lap kimia 3
DESCRIPTION
kimiaTRANSCRIPT
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Stoikiometri berasal dari kata stoicheon yang berarti “unsur” dan metron yang berarti
“mengukur”. Secara umum ,stoikiometri merupakan cabang kimia yang mempelajari tentang
unsur yang dalam artian lebih luas meliputi perhitungan zat dan campuran kimia.
Stoikiometri diterapkan dalam membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu sesuai
dengan kebutuhan.
Stoikiometri berhubungan erat dengan konsep mol yang terkait secara lansung dengan
konsentrasi larutan. Dalam menyatakan konsentrasi harus meliputi hal-hal berikut yaitu:
satuan yang digunakan zat tersebut dan kuantitas pelarut atau keseluruhan larutan dan
satuannya .
Beberapa cara yang sering digunakan untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan antara
lain molaritas(M), molalitas(m), normalitas(N), persen massa dan volume, dan part per
million (ppm).
B. Tujuan
Untuk memahami konsep dasar pembuatan dan pengenceran suatu larutan dan
keterampilan dalam pembuatan dan pengenceran larutan dengan konsentrasi tertentu.
II. Bahan dan Metode
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 24 September 2013 , pukul 14.00-16.00 WIB
bertempat di Laboratorium Biokimia dan Biologi Molekuler , Fakultas Biologi , Universitas
Kristen Satya Wacana .
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain : Beaker glass 100 mL dan 200 mL , labu takar 10 mL,
50 mL dan 100 mL, tabung reaksi , rak tabung reaksi, pipet tetes , pipet ukur 10 mL, pilius ,
gelas ukur 100 mL, corong kaca , stirrer, batang pengaduk, dan timbangan digital.
Bahan yang digunakan antara lain : Akuades, sukrosa (C12H22O11), padatan kalium
kromat (K2Cr7), dan padatan kalium permanganat (KMnO4) .
1
C. Metode
Pembuatan larutan sukrosa : sukrosa ditimbang sebanyak 5 gr, akuades dilarutkan dalam
beaker glass sebanyak 50 ml, molalitas dan persen massa sukrosa dalam larutan tersebut
dihitung. Pembuatan 100 mL larutan K2Cr2O7 0,05% (w/v) : padatan K2Cr2O7 yang
dibutuhkan dihitung jumlah padatannya , kemudian ditimbang , lalu dilarutkan dengan
akuades hingga 100 mL. Pengenceran larutan KMnO4 0,01 M : jumlah padatan KMnO4 yang
dibutuhkan dihitung, padatan KMnO4 yang dibutuhkan ditimbang, padatan dilarutkan dalam
beaker glass dengan akuades sekitar 10 ml, dipindahkan ke dalam labu takar 50 ml ,
ditambahkan akuades hingga tanda tera, larutan induk 0,01 dihitung untuk dibuat 10 ml
larutan baru 0,0001 M, 0,0005 M, 0,001 M dan 0,005 M, larutan baru dibuat dan dipindahkan
ke dalam tabung reaksi . Perhitungan pengenceran H2SO4 berdasarkan data pada label
kemasan : berat jenis , Mr, dan persentase yang tercantum dalam label kemasan dicatat,
molaritas dan normalitas larutan dalam kemasan dihitung, 10 ml larutan baru dihitung dan
dibuat dengan konsentrasi 0,01 M dan 0,05 M dari larutan induk .
III. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Pada pembuatan dan pengenceran larutan dapat diketahui cara yang sering dikaitkan
dengan pembuatan dan pengenceran larutan . Pada larutan sukrosa molaritasnya adalah 0,29 mol/kg dan persen massanya adalah 0,09 %. Pembuatan 100 ml larutan K2Cr2O7 0,05 % (w/v)
massanya 0,05 gr , m Cr adalah 18 mg , ppmnya adalah 180 mg/L.
Tabel 1. Pengenceran Larutan KMnO4 0,01 M
Larutan KMnO4(M) V KMnO4(ml) V akhir
A 0,0001 0,1 10
B 0,0005 0,5 10
C 0,001 1 10
D 0,005 5 10
Massa KMnO4 dari pengenceran adalah 0,02 gr. Pengenceran H2SO4 berdasarkan data pada label kemasan normalitasnya adalah 0,0056
M ,molaritasnya adalah 17,82 M sedangkan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 0,01 M pengenceran larutan adalah 0,0056 ml dan pengenceran dengan konsentrasi 0,05 M adalah 0,028 ml.
2
B. Pembahasan Dalam pembuatan larutan dan pengenceran larutan dengan konsentrasi tertentu harus
menggunakan labu takar karena dengan menggunakan labu yang misalnya konsentrasinya kecil kita dapat dengan mudah membuat dan mengencerkannya karena dalam labu takar ter dapat tanda batas tera sehingga larutan tersebut tepat konsentrasinya dan dalam mengencer kannya tidak lebih ataupun kurang .
Bukti visual yang dapat diamati pada larutan sejenis dengan konsentrasinya beragam adalah dari warna pada larutan tersebut ada yang pekat dan ada yang tidak pekat . Pada larutan sejenis yang konsentrasinya tinggi memiliki warna yang pekat dibandingkan dengan larutan yang konsentrasinya rendah .
IV. Kesimpulan Dalam pembuatan dan pengenceran larutan terdapat massa , molaritas, normalitas ,persen
massa, ppm dapat dihitung atau diketahui dengan rumus. Dalam membuat dan mengencerkan larutan dengan konsentasi tertentu perlu menggunakan labu takar karena dengan menggunakan labu tersebut larutan yang kita buat bisa sesuai dengan konsep. Pada larutan sejenis yang berbeda konsentrasinya memiliki warna yang berbeda sehingga jika larutan tersebut konsentrasinya tinggi memiliki warna yang lebih pekat dibanding dengan larutan yang memiliki konsentrasi yang lebih rendah.
Daftar Pustaka Day, R. A. , dan Underwood , A. L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif , Edisi ke-5
,diterjemahkan oleh Aloysius. Jakarta : Erlangga .
Petrucci, R.H. , 1987. Kimia Dasar-Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 1 , Edisi ke-
4 ,diterjemahkan oleh Suminar Achmadi. Jakarta : Erlangga .
Kristiani, Elizabeth B. E. , 2009. Petunjuk Praktikum Kimia , Salatiga : Fakultas Biologi
UKSW.
3
Lampiran
1. Pembuatan Larutan Sukrosa
Diketahui: Mr= 342
m = 5 gr
V = 0,05 ml
Ditanya : M ......?
% massa ...... ?
Jawab :
M= n = m
V Mr × V
= 5
342×0,05
= 2,92 ×10-3
= 0,29 mol/kg
% massa = m × 100 %
m + m1
= 5 × 100 %
50+5
= 5 × 100 %
55
= 0,09 %
2. Pembuatan 100 ml Larutan K2Cr2O7 0,05% (w/v)
Diketahui : % massa = 0,05 %
m+m1 = 100
Ar Cr = 104
Mr K2Cr2O7= 294
V = 0,1 L
Ditanya : m .....?
M Cr.......?
ppm Cr2.....?
Jawab :
0,05 % = m × 100 %
100
4
massa = 0,05 gr
m Cr = Ar Cr × m K2Cr2O7
Mr K2Cr2O7
= 104 × 0,05
294
= 0,018 gr
= 18 mg
ppm Cr = m Cr2
V
= 18 mg
0,1 L
= 180 mg/L
3. Pengenceran Larutan KMnO4 0,01 M
Diket : M= 0,01
V= 10 ml
Mr = 158
Ditanya : V1 A..... ?
V1 B.....?
V1 C.....?
V1 D ......?
m.....?
Jawab :
Larutan A
M1V1= M2V2
0,01 × V1= 0,0001 × 10
0,01 × V1 = 0,001
V1= 0,001
0,01
= 0,1 ml
Larutan B
M1V1 = M2V2
0,01×V1= 0,0005 × 10
0,01 ×V1= 0,005
V1= 0,005
5
0,01
= 0,5 ml
Larutan C
M1V1 = M2V2
0,01×V1= 0,001× 10
0,01×V1= 0,01
V1= 0,01
0,01
= 1 ml
Larutan D
M1V1= M2V2
0,01×V1= 0,005× 10
0,01×V1= 0,05
V1= 0,05
0,01
= 5 ml
M = m
Mr×V
0,01 = m
158×0,01
0,01 = m
1,58
m = 0,0158 gr
= 0,02 gr
4. Pengenceran H2SO4 berdasarkan data pada label kemasan
Diketahui : ρ = 1,84 kg/ L
%= 95-97%
Mr=98,08
Ditanya : M.....?
N......?
H2SO4 0,01 M......?
H2SO4 0,05 M.......?
Jawab :
M= 10 × %× ρ
6
Mr
= 10×95× 1,84
98,08
= 1784
98,08
= 17,82 M
N = n× m
=2× 17,82
= 35,64 mol/L
H2SO4 0,05 M
V1M1=V2M2
V1×17,82=10×0,01
17,82×V1 = 0,1
V1 = 0,1
17,82
= 0,0056 ml
H2SO4 0,01 M
V1M1= V2M2
V1×17,82=10×0,05
17,82 V1=0,5
V1 = 0,5
17,82
= 0,028 ml
Gambar 1 . Pembuatan Larutan Sukrosa
Gambar 2. Pembuatan 100 mL Larutan K2Cr2O7 0,05%(w/v)
7