k.obat anti epilepsi slide 23-44

3
TOKSISITAS KRONIS - Efek Serebral (iritabilitas, hipereksatibilitas, gangguan tingkah laku agresif, perubahan kepribadian) - Efek Neurologis Lainnya (neuropati perifer subklinis ringan krna fenitoin, sakit kepala krna etosuksimid, tremor krna valproat, pola tidur berubah) - Perubahan Hematologis (leukopenia ringan krna fenitoin, trombositopenia krna fenitoin, primidon, karbamazepin, valproat, netropenia krna karbamazepin, hiperkoagulabilitas pada neonatus akibat kadar vitamin turun o.k. fenitoin, barbiturat, etosuksimid, makrositosis akibat defisiensi as.folat o.k. fenitoin, fenobarbital, anemia megaloblastik. - Efek imunologis (kadar IgA yg bs krna fenitoin, ada perubahan seluler dan respon imun humoral) - Penyakit Tulang Metabolik (osteomalasia dan rickettsia akibat defisiensi vit D o.k. fenitoin dan barbiturat, hipokalsemia) - Efek Metabolik dan Endokrin Lainnya (ada perubahan kimia pada fungsi endokrin, terutama hormon hipofisis, tiroid, adrenal dan hormon seks) - Gejala-Gejala Gastrointestinal (mual ringan, perut tidak enak/ sakit dan anoreksia dihindari dengan pemberian obat bersama dengan makanan) TERATOGENISITAS Efek teratogenik obat antikonvulsan dapat dikurangi dengan monoterapi, menggunakan dosis efektif terendah dan pilihan obat antikonvulsan yang kurang toksik. KADAR ANTI EPILEPSI DALAM PLASMA - sangat penting karena beberapa faktor individu dapat menghasilkan kadar obat yang berbeda - untuk mengetahui : 1. Kepatuhan penderita 2. Kadar terapi obat antiepilepsi yang sudah diberikan 3. Kadar toksik yang dapat terjadi pada pemakaian jangka panjang 4. Kemungkinan interaksi obat bila diberikan dalam bentuk kombinasi. PRINSIP PEMILIHAN OBAT ANTIEPILEPSI 1. Pengobatan sbaiknya dimulai bila diagnosis epilepsi telah pasti

Upload: ryan-arifin-suryanto

Post on 01-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

k obat

TRANSCRIPT

Page 1: k.obat Anti Epilepsi Slide 23-44

TOKSISITAS KRONIS- Efek Serebral (iritabilitas, hipereksatibilitas, gangguan tingkah laku agresif, perubahan kepribadian)- Efek Neurologis Lainnya (neuropati perifer subklinis ringan krna fenitoin, sakit kepala krna etosuksimid, tremor krna valproat, pola tidur berubah)- Perubahan Hematologis (leukopenia ringan krna fenitoin, trombositopenia krna fenitoin, primidon, karbamazepin, valproat, netropenia krna karbamazepin, hiperkoagulabilitas pada neonatus akibat kadar vitamin turun o.k. fenitoin, barbiturat, etosuksimid, makrositosis akibat defisiensi as.folat o.k. fenitoin, fenobarbital, anemia megaloblastik.- Efek imunologis (kadar IgA yg bs krna fenitoin, ada perubahan seluler dan respon imun humoral)- Penyakit Tulang Metabolik (osteomalasia dan rickettsia akibat defisiensi vit D o.k. fenitoin dan barbiturat, hipokalsemia)- Efek Metabolik dan Endokrin Lainnya (ada perubahan kimia pada fungsi endokrin, terutama hormon hipofisis, tiroid, adrenal dan hormon seks)- Gejala-Gejala Gastrointestinal (mual ringan, perut tidak enak/ sakit dan anoreksia dihindari dengan pemberian obat bersama dengan makanan)

TERATOGENISITASEfek teratogenik obat antikonvulsan dapat dikurangi dengan monoterapi, menggunakan dosis efektif terendah dan pilihan obat antikonvulsan yang kurang toksik.

KADAR ANTI EPILEPSI DALAM PLASMA- sangat penting karena beberapa faktor individu dapat menghasilkan kadar obat yang

berbeda- untuk mengetahui : 1. Kepatuhan penderita 2. Kadar terapi obat antiepilepsi yang sudah

diberikan 3. Kadar toksik yang dapat terjadi pada pemakaian jangka panjang 4. Kemungkinan interaksi obat bila diberikan dalam bentuk kombinasi.

PRINSIP PEMILIHAN OBAT ANTIEPILEPSI1. Pengobatan sbaiknya dimulai bila diagnosis epilepsi telah pasti2. Pemilihan obat sesuai jenis serangan dan riwayat pengobatan sebelumnya 3. Obatnya diharapkan dapat menekan bangkitan sesempurna mungkin 4. Batas keamanan pemakaian harus cukup lebar 5. Bisa oral, masa kerja panjang dan aman utk jangka panjang6. Gunakan maks. 2 obat7. Obat yang dipilih sesuai dengan bentuk bangkitan 8. Pengobatan sbaiknya dimulai tunggal dosis rendah dan dinaikkan perlahan tiap minggu

sampai dicapai dosis pemeliharaan/maintenance9. Sbaiknya hindari obat yang mempunyai efek sedative10. Penggantian obat dilakukan perlahan dan diwaspadai eksaserbasi serangan saat pertukaran

obat11. Penghentian obat dilakukan bertahap12. Selalu pantau kadar obat di darah13. Harga yang terjangkau.

Kegagalan terapi bysnya krna :

Page 2: k.obat Anti Epilepsi Slide 23-44

1. Tidak tepatnya diagnosis yang ditegakan.2. Pemilihan obat dan dosis pemberian yang tidak tepat.3. Terlalu sering mengganti obat sebelum hasil pengobatan optimal tercapai. 4. Tidak patuhnya penderita memakan obat. 5. Harus dipertimbangkan bahwa kejang yang terjadi adalah kejang non-epileptik. 6. Harus dipertimbangkan adanya kemungkinan suatu penyakit neurologis yang progresif yang mendasari terjadinya epilepsi.

Pertimbangkan hal-hal ini jika ingin menghentikan pengobatannya :1. Makin lama riwayat epilepsi yang diderita, penghentian obat akan makin kurang aman.2. Resiko penghentian obat akan lebih besar pada penderita dengan riwayat keterbelakangan mental, adanya kerusakan otak, epilepsi simptomatik atau parsial. 3. Penghentian obat harus dilakukan secara bertahap. 4. Resiko kambuh harus dijelaskan pada penderita.

Klasifikasi Antikonvulsan/Obat Anti EpilepsiKlasik : Phenytoin, Phenobarbital, , Carbamazepine, Ethosuximide, Valproic Acid, Trimethadione, PrimidoneNewer : Lamotrigine, Felbamate, Topiramate, Gabapentin, Tiagabine, Vigabatrin, Oxycarbazepine, Levetiracetam, Fosphenytoin, others.

1. FENITOINMer. golongan hidantoin, antikonvulsan pilihan pertama kecuali utk difenilhidantoin thdp bangkitan lena.Farmakologi ->

- Tak sebabkan efek depresi umum ssp. - Dosis toksis akan menimbulkan eksitasi sedangkan dosis letal akan menimbulkan rigiditas

deserebrasi.- Sifatnya penghambat penjalaran rangsang lepas muatan listrik dari fokus epileptogen ke

bagian lain di otak.- Efek stabilisasi membran sel dapat terlihat pada saraf perifer dan membran ion natrium

melintasi membran sel. - Tepat utk obati bangkitan tonik dan klonik epilepsi serta beberapa bangkitan persial

lainnya, kecuali aura sensorik dan gejala prodromal. - Pertimbangkan pemakaiannya pada wanita muda karena alasan kosmetik dan

teratogenisitas.