referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

Upload: mohammad-evan-ewaldo

Post on 02-Jun-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    1/25

    1

    REFERAT

    BERBAGAI PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN SIGNIFIKANSINYA UNTUK

    KASUS INFEKSI DAN INFESTASI KULIT DI BAGIAN KULIT DAN KELAMIN

    Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Profesi Kedokteraan

    Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

    Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

    Di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal

    Pembimbing :

    dr. Dody Suhartono, Sp. KK

    Disusun oleh :

    Mohammad Evan Ewaldo

    (030.09.138)

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

    RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL

    PERIODE 02 Juni 201405 Juli 2014

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    2/25

    2

    LEMBAR PENGESAHAN

    REFERAT

    BERBAGAI PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN SIGNIFIKANSINYA UNTUK

    KASUS INFEKSI DAN INFESTASI KULIT DI BAGIAN KULIT DAN KELAMIN

    Telah disusun oleh :

    Mohammad Evan Ewaldo

    (030.09.138)

    Tanggal : 27 Juni 2014

    Tempat : Poliklinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

    Pembimbing Koordinator Kepaniteraan Klinik

    (dr. Dody Suhartono, Sp.KK) (dr. Erna Khaeriyah)

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    3/25

    3

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

    karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas referat Berbagai Pemeriksaan Penunjang

    dan Signifikansinya Untuk Kasus Infeksi dan Infestasi Kulit di Bagian Kulit dan

    Kelamin. Pembahasan referat ini disusun sebagai salah satu tugas dalam pelaksanaan

    kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah, Kota Tegal

    periode 2 Juni 20145 Juli 2014.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Dody Suhartono, Sp.KK selaku

    pembimbing dalam penyusunan tugas ini serta seluruh pihak yang telah membantu, termasuk

    teman-teman mahasiswa yang telah memberi banyak masukan untuk makalah ini sehingga

    makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

    Penulis menyadari bahawa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran

    yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan referat ini.

    Tegal, 27 Juni 2014

    Penulis

    Mohammad Evan Ewaldo

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    4/25

    4

    DAFTAR ISI

    Kata pengantar...............i

    Lembar pengesahan...ii

    Daftar isiiii

    BAB I

    Pendahuluan...1

    BAB II

    Pembahasan....2

    1. Pemeriksaan

    bakteriologi.2

    2. Pemeriksaan

    histopatologi.....10

    3.

    Kerokankulit..11

    4. Tzanck

    test..14

    5. Pemeriksaan

    kultur..15

    6. Pemeriksaan duh

    tubuh..16

    7. Pemeriksaan T. pallidumdan

    VDRL...17

    8. Tes

    frei.....19

    Daftar

    pustaka..21

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    5/25

    5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan

    organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada

    orang dewasa sekitar 2,73,6 kg dan luasnya sekitar 1,51,9 meter persegi. Tebalnya kulit

    bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit

    tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas.

    Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu danbokong.1

    Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap

    bakteri, virus dan jamur. Tetapi kulit itu sendiri dapat menjadi terinfeksi oleh bakteri, virus,

    atau jamur. Beberapa organisme ini hidup secara alami pada tubuh dan biasanya tidak

    menyebabkan penyakit kecuali mereka menembus penghalang dari permukaan kulit. Infestasi

    kulit oleh parasit seperti tungau juga dapat terjadi.

    Diagnosis lesi kulit melibatkan prinsip dan pendekatan yang sama seperti pada

    gangguan medis lainnya. Dalam menegakkan diagnosis suatu penyakit kulit, diperlukan

    riwayat dermatologi yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti, dibantu oleh prosedur

    diagnostik penunjang.

    Lesi pada penyakit kulit sangat mirip sehingga terkadang dokter salah mendiagnosis.

    Oleh karena itu, sangat diperlukan pemeriksaan penunjang dalam memastikan diagnosis

    infeksi dan infestasi pada penyakit kulit. Misalnya pada infeksi skabies dapat ditemukan

    tungau Sarcoptes scabiei dari hasil kerokan kulit. Pada makalah ini akan dibahas mengenai

    berbagai pemeriksaan penunjang dan signifikansinya untuk kasus infeksi dan infestasi kulit di

    bagian kulit dan kelamin.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    6/25

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pemeriksaan Bakteriologi

    Pemeriksaan bakteriologi dilakukan pada penyakit infeksi kulit karena bakteri.

    Misalnya pada penyakit Pioderma, Kusta, dan TBC kulit. Pioderma adalah penyakit kulit

    yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus atau oleh kedua-duanya. Penyakit

    TBC kulit disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan kusta disebabkan oleh

    Mycobacterium lepraeyang bersifat intraseluler obligat.

    i.Pioderma

    Pioderma adalah penyakit kulit yang sering dijumpai. Terdapat berbagai macam

    bentuk pioderma. Seperti impetigo bulosa, impetigo krustosa, folikulitis, selulitis, erisipelas,

    abses, ulkus piogenik, dan ektima. Penyakit tersebut akan dibahas satu persatu pada tabel

    berikut.

    Nama Penyakit Gejala Klinis Hasil Laboratorium

    Impetigo Bulosa - Kelainan kulit berupa eritema, bula dan

    bula hipopion.- Lepuh tiba-tiba muncul pada kulit sehat,

    bervariasi mulai miliar hingga lentikular,

    dapat bertahan 2-3 hari.

    - Kadang-kadang waktu penderita datang

    berobat, vesikel/bula telah memecah

    sehingga yang tampak hanya koleret dan

    dasarnya masih eritematosa

    Preparat mikroskopik

    langsung dari cairan bulauntuk mencari stafilokok.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    7/25

    7

    Impetigo Krustosa - Tempat predileksi di muka yakni

    disekitar lubang hidung dan mulut

    karena dianggap sumber infeksi dari

    daerah tersebut.

    - Keluhan utama adalah rasa gatal, lesi

    awal berupa makula eritematosa

    berukuran 1-2 mm, segera berubah

    menjadi vesikel atau bula.

    - Karena dinding vesikel tipis mudah

    pecah dan mengeluarkan sekret

    seropurulen kuning kecoklatan

    selanjutnya mengering membentuk

    krusta yang berlapis-lapis.

    - Krusta mudah dilepaskan, dibawah

    krusta terdapat daerah erosif yang

    mengeluarkan sekret, sehingga krusta

    kembali menebal.

    Biakan bakteriologis eksudat

    lesi dan biakan sekret dalam

    media agar darah dilanjutkan

    dengan tes resistensi. Untuk

    mencari Staphylococcus

    aureus koagulase positif dan

    streptococcus beta

    hemoliticus

    Folikulitis -

    Rasa gatal dan rasa terbakar pada daerah

    rambut.

    - Berupa makula eritematosa disertai

    papel atau pustula yang ditembus oleh

    rambut.

    - Pertumbuhan rambut sendiri tidak

    terganggu.

    -

    Kadang-kadang ditimbulkan olehdischarge (sekret) dari luka dan abses.

    Pemeriksaan bakteriologis

    dari sekret lesi (dengan

    pewarnaan gram) untuk

    mencari Staphylococcus

    aureus.

    Selulitis Lesi bermula sebagai makula eritematosa yang

    terasa panas, selanjutnya meluas kearah

    samping dan kebawah sehingga terbentuk

    benjolan berwarna merah dan hitam yang

    mengeluarkan sekret seropurulen.

    a. Pemeriksaan darah

    akan didapatkan

    leukositosis.

    b. Biakan sekret fistel

    dan uji resistensi

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    8/25

    8

    Erisipelas 1. Kulit yang terkena terlihat merah cerah,

    agak menonjol, batas jelas, nyeri tekan,

    teraba panas

    2. Kadang-kadang dijumpai vesikel-vesikel

    kecil pada tepinya.

    3. Dapat juga dijumpai bentuk bulosa.

    - Menunjukkan peningkatan

    jumlah leukosit (leukositosis)

    - Untuk menentukan

    penyebabnya, dilakukan

    pembiakan terhadap contoh

    darah atau jaringan kulit

    yang terinfeksi, pus atau

    eksudat (kultur).

    Abses Dimulai dengan benjolan kecil yang

    selanjutnya meluas kesamping dan kebawah

    menimbulkan benjolan berisi nanah.

    a. Kultur darah untuk

    mencari etiologi dan uji

    resistensi.

    b.Pemeriksaan darah

    melihat leukositosis, gula

    darah.

    Ulkus piogenik Timbul koreng/ulkus dnegan tanda-tanda

    radang disekitarnya, secara lambat mengalami

    nekrosis dan menyebar secara serpiginosa.

    Kultur sekret ulkus dan tes

    resistensi.

    Ektima Lesi awal berupa vesikel atau vesikopustulosa

    diatas kulit yang eritematosa, membesar dan

    pecah, terbentuk krusta tebal dan kering yang

    sukar dilepas dari dasarnya. Bila krusta dilepas

    terdapat ulkus dangkal.2

    Mencari etiologi dari

    sekret/kerokan kulit.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    9/25

    9

    Gambar 1. Impetigo bulosa

    Gambar 2. Impetigo krustosa

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    10/25

    10

    Gambar 3. Erisipelas

    Gambar 4. Streptococcus

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    11/25

    11

    Gambar 5. Staphylococcus

    ii. Tuberculosis kutis

    Tuberculosis kutis adalah tuberkulosis pada kulit yang disebabkan oleh

    Mycobacterium tuberculosis. M. tuberculosis mempunyai sifat sebagai berikut: berbentuk

    batang, panjang 2-4/ dan lebar 0,3-1,5/m, tahan asam, tidak bergerak, tidak membentuk

    spora, aerob dan suhu optimal pertumbuhan 37C.

    Pemeriksaan bakteriologik Mycobacterium tuberculosis terdiri atas 4 macam:

    1. Sediaan mikroskopik

    Bahan berupa pus, jaringan kulit dan jaringan kelenjar getah bening. Pada

    pewarnaan dengan cara Ziehl Neelsen atau modifikasinya, jika positif kuman

    tampak berwarna merah pada dasar biru

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    12/25

    12

    Gambar 6. Mycobacterium tuberculosis dengan Ziehl Neelsen Stein

    2. Kultur

    Kultur dilakukan pada media Lowenstein-Jensen, pengeraman pada suhu 37 C. Jika

    positif koloni tumbuh dalam waktu 8 minggu. Kalau hasil kuma positif berarti pasti

    kuman tuberkulosis

    3. Tes biokimia

    Ada beberapa macam misalnya tes niasin dipakai untuk membedakan jenis human

    dengan yang lain. Jika tes positif berarti jenis human

    4. Percobaan resistensi

    iii. Lepra

    Lepra atau kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik dan penyebabnya ialah

    Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas

    pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas.

    Pemeriksaan bakterioskopik digunakkan untuk membantu menegakkan diagnosis.

    Sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa hidung yang

    diwarnai dengan pewarnaan terhadap basil tahan asam antara lain dengan Ziehl-Neelsen.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    13/25

    13

    Cara pengambilan bahan dengan menggunakan scalpel steril. Irisan yang dibuat harus

    sampai dermis melampauisubepidermal clear zoneagar mencapai jaringan yang diharapkan

    banyak mengandung sel lepra yang di dalamnya mengandung basil M. leprae. Kerokan

    jaringan itu dioleskan di gelas alas kemudian difiksasi di atas api dan diwarnai dengan

    pewarnaan Ziehl Neelsen.

    M. leprae tergolong basil tahan asam maka akan tampak merah pada sediaan.

    Dibedakan bentuk batang utuh (solid), batang terputus (fragmented), dan butiran (granular).

    Bentuk solid adalah basil hidup, sedang fragmented dan granular merupakan bentuk mati.

    Kepadatan BTA tanpa membedakan solid dan nonsolid pada sebuah sediaan

    dinyatakan dengan Indeks Bakteri(IB) dengan nilai 0 sampai 6+ menurut ridley. 0 bila tidakada BTA dalam 100 lapang pandang (LP), Pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop

    cahaya dengan minyak imersi pada pembesaran lensa obyektif 100x

    Indeks Bakteri

    1+ bila 1-10 BTA dalam 100 LP

    2+ bila 1-10 BTA dalam 10 LP

    3+ bila 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP

    4+ bila 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP

    5+ bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP

    6+ bila > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP

    Tabel 1. Indeks bakteri dalam pemeriksaan BTA

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    14/25

    14

    Indeks morfologi adalah presentase bentuk solid dibandingkan dengan jumlah solid

    dan non soild. Syarat perhitungan indeks morfologi adalah:

    1. Jumlah minimal kuman tiap lesi 100 BTA

    2.

    IB 1+ tidak perlu dibuat Imnya karena untuk mendapat 100 BTA harus mencari dalam

    1.000 sampai 10.000 lapangan

    3. Mulai dari IB 3+ harus dihitung Imnya sebab dengan IB 3+ maksimum harus dicari

    dalam 100 lapangan

    B. Pemeriksaan Histopatologi

    Pemeriksaan histopatologi tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan

    pemeriksaan penunjang yang lain dalam peranannya menegakkan diagnosis. Untuk

    pemeriksaan ini dibutuhkan potongan jaringan yang didapat dengan cara punch biopsi.

    Sedapatnya diusahakan agar lesi yang akan dibiopsi adalah lesi primer yang belum

    mengalami infeksi sekunder.

    Potongan jaringan sedapat-dapatnya berbentuk elips dan disertakan jaringan subkutis.

    Jaringan yang telah dipotong kemudian dimasukkan ke dalam larutan fiksasi misalnya

    formalin 10% supaya menjadi keras dan sel-selnya mati. Pewarnaan rutin yang biasa

    digunakan adalah Hematoksilin-Eosin. Agar cairan fiksasi dapat dengan baik masuk ke

    jaringan hendaknya tebal jaringan kira-kira cm.4

    Staphylococcal Scalded

    Skin Syndrome

    Lepra TBC Kulit

    -

    Terdapat gambaran yangkhas yaitu lepuh

    intraepidermal.

    - Terdapat celah di

    Stratum granulosum.

    -

    Didapatkan granulomayaitu akumulasi

    makrofag.

    - Gambaran

    histopatologik tipe

    tuberkuloid adalah

    tuberkel,

    -

    Pada umumnya,gambaran dari TB kutis

    ini adalah pada

    epidermisnya tampak

    adanya hiperkeratosis

    dan akantosis.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    15/25

    15

    - Meskipun ruang lepuh

    sering mengandung sel-

    sel akantolitik,

    epidermis sisanya

    tampak utuh tanpa

    disertai nekrosis sel

    tidak ada basil atau

    hanya sedikit.

    - Pada tipe lepromatosa

    terdapat kelim sunyi

    epidermal (subepidermal

    clear zone) yaitu suatu

    daerah langsung di

    bawah epidermis yang

    jaringannya tidak

    patologik

    - Didapati sel virchow

    (sel lepra) dengan

    banyak basil

    - Pada reaksi radang yang

    akut, sering dengan

    gambaran adanya abses

    di lapisan ini.

    - Pada dermis tampak

    adanya nekrosis

    kaseosa.

    Tabel 2. Hasil pemeriksaan histopatologi pada penyakit lepra, pioderma dan TBC kulit

    C. Kerokan Kulit

    Pemeriksaan kerokan kulit dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis

    dermatofitosis, kandidosis dan skabies

    i. Dermatofitosis

    Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk misalnya

    stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh jamur

    dermatofita. Dermatofitosis diklasifikasikan menjadi

    1. Tinea kapitis, yaitu dermatofitosis pada kulit rambut dan kepala

    2. Tinea barbe, dermatofitosis pada dag dan janggut

    3. Tinea kruris, yaitu dermatofitosis pada daerah genitokrural sampai anus dan

    bokong kadang-kadang sampai perut bagian bawah

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    16/25

    16

    4. Tinea pedis et manum, dermatofitosis pada kaki dan tangan

    5. Tinea unguium, dermatofitosis pada kuku jari dan tangan

    6. Tinea korporis, dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5

    tinea di atas

    Gambar 7. Tinea kruris

    Gambar 8. Tinea capitis

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    17/25

    17

    Bahan untuk pemeriksaan dermatofitosis dapat diambil dari kulit berambut, kulit tidak

    berambut, dan kuku. Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop

    mula-mula dengan pembesaran 10x10 kemudian dengan pembesaran 10x45. Sediaan basah

    dibuat dengan meletakkan bahan di atas gelas alas kemudian ditambah 1-2 tetes larutan KOH.

    Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untuk

    melaarutkan jaringan.

    Pada sediaan kuku dan kulit yang terlihat adalah Hifa sebagai dua garis sejajar terbagi

    oleh sekat dan bercabang maupun spora berderet (artrospora) pada kelainan kulit lama atau

    kelainan kulit yang sudah diobati. Pada sediaan rambut yang dapat dilihat adalah mikrospora

    atau makrospora.5

    Gambar 9. Hifa dermatofita

    ii. Kandidosis

    Kandidosis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh

    spesies Candida albicans.Dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronkus, bahkan paru-

    paru. Dari hasil pemeriksaan kerokan kulit atau usapan mukokutan atau dengan pewarnaan

    gram akan terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    18/25

    18

    iii. Skabies

    Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

    Sarcoptes scabiei var. hominis.Ada 4 tanda kardinal yaitu gatal pada malam hari, mengenai

    sekelompok orang, ditemukan terowongan (kanikulus) pada tempat predileksi yang berwarna

    putih atau keabu-abuan dan ditemukannya tungau. Ditemukannya tungau merupakan gold

    standardpada pemeriksaan penunjang skabies.6

    Cara melakukan kerokan kulit untuk menemukan tungau skabies adalah:

    1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel

    dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca obyek lalu ditutup dengan

    kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya

    2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan

    dilihat dengan kaca pembesar

    3. Dengan biopsi eksisional kemudian diperiksa dengan pewarnaan hematoksilin eosin

    Gambar 10. Sarcoptes scabiei

    D. Tzanck test

    Pemeriksaan Tzanck test biasanya dilakukan untuk menunjang diagnosis Herpes

    Zoster, Herpes Simplex, dan Varicella. Cara melakukan pemeriksaan ini adalah pertama

    pecahkan bula kemudian dikerok kulit luarnya. Setelah itu, kerokan di fiksasi pada preparat

    dengan cara dilewatkan di atas api 3x. Setelah difiksasi obyek glass direndam di alkohol 96%

    selama 5 menit kemudian di bilas.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    19/25

    19

    Setelah dibilas obyek glass ditetesi larutan giemsa (1:10) selama 30 menit. Bilas

    dengan air mengalir, lalu keringkan. Setelah itu periksa di mikroskop dengan 100x

    perbesaran. Hasil dikatakan positif jika ditemukan sel datia berinti banyak.

    Gambar 11. Hasil Tzanck test pada HSV

    E. Pemeriksaan Kultur

    Pemeriksaan kultur sering dilakukan pada penyakit Gonore. Gonore dalam arti luas

    mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Gambaran klinis

    dan komplikasi gonore sangat erat kaitannya dengan susunan anatomi dan faal manusia.

    Pada pria, infeksi pertama terjadi pada uretra yang disebut uretritis. Kemudian dapat

    terjadi komplikasi lokal dan ascendens infection. Komplikasi lokal misalnya Tysonitis,

    Parauretritis, Littritis, dan Cowperitis. Sedangkan infeksi ascendens dapat terjadi prostatitis,

    vesikulitis, vas deferentitis, epididimitis, dan trigonitis.7

    Sedangkan pada wanita infeksi pertama dapat terjadi pada uretra (uretritis) dan cervix

    (servisitis). Kemudian dapat terjadi komplikasi seperti parauretritis, bartholinitis, salpingitis,

    danPelvic Inflammatory Disease.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    20/25

    20

    Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan. Dua macam media yang dapat

    digunakan adalah media transpor dan media pertumbuhan. Contoh media transpor adalah

    media Stuart dan Media Transgrow. Media Stuart hanya untuk transpor saja sehingga perlu

    ditanam kembali pada media pertumbuhan. Sedangkan media Transgrow bersifat selektif dan

    nutritif untuk N. gonorrhoeaedan N. meningitidis. Media Transgrow merupakan gabungan

    media transpor dan media pertumbuhan sehingga tidak perlu ditanam pada media

    pertumbuhan.8

    Contoh media pertumbuhan:

    1. Mc Leods chocolate agar

    Berisi agar coklat, agar serum, dan agar hidrokel. Selain kuman gonokok, kuman yanglain juga dapat tumbuh

    2. Media Thayer Martin

    Media ini selektif untuk mengisolasi gonokok. Mengandung vankomisin untuk menekan

    pertumbuhan kuman positif-gram, kolestimetat untuk menekan pertumbuhan negatif-

    gram dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur

    3. Modified Thayer Martin Agar

    Isinya ditambah trimetoprim untuk mencegah kumanProteus spp

    F. Pemeriksaan duh tubuh

    Sekret vagina adalah sesuatu yg umum dan normal pada perempuan usia produktif.

    Dalam kondisi normal, sekret vagina berasal dari cairan jernih yg dihasilkan serviks

    bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi kelenjar Bartholini dan

    juga aktivitas bakteri yg hidup pd vagina yg normal. Kriteria sekret vagina normal adalah

    jernih, putih keruh atau kekuningan jika mengering pd pakaian, pH < 5,0, terdiri dari sel-sel

    epitel yg matur, sejumlah normal lekosit,tanpa jamur, tanpa trikomonas, tanpa clue-cell, dan laktobasilus.

    Sekret vagina dapat meningkat yang disebut dengan fluor albus. Peningkatan sekret

    vagina yang normal terjadi pada kehamilan, rangsangan seksual dan siklus menstruasi.

    Sedangkan peningkatan sekret vagina yang tidak normal biasanya ditandai dengan gatal dan

    nyeri pada vagina. Dan biasanya sekret terlihat lebih kental dengan warna yang berbeda.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    21/25

    21

    Vaginosis

    bakterial

    Trikomoniasis Kandidiasis Infeksi

    Clamidia

    Gonore

    1. Sekret vagina

    keruh, encer,

    putih abu-abu

    hingga

    kekuningan

    1. Sekret vagina

    sangat banyak,

    kuning

    kehijauan,

    berbusa, dan

    berbau amis.

    1.Sekret

    vagina

    menggumpal

    putih kental

    1. Biasanya

    asimptomatis

    1. Sekret

    vagina seperti

    pus

    2. Bau busuk

    atau amis,

    semakin

    bertambah

    setelah

    berhubungan

    seksual

    2. Juga terjadi

    rasa gatal dan

    iritasi

    2.Gatal dari

    sedang-berat

    dan

    rasa terbakar

    kemerahan

    dan bengkak

    di daerah

    genital

    2. Sekret vagina

    yang

    berwarna

    kuning

    seperti pus,

    sering buang

    air kecil dan

    terdapat

    perdarahan

    vagina yang

    abnormal

    2.Sering

    buang air

    kecil,

    demam serta

    nyeri pada

    pelvis

    G. Pemeriksaan T. palli dumdan VDRL

    Pemeriksaan ini biasa dilakukan pada penyakit sifilis. Sifilis merupakan suatu

    penyakit akibat hubungan seksual yang di sebabkan oleh Treponema pallidum dapat

    menjangkit seluruh organ tubuh serta dapat menembus plasenta dan perjalanan klinisnya

    melewati beberapa stadium.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    22/25

    22

    Treponema pallidum merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini

    berbentuk spiral. Terdapat empat subspecies yang sudah ditemukan, yaitu Treponema pallidum

    pallidum,Treponema pallidum pertenue, Treponema pallidum carateum,dan

    Treponema pallidumendemicum.

    Masa tunas sifilis primer biasanya 2-4 minggu. T.pallidummasuk ke dalam selaput lendir atau

    kulit yang telah mengalami lesi atau mikrolesi secara langsung, biasanya melalui

    senggama . Pada sifilis primer gejala klinisnya adalah papul lentikular yang permukaannya

    segera menjadi erosi, umumnya kemudian menjadi ulkus. Ulkus tersebut biasanya bulat, soliter, dasarnya

    ialah jaringan granulasi berwarna merah dan bersih, di atasnya hanya tampak serum.

    Dindingnya tak bergaung, kulit di sekitarnya tidak menunjukkan tanda-tanda

    radang akut. Yang khas ialah ulkus tersebut indolen dan teraba indurasi karena itu disebut

    ulkus

    durum.

    Gambar 12. Ulkus durum

    Sifilis sekunder biasanya timbul setelah 6-8 minggu sejak S I dan sejumlah sepertiga

    kasus masih disertai S I. Lama S II dapat sampai sembilan bulan. Berbeda dengan S I yang

    tanpa disertai gejala konstitusi, pada S II dapat disertai gejala tersebut yang terjadi sebelum

    atau selama S II. Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai penyakit kulit sehingga disebut

    the great imitator

    Sifilis laten berarti tidak ada geja la klini s dan kelainan, termasuk ala t-a lat

    dalam, tetapi infeksi masih ada dan aktif. Tes serologik darah positif, sedangkan tes LCS

    negatif. Tes yang dianjurkan ialah VDRL dan TPHA.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    23/25

    23

    Pada sifilis tersier kelainan yang khas ialah guma yakni infiltrat sirkumskrip, kronis,

    biasanya melunak, dan destruktif. Besar guma bervariasi dari lentikular sampai sebesar telur

    ayam. Kulit di atasnya mula-mula tidak menunjukkan tanda radang akut dan dapat

    digerakkan. Setelah beberapa bulan mulai melunak, tanda radang mulai tampak, kulit

    eritematosa dan livid serta melekat pada guma tersebut. Dapat terjadi perforasi dan keluar

    cairan seropurulen, terbentuk ulkus yang berkonfluensi sehingga membentuk pinggir

    yang polikistik. Biasanya guma soliter, namun dapat multipel.

    Diagnosis sifilis atau lues dipastikan dengan cara menemukanTreponema pallidum sebagai agen

    penyebab penyakit dalam bahan sediaan klinis. Salah satu cara menemukan Treponema pallidum adalah

    dengan menggunakan Tes Serologi Sifilis.

    Tes Serologi Sifilis dibagi menjadi 2 berdasarkan antigennya:

    1. Tes treponemal, karena antigennya ialah treponema atau ekstraknya

    2. Tes non treponemalcontohnya adalah tes fiksasi komplemen dan tes flokulasi: VDRL

    (Veneral Disease Researches Laboratory, Kahn, RPR ( Rapid Plasma Reagin)

    T.S.S. atau Serologic Tests for syphilis (S.T.S) merupakan pembantu diagnosis

    yang penting bagi sifilis. Sebagai ukuran untuk mengevaluasi tes serologi ialah sensitivitas

    dan spesifitas. Sensitivitas ialah kemampuan untuk bereaksi pada penyakit

    sifilis. Sedangkan spesifitas berarti kemampuan nonreaktif pada penyakit bukan sifilis.

    Makin tinggi sensitivitas suatu tes, makin baik tas tersebut dipakai untuk tes

    screening. Tes dengan spesifitas tinggi sangat baik untuk diagnosis. Makin spesifik

    suatu t es, makin sedikit memberi hasil semu positif.9,10

    H. Tes Frei

    Tes frei adalah tes yang dilakukan pada penderita Limfogranuloma Venerium. LGV

    adalah penyakit venerik yang disebabkan ialah Chlamydia trachomatis.Afek primer biasanya

    cepat hilang bentuk yang tersering ialah sindrom inguinal. Sindrom tersebut berupa

    limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan kelima

    tanda radang akut.

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    24/25

    24

    Gambar 13. Limfogranuloma Venereum

    Tes Frei dilakukan dengan antigen frei. Frei diperoleh dari pus penderita LGV yang

    mengalami abses yang belum memecah kemudian dilarutkan dalam garam faal dan dilakukan

    pasteurisasi. Cara melakukannya seperti pada tes tuberkulin yakni 0,1cc disuntikkan

    intrakutan pada bagian anterior lengan bawah dan dibaca setelah 48 jam. Jika terdapat

    infiltrat berdiameter 0,5 cm atau lebih berarti positif. Tes frei tak khas karena penyakit yang

    segolongan juga memberi hasil positif.11

  • 8/11/2019 Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Wasitaatmadja SM. Anatomi Kulit. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor:

    Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 3-6

    2. Djuanda A. Pioderma. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A,

    Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 57-63

    3. Djuanda A. Tuberkulosis Kutis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor:

    Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 64-72

    4. Sularsito SA. Histopatologi Kulit. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor:

    Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 23-33

    5. Budimulja U. Mikosis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A,

    Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 89-105

    6. Nettleman M. Scabies. Available at:

    http://www.emedicinehealth.com/scabies/article_em.htm.Accessed June, 26th2014

    7. Wong B. Gonorrhea. Available at:http://emedicine.medscape.com/article/218059-

    overview.Last update April, 16th2014. Accessed June, 26th2014

    8. Daili SF. Gonore. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A,

    Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 369-83

    9.

    Euerle B. Syphilis. Available at:http://emedicine.medscape.com/article/229461-

    overview.Last update January, 6th2012. Accessed June, 26th2014

    10.Natahusada EC, Djuanda A. Sifilis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor:

    Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 393-413

    11.Djuanda A. Limfogranuloma Venereum. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5.

    Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 414-

    417

    http://www.emedicinehealth.com/scabies/article_em.htmhttp://emedicine.medscape.com/article/218059-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/218059-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/229461-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/229461-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/229461-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/229461-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/229461-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/229461-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/218059-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/218059-overviewhttp://www.emedicinehealth.com/scabies/article_em.htm