konsep teori gastroenteritis a....

37
7 BAB II KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertian Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang pathogen (Whaley & Wong’s,1995). Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi, alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,1995). Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah dan atau tanpa lendir dalam tinja, terjadi secara mendadakdan berlangsung kurang dari tujuh hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Hadi Sujono, 1999). Dari ketiga pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen yang berlangsung kurang dari tujuh hari. B. Etiologi Penyebab dari diare akut antara lain : 1. Faktor Infeksi

Upload: phamdung

Post on 06-Mar-2018

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

7

BAB II

KONSEP TEORI

GASTROENTERITIS

A. Pengertian

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal

yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit

yang pathogen (Whaley & Wong’s,1995). Gastroenteritis adalah kondisi

dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh

infeksi, alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,1995). Diare

adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah

dan atau tanpa lendir dalam tinja, terjadi secara mendadakdan berlangsung

kurang dari tujuh hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Hadi

Sujono, 1999).

Dari ketiga pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang

memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya

yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang patogen yang

berlangsung kurang dari tujuh hari.

B. Etiologi

Penyebab dari diare akut antara lain :

1. Faktor Infeksi

Page 2: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

8

a. Infeksi Internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang

merupakan

penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai

berikut :

1) Infeksi Virus

a) Retovirus

Retovirus merupakan penyebab tersering diare akut pada

bayi, sering didahulu atau disertai dengan muntah. Biasanya

timbul sepanjang tahun terutama pada musim dingin.. Dapat

ditemukan demam atau muntah.

b) Enterovirus

Biasanya timbul pada musim panas.

c) Adenovirus

Sering timbul sepanjang tahun, menyebabkan gejala pada

saluran pencernaan/pernafasan.

2) Bakteri

a) Sigella

Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September. Insiden

paling tinggi pada umur 1-5 tahun. Dapat dihubungkan

dengan kejang demam. Gejala muntah tidak menonjol.

Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah.

Page 3: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

9

b) Salmonella

Biasanya menyerang semua umur tetapi lebih tinggi di bawah

umur 1 tahun. Bakteri menembus dinding usus. Gejala yang

sering muncul diantaranya feses berdarah, mukoid, mungkin

ada peningkatan temperature, muntah tidak menonjol,

terdapat sel polos dalam feses, masa inkubasi 6-40 jam,

lamanya 2-5 hari, organisme dapat ditemukan pada feses

selama berbulan-bulan.

c) Escherichia coli

Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang

menghasilkan enterotoksin. Pasien (biasanya bayi) dapat

terlihat sangat sakit.

d) Campylobacter

Biasanya bersifat invasis (feses yang berdarah dan bercampur

mukus) pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa

manifestasi klinik yang lain. Gejala yang sering timbul kram

abdomen yang hebat, muntah / dehidrasi jarang terjadi

e) Yersinia Enterecolitica

Gejala yang sering timbul adalah feses mukosa, sering

didapatkan sel polos pada feses, mungkin ada nyeri abdomen

yang berat, diare selama 1-2 minggu, sering menyerupai

apendicitis.

Page 4: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

10

3) Infeksi Parasit

Cacing (ascaris, tricurus, oyyuris, strongyloides, protozoa, jamur)

b. Infeksi Parenteral

Ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti otitis media akut (OMA),

tonsillitis, bronkopneumoni, ensefalitis dan lain-lain.

2. Faktor Non Infeksi

a. Malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, laktosa, maltosa,

dan sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan

galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering

ialah intoleransi laktosa.

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

b. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

c. Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang

besar).

d. Faktor Imun

Defisiensi imun terutama SIAg (Secretory Imunoglobulin A) yang

mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri / flora usus dan

jamur terutama candida

(Suharyono 2003, Mansyoer Arif 2000, Ngastiyah 1997)

Page 5: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

11

Gambar 1. Anatomi Sistem Pencernaan

Page 6: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

12

Gambar 2. Fisiologi Sistem Pencernaan

Page 7: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

13

Gambar 3. Anatomi Sistem Intestinal

C. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernan

Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan

(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.

Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran

pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai

dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang

berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan

energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang

bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses

tersebut dari tubuh.

Page 8: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

14

Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :

1. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air.

Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang

berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem

pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.

Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan

lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.

Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari

berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan

(incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham),

menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari

kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut

dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga

mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah

protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan

dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

2. Tenggorokan ( Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.

Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe

yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan

terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan

jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,

Page 9: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

15

didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan

dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana,

keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan

lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior

yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu

bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu

bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut

nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan

tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring,

bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah. Bagian inferior

disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

3. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang

dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam

lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan

menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus.

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.

Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian

superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran

otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari

otot halus).

Page 10: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

16

4. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga

bagian yaitu kardia, fundus dan antrium.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi

secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel

yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

a) Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam

lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa

menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya

tukak lambung.

b) Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang

diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung

yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi

dengan cara membunuh berbagai bakteri.

c) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

5. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang

terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan

pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui

vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus)

dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang

Page 11: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

17

dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang

mencerna protein, gula dan lemak.

Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan

otot melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus

terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus

kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

a) Usus Dua Belas Jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus

yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus

kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian

terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan

berakhir di ligamentum treitz. Usus dua belas jari merupakan organ

retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput

peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada

derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara

saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung

melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),

yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk

ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang

bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan

megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan

makanan.

Page 12: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

18

b) Usus Kosong (Jejenum)

Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di

antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan

(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara

2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan

usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan

terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.

c) Usus Penyerapan (Illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.

Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang sekitar 2-

4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan

oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau

sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-

garam empedu.

6. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan

rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus

besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon

desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi

mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,

Page 13: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

19

seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.

Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada

bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa

menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

7. Usus Buntu (Sekum)

Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada

usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar

8. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.

Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.

Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen).

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang

dewasa, umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi

dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi

ujung umbai cacing bisa berbeda - bisa di retrocaecal atau di pinggang

(pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

9. Rektum dan Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar

(setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi

sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini

kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada

Page 14: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

20

kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke

dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di

dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan

untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali

material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air

akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang

lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan

anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak

yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang

penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung

saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian

anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari

usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses

dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar) yang

merupakan fungsi utama anus.

10. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua

fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa

hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior

perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu asini yang berfungsi

menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan pulau pankreas yang

Page 15: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

21

berfungsi menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim

pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam

darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,

karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam

bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk

inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran

pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium

bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara

menetralkan asam lambung.

11. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia

dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan

dengan pencernaan. Organ ini berperan penting dalam metabolisme

dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan

glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Zat-zat gizi dari

makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh

darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke

dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada

akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi

menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang

masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan

tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke

dalam sirkulasi umum.

Page 16: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

22

12. Kandung empedu

Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat

menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses

pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-

10 cm dan berwarna hijau gelap (bukan karena warna jaringannya,

melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya). Organ

ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran

empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu membantu

pencernaan dan penyerapan lemak serta bererperan dalam pembuangan

limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal

dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

( Syarifuddin, 1999 )

D. Patofisiologi

Proses terjadinya diare dilihat dari beberapa faktor penyebab antara lain :

1. Faktor Kelainan pada Saluran Makanan

Kelainan pada lambung, usus halus dan usus besar yang disebabkan

untuk penyakit antara lain akilia gastrika, humor, pasca gastrektomi,

vagotomi, vistula intestinal. Obstruksi intestinal parsial, divertikulosis,

kolitis ulerosa, poliposis dan endotriatis dapat mengakibatkan

perubahan pergerakan pada dinding usus. Jika pergerakan dinding

unsur menurun (normal 5–30x/menit) hal ini menyebabkan

perkembang biakan bakteri bertambah dalam rongga usus atau jika

Page 17: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

23

pergerakan dinding usus meningkat, peristaltik usus juga meningkat,

sehingga terjadi percepatan kontak makanan dengan permukaan usus,

makanan lebih cepat masuk kedalam lumen usus dan kolon, kolon

bereaksi cepat untuk mengeluarkan isinya sehingga terjadi hipersekresi

yang menambah keenceran tinja.

2. Faktor kelainan diluar saluran pencernaan

Kelainan diluar saluran pencernaan yang dapat mengakibatkan diare

dibagi atas :

a) Faktor penyakit

Faktor penyakit seperti pankreatitis, uremia, dan penyakit kolagen.

Kelainan endokrin (hipertiroidisme, DM, penyakit addison).

Berdasarkan dari sifat dan karakteristik penyakit ini dalam keadaan

bereaksi, saluran pencernaan berespon terhadap relaksi penyakit

tersebut yang menyebabkan gangguan pegerakan usus bisa

menurun atau meningkat normal 5–30x/menit sehingga terjadi

hipersekresi oleh usus yang mengakibatkan diare.

b) Faktor psikologis / neurologis

Adanya rasa cemas dan takut akan mempengaruhi hipotalamus

yang dapat mengakibatkan penyerapan makanan, air dan elektrolit

terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan hiperperistaltaik pada

kolon sehingga terjadi penambahan jumlah cairan dalam kolon dan

mengakibatkan diare.

Page 18: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

24

3. Faktor Infeksi

Parasit, bakteri, virus dan jamur yang masuk ke dalam lambung akan

dinetralisasi oleh asam lambung (HCL), mikroorganisme tersebut bisa

mati atau tetap hidup, jika masih hidup mikroorganisme tersebut akan

masuk ke dalam usus halus dan berkembang biak. Didalam usus halus

akan mengeluarkan toksin yang sifatnya merusak vili-vili usus dan

dapat meningkatkan peristaltis usus sehingga penyerapan makanan, air,

dan elektrolit terganggu, terjadilah hipersekresi yang mengakibatkan

diare.

4. Faktor Makanan

Makanan yang terkontaminasi, mengandung kimia beracun, basi,

masuk melalui mulut ke dalam lambung. Didalam lambung makanan

akan dinetralisir oleh asam lambung. Apabila lolos, makanan yang

mengandung zat kimia beracun akan sulit diserap oleh usus halus dan

bersifat merusak, reaksi usus akan mengeluarkan cairan sehingga

terjadi peningkatan jumlah cairan dalam usus yang mengakibatkan

diare.

( Ngastiyah 2005, Syarifuddin 1999, Barbara C Long 1999 )

E. Manifestasi Klinis

Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh naik, nafsu makan

berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah.

Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan

Page 19: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

25

empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering

defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus

selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare

dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat

gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan

cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala

dehidrasi mulai tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan

ubun-ubun cekung (bayi), selaput lendir bibir dan mulut, serta kulit kering.

Bila terus berlanjut, akan terjadi renjatan hypovolemik dengan gejala

takikardi, denyut jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba,

tekanan daran turun, pasien tampak lemah dan kesadaran menurun,

karena kurang cairan, deuresis berkurang (oliguria-anuria). Bila terjadi

asidosis metabolik pasien akan tampak pucat, nafas cepat dan dalam.

( Ngastiyah, 2005 )

Page 20: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

26

F. Pathways Keperawatan

( Ngastiyah 2005, Syaifuddin 1994 , Barbara C Long 1999 )

Reaksi inflamasi Pergeseran cairan Kerusakan Rangsangan Saraf dan elektrolit ke rongga usus mukosa usus Parasimpatis Meningkat

Pada bagian darah tidak merata

Bagian sirkulasi

Perfusi jaringan

berkurang

Hipoksia sianosis

Syok

Inf. (Bakteri, Virus, Parasit) Mal Aborsi

makanan di usus makanan beracun faktor psikologis

Isi rongga usus meningkat

Tubuh Kehilangan cairan dan elektrolit

Gangguan eliminasi fekal

Kekurangan valume cairan dan elektrolit

Kehilangan ion kalsium, air

Asidosis Metabolik

Frekuensi BAB meningkat / diare

Pernapasan kusmaul

Pelepasan aldosteron menurun

Reabsobrsi

natrium dalam ginjal menurun

Produksi urin

menurun

Gagal ginjal

Penurunnan cairan

Dehidrasi

Feses bersifat asam

Gangguan integritas kulit

Motilitas usus terganggu

Hiperperistaltik

Bakteri tumbuh banyak

Metabolise

karbohidrat oleh bakteri

Gas, H2, CO2

Kembung

Gangguan rasa nyaman nyeri

akut

Iritasi mukosa usus

Anoreksia mual muntah

Perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Page 21: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

27

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium.

a) Pemeriksaan feses : makroskopis pH dan kadar gula jika diduga

ada intoleransi gula (sugar intoleransi) biakan kuman untuk

mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai anti

biotika (pada diare persisten).

b) Pemeriksaan darah : pemeriksaan darah perifer lengkap, analisis

gas darah dan elektrolit (terutama natrium,kalsium,kalium dan

protein serum pada diare yang disrtai kejang). Dapat terjadi

gangguan elektrolit dan gangguan asam basa,pH asam, clinictest

dapat (+) = diare osmotic. Leukosit >5 / LPB (birumetilen) =

disentri. Biakan dan tes sensitivitas untuk etiologi bakteri / terapi

.ELISA (bila memungkinkan untuk etiologi virus)

c) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah

astrup, bila memungkinkan dengan menentukan pH keseimbangan

analisa gas darah atau astrup.

d) Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui faal

ginjal.

2. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad

renik atau parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita

diare kronik.

( FKUI, 2000 )

Page 22: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

28

H. Komplikasi

1. Dehidrasi

2. Renjatan Hipovomelik

3. Kejang

4. Bakterikimia

5. Malnutrisi

6. Hipoglikimia

7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus

Dari komplikasi Gastroentritis, tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Dehidrasi ringan

Kehilangan cairan 2–5% dari berat badan dengan gambaran klinik

turgor kulit kembali lambat, rewel, kehausan, kencing sedikit, suara

serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.

b. Dehidrasi sedang

Kehilangan 5–8% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor

kulit kembali lambat, elastisitas kulit kurang, ubun-ubun cekung

(untuk bayi yang ubun-ubun besarnya belum menutup / usia kurang

dari 1 tahun), kelopak mata cekung, suara serak, anak cenderung diam

/ tidak rewel, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam

Page 23: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

29

c. Dehidrasi berat

Kehilangan cairan 8–10% dari berat badan dengan gambaran klinik

seperti tanda dihidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun,

apatis sampai koma, otot kaku sampai sianosis, keadaan umum buruk,

kejang, nafas cepat dan dalam.

(Mansjoer Arif, 1999)

I. Penatalaksanaan Medis

1. Pemberian cairan

Pemberian cairan, pada klien diare dengan memperhatikan derajat

dehidrasinya dan keadaan umum.

a) Cairan Per Oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan

peroral berupa cairan yang berisikan natrium klorida, hidro klorida,

kalium dan glukosa. Untuk diare akut diatas umur 6 bulan dengan

dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat

dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin

yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk

pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk

mencegah dehidrasi lebih lanjut.

b) Cairan Parentral

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung

dari berat badan atau berat ringannya dehidrasi, yang

Page 24: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

30

diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat

badannya.

1) Dehidrasi ringan

1 jam pertama 25–50 ml/KgBB/hari

Kemudian 125 ml/ KgBB /hari

2) Dehidrasi sedang

1 jam pertama 50–100 ml/KgBB/oral

Kemudian 125 ml/kgBB/hari

3) Dehidrasi berat

Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan berat badan 3–10 kg

a. 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam = 10 tetes/kg BB/menit

(infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes/kgBB/menit.

b. 7 jam berikutnya 12 ml/kgBB/jam = 3 tetes/kgBB/menit

(infus set 1 ml = 20 tetes).

c. 16 jam berikutnya 125 ml/kgBB oralit per oral bila anak

mau minum,teruskan dengan intra vena 2 tetes/kgBB/menit

atau 3 tetes/kgBB/menit.

Untuk anak lebih dari 2–5 tahun dengan berat badan 10–15 kg.

a. 1 jam pertama 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit

(infus set 1 ml = 15 tetes) atau 10 tetes/ kgBB/menit (1 ml

= 20 tetes).

Page 25: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

31

b. 7 jam kemudian 127 ml/kgBB oralit per oral, bila anak

tidak mau minum dapat diteruskan dengan intra vena 2

tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit.

Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25

kg

a. 1 jam pertama 20 ml/kgBB/jam atau 5 tetes/kgBB/menit

(infus set 1 ml = 20 tetes)

b. 16 jam berikutnya 105 ml/kgBB oralit per oral

c) Pemasangan NGT bila :

a). Kehilangan cairan berat

b). Gagal terapi dehidrasi oral

c). Gagal mencoba berulang kali saat akses intra vena

2. Diatetik

Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada

penderita dengan tujuan meringankan,menyembuhkan serta menjaga

kesehatan penderita.

Hal – hal yang perlu diperhatikan :

a) Memberikan asi

b) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,

vitamin, mineral dan makanan yang bersih

3. Medikamentosa

a) Obat anti sekresi

Page 26: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

32

Asetosal : dosis 25 mg / tahun dengan dosis minimum 30 mg

Klorpromazin : dosis 0,1 -1 mg/kgBB/hari

b) Obat anti spasmolitik

Pada umumnya obat anti spasmolitik seperti papaverin, ekstra

beladona, opium, ioperamid tidak diperlukan untuk mengatasi diare

akut hanya digunakan pada diare kronik

c) Obat anti biotic

Obat antibiotic tidak diperlukan untuk mengatasi diare kecuali bila

penyebabnya jelas, seperti :

1. Kolera : diberikan tetrasiklin 25 – 50 mg/kgBB/kgBB/hari

2. Lampaylobacter diberikan critomisin 40–50 mg/kgBB/hari

Antibiotic lain dapat diberikan bila terdapat penyakit penyerta

seperti infeksi ringan (Otitis media akut, faringitis) diberikan

penicilin prokain 50.000 u/kgBB/hari, infeksi sedang (bronchitis)

diberikan penicilin prokain 90 mg/kgBB/hari, infeksi berat

(bronkopneumonia) diberikan penicillin dengan klorampenikal 75

mg/kgBB/hari.

J. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian data dasar gastroenteritis yaitu :

a) Aktivitas / Istirahat

Page 27: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

33

Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, pembatasan

aktivitas sehubungan dengan efek proses penyakit

b) Integritas Ego

Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal, perasaan tidak

berdaya/tidak ada harapan, faktor stess akut/kronis misalnya :

hubungan keluarga, pengobatan yang mahal, faktor budaya,

peningkatan prevelensi pada populasi, menolak, perhatian

menyempit, depresi.

c) Eliminasi

Gejala : Episode diare yang tidak dapat disekresikan, hilang

timbul, sering tidak terkontrol, flatus lembut dan semi cair : bau

busuk dan berlemak (steneatorea), melena, konstipasi hilang

timbul, riwayat batu ginjal (meningkatnya oksalat pada urin).

d) Makanan / Cairan

Gejala : anorexia, mual, muntah, penurunan berat badan, tidak

toleran terhadap diare / sensitif misalnya produk susu / makanan

berlemak, kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk, membran

mukosa kering.

e) Hygiene

Gejala : ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, bau

badan.

Page 28: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

34

f) Nyeri / Kenyamanan

Gejala : nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran

kanan bawah: nyeri abdomen tengah, nyeri tekan menjalar ke

bagian periumbilikal, titik nyeri berpindah, nyeri tekan arthritis,

nyeri mata, fotopobia, iritasi, distensi abdomen.

g) Keamanan

Gejala : riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, peningkatan

suhu 39,6–40°C (eksaserbasi akut), penglihatan kabur, lesi

mungkin tidak ada, misal eritemia (meningkatnya nyeri tekan,

kemerahan dan membengkak) pada tangan, muka, pioderma,

gangrenosa, lesi tekan purulen / lepuh dengan batas keunguan pada

paha, kaki dan mata kaki.

h) Interaksi Sosial

Gejala : masalah berhubungan dengan peran sehubungan dengan

kondisi ketidakmampuan aktivitas secara sosial.

i) Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus,

Pertimbangan : DRG (Diagnosa Related Group) menunjukkan rata-

rata lama dirawat : 7 hari

Rencana : bantuan dalam program diet

Pemulangan : bantuan dalam program diet, program obat,

dukungan psikologis.

( Doengoes, 1999 )

Page 29: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

35

2. Diagnosa keperawatan

a) Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan

pengeluaran cairan yang berlebih

b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan makanan tidak adekuat

c) Gangguan pola eliminasi fekal : diare berhubungan dengan

peningkatan peristaltik usus

d) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi yang

sering

e) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen

sekunder akibat gastroentritis

3. Fokus Intervensi

1) Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan

pengeluaran cairan ynag berlebihan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan terpenuhinya volume cairan tubuh

Kriteria Hasil : mukosa bibir lembab, turgor kulit kenyal, tidak ada

tanda-tanda dehidrasi

Intervensi :

a) Awasi masukan dan haluaran, karakteristik dan jumlah feses,

perkiraan kehilangan yang tidak terlihat seperti berkeringat,

ukur berat jenis urin, observasi oliguria

Page 30: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

36

Rasional : memberikan informasi tentang keseimbangan cairan,

fungsi ginjal dan kontrol penyakit usus juga merupakan

pedoman untuk penggantian cairan

b) Kaji Tanda Vital (Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan)

Rasional : Hipotensi (termasuk postural), takikardi, demam

dapat menunjukkan respon terhadap efek kehilangan cairan

c) Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring dan hindari

aktivitas

Rasional : kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk

menurunkan kehilangan cairan usus

d) Berikan cairan parenteral dan tranfusi daran sesuai indikasi

Rasional : mempertahankan istirahat usus akan memadukan

penggantian cairan untuk memperbaiki kekebalan

e) Awasi hasil laboratorium contoh elektrolit, masnesium, kalium

dan analisa gas darah

Rasional : menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan

terapi

f) Berikan obat sesuai indikasi

1) Antidiare

Rasional : menurunkan kehilangan cairan dari usus

2) Antiemetik , misal : trimetobinzamid (tigan), hidroksin

(vistaril), proktoperazin (compazin)

Page 31: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

37

Rasional : digunakan untuk mengontrol mual dan muntah

pada eksaserbasi akut

3) Antipiretik, misal : asitamenofen (tynol)

Rasional : elektrolit hilang dalam jumlah besar, khususnya

pada usus yang gundul, area ulkus dan diare dapat juga

menimbulkan asidosis metabolik karena kehilangan

bikarbonat (HCO3)

4) Vitamin K (Mephiton)

Rasional : merangsang pembentukan protombin hepatik,

menstabilisasi koagulasi dan menurunkan residu

perdarahan. ( Doengoes, 1999 )

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan makanan tidak adekuat

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat

teratasi

Kriteria Hasil : Berat badan ideal atau dalam rentang normal,

konjungtiva tidak anemis, membran mukosa bibir merah muda,

keseimbangan elektrolit

Intervensi :

a) Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian

Rasional : Mal nutrisi adalah kondisi gangguan minat yang

menyebabkan depresi, agitasi dan mempengaruhi fungsi

Page 32: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

38

kognitif / pengambilan keputusan. Perbaikan status nutrisi

meningkatkan kemampuan berfikir dan kerja psikologis.

b) Gunakan pendekatan konsisten. Duduk dengan pasien saat

makan, sediakan dan buang makanan tanpa persuasi/komentar.

Tingkatkan lingkungan nyaman dan catat masukan.

Rasional : Pasien mendeteksi pentingnya beraksi terhadap

tekanan. Komentar apapun yang dapat terlihat sebagai paksaan

memberikan fokus pada makanan. Bila staf berespon secara

konsisten pasien dapat mulai mempercayai respon staf.

c) Berikan makanan sedikit tetapi sering dan makanan kecil

tambahan yang tepat

Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan

terlalu cepat setelah periode puasa

d) Buat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk

mengontrol pilihan sebanyak mungkin.

Rasional : Pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan

merasa mengontrol lingkungan menyediakan makanan untuk

makan.

e) Pertahankan jadwal penimbangan berat badan

Rasional :Memberikan catatan lanjut penurunan atau

peningkatan berat badan yang akurat. Juga menurunkan obsesi

tentang peningkatan atau penurunan.

Page 33: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

39

f) Timbang berat badan dengan timbangan yang sama

Rasional : Meskipun beberapa program memungkinkan pasien

melihat hasil timbangan, ini memaksa isu kepercayaan pada

pasien yang biasanya tidak mempercayai orang lain

g) Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit

sesuai indikasi

Rasional : Pengobatan masalah dasar tidak terjadi tanpa

perbaikan status nutrisi. Perawatan di rumah sakit memberikan

kontrol lingkungan dimana masukan makanan, muntah atau

eliminasi, obat dan aktivitas dapat dipantau. Ini juga

memisahkan pasien dari orang terdekat ( yang dapat sebagai

faktor pemberat ).

h) Berikan diet dan makanan ringan dengan tambahan makanan

yang disukai bila ada.

Rasional : Memungkinkan fariasi sediaan makanan akan

memampukan pasien untuk mempunyai pilihan terhadap

makanan yang dapat dinukmati

i) Berikan obat sesuai indikasi

a. Ciprofeptadin ( periactin )

Rasional : Antagonis, serotonin dan hiostamin yang

digunakan dalam dosis tinggi untuk merangsang nafsu

makan, menurunkan penolakan makanan, dan melawan

Page 34: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

40

depresi. Tidak tampak efek samping meskipun penurunan

mental, kesadaran dapat terjadi.

b. Antidepresan trisiklik misal : alavil, endep

Rasional : Menghilangkan depres dan merangsang nafsu

makan

( Doengoes, 1999 )

3) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan defekasi yang

sering

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan

integritas kulit klien dapat teratasi

Kriteria hasil : Tidak terjadi lecet dan kemerahan di sekitar anal

Intervensi :

a) Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang

lembut bilas dengan air bersih, keringkan dengan seksama dan

taburi talk

Rasional : untuk mencegah perluasan iritasi

b) Beristik laken diatas perluk klien

Rasional : untuk mencegah gerekan tiba-tiba pada bokong

c) Gunakan pakaian yang longgar

Rasional : untuk memudahkan bebas gerak

d) Monitor data laboratorium

Rasional : untuk mengetahui luasan / PH faccer, elektrolit,

hematoksit, dll.

Page 35: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

41

4) Gangguan pola eliminasi fekal : diare berhubungan dengan

peningkatan

peristaltik usus, iritasi, inflamasi dan malabsobsi usus

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah

gangguan pola eliminasi fekal : diare dapat teratasi

Kriteria Hasil :

Pola defekasi normal, konsistensi feses norma, meningkatkan

fungsi usus mendekati normal

Intervensi :

a) Observasi / catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah

Rasional : diare sering terjadi setelah memulai diet

b) Dorong diet tinggi serat sesuai diet / bulk dalam batasan diet,

dengan masukan cairan sedang sesuai diet yang dibuat

Rasional : meningkatkan konsistensi feses. Meskipun cairan

perlu untuk fungsi tubuh optimal, kelebihan jumlah

mempengaruhi diare

c) Batasi masukan lemak sesuai indikasi

Rasional : diet rendah lemak menurunkan resiko feses cairan

dan membatasi efek laksantif penurunan absobsi lemak

d) Observasi tanda sindrom dumping, misal : diare cepat,

berkeringat, mual, muntah dan kelemahan setelah makan

Rasional : pengosongan cepat makanan dari lambung dapat

mengakibatkan distress gaster dan mengganggu fungsi usus

Page 36: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

42

e) Bantu perawatan peringeal sering, gunakan salep sesuai

indikasi

Rasional : iritasi anal, eksoriasi dan pruritus terjadi karena

diare. Pasien sering tak dapat mencapai area yang tepat

untuk membersihkan

f) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, misal difenoksilat

dengan atropin ( lomotil )

Rasional : mungkin perlu untuk mengontrol frekuensi defekasi

sampai tubuh mengalami perubahan akibat bedah

g) Awasi elektrolit serum

Rasional : Peningkatan kehilangan gaster potensial resiko

ketidakseimbangan elektrolit dimana dapat menimbulkan

komplikasi lebih serius / mengancam

( Doengoes, 1999 )

5) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen

sekunder akibat gastroentritis

Tujuan :

Nyeri hilang lebih berkurang, rasa nyaman terpenuhi

KH :

Skala nyeri 0, klien mengatakan nyeri berkurang, nadi 60 – 90 x /

menit, klien nyaman, merasa tenang tampak rileks

Page 37: KONSEP TEORI GASTROENTERITIS A. Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-sitinuruss... · Terdapat sel polos dalam feses dan sel batang dalam darah. 9 b)

43

Intervensi :

a) Kaji karakteritas dan letak nyeri

Rasional : untuk menentukan tindakan dalam mengatur nyeri

a) Ubah posisi klien bila terjadi nyeri, arahkan ke posisi yang

paling nyaman

Rasional : posisi yang nyaman dapat mengurangi nyeri

b) Beri kompres hangat diperut

Rasional : kompres hangat dapat digunakan untuk mengurangi

perasaan keras di perut

c) Kolaborasi untuk mendapatkan obat analgetik

Rasional : analgetik berfungsi untuk memblok syaraf yang

menimbulkan nyeri

( Doengoes, 1999 )