lapkas kulit kelamin
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 lapkas kulit kelamin
1/9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 DEFINISI
Tinea Versikolor adalah infeksi jamur suoerfisial yang ditandai dengan adanya makula
dikulit, skuama halus disertai rasa gatal.1
1.2 EPIDEMIOLOGI
Tinea Versikolor termasuk penyakit universal tapi lebih banyak dijumpai didaerah tropis
oleh karena tingginya temperatur dan kelembaban. Tinea versikolor menyerang hamper semua
usia terutama remaja, terbanyak pada usia 16-40 tahun. Tidak ada perbedaan antara pria dan
wanita. Kebersihan merupakan faktor yang sangat mendukung dalam memudahkan penyebaran
penyakit ini.2
1.3 ETIOLOGI
Tinea Versikolor disebabkan oleh jamur lipofilik yang merupakan flora normal kulit
dikenal dengan genus Malassezia. Kondisi pathogen terjadi bila terdapat perubahan
keseimbangan hubungan antara hospes dengan jamur sebagai flora normal kulit. Dari hasil studi
morfologi dan bio molekuler, hingga tahun 2007 telah berhasil diidentifikasi sebanyak 13 spesies
dari genusMalassezia. Seluruh spesies dapat menyebabkan terjadinya Tinea Versikolor dengan
spesies Malassezia furfur , Malassezia globosa menjadi penyebab terbanyak dari terjadinya
kasus Tinea Versikolor.2
1.4 GAMBARAN KLINIS
Daerah kulit yang sering terlibat adalah bagian tubuh, punggung, perut, dan ekstremitas
proksimal serta wajah.
1
-
7/28/2019 lapkas kulit kelamin
2/9
Biasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan warna. Warna setiap lesi bervariasi
dari hampir putih sampai coklat kemerahan atau berwarna coklat kekuningan dengan kata lain
terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni.
Lesi berbentuk tidak teratur sampai teratur, berbatas jelas sampai difus, ditutupi skuama
halus dengan rasa gatal yang ringan atau asimptomatik.
Berbagai bentuk Tinea Versikolor
1. Bentuk Inverse : Dimana kondisi ini memiliki distribusi yang berbeda sepenuhnya, melibatkan
daerah lipatan kulit, wajah, atau area ekstremitas yang terpisah. Bentuk ini lebih sering terlihat
pada pasien yang mengalami gangguan imunitas.
2. Bentuk Folikulitis : Bentuk ini melibatkan folikel rambut. Kondisi ini secara khas berlokasi
dipunggung, dada, dan anggota gerak tubuh, meliputi tangan dan kaki.
3. Bentuk Papulo-skuama : Gambaran klinis pada bentuk ini berupa papul peradangan yang
tegas, 2-3 mm, monomorfik, merah-coklat. Pada bentuk ini tidak selalu ditemukan skuama halus
putih.2
1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar Wood : Fluoresensi kuning keemasan
2. Mikroskopik preparat KOH 10-20% dari kerokan kulit lesi ; tampak kelompok-
kelompok hifa pendek tebal 3- 8 mikron, dikelilingi spora berkelompok berukuran 1-2
mikron. 1
1.6 DIAGNOSIS BANDING
1. Eritrasma
Perubahan warna gelap terbatas pada lipatan tubuh yang lembab secara alami dan daerah yang
tertutup. Infeksi umumnya bersifat asimtomatik, tetapi bisa menyebabkan gatal-gatal. Durasi
berkisar dari bulan ke tahun. Dengan pemeriksaan sinar wood tampak fluoresensi coral red. 3
2
-
7/28/2019 lapkas kulit kelamin
3/9
2. Dermatitis Seboroik
Umumnya mengenai pada bagian yang berambut. Umumnya gambaran bervariasi dari ringan,
bercak bersisik luas, bisa menjadi tebal dan mengeras. Distribusi lesi umumnya terjadi pada
daerah berminyak dan berambut.2
3. Pitiriasis Alba
Lesi umumnya berbentuk oval , bulat, atau plak irregular yang berwarna merah, merah muda
atau warna yang sama dengan kulit. Biasanya mempunyai sisik dengan batas yang tidak jelas.
Lesi biasanya mengenai pipi dan dagu.2
1.7 TERAPI
1. Menjaga higine perserorangan
2. Topikal
Bentuk makular ; salep Whitfield atau larutan Natrium Tiosulfit 20% dioleskan setiap
hari.
Bentuk folikular ; dapat dipakai tiosulfas natrikus 20-30%
Obat-obat anti jamur golongan imidazol (ekonazol, mikonazol, klotrimazol, dan tolsiklat)
dalam krim atau salep 1-2% juga berkhasiat.
3. Ketokonazole 200 mg/hari selama 10 hari.
4. Itrakonazole 100 mg/hari selama 2 minggu.1
1.8 PROGNOSIS
Baik.
3
-
7/28/2019 lapkas kulit kelamin
4/9
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 30 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Aviari griya pratama
Tanggal periksa : 27 Februari 2013
2.2 ANAMNESIS
Keluhan utama : Gatal pada wajah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin
dengan keluhan gatal pada wajahnya. Gatal yang dirasakan pasien sudah berlangsung selama 1
bulan. Awalnya pasien mengaku diwajahnya hanya berupa bercak putih hanya pada satu tempat.
Dan sekarang sudah menyebar. Pasien mengaku gatal makin hebat ketika berkeringat.
Pasien mengaku sebelumnya menggunakan bedak fanbo kemasan baru. Tetapi selama
memakai fanbo baru sekarang pasien mengaku wajahnya timbul bercak putih.
Riwayat Alergi : Pasien alergi dengan udara dingin.
Riwayat pengobatan : Pasien diberi bidan salep dan pil. Sebelumnya pasien juga
memakai bedak herosin.
4
-
7/28/2019 lapkas kulit kelamin
5/9
Riwayat penyakit dahulu : Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini.
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Status Dermatologi
Lokasi :
- Regio Frontalis
- Regio Infraorbital dextra, sinistra
- Regio Bucalis dextra, sinistra
- Regio Zygomatical dextra, sinistra
- Regio Nasalis
Ruam :
- Makula hipopigmentasi
-Eritem
- Skuama halus
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan kerokan KOH : ditemukan hifa dan spora
5
-
7/28/2019 lapkas kulit kelamin
6/9
2.5 DIAGNOSA BANDING
1. Tinea Versikolor
2. Dermatitis Kontak Alergi
2.6 DIAGNOSA KERJA
1. Tinea Versikolor
2.7 PENATALAKSANAAN
1. Ketokonazole cream 2%
2. Cetirizine 10 mg 1x1
2.8 PROGNOSIS
Dubia ad bonam
6
-
7/28/2019 lapkas kulit kelamin
7/9
Tinea Versikolor Regio Nasalis dan Regio Frontalis
Tinea Versikolor Regio Bucalis, Regio Infraorbital, Regio Zygomatical Dextra/Sinistra
7
-
7/28/2019 lapkas kulit kelamin
8/9
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis Tinea Versikolor ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.Dari anamnesis didapatkan bahwa awalnya pasien mengeluh diwajahnya hanya terdapat bercak
putih sedikit yang kemudian makin meluas selama kurang lebih 1 bulan terakhir ini. Pasien juga
mengatakan bahwa sudah diberi salep dan pil, namun makin meluas. Di duga salep yang
diberikan berupa salep kortikosteroid, dimana pada kasus Tinea akan terjadi pertambahan lesi
jika diberikan salep kortikosteroid. Kemudian dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan makula
hipopigmentasi, eritem, dan terdapat skuama halus. Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang
berupa kerokan kulit KOH untuk menyingkirkan apakah bercak diwajah tersebut akibat jamur
atau karena penggunaan bedak fanbo kemasan baru yang pasien gunakan. Dan didapatkan hasil
terdapat hifa dan spora.
Berdasarkan diagnosa kerja, pada pasien ini diberikan terapi berupa ketokonazole cream
2% dan cetirizine 10 mg 1x1. Berdasarkan kepustakaan, terapi pada Tinea Versikolor dapat
diberikan obat anti jamur golongan imidazol yaitu ekonazol, mikonazol, klotrimazol, dan
tolsiklat diberikan dalam bentuk krim atau salep. Selain itu dapat diberikan berupa salep
Whitfield atau larutan natrium tiosulfit 20% pada kasus dengan bentuk macular. Kemudian bisa
diberikan juga tiosulfas natrikus pada bentuk folikular. Cetirizine diberikan sebagai obat
simtomatik, dimana diberikan ketika pasien mengeluhkan gatal. Dosis yang diberikan yaitu 10
mg/ hari diberikan 1x1.
8
-
7/28/2019 lapkas kulit kelamin
9/9
DAFTAR PUSTAKA
1. Siregar RS,Herpes Zoster : Atlas Berwarna Saripati Penyakit kulit,Edisi
Kedua,Penerbit Buku Kedokteran EGC,2002 : 10-12
2. Handoko, RP. Penyakit virus. in : Djuanda Adhi, Hamzah Mochtar,Aisah Siti ,eds.
Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke lima. Jakarta : FKUI ; 2007. 100-101
3. Partogi D. Pityriasis Versicolor dan Diagnosis Bandingnya. USU e-Repository.
2008;2-4
9