kti psikopen

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi karena tidak tercukupinya waktu untuk tidur akan berdampak pada kondisi biologis dan psikologis seseorang. Semua orang tentunya pernah mengalami kesulitan tidur atau yang lazim disebut insomnia. Insomnia bisa terjadi pada siapa saja baik itu anak-anak, remaja, maupun lanjut usia, tentunya dengan tingkatan dan penyebab yang berbeda-beda. Begitu juga dengan mahasiswa, kebanyakan mahasiswa pasti pernah mengalami insomnia. Banyak penyebab yang dapat memicu timbulnya insomnia pada mahasiswa, namun yang paling sering disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor kebiasaan dan faktor psikologis. Tidur pada remaja dan dewasa muda (18-30 tahun) mempunyai pola yang berbeda dibandingkan usia lainnya. Pada masa remaja akhir dan dewasa muda terjadi pergeseran irama sirkadian (irama tidur dan bangun yang teratur) sehingga jam tidur pun bergeser. Secara umum kebutuhan tidur meningkat menjadi 8,5-9,25 jam/ hari, tetapi waktu tidurnya

Upload: subhan-hadi-kusuma

Post on 23-Nov-2015

124 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hubungan Insomnia dengan Kegiatan Belajar Mahasiswa

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTidur merupakan satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi karena tidak tercukupinya waktu untuk tidur akan berdampak pada kondisi biologis dan psikologis seseorang. Semua orang tentunya pernah mengalami kesulitan tidur atau yang lazim disebut insomnia. Insomnia bisa terjadi pada siapa saja baik itu anak-anak, remaja, maupun lanjut usia, tentunya dengan tingkatan dan penyebab yang berbeda-beda. Begitu juga dengan mahasiswa, kebanyakan mahasiswa pasti pernah mengalami insomnia. Banyak penyebab yang dapat memicu timbulnya insomnia pada mahasiswa, namun yang paling sering disebabkan oleh dua hal, yaitu faktor kebiasaan dan faktor psikologis.Tidur pada remaja dan dewasa muda (18-30 tahun) mempunyai pola yang berbeda dibandingkan usia lainnya. Pada masa remaja akhir dan dewasa muda terjadi pergeseran irama sirkadian (irama tidur dan bangun yang teratur) sehingga jam tidur pun bergeser. Secara umum kebutuhan tidur meningkat menjadi 8,5-9,25 jam/ hari, tetapi waktu tidurnya berubah, rasa kantuk baru menyerang sekitar tengah malam. Kebiasaan menonton televisi, bekerja atau pun bermain di depan komputer sebelum tidur juga memperburuk keadaan. Ketegangan yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas tadi dapat menyebabkan mata terlalu segar untuk dipejamkan sehingga menyebabkan terjadinya insomnia (Prasadja, 2006).Menurut hasil penelitian yang dilakukan Suryantoro, Siswowijoto, dan Kuntari (2008) bahwa angka prevalensi terjadinya insomnia pada usia mahasiswa tergolong tinggi. Hal ini seperti yang terjadi pada penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran UII, yaitu sekitar 24% mahasiswanya dinyatakan mengalami insomnia. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Xian (2010) bahwa 45,6% mahasiswa Fakultas Kedokteran di USU mengalami insomnia sedangkan sisanya yaitu 54,4% lainnya mengalami berbagai jenis gangguan tidur lain seperti hypersomnia, sleep apnea, dan narkolepsi.Mahasiswa cenderung memiliki aktivitas dan mobilitas tinggi dalam kehidupan sehari-hari baik karena jadwal studi akademik, berorganisasi, maupun karena bersosialisasidengan komunitas. Kegiatan-kegiatan tersebut tentu menghabiskan banyak waktu, sehingga terkadang para mahasiswa tidak memiliki cukup waktu untuk tidur. Hal ini sesuai dengan pendapat Ariyani (2006) bahwa begadang di akhir minggu atau bahkan tiap malam dapat menimbulkan irama tidur menjadi tidak teratur. Permasalahan irama ini menimbulkan insomnia disebabkan karena tidur membutuhkan irama yang teratur (irama sirkadian).Kurang tidur atau insomnia dapat mempengaruhi konsentrasi dan merusak kemampuan untuk melakukan kegiatan yang melibatkan memori, belajar, pertimbangan logis, dan penghitungan matematis. Misalnya, gangguan tidur dapat menyebabkan kelelahan pada siang hari dan mempengaruhi status fungsional dan mutu hidup serta menurunnya minat belajar pada sebagian besar masyarakat, terutama dikalangan mahasiswa. Oleh karena itu mengacu pada uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Hubungan Insomnia dengan Kegiatan Belajar Mahasiswa..

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah:1. Apakah ada hubungan insomnia dengan kegiatan belajar mahasiswa?2. Bagaimanakah pengaruh insomnia terhadap kegiatan belajar mahasiswa?3. Bagaimanakah solusi dalam pengaruh insomnia terhadap kegiatan belajar mahasiswa?

1.3 Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah:1. Mengatahui adanya hubungan insomnia dengan kegiatan belajar mahasiswa.2. Mengatahui pengaruh insomnia terhadap kegiatan belajar mahasiswa.3. Mengatahui solusi dalam pengaruh insomnia terhadap kegiatan belajar mahasiswa.

1.4 Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis bila tujuan penelitian tercapai, yaitu:1. Manfaat teoritisPenelitian ini merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian yang sesuai dengan psikologi pendidikan2. Manfaat praktisa. Bagi pembaca pada umumnya, sebagai bahan pustaka dan kajian guna menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan. Bagi mahasiswa pada khususnya, untuk menambah pengetahuan mengenai dampak insomnia dengan kegiatan belajar mahasiswa sehari-hari.b. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan pengalaman terutama yang berkaitan dengan topik penelitian.c. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan insomnia terhadap kegiatan belajar dan lainya. BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Insomnia2.1.1 Pengertian InsomniaInsomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering dikeluhkan karena gangguan tidur ini dapat mempengaruhi pekerjaan, aktivitas sosial dan kesehatan penderitanya. Iskandar dan Setyonegoro (1985) mengemukakan bahwa insomnia adalah sekumpulan kondisi yang mengganggu karena kesulitan untuk tidur atau tetap mempertahankan tidur atau bangun lebih dini sehingga hasil akhirnya tidak mendapat jumlah yang cukup atau kualitas yang baik dari tidur. Silber (2005) mengatakan bahwa insomnia merupakan keadaan kesulitan memulai, mempertahankan, menjaga lamanya tidur atau kualitas tidur sepanjang malam yang kurang berfungsi dengan baik. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa insomnia adalah keadaan sulit untuk memulai tidur, mempertahankan tidur, mudah terbagun dan tidak dapat tidur lagi, bangun terlalu dini, kurang jumlah jam tidur, dan tubuh terasa lesu ketika bangun tidur.

2.1.2 Faktor-faktor Penyebab InsomniaIskandar dan Setyonegoro (1985) mengemukakan bahwa insomnia dapat disebabkan beberapa faktor, seperti lingkungan (kebiasaan atau konsisi lingkungan yang terlalu ekstrim), kesehatan, masalah kejiwaan, dan fisik. Gangguan tidur yang berhubungan dengan kesulitan tidur dapat disebabkan ketika sedang menghadapi masalah (stres) seperti masalah dalam perubahan pekerjaan, kematian orang yang dicintai, atau pun karena mengidap suatu penyakit. Menurut Kaplan dan Sadock (1997) penyebab umum insomnia sekunder ada dua, yaitu insomnia karena kondisi medis dan insomnia karena kondisi psikiatrik atau lingkungan. Murcia dkk (1997) belum pernah ditemukan insomnia yang hanya disebabkan oleh satu faktor saja. Ada empat faktor penyebab insomnia yaitu masalah psikologis, kondisi fisik (medis), lingkungan yang mengganggu dan kebiasaan buruk. Masalah psikologis meliputi stres, beban pikiran yang menimbulkan kegelisahan, dan epresi. Kondisi fisik dan medis seperti asma, gangguan lambung, pemakaian obat- obatan, dan konsumsi alkohol. Lingkungan yang mengganggu berupa suara bising, cahaya yang terlalu terang, dan cuaca ekstem. Kebiasaan buruk yaitu aktivitas yang dilakukan di tempat tidur selain tidur seperti menonton televisi, bekerja ataupun bermain di depan komputer, bahkan mengakses internet sebelum tidur.

2.2 Kebutuhan Tidur2.2.1 Pengertian TidurTidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Beberapa ahli berpendapat bahwa tidur diyakini dapat memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan berikutnya (Potter, 2005).2.2.2 Kebutuhan TidurKebutuhan tidur manusia tergantung pada kelompok usia. Kelompk usia bayi, anak-anak, dewasa dan usia lanjut berbeda-beda. Pada usia anak-anak kebutuhan tidur antara 8 sampai 12 jam sementara pada orang dewasa kebutuhan tidurnya adalah 6-9 jam. Usia remaja sebagai peralihan dari anak-anak menuju dewasa maka kebutuhan tidurnya sama dengan orang dewasa lainnya yaitu sebanyak 6-9 jam sehari semalam (Lumbantobing, 2004).

2.3 Aktivitas BelajarMenurut Anton M. Mulyono (2001), Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Oemar Hamalik (2001), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubunga sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan, Sardiman A.M. (2003) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin pribadi, fakta, konsep ataupun teori.Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Seorang pakar pendidikan, Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

2.5 Kerangka BerpikirInsomniaKegiatan Belajar Mahasiswa

Gambar 1Kerangka berpikir diatas memiliki makna hubungan yang positif, yaitu apabila tingkat insomnia tinggi maka akan menganggu kegiatan belajar mahasiswa. Sebaliknya, apabila insomnia rendah (tidur dengan cukup) maka tidak mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa.

2.6 HipotesisHipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan insomnia dengan kegiatan belajar mahasiswa.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Desain PenelitianPenelitian ini bersifat deskriptif, dimana penulis hanya mengambarkan tentang hubungan insomnia dengan kegiatan belajar pada mahasiswa FKIP Biologi UNSYIAH. Pengumpulan data dengan alat angket yang diproses akan dianalisis secara deskripsi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian1. TempatPenelitian ini dilakukan di FKIP Biologi Unsyiah.2. WaktuWaktu penelitian direncanakan pada tanggal 28 Mei 2014

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Biologi Unsyiah angkatan 2012 yang berjumlah sebanyak 90 orang.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Biologi Unsyiah angkatan 2012 sebanyak 10 orang. Adapun teknik pengambilan sampel adalah Incidental sampling yaitu siapa saja yang kebutulan yang dijumpai yang mempunyai karakteristik yang dapat dijadikan sampel penelitian (Hadi, 2000).3.4 Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data diperoleh dingan cara studi kepustakaan serta penyebaran angket yang diberikan kepada sampel penelitian.

3.5 Teknik Pengolahan DataPengolahan data dilakukan secara manual yaitu setelah dilakukan pengumpulan data maka selanjutnya data tersebut diolah dengan cara sebagai berikut:a. Editing, yaitu proses memeriksa data yang sudah terkumpul, meliputi kelengkapan isian, keterbacaan tulisan, kejelasan jawaban, relevansi jawaban, keseragaman satuan data yang digunakan, dan sebagainya.b. Coding, yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul di setiap instrumen penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam penganalisisan dan penafsiran data.c. Tabulating, yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel agar mudah dipahami.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi PenelitianFKIP Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan fakultas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan keguruan. FKIP Unsyiah memiliki 16 program studi salah satunya ialah pendidikan biologi. FKIP Unsyiah terletak di Jl. T. Nyak Arief, Darussalam, Banda Aceh. Ditinjau dari segi geografis FKIP Unsyiah dibatasi oleh:1. Sebelah utara berbatasan dengan Fakultas Hukum.2. Sebelah timur berbatasan dengan perumahan warga.3. Sebelah selatan berbatasan dengan Fakultas Kedokteran Hewan.4. Sebelah barat berbatasan dengan Ruang Kuliah MKU.

4.2 Hasil PenelitianPengumpulan data penelitian ini dilakukan pada bulan Mei di FKIP Unsyiah khusunya Program Studi Pendidikan Biologi tahun 2014 dengan jumlah responden 10 orang mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan terhadap responden dengan cara membagikan angket untuk diisi langsung oleh masing-masing responden. Selama pengisian angket, peneliti mendampingi responden untuk mengawasi dan memberikan penjelasan tentang isi angket yang kurang jelas.Adapun hasil penelitian sebagai berikut :1. Pengalaman Insomnia RespondenHasil ini menunjukkan beberapa hal ataupun pengalaman serta pengatahuan responden terhadap Insomnia. Adapun Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 4.1 Pengalaman Insomnia RespondenAspekIndikator PrilakuPenilaian

Pernah InsomniaFrekuensiPernah (100%)

Awal terjadiPerguran tinggi( 90%)Sekolah Menengah (10%)

IntensitasKadang-kadang (80%)Sering (20%)

PenyebabStres (Masalah pribadi/tugas kuliah) (50%)Jam tidur berubah (30%)Konsumsi Kafein (40%)

Cara MengatasiMengatur Jadwal tidur (100%)

Efek InsomniaKesiapan BelajarSiap (20%)Agak atau Tidak Siap (80%)

Mengantuk disaat kuliah dan menganggu kegiatan kampusSangat sering (10%)Agak sering (90%)

Dampak negatif insomniaMerasakan (100%)

2. Skala InsomniaDari pengumpulan data melalui angket dapat dilihat skala insomnia responden. Adapun skalanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 4.2 Skala InsomniaKategoriFrekuensi (f)Presentase (%)

Tidak Ada Insomnia220%

Ringan Insomnia550%

Sedang Insomnia330%

Parah Insomnia00%

Jumlah10100%

3. Pengecekan Masalah Akibat InsomniaDari penelitian dapat dilihat masalah-masalah yang dialami responden yang diakibatkan oleh insomnia. Masalah yang dialami dapat meliputi kesehatan, kegiatan belajar, serta pola prilaku diri. Adapun maslahnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:Tabel 4.3 Pengecekan Masalah RespondenAspekMasalah

KesehatanMempunyai mata yang bengkak

Sering sakit kepala/pusing

Mengalami Pegal, lelah, serta nyeri.

Kegiatan BelajarTidak fokus belajar

Menurunya daya ingat

Tidak aktif dalam Proses belajar

Pola Prilaku diriJadwal tidur tidak teratur

Menggunakan Internet hingga subuh

4.3 PembahasanHasil uji hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu adanya hubungan insomnia dengan kegiatan belajar mahasiswa. Hal itu dibuktikan pada tabel 4.3 bahwa insomnia dapat menyebakan terganggunya kegiatan belajar mahasiswa pada saat proses belajar dan mengajar. Dari hasil penelitian juga disebutkan bahwa mayoritas mahasiswa pernah mengalami insomnia dengan skala insomnia ringan (50%) dan sedang (30%) dan awal terjadinya ialah pada saat perguruaan tinggi. Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas penyebab utama insomnia yang terjadi pada mahasiswa ialah stres yang diakibatkan oleh pemberian tugas pada saat kuliah sehingga mahasiswa bergadang agar tugas dapat diselesaikan. Hal ini membuat kesegaran dan kebugaran dalam menjalankan aktivitas esok hari seperti kegiatan kuliah akan terganggu.Akibat dari kegiatan bergadang pada malam hari, pada pagi harinya ketika kegiatan belajar dimulai maka akan menganggu aktivitas belajar seperti tidak fokus belajar, menurunya daya ingat, serta tidak aktif dalam proses belajar yang akan mengakibatkan menurunya prestasi belajar mahasiswa. Selain dari hal diatas, insomnia juga akan menganggu pola pribadi diri, yang meliputi jadwal tidur yang berubah dan tidak teratur serta prilaku negatif lainya. Dalam hal kesehatan, insomnia dapat mempengaruhi kebugaran tubuh, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3. Oleh karena itu agar insomnia dapat dihindari maka solusi salah satunya ialah menjaga pola tidur yang teratur sehingga irama sikardian tubuh dapat stabil yang akan mengakibatkan dampak-dampak negatif diatas dapat dihindari.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN