lap kimia 3

10
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Stoikiometri berasal dari kata stoicheon yang berarti “unsur” dan metron yang berarti “mengukur”. Secara umum ,stoikiometri merupakan cabang kimia yang mempelajari tentang unsur yang dalam artian lebih luas meliputi perhitungan zat dan campuran kimia. Stoikiometri diterapkan dalam membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu sesuai dengan kebutuhan. Stoikiometri berhubungan erat dengan konsep mol yang terkait secara lansung dengan konsentrasi larutan. Dalam menyatakan konsentrasi harus meliputi hal-hal berikut yaitu: satuan yang digunakan zat tersebut dan kuantitas pelarut atau keseluruhan larutan dan satuannya . Beberapa cara yang sering digunakan untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan antara lain molaritas(M), molalitas(m), normalitas(N), persen massa dan volume, dan part per million (ppm). B.Tujuan Untuk memahami konsep dasar pembuatan dan pengenceran suatu larutan dan keterampilan dalam pembuatan dan pengenceran larutan dengan konsentrasi tertentu. II. Bahan dan Metode A. Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 24 September 2013 , pukul 14.00-16.00 WIB bertempat di Laboratorium Biokimia dan 1

Upload: anonymous

Post on 28-Nov-2015

91 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kimia

TRANSCRIPT

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Stoikiometri berasal dari kata stoicheon yang berarti “unsur” dan metron yang berarti

“mengukur”. Secara umum ,stoikiometri merupakan cabang kimia yang mempelajari tentang

unsur yang dalam artian lebih luas meliputi perhitungan zat dan campuran kimia.

Stoikiometri diterapkan dalam membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu sesuai

dengan kebutuhan.

Stoikiometri berhubungan erat dengan konsep mol yang terkait secara lansung dengan

konsentrasi larutan. Dalam menyatakan konsentrasi harus meliputi hal-hal berikut yaitu:

satuan yang digunakan zat tersebut dan kuantitas pelarut atau keseluruhan larutan dan

satuannya .

Beberapa cara yang sering digunakan untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan antara

lain molaritas(M), molalitas(m), normalitas(N), persen massa dan volume, dan part per

million (ppm).

B. Tujuan

Untuk memahami konsep dasar pembuatan dan pengenceran suatu larutan dan

keterampilan dalam pembuatan dan pengenceran larutan dengan konsentrasi tertentu.

II. Bahan dan Metode

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 24 September 2013 , pukul 14.00-16.00 WIB

bertempat di Laboratorium Biokimia dan Biologi Molekuler , Fakultas Biologi , Universitas

Kristen Satya Wacana .

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan antara lain : Beaker glass 100 mL dan 200 mL , labu takar 10 mL,

50 mL dan 100 mL, tabung reaksi , rak tabung reaksi, pipet tetes , pipet ukur 10 mL, pilius ,

gelas ukur 100 mL, corong kaca , stirrer, batang pengaduk, dan timbangan digital.

Bahan yang digunakan antara lain : Akuades, sukrosa (C12H22O11), padatan kalium

kromat (K2Cr7), dan padatan kalium permanganat (KMnO4) .

1

C. Metode

Pembuatan larutan sukrosa : sukrosa ditimbang sebanyak 5 gr, akuades dilarutkan dalam

beaker glass sebanyak 50 ml, molalitas dan persen massa sukrosa dalam larutan tersebut

dihitung. Pembuatan 100 mL larutan K2Cr2O7 0,05% (w/v) : padatan K2Cr2O7 yang

dibutuhkan dihitung jumlah padatannya , kemudian ditimbang , lalu dilarutkan dengan

akuades hingga 100 mL. Pengenceran larutan KMnO4 0,01 M : jumlah padatan KMnO4 yang

dibutuhkan dihitung, padatan KMnO4 yang dibutuhkan ditimbang, padatan dilarutkan dalam

beaker glass dengan akuades sekitar 10 ml, dipindahkan ke dalam labu takar 50 ml ,

ditambahkan akuades hingga tanda tera, larutan induk 0,01 dihitung untuk dibuat 10 ml

larutan baru 0,0001 M, 0,0005 M, 0,001 M dan 0,005 M, larutan baru dibuat dan dipindahkan

ke dalam tabung reaksi . Perhitungan pengenceran H2SO4 berdasarkan data pada label

kemasan : berat jenis , Mr, dan persentase yang tercantum dalam label kemasan dicatat,

molaritas dan normalitas larutan dalam kemasan dihitung, 10 ml larutan baru dihitung dan

dibuat dengan konsentrasi 0,01 M dan 0,05 M dari larutan induk .

III. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Pada pembuatan dan pengenceran larutan dapat diketahui cara yang sering dikaitkan

dengan pembuatan dan pengenceran larutan . Pada larutan sukrosa molaritasnya adalah 0,29 mol/kg dan persen massanya adalah 0,09 %. Pembuatan 100 ml larutan K2Cr2O7 0,05 % (w/v)

massanya 0,05 gr , m Cr adalah 18 mg , ppmnya adalah 180 mg/L.

Tabel 1. Pengenceran Larutan KMnO4 0,01 M

Larutan KMnO4(M) V KMnO4(ml) V akhir

A 0,0001 0,1 10

B 0,0005 0,5 10

C 0,001 1 10

D 0,005 5 10

Massa KMnO4 dari pengenceran adalah 0,02 gr. Pengenceran H2SO4 berdasarkan data pada label kemasan normalitasnya adalah 0,0056

M ,molaritasnya adalah 17,82 M sedangkan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 0,01 M pengenceran larutan adalah 0,0056 ml dan pengenceran dengan konsentrasi 0,05 M adalah 0,028 ml.

2

B. Pembahasan Dalam pembuatan larutan dan pengenceran larutan dengan konsentrasi tertentu harus

menggunakan labu takar karena dengan menggunakan labu yang misalnya konsentrasinya kecil kita dapat dengan mudah membuat dan mengencerkannya karena dalam labu takar ter dapat tanda batas tera sehingga larutan tersebut tepat konsentrasinya dan dalam mengencer kannya tidak lebih ataupun kurang .

Bukti visual yang dapat diamati pada larutan sejenis dengan konsentrasinya beragam adalah dari warna pada larutan tersebut ada yang pekat dan ada yang tidak pekat . Pada larutan sejenis yang konsentrasinya tinggi memiliki warna yang pekat dibandingkan dengan larutan yang konsentrasinya rendah .

IV. Kesimpulan Dalam pembuatan dan pengenceran larutan terdapat massa , molaritas, normalitas ,persen

massa, ppm dapat dihitung atau diketahui dengan rumus. Dalam membuat dan mengencerkan larutan dengan konsentasi tertentu perlu menggunakan labu takar karena dengan menggunakan labu tersebut larutan yang kita buat bisa sesuai dengan konsep. Pada larutan sejenis yang berbeda konsentrasinya memiliki warna yang berbeda sehingga jika larutan tersebut konsentrasinya tinggi memiliki warna yang lebih pekat dibanding dengan larutan yang memiliki konsentrasi yang lebih rendah.

Daftar Pustaka Day, R. A. , dan Underwood , A. L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif , Edisi ke-5

,diterjemahkan oleh Aloysius. Jakarta : Erlangga .

Petrucci, R.H. , 1987. Kimia Dasar-Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 1 , Edisi ke-

4 ,diterjemahkan oleh Suminar Achmadi. Jakarta : Erlangga .

Kristiani, Elizabeth B. E. , 2009. Petunjuk Praktikum Kimia , Salatiga : Fakultas Biologi

UKSW.

3

Lampiran

1. Pembuatan Larutan Sukrosa

Diketahui: Mr= 342

m = 5 gr

V = 0,05 ml

Ditanya : M ......?

% massa ...... ?

Jawab :

M= n = m

V Mr × V

= 5

342×0,05

= 2,92 ×10-3

= 0,29 mol/kg

% massa = m × 100 %

m + m1

= 5 × 100 %

50+5

= 5 × 100 %

55

= 0,09 %

2. Pembuatan 100 ml Larutan K2Cr2O7 0,05% (w/v)

Diketahui : % massa = 0,05 %

m+m1 = 100

Ar Cr = 104

Mr K2Cr2O7= 294

V = 0,1 L

Ditanya : m .....?

M Cr.......?

ppm Cr2.....?

Jawab :

0,05 % = m × 100 %

100

4

massa = 0,05 gr

m Cr = Ar Cr × m K2Cr2O7

Mr K2Cr2O7

= 104 × 0,05

294

= 0,018 gr

= 18 mg

ppm Cr = m Cr2

V

= 18 mg

0,1 L

= 180 mg/L

3. Pengenceran Larutan KMnO4 0,01 M

Diket : M= 0,01

V= 10 ml

Mr = 158

Ditanya : V1 A..... ?

V1 B.....?

V1 C.....?

V1 D ......?

m.....?

Jawab :

Larutan A

M1V1= M2V2

0,01 × V1= 0,0001 × 10

0,01 × V1 = 0,001

V1= 0,001

0,01

= 0,1 ml

Larutan B

M1V1 = M2V2

0,01×V1= 0,0005 × 10

0,01 ×V1= 0,005

V1= 0,005

5

0,01

= 0,5 ml

Larutan C

M1V1 = M2V2

0,01×V1= 0,001× 10

0,01×V1= 0,01

V1= 0,01

0,01

= 1 ml

Larutan D

M1V1= M2V2

0,01×V1= 0,005× 10

0,01×V1= 0,05

V1= 0,05

0,01

= 5 ml

M = m

Mr×V

0,01 = m

158×0,01

0,01 = m

1,58

m = 0,0158 gr

= 0,02 gr

4. Pengenceran H2SO4 berdasarkan data pada label kemasan

Diketahui : ρ = 1,84 kg/ L

%= 95-97%

Mr=98,08

Ditanya : M.....?

N......?

H2SO4 0,01 M......?

H2SO4 0,05 M.......?

Jawab :

M= 10 × %× ρ

6

Mr

= 10×95× 1,84

98,08

= 1784

98,08

= 17,82 M

N = n× m

=2× 17,82

= 35,64 mol/L

H2SO4 0,05 M

V1M1=V2M2

V1×17,82=10×0,01

17,82×V1 = 0,1

V1 = 0,1

17,82

= 0,0056 ml

H2SO4 0,01 M

V1M1= V2M2

V1×17,82=10×0,05

17,82 V1=0,5

V1 = 0,5

17,82

= 0,028 ml

Gambar 1 . Pembuatan Larutan Sukrosa

Gambar 2. Pembuatan 100 mL Larutan K2Cr2O7 0,05%(w/v)

7

Gambar 3. Pengenceran Larutan KMnO4 0,01 M

8