bab kimia ano laporan resmi
DESCRIPTION
Semoga Berguna yahTRANSCRIPT
50
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya kimia analitik dibagi menjadi dua yaitu : Kimia Analitik
Kualitatif dan Kimia Analitik Kuantitatif.
Kimia Analitik Kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan untuk
mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran zat atau
larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusun zat tersebut bergabung
dengan yang satu dengan lainnya.
Sedangakan Kimia Analitik Kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan
perbandingan relatif dari penyusun-penyusun tersebut.
Jadi dengan demikian jelaslah bahwa Kimia Analitik Kualitatif harus dilakukan
sebelum Kimia Kuantitatif, karena analisa secara kualitatif akan memberikan suatu
petunjuk tentang penyusun-penyusun yang ada dan terdapat dalam suatu zat yang akan
dianalisa, disamping itu juga akan membantu sebagai pemandu pada metode-metode
yang akan digunakan dalam analisa kuantitatif.
Biasanya identifikasi suatu zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang
susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan-perubahan yang disebut Reaksi
Kimia. Zat yang susunannya telah diketahui dan menyebabkan terjadinya perubahan
tersebut disebut Pereaksi.
50
Analisa secara kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ;
Cara Basah (dimana reaksi terjadi dalam larutan yang biasanya sebagai pelarutnya
dalam air).
Cara Kering.
Dari kedua cara tersebut yang lebih penting adalah cara basah. Adapun
keuntungan cara basah terhadapa cara kering adalah bahwa reaksi dapat terjadi dengan
cepat, lagi pula relatif lebih mudah dikerjakan. Perubahan-perubahan yang terjadi dengan
cara ini antara lain ;
Terjadinya suatu endapan.
Perubahan warna larutan.
Timbulnya suatu gas.
Dalam analisa secara kualitatif, reaksi-reaksi yang digunakan sebagian besar
adalah reaksi asam-asam, basa-basa dan garam organik dalam larutan air. Adapun
pelarut-pelarut lain yang jarang digunakan, kecuali untuk keadaan-keadaan tertentu. Oleh
karenanya perlu diberikan pengertian-pengertian umum dari keadaan yang ada dalam
larutan.
50
1.1. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilakukannya praktkum kimia analitik ini adalah untuk
mengetahui bagaimana reaksi suatu zat terhadap zat yang berbeda dan dari hal tersebut
kita dapat menganalisa apa yang terjadi pada larutan zat tersebut. Selain itu identifikasi
suatu zat dapat dilakukan dengan penambahan zat lain yang susunannya telah diketahui,
sehingga terjadi suatu perubahan, perubahan ini disebut Suatu Reaksi Kimia. Zat yang
susunannya telah diketahui dan menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut
Pereaksi.
50
BAB II
ANALISIS KUALITATIF
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu
unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu
cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ion di dalam
larutan. Dalam metode analisa kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya
: Pereaksi Golongan dan Pereaksi Spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk
mengetahui jenis anion dan kation suatu larutan.
2.1. Analisis Anion
Analisa anion dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisik larutan seperti terjadinya
endapan, perubahan warna, bau , dan terbentuknya gas.
2.1.1. Dasar teori
Dalam analisa terhadap anion sebetulnya belum ada suatu cara yang ada untuk
mendeteksi anoionnya dengan sistemik seperti dalam analisa terhadap kation. Samapai
saat ini belum pernah ditemukan suatu skema yang benar-benar memuaskan, sehingga
memungkinkan penggolongan anion kedalam golongan utama dan pada pemeriksaan
selanjutnya dapat menghasilkan anggota-anggota golongan yang tidak diragukan lagi.
Dalam analisa terhadap anion-anion dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan
reaksi-reaksi anion dan penyelidikan anoin dalam larutan.
Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sistematis seperti metode
yang telah diuraikan dalam bab terdahulu untuk kation. Samapai kini belum pernah
50
dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan yang memungkinkan pemisahan
anion-anion yang umum kedalam golongan-golongan utama dan pemisahan berikutnya
yang tanpa ragu dan masing-masing golongan tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus
kita sebutkan disini bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion dalam golongan
utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium, dan garam zinknya.
Namun, ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-
keterbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan
prosedur-prosedur yang lebih sederhana.
Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktik. Skema ini bukanlah skema yang baku karena beberapa anion termasuk lebih
dalam satu sub golongan, dan tidak mempunyai dasar teoritis. Pada hakekatnya, proses-
proses yang dipakai dapat dibagi kedalam :
Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang
diperoleh pada pengolahan dengan asam-asam.
Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kelas A dibagi lagi dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan HCL (e)
dan H2SO4 (e), dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan H2SO4 (p). Kelas B dibagi lagi
kedalam sub kelas (i) reaksi pengendapan dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Kelas A
Gas dilepaskan dengan HCL atau H2SO4 (e) : Karbonat, Hidrogen Karbonat
(Bikarbonat), Sulfit, Tiosulfat, Nitrit, Hipoklorit, Sianida dan Sianat.
Gas atau uap asam dilepaskan dengan H2SO4 (p).
50
Ini meliputi zat-zat dari (i) plus zat berikut : Fluoride, Heksaflurosilikat, Klorida,
Bromida, Iodida, Nitrat, Klorat, Perklorat, Permangat, Bromat, Heksasianoferat (II),
Heksasianoferat (III), Tiosianat, Format, Asetat, Oksalat, Tartrat dan Sitrat.
Reaksi Pengendapan
Sulfat, Peroksodisulfat, Fosfat, Fosfit, Hipofosfit, Arsenat, Arsenit, Kromat, Dikromat,
Silikat, Heksaflurosilikat, Salisilat, Benzoat dan Suksinat.
Oksidasi dan Reduksi Dalam Larutan
Manganat, Permanganat, Kromat dan Dikromat.
Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu,
dikelompokan bersama-sama, ini meliputi Asetat, Format, Oksalat, Tartrat, Sitrat,
Salisilat, Benzoat dan Suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang lain lagi,
semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah ditambahkan larutan besi
(III) Klorida kepala suatu larutan yang praktis netral.
Reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematis untuk memudahkan
reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokan bersama-sama. Hal ini meliputi :
Asetat, Format, Oksalat, Sitrat, Salisilat dan Benzoat.
Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang
digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema yang baku
karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Anion dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Anion sederhana seperti : O2, F- atau CN-
2. Anion oksodiskret seperti : NO3- atau SO4
2-
50
3. Anion polimer okso seperti : Silikat, Borat, atau Fosterkondensasi
4. Anion kompleks halide seperti : TaF6 dan kompleks anion berbasa banyak
2.1.2. Bahan dan Alat Percobaan
Dalam analisis anion menggunakan bahan-bahan berupa :
1. Larutan NaCL 7. Larutan KI 13. Larutan FeCl3
2. Larutan H2SO4 8. Larutan Na2S2O3 14. Larutan Na2S
3. Larutan AgNO3 9. Larutan CuSO4 15. Larutan Na2CO3
4. Larutan NH4OH 10. Larutan HgCl2 16. Larutan Na2SO4
5. Larutan HNO3 11. Larutan K4Fe(CN)6 17. Larutan BaCl2
6. Larutan Pb (CH3COO)2 12. Larutan KCNS, 18. Larutan Na2B4O7
Sedangkan alat yang digunakan dalam analisis anion ini adalah :
1. Tabung Reaksi 3. Pipet 5. Lampu Pemanas
2. Penjepit Tabung 4. Kertas Saring6. Korek Api
2.1.3. Cara Kerja dan Kesimpulan
Anion Klorida (Cl-)
Cara kerja :
1. Menambahkan larutan H2SO4 kedalam tabung reaksi pertama kemudian
dipanaskan.
50
2. Menambahkan AgNO3 kedalam tabung reaksi ang kedua dan membaginya
kedalam 2 tabung reaksi yang bersih, kemudian tambahkan masing-masing
NH4OH dan HNO3.
3. Menambahkan larutan Pb(CH3COO)2 kedalam tabung reaksi yang ketiga.
Kesimpulan :
1. 2NaCl + H2SO4 → Na2SO4 + 2HCl ↓
Penambahan larutan H2SO4 pada larutan NaCl tidak terjadi reaksi kemudian
dipanaskan terdapat gelembung.
2. NaCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3
Penambahan larutan AgNO3 pada larutan NaCl diperoleh endapan AgCl putih
ditambahkan larutan NH4OH menghasilakan garam kompleks {Ag(NH3)2Cl2}.
3. 2NaCl + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 + 2CH3COONa
Penambahan larutan Pb(CH3COO)2 pada larutan NaCl diperoleh endapan PbCl2
putih.
Anion Iodida
CaraKerja :
Masukan larutan KI dalam 3 buah tabung reaksi masing-masing 4ml, kemudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan AgNO3 kedalam tabung reaksi yang pertama dan membaginya
kedalam 2 tabung reaksi yang bersih, kemudian tambahkan masing-masing
larutan Na2S2O3 dan NH4OH.
2. Menambahkan larutan CuSO4 kedalam tabung reaksi yang kedua dan tambahkan
Na2S2O3.
50
3. Menambahkan larutan HgCl2 kedalam tabung reaksi yang ketiga.
Kesimpulan :
1. KI + AgNO3 → KNO3 + AgI
Penambahan larutan AgNO3 pada larutan KI diperoleh endapan AgI putih
kekuningan.
2. 2KI + CuSO4 → K2SO4 + CuI2
Penambahan larutan CuSO4 pada larutan KI diperoleh endapan CuI dan I2 yang
larut tidak sempurna dalam larutan Na2S2O3.
3. 2KI + HgCl2 → 2KCL + HgI2
Penambahan larutan HgCl2 pada larutan KI diperoleh endapanHgI2 orange yang
larut sempurna dalam larutan KI berlebihan
Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida (CNS-)
Cara Kerja :
Masukan larutan K4Fe(CN)6 kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan KCNS ke dalam 2
tabung reaksi masing-masing 4ml, keudian dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan Pb(CH3COO)2 ke dalam tabung reaksi yang pertama
kemuadian tambahkan HNO3.
2. Menambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung reaksi yang kedua.
3. Menambahkan larutan FeCl3 ke dalam tabung reaksi yang ketiga.
50
Kesimpulan :
1. K4Fe(CN)6 + 2Pb(CH3COO)2 → Pb2Fe(CN)6 + 4CH3COOK Penambahan larutan
Pb(CH3COO)2 pada larutan K4Fe(CN)6 diperoleh endapan Pb2Fe(CN)6 putih dan
tidak larut dalam HNO3.
2. KCNS + AgNO3 → KNO3 + AgCNS Penambahan larutan AgNO3 pada larutan
KCNS putih.
3. 6KCNS + FeCl3 → K3Fe(CNS)6 + 3KCL Penambahan larutan FeCl3 pada larutan
KCNS diperoleh senyawa K3Fe(CNS)6 merah ferri rhodanida.
Anion Karbonat(CO3-) dan Anion Tiosulfat(S2O3-)
Cara Kerja :
Masukan larutan Na2CO3 kedalam tabung reaksi dan larutan Na2S2O3 ke dalam 2 buah
tabung reaksi masing-masing 4ml, kemudian dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung reaksi yang pertama kemudian
tambahkan AgNO3 berlebihan.
2. Menambahkan larutan H2SO4 ke dalam tabung reaksi kedua.
3. Menambahkan AgNO3 ke dalam tabung reaksi yang ketiga.
Kesimpulan :
1. Na2CO3 + 2AgNO3 → Ag2CO3 + 2NaNO3
Penambahan larutan AgNO3 pada larutan Na2CO3 diperoleh endapan Ag2CO3
putih yang menggumpal pada AgNO3 berlebihan.
2. Na2S2O3 + H2SO4 → SO2 + S + Na2SO4 + H2O
50
Penambahan larutan H2SO4 pada larutan Na2S2O3 diperoleh gasSO2yang berbau
merangsang.
3. Na2S2O3 + 2AgNO3 → 2NaNO3 + Ag2S2O3
Penambahan larutan AgNO3 pada larutan Na2S2O3 putih
2.1.4. Laporan Analisis Anion
LAPORAN PRAKTKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Noe De Jesus Da Silva
Nomor Mahasiswa : 410013146
Rombongan : II E
Tanggal Praktikum :
AcaraPraktikum : Identifikasi ; Cl-, I-, Fe(CN)6, CNS-, S2-, CO3-, S203
-,
SO42-, BO3
3- .
Bahan : NaCl, H2SO4, AgNO3, NH4OH, HNO3, Pb(CH3COO)2,
KI, Na2S2O3, CuSO4, HgCl2, K4Fe(CN)6, KCNS, FeCl3,
Na2S, Na2CO3, Na2SO4, BaCl2, dan Na2B4O7
Alat yang digunakan : Tabung reaksi , penjepit tabung, pipet, kertas saring,
lampu pemanas, dan korek api.
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
1. Anion Klorida (Cl-) NaCl + H2SO4 dipanaskan
Tidak terjadi reaksi
2NaCl + H2SO4 Na2SO4
+ 2HCl ↓
Terdapat gelembung
NaCl+AgNO3
AgCl+NH4OH
Larutan berwarna putih keruh dan endapan putih.
Larut sempurna
NaCl+AgNO3→AgCl+ NaNO3
AgCl + 2NH4OH → Ag (NH3)2Cl + 2H2O
Endapan AgCl putih
Garam komplek
50
AgCl+HNO3 Larut tidak sempurna
AgCl + HNO3 → AgNO3
+HCl
(Ag(NH3)2Cl)
Nacl + Pb (CH3COO)2
Berubah warna putih keruh dan endapan putih
2NaCl + Pb(CH3 COO)2 → PbCl2 + 2CH3COONa
Endapan PbCl2
putih.
2 Anion Iodida(I-)KI + AgNO3
AgI + Na2S2O3
Endapan putih kekuningan
Tidak terjadi reaksi
KI + AgNO3 → KNO3 + Agl
2AgI + Na2S2O3 → 2NaI + Ag2S2O3
Endapan AgI putih kekuningan
AgI + NH4OH Larut tidak sempurna
AgI + 2NH4OH → Ag(NH3)2I + 2H2O
Garam kompleks { Ag(NH3)2}
KI + CuSO4
CuI2 + Na2S2O3
Larutan berwarna coklat kekuningan dan endapan coklat
Larut tidak sempurna
2KI + CuSO4 → K2SO4 + CuI2
CuI + Na2S2O3 → Na2I + CuS2O3
Endapan CuI dan I2 coklat
KI + HgCl2
+ KI berlebih
Larutan orange dan endapan orange
Larut sempurna
2KI + HgCl2 → 2KCl + HgI2
Endapan HgI2 orange
3 Anion Ferrosianida (Fe(CN)2
4-) dan Rhodonida (CNS-)
K4Fe(CN)6 + Pb(CH3COO)2
Pb2Fe(CN)6 + HNO3
Berubah warna Larutan berwarna putih kekuningan dan endapan berwarna putih.
Larut tidak sempurna
K4Fe(CN)6 + 2Pb(CH3COO)2 → Pb2Fe(CN)6 + 4CH3COOK
Endapan Pb2Fe(CN)6 putih
50
KCNS + AgNO3
KCNS + FeCl3
Larutan putih dan endapan putih
Berubah warna menjadi merah kehitaman
KCNS + AgNO3 → KNO3 + AgCNS
6KCNS + FeCl3 → K3Fe(CNS)6 + 3KCl
Endapan AgCNS putih
Senyawa kompleks (K3Fe(CNS)6
4 Anion Karbonat(CO3
-) dan anion Tiosulfat (S2O3
-) Na2CO3 + AgNO3
+ AgNO3 berlebih
Larutan putih keruh dan endapan putihEndapan berwarna putih lebih banyak
Na2CO3 + 2AgNO3 → Ag2CO3 + 2NaNO3
Endapan Ag2CO3 putiihEndapa Ag2CO3 putih menggumpal
Na2S2O3 + H2SO4 Terbentuk gas berbau merangsang dan larutan kuning
Na2S2O3 + H2SO4 → SO2
+ S + Na2SO4 + H2OGas SO2 berbau merangsang
Na2S2O3 + AgNO3 Endapan putih kekuningan,coklat dan akhirnya menjadi hitam
Na2S2O3 +2AgNO3 → 2NaNO3 + Ag2S2O3
Ag2S2O3 putih
Asisiten Praktikan
( ............................. ) (Noe De Jesus Da Silva)
50
2.2. Analisis Kation
Analisis kation dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisik larutan seperti
terjadinya endapan, perubahan warna, bau, dan terbentuknya gas.
2.2.1. Dasar Teori
Percobaan yang dilakukan dalam praktikum kimia analitik bertujuan untuk
mengidentifikasi kation yang terdapat dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan
sampel yang digunakan dalam percobaan adalah berupa air leding, air sungai dan air laut.
Ketiga larutan sampel tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang terkandung
di dalamnya melalui penambahan reagen yang spesifik dari masing-masing kation
tersebut. Reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam
larutan sampel yang telah disediakan adalah :
1. HCL 5. NaOH
2. H2SO4 6. K4Fe(CN)6
3. KCNS 7. HgCl2
4. KI
Semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat dalam konsentrasi dan komposisi
tertentu agar dapat bereaksi meniggalkan endapan ataupun perubahan warna yang
menunjukan adanya kandungan kation-kation tersebut di dalam sampel yang digunakan.
Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam setiap sampel adalah :
1. Kation Ag+ 4. Kation Pb2+
2. Kation Fe3+ 5. Kation Sn2+
3. Kation Bi3+
50
Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen tertentu yang akan memberikan larutan
atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik untuk ion-ion yang diidentifikasi
dalam setiap sampel. Adapun percobaan yang telah dilakukan dalam uji kation ini
adalah :
1. Dengan penambahan larutan HCl 2 M untuk menguji kation Ag+
2. Penambahan larutan K2CrO4 dan H2SO4 untuk mengujikation Pb2+
3. Reagen KI dan NaOH pada uji kation Bi3+
4. Uji kation Fe3+ dengan menggunakan KCNS dan K4Fe(CN)6
5. Serta penambahan larutan HgCl2 untuk menguji kation Sn2+
Dari kelima jenis kation yang diidentifikasi tersebut, tidak semuannya bereaksi
dengan reagennya masing-masing membentuk endapan. Pada proses uji kation Ag+, Pb2+,
Fe3+, dan Sn2+ tidak menunjukan perubahan baik secara fisik maupun kimia penambahan
reagennya masing-masing. Sebab larutan tidak mengalami perubahan warna dan juga
tidak membentuk endapan. Ini menunjukan bahwa dalam sampel tersebut memangtidak
teterdapat jenis kation-kation yang dapat bereaksi dengan reagen. Dengan kata lain,
sampel yang dianalisis tersebut tidak mengandung Ag+, Pb2+, Fe3+, maupunSn2+.
Satu-satunya reaksi yang timbul dalam pengidentifikasian kation-kation ini
adalah ketika larutan sampel direaksiakn dengan NaOH dalam identifikasi Bi3+. Pada
pengamatan yang telah dilakukan menunjukan perubahan yang sangat mencolok dari
larutan yang bereaksi dimana larutan sampel yang semula bening, setelah penambahan
NaOH larutan berubah menjadi keruh dan terdapat endapan pada dasar tabung. Hal ini
menunjukan bahwa larutan sampel tersebut dapat bereaksi sempurna dengan reagennya
50
yang ditambahkan sebab dalam larutan sampel tersebut ada kandungan Bi3+ yang spesifik
terhadap reagen NaOH.
Secara teoritis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation-kation
dalam setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka yang
berinteraksi langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara natural. Jadi tidak
mungkin larutan sampel benar-benar netral atau tidak mengandung zat-zat kontaminan
lain didalamnya, mengingat sifat air sebagai pelarut murni yang dapat menerima zat
masuk kedalamnyameskipun dengan toksitas yang tingggi. Tidak terbacanya kandungan
kation-kation lain didalamnya kemungkinan disebabkan kurangnya kadar kation Ag+,
Pb2+, Fe3+, dan Sn2+ dalam larutan sampel sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode
sederhana yang digunakan dalam percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik seperti
ini.
2.2.2. Bahan dan Alat Percobaan
Dalam analisis kation menggunakan bahan-bahan berupa larutan :
1. AgNO3 11. NH4OH 21. HNO3
2. HgCl2 12. Na2S2O3 22. SnCl2
3. NH4Cl 13. Na2CO3 23. KOH
4. AlCl3 14. H2SO4 24. KCNS
5. NiSO4 15. CaCl2 25. MgCl2
6. HCL 16. NaOH 26. K2CrO4
7. KI 17. HgCl2 27. Hg2(NO3)2
8. CuSO4 18. CdSO4 28. (NH4)2CO3
50
9. FeCl3 19. MnSO4 29. K4Fe(CN)6
10. Zn(NO3)2 20. Na2HPO4 30. Ba(NO3)2
Sedangkan alat yang digunakan dalam analisis kation adalah :
1. Tabung Reaksi
2. Penjepit Tabung
3. Pipet
4. Lampu Pemanas
5. Korek Api
2.2.3.Cara Kerja dan Kesimpulan
Kation Golongan I : Ag+
Perak (Ag+)
Cara Kerja :
Masukan larutan AgNO3 ke dalam 5 buah tabung reaksi masing-masing 4ml, kemudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutn HCL ke dalam tabung reaksi yang pertama, amati kemudian
tambahkan larutan NH4OH.
2. Menambahkan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi yang kedua, amati dan
membaginya ke dalam 2 buah tabung reaksi yang bersih, kemudian tambahkan
masing-masing larutan NH4OH dan HNO3.
3. Menambahkan larutan NH4OH ke dalam tabung reaksi yang ketiga.
50
4. Menambahkan larutan K2CrO4 ke dalam tabung reaksi yang keempat,amati dan
membaginya kedalam dua buah tabung reaksi yang bersih, kemudian tambahkan
masing-masing NH4OH dan HNO3.
5. Menambahkan larutan KI ke dalam tabung reaksi yang kelima, amati dan
membaginya kedalam 2 buah tabung reaksi yang bersih, kemudian tambahkan
masing-masing NH4OH dan Na2S2O3.
Kesimpulan :
1. AgNO3 + HCL → AgCl + HNO3
Penambahan larutan HCL pada larutan AgNO3 diperoleh endapan AgCl putih dan
penambahan NH4OH membentuk garam kompleks {Ag(NH3)2Cl}.
2. AgNO3 + NaOH → Ag2O + H2O + 2NaNO3
Penambahan larutan NaOH pada larutan AgNO3 diperoleh endapan Ag2O coklat,
penambahan NH4OH membentuk garam kompleks {(Ag(NH3)2)O} dan
penambahan HNO3 pada larutan Ag2O endapan larut.
3. 2AgNO3 + 2NH4OH → Ag2O + 2NH4NO3 + H2O
Penambahan larutan NH4OH pada larutan AgNO3 dalam percobaan tidak terjadi
reaksi.
4. 2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 + 2KNO3
Penambahan larutan K2CrO4 pada larutan AgNO3 diperoleh endapan perak
Ag2CrO4 merah dan larut dalam penambahan larutan NH4OH dan HNO3.
5. AgNO3 + KI → AgI + KNO3
Penambahan larutan KI pada larutan AgNO3 diperoleh endapan AgI putih
kekuningan yang tidak larut dalam larutan NH4OH dan Na2S2O3.
50
Kation Golongan II : Cu2+ , dan Cd2+
Kupri (Cu2+)
Cara Kerja :
Masukan larutan CuSO4 kedalam 4 buah tabung reaksi masing-masing 4ml, kemudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan NaOH kedalam tabung reaksi yang pertama kemudian
panaskan.
2. Menambahkan larutan Na2CO3 kedalam tabung reaksi yang kedua, amati dan
membaginya kedalam 2 buah tabung reaksi yang bersih, kemudian tambahkan
masing-masing larutan Na2CO3 berlebihan dan NH4OH.
3. Menambahkan larutan NH4OH kedalam tabung reaksi yang ketiga, amati dan
tambahkan NH4OH berlebihan.
4. Menambahkan larutan KI ke dalam tabung yang keempat.
Kesimpulan :
1. CuSO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 + Na2H4’
Penambahan larutan NaOH pada larutan CuSO4 diperoleh endapan Cu(OH)2 biru
kemudian menjadi hitam saat dianaskan.
2. CuSO4 + Na2CO3 → CuCO3 + Na2SO4
Penambahan larutan Na2CO3 pada larutan CuSO4 diperoleh endapan CuCO3 hijau
biru basa karbonat, penambahan Na2CO3 berlebihan menyebabkan endapan
CuCO3 larut dalam NH4OH.
3. 2CuSO4 + 2NH4OH → CuSO4.Cu(OH) + (NH4)2
50
Penambahan larutan NH4OH pada larutan CuSO4 diperoleh endapan hijau dari
garam basa yang larut dalam NH4OH berlebihan dan larutan berwarna biru.
4. CuSO2 + 2KI → CuI2 + K2SO4
Penambahan larutan KI pada larutan CuSO4 diperoleh endapan CuI putih.
Kadminum (Cd2+)
Cara Kerja :
Masukan larutan CdSO4 ke dalam 3 buah tabung reaksi masing-masing 4ml, kemudian
dialakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan (NH4)2CO3 kedalam tabung reaksi yang pertama.
2. Menambahkan larutan NaOH kedalam tabung reaksi yang kedua, amati kemudian
dipanaskan.
3. Menambahkan larutan NH4OH kedalam tabung reaksi yang ketiga, amati
kemudian tambahkan NH4OH berlebihan.
Kesimpulan :
1. CdSO4 + (NH4)2CO3 → CdCO3 + (NH4)2SO4
Penambahan larutan (NH4)2CO3 pada larutan CdSO4 diperoleh endapan CdCO3
putih.
2. CdSO4 + 2NaOH → Cd(OH)2 + Na2SO4
Penambahan larutan NaOH pada larutan CdSO4 diperoleh endapan Cd(OH)2 putih
, kemudian terbentuk endapan CdO menggumpal putih.
3. CdSO4 + 2NH4OH → Cd(OH)2 + (NH4)2SO4
Penambahan larutan NH4OH pada larutan CdSO4 diperoleh endapan Cd(OH)2
putih yang larut dalam NH4OH berlebihan.
50
Kation Golongan III : Al3+ , Fe3+, Mn2+, Ni2+, dan Zn2+ .
Aluminium (Al3+)
Cara Kerja :
Masukan larutan AlCl3 kedala 2 buah tabung reaksi masing-masing 4ml, kemudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan NH4OH kedalam tabung reaksi yang pertama.
2. Menambahkan larutan KOH kedalam tabung reaksi yang kedua, amati kemudian
tambahkan larutan KOH berlebihan.
Kesimpulan :
1. AlCl3 + 3NH4OH → Al(OH)3 + 3NH4Cl
Penambahan larutan NH4OH pada larutan AlCl3 `diperoleh endapan Al(OH)3
putih.
2. AlCl3 + 3KOH → Al(OH)3 + 3KCl
Penambahan larutan KOH pada larutan AlCl3 diperoleh endapan Al(OH)3 putih
yang larut dalam KOH berlebihan.
Ferri (Fe3+)
Cara Kerja :
Masukan larutan FeCl3 kedalam tiga buah tabung reaksi masing-masing 4ml, kemudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan KOH kedalam tabung reaksi yang pertama, amati dan
membaginya kedalam dua buah tabung reaksi yang bersih, kemudian tambahkan
masing-masing larutan HCl dan H2SO4.
2. Menambahkan larutan K4Fe(CN)6 kedalam tabung reaksi yang kedua.
50
3. Menambahkan larutan KCNS kedalam tabung reaksi yang ketiga.
Kesimpulan :
1. FeCl3 + 3KOH → Fe(OH)3 + 3KCl
Penambahan larutan KOH pada larutan FeCl3 diperoleh endapan Fe(OH)3 coklat
yang larut dalam HCl dan H2SO4 dan berwarna kuning.
2. FeCl3 + K4Fe(CN)6 → Kfe(Fe(CN)6) + 3KLl
Penambahan larutan K4Fe(CN)6 pada larutan FeCl3 diperoleh endapan
K4Fe(Fe(CN)6) biru.
3. FeCl3 + KCNS → Fe(CNS)3 + 3KCl
Penambahan larutan KCNS pada larutan FeCl3 diperoleh larutan merah ferri
ehodanida.
Mangano (Mn2+)
Cara kerja :
Masukan larutan MnSO4 kedalam tiga buah tabung reaksi masing-masing 4ml, kemudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan KOH kedalam tabung reaksi yang pertama.
2. Menambahkan larutan NH4OH kedalam tabung reaksi yang kedua.
3. Menambahkan larutan Na2CO3 kedalam tabung reaksi yang ketiga, amati
kemudian dipanaskan.
Kesimpulan :
1. MnSO4 + 2KOH → Mn(OH)2 + K2SO4
Penambahan larutan KOH pada larutan MnSO4 diperoleh endapan Mn(OH)2 putih
yang menjadi coklat.
50
2. MnSO4 + 2NH4OH → Mn(OH)2S + 2H4O4
Penambahan larutan NH4OH pada larutan MnSO4 diperoleh edapan Mn(OH)2
putih yang menjadi coklat.
3. MnSO4 + Na2CO3 → MnCO3 + Na2SO4
Penambahan larutan Na2CO3 pada larutan MnSO4 diperoleh endapan MnCO3
putih kemudian dipanaskan terbentuk MnO dan larutan lebih jernih.
Nikel (Ni2+)
Cara Kerja :
Masukan larutan NiSO4 kedalam lima buah tabung reaks masing-masing 4ml, kemudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan NaOH kedalam tabung reaksi yang pertama, amati dan
membaginya kedalam 2 buah tabung reaksi yang bersih, kemudian tambahkan
masing-masing HCl dan HNO3.
2. Menambahkan larutan NH4OH kedalam tabung reaksi yang kedua, amati dan
tambahkan larutan NH4OH berlebihan.
3. Menambahkan larutan (NH4)2CO3 kedalam tabung reaksi yang ketiga, amati dan
tambahkan (NH4)2CO3 berlebihan.
4. Menambahkan la larutan K2CrO4 kedalam tabung reaksi yang keempat kemudian
dipanaskan.
5. Manambahkan larutan K4Fe(CN)6 kedalam tabung reaksi yang kelima.
Kesimpulan :
1. NiSO4 + 2NaOH → Ni(OH)2S + 2NaO4
50
Penambahan larutan NaOH pada NiSO4 diperoleh endapan Ni(OH)2 hijau yang
larut dalam HCl dan NHO3.
2. NiSO4 + 2NH4OH → Ni(OH)2SO4 + (NH4)2SO4
Penambahan larutan NH4OH pada larutan NiSO4 diperoleh endapan Ni(OH)2
hijau yang larut sempurna dalam NH4OH berlebihan.
3. NiSO4 + (NH4)2CO3 → (NH4)2SO4 + NiCO3
Penambahan larutan (NH4)2CO3 padala larutan NiSO4 diperoleh endapan
(NH4)2SO4 putih kehijauan yang larut sempurna dalam (NH4)2CO3.
4. NiSO4 + K2CrO4 → NiCrO4 + K2SO4
Penambahan larutan K2CrO4 pada larutan NiSO4 dan dipanaskan diperoleh
endapan NiCO4 coklat.
5. 2NiSO4 +K4Fe(CN)6 → Ni2Fe(CN)6 + 2K2SO4
Penambahan larutan K4Fe(CN)6 pada larutan NiSO4 diperoleh endapan NiFe(CN)6
hijau.
Kation Golongan IV : Ca2+, dan Ba2+
Kalsium (Ca2+)
Cara Kerja :
Masukan larutan CaCl2 kedalam tiga buah tabung reaksi masing-masing 4ml, kemudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan K2CrO4 kedalam tabung reaksi yang pertama.
2. Menambahkan larutan H2SO4 kedalam tabung reaksi yang kedua.
3. Menambahkan larutan Na2HPO4 kedalam tabung reaksi yang ketiga.
Kesimpulan :
50
1. CaCl2 + K2CrO4 → CaCrO4 + 2KCL
Penambahan larutan K2CrO4 pada larutan CaCl2 diperoleh larutan kuning dan
tidak terdapat endapan dalam percobaan.
2. CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2HCl
Penambahan larutan H2SO4 pada larutan CaCl2 tidak terjadi reaksi dalam
percobaan.
3. CaCl2 + 2NaHPO4 → Ca(PO4)2 + 2Na2HCl
Penambahan larutan Na2HPO4 pada larutan CaCl2 tidak terjadi reaksi dalam
percobaan.
Barium (Ba2+)
Cara Kerja :
Masukan larutan Ba(NO3)2 kedalam tiga buah tabung reaksi masing-masing 4ml, keudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan K2CrO4 kedalam tabung reaksi yang pertama.
2. Menambahkan larutan H2SO4 kedalam tabung reaksi yang kedua.
3. Menambahkan larutan Na2SO3 kedalam tabung reaksi yang ketiga, amati
kemudiantambahkan HCl.
Kesimpulan :
1. Ba(NO3)2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KNO3
Penambahan larutan K2CrO4 pada larutan Ba(NO3)2 diperoleh endapan BaCrO4
kuning.
2. Ba(NO3)2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HNO3
50
Penambahan larutan H2SO4 pada larutan Ba(NO3)2 diperoleh endapan BaSO4
putih.
3. Ba(NO3)2 + Na2SO3 → BaSO3 + 2NaNO3
Penambahan larutan Na2SO3 pada larutan Ba(NO3)2 diperoleh endapan BaSO3
putih.
Kation Golongan V : (NH4+) dan (Mg2+)
Amonium (NH4+)
Cara Kerja :
Masukan larutan NH4OH sebanyak 4ml kedalam sebuah tabung reaksi, kemudian
dilakukan percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan NaOH kedalam tabung reaksi, kemudian pengaduk yang
dibasahi HCl pekat dimasukan kedalam tabung reaksi.
Kesimpulan :
1. NH4 + NaOH → NaOH + NH3 + H2O
Penambahan larutan NaOH pada larutan NH4OH diperoleh endapan NaOH putih,
kemudian pada ujung pengaduk yang dibasahi HCl keluar asap putih yang menuju
ke larutan.
Magnesium (Mg2+)
Cara Kerja :
Masukan larutan MgCl2 sebanyak 4ml kedalam sebuah tabung, kemudian dilakukan
percobaan berikut :
1. Menambahkan larutan NaOH kedalm tabung reaksi.
50
Kesimpulan :
1. MgCl2 + NaOH → Mg(OH)2 + 2NaCl
Penambahan NaOH pada larutan MgCl2 diperoleh endapan Mg(OH)2 putih.
2.2.4. Laporan Analisi Kation
LAPORAN PRAKTKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Noe De Jesus Da Silva
Nomor Mahasiswa : 410013146
Rombongan : II E
Tanggal Praktikum :
AcaraPraktikum : Identifikasi Kation :
Ag+,(Hg2)2+,Hg2+,Cu2+,Cd2+,Sn2+,Al3+,Fe3+,Mn2+,Ni2+,
Zn2+,Ca2+,Ba2+,Mg2+,dan NH4+
Bahan : AgNO3,HCl,NH4OH,NaOH,HNO3,K2CrO4,KI,Na2S2O3,
Hg2(NO3)2,SnCl2,HgCl2,NH4Cl,CuSO4,Na2CO3,CdSO4,
(NH4)2CO3,KOH,AlCl3,FeCl3,H2SO4,K4Fe(CN)6,KCNS,
MnSO4,NiSO4,Zn(NO3)2,CaCl2,Na2HPO4,Ba(NO3)2, MgCl2
Alat yang digunakan : Tabung reaksi , penjepit tabung, pipet, kertas saring,
50
lampu pemanas, dan korek api.
I. KATION GOLONGAN I : Ag+
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
1. Perak (Ag+)
a. AgNO3 + HCl
AgCl + NH4OH
Larutan putih dan endapan putih
Larutan tidak sempurna
AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3
AgCl + 2NH4OH → Ag(NH3)2Cl + 2H2O
Endapan AgCl putih
Garam kompleks Ag(NH3)2Cl
b. AgNO3 + NaOH
Ag2O + NH4OH
Ag2O + HNO3
Larutan berwarna Coklat dan endapan berwarna coklat
Endapan larut sempurna
Endapan larut tidak sempurna
AgNO3 + NaOH→Ag2O+ H2O + 2NaNO3
Ag2O+4NH4OH → (Ag (NH3)2 )2O + 4H2O
3Ag2O + 8HNO3 → 6AgNO3 + 4H2O + 2NO + O2
Endapan Ag2O coklat
Garam kompleks (Ag(NH3)2)O
c. AgNO3 + K2CrO4
AgCrO4 + NH4OH
AgCrO4 + HNO3
Larutan merah dan endapan merah kromat
Larutan bening kekuningan dan endapan larut sempurna
Larutan kuning dan endapan larut tidak sempurna
2AgNO3 + K2CrO4→ Ag2CrO4 + 2KNO3
AgCrO4 + 4NH4OH → (Ag(NH3)2)2CrO4 + 4H2O
AgCrO4 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2CrO4
Endapan Ag2CrO4 merah kromat
d. AgNO3 + KI
AgI + NH4OH
AgI + Na2S2O3
Larutan hijau keputihan dan endapan putih
Endapan tidak larut dan larut keruh
AgNO3 + KI → AgI + KNO3
AgI + 2NH4OH → Ag(NH3)2I + 2H2O
Endapan AgI putih
50
Endapan larut sempurna
AgI + Na2S2O3 → NaI + Na3(Ag(S2O3)2)
II. KATION GOLONGAN II : Cu2+, dan Cd2+
2 Kupri (Cu2+)
a. CuSO4 + NaOH
Dipanaskan
Larutan biru dan endapan biru
Larutan hitam dan endapan hitam
CuSO4 + 2NaOH → Cu(OH)2 + Na2H4
Endapan Cu(OH)2 biru
Endapan CuO hitam
b. CuSO4 + Na2CO3
+ Na2CO3 berlebih
+ NH4OH
Larutan hijau kebiruan
Terjadi pengendapan bongkahan
Endapan larut sempurna
CuSO4 + Na2CO3 → CuCO3 + Na2SO4
Endapan hijau biru basa karbonat
c. CuSO4 + NH4OH
+ NH4OH berlebih
Endapan berwarna biru
Endapan larut sempurna
2CuSO4 + 2NH4OH → CuSO4.Cu(OH) + (NH4)2
Endapan biru dari garam basa
d. CuSO4 + KI
+ KI berlebih
Larutan berwarna kuning kecoklatan
Larutan berwarna kuning
CuSO4 + 2KI → CuI2 + K2SO4
Endapan CuI2
coklat
3 Kadmium (Cd2+)
a. CdSO4 + (NH4)2CO3
Larutan putih susu dan endapan putih
CdSO4 + (NH4)2CO3 → CdCO3 + (NH4)2SO4
Endapan putih basa karbonat
b. CdSO4 + NaOH
Dipanaskan
Larutan putih keruh dan endapan putih
Endapan putih menggumpal
CdSO4 + 2NaOH → Cd(OH)2 + Na2SO4
Cd(OH2) → CdO +
Endapan Cd(OH2) putih
Endapan
50
H2O CdO putihc. CdSO4 +
NH4OH
+ NH4OH berlebih
Larutan putih keruh dan endapan putih
Endapan larut sempurna
CdSO4 +2NH4OH → Cd(OH)2 + (NH4)2SO4
Endapan Cd(OH2) putih
III. KATION GOLONGAN III : AI3+,Fe3+,Mn2+ dan ,Ni2+
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
1. Aluminium (Al3+)
a. AlCl3 + NH4OH
Larutan putih keruh dan endapan putih
AlCl3 + 3NH4OH → Al(OH)3 + 3NH4Cl
Endapan Al(OH)3 putih
b. AlCl3 + KOH
+ KOH berlebih
Larutan putih dan endapan putih
Endapan larut sempurna
AlCl3 + 3KOH→ Al(OH)3+ 3KCl
Al(OH)3 + KOH → KAIO2 + 2H2O
Endapan Al(OH)3 putih
2 Ferri (Fe3+)
a. FeCl3 + KOH
Fe(OH)3 + HCl
Larutan bening dan endapan coklat
Larutan kuning dan endapan larut
FeCl3 + 3KOH → Fe(OH)3 + 3KCl
Fe(OH)3 + HCl → FeCl3 + 3H2O
Endapan Fe(OH)3 coklat
Endapan larut tidak sempurna
b. 4FeCl3 + K4Fe(CN)6
Larutan biru dan endapan biru
4Fecl3 + K4Fe(CN)6 → 3Fe2(CN)6 + 12KCl + Fe
Larutan biru dari ferrisianida
c. FeCl3 + KCNS
Larut merah FeCl3 + 3KCNS → Fe(CNS)3 + 3KCl
Larutan merah dari ferrirhodanida FeCNS
3 Mangano (Mn2+)
a. MnSO4 + KOH
Larutan putih,endapan putih
MnSO4 + 2KOH → Mn(OH)2 + K2SO4
Endapan Mn(OH)2
50
b. MnSO4 + NH4OH
kemudian menjadi coklat
Larutan berwarna putih keruh
MnSO4 + 2NH4OH →
Mn(OH)2S + 2NH4O4
putih yang mudah teroksidasi menjadi endapan MnO coklatEndapan Mn(OH)2 putih
c. MnSO4 + Na2CO3
Dipanaskan
Larutan putih dan endapan putih
Larutan berwarna putih susu
MnSO4 + Na2CO3 → MnCO3 + Na2SO4
MnCO3 ↓→Mn2+ +CO3-
2
Endapan MnCO3 putih
4 Nikel (Ni2+)
a. NiSO4 + NaOH
Ni(OH)2 + HCl
Ni(OH)2 + HNO3
Larutan putih kebiruan dan endapan hijau
Endapan larut sempurna
Endapan larut sempurna
NiSO4 + 2NaOH → Ni(OH)2S + 2NaO4
Ni(OH)2 + 2HCl → Ni(Cl)2 + 2H2O
Ni(OH)2 + 2HNO3 → Ni(NO3)2 + 2H2O
Endapan Ni(OH)2 hijau
Endapan larut sempurna
b. NiSO4 + NH4OH
+ NH4OH berlebihan
Larutan hijau dan endapan hijau
Larutan bening dan endapan larut
NiSO4 + NH4OH → Ni(OH)2 + (NH4)2SO4
NiSO4 + NH4OH → Ni(OH)2 + (NH4)2SO4
Endapan NiOH larut
Endapan larut sempurna
c. NiSO4 + K2CrO4
Dipanaskan
Larutan kuning
Larutan coklat dan endapan coklat
NiSO4 + K2CrO4 → NiCrO4 + K2SO4
NiCrO4 + H2O → Na2CrO4 + NiO
Endapan KniCrO4 coklat
Endapan Na2CrO4 + NiO
d. NiSO4 + K4Fe(CN)6
Larutan hijau dan endapan hijau
2NiSO4 + K4Fe(CN)6 → Ni2Fe(CN)6 + 2K2SO4
Endapan nikel ferrosianida Ni2Fe(CN)6 hijau
IV. KATION GOLONGAN IV : Ca2+ dan,Ba2+
50
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
1. Kalsium (Ca2+)
a. CaCl2 + K2CrO4
Larutan kuning dan tidak terdapat endapan
CaCl2 + K2CrO4→ CaCrO4 + 2KCl
Larutan kuning
b. CaCl2 + H2SO4 Larutan bening dan tidak terjadi reaksi
CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2HCl
Larutan bening
c. CaCl2 + Na2HPO4
Llarutan bening dan tidak terjadi reaksi
CaCl2 + 2Na2HPO4 → Ca(PO4)2 + 2Na2HCl
Larutan bening
2 Barium (Ba2+)
a. Ba(NO3)2 + K2CrO4
Larutan kuning dan endapan kuning
Ba(NO3)2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KNO3
Endapan bariumkromat BaCrO4 kuning
b. Ba(NO3)2 + H2SO4
Larutan putih dan endapan putih koloid
Ba(NO3)2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HNO3
Endapan BaSO4 putih
c. Ba(NO3)2 + Na2SO3
Larutan putih barium fosfat yang larut dalam asam
Ba(NO3)2 + Na2SO3 → BaSO3 + 2NaNO3
Endapan BaSO3 putih
V. KATION GOLONGAN V : NH4+, dan Mg2+
No Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan
1. Amonium (NH4+)
NH4OH + NaOHMasukkan pengaduk gelas yang dibasahi HCl pekat ke dalam tabung reaksi
Tidak terjadi reaksi.Muncul dan terbentuk gas/ asap putih di ujung pengaduk.
NH4OH + NaOH → NaOH + NH3 + H2O
Asap putih yang muncul menuju ke larutan
2 Magnesium (Mg2+)
MgCI2 + NaOH
Larutan putih susu dan endapan putih
MgCI2 + NaOH → Mg(OH)2 + 2NaCl
Endapan Mg(OH)2 putih
50
Asisten Praktikan
( ............................... ) ( Noe De Jesus Da Silva )
BAB III
ANALISA KUANTITATIF
Analisa kuantitatif adalah analisa yang menentukan berapa jumlah zat dalam
cuplikan. Jumlah zat dalam cuplikan dapat dinyatakan dalam kadar persen (%) berat atau
satuan konsentrasi lainnya.
3.1. Dasar Teori
Kimia analisa kuantitatif terdiri dari dua cara analisa yaitu : Analisa cara Klasik,
disebut juga analisa kimia atau cara mutlak. Cara analisa ini termasuk dalam analisa non
instrumen. Cara ini disebut cara klasik karena sudah dikenal sejak lama. Analisa cara
instrumen atau cara modern, disebut juga cara Fisiko-Kimia atau cara relatif. Didalam
analisa kuantitatif cara klasik atau cara mutlak yang diukur adalah jumlah zat,sperti berat
(garam) atau volume (ml), sedangkan cara instrumen atau cara moedern yang diukur ialah
sifat dari zat warna, penyerapan cahaya (absorbans) yang ada korelasinya (hubungan)
dengan konsentrasi atau jumlah zat. Prinsip analisa dalam cara instrumen ini adalah
membandingkan sifat dari cuplikan dengan sifat dari zat standar yang diketahui
konsentrasinya. Dengan demikian dalam analisa cara instrumen ini selalu diperlukan
adanya zat standar. Untuk menentukan kadar dari zat standar ini, digunakan analisa cara
klasik.
Analisa kuantitatif cara klasik terdiri dari dua metode yaitu :
50
Analisa gravimetri
Yaitu analisa yang berdasarkan pengukuran berat (dengan penimbangan).
Analisa Volumetric
Yaitu analisa yang berdasarkan pengukuran volume.
3.2. Bahan dan Alat Percobaan
Dalam analisa kuantitatif menggunakan bahan-bahan berupa :
1. Asam Klorida (HCl) 6. Larutan Borax (Na2B4O7) 11. Larutan HCl (0,1)
2. Larutan AgNO3 7. Larutan H2SO4 12. Asam Oksalat
3. Larutan NaCl 8. Larutan KMnO4 13. Indikator (m.o)
4. Aquades 9. Indikator Kalium Kromat
5. Indikator (p.p) 10. Larutan NaOH
Sedangkan alat yang digunakan adalah :
1. Buret 3. Erlenmeyer 5. Beker Glass
2. Statip 4. Gelas Ukur 6. Pipet dan Corong
3.3. Cara Kerja dan Kesimpulan
Standarisasi Larutan HCl x N
Cara Kerja :
Larutan HCl x N dimasukkan kedalam Buret 50 ml. Masukan 25 ml larutan
Borak kedalam Elmeyer 100 ml, warna mula-mula putih kemudian di beri indikator (m.o)
2 tetes, kemudian titrasi dengan larutan HCl x N samapai terjadi perubahan warna.
50
Adanya perubahan warna merupakan petunjuk bahwa titik eqivalen telah tercapai.
Percobaan dilakukan dua kali.
Stabdar Larutan NaOH y N
Cara Kerja :
Masukan 10 ml cuplikan larutan NaOH y N ke dalam Erlenmeyer 100 ml,
tambahkan 15 ml Aquades, warna mula-mula putih kemudian di beri indikator (p.p) tiga
tetes, dan dititrasi dengan larutan NaOH y N samapai terjadi perubahan warna. Adanya
perubahan warna merupakan petunjuk bahwa titik eqivalen telah tercapai. Percobaan
dilakukan dua kali.
Standarisasi Larutan AgNO3 c N
Cara Kerja :
Larutan cuplikan AgNO3 c N ke dalam Buret 50 ml. Masukkan 25 mllarutan
HCl ke dalam Erlenmeyer 100 ml, warna mula-mula putih kemudian diberi indikator
Kalium Kromat empat tetes dan dititrasi dengan larutan AgNO3 c N samapai warna
merah tidak hilang.
Menetapkan Kadar Garam Dapur Dengan Cara Mohr
Cara Kerja :
50
Masukan 25 ml larutan NaCl ke dalam Erlenmeyer 100 ml, warna mula-mula
putih kemudian diberi indikator Kalium Kromat empat tetes dan dititrasi dengan larutan
AgNO3 c N sampai warna merah tidak hilang.
Permanganometri
Cara Kerja :
Larutan KMnO4 di masukkan kedalam Buret 50 ml. Masukan 20 ml larutan
Asam Oksalat ke dalam Erlenmeyer 100 ml, warna mula-mula putih dan dititrasi dengan
larutan KMnO4. Percobaan dilakukan dua kali.
Menetapkan Kadar Larutan Dalam Campuran
Menentukan Campuran NaOH dan Na2CO3
Cara Kerja :
Larutan HCl 0,1 N ke dalam Buret 50 ml. Masukkan 25 ml cuplikan larutan
campuran ke dalam Erlenmeyer 100 ml, tambahkan 25 ml Aquades, warna mula-mula
putih kemudian diberi indikator (p.p) tiga tetes dan dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N
samapi warna merah hilang.
Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran
Cara Kerja :
50
Larutan KMnO4 dimasukkan ke dalam Buret50 ml. Masukkan 20 ml larutan
campuran cuplikan larutan NaOH ke dalam Erlenmeyer 100 ml dan tambahkan 10 ml
H2SO4 kemudian titrasi dengan larutan.
3.4 Laporan Analisis Kuantitatif
LAPORAN PRAKTKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Noe De Jesus Da Silva
Nomor Mahasiswa : 410013146
Rombongan : II E
Tanggal Praktikum :
AcaraPraktikum : Asidi Dan Alkametri
Bahan : HCL, Larutan Burak, Indikator m.a.
Alat yang digunakan : Erlenmeyer, Buret, Gelas ukur, pipa tetes, Statif
1. Standarisasi Larutan HCl x N
Cara Kerja :
Larutan HCl x N dimasukkan kedalam Buret 50 ml. Masukan 25 ml larutan
Borak kedalam Elmeyer 100 ml, warna mula-mula putih kemudian di beri indikator (m.o)
2 tetes, kemudian titrasi dengan larutan HCl x N samapai terjadi perubahan warna.
50
Adanya perubahan warna merupakan petunjuk bahwa titik eqivalen telah tercapai.
Percobaan dilakukan dua kali.
Reaksi : B4 O7 + 2H + 5H2 O → 4H3 BO3
Pengamatan :
Warna awal : Bening
Warna Borak + 2 tetes m.o : Orange
Warna setelah titrasi : Merah
Volume awal (V1) : 2,5 ml
Volume akhir (V2) : 2,5 ml
Volume rata-rata (Vr) : 2,5 ml
Perhitungan :
Volume HCl rata-rata : 2,5 ml
Noemalitas HCL : Nx
Berat Borax : 200 mgr
Berat Borak : 381,2
Mr Borax (Na2B4O7 . 1OH2O) : 381,2
Nx : 2 x 200 x 1 x 25/381,2 x 2 x 2,5 100 = 0,104932 N
50
Kesimpulan : Larutan Borak (Na2B4O7) ditambahkan dua tetas indikator (m.o) terjadi
perubahan menjadi kuning kemudian dititrasi dengan larutan HCl x N menjadi warna
merah.
Saran : Dalam melakukan titrasi hendaknya dilakukan dengan teliti agar diperoleh hasil
yang tepat.
LAPORAN PRAKTKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Noe De Jesus Da Silva
Nomor Mahasiswa : 410013146
Rombongan : II E
Tanggal Praktikum :
AcaraPraktikum : Asidi Dan Alkametri
Bahan : HCL, Larutan Burak, Indikator m.a.
Alat yang digunakan : Erlenmeyer, Buret, Gelas ukur, pipa tetes, Statif
Stabdar Larutan NaOH y N
Cara Kerja :
Larutan y N sebanyak 10 ml dimasukan ke dalan erlenmayer, tmabahkan larutan
aquades 15 ml dan indikator p.p 2,3 tetes menjadi warna ungu, dan di titrasi dengan HCL
x nsampai terjadi perubahan warna merupakan petunjuk bahwa titik ekivalen telah
tercapai volume HCL x N yang diperlukan sebanyak 50 ml. Percobaan dilakukan 3 kali.
50
Reaksi : HCL + NaOH → NaCl +H2O
Pengamatan :
Warna awal : Bening
Warna NaOH + aquades : Bening
Warna larutan NaOH +aquades +2 tetes pp : ungu
Pembacaan buret sampai 6 ml
Bacaan akhir : 5,4 ml
Bacaan awal : 5,9 ml
Terpakai : 11,3
Perhitungan :
Volume HCL rata-rata = 5,65 ml
Normalitas NX : 0,104932
Jadi Ny : Nx . A/ 10 = 0,104932 x 5,65 /10 = 0,592866 /10 = 0,059287
Kesimpulan :Larutan NaOH ditambah dengan tiga tetes indikator (p.p) terjadi
perubahan warna menjadi ungu, kemudian dititrasi dengan larutan HCl x N menjadi
putih bening, artinya bahwa larutan NaOH dan indikator (p.p) larut sempurna dalam
HCl x N.
50
Saran : Dalam melakukan titrasi hendaknya dilakukan dengan teliti agar diperoleh
hasil yang tepat dan baik.
LAPORAN PRAKTKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Noe De Jesus Da Silva
Nomor Mahasiswa : 410013146
Rombongan : II E
Tanggal Praktikum :
AcaraPraktikum : Argonometri
Bahan : larutanAgNO3, larutan NaCL, indicator kalium kromat
Alat yang digunakan : Erlenmeyer, Buret, Gelas ukur, pipa tetes, Statif
Standarisasi Larutan AgNO3 c N
Cara Kerja :
Larutan cuplikan AgNO3 c N ke dalam Buret 50 ml. Masukkan 25 mllarutan HCl
ke dalam Erlenmeyer 100 ml, warna mula-mula putih kemudian diberi indikator
50
Kalium Kromat empat tetes dan dititrasi dengan larutan AgNO3 c N samapai warna
merah tidak hilang.
Pengamatan :
Warna awal : Kuning
Warna setelah titrasi : Kuning keruh
Warna Akhir : Merah
Volume awal (V1) : 6,5 ml
Volume akhir (V2) : 6,6 ml
Volume rata-rata (Vr) : Vr = 6,55 ml
Perhitungan :
Nx = 10 x 0,1 / Vrt = 10 x 0,1 = 0,15 ml
Kesimpulan : Larutan HCl di tambah emapat tetes indikator Kalium Kromat terjadi
perubahan warna menjadi kuning bening kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 c N
maenjadi warna kuning keruh.
Saran : Dalam melakukan titrasi hendaknya dilakukan dengan teliti agar diperoleh hasil
yang tepat dan baik.
LAPORAN PRAKTKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Noe De Jesus Da Silva
50
Nomor Mahasiswa : 410013146
Rombongan : II E
Tanggal Praktikum :
AcaraPraktikum : Argonometri
Bahan : larutanAgNO3, larutan NaCL, indicator kalium kromat
Alat yang digunakan : Erlenmeyer, Buret, Gelas ukur, pipa tetes, Statif
Menetapkan Kadar Garam Dapur Dengan Cara Mohr
Cara Kerja :
Masukan 25 ml larutan NaCl ke dalam Erlenmeyer 100 ml, warna mula-mula
putih kemudian diberi indikator Kalium Kromat empat tetes dan dititrasi dengan larutan
AgNO3 c N sampai warna merah tidak hilang.
Reaksi : AgNO3 + NaCL → AgCl + NaNO3
Pengamatan :
Warna awal : Kuning
Warna Akhir : Merah
Warna setelah titrasi : Kuning keruh
Volume awal (V1) : 16,5 ml
Volume akhir (V2) : 15,6 ml
Volume rata-rata (Vr) : 16, 05 ml
50
Perhitungan :
Nc : 0,15 ml
Mr NaCl : 58,443 ml
Kadar NaCl = 25 x Nc x Mr NaCl x Vrt x 100% / 100 x 200
=25 x 0,15 x 58,443 x 16,05 x 100 % / 100 x 200
= 17,59 %
Kesimpulan : Larutan NaCl ditambah dengan empat tetes indikator Kalium Kromat
terjadi perubahan warna menjadi kuning bening, kemudian dititrasi dengan larutan
AgNO3 c N menjadi putih kuning keruh.
Saran : Dalam melakukan titrasi hendaknya dilakukan dengan teliti agar diperoleh hasil
yang tepat dan baik.
LAPORAN PRAKTKUM
KIMIA ANALISIS
Nama Praktikan : Noe De Jesus Da Silva
Nomor Mahasiswa : 410013146
Rombongan : II E
Tanggal Praktikum :
AcaraPraktikum : Menetapkan Kadar Larutan Dalam Campuran
Bahan : Larutan NaOh Dan Na2CO3, aquades imdicator m.o
50
Alat yang digunakan : Erlenmeyer, Buret, Gelas ukur, pipa tetes, Statif
Menetapkan Kadar Larutan Dalam Campuran
Menentukan Campuran NaOH dan Na2CO3
Cara Kerja :
Larutan HCl 0,1 N ke dalam Buret 50 ml. Masukkan 25 ml cuplikan larutan
campuran ke dalam Erlenmeyer 100 ml, tambahkan 25 ml Aquades, warna mula-mula
putih kemudian diberi indikator (p.p) tiga tetes dan dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N
samapi warna merah hilang.
Reaksi :
NaOH + HCl → NaCl + H2O (Titik Equivalen I)
Na2CO3 + HCl → NaCl + NaHCO3
NaHCO + HCL → NaCl + H2O + CO2 (Titik Equivalen II)
Pengamatan :
A.
Warna awal ( NaOH +Na2CO# +H2) + indikator pp : Merah Mudah
Warna Akhir ( Kelarutan Awal + HCL) : Jernih
Warna setelah titrasi : Bening
Volume awal(Va) : 16,9 ml
50
Warna awal ( Titrasi + Indicator m.o) : Kuning
Warna akhir (titrasi +indicator +HCl) : Merah
Volume akhir (V2) : 14,4 ml
Tambahkan indikator (m.o) kemudian di titrasi lagi samapai warna kuning hilang.
Percobaan dilakukan dua kali.
Pengamatan :
Warna awal ( NaOH +Na2CO# +H2) + indikator pp : Merah Mudah
Warna Akhir ( Kelarutan Awal + HCL) : Jernih
Warna setelah titrasi : Bening
Volume awal(Va) : 16,5 ml
Warna awal ( Titrasi + Indicator m.o) : Kuning
Warna akhir (titrasi +indicator +HCl) : Merah
Volume akhir (V2) : 14,4 ml
Vrt A : Va titrasi1 + Va Titrasi2
=16,9 + 16,5 / 2 = 16,7 ml
Vrt B : Vb titrasi1 + Vb Titrasi2
= 14,4 +14,4 / 2 = 14,4
50
Perhitungan :
Mr NaOH ; 39,97 Mr Na2CO3 : 105,99 MrNc : 0,15 N
NaOh : (va-vb) x Nc + MrNaOh
= (19,7-14,4) x 0,15 x 10
= 13,8 mgr
NaCO3 : 2 x vb x Nc x Mr NaCO3
= 2 x 14,4 x 0,15 x 106
= 457, 92 mgr
Porsentase :
NaOH : 2,93%
NaCO3 : 97,07%
Saran : Dalam melakukan titrasi hendaknya dilakukan dengan teliti agar diperoleh hasil
yang tepat dan baik.
50
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum diatas dapat diambil kesimpulan Untuk mengetahui
keadaan ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang dinamakan
indikator asam-basa..Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan
dari buret sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang direksikan tepat menjadi
ekivalen (telah tepat banyaknya untuk menghabiskan zat yang direaksikan) satu sama
lain. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titrant, sedangkan larutan yang
ditambah titrant disebut titrat (dalam hal ini titrant dan titrat berupa asam dan basa atau
sebaliknya).Pada saat ekivalen, penambahan titrant harus dihentikan, saat ini dinamakan
titik akhir titrasi.
Indikator asam-basa adalah zat yang dapat berubah warna apabila pH
lingkungannya berubah.Asidi-alkalimetri menyangkut reaksi antara asam kuat-basa kuat,
asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, dan
basa kuat-garam dari basa lemah.Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan
yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
50
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl-
dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42-
dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat
kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai
adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Permanganometri merupakan titrasi yang
dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan
pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.
Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun.
50
LAMPIRAN
http://www.jawaban.com/index.php/mobile/video_library/detail/id/26/id_vid/
V130607153929/page/96.html