyuluhan hukum

5. perancangan perundang-undangan

6. penulisan instrumen-instrumen hukum.

Tulisan hukum seperti tersebut diatas disusun dengan tujuan dapat menberikan

masukan berupa informasi baik kepada akademisi maupun praktisi lainnya. Masukan-

masukan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan keterampilan masing-

masing. Namun demikian agar tulisan hukum tersebut bermanfaat maka tulisan tersebut

harus memenuhi persyaratan-persyaratan ilmiah sehingga dapat

dipertanggungjawabkan, diverifikasi dan diuji oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Dari paparan di atas, jelas bahwa pendapat hukum (legal opinion) merupakan

salah satu bentuk penulisan hukum yang utamanya disajikan dalam rangka kepentingan

praktis. Makalah ini ingin mengemukakan pokok bahasan yang berkaitan dengan apa

yang disebut Pendapat Hukum Itu.

Page 32: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

32

B. Penulisan Hukum dan Pendapat Hukum (Legal Opinion)

Penulisan Hukum merupakan wujud karya ilmiah pada hakikatnya tidak dapat

dilepaskan dengan disiplin ilmu hukum itu sendiri. Ilmu Hukum memiliki ciri-ciri khas

yang berbeda dengan disiplin ilmu lain. Secara singkat Penulisan Hukum memiliki ciri-

ciri:

1) penulisan hukum merupakan upaya klarifikasi bagaimana hukum berlaku dalam

keadaan tertentu, penulisan hukum merupakan kegiatan penulisan dalam rangka

menyelesaikan masalah hukum;

2) penulisan hukum berangkat dari pendeskripsian tentang pengertian-pengertian

pokok dalam hukum, meliputi subyek hukum, peranan dalam hukum, peristiwa

hukum, hubungan hukum, obyek hukum dan masyarakat hukum.

Ilmu Hukum tidak dapat dilepaskan dalam rangka penulisan hukum, pada satu sisi

pengkajian diarahkan pada subyek hukum, peranan dalam hukum, peristiwa hukum,

hubungan hukum, obyek hukum dan masyarakat hukum, dan pada sisi lain mengkaji

ketaatasasan antara tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan hukum, dalam

pengimplementasiannya beracara menangani kasus-kasus hukum di masyarakat.

Dengan demikian karena Pendapat Hukum merupakan bagian dari Penulisan

Hukum, maka ciri-ciri yang menjadi karakteristik penulisan hukum itupun berlaku

untuk penyusunan pendapat hukum. Dalam arti apa yang seharusnya menjadi pokok

bahasan dalam Pendapat Hukum di dalamnya juga membicarakan sedikit banyak

tentang Subyek Hukum, Peranan dalam Hukum, Peristiwa Hukum, Hubungan Hukum,

Obyek Hukum, Masyarakat Hukum, dan juga mengkaji ketaatasasan penerapan hukum

yang konkrit dengan tujuan hukum, nilai keadilan, validitas aturan hukum dalam

Ketentuan Beracara dalam praktek penanganan kasus-kasus hukum di masyarakat.

C. Pendapat Hukum(Legal Opinion)

Istilah Legal Opinion dalam bahasa latin disebut dengan Ius Opinio, dimana Ius

artinya Hukum dan Opinio artinya pandangan atau pendapat. Legal opinion adalah

istilah yang dikenal dalam sistem hukum Common Law (Anglo Saxon), sedangkan

dalam sistem hukum Eropa Kontinental (Civil Law) dikenal dengan istilah Legal

Critics yang dipelopori oleh aliran Kritikus Hukum.

Page 33: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

33

Sampai saat ini tidak ada defenisi yang baku mengenai Legal Opinion di

Indonesia. Tetapi apabila mengacu pada literatur yang telah ada sebelumnya dan yang

telah berlaku secara internasional, defenisi Legal Opinion adalah:

“ A written document in which an attorney provides his or her understanding of the law

as applied to assumed facts. The attorney may be a private attorney or attorney

representing the state or other governmental antity”. A party may entitled to rely on a

legal opinion, depending on factors such as the identity of the parties to whom the

opinion was addressed and the law governing these opinion”( Black’s Law Dictionary,

Edisi VII, Henry Campbell Black). (Sekumpulan dokumen tertulis yang dijadikan

padanan aplikasi bagi para pengacara atau pengertian pendapat hukum yang

berkaitan dengan berbagai masalah hukum dari para pihak terkait sesuai dengan fakta-

faktanya. Seorang pengacara bisa saja secara pribadi mewakili berbagai aspek

peraturan entita hukum yang mengatur tentang hal itu. Salah satu pihak berhak untuk

meyakinkan pendapat hukum, tergantung dari faktor-faktor identitas para pihak terkait

yang dibuat oleh seorang pengacara melalui pendapat hukum dan undang-undang yang

mengaturnya).

Legal opinion adalah suatu bentuk yang spesifik untuk dikuasai oleh sarjana

hukum, baik untuk penguasaannya maupun prakteknya karena dalam pembuatan legal

opinion sangat membutuhkan daya nalar dan analitikal permasalahan yang ditimbulkan

oleh hukum itu sendiri yang dapat menimbulkan polemik dan perdebatan yang

dampaknya akan sangat luas dalam masyarakat. Secara umum, kegunaan legal opinion

dalam implementasinya dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok, antara lain:

1. Sebagai wacana pandangan dan pendapat hukum

Bahwa legal opinion bertujuan untuk menjabarkan suatu kontekstual hukum

baik implisit atau eksplisit, jika terdapat berbagai kontradiksi yuridis yang berakibat

protes masyarakat terhadap penerapan suatu aturan hukum, atau dengan kata lain

terdapat penyimpangan norma-norma kultural yang berlaku dalam suatu masyarakat,

dan jika hukum itu diterapkan maka akan timbul dampak yang luas yang dapat

mempengaruhi stabilitas keamanan negara di seluruh sektor sosial politik.

2. Kegunaan secara proporsional fungsional

Wacana pandangan dan pendapat hukum mempunyai kegunaan, salah satunya

adalah memberikan masukan kepada legislator agar dalam memproyeksikan aturan

Page 34: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

34

hukum supaya lebih berhati-hati dalam mendeskripsikan formulanya, agar terlebih

dahulu memperhatikan semua aspek masyarakat yang timbul dapat ditampung,

kemudian baru dirumuskan hal-hal apa saja ang perlu dikemas dalam substansi

peraturan hukum tersebut agar tidak menimbulkan konflik kepentingan.

3. Kegunaan secara substansial

Legal opinion berguna untuk meleraikan konflik kepentingan yang

teragregasikan dalam sebuah peraturan hukum. Hakikatnya legal opinion merupakan

diskursus yang berasal dari ketidaksenangan masyarakat yang dipaksakan oleh pembuat

aturan tanpa melihat eksistensi logis dari cara penerapan dan penegakan hukum (law

enforcement) yang sebaiknya dimulai dari institusi dan aparatur hukum terlebih dahulu

dan bukan sebaliknya. Ada semacam kontroversi yang perlu direspon karena

inkonsekuensi dan inkonsistensi dari para penegak hukum dan tata aturan yang dinilai

sebagai alat represi kekuasaan semata dibandingkan dengan penegakan hukum.

Legal opinion atau pendapat hukum adalah hasil analisis, pandangan dan

kesirnpulan serta rekomendasi tentang kedudukan hukum (legal position) dari subyek

hukum atau masalah hukum ditinjau dari hukum positif. Legal opinion itu disusun oleh

dengan melalui tahap:

1. perumusan kasus posisi

2. perumusan masalah hukum, dan

3. penelusuran legal audit.

Agar dapat memberikan pendapat hukum yang baik, maka pertama kali kita harus

mengerti dan memahami apa masalah hukum yang ada dan mengapa masalah itu terjadi.

Untuk memahami itu maka kita harus pula mendapatkan data dan informasi yang

lengkap dan akurat disertai dengan bagaimana aturan hukum yang mengaturnya, setelah

itu baru dapat menentukan apa yang harus diberikan, dan yang terakhir bagaimana cara

menyelesaikan masalah tersebut dengan tuntas secara hukum. Secara prinsip, suatu legal

opinion sekurang-kurangnya harus memuat 5 W 1 H (what, where, who, when, why dan

how). Bahwa prinsip 5 W 1 H tersebut memberikan rujukan pengertian sebagai berikut:

Dalam suatu penulisan perlu diperiksa secara seksama segala sesuatu yang

berhubungan dengan fakta dan keadaan. Dalam hal ini agar diupayakan sedapat

mungkin menghimpun dan memperjelas seluruh kelengkapan data sebelum

Page 35: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

35

membicarakan suatu konteks permasalahan, himpunan data yang akurat dapat

membantu mendapatkan jalan keluar terbaik dalam permasalahan.

1. Secara logis kita perlu mempelajari seluruh kemungkinan dan akibat apapun

yang terkait dengan tindakan dan pengambilan keputusan terhadap masalah. Jika

terabaikan maka masalah kecil akan semakin bertambah rumit, karena jalan

keluar terbaik alam menanggapi suatu permasalahan diperlukan perundingan

atau musyawarah mufakat dengan dasar kebijaksanaan dan kewibawaan moral.

2. Sebagai manusia yang memiliki nalar dan pengetahuan, jika mengalami

hambatan dalam berpikir terhadap suatu masalah, maka perlu mencari solusi

kepada orang lain untuk dimintai pendapat atau sarannya. Karena dengan cara

ini, hal lain yang menyimpang dapat diantisipasi sebelumnya, karena hanya

dengan cara instinktif manusia dapat bernalar secara benar dan tepat sebagai

manusia.

Agar legal opinion dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, maka

dalam penulisannya paling sedikit memuat hal-hal sebagai berikut:

(1) kronologis kasus

memuat uraian secara kronologis (menurut waktu atau tahap-tahap dari suatu

kegiatan) mulai dari tahap timbulnya gagasan, perencanaan, pelaksanaan, serta akibat

yang timbul.

(2) permasalahan

memuat uraian tentang permasalahan yang timbuI yang menjadi pertanyaan

hukum. Pertanyaan-pertanyaan itu hendak dijawab berdasarkan perundang-undangan

yang berlaku. Jika masalah rumit, haruslah dipilah-pilah menjadi sub-sub masalah.

Dengan demikian haruslah dapat digambarkan secara jelas mana yang merupakan

masalah pokok dan mana pula yang merupakan sub masalahnya.

(3) peraturan hukum

memuat uraian tentang peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

permasalahan hukum yang timbul. Uraian tersebut berupa pemeriksaan terhadap

keterkaitan antara peraturan perundang-undangan tersebut dengan tujuan mendapat

gambaran yang komprehensif.

Page 36: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

36

(4) kausalitasnya

memuat uraian persyaratan dan akibat-akibat hukum yang ditimbulkan dari

masalah-masaleh hukum yang sedang dihadapi.

(5) klaim hukumnya

memuat uraian tentang segala sesuatu yang tidak dipenuhi sehingga menjadi

alasan untuk mengajukan kasus ini kehadapan pihak atau lembaga yang berkompeten.

(6) penyelesaian masalahnya

memuat uraian tentang bagaimana prosedur yang harus ditempuh untuk

menyelesaikan masalah hukum tersebut.

Penyusunan pendapat hukum adalah setelah adanya pemahaman masalah hukum

yang dihadapi dan pemahaman perundang-undangan yang relevan dengan masalah yang

dihadapi. Adapun tujuan dibuatnya legal opinion adalah untuk memberikan pendapat

hukum atas suatu persoalan hukum yang sedang dihadapi agar didapat suatu keputusan

atau tindakan yang tepat atas persoalan hukum yang ada tersebut.

Dalam prakteknya legal opinion (pendapat hukum) dapat dibedakan menjadi:

(1) Pendapat hukum untuk artikel

Pendapat hukum yang berisi kritik, saran dan konklusi atau solusi yang

didasarkan pada berbagai pandangan dan pendapat untuk menyelesaikan kontroversi

dalam artikel tersebut.

(2) Pendapat hukum untuk makalah

Pendapat hukum yang berisi gagasan penulis yang diimplementasikan dalam

suatu tuIisan dan selanjutnya dipresentasikan pada audiens dalam seminar khusus yang

diadakan untuk itu. Kemudian dari audiens diharapkan adanya umpan balik untuk

menyempurnakan gagasan penulis tersebut.

(3) Pendapat hukum untuk penulisan ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi)

Pendapat hukum yang merupakan penulisan hasil penelitian baik lapangan

maupun kepustakan, yang berisi latar belakang, masalah. tujuan, pembahasan dan

temuan.

(4) Pendapat hukum dalam pembelaan perkara

Pendapat hukum yang memuat argumentasi dalam mengadakan pembelaan

terhadap kepentingan klien, baik dalam bentuk eksepsi, replik, duplik, pledoi dan

konklusi, yang dirancang untuk mengklaim atau menyanggah semua persoalan tuduhan

Page 37: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

37

hukum dan alat bukti yang tidak pada tempatnya, sejak dari awal pemeriksaan polisi,

jaksa penuntut. hakirn maupun pengacara lawan. Sanggahan itu dapat berupa : tuduhan

atau dakwaan yang prematur, kekeliruan hukum (error juridische), dakwaan atau

tuduhan kurang beralasan atau kabur, inkompentensi pengadilan,kesalahan fakta hukum

(error factie), kekeliruan mengenai orang(error in persona),kekeliruan alat bukti (error

in evidence), kekeliruan.tentang keterangan saksi (error in witness testomonium) dan

kekeliruan tentang putusan hakim (error judex factie). Sanggahan tersebut harus

disusun secara teliti, berurutan dan akurat sehingga pembelaan dapat dipahami dan

diterima hakim serta sulit dilawan penggugat atau jaksa.

Pendapat Hukum (Legal Opinion) ini memang dimaksudkan untuk memberikan

keterangan seseorang yang ingin mengetahui segala hal yang berkenaan dengan

permasalahan yang dihadapinya, maka isinya juga harus dapat memenuhi harapan orang

yang memohon. Dengan demikian pendapat hukum sering tidak cukup hanya

mengemukakan segi substanstif dari segala peraturan yang dimintakan, namun

menjelaskan juga aspek struktural tentang lembaga-lembaga apa yang saja yang

memiliki kaitan dengan permasalahan klien bersangkutan. Sering juga mengkait pada

budaya hukum yang meliputi sistem nilai yang berpengaruh terhadap sikap-sikap tindak

warga masyarakat yang memiliki sangkut paut dengan pertanyaan pemohon pendapat

hukum. Pendapat hukum tidak hanya mengemukakan apa yang seharusnya akan tetapi

juga apa yang senyatanya ada.

Pendapat Hukum (Legal opinion) sangat diperlukan bagi para ahli hukum

(teoritisi), praktisi (advokat), para ahli hukum perusahaan (corporate legal officer),

kepala biro hukum pemerintahan daerah, divisi hukum dari suatu komisi dan lain-lain,

pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang disebut diatas akan selalu berhadapan

dengan kegiatan-kegiatan lembaga dimana mereka bekerja, seperti kontrak borongan,

perjanjian pekerjaan, pengadaan barang dan jasa, pengaturan (regeling) dan penetapan

(beschikking). Setiap tindakan hukum tersebut memiliki akibat hukum baik yang

dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki. Akibat yang dikehendaki itu haruslah

dapat dirumuskan secara jelas, misalnya pihak dalam perjanjian harus berbuat sesuatu

atau tidak berbuat sesuatu. Akibat yang tidak dikehendaki kadang-kadang tidak dapat

diprediksi sebelumnya, dan jika ini mungkin terjadi maka diperlukan ketentuan-

ketentuan khusus untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut

Page 38: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

38

diatas menuntut pemahaman yang memadai sehingga dapat memberikan pendapat

hukum terutama implikasi (akibat) yang ditimbulkannya.

Dalam penyusunan/penulisan legal opinion harus memperhatikan dan memahami etika

penyuguhan karya tulis ilmiah. Etika penulisan legal opinion tersebut antara lain:

1) Hindari ungkapan dan ragam bahasa yang dapat membunuh orang lain

(character assassination). Masalah ini ini sering terjadi di dunia politik hukum

yang bukan rahasia umum lagi jika terdapat oposisi pandangan, mekanisme ini

dihalalkan untuk dijadikan senjata pamungkas guna menepis pendapat dari pihak

lawan.

2) Legal opinion yang baik dan benar tidak memasukkan kepentingan pribadi

maupun komunitas lain, melainkan menilai segala sesuatu berdasarkan

objektivisme yang bersifat netral dan tidak terpengaruh situasi dan kondisi yang

sedang terjadi, tetapi mempunyai wawasan berpikir dan terobosan langsung ke

akar permasalahan dari suatu kejadian tertentu.

3) Penyusun legal opinion yang profesional menitikberatkan penguraian data yang

akurat serta langsung pada persoalan yang sedang menjadi polemik untuk

dianalisis secara open ended. Cara ini berguna untuk membatasi berbagai

macam opini masyarakat dalam mengkritisi masalah yang diangkat tersebut

secara berkelanjutan, artinya tidak ada persoalan yang perlu untuk dibicarakan

lebih lanjut karena persoalan tersebut tidak memiliki nilai lebih bagi keuntungan

orang banyak, melainkan jika diteruskan hanya akan menambah permasalahan

dan efek negatif dalam masyarakat yang dapat berakibat fatal atau anarkis.

4) Legal opinion yang dituangkan berupa idealisme wajib memiliki etika

komunikasi yang proaktif, karena mencakup kepentingan umum dalam semua

aspek kehidupan orang banyak. Pergeseran nilai-nilai etika komunikasi akan

dapat menimbulkan kesalahpahaman dan menjerumuskan pada kekeliruan

bereaksi secara tendensius.

5) Dalam menyampaikan legal opinion jangan ekstrem membuat argumen secara

tajam guna menyerang pendapat orang lain, melainkan mempertegas dan

memperjelas persoalannya pada posisi netral dan digagas secara objektif. Hal ini

bertujuan memberikan masukan positif-aktif bagi masyarakat untuk memahami

duduk permasalahan yang sebenarnya.

Page 39: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

39

Legal opinion secara prosedur dan mekanisme penyusunan memerlukan

pengetahuan hukum yang komprehensif mengenai masalah yang dimintakan penjelasan.

Pemahaman tentang hukum tidak terbatas hanya pada peraturan perundang-undangan

saja, tetapi juga bersumber pada keputusan-keputusan pengadilan dan pendapat-

pendapat para praktisi hukum senior. Isi legal opinion tidak hanya berkisar pada bunyi

peraturan perundang-undangan saja tetapi juga menyangkut bagaimana pelaksanaan

ketentuan perundang-undangan itu dalam praktek sehari-hari. Oleh karena itu, untuk

membuat suatu legal opinion perlu diberikan beberapa prosedur yang harus

diperhatikan oleh para intelektual akademisi maupun praktisi hukum untuk menelaah

hal-hal sebagai berikut:

a) Struktur, bentuk dan kondisi masyarakat, norma politik, kesusilaan, kesopanan,

agama, norma kebiasaan dan adat istiadat, dan tatanan dari sistem hukum itu

sendiri, termasuk kondisi para penegak hukum dan institusi serta aparaturnya

untuk menerapkan peraturan secara konsisten, apakah institusi tlah konsekuen

memfungsikan peraturan tersebut tanpa pandang bulu menurut asas-asas yang

terkandung didalamnya.

b) Tuntutan nilai-nilai dasar kepastian hukum, termasuk sikap tindak dan perilaku

dari pemuka masyarakat maupun institusi dan aparaturnya, birokrasi hukum

yang berorientasi kepada kepentingan politik melampaui kepentingan hukum,

dalam struktur masyarakat di suatu negara demokrasi yang mengatasnamakan

hukum sebagai panglima (supremacy of law). Semua itu mencerminkan

penerapan sistem hukum bagi kepentingan dan kebutuhan masyarakat dalam

negara yang bersangkutan.

c) Bagaimana cara penafsiran hukum yang perlu diimplementasikan dalem bentuk

opini masyarakat (public opinion) menurut format pandangan hukum (legal

opinion) yang dibuat. Disini dibutuhkan keahlian khusus mencakup keseluruhan

landasan normatif, sosiologis, yuridis, filosofis, dan empirisme dalam

menelusuri keterkaitan aturan hukum ang satu dengan yang lain untuk dikaji

lebih mendalam mengenai substansi yang mutatis mutandis (over lapping), guna

dijabarkan secara aktual dan faktual serta koheren dan inheren untuk

mengangkat masalah-masalah yang berkembang dalam masyarakat, agar dapat

Page 40: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

40

direspon pihak birokrasi hukum dalam hal meminimalisasi persoalan yang

timbul oleh akibat dari aturan hukum itu sendiri.

d) Pandangan dan pendapat hukum (legal opinion) arus berorientasi pada netralitas

serta realitas persoalan yang objektif, penyuguhannya ringkas, padat, dan

berisikan inti permasalahan yang perlu didiskusikan lebih lanjut, khususnya

untuk mendapatkan jalan keluar dari kebuntuan konflik hukum (legal conflict)

supaya tidak bertendensi negatif, tidak berisikan nuansa politis praksis atau

mewakili kepentingan sepihak, melainkan lugas, tegas, dan mudah dipahami

masyarakat luas maupun birokrasi hukum , tanpa mengurangi eksistensi hukum

itu sendiri yang perlu ditegakkan secara konsekuen dan konsisten bagi semua

pihak tanpa terkecuali.

D. Kesimpulan

(1) Pendapat hukum (legal opinion) merupakan salah satu bentuk penulisan hukum

yang utamanya disajikan dalam rangka kepentingan praktis.

(2) Legal opinion sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi para pihak

yang berkepentingan dan sedang mengalami permasalahan hukum agar dapat

membuat dan mengambil suatu keputusan atau tindakan yang tepat berkenaan

dengan masalah yang dihadapi.

(3) Dalam pembuatan legal opinion sangat membutuhkan daya nalar dan analitikal

karena secara prosedur dan mekanisme penyusunan legal opinion memerlukan

pengetahuan hukum yang komprehensif mengenai masalah yang dimintakan

penjelasan.

Daftar Pustaka

Abraham Amos. Legal Opinion, Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2004.

Purnadi Purbacaraka, Soerjono Soekanto, Chidir Ali, Kaidah Hukum, Jakarta:

Jambatan, 1985.

Soejono Dirdjosisworo, Memorandum Hukum, Ghalia lndonesia. Jakarta,2002.

Victor Purba, SH. LLM, MSc, Penulisan Hukum, Jakarta : Korsorsium Ilmu Hukum,

1993.

Satjipto Rahardjo, Kumpulan Tulisan Artikel: Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia,

Penerbit: Buku Kompas, Jakarta, Desember 2003.

Page 41: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKSlppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_198307162008122003... · 2.1 Pegertian dan Kewenangan dalam Pemberian advis Hukum.....16 2.2

41

Soejono Dirdjosisworo, Memorandum Hukum, Ghalia lndonesia. Jakarta,2002. Purnadi

Purbacaraka, Soerjono Soekanto, Chidir Ali, Kaidah Hukum, Jakarta : Jambatan, 1985.

Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH., Kumpulan Tulisan Artikel: Sisi-sisi Lain dari Hukum

di Indonesia, Penerbit: Buku Kompas, Jakarta, Desember 2003.

Abraham Amos. Legal Opinion, Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2004. Victor Purba,

SH. LLM, MSc, Penulisan Hukum, Jakarta : Korsorsium Ilmu Hukum, 1993.