lap resmi kimia 2013
DESCRIPTION
praktikum kimiaTRANSCRIPT
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud Praktikum
Maksud dari diadakannya praktikum kimia analitik di jurusan Teknik
Pertambangan STTNAS Yogyakarta adalah mendidik mahasiswa agar mempunyai
kemampuan dan ketrampilan dalam menggunakan dan mengerjakan tugas atau
pekerjaan yang berhubungan dengan kimia analit di laboratorium.
Penguasaan materi praktikum dapat diperoleh dari kuliah kimia dasar, kuliah
kimia analit maupun didapat dari SMA yang dulu pernah ditempuh serta
melengkapinya dengan membaca literatur-literatur kimia. Kemampuan penggunaan
alat-alat laboratorium dapat diperoleh dari latihan latihan yang dipandu oleh para
asisten.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari diadakannya praktikum kimia analitik pada jurusan Teknik
Pertambangan STTNAS Yogyakarta adalah agar kedepannya mahasiswa mempunyai
cukup bekal dalam menentukan kandungan suatu unsur mineral dalam sampel batuan
yang di bawa ke laboratorium. Selain itu, dengan mempunyai kemampuan
penguasaan materi praktikum dapat digunakan di kehidupan / lingkungan kerja
nantinya.
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 1
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
BAB II
ANALISIS KUALITATIF
2.1 Analisis Anion
2.1.1 Dasar Teori
Pada dasarnya konsep dasar analisis kimia dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat
atau campuran yang tidak diketahui.
2. analisis kuantitatif, yaitu analisis kimia yang menyangkut penetuan jumlah zat
tertentu yang ada di dalam suatu sample (contoh)
Ada dua aspek pentig dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
idenitifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, kesamaan pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat peguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
sebgai sifvat periodic menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida, sulfide,
hidroksida, karbonat sulfat, da garam-garam lainnya dari logam.
Walaupun analisis kualitatif sudah banyak ditinggalkan, namun analisis
kualitatif ini merupakan alikasi prinsip-prinsip umum dan konsep-kosep dasar yang
telah dipelajari dalam kimia dasar.
Setelah melakukan analisis kualitatif, diketahui komponen apa atau pengotor
apa yang ada dalam sample tertentu, seringkali diperlukan informasi tambahan
mengenai berapa banyak masing-masing komponen atau pengotor tersebut. Beberapa
teknik analisis kualitatif diklasifikasikan atas dasar :
a. Pengukuran banyaknya pereaksi yang diplerlukan untuk menyempurnakan
suatu reaksi atau banyaknya hasil reaksi yang terbentuk.
b. Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri)
c. Pengukura sifat optis (pengukuran adsorban)
d. Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3.
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 2
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan,
pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis dapat berupa zat
padat non-logam. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia- reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode
yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang
digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu
golongan
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya :
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd,
As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan
ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation
golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.
Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat
dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau
sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia regensia golongan sebelumnya, merupakan
golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi :
Mg, K, NH4+.
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 3
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik
tertentu, dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat,
sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain
lagi, semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan
larutan besi (III) klorida kepada suatu larutan yang praktis netral. Reaksi dalam anion
ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan reaksi dari asam-asam
organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini meliputi asetat, formiat,
oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang
digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang
kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Reaksi Anion
1. Anion klorida ( Cl - )
a. 2NaCl + H2SO4 → Na2SO4 + 2HCl
b. NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl
AgCl + NH4OH → Ag ( OH )2 Cl + 2 H2O
AgCl + HNO3 → AgNO3 + HCl
c. NaCl + Pb ( CH3COO )2 → PbCl2 + 2CH3COONa
2. Anion Iodida ( I )
a. KI + AgNO3 → AgI + KNO3
b. KI +CuSO4 → KSO4 + CuI
c. KI + HgCl → KCl2 HgI
3. Anion Ferosianaida ( Fe ( CN )6 4 - ) dan Rhodanida ( CNS )
a. K4Fe ( CN )6 + Pb ( CH3COO )2 → 4 CH3COOK + Pb2Fe ( CN )6
b. KCNS + AgNO3 → KNO3 + AgCNS
c. KCNS + FeCl3 → KCl + Fe ( CNS )3
4. Anion Karbonat ( CO3 ) dan Anion Tiosulfat ( S2O3 - )
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 4
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
a. Na2CO3 + AgNO3 → NaNO3 + Ag2CO3
b. Na2S2O3 + H2SO4 → Na2SO4 + H2S2O3
c. Na2S2O3 + AgNO3 → 2NaNO3 + Ag2S2O3
5. Anion Sulfat ( SO4 2 - )
a. Na2SO4 + BaCl2 → NaCl + Ba2SO4
b. Na2SO4 + Pb ( CH3COO )2 → 2CH3COONa + PbSO4
6. Anion Borat ( BO3 3 - )
a. Na2B4O7 + AgNO3 → 2NaNO3 + B4O7Ag2
b. Na2B4O7 + BaCl2 → 2NaCl + Ba7BO
2.1.2 Bahan Dan Alat Percobaan
Alat dan bahan yang dipergunakan selama praktikum kimia dari awal
praktikum hingga akhir adalah sebagai berikut :
Bahan :
Anion Cl - : NaCl, H2SO4, AgNO3, HNO3, Pb(CH3COO)2, NH4OH,
Anion I- : KI, AgNO3, Na2S2O3, NH4OH, CuSO4, HgCl2
Anion Fe(CN)6 4- : K4Fe(CN)6 , Pb(CH3COO)2, HNO3, KCNS, AgNO3, FeCl3
Anion CNS- : FeCl3, AgNO3, HNO3,KCNS
Anion CO3- : Na2CO3, AgNO3,
Anion S2O3- : Na2SO3, AgNO3, H2SO4
Anion SO4 2 - : Na2SO4, BaCl2, Pb(CH3COO)2, H2SO4
Anion BO3 3- : Na2B4O7, AgNO3, BaCl2
Alat :
- Tabung reaksi
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 5
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
- Rak tabung
- Pipet tetes
- Bunsen Spiritus
2.1.3 Cara Kerja
Anion klorida ( Cl - )
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 6
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Di gunakan larutan Na CL encer.
Masukkan 3 buah tabung reaksi masing –masing ml larutan Na Cl kemudian lakukan
percobaan berikut :
a. Berikan asam sulpat ( H2 SO4 ) encer,
b. Berikan larutan pirak nitrat (Ag NO3 )maka akan diperoleh endapan Ag CL
berwarna putih.ambillah endapoan tersebut dan masukkan kedalam dua buah
tabung reaksi yang bersih,kemudian pada tabung berikan masing – masing larutan
amaonia,dan larutan asam nitrat.perhatikan reaksi yang terjadi,endapan larut
dalam amonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat.
c. Berikan larutan Hg2 ( NO3 )2 maka akan terbentuk endapan Hg2Cl2.coba larutkan
dalam amonia apa yang terjadi
Anion Ionida ( I - )
Digunakan kalium iodida.
Langkah kerja nya sama dengan anion klorida.
a. Berikan larutan Ag NO3 maka akan terjadi endapan berwarna kuning dari
Agl.Bagi endapan menjadi dua bagian kemudian ujilah endapan tersebut dengan
larutan natrium tiosulpat ( Na2 S2 O3 ) dan yang satu nya tambah larutan amonia
amati endapan larut atau tidak.buktikan dengan percobaan
b. berikan larutan Cu SO4 maka akan terbentuk endapan CuI dan I yang larut dalam
natrium tiosolpat.amati dan catat warna endapan
c. berikan larutan Hg cl2 maka akan terbentuk endapa Hg I2 yang larut dalam larutan
KI berlebih,membentuk Hg I2,amati warna endapan.
Anion ferrosianida Fe ( CN ) 6 4- dan Rhodanida ( CNS - )
Digunakan larutan K4 Fe ( CN)6 dan larutan KCNS,
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 7
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
masukkan larutan pertama dalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua masukkan
kedalam dua buah tabung reaksi berikan pereaksi berikut ini.
a. pada larutan pertama tamhahkan larutan timbal asetat,Pb(CH3 OO)2,maka akan
nterjadi endapan putih,endapan ini tidak dapat larut dalam asam nitrat
encer.buktikan
b. pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi satu larutan perak nitrat,maka akan
terbentuk endapan AgCNS yang berwarna putih
c. pada tabung yang satu nya berikan larutan Fe cl3 maka akan terbentuk senyawa
komplek berwarna merah ferri roda nida.
Anion Nitrat ( CO3- ) dan Anion Tiosulfat ( S 2O3
- )
Digunakan larutan NaCO3 dan larutan Na2S2O3.
masukan larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua ke dalam
dua buah tabung reaksi, dan masing – masing tambahkan pereaksi berikut ini:
a. Larutan pertama pada sebuah tabung reaksi tambahkan larutan AgNO3 ( perak
nitrat ), maka akan terbentuk endapan Ag2CO3, tambahkan AgNO3 berlebih, amati
apa yang terjadi!
b. Pada larutan kedua tambahkan tabung reaksi satu larutan asam sulfat encer maka
akan terbentuk gas yang berbau merangsang, H2S dan endapan belerang S
c. Pada tabung reaksi yang satunya tambahkan larutan perak nitrat akan terbebntuk
endapan puith Ag2S2O3, yang kemudian menjadi kuning, coklat dan akhirnya
hitam karena terbentuk Ag2S
Anion Sulfat ( SO4 2- )
Digunakan larutan Na2 SO4.
Masukkan larutan tersebut ke dalam dua buah tabung reaksi dan tambahkan masing –
masing pereaksi berikut :
a. Tambahkan larutan BaCl2 maka akan terbentuk endapan Ba SO4.
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 8
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
b. Tambahkan larutan Pb( CH3OO)2 ( Pb Asetat )maka akan terbentuk endapan putih
dari timbal sulfat ,endapan ini larut dalam asam sulfat pekat buktikan!
Anion Borat ( BO3 3- )
Dipakai larutan Borax.
Masukkan larutan tersebut kedalam dua buah tabung reaksi,masing – masing pereaksi
berikut ini :
a. Berikan larutan perak nitrat,maka terjadi endapan putih darim perak meta
borak,jika di panaskan terbentuk Ag2O yang berwarna hitam.buktikan !
b. Berikan larutan BaCl2 akan terbentuk endapan putih Barium meta borat.
2.1.4 Kesimpulan
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 9
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Dari hasil percobaan maka dapat disimpulkan :
1. Untuk Anion Klorida (Cl-) percobaan :
a. Dipanaskan terbentuk asap bau
b. Terbentuk endapan AgCl yang berwarna putih
c. Terbentuk endapan PbCl2
2. Untuk Anion Iodida (I-) percobaan :
a. Terjadi endapan AgI berwarna kuning
b. Terbentuk endapan CuI dan I2 yang larut dalam larutan Natrium Tiosulfat
c. Terbentuk endapan AgI2 yang larut dalam KI berlebih
3. Untuk Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida(CNS-) percobaan :
a. Terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam nitrat (HNO3) encer
b. Terbentuk endapan AgCNS berwarna putih
c. Terbentuk senyawa kompleks merah ferri rhodanida
4. Untuk Anion Nitrat ( CO3- ) dan Anion Tiosulfat ( S2O3
- ) percobaan :
a. Terbentuk endapan Ag2CO3
b. Terbentuk gas yang berbau (H2S) dan endapan belerang (S)
c. Terbentuk endapan putih Ag2S2O3 yang kemudian menjadi kuning, coklat dan
akhirnya hitam kerena terbentuk Ag2S
5. Untuk Anion Sulfat ( SO4 2- ) percobaan:
a. Terbentuk endapan BaSO4
b. Terjadi endapan putih dari timbal sulfat.
6. Untuk Anion Borat ( BO3 3- ) percobaan:
a. Terjadi endapan putih, dipanaskan menjadi hitam
b. Terbentuk endapan putih barium meta borat.
2.2 Analisis Kation
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 10
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
2.2.1 Dasar Teori
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik kali ini adalah uji
kation. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat dalam
suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam percobaan
adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga larutan sampel tersebut
selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang terkandung didalamnya melalui
penambahan Reagen yang spesifik dari masing – masing kation tersebut. Reagen
yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan sampel
yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH, K4Fe(CN)6 dan
HgCl2. semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan
komposisi tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan endapan ataupun perubahan
warna yang menunjukkan adanya kandungan kation-kation tersebut di dalam larutan
sampel yang digunakan.
Ada dua aspek pentig dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
idenitifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, kesamaan pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat peguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
sebgai sifvat periodic menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida, sulfide,
hidroksida, karbonat sulfat, da garam-garam lainnya dari logam.
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam
larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan
untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan metode yang
digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 11
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama. Hal ini
meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
2.2.2 Bahan Dan Alat Percobaan
Alat dan bahan yang dipergunakan selama praktikum kimia dari awal
praktikum hingga akhir adalah sebagai berikut :
Bahan :
Kation golongan I
Ag+ : AgNO3, HCL, NH4OH, NaOH, HNO3, K2CrO4, KI,
Na2S2O3,
Kation Golongan II
Merkuri Hg2+ : HgCl2, NaOH,HgCl2, NH4OH, HCl, NaH4Cl, KI
Kupri(Cu2+) : CuSO4, NaOH, Na2CO3, NH4OH,
Kadmium (Cd2+) : CdSO4, (NH4)2CO3, NaOH, NH4OH
Kation golongan III
Alumunium (Al3+) : AlCl3, NH4OH, KOH
Ferri ( Fe3+) : FeCl3, KOH, HCl, H2SO4, K4Fe(CN)6, KCNS
Mangano (Mn2+) : MnSO4, KOH, NH4OH, Na2CO3
Nikel (Ni2+) : NiSO4, NaOH, HCl, NH4OH, (NH4)2CO3, K2CrO4
Kation golongan IV
Barium ( Ba2+ ) : Ba(NO3)2, K2CrO4, H2SO4, Na2HPO4
Magnesium ( Mg2+ ) : MgCl2, NaOH
Kation Golongan V :
Amonium (NH4+) : NaOH, NH4OH
Alat :
- Tabung reaksi dan rak tabung
- Pipet tetes
- Bunsen Spiritus + korek api
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 12
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
2.2.3 Cara Kerja
Pada analisa kation ini hanya dipilih beberapa kation saja,dengan alasan
pemilihan sudah mewakili tiap golongan.
I. KATION GOLONGAN I:Ag+ dan Hg2+
Perak (Ag + )
Digunakan larutan AgNO3.
Masukkan kira-kira 4 ml larutan AgNO3 pada lima buah tabung reaksi,kemudian
tambahkan pereaksi berikut ini:
a. Asam klorida encer,maka akan terbentuk endapan AgCL putih yang larut dalam
larutan ammonia.
b. NaOH,maka akan terbentuk endapan Ag2O berwarna coklat,endapan ini larut
dalam ammonia dan asam nitrat..
c. Kalium Kromat netral maka akan terjadi endapan merah perak kromat,endapan ini
larut dalam ammonia dan asam nitrat.
d. KI,maka akan terbentuk AgI yang berwarna kuning ,sedikit larut dalam ammonia,
dan larut sempurna dalam natrium tiosulfat.Buktikan!
II. KATION GOLONGAN II: Hg2+; Cu2+; Cd2+ dan Sn2+
Merkuri (Hg 2+ )
Digunakan larutan HgCL2.
Masukkan kedalam 4 buah tabung reaksi kemudian masing-masing berikan pereaksi
berikut ini:
a. NaOH,maka akan terjadi endapan kuning HgO.
b. K2CrO4,maka akan terjadi endapan kuning merkuri kromat,jika dipanaskan akan
berubah manjadi berwarna merah,karena terjadi garam basa.
c. Ammonia,maka akan terjadi endapan putih dari merkuri ammonia klorida.enda-
pan ini larut dalam asam klorida dan juga dapat bereaksi dengan larutan ammo-
nium klorida.
d. KI,maka akan terjadi endapn merah HgI2,larut dalam KI berlebih,Buktikan!
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 13
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Kupri (Cu 2+ )
Digunakan larutan CuSO4.
Masukkan larutan kedalam 4 buah tabung reaksi,masing-masing tambahkan pereaksi
berikut ini:
a. NaOH,maka akan terjadi endapan biru dari Cu(OH)2,jika dipanaskan terbentuk
CuO yang berwarna hitam.
b. Na2CO3,maka akan terjadi endapan hijau biru dari basa karbonat,pada penamba-
han Na2CO3 berlebih maka akan terbentuk Kristal CuCO3,dan Cu(OH)2.H2O,en-
dapan tersebut larut dalam ammonia
c. NH4OH,maka akan terjadi endapan hijau dari garam basa,jika ditambah ammonia
berlebih akan larut,larutsn menjadi berwarna biru.
d. KI, maka akan terjadi endapan putih CuI2,dan terbentuk I2 bebas yang menye-
babkan larutan berwarna coklat,Buktikan!
Kadmium (Cd 2+ )
Digunakan larutan CdSO4.
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi,dan tambahkan masing-
masing pereaksi berikut ini:
a. Ammonium karbonat maka akan terjadi endapan putih dari basa karbonat yang
berwarna kuning –coklat.
b. NaOH,maka akan terjadi endapan putih dari Cd(OH)2,jika dipanaskan maka akan
terbentuk CdO yang berwarna hitam.
c. Amonia,maka akan terjadi endapan putih dari Cd(OH)2 yang larut dalam ammo-
nia berlebih.Buktikan!
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 14
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
III. KATION GOLONGAN III: AI3+, Fe3+, Mn2+, Ni2+ dan Zn2+
Aluminium (AI 3+ )
Digunakan lariutan ALCL3.
Masukkan larutan tersebut kedalam 2 buah tabung reaksi,kemudian berikan masing-
masing pereaksi berikut ini:
a. NH4OH,maka akan terbentuk endapan putih AL(OH)3,yang tidak larut dalam air.
b. KOH,maka akan terjadi endapan putih dari AL(OH)3,endapan ini larut dalam
KOH berlebih.Buktikan!
Ferri (Fe 3+ )
Digunakan larutan ferri klirida.
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi,kemudian masig-masing
tambahkan pereaksi berikut ini:
a. Larutan KOH,maka akan terbentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna coklat.enda-
pan ini larut dalam asam diantaranya adalah (HCL,H2SO4,CH3COOH).
b. Larutan K4Fe(CN)6,maka akan terjadi warna biru karena terbentuk ferri ferro sian-
ida.
c. Larutan KCNS,maka akan terjadi larutan berwarna merah ferri rhonanida.Buk-
tikan!
Mangano (Mn 2+ )
Digunakan larutan MnSO4.
Masukkan larutan tersebut kedalam 3 buah tabung reaksi,kemudian masing-masing
tambahkan pereaksi berikut ini:
a. Larutan KOH,maka akan terjadi endapan Mn(OH)2 yang berwarna putih,yang
mudah teroksidasi membentuk MnO yang berwarna coklat.
b. Larutan NH4OH,maka dalam keadaan netral alan terbentuk endapan Mn(OH)2.
c. Larutan Na2CO3,maka akan terjadi endapan putih dari MnCO3,jikma dipanaskan
akan terjadi MnO,perhatikan perubahan warnanya.
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 15
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Nikel ( NI 2+ )
Digunakan larutan NiSO4
Masukkan larutan tersebut kedalam 5 buah tabung reaksi dan tambahkan masing-
masing pereaksi berikut ini:
a. Larutan NaOH,maka akan terjadi endapan hijau Ni(OH)2,perhatikan apa yang ter-
jadi jika dilarutkan dalam HCL atau HNO3.
b. Larutyan NH4OH,maka akan terbentuk endapan hijau,yang larut dalam ammonia
berlebih,amati apa yang terjadi.
c. Larutan K2CrO4,dalam keaadan panas terjadi endapan coklat dari Na2CrO4.NiO.
IV. KATION GOLONGAN IV : Ca 2+. Ba2+, dan Mg2+
Barium ( Ba 2 + )
Digunakan larutan Barium Nitrat
Masukkan larutan tersebut kedalam 4 buah tabung reaksi,masing-masing tambahkan
pereaksi berikut ini:
a. Larutan K2CrO4,terbentuk endapan kuning barium kromat.
b. Larutan asam sulfat encer,terbentuk endapan BaSO4 putih,berbentuk koloid.
Magnesium ( Mg 2+ )
Digunakan larutan MgCL2
Masukkan larutan tersebut ke dalam sebuah tabung reaksi dan tambahkan pereaksi
berikut ini:
Larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih dari Mg(OH)2. Buktikan!
V. KATION GOLONGAN V:NH4+
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 16
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Amonium(NH4+ )
Digunakan larutan Amonium hidroksida.
Masukkan larutan tersebut kedalam tabung reaksi dan tambahkan NaOH,ambil pen-
gaduk gelas basahi dengan HCL pekat,taruh diatas tabung reaksi,jika perlu dengan
pemanasan.Amati apa yang terjadi.
Reaksi kation
Kation Golongan I
1. Perak ( Ag + )
a. AgNO3 + HCl → HNO3 + AgCl
b. NaOH + AgNO3 → NaNO3 + AgOH
c. AgNO3 + K2Cr2O4 → KNO3 + AgCrO4
Kation golongan II
1. Kupri ( Cu 2+ )
a. CuSO4 + NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4
b. CuSO4 + Na2CO3 → CuCO3+ Na2SO4
CuSO4 + NH4OH → CuOH + N2SO4
c. CuSO4 + KI → CuI + K2SO4
2. Kadmium ( Sn )2+
a. SnCl2 + NaOH → Sn(OH)2 + 2 HCl
b. SnCl2 + H2SO4 → SnSO4 +2HCl
c. SnSO4 + HNO3 (encer) → SnNO3 + H2SO4
3. Bismut (Bi)3+
a. Bi(NO3)2 + NH4OH → Bi(OH) + NH4(NO3)2
b. Bi(NO3)2 + NaOH → Bi(OH) + Na(NO3)2
c. Bi(NO3)2 + KNO3 → BiI + K (NO3)2
Kation golongan III
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 17
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
4. Aluminium (Al3+)
a. AlCl3 + NH4OH → Al (OH)3 +H2O
Al (OH)3 + H2O → Al (H2O) + OH4
b. AlCl3 + KOH → Al (OH)3 + KCl
5. Ferri (Fe3+)
a. FeCl3 + KOH → (OH)3 + KCl
Fe(OH)3 + H2SO4 → FeCl3 +3H2O
b. FeCl3 + K4Fe(CN)6 → Fe(CN)6 + 3KCl
c. KCNS + FeCl3 → Fe(CNS)3 + 3KCl
6. Nikel (Ni2+)
a. NiSO4 +NaOH → Ni (OH)2 + NaO4
Ni (OH)2 + HNO3 → Ni(NO)2 + 2H2O
b. NiSO4 + NH4OH → Ni(OH2) + NH4(SO4)2
c. NiSO4 + K2CrO4 → NiCrO4 + K2SO4
Kation golongan IV
1. Barium (Ba2+)
a. Ba(NO3)2 + K2CrO4 → 2 KNO3 + BaCrO4
b. Ba(NO3)2 + H2SO4 (encer) → BaSO4 +2HNO3
2. Magnesium (Mg2+)
a. MgCl2 + NaOH → 2 NaCl + Mg(OH)2
Kation Golongan V
Amonium(NH4+ )
2.2.4 Kesimpulan
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 18
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Dari hasil percobaan maka dapat disimpulkan :
1. Kation golongan I
Perak (Ag+) percobaan :
a. Terbentuk endapan AgCl putih yang larut dalam ammonia (NH4OH)
b. Terbentuk endapan Ag2O berwarna coklat,larut dalam HN4OH dan HNO3
c. Terjadi endapan merah perak kromat
d. Terjadi endapan AgI warna kuning
2. Kation Golongan II
Kupri(Cu2+) percobaan :
a. Terbentuk endapan biru Cu(OH)2, di panaskan menjadi CuO warna hitam
b. Pada penambahan Na2CO3 berlebih terbentuk endapan putih yang larut dalam
ammonia
c. Terbentuk endapan hijau dari garam basa
d. Terbentuk endapan putih CuI2, dan terbentuk I2 yang menyebabkan larutan
warna coklat
Kadmium (Cd2+) percobaan :
a. Terjadi endapan putih Sn (OH)2
b. Terbentuk endapan putih yang larut dalam ammonia berlebih
c. Terbentuk endapan SnSO4 berwarna putih.
d. Endapan larut sebagian dalam HNO3.
Bismut (Bi 3+)
a. Terbentuk endapan Bi (NO3)2 berwarna putih.
b. Endapan larut sebagian dalam NH4OH berlebih + NaOH
c. Terbentuk endapan Bi(OH) putih
d. Endapan larut sebagian dalam NaOH
e. Terbentuk endapan BiI berwarna hitam
3. Kation golongan III
Alumunium (Al3+) percobaan :
a. Terbentuk endapan putih Al(OH)3
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 19
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
b. Terjadi endapan putih Al(OH)3 yang larut dalam KOH berlebih
Ferri ( Fe3+) percobaan :
a. Terbentuk endapan Fe(OH)3 coklat, larut dalam HCl dan H2SO4
b. Terbentuk ferri ferro sianida
c. Terbentuk merah ferri rhodanida
Nikel (Ni2+) percobaan :
a. Terbentuk endapan hijau Ni(OH)2
b. Terjadi endapan hijau yang larut dalam ammonia berlebih
c. Dalam keadaan panas terjadi endapan coklat
4. Kation golongan IV
Barium ( Ba2+) percobaan :
a. Terbentuk endapan kuning barium kromat (BaCrO4)
b. Terbentuk endapan BaSO4 putih berbentuk Kloid
Magnesium ( Mg2+ ) percobaan :
Terbentuk endapan putih Mg(OH)2
5. Kation Golongan V
Amonium (NH4+) percobaan :
Terdapat asap putih yang mengarah kelarutan
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 20
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
BAB III
ANALISIS KUANTITATIF
3.1 Dasar Teori
Asidi dan Alkalimetri
Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang menyangkut
asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Reaksi dijalankan dengan titrasi,
yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat
yang direksikan tepat menjadi ekivalen (telah tepat banyaknya untuk menghabiskan
zat yang direaksikan) satu sama lain. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut
titrant, sedangkan larutan yang ditambah titrant disebut titrat (dalam hal ini titrant dan
titrat berupa asam dan basa atau sebaliknya). Pada saat ekivalen, penambahan titrant
harus dihentikan, saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui keadaan
ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang dinamakan
indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warna
apabila pH lingkungannya berubah. Asidi-alkalimetri menyangkut reaksi antara asam
kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari
asam lemah, dan basa kuat-garam dari basa lemah.
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan
baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan
menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai
titrasi asam-basa.
Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga titik
akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di mana
penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna
indikator.
Metode Titrimetri / Volumetri
Prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran jumlah larutan titran
yang bereaksi dengan analit.
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 21
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Larutan titran : larutan yang digunakan untuk mentitrasi, biasanya digunakan
suatu larutan standar
Larutan standar: larutan yang telah diketahui konsentrasinya
titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit titran ke dalam analit
Reaksi penetralan atau asidi-alkalimetri melibatkan titrasi basa bebas (basa
yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dengan suatu
asam standar atau yang sering disebut asidimetri) dan reaksi asam bebas (asam yang
terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan suatu basa
standar atau alkalimetri) yang reaksinya melibatkan bersenyawanya ion hidrogen dan
ion hidroksida untuk membentuk air (Basset, 1994).
Titrasi asam basa mengacu pada reaksi protolisis (perpindahan proton antar
senyawa yang mempunyai sifat-sifat asam atau basa). Umumnya digunakan larutan
baku asam kuat (HCl, H2SO4, dan HClO4) untuk titrasi basa. Sedangkan asam dititrasi
dengan larutan baku basa kuat (NaOH dan KOH) yang titik akhir titrasi dapat
ditetapkan dengan bantuan indikator asam basa yang sesuai atau secara potensiometri.
Reaksi asidi alkalimetri pada dasarnya melibatkan indikator asam basa yang akan
berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu interval pH
tertentu. (Rivai, 1995).
Pengujian dan penetapan kadar tidak terlepas dari peran pentingnya suatu
indikator untuk menunjukkan kesempurnaan reaksi kimia dalam analisis volumetri
atau menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (pH) larutan Larutan (Anonim,1995).
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan
dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar yang diperlukan
dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap
kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi,
dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada
umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3. Titrasi
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 22
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide akan tetapi
juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan
beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.
Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk
dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang kecil akan
menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi
sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan
rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak
sulit ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa
kuat dan anatara asam lemah dengan basa kuat.
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan baku KCNS 0,1 N atau ammonium
tiosianat 0,1 N. Indikator yang digunakan adalah besi (III) nitrat atau besi
(III)ammonium sulfat .
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh
kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan
KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan
cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat
yang dapat larut dan sebagainya.
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 23
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
3.2 Bahan, Alat Dan Cara Kerja
ASIDI DAN ALKALIMETRI
a. Standarisasi larutan HCl x N.
Bahan : HCl, Na2B4O7 .10 H2O, indicator m.o, Aquadest
Alat percobaan: buret, Erlenmeyer,gelas ukur, pipet tetes
Prosedur :
a) Ambil cuplikan larutan HCl x N dimasukan ke dalam buret 50 ml
b) Ambil 25 ml larutan borax ( Na2B4O7 .10 H2O ), larutkan dengan aquadest
menjadi 100 ml.
c) Masukan larutan borax 25 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml tambahkan 2 tetes
indicator m.o
d) Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna
e) Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali
Perhittungan :
Volume HCl rata – rata = v ml Berat borax = 200 mgr
Normalitas HCl Nx Mr Borax ( Na2B4O7 .10 H2O )= 381,2
Maka, Nx = 2 . 200 x 1 x 25
Mr x V x 100
b. Standarisasi larutan NaOH y N
Bahan : NaOH, HCl, Aquadest, Indicator p.p
Alat percobaan: buret, Erlenmeyer,gelas ukur, pipet tetes
Prosedur :
a) Ambil cuplikan larutan NaOH y N sebanyak 10 ml masukan dalam
Erlenmeyer
b) Tambahkan larutan tersebut 15 ml aquadest, tambahkan indicator p.p 2 – 3
tetes
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 24
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
c) Larutan dititrasi dengan larutan HCl x N pada no.1, sampai terjadi perubahan
warna
d) Catat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi 2 kali
Perhitungan :
Volume HCl rata – rata = A ml normalitas = Nx ( hasil standardisasi pada no.1 )
Maka, Ny = Nx . A
10
.
ARGENTOMETRI
1. Standarisasi larutan AgNO3 c N
Bahan : AgNO3, NaCl, Indicator K2CrO4
Alat – alat yang digunakan : buret, Erlenmeyer,gelas ukur, pipet tetes
Prosedur :
a) Ambil cuplikan larutan AgNO3 c N masukan ke dalam buret 50 ml
b) Ambil 25 ml NaCl 0,1 N masukan ke dalam Erlenmeyer tsmbshksn indicator
kslium kromat ( K2CrO4 )
c) Titrasi larutan dengan larutan a, sampai terjadi perubahan warna merah yang
tidak hilang
d) Catat volume AgNO3 c N yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali
Perhitungan :
Nc = 25 x 0,1
Vrt
2. Menetapkan kadar garam dapur dengan cara Mohr
Bahan : NaCl, Indicator K2CrO4, AgNO3
Alat – alat yang digunakan : buret, Erlenmeyer,gelas ukur, pipet tetes
Prosedur :
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 25
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
a) Ambil 25 ml masukan ke dalam erlennmeyer tambahlan indicator kalium
kromat 1,0 ml
b) Titrasi larutan dengan AgNO3 c N pada percobaan no1, sampai warna merah
tidak hilang
c) Catat volume AgNO3 c N, ulangi titrasi sampai 2 kali
Perhitungan :
Kadar NaCl = 100 x Nc x Mr NaCl x Vrata – rata x 100 %
25 x 200
MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN
Percobaan : Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3
Bahan yang digunakan : Larutan campuran, Larutan HCl 0,1 N, Aquades
Alat – alat yang digunakan : Erlenmeyer 250 ml, Buret, Pipet ukur dan pipet tetes.
Reaksinya :
NaOH + HCl → NaCl + H2O ( tidak ekivalen I )
Na2CO3 + HCl → NaCl + NaHCO3
NaHCO3 + HCl → NaCl + H2O +CO2 ( tidak ekivalen II )
Prosedur :
a) Diambil 25cuplikan campuran, masukan dalam Erlenmeyer
b) Tambahkan 25 ml aquadest dan 3 tetes indicator p.p
c) Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai warna merah hilang
d) Catat volumenya ( Va ), tambahkan lagi larutan pada erlenmeyer m.o
e) Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang
f) Catat volumenya ( Vb ). Ulangi titirasi sampai 2 kali
Dari percobaan terssebut diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung :
NaOH = ( Va – Vb ) x 0,1 x Mr NaOH mgr
Na2CO3 = 2 x Vb x 0,1 x Mr Na2CO3 mgr
Hitung juga kadarnya dalam prosen ( % )
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 26
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
NaOH = a mg NaOH = a x 100 %
a + b
Na2CO3 = b mg Na2CO3 = b x 100 %
a + b
PERMANGANOMETRI
Dalam suasana asam, permanganate akan mengalami reaksi reduksi sebagai berikut :
KMnO4 + 8 H+ + 5 e → Mn2+ + 4 H2O
Untuk dapat membuat suasana asam ini dapat digunakan asam sulfat, sedang asam
klorida tidak dapat digunakan karena dapat teroksidasi membentuk gas klor ( Cl2 ).
Standarisasi Larutan KMnO4 dengan asam oksalat ( C2H2O4 . 2 H2O )
Bahan : Larutan KMnO4, Larutan asam oksalat ( C2H2O4 . 2 H2O ), Aquadest
Alat – alat yang digunakan : buret, Erlenmeyer,gelas ukur, pipet tetes
Prosedur :
a) Larutan KMnO4 dilarutkan dalam 75 ml aquadest
b) Tambahkan 3 ml asam pekat
c) Masukan larutan KMnO4 kedalam buret samapi batas
d) Ambil 20 ml larutan asam oksalat, panaskan, kemuudian titrasi dengan
larutam KMnO4 dan catat volumenya, lakukan sampai 2 kali
Perhiutngan :
Tentukan Normalitas dan factor normalitas larutan standar KMnO4
Nk = 620 x 2 x 100
Vk x Mr oks x 20
PERCOBAAN : MENETAPKAN ION FERRO DALAM CAMPURAN
Maksud percobaan : menentukan kadar ion ferro dalam campuran
Bahan yang digunakan : Larutan campuran, Larutan KMnO4, Larutan asam sulfat
(H2SO4)
Alat – alat yang digunakan : Erlenmeyer 250 ml, Pipet ukur, Buret
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 27
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Prosedur :
a) Diambil 20 ml larutan campuran cuplikan, masukan kedalam Erlenmeyer
tambahkan 10 ml asam sulfat
b) Titrasi dengan larutan KMnO4 yang telah diketahui konsentrsinya
c) Catat volume larutan ( V1 ) ssampai terjadi perubahan warna
Perhitungan :
Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung :
Fero = V1 x NKMnO4 x 56 mgr
3.3 Kesimpulan
Dari hasil percobaan maka dapat disimpulkan :
1. Dari hasil percobaan didapatkan nilai normalitas HCl adalah0,041 N
2. Dari hasil percobaan didapatkan nilai Ny adalah 0,036 N
3. Dari hasil percobaan didapatkan nilai Nc adalah 0,278 N
4. Dari percobaan di dapatkan hasil kadar NaCl yaitu 22,16 %
5. Dari percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan
mengandung NaOH sebanyak 13,86 mgr dan Na2CO3 sebanyak 138,20 mgr.
Sedangkan presentase kadar NaOH yaitu 9,2% dan Kadar Na2CO3 yaitu 90,8%
6. Dari percobaan tersebut diperoleh hasil nilai NKMnO4 adalah 8,41 N
7. Dari percobaan diperoleh hasil ferro 376,8 N
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 28
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1. Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji pendahuluan,
pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis dapat berupa zat
padat non-logam. Analisis anion dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik
dari sampel yang diuji meliputi perubahan warna/terjadinya gas/bau dari sampel
yang diuji, atas penambahan asam sulfat encer atau pekat.
2. Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan.
3. Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang menyangkut
asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa.
4. Apabila basa dititrasi dengan larutan beku asam maka disebut asidimetri.
Sedangkan apabila asam dititrasi dengan larutan beku basa disebut alkalimetri,
jadi apabila asam dan basa bertemu maka akan terjadi suatu perubahan warna.
5. Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut
antara titran dengan analit.
6. Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh
kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan
KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun.
4.2 Saran
Adapun saran dari penulis adalah :
1. Untuk asisten agar lebih tegas mengatur jalannya praktikum, agar kegiatan
berjalan lancar
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 29
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
2. Asisten memperhatikan peserta praktikum agar sesuai dengan jadwal, agar peserta
yang sebenarnya masuk praktikum tidak menunggu karena ruangan telah penuh.
3. Dalam melakukan pecobaan, sebaiknya dalam membuat larutan diberikan ukuran
atau jumlah tetesan, agar proses yang terjadi sesuai dengan buku panduan.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen .Pom .1979. Farmakope Indonesia Edisi III .Jakarta : Departemen kesehatan
Republik Indonesia.
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 30
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Susanti ,S. Kimia Analisis Farmasi Kuantitatif. Universitas Hasanuddin. Makassar.
http://www.x3-prima.com/2009/09/laporan-argentometri.
http://www.chem-is-try.co.id
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 31
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 201
3
Ayub Teddy Pasomba (712212132)
Teknik Pertambangan 32