kopkun corner edisi 29
DESCRIPTION
Buletin Bulanan Kopkun Corner diterbitkan oleh Koperasi Kampus Unsoed (Kopkun), Purwokerto, Indonesia | www.kopkun.comTRANSCRIPT
29.11 EDISI 29|11|13 | VOLUME III
Upah Murah, Buruh Mogok
N amaku Katiti. Sebelum jadi mahasiswa, aku per-
nah bekerja di pabrik. Saat itu umurku baru 18
tahun. Dengan bekal ijasah STM aku merantau ke
Serang, Banten, bekerja di pabrik permen. Aku kerja di
bagian Quality Control. Aku bertanggungjawab pada
kualitas produk. Walau kerjaku tak seberat bagian opera-
tor, kami sama-sama berangkat pukul tujuh pagi. Pu-
langnya pun sama, saat senja pukul enam sore. Waktu
kerjaku tujuh jam sehari. Ditambah wajib lembur empat
jam, jadi total kerjaku 11 jam.
Di sana aku ngekos, sebulannya 300 ribu. Ukuran
kamarnya 3x4 meter. Biaya makan dengan lauk tempe-
tahu dan sesekali daging, sekitar 25 ribu per hari. Kebutu-
han sehari-hari lainnya 200 ribu sebulan. Sebagai gadis
muda, aku juga butuh main dan belanja. Untuk main dan
belanja aku anggarkan 250 ribu. Terus aku alokasikan 200
ribu untuk hal-hal tak terduga lainnya. Jadi jumlah semua
biaya sebulan 1,9 juta.
Gaji yang kuterima hanya 2 juta perbulan. Tentu
masih ada sisa, meski cuma 300 ribu. Saat orang tuaku
perlu uang, aku kirim sebagian tabunganku. Praktis aku
hanya punya sedikit tabungan. Aku bingung bagaimana
masa depanku kelak. Misalnya bagaimana kelak biaya
nikahku. Sekarang bukan lagi zamannya orang tua yang
membiayai, tapi kita sendiri.
Akhir Oktober lalu teman-teman buruh mogok na-
sional. Tuntutannya naik upah 50% atau setara 3,7 juta
sebulan. Ada yang pro, tak sedikit yang kontra. Yang
mendukung, tentu mereka tahu betul tak enaknya jadi
buruh murah. Yang kontra, mereka bilang pantas upah
2,2 juta sampai 2,4 juta, pasalnya buruh cuma lulusan SD/
SMP/ SMA.
Kalau boleh jujur, dulu aku juga tak ingin hanya lulus
SMA. Dan teman-teman pabrikku juga tak
menginginkannya. Karena keluarga tak mampu, akhirnya
kami harus merasa cukup lulus SMA dan bekerja. Padahal
seperti lainnya, jika mampu, kami juga ingin kuliah.
Dan tentu saja tak ada
orang yang memilih miskin,
bukan?
Buruh menuntut upah
naik itu wajar. Apalagi bagi
yang punya keluarga.
Mereka bermimpi anak-
anaknya kuliah. Ya, biar
nasibnya tak seperti orang
tuanya. Dan soal upah naik,
selalu saja harus dituntut.
Sepertinya kesejahteraan
buruh bukan jadi agenda
para pemilik pabrik.
Bila kita lihat statistik
Indonesia tahun 2010-2012,
dari 100% komponen indus-
tri, upah buruh hanya pada
kisaran 4,09%. Data tahun
yang sama menyebut keun-
tungan bersih mencapai
33.05%. Jadi bila upah buruh
naik 50%, komponen biaya
gaji naik menjadi 6,09%.
Hitung-hitungan kasarnya,
angka itu tak bakal mem-
buat pabrik rugi.
Di sisi lain, aku tahu
tuntutan naik upah ini
karena naiknya kebutuhan
hidup. Sebutlah mulai dari
makanan, tempat tinggal,
bensin, jaminan kesehatan,
jaminan hari tua dan se-
terusnya. Tentu akan ber-
beda ceritanya dengan
negara di Amerika Latin
yang pemerintahnya men-
jamin kebutuhan dasar
warganya. Sedang di Indo-
nesia, semua harus diusa-
hakan sendiri, seolah pe-
merintah tak bekerja.
Itulah sebab kenapa
buruh mogok. Dan kenapa
aku mendukungnya. []
DAFTAR ISI
Upah Murah, Bu-
ruh Mogok
1
Outbond Kopkun, Lupa Status dan Usia
2
Seperti Apa Geliat
Komite Maha-
siswa?
3
TTS Berhadiah 4
Tingkatan dalam
Manajemen
5
Cerpen: Bakau
Banggai
6
Si Kelas Menen-
gah
8
Media Generasi Baru Koperasi
Pilot Project Kopkun Dampingi Usaha Anggota
Jajang bersama anggota
kelompoknya sedang
memperagakan yel-yel.
Peserta lain menonton
dan bersorak.
B uka sitik joss!” seru personil Kop-
kun bersamaan. Gelak tawa
dan lantunan tembang Buka
Sitik Joss yang asik itu mengiringi laju
bus menuju Kebumen. Perjalanan itu
diisi Panitia dengan aneka permainan.
Permainannya berisi hukuman seperti
joget, menyanyi atau menggombal.
Yang dapat kertas undian kosong
girang bukan main.
Sedang yang dapat hukuman,
siap-siap pasang muka tembok.
Seperti Firman, Indah, Asad dan Sulis,
mereka kena hukum. Mereka harus
mengikuti instruksi undian seperti
nyanyi, joget, dan stand up comedy.
Satu per satu mereka show up. Tentu
saja kadang aksinya garing dan bikin
yang lain ketawa. “Krik krik krik”, seru
peserta lainnya.
Agenda out bond seperti ini rutin
Kopkun selenggarakan setahun sekali.
“Tujuannya ya untuk menyegarkan
pikiran dan mental. Rutinitas kerja
tentu membuat kita beku. Nah out
bond juga membantu menjalin kekom-
pakan tim”, terang Firdaus Putra,
Manajer Personalia.
Ada dua destinasi out bond tahun
ini. Yang pertami kami susuri Gua Jati-
jajar. Personil menyebar menikmati
tempat wisata itu. Jatijajar dipilih seba-
gai nama karena dulu saat gua itu
ditemukan pada 1802, ada dua po-
hon jati di tepi mulut guanya. Namun
versi lain menyebut nama itu terkait
dengan legenda Kamandaka. Saat
dikejar masuk ke gua, Kamandaka
menyebutkan jati dirinya, putra
mahkota Pajajaran.
Destinasi berikutnya di Pantai Jetis,
Nusawungu, Cilacap. Pantai ini berba-
tasan langsung dengan Pantai Ayah,
Kebumen. Di pantai Jetis ini Panitia
menggelar out bond. Awalnya peserta
dibagi jadi lima kelompok. Syaratnya
satu kelompok tersusun dari unsur:
karyawan, parttimer dan Kader Madya
Kopkun. “Ini memang disengaja agar
mereka mengenal satu sama lain.
Khususnya para kader agar men-
genal personil Kopkun lainnya”,
terang Nanang, Panitia.
Sedikitnya lima permainan Pani-
tia siapkan. Tiap permainan dis-
ediakan hadiah hiburan. Permainan
itu seperti: mengisi penuh ember
dengan air laut. Menjadi menantang
karena peserta harus berjalan mun-
dur. Ada juga permainan yang
menyaratkan kekompakan dan
kepercayaan. Satu orang akan
menjatuhkan diri ke teman kelompo-
knya. Yang lain memanggul setinggi
bahu dan sisanya menerima hem-
pasan tubuhnya. “Awalnya mereka
takut, lalu kami yakinkan bahwa
game ini aman. Makanya harus
percaya dan kompak”, ujar Katiti,
Panitia.
Permainan puncaknya adalah
perang air. Tiap kelompok diberi
plastik untuk diisi air laut. Mereka
harus mempertahankan slayer kertas
dari serangan air. Sebaliknya,
mereka menyerang kelompok lain.
Kelompok dengan slayer kertas yang
bertahan hingga akhir, itulah pe-
menangnya.
Menariknya, semua peserta
menikmati perang air itu dan melu-
pakan status juga usianya. “Lihat
Mbak Endah, Mbak Tini dan Mbak
Isti, ikut-ikutan jadi seperti anak kecil
perang-perangan”, ujar Nurrohmat,
Panitia. “Dan memang itulah tu-
juannya. Saat kita terlupa pada
status dan usia, kita akan temukan
kembali makna diri yang lebih se-
gar”, sambungnya.
Selesai perang air, seluruh pe-
serta membersihkan pantai dari
sampah dan plastik yang dipakai
untuk bermain. Sayonara, kami
pulang ke Purwokerto. []
Page 2 Kopkun Corner Edis i 29|11|13
Outbond Kopkun, Lupa Status dan Usia
“Dan memang itulah tujuannya.
Saat kita terlupa pada status dan
usia, kita akan temukan kembali
makna diri yang lebih segar”.
Patung
Kamandaka,
Lutung
Kasarung di
Gua Jatijajar
Kebumen.
Page 3 Kopkun Corner Edis i 29|11|13
P asca Basic Training Angkatan
ke-2, 50an Kader Muda Kopkun
mulai beraktivitas. Sedikitnya
ada dua kegiatan besar yang akan
mereka helat sejak November 2013
sampai Januari 2014.
Kader-kader Muda itu tergabung
dalam Komite Mahasiswa sebagai
wadah kaderisasi Kopkun. Anis
Saadah, Ketua Komite mengatakan,
“Senang melihat teman-teman Kader
Muda bisa langsung aktif di Kopkun.
Sekarang mereka sedang memper-
siapkan Educamp 2013 dan Promalis
2014”.
Educamp Angkatan ke-2 meru-
pakan ajang pendidikan menengah
perkoperasian. Rencananya akan
diadakan di Curug Ceheng, Pur-
wokerto pada 6-8 Desember men-
datang. Educamp akan diikuti 50
peserta dari Koperasi Mahasiswa
(Kopma) se-Jawa.
Terkait detail kegiatan, Yasrul
Khoirudin, Ketua Panitia, menjelaskan,
“Konsepnya seperti tahun lalu,
berkemah alam bebas. Untuk makan,
mereka akan disediakan bahan men-
tah. Jadi kekompakan tim sudah di-
bangun sejak awal”, ujarnya.
Peserta paling tidak akan mene-
rima tujuh materi dasar. Ada juga satu
sesi khusus melakukan eksposur lang-
sung turun ke masyarakat. Tidak ket-
inggalan sesi sharing kelompok seban-
yak 14 kali.
Tujuan dari Educamp yang se-
bagian besar pesertanya adalah
kader-kader Kopma, untuk merang-
sang peserta berfikir ulang tentang
koperasinya. “Kemapanan berfikir itu
berbahaya. Nah di Educamp ini, kader
dirangsang untuk meragukan semua
hal yang sudah mapan. Harapannya
setelah pelatihan tiga hari, mereka
kembali ke Kopma dengan perspektif
yang baru”, terang Anis.
Selain Educamp yang akan meny-
ita banyak energi, kegiatan Program
Magang Liburan Semester (Promalis)
akan diselenggarakan pada Januari
2014 mendatang. Promalis meru-
pakan kegiatan tahunan Kopkun
yang bertujuan memfasilitasi maha-
siswa magang di instansi tertentu.
Dhani Riyanto, Ketua Panitia
Promalis mengungkapkan, “Tahun ini
kami menargetkan 100 peserta bisa
difasilitasi di 20an instansi mitra.
Seperti Promalis tahun sebelumnya,
peserta harus melalui seleksi dan
wawancara”, terangnya.
Sejak tahun kemarin, Promalis
Kopkun bisa menerima peserta dari
luar Universitas Jenderal Soedirman
(Unsoed). “Jadi ke depan peserta
bisa berasal dari UMP, STAIN, UN-
WIKU, LP3EI dan perguruan tinggi lain
di Purwokerto”, tambah Dhani.
Di samping mempersiapkan dua
kegiatan besar itu, Komite Maha-
siswa juga intensif membekali Kader-
kader Muda melalui serangkaian
diskusi. “Tujuannya agar mereka bisa
mengenal seluk-beluk koperasi,
organisasi, manajemen dan seba-
gainya”, ujar Anis.
Pola multistasking digunakan
Kopkun agar semua kader bisa
terlibat aktif. Secara umum kader
harus menyerap empat materi
utama: Makro Ideologi, Mikro Or-
ganisasi, Pendekatan Sosial Ekonomi
dan Pendekatan Ekonomi Politik
Selain materi di atas, kader juga
dilatih mempraktikkannya.
“Sehingga secara umum pola kader-
isasi Kopkun memperhatikan tiga
dimensi utama: kognitif, psikomotorik
dan afeksi. Tiga hal itu harus berim-
bang. Ujungnya kader Kopkun itu
kritis, militan, disiplin dan seterusnya”,
terang Dodi Faedulloh, Kabid Or-
ganisasi. []
“Sehingga secara umum pola
kaderisasi Kopkun memperhatikan
tiga dimensi utama: kognitif, psiko-
motorik dan afeksi”
Suasana rapat panitia
Educamp dan Promalis di
Ruang Kader Kopkun 2 Lt.
2, Karangwangkal.
Seperti Apa Geliat Komite Mahasiswa?
Pertanyaan
Mendatar:
1. Jenis koperasi
6. Kode maskapai
Zimbabwe
7. Ibnu Rushd
9. Pemutusan Hubungan
Kerja
10. Tiruan
12. Tidak
14. Daerah/ wilayah
(Jawa)
17. Cum Suis atau dkk.
18. Nama dewa
Menurun:
2. Kegemukan
3. Benda terbang
4. Restoran Jepang, menyajikan Sushi
5. Organisasi persaudaran Islam, Mesir
8. Mata pelajaran sekolah
11. Hutan
13. Kakak laki-laki (Korea)
15. Surat janji pembayaran
16. Hubungan Internasional
Ketentuan:
1. TTS Berhadiah ini terbuka untuk semua orang di wilayah Purwokerto.
2. Jawaban dikirim ke Kopkun dengan menyertakan Nama, No. HP dan struk
belanja miminal Rp. 10.000 di Kopkun Swalayan. Atau email ke: kop-
[email protected] dengan menyertakan scanan/ foto struk belanja.
3. Jawaban paling lambat tanggal 28 November 2013 pukul 17.00 WIB.
4. Tiap bulan akan dipilih satu pemenang yang menjawab dengan benar.
5. Pemenang berhak atas langganan koran selama satu bulan dan merchan-
dise menarik.
6. Pemenang akan dihubungi via telepon.
Page 4 Kopkun Corner Edis i 29|11|13
Teka Teki Silang Berhadiah
Page 5 Kopkun Corner Edis i 29|11|13
S ering sekali kita mendengar
istilah manajemen disampaikan
oleh banyak orang, mulai dari
akademisi sampai supir taksi, mulai dari
pejabat sampai penjahit semua latah
dengan istilah manajemen. Namun
jarang sekali diantara mereka yang
memahami maksud dari istilah mana-
jemen. Bahkan lebih banyak lagi yang
tidak mengetahui bahwa ada tingka-
tana dalam manajemen.
Bagi orang awam manajemen
adalah karyawan berdasi. Secara
definisi, Manajemen adalah peman-
faatan manusia dan sumber-sumber
lain dengan cara yang terbaik untuk
mencapai tujuan perusahaan. Selain
itu manajemen dapat juga disebut
pendayagunaan sumber daya manu-
sia dengan cara yang paling efektif,
agar dapat mencapai rencana dan
sasaran perusahaan.
Dalam pelaksanaan manajemen
dibagi kedalam beberapa tingkatan
yang dibedakan berdasarkan tang-
gungjawab dan pengaruh yang di
timbulkannya. Adapun tingkatan
manajemen secara umum dapat
dibagi sebagai berikut;
Manajemen Puncak. Manajemen
puncak bertaggungjawab atas pen-
garuh yang ditimbulkan dari kepu-
tusan-keputusan yang diambil atas
keseluruhan organisasi. Keahlian yang
dimiliki manajemen tingkat puncak
adalah konseptual, artinya keahlian
untuk membuat dan mmerumuskan
konsep untuk dilaksanakan oleh ting-
katan manajemen dibawahnya. Misal:
Direktur, wakil direktur, direktur utama
serta General Manajer.
Manajemen Menengah. Mana-
jemen menengah bertanggungjawab
melaksanakan rencana dan memasti-
kan tercapainya suatu tujuan.
Manajemen menengah harus
memiliki keahlian interpersonal/
manusiawi, artinya keahlian untuk
berkomunikasi, bekerjasama dan
memotivasi orang lain. Misal: mana-
jer wilayah, kepala divisi, direktur
produk.
Manajemen Bawah. Mana-
jemen bawah bertanggung jawab
menyelesaikan rencana-rencana
yang telah ditetapkan oleh mana-
jemen yang lebih tinggi. Pada ting-
katan ini juga memiliki keahlian yaitu
keahlian teknis, artinya keahlian
yahng mencakup prosedur, teknik,
pengetahuan dan keahlian dalam
bidang khusus. Misal: supervisor/
pengawas produksi, mandor.
Tingkatan manajemen bertujuan
agar terjadi distribusi tugas secara
efektif dalam organisasi/perusahaan
sehingga tujuan yang telah ditetap-
kan bisa tercapai. Efektivitas fungsi
masing-masing tingkatan mana-
jemen dimulai dari pemahaman
atas fungsi masing-masing mana-
jemen serta ketepatan penempatan
sumberdaya manusia dalam setiap
tingkatan manajemen.
Tidak berjalannya salah satu
tingkatan manajemen akan beraki-
bat terhadap disharmoni organisasi.
Oleh karena itulah maka salah satu
penentu keberhasilan organisasi
adalah efektivitas tingkatan mana-
jemen. Sehingga hubungan satu lini
dengan yang lain vital. []
“Tidak berjalannya salah satu
tingkatan manajemen akan
berakibat terhadap disharmoni
organisasi”.
Sesi outbond Basic
Training Kopkun diisi
dengan berbagai per-
mainan guna menempa
mental, kekompakan tim,
kerjasama dan seterus-
nya.
Tingkatan dalam Manajemen | Oleh: Herliana, SE.
Penulis adalah
Ketua Kopkun
Periode 2012-
2015. Aktif
berkoperasi sejak
mahasiswa.
PROGRAM MAGANG LIBURAN SEMESTER (PROMALIS)
Pendaftaran Peserta: 1-30 Desember Pelaksanaan: 19 Januari (awal libur semester)
Peserta: terbatas untuk 100 mahasiswa
SIAPIN DIRIMU BUAT MAGANG!
Intansi: Kopkun, BK, KPRI Margono, CU Cikalmas, RRI, Dinas Peternakan, Matahari, Sri Ratu, Suara
Merdeka, SatelitPost, BMS TV, Dian Suara, Paduka FM, dll.
Biaya: Rp. 45.000 CP: 08387857609 (Dhani) | 089670501780 (Friska)
Pilot Project Kopkun Dampingi Usaha Anggota
R ona jingga mulai memudar.
Gugusan pulau nun jauh disana
tak lagi nampak, tersingkap
oleh hitam pekat sang malam. Air laut
memantulkan pancaran temaram
sang rembulan, juga manusia-
manusia yang bersimpuh diatas
perahu kayu. Malam ini kami hendak
mencari ikan ditengah dinginnya
malam. Namun perahu yang kami
tumpangi serasa enggan untuk
beranjak. Mesinnya rusak dan tak bisa
bergerak. Kami pun terpaksa batal
untuk pergi melaut hari ini.
Sesungguhnya cuaca malam ini
terasa kikuk. Tak ada angin yang
menerpa rambut ikalku hingga
berserakan tak beraturan. Aneh,
padahal aku sedang berdiri hanya
beberapa jengkal dari bibir pantai.
Belum lama aku tertegun, tiba- tiba
saja tanah yang ku injak seperti
digebrak, disertai suara dentuman
yang amat kencang yang entah
darimana asal muasalnya. Sungguh
seumur hidup baru sekali ku dengar
suara dentum sekeras itu. Aku
terjungkal karena tak seimbang.
Seketika suasana sunyi kembali.
Samudera dihadapanku seperti
terhisap menjauh, jauh ketengah, dan
surut dengan cepatnya. Ini sungguh
tidak benar, batinku.
Aku segera berlari dan berteriak-
teriak bahwa akan terjadi tsunami.
Bapak, dan para kumpulan nelayan
yang masih dipinggir pantai segera
pontang- panting berlarian. Kami
berlari sekuat tenaga menuju gunung
dekat dusun. Dijalan aku sempat
menoleh kebelakang, melihat
beberapa nelayan yang berlari
kembali ke gubuknya untuk
membawa segelintir harta benda
yang mereka anggap berharga. “Lari
Bidin!! Kalau kau kembali nanti kau
bisa mati!” teriak Bapak. Aku dan
Bapak baru mendaki lima belas meter
ketika terlihat gelombang setinggi
pohon kelapa menyapu dusun kami.
Semua terjadi begitu cepat saat
semua orang terlelap.
***
Bapak termenung disepetak
tanah yang dulu kami sebut rumah.
Siang hari ini cuaca begitu terik dan
kering, hanya saja hujan turun deras
dari pelupuk matanya, mungkin
Bapak teringat Ibu. Tsunami telah
membuat desa kami yang terletak di
Banggai menjadi rata dengan
tanah. Aku terus berpikir bagaimana
jadinya bila gelombang tinggi itu
mampir lagi di desa kami?
Lama aku berjalan menyusururi
pantai, tak ada yang tersisa, hanya
satu-satu pohon bakau yang telah
rusak diterjang gelombang. Akar
pohon-pohon itu begitu kokoh
meskipun bagian atasnya sudah
hancur berantakan. Pastilah jika
pesisir pantai ini dilindungi oleh hutan
bakau disekelilingnya, gelombang
besar takkan sampai membuat 96
rumah didusun ku luluh lantah.
Sejak saat itu tekadku bulat
untuk menghijaukan kembali hutan
bakau disepanjang pantai Banggai.
Aku tak mau jika nanti gelombang
itu datang lagi, ia akan merenggut
Bapak dan orang- orang dusun yang
sudah ku anggap keluarga sendiri.
Beberapa pekan berlalu, saat warga
mulai membangun kembali pondok-
pondok untuk ditinggali, aku pergi ke
hutan bakau yang tersisa untuk
mengambil anakan- anakan yang
kemudian kutanam di pesisir pantai
Banggai. Setiap pagi aku masuk
kehutan bakau dengan lumpur
sepinggang untuk mengambil bibit,
Lanjut ke laman 7
Page 6 Kopkun Corner Edis i 29|11|13
Bakau Banggai
“Lama aku berjalan menyusururi
pantai, tak ada yang tersisa,
hanya satu-satu pohon bakau
yang telah rusak diterjang
gelombang”.
Dina Serepina, mahasiswi Biologi Unsoed. Dia adalah Anggota Kopkun, hobinya menulis
dan blogging.
Page 7 Kopkun Corner Edis i 29|11|13
menanamnya, dan begitu seterusnya
kulakukan tanpa lelah.
Minggu berganti minggu, bibit
bakau itu mulai tumbuh. Hatiku senang
sekali, aku semakin giat menanam
bakau. Bapak yang sedari beberapa
pekan lalu hanya mengamati kini
mulai membantu. Kami membuat
lubang, memasukan anakan bakau
kedalamnya, dan menimbunnya lagi
dengan tanah dan pengharapan.
Empat tahun telah berlalu setelah
bencana tsunami itu. Hasil usaha kami
menanam bakau makin terasa,
bahkan banyak tetangga yang mulai
ikut serta. Kini pesisir pantai Banggai
telah dilindungi hutan bakau yang
tumbuh besar. Akarnya kokoh
menahan landai pasir pantai. Hutan
bakau pun mampu menahan air
pasang. Hutan bakau ini mungkin
memang terlihat seperti suatu tempat
dimana bumi nampak tidak
‘membumi’. Di sinilah jejak manusia
tidak dapat bertahan sebagai bentuk
yang abadi.
Pandangan ku menerawang,
diatas pucuk bakau nampak burung
bertengger di kanopi, kerang
menempel pada akar, dan kepiting
keluar dari lubang- lubang di lumpur.
Sejak hutan bakau tumbuh lebat
dipesisir pantai banyak manfaat
yang bisa dirasakan. Makluk kecil
yang mereka sebut plankton
rupanya membuat ikan- ikan datang
ke hutan bakau, sehingga sangat
terasa peningkatan ekonomi karna
kemajuan usaha perikanan warga
sekitar. Abrasi juga tak separah yang
dulu, kini semua lebih terkendali.
Hutan bakau tak hanya melindungi
kami dari ancaman gelombang
tinggi, tapi juga menyediakan
semua tempat untuk ikan memijah,
sumber makanan banyak fauna
yang bergantung didalamnya.
Termasuk sumber nektar untuk
kelelawar dan lebah madu.
Semenjak hutan bakau itu tumbuh
rindang, desaku makin maju. []
“Hutan bakau ini mungkin
memang terlihat seperti suatu
tempat dimana bumi nampak
tidak ‘membumi’”.
Lanjutan laman 6
REDAKSI
R ambut kepala boleh sama hitamnya.
Isi kepala beda soal. Pepatah lama
itu banyak benarnya. Ambillah con-
toh bagaimana pandangan orang
pada mogok buruh nasional akhir Oktober -
awal November lalu.
Tak sedikit orang mendukung. Banyak juga
yang tak setuju. Tengoklah laman komentar di
beberapa situs berita online. Sebagian beri
komentar kritis, sebagian lain, sinis. Yang kritis, tentu bisa
pahami upaya buruh meningkatkan kesejahteraannya.
Yang sinis bilang cara mereka membuat macet
jalan. Juga ada yang bilang buat ekonomi Indonesia
terganggu. Kronisnya, ada yang bilang buruh tak tahu
diri: tuntut upah tinggi tak sebanding dengan tingkat
pendidikannya.
Saya curiga komentator sejatinya bukan bagian dari
buruh. Kebiasaan baca dan komentar di situs berita
online lebih mungkin dari kelas menengah kita. Saya
asumsikan seperti itu dengan mengingat riset Kompas,
Juni 2012 lalu.
Riset itu menggambarkan profil kelas menengah
Indonesia dengan detail. Katanya, kelas menengah berisi
orang-orang yang konsumsi per harinya mencapai 4-10$,
versi Bank Dunia. Di Indonesia mereka muncul sebagai
para manajer, profesional muda, pengusaha kecil-
menengah dan sejenisnya. Sebagiannya jarang menon-
ton teve, membaca koran, tapi lebih banyak menelusuri
informasi dari internet.
Riset itu juga menemukan kebiasaan kelas menen-
gah kita yang apolitis. Mereka sekedar mengikuti perkem-
bangan politik-ekonomi, tanpa mau mengorganisir diri
untuk merubahnya.
Lalu apa yang mereka lalukan? Yang paling kentara
adalah hobi belanja alias konsumtif. Pada masalah
politik, mereka cenderung menggantungkannya pada
negara.
Itulah yang bisa menjelaskan mengapa sebagian
komentator sinis pada upaya buruh. Karl Marx, filosof kritis
itu, mengungkapkan, “Keadaan yang menentukan kesa-
daran, bukan sebaliknya”. Keadaan atau status sosial-
ekonomi yang mapan, melahirkan kesadaran statua quo.
Dalam pandangan
Marx, kelas menengah
bukanlah kelas tersendiri.
Kategori kelas menengah
saat ini adalah kategori
sosiologis. Berbeda dengan
itu, Marx membagi kelas
berdasar pemilikan pabrik/
perusahaan. Yang memiliki
pabrik: kelas borjuis. Dan
yang tak memiliki, sekedar
menjual tenaganya: kelas
proletar.
Kelas menengah yang
ada saat ini bukanlah kelas
pemilik pabrik/ perusa-
haan. Mereka adalah kaki
tangan kelas pemilik. Bo-
lehlah kita sebut sebagai
komprador.
Di sisi lain, karena ber-
gantung pada kelas
pemilik, nasib mereka se-
benarnya rapuh. Lihatlah
krisis 1998 banyak juga
kaum profesional & mana-
jer di-PHK.
Alhasil, harusnya kelas
menengah membangun
solidaritas bersama buruh.
Bukan apatis apalagi sinis,
karena sejatinya mereka
kelas yang sama. []
Si Kelas
Menengah
Oleh: Firdaus Putra HC - M. Organisasi Kopkun
Penanggungjawab:
Herliana, SE.
Pimpinan Redaksi:
Firdaus Putra, S.Sos.
Redaksi Pelaksana:
Katiti Nursetya
Kontributor:
Dina Serepina
B anyak yang bertanya bagaimana menjadi anggota Kopkun? Edisi
kali ini akan kami beberkan mudahnya menjadi anggota: 1.
Mengisi formulir pendaftaran 2. Mengikuti Pengenalan Dasar
(wajib) 3. Menyelesaikan administrasi termasuk membayar Simpanan
Pokok Rp. 1.000 dan Simpanan Wajib Rp. 10.000. Kelengkapan yang
perlu disiapkan: foto kopi KTP/ KTM dan pas foto 4x6/ 3x4 dua lembar.
Keuntungan jadi anggota Kopkun: 1. Diskon untuk produk tertentu di
Kopkun Swalayan 2. Diskon 20% untuk Sekolah Menulis Storia & Entre-
preneur Creativa. 3. Belajar berwirausaha, kepemimpinan dan mana-
jerial. 4. Berpeluang menjadi parttimer dan atau fasilitator 5. Keman-
faatan dalam bentuk sosial-budaya lainnya. Lebih lengkapnya datang
langsung ke Kopkun Lt.2. Kami tunggu ya!
Pemasangan Iklan: 08996600388 (Katiti)