keracunan makanan merupakan salah satu indikator lemahnya kontrol pemerintah dan masyarakat terhadap...

5
http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi___________________________________________Keracunan Makanan (Pratiknjo) 30 KERACUNAN MAKANAN MERUPAKAN SALAH SATU INDIKATOR LEMAHNYA KONTROL PEMERINTAH DAN MASYARAKAT TERHADAP PRODUK MAKANAN YANG BEREDAR Oleh Laksomono Pratiknjo Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ABSTRAK Keracunan masih merupakan gejala yang merajalela di negara kita, bahkan di Asia Tenggara. Walaupun masih banyak menelan korban jiwa, serta para penjabat yang terkait tak henti-hentinya memberi peringatan kepada para penjual makanan untuk memperhatikan kebersihan serta mutu barang dagangannya, namun seolah-olah hal tersebut tidak banyak memperbaiki. Dengan banyaknya laporan kasus keracunan makanan dapat menyebabkan timbulnya suatu fenomena tanda bahaya yang menyebar di kalangan masyarakat. Dengan ini diharapkan konsumen lebih berhati-hati terhadap apa yang mereka makan dan bagi para produsen diharapkan lebih waspada terhadap cara mereka mengolah produk makanan tersebut. Bagaimana cara mencegah terjadinya kasus keracunan tersebut ? Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Kita tidak dapat menyerahkan tanggung jawab ini hanya kepada para dokter untuk menanganinya, namun diperlukan juga kerjasama yang terkoordinir dan harmonis antara petugas kesehatan, aparat pemerintah dan masyarakat sendiri. Diharapkan dengan adanya kerjasama antara mereka, masyarakat dapat lebih selektif dalam mengkonsumsi makanan yang beredar sehingga masyarakat sendiri dapat menjadi pengontrol bagi produk-produk yang beredar di pasaran. Kata Kunci: Racun, Keracunan makanan PENDAHULUAN Beberapa waktu yang lalu, negara kita digoncang oleh kasus keracunan makanan yang sampai menimbulkan korban jiwa. Sebelumnya juga pernah dilaporkan berbagai media massa bahwa masyarakat keracunan tempe bongkrek, keracunan tahu iris, satu keluarga teler setelah makan dadar jagung dan sayur bayam, dan masih banyak lagi kasus keracunan makanan yang terjadi di masyarakat namun tidak sempat diberitakan. Dari ulasan di atas dapat dikatakan bahwa kontrol masyarakat terhadap makanan yang beredar masih kurang. Oleh sebab itu perlu adanya kerjasama antara aparat pemerintah dan petugas kesehatan untuk memberikan informasi yang jelas tentang hal tersebut. Dan tentu saja hal itu tidak lepas dari partisipasi masyarakat sendiri. Masyarakat harus berperan aktif, serta selektif dalam memilih makanan untuk dikonsumsi agar terhindar dari kasus keracunan yang bisa berakibat fatal. Penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintah dan khususnya bagi aparat kesehatan agar dapat menciptakan lingkungan masyarakat yang sehat dan tentu saja hal tersebut tidak lepas dari manusianya sebagai pelaku. KERACUNAN SECARA UMUM Racun ialah suatu zat yang dalam jumlah tertentu merusak fatal tubuh secara khemis atau fisiologis sehingga menyebabkan sakit atau kematian dan sering ditandai dengan gejala tertentu. Di dunia ini banyak sekali bentuk racun. Menurut sifat kimia, fisik dan pengaruhnya dalam tubuh manusia, maka racun diklasifikasikan menjadi: (1) Racun Anorganik yang terdiri atas racun coorosive dan racun metallic non metallic (2) Racun Organik volatile, non volatile non alkaloid dan alkaloid. (3) racun gas dan (4) racun jenis lain seperti racun makanan dan racun ular. Penyerapan dari racun ke dalam tubuh tergantung pada kelarutan dan cara pemberiannya. Racun dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara melalui mulut (per oral)-paling banyak, pernafasan (perinhalasi), injeksi, kontak dengan kulit yang intak maupun kulit yang luka, dan melalui rectum, vagina, urethra (paling sedikit). Daya kerja racun pada umumnya terjadi jika racun diserap kemudian masuk peredaran darah dan dapat menimbulkan kerusakan pada organ tertentu karena daya kerjanya yang lokal dan

Upload: mahatvidar-futuriezqa

Post on 02-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keracunan Makanan Merupakan Salah Satu Indikator Lemahnya Kontrol Pemerintah Dan Masyarakat Terhadap Produk Makanan Yang Beredar-laksomono Pratiknjo

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi___________________________________________Keracunan Makanan (Pratiknjo)

30

KERACUNAN MAKANAN MERUPAKAN SALAH SATU INDIKATOR LEMAHNYAKONTROL PEMERINTAH DAN MASYARAKAT TERHADAP PRODUK MAKANAN YANG

BEREDAR

Oleh

Laksomono PratiknjoDosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ABSTRAK

Keracunan masih merupakan gejala yang merajalela di negara kita, bahkan di Asia Tenggara. Walaupun masih banyakmenelan korban jiwa, serta para penjabat yang terkait tak henti-hentinya memberi peringatan kepada para penjual makananuntuk memperhatikan kebersihan serta mutu barang dagangannya, namun seolah-olah hal tersebut tidak banyak memperbaiki.

Dengan banyaknya laporan kasus keracunan makanan dapat menyebabkan timbulnya suatu fenomena tanda bahaya yangmenyebar di kalangan masyarakat. Dengan ini diharapkan konsumen lebih berhati-hati terhadap apa yang mereka makan danbagi para produsen diharapkan lebih waspada terhadap cara mereka mengolah produk makanan tersebut.

Bagaimana cara mencegah terjadinya kasus keracunan tersebut ? Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Kita tidakdapat menyerahkan tanggung jawab ini hanya kepada para dokter untuk menanganinya, namun diperlukan juga kerjasamayang terkoordinir dan harmonis antara petugas kesehatan, aparat pemerintah dan masyarakat sendiri.

Diharapkan dengan adanya kerjasama antara mereka, masyarakat dapat lebih selektif dalam mengkonsumsi makananyang beredar sehingga masyarakat sendiri dapat menjadi pengontrol bagi produk-produk yang beredar di pasaran.

Kata Kunci: Racun, Keracunan makanan

PENDAHULUAN

Beberapa waktu yang lalu, negara kitadigoncang oleh kasus keracunan makanan yangsampai menimbulkan korban jiwa. Sebelumnyajuga pernah dilaporkan berbagai media massabahwa masyarakat keracunan tempe bongkrek,keracunan tahu iris, satu keluarga teler setelahmakan dadar jagung dan sayur bayam, danmasih banyak lagi kasus keracunan makananyang terjadi di masyarakat namun tidak sempatdiberitakan.

Dari ulasan di atas dapat dikatakan bahwakontrol masyarakat terhadap makanan yangberedar masih kurang. Oleh sebab itu perluadanya kerjasama antara aparat pemerintah danpetugas kesehatan untuk memberikan informasiyang jelas tentang hal tersebut. Dan tentu sajahal itu tidak lepas dari partisipasi masyarakatsendiri. Masyarakat harus berperan aktif, sertaselektif dalam memilih makanan untukdikonsumsi agar terhindar dari kasus keracunanyang bisa berakibat fatal.

Penulis mengharapkan semoga tulisan inidapat memberikan sumbangan pikiran bagipemerintah dan khususnya bagi aparat kesehatanagar dapat menciptakan lingkungan masyarakatyang sehat dan tentu saja hal tersebut tidak lepasdari manusianya sebagai pelaku.

KERACUNAN SECARA UMUM

Racun ialah suatu zat yang dalam jumlahtertentu merusak fatal tubuh secara khemis ataufisiologis sehingga menyebabkan sakit ataukematian dan sering ditandai dengan gejalatertentu. Di dunia ini banyak sekali bentukracun.Menurut sifat kimia, fisik dan pengaruhnyadalam tubuh manusia, maka racundiklasifikasikan menjadi: (1) Racun Anorganikyang terdiri atas racun coorosive dan racunmetallic – non metallic (2) Racun Organikvolatile, non volatile – non alkaloid dan alkaloid.(3) racun gas dan (4) racun jenis lain sepertiracun makanan dan racun ular.

Penyerapan dari racun ke dalam tubuhtergantung pada kelarutan dan carapemberiannya. Racun dapat masuk ke dalamtubuh manusia dengan cara melalui mulut (peroral)-paling banyak, pernafasan (perinhalasi),injeksi, kontak dengan kulit yang intak maupunkulit yang luka, dan melalui rectum, vagina,urethra (paling sedikit).

Daya kerja racun pada umumnya terjadi jikaracun diserap kemudian masuk peredaran darahdan dapat menimbulkan kerusakan pada organtertentu karena daya kerjanya yang lokal dan

Page 2: Keracunan Makanan Merupakan Salah Satu Indikator Lemahnya Kontrol Pemerintah Dan Masyarakat Terhadap Produk Makanan Yang Beredar-laksomono Pratiknjo

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi___________________________________________Keracunan Makanan (Pratiknjo)

31

umum. Beberapa faktor yang mempengaruhidaya kerja racun dalam tubuh yaitu: (1) Dosis,makin besar dosis racun, makin cepat dan kuatdaya kerjanya; (2) bentuk racun; (3) bentuk gasmenimbulkan gejala lebih cepat karenadiabsorbsi lebih cepat; (4) cara masuk racun kedalam tubuh keracunan melalui perenteral danperinhalasi lebih cepat menimbulkan gejala; (5)metabolisme bahan racun dalam tubuh, adasuatu zat yang metaboliknya bersifat racun bagitubuh, misalnya methyl alkohol, metabolitnyayaitu asam semut bersifat toksik. Metabolismeberlangsung dalam 4 macam, yaitu oksidasi,reduksi, hidrolisa, dan sintesis. (6) kepekaanindividu terhadap bahan kimia/obat; (7)kebiasaan pemakaian obat; beberapa macamobat bila diberikan terus menerus dan secaratetap biasanya efeknya berkurang, jadi timbuladdiction dan habituation sehingga cenderungterjadi peningkatan dosis yang akhirnya dapatmenimbulkan keracunan; (8) umur, bayi dananak-anak lebih sensitif terhadap intoksikasidaripada orang dewasa; (9) keadaan umumpenderita; (10) daya larut racun, bahan yanglarut mempunyai efek toxic, sedangkan yangtidak larut tidak menimbulkan kelainan; (11)kombinasi kimiawi, beberapa bahan dalamkombinasi tertentu bersifat racun, sedangkanbila sendiri-sendiri tidak bersifat racun; (12)kombinasi mekanis, bila racun yang berbentukserbuk di campur dengan cairan yang beratjenisnya lebih kecil dari racun maka racun akanmengendap, jika penderita tidak meminum racuntersebut sampai habis, efeknya kurang kuat; (13)daya kerja komulatif, beberapa racun dapatbersifat toxic jika sudah terkumpul dalamjumlah yang besar, misalnya digitalis, (14)synergisme, suatu bahan akan mempunyai efektoxic yang lebih tinggi jika diberikan bersamadengan bahan lainnya, misalnya alkohol denganbarbiturate, alkohol dengan analgetika, dan lain-lain.

Setiap peristiwa keracunan dapatmenimbulkan gejala yang khas untuk suaturacun tertentu, antara lain:Vomiting/nausea/diarrhea/abdominal pain,coma, mydriasis, myosis, paralisis otot skelet,pernafasan lambat/cepat,dilirium/Halusinasi/excitasi, cyanosis, dyspnean,convulsion, gangguan pengelihatan, gangguan

pendengaran, alopecia, cherry red (kulit bewarnamerah), stomatitis, colic, dan anuria.

Sebelum orang mengalami keracunantentunya akan menunjukkan gejala awal yangkemudian dapat digunakan untuk mendugaadanya keracunan, yaitu: 1) seseorang yangsebelumnya dalam keadaan sehat mendadakmenjadi sakit setelah makan atau minum sesuatubahan; 2) beberapa orang menunjukkan gejalayang sama setelah makan atau minum bahanyang sama; 3) adanya warna, rasa, bau yangberlainan dengan kebiasaan pada bahan yangtelah dimakan atau diminum.

Ada 3 macam bentuk keracunan yaitu : (1)keracunan akut , timbul setelah pemberian bahansebanyak 1 kali dosis besar; (2) keracunansubakut, timbul setelah pemberian bahanberulang-ulang dalam jangka waktu pendek, dan(3) keracunan kronis, yang timbul dalam waktuyang lama dengan interval berulang-ulang dalamjangka waktu yang lama dengan dan dalam dosisyang kecil.

Pengobatan yang dapat dilakukan padapenderita keracunan pada dasarnya terdiri atas :1) mencegah masuknya atau absorbsi racunlebih lanjut ke dalam tubuh dengan cara :menimbulkan muntah dengan spatel atau airgaram, kumbah lambung (gastric lavage) untukkeracunan yang tidak lebih dari 4 jam,pemberian laxantia jika keracunan lebih dari 4jam, dan jika racun menyerang kulit, segerabersihkan dengan air; 2) mengeluarkan racunyang telah masuk/diabsorbsi tubuhdenganpemberian diuresis atau hemodialisa untukmemperbesar ekskresi ginjal, pemberian CO2

untuk mempercepat respirasi, enterolysis,memperbanyak keluarnya keringat; 3)pemberian antidote : antidote mekanis denganmelapisi mukosa lambung, misalnya memberisusu, telur, lemak, atau dengan mekanismemenyerap racun misalnya dengan pemberianbubuk charcoal; antidote chemis misalnyamemberi ferry hidroksida untuk keracunanAs2O3, antidote Fisiologis yang berfungsi untukmelawan kerja racun yang telah diabsorbsi,misalnya Amphetamine sulfat untuk keracunanbarbiturate, sulfasatropin untuk keracunanparathion; 4) perawatan umum; 5) terapisimptomatis, misalnya bila nyeri diberikanmorphine, bila kejang diberikan barbiturate short

Page 3: Keracunan Makanan Merupakan Salah Satu Indikator Lemahnya Kontrol Pemerintah Dan Masyarakat Terhadap Produk Makanan Yang Beredar-laksomono Pratiknjo

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi___________________________________________Keracunan Makanan (Pratiknjo)

32

acting, bila terjadi cardiac collaps dibericaffeine.

KERACUNAN MAKANAN

Makanan adalah sesuatu yang mengandungzat-zat (nutrient) yang digunakan untukkelangsungan hidup manusia. Makananmengandung zat yang dibutuhkan manusia dansecara kontinu dibutuhkan setiap hari. Berbagaibahaya dapat terjadi berhubungan denganmakanan. Bahaya itu mungkin karena prosesyang terjadi pada makanan itu atau merupakansifat yang sudah ada atau zat yang berbahayadari luar masuk dan mengotori makanan itu.Bahaya yang dapat terjadi dari makanan adalahkeracunan. Racun yang terdapat dalam makananmungkin merupakan racun alam yang sudah adadalam makanan itu yang baik di sengaja atautidak tercampur dalam makanan.

Racun dalam makanan dapat berasal dari : 1)racun alami, berbagai bahan makanan baiknabati maupun hewani yang mengandung racunyang pada umumnya sudah di kenal olehmasyarakat, yaitu : Singkong yang mengandungHCN, cendawan dapat mengandung muskarin,biji bengkuangmengandung pakpakrizida,jengkol mengandung asam jengkol; 2) racunyang berasal dari luar makanan, misalnyasayuran yang terkontaminasi oleh insektisidaracun yang berbentuk bubuk di sangka tepung;3) racun yang disebabkan karena mikroorganisme yang terdapat pada makanan,misalnya Clostridium botulium, mengeluarkantoxin yang menyerang saraf, Streptococcus,menyebabkan diarrhea, Trichinella spiralis padadaging sapi dan babi yang sakit.

FAKTOR-FAKTOR YANGBERPENGARUH PADAKERACUNAN MAKANAN

Keracunan makanan seringkali disebabkankarena beberapa hal seperti (1) bahan asinganorganik/organik yang secara sengaja/tidaktercampur pada makanan saat proses pembuatanatau pengawetan; (2) adanya racun dalammakanan itu, misalnya keracunan ikan, jamur,singkong; (3) terdapat kuman/parasit dalammakanan, misalnya E. histolisia, Salmonella,dan lain-lain; (4) terdapat toxin kuman dan

makanan, misalnya Cl. botulinum,Staphylococcus toxic, keracunan tempe.

Beberapa tindakan dapat mencegah ataumengurangi terjadinya keracunan bahanmakanan, yaitu: 1) hygiene pribadi (personalhygiene), mencuci bersih tangan dengan airbersih mengurangi terjadinya keracunan akibatkontaminasi bahan racun yang terbawa olehtangan; 2) hygiene lingkungan (environmentalhygiene), penyimpanan makanan harusdiusahakan sedemikian rupa sehingga tidakdikotori oleh serangga atau binatang. Penyegarudara di ruangan penyimpanan harus baik untukmencegah kerusakan makanan; dan 3)pengolahan dan penyajian yang baik dan bersih,suhu pada saat memasak harus tinggi untukmematikan kuman tetapi tidak boleh terlalutinggi sehingga merusak zat makanan danmengurangi gizi.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkankeracunan, antara lain: 1) membeli makananyang sudah terkontaminasi oleh bahan racun.Racun tersebut bisa berasal dari insektisidatanaman maupun zat warna yang digunakanuntuk mewarnai makanan. Sekarang adakecenderungan masyarakat membeli bahanmakanan yang murah karena pertimbanganekonomis tetapi mereka tidak sadar dari bahanapa makanan itu dibuat, misalnya kerupuk,biscuit dengan warna yang bermacam-macam,2) membeli makanan yang sudah busuk dansudah saatnya dibuang, misal nya tempebongkrek; 3) menggunakan zat kimia yangberlebihan dalam proses pembuatan makanan,misalnya pemberian vetsin yang berlebihan,pemberian zat warna yang berlebihan untukpembuatan sirup; 4) tidak teliti dalam membelimakanan yang diawetkan, misalnya makanandalam kaleng yang sudah rusak; 5) tidakmenjaga kebersihan dalam mengolah makanan,misalnya mencuci beras yang telah di jamahtikus dengan tidak bersih, peralatan dapur yangjarang dibersihkan.

Dengan demikian keracunan makanan lebihbanyak dipengaruhi oleh ketidak hati-hatian ataukekurang pahaman masyarakat konsumenproduk makanan.

PEMECAHAN MASALAH

Page 4: Keracunan Makanan Merupakan Salah Satu Indikator Lemahnya Kontrol Pemerintah Dan Masyarakat Terhadap Produk Makanan Yang Beredar-laksomono Pratiknjo

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi___________________________________________Keracunan Makanan (Pratiknjo)

33

Keracunan makanan masih merupakangejala yang merajalela di Asia Tenggara,termasuk di Indonesia, walaupun telah banyakmenelan korban jiwa dan para pejabat tidakhenti-hentinya memperingatkan kepada parapenjual makanan untuk memperhatikankebersihan.

Banyak orang yang bergerak dalam bisnismakanan dan konsumen sendiri tidakmenghiraukan kebersihan dan kesehatan. Masihbanyak pula orang belum menyadari bahwamereka mempunyai hak utama sebagaikonsumen untuk menolak pengelolaan makananyang tidak bersih dan sehat.

Hal yang terbaik untuk memecahkanmasalah keracunan makanan ini adalah denganpencegahan seperti yang dianjurkan olehOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu:1. Cuci tangan bersih-bersih sebelum mengolah

makanan dan setelah setiap istirahat2. Menghindari kontak antara bahan mentah

dan makanan matang, karena makananmatang yang aman dapat menjadi tercemarlewat kontak dengan bahan makan mentah.

3. Memasak makanan sampai matang, karenabanyak bahan makanan yang tercemar olehorganisme penyebab penyakit.

4. Makan makan yang dimasak segera. Jikamakanan dingin pada suhu ruangan makamikroba dapat berkembang biak.

5. Menyimpanan makanan yang sudah dimasakdengan hati-hati, karena makanan yangdisiapkan lebih cepat atau sisa harusdisimpan baik dalam keadaan panas ataudingin.

6. Memanaskan kembali makanan sepenuhnya,karena cara ini merupakan perlindunganpaling baik terhadap mikroba yang mungkinberkembang biak selama penyimpanan.

7. Menjaga agar semua peralatan dapur selalubersih.

Jadi, peristiwa kelalaian seperti keracunanbiscuit janganlah menjadikan kita paniksehingga salah langkah tetapi hendaknya kitamenjadi waspada hati-hati dan lebih teliti dalammembeli, menyimpan dan mengolah sertamenghidangkan makanan.

Dari seluruh uraian tersebut di atas dapat kitalihat bahwa masyarakat Indonesia padaumumnya kurang selektif dalam membelimakanan. Peristiwa-peristiwa kelabu, seperti

biscuit beracun, susu kadaluwarsa, keracunantempe bongkrek dan sebagainya menunjukkanlemahnya daya kontrol masyarakat terhadapproduk makanan yang beredar. Hal inimenunjukkan pula bahwa pemerintah kurangketat dalam pengawasan terhadap makanan yangberedar di masyarakat.

Selain itu pencegahan tersebut diatas, adabeberapa hal yang harus pemerintah lakukanberkaitan dengan masalah keracunan makananyaitu :1. Perlunya upaya perlindungan konsumen

makanan secara medis dan yuridis2. Perlunya peningkatan pengetahuan /

pendidikan melalui penyuluhan mengenaimakanan, supaya masyarakat tidak membelimakanan yang kadaluwarsa atau yang sudahrusak kemasannya.

3. Sebelum diedarkan di masyarakat atauproduksi, seharusnya jenis makanan (dalamkemasan kaleng) diuji secara laboratoriesoleh pabriknya dan secara prefentif jugadilakukan oleh Direktorat POM(Pengawasan Obat dan Makanan). DisiniDirektorat POM harus secara rutin dan aktifmalakukan rasia terhadap makanan yangberedar di masyarakat terutama yang tidakada registernya.

4. Pemerintah melalui media massa perlumemberikan informasi kepada masyarakatmengenai ciri-ciri makanan yang sudahkadaluwarsa

5. Didirikan pos pusat pelayanan penanganankasus keracunan yang tugasnya memberikaninformasi, yaitu pengenalan atas identifikasikasus serta faktor-faktor penyebabnya,memberikan nasehat-nasehat upayapertolongan pertama, memberikanpenerangan kepada masyarakat luas tenangupaya pencegahan timbulnya dampak negatifpenggunaan beragam bahan kimia.

KESIMPULAN

Kasus keracunan mungkin masih akan tetapterjadi di masyarakat walaupun aparat yangberwenang telah berusaha untuk memberikaninformasi yang sejelas-jelasnya tentang produkmakanan yang beredar. Pelaksanaan undang-undang dan peraturan itu sendiri tidak dapatmenjamin usaha tersebut akan berhasil. Namun

Page 5: Keracunan Makanan Merupakan Salah Satu Indikator Lemahnya Kontrol Pemerintah Dan Masyarakat Terhadap Produk Makanan Yang Beredar-laksomono Pratiknjo

http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi___________________________________________Keracunan Makanan (Pratiknjo)

34

informasi dan peran aktif dari masyarakatsendiri masih tetap diperlukan, setidak-tidaknyabisa untuk menekan angka kejadian kasuskeracunan tersebut.

Keracunan makanan dapat menyerangmasyarakat dan tiap orang mudah mengalamiinsiden tersebut, maka dalam hal ini petugasmaupun aparat kesehatan harus benar-benarmemperhatikan masalah ini.

Tanggung jawab, kesadaran dan peran aktifkonsumen sendiri dalam masalah ini cukupmemberikan arti. Berbagai pihak amatdibutuhkan bantuannya untuk ikut berpartisipasidalam menyumbangkan pikiran maupuntindakan dalam mengantisipasi masalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Penanganan Kasus Keracunan,Surabaya Post 10 Juli 1989, Hal.9 Kol. 7

Anonim. Keracunan Makanan Merajalela,Bagaimana Mencegahnya. Surabaya Post21 September 1989, Hal. 5 Kol. 1

Abdul Mugni dan Soetomo Wardjowinoto,Kasus Biscuit Beracun, Surabaya Post, 3Oktober 1989, Hal.4 Kol. 7

Bagian Farmakologi FK-UI, Farmakologi danTerapi Edisi 3, Balai Penerbit FK-UI,Jakarta 1987.Brookes, Vincent. J &Moris B. JacobsPhD, “Poison”,2nd Edition, Princeton NewJersey, D. Van Nostrand Company Inc,1958.

Czajka Pharm. D, Peter A & James P. DuffyPharm. BS, 1980. Poisoning Emergencies,St. Louis – Toronto – London, The CV.Mosby Company,

Dangraard. J, 1987. Symptoms and Sign inOccupational Disease, 1st Edition,Copenhagen, Munksgaards,

Soeroto Hadi Soemarto, Toxicology. UnairPress, Surabaya.

Koentjoro Soehadi dr, Keracunan Makanan.Surabaya Post 14 Oktober 1989, Hal.4 Kol7.

Robert H. Dreisbach MD. PhD & William D,Robertson MD. 1987. Handbook ofPoisoning. 12th Edition, NorwalkConnecticut / Los Altos California,Appleton & Lange.

Soedarto dr. Teka-Teki Sekitar KeracunanMakanan, Surabaya Post 9 Januari 1988,Hal.6 Kol. 3