landasan bk
DESCRIPTION
landasa bimbingan konselingTRANSCRIPT
LANDASAN
BIMIBNGAN KONSELING
OLEH :
SETYAWATI DWI K
13680038
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
PEMBAHASAN
Bimbingan dan konseling merupakan layanan kemanusiaan. Pelaksanaannya selain
harus berlandaskan pada prinsip-prinsip dan asa-asas tertentu, juga harus mengacu kepada
landasan bimbingan dan konseling itu sendiri. Landasan dalam bimbingan dan konseling
pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan
khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan
bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan
yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling
itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien).
Landasan bimbingan dan konseling meliputi beberapa landasan antara lain yaitu
landasan filosofis, landasan psikologis, landasan religius, landasan sosial budaya, landasan
ilmiah dan teknologis, dan pedagogis.
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan
pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan
konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang
diharapakan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan pemikiran filosofis
tentang berbagai hal yang menyangkut pelayanan bimbingan dan konseling. Pemikiran dan
pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan
konseling pada umumnya, dan bagi konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor
dalam memahami situasi konseling dan dalam membuat keputusan yang tepat. Landasan
filosofis dalam pelayanan bimbingan dan konseling akan membantu konselor memahami
hakikat klien (siswa) sebagai manusia. Hakikat manusia dengan berbagai dimensi
kemanusiaannya (fisik, psikologis, dan spiritual) serta dengan segenap tujuan dan tugas
kehidupannya menjadi landasan bagi konsepsi dan penyelenggaraan bimbingan dan
konseling.1
1 Tohirin, 2007, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal. 96
Filsafat mempunyai fungsi dalam kehidupan manusia, yaitu bahwa :
1) Setiap manusia harus mengambil keputusan atau tindakan,
2) Keputusan yang diambil adalah keputusan diri sendiri
3) Dengan berfilsafat dapat mengurangi salah paham dan konflik, dan
4) Untuk menghadapi banyak kesimpangsiuran dan dunia yang selalu berubah.
Dengan berfilsafat seseorang akan memperoleh wawasan atau cakrawala pemikiran
yang luas sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat John J. Pietrofesa et. al. (1980)
mengemukakan pendapat James Cribin tentang prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan
sebagai berikut:
a. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga
diri
individu dan hak-haknya untuk mendapat bantuannya.
b. Bimbingan merupakan proses yang berkeseimbangan
c. Bimbingan harus Respek terhadap hak-hak klien
d. Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental
e. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi dirinya
f. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat individualisasi dan
sosialisasi
2. Landasan Psikologis
Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis dalam
bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu
yang menjadi sasaran layanan (klien). Hal ini sangat penting karena bidang garapan
bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien yang perlu di ubah atau dikembangkan
apabila hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai tujuan-
tujuan yang dikehendakinya.2
2 Prayitno dan Erman Amti, 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta, Hal. 154-156
Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling, sejumlah aspek psikologi yang
perlu dikuasai oleh para pembimbing (konselor) meliputi:
Motif dan motifasi
Berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berperilaku baik
motif primer yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh
individu semenjak dia lahir. Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkan
dan digerakkan,– baik dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun dari
luar individu (motivasi ekstrinsik), menjadi bentuk perilaku instrumental atau
aktivitas tertentu yang mengarah pada suatu tujuan.
Pembawaan dasar dan lingkungan
Berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku
individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan
hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot,
warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu.
Perkembangan individu
Berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang
sejak masa konsepsi (pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek
fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
Belajar
Merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar
untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan
mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan
mengembangkan harkat kemanusiaannya.
Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-
fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri.
3. Landasan Religius
Allah Swt. mengamanatkan kepada manusia untuk menjadi pemimpin (khalifah fil
‘ardh), terutama pemimpin bagi dirinya sendiri. Untuk dapat memikul amanah itu, Allah
Swt. telah menciptakan manusia dengan segala fasilitas keinsanan dan keutuhan yang
sempurna dan lengkap. Landasan religious bagi layanan bimbingan dan konseling
ditekankan pada tiga hal pokok, yaitu:3
Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan
Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah
dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama, dan
Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal
suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta
kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk
membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu
Landasan religious dalam bimbingan dan konseling pada umumnya ingin menetapkan
klien sebagai makhluk Allah Swt dengan segenap kemuliaan kemanusiaan. Klien
hendaknya diperlakukan dalam suasana dan dalam cara yang penuh kemuliaan
kemanusiaan pula. Dalam masyarakat, ada banyak macam agama. Maka konselor harus
hati-hati dan bijaksana menerapkan landasan religius terhadap klien (siswa) yang berbeda
latar belakang agamanya. Dalam konteks islam, implementasi layanan bimbingan dan
konseling yang berlandaskan religius, harus merujuk kepada ajaran Islam yang terangkum
dalam Al-Qur’an dan Hadits. Ini bermakna bahwa praktik pemberian layanan bimbingan
dan konseling di sekolah atau madrasah terlebih lagi untuk klien yang beragama islam,
tidak boleh bertentangan dengan ajaran Islam.4
4. Landasan Sosial Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman
kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang
mempengaruhi terhadap perilaku individu. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-
budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari lingkungannya.
Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor dengan
klien, yang mungkin antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang
berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan
yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu :
3 Prayitno dan Erman Amti, 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta, Hal. 1464 Tohirin, 2007, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal. 98
(a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan
menilai; dan (e) kecemasan. Agar komunikasi sosial antara konselor dengan klien dapat
terjalin harmonis, maka kelima hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.
Terkait dengan layanan bimbingan dan konseling di Indonesia, Moh. Surya (2006)
mengetengahkan tentang tren bimbingan dan konseling multikultural, bahwa bimbingan
dan konseling dengan pendekatan multikultural sangat tepat untuk lingkungan berbudaya
plural seperti Indonesia. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan landasan
semangat bhinneka tunggal ika, yaitu kesamaan di atas keragaman. Layanan bimbingan
dan konseling hendaknya lebih berpangkal pada nilai-nilai budaya bangsa yang secara
nyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmoni dalam kondisi pluralistik.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Landasan ilmiah dan teknologi membicarakan sifat keilmuan bimbingan dan
konseling. Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang multidimensional yang menerima
sumbangan besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi. Sehingga bimbingan dan
konseling diharapkan semakin kokoh. Dan mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi.yang berkembang pesat. Disamping itu penelitian dalam bimbingan dan
konseling sendiri memberikan bahan-bahan yang yang segar dalam perkembangan
bimbingan dan konseling yang berkelanjutan.
Keilmuan Bimbingan dan Konseling
Ilmu bimbingan dan konseling adalah berbagai pengetahuan tentang bimbingan dan
konseling yang tersusun secara logis dan sistematik. Sebagai layaknya ilmu-ilmu yang
lain, ilmu bimbingan dan konseling mempunyai obyek kajiannya sendiri, metode
pengalihan pengetahuan yang menjadi ruang lingkupnya, dan sistematika pemaparannya.
Obyek kajian bimbingan dan konseling ialah upaya bantuan yang diberikan kepada
individu yang mangacu pada ke-4 fungsi pelayanan yakni fungsi pemahaman, pencegahan,
pengentasan dan pemeliharaan/ pengembangan. Dalam menjabarkan tentang bimbingan
dan konseling dapat digunakan berbagai cara/ metode, seperti pengamatan, wawancara,
analisis document (Riwayat hidup, laporan perkembangan), prosedur teks penelitian, buku
teks, dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya mengenai obyek kajian bimbingan dan konseling
merupakan wujud dari keilmuan bimbingan dan konseling.
Peran Ilmu Lain dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat multireferensial, artinya
ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang lain. Misalnya ilmu statistik dan evaluasi
memberikan pemahaman dan tehnik-tehnik. Pengukuran dan evaluasi karakteristik
individu; biologi memberikan pemahaman tentang kehidupan kejasmanian individu. Hal
itu sangat penting bagi teori dan praktek bimbingan dan konseling.
Pengembangan Bimbingan Konseling Melalui Penelitian
Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling boleh jadi dapat
dikembangkan melalui proses pemikiran dan perenungan, namun pengembangan yang
lebih lengkap dan teruji didalam praktek adalah apabila pemikiran dan perenungan itu
memperhatikan pula hasil-hasil penelitian dilapangan. Melalui penelitian suatu teori dan
praktek bimbingan dan konseling menemukan pembuktian tentang ketepatan/ keefektifan
dilapangan. Layanan bimbingan dan konseling akan semakin berkembangan dan maju jika
dilakukan penelitian secara terus menerus terhadap berbagai aspek yang berhubungan
dengan Bimbingan dan Konseling.
6. Landasan Pedagogis
Bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan artinya ketika seseorang
melakukan praktik pelayanan bimbingan dan konseling berarti ia sedang mendidik,
sebaliknya apabila seseorang melakukan praktik pendidikan (mendidik) berarti ia sedang
memberikan bimbingan.
Landasan pedagogis pelayanan bimbingan dan konseling setidaknya berkaitan
dengan : (1) pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan
salah satu bentuk kegiatan pendidikan, (2) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan
konseling, dan (3) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling.
a. pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu
bentuk kegiatan pendidikan.
Pendidikan dapat diartikan sebagai upaya membudayakan manusia muda. Upaya
pembudayaan ini meliputi pada garis besarnya penyiapan manusia muda menguasai alam
lingkungannya, memahami dan melaksanakan nilai-nilai dan norma yang berlaku,
melakukan peranan yang sesuai, menyelenggarakan kehidupan yang layak, dan
meneruskan kehidupan generasi orang tua mereka. Untuk tugas-tugas masa depan mereka
itu, melalui proses pendidikan manusia mudah memperkembangkan diri dan sekaligus
mempersiapakan diri dengan potensi yang ada pada diri mereka dan prasarana serta
sarana-sarana yang tersedia.5
Dalam pengertian pendidikan tersebut, secara eksplisit, disebutkan bimbingan
sebagai salah satu bentuk upaya pendidikan. Oleh karena itu segenap pembicaraan tentang
bimbingan dan konseling tidak boleh lepas dari pengertian pendidikan yang telah
dirumuskan secara praktis, dengan demikian dalam pelayanan bimbingan dan konseling
harus terkandung komponen-komponen tersebut, yaitu :
Merupakan usaha sadar.
Menyiapkan peserta didik (klien)
Untuk perannya dimasa yang akan datang.
Bimbingan dan konseling menyediakan unsure-unsur diluar individu yang dapat
dipergunakannya untuk mengembangkan diri. Untuk dapat berkembang dengan baik dan
mandiri, setiap individu memerlukan pengetahuan dan keterampilan, jasmani dan rohani
yang sehat, serta kemampuan penerapan nilai dan norma-norma hidup kemasyarakatan.6
b. pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh para
klien. Bimbingan dan konseling merupakan proses yang berorientasi pada belajar, yakni
belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri. Belajar un tuk mengembangkan
dan menerapkan secara efektif berbagai pemahaman. Dalam proses konseling klien
mempelajari keterampilan dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah
laku, tindakan serta sikap-sikap baru. Melalui belajar itulah klien memperoleh berbagai hal
yang baru bagi dirinya, dari situlah klien berkembang.
c. pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan khusus (jangka pendek) dan tujuan
akhir (jangka panjang). Tujuan khusus (jangka pendek) dal;am pelayanan bimbingan dan
konseling adalah membantu individu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya,
sedangkan tujuan akhir (jangka pnjang) adalah bimbingan diri sendiri. Siswa mampu
mengembangkan kemampuan sendiri untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri
5 Prayitno dan Erman Amti, 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta, Hal. 1816 Ibid. 183
tanpa pelayanan dan bimbingan konseling lagi.7 Tujuan-tujuan bimbingan dan konseling,
selain memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada
umumnya
DAFTAR PUSTAKA
Tohirin.2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).
7 Tohirin, 2007, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal. 109
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rayitno dan Erman Amti.1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
http://rizkysulistyoamilia.blogspot.com/2013/04/landasan-bimbingan-konseling.html
http://www.hendraanisman.web.id/2013/11/landasan-bimbingan-dan-konseling.html