keamanan pangan di kantin sekolah pom...mengonsumsi makanan tersebut dapat menyebabkan keracunan....

21
DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI Jl Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat 10560 - INDONESIA KEAMANAN PANGAN DI KANTIN SEKOLAH DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 2012 Telp/Fax: (021) 428 78701 e-mail: [email protected] klubpompi.pom.go.id www.pom.go.id

Upload: votu

Post on 30-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGANDEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RIJl Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat 10560 - INDONESIA

KEAMANAN PANGANDI KANTIN SEKOLAH

DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGANDEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI2012

Telp/Fax: (021) 428 78701e-mail: [email protected]

klubpompi.pom.go.idwww.pom.go.id

KEAMANAN PANGANDI KANTIN SEKOLAH

DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGANDEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA2012

KITA MENINGKATKANBERSA

MA-SAMA

KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

ISBN :978-602-8781-11-4

Keamanan Pangan di Kantin SekolahJakarta :Direktorat SPKP, Deputi III, Badan POM RI, 201220 hal : 148 x 210 mm

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku inidalam bentuk elektronik, mekanik, rekaman atau cara apapuntanpa izin tertulis sebelumnya dari penerbit

Diterbitkan oleh:Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan BerbahayaBadan Pengawas Obat dan Makanan RIJl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat 10560Telp/Fax : 021- 42878701Email : [email protected], [email protected]

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas penerbitan modul 'Keamanan Pangan di Kantin Sekolah'. Edukasi keamanan pangan di sekolah dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas komunitas sekolah untuk menjaga diri dari pangan yang tidak aman serta turut berpartisipasi dalam mengawasi dan meningkatkan keamanan pangan di sekitarnya.

Penyusunan modul ini merupakan salah satu langkah konkret untuk mengimplementasikan Gerakan Menuju Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Aman, Bermutu, dan Bergizi. Kami mengucapkan terima kasih kepada tim di Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan atas upayanya menyusun modul ini. Penghargaan khusus kami sampaikan kepada Prof. DR. Ir. Winiati P Rahayu,MS sebagai tenaga ahli atas kontribusinya yang sangat berarti dalam penyusunan dan penyempurnaan modul ini.

Materi edukasi keamanan pangan akan terus berkembang sesuai dinamika di masyarakat serta perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dan menghargai saran maupun masukan yang membangun dalam rangka penyempurnaan materi keamanan pangan.

Kami berharap modul ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh komunitas sekolah untuk menjamin terwujudnya keamanan dan mutu pangan di lingkungan sekolah.

Jakarta, Maret 2012Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan

Drs. Halim Nababan, MMNIP. 19561107 197903 1 001

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan iDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

SAMBUTAN

Gerakan Menuju Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Aman, Bermutu, dan

Bergizi harus diikuti dengan Aksi Nasional yang melibatkan seluruh pemangku

kepentingan terkait, termasuk komunitas sekolah. Komunitas sekolah yang

menjadi kelompok target utama dalam Aksi Nasional diharapkan memiliki

kemandirian untuk mengawasi PJAS di lingkungan sekolah. Anak sekolah sebagai

konsumen utama PJAS adalah aset bangsa Indonesia yang akan menjadi penerus

kita di masa mendatang. Oleh karena itu, mereka harus memperoleh asupan

pangan yang aman, bermutu, dan bergizi dalam rangka pertumbuhan dan

perkembangan anak-anak kita. Edukasi keamanan pangan menjadi salah satu

upaya sehingga masyarakat memahami dan menerapkan perilaku keamanan

pangan secara konsisten.

Saya menyambut baik dan mengapresiasi upaya penyusunan rangkaian modul

keamanan pangan sebagai materi edukasi keamanan pangan untuk masyarakat,

khususnya komunitas sekolah, dalam rangka peningkatan PJAS yang aman,

bermutu, dan bergizi.

Semoga rangkaian modul keamanan pangan untuk komunitas sekolah dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat umum dan komunitas sekolah pada

khususnya, sehingga kita bersama-sama meningkatkan keamanan pangan di

Indonesia.

Jakarta, Maret 2012Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

Dr.Ir. Roy A, Sparringa, M.App.ScNIP. 19620501 198703 1 002

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas penerbitan modul 'Keamanan Pangan di Kantin Sekolah'. Edukasi keamanan pangan di sekolah dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas komunitas sekolah untuk menjaga diri dari pangan yang tidak aman serta turut berpartisipasi dalam mengawasi dan meningkatkan keamanan pangan di sekitarnya.

Penyusunan modul ini merupakan salah satu langkah konkret untuk mengimplementasikan Gerakan Menuju Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Aman, Bermutu, dan Bergizi. Kami mengucapkan terima kasih kepada tim di Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan atas upayanya menyusun modul ini. Penghargaan khusus kami sampaikan kepada Prof. DR. Ir. Winiati P Rahayu,MS sebagai tenaga ahli atas kontribusinya yang sangat berarti dalam penyusunan dan penyempurnaan modul ini.

Materi edukasi keamanan pangan akan terus berkembang sesuai dinamika di masyarakat serta perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dan menghargai saran maupun masukan yang membangun dalam rangka penyempurnaan materi keamanan pangan.

Kami berharap modul ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh komunitas sekolah untuk menjamin terwujudnya keamanan dan mutu pangan di lingkungan sekolah.

Jakarta, Maret 2012Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan

Drs. Halim Nababan, MMNIP. 19561107 197903 1 001

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan iDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas penerbitan modul 'Keamanan Pangan di Kantin Sekolah'. Edukasi keamanan pangan di sekolah dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas komunitas sekolah untuk menjaga diri dari pangan yang tidak aman serta turut berpartisipasi dalam mengawasi dan meningkatkan keamanan pangan di sekitarnya.

Penyusunan modul ini merupakan salah satu langkah konkret untuk mengimplementasikan Gerakan Menuju Pangan Jajanan Anak Sekolah yang Aman, Bermutu, dan Bergizi. Kami mengucapkan terima kasih kepada tim di Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan atas upayanya menyusun modul ini. Penghargaan khusus kami sampaikan kepada Prof. DR. Ir. Winiati P Rahayu,MS sebagai tenaga ahli atas kontribusinya yang sangat berarti dalam penyusunan dan penyempurnaan modul ini.

Materi edukasi keamanan pangan akan terus berkembang sesuai dinamika di masyarakat serta perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dan menghargai saran maupun masukan yang membangun dalam rangka penyempurnaan materi keamanan pangan.

Kami berharap modul ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh komunitas sekolah untuk menjamin terwujudnya keamanan dan mutu pangan di lingkungan sekolah.

Jakarta, Maret 2012Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan

Drs. Halim Nababan, MMNIP. 19561107 197903 1 001

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan iDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

SAMBUTAN..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................. 1

BAB 2. KANTIN SEKOLAH............................................................................. 3

BAB 3. KEAMANAN PANGAN KANTIN SEKOLAH........................................ 5

BAB 4. PRAKTEK KEAMANAN PANGAN YANG BAIK DI KANTIN

SEKOLAH........................................................................................... 8

BAB 5. PERAN KONSUMEN MENJAGA KEAMANAN PANGAN.................. 11

BAB 6. PENUTUP........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 14

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan iiiDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

SAMBUTAN

Gerakan Menuju Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang Aman, Bermutu, dan

Bergizi harus diikuti dengan Aksi Nasional yang melibatkan seluruh pemangku

kepentingan terkait, termasuk komunitas sekolah. Komunitas sekolah yang

menjadi kelompok target utama dalam Aksi Nasional diharapkan memiliki

kemandirian untuk mengawasi PJAS di lingkungan sekolah. Anak sekolah sebagai

konsumen utama PJAS adalah aset bangsa Indonesia yang akan menjadi penerus

kita di masa mendatang. Oleh karena itu, mereka harus memperoleh asupan

pangan yang aman, bermutu, dan bergizi dalam rangka pertumbuhan dan

perkembangan anak-anak kita. Edukasi keamanan pangan menjadi salah satu

upaya sehingga masyarakat memahami dan menerapkan perilaku keamanan

pangan secara konsisten.

Saya menyambut baik dan mengapresiasi upaya penyusunan rangkaian modul

keamanan pangan sebagai materi edukasi keamanan pangan untuk masyarakat,

khususnya komunitas sekolah, dalam rangka peningkatan PJAS yang aman,

bermutu, dan bergizi.

Semoga rangkaian modul keamanan pangan untuk komunitas sekolah dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat umum dan komunitas sekolah pada

khususnya, sehingga kita bersama-sama meningkatkan keamanan pangan di

Indonesia.

Jakarta, Maret 2012Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

Dr.Ir. Roy A, Sparringa, M.App.ScNIP. 19620501 198703 1 002

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

ii

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 1Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

Keamanan pangan merupakan hak setiap orang, tidak terkecuali bagi anak

sekolah yang sedang dalam masa pertumbuhan. Salah satu sumber pangan yang

sangat dikenal dan disukai anak sekolah adalah pangan jajanan. Pangan jajanan

di lingkungan sekolah dapat berasal dari kantin sekolah atau dari penjual pangan

keliling di luar sekolah. Pangan jajanan anak sekolah (PJAS), dari manapun siswa

membelinya, tentunya harus aman dikonsumsi. Secara khusus, pembinaan

keamanan pangan di kantin sekolah seyogyanya langsung dilakukan oleh

komunitas di dalam lingkungan sekolah seperti guru, orang tua siswa, dan siswa.

Kantin dan lingkungan sekolah, termasuk pekerja dan peralatan, harus terjaga

kebersihannya. Tangan pekerja, peralatan, dan semua permukaan kontak pangan

yang kotor dapat menjadi sumber cemaran yang sifatnya langsung dapat

mencemari pangan. Pemasakan yang sempurna dan penyajian pangan yang baik

juga merupakan praktek yang harus diterapkan di kantin secara konsisten.

PENDAHULUAN

Bab1

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

2

Modul 'Keamanan Pangan di Kantin Sekolah' ini memuat uraian materi tentang

bagaimana menyiapkan kantin sekolah yang memenuhi persyaratan keamanan

pangan. Modul ini ditujukan untuk guru atau orang tua siswa agar dapat

berpartisipasi dalam penyediaan kantin yang sehat. Pengetahuan yang baik dari

guru dan orang tua tentang bagaimana pengelolaan kantin agar dapat

menyediakan makanan yang aman bagi siswa diharapkan akan memudahkan

mereka mengarahkan siswa untuk peduli keamanan PJAS yang disediakan di

kantin sekolah.

Kantin sekolah adalah tempat di sekolah di mana segenap warga sekolah dapat

membeli pangan jajanan, baik berupa pangan siap saji maupun pangan olahan.

Guru, bersama-sama dengan orang tua, memiliki tanggung jawab mendidik siswa

agar dapat memilih pangan yang aman dikonsumsi. Hal ini dapat dicontohkan dari

praktek dan berbagai kondisi yang ada di kantin sekolah. Sebagai bagian dari

lingkungan sekolah, kantin berada dalam posisi unik karena dapat memberikan

kontribusi positif bagi pemenuhan kebutuhan pangan yang aman dan bermutu,

terutama bagi anak sekolah. Selain itu, kantin juga memiliki peran yang sangat

penting untuk menunjang kebutuhan gizi bagi pertumbuhan anak sekolah.

KANTIN SEKOLAH

Bab2

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 3Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

Upaya perbaikan kondisi di kantin sekolah dapat dilakukan guru maupun orang tua

sebagai anggota komite sekolah. Kerjasama antara guru, orang tua, dan siswa

dengan pengelola maupun karyawan kantin dapat meningkatkan fungsi kantin,

tidak saja sebagai penyedia makanan yang aman, bermutu, dan bergizi tetapi juga

fungsi-fungsi lainnya seperti yang telah diuraikan di atas.

Apa yang dapat dilakukan guru dan orang tua siswa untuk perbaikan kantin

sekolah?

Ÿ Mengarahkan kegiatan pengadaan pangan yang aman, bermutu, dan

bergizi di kantin.

Ÿ Berpartisipasi dalam pengembangan kantin agar kondisi kantin lebih baik

dari yang selama ini ada.

Apa saja fungsi kantin sekolah?

Ÿ Memberikan pelayanan kepada seluruh komunitas sekolah terhadap

kebutuhan berbagai makanan serta minuman yang aman, bermutu, dan

bergizi.

Ÿ Menunjang pendidikan kewirausahaan siswa sejak dini bila proses yang ada

di kantin dapat menarik perhatian siswa dan menyediakan pangan jajanan

dengan harga yang wajar.

Ÿ Menunjang pengetahuan tentang keamanan pangan dan gizi yang dipelajari

siswa di kelas.

Ÿ Mengajarkan siswa untuk menerapkan standar kebersihan dalam

menangani, mengolah, dan menyajikan pangan dalam kehidupan sehari-hari

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

4

Makanan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi karena sudah basi atau rusak.

Makanan menjadi basi karena tercemar mikroba dari hewan, manusia, atau

benda-benda lain yang tumbuh dan berkembang biak. Apabila mikroba tersebut

dari jenis yang berbahaya, atau biasa disebut kuman, maka makanan dapat

menjadi sumber penyakit. Jika jumlah kuman pada makanan banyak, maka

mengonsumsi makanan tersebut dapat menyebabkan keracunan. Keracunan

pangan, terutama pada anak, dapat menjadi ancaman yang serius di mana tidak

jarang anak meninggal dunia karena keracunan pangan. Gejala keracunan

pangan antara lain: muntah, nyeri perut, dan diare yang biasanya terjadi dalam

waktu 2-36 jam, setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Kita tidak boleh

menganggap enteng sakit perut karena sebenarnya sakit perut dapat menjadi

indikasi terjadinya keracunan pangan.

KEAMANAN PANGAN KANTIN SEKOLAH

Bab3

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 5Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

Cemaran kuman tidak dapat dilihat langsung dengan mata telanjang. Makanan

yang terlihat bagus penampilannya serta baik bau dan rasanya dapat saja

menyebabkan keracunan pangan. Oleh karena itu, pencegahan pertumbuhan

kuman pada makanan sangatlah penting.

Selain kuman, makanan dapat tercemar oleh benda yang dapat terlihat oleh mata

seperti potongan kawat, tubuh lalat, serpihan kaca atau plastik, kuku, bulu hewan

atau rambut pekerja.

Cemaran dapat terjadi karena makanan tidak dilindungi dari lingkungan yang

tercemar atau tidak terjaga kebersihannya. Tikus, lalat, kecoa, dan hama

serangga lainnya merupakan penghantar kuman pada makanan.

Penyalahgunaan wadah, yang tidak diperuntukkan sebagai wadah makanan,

untuk tempat makanan

Kuman dapat tumbuh dan berkembangbiak pada makanan karena

berbagai hal sebagai berikut ini:

Ÿ Makanan adalah media yang cocok untuk pertumbuhan kuman.

Seperti manusia, kuman membutuhkan air (kelembaban dalama

makanan), nutrisi (misalnya karbohidrat. protein, vitamin, dan

mineral), dan keasaman yang sesuai (misalnya makanan yang tidak

terlalu asam atau basa).Ÿ Suhu makanan yang sesuai dengan suhu pertumbuhan kuman. Zona

bahaya untuk pertumbuhan kuman adalah antara 5-60 ° C. Di luar

zona ini, kuman tidak akan berkembangbiak hingga jumlah yang

cukup untuk menyebabkan keracunan pangan.Ÿ Kuman berada terlalu lama pada kondisi yang sesuai. Kuman seperti

bakteri membutuhkan waktu untuk berkembangbiak, tetapi waktu

yang dibutuhkan untuk berkembangbiak tidak lama. Bakteri dapat

membelah diri setiap 20 menit. Misalnya, satu sel bakteri

Staphylococcus yang banyak terdapat pada tangan pekerja dapat

menjadi 1.045.576 sel hanya dalam waktu tujuh jam.

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

6

juga menjadi sumber cemaran. Selain itu, debu di udara di sekitar makanan yang

terbuka juga merupakan sumber pencemaran yang harus diwaspadai. Sumber

cemaran lain pada pangan adalah bahan kimia berbahaya yang sengaja ataupun

tidak sengaja masuk ke dalam pangan. Bahan berbahaya merupakan bahan yang

tidak diperuntukkan untuk pangan tetapi sering disalahgunakan untuk pangan.

Contoh bahan berbahaya yang disalahgunakan adalah: antiseptik dan pembunuh

kuman misalnya boraks/bleng/pijer/air ki yang disalahgunakan sebagai

pengenyal pada bakso, lontong, siomay, pempek, atau pangan lainnya serta

perenyah pada kerupuk gendar. Formalin yang biasa digunakan untuk

mengawetkan mayat tetapi disalahgunakan sebagai pengawet pada tahu, ikan, mi

basah, dan pangan lainnya. Pewarna merah Rhodamin B dan pewarna kuning

Methanyl yellow yang biasa digunakan sebagai pewarna tekstil disalahgunakan

untuk memberi warna pada makanan (kerupuk, keripik, kue) dan minuman.

Di alam, terdapat beberapa pangan hewani atau nabati yang tidak dapat

dikonsumsi karena secara alami mengandung racun. Contohnya adalah: jamur

beracun karena mengandung amanitin, ikan beracun seperti ikan buntal karena

mengandung tetrodotoksin, dan singkong beracun karena mengandung asam

sianida.

Sumber pencemaran pada pangan juga dapat berasal dari lingkungan. Misalnya,

pangan dapat tercemar melalui udara yang kotor atau melalui air limbah yang

mengontaminasi pangan. Contoh lainnya adalah: asap kendaraan bermotor,

limbah industri, sisa pestisida pada buah dan sayur, sisa deterjen pada peralatan

masak dan makan, serta cat pada peralatan masak dan makan.

.Pangan juga harus terhindar dari penggunaan bahan tambahan pangan (BTP)

melebihi batas yang diijinkan. BTP adalah bahan yang sengaja ditambahkan

dalam pangan untuk memperbaiki sifat dan mutu pangan. Dalam prakteknya, BTP

harus digunakan dalam takaran tertentu. Penggunaan BTP melebihi batas yang

diijinkan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 7Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

Kantin sekolah harus dapat menyediakan pangan jajanan yang aman, bermutu,

dan bergizi. Agar kantin sekolah dapat menyajikan pangan yang aman, maka

semua syarat-syarat keamanan pangan harus dipenuhi. Syarat-syarat keamanan

pangan untuk kantin sekolah pada prinsipnya dapat terpenuhi bila penerapan

praktek pengolahan pangan yang baik dilaksanakan disetiap tahapan proses.

Proses yang ada pada kantin sekolah adalah mulai dari pembelian bahan baku

hingga penyajian. Peran pengelola dan karyawan kantin sangat penting untuk

penjaminan keamanan dan mutu pangan yang dijual di kantin tersebut.

PRAKTEK KEAMANAN PANGAN YANGBAIK DI KANTIN SEKOLAH

Bab4

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

8

Prinsip dari praktek keamanan pangan yang baik di kantin sekolah meliputi:

Karyawan

Ÿ Karyawan harus mencuci tangan setelah menggunakan kamar kecil,

bersin, batuk atau setelah melakukan aktivitas pembersihan.

Ÿ Karyawan dilarang bekerja di kantin bila sedang sakit.

Pengadaan bahan baku

Ÿ Bahan baku yang baik saja yang akan digunakan untuk pengolahan

pangan.

Ÿ Bila bahan baku berupa pangan olahan dalam bentuk pangan kaleng

maka hanya pangan kaleng yang tidak kembung dan segel serta

sambungannya tidak cacat, berkarat, atau penyok saja yang digunakan.

Ÿ Segera simpan makanan yang mudah basi ke dalam lemari es atau

freezer.

Ÿ Bila pangan olahan akan dijual di kantin sekolah maka karyawan harus

meneliti kondisi pangan olahan tersebut termasuk meneliti masa

kedaluwarsanya.

Penyimpanan

Ÿ Bila bahan baku tidak segera digunakan, maka harus disimpan dengan

jarak sekurang-kurangnya 15 cm dari dinding, dan ditempatkan paling

tidak setinggi 15 cm dari lantai.

Ÿ Semua bahan baku tersebut harus diberi penandaan yang jelas.

Persiapan

Ÿ Karyawan harus menangani pangan secara higienis dengan

menggunakan peralatan, sarung tangan, dan tangan yang bersih.

Ÿ Kontak tangan dengan pangan selama pengolahan harus dibatasi dan

kontak tangan dengan makanan yang telah siap disajikan harus dicegah.

Pembersihan/sanitasi

Ÿ Membersihkan lemak dan bagian pangan yang tidak digunakan harus

menggunakan air bersih.

Ÿ Ketika mencuci kain lap atau peralatan pengolahan dan peralatan makan

harus menggunakan air bersih.

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 9Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

Pengolahan pangan

Ÿ Pangan harus dimasak dengan sempurna.

Ÿ Pendinginan pangan di lemari pendingin harus dilakukan dengan

memperhatikan suhu lemari pendingin. Suhu lemari pendingin yang 0diinginkan adalah < 5 C.

Ÿ Pembekuan pangan di lemari pembeku/freezer dilakukan dengan

memperhatikan suhu lemari beku. Suhu yang diinginkan untuk jangka 0waktu yang tidak terlalu lama adalah<0 C, sedangkan bila waktu

0penyimpanan relatif lama maka suhu harus diatur agar tetap < -18 C.

Penyajian pangan

Ÿ Pangan siap saji/makanan disajikan dalam wadah yang bersih.

Ÿ Jangan membiarkan pangan siap saji yang berisiko tinggi seperti

makanan bersantan atau berkuah daging lebih dari 4 jam pada suhu 0berbahaya (5-60 C).

Ÿ Karyawan dilarang memegang secara langsung makanan yang siap

disajikan.

Pemanasan kembali

Ÿ Pemanasan makanan kembali harus dilakukan dengan suhu yang cukup.

Misalnya, makanan berkuah dipanaskan kembali hingga mendidih.

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

10

Menjaga keamanan pangan tidak saja harus dilakukan oleh pengolah pangan,

tetapi konsumen yang akan membeli makanan di kantin sekolah juga

berkewajiban menjaga keamanan pangan di kantinnya. Selain untuk keamanan

diri konsumen, mereka juga harus turut menjaga agar tidak menjadi sumber

cemaran bagi makanan yang akan dikonsumsi konsumen lain. Makanan dapat

mengandung kuman sejak sebelum dibeli. Oleh karena itu, konsumen harus

memeriksa semua pangan jajanan dengan cermat sebelum membeli. Jangan

membeli atau mengonsumsi makanan yang berpotensi tidak aman seperti telah

mengalami penyimpangan dari pangan normal atau telah kedaluwarsa.

Konsumen harus memeriksa tanggal kedaluwarsa dengan teliti pada makanan

yang akan dibeli.

Agar makanan tetap aman di kantin sekolah maka konsumen harus memilih

makanan sebagai berikut:

Ÿ Pilih makanan yang tidak tercemar.

Ÿ Pilih makanan yang tidak terlalu kenyal, keras, atau gosong.

PERAN KONSUMEN MENJAGAKEAMANAN PANGAN

Bab5

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 11Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

Ÿ Pilih makanan yang rasanya normal, tidak berasa pahit atau getir.

Ÿ Pilih makanan yang tidak berwarna terlalu mencolok.

Ÿ Pilih makanan yang ditutup pada saat dijajakan.

Sedangkan perilaku konsumen yang dapat menjaga keamanan pangan antara lain

adalah sebagai berikut:

Ÿ Mencuci tangan hingga bersih sebelum makan dan setelah dari toilet,

setelah bersin, batuk, atau membuang ingus.

Ÿ Menggunakan peralatan makan yang bersih.

Ÿ Menghindari bersin atau batuk ke arah makanan.

Ÿ Menggunakan tisu sekali pakai untuk mengeringkan tangan atau untuk

membersihkan tangan yang kotor.

Ÿ Tidak menyentuh makanan secara langsung. Konsumen harus

menggunakan penjepit, garpu, atau tisu untuk meminimalkan kontak

tangan dengan makanan yang tidak terbungkus.

Ÿ Mempertahankan makanan dalam bungkusnya bila tidak segera dimakan

agar terhindar dari lalat dan debu.

Ÿ Menghindari makanan yang kemasannya sudah mengembang akibat

aktivitas kuman yang menghasilkan gas seperti pada jus buah dan yogurt

dalam kemasan.

Ÿ Menghindari memegang uang dan makanan yang tidak terbungkus pada

waktu yang bersamaan.

Ÿ Membersihkan tumpahan makanannya baik di meja atau di bangku.

Ÿ Mencegah munculnya hama di sekitar kantin dengan tidak membuang

sampah sembarangan.

Ÿ Memastikan bahwa sampah dibuang di tempat sampah.

Ÿ Menggunakan tempat sampah yang bertutup dan tidak terlalu penuh.

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

12

Dengan memahami modul ini, diharapkan para guru dan orang tua siswa dapat

memahami bagaimana menyiapkan kantin sekolah yang memenuhi persyaratan

keamanan pangan. Selanjutnya guru dan orang tua dapat berpartisipasi dalam

kegiatan pengelolaan kantin sehingga kantin dapat menyediakan pangan yang

aman. Guru dan orang tua dapat mengajarkan pengetahuan keamanan pangan

kepada siswa, dan diharapkan dapat berpartisipasi sebagai konsumen kantin

dengan memberi masukan kepada pengelola kantin untuk menjaga keamanan

pangan di kantin sekolahnya.

Partisipasi semua pihak memungkinkan kantin sekolah dapat memberikan

kontribusi positif bagi pemenuhan kebutuhan pangan yang aman dan menunjang

kebutuhan gizi bagi pertumbuhan anak sekolah.

PENUTUP

Bab6

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 13Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

Budijanto S, D Syah, WP Rahayu, H Nababan. 2003. Good Practices Dalam Rantai Pangan. Direktorat SPKP Badan POM RI. Jakarta.

Rahayu WP, H Nababan, S Budijanto, D Syah. 2003. Higiene dan Sanitasi Pengolahan Pangan. Direktorat SPKP Badan POM RI. Jakarta.

Rahayu WP, H Nababan, S Budijanto, D Syah. 2003. Keamanan Pangan. Direktorat SPKP Badan POM RI. Jakarta

Rahayu WP, Nababan, H., et.al. 2004a. Piagam Bintang Satu untuk Keamanan Pangan, Kategori Industri Pangan. Jakarta: Direktorat SPKP Deputi III, Badan POM.

Rahayu, WP, Nababan, H., et.al. 2004b. Piagam Bintang Dua untuk Keamanan Pangan, Kategori Industri Pangan. Jakarta: Direktorat SPKP Deputi III, Badan POM.

Rahayu, WP, Nababan, H., et.al. 2004c. Piagam Bintang Tiga untuk Keamanan Pangan, Kategori Industri Pangan. Jakarta: SPKP Deputi III, Badan POM.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya-Badan POM RI

14