kuncinya di perubahan pola pikir tote bag

16
KUNCINYA DI PERUBAHAN POLA PIKIR Pandemi Ebola Mengancam Dunia DOKTER MENJAWAB | Hal. 12 WAWASAN | Hal. 7 Yuk, Tanam Sayuran Sendiri! SOSOK | Hal. 5 Randhy Wahluyo KARYAMU | Hal. 9 Lukis Tas Tote Informasi • Interaksi • Inspirasi PEMDA MENYAPA | HAL. 14 Pelantikan Anggota DPRD Luwu Timur Masa Bakti 2014 WAWASAN | Hal. 6 Penyakit Gula & Asal Usul Gula Tebu KEMITRAAN | Hal. 15 PPI Memulai Angkatan V EDISI 10, JULI 2014 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - SAFETY | Hal. 12 Awas Cedera Pinggang! Angkat Barang dengan Benar AHA | Hal. 11 Indonesia, Piala Dunia, dan Bapak Bangsa Sakka Palulungan (kiri) memperlihatkan cara mengetam kayu pada peserta pelatihan pembuatan mebel di Wasuponda

Upload: dotram

Post on 16-Dec-2016

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Kuncinya di Perubahan Pola PiKir

KARYAMU | Hal 12Karya lukisan pada tote bag

Pandemi Ebola Mengancam Dunia

DOKTER MENJAWAB | Hal. 12

WAWASAN | Hal. 7

Yuk, Tanam Sayuran Sendiri!

SOSOK | Hal. 5

Randhy Wahluyo

KARYAMU | Hal. 9

Lukis Tas Tote

I n fo r m a s i • I n t e ra k s i • I n s p i ra s i

P e M dA M e n YA PA | H A l . 14Pelantikan anggota dPrd

luwu Timur Masa bakti 2014

WAWASAn | Hal. 6Penyakit Gula & asal usul Gula Tebu

K e M i t R A A n | Hal. 15PPi Memulai angkatan V

e d i S i 1 0 , J U l i 2 0 1 4 I 1 6 H A l A M A nD i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T Va l e I n d o n e s i a T b k

- T i d a k d i p e r j u a l b e l i k a n -

S A F e t Y | Hal. 12awas cedera Pinggang!

angkat barang dengan benar

AHA | Hal. 11indonesia, Piala dunia,

dan bapak bangsa

Sakka Palulungan (kiri) memperlihatkan cara mengetam kayu pada peserta pelatihan pembuatan mebel di Wasuponda

Page 2: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | agustus 2014

Pembaca Yang buDIman

S U R A T P E M B A C A

Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email ke:[email protected] atau kirimkan surat ke alamat redaksi.

TabloidVerbeek@tabloidverbeek

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale I Penasihat: Basrie Kamba (Director of Communications & External Affairs)Penanggung Jawab: Teuku Mufizar Mahmud (GM Communications) I Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela I Editor: Busman Dahlan Shirat, Sohra, La Ode M. Ichman, Charles Christian, Aswaddin, Iskandar Ismail, Miftahuddin Hadilang, Andi Zulkarnain, Baso Haris I Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Maman Ashari Hasan, Mulyanah Mulkin, Nuki Adiati I Fotografer: Doni Setiadi I Desain & Layout : Hasni Fadhilah I Alamat Redaksi: Kantor Departemen Communications & External Affairs, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan 92984

redaKSi

Pembaca yang budiman, Pola pikir atau mindset adalah suatu kepercayaan yang mempengaruhi sikap dan perilaku

seseorang. Mereka yang memiliki pola pikir negatif akan berperilaku negatif, dan sebaliknya. Itulah sebabnya setiap orang perlu memiliki positive thinking dalam menghadapi romantika kehidupan yang senantiasa berubah seperti roda pedati.

Dalam hal ini, pola pikir manusia dapat dibedakan menjadi pola pikir tetap—yang menghasilkan kemampuan tetap—dan pola pikir berkembang. Pola pikir berkembang merupakan mindset positif, yang menjadikan seseorang terus berkembang. Pun dengan masyarakat.

Kesadaran akan pentingnya perubahan pola pikir itu mendasari pelaksanaan Progam Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Tanpa disertai perubahan pola pikir, PTPM tidak bakal berhasil. Dana yang dikucurkan hanya menjadi pancingan saja.

Setelah berjalan sekian waktu, benih-benih perubahan pola pikir itu telah bertunas. Partisipasi masyarakat semakin meningkat. Di Desa Timampu, misalnya, masyarakat kembali bersemangat bergotong royong. Program perbaikan sanitasi yang dilakukan di desa itu, awalnya hanya untuk menjangkau 40-an kepala keluarga (KK), namun berkat gotong royong, 80-an KK dapat menikmatinya.

Di tingkat individu, ada Sumarlis. Dia mendapat dana bantuan pertanian dan gunakan untuk membeli 100 tiang kayu, 100 karung pupuk kandang, dan 100 bibit merica. Setelah enam bulan, dengan semangat ingin maju dan modal sendiri, ia menambah tanaman mericanya menjadi 200 batang.

Pembaca, laporan Verbeek edisi kali ini mengetengahkan kemajuan kinerja PTPM, termasuk catatan Tim Monev (monitoring dan evaluasi). Tampak, kesadaran masyarakat untuk maju mulai menampakkan hasilnya. Pembelajaran yang berujung pada perubahan pola pikir boleh dikatakan telah menjadi modal masyarakat untuk berdaya.

Seperti biasa, kami tampilkan pula tulisan-tulisan lain yang menambah wawasan. Terutama tentang sejarah Indonesia di masa silam. Dengan semua sajian tersebut, redaksi berharap kita terinspirasi untuk tak gentar dalam mengarungi kehidupan.

Selamat membaca.

beberapa masukan dari saya, untuk ke depan kalau bisa halaman Verbeek diperbanyak dan juga rubriknya. Rubrik budaya asli lokal harus terus dipublikasikan, agar generasi berikut tidak melupakan akar budayanya. Saya usul juga, di setiap edisi kalau bisa ada poster-poster yang bisa digunting dan ditempelkan di area publik, misalnya poster menjaga kebersihan, dll. Selain itu, redaksi tabloid Verbeek harus independen sebagai wujud kode etik jurnalistik.

henderson, aktivis lSM di Wasuponda

Untuk saat ini redaksi belum berencana menambah jumlah halaman. Kendati demikian, penambahan rubrik akan kami lakukan dengan menampilkannya secara bergantian dengan rubrik yang sudah ada. Kami mengangkat tema budaya lokal melalui rubrik Wawasan dan Jendela. Usulan poster sangat menarik, tentu dengan mempertimbangkan ketersediaan halaman. Terima kasih atas saran dan dukungannya.

Tampilkan Event Masyarakat

Kiranya redaksi bisa lebih banyak mengekspos event-event community, bukan cuma yang diadakan oleh Vale. Semakin banyak event masyarakat yang ditampilkan, masyarakat merasa diperhatikan sehingga kedekatan emosional dapat terjalin semakin erat. Thanks atas perhatiannya.

ros iskandar, PKbM ammanagappa, Wawondula

Verbeek dibuat sebagai salah satu sarana komunikasi perusahaan dengan stakeholder kami. Khususnya yang berhubungan dengan PTPM. Kami akan senang hati menerima kontribusi artikel/laporan mengenai kegiatan masyarakat yang akan ditampilkan dalam rubrik Event.

Tips untuk Ibu Rumah Tangga

Terima kasih Verbeek dengan informasi yang dimuat beserta tips-tips yang bermanfaat. Kami ibu rumah tangga menjadi tidak ketinggalan berita mengenai kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di sekitar kami. Keep up the good work!

nadia Kristanto-Sorowako

Terima kasih apresiasinya. Semoga isi tabloid Verbeek bermanfaat juga bagi anggota keluarga Ibu

Distribusi Kurang Merata

Kami sangat senang dengan adanya Verbeek. Tabloid ini mampu menjembatani program perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. masyarakat mengetahui apa saja kegiatan yang telah diadakan oleh perusahaan dan pemerintah setelah membaca berita Verbeek. Hanya saran saya, tabloid ini dapat didistribusikan secara merata, tidak menumpuk di satu tempat. Sangat disayangkan kalau berita-berita Verbeek hanya diketahui oleh segelintir orang. mohon juga untuk memuat berita PTPm mulai dari sosialisasi, implementasi, dan monev.

andrie, staf bPMPd luwu Timur

Pak Andrie, terima kasih apresiasi dan sarannya. Kami sedang mengevaluasi mekanisme distribusi saat ini dan akan memperbaikinya. Mengenai implementasi PTPM, silakan simak laporan kami pada edisi kali ini dan menyusul mengenai monev (monitoring dan evaluasi) di edisi mendatang.

2

Poster Sisipan

Page 3: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | Agustus 2014

LaPORan uTama

Para sosiolog percaya, kunci kemajuan di bidang apapun terletak pada perubahan mindset alias pola pikir terhadap suatu persoalan. Aspek

inilah yang menjadi salah titik bidik Progam Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. “Salah satu prasyarat terwujudnya kesejahteraan adalah perubahan paradigma pemberdayaan dan kemandirian. Perubahan inilah yang kita perjuangkan pada tahap-tahap awal pengguliran PTPM,” lontar Direktur Communications & External Affairs PT Vale, Basrie Kamba.

Basrie menggarisbawahi, perubahan paradigma dilakukan secara komprehensif dan diterjemahkan dalam aspek kelembagaan dan manajemen program. Pendekatan, sasaran, dan impelementasinya melibatkan keterwakilan tiga pilar (masyarakat, pemerintah dan perusahaan). “Pendekatan kita tidak sama sekali baru, namun menekankan pada penguatan dan pelibatan pilar-pilar pemberdayaan di tingkat pemerintah dan masyarakat, termasuk juga SDM kami sendiri di PT Vale," tambah Basrie.

Senada dengan Basrie, Ahmad Uramako, Bendahara Komite Desa Matompi, Kecamatan Towuti, menilai, dibentuknya Komite Desa dalam struktur PTPM dan pelibatan warga miskin serta perempuan adalah terobosan tersendiri. “Kami tidak pernah berpikir perwakilan warga akan memiliki suara dan terlibat langsung dalam pengelolaan

program PT Vale,” ungkap Ahmad. Menyangkut partisipasi aktif masyarakat,

Faisal Halim, Fasilitator Kecamatan untuk Kecamatan Towuti, menyoroti mekanisme penyaluran dana PMDM telah menggairahkan kembali semangat gotong royong masyarakat. Ia mencontohkan program perbaikan sanitasi melalui pembuatan jamban di Desa Timampu. Sedianya program hanya menjangkau 40-an kepala keluarga (KK), namun belakangan dinikmati oleh 80-an KK.

“Warga di sana bilang, daripada menunggu pencairan dana berikutnya lebih baik mereka membagi dana yang ada untuk semua warga yang membutuhkan. Mereka menutup kekurangannya dengan dana pribadi dan pengerjaannya secara gotong royong,” papar Faisal.

PembelajaranRizal, staf Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan,

dan Kehutanan (BP4K) Luwu Timur, mengungkapkan, perubahan pola pikir dan perilaku para penerima manfaat

PTPM mencerminkan adanya pembelajaran.“Tahapan-tahapannya mengikuti prinsip PKS (pengetahuan, keterampilan, sikap-

red), yaitu dari penyerapan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan perubahan sikap,” ujar Rizal. Menurut dia, pembelajaran yang berujung pada perubahan pola pikir tersebut menjadi modal kuat bagi masyarakat yang

berdaya.Dalam kesempatan bergabung dengan

tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) di Kecamatan Wasuponda pertengahan Agustus

2014 lalu, Rizal menilai para penerima manfaat

memperlihatkan tahapan belajar tersebut. Salah satunya Sumarlis, petani merica

asal Tabarano. Sumarlis mengaku, sebelum

bertani lada ia berpindah-pindah kerja pada sejumlah kontraktor dan terlibat penebangan kayu secara liar atau illegal logging. Seiring meredupnya bisnis kayu, ia

pun coba bertani. “Saya ikut-ikutan membuka lahan untuk bertanam

merica, tapi modal saya terbatas jadinya berhenti di tengah jalan,” kenang Sumarlis.

Pada awal 2014 ia terdaftar sebagai satu dari 15 penerima dana PMDM di bidang pertanian. Bapak dua anak ini lantas mewujudkan dana tersebut menjadi 100 tiang kayu, 100 karung pupuk kandang, dan 100 bibit merica. Setelah enam bulan, ia menambah tanaman mericanya menjadi 200 batang. Semua dengan biaya dan tenaga pribadi. “Tanggung kalau hanya mengandalkan seratus batang saja,” ujar Sumarlis yang bercita-cita mewariskan usaha taninya pada anaknya.

StimulanRizal mencatat, upaya Sumarlis untuk

mengembangkan lahannya merupakan cerminan perubahan pola pikir dan perilaku. “Kalau semangatnya hanya menerima dana, pasti cepat menguap dan tidak berkembang. Jadi di sini dana PMDM hanya sebagai pancingan atau stimulan saja,” nilai Rizal.

Lebih jauh, dalam evaluasinya Rizal menekankan perlunya pengukuran dampak program selain perubahan mindset. “Kita perlu melihat apakah program yang berjalan di bidang ekonomi, misalnya, telah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Jika tidak ada, tidak beralasan jika dipertahankan,” tandasnya. []

Kuncinya Pada Perubahan Pola PiKir

Rizal (kanan), staf bP4K Luwu Timur berbincang dengan Sumarlis saat kegiatan monev di Desa Tabarano, Kec. Wasuponda

Kunci PTPm adalah perubahan pola pikir penerima manfaat. Kucuran dana hanya menjadi stimulan.

ahmad uramako

basrie Kamba

3

Page 4: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | agustus 2014

“Saya tenang karena sudah banyak air. Dulu kami masih memompa air dari sumur baik untuk mencuci maupun untuk memasak. Masalah kami di musim kemarau juga teratasi dengan adanya program pipa air bersih PTPM ini, karena sumur kami biasanya kering di musim kemarau. Selain itu, kami juga bisa menghemat uang listrik dan tidak perlu lagi ke sungai untuk mencuci kalau air sumur kurang.” – Elys, ibu rumah tangga, Dusun Lowu Barat, Wasuponda.

“Program ini berangkat dari keluhan masyarakat. Ketika program ini berjalan, warga tampak antusias sehingga mereka banyak membantu mulai dari menggali, menimbun, dan memasang pipa. Adapun kendala yang kami temui adalah letak rumah yang tinggi sehingga susah mengalirkan air.” – Alex, Sekretaris PMDM.

“Kami sangat bersyukur dengan adanya jalan tani di Desa Kawata ini, karena sebenarnya telah lami kami masukkan program ini di Musrembang namun tidak pernah ditanggapi. Setelah ada dana dari PTPM, baru jalan tani ini dapat direalisasikan.” - Asse, Bendahara Pelaksana Lapangan.

“Antusiasme warga Desa Kawata mempercepat pembuatan jalan tani karena mereka ikut membantu menggali, menimbun, dan melakukan pengerasan jalan.” – Ride, Sekretaris Pelaksana Program. []

LaPORan uTama

Mengawal Program Lewat Monev

Salah satu pendekatan baru dalam pengelolaaan PTPM PT Vale adalah monitoring dan evaluasi (Monev). Sepanjang Juli-Agustus 2014, Tim Monev

merampungkan tugas mereka di Kecamatan Malili, Wasuponda, dan Nuha. Penilaian untuk Kecamatan Towuti akan dilakukan September 2014.

Tim Monev terdiri atas Dinas Kesehatan, Dinas Koperindag, Dinas Tarkim (Tata Ruang dan Permukiman), BP4K, Bapeda, BPMPD, disertai para fasilitator program dan Komite Desa. Di Kecamatan Wasuponda, Tim berfokus pada program kesehatan, ekonomi, dan peningkatan kapasitas.

Kata Mereka

Sebagai contoh, Tim mengevaluasi program pemasangan pipa air bersih di Dusun Lowu Barat, Lowu Selatan, dan Lowu Timur, serta pembuatan jamban keluarga dan kelengkapan Pustu (Puskesmas Pembantu) di Desa Tabarano. Tim juga meninjau pengadaan tiang dan bibit merica, pengadaan bibit ikan mas, pengadaan hand tractor, pembuatan jalan tani, pelatihan pembuatan keripik tortilla berbahan jagung, dan pelatihan pembuatan mebel.

Banyak DisyukuriProgram pemasangan pipa air bersih banyak disyukuri

warga ketiga dusun tersebut. Bertahun-tahun mereka kesulitan mendapatkan air bersih, terutama di musim kemarau.

Minimnya suplai air bersih di tiga dusun tersebut terjadi karena banyak pipa sambungan dipasang di badan pipa utama. “Manajemen buka-tutup keran air yang tidak baik juga menyebabkan sebagian warga mendapatkan aliran air berlebih, sebagian sulit mendapatkan air,” ujar Martinus, Sekretaris PMDM.

Dampaknya, pengeluaran listrik warga juga menurun, karena mereka tak perlu lagi menyalakan pompa air. Kendati demikian, catatan Tim Monev, baru sekitar 70% dari total jumlah KK di tiga dusun tersebut yang mendapatkan manfaat. Sisanya akan dijangkau pada program tahap kedua.

Terkait pengadaan hand tractor, Samsul, ketua kelompok tani di Desa Wasuponda, mengatakan, “Kami sebenarnya sudah menggunakan hand tractor, tapi masih menyewa dan menunggu kelompok lain selesai menggunakan alat tersebut. Setelah punya hand tractor sendiri, kami dapat menggunakannya kapan saja, tidak perlu menyewa, dan tidak perlu antre.”

Pelatihan membuat mebel yang diikuti delapan warga Desa Wasuponda juga menarik. Mereka diajarkan cara membuat pintu, jendela, dan kusen. Bertindak sebagai instruktur adalah Ruben yang juga pemilik usaha mebel Trio Rezky Furniture. “Saya mengikuti pelatihan ini karena kemauan sendiri. Kalau sudah terampil, saya ingin membuka usaha mebel,” tutur Joni, salah satu peserta pelatihan selama tiga hari itu.

Respons Positif Lain lagi cerita dari Desa Kawata. Di desa

penghasil langsat, kelapa sawit, cokelat, dan merica ini dilakukan pembangunan jalan tani sepanjang 450 meter. Sebelum ada jalan tani, hasil kebun diangkut menggunakan sepeda atau dipikul karena kondisi jalan masih setapak, menanjak, berlumpur, dan tidak rata. Kini kendaraan roda empat dan roda dua dapat digunakan sebagai alat angkut.

Respons positif juga bisa ditangkap Tim Monev saat meninjau program pengadaan alat kesehatan dan pembangunan Posyandu di Desa Parumpanai. “Dua program ini kami usulkan di Musrenbang mengingat masih minimnya alat bantu melahirkan serta jadwal pemeriksaan Balita yang tidak teratur,” ujar Suhaebah, anggota Komite Desa Parumpanai. Suhaebah menambahkan, sebelum Posyandu ini didirikan, penimbangan anak dilakukan di kolong salah satu rumah warga.

Kegiatan monitoring dan evaluasi berlangsung hingga akhir Agustus 2014. “Kami tidak ingin main-main dalam melakukan Monev. Tim akan melaporkan penggunaan dana PTPM kepada perusahaan,” ujar Andrie, koordinator Monev sekaligus staf BPMPD. []

4

monev untuk memastikan PTPm berjalan tepat sasaran, sesuai jadwal, dan minim penyimpangan

Pemasangan jaringan pipa air bersih menjangkau 77% warga di Dusun Lowu barat, Lowu Timur, dan Lowu Selatan, Kecamatan Wasuponda.

Ruben (tengah) sedang mengajarkan teknik penggunaan alat-alat pembuatan mebel pada peserta pelatihan di Wasuponda.

Page 5: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | Agustus 2014

SOSOK 5

T empik sorak bergema di F-Gym, Sorowako, pada medio 2002. Namun suara-suara itu seolah lenyap di telinga Randhy Wahluyo, yang bersandar di

salah satu sudut ring tinju. Alih-alih ucapan ayahnya yang terngiang kuat. "Kalau kau takut orang ini, kau akan selamanya takut ke ratusan yang lain!”

Pesan itu yang mengikis takutnya. Begitu bel berdentang, dia pun merangsek maju dengan jab kanan kiri. Empat ronde kemudian, hakim memutuskan Randhy kalah angka dari lawannya. Namun dia merasa menang lantaran berhasil menekan jeri yang menghantuinya sebelum bertanding.

Kini, dua belas tahun kemudian, Randhy telah puluhan kali naik ring di tingkat lokal hingga nasional. Belasan piala dan medali diraihnya. Bagaimana kisah sarjana Adminstrasi Negara Universitas Veteran Indonesia, Makassar, ini menggeluti olahraga tinju? Berikut bincang-bincang Verbeek dengan anggota Satpol PP Kabupaten Luwu Timur ini di kediamannya, bilangan Krakatau, Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha, Luwu Timur.

Kapan pertama kali naik ring?Tahun 2002, kalau tidak salah saya masih kelas 2 SMP.

Naik ring pertama saat seleksi pra-Porda Sulawesi Selatan di F-Gym. Saya ingat, hanya berlatih sekitar dua bulan waktu itu. Meskipun kalah angka, pengalaman pertama itu memantapkan saya untuk menekuni olahraga tinju.

Kenapa memilih olahraga tinju, bukan yang lain?

Bapak saya, Muqsith Sofyan, mantan petinju dan kini masih aktif menjadi pelatih kepala di Sulsel. Gara-gara sering melihat Bapak berlatih dan bertanding, saya jadi tertarik mencoba ikut memukul sandsack. Alasan lainnya, Bapak pernah bilang tidak banyak orang yang meminati tinju di wilayah Luwu. Siapa lagi yang mau menghidupkan tinju kalau bukan keluarga kita, katanya. Karena kakak laki-laki saya tidak berminat, akhirnya saya yang coba-coba terjun, dilatih langsung sama Bapak.

Bagaimana Randhy mempersiapkan diri jadi petinju?

Saya ingat, Bapak menunjuk bukit di belakang Bandara Sorowako. Naikmo ko ke puncaknya, jangan jalan, harus berlari, katanya. Walaupun awalnya setengah mati, saya jalani juga. Begitu terus seminggu tiga kali, ditambah lari sampai Wawondula pulang-balik (sekitar 30 km—Red) dan latihan dasar-dasar bertinju. Saya diajari semua jenis pukulan jab, uppercut, straight, dan hook lawan sandsack. Juga sparring partner, pakai punching pad, semua sama Pak Muqsith.

Apa hambatan Randhy menjadi petinju?Awalnya Mamak saya yang paling keras melarang.

Apalagi saat itu umur saya masih empat belas tahun. Selama ini, kan, beliau sudah hafal suka-duka Bapak waktu masih aktif bertinju. Yang cedera bahulah, sering bertanding ke luar kota, segala macam. Tapi itu hanya di awal-awal saja, berikutnya kalau beliau sempat menonton saya bertanding, Mamak malah paling keras menyemangati saya. Di tengah keramaian penonton, suara Mamak saya yang paling keras. Pukul Nak, jangan kasih ampun Nak, begitu… hehehe.

Di sekolah ada guru yang sempat meragukan saya. Ada yang bilang risiko olahraga tinju sangat tinggi

Menang Kalah itu Biasa, yang Penting Prosesnyadan masa depannya tidak bagus. Dia mencontohkan Elyas Pical (mantan petinju nasional—Red) yang jadi pecandu narkoba dan masuk penjara. Belakangan, setelah melihat prestasi-prestasi saya, beliau sekarang mendukung dan hanya selalu berpesan untuk berhati-hati saat bertanding.

Tantangan saat ini lebih bersifat personal. Setelah menikah susah sekali mengontrol berat badan. Padahal itu musuh terberat petinju... hahaha.

Hingga sekarang, sudah berapa kali naik ring?

Terus terang saya tidak hafal (Randhy lantas menunjukkan buku kecil berisi catatan tanggal dan tempat bertanding, nama event, lawan, dan skor pertandingan). Saya mencoba untuk mendokumentasikan setiap pertandingan, tapi mungkin ada yang terlupa. Yang jelas, mulai dari pra-Porda, Porda, pra-PON, sampai PON, kejuaraan Sarung Tinju Emas, dan Piala Wakil Presiden pernah saya ikuti. September ini saya bersiap mengikuti seleksi Piala Presiden. Ini event internasional.

Pertandingan mana yang paling berkesan?

Yang paling saya ingat waktu pertandingan pertama. Itu yang menjadi titik balik saya untuk mantap jadi atlet tinju. Kemudian waktu seleksi PON di Papua. Waktu itu Tim Sulsel sudah pesimistis melihat lawan-lawan yang kuat. Bahkan ada suara di antara kami bahwa petinju Sulsel tidak akan bisa lolos ke PON. Alhamdulilah itu tidak terbukti. Saya berhasil mewakili Sulsel ke PON XVIII di Riau dan membawa medali perunggu.

Satu lagi, saat saya mengikuti pertandingan Piala Wakil Presiden III di Lahat, Sumatera Utara, Mei 2014. Ini turnamen terbuka dengan jumlah peserta terbesar yang pernah saya ikuti, sekitar 400-an petinju dari seluruh Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara. Kami bertanding lima hari berturut-turut sampai lengan seolah kehilangan rasa. Alhamdulillah, saya berhasil mempersembahkan medali perunggu lagi (dalam turnamen tersebut, kontingen Sulawesi Selatan berhasil merebut 2 perak dan 3 perunggu—Red).

Randhy kini termasuk petinju amatir andalan Sulawesi Selatan di kelas terbang layang (52 kg). Selain itu, suami Nirwana Sulastri ini, yang juga seorang petinju amatir wanita, mulai menjajaki peran sebagai pelatih di Pertina (Persatuan Petinju Amatir Nasional) Kabupaten Luwu Timur. Ia menjalankan sasana Matano Boxing Camp (MBC) di rumahnya.

Masih ada yang minat jadi petinju di Luwu Timur?

Ada. Saat ini saya melatih 15 petinju, sembilan di antaranya junior. Salah satunya malah masih di sekolah dasar. Memang lumayan susah mencari calon petinju. Kami (pengurus Pertina—Red) harus datang door to door ke rumah calon, juga presentasi di sekolah-sekolah.

Apa tantangan lainnya?Tidak banyak, salah satunya kami belum memiliki

gym sendiri untuk berlatih. Sementara ini, latihan di garasi rumah saja. Kalau peralatan seperti sarung tinju, pelindung kepala, punching pad, sandsack semua ada, ada juga ring tinju sumbangan PT Vale. Perusahaan juga sering memfasilitasi training centre atlet Pertina yang dilakukan di Sorowako.

Di luar itu, alam Sorowako ini luar biasa lengkap. Ada bukit-bukit dengan keterjalan ideal, danau untuk berenang,

dan iklimnya pas, tidak terlalu panas atau dingin.

Selain sehat, apa manfaat bertinju bagi Randhy?

Olahraga ini melatih mental kita menjadi kuat, memiliki jiwa disiplin, dan sportif. Selain itu, saya lebih menghargai yang namanya proses. Menang atau kalah itu biasa, yang

terpenting bagaimana upaya kita untuk mencapainya. Prestasi

menjadi bonusnya. []

Nama : Randhy Wahluyo, S.SosTTL : Sorowako, 5 Januari 1988Alamat : Jl. Krakatau III, F. 201, Magani, Nuha, Luwu TimurPekerjaan : Anggota Satpol PP Kabupaten Luwu

Timur, atlet dan pelatih Pertina Luwu Timur

Sekolah : SD YPS Singkole, SMP YPS, SMA YPS Ayah-Ibu : Muqsith Sofyan-HaerunIstri : Nirwana Sulastri, S.PdAnak : Adskhan Faiz PradiptaPrestasi : Peraih medali perunggu PON XVIII Riau

Peraih medali perunggu turnamen terbuka Piala Wakil Presiden III (2014), Lahat Sumatera Utara

biodata:

Randhy Wahluyo

Page 6: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | agustus 2014

WaWaSan6

Kabar buruk bagi Indonesia. Pada peringatan Hari Diabetes Dunia November 2013 lalu, diumumkan bahwa Indonesia masuk 10 negara

terbesar penderita diabetes mellitus. Data International Diabetes Federation, Indonesia menempati nomor tujuh dengan jumlah penderita 8,5 juta orang. Posisi teratas ditempati Tiongkok (98,4 juta jiwa), India (65,1 juta jiwa), dan Amerika (24,4 juta jiwa).

Perubahan pola hidup ditengarai penyumbang utama meningkatnya jumlah penderita baru, khususnya diabetes mellitus tipe 2 (DM-2). Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan, 53% penduduk Indonesia mengonsumsi makanan/minuman manis secara berlebihan. Padahal, konsumsi gula sebaiknya tidak lebih dari 50 gram (4 sendok makan) per hari. Sebagai gambaran, dalam sepotong donat cokelat terkandung 1,5 sendok makan gula.

Karena itu, untuk mencegah konsumsi gula secara berlebihan, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. Sayang, masih banyak produk pangan olahan belum mencantumkan informasi kandungannya.

Asal-usul Gula TebuBagaimana asal-usul gula tebu, komoditas yang

pernah sangat mahal pada masa kejayaannya ini? Catatan sejarah, gula tebu sudah dimanfaatkan sejak abad ke-3 SM di masa Kekaisaran Romawi. Ketika Alexander Agung mengadakan ekspedisi ke Timur, di Pakistan dia dan pasukannya sudah menikmati manisnya tebu.

Penyakit Gula & Asal-usul Gula Tebu

Ada yang memperkirakan gula berasal dari India Timur dan Pasifik Selatan. Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Tiongkok dan Arab yang berdagang ke berbagai kawasan hingga ke Jawa. Tebu sendiri mulai dibudidayakan dan dikembangkan sekitar abad ke-7 atau abad ke-8.

Pada mulanya, gula adalah komoditas mewah yang dikonsumsi secara terbatas. Hingga abad ke-14, masyarakat luas lebih banyak mengonsumsi pemanis

lain seperti madu. Seiring berkembangnya bahan minuman seperti kopi, teh, dan cokelat, konsumsi masyarakat terhadap gula perlahan juga meningkat.

Produksi modern tebu menjadi gula dipelopori oleh para pedagang Tiongkok pada abad ke-14 dan ke-15. Mereka merintis industri pemurnian tebu di sekitar Laut Tengah, di wilayah Tripoli (Lebanon) hingga Mesopotamia (Irak), bersama tentara yang terlibat Perang Salib. Hasilnya dipasarkan di Eropa, tepatnya di Venesia dan Genoa, Italia.

Melihat sukses para pedagang Tiongkok tersebut, sejumlah pedagang dari negara-negara lain ikut memproduksi gula. Portugis dan Spanyol, misalnya, membawa budak-budak dari Afrika ke wilayah jajahan mereka di Hindia Barat dan Amerika Serikat untuk dipekerjakan pada pusat-pusat penggilingan tebu.

Di Indonesia, industri gula dimulai pada abad ke-17 dan ke-18 di selatan Batavia. Di kawasan itu

usaha penggilingan tebu dirintis oleh para pengusaha Tionghoa. Meski produksinya tidak besar, tempat-tempat penggilingan ini bisa bertahan hingga 100 tahun lamanya.

Ekspor gula dari Batavia ke Eropa dimulai 1637, dengan volume mencapai 10.000 pikul per tahun. Namun VOC, sebagai salah satu pengelola industri gula di Jawa, tidak bisa memanfaatkan semaksimal mungkin peluang pasar di Eropa, sehingga posisinya sebagai eksportir digeser oleh India.

Melihat kelemahan VOC itu, para pengusaha Tionghoa bersemangat mengembangkan industri gula di Jawa. Mereka membangun fasilitas penggilingan tebu dan pemrosesan gula di sejumlah tempat di Jawa. Pada 1710 tercatat 130 buah penggilingan, dengan rata-rata produksi 300 pikul per pabrik per tahun.

Namun industri gula yang dipelopori pengusaha Tionghoa itu mengalami pasang-surut. Pada 1745 jumlah fasilitas penggilingan menyusut menjadi 65 unit saja. Namun tahun 1750 jumlahnya naik lagi menjadi 80, dan pada akhir abad ke-18 merosot lagi hingga tinggal 55 penggilingan, dengan total produksi 100.000 pikul gula per tahun.

Perang Jawa yang dipimpin Diponegoro pada 1830 membuat kas Hindia Belanda terkuras. Pada masa inilah Johannes van den Bosch dikirim ke Batavia sebagai Gubernur Jenderal (1830-1833) untuk melaksanakan kebijakan baru di bidang pertanian guna menutup kas Hinda-Belanda. Kebijakan baru ini dikenal dengan nama Tanam Paksa (cultuurstelsel). Inilah sebuah sistem

perkebunan yang diterapkan untuk memproduksi komoditas ekspor untuk pasar global, seperti gula, teh, kopi, dan nila.

Berkat sistem Tanam Paksa, Belanda meraih keuntungan sangat besar dan dapat melunasi utang-utang VOC. Penghasilan Belanda dari 1831-1877, misalnya, sebesar 832 juta gulden. Di pihak lain, penduduk Jawa dan Madura sangat menderita. Khususnya di daerah-daerah penanaman tebu. Salah satunya ditandai dengan terjadinya kelaparan yang hebat di Jawa pada akhir 1840.

Puncak industri gula di Jawa berlangsung pada 1928-1931 dengan produksi mencapai tiga juta ton per tahun. Rekor ini belum tertandingi hingga sekarang. Negara-negara yang sekarang menjadi produsen utama, seperti Brazil dan India, ketika itu produksinya hanya satu juta ton dan 700 ribu ton. Namun begitu pecah krisis ekonomi dunia, “zaman meleset” kata orang Jawa, industri gula di Jawa hancur.

Inilah zaman ketika gula tebu banyak dibuang karena tidak lagi laku di pasaran Eropa. Konon, kata sejarawan Onghokham, “zaman meleset” itu telah membuat orang Jawa Tengah dan Yogya suka manis. Selama berabad-abad orang Jawa hanya bisa menikmati gula kelapa atau nira. Kini mereka dapat menikmati produk mewah itu sesuka hati. Makanan dan minuman mereka pun dibikin jadi manis.

Nah, jika anda kepingin sehat, mulailah mengurangi konsumsi gula. []

Indonesia perlu mewaspadai meningkatnya penyakit diabetes mellitus. mulailah mengurangi konsumsi gula.

Industri tebu di masa Hindia belanda.

Pabrik gula di masa VOc.

Page 7: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | Agustus 2014

WaWaSan

T idak diragukan lagi, sayur-sayuran membawa manfaat besar bagi kesehatan. Dokter, ahli gizi, pakar kesehatan, semua menganjurkan kita untuk

mengonsumsi sayur setiap hari. Namun tidak semua orang mematuhi anjuran tersebut.Alasannya macam-macam. Anak-anak biasanya tidak suka rasa sayur yang pahit, sementara orang dewasa punya kekhawatiran tentang kandungan pestisida dalam sayuran yang berbahaya bagi tubuh.

Alasan tersebut bisa dikurangi dengan menanam sendiri aneka jenis sayuran di halaman rumah. Libatkan anak-anak dalam kegiatan berkebun sehingga dia merasa gembira dan bangga mengonsumsi sayur-mayur yang ditanam sendiri. Kekhawatiran seputar pestisida juga pasti langsung sirna. Bonusnya: tubuh jadi lebih segar karena aktivitas berkebun dan rumah Anda jadi lebih cantik berkat kehadiran aneka vegetasi hijau.

Berbagai jenis sayuran bisa ditanam di dalam pot atau polybag. Untuk memulainya, Anda perlu menyiapkan media tanam yang baik dan menyeleksi bibit. Setelah itu, mulailah menanam, merawat sayuran Anda, dan bersiaplah untuk menikmati hasil panen sendiri.

Membuat Media TanamMedia tanam memiliki fungsi menopang tanaman,

memberi nutrisi, dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Jenis tanaman sayuran daun memerlukan media tanam yang gembur dan mudah ditembus akar.

Untuk membuat media tanam organik, Anda memerlukan tanah sebagai bahan utama, kompos,

dan arang sekam. Tanah untuk media

tanam sebaiknya

Yuk, Tanam Sayuran Sendiri!Tubuh lebih sehat, santapan lebih lezat.

diambil dari lapisan atas yang gembur alias tidak terlalu berpasir dan tidak terlalu berbentuk lempung. Sementara kompos merupakan bahan organik yang berfungsi sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Kompos dapat diganti dengan humus yang didapat dari hutan di sekitar tempat tinggal kita, atau pupuk kandang. Bahan terakhir adalah arang sekam yang merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari sekam padi.Jika kesulitan mencari arang sekam, Anda bisa menggantinya dengan sabut kelapa yang diambil dari kulit kelapa yang sudah tua.

Cara membuat media tanam tidak terlalu rumit. Pertama ayak tanah dalam keadaan kering menjadi butiran-butiran halus. Setelah itu, ayak kompos atau humus. Campurkan tanah, kompos, dan arang sekam dalam sebuah wadah. Komposisi campuran tanah, kompos, dan arang sekam adalah 2:1:1. Terakhir, masukkan campuran tersebut ke dalam pot atau polybag. Media tanam sudah siap digunakan.

Mulai MenanamBibit tanaman dapat Anda beli di toko alat

pertanian atau membuat sendiri dari tanaman yang sudah masak. Untuk benih-benih berukuran kecil

seperti sawi, selada, cabai, dan tomat, umumnya perlu dilakukan pembibitan. Sementara benih berukuran besar bisa langsung ditanam dalam wadah. Pembibitan dapat dilakukan dengan memasukkan benih ke dalam lubang kecil media tanam dengan kedalaman 0,5-1 cm. Gunakan lidi atau kayu kecil untuk membuat lubang. Bisa juga benih ditebar pada permukaan media tanam. Setelah bibit memiliki daun sempurna dua lembar, pindahkan ke polybag atau pot kecil.

Penanaman dimulai dengan memilih bibit yang sehat, tidak cacat, dan seragam. Buat lubang tanam seukuran wadah bibit dan masukkan satu bibit tanaman untuk tiap pot kecil. Sementara untuk pot berukuran lebih besar, masukkan 2-3 bibit tanaman, khususnya untuk sayuran buah merambat seperti pare, mentimun, dan oyong. Penyiraman umumnya dilakukan 1-2 kali sehari. Siram tanaman secara hati-hati dengan menggunakan

alat siram berupa gembor atau selang yang diberi nozel di ujungnya.

Salah satu kunci keberhasilan bertanam sayur adalah penyinaran matahari. Sayuran merupakan jenis tanaman yang menginginkan penyinaran matahari penuh. Beberapa jenis tanaman, seperti terong dan cabai rawit, cukup toleran dengan kurangnya sinar matahari tapi sebagian besar sayuran daun dan sayuran buah memerlukan matahari dengan intensitas tinggi.

Setelah merawat sayuran selama berminggu-minggu, tiba saatnya untuk panen. Tiap jenis sayuran butuh waktu tersendiri untuk bisa dipanen. Sawi hijau perlu 25-30 hari setelah ditanam dari bibit, selada memerlukan 2-3 bulan setelah disemai, bayam bisa dipanen mulai umur 25 hari, kangkung di usia 27 hari, tomat dan cabai bisa dipetik mulai usia 9 minggu setelah ditanam. Sebagian sayuran daun dan bumbu, seperti kangkung, kemangi, kenikir, kucai, dan seledri dapat dipanen secara berulang. Sementara jenis sayuran lain, misalnya bayam, sawi, dan selada, dipanen hanya satu kali dengan cara mencabut tanaman beserta akarnya. []

Supriadi akko, warga Villa Danau matano menanam sayur mayur di pekarangan rumahnya

7

Page 8: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | agustus 2014

KReaSI8

Menu Kreatif Sarapan Pagibosan dengan menu sarapan yang berkutat di nasi goreng dan roti tawar? coba resep berikut.

Bubur Telur Orak-arik

Bahan dan Bumbu

- Bubur untuk 4 porsi- 4 butir telur, dikocok lepas- 4 butir bawang merah, iris halus- 3 siung bawang putih, iris halus- 2 buah cabai merah besar, iris miring- 2 buah cabai hijau besar, iris miring- 1/4 sdt garam - 1/4 sdt merica bubuk - 1 1/2 sdm kecap asin - 1/4 sdt gula pasir - 1 batang daun bawang, diiris halus- 2 sendok makan margarin untuk menumis

1. Panaskan margarin. Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum.

2. Masukkan cabai merah dan cabai hijau. Tumis sampai layu.

3. Tambahkan telur yang sudah dikocok dengan garam dan merica bubuk. Aduk sambil diorak- arik. Masukkan kecap asin dan gula pasir.Aduk rata. Masak sampai matang. Menjelang diangkat masukkan daun bawang. Aduk rata.

4. Sajikan bubur dengan orak arik telur (untuk 4 porsi).

CARA MEMBUAT

Mantao Sandwich

Bahan dan Bumbu

- 200 gram ikan tenggiri fillet, potong miring kurang-lebih 1,5 cm

- 1 sdt air jeruk nipis - 1/2 sdt garam - 1/4 sdt merica bubuk - 1/2 sdm kecap asin - tepung kanji - 6 lembar selada - 2 buah tomat

Bahan Saus

- 3 siung bawang putih, cincang- 2 buah cabai merah, buang biji, potong kecil-kecil- 30 gram gula merah - 1/2 sdt kecap ikan - 2 sdm tepung maizena, larutkan dengan 1 sdm air- 1/4 sdt garam - 250 ml air

Cara MeMBuat

1. Lumuri tenggiri dengan campuran air jeruk, garam, merica, kecap asin. Diamkan 15 menit. Balut dengan tepung kanji. Goreng sampai kecokelatan.

2. Rebus bahan saus sambil diaduk sampai mendidih di atas api kecil. Masukkan larutan maizena. Aduk sampai meletup-letup.

3. Isi mantao dengan ikan, selada, tomat. Sajikan dengan saus (untuk 6 porsi).

6 PORSI

Sarapan adalah waktu makan paling penting. Bukan hanya memberi energi untuk memulai hari, sarapan juga dikaitkan dengan berbagai

manfaat kesehatan, termasuk mengendalikan berat badan dan meningkatkan performa. Sarapan penting untuk semua orang, terutama bagi anak-anak dan remaja. Banyak penelitian membuktikan, anak yang punya kebiasaan sarapan lebih berprestasi di sekolah, lebih aktif bermain, dapat berkonsentrasi maksimal, serta memiliki koordinasi mata-tangan yang lebih baik.

Namun tak jarang sarapan terlewat karena kita tidak punya waktu untuk memasak atau bosan dengan menu yang selalu berulang. Verbeek menghadirkan menu praktis yang bisa Anda coba sebagai variasi. Selamat mencoba! []

Bubur Havermut Buah

Bahan dan Bumbu

- 150 gram havermut/oatmeal- 1.000 ml susu cair - 75 gram gula pasir - 1/4 sendok teh garam - 2 buah pisang ambon, potong bulat- 100 gram stroberi, belah 4- 75 gram cornflake rasa madu

Cara MeMBuat

1. Rebus havermut, susu cair, gula pasir, garam sampai kental dan matang.

2. Masukkan pisang dan stroberi. Aduk rata.3. Sajikan dengan taburan cornflake

(untuk 4 porsi).

4 PORSI

4 PORSI

Page 9: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | Agustus 2014

KaRYamu

ReSenSI

Judul : Cara Ampuh Membunuh Kebiasaan Menunda-nunda (The Procrastinator’s Guide to Getting Things Done)

Pengarang : Monica Ramirez Basco, Ph.DPenerbit asli : The Guildford Press, New York, 2010Penerjemah : E. Esti HapsariPenerbit : Haifa, Bandung, 2011Tebal buku : 288 halamanHarga : Rp47.000

9

Tasku, LukisankuLukisan tak melulu dibuat di atas kertas atau kanvas. Teman-teman dari kelas lukis dan craft Dieng Corner mecoba mengeksplorasi tas tote berbahan kain belacu sebagai media menggambar. Hasilnya, lihat saja sendiri di bawah ini. []

Karya Kanisia Aini KristiputriKelas 1 SD YPS Lawewu

KaryaEl Puti A. Qurani, TK YPS Lawewu B3.

Karya Emma Helen Wright,siswa Sorowako International School.

KaryaNisrina Salwa SalsabilaKelas 5 SD YPS Singkole

Karya Diandra Anandita,kelas VI SD YPS Singkole.

Karya Maesya Mahira Adidara, Kelas 3 SD YPS Singkole.

Kita sadari atau tidak, seringkali kita melontarkan kata-kata “nanti”, “besok”, “kapan-kapan” dan kata bernuansa penundaan lainnya. Sebagian

besar dari kita masih nyaman menjadi deadliner atau tiba masa tiba akal. Monica Ramirez Basco, Ph.D, pakar terapi perilaku kognitif, membagi pemikirannya dalam buku The Procrastinator’s Guide to Getting Things Done. Buku ini telah diterjemahkan oleh Esti Hapsari ke dalam judul Cara Ampuh Membunuh Kebiasaan Menunda-nunda dan dirilis oleh Penerbit Haifa, Bandung, pada Maret 2011. Monica juga menulis buku best seller Never Good Enough dan The Bipolar Workbook.

Mengapa Menunda?Menurut Monica, ada beragam alasan yang berbeda

yang membuat orang menjadi penunda. Pertama, kekuatiran akan kemampuan diri untuk melakukan sesuatu dengan benar. Saat dihadapkan pada hal-hal baru atau menantang, keraguan atau rasa kurang percaya diri membuat seseorang menunda bekerja hingga menit terakhir.

Kedua, keengganan untuk menjalankan tugas. Bagi penunda tipe ini, selalu saja ada hal-hal yang lebih menyenangkan untuk dilakukan terlebih dahulu dibandingkan hal-hal yang “harus dilakukan”. Ketiga, penundaan akibat ketidakteraturan. Penunda tipe ini tidak tahu dan tidak mampu cara serta kapan memulai dan menyelesaikan pekerjaan. Keempat, penundaan

Ayo Bunuh Penundaanuntuk menunjukkan dirinya tidak ingin diperintah.

Buku setebal 288 halaman ini terbagi atas sembilan bab yang menyampurkan kondisi-kondisi psikologis maupun praktis yang mendasari penundaan dengan tips-tips untuk mengatasinya. Pada Bab 4 misalnya, Monica membahas pribadi yang tidak teratur. Ia menyebutkan pribadi semacam itu biasanya memiliki kebiasaan membodohi diri sendiri dan menyepelekan pekerjaan. Dalam bab lain, ia membahas pencetus penundaan lainnya: rendah diri, ketakutan, overwhelm (kewalahan), hingga pribadi pencari kesenangan.

Buku ini ditutup dengan langkah-langkah praktis untuk mengikis kebiasaan menunda dan memupuk serta mempertahankan kebiasaan baru sebagai action taker.

Padat berisiMeskipun padat, buku ini enak dibaca karena bahasa

penerjemahan yang luwes dan highlight dalam bentuk boks. Monica menandai boks tersebut dengan nama “perubahan arah” yang merangkum kondisi dan penyebab penundaan serta cara mengatasinya. Pada setiap bab, Monica juga menyelipkan catatan pribadi yang mengisahkan pengalamannya sebagai terapis dalam mengatasi kondisi/situasi seperti dikupas dalam bab tersebut.

Sayangnya, contoh kasus maupun cara penanganan yang diilustrasikan dalam buku ini kental dengan konteks budaya Barat. Tentu hal ini tidak terhindarkan dalam buku terjemahan. Secara umum, buku ini padat namun berisi dan tentu isinya cukup “bergizi” bagi pribadi-pribadi yang terjebak pada kebiasaan menunda. []

Page 10: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | agustus 2014

JenDeLa10

Pada edisi lalu telah dipaparkan pandangan Maccaé ri Luwu tentang pentingnya perilaku masyarakat, perilaku pemimpin, pejabat, dan aparat negara

dalam menciptakan negara kesejahteraan. Pada bagian ini diuraikan lebih jauh petuah Maccaé ri Luwu bagi calon pemimpin dan pentingnya persatuan serta penegakan hukum.

Menurut Maccaé ri Luwu, kejayaan suatu negara terjadi bila pemimpin sungguh-sungguh memahami aspirasi, kebiasaan, dan watak rakyatnya. Berbisik dia kepada kepada calon Datu Soppeng, “Kupesankan pula kepadamu, cucuku, janganlah engkau terlalu manis, dan jangan pula engkau terlalu pahit. Jika terlalu manis, engkau akan ditelan. Jika terlalu pahit, engkau akan dimuntahkan—Iya topa upasengekko, eppo, ajak mumacennimpeggang, ajakto mumapaik weggang.Apak iya narekkok macennimpeggangko, riemmekko.Naiya narekkok mapaik weggangko, riluako.”

Sikap terlalu manis atau terlalu pahit itu bermakna membuat kebijakan secara proporsional. Dengan begitu rakyat akan merasa terayomi. Bagaimana praktiknya? Berkata Maccaé ri Luwu: “Tidak kusuruh seseorang tidur di suatu tempat jika hatinya tidak ingin menidurinya. Tidak juga kubebani seseorang di luar kehendaknya. Tidak juga kusuruh seseorang membawa sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Tidak juga kukenakan pada seseorang dua beban berat: mengerjakan dua pekerjaan secara bersamaan—Dék upaléwuriwi tauwé narékkok tennakadoiwi lléuriwi. Dékto upawawai tauwé ti tenngélokna.Dékto upatiwiriwi tauwé tennaulléwé.Dékto upakennaiwi tauwé dua doddosok, dékto upattenniwi dua alu.”

Ajaran Maccaé ri Luwu tentang Hidup dan Pemimpin (Bag.2)

Pentingnya PersatuanDitegaskan, mattau séuwa, keadaan bersatu,

merupakan salah satu kunci tercapainya kesejahteraan masyarakat. Ada delapan sifat yang perlu dipelihara untuk menciptakan persatuan, yaitu: (1) Seia sekata di dalam negeri (massituruk-i ri lalempanuwa). (2) Jujur kepada sesama (sialempurenngi). (3) Saling berkata benar di antara mereka (siakkeda tongengenngi). (4) Saling memelihara sirik atau harga diri (siarisik-i). (5) Bersatu dalam suka dan duka (jak nauruk, décéng nauruk). (6) Ke gunung sama mendaki, tidak saling menurunkan ke lembah (sitéreng ribuluké, tessinoreng ri lompok-é). (7) Tidak hitung-hitungan di antara sesama. (tessicirinnaianngi ri silasanaé). (8) Saling membenarkan sebagaimana adanya (sipattongenngi ri akkunaé).

Persatuan rakyat sendiri, kata Maccaé ri Luwu, dibagi menjadi tiga macam: (1) Persatuan bulat bagaikan telur ayam. (2) Persatuan bulat bagaikan beras. (3) Persatuan bulat bagaikan buluh. Dalam membina kehidupan di dalam negeri, persatuan bagai telur dan beras yang paling penting.

Persatuan bulat telur adalah hasil dari perjanjian untuk bersama-sama menghadapi keburukan dan kebaikan; tak ada di atas tak ada di bawah; tak di kiri tak di kanan; tak di depan tak di belakang; tak di dalam tak di luar. Telur ayam mengandung inti yang akan menjadi anak ayam. Negeri yang memelihara persatuan bulat telur akan memperoleh kesejahteraannya—Naiya riasenngé mallébu ittello, allébunna tauwé ri lalempanuwa, nasabak makjancinna jak nauruk décéng nauruk; tenriasek, tenriawa; tenriatau tenriabéo; tenriolo tenrimunri; tenrilaleng tenrisaliweng. Naiya ittellok-étampuk ulawu; ulawué mancaji anak.

Naiya narékko engka wanuwa simata mallébu ittello, asawéng napucappak.

Bila persatuan bulat bagaikan telur lebih terarah pada persatuan rakyat secara horizontal, maka persatuan bulat bagaikan beras (mallébu berek) adalah persatuan vertikal antara pemimpin dan rakyat. “Tenggelam bersama dalam keburukan; muncul bersama dalam kebaikan. Tuan adalah angin, daun pepohonan si hamba; dibawa ke dalam duka dan suka, jauh maupun dekat. Apa yang akan menjadi kebesaran sang raja, akan menjadi kekuatan bagi si hamba. Tidak saling curiga, tidak saling memandang sebagai orang lain. Si hamba tidak tengadah menginginkan kerajaan sang raja. Sang raja tidak merunduk menginginkan perhambaan si hamba. Tidak saling merampas hak antara tuan dan hamba. Tidak saling mendendam, tidak saling memarahi, sebab beras tidak punya dendam, tidak punya marah.Hanya kebulatan dan panjang yang menjadi miliknya.

Maka yang disebut bundar beras, berkepanjangan kebaikannya hingga ke anak cucunya—Sitellengeng ri majak-é, siomporeng rimadécénngé. Anging puanngé, raung kaju ataé; nariwawari perrik nyameng, ri mawék ri mabéla. Iya-iya napoarajang puanngé, napowatanngi ataé.Tessikira-kirai ataé, puanngé; tessitau-laingeng. Ata tecconga macinnaiwi akkarungenna puang-é, puang teccukuk maéloriwi angatangenna atanna. Tessiala olo ataé puanngé.Tessitampuk-tampukeng, tessiokkoreng wiwé.Apa iya berek-édék tampukna, dékto wiwéna. Lébunnami napunnai enrenngé lampékna.Aga naiya riasenngé mallébu berek, malampék-i décénna, namannennungeng lettuk ri pakdimunrinna.”

Penegakan HukumSementara menyangkut penegakan hukum,

ditegaskan oleh Maccaé ri Luwu pentingnya memelihara sifat adatongeng (berkata benar), lempuk (jujur),dan getteng (teguh dalam prinsip kebenaran) bagi para pelaksananya. Khusus sifat getteng, Maccaé ri Luwu menyebut adanya delapan perilaku sebagai perwujudan sifat tersbut, yaitu: (1) Tidak melebih-lebihkan perkataan. (2) Tidak mengurangi perkataan. (3) Melaksanakan tugas dengan baik. (4) Mengucapkan perkataan yang benar. (5) Melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi manusia. (6) Melakukan perbuatan dan mengucapkan kata-kata yang patut. (7) Memberikan bantuan kepada sesama sesuai kewajaran. (8) Merendahkan diri sepatutnya.

Demikian ajaran Maccaé ri Luwu yang bisa kita hayati dalam kehidupan sehari-hari. []

Sureq I La Galigo, salah satu sumber ajaran maccaé ri Luwu.

Page 11: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | Agustus 2014

aHa 11

Piala Dunia tahun ini, sekali lagi, menyisakan tanya: Kapan gerangan tim nasional Indonesia bisa berlaga di ajang prestisius itu? Pertanyan ini

terus dikumandangakan, karena di masa Hindia Belanda kita pernah ikut Piala Dunia 1938 di Perancis.

Waktu itu terdapat nama-nama bumiputra seperti Achmad Nawir, Anwar Stan, Hans Taihitu, dan Suvarte Soedarmadji. Ada juga nama Tionghoa seperti Hong Djien Tan dan See Han Tan. Selebihnya pemain Belanda seperti Dorst, Frans Hukon, Frans Meeng, G Faulhaber, G van den Burgh, Henk Sommers, J Harting, Jack Samuels, dan R Telwe. Sayang, tim Hindia Belanda langsung tersingkir setelah kebobolan 6 gol menghadapi lawan tangguh dan unggulan, Hungaria.

Namun lebih daripada itu, sejumlah bapak bangsa kita ternyata pencinta sepakbola. Bung Karno misalnya. Di masa kecilnya di Mojokerto, Jawa Timur, Bung Karno rela babak belur gara-gara sepakbola.

Waktu itu, sepakbola adalah permainan elite anak Belanda. Anak-anak bumiputra dilarang bermain. Di pintu lapangan sepak bola tak jarang tertempel tulisan Verboden voor Inlanders en Houden (Dilarang Masuk untuk Pribumi dan Anjing).

Anak bumiputra juga tidak boleh ikut perkumpulan sepakbola. Namun Sukarno nekat. Akibatnya, hinaan pedas dilontarkan kepadanya. “Hei kau Bruine, anak kulit cokelat goblok yang malang. Inlander! Anak kampung! Ngapain kau ke sini. Dan hahaha, rupanya kau lupa pakai sepatu. Dasar kampungan!” Begitu ejekan yang diterima Soekarno kecil seperti tersua dalam buku Bung Karno Masa Muda (1978). Bung Karno panas mendengar ejekan itu. Dia pun marah dan mengamuk. Namun Bung Karno babak belur dikeroyok.

Setelah Indonesia merdeka, perhatian Bung Karno terhadap sepakbola tidak pudar. Dia menganggap olahraga sangat penting. Di mata Bung Karno, olahraga adalah alat revolusi dan penguat mentalitas bangsa. Karena itu, dia mengeluarkan Keppres No. 263 Tahun 1963 untuk mencanangkan Indonesia jadi 10 besar dunia di bidang olahraga.

Hatta & Tan MalakaLain lagi cerita tentang Bung Hatta. Sarjana ekonomi

lulusan Belanda ini mulai menggemari sepakbola sejak bersekolah di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), sekolah setara sekolah menengah pertama, di Padang.

Dalam memoarnya, Hatta menulis, “Di waktu itulah aku bermula bermain sepak bola di tanah lapang dengan memakai bola biasa yang agak kecil ukurannya, bola kulit yang dipompa. Saban sore pukul 5 aku sudah ada di tanah lapang. Kalau tidak main bertanding sebelas lawan sebelas, kami berlatih menyepak bola dengan tepat ke dalam gawang, belajar menembak ke goal.”

Hatta bermain sebagai gelandang tengah. Sesekali dia berada di bek yang harus siap menangkis serangan balik.

Hatta biasa bermain di lapangan Plein van Rome, sebuah lapangan luas di tengah kota Padang (kini Lapangan Imam Bonjol).

Saking aktifnya di sepak bola, Hatta ditunjuk sebagai bendahara perkumpulan sepakbolanya. Perkumpulannya itu pernah menjadi juara Sumatera. Kegemaran Hatta terhadap bola terus dipelihara meski kemudian dia aktif di dunia politik.

Lebih daripada Sukarno dan Hatta, bapak bangsa yang paling getol dengan sepakbola adalah Tan Malaka. Saat usianya 16 tahun, 1913, Tan melanjutkan pendidikan ke Belanda, di Rijkskweekschool, Harleem. Di kota ini dia, selama dua tahun, bergabung dalam klub profesional Vlugheid Wint (kecepatan menang) sebagai penyerang. Meski tubuhnya pendek, hanya 165 cm, Tan tangkas menggiring bola. Beberapa penjaga gawang pernah merasakan tendangannya yang keras meski bermain tanpa alas kaki.

Tanpa alas kaki? Ya. Karena itu kakinya sering terluka lantaran tak bersepatu. Cuaca dingin di Belanda tak menghalangi kecintaan Tan terhadap sepak bola. Tan bahkan sering mengabaikan peringatan rekan-rekannya agar mengenakan jaket tebal di saat istirahat pertandingan.

Ketika kembali ke tanah air tahun 1943 untuk memerdekakan Indonesia dan menetap di Bayah, Banten, Tan tetap mencintai sepak bola. Di tengah penindasan Jepang, Tan menggagas pembangunan lapangan sepak bola di Bayah. Tak jarang dia ikut turun ke lapangan dan bermain sebagai pemain sayap atau sekadar menjadi wasit di kejuaraan Rangkasbitung. Selesai bermain, Tan biasanya mentraktir para pemain tim sepak bola yang berlaga dalam kejuaraan tersebut.

Sukarno, Hatta, dan Tan Malaka adalah contoh betapa sepakbola sudah menjadi bagian dari semangat Indonesia. Semoga impian Indonesia ikut Piala Dunia bisa menjadi kenyataan. []

Indonesia, Piala Dunia, dan Bapak Bangsa

Tan malaka dan kawan-kawannya di klub Vlugheid Wint (kecepatan menang).

Tim Sepakbola Hindia belanda dalam Piala Dunia di Perancis, 1938.

Page 12: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | agustus 2014

DOKTeR menJaWab

SaFeTY

12

Awas Cedera Pinggang! Angkat Barang dengan Benar

Pada Juli 2014, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, Ebola virus disease (EVD) telah merenggut nyawa lebih dari 960 jiwa dan

menginfeksi 1.700-an orang di tiga negara Afrika yang menjadi pusat pandemi. Penyakit ini pun berpotensi menjadi ancaman kesehatan global karena karakteristiknya.

EVD, atau disebut Ebola saja, dikenal sebagai penyakit dengan angka kematian sampai 90%. Penyakit paling mematikan di dunia dan belum ditemukan penangkalnya ini berawal dari Afrika, yaitu Nzara, Sudan, dan di Yambuku, Republik Demokratik Kongo pada 1976. Yambuku dekat dengan Sungai Ebola. Dari situlah Ebola mendapatkan namanya.

Virus Ebola yang patut diwaspadai saat ini adalah dari spesies Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (EBOV), dan Sudan ebolavirus (SUDV), yang menimbulkan wabah pada manusia dan angka kematian yang tinggi. Selain itu, dikenal juga Reston ebolavirus (RESTV) dan Taï forest ebolavirus (TAFV) yang pernah

Pandemi Ebola Mengancam Duniaditemukan pada sejumlah spesies hewan di Filipina dan Tiongkok, namun tidak dijumpai penularannya pada

manusia.Ebola ditularkan melalui cairan tubuh, darah, keringat, liur, semen, atau

cairan lain. Syukurlah, Ebola tidak ditularkan melalui udara. Virus

ini juga bertahan dalam tubuh, sehingga pasien yang telah pulih sekalipun masih bisa menularkan virus melalui air mani sampai tujuh minggu setelah kesembuhannya.

Virus Ebola menduplikasi dirinya hingga berjuta-juta

dalam sel darah, memunculkan protein Ebolavirus glikoprotein yang

menyebabkan pendarahan, bahkan mengelabui pertahanan alami tubuh

manusia dengan memblokir dan menginfeksi sel-sel darah putih. Dengan leluasa, Ebola bisa menginfeksi organ vital seperti hati, ginjal, limpa, dan otak.

Gejala EbolaGejala terjadi bervariasi dan sering muncul tiba-tiba.

Gejala awal demam tinggi (setidaknya 38,8° C), sakit kepala parah, sakit perut, lemah, kelelahan, sakit tenggorokan, mual,

pusing, pendarahan internal dan eksternal. Gejala-gejala awal ini mirip dengan malaria, demam tifus, disentri, influenza, atau berbagai infeksi bakteri lain.

Gejala lain yang terlihat adalah alergi kulit, mata merah, cegukan, nyeri dada, dan kesulitan bernafas serta menelan yang berkembang menjadi muntah, diare, gangguan ginjal dan fungsi hati, serta perdarahan internal dan eksternal.

Laporkan dan SampaikanHingga saat ini kasus Ebola belum ditemukan di

wilayah Asia, termasuk Indonesia. Namun dengan kasus tertularnya beberapa warga negara Amerika Serikat setelah kunjungan mereka ke Afrika, kekhawatiran penyebaran penyakit di luar Afrika mulai mengemuka.

Berbagai negara menetapkan dan mempersiapkan prosedur penangan standar untuk menangani penderita Ebola, termasuk di Indonesia. Prof dr Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, menyatakan, program pengendalian penyakit di Indonesia sudah mempunyai sistem untuk menangani masalah kesehatan global, baik melalui mekanisme international health regulation (IHR) 2005, konsep PDR (pencegahan, deteksi, respons), dan GHSA (global health security agenda). []

Dalam aktivitas keseharian, kita tidak dapat lepas dari kegiatan angkat-mengangkat barang. Untuk barang ringan, tentu tidak masalah. Berbeda

halnya dengan barang berat, taruh kata yang berbobot di atas 10 kilogram, tentu memerlukan cara yang berbeda.

Jika salah langkah, aktivitas yang sebenarnya sepele ini bisa berakhir dengan cedera pinggang atau punggung yang serius. Risiko ini bukan hanya mengintip Anda yang profesinya berurusan dengan angkat-mengangkat barang berat, tapi juga mereka yang beraktivitas di rumah. Anda tentu pernah mengangkat perabot rumah, kan? Lemari, televisi, bahkan barang belanjaan!

Bagaimana cara mengangkat barang berat tanpa menyakiti pinggang atau punggung? Simak langkah-langkahnya:1. Posisikan tubuh Anda sedekat mungkin dengan

barang yang akan diangkat, baik saat akan mengangkat barang yang berada di bawah atau di ketinggian sejajar perut kita. Posisi ini akan mengurangi beban punggung.

2. Buka kaki selebar bahu agar berat badan Anda tertopang kuat oleh kedua kaki. Tapakkan kaki pada bidang yang rata, stabil, dan kuat.

3. Cobalah menempatkan kaki pada posisi yang berbeda,

misalnya depan belakang atau sejajar sampai Anda merasa stabil dan nyaman. Pada posisi sejajar, Anda harus memperlebar kuda-kuda.

4. Langkah berikutnya sangat penting. Untuk mengangkat barang yang terletak di bawah/lantai, berjongkoklah dan tekuk lutut serta posisikan punggung Anda setegak mungkin. Ingat, jangan membungkukkan pinggang! Hal itu dapat menyebabkan cedera diskus (bantalan antar-ruas tulang belakang) atau strain/kejang pada otot punggung. Hindari juga memutar tubuh dengan tiba-tiba.

5. Pegang barang dengan erat pada kedua sisinya atau bagian bawahnya. Jaga lengan Anda agar tetap dekat dengan tubuh untuk memastikan kekuatan tersalur secara efisien, menghindari c e d e r a b a hu , lengan, dan strain punggung.

6. A n g k a t l a h barang dengan meluruskan kaki. Salurkan semua

tenaga pada otot-otot kaki dan jagalah agar punggung dalam keadaan selurus (tegak) mungkin.

Sebagai catatan, jika ukuran barang yang akan diangkat melebih jangkauan lengan, atau bobot barang terlalu berat, mintalah bantuan orang lain. Alternatifnya, jika lokasi memungkinkan, pakailah alat bantu berupa troli atau gerobak. Untuk mengangkat barang yang berada di atas, lebih baik gunakan tangga atau anjungan yang kuat dan stabil.

Latihlah langkah-langkah di atas dengan mengangkat barang yang ringan terlebih dulu, sehingga gerakan-gerakan itu dapat dilakukan dengan otomatis. Pekerjaan beres, pinggang pun aman!. []

Page 13: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | Agustus 2014

PemDa menYaPa 13

Prestasi demi prestasi diraih SMPN 2 Malili. Kali ini prestasi di bidang Pramuka dari Kwartir Nasional, yakni Sertifikat Akreditasi A Gugus Depan Putra

(01.011) dan Sertifikat Akreditasi B untuk Gugus Depan Putri (01.012).

Dari 87 Gugus Depan (Gudep) se-Sulawesi Selatan yang menerima sertifikat akreditasi, hanya 2 sekolah yang

SMPN 2 Malili Torehkan Prestasi

Sebanyak 545 rumah warga yang masuk dalam kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTHL) di wilayah Kabupaten Luwu Timur mendapat

bantuan dari Deputi Perumahan Swadaya Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Indonesia melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Jumlah total dana bantuan untuk rehab ratusan rumah tidak layak huni (RTLH) tersebut sebesar Rp. 4.087.500.000 akan dibagikan kepada 545 RTHL yang tersebar di 5 desa di 2 kecamatan yakni Kecamatan Wotu dan Mangkutana.

Bantuan diserahkan oleh Asisten Deputi Evaluasi Perumahan Swadaya Kementerian Perumahanan Rakyat Ir. Kheruddin Tabrani kepada masing masing perwakilan desa penerima bantuan pada acara Penyerahan dan Sosialisasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

545 MBR Dapat Bantuan BPSP

di Gedung Pertemuan Masyarakat Kecamatan Mangkutana, Kamis (21/08).

Staf Ahli Ekonomi dan Keuangan Kabupaten Luwu Timur, Askar yang mewakili Bupati Luwu Timur yang pada acara penyerahan tersebut memberi apresiasi dan terima kasih kepada Kemenpera RI yang telah memberikan BSPS ini kepada masyarakat Luwu Timur. 

“Kami mengucapkan terimakasih atas perhatian Kemenpera terhadap program perumahan di Kabupaten kami. Kami berharap jumlah bantuan BSPS bisa lebih ditingkatkan lagi di tahun-tahun berikutnya. Kami berkomitmen akan selalu dan terus mendukung sepenuhnya program Kemenpera, khususnya BSPS ini,” imbuh Askar.

Ia mengatakan sejak bergulir dari tahun 2013, Deputi Bidang Perumahan Swadaya Kemenpera ini telah mengalokasikan BSPS di Kabupaten Luwu Timur untuk pembangunan dan peningkatan sebanyak 785 unit rumah tidak layak huni.

“Pada tahun 2013 lalu, Kemenpera mengalokasikan BSPS di Kabupaten Luwu Timur untuk 240 unit rumah di 2 desa Kecamatan Kalaena," ungkapnya. 

Selain BPSP lanjut Askar, Pemerintah Kabupaten Luwu Timur juga melaksanakan program yang sama yakni Program Bantuan Sosial Bedah Rumah (BSBR). Untuk tahun ini dialokasikan jumlah penerima sebanyak 615 orang. Sejak tahun 2013 lalu, program BSBR ini juga telah selesai membedah rumah warga sebanyak 619 penerima. Rencananya, program ini akan terus berlanjut dan ditargetkan ditahun 2015 mendatang, sebanyak 1230 orang akan menerima bantuan bedah rumah.

Sementara itu, Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Budiman,M.Pd, menambahkan, bantuan stimulan tersebut merupakan usulan Pemkab Luwu Timur, yang kemudian diajukan kepada Kementerian Perumahan Rakyat, melalui tahapan-tahapan, baik proses sampai kepada tersalurnya bantuan stimulan di Kabupaten Luwu Timur. Sementara jumlah warga penerima bantuan ditentukan berdasar usualn dan hasil verifikasi oleh pihak kecamatan dan kecamatan dan Dinas Tata Ruang dan Permukiman. (Humas Lutim) []

memperoleh sertifikat berakreditasi A, yakni Gudep Putra SMPN 2 Malili dan Gudep Putra SMAN 12 Makassar. Khusus untuk Kabupaten Luwu Timur, selain Gudep SMPN 2 Malili, SMAN 1 Tomoni Timur juga meraih sertifikat berakreditasi B baik untuk Gudep Putra maupun Gudep Putri.

Sertifikat diserahkan langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan H. Syahrul Yasin Limpo selaku Ketua Kwartir Daerah Sulawesi Selatan pada upacara besar Pramuka Kwarda Sulsel di halaman Gubernuran Sulawesi Selatan, Makassar, Agustus lalu. Diserahkan pula penghargaan kepada beberapa pembina dan pelatih yang mempunyai prestasi serta pengabdian di bidang kepramukaan.

Untuk Luwu Timur, sertifikat diterima oleh Ketua Harian Kwarcab Luwu Timur, H. Syahidin Halun. Dihubungi via telepon, Syahidin mengungkapkan rasa bangga atas prestasi yang diraih Gudep SMPN 2 Malili dan Gudep SMAN 1 Tomoni Timur dari Kwartir Pramuka Nasional. “Terima kasih yang tidak terhingga kepada kakak-kakak pembina,

kakak-kakak pelatih, serta adik-adik pegiat dan pencinta Pramuka Luwu Timur atas aktivitas dan dedikasi yang tinggi dalam memajukan gerakan pramuka di Luwu Timur,” ungkap Syahidin.

Ditambahkannya, Pramuka adalah kegiatan yang membentuk mental dan jiwa generasi muda menjadi generasi yang tangguh, ulet bekerja, selalu bertindak dan berpikir positif, dan sangat peduli dengan lingkungan dan orang lain. (Humas Lutim). []

Ketua Harian Kwarcab Luwu Timur Syahidin Halun menerima sertifikat akreditasi a untuk gudep Putra SmPn 2 malili.

asisten Deputi evaluasi Perumahan Kemenpera menyerahkan bantuan secara simbolis pada perwakilan 545 mbR di Luwu Timur

Page 14: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | agustus 2014

PemDa menYaPa

Setelah menjadi yang terbaik di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Juli 2014 lalu, Perpustakaan Desa Sorowako, Kecamatan Nuha, Luwu Timur

terpilih menjadi duta Sulawesi Selatan dalam lomba perpustakaan desa dan kelurahan tingkat nasional. Perpustakaan ini akan bersaing dengan 32 perwakilan perpustakaan desa/kelurahan di seluruh Indonesia.

Sebagai rangkaian lomba, Tim Penilai Perpustakaan Nasional (Perpusnas) telah melakukan penilaian terhadap Perpustakaan Desa Sorowako pada 22 Agustus lalu. Tim penilai juga mengunjungi Perpustakaan SMA YPS Sorowako yang terpilih menjadi perpustakaan sekolah terbaik di Sulawesi Selatan tingkat SLTA Negeri dan Swasta.

Tim penilai dipimpin yang Sudirwan Hamid dari Perpusnas RI diterima Asisten Administrasi Umum Luwu Timur Muhammad Zabur, Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulsel Taufiqurahman, Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah (KPADD) Luwu Timur Andi Suheriah, Camat Nuha Kamal Rasyid, perwakilan manajemen PT Vale dan pengelola perpustakaan desa serta perangkat desa setempat.

“Harapan kami, Perpustakaan Desa Sorowako dan Perpustakaan Sekolah SMA YPS kembali meraih predikat juara. Kami juga mohon bimbingan dan masukan dari tim penilai untuk rujukan dalam membenahi dan meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan desa/

Dua Perpustakaan di Nuha Ikuti Kompetisi Nasional

kelurahan dan perpustakaan sekolah anntinya, “ ungkap Zabur saat mewakili Bupati dihadapan tim penilai.

Dalam sambutannya, Sudirman Hamid menekankan bahwa tujuan lomba bukan untuk mencari pemenang, tetapi bagaimana mengemas kepedulian pemerintah desa terhadap peningkatan kesejahteraan warganya dalam menimba ilmu dan pengetahuan.

Menuurt koordinator Perpustakaan Desa Sorowako Milawati, koleksi buku perpustakaan ini mencapai 1000 eksemplar yang diperoleh dari sumbangan dan pembelian. “Katalogisasinya sudah berbasis otomasi atau online,” ujar Milawati bangga, sembari menginformasikan bahwa anggota terdaftar perpustakaan ini lebih dari 600 orang dengan angka kunjungan harian 15-20 orang.

Perpustakaan menjadi wadah alternatif pendidikan non formal. Selain itu, pengelola perpustakaan juga rutin

menyelenggarakan kegiatan dengan menggandeng pihak lain seperti pelatihan komputer, pelatihan try out, pembagian buku gratis hingga pelatihan pengelolaan sampah non organik.

Kepala Desa Sorowako, Syamsuddin Nusi mengatakan sejak berdirinya di tahun 2012, perpustakaan ini telah memberi banyak arti dan peran penting bagi warga. “Selain sebagai wadah pembinaan di bidang pendidikan dan iptek, perpustakaan ini juga menjadi media pengembangan kreativitas pemuda, serta mewadahi interaksi, diskusi, dan sharing informasi bagi para pemuda, pelajar dan masyarakat,” beber Syamsuddin. []

14

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Luwu Timur menggelar Sidang Paripurna Istimewa di ruang

rapat paripurna pada akhir Agustus lalu. Sidang, yang dipimpin Ketua Pengadilan Negeri Malili, Teguh Santoso, dilakukan untuk melantik dan mengambil sumpah 30 anggota DPRD terpilih masa bakti 2014-2019.

Upacara pelantikan, yang berlangsung khidmat, dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur, H Andi Hatta Marakarma dan HM Thorig Husler,

Pelantikan Anggota DPRD Luwu Timur Masa Bakti 2014

Kajari Malili, Ida Komang Ardhana, Wakapolres, Kompol Marzuki, mantan Duta Besar Sudan, H. Andi Syamsu, anggota DPRD Periode 2009-2014, para SKPD, instansi vertikal, Manajemen PT Vale, pimpinan Parpol, LSM, PKK, Dharmawanita, camat, lurah dan kepala desa, dan tokoh masyarakat.

Usai pelantikan, Ketua DPRD Sementara, Sukman Sadike, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemkab Luwu Timur beserta pihak penyelenggara Pemilu dan segenap masyarakat atas partisipasinya dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 sehingga berlangsung damai.

Bupati Luwu Timur, H Andi Hatta Marakarma menyampaikan apresiasinya atas dedikasi dan pengabdian anggota DPRD masa bakti 2009-2014. Kepada anggota DPRD terpilih, Hatta berharap sinergi yang telah terbangun selama ini dapat terus ditingkatkan.

Lanjut Hatta, merumuskan dan menyepakati berbagai program dan kebijakan di tengah majemuknya masyarakat bukan hal mudah. Perlu pemikiran dan analisis yang cermat dalam menyusun skala prioritas.

Saat ini, kata Hatta, peningkatan kewenangan DPRD dalam aturan tata negara sejalan dengan bertambahnya tanggung jawab DPRD. Tingginya penghargaan terhadap kebebasan berpendapat menjadikan pekerjaan DPRD dalam era reformasi menjadi penuh dinamika.

“Harapan saya, anggota DPRD dapat mengambil bagian secara aktif dalam mengawasi dan mengevaluasi setiap pelaksanaan program pembangunan, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Sangat bijak dan efisien apabila kita dapat meminimalisir potensi deviasi program perencanaan dan pembangunan melalui pengawasan secara reguler dibandingkan dengan penilaian di akhir kegiatan,” ujar Bupati .

Anggota DPRD diharapkan juga dapat menciptakan terobosan dan pemikiran baru sehingga mampu menghadapi tantangan sebagai wakil rakyat. Termasuk meneruskan sinergi positif dengan semua elemen pemerintah dan masyarakat demi kemajuan kabupaten Luwu Timur tercinta. (Hendra/Humas). []

Sudirwan Hamid dari Perpusnas RI saat melakukan penilaian terhadap Perpustakaan Desa Sorowako.

Perwakilan perpustakaan Sma YPS menerima piala juara I Perpustakaan Sekolah Terbaik se-Sulsel.

Page 15: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | Agustus 2014

KemITRaan

Dua Perpustakaan di Nuha Ikuti Kompetisi Nasional

15

Anak adalah dambaan setiap pasangan. Namun sayang, tingkat kekerasan pada anak, fisik maupun psikis, masih tinggi. Laporan Pusat

Data dan Informasi Komisi Nasional Perlindungan Anak 2013, kasus kekerasan terhadap anak masih mendominasi. Rinciannya, kekerasan fisik sebanyak 490 kasus (30%), kekerasan psikis 313 kasus (19%), dan paling banyak kasus kekerasan seksual sebanyak 817 (51%). Hal ini bisa dikatakann bahwa setiap bulan hampir 70-80 anak menerima kekerasan seksual.

Ironisnya, kekerasan terhadap anak terjadi justru di lingkungan terdekat, yakni rumah tangga, sekolah, lembaga pendidikan, dan lingkungan sosial anak. Sedangkan pelakunya adalah orang yang seharusnya melindungi anak, seperti orangtua, paman, guru—baik guru umum maupun guru spiritual—bapak/ibu angkat, maupun ayah/ibu tiri. Berdasarkan tempat kejadian, lingkungan keluarga 24%, lingkungan sosial 56%, dan lingkungan sekolah 17%.

Melihat fakta seperti itu, juga dengan memperhatikan lingkungan sekitar, sejumlah ibu-ibu di Sorowako membentuk komunitas yang diberi nama Smart Parenting Club (SPC). Komunitas ini dibentuk pada 22 Desember 2009. Dalam acara peluncurannya, yang dibuka oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat

Perempuan dan Desa Lutim, Ir. Sulaeha Sailellah, dilanjutkan dengan seminar tentang pendidikan anak. Tampil sebagai salah pembicara Mauliah Mulkin, seorang pemerhati anak.

“Komunitas ini dibentuk karena keprihatinan kami melihat cara ibu-

ibu di sini mendidik anak mereka. Memanggil anak dengan sebutan

nakal dan bodoh sering terlontar ketika mereka sedang kesal

pada anak. Cubitan dan jeweran juga sering terjadi. Belum lagi kalau si anak

mendapatkan nilai buruk di sekolahnya. Hak anak untuk bermain

akan dicabut, dan diharuskan mengikuti kursus ini dan itu untuk meningkatkan nilai

mereka,” papar Mulyana Mulkin, penggagas SPC.

Beberapa event telah dilaksanakan oleh SPC, antara lain seminar dan workshop tentang pendidikan anak. Bahkan pernah mendatangkan pembicara dari Jakarta, Irawati Istiadi, pemerhati anak dan penulis buku-buku parenting.

Agenda rutin SPC sendiri adalah kelas konsultasi setiap Jumat minggu ke-4, bertempat di ruang perpustakaan IKVI (Ikatan Keluarga Vale Indonesia). SPC juga kerap bekerja sama dengan komite sekolah mengadakan seminar kecil di sekolah bagi para orangtua dalam mendidik.

“Kami sangat senang melihat perubahan pada ibu-ibu dalam mendidik anak mereka setelah mengikuti kegiatan-kegiatan SPC. Setidak-tidaknya mereka dapat lebih sabar dan tidak lagi mengeluarkan cacian serta memukul,” tutur Nadia Mulkin, Koordinator Program SPC.

SPC berharap dapat membangun komunitas semacam di daerah-daerah lain seperti Wawondula, Wasuponda, dan Malili. Dengan demikian tingkat kekerasan pada anak dapat berkurang dan anak dapat merasakan kasih sayang dari orangtuanya. Sasaran pesertanya adalah calon pengantin dan pengantin baru agar mereka paham mendidik anak sebelum menjadi orangtua.

Nah, ternyata sekolah bukan hanya untuk anak, tapi juga bagi para orangtua. []

SPC: Mendidik Anak dengan Cinta

masih banyak kekerasan terjadi kepada anak. menjadi orangtua yang baik perlu belajar.

KOmunITaS

Memasuki usia ke-10, Program Pelatihan Industri (PPI) yang digagas dan dijalankan oleh PT Vale dan Pemerintah Kabupaten

Luwu Timur melakukan perubahan durasi program. Pada empat angkatan sebelumnya, program pelatihan memakan waktu antara 10 bulan hingga 2 tahun. Pada pelaksanaan tahun ini, program dipersingkat menjadi hanya 3 bulan.

Hal itu disampaikan Direktur PPI, Andi Endy Bulenre Shin Go, dalam acara Pembukaan Pelatihan PPI Angkatan V pertengahan Juli lalu, di Enggano Camp, Luwu Timur. “Dari review penyelenggaraan pelatihan di tahun 2013, durasi 10 bulan ternyata kurang efektif. Jumlah peserta sebanyak 300 orang tidak sesuai dengan daya tampung PPI maupun kapasitas praktik di departemen-departemen PT Vale yang menjadi rekanan PPI. Karena itu, pelatihan kami mampatkan menjadi tiga bulan tanpa mengorbankan kualitas program,” ungkap Endy.

Menurut Endy, kuota peserta pelatihan tahun 2014 sebanyak 250 orang, terdiri atas empat jurusan, yakni operator alat berat (mining), mekanik alat berat (MEM), operator di Process Plant (PPO), dan operator/storeman

PPI Memulai Angkatan Vdi SCM. Mereka dibagi menjadi dua angkatan, masing-masing diikuti 125 peserta.

“Sebetulnya minat masyarakat sangat tinggi, namun kami memiliki keterbatasan fasilitas, peralatan, dan tenaga pengajar. Maka kami menetapkan kuota per angkatan maksimal 125 peserta,” Endy menerangkan.

Pembukaan Pelatihan Angkatan V dilakukan oleh Wakil Bupati Luwu Timur Thoriq Husler, didampingi Kepala Disnakertransos Mas'ud Masse, Kabag Humas dan Protokol, Amran Aminuddin, dan Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Sorowako (YPS), Eko Nugroho, yang juga mewakili manajemen PT Vale.

“Pelatihan keterampilan kerja sangat penting dalam meningkatkan kualitas SDM, sehingga mereka siap bersaing meraih peluang kerja. Ini menjadi tanggung jawab pemerintah dibantu oleh swasta,” kata Thoriq saat membuka acara.

Sepanjang kiprahnya sejak 2004, PPI telah meluluskan 706 orang alumni. Sekitar enam puluh persennya telah bekerja di PT Vale dan perusahaan kontraktor di Luwu Timur. Selebihnya bekerja di berbagai perusahaan swasta dan BUMN di Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, dan Papua. []

Sistem pembelajaran PPI berbasis teknologi informasi untuk menghasilkan tenaga ahli siap pakai. Para pengajar dan instruktur berasal dari tenaga ahli PT Vale. Dilengkapi bengkel yang memadai, lulusan PPI banyak yang bekerja di PT Vale atau industri lain.

Instruktur PPI sedang mengarahkan siswa dalam menggunakan simulator alat berat.

Salah satu workshop SPc untuk memandu para orang tua agar lebih smart dalam mendidik anaknya.

Page 16: Kuncinya di Perubahan Pola PiKir tote bag

Verbeek edisi 10 | agustus 2014

eVenT16

Kemampuan berkomunikasi amat penting dalam berinteraksi. Demikian pokok pikiran yang melatari seminar peningkatan kemampuan

berkomunikasi bertajuk “Impactful Communication Skill”, 20-21 Agustus di Malili. Seminar diisi oleh praktisi komunikasi dan presenter kenamaan Becky Tumewu dan Erwin Parengkuan dari lembaga konsultan Talk Inc, Jakarta.

Kegiatan ini, yang menjadi bagian PTPM PT Vale, berlangsung di dua lokasi yakni di aula rumah Dinas Bupati Luwu Timur dan di ruang rapat kantor Bupati Luwu Timur. Seminar diikuti 75 peserta, mewakili anggota dan kader PKK Luwu Timur dan Satuan Kerja Perangkat

Pelatihan Keterampilan Berkomunikasi

Daerah (SKPD) Pemkab Luwu Timur. Mewakili Bupati, Asisten Administrasi Umum Luwu

Timur, Muh. Zabur, mengajak seluruh peserta agar mengikuti seminar dengan baik dan membuka ruang diskusi seluas-luasnya, menggali tips dan trik dari para narasumber, serta sharing pengalaman demi mencari cara yang efektif dalam mengatasi berbagai persoalan komunikasi. “Ke depan, kami akan menggagas Diklat peningkatan kapasitas semacam ini untuk menunjang Tupoksi (tugas pokok dan fungsi—Red.) para pejabat Pemda,” ungkap Muh. Zabur.

Direktur Communications & External Affairs PT, Vale Basrie Kamba, menyatakan, keterampilan komunikasi pen-ting bagi perangkat daerah. “Dalam posisi perangkat dae-

rah, tentu harus berinteraksi secara intensif dan berko-munikasi dengan banyak pihak. Nah, keterampilan ini dapat dipelajari tanpa mengenal umur dan harus terus di asah," kata Basrie.

Kuncinya percaya diriPresenter Becky Tumewu menggarisbawahi, keper-

cayaan diri menjadi dasar komunikasi yang baik. “Kita harus nyaman dulu dengan diri sendiri, meningkatkan rasa percaya diri, baru kemudian menghargai orang lain. Langkah ini yang mendasari terjalinnya komunikasi de-ngan baik,” katanya.

Memasuki sesi pelatihan, fasilitator Tim Talk Inc, Adinda Djoko Sanyoto mengungkap rahasia cara meningkatkan rasa percaya diri, yakni tersenyum, atur intonasi suara agar tidak gugup, dan selalu menatap mata lawan bicara. Adinda juga menyebut empat cara untuk mengembangkan citra diri, yaitu belajar mendengarkan orang lain, menyampaikan pesan dengan sopan, menggunakan bahasa tubuh yang terbuka, dan menunjukkan empati. []

Peringatan HUT RI ke-69 di Luwu Timur

berlangsung meriah. Salah satu rangkaiannya adala upacara bendera dan berbagai lomba yang diikuti unsur masyarakat, pemerintah, dan perusahaan. Berikut hasil bidikan kamera saat acara peringatan HUT RI di Malili dan Sorowako, 17 Agustus 2014. []

Rangkaian HUT RI di Luwu Timur

becky Tumewu memberikan pengantar dalam pelatihan komunikasi untuk SKPD dan PKK Luwu Timur di malili

erwin Parengkuan mengupas strategi komunikasi yang efektif dalam sesi pelatihan untuk karyawan PT Vale di Sorowako.

upacara HuT RI di Kecamatan nuha dipusatkan di lapangan Persesos, Sorowako

marching band Sma YPS membuka upacara HuT RI di lapangan Persesos, Sorowako

Peserta lomba baris-berbaris HuT RI di malilibupati Luwu Timur beserta jajarannya berpose usai upacara HuT RI di lapangan Soekarno-Hatta malili