kopkun corner edisi 3

4
Ketua Kopkun Peroleh Penghar- gaan 1 Antusiasme yang Tinggi di Promalis 2011 2 Purwokerto Co- opholic, Dulu dan Masa Depan 3 Bedah Buku: Wajah Koperasi Indonesia 3 Awarding 4 Kopkun.com K iprahnya di dunia koperasi tak perlu lagi ditanya. Pasalnya, ayah berputra tiga ini sudah berkoperasi sejak kuliah dulu kala. Dan tahun ini, sejarah mencatat nama- nya. Pak Arsad, demikian akrab disapa, memperoleh dua penghargaan. Jelang Hari Koperasi, 12 Juli 2011, Pak Arsad menerima penghargaan “Tokoh Masyarakat Penggerak Koperasi” dari Pemkab. Banyumas di Alun-alun Purwokerto, 8 Juli 2011. Selang empat hari kemudian, beliau terima penghargaan sejenis dari Menteri Koperasi RI di Istora Senayan Jakarta. Menerima penghargaan berturut-turut beliau bilang, “He he he. Saya sendiri kaget atas penghargaan itu, karena apa yang saya lakukan untuk koperasi mungkin masih jauh dari cu- kup. Namun demikian, saya mengucapkan terimakasih atas apresiasi Pemkab dan Menkop atas diri saya”. Katanya lagi, “Saya tak menilai ini sebagai keberhasilan pribadi, tetapi lebih pada sebentuk motivasi untuk lebih giat dalam mengampanyekan nilai-nilai kebaikan koperasi dalam perkataan mau- pun karya”, imbuhnya. Di Purwokerto sendiri sedikitnya sudah tiga kali beliau mengelola koperasi. Pertama mendirikan Koperasi Bina Usaha Mandiri Purwokerto (KBUMP). Selanjutnya menjadi General Manager di KPRI Sehat Margono. Dan yang ketiga menjadi pendiri sekaligus Ketua Koperasi Kampus Unsoed (Kopkun) periode perdana (2006-2011). Itu saja belum cukup. Karena pada akhir Juni lalu, beliau dipercaya seba- gai Ketua Pengawas Koperasi Pemuda Indonesia (Kopindo) di Jakarta. Kopindo merupakan koperasi sekunder tingkat nasional. Kepada para kader koperasi, Pak Arsad sering bilang, “Tunjukkan diri kita melalui karya, karya dan karya!”. Nampaknya mantra itu yang mem- buatnya dicatat pena sejarah. Tidak bicara besar, melainkan do something meski bermula dari kecil atau bahkan ketiadaan. Konsistensi semangat inilah yang akan membuat orang mengakui kita tanpa “gila hormat”. Menariknya, ahli manajemen ini sering menghabiskan waktu berjam-jam diskusi dengan mahasiswa. Di Sekolah Entrepreneur Creativa, sering beliau menambah waktu dari dua menjadi tiga jam untuk meladeni berbagai pertan- yaan peserta terkait praktika manajemen. “Saya suka diskusi dan sharring. Hitung-hitung ibadah dengan berbagi ilmu. Istri saya paham itu. Jadinya sering para tamu, mahasiswa atau rekan kerja, pulang larut malam dari rumah saya”, katanya sambil tersenyum. Ditanya cita-cita ingin seperti apa, Pak Arsad menjawab, “Saya itu orang kampung. Saya cuma ingin hidup di desa ngurusi sawah dan naik sepeda setiap sore”. Memang seringkali beliau bilang tak kerasan hidup di kota besar semacam Jakarta. [] Medali, salah satu cara bagi sejarah mencatat kiprah seseorang. Ketua Kopkun Peroleh Penghargaan Eidisi 3 Juli 2011 Volume I, Issue 3 Inside this issue: Pojok Kopkun Ketua Kopkun peroleh penghargaan dua kali berturut-turut. Hmmm. Peserta Promalis tahun ini mencapai 105 orang. Kuota hanya 74. Bagaimana? Dulu cikal bakal koperasi pertama di Purwokerto. Sekarang? Lebih menarik menyoal “mengapa”, bukan “apa”. Apa itu? Selengkapnya, baca! Kopkun Corner

Upload: kopkun-full

Post on 12-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Buletin Bulanan Kopkun Corner diterbitkan oleh Koperasi Kampus Unsoed (Kopkun), Purwokerto, Indonesia | www.kopkun.com

TRANSCRIPT

Page 1: Kopkun Corner Edisi 3

Ketua Kopkun

Peroleh Penghar-

gaan

1

Antusiasme yang

Tinggi di Promalis

2011

2

Purwokerto Co-

opholic, Dulu dan

Masa Depan

3

Bedah Buku: Wajah

Koperasi Indonesia 3

Awarding 4

Kopkun.com

K iprahnya di dunia koperasi tak perlu lagi ditanya. Pasalnya, ayah berputra tiga ini sudah berkoperasi

sejak kuliah dulu kala. Dan tahun ini, sejarah mencatat nama-

nya. Pak Arsad, demikian akrab disapa, memperoleh dua

penghargaan.

Jelang Hari Koperasi, 12 Juli 2011, Pak Arsad menerima

penghargaan “Tokoh Masyarakat Penggerak Koperasi” dari

Pemkab. Banyumas di Alun-alun Purwokerto, 8 Juli 2011.

Selang empat hari kemudian, beliau terima penghargaan

sejenis dari Menteri Koperasi RI di Istora Senayan Jakarta.

Menerima penghargaan berturut-turut beliau bilang, “He he he. Saya sendiri kaget atas penghargaan itu, karena apa yang saya lakukan untuk koperasi mungkin masih jauh dari cu-kup. Namun demikian, saya mengucapkan terimakasih atas apresiasi Pemkab dan Menkop atas diri saya”. Katanya lagi, “Saya tak menilai ini sebagai keberhasilan pribadi, tetapi lebih pada sebentuk motivasi untuk lebih giat dalam mengampanyekan nilai-nilai kebaikan koperasi dalam perkataan mau-pun karya”, imbuhnya.

Di Purwokerto sendiri sedikitnya sudah tiga kali beliau mengelola koperasi. Pertama mendirikan Koperasi Bina Usaha Mandiri Purwokerto (KBUMP). Selanjutnya menjadi General Manager di KPRI Sehat Margono. Dan yang ketiga menjadi pendiri sekaligus Ketua Koperasi Kampus Unsoed (Kopkun) periode perdana (2006-2011).

Itu saja belum cukup. Karena pada akhir Juni lalu, beliau dipercaya seba-gai Ketua Pengawas Koperasi Pemuda Indonesia (Kopindo) di Jakarta. Kopindo merupakan koperasi sekunder tingkat nasional.

Kepada para kader koperasi, Pak Arsad sering bilang, “Tunjukkan diri kita melalui karya, karya dan karya!”. Nampaknya mantra itu yang mem-buatnya dicatat pena sejarah. Tidak bicara besar, melainkan do something meski bermula dari kecil atau bahkan ketiadaan. Konsistensi semangat inilah yang akan membuat orang mengakui kita tanpa “gila hormat”.

Menariknya, ahli manajemen ini sering menghabiskan waktu berjam-jam diskusi dengan mahasiswa. Di Sekolah Entrepreneur Creativa, sering beliau menambah waktu dari dua menjadi tiga jam untuk meladeni berbagai pertan-yaan peserta terkait praktika manajemen. “Saya suka diskusi dan sharring. Hitung-hitung ibadah dengan berbagi ilmu. Istri saya paham itu. Jadinya sering para tamu, mahasiswa atau rekan kerja, pulang larut malam dari rumah saya”, katanya sambil tersenyum.

Ditanya cita-cita ingin seperti apa, Pak Arsad menjawab, “Saya itu orang kampung. Saya cuma ingin hidup di desa ngurusi sawah dan naik sepeda setiap sore”. Memang seringkali beliau bilang tak kerasan hidup di kota besar semacam Jakarta. []

Medali, salah satu cara

bagi sejarah mencatat

kiprah seseorang.

Ketua Kopkun Peroleh Penghargaan

Eidisi 3 Juli 2011

Volume I, Issue 3

Inside this issue:

Pojok Kopkun

• Ketua Kopkun peroleh

penghargaan dua kali

berturut-turut.

Hmmm.

• Peserta Promalis tahun

ini mencapai 105

orang. Kuota hanya

74. Bagaimana?

• Dulu cikal bakal

koperasi pertama di

Purwokerto. Sekarang?

• Lebih menarik menyoal

“mengapa”, bukan

“apa”. Apa itu?

Selengkapnya, baca!

Kopkun Corner

Page 2: Kopkun Corner Edisi 3

T epatnya ada 105 orang mahasiswa yang men-daftar Program Magang Liburan Semester

(Promalis) tahun ini. Namun karena keterbatasan kuota, hanya 74 kursi, mau tidak mau panitia harus menyeleksinya. “Ya kita seleksi dengan ketat. Ting-kat motivasi, minat peserta dan dengan berbagai pertimbangan lainnya”, ujar Yudie Affandy, Ketua Panitia Promalis.

Berbeda dengan Promalis 2010, tahun ini yang terlibat mencapai 14 instansi. Dan antusisme peserta juga meningkat. Tahun lalu hanya 76 pendaftar dengan kuota 61 kursi. Sedangkan tahun ini 105 pendaftar dengan kuota 74 kursi. Tahun lalu panitia tidak menarik biaya sama sekali. Sedangkan tahun ini, panitia menarik biaya administrasi Rp. 20.000. Soal biaya ini, Fandy mengungkapkan, “Ini agar yang bersangkutan bertanggungjawab dan tidak main-main saat magang. Karena pengalaman tahun lalu, dari 61 hanya tersisa 45 orang sampai akhir kegiatan”.

Promalis tahun ini Kopkun menggandeng UKM Penalaran dan Riset Unsoed sebagai mitra penye-lenggara. Tujuannya agar gerakan Kopkun lebih membasis, diketahui dan diserap lebih banyak mahasiswa. Dan benar lah, selain menjadi panitia, lebih dari 10 anggota UKM PR ikut kegiatan ini.

“Meski demikian kami akui kerja panitia belum optimal. Karena target yang kami tetapkan se-benarnya 20 instansi yang akan menyerap sekitar 200 mahasiswa magang”, kata Fandy membeberkan target Promalis tahun ini. Promalis ini merupakan kegiatan tahunan. Sehingga tahun depan panitia menargetkan lebih banyak lagi instansi yang terlibat dengan daya serap peserta lebih banyak.

Antusiasme maha-siswa pada Promalis ini mengalahkan hasrat liburan semester. “Ya daripada di rumah saya liburan ga produktif, saya ikut kegiatan ini, kan lebih positif”, ujar Musyfiq Salami, maha-siswa Fisip yang akan magang di Bank Mua-malat Indonesia.

Sedangkan masalah biaya yang harus di-bayar, peserta lain, Rani Chairani menjawab, “Itu ga memberatkan mas. Bayangkan cuma Rp. 20.000, kan ga se-banding dengan pen-galaman yang diperoleh satu bulan pas magang nanti”. Mahasiswi Fisika ini ikut magang karena sebentar lagi akan lulus. Katanya agar memperoleh pengala-man dunia kerja itu seperti apa. “Antusiasme peserta yang tinggi ini cukup mengobati lelah panitia yang sudah menyiapkan sebulan sebelumnya”, kata Fandy.[]

Antusiasme yang Tinggi di Promalis 2011

Mulai 1 Juni 2011 sampai Maret 2012 ada undian vocer belanja tiap bu-lan. Besarnya mulai @Rp. 150.000 - Rp. 400.000. Oh iya, program ini tidak berlaku untuk Pengurus, Pengawas, Karyawan/ Parttimer Kopkun atau keluarganya. Vocer juga tidak bisa diuangkan atau ditambah menjadi tabungan, khusus vocer belanja! Caranya: setiap belanja kelipatan Rp. 10.000* kamu akan dapat satu poin undian. Di akhir bulan akan diundi. Kalau beruntung, lumayan belanja gratis di Kopkun Swalayan. Ayooo tingkatin loyalitasmu, raih vocer belanjamu!

*Per tiga bulan minimal transaksi berubah selaras dengan kenaikan vocer.

Undian Vocer Belanja Khusus Anggota

“Itu ga

memberatkan mas.

Bayangkan cuma

Rp. 20.000, kan ga

sebanding dengan

pengalaman yang

diperoleh satu

bulan pas magang

nanti”.

Page 2 Kopkun Corner Volume 1 , I s sue 3

Page 3: Kopkun Corner Edisi 3

sejarah usang. Bukan sekedar kemauan, juga men-gumpulkan segenap energi berikut harapan tentang masa depan yang lebih baik. Di sebuah ruang bernama koperasi, laki-laki perempuan energik berkumpul. Tak ada diskrimi-nasi jenis kelamin, afiliasi agama, politik atau iden-titas lainnya. Semua orang boleh berkoperasi! Membangun ruang sosial-ekonomi-budaya dalam kerangka demokrasi partisipatif. Koperasi melibat-kan segenap anggota dalam memperjuangkannya. Sampai titiknya, jangkar historis kota ini perlu, bahkan harus direvitalisasi. Menyuguhkan ketau-ladanan berkoperasi bagi koperasi-koperasi lainnya. Menjadi contoh tentang penerapan jati diri, nilai dan prinsip koperasi yang universal itu. Memberi contoh bagaimana mengelola koperasi secara moderen berdasar manajemen berbasis nilai. Se-buah agenda yang tak akan selesai dalam lima atau sepuluh tahun mendatang. Sebuah proyek perubahan sosial melalui pem-berdayaan masyarakat: mengorganisasi sumber daya, berpijak pada kemandirian dan pengelolaan profesional. Itulah gambaran ideal pembangunan koperasi di masyarakat. Pada klimaksnya, masyarakat Purwokerto ber-gairah berkoperasi. Koperasi tak menjadi second line, melainkan setara dengan bangun usaha lain-nya. Co-opholic adalah sebuah kondisi dimana orang berbondong-bondong masuk menjadi ang-gota koperasi. Tanpa malu, sungkan atau beban. Inilah pekerjaan rumah dan tantangan bagi agenda perubahan sosial di kota ini. Selamat Hari Koperasi ke-64, Semoga Purwokerto Co-opholic tercapai! []

K alau masih ingat, pada akhir abad 18

di kota inilah cikal bakal koperasi pertama Indo-nesia berdiri. Awalnya, Raden Aria Wiriaat-madja membangun Bank Priyayi Pur-wokerto. Kemudian oleh de Wolff van Wester-rode diubah menjadi Bank Kredit Rakyat yang bernafaskan koperasi a la Raiffeisen Jerman. Dari sinilah sejarah koperasi Indone-sia bermula. Bertolak dari Pur-wokerto, perjalanan sejarah membawa ide dan praktika koperasi ke seluruh Indonesia. Di Purwokerto sendiri, koperasi masih terus hidup dalam dinamika masyarakat. Meski demikian, penca-paiannya tidak berband-ing lurus dengan waktu yang terus bertambah. Purwokerto adalah jangkar historis koperasi. Namun tanpa upaya serius dan berkesinambungan, cerita babad koperasi sekedar romantisme

“Co-opholic adalah

sebuah kondisi

dimana orang

berbondong-

bondong masuk

menjadi anggota

koperasi”.

Page 3 Kopkun Corner Volume 1 , I s sue 3

Purwokerto Co-opholic, Dulu dan Masa Depan

“Selamat Hari Koperasi ke-64. Kumpulan cewek-cowok energic,

jadikan Purwokerto co-opholic”

Page 4: Kopkun Corner Edisi 3

B anyak yang bertanya bagaimana menjadi anggota

Kopkun? Edisi kali ini akan kami beberkan mu-

dahnya menjadi anggota: 1. Mengisi formulir pen-

daftaran 2. Mengikuti Pendidikan Dasar (wajib) 3.

Menyelesaikan administrasi termasuk membayar Sim-

panan Pokok Rp. 1.000 dan Simpanan Wajib Rp.

10.000. Kelengkapan yang perlu disiapkan: foto kopi

KTP/ KTM dan pas foto 4x6/ 3x4 dua lembar.

Keuntungan jadi anggota Kopkun: 1. Diskon

untuk produk tertentu di Kopkun Swalayan 2. Diskon

20% untuk Sekolah Menulis Storia & Entrepreneur

Creativa. 3. Belajar berwirausaha, kepemimpinan dan

manjerial. 4. Berpeluang menjadi parttimer dan atau

fasilitator 5. Kemanfaatan dalam bentuk sosial-budaya

lainnya. Lebih lengkapnya datang langsung ke

Kopkun Lt.2. Kami tunggu ya!

Sekretariat:

Kopkun Lt. 2 Jl. HR. Boenyamin

Komplek Ruko Depan SKB Purwokerto

(0281) 7647601 | www.kopkun.com |

[email protected]

Enak Diliat, Gampang Dimiliki!

Tim Redaksi Jadi Anggota & Keuntungannya

K arena dia layak memperolehnya, seseorang diberi penghargaan. “Something awarded or granted, as for

merit” seperti nukilan dari thefreedictionary.com men-deskripsikan kata “award”.

“Merit” sendiri dapat bermakna “jasa”, “pantas”, “manfaat” atau lainnya. Jadi penghargaan selalu diberikan kepada seseorang yang pantas menerimanya lantaran jasa atau kiprahnya.

Penghargaan semacam itu bukan basa-basi seremo-nial atau kuis televisi. Melainkan sikap kerendah-hatian dengan penuh hormat untuk mengakui prestasi seseorang dalam bidang tertentu.

Dalam proses itu, tidak menarik membahas “apa” bentuk penghargaannya. Sebaliknya, lebih menarik untuk menyoal “mengapa” dia pantas menerimanya. Menyoal “apa” hanya akan melahirkan keangkuhan. Sedang men-yoal “mengapa” akan membawa pada inspirational story yang dapat dicontoh orang lain.

Dalam “merit” selalu terkandung makna “layak”. Layak merupakan imbas dari rentetan aktivitas yang dila-kukan seseorang; Berpikir, membangun, mengembang-kan, memperbaharui dan seterusnya. Serangkaian aktivi-tas yang menyaratkan kata yang lain, “konsisten”.

Penemu-penemu kelas dunia yang berjasa bagi perad-

aban manusia selalu seo-rang yang konsisten. Ia menekuni bidang tertentu. Ia jatuh-bangun dan gagal puluhan bahkan ratusan kali dalam proyek peneli-tiannya. Tapi, ia punya sikap mental di luar ke-banyakan orang, konsis-ten.

Kadang di sela-sela konsistensi perlu sikap lainnya, inovasi. Inovasi itu memberi sentuhan berbeda pada suatu hal. Konsistensi tanpa inovasi akan lahir kemandegan. Ia hanya seolah konsisten, padahal terpaksa karena keadaan.

Sedangkan konsistensi dengan inovasi melahirkan kondisi dinamis yang mana dia atau orang lain merasakan manfaatnya. []

A w a r d i n g

Lebih menarik menyoal

“mengapa” seseorang

memperoleh penghargaan,

daripada penghargaan

“apa” yang diperolehnya.

Penanggungjawab: Ketua Kopkun

Redaktur Pelaksana: Renadi Yogantara

Editor: Firdaus Putra

Layouter: Renadi Yogantara

Distribusi: Junita, Fandi dan Firman

Oleh: Firdaus Putra, S.Sos.

(Manager Organisasi Kopkun)