laporan resmi praktikum kimia sel volta

27
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4

Upload: khalif-ardziansyah

Post on 29-Nov-2015

6.528 views

Category:

Documents


309 download

DESCRIPTION

laporan resmi praktikum sel volta.bila ada kesalahan mohon dikoreksi, saya hanya seorang pelajar biasa :))

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA

BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

Disusun oleh :

Faiz Afnan N

07 / XII IPA 4

SMA NEGERI 1 KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Page 2: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

I. Praktikum ke : II ( Kedua )

II. Judul Praktikum : Beda Potensial pada Berbagai Sel Volta

III. Hari / Tanggal :

IV. Tujuan Penelitian : - Mengukur beda potensial sel volta.

- Membandingkan beda potensial sel volta

hasil percobaan dengan beda potensial

hasil hitungan berdasarkan potensial

elektroda standar.

V. Landasan Teori :

Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia

yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks

yang spontan. reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya

energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe

Volta. Sel Volta adalah rangkaian sel yang dapat menghasilkan arus listrik.

Dalam sel tersebut terjadi perubahan dari reaksi redoks menghasilkan arus

listrik. Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi oksidasi

disebut anoda (Elektroda Negatif), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi

disebut katoda (Elektroda Positif).

Prinsip-prinsip Sel Volta (Sel Galvani) :

Didalam sel volta reaksi kimianya mengandung arus listrik dan terjadi

reaksi spontan.

Terjadi perubahan dari energi kimia menjadi energi listrik.

Pada anoda, terjadi reaksi oksidasi dan bermuatan negatif.

Pada katoda, terjadi reaksi reduksi dan bermuatan positif.

Elektron mengalir dari anoda menuju katoda.

Rangkaian sel volta terdiri atas elektrode Zn (logam Zn) yang

dicelupkan ke dalam larutan ZnSO4 dan elektrode Cu (logam Cu) yang

dicelupkan ke dalam larutan CuSO4. Kedua larutan itu dihubungkan dengan

jembatan garam yang terbuat dari kertas saring yang dibasahi dengan garam

Page 3: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

(NaCl). Sedangkan, kedua elektrode dihubungkan dengan alat petunjuk arus,

yaitu voltmeter melalui kawat. Bila elektrode Zn dan Cu dihubungkan dengan

sebuah kawat maka akan terjadi energi listrik (menghasilkan energi listrik).

Untuk menjaga kenetralan listrik dari kedua larutan di atas maka kedua larutan

tersebut dihubungkan dengan jembatan garam. Jembatan garam menyebabkan

elekton mengalir secara terus menerus melalui kawat.

Sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang mengubah zat kimia

menjadi energi listrik. Dalam sel volta reduktor dan oksidatornya dipisahkan

sehingga pemindahan tidak terjadi secara langsung tetapi melalui kawat

penghantar. Zink, tembaga, dan magnesium merupakan elektroda. Terdapat 2

jenis elektroda yaitu Katode (+) tempat terjadinya reduksi sedangkan pada

Anode (-) tempat terjadinya oksidasi.

Potensial sel (E˚sel) adalah potensial listrik yang dihasilkan oleh suatu

sel volta. Besarnya potensial sel dari suatu reaksi redoks dalam sel volta dapat

ditentukan melalui:

Percobaan dengan menggunakan voltmeter atau potensiometer.

Perhitungan berdasarkan data potensial elektroda unsur-unsur

sesuai

dengan reaksinya.

E0Sel = E0

Reduksi - E0Oksidasi

E0Sel = E0

Katode - E0Anode

E0Sel = E0

Besar - E0Kecil

Potensial elektroda merupakan ukuran besarnya kecenderungan suatu

unsur untuk melepas atau menyerap elektron. Untuk membandingkan

kecenderungan oksidasi atau reduksi dari suatu elektroda pembanding yaitu

elektroda hidrogen. Potensial yang dihasilkan oleh suatu elektroda yang

dihubungkan dengan elektroda hidrogen disebut potensial elektroda.

Page 4: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

Ada dua kemungkinan :

Jika potensial elektroda bertanda (+) maka elektroda lebih mudah

mengalami reduksi.

Jika potensial elektroda bertanda (-) maka elektroda lebih mudah

mengalami oksidasi.

Harga potensial sel tergantung pada jenis elektroda, suhu, konsentrasi

ion dalam larutan, dan jenis ion dalam larutan. Unsur / elektroda yang

mempunyai E lebih kecil akan mengalami oksidasi dan berfungsi sebagai

anoda, dengan E˚ oksidasi = - E˚ reduksi.

Syarat reaksi redoks berlangsung spontan, yaitu logam untuk anoda

terletak sebelah kiri logam untuk katoda dalam deret volta. Deret Volta

merupakan urutan logam-logam (ditambah hidrogen) berdasarkan kenaikan

potensial elektroda standarnya.

Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb H Cu Hg Ag Pt Au

Semakin ke kiri letak suatu logam dalam deret volta, maka logam

tersebut semakin mudah teroksidasi. Sebaliknya, semakin ke kanan suatu

logam dalam deret volta, maka logam tersebut semakin mudah tereduksi. Oleh

karena itu, untuk melindungi suatu logam dari reaksi oksidasi

(perkaratan) maka logam tersebut perlu dihubungkan dengan logam yang

letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam deret volta atau disebut sebagai

perlindungan katodik.

VI. Alat dan Bahan :

Alat :

Gelas Kimia 100 ml 2 buah

Kabel dengan Penjepit Buaya 2 buah

Voltmeter

Kertas saring 6 lembar

Page 5: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

Amplas

Gunting

Bahan :

Logam Tembaga (Cu)

Logam Zeng (Zn)

Logam Besi (Fe)

Logam Magnesium (Mg)

Logam Timbal (Pb)

Larutan ZnSO4 1 M 25 ml

Larutan MgSO4 1 M 25 ml

Larutan Pb(NO3)2 1 M 25 ml

Larutan CuSO4 1 M 25 ml

Larutan FeSO4 1 M 25 ml

Larutan NaCl

VII. Langkah Kerja :

1. Memasukkan larutan ZnSO4 1 M 25 ml ke dalam gelas kimia pertama

dan memasukkan larutan CuSO4 1 M 25 ml ke dalam gelas kimia

kedua . (Percobaan 1)

2. Mengamplas sampai mengkilat logam Zn dan Cu.

3. Menjepit logam Zn dan Cu dengan penjepit buaya.

4. Membasahi kertas saring dengan larutan NaCl sampai semua basah

untuk dijadikan sebagai jembatan garam.

5. Menghubungkan gelas kimia pertama dan gelas kimia kedua dengan

jembatan garam yang dibuat dari kertas saring yang telah dibasahi

dengan larutan NaCl tadi.

6. Memasukkan logam Zn ke dalam larutan ZnSO4 1 M dan logam Cu ke

dalam larutan CuSO4 1 M.

Page 6: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

7. Menghubungkan kabel-kabel dari logam Zn dan Cu ke voltmeter

dengan skala 1 volt, apabila arah jarum avometer ke kiri, balik posisi

kabel yang masuk ke voltmeter.

8. Mencatat beda potensial yang dihasilkan.

9. Mengulangi langkah 1 sampai 8 untuk percobaan 2 hingga percobaan

6.

Percobaan 2: Larutan MgSO4 dan Larutan ZnSO4, menggunakan logam

Mg dan Zn.

Percobaan 3: Larutan MgSO4 dan Larutan Pb(NO3)2, menggunakan

logam Mg dan Pb.

Percobaan 4: Larutan Pb(NO3)2  dan Larutan CuSO4, menggunakan

logam Pb dan Cu.

Percobaan 5: Larutan FeSO4 dan Larutan CuSO4, menggunakan logam

Fe dan Cu.

Percobaan 6: Larutan MgSO4 dan Larutan FeSO4 , menggunakan logam

Mg dan Fe

Percobaan 7: Larutan ZnSO4 dan Larutan FeSO4, menggunakan

logam Zn dan Fe.

Page 7: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

NAMA Larutan Anod

a

Larutan Katoda Beda Potensial (Volt)

Percobaan

1

ZnSO4

1M

Zn CuSO4

1M

Cu 80100

x1 V = 0,8 Volt

Percobaan

2

MgSO4

1M

Mg ZnSO4

1M

Zn 50100

x100 mV =50 mV

Percobaan

3

MgSO4

1M

Mg Pb(NO3)2

1M

Pb 70100

x1 V=0,7 Volt

Percobaan

4

CuSo4 Cu Pb(NO3)2

1M

Pb 22100

x1 V=0,22Volt

Percobaan

5

FeSO4

1M

Fe CuSO4

1M

Cu

30100

x1 V=0,3Volt

Percobaan

6

MgSO4 1

M

Mg FeSO4 1

M

Fe 70100

x1V=0,7 Volt

Percobaan

7

ZnSO4

1M

Zn FeSO4 1

M

Fe 60100

x100 mV =60 mV =0,06 V

VIII. Hasil Pengamatan :

Page 8: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

IX. Pembahasan :

Notasi sel :

Percobaan 1 : Zn → Zn2+ + 2e

Cu2+ + 2e  → Cu

Zn + Cu2+  → Zn2+ + Cu E˚ sel =

Zn(s) / Zn2+ || Cu2+ / Cu(s) E˚ sel =

Percobaan 2 : Mg → Mg2+  + 2e

Zn2+  + 2e → Zn

Mg + Zn2+ → Mg2+  + Zn E˚ sel =

Mg(s) / Mg2+ || Zn2+ / Zn(s)E˚ sel =

Percobaan 3 : Mg → Mg2+ + 2e

Pb2+ + 2e → Pb

Mg + Pb2+ →  Mg2+  + Pb E˚ sel =

Mg(s) / Mg2+ || Pb2+ / Pb(s) E˚ sel =

Percobaan 4 : Cu → Cu2+  + 2e

Pb2+  + 2e → Pb

Cu + Pb2+ → Cu2+  + Pb E˚ sel =

Cu(s) / Cu2+ || Pb2+ / Pb(s) E˚ sel =

Percobaan 5 : Fe → Fe2+  + 2e

Cu2+  + 2e → Cu

Fe + Cu2+ → Fe2+  + Cu E˚ sel =

Fe(s) / Fe2+  ||  Cu2+ / Cu(s) E˚ sel =

Page 9: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

Percobaan 6 : Mg → Mg2+  + 2e

Fe2+  + 2e → Fe

Mg + Fe2+ → Mg2+  + Fe E˚ sel =

Mg(s) / Mg2+  ||  Fe2+ / Fe(s) E˚ sel =

Percobaan 7 : Zn → Zn2+  + 2e

Fe2+  + 2e → Fe

Mg + Fe2+ → Mg2+  + Fe E˚ sel =

Zn(s) / Zn2+  ||  Fe2+ / Fe(s) E˚ sel =

Potensial sel :

Percobaan 1 : Zn → Zn2+  + 2e E˚ = + 0,76 V

Cu2+  + 2e → Cu E˚ = + 0,34 V

Zn + Cu2+ → Zn2+  + Cu E˚ = + 1,10 V

Zn(s) / Zn2+  ||  Cu2+ / Cu(s) E˚ sel = + 1,10 V

Percobaan 2 : Mg → Mg2+  + 2e E˚ = + 2,38 V

Zn2+  + 2e → Zn E˚ = - 0,76 V

Mg + Zn2+ → Mg2+  + Zn E˚ =  + 1,62 V

Mg(s) / Mg2+  ||  Zn2+ / Zn(s) E˚ sel = + 1,62 V

Percobaan 3 : Mg → Mg2+  + 2e E˚ = + 2,38 V

Pb2+  + 2e → Pb E˚ = - 0,13 V

Mg + Pb2+ → Mg2+  + Pb E˚ = + 2,25 V

Mg(s) / Mg2+  ||  Pb2+ / Pb(s) E˚ sel = + 2,25 V

Page 10: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

Percobaan 4 : Cu → Cu2+  + 2e E˚ = + 0,34 V

Pb2+  + 2e → Pb E˚ = - 0,13 V

Cu + Pb2+ → Cu2+  + Pb E˚ = + 0,21 V

Cu(s) / Cu2+ ||  Pb2+ / Pb(s) E˚ sel = + 0,21 V

Percobaan 5 : Fe → Fe2+  + 2e E˚ = + 0,41 V

Cu2+  + 2e → Cu E˚ = + 0,34 V

Fe + Cu2+ → Fe2+ + Cu E˚ = + 0,75 V

Fe(s) / Fe2+  || Cu2+ / Cu(s) E˚ sel = + 0,75 V

Percobaan 6 : Mg → Mg2+  + 2e E˚ = + 2,38 V

Fe2+  + 2e → Fe E˚ = - 0,41 V

Mg + Fe2+ → Mg2+ + Fe E˚ = + 1.93 V

Mg(s) / Mg2+  ||  Fe2+ / Fe(s) E˚ sel = + 1.93 V

Percobaan 7 : Zn → Zn2+  + 2e E˚ = + 0.76 V

Fe2+  + 2e → Fe E˚ = - 0.44 V

Mg + Fe2+ → Mg2+  + Fe E˚ = + 0.32 V

Zn(s) / Zn2+  ||  Fe2+ / Fe(s) E˚ sel = + 0.32 V

Dari data dan hasil perhitungan di atas diperoleh harga potensial sel

hasil percobaan sangat berbeda dibandingkan dengan potensial sel hasil

Page 11: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

perhitungan yang berdasarkan potensial elektroda standar, hal ini mungkin

dikarenakan karena:

1. Saat melakukan percobaan, suhu dan tekanan berbeda dengan

keadaan standar yang dibutuhkan untuk menentukan potensial

elektroda, yaitu 25˚C 1 atm.

2. Konsentrasi zat yang digunakan tidak akurat 1 M, karena praktikan

tidak melakukan pengujian mol zat yang digunakan sebelum

melakukan percobaan.

3. Elektroda logam yang digunakan memiliki tingkat pengotor yang

tinggi sehingga mengganggu jalannya reaksi sel volta.

4. Larutan elektrolit yang digunakan sebagian sudah tidak murni karena

tercampur zat lain ataupun mengalami koagulasi.

5. Jembatan garam yang digunakan hanyalah kertas saring yang

dibasahi NaCl, sehingga tidak dapat menyeimbangkan muatan pada

kedua larutan elektrolit sehingga mengganggu jalannya reaksi sel

volta.

Fungsi Jembatan Garam

Fungsi  jembatan garam adalah untuk menyetarakan kation dan anion

dalam larutan. Misalnya dalam larutan ZnSO4 terjadi kenaikan jumlah ion

Zn2+ dan dalam larutan CuSO4 terjadi penurunan jumlah ion Cu2+. Sedangkan

banyaknya kation harus setara dengan anion. Untuk menyetarakannya, maka ke

dalam larutan ZnSO4 masuk anion Cl-- dari jembatan garam sesuai bertambahnya

ion Zn2+

Page 12: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

Dari hasil percobaan yang dilakukan kelompok kami, yaitu reaksi antara :

1. ZnSO4 dan CuSO4, berdasarkan pengamatan , hasil yang ditunjukkan pada

voltmeter pada reaksi ini yaitu 0.8 Volt. Hasil tersebut tidak sesuai dengan

teori yang menghasilkan potensial sel yaitu 1.1 Volt. Jadi selisihnya adalah 0,3

Volt. Perbedaan tersebut dapat terjadi karena konsentrasi zatnya tidak akurat 1

M, ataupun elektroda yang tidak di haluskan setelah digunakan.

2. Logam lainnya juga tidak sesuai dengan hasil percobaan.ketidaksesuaian ini

diakibatkan oleh beberapa faktor : kesalahan manusia, konsentrasi zatnya

tidak akurat 1 M, ataupun elektroda yang tidak di haluskan setelah digunakan.

Dalam percobaan di atas, Logam Cu mempunyai potensial reduksi

yang lebih positif dibanding logam Zn, sehingga logam Zn bertindak sebagai

anoda (elektroda negatif) dan logam Cu bertindak sebagai katoda (elektroda

posotif). Maka ,Cu akan mengalami reduksi dan Zn akan mengalami oksidasi

Elektron berpindah dari elektroda Zn ke elektroda Cu menunjukkan

bahwa Zn lebih mudah teroksidasi daripada Cu. Perbedaan kecenderungan

teroksidasi menghasilkan perbedaan rapatan muatan berakibat timbul beda

potensial (pendorong elektron) yang disebut potensial sel yang dapat diukur

menggunakan voltmeter. Potensial sel yang dihasilkan suatu elektroda

terhadap elektroda hidrogen disebut potensial elektroda.

Larutan Zn semakin menipis dikarenakan teroksidasi , hal tersebut

menyebabakan massa logam zn menipis. Hasil oksidasi Zn akan mengalir ke

larutan CuSO4 melalui kawat penghantar. Cu dalam larutan CuSO4 semakin

terlihat menebal karena ada reaksi reduksi yang menyebabkan logam Cu

mengendap sehingga Massa logan Cu bertambah. Pada percobaan sel volta

jembatan garam berfungsi untuk menetralkan muatan positif dan negative

dalam larutan.

Page 13: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

Mengetahui, Klaten, 8 September 2013

Guru Pembimbing Praktikan,

( Tantri Ambarsari, S.Pd, M.Eng ) (Faiz Afnan Nurrahman)

Page 14: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA

BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

Disusun oleh :

Faiz Afnan Nurrahman

07/XII IPA 4

SMA NEGERI 1 KLATEN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Page 15: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

1. Praktikum ke : II ( Kedua )

2. Judul Praktikum : Beda Potensial pada Berbagai Sel Volta

3. Hari / Tanggal :

4. Tujuan Penelitian : - Mengukur beda potensial buah.

- Mengetahui bahwa buah dapat dipakai

sebagai beda potensial.

5. Landasan Teori :

Berdasarkan prinsip-prinsip pada sel volta (sel Galvani) . Peniliti

ingin mengembangkan bahwa buah-buahan bisa juga untuk menjadi sel

volta. Buah-buahan juga mengandung zat kimia selain mengadung bahan-

bahan makanan(mineral,gizi,protein dsb). Dari sanalah peneliti ingn

mengetahui apakah buah-buahan bisa menjadi sel volta.

Pada dasarnya zat kimia bisa tereduksi dan teroksidasi sehingga bisa

menghasilkan dan membutuhkan electron. Electron-elektron inilah yang

berfungsi sebagai penghantar listrik. Sehingga dalam buah-buah juga bisa

digunakan sebagai Sel Volta..

6. Alat dan Bahan :

1. Jeruk ‘Baby’ 2 buah

2. Tomat 2 buah

3. Kentang 2 buah

4. Timun 2 buah

5. Lampu indicator 1 buah

6. Kabel 1 m

7. Klip kertas 10 buah

8. Pisau 1 buah

9. Avo meter 1 buah

10. Penjepit buaya 1 buah

11. Gunting 1 buah

Page 16: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

7. Langkah Kerja :

1. Buah jeruk ‘Baby’ dibelah melintang, kemudian diambil sekat-

sekatnya agar cairannya dapat menyatu.

2. Selanjutnya, jeruk ‘Baby’ dicacah-cacah agar cairan yang ada dalam

buah keluar, usahakan kulit buah tidak sampai hancur.

3. Cabang lampu indicator sisi kanan disambungkan pada kabel,

sedangkan sisi kiri disambungkan pada klip kertas.

4. Cabang lampu indicator yang disambungkan kabel dimasukkan pada

belahan jeruk ‘Baby’ sebelah kanan, sedangkan cabang lampu

indicator yang disambungkan klip kertas dimasukkan pada belahan

jeruk ‘Baby’ sebelah kiri. Seperti pada gambar.

5. Kemudian, lampu diamati apakah lampu indicator menyala atau tidak.

6. Selanjutnya, besar tegangan diukur dengan menggunakan avometer.

Kabel yang sudah dijepitkan pada penjepit buaya, yang sudah

terhubung dengan avometer, dimasukkan pada belahan jeruk ‘Baby’

masing-masing kanan dan kiri.

7. Kemudian, besar tegangan dicatat.

8. Percobaan diulangi, dengan mengganti jeruk ‘Baby’ dengan tomat,

timun, dan kentang.

8. Hasil Pengamatan:

1. Besar tegangan pada masing-masing buah :

a. Jeruk ‘Baby’ : 11 mV

b. Timun : 10 mV

c. Tomat : 6 mV

d. Kentang : 6 mV

2. Pengamatan pada lampu indikator yang telah dihubungkan pada

buah :

a. Jeruk ‘Baby’

Page 17: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

Jeruk ‘Baby’ yang digunakan sebagai sumber tegangan ternyata

tidak dapat menyalakan lampu indikator.

b. Timun

Timun yang digunakan sebagai sumber tegangan ternyata tidak

dapat menyalakan lampu indikator.

c. Tomat

Tomat yang digunakan sebagai sumber tegangan ternyata tidak

dapat menyalakan lampu indikator.

d. Kentang

Kentang yang digunakan sebagai sumber tegangan ternyata

tidak dapat menyalakan lampu indikator.

9. Pembahasan

Sel volta merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat

menghasilkan energi listrik dari reaksi redoks yang berlangsung spontan.

Cairan buah-buahan merupakan sel volta, karena kandungan kimia yang

terdapat dalam buah dapat berubah menjadi energi listrik. Hal itu

ditentukan oleh anoda dan katoda dalam buah tersebut. Anoda yang

berupa kabel ditancapkan pada pangkal jeruk nipis. Sedangkan katoda

yang berupa lempengan seng( klip kertas ) ditancapkan pada bagian

bawah jeruk tersebut.

Selain itu untuk menghubungkan anoda dan katoda dari buah yang

satu dengan yang lain digunakan kabel yang telah dililitkan pada penjepit

kertas. Kemudian anoda dan katoda tersebut disambungkan pada kaki-

kaki LED, sehingga LED menyala. Hal ini terjadi karena adanya larutan

elektrolit yang terkandung dalam air buah-buahan tersebut tersebut.

Pada percobaan diatas tidak dapat menghidupkan lampu LED

dikarenakan buah yang digunakan sangat sedikit sehingga daya yang

dihasilkan cukup rendah. Daya yang sangat rendah ini tidak dapat

digunakan untuk menghidup lampu LED. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa penelitian ini kurang berhasil yang dikarenakan oleh kurangnya

Page 18: Laporan Resmi Praktikum Kimia Sel Volta

daya yang dihasilkan oleh buah-buahan karena sedikitnya jumlah dan

kurangnya pengetahuan konsep pada peneliti.

10. Kesimpulan

1. Besar tegangan yang dimiliki oleh buah :

a. Jeruk ‘Baby’ : 11 mV

b. Tomat : 10 mV

c. Timun : 6 mV

d. Kentang : 6 mV

2. Tegangan yang dihasilkan dari sumber yang digunakan (buah-

buahan) terlalu kecil, sehingga tidak mampu untuk menyalakan

lampu indicator.

Mengetahui, Klaten, 4 September 2013

Guru Pembimbing Praktikan,

( Tantri Ambarsari, S.Pd, M.Eng ) (Faiz Afnan Nurrahman)