buletin kopkun corner edisi 30

8
30.12 EDISI 30|12|13 | VOLUME III Indonesia dalam Angka 2013 M eski angka pada indeks belum tentu meng- gambarkan kondisi senyatanya, namun indeks tetap kita butuhkan seperti layaknya snap- shoot. Ya, snapshoot tidak bisa memotret secara men- dalam. Tapi bisa memberi gambar besar tentang posisi kita saat ini. Dengan cara seperti itu, kita bisa membaca kondisi Indonesia di penghujung tahun 2013 ini. Tetap dengan catatan, bahwa seringkali fenomena mewujud bagai gunung es. Artinya, apa yang terlihat hanyalah puncak, bukan badan gunung es yang boleh jadi, sangat besar. Dengan menginsyafi kelemahannya, maka kita bisa membaca indeks dengan lebih tepat. Tidak terpukau begitu saja saat trennya positif. Sebaliknya, tak cepat pesimis saat trennya negatif. Pada posisi seperti inilah kami rangkumkan kondisi Indonesia melalui beberapa indeks utama. Persepsi Korupsi. masalah korupsi di Indonesia sudah menjadi menu wajib semua media. Dan posisi Indonesia saat ini pada peringkat 114 dari 177 negara dengan skor 32 pada Corruption Perception Index (CPI). Peringkat itu lebih bagus daripada tahun sebelumnya, 118. Bila di- bandingkan, Indonesia lebih baik sedikit dibanding Viet- nam, 31 dan Timor Leste 30. Pembangunan Manusia. Sedikitnya ada tiga hal yang menyusun: angka harapan hidup, pendidikan dan daya beli masyarakat. Laporan tahun 2013, Indonesia peringkat 124 dari 187 negara dengan skor 0,629. Pering- kat itu naik sedikit daripada tahun sebelumnya pada level 121. Namun capaian itu masih rendah dibanding dengan tetangga kita: Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand dan Filipina. Pertumbuhan Ekonomi. Pada kuartal III, ekonomi kita mencapai 5,62 persen dan 5,82 persen sampai bulan September 2013. Angka tersebut menunjukkan tren posi- tif. Sebagai pembanding, pertumbuhan ekonomi Thai- land pada tahun yang sama 3,8 persen. Dan sektor yang signifikan menyumbang angka itu dari Industri Pen- golahan, Pertanian, dan Perdagangan, Hotel dan Restoran masing-masing memberikan kontribusi sebe- sar 23,11, 15,21 dan 13,88 persen. Ketimpangan Ekonomi. Sayangnya pertumbuhan ekonomi tak banyak me- rubah struktur sosial-ekonomi masyarakat. Pasalnya, melalui Gini Ratio Index, lima tahun terakhir indeks Gini kita menjauhi angka 0 dan mendekati angka 1. Berturut -turut indeksnya: 0,37; 0,38 ; 0,39 ; 0,40 dan 0,41 untuk tahun 2013. Angka ini meny- iratkan bahwa kesenjangan ekonomi masyarakat Indo- nesia semakin tinggi. Aset Indonesia. Lantas bagaimana kondisi aset- aset Indonesia dengan makin agresifnya pasar bebas? Pada sektor per- bankan investasi asing telah menguasai 50% aset per- bankan tanah air. Migas dan batubara telah dikuasai asing sampai 70-75%. Sektor telekomunikasi juga tak indah, 70% aset dikuasai asing. Sedang pada per- tambangan emas dan tembaga sudah mencapai 80-85%. Dan sektor perta- nian sudah dikuasai asing sebesar 40%. Itulah snapshoot kondisi Indonesia di penghujung 2013 ini. Jadi pertan- yaannya, mau seperti apa Anda dan kita ke depan? [] DAFTAR ISI Indonesia dalam Angka 2013 1 Educamp, Kaderisasi Koperasi di Alam Bebas 2 Galeri Educamp Angkatan II/ 2013 3 TTS Berhadiah 4 WTO, Wani Tolak Ora? 5 Berkoperasi, Jangan Sekedar Belajar Bisnis 6 Mengenal Dekade Koperasi 2010 7 Bahasa Geografi Kita 8 Media Generasi Baru Koperasi

Upload: kopkun-full

Post on 22-Mar-2016

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Buletin Bulanan Kopkun Corner diterbitkan oleh Koperasi Kampus Unsoed (Kopkun), Purwokerto, Indonesia | www.kopkun.com

TRANSCRIPT

  • 30.12 EDISI 30|12|13 | VOLUME III

    Indonesia dalam Angka 2013

    M eski angka pada indeks belum tentu meng-

    gambarkan kondisi senyatanya, namun indeks

    tetap kita butuhkan seperti layaknya snap-

    shoot. Ya, snapshoot tidak bisa memotret secara men-

    dalam. Tapi bisa memberi gambar besar tentang posisi

    kita saat ini.

    Dengan cara seperti itu, kita bisa membaca kondisi

    Indonesia di penghujung tahun 2013 ini. Tetap dengan

    catatan, bahwa seringkali fenomena mewujud bagai

    gunung es. Artinya, apa yang terlihat hanyalah puncak,

    bukan badan gunung es yang boleh jadi, sangat besar.

    Dengan menginsyafi kelemahannya, maka kita bisa

    membaca indeks dengan lebih tepat. Tidak terpukau

    begitu saja saat trennya positif. Sebaliknya, tak cepat

    pesimis saat trennya negatif. Pada posisi seperti inilah

    kami rangkumkan kondisi Indonesia melalui beberapa

    indeks utama.

    Persepsi Korupsi. masalah korupsi di Indonesia sudah

    menjadi menu wajib semua media. Dan posisi Indonesia

    saat ini pada peringkat 114 dari 177 negara dengan skor

    32 pada Corruption Perception Index (CPI). Peringkat itu

    lebih bagus daripada tahun sebelumnya, 118. Bila di-

    bandingkan, Indonesia lebih baik sedikit dibanding Viet-

    nam, 31 dan Timor Leste 30.

    Pembangunan Manusia. Sedikitnya ada tiga hal

    yang menyusun: angka harapan hidup, pendidikan dan

    daya beli masyarakat. Laporan tahun 2013, Indonesia

    peringkat 124 dari 187 negara dengan skor 0,629. Pering-

    kat itu naik sedikit daripada tahun sebelumnya pada

    level 121. Namun capaian itu masih rendah dibanding

    dengan tetangga kita: Singapura, Brunei Darussalam,

    Malaysia, Thailand dan Filipina.

    Pertumbuhan Ekonomi. Pada kuartal III, ekonomi kita

    mencapai 5,62 persen dan 5,82 persen sampai bulan

    September 2013. Angka tersebut menunjukkan tren posi-

    tif. Sebagai pembanding, pertumbuhan ekonomi Thai-

    land pada tahun yang sama 3,8 persen. Dan sektor yang

    signifikan menyumbang

    angka itu dari Industri Pen-

    golahan, Pertanian, dan

    Perdagangan, Hotel dan

    Restoran masing-masing

    memberikan kontribusi sebe-

    sar 23,11, 15,21 dan 13,88

    persen.

    Ketimpangan Ekonomi.

    Sayangnya pertumbuhan

    ekonomi tak banyak me-

    rubah struktur sosial-ekonomi

    masyarakat. Pasalnya,

    melalui Gini Ratio Index, lima

    tahun terakhir indeks Gini

    kita menjauhi angka 0 dan

    mendekati angka 1. Berturut

    -turut indeksnya: 0,37; 0,38 ;

    0,39 ; 0,40 dan 0,41 untuk

    tahun 2013. Angka ini meny-

    iratkan bahwa kesenjangan

    ekonomi masyarakat Indo-

    nesia semakin tinggi.

    Aset Indonesia. Lantas

    bagaimana kondisi aset-

    aset Indonesia dengan

    makin agresifnya pasar

    bebas? Pada sektor per-

    bankan investasi asing telah

    menguasai 50% aset per-

    bankan tanah air. Migas

    dan batubara telah dikuasai

    asing sampai 70-75%. Sektor

    telekomunikasi juga tak

    indah, 70% aset dikuasai

    asing. Sedang pada per-

    tambangan emas dan

    tembaga sudah mencapai

    80-85%. Dan sektor perta-

    nian sudah dikuasai asing

    sebesar 40%.

    Itulah snapshoot kondisi

    Indonesia di penghujung

    2013 ini. Jadi pertan-

    yaannya, mau seperti apa

    Anda dan kita ke depan? []

    DAFTAR ISI

    Indonesia dalam

    Angka 2013

    1

    Educamp, Kaderisasi Koperasi di Alam Bebas

    2

    Galeri Educamp

    Angkatan II/ 2013

    3

    TTS Berhadiah 4

    WTO, Wani Tolak

    Ora?

    5

    Berkoperasi, Jangan

    Sekedar Belajar

    Bisnis

    6

    Mengenal Dekade

    Koperasi 2010

    7

    Bahasa Geografi Kita 8

    Media Generasi Baru Koperasi

  • Pilot Project Kopkun Dampingi Usaha Anggota

    Peserta sedang mendiri-

    kan tenda. Tenda ini

    sebagai tempat istirahat

    mereka selama 3 hari 2

    malam.

    S eperti Educamp 2012, Educamp

    tahun ini juga dilaksanakan di

    alam bebas. Curug Ceheng,

    Purwokerto jadi tempat andalan.

    Sedikitnya ada 30 peserta ambil

    bagian dalam Pendidikan Menengah

    Koperasi yang diselenggarakan Kop-

    kun tahun ini. Pukul delapan 30 aktivis

    koperasi itu berangkat.

    Sekarang kita dirikan tenda,

    instruksi Korlap. Tenda pleton kapasitas

    40 orang didirikan bersama-sama.

    Menjadi mudah karena Bapak-bapak

    dari Korem Sokaraja ikut membantu.

    Memang tujuannya untuk memban-

    gun kekompakan tim, jadi peserta

    sendiri yang mendirikan tenda, terang

    Aef Nandi, Korlap kegiatan. Hanya

    butuh waktu dua jam, tenda berdiri.

    Orientasi medan dan peserta

    dipandu oleh Katiti, Fasilitator. Masing-

    masing peserta perkenalkan diri berikut

    asalnya masing-masing. Tercatat

    enam koperasi ikuti kegiatan ini. Mulai

    dari Komite Mahasiswa Kopkun selaku

    tuan rumah. Kemudian ada Koperasi

    Mahasiswa (Kopma) IAIN Walisongo,

    Semarang; Kopma Universitas Tidar

    Magelang; Kopma UIN Sunan Kalijaga,

    Yogyakarta; Kopma STAIN Purwokerto;

    dan Kopma Universitas Muhammadi-

    yah Surakarta.

    Selepas dibentuk kelompok,

    mereka diberi jatah bahan makanan.

    Ya, Panitia hanya memberikan bahan

    mentah ke peserta. Mereka akan

    mengolahnya sendiri, ujar Yasrul

    Khoirudin, selaku Ketua Panitia. Bahan

    mentah yang diberikan seperti: beras,

    mie instan, ikan asin, sayuran, singkong

    dan beberapa bumbu dapur. Jika

    dibilang mewah, telur mentahlah

    bahan yang paling mewah untuk

    mereka.

    Perbedaan menyolok Educamp

    tahun ini dengan sebelumnya yakni

    hilangnya sesi outbond. Saat dikonfir-

    masi, Yasrul mengatakan, Tujuan

    outbond itu kan untuk membangun

    kekompakan tim, kerjasama, saling

    percaya dan sebagainya. Nah

    hidup bersama di alam bebas kami

    pikir sudah memberikan pengala-

    man itu secara langsung, ter-

    angnya.

    Inovasi baru yang ada di Edu-

    camp tahun ini adalah sesi eksposur,

    turun ke masyarakat berlatih analisa

    sosial-ekonomi (Ansosek). Tujuannya

    agar peserta merasakan pengala-

    man batin melakukan Ansosek.

    Dengan waktu terbatas empat jam,

    minimalnya peserta bisa praktik

    langsung metode Ansosek, sam-

    bung Yasrul.

    Educamp ini dilaksanakan pada

    13-15 Desember 2013. Dalam waktu

    tiga hari dua malam itu, sedikitnya

    peserta akan menerima tujuh materi

    pokok. Materi itu seperti: Logika

    Dasar Kapitalisme; Sosialisme De-

    mokrasi, Sebuah Pengantar;

    Koperasi di Antara Negara dan

    Pasar; Koperasi dan Gerakan Sosial

    Baru; Potret Koperasi di Indonesia;

    Entrepreneur dan Manajerial seba-

    gai Jalan Mengembangan Koperasi;

    dan Menyusun Roadmap Koperasi

    yang Mandiri.

    Bila materi-materi tersebut dium-

    pamakan sebagai makanan, maka

    Panitia juga menyiapkan alat

    makannya. Sesi awal sebelum masuk

    materi, peserta diajak brainstorming

    guna membangun nalar berpikir kritis

    mereka. Tujuannya agar mereka

    menerima materi secara kritis. Bukan

    asal setuju saja, terang Ketua Pani-

    tia.

    Hujan tiap hari mengguyur Cu-

    rug Ceheng. Tentu saja juga mem-

    bahasi tenda mereka. Namun syu-

    kur, sampai penutupan tak ada

    peserta sakit karena tidur di atas tikar

    lembab. []

    Page 2 Kopkun Corner Edis i 30|12|13

    Educamp, Kaderisasi Koperasi di Alam Bebas

    Inovasi baru yang ada di Edu-camp tahun ini adalah sesi ekspo-

    sur, turun ke masyarakat berlatih

    analisa sosial-ekonomi (Ansosek)

    Panitia

    sedang

    mendirikan

    tenda dom.

  • Page 3 Kopkun Corner Edis i 30|12|13

    Galeri Educamp Angkatan II/ 2013

    Peserta mendirikan tenda Perkenalan antar peserta Materi malam hari

    Peserta senam pagi Peserta masak makanan Makan bersama

    Materi siang hari Diskusi kelompok Ditemani kopi dan muntul

    Peserta dari Kopma UIN beri testimoni Merubuhkan tenda Memekikkan semangat

    Educamp Angkatan III tahun 2014 | Tiga Hari Tanpa Beras dan Minyak!

    Tertarik ikut? | Syaratnya: anggota koperasi | Pingin jadi anggota?

    Datang langsung ke Kopkun 2 Lt. 2 pada jam 09.00-15.00 WIB

    Kompilasi materi Educamp 2013 unduh di: http://www.mediafire.com/download/n3757vb84wgb1ur/Materi+Educamp+2013.rar

  • Pertanyaan

    Mendatar:

    1. Peduli pada orang lain

    6. Modus

    7. Bodoh (Latin)

    8. Bank sentral Amerika

    9. Pemimpin Konohagakure

    10. Ibu para dewa

    Menurun:

    2. Lumpur Sidoarjo

    3. Perantauan

    4. Lapisan atmosfer

    5. Gagasan pokok

    9. Merkuri

    Ketentuan:

    1. TTS Berhadiah ini terbuka untuk semua orang di wilayah Purwokerto.

    2. Jawaban dikirim ke Kopkun dengan menyertakan Nama, No. HP dan

    struk belanja miminal Rp. 10.000 di Kopkun Swalayan. Atau email ke:

    [email protected] dengan menyertakan scanan/ foto struk

    belanja.

    3. Jawaban paling lambat tanggal 30 Desember 2013 pukul 17.00 WIB.

    4. Tiap bulan akan dipilih satu pemenang yang menjawab dengan

    benar.

    5. Pemenang berhak atas langganan koran selama satu bulan dan mer-

    chandise menarik.

    6. Pemenang akan dihubungi via telepon.

    Page 4 Kopkun Corner Edis i 30|12|13

    Teka Teki Silang Berhadiah

    Syarat dan Ketentuan Lomba Menulis Cerpen Inspiratif Everlasting Women:

    1. Tokoh utama dalam cerita adalah seorang Ibu. 2. Cerpen boleh berdasarkan kisah nyata atau hanya

    fiksi, dengan tema: Bebas. 3. Jika cerpen berdasarkan kisah nyata diberi keteran-

    gan di akhir naskah dengan tulisan: Based on true story.

    4. Genre: Cerpen Inspiratif. 5. Sudut pandang bercerita (POV): Bebas. 6. Para peserta bersifat umum, tidak dibatasi usia dan

    juga latar belakang apa pun. 7. Di akhir naskah dilengkapi dengan biodata narasi

    penulis (secukupnya) ditambah alamat lengkap dan nomor HP.

    8. Panjang nasksah 8-10 halaman A4, spasi 2, Margin: Top, Left (4cm), Bottom, Right (3cm).

    9. Judul file naskah: Penulis + Judul Naskah 10. Subyek email: #EverlastingWomen 11. Kirim tulisan kamu dalam bentuk attachment file

    ke: [email protected] (badan email biarkan kosong).

    12. 1 peserta hanya boleh mengirim 1 tulisan terbaik. 13. Lomba ini dibuka mulai tanggal 1 Desember 2013 dan

    ditutup pada 31 Januari 2014, pukul 12 siang. (2 bulan).

    14. Lama penilaian 1 bulan setelah lomba.

    Hadiah: 1. 10 naskah yang lolos akan disandingkan dalam satu buku dengan

    10 naskah dari 10 penulis pilihan UNSA dan naskah akan diterbitkan oleh De Teens ( Divapress ) .

    2. Semua kontributor mendapat royalti penjualan dan 1 buku tanda terbit.

    3. 10 hadiah tambahan bagi 10 naskah terpilih dari keluarga Ibuku Adalah Segalanya Bagiku .

  • Page 5 Kopkun Corner Edis i 30|12|13

    K onferensi Tingkat Menteri WTO telah

    usai tanggal 6 Desember 2013

    kemarin. Indonesia pun berhasil

    menjadi tuan rumah yang baik. Soal

    tuan rumah yang baik, negeri ini me-

    mang jagonya. Ragam perhelatan yang

    menentukan strategi-strategi akselerasi

    pertumbuhan kapital yang dilaksanakan

    lintas organisasi internasional akan berjalan

    aman sentosa. Hospitalilty sepenuh hati

    dijamin diberikan kepada para tamu.

    Bila akhir-akhir ini rezim kerap mem-

    beri nasihat pada rakyat untuk berhemat,

    namun kondisi sebaliknya, kita sulit mene-

    mukan pemandangan demikian dalam

    tubuh pemerintah. Inefesiensi anggaran

    bukan lagi menjadi problem. Yang penting

    pesta meriah, dan para tamu senang

    memilih menu-menu apa saja yang dijual

    Indonesia.

    Padahal tak jauh dari tempat perhe-

    latan, di Denpasar Bali, gerakan-gerakan

    massa dari lapisan masyarakat serta

    mahasiswa menolak kehadiran WTO.

    Mereka menuntut Indonesia untuk putus

    hubungan dengan organisasi yang kerap

    mengkampanyekan liberalisasi ekonomi

    ini, bahkan menuntut pembubaran seba-

    gai konsekuensi logis dari tidak ramahnya

    WTO terhadap perkembangan perada-

    ban manusia.

    Tentang jejak hitam WTO, dengan

    mudah bisa kita temukan dari warna-warni

    tulisan bernuansa kritis yang terhimpun di

    berbagai literasi. Konteks Indonesia dan

    koperasinya, kini pasar dalam negeri

    dikuasai asing pelak menjadi pemandan-

    gan sehari-hari, tentunya kondisi ini mem-

    persulit gerakan koperasi dalam zona

    ekonomi di negeri sendiri.

    Setelah lama begabung dengan

    WTO, semakin lama Indonesia semakin

    tergantung pada produk pangan impor.

    Sebuah ironi. Cita-cita mewujudkan

    ideologi ekonomi berbasis koperasi bak

    jauh panggang dari api.

    Menimbang Respon Koperasi

    Koperasi mengajarkan tentang ker-

    jasama, namun bukan tentang ker-

    jasama segilintir pihak yang bertujuan

    untuk akumulasi dan eksploitasi. Pendidi-

    kan dalam koperasi justru menentang

    keras kebebasan-kebebasan absurd

    khas neoliberalisme. Karena hakikat

    koperasi adalah penghargaan setinggi-

    tingginya pada manusia, bukan pemu-

    jaan pada kapital seperti yang ditawar-

    kan WTO dalam bentuk politik eufisme;

    stabilitas, kompetisi global, privatisasi dll.

    Untuk itu koperasi secara jatidiri

    tidak sejalan dengan garis WTO. Tengok-

    lah agenda liberalisasi ekonomi yang

    menancap di bumi pertiwi berhasil

    mengkapling segala bentuk resources

    untuk diserahkan kepada asing, dan

    implikasinya koperasi diluluh-lantahkan.

    Dawam Raharjo berujar ihwal

    gerakan koperasi yang sejati selalu

    mendasarkan diri pada kesadaran diri

    para pendukungnya, terlebih pada

    kesadaran bekerjasama. Tanpa ker-

    jasama dan semata-mata menyerahkan

    pada persaingan pasar, hanya akan

    menimbulkan kerugian.

    Koperasi sudah saatnya perlu

    menentukan sikap. Sudah terlalu lama

    koperasi tidur lelap sambil menunggu

    kucuran belas kasih negara yang pada

    praktiknya negara justru selalu berada di

    pihak pemilik kapital. Akan sungguh

    cantik bila pada rapat-rapat koperasi,

    para anggota koperasi bisa duduk dan

    menentukan agenda bersama.

    Mendiskusikan siapa musuh utama dan

    target yang diharapkan.

    Sudah saatnya koperasi berada di

    garda depan dalam perubahan sosial.

    Koperasi harusnya bisa bergerak lebih

    radikal dan tak melulu mengambil posisi

    nyaman. []

    Koperasi harusnya bisa bergerak lebih radikal dan tak melulu men-

    gambil posisi nyaman

    Anekdot WTO, masuk

    jurang atau putar arah.

    WTO, Wani Tolak Ora? | Oleh: Dodi Faedulloh, S.Sos.

    Penulis adalah

    Kabid. Organisasi

    Kopkun Periode

    2012-2015. Saat

    ini sedang studi

    pasca sarjana di

    MAP FISIP Un-

    soed.

    PROGRAM MAGANG LIBURAN SEMESTER

    (PROMALIS)

    Pendaftaran Peserta: 1-30 Desember Pelaksanaan: 19 Januari (awal libur semester)

    Peserta: terbatas untuk 100 mahasiswa

    SIAPIN DIRIMU BUAT MAGANG!

    Intansi: Kopkun, BK, KPRI Margono, CU Cikal-mas, RRI, Dinas Peternakan, Matahari, Sri Ratu,

    Suara Merdeka, SatelitPost, BMS TV, Dian Suara, Paduka FM, dll.

    Biaya: Rp. 45.000 CP: 08387857609 (Dhani) | 089670501780 (Friska)

  • S aya merasakan dan menerima

    hal baru selama ikut Educamp

    Kopkun ini. Biasanya Pendidikan

    Koperasi yang saya ikuti sangat formal:

    memakai seragam, bersepatu, di

    dalam gedung. Educamp ini ber-

    beda, ujar Budi Santoso, peserta asal

    UIN Sunan Kali Jaga, Yogyakarta.

    Memang betul, Educamp sebagai

    Pendidikan Menengah Koperasi ini

    didesain berbeda dengan Pendidikan

    Koperasi di tempat lain. Sedari awal

    peserta sudah diajarkan untuk bersi-

    kap dan berpikir keluar dari kebiasaan.

    Agar mereka memperoleh inspirasi-

    inspirasi baru selepas kegiatan ini,

    terang Anis Saadah, Ketua Komite

    Mahasiswa Kopkun.

    Selain pelaksanaan di alam be-

    bas, materi pun banyak yang ber-

    beda. Paling tidak 90% peserta men-

    gatakan baru menerima materi seperti

    yang ada di Educamp. Biasanya

    mereka hanya menerima materi-

    materi tentang entrepreneur, mana-

    jemen bisnis, Studi Kelayakan Bisnis dan

    sebagainya.

    Sedangkan di Educamp ini, pe-

    serta lebih banyak menerima materi

    makro-ideologi. Materi itu seperti:

    Logika Dasar Kapitalisme; Sosialisme

    Demokrasi, Sebuah Pengantar;

    Koperasi di Antara Negara dan Pasar;

    dan Koperasi dan Gerakan Sosial Baru;

    Potret Koperasi di Indonesia.

    Itu memang kami sengaja karena

    melihat saat ini koperasi, pun Koperasi

    Mahasiswa, sekedar jadi tempat ber-

    latih bisnis atau kewirausahaan. Apa

    yang mereka lupa adalah sisi gerakan

    koperasi yang berdimensi makro-

    ideologi, terang Firdaus Putra, M.

    Organisasi Kopkun.

    Materi Logika Dasar Kapitalisme,

    yang disampaikan Ahmad Taqiyudin

    memberi pemahaman baru kepada

    mereka mengenai nilai, modus dan

    cara kerja sistem kapitalisme.

    Sebelumnya kami hanya tahu istilah

    kapitalisme sama dengan sistem eko-

    nomi yang menghisap. Namun Mas

    Taqi memberikan pemahaman utuh

    apa itu kapitalisme, ujar seorang

    peserta.

    Kemudian materi tentang Sosial-

    isme Demokrasi diberikan agar pe-

    serta mengetahui payung ideologi

    koperasi. Firdaus Putra memulai

    telisiknya dari sejarah Sosialisme

    Utopisnya Robert Owen, Sosialisme

    Ilmiahnya Karl Marx dan berujung

    pada Sosialisme Demokrasi.

    Berikutnya materi Koperasi di

    Antara Negara dan Pasar diberikan

    agar peserta memahami medan

    pertarungan koperasi yang bagai

    ayunan bandul. Darsono, GM Kop-

    kun, mengupas tuntas materinya

    setebal 20an halaman.

    Dodi Faedulloh, Kabid. Or-

    ganisasi Kopkun, membawakan

    materi Koperasi dan Gerakan Sosial

    Baru. Ia berpesan perlunya koperasi

    membangun jaringan strategis den-

    gan gerakan-gerakan sosial di seki-

    tarnya. Misalnya Kopma, bisa saja

    mereka melakukan aliansi dengan

    Organisasi Mahasiswa Ekstra Kam-

    pus. Toh tujuannya sama: sama-

    sama menolak sistem kapitalisme,

    terangnya.

    Telisik realitas diantarkan oleh

    Suroto, Ketua AKSES Indonesia, yang

    bicara soal Potret Koperasi di Indo-

    nesia. Tentu saja tak berhenti ada

    cerita muram, beliau juga menyam-

    paikan kisah sukses koperasi di Indo-

    nesia. Sukses dalam artian: besar

    dan tetap memegang jati diri, nilai

    dan prinsip koperasi.

    Bagi sebagian kalangan, materi

    itu sekedar wacana yang menga-

    wang. Namun sebenarnya itulah

    sumber inspirasi bagi koperasi. []

    Page 6 Kopkun Corner Edis i 30|12|13

    Berkoperasi, Jangan Sekedar Belajar Bisnis

    Misalnya Kopma, bisa saja mereka melakukan aliansi den-

    gan Organisasi Mahasiswa Ekstra

    Kampus

    Peserta Educamp unjuk hasil masakan masing-masing kelompok.

    Koperasi itu kumpulan

    orang. Bukan kumpulan

    modal. Harusnya juga

    bukan sekedar bisnis.

  • Page 7 Kopkun Corner Edis i 30|12|13

    P asca International Year of Co-

    operative 2012, saat ini gerakan

    koperasi dunia fokus pada

    agenda Dekade Koperasi 2020. Dalam

    website resminya www.ica.coop,

    International Cooperative Alliance

    (ICA), sebagai induk organisasi

    koperasi dunia menerangkan agenda

    tersebut.

    Dekade 2020 merupakan suatu

    cetak biru bagi gerakan koperasi di

    dunia sampai tahun 2020 mendatang.

    Tujuan strategis cetak biru ini sebagai

    berikut:

    1. Pengakuan kepemimpinan

    koperasi dalam masalah ekonomi,

    sosial dan kelestarian lingkungan.

    2. Menjadikan koperasi sebagai

    model bisnis yang disukai banyak

    orang.

    3. Membentuk koperasi sebagai

    perusahaan berkembang secara

    cepat.

    Tiga tujuan besar itu diturunkan

    dalam kerangka program sebagai

    berikut:

    1. Meningkatkan partisipasi pengurus

    dan anggota koperasi. Partisipasi

    anggota secara demokratis

    adalah cara koperasi dalam

    melakukan bisnis. Dan ini

    merupakan bagian utama dari

    apa yang menjadi ciri beda

    koperasi dengan bisnis yang

    dimiliki investor.

    2. Peran koperasi dalam

    pembangunan keberlanjutan.

    Salah satu cara dengan inovasi

    dalam akuntansi. Saat ini mulai

    banyak inisiatif dimana bisnis,

    bisnis sosial dan badan amal

    didorong untuk membaca kinerja

    non-keuangan mereka, seperti

    Triple Bottom Line (TBL), Balance

    Scorecard Approach, Social

    Return on Investment (SROI),

    Social Impact Reporting dan

    Pengukuran Kesejahteraan.

    3. Membangun media kampanye

    dan untuk menjaga identitas

    koperasi. Tujuannya agar setiap

    ikon menjadi identitas visual

    baru koperasi. Dan ikon itu akan

    digunakan sebagai media

    kampanye umum dengan

    kesatuan tujuan. ICA akan

    menyediakan logo dan tagline

    tertentu yang digunakan semua

    koperasi di dunia.

    4. Memastikan kerangka hukum

    yang mendukung bagi

    pertumbuhan koperasi di suatu

    negara. ICA akan membangun

    jaringan internasional bagi dinas

    pemerintah yang menangani

    koperasi. Tujuannya untuk

    memberi pedoman tentang

    bagaimana menerapkan prinsip

    koperasi. ICA juga akan

    memberi asistensi kepada

    anggota parlemen, legislator

    dan pembuat kebijakan melalui

    studi perbandingan hukum di

    beberapa negara.

    5. Menjaga modal koperasi dan

    menjamin kontrol anggota.

    Koperasi harus menemukan

    cara membangun modal yang

    tepat. Tapi cara itu sejauh

    mungkin tidak merusak identitas

    koperasi.

    Dengan kerangka seperti di

    atas, pertumbuhan koperasi

    diharapkan semakin cepat. Di sisi

    lain, pertumbuhan itu tetap berpijak

    pada nilai dan prinsip. Slogan

    Cooperative Enterprises Build A

    Better World bisa menjadi spirit

    gerakan koperasi secara global.

    Rancang bangun untuk itu sudah

    dibuat, diharapkan semua koperasi

    dapat mengadaptasinya. Dan

    blueprint selengkapnya bisa diunduh

    pada: www.ica.coop. []

    Dekade 2020 merupakan suatu cetak biru bagi gerakan koperasi

    di dunia sampai tahun 2020

    mendatang

    Mengenal Dekade Koperasi 2020

  • REDAKSI

    A da humor di pelajaran geografi. Suatu

    siang di Sekolah Dasar, seorang guru

    memanggil muridnya, Slamet, coba

    tunjuk mana benua Australia? Slamet maju

    dan menunjuk pulau Kanguru itu. Ya, betul,

    ujar Si Guru. Guru, Anak-anak, siapa hayo

    penemu benua Australia? Serentak murid

    menjawab, Slamet, Bu!.

    Ya , itulah humor yang sering beredar.

    Dan kenyataannya, hal itu sering kita jumpai. Misalnya

    seorang Guru bertanya, Siapa penemu benua

    Amerika, Siapa penemu benua Australia dan seterus-

    nya. Bahkan bila kita sempat googling, ketiklah penemu

    benua, hasilnya satu juta entri.

    Entri itu menggambarkan bahwa pertanyaan atau

    pernyataan penemu benua sudah kaprah dipakai.

    Tentu dari SD sampai sekarang. Lalu apa masalahnya?

    Bukankah benar James Cook penemu benua Austra-

    lia? Atau Columbus penemu benua Amerikapenelitian

    sejarah terkini menyebut: Khaskhas Ibnu Saied Ibn As-

    wad, datang lima abad sebelum Columbus.

    Ini bukan debat soal siapa penemu sejati benua-

    benua di dunia. Namun mengapa kita gunakan istilah

    penemu, menemukan atau penemuan. Seolah

    benua itu tak pernah ada sebelumnya. Faktanya, ada

    suku Indian sebelum Columbus atau Khaskhas datang.

    Ada suku Aborigin sebelum Cook ke sana. Ada orang

    Afrika sebelum bangsa Boer (Belanda) ke sana. Singkat-

    nya benua itu sudah ada dan bertuan.

    Alhasil bahasa kita, yang menyebut momen itu seba-

    gai penemuan sungguh tak berdasar. Justru sebaliknya,

    bahasa seperti itu menyimpan tabir gelap: mengapa

    hanya si penemu yang berhak mendefinisikan benua

    itu? Seolah keberadaan benua-benua itu ada hanya

    saat kesadaran bangsa Eropa, melalui penjelajahan

    samudera, berhasil menjangkaunya.

    Nalar seperti itu yang disebut sebagai Eurosentrisme

    atau Orientalisme. Nalar yang menempatkan Eropa/

    Barat sebagai pusat peradaban. Dan memberinya hak

    istimewa untuk mendefinisikan ini-itu. Dan sayangnya,

    nalar itu merembes ke bahasa Geografi kita.

    Soal penemuan ini juga tak sepenuhnya indah,

    apalagi heroik. Sebaliknya,

    penemuan menandai

    babak menyakitkan bagi

    pribumi. Tengoklah sejarah

    apartheid di Afrika, yang

    muncul setelah Belanda

    singgah ke sana.

    Lihatlah pula Perang

    Sipil di Amerika dan pem-

    inggiran Aborigin di Austra-

    lia. Atau lihatlah sejarah

    kita, yang mana pasca

    ditemukan Belanda,

    pribumi jadi inlander.

    Alih-alih sebagai pres-

    tasi gemilang, penemuan

    adalah momen kolonial-

    isme atawa penjajahan.

    Dan di tengah peristiwa

    seperti itu, Nelson Madela

    lahir sebagai pribumi

    revolusioner. Perjuangan

    melawan politik rasisme/

    apartheid ia lakukan sejak

    1952-1991. Ia, berhasil.

    Mereka, berhasil.

    Sosok Mandela

    mengingatkan kita bahwa

    nalar rasistik adalah salah.

    Dan sebangun dengan itu,

    nalar Eurosetrisme/ Orien-

    talisme juga salah. Maka,

    wajib kita lawan![]

    Bahasa

    Geografi Kita

    Oleh: Firdaus Putra HC - M. Organisasi Kopkun

    Penanggungjawab:

    Herliana, SE.

    Pimpinan Redaksi:

    Firdaus Putra, S.Sos.

    Redaksi Pelaksana:

    Katiti Nursetya

    Kontributor:

    Dodi Faedulloh

    B anyak yang bertanya bagaimana menjadi anggota Kopkun? Edisi

    kali ini akan kami beberkan mudahnya menjadi anggota: 1.

    Mengisi formulir pendaftaran 2. Mengikuti Pengenalan Dasar

    (wajib) 3. Menyelesaikan administrasi termasuk membayar Simpanan

    Pokok Rp. 1.000 dan Simpanan Wajib Rp. 10.000. Kelengkapan yang

    perlu disiapkan: foto kopi KTP/ KTM dan pas foto 4x6/ 3x4 dua lembar.

    Keuntungan jadi anggota Kopkun: 1. Diskon untuk produk tertentu di

    Kopkun Swalayan 2. Diskon 20% untuk Sekolah Menulis Storia & Entre-

    preneur Creativa. 3. Belajar berwirausaha, kepemimpinan dan mana-

    jerial. 4. Berpeluang menjadi parttimer dan atau fasilitator 5. Keman-

    faatan dalam bentuk sosial-budaya lainnya. Lebih lengkapnya datang

    langsung ke Kopkun Lt.2. Kami tunggu ya!

    Pemasangan Iklan: 08996600388 (Katiti)