bab 3- lap. antara - kondisi kawasan permukiman
DESCRIPTION
PERMUKIMNTRANSCRIPT
3.1 Gambaran Geografis
Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 298.838,304 Ha, secara
geografis terletak di antara 6º18'0" – 6º47'10" Lintang Selatan dan
106º23'45"-107º13'30" Bujur Timur.
Kawasan permukiman yang dikaji dalam Profil Pembangunan
Perumahan ini meliputi Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan
Cileungsi dan Kecamatan Jonggol yang termasuk ke dalam SWP
Cileungsi dan SWP Jonggol dengan batas-batas wilayahnya :
Sebelah Utara, berbatasan dengan Kota Bekasi dan Kota
Bekasi;
Sebelah Barat, berbatasan dengan Kota Bekasi dan
Kecamatan Klapanunggal;
Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Bekasi dan
Kecamatan Cariu;
Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan
Sukamakmur.
Secara administratif, Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan
Kecamatan Jonggol terletak di bagian utara Kabupaten Bogor. Kecamatan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 1
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Bab 1
GAMBARAN UMUM
Bab 3
Gunung Putri terdiri dari 10 desa, Kecamatan Cileungsi terdiri dari 12 desa
dan Kecamatan Jonggol terdiri dari 14 desa.
Tabel 3.1
Luas Wilayah Administrasi
No Kecamatan Jumlah Desa
Luas Wilayah (Ha)
1 Gunung Putri 10 6.082,782 Cileungsi 12 7.019,693 Jonggol 14 13.462,23
Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2013
Tabel 3.2Nama Desa Di Kec. Gunung Putri, Kec. Cileungsi dan Kec.
Jonggol
No.
Kecamatan Gunung Putri
Kecamatan Cileungsi
Kecamatan Jonggol
1 Desa Wanaherang Desa Pasir angin Desa Sukamaju
2 Desa Bojong Kulur Desa Mekarsari Desa Sirnagalih
3 Desa Ciangsana Desa Mampir Desa Singajaya
4 Desa Gunung Putri Desa Dayeuh Desa Sukasirna
5 Desa Bojong Nangka Desa Gandoang Desa Sukanegara
6 Desa Bojong Udik Desa Jatisari Desa Sukamanah
7 Desa Cicadas Desa Cileungsi Desa Weninggalih
8 Desa Cikeas Udik Desa Kidul Desa Cibodas
9 Desa Nagrak Desa Cipeucang Desa Jonggol
10 Desa Kranggan Desa Situsari Desa Bendungan
11 Desa Cipenjo Desa Singasari
12 Desa Limusnunggal
Desa Balekambang
13 Desa Sukajaya
14 Desa Sukagalih
Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2013
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 2
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Gambar 3.1 Peta Administrasi
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 3
Kabupaten Bogor Tahun 2014
3.2 Kondisi Fisik
Kabupaten Bogor memiliki tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari
dataran yang relatif rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di
bagian selatan, yaitu sekitar 29,28% berada pada ketinggian 15-100
meter di atas permukaan laut (dpl), 42,62% berada pada ketinggian 100-
500 meter dpl, 19,53% berada pada ketinggian 500–1.000 meter dpl,
8,43% berada pada ketinggian 1.000–2.000 meter dpl dan 0,22% berada
pada ketinggian 2.000–2.500 meter dpl. Ketiga kecamatan ini berada di
dataran yang relatif rendah, yaitu pada ketinggian 100-500 meter diatas
permukaan laut (dpl).
Selain itu, kondisi morfologi Kabupaten Bogor sebagian besar berupa
dataran tinggi, perbukitan dan pegunungan dengan batuan penyusunnya
didominasi oleh hasil letusan gunung, yang terdiri dari andesit, tufa dan
basalt. Gabungan batu tersebut termasuk dalam sifat jenis batuan relatif
lulus air dimana kemampuannya meresapkan air hujan tergolong besar.
Jenis pelapukan batuan ini relatif rawan terhadap gerakan tanah bila
mendapatkan siraman curah hujan yang tinggi. Selanjutnya, jenis tanah
penutup didominasi oleh material vulkanik lepas agak peka dan sangat
peka terhadap erosi, antara lain Latosol, Aluvial, Regosol, Podsolik dan
Andosol. Oleh karena itu, beberapa wilayah rawan terhadap tanah longsor.
Wilayah Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan
Jonggol memiliki jenis tanah Asosiasi Latosol Coklat kemerahan dan latosol
coklat.
Secara klimatologis, wilayah Kabupaten Bogor termasuk iklim tropis
sangat basah di bagian selatan dan iklim tropis basah di bagian utara,
dengan rata-rata curah hujan tahunan 2.500–5.000 mm/tahun, kecuali di
wilayah bagian utara dan sebagian kecil wilayah timur curah hujan kurang
dari 2.500 mm/tahun. Suhu rata- rata di wilayah Kabupaten Bogor adalah
20°- 30°C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25°C. Kelembaban udara
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 4
Kabupaten Bogor Tahun 2014
70% dan kecepatan angin cukup rendah, dengan rata–rata 1,2 m/detik
dengan evaporasi di daerah terbuka rata– rata sebesar 146,2 mm/bulan.
Iklim di wilayah studi termasuk iklim tropis dengan rata-rata curah hujan
kurang dari 2,500 mm/tahun, Suhu rata-rata di wilayah Kabupaten Bogor
adalah 20° - 30°C, dengan rata-rata tahunan sebesar 25°C.
Gambar 3.2
Peta Penyebaran Jenis Tanah
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 5
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Tabel 3.3
Ketinggian Kantor Desa Dari Permukaan Laut
Di Kecamatan Gunung Putri Tahun 2012No. Desa Ketinggian 1 Karanggan 1452 Gunung Putri 1393 Tlajung Udik 1364 Bojong Nangka 1295 Cicadas 1286 Wanaherang 1097 Cikeas Udik 818 Nagrak 1039 Ciangsana 3410 Bojong Kulur 67
Tabel 3.4
Jumlah Curah Hujan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan
Cileungsi
dan Kecamatan Jonggol Tahun 2012
BulanCurah Hujan (mm)
Kec. Gunung Putri
Kec. Cileungsi Kec. Jonggol
Januari 275 370 169
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 6
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Februari 218 287 99
Maret 120 115 258
April 137 493 238
Mei 33 307 35
Juni 91 92 213
Juli 60 38 34
Agustus 35 9 23
September 85 61 80
Oktober 185 250 295
November 243 383 228
Desember 489 329 145
Gambar 3.3 Peta Rata-rata Curah Hujan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 7
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Jenis penggunaan lahan di wilayah studi masih dominan untuk kegiatan
pedesaan yaitu penggunaan sawah, perumahan, pekarangan, ladang,
empang, kuburan dan lainnya. Namun demikian penggunaan lahan di tiga
kecamatan ini tertinggi adalah perumahan. Dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.5
Luas Tanah Menurut Penggunaannya Di Kecamatan Cileungsi
Tahun 2012
(ha)
Desa
Saw
ah
Peka
ranga
n
Peru
maha
n
Ladang
Em
pang
Kub
ura
n
Lain
nya
Dayeuh 30 221 903 - - 11 23
Mampir 120 180 270 - 1 3 84
Setusari 150 312 520 - - 2 -
Cipeucang 190 46 85 56 - 1 63
Jatisari 167 4 27 6 - 1 5
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 8
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Gandoang 211 12 640 - - 4 15
Mekarsari 40 105 150 89 - 3 11
Cileungsi
Kidul40 45 340 20 - 2 142
Cileungsi 8 10 400 - - 2 12
Limusnunggal 1 5 362 - - 7 -
Pasir Angin 68 16 325 385 - 6 -
Cipenjo 2 6 95 138 1 4 -
Jumlah1.02
8962
4.11
8695 2 45 355
Sumber : Kecamatan Cileungsi Dalam Angka 2013
Tabel 3.6
Luas Tanah Menurut Penggunaannya Di Kecamatan Jonggol Tahun
2012
(ha)
Desa
Saw
ah
Peka
ranga
n
Peru
maha
n
Ladang
Em
pang
Kub
ura
n
Lain
nya
Sukajaya 250 27 99 141 1 2 512
Sukanegara 116 24 94 102 1 0 313
Cibodas 75 20 72 168 1 1 511
Singasari 344 58 227 25 1 1 970
Singajaya 146 57 236 49 1 0 67
Sukasirna 331 51 205 31 2 1 92
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 9
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Balekambang 99 38 148 38 1 2 655
Bendungan 292 33 135 33 3 2 157
Sirnagalih 163 18 77 7 2 1 170
Jonggol 234 61 245 1 2 9 88
Sukamaju 59 53 523 2 1 1 6
Sukamanah 188 61 243 1 1 2 114
Weninggalih 195 24 85 9 1 1 129
Sukagalih 157 23 84 135 1 1 76
Jumlah 2.64
9548
2.47
3743 18 22
3.86
0
Sumber : Kecamatan Jonggol Dalam Angka 2013
3.3 Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah konsep yang menghubungkan sistem
pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan
transportasi yang menghubungkannya. Sehingga aksesibilitas
merupakan alat untuk mengukur potensial dalam melakukan
perjalanan selain untuk menghitung jumlah perjalanan itu sendiri.
Tingkat aksesibilitas di Kabupaten Bogor tidak sama antara wilayah
satu dengan wilayah lainnya. Dalam hal ini tingkat aksesibilitas
dipengaruhi oleh beberapa beberapa hal :
1. Jarak terhadap pusat kota atau Central Business District
2. Tingkat kenyamanan yang dipengaruhi oleh topografi wilayah
3. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi
4. Kawasan Permukiman
5. Kawasan Industri
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 10
Kabupaten Bogor Tahun 2014
6. Kawasan perdagangan
Dari beberapa faktor diatas dapat di ketahui mana saja wilayah
dalam Kabupaten Bogor yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi
dan tingkat aksesibilitas rendah. Tingkat aksesibilitas akan
mempengaruhi nilai lahan suatu wilayah, dengan tingkat
aksesibilitas yang tinggi maka nilai lahan suatu wilayah akan naik
sedangkan tingkat aksesibilitas yang rendah nilai lahan suatu
wilayah akan turun.
Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan
Jonggol termasuk kedalam wilayah yang mempunyai jarak dekat ke
Kecamatan Cibinong sebagai Ibukota Kabupaten Bogor. Jarak antar
desa ke masing-masing Kecamatan pun tidak lebih dari 10 km.
Tabel 3.7
Jarak Antara Kecamatan dan Ibukota Kabupaten (Kecamatan Cibinong)
No KecamatanJarak (Km)
Cibinong Gunung Putri
Cileungsi Jonggol
1 Gunung Putri 12 - 11 272 Cileungsi 23 11 - 163 Jonggol 39 27 16 -Sumber : Kabupaten Bogor Dalam Angka, 2013
Tabel 3.8
Banyaknya Desa menurut Jarak Kantor Desa
Kecamata
n
Jumla
h
Desa
Jarak Dari Desa Ke Kecamatan
< 3
Km
3– 10 Km 11 – 19
Km
>20
Km
Gunung
Putri
10 2 8 0 0
Cileungsi 12 2 10 0 0
Jonggol 14 3 11 0 0
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2013
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 11
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Tabel 3.9
Jarak antar Kelurahan/Desa (Km) di Kecamatan Gunung Putri Tahun 2012
DesaK
ara
ngg
an
Gunun
g P
utr
i
Tla
jung
Udik
Bojo
ng N
ang
ka
Cic
adas
Wanah
era
ng
Cik
eas
Udik
Nag
rak
Cia
ng
sana
Bojo
ng K
ulu
r
Karanggan 3 5 4 8 11 12 13 14 19
Gunung Putri 3 3 4 6 9 10 11 13 19
Tlajung Udik 5 3 2 3 7 8 9 12 17
Bojong
Nangka4 4 2 5 7 7 9 11 17
Cicadas 8 6 3 5 4 5 7 9 15
Wanaherang 11 9 7 7 4 4 5 8 13
Cikeas Udik 12 10 8 7 5 4 4 6 12
Nagrak 13 11 9 9 7 5 4 5 9
Ciangsana 14 13 12 11 9 8 6 5
Bojong Kulur 19 19 17 17 15 13 12 9 7 7
Sumber : Kecamatan Gunung Putri Dalam Angka, 2013
Tabel 3.10
Jarak Antar Kelurahan/Desa (Km) di Kecamatan Cileungsi
Tahun 2012
Desa
Dayeu
h
Mam
pir
Setu
sari
Cip
euca
ng
Jati
sari
Gandoang
Meka
rsari
Cile
ungsi
Kid
ul
cile
ung
si
Lim
usn
ungg
Pasi
r A
ngin
Cip
enjo
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 12
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Dayeuh 2 3 5 6 5 4 4 4 6 6 7
Mampir 2 2 4 5 2 3 4 4 5 5 5
Setusari 3 2 2 4 3 4 5 5 6 6 6
Cipeucang 5 4 2 1 3 4 5 6 7 7 8
Jatisari 6 5 4 1 4 4 5 5 6 6 6
Gandoang 5 2 3 3 4 2 3 4 5 5 5
Mekarsari 4 3 4 4 4 2 2 3 4 5 6
Cileungsi
Kidul4 4 5 5 5 3 2 2 4 4 4
Cileungsi 4 4 5 6 5 4 3 2 4 4 4
Limusnung
gal 6 5 6 7 6 5 4 4 4 2 3
Pasir Angin 6 5 6 7 6 5 5 4 4 2 2
Cipenjo 7 5 6 8 6 5 6 4 4 3 2
Sumber : Kecamatan Cileungsi Dalam Angka, 2013
Tabel 3.11
Jarak Antar Kelurahan/Desa (Km) di Kecamatan Jonggol
Tahun 2012
Desa
Suka
jaya
suka
neg
ara
Cib
od
as
Sin
gasa
ri
Sin
gaja
ya
Suka
sirn
a
Bale
kam
ban
g
Ben
du
ng
an
Sir
nagalih
Jon
ggol
Suka
maju
Suka
man
ah
Wenin
ggalih
Suka
galih
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 13
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Sukajaya 6 20 19 14 14 24 19 15 12 14 1
6
1
8
18
Sukanegar
a
6 14 13 8 3 18 13 9 6 8 1
0
2
2
12
Cibodas 2
0
14 7 6 11 20 15 11 8 10 1
2
1
4
14
Singasari 1
9
13 7 5 10 19 14 10 7 9 1
1
1
3
13
Singajaya 1
4
8 6 5 5 14 9 5 2 3 5 7 8
Sukasirna 1
4
3 11 10 5 15 10 6 3 5 7 9 9
Balekamba
ng
2
4
18 20 19 14 15 5 9 12 14 1
6
1
2
12
Bendungan 1
9
13 15 14 9 10 5 4 4 9 1
1
7 7
Sirnagalih 1
5
9 11 10 5 6 9 4 3 5 7 3 3
Jonggol 1
2
6 8 7 2 3 12 4 3 2 4 6 6
Sukamaju 1
4
8 10 9 3 5 14 9 5 2 2 7 8
Sukamana
h
1
6
10 12 11 5 7 16 11 7 4 2 9 7
Weninggali
h
1
8
22 14 13 7 9 12 7 3 6 7 9 4
Sukagalih 1
8
12 14 13 8 9 12 7 3 6 8 7 4
Sumber : Kecamatan Jonggol Dalam Angka, 2013
3.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 14
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Data mengenai kependudukan digunakan sebagai dasar untuk
perencanaan pada berbagai bidang pembangunan dan untuk melakukan
evaluasi dari hasil pembangunan. Jumlah penduduk di Kecamatan Gunung
Putri lebih banyak dibandingkan dengan Kecamatan Cileungsi dan
Kecamatan Jonggol. Berikut merupakan tabel penduduk laki-laki dan
perempuan. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Gunung
Putri, dengan jumlah penduduk 349.137 jiwa dengan mata pencaharian
sebagai pegawai.
Tabel 3.12
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012
No Kecamatan Perempuan Laki-laki Jumlah
1 Gunung Putri 172.487 176.650 349.137
2 Cileungsi 139.547 135.124 274.671
3 Jonggol 66.330 63.704 130.034
Sumber : Kabupaten Bogor Dalam Angka, 2013
Tabel 3.13
Kepadatan Penduduk
No
KecamatanJumlah
PendudukLuas Wilayah
(Ha)
Kepadatan Penduduk(jiwa/Ha)
1 Gunung Putri 349.137 6.082,78 572 Cileungsi 274.671 7.019,69 393 Jonggol 130.034 13.462,23 10
Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2013
Dengan kepadatan penduduk yang tinggi terdapat berbagai macam
kegiatan sehingga dapat mempengaruhi pola pergerakan di Kabupaten
Bogor. Dari data luas wilayah dan jumlah penduduk yang ada, dapat
diketahui mengenai kepadatan penduduk yang ada di wilayah. Secara
umum kepadatan penduduk di ke-tiga kecamatan ini masih dalam
kategori rendah, meskipun jumlah rumah tangga cukup besar. Jumlah
rumah tangga, rukun tetangga dan rukun warga dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 15
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Tabel 3.14
Jumlah Rumah Tangga, Rukun Tetangga dan Rukun Warga
Di Kecamatan Gunung Putri Tahun 2012
DesaRumah Tangga
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Karanggan 7.687 67 13
Gunung Putri 8.635 46 14
Tlajung Udik 14.661 137 31
Bojong Nangka 6.505 128 30
Cicadas 14.373 68 17
Wanaherang 11.379 114 25
Cikeas Udik 5.963 82 25
Nagrak 6.219 80 22
Ciangsana 11.187 174 46
Bojong Kulur 14.465 218 41
Jumlah 101.075 1.114 264
Sumber : Kecamatan Gunung Putri Dalam Angka, 2013
Tabel 3.15
Jumlah Rumah Tangga, Rukun Tetangga dan Rukun Warga
Di Kecamatan Cileungsi Tahun 2012
DesaRumah Tangga
Rukun Tetangga
Rukun Warga
Dayeuh 5.600 58 11
Mampir 2.767 46 15
Setusari 3.414 43 10
Cipeucang 2.961 23 10
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 16
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Jatisari 1.915 19 9
Gandoang 5.169 46 13
Mekarsari 2.642 20 8
Cileungsi Kidul 7.650 93 16
Cileungsi 6.860 58 19
Limusnunggal 9.297 114 19
Pasir Angin 9.920 79 12
Cipenjo 4.208 115 23
Jumlah 62.403 714 165
Sumber : Kecamatan Cileungsi Dalam Angka, 2013
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 17
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Tabel 3.16
Jumlah Rumah Tangga, Rukun Tetangga dan Rukun Warga
Di Kecamatan Jonggol Tahun 2012
DesaRumah
Tangga
Rukun
Tetangga
Rukun
Warga
Sukajaya 1.560 35 12
Sukanegara 2.784 46 10
Cibodas 1.152 54 11
Singasari 4.705 27 10
Singajaya 4.213 12 6
Sukasirna 4.705 24 8
Balekambang 2.501 18 8
Bendungan 1.899 44 13
Sirnagalih 1.449 14 6
Jonggol 4.122 18 7
Sukamaju 5.729 40 12
Sukamanah 4.248 11 5
Weninggalih 1.438 15 5
Sukagalih 1.203 16 8
Jumlah 41.708 374 121
Sumber : Kecamatan Jonggol Dalam Angka, 2013
Standar perhitungan kepadatan penduduk netto dan bruto menggunakan
Standar kepadatan penduduk SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Permukiman di Perkotaan, dimana interval
kepadatan rendah (1-50 jiwa/ Ha), kepadatan sedang (51-100 jiwa/ Ha)
dan kepadatan tinggi (>100 jiwa/ Ha).
Kepadatan bruto dengan klasifikasi sedang terdapat di Kecamatan
Gunung Putri. Secara rinci kepadatan penduduk bruto dan netto dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 18
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Tabel 3.17
Luas Wilayah, Jumlah KK, Jumlah Penduduk & Kepadatan Penduduk Tiap Ha Tahun 2012
No. Kecamatan Jumlah
Penduduk
Luas
Wilayah
(Ha)
Luas
Permukiman
Jumlah
KK
Kepadatan
Penduduk
Bruto
Klas
ifika
si
Kepadatan
Penduduk
Netto
klas
ifika
si
1 Gunung
Putri
349.137 5.629 1.533,44 79.551 62 Sedang 228 Tinggi
2 Cileungsi 274.671 7.379 886,22 81.135 37 Rendah 310 Tinggi
3 Jonggol 130.034 12.686 602,91 37.268 10 Rendah 216 Tinggi
Sumber : Kabupaten Bogor Dalam Angka, 2013
3.5 Karakteristik Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol
Perkembangan perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan
Cileungsi dan Kecamatan Jonggol telah terjadi sejak tahun 1990-an,
yang diawali dengan dikeluarkannya ijin lokasi perumahan baik skala
kecil maupun besar.
Kabupaten Bogor, sebagai salah satu hinterland Kota Jakarta
merupakan kawasan yang dipandang strategis bagi investasi.
Kegiatan investasi yang berkembang saat ini perumahan, industri,
peternakan, pertambangan dengan sektor perumahan yang paling
banyak diminati oleh investor.
Pemanfaatan lahan pada periode 1994-2000 meliputi industri,
perumahan seluas 29,145,416 ha. Pemanfaatan perumahan di
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 19
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Kecamatan Gunung Putri 7%, dan Kecamatan Cileungsi 6%.
Kecamatan Gunung Putri termasuk kedalam peruntukan
permukiman perkotaan kepadatan tinggi, Kecamatan Cileungsi
termasuk kedalam permukiman perkotaan kepadatan sedang, dan
Kecamatan Jonggol adalah peruntukan permukiman perkotaan
kepadatan rendah.
3.5.1 Pembangunan Perumahan Swadaya
Menurut UU no. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, Pemerintah lebih berperan dalam menyediakan dan
memberikan kemudahan dan bantuan perumahan dan kawasan
permukiman bagi masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman yang berbasis kawasan serta
keswadayaan masyarakat sehingga merupakan satu kesatuan
fungsional dalam wujud tata ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan
social budaya yang mampu menjamin kelestarian lingkungan hidup
sejalan dengan semangat demokrasi, otonomi daerah, dan
keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR,
Pemerintah harus memberikan kemudahan pembangunan dan
perolehan rumah melalui program perencanaan pembangunan dan
perolehan rumah berupa subsidi perolehan rumah, stimulant rumah
swadaya, insentif perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, perizinan, asuransi dan
penjaminan, penyediaan tanah, sertifikasi tanah,prasarana, sarana
dan utilitas umum. Permasalahan dalam pembangunan perumahan
swadaya adalah :
Keterbatasan Kemenpera dalam pembangunan perumahan
swadaya, khusunya dalam verifikasi lokasi dan pengawasan
pelaksanaan kegiatan (jumlah SDM yang terbatas).
Peran Pemerintah Provinsi sebagai perpanjangan tangan
Kemenpera di daerah masih belum optimal.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 20
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Lemahnya sinkronisasi dan sinergitas program dan kegiatan
pembangunan perumahan swadaya yang dilaksanakan oleh
berbagai pemangku kepentingan.
Peran para pemangku kepentingan lainnya masih belum
terpetakan dengan jelas (swasta, LSM, dan lain-lain).
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) adalah ijin yang diberikan untuk
mengatur, mengawasi serta mengendalikan terhadap setiap
kegiatan membangun, memperbaiki dan merombak/merobohkan
bangunan di daerah. Proses permohonan IMB dapat diselesaikan
dalam 15 hari kerja sejak berkas permohonan diterima dan
diagendakan. Masa berlaku IMB adalah IMB berlaku selamanya
sejauh tidak terjadi perubahan/penyimpangan di lapangan atas ijin
yang telah diterbitkan, dan selambat-lambatnya 6 bulan sejak
diterbitkannya IMB harus sudah dimulai pembangunan. Berikut
merupakan persyaratan IMB untuk pembangunan perumahan
swadaya di Kabupaten Bogor.
1. Mengisi formulir permohonan IMB ditandatangani pemohon dan
diketahui Lurah dan Camat setempat.
2. Keterangan rencana kota (KRK) asli untuk lampiran IMB
disertakan.
3. Fotocopy surat-surat penguasaan tanah yang sah (menunjukkan
asli atau fotocopy yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang).
4. Bila tanah bukan miliknya sendiri dilampiri Surat Pernyataan Tidak
Keberatan dari pemilik tanah dan ditandatangani di atas materai
cukup.
5. Fotocopy KTP pemohon dan/atau pemilik tanah.
6. Fotocopy pembayaran PBB tahun terakhir atau keterangan dari
instansi yang berwenang apabila tidak terkena PBB.
7. Bila pemohon merupakan badan hukum dilampiri fotocopy akta
pendirian badan hukum (PT, CV, Firma, Yayasan, dll).
8. Gambar teknis rencana bangunan meliputi : Denah, tampak 2 sisi,
2 potongan, rencana atap, rencana pondasi, dan sumur resapan
skala 10100/10200.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 21
Kabupaten Bogor Tahun 2014
9. Perhitungan konstruksi (lengkap dengan gambar-gambarnya)
dilengkapi fotocopy Ijasah dan KTP penanggungjawab yang
ditandatangani diatas meterai cukup, apabila :
a. bangunan berlantai 2 atau lebih
b. bangunan dengan konstruksi bentang atap lebih dari 10 m.
10. Penyelidikan tanah untuk bangunan berlantai 3 atau lebih.
11. Surat pernyataan ditandatangani diatas materai cukup.
12. Dokumen lain yang disyaratkan sesuai ketentuan yang berlaku
:
a. Kajian lingkungan (SPPL/UKL-UPL-AMDAL)
b. Rekomendasi ketinggian bangunan dari instansi teknis yang
berwenang
c. Persetujuan prinsip dari Walikota untuk pembangunan tempat
ibadah serta bangunan lain sesuai ketentuan yang berlaku
d. Rekomendasi instalasi pencegah bahaya kebakaran untuk
bangunan berlantai 4 atau lebih
e. Kajian/rekomendasi lain sesuai ketentuan.
Persyaratan diatas juga sama untuk perumahan masyarakat
berpenghasilan rendah. Proses yang dilalui adalah menggunakan
KRK dan IMB yang sudah disetujui oleh Bappeda atau Dinas Tata
Ruang kemudian pembangunan perumahan untuk MBR dilakukan
oleh Kemenpera.
3.5.2 Pembangunan Perumahan oleh Developer
Peluang perkembangan real estate di Kabupaten Bogor untuk 20
tahun kedepan sangat bergantung pada daya beli masyarakat,
ketersediaan lahan, ketersediaan infrastruktur, reformasi birokrasi,
dukungan infrastruktur, dukungan perbankan, dan kondisi
perekonomian makro.
Berdasarkan penyelenggara perumahan di Kabupaten Bogor terbagi
atas pemerintah (perumnas); swasta (real estate/developer); Hibrida
(yayasan, perusahaan dan koperasi) dan atas nama individu yang
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 22
Kabupaten Bogor Tahun 2014
membangun cluster perumahan. Berikut gambaran umum
pengembang perumahan:
1. Penyelenggara perumahan dari pemerintah (PERUMNAS) dengan
bentuk perusahaan umum (perum). Perusahan didirikan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974, diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1988, dan
disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2004
tanggal 10 Mei 2004. Sejak didirikan tahun 1974, Perumnas
selalu tampil dan berperan sebagai pioneer dalam penyediaan
perumahan dan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan
menengah ke bawah. Sehingga produk rumah yang dihasilkan
merupakan rumah tipe kecil, walaupu sekarang sudah mulai
mengembangkan tipe rumah untuk masyarakat berpenghasilan
menengah keatas.
2. Penyelenggara perumahan dari pengembang swasta (real
estate/developer) berdasarkan inventarisasi Dinas Tata Bangunan
yang sudah membangun di Kecamatan Gunung Putri berjumlah 32
(tiga puluh dua) buah perusahaan, di Kecamatan Cileungsi
berjumlah 42 (empat puluh dua) perusahaan dan di Kecamatan
Jonggol berjumlah 5 (lima) perusahaan.
Hubungan kerjasama antara REI dengan pemerintah dalam
penyediaan sarana dan prasarana perumahan baik dari listrik, air,
dan sampah adalah koordinasi berjalan baik dengan PLN dalam arti
setiap rencana pembangunan rumah di suatu lokasi telah
diantisipasi oleh PLN untuk ketersediaan jaringannya. Untuk PDAM
masih kurang karena keterbatasan dalam menjangkau lokasi
sehingga banyak pengembang berswadaya dalam kebutuhan air
bersih (sumur artesis).
Pemenuhan rumah umum adalah kewajiban pemerintah
berdasarkan UU, dalam konteks penyediaan rumah ini, Pemerintah
seyogyanya melaksanakan berbagai kemudahan seperti penyediaan
tanah, membantu infrastruktur, melakukan pembiayaan murah,
bebas pajak dan lainnya. Beberapa hal sudah dilakukan antara lain
dukungan PSU, dan Pajak, namun beberapa hal yang menyangkut
tanah, perijinan, dan infrastruktur, tabungan perumahan dan lain-
lain belum terlaksana. Seharusnya dengan terlaksananya berbagai
kemudahan maka pengembang bisa merealisasikan pembangunan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 23
Kabupaten Bogor Tahun 2014
hunian berimbang khususnya penyediaan rumah umum secara
terjangkau, dengan harga beli tanah terjangkau dan memperoleh
keuntungan wajar serta konsumen dapat membeli rumah umum
dengan harga yang ditetapkan Pemerintah.
Dari data yang ada diketahui bahwa jumlah perumahan di tiga
kecamatan ini sebanyak 156 lokasi yang dapat menampung kurang
lebih 123.592 unit dari berbagai type rumah. Namun demikian
banyaknya jumlah perumahan ini belum memberikan suatu
dorongan terhadap perkembangan kawasan ini mengingat
perumahan-perumahan tersebut lebih diarahkan hanya pada fungsi
hunian semata yang membutuhkan pelayanan infrastruktur yang
besar terutama jalan, drainase dan fasilitas lainnya. Berikut daftar
pengembang swasta (real estate/developer) dan individu yang
membangun perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan
Cileungsi dan Kecamatan Jonggol dapat dilihat dalam tabel.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 24
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Tabel 3.
Perumahan di Kecamatan Gunung Putri
NO PERUMAHAN PENGEMBANG DESA LUAS (HA) KAVLING EFEKTIF JUMLAH UNIT
1 BUMI MUTIARA 1 PT. CITRA VILLA BOJONG KULUR BOJONG KULUR 15,00 9,00 883 2 BUMI MUTIARA 2 PT. PANCA MUARA JAYA BOJONG KULUR 33,00 19,80 1.935 3 BOJONG KULUR INDAH / SAKURA REGENCY 2 PT. HATMOHADJI dkk BOJONG KULUR 6,46 3,82 281 4 PESONA ALAM an. SABIKIN NASA BOJONG KULUR 0,64 0,38 43 5 GRIYA MADANI ASRI Ny. KARTINI BOJONG KULUR 0,87 0,48 43 6 TAMAN RAFLESIA DIOR RAFLES HUTAPEA BOJONG KULUR 0,96 0,55 52 7 VILLA MAHKOTA PESONA PT. BUMI MAHKOTA PESONA BOJONG KULUR 14,54 8,41 662 8 VILLA NUSA INDAH 1 PT. UPAYA BUMI MAKMUR BOJONG KULUR 27,00 16,20 1.556 9 VILLA NUSA INDAH 2 A PT. KENTANIX SI - PT. WASKA SENTANA - PT. FPJ BOJONG KULUR 45,00 27,00 2.401
10 VILLA NUSA INDAH 2 B PT. PANCA MUARA JAYA BOJONG KULUR 32,94 19,47 2.174 11 VILLA NUSA INDAH 2 C PT. PANCA MEDIA RUMAH UTAMA BOJONG KULUR 7,85 4,20 367 12 VILLA NUSA INDAH 3 PT. KENTANIX SUPRA INTERNASIONAL BOJONG KULUR 41,06 24,08 2.117 13 - - 225 133 12.514 14 ANTARIKSA PERMAI PT. SOKKA AGUNG PRATAMA BOJONG NANGKA 6,00 3,60 448 15 BII RESIDENCE KOPKAR. BII / PT. UNITEKINDO INTI SARANA BOJONG NANGKA 5,40 3,24 355 16 BUKIT GOLF CIBUBUR Sektor I PT. KARYA CANTIKA KUSUMA BOJONG NANGKA 35,15 21,28 724 17 BUKIT GOLF CIBUBUR Sektor II PT. KARYA CANTIKA KUSUMA BOJONG NANGKA 22,01 13,08 1.193 18 BUKIT GOLF CIBUBUR Sektor III PT. KARYA CANTIKA KUSUMA BOJONG NANGKA 24,56 14,21 205 19 BUKIT GOLF CIBUBUR Sektor V PT. KARYA CANTIKA KUSUMA BOJONG NANGKA 52,44 29,08 1.826 20 VILLA PERMATA MAS PT. ESHA SUKSES BOJONG NANGKA 19,75 10,73 1.094 21 REDINES PASPAMPRES - RUSUN DITJEN SARANA PERTAHANAN DEPHAN RI BOJONG NANGKA 3,02 0,91 7 22 PESONA PRIMA KARANGGAN PT. KREASI PRIMA NUSANTARA BOJONG NANGKA 4,08 2,42 346 23 - - 172 99 6.198 24 GRIYA ESTETIKA PT.TRI BICONTS PRATAMA KARANGGAN 15,55 115 25 PT.TRI BICONTS PRATAMA KARANGGAN 16 - 115 26 BUMI ASRI NANDANG DJATNIKA CIANGSANA 0,28 0,17 21 27 BUMI CIANGSANA DAMAI 1 Kopkar. PRASIDI GROUP CIANGSANA 3,42 1,75 180 28 BUMI CIANGSANA DAMAI 2 Kopkar. PRASIDI GROUP CIANGSANA 0,28 0,17 18
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 25 Kabupaten Bogor Tahun 2014
29 CIANGSANA ESTATE PT. WANITA MANDIRI PERKASA CIANGSANA 8,38 5,03 263 30 KOTA WISATA PT. PRIMA SEHATI CIANGSANA 71,62 41,46 1.510 31 KOTA WISATA Thp. 1 PT. KANAKA GRAHA ASRI CIANGSANA 42,36 23,18 1.075 32 KOTA WISATA Thp. 1 PT. MEKANUSA CIPTA CIANGSANA 75,45 40,78 1.042 33 KOTA WISATA Thp. 2 PT. KANAKA GRAHA ASRI CIANGSANA 32,72 18,14 1.452 34 KOTA WISATA Thp. 2 PT. MEKANUSA CIPTA CIANGSANA 81,57 46,22 1.079 35 VILLA NUSA INDAH 5 PT. PANCA MUARA JAYA CIANGSANA 33,30 18,87 1.425 36 GRIYA FAJAR MADANI an. RUSKANDAR & INAYAH CIANGSANA - 37 RUMAH DINAS TNI - AL MABES TNI AL CILANGKAP - DKI CIANGSANA 36,39 21,26 1.265 38 - - 386 217 9.330 39 ALAM SEGAR SEJAHTERA PT. KREASI PRIMA NUSANTARA CICADAS 24,49 1,47 223 40 BUMI SITU INDAH M. MANSYUR, SAg, CICADAS - - 61 41 BUMI ANTARIKSA 2 PT. SOKKA AGUNG PRATAMA CICADAS 2,03 1,16 213 42 GRIYA JAYA CIKEAS PT. MEGAH KARYA KENCANA CICADAS 5,58 2,82 372 43 BUMI HIJAU ASRI PT. DWIMITRA KARYAGRAHA MANDIRI CICADAS 2,54 0,36 184 44 VILLA ASRI PT. GENCAR MEKAR SELARAS CICADAS 2,76 1,63 244 45 - PT.KARYA GRAHA ANDARA CICADAS 62,40 - 349 46 GRIYA CIKEAS PT.MEGAH KARYA KENCANA CICADAS 54,93 - 423 47 - - 155 7 2.069 48 CIBUBUR COUNTRY PT. CIBUBUR COUNTRY CIKEAS 10,28 5,35 455 49 - - 10 5 455 50 WIRA BHAKTI Yys. WIRA BHAKTI CIKEAS UDIK 15,64 8,48 88 51 PERUMAHAN RACHMADITYA BAYU INDRADI CIKEAS UDIK 0,68 0,40 40
52 BUMI MAHLIGAI SEJAHTERA PT. SURYA GAJAH MAS & PT. BUMI MAHLIGAI SEJAHTERA
CIKEAS UDIK 20,56 12,30 821
53 - - 37 21 949 54 PERUM PERUMNAS PERUM PERUMNAS GUNUNG PUTRI - - - 55 - - - - -
56 KOTA WISATA PT. ANEKA GRIYA BUMINUSA - PT. PUTRA PRABUKARYA
NAGRAK 60,14 34,45 497
57 DIREKTORAT PENDIDIKAN POLRI - RSS KPR BTN KOPERASI DIREKTORAT PENDIDIKAN POLRI NAGRAK 802 58 TAMAN KENARI NUSANTARA CIBUBUR PT. CIBUBUR GRIYA PERMAI NAGRAK 19,03 11,38 869 59 GRIYA NUSANTARA PT. EKANUSANTARA SEJATI NAGRAK 18,79 10,30 953 60 - - 98 56 3.121 61 GRIYA BUKIT JAYA PT. FERRY SOUNNEVILLE & Co TLAJUNG UDIK 92,26 45,31 5.584
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 26 Kabupaten Bogor Tahun 2014
62 KOTA TAMAN GUNUNG PUTRI PT. FERRY SOUNNEVILLE & Co TLAJUNG UDIK 143,32 64,88 2.406 63 GRIYA BUKIT JAYA PT.WASKA SENTANA TLAJUNG UDIK 15,83 138 64 - - 251 110 8.128 65 ANDALAN CIBUBUR PT. KANI KENCANA MEGAH WANAHERANG 13,45 8,07 492 66 VILLA ASRI 2 PT. CAHAYA SUKSESTAMA PROPERTINDO WANAHERANG -
67 LEGENDA WISATA PT. MISAYA PROPERINDO WANAHERANG - NAGRAK
169,70 101,48 4.454
Sumber : Dinas Tata Bangunan Kabupaten Bogor, 2014
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 27 Kabupaten Bogor Tahun 2014
Tabel 3.
Perumahan di Kecamatan Cileungsi
NO PERUMAHAN PENGEMBANG DESA LUAS (HA) KAVLING EFEKTIF JUMLAH UNIT
1 PERUMAHAN SEDERHANA PT. MULTI LINTAS CEMERLANG CIANGSANA - - 195
2 - -
- - 195
3 PERUMAHAN SEDERHANA PT. ISTIAJAYA GUNA PERKASA CIKAHURIPAN 5,00 3,00 357
4 - -
5 3 357
5 CILEUNGSI HIJAU PT. THATA PRAKARSA NUSA CILEUNGSI 31,34 18,53
1.485
6 SEMEN CIBINONG BARU / PRIMA CIBUBUR PT. MITRA CIPTA DADI MUKTI CILEUNGSI 4,00 2,39
7 CILEUNGSI INDAH PT. KERTA MUKTI UTAMA CILEUNGSI - - -
8 GRIYA KENARI MAS PT. SAHNA UTAMA PERMAI CILEUNGSI - - -
9 PESONA RESIDENCE an. H. SUHARTO SE MM CILEUNGSI 1,00 0,59 66
10 CIBUBUR MANSION PT. WASKA SENTANA CILEUNGSI -
11 - -
36 22 1.551
12 DUTA MEKAR ASRI PT. BUMI GRIYA PAKUAN CILEUNGSI KIDUL 19,65 11,7
6 1.477
13 PERMATA CIBUBUR PT. FIRST PURA JAYA TEHNIKA CILEUNGSI KIDUL 15,13 8,88 697
14 HARVEST CITY (masterplan-12 sektor) PT. DWIKARYA LANGGENGSUKSES CILEUNGSI KIDUL, CIPENJO & MEKARSARI
143,33 83,41
-
15 GRAND HARMONY PT. AMBAWANG NUSA PRATAMA CILEUNGSI KIDUL 4,87 2,71 356
16 PONDOK DAMAI PT. BUMI GRIYA PAKUAN CILEUNGSI KIDUL - - 440
17 - -
183 107 2.970
18 KOTA TAMAN METROPOLITAN PT. KEMBANG GRIYA CAHAYA CIPENJO 122,19 68,51
2.890
19 HARVEST CITY sektor 5 PT. DWIKARYA LANGGENGSUKSES CIPENJO 13,36 7,14 -
20 TAMAN CILEUNGSI I PT. METROPOLITAN LAND CIPENJO 18,03 9,88 1.214
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 28 Kabupaten Bogor Tahun 2014
21 TAMAN CILEUNGSI II PT. METROPOLITAN LAND CIPENJO 11,40 6,26 770
22 TAMAN CILEUNGSI III PT. METROPOLITAN LAND CIPENJO 27,02 15,75
1.885
23 TAMAN CILEUNGSI VII PT. METROPOLITAN LAND CIPENJO 10,60 6,09 734
24 TAMAN CILEUNGSI IV PT. METROPOLITAN LAND CIPENJO 33,04 - 1.994
25 - -
236 114 9.487
26 NILA ALAM PERMAI PT. SURYA ALAM INDAH DEV. CIPEUCANG 10,14 5,78 730
27 PONDOK BLIMBING INDAH PT. FAJAR PERSADA NUSANTARA CIPEUCANG - - 626
28 GRIYA CIPEUCANG INDAH PT. FAJAR PERSADA NUSANTARA CIPEUCANG 5,00 3,00 368
29 - -
15 9 1.724
30 GRIYA BATARA ASRI AGUS WIYONO / HM GHALIB DAYEUH 2,65 1,52 180
31 PESONA VISTA PT. VISTA SENTOSA INDAH DAYEUH 8,03 4,58 702
32 ALAM INDAH an. ERNI RANGKUTI DAYEUH 5,69 3,03 444
33 PURI HARMONI PT. VISTA BANGUN MANDIRI DAYEUH 5,05 2,92 458
34 PURI HARMONI 2 PT. VISTA BANGUN MANDIRI DAYEUH 4,62 2,67 424
35 PERUMAHAN SEDERHANA Drs. MURRY MACHMURRY DAYEUH 0,29 0,17 27
36 MUTIARA VENEZIA RESIDENCE PT. MUTIARA BOGOR RAYA DAYEUH 15,77 8,15 991
37 MAPUSPOM DIREKTORAT ZENI TNI-AD MABES TNI AD DIREKTORAT ZENI DAYEUH 10,19 6,11 125
38 PURI CILEUNGSI PT. AMBAR GRAHA SEJAHTERA DAYEUH 1,40 0,84 320
39 VILA DAYEUH PT. SENTRA INTI TATA INDOGRAHA DAYEUH 10,52 6,31 713
40 MURRY MACHMURRY MURRY MACHMURRY DAYEUH 7,53 64
41 - -
72 36 4.448
42 KPR BTN PT. MULTI LINTAS CEMERLANG GANDOANG 30,00 17,63
1.869
43 BUMI WIJAYAKARTA PERMAI PT. AGCIA PERTIWI GANDOANG 5,88 3,52 829
44 GRAHA CILEUNGSI PERMAI PT. AMBAR GRAHA SEJAHTERA GANDOANG 2,83 1,69 350
45 TAMAN SEGARA INTAN PT. USAHA GEDUNG BDN GANDOANG 8,34 4,40 455
46 PERUMAHAN PT. BINA GRIYA SARANA GANDOANG 6,83 3,89 465
47 PURI INDAH PT. PRIMAJAYA PROPERTINDO GANDOANG 2,88 1,71 261
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 29 Kabupaten Bogor Tahun 2014
48 KARYAWAN RSIA ASDINERI RUSLITA.SPOg GANDOANG - 77
49 - -
57 33 4.306
50 GRAHA NIRWANA CILEUNGSI PT. BUGAHATEX MANDIRI JATISARI 6,49 3,49 400
51 - -
6 3 400
52 DUTA GEMA PESONA PT. MEGA MULIA MUSTIKA PERSADA
LIMUSNUNGGAL - - -
53 KOTA WISATA Thp. 2 PT. KANAKA GRAHA ASRI LIMUSNUNGGAL 32,72 18,14
1.452
54 KOTA WISATA Thp. 3 PT. MEKANUSA CIPTA LIMUSNUNGGAL 19,00 11,00
866
55 LIMUS PRATAMA REGENCY PT. PANCA MEDIA RUMAH UTAMA LIMUSNUNGGAL 49,22 28,2
6 2.366
56 LIMUS PRATAMA REGENCY PT. PRISMA AGUNG REALTY LIMUSNUNGGAL 15,47 9,25 806
57 - -
116 67 5.490
58 AMBAR GRAHA PERMAI PT. AMBAR GRAHA SEJAHTERA MAMPIR 7,91 4,69 571
59 GRIYA CILEUNGSI PT. BINA GRIYA SARANA MAMPIR 6,30 3,78 682
60 PERUMAHAN SEDERHANA PT. ASRI MITRA KARYA MAMPIR 7,00 - -
61 PESONA VISTA 2 PT. VISTA SENTOSA INDAH MAMPIR 1,05 0,61 95
62 MEKARSARI PERMAI PT. MASA KREASI MAMPIR 12,96 7,78 1.175
63 GRAND NUSA INDAH 2 PT. KENTANIX SUPRA INTERNASIONAL
MAMPIR 31,64 18,74
2.252
64 PURI HESTI INSANI PT. LAGUNA ALAM ABADI MAMPIR 9,70 5,30 779
65 - -
77 41 5.554
66 PERUMAHAN SEDERHANA PT. YUDHA BIRU ADIPRIMA MEKARSARI - - -
67 - -
- - -
68 GRIYA ALAM SENTOSA Thp.1 PT. GUNUNG HERMON PERMAI PASIR ANGIN 14,74 8,22 1.234
69 GRIYA ALAM SENTOSA Thp.2 PT. GUNUNG HERMON PERMAI PASIR ANGIN 35,15 21,0
6 2.847
70 GRIYA ALAM SENTOSA Thp.3A PT. GUNUNG HERMON PERMAI PASIR ANGIN 10,06 2,88 846
71 GRIYA ALAM SENTOSA Thp.3B PT. GUNUNG HERMON PERMAI PASIR ANGIN 11,89 6,86 1.163
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 30 Kabupaten Bogor Tahun 2014
72 GRIYA ALAM SENTOSA Thp.5 PT. GUNUNG HERMON PERMAI PASIR ANGIN 7,01 3,46 561
73 GRIYA LIMUS ASRI PT. GRAHADAYA NUSA PRIMA PASIR ANGIN 4,33 2,54 349
74 - -
83 45 7.000
75 SETIA WASPADA = VILLA SURYA JAYA PT. GRAHA SURYA ARTAPRATAMA SITU SARI 17,63 9,72 1.262
76 BUKIT PUTRA PT. MEGA MUSTIKA PUTRA SITUSARI 13,48 8,05 958
Sumber : Dinas Tata Bangunan Kabupaten Bogor, 2014
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 31 Kabupaten Bogor Tahun 2014
Tabel 3.
Data Perumahan di Kecamatan Jonggol
NO PERUMAHAN PENGEMBANG DESA LUAS (HA) KAVLING EFEKTIF JUMLAH UNIT
1 GRAHA PRIMA PT. CIPTALAKSA GRAHA PRIMA SINGASARI
161,44
96,84
11.770
2 - -
161
97
11.770
3 CITRA INDAH 1 PT. CIPUTRA INDAH SUKAMAJU
97,00
52,00
3.741
4 CITRA INDAH 2 PT. CIPUTRA INDAH SUKAMAJU / SINGASARI
21,44
11,66
1.015
5 CITRA INDAH 3 / KAWASAN BUKIT CEMPAKA PT. CIPUTRA INDAH SUKAMAJU / SINGASARI
89,11
51,90
4.364
6 CITRA INDAH 5 PT. CIPUTRA INDAH SUKAMAJU / SINGASARI
17,19
9,10
1.045
7 CITRA INDAH PT. KHARISMA KUSUMA PUJA LESTARI SUKAMAJU / SINGASARI
118,80
68,70
2.124
8 CITRA INDAH 6 PT. MITRAKUSUMA ERASEMESTA SUKAMAJU / SINGASARI
13,95
8,25
731
9 CITRA INDAH 7 PT. CIPUTRA INDAH SUKAMAJU
19,53
10,82
1.022
10 - -
377
212
14.042
11 BUKIT CIBARUSAH INDAH PT. PRIMA JAYA PROPERINDO SUKAMANAH
3,48
2,08
254
12 KOPERASI TNI AU SKA.461 PRIMKOPAU SKADRON PASKHAS 461 SUKAMANAH
20,45
12,09
1.592
13 YALA GRAHA PRIMA Yys. SOSIAL BHUMYAMCA SUKAMANAH
40,53
23,76
2.207
- -
64
38
4.053
Sumber : Dinas Tata Bangunan Kabupaten Bogor, 2014
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 32 Kabupaten Bogor Tahun 2014
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 33 Kabupaten Bogor Tahun 2014
3.5 Sarana dan Prasarana Perumahan
Prasarana perumahan merupakan prasarana dasar yang harus tersedia
seiring dengan berkembangnya perumahan dan permukiman, ditandai
dengan peningkatan jumlah, intensitas, dan pergerakan penduduk,
Prasarana perumahan di Kabupaten Bogor relatif tidak berkembang
dengan pesat terutama di wilayah perkotaan dan perbatasan termasuk
Kecamatan Cileungsi, Gunungputri, dan Jonggol, hal tersebut masih
ditandainya kekurangan air bersih untuk keperluan MCK, sempitnya
jaringan jalan menyebabkan kemacetan dan genangan dimusim hujan
yang menggambarkan rendah sistem drainase
Kemampuan PDAM dalam penyediaan air bersih baru mencapai 41,7 %
dari tottal yang harus dilayani, Sisanya, masih menggunakan sumber air
terbuka (sumur atau mata air)
3.5.1 Kecamatan Gunung Putri
A. Putri Indah Estate
Berdasarkan kondisi existing Putri Indah Estate terlihat sebagai
perumahan yang sudah lama berdiri, dengan tipe rumah berukuran
besar. Secara administratif berada di Desa Tlajung Udik, dengan
akses yang sangat baik karena lokasi sangat dekat dengan pintu Tol
Gunung Putri.
Sarana dan prasarana dalam kondisi baik. Di muka gerbang
perumahan terdapat komplek ruko dan sarana ibadah masjid yang
cukup besar. Namun karena jumlah unit rumahnya tidak terlalu
banyak, maka tidak terdapat fasilitas pendidikan tingkat dasar
(Taman Kanak-kanak).
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 34
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Sarana Ibadah Komplek Ruko
Kondisi jalan baik dengan row jalan
7 m
Saluran drainase di dalam
kompleks perumahan
B. Griya Bukit Jaya
Perumahan Griya Bukit Jaya yang berada di Desa Tlajung Udik
ini mempunyai konsep seperti perumahan Kota Mandiri
dengan semua fasum dan fasos sudah lengkap tersedia. Salah
satu fasilitas umum yang dapat digunakan juga oleh warga
dari luar perumahan itu sendiri adalah adanya Sport Center
GBJ. Selain itu juga terdapat 1 lokal lapangan futsal.
Di dalam lokasi perumahan pun terdapat sarana pendidikan
berupa sekolah Taman Kanak-kanak, dan 2 unit sarana
peribadatan masjid.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 35
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Sebagian ruas jalan di dalam perumahan tidak dalam kondisi
baik. Ruang Terbuka Hijau yang ada di 3 titik lokasi pun tidak
terawat.
Gerbang Perumahan dengan
Fasilitas perdagangan (kompleks
Ruko)
Sarana pendidikan Taman Kanak-
kanak
Kondisi jalan perumahan yang rusak Ruang terbuka hijau yang tidak
terawat
C. Griya Nusantara
D. Kota Wisata
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 36
Kabupaten Bogor Tahun 2014
E. Metland Transyogi
3.5.2 Kecamatan Cileungsi
A. Muitara Venezia Residence
Perumahan yang berada di Desa Dayeuh ini masih baru dalam usia
pembangunannya dan beberapa unit masih di pasarkan dengan
tipe kelas menengah. PT. Mutiara Bogor Raya sebagai pengembang
merencanakan membangun 991 unit rumah dengan luas kompleks
perumahan 15,77 Ha dan luas kavling efektif 8,15 Ha. Karena
perumahan Mutiara Venezia Residence masih baru, semua fasum
dan fasos masih dalam kondisi yang baik.
Tipe rumah menengah
(Tipe 36 & Tipe 45)
dengan row jalan 6 meter.
Jalan dengan kontruksi
beton cor.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 37
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Ruang terbuka hijau
yang berfungsi
sebagai ruang publik
dan tempat bermain.
Saluran drainase di
dalam kompleks
perumahan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 38
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Salah satu Ruang
Terbuka Hijau yang
masih terawat
dengan baik
B. Griya Kenari Mas
Perumahan ini terletak di Desa Cileungsi Kidul dan sudah memiliki
Fasum dan Fasos yang cukup lengkap namun kondisi jalan di
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 39
Kabupaten Bogor Tahun 2014
perumahan ini semakin ke arah bagian belakang perumahan
memiliki kondisi jalan yang rusak.
Gerbang utama dan Memiliki RTH yang baik di depan ke arah masuk perumahan
Fasilitas umum
lapangan olahraga
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 40
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Saluran drainase yang
cukup baik
C. Grand Harmony
Perumahan Grand harmony mempunyai Fasum dan Fasos yang
cukup lengkap namun oleh pengembang tidak di rawat dengan baik
dan masih ada beberapa unit rumah yang belum terhuni tapi tidak
di pelihara dengan baik.
Kondisi jalan masuk ke perumahan dalam keadaan rusak
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 41
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Fasilitas umum Lapangan yang tidak terawatt
Saluran drainase yang kurang baik
RTH yang tidak terpelihara
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 42
Kabupaten Bogor Tahun 2014
D. Limus Pratama Regency
Limus Pratama Regency berada di Desa Limus Nunggal yang
dibangun oleh dua pengembang yaitu PT. Panca Media Rumah
Utama dan PT. Prisma Agung Realty. PT. Panca Media Rumah Utama
membangun 2.366 unit rumah dengan luas kavling efektif 28,26 Ha
dan luas keseluruhan 49,22 Ha. Sedangkan PT. Prisma Agung Realty
membangun 806 unit dengan luas kavling efektif 9,25 Ha dan luas
keseluruhan 15,47 Ha.
Perumahan ini memiliki kondisi fasum dan Fasos dalam keadaan
baik, karena tergolong perumahan mewah.
Memiliki fasilitas
umum Limus Sport
Center, selain untuk
para penduduk di
perumahan sport
center ini untuk
umum
Kondisi jalan baik
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 43
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Jaringan listrik dan
telepon
Kondisi saluran
drainase baik
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 44
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Lampu Jalan
Kompleks pertokoan
E. Perumahan Pondok Cileungsi Permai
Perumahan ini memiliki Fasum dan Fasos yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan penduduk di perumahan tersebut,
namun penduduk di perumahan ini tidak merawat fasilitas
yang ada.
Kondisi jalan
lingkungan di
dalam perumahan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 45
Kabupaten Bogor Tahun 2014
yg kurang baik.
Kondisi salruan
drainase kurang
baik
Memiliki tempat
peribadatan
Mesjid
Kondisi lapangan
dan RTH tidak
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 46
Kabupaten Bogor Tahun 2014
terawat banyak
digunakan oleh
warga untuk
beternak ayam
dan merpati
Memiliki fasilitas
pendidikan Taman
Kanak – Kanak
F. Grand Kahuripan
Perumahan Grand Kahuripan memiliki konsep seperti kota mandiri,
di sepanjang jalan utama di buat pertokoan seperti Modern Market.
Perumahan ini memiliki 12 cluster.
Gerbang masuk
pintu utama
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 47
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Salah satu
gerbang cluster
dari 12 cluster
yang ada di
perumahan
Grand Kahuripan
Memiliki fasilitas
pendidikan 3
Taman kanak -
kanak
Jaringan listrik
dan lampu
penerangan jalan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 48
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Kondisi drainase
baik
G. Cileungsi Hijau
H. Harvest City
I. Grand Nusa Indah
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 49
Kabupaten Bogor Tahun 2014
3.5.3Kecamatan Jonggol
A. Bukit Cibarusah Indah
Perumahan Bukit Cibarusah Indah berada di Desa Sukamanh
dibangun oleh PT. Prima Jaya Properindo memiliki 254 unit rumah
dengan luas kavling efektif 2,08 Ha dan luas keseluruhan 3,48 Ha.
Perumahan ini sangat minim Fasum dan Fasos, pengembang tidak
memelihara perumahan ini karena masih banyak hunian yang belum
terhuni.
Jaringan listrik dan
telepon
Lapangan olahraga
yang tidak terawat
dan jalan yang
rusak
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 50
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Kondisi drainase
yang buruk
Kondisi jalan yang
kurang
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 51
Kabupaten Bogor Tahun 2014
B. Perumahan TNI AL Jala Graha Prima
Perumahan yang dibangun oleh Yayasan Sosial Bhumyanca ini
berada di Desa Sukamanah dengan jumlah rumah 2.207 unit dan
luas 40,53 Ha.
Memiliki 2 Mesjid
Jaringan listrik
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 52
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Kondisi drainase
yang cukup baik
Kondisi jalan
sangat rusak
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 53
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Memiliki fasilitas
pendidikan 2 TK,
SD dan SMP
C. Perumahan DEPLU
Kondisi hunian yang belum terhuni tidak terawat
Kondisi
drainase
rusak
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 54
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Kondisi jalan
sangat rusak
Memiliki
fasilitas
umum
lapangan
olahraga
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 55
Kabupaten Bogor Tahun 2014
D. Citra Graha Prima
Perumahan Citra Graha Prima yang berada di Desa Singasari ini
dibangun oleh PT. Ciptalaksa Graha Prima dengan jumlah rumah
11.770 unit dan luas perumahan 161,44 Ha. Perumahan ini sangat
minim Fasum dan Fasos. Di perumahan ini masih banyak hunian
yang belum terhuni tetapi diabaikan begitu saja.
RTH yang kurang
terawat
Jaringan listrik dan
tempat
pertemuan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 56
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Kondisi jalan
sangat rusak
Kondisi drainase
yang kurang baik
E. Citra Indah Jonggol
3.6 Kelembagaan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Aspek kelembagaan adalah salah satu aspek yang penting dalam
penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 57
Kabupaten Bogor Tahun 2014
karena mengatur siapa yang melakukan dan apa yang dilakukan. Sesuai
dengan asas pengorganisasian yang dianut oleh sistem pemerintahan
kita; yaitu diantaranya adalah azas pembagian tugas dan azas
fungsionalisasi.
Dalam azas pembagian tugas, dimana tugas umum pemerintah dan tugas
pembangunan dibagi habis kedalam tugas berbagai departemen, lembaga
pemerintahan dan non departemen serta instansi pemerintahan dan non
departemen serta instansi pemerintah lainnya, tanggung jawab masing-
masing sudah jelas sebagimana yang dirumuskan dalam tugasnya. Dilain
pihak yang dimaksud dengan penerapan azas fungsionalisasi adalah
bahwa adanya satu instansi yang secara fungsional paling bertanggung
jawab atas penyelenggaraan bidang pemerintahan dan bidang tertentu.
Dalam pelaksanaan azas ini, instansi yang bersangkutan dapat dan perlu
melakukan mekanisme koordinasi terhadap instansi atau pejabat lain yang
setingkat dalam penyelenggaraan bidang yang mengandung berbagai
aspek.
Pengembangan jaringan kelembagaan pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman merupakan hal yang sangat penting dan dapat
dikatakan sebagai sesuatu hal yang harus segera dibenahi guna
mendukung dan merealisasikan rencana dan program perumahan dan
kawasan permukiman di Kabupaten Bogor. Pengembangan jaringan
kelembagaan ini meliputi pengembangan kelembagaan pemerintah,
kelembagaan pihak lain yang membantu, serta kelembagaan non-formal
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.
3.6.1Kelembagaan Pemerintah
Peran dan kerjasama kelembagaan dalam penyelenggaraan perumahan
dan kawasan permukiman yang bersifat multi dimensional dan multi
sektoral akan sangat penting. Kelembagaan dalam penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman meliputi :Pemerintah (Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota),
a. Badan Usaha (BUMN, BUMD, Swasta),
b. Masyarakat.
Pemantapan kelembagaan ini adalah upaya untuk mendukung
pelembagaan sistem penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman dalam rangka menjawab tantangan dan permasalahan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 58
Kabupaten Bogor Tahun 2014
temasuk penyelenggaraan koordinasi antar pelaku pembangunan yang
ada di bidang penyelenggaraan pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman. Dengan semakin mengakarnya lembaga perumahan di
tingkat lokal dan didukung oleh masyarakat diharapkan akan lebih mampu
menangkap aspirasi berbagai pihak terkait. Selanjutnya terselenggaranya
koordinasi yang efektif akan menjadi kunci penting dalam pelembagaan
sistem penyelenggaraan dan pemantapan lembaga perumahan dan
kawasan permukiman yang handal dan responsif.
Pemantapan kelembagaan perlu pula dilakukan dengan mengembangkan
fungsi dan kapasitas lembaga yang ada, baik lembaga formal maupun
informal, tanpa harus membangun lembaga baru. Pengembangan
lembaga seperti koperasi atau usaha kecil dan menengah serta lembaga
keswadayaan masyarakat lainnya misalnya dapat ditingkatkan
kapasitasnya melalui kegiatan apresiasi, diseminasi dan pelatihan
program untuk dapat terlibat secara nyata dalam berbagai bentuk
kegiatan dan program penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman. Dengan demikian maka peran dan kapasitas masyarakat
akan semakin meningkat dalam menjawab tantangan dan isu serta
permasalahan dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman yang mengedepankan strategi pemberdayaan masyarakat.
Pemantapan kelembagaan pada badan usaha khususnya pada Badan
Usaha Milik Negara di bidang perumahan dan kawasan permukiman perlu
diarahkan untuk melakukan reformasi di bidang kelembagaan agar
tercipta badan usaha yang efisien efektif dan akuntable; pengembangan
manajemen strategis khususnya dalam aspek pengusahaan; serta
peningkatan kapasitas dan profesionalisme para pelakunya, khususnya
kepada para direksi pada lembaga tersebut. Upaya ini perlu pula
dilakukan di lingkungan kelembagaan badan usaha baik milik pemerintah
daerah maupun masyarakat yang berkiprah di bidang perumahan dan
kawasan permukiman.
Lembaga badan usaha milik negara yang selama ini mendapat tugas
utama untuk mendukung pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman di Indonesia diantaranya adalah Bank Tabungan Negara
(BTN) dan Perum Perumnas.
Selanjutnya sasaran kelembagaan Perum Perumnas, diarahkan untuk
memfokuskan kembali orientasi kegiatan Perum Perumnas sebagai
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 59
Kabupaten Bogor Tahun 2014
National Urban Development Corporation (NUDC) dengan kegiatan utama
antara lain:
a. Melaksanakan tugas kegiatan yang sifatnya pioneering seperti
pembangunan rumah sewa (termasuk Rusunawa) di kota
metropolitan/besar dan kawasan industri, dan penyediaan Rumah
Sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kota-kota
sedang/kecil serta kegiatan di bidang perumahan dan kawasan
permukiman lainnya yang bersifat sosial maupun kegiatan lainnya
yang belum menarik untuk dikembangkan oleh badan usaha milik
swasta;
b. Membentuk anak perusahaan sebagai pengembangan jasa usaha
komersial yang mengelola penyediaan lahan dan prasarana
perumahan dan kawasan permukiman (KASIBA) sesuai dengan
pengembangan kawasan perkotaan di kota metropolitan/besar; serta
c. Berperan sebagai kepanjangan pemerintah sebagai agen
pemberdayaan (enabling agent) dalam pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman secara nasional. Sebagai badan usaha
Perumnas tetap dituntut untuk dapat menghasilkan keuntungan.
Untuk penataan kawasan perumahan dan kawasan permukiman di
Kabupaten Bogor membutuhkan lembaga yang mengatur kawasan
tersebut baik dari tahap perencanaan, konstruksi maupun pemeliharaan.
Dalam hal ini lembaga tersebut dalam penataan perumahan dan kawasan
permukiman, adalah mengatur :
1. Pembangunan baru, termasuk dalam hal ini
adalah:
Penyediaan dan atau pembangunan baru perumahan untuk
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah;
Optimasi penyediaan dan pengendalian lahan untuk keperluan
perumahan dan kawasan permukiman oleh pemerintah daerah;
Pengendalian pembangunan perumahan oleh swasta, masyarakat
dan developer, diarahkan pada areal KASIBA dan LISIBA;
Penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan sosio-
ekonomi yang memadai, terutama bagi pembangunan rumah
sederhana atau sangat sederhana, bersusun atau tunggal
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 60
Kabupaten Bogor Tahun 2014
2. Peningkatan kualitas perumahan dan
kawasan permukiman, termasuk dalam hal ini adalah:
Perbaikan kawasan permukiman tidak layak huni
Peremajaan kawasan kumuh perkotaan
Penataan lahan terarah ataupun relokasi bagi yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang
Pengadaan rumah susun pada tanah negara yang dibiayai dari
subsidi silang sebagian lahan yang dipergunakan untuk bangunan
komersial.
3. Kegiatan penunjangan, dilakukan agar kedua
kegiatan diatas dapat dilakukan diantaranya melalui:
Pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya
perubahan fungsi hunian ke non hunian pada kawasan-kawasan
tertentu;
Pengamanan stok perumahan terutama untuk
kelompok mayarakat berpenghasilan rendah (memelihara
perimbangan antara stok dan pendistribusian);
Pelanggaran terhadap hunian serta ketentuan sewa-
menyewa;
Pembimbingan dan pembinaan terhadap pengelola/
pengusaha rumah toko, rumah kost dan rumah sewa.
Penciptaan iklim usaha yang dapat mendorong
meningkatkan investasi swasta di bidang perumahan dan kawasan
permukiman, melalui berbagai kemudahan dan perijinan.
Fungsi urusan penataan perumahan dan kawasan permukiman,
adalah melakukan:
Pengendalian pembangunan
Perijinan Perumahan
Pengaturan hunian
Pengaturan sewa menyewa
Pengaturan penertiban perumahan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 61
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Instansi-instansi yang perlu peningkatan perannya berkaitan dengan
pembangunan perumahan permukiman antara lain: Bappeda, DPUK, BPN,
Setda bagian hukum dan Setda bagian pembangunan.
3.6.2Kelembagaan/Pihak Lain yang Membantu
Guna mewujudkan visi dan misi pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman di Kabupaten Bogor tentunya tidak hanya
mengandalkan peran pemerintah daerah saja, akan tetapi perlu
didukung oleh lembaga/pihak lain. Lembaga/pihak lain tersebut
dapat berupa organisasi non pemerintah (NGO) dan swasta.
A. Organisasi Non Pemerintah
Pelaksanaan pengadaan perumahan dengan peran serta masyarakat
berpenghasilan rendah, pelaku utama pada dasarnya adalah
masyarakat sendiri. Namun bagi masyarakat, sulit untuk memulai
kegiatannya dan memecahkan beberapa permasalahan yang
dihadapi tanpa adanya bantuan dari pihak pemerintah atau pihak
lain.
Pada kenyataanya banyak pemda yang tidak memiliki cukup tenaga
kerja dan sumber dana untuk dapat bekerja sama dengan kelompok
masyarakat berpenghasilan rendah secara efektif. Untuk
memecahkan masalah tersebut, peran penghubung atau
intermediaries seringkali diperlukan, terutama untuk memulai
proses pengadaan perumahan, memprakarsai dialog antara
masyarakat dengan pemda dan menterjemahkan kebijaksanaan
pemerintah kepada masyarakat. Disamping itu, mereka juga dapat
berperan sebagai penyampai informasi diantara para pelaku serta
dapat bermanfaat mendapatkan bantuan tenaga ahli dan sumber
dana dari pihak swasta atau masyarakat internasional.
Yang berperan dalam penghubung pada umumnya adalah
Organisasi Non Pemerintah (ONP) atau Non Goverment Organization
(NGO). NGO dapat membantu menterjemakan prioritas pemerintah
kepada masyarakat dan menjelaskan prioritas masyarakat kepada
pemerintah. Pengetahuan dan ketrampilan tersebut sangat
membantu dalam mengembangkan rencana dan proyek yang nyata,
yang dapat menuju pada terbentuknya kebijaksanan yang berakar
pada pengalaman di lapangan.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 62
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Bentuk NGO
Bentuk organisasi non pemerintah, diantaranya berupa:
Organisasi keagamaan
Organisasi sosial
Perusahaan Konsultan Perencana
Perusahaan Nir Laba (Non Profit Company)
Organisasi yang tidak mencari keuntungan tetapi juga
tidak bersedia untuk rugi maupun maupun memberi
sumbangan (no profit – no loss organization)
Peran NGO
Dalam hal pembentukan organisasi masyarakat:
memberikan penyuluhan, pembinaan dan pembentukan
organisasi
Dalam hal pendanaan berbagai kegiatan perumahan:
mengusahakan bantuan dana dari organisasi internasional
Dalam hal pengadan lahan dan prasarana: membantu
pencarian lokasi lahan, penguasaan lahan, pembuatan
perancangan sampai dengan pengadaan prasarana
lingkungannya
Dalam pelaksanaan pembangunan rumah:
memberikan bantuan dalam pengadaan bahan bangunan
murah, pengurusan ijin-ijin yang diperlukan, pengelolaan
pembangunan sampai dengan pelaksanaan pembangunan fisik
rumah.
B. Kemitraan dengan Swasta
Pemerintah Kabupaten Bogor perlu melakukan kerjasama dengan
pihak swasta dalam bentuk kemitraan untuk pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman mengingat keterbatasan
dana yang dimiliki oleh pemerintah saat ini. Inti dari kemitraan
swasta dan pemerintah ini adalah agar rencana dan program
perumahan dan kawasan permukiman yang telah ditetapkan dapat
diwujudkan, sementara itu bagi swasta, keterlibatan ini akan
memberikan keuntungan bagi swasta selama melakukan investasi di
bidang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. Oleh
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 63
Kabupaten Bogor Tahun 2014
karena itu, kerjasama semacam ini perlu terus dilakukan mengingat
semakin kompleksnya permasalahan dan tantangan pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman yang akan datang. Adanya
kerjasama ini pemerintah lebih berfungsi sebagai pengawasan dan
pengendali pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
sementara swasta sebagai pelakunya. Agar terjadi keselarasan
kerjasama maka masing-masing pihak harus dapat berperan
sebagaimana mestinya. Pemerintah harus bersedia menerima
masukan-masukan dari swasta selanjutnya mengeluarkan
ketentuan-ketentuan yang dapat menciptakan iklim usaha yang
kondusif. Sedangkan swasta harus bersedia melakukan semua
ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan tersebut.
Ada beberapa bentuk kemitraan yang dapat dilaksanakan dalam
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten
Bogor, antara lain:
1. Kemitraan sesama instansi pemerintah (baik
vertikal maupun horizontal), yaitu kerjasama yang dilakukan antar
instansi pemerintah yang bertujuan agar ada koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dalam simplikasi dari kebijakan dan ketentuan yang
arahnya adalah pada efisiensi dan efektivitas.
2. Antara pemerintah dan swasta, yang intinya
adalah komunikasi yang sejajar dan saling menguntungkan.
Strategi kemitraan disini adalah dengan mengajak peran serta
swasta dan masyarakat (public-private partnership). Bentuk
kerjasama ini dapat berupa bentuk kerjasama operasi (KSO), BOT
(Building Operation Transfer), BTO (Building Transfer operation),
BOO (ruislag).
3. Antara sesama swasta (khususnya antara
pengusaha besar dan kecil), kerjasama ini diharapkan dapat
mengangkat peran pengusaha kecil agar keterlibatannya dalam
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman semakin
meningkat.
Lebih lanjut partisipasi swasta dapat dibedakan menjadi 5 (lima)
yaitu:
a. Konsep Built Operate and Transfer (BOT),
dimana swasta membangun, mengoperasikan dan memperoleh
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 64
Kabupaten Bogor Tahun 2014
pendapatan dari suatu fasilitas selama jangka waktu tertentu
yang disepakati. Variasi dari pola BOT adalah BOL (Build Operate
Leasing) dan BOO (Build Operate Owning). Pola BOL yaitu
membangun, mengoperasikan, meleasing, biasanya proses
penentuannya sambil berjalan. Artinya semula mungkin pola BOT,
namun karena pihak investor menghendaki pengembalian modal
yang segera lantas melangsungkan proyeknya. Pola BOO artinya
membangun, mengoperasikan, memiliki, biasanya juga
diputuskan belakangan. Umumnya pemilik tanah merasa enggan
untuk menjual tanah pada saat dimulainya proyek, dengan
menunggu sampai periode tertentu baru dijual, berarti ada capital
gain bagi pemilik tanah, karena tertunda harga tanah bisa naik.
b. Konsep Devestiture dimana fasilitas atau
badan usaha pemerintah dijual kepada swasta untuk bersaing
melalui tender pekerjaan (konstruksi maupun jasa) yang semula
hanya diperuntukkan pemerintah. Konsep divestiture belum
diterapkan di Indonesia, meskipun merupakan alternatif pada
masa yang akan datang. Ini dapat berupa pengelolaan secara
penuh oleh swasta, sistem ini harus benar-benar dikaji sesuai
karena pendekatan semacam ini akan menimbulkan masalah-
masalah sosial yang peka dan perlu dilakukan tindakan-tindakan
untuk melindungi penduduk di sekitarnya. Selanjutnya dalam hal
ini pemerintah bertanggung jawab atas penyelidikan utulitas dan
prasarana lainnya.
c. Konsep Leasing dimana badan usaha swasta
menyewa suatu fasilitas pemerintah selama jangka waktu tertentu
yang disepakati dan memperoleh pemasukan. Setelah akhir batas
waktu perjanjian, fasilitas dikembalikan kepada pemerintah.
Penyewaan atau Leasing suatu fasilitas pemerintah melalui
konsesi terbatas pada perusahaan swasta nampaknya bisa
dilaksanakan dalam kerangka perundang-undangan di Indonesia.
Contoh penerapannya antara lain :
Peralatan pengumpulan dan pembuangan sampah milik
pemerintah disewakan pada perusahaan-perusahaan swasta
yang menyediakan tenaga, yang bertanggung jawab atas
operasi dan pemeliharaan.
Penyewaan fasilitas-fasilitas milik pemerintah atau swasta.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 65
Kabupaten Bogor Tahun 2014
d. Konsep Contract Operation dimana
pemerintah tetap mengendalikan badan usahanya dan meminta
suatu kontraktor umum memberikan jasa dibayar langsung oleh
pemerintah atas jasa-jasa yang diberikannya, yang meliputi
berbagai pekerjaan, tanggung jawab atas operasi dan
pemeliharaan, jasa konsultasi perencanaan serta manajemen dan
lain-lainnya. Kerjasama ini merupakan suatu bentuk kerjasama
yang berbeda, yang meliputi antara lain:
Pekerjaan-pekerjaan konstruksi pada umumnya.
Pengadaan bahan-bahan bangunan yang murah.
e. Terdapat pula sektor informal yang sangat
penting, yang sangat berperan dalam penyediaan pelayanan
kawasan perumahan dan kawasan permukiman secara murah.
Sektor ini sering diabaikan dan tidak dapat dimasukkan secara
pasti ke dalam tipe-tipe diatas. Seperti halnya pengadaan
transportasi di sekitar lingkungan perumahan dan kawasan
permukiman, pengadaan bahan bangunan dan sistem
pemanfaatannya oleh swasta.
Pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam kaitannya dengan
investasi pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman ini memiliki fungsi-fungsi sesuai dengan
kewenangannya. Pemerintah daerah dapat saja terlibat langsung
dalam perumusan dan penegakan peraturan-peraturan, misalnya
dalam hal pengaturan kegiatan-kegiatan khusus tentang guna
tanah, konsolidasi pembebasan tanah, penanganan permasalahan
perumahan dan kawasan permukiman, pengaturan bangunan, dan
lain sebagainya. Dalam hal ini juga menyangkut peningkatan
pelayanan sarana dan prasarana penunjang kawasan perumahan
dan kawasan permukiman. Sebagai pelaksanaan program
Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengemban tanggung jawab
yang cukup besar dalam partisipasinya dengan tetap
mempertimbangkan aspirasi daerah dan masyarakat.
3.6.3Kelembagaan Non Formal Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 66
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Sejauh ini, kelembagaan non-formal di bidang pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman yang ada pada umumnya
bekerja dalam lingkup mikro dan pada tingkat lokal. Masih sedikit
kelembagaan non-formal yang bekerja dengan basis jaringan dalam
lingkup yang cukup luas (regional atau nasional). Bila dilihat dari
aspek historis kelembagaan non-formal di bidang perumahan dan
kawasan permukiman sebenarnya merupakan kelembagaan yang
paling banyak berurusan dengan ruang dan sendi-sendi kehidupan
manusia.
Pengembangan kelembagaan non-formal dalam pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman dapat diwujudkan melalui
pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat. Ini merupakan
implementasi konsep pengembangan TRIDAYA yang bertumpu pada
partisipasi masyarakat (pemberdayaan masyarakat). Konsep Tridaya
merupakan salah satu konsep pembangunan berwawasan
lingkungan yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Tridaya yang terdiri dari pemberdayaan manusia,
pemberdayaan ekonomi/usaha, dan pemberdayaan lingkungan
dipandang mampu menjadi komponen yang efektif untuk
menggerakkan proses kemandirian masyarakat setempat dalam
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.
Gambar 3.4Kerangka TRIDAYA
Aplikasi Tridaya di pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman untuk mengakomodasi pengembangan ketiga dimensi
tersebut diperlukan pengelolaan dan pengkoordinasian stakeholder
yang terlibat dalam suatu bentuk kelembagaan. Kelembagaan
tersebut akan menjadi wadah partisipasi dan kemitraan melalui
pengembangan bertumpu pada kelompok masyarakat/komunitas.
Secara khusus hal ini merupakan bagian dari community-based
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 67
Kabupaten Bogor Tahun 2014
institutional development. Implementasi dari community-based
institutional development diintegrasikan dalam pola kelembagaan
yang sesuai dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu konsep pembangunan
ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini
mencerminkan paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat
people-centered, participatory, empowering, and sustainable”.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya meningkatkan
kemampuan masyarakat berupa usaha mengembangkan potensi
masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dengan
memanfaatkan potensi dan kekuatan yang ada pada masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat atau dapat disebut sebagai suatu
pengembangan komunitas terdiri dari serangkaian kegiatan yang
sistematis, terencana, dan terarah untuk menggali, meningkatkan,
dan mengarahkan peran serta atau partisipasi komunitas sehingga
dapat memanfaatkan potensi yang ada guna memecahkan masalah
yang dihadapi oleh suatu komunitas tertentu.
Konsep pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman memberi ikatan, memberi
fokus pada kehidupan bersama, dan memberikan kemungkiman
untuk melakukan pengelolaan sumber daya lokal yang lebih efektif
untuk proses pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. Diharapkan
melalui pemberdayaan masyarakat mampu membantu masyarakat
ekonomi lemah (miskin) untuk memperoleh rumah yang layak; dan
memperkuat posisi masyarakat khususnya yang lemah dan
tertinggal tersebut dalam struktur dan mekanisme pembangunan
sehingga memperkuat posisi masyarakat tersebut dengan pihak-
pihak lain.
Dengan demikian, pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman hendaknya mengubah peran pemerintah dari penyedia
(provider) menjadi pendorong (enabler). Keduanya harus bisa
diterapkan pada waktunya dan pada tempat yang tepat. Secara
singkat, pembangunan bertumpu pada masyarakat adalah pola
pembangunan yang mendudukkan (individu/kelompok) sebagai klien
dan pelaku utama atau penentu sehingga semua keputusan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 68
Kabupaten Bogor Tahun 2014
didasarkan atas kepentingan masyarakat, aspirasi dan kebutuhan
masyarakat, kemampuan masyarakat, dan upaya masyarakat.
3.6.4Pengembangan Kelembagaan BKP4K
Pengembangan kelembagaan pendukung pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman merupakan hal yang juga penting untuk
diperhatikan, dapat dikatakan sebagai sesuatu hal yang harus
segera dibenahi guna mendukung dan merealisasikan rencana dan
program perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Bogor.
Kelembagaan pendukung pada prinsipnya adalah pengefektifan
peran dan fungsi instansi pemerintah yang lain.
Guna mewujudkan cita-cita pembangunan perumahan dan kawasan
permukiman yang sesuai dengan arahan pengembangan dan
rencana tata ruang yang ada, maka pemerintah Kabupaten Bogor
seharusnya merintis membentuk suatu badan yang
mengkoordinasikan, dan mengendalikan pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman, yaitu Badan Kebijaksanaan dan
Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Kota
(BKP4K).
3.7Pembiayaan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Keberhasilan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman sangat
ditentukan oleh kelembagaan pembiayaan yang ada. Hal ini mengingat
pembiayaan merupakan salah satu permasalahan yang seringkali
mengemuka berkaitan dengan siapa penyandang dana atau penanam
modal yang mau berinvenstasi dalam bidang pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman. Oleh karena itu, dalam pembangunan
perumahan dan kawasan permukiman ke depan seharusnya dapat
mengoptimalkan peran dari lembaga-lembaga yang ada, baik itu lembaga
pemerintah, lembaga/pihak lain yang membantu, ataupun lembaga non-
formal lain yang telah ada di masyarakat. Keterkaitan antara pemerintah-
swasta-masyarakat ini dapat menumbuhkan kerjasama yang saling
menguntungkan (mutualisme) jika ada sistem yang mengaturnya.
A. Pengembangan dan Perluasan Sumber Pendapatan Daerah
Dasar-dasar pembiayaan pemerintahan daerah dilakukan menurut
hubungan fungsi berdasarkan pembagian kewenangan, tugas,
tanggung jawab antar tingkat pemerintahan. Penyelenggaraan tugas
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 69
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Daerah dalam rangka pelaksanaan azas desentralisasi menjadi
beban APBD, sedangkan tugas Pusat yang dilaksanakan oleh
perangkat Daerah Provinsi dalam rangka pelaksanaan azas
dekonsentrasi dibiayai dari APBN. Adapun sumber-sumber
penerimaan Daerah untuk melaksanakan azas desentralisasi terdiri
dari :
Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari
- Hasil pajak Daerah
- Hasil Retribusi Daerah
- Hasil Perusahaan Milik Daerah
- Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Dana Perimbangan (kecuali dana Alokasi Khusus), terdiri dari :
- Bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan bangunan, dan
penerimaan dari sumber daya alam
- Dana alokasi umum
- Dana alokasi khusus
Pinjaman Daerah
Lain-lain penerimaan yang sah
Sejalan dengan perkembangan yang terjadi sekarang ini dengan
makin gencarnya penerapan otonomi daerah di daerah dan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 70
Kabupaten Bogor Tahun 2014
SUMBERPENDAPATAN
DAERAH
PENDAPATAN ASLIDAERAH
PENDAPATAN DARIPEMERINTAH PUSAT
LAIN-LAINPENDAPATAN YANG
SAH
PAJAK DAERAH
RESTRIBUSI DAERAH
HASIL PERUSAHAANDAERAH
LAIN-LAIN USAHADAERAH
SUMBANGANPEMERINTAH
(Subsisi,Bantuan)
SUMBANGAN LAIN(Bagi hasil pajak bukan
pajak, SumbanganBUMN)
PINJAMAN(Pemerintah , Luar
Pemerintah)
SUMBANGAN PIHAKKE TIGA
belum optimalpenerimaan sumber
pendapatan daerah dariPAD
"Otonomi Daerah" danPerimbangan keuangan
antara Pusat dan Daerah
Optimalisasi aset-asetDaerah yang
memberikan PAD
perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah, mendorong
daerah untuk mampu mengelola sumber-sumber PAD-nya sendiri.
Hal ini memerlukan pendekatan tersendiri dalam mengoptimalkan
aset-aset daerah yang memberikan PAD yang nantinya mampu
mendukung pembiayaan pembangunan daerah tersebut. Untuk lebih
jelasnya sumber-sumber pendapatan daerah yang dapat digunakan
untuk meningkatkan daerahnya sendiri termasuk untuk
pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman di daerah dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 3.5
Bagan Sumber-Sumber Pendapatan Daerah
Sumber pendapatan daerah yang di dapat di Kabupaten Bogor yang
merupakan sumber pembiayaan dana APBD, dapat digunakan untuk
membantu atau mensubsidi pembangunan sarana dan prasarana
perumahan dan kawasan permukiman. Jenis sarana dan prasarana
yang dibangun dengan dana APBD adalah yang merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah dan bersifat public goods.
B. Pengembangan dan Perluasan Sumber-Sumber Pembiayaan
Lainnya
Untuk mengatasi pembiayaan pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman di daerah, ada beberapa
alternatif guna menggali dana masyarakat atau mengajak pihak
swasta untuk partisipasi. Sumber-sumber pembiayaan yang dapat di
akses untuk pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
adalah sebagai berikut :
a. Dana Masyarakat Sendiri
Pada sebagian besar masyarakat, untuk memperbaiki,
membangun atau membeli rumah, pendanaannya berasal dari
kemampuan sendiri atau merupakan tabungan yang dimiliki.
Kelompok ini tidak memanfaatkan fasilitas yang diberikan
pemerintah atau perbankan dalam pembiayaannya.
b. Dana Tabungan Khusus Masyarakat
Beberapa kelompok memiliki tabungan khusus untuk perumahan,
misalnya Taperum atau Tabungan Perumahan Pegawai Negeri
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 71
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Sipil, atau tabungan pegawai perusahaan swasta. Karena bersifat
khusus kelompoknya, jumlah dana yang dapat diakses oleh Badan
Pengelola atau developer menjadi terbatas.
c. Dana Perbankan
Tersedia dana untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di perbankan
dengan harga pasar yang umumnya digunakan oleh masyarakat
untuk membiayai pemilikan rumah kelas menengah keatas.
Pendanaan untuk KPR ini relatif sulit dan mahal karena dana KPR
ini berasal dari dana masyarakat yang disimpan di bank, sehingga
biaya dananya tergantung dari harga pasar dan penyimpanan
oleh masyarakat umumnya dalam waktu pendek sedangkan bisnis
perumahan adalah investasi jangka panjang.
d. Dana Subsidi
Sampai dengan saat ini telah dikembangkan 3 (tiga) skim kredit
perumahan dan kawasan permukiman yang difasilitasi oleh
program bantuan (subsidi) perumahan dan kawasan permukiman,
yaitu :
Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Tersedia dana untuk KPR yang dikhususkan untuk membiayai
Rumah Sederhana dan Rumah Sangat Sederhana (RS dan RSS)
dengan tingkat bunga di bawah harga pasar. Dana KPR ini
diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan
menengah yang memiliki kemampuan membayar dan bankable.
Bantuan program perumahan yang terkait dengan kredit
perumahan jenis ini mencakup bantuan: (1) selisih bunga
(interest rate subsidy); (2) subsidi selisih bunga (buy-down
subsidy); dan (3) subsidi uang muka (down payment subsidy).
Program Bantuan Perumahan yang Tidak Terkait Kredit
Perumahan
Program bantuan perumahan yang tidak terkait kredit
perumahan antara lain adalah: (a) bantuan modal dana bergulir;
(b) bantuan penyediaan tanah; (c) bantuan penyediaan
prasarana dasar permukiman; (d) bantuan fasilitasi untuk
memperoleh sertifikat tanah; (e) bantuan fasilitasi untuk
memperoleh ijin membangun; dan (f) bantuan bahan bangunan;
(g) subsidi sewa; (h) bantuan asuransi kredit.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 72
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Salah satu program bantuan yang pernah dilaksanakan oleh
pemerintah adalah pola pembiayaan perumahan dengan mekanisme
dana bergulir. Ada dua pola pembiayaan perumahan melalui dana
bergulir, yaitu pinjaman dana bergulir melalui mekanisme bunga
pasar (non subsidi) dan bantuan dana bergulir tanpa bunga, dengan
segmentasi kelompok sasaran yang berbeda.
Kelompok sasaran yang bisa mendapatkan bantuan dana bergulir
melalui mekanisme bunga pasar adalah kelompok masyarakat yang
diharapkan mampu untuk mengelola pendapatannya (saving),
sehingga dinilai mampu membayar angsuran pinjaman. Sedangkan
bagi masyarakat yang berpendapatan sangat rendah, bantuan dana
bergulir dapat diberikan antara lain dalam bentuk program
peningkatan kualitas lingkungan, pembangunan prasarana dan
sarana dasar, yang pada intinya menjadi bagian dari program
pemberdayaan ekonomi masyarakat.
e. Kredit Konstruksi
Merupakan dana yang umumnya digunakan oleh pengembang
sebagai modal kerja dan untuk membiayai pembangunan
perumahan yang akan dijual kepada masyarakat. Misalnya
Investor baik perorangan maupun instansional yang berminat
membangun rumah susun sederhana sewa. Program bantuan
perumahan dan kawasan permukiman yang terkait dengan skim
kredit jenis ini menggunakan dana murah, contoh Penyertaan
Modal Pemerintah (Pinjaman Lunak Jangka Panjang). Kredit
program ini disalurkan melalui skim line of credit yang penyaluran
dananya dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan
pelaksana pembangunan.
f. Pasar Modal dan Pasar Uang
Pola pembiayaan ini belum populer sehingga masih sangat
terbatas. Sumber ini menjadi harapan utama pendanaan dari
semua usaha bersifat komersial, termasuk juga usaha di bidang
perumahan. Untuk menggerakkan agar usaha ini menarik para
investor di pasar uang dan pasar modal, beberapa usaha harus
dilakukan, misalnya :
Penjualan obligasi.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 73
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Dengan menunjukkan sebagai perusahaan yang sehat dan usaha
yang produktif akan menimbulkan minat yang besar dari
masyarakat dan lembaga keuangan untuk membeli obligasi yang
ditawarkan. Bunga dan keuntungan yang ditawarkan dalam besar
yang tetap. Karena sifatnya yang panjang, model obligasi ini akan
banyak diminati Badan Pengelola atau pengembang atau investor.
Para investor obligasi sebagian besar adalah lembaga seperti
Dana Pensiun, Perusahaan Asuransi, Yayasan Sosial dan Bank,
sedikit sekali yang dilakukan perorangan. Hal ini menyebabkan
investasi berupa obligasi menduduki jumlah yang terbesar, karena
para investornya merupakan lembaga yang padat modal.
Disamping itu, kalau seseorang menanamkan modal dalam
bentuk obligasi akan berbeda jika ia menanamkan modal dalam
bentuk lain, seperti saham misalnya. Bila seseorang membeli
obligasi, maka ia akan menjadi kreditor pihak penerbit obligasi, ia
akan dapat mendapat bunga yang besarnya ditentukan dan
modalnya dikembalikan bila jangka waktunya telah habis.
Penjualan Saham. Ada beberapa perbedaan dengan obligasi,
terutama karena deviden yang ditawarkan tidak tetap tapi
tergantung keuntungan pada tahun berjalan, dan fluktuasi harga
saham yang besar.
Melalui Pasar Sekunder Secondary Mortgage Marker (SMM). Pasar
sekunder atau Secondary Mortgage Marker (SMM) adalah konsep
pembiayaan lewat pasar sekunder dan berkaitan erat dengan
perputaran biaya dalam bentuk obligasi, likuiditas, serta
permasalahan pasar modal dan pasar uang. Institusi pasar
sekunder adalah mengumpulkan dan membeli kredit perumahan
jangka penjang dan mengkonversi menjadi mortage-backed
security yang kemudian dijual kepada investor disesuaikan
dengan jangka waktu kreditnya. Institusi ini dapat menyediakan
dana untuk Badan pengelola atau Badan Usaha yang bersumber
dari dana jangka panjang. Pasar sekunder (Secondary Mortgage
Market – SMM) yang permanen diharapkan dapat segera
terbentuk, walaupun saat baru fasilitasnya (Secondary Mortgage
Facilities – SMF) saja yang sedang dipersiapkan.
Secondary Market merupakan suatu jaringan kerja (network) dari
pemberi residential mortgage loan (originator) yang
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 74
Kabupaten Bogor Tahun 2014
meminjamkan uang kepada konsumen rumah dan kepada
investor yang membeli mortgage loan tersebut. Primary Mortgage
Lenders memberikan loan kepada pembeli properti dan
menanggung (underwrite) serta mengelola (service) kredit
tersebut. Sementara kredit-kredit itu dapat tetap menjadi
portofolio dari peminjam (lenders) atau dapat pula lenders
tersebut menjualnya kepada investor. Lenders yang bersangkutan
tetap melakukan tugas sebagai servicer untuk mengelola kredit
dari peminjam (borrower) para konsumen rumah tersebut.
Mekanisme SMM ada 2 macam:
1. SMM merupakan suatu mekanisme pasar yang
diciptakan agar sumber dana untuk pembiayaan KPR dapat
diperoleh dari pasar modal. Dengan mekanisme ini, KPR-KPR
yang telah disalurkan, dikemas, dan dikelompokkan menurut
kreteria-kriteria tertentu (misalnya berdasarkan jangka waktu
atau tingkat bunga) untuk kemudian dijual kepada suatu
lembaga khusus yang bertugas untuk membeli KPR-KPR yang
kemudian ditransformasikan menjadi surat berharga yang
disebut Mortgage Backed Securities (MBS).
2. Proses securitisasi yaitu mentransformasikan aset
yang tidak likuid (cair) menjadi likuid, sehingga dapat
diperdagangkan kepada investor di pasar modal. Dalam
pembukuan bank, asetnya tetap tetapi bentuknya berubah
dari KPR menjadi securitas.
Gambaran singkat sistem kegiatan sumber pembiayaan dari
SMM dan SMF dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 75
Kabupaten Bogor Tahun 2014
P
i
n
j
a
m
a
n
S
i
m
p
a
n
a
n
P
i
n
j
a
m
a
n
Pemilik Rumah
Bank MortgageAsur
a
n
s
i
P
e
r
u
s
a
h
a
a
n
d
a
n
d
a
n
a
P
e
n
s
i
u
n
Bank
d
a
n
I
n
s
t
i
t
u
s
i
T
a
b
u
n
g
a
n
Secondar
y
M
o
r
t
g
a
g
e
M
a
r
k
e
t
(
S
M
M
)
S
e
c
u
r
i
t
a
s
S
e
c
u
r
i
t
a
s
S
i
m
p
a
n
a
n
P
i
n
j
a
m
a
n
Gambar 3.6
Bagan Alur Kerja Sistem SMM
Sumber: Widigdo Sukarman, 1995
Sementara itu, gambaran kegiatan dan sumber pembiayaan
sistem SMF ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.7
Kegiatan dan Sumber Pembiayaan Sistem SMF
Sumber: Tri Hartono , 1999
Hambatan yang dihadapi untuk membangun pasar obligasi adalah
kurangnya likuiditas pasar sekunder (secondary market) dan
benchmark bonds seperti jaminan pemerintah jangka panjang yang
disebabkan oleh kebijakan fiskal yang ketat. Di samping itu
Indonesia belum banyak memiliki investor institusional untuk
membeli obligasi perusahaan serta terdapat ketidakpastian
mengenai kemungkinan inflasi.
Pengembangan Pola-Pola Pembiayaan Pembangunan Perumahan
dan kawasan permukiman
Terdapat banyak pola-pola pembiayaan yang dapat dikembangkan
untuk mendukung tercapainya pembiayaan pembangunan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 76
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Pen
y e r t a a n
Sah
a m
Dan
a
Agu
n a n / T a g i h a n
A
g
u
n
a
n
D
a
n
a
S
e
g
a
r
Ta
g
i
h
a
n
/
S
u
r
a
t
B
e
r
h
a
r
g
a
Bank Indonesia
Lembaga Internasional
Bank Pemberi KPR
Perusahaan Pembiayaan
Perusahaan Asuransi
B
A
N
K
K
P
R
INVESTOR
Secondary Mortgage
Market (SMM)D
a
n
a
S
e
g
a
r
N
A
S
A
B
A
H
perumahan dan kawasan permukiman yang baik. Diantaranya
melalui koperasi, dan Taperum.
A. Koperasi
Pemanfaatan koperasi untuk pembangunan perumahan dan
kawasan permukiman didukung oleh SK Bersama Menpera dan
Menkop Nomor 02/SKB/M/X/1987 dan Nomor 01/SKB/10/1987
tentang penyediaan perumahan dan kawasan permukiman melalui
koperasi dengan penyerahan dana dan daya yang ada dalam
masyarakat. Pedoman pengadaan perumahan dan kawasan
permukiman dengan fasilitas KPR BTN oleh koperasi diatur melalui
SK Menpera Nomor 11/Ktps/1989 Tanggal 5 Juni 1989. Pedoman ini
merupakan ketentuan operasional dalam pengadaan perumahan
sederhana dengan fasilitas KPR BTN (Kredit Pemilikan Rumah BTN)
dan KPKSB BTN (Kredit Pemilikan Kapling Siap Bangun) oleh koperasi
yang memiliki kegiatan usaha pengadaan perumahan.
B. Taperum PNS
Untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk
memiliki rumah yang layak, dalam kondisi terbatasnya kemampuan
PNS untuk Taperum PNS berlandaskan pada azas
kegotongroyongan, kebersamaan, kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial serta diselenggarakan dengan pendekatan
pembangunan yang bertumpu pada kemampuan PNS sendiri.
Penghimpunan dana Taperum PNS dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan PNS dengan cara :
1. Membantu membayar uang muka pembelian rumah dengan
fasilitas KPR dan
3. Membantu sebagian biaya untuk membangun
rumah bagi PNS yang sudah memiliki tanah ditempatnya bekerja.
Bantuan uang muka KPR diberikan kepada PNS yang belum memiliki
rumah dan bantuan sebagian biaya membangun rumah di atas
tanah sendiri diperuntukkan bagi PNS yang belum memiliki rumah
dan yang telah memiliki tanah yang sah di daerah tempatnya
bekerja.
Tatacara pengajuan permohonan fasilitas bantuan uang muka KPR
atau bantuan sebagian biaya membangun rumah menyangkut:
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 77
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Pertama, fasilitas bantuan uang muka KPR dan bantuan
sebagian biaya membangun rumah disediakan bagi PNS yang
belum memiliki rumah
Kedua, Fasilitas bantuan tanpa memperhatikan jumlah Taperum
PNS yang bersangkutan pada saat menerima fasilitas bantuan,
Ketiga, fasilitas bantuan hanya diberikan satu kali selama yang
bersangkutan menjadi PNS
Keempat, PNS suami atau istri yang telah memiliki rumah baik
dengan cara membangun sendiri, arisan, atau dengan cara lain
dianggap telah memiliki rumah sehingga tidak dapat
memperoleh fasilitas bantuan,
Kelima, fasilitas bantuan uang muka yang diberikan oleh
Bapertarum PNS langsung disetor kepada bank pemberi KPR,
Keenam, fasilitas bantuan sebagian biaya membangun
diberikan untuk rumah yang akan dibangun diatas tanah yang
terletak diwilayah/kota dimana PNS bekerja atau tempat lain
dengan dispensasi, yang status hak atas tanahnya jelas atau
tanah orang lain dengan persetujuan pemilik.
C. Dana Pinjaman Bergulir Perumahan
Warga msyarakat yang berpenghasilan rendah umumnya tidak
mendapatkan akses kepada kredit perbankan formal, mereka dinilai
tidak layak mendapatkan kredit (tidak bankable) karena
penghasilannya dan kemampuan ekonomi yang rendah. Melalui
Program/Proyek dana bergulir mereka (masyarakat berpenghasilan
rendah) diberi kesempatan memperoleh pinjaman melalui dana
pinjaman bergulir sebagai salah satu alternatif model pembiayaan
mikro kredit bagi perbaikan dan pembangunan perumahan.
Sasaran dana pinjaman bergulir perumahan ini adalah masyarakat
yang berpenghasilan rendah yang tidak bankable yang bermukim di
kawasan kumuh dengan kondisi rumah dan lingkungan yang tidak
sehat atau mereka yang belum memiliki rumah tinggal. Warga
masyarakat ini bergabung dalam suatu organisasi masyarakat,
seperti koperasi, paguyuban, perkumpulan, kelompok swadaya
masyarakat (KSM), atau sejenisnya. Mereka harus mampu
membayar kembali pinjaman secara angsuran dengan
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 78
Kabupaten Bogor Tahun 2014
membuktikannya melalui kemampuan menabung. Jumlah anggota
KSM peminjam mempunyai kelompok terkecil sekitar 25-40.
Penyaluran dana pinjaman bergulir ini disalurkan kepada Badan
Pengelola dana (BP) yang dibentuk oleh masyarakat melalui Forum
Pembangunan Kota (FPK). BP selanjutnya menyalurkan pinjaman
kepada warga masyarakat melalui KSM-nya.
Prosedur tentang pengguliran dana dapat dijelaskan melalui bagan
berikut ini:
Profil Pembangunan Perumahan di Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Jonggol 3 - 79
Kabupaten Bogor Tahun 2014
PENETAPAN KSMPENETAPAN KSM
PENETAPAN KESEPAKATAN:
Besaran Bantuan
Besaran Bunga dan Rencana Pemanfaatannya
Besaran Pengembalian Hak dan Kewajiban
Masa Tenggang sebelum mencicil kredit
PENETAPAN KESEPAKATAN:
Besaran Bantuan
Besaran Bunga dan Rencana Pemanfaatannya
Besaran Pengembalian Hak dan Kewajiban
Masa Tenggang sebelum mencicil kredit
PENETAPAN MEKANISME
PENGEMBALIAN
PENETAPAN MEKANISME
PENGEMBALIAN