keracunan makanan

112
Keracunan Makanan April 11, 2005. Dikirim dalam Uncategorized | 1 komentar Perut terasa mual, keringat dingin membasahi seluruh badan atau lidah terasa kelu, mungkin pernah kita rasakan. Yang sering terjadi adalah kita tidak sadar bahwa itu merupakan sebagian tanda-tanda keracunan. Berbagai kasus keracunan makanan, sudah sering kita dengar dari media massa. Mungkin, kita sendiri pun pernah mengalaminya. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang keracunan makanan. Di antaranya karena sifat bahan makanan itu sendiri, cara pengolahan atau penyimpanannya, dan bisa pula karena pengaruh dari luar. YANG SERING TERJADI Selama ini, kasus keracunan yang sering terjadi adalah akibat seseorang menelan makanan yang telah dicemari racun yang dikeluarkan oleh bakteri staphylococcus. Sebenarnya bakteri ini jika tertelan tidak akan menimbulkan sesuatu yang buruk, akan tetapi ia dapat menghasilkan racun enterotoxin yang akan menyebabkan keluarnya cairan berlebihan dari usus halus. Bakteri lain yang dapat mengeluarkan racun dalam makanan adalah Clostridium perfringens, Vibrio parahaemolyticus (biasanya berasal dari pencemaran air laut), dan Bacilus cereus. Pencemaran bahan makanan oleh bakteri, biasanya berawal dari pengolah atau pemasak makanan yang menderita infeksi kulit karena bakteri staphylococcus. Bisa pula terjadi karena makanan dibiarkan terlalu lama berada pada suhu kamar setelah dimasak, sehingga spora bakteri bisa tumbuh. Bila sudah tercemar, racun dalam makanan tidak akan hilang meski sudah dipanaskan lagi. Beberapa makanan yang mudah menimbulkan keracunan antara lain sosis, daging, lidah sapi, ikan, susu dan hasil olahannya, dan telur. Muntah-muntah dan diare adalah gejala utama keracunan akibat bakteri. Selain itu ada pula gejala yang sering timbul mendadak, misalnya mual, otot perut

Upload: megysp

Post on 24-Jun-2015

5.552 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Keracunan MakananApril 11, 2005. Dikirim dalam Uncategorized | 1 komentarPerut terasa mual, keringat dingin membasahi seluruh badan atau lidah terasa kelu, mungkin pernah kita rasakan. Yang sering terjadi adalah kita tidak sadar bahwa itu merupakan sebagian tanda-tanda keracunan.

Berbagai kasus keracunan makanan, sudah sering kita dengar dari media massa. Mungkin, kita sendiri pun pernah mengalaminya. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang keracunan makanan. Di antaranya karena sifat bahan makanan itu sendiri, cara pengolahan atau penyimpanannya, dan bisa pula karena pengaruh dari luar.

YANG SERING TERJADI Selama ini, kasus keracunan yang sering terjadi adalah akibat seseorang menelan makanan yang telah dicemari racun yang dikeluarkan oleh bakteri staphylococcus. Sebenarnya bakteri ini jika tertelan tidak akan menimbulkan sesuatu yang buruk, akan tetapi ia dapat menghasilkan racun enterotoxin yang akan menyebabkan keluarnya cairan berlebihan dari usus halus.

Bakteri lain yang dapat mengeluarkan racun dalam makanan adalah Clostridium perfringens, Vibrio parahaemolyticus (biasanya berasal dari pencemaran air laut), dan Bacilus cereus. Pencemaran bahan makanan oleh bakteri, biasanya berawal dari pengolah atau pemasak makanan yang menderita infeksi kulit karena bakteri staphylococcus. Bisa pula terjadi karena makanan dibiarkan terlalu lama berada pada suhu kamar setelah dimasak, sehingga spora bakteri bisa tumbuh. Bila sudah tercemar, racun dalam makanan tidak akan hilang meski sudah dipanaskan lagi. Beberapa makanan yang mudah menimbulkan keracunan antara lain sosis, daging, lidah sapi, ikan, susu dan hasil olahannya, dan telur.

Muntah-muntah dan diare adalah gejala utama keracunan akibat bakteri. Selain itu ada pula gejala yang sering timbul mendadak, misalnya mual, otot perut kejang, diare yang disertai sakit kepala, badan lemah dan demam. Gejala-gejala ini muncul satu sampai 22 jam setelah makanan yang tercemar tertelan dan tergantung pada bakteri yang mencemarinya, kemudian menghebat dalam waktu 12-24 jam, dan akhirnya mereda. Adakalanya terjadi kejang perut yang menghebat, hingga penderita jatuh pingsan. Jika hal ini sampai terjadi, maka penderita harus segera dibawa ke dokter.

Untuk mencegah agar bahan makanan tidak tercemari bakteri, maka simpanlah bahan makanan yang mengandung daging, ikan, telur unggas, maupun susu serta olahannya dalam lemari pendingin, jika tidak segera dimakan setelah dimasak. Ikan laut yang baru dikeluarkan dari penyimpanan jangan langsung dimakan. Cuci dan masak dulu sampai benar-benar matang. Satu lagi, jangan memegang, memasak atau mengolah makanan ketika sedang sakit, khususnya infeksi kulit dan mata.

KERACUNAN MAKANAN KALENG Saat ini, berbagai jenis bahan makanan kaleng semakin banyak kita jumpai. Baik sayuran, daging, sarden dan sebagainya. Proses pengalengan yang kurang sempurna dapat merangsang timbulnya bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini senang tumbuh di tempat tanpa udara, dan akan mengeluarkan racun yang bisa merusak saraf juka sampai tertelan. Gejala keracunan bakteri ini disebut botulisme.

Gejala botulisme biasanya akan timbul mendadak, 16-18 jam sesudah menelan makanan yang mengandung racun tersebut. Gejala biasanya diawali dengan kelelahan dan tubuh terasa lemah. Kemudian diikuti adanya gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan ini bisa berupa penglihatan ganda (diplopia), Penglihatan kabur, kelumpuhan otot-otot dan kelopak mata, kehilangan daya akomodasi lensa mata, dan refleks pupil mata terhadap cahaya berkurang atau hilang sama sekali.

Gejala berikutnya bisa berupa kesulitan bicara, sulit menelan dan muntah yang keluar melalui hidung. Kesulitan menelan ini bisa menyebabkan makanan masuk ke dalam saluran pernapasan yang dapat mengakibatkan radang paru (pneumonia). Gejala juga disertai melemahnya otot-otot tubuh, tangan dan kaki. Suhu tubuh tetap, tetapi kadang bisa meninggi.

Penderita keracunan botulisme harus dirawat di rumah sakit. Umumnya, proses penyembuhan berjalan lambat. Sisa kelemahan otot-otot mata bisa berlangsung beberapa bulan.

Agar tidak keracunan makanan kaleng, kita sebagai konsumen harus teliti dalam memilih makanan kaleng. Sebaiknya pilihlah makanan yang sudah mendapat registrasi dari Departemen Kesehatan RI. Juga, masak atau panasi dahulu makanan dalam kaleng sebelum dikonsumsi. Jangan dimakan bila terdapat bahan makanan yang rusak atau membusuk.

TERCEMAR ZAT KIMIA Sayuran dan buah-buahan biasanya telah dicemari oleh zat kimia, baik sebagai pengawet maupun racun pembasmi hama (yang sering digunakan petani sebelum dipanen. Zat-zat kimia ini bisa berupa arsen, timah hitam, atau zat-zat yang bisa menyebabkan keracunan. Selain itu, makanan seperti acar, jus buah, atau asinan yang disimpan di dalam tempat yang dilapisi timah (bahan pecah belah yang diglasir), cadmium, tembaga, seng atau antimon (panci yang dilapisi email) juga dapat menimbulkan keracunan dengan berbagai gejala, tergantung pada logam-logam yang meracuninya. Keracunan akibat kelebihan bahan pengawet juga bisa terjadi, misalnya sodium nitrit.

Cadmium yang digunakan untuk melapisi barang-barang dari logam dapat larut dalam makanan yang bersifat asam, sehingga jika ikut termakan dalam jumlah banyak makanan tersebut bisa menimbulkan keracunan. Gejalanya antara lain mual, muntah, diare, sakit kepala, otot-otot nyeri, ludah berlebihan, nyeri perut, bahkan dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

Nitrit sering digunakan sebagai bahan pengawet untuk menjaga atau mempertahankan warna daging. Jika dikonsumsi berlebihan, makanan yang mengandung zat kimia ini mengakibatkan keracunan dengan gejala pusing, sakit kepala, kulit memerah, muntah, pingsan, tekanan darah menurun dengan hebat, kejang, koma dan sulit bernapas.

Upaya pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak teracuni zat kimia, yaitu dengan mancuci bersih buahbuahan, sayuran dan daging sebelum diolah. Selain itu, jangan manyimpan bahan makanan yang bersifat asam (sari buah, acar, asinan) di dalam panci yang terbuat dari logam.

RACUN ALAM PUN BISA BAHAYA Ada beberapa jenis bahan makanan, baik dari hewan maupun tumbuhan sudah mengandung zat beracun secara alamiah. Salah satu tumbuhan yang sering menyebabkan keracunan adalah jamur. Ada dua macam jamur dari jenis amanita yang sering menyebabkan keracunan. Jamur Amanita muscaria mengandung racun muscarine yang jika termakan akan menimbulkan gejala-gejala tertentu dua jam setelah tertelan, yaitu keluar air mata dan ludah secara berlebihan, berkeringat, pupil mata menyempit, muntah, kejang perut, diare, rasa bingung, dan kejang-kejang yang bisa menyebabkan kematian. Jamur Amanita phalloides mengandung racun phalloidine yang akan menimbulkan gejala keracunan 6-24 jam setelah tertelan, dengan gejala mirip keracunan muscarine. Selain itu penderita tidak bisa kencing dan akan mengalami kerusakan hati.

Dari jenis hewan, beberapa ikan laut juga dapat menyebabkan keracunan. Beberapa jenis ikan laut di daerah tropis akan beracun pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Sedangkan jenis lainnya akan beracun sepanjang tahun. Beberapa contoh ikan beracun antara lain ikan gelembung, ikan balon, belut laut, ikan landak, ikan betet, mackerel, dan lain-lain. Gejala keracunan ikan dapat dirasakan setengah sampai empat jam sesudah dimakan, yaitu gatal di sekitar mulut, kesemutan pada kaki dan lengan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri persendian, demam, menggigil, sakit pada saat kencing, dan otot tubuh terasa lemah.

Untuk mencegah keracunan ikan, sebaiknya jangan mengonsumsi jenis ikan yang beracun. Selain itu, bekukanlah ikan laut (simpan dalam lemari pendingin) segera setelah ditangkap.

Produk laut lain yang sering menimbulkan keracunan adalah jenis kerang-kerangan. Remis, kerang, tiram, dan jenis kerang-kerangan lain yang hidup di daerah laut tertentu sering mengandung racun, terutama pada musim panas. Gejala keracunan timbul lima sampai 30 menit setelah makanan tertelan, berupa rasa kebal di sekitar mulut, mual, muntah, kejang perut yang diikuti kelemahan otot dan kelumpuhan saraf tepi. Kegagalan pernapasan juga bisa terjadi hingga berujung pada kematian. Agar tidak keracunan kerang, tahanlah untuk memakannya pada musim panas.

Disalin dari Majalah NIKAH, Vol. 3, No. 6, September 2004

KERACUNAN MAKANANJumat, 12 April, 2002 oleh: Gsianturi

KERACUNAN MAKANAN Gizi.net - Buruh PT LG Kembali Keracunan Buruh pabrik elektronik PT LG Elektronic Indonesia di Desa Cirarab, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, kembali mengalami keracunan makanan. Sejak Rabu (10/4) sore sampai dengan Kamis pagi kemarin, sebanyak 125 buruh pabrik itu dilarikan ke tiga rumah sakit (RS) di Tangerang karena diduga mengalami keracunan makanan. Menurut beberapa buruh yang tengah dirawat di RS Qadr, mereka mulai merasakan mualmual pada Rabu sore. Rasa mual berlanjut dengan muntah-muntah dan buang air besar. Keracunan itu diduga berasal dari makanan yang mereka makan di kantin pabrik, pada Rabu siang. Buruh yang menderita keracunan segera dilarikan ke tiga rumah sakit terdekat. Di RS Qadr sebanyak 90 orang dirawat, sedangkan di RS Siloam Gleneagles sebanyak 15 orang, dan di RS As Sobhirin 10 orang. Sebagian dari buruh yang keracunan adalah mereka yang juga mengalami penderitaan yang sama pada bulan lalu. Pada awalnya buruh merasakan mual-mual beberapa jam setelah makan siang. Rasa mual di perut itu dirasakan sebagian buruh ketika masih bekerja di pabrik. "Saya mulai merasa mual ketika masih bekerja di pabrik. Saat keracunan pada bulan lalu, rasa mual baru terasa ketika sudah pulang ke rumah kontrakan," ujar seorang buruh perempuan. Sampai dengan Kamis siang, sejumlah buruh masih dirawat di tiga RS itu. Beberapa buruh menyusul masuk ke rumah sakit pada Kamis pagi. Keracunan yang dialami buruh PT LG merupakan peristiwa kedua dalam satu bulan ini. Pada bulan lalu, sebanyak 139 buruh PT LG juga dilanda keracunan. Ketika itu penyebab keracunan diduga pula berasal dari makanan di kantin pabrik. (MUL) Sumber: Kompas, Jumat, 12 April 2002 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0204/12/METRO/buru17.htm

Mengatasi Keracunan Makanan Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan pengkonsumsian makan atau minuman yang memiliki kandungna bakteri, dan/atau toksinnya, parasit, virus atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan di dalam fungsi normal tubuh. Beberapa gejala yang timbul akibat keracunan biasanya ringan tetapi dapat hingga berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit, beberapa keracunan juga dapat menyebabkan kematian. Gejala-gejala yang dimaksud adalah nyeri perut, muntah, diare, sakit kepala, dan beberapa gejala yang mengancam nyawa meliputi gaangguan pada fungsi neurologis, hati dan ginjal. Menurut Center of Disease Control (CDC), sebagian besar keracunan makan akibat kesalahan dalam mengolah makanan, seperti Membiarkan makanan yang telah siap saji pada suhu yang baik bagi bakteri untuk tumbuh. Kesalahan memasak atau menghangatkan kembali makanan. Kontaminasi silang Kontaminasi oleh tangan pengolah makanan (koki)

Beberapa hal yang perlu dilakukan jika menemui kasus keracunan khususnya pada keracunan yang memiliki gejala diare: Rehidrasi dan suplementasi elektrolit yang tepat. Sehingga tidak terdapat syok karena kurang cairan Penyerap cairan untuk mengurangi kehilangan cairan seperti kaopektat, aluminium hidroksida. Jika gejala tetap persisten lebih dari 3 hari, maka hal yang paling tepat dilakukan adalah membawa korban ke RS untuk menerima perawatan lebih intesnsif, sebab pengobatan simptomatik saja tidak cukup, korban harus menerima cairan lebih intensif melalui infus. Dan pada rumah sakit dapat dilakukan pemeriksaan diagnosti lebih baik. Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya melakukan Pengelolaan sistem hiegen yang baik Pengolahan makanan yang baik Hindari terjadi kontaminasi dari mana pun Simpan makanan dalam suhu yang tepat (< 5oC untuk makanan yang disimpan dalam kulkas dan > 60oC untuk makanan yang panas). Hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan yang terbuat dari logam. Hindari makan jamur yang liar. Hindari mengkonsumsi makanan setengah matang.

Apakah Keracunan Makanan? Keadaan di mana seseorang itu mengalami Loya dan muntah Memulas dan sakit perut Cirit-birit Kadangkala demam dan kesejukan Bilakah Gejala-Gejala Ini Timbul Biasanya gejala-gejala ini timbul beberapa jam selepas makan makanan yang tercemar (beracun) atau beberapa hari kemudiannya. Gejala yang dialami berbeza dari seseorang ke seorang yang lain bergantung kepada Ketahanan seseorang Jenis racun Jumlah racun yang termakan Umur seseorang Apakah Punca Keracunan Makanan? Punca utama ialah makan makanan yang Mengandungi toksin atau racun semulajadi seperti setengah jenis kulat, cendawan, makanan laut (shell-fish) dan sebagainya. Tercemar oleh kuman yang merbahaya Tercemar oleh bahan-bahan kimia Tercemar oleh lalat, habuk dan sebagainya Bagaimana Cara Jangkitan Penjaja/penjual tidak menghirau kebersihan diri dan juga kebersihan gerainya Penjaja/penjual tidak mengamalkan kebersihan ketika menyediakan makanan Menjamah makanan dengan tangan yang kotor Penjaja/penjual mendedahkan makanan kepada lalat, habuk dan sebagainya Pengguna tidak peduli tentang kebersihan makanan yang dibeli Bolehkah Masalah Ini Diatasi? Masalah ini boleh diatasi jika kita semua sebagai pengguna, menuntut hak-hak kita untuk

Memilih makanan yang dijual oleh penjual yang mengamalkan kebersihan Menjauhi gerai-gerai yang kotor dan tidak mengikut peraturan kebersihan Mendapatkan sokongan dan kerjasama kawan dan saudara mara supaya menjauhi dari membeli makanan dari gerai yang kotor Menegur penjual yang tidak mengamalkan kebersihan Melaporkan penjaja/peniaga yang kotor kepada Pejabat Kesihatan/Majlis Bandaran Bolehkan Keracunan Makanan Berlaku Di Rumah? Ya .. Jika tidak mengikut amalan-amalan kebersihan semasa menyedia, menyimpan, menghidang dan juga semasa makan makanan Patuhi amalan-amalan yang baik untuk mencegah keracunan makanan seperti : 1. Basuh tangan selepas ke tandas dan sebelum mengendali, menyedia dan menyentuh makanan Jangan ambil makanan dengan tangan. Gunakanlah penceduk, garpu, sudu atau penyepit yang bersih 2. Gunakanlah alat-alat yang bersih untuk menyediakan makanan. Jangan gunakan alat-alat yang sama bagi makanan mentah dan yang dimasak 3. Simpan atau tudung makanan supaya terlindung dari lalat, serangga dan habuk 4. Simpan semua bahan makanan yang mudah rosak seperti daging, ikan, ayam, sayur dan susu di dalam peti sejuk sehingga diperlukan. Jika tidak mempunyai peti sejuk, sebaikbaiknya beli bahan makanan untuk keperluan hari itu sahaja. JIKA TERJADI KERACUNAN MAKANAN KEPADA ANDA ATAU KELUARGA ANDA Segera ke klinik atau hospital untuk mendapatkan rawatan Simpan makanan yang disyaki menyebabkan keracunan, supaya pihak kakitangan kesihatan dapat membuat kajian selanjutnya. Pastikan orang lain tidak makan makanan tersebut Laporkan semua kejadian keracunan di Pejabat Kesihatan atau Pusat Kesihatan yang berhampiran dengan segera.

Persepsi Masyarakat Terhadap Dokter Spesialis SUARA PEMBARUAN DAILY Persepsi Masyarakat terhadap Dokter Spesialis Oleh Iwan Darmansjah Beberapa anggapan media massa dan masyarakat terhadap kasus almarhum Munir di pesawat terbang sewaktu mengalami ajalnya agak mengherankan. Dokter Tarmizi Hakim yang saya kenal sebagai superspesialis operasi jantung diberitakan sebagai dokter yang kompeten di pesawat sehingga crew mempercayakan Munir kepadanya. Dengan segala hormat terhadap Tarmizi tentang keahlian spesifiknya, saya yakin bahwa beliau tidak mengerti apa yang diderita Munir dalam rintihannya yang seolah seperti muntah-berak biasa. Ini pun dikomentari sendiri oleh Tarmizi, dan hal itu mungkin dapat ditanggapi oleh crew untuk mendarat ke kota terdekat jika disadarinya. Masyarakat telah terbiasa berkonsultasi kepada dokter yang spesialis dalam bidang organ tersebut untuk segala yang dirasakan di tubuhnya. Jadi kalau pasien mengeluh atau menunjukkan gejala perut, ya pergi ke dokter perut, dan dianggap bahwa dokter jantung kan juga telah dididik menjadi dokter umum dahulu, baru kemudian berspesialisasi. Jadi dokter spesialis organ tertentu (spesialisasi dokter sekarang terkotak-kotak) maka sakit flu pun ditangani olehnya. Padahal dokter spesialis sering tidak tahu obat flu itu seperti apa sebaiknya yang dipilih. Ya, memang mudah saja pikirnya, lihat dalam buku MIMS (buku yang dikeluarkan industri tentang obat-obat spesialis) yang juga sudah menggolongkan obat ke dalam bermaca-macam golongan. Penggolongan obat dalam kotak-kotak penyakit organ tertentu memang memudahkan dokter memilih. Misalnya, mengambil salah satu obat yang digolongkan (obat bikin pintar, misalnya) dan mengharapkan pasti pasiennya akan menjadi lebih pintar. Dengan demikian, secara terselubung dokter spesialis menjadi dokter yang dipercayai masyarakat untuk segala keluhannya. Apakah fenomena ini tidak memberi legitimasi terlalu besar kepada seluruh profesi kedokteran? Apakah dokter spesialis dibenarkan secara etis- walaupun ia dibenarkan menurut peraturan di Indonesia-untuk mengobati bidang yang tidak dikuasainya? Apakah bisa dokter umum mengobati semua penyakit? Apakah tidak waktunya untuk suatu pengakuan dan mendidik dokter sebagai dokter ahli penyakit umum, yang memang lazim di negara lain? Apakah perlu mendidik dalam spesialisasi langka? Semua pertanyaan ini menggelitik Departemen Kesehatan untuk dibenahi. Keahlian bidang keracunan memang langka di negeri ini. Semua kasus keracunan pun dianggap bisa dimengerti dan diatasi dengan membaca buku atau di internet. One does not become an expert by just reading. Karena informasi dianggap penting, POM pun menarik (secara politis)

bidang keracunan ke dalam kefarmasian. Legitimasi apa yang ada pada para farmasis untuk mengambil alih bidang ini dengan menguasai suatu Pusat Informasi Keracunan ke dalam domainnya? Memang sebagian dari tugas laboratorium terletak dalam keahlian laboratorium yang bisa dilakukan oleh farmasis, tapi apakah mengetahui dan melakukan pemeriksaan laboratorium melegitimasi orang menjadi Clinical Toxicologist dan menilai kasus keracunan? Toksikologi klinik lazimnya di seluruh dunia terletak dalam domain rumah sakit umum (university hospital). Toksikologi juga bidangnya macam-macam, bisa experimental toxicologist (bekerja di laboratorium dengan metode in vitro dan hewan percobaan), bisa sebagai patolog (melihat sediaan irisan bawah mikroskop), bisa clinical toxicologist (mengenal gejala klinis dan mengobati keracunan), dan sebagainya. Misalnya, masalah Buyat saja sebenarnya begitu sederhana. Ketika saya membaca gejala-gejala yang dilaporkan di koran dan bertanya apakah ada kejang atau/dan kelumpuhan dijawab dengan tegas 'tidak ada'', tapi yang diributkan koran ialah 'kelainan kulit'. Kalau begitu bukan keracunan merkuri (methyl Hg) saya katakan. Orang bingung dan mengatakan saya terlalu cepat berkonklusi. Rasanya tidak, karena tanda khas keracunan Minamata ialah gejala-gejala otak tersebut dan tidak ada keracunan merkuri bila tidak ada kejang dan paralisa. Bisa saja ada gejala lain, namun sebagai gejala khas merupakan tanda-tanda pasti, dan bukan marker biasa. Ada alasan ilmiahnya mengapa otak merupakan pusat gejala primer dan bukan ginjal misalnya. Contoh lain lebih membingungkan. Beberapa tahun lalu, pasien saya dirawat di rumah sakit spesialis jantung, seorang ibu tua yang menderita gangguan ritme jantung. Ia juga penderita asma kronis dan kambuh hebat waktu itu. Saya ditelepon keluarga pasien karena ibu tersebut keracunan obat asma karena dosisnya terlalu tinggi, yang oleh dokternya (spesialis jantung) didiamkan saja. Atas pertanyaan mengapa dokter tidak bertindak, dijawab 'tunggu doker paru'. Lalu, kapan dokter paru datang? Dijawabnya, dokter paru datang dua kali seminggu. Selebihnya Anda bisa menerka apa yang akan terjadi. Karena bidang toksikologi tidak menghasilkan uang, maka tidak seorang pun di negara ini menjadi ahli benar. Hal ini menjadi masalah umum negara Indonesia karena gaji tidak mencukupi. Di negara lain spesialisasi ditentukan oleh kesenangan ilmu karena mereka menerima gaji sama seperti ahli ilmu klinik. Sedihnya, profesi tidak ditentukan oleh kebutuhan, kesenangan, dan pilihan bebas manusia, tapi oleh uang. Institut Toksikologi pun tidak ada karena biayanya sangat besar. Sewaktu saya kembali dari belajar toksikologi di Inggris tahun 1973, saya mengajukan proposal kepada pemerintah untuk mendirikan unit seperti ini, karena saya telah mengantisipasi akan terjadi banyak masalah keracunan di negara yang sedang membangun.

Namun, dijawab saja tidak (oleh Departemen Kesehatan), yang berarti pemimpin tidak mengerti dan uang lebih baik diinvestasikan ke proyek instan yang menghasilkan uang. Kalau ada kasus Munir semua ribut dan mau ikut bicara (tanpa mengerti apa itu arsenik). Khas tindakan reaktif dan tidak proaktif, dan biasanya akan menghilang setelah kasusnya mengendap. Sudah waktunya pemerintah sekarang mulai berpikir panjang dan tidak dalam kurun waktu pemerintahan seorang presiden saja, yaitu 5 tahun, dan bersikap aprs moi le dluge. Penulis adalah Guru Besar Emeritus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Toksikologi Adalah ilmu ttg efek buruk zat kimia thd manusia, yang berasal dari lingkungannya. Mencakup: 1) pengujian hewani utk peroleh informasi ttg risiko bila zat kimia dipaparkan pada manusia dan lingkungan; 2) mekanisme terjadinya efek buruk, agar kejadiannya dpt dicegah atau diobati; 3) pengendalian peredaran, agar diperoleh manfaat yg optimal dgn risiko minimal; 4) pengenalan kasus kematian melalui analisis kimiawi dan pengkajian hubungan kausal kematian; 5) deteksi klinis kasus keracunan melalui pengembangan tehnik pemeriksaan dan pengobatan yg cepat dan akurat. Toksikologi Deskriptif Tiap zat kimia aktif perlihatkan graded dose-response relationship pd individu dan quantal dose-response pd populasi. Kajian quantal dose-response relationship berguna utk tentukan median lethal dose (LD50). Analisis probit dari quantal dose-response relationship bertujuan utk tentukan potensi mortalitas suatu zat di populasi. Penilaian risiko suatu zat baru mencakup pula risiko karsinogenik. Keracunan akut bercirikan dosis tinggi dalam waktu yg singkat, sedangkan keracunan kronik bercirikan dosis kecil dgn waktu papar yg panjang. Efek toksik dapat ditimbulkan oleh senyawaan asal atau metabolit. Penting utk ketahui metabolisme, aktifasi, atau dekomposisi zat toksik. Metabolit toksik umumnya terjadi melalui biotransfomasi di hepar, ttp terjadi pula di kulit oleh sinar UV atau radiasi (tetrasiklin, sulfa, chlorpromazine, dan nalidixic acid. Spektrum efek toksik: pharmacological (depresi SSP), pathological ( ikterus), genotoxic (neoplasma). Karsinogen adalah genotoxic atau promoter. Ames test dgn S. typhimurium bertujuan utk kenali zat mutagenik / genotoxic, bukan promoter; tambahkan endoplasmic reticulum utk tes metabolit. Tes hewan tentukan genotoksik dan promoter sekaligus. Tes toksikologi obat mencakup toksisitas akut, subakut, dan kronik,

Efek toksik obat mencakup pula reaksi alergik, idiosinkratik dan interaksi. Prinsip Pencegahan dan Pengobatan Keracunan Akut Ikuti petunjuk penyimpanan dan penggunaan, dan pengobatan keracunan Pengobatan segera, spesifik dgn antidot utk atasi efek toksik, nonspesifik utk pertahankan fungsi organ vital (pernafasan, sirkulasi, jantung, ginjal, SSP, motorik), dan cegah penyerapan lanjut atau percepat eliminasi. Rawat utk pantau perjalanan penyakit dan kesudahan pengobatan. Klasifikasi keparahan gejala SSP. Gunakan GCS untuk penurunan kesadaran. Tatalaksana Saluran Nafas Keracunan Akut Periksa refleks buka mulut, keluarkan gigi palsu. Bersihkan orofaring. Tidur miring, rendahkan kepala. Tak ada refleks batuk, pasang pipa endotrakea. Beri oksigen bila hipoksia. Alat bantu pernafasan bila perlu. Tatalaksana Fungsi Kardiovaskuler dan Ginjal Periksa TD dan nadi. Bila TD sistolik4 mg/dl. Terapi: Kelasi dengan dimercaprol atau penicillamine utk keracunan gas dan inorganic mercury; polythiol resin utk methyl mercury utk putus rantai siklus enterohepatik. Keracunan Arsen Arsen (As) adalah bahan alami dan limbah industri (semikonduktor pestisida,herbisida, dan makanan ternak). Dulu digunakan sbg obat, sekarang masih utk trypanosomiasis dan acute promyelocytic leukemia. Mekanisme kerja: As pentavalent rusak fosforilasi oksidatif di mitokondria; As trivalent ikat SH enzim, terutama system pyruvate dehydrogenase. Kinetik: yg diserab adalah garam arsenit, disimpan di hati, ginjal, jantung, dan paru; di rambut dan kuku paling tinggi. Sama seperti fosfat, disimpan di tulang dan gigi utk waktu lama; lewati placenta. T1/2: 3-5 hari, ekskresi oleh ginjal. Keracunan akut: tak berasa, mirip gula; mulut terbakar, konstriksi tenggorokan, sukar menelan, nyeri hebat lambung, muntah projektil, dirrhea berat, oliquria, proteinuria, hematuria, kaku otot, dan sangat haus. Kematian didahului konvulsi dan koma. Pengobatan: dimercaprol 3-4 mg/kg im tiap 4-12 jam sampai gejala abdominal hilang. Lanjutkan dgn penicillamine oral 2 g/hari dalam dosis terbagi. Berikan lagi penicillamine bila gejala kembali. Keracunan kronis: lemah otot, sakit kepala, hiperpigmentasi kulit (leher, kelopak mata, putting susu, dan ketiak), hiperkeratosis, edema. Diagnosis: kadar urin>50g/24 jam.

Terapi Kelasi dgn Antagonis Logam Berat CaNa2EDTA: ekskresiIkat Pb dan gantikan Ca di tulang, mobilisasi PB ke sirkulasi di ginjal; diikuti oleh redistribusi Pb dari jaringan lunak ke tulang.Walau Hg dapat diikat, CaNa2EDTA tak efektif obati keracunan Hg krn terikat erat dgn SH. Dimercaprol: antidot gas vesicant As (lewisite). Membawa dua SH utk ikat logam berat (Hg, Au, As). Sediaan minyak, im, Cmax 30-60 menit, t1/2 4 jam.. ES: hipertensi, takikardia, nausea, muntah, sakit kepala, dll. KI: defisiensi G6PD, insufisiensi hati. Alkalinisasi urin utk lindungi ginjal. Succimer: mirip dimercaprol, peroral, ikat Pb, As, Hg, Cd. Indikasi: keracuan anak dgn Pb darah>45g/dl. Penicillamine (D-,-dimethylcysteine): ekskresi urine. Absorpsi oralturunan penicillin, ikat Cu, Hg, Zn, Pb 40-70%, berikan sewaktu perut kosong, metabolisme hati. Indikasi: Wilson disease, keracunan Cu, Hg, Pb, cystinuria, rheumatoid arthritis (turunkan IgM rheumatoid factor), primary biliary cirrhosis, scleroderma. SE: hipersensitifitas, hematologik (leukopenia, anemia aplastik, agranulosistosis, nefrotoksisitas. Trientine: cupridiuretik pengganti penicillamine pd Wilson disease. Deferoxamine: ikat Fe dari hemosiderin dan ferritin. Indikasi: keracunan kronik besi pd thalasemia, Im/IV. Deferiprone: kelator besi, peroral, alternatif deferoxamine Antidot Lain Antidot Keracunan Acetylcysteine Acetaminophene Atropin sulfat Organofosfat Pralidoxime --,,-Flumazenil Benzodiazepine Ethanol Methanol Bikarbonat TCA, quinidine Jengkol Thiosulfat Cyanida (singkong beracun) Naloxone Opiat Fullers earth Paraquate.

Mengenal Penyebab dan Gejala Keracunan Makanan Untuk Penanggulangan yang Tepat

Racun Maraknya kasus keracunan makanan akhir-akhir ini menuntut kita untuk lebih waspada dalam memilih makanan. Kita perlu tahu bahwa segala macam bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk perkembangbiakan mikroorganisme. Akibat ulah mikroorganisme, bahan makanan membusuk dan mengalami kerusakan sehingga mempengaruhi kandungan nutrisi makanan tersebut. Keracunan karena mikroorganisme dapat berupa keracunan makanan (food intoxication) dan infeksi (food infection) karena makanan yang terkontaminasi oleh parasit atau bakteri patogen. Keracunan makanan (food intoxication) dapat terjadi karena makanan tercemar toksin. Toksin bisa berupa eksotoksin yaitu toksin yang dikeluarkan oleh mikroorganisme yang masih hidup; enterotoksin yaitu toksin yang spesifik bagi lapisan lendir usus seperti tahan terhadap enzim tripsin dan stabil terhadap panas; aflatoksin/toksoflavin seperti pada kasus keracunan tempe bongkrek. Keracunan makanan oleh eksotoksin dapat terjadi karena makanan nonasam dalam kaleng (sayuran, buah-buahan, daging) yang diproses kurang sempurna sehingga bakteri Clostridium botulinum atau sporanya masih dapat tumbuh. Gejala klinis keracunan makanan oleh eksotoksin antara lain muntah, penglihatan ganda, kelumpuhan otot, terkadang diare, sakit perut, nyeri otot, pupil membesar, sukar menelan, dan lemah. Gejala ini timbul dalam waktu 8 jam sampai 8 hari. Berikut langkah yang dapat dilakukan untuk menanganinya: Usahakan muntah dengan diberi karbon aktif atau natrium bikarbonat. Jika tidak terjadi diare, lakukan pengurasan lambung dengan memberikan air hangat 1-2 L atau larutan garam 5-10 ml/kg BB untuk anak-anak lalu dilanjutkan dengan pemberian karbon aktif. Kemudian lakukan pembersihan usus dengan obat laksan senyawa garam seperti Mg-sulfat atau Na-sulfat. Lakukan pemeriksaan darah untuk menentukan jenis toksin. Jika terjadi depresi pernapasan, berikan pernapasan buatan.

Untuk mencegahnya, rebus makanan kaleng selama 15 menit dalam air sebelum dimakan. Keracunan makanan yang sering terjadi secara massal dapat disebabkan oleh enterotoksin dalam makanan yang dihasilkan oleh bakteri Staphylococcus, Clostridium perfringens, Bacillus cereus, dan Vibrio parahemoliticus. Waktu inkubasi antara 1-96 jam dan gejala timbul antara 1-7 hari. Pencemaran terjadi karena makanan dibiarkan terbuka atau spora yang masih ada tumbuh kembali. Makanan yang biasa tercemar enterotoksin misalnya daging, susu dan produk susu,

produk ikan, telur, sosis. Masuknya enterotoksin dalam tubuh dapat dilihat dari gejala klinis yang muncul seperti mual, muntah, diare, sakit dan kejang perut, demam, dehidrasi, syok. Tindakan penanggulangan dapat berupa pemberian klorpromazin 25-100 mg atau obat antimuntah lain untuk mengatasi muntah. Bila keracunan ringan, biarkan penderita istirahat di tempat tidur tanpa diberi apa-apa melalui mulut selama 4 jam sampai muntahnya berhenti. Sebagai tindakan pencegahan, untuk makanan seperti daging, susu dan produk susu, ikan, dan telur, jika tidak segera dimakan sebaiknya disimpan di dalam almari es. Apabila anda sedang menderita infeksi mata dan kulit, sebaiknya tidak mengolah dan memegang makanan. Keracunan tempe bongkrek disebabkan oleh toksoflavin/aflatoksin dan asam bongkrek yang dihasilkan oleh Pseudomonas cocovenans yang dikenal sebagai bakteri asam bongkrek. Toksin ini dihasilkan dalam media yang mengandung ampas kelapa. Keracunan tempe bongkrek dengan gejala klinis seperti mual, muntah, diare, pingsan, dan meninggal, biasa terjadi di Banyumas di mana di daerah itu tempe bongkrek banyak diproduksi. Satu-satunya cara untuk mencegah keracunan ini adalah dengan tidak mengkonsumsi tempe bongkrek. Jika terlanjur memakannya dan terjadi keracunan, usahakan untuk muntah,lakukan pengurasan lambung, dan berikan pernapasan buatan jika perlu.(it@) Posted in Anda Perlu Tahu, Buletin 2007, September 2007 - Keracunan. By PIOGAMA9 February2009

Keracunan Makanan Penyebab & Cara MenghindarinyaJangan remehkan keracunan makanan ! Untag-Net Di tahun 2004 saja telah terjadi lebih dari 50 kali kejadian keracunan makanan massal (yang korbannya lebih dari 10 orang) di Indonesia, 15 orang korbannya dinyatakan meninggal dunia ! WHO menyebutkan sekitar 81 juta orang di muka bumi tiap tahun menderita sakit akibat keracunan makanan, 9.000 di antaranya menimbulkan kematian.

PENYEBAB Jenis makanan yang sering menyebabkan keracunan antara lain adalah: 1. Daging ternak yang tidak dimasak atau dimasak setengah matang (bakteri E.coli dan cacing Trichinella).

2. Ayam dan telur (bakteri Salmonella). 3. Makanan laut, khususnya jenis kerang-kerangan (virus Hepatitis A dan jenis virus lainnya serta bakteri dan logam berat). 4. Buah dan sayuran (virus Hepatitis A dan parasit, kadang pestisida !). 5. Susu yang tidak dipasteurisasi (bakteri pembusuk).

CARA MENGHINDARI 1. Jangan membeli makanan yang segel pengamannya tidak utuh lagi atau makanan kaleng yang kemasannya sudah penyok atau menggelembung. 2. Pulang belanja, bahan makanan yang mudah rusak (ikan, daging, sayur, buah) segera simpan di kulkas. Jaga agar kulkas anda tetap pada suhu < 8oC dan suhu freezer < 0oC. 3. Cuci buah dan sayuran sebelum dimakan. 4. Saat memotong makanan gunakan papan iris/talenan plastik karena bakteri bisa terperangkap di dasar talenan yang terbuat dari kayu. 5. Cuci tangan minimal selama 20 detik dengan sabun dan air hangat sebelum memasak dan menghidangkan makanan. 6. Hindari kontaminasi silang antar-makanan dengan cara mencuci peralatan masak yang sebelumnya telah kontak dengan makanan. 7. Jauhkan hewan peliharaan dari seluruh area tempat menyiapkan makanan. 8. Masak makanan untuk membunuh bakteri. Daging merah dimasak hingga suhu 180oC atau bila bagian dalamnya telah berwarna coklat (telah matang benar). 9. Sisa makanan sebaiknya disimpan di lemari pendingin, jangan tinggalkan makanan dalam suhu ruang > 2 jam. Panaskan kembali sisa makanan tadi sebelum dimakan. 10. Hindari makan telur mentah dan jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi.

11. Jangan mengkonsumsi makanan/minuman yang rasa, bau atau warnanya sudah berubah. 12. Jika tidak yakin apakah suatu makanan masih baik atau tidak, jangan ambil risiko, buang saja makanan tersebut.

FAKULTAS INDUSTRI PANGAN UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

Pertolongan Pertama Pada Keracunan MakananPosted on Human Health. Seminggu yang lalu teman blogger saya menceritakan pengalamannya ketika keracunan makanan di blognya. Saya sendiri sudah berkali-kali mengalami keracunan makanan. Saya kira kejadian tersebut bukan suatu kejadian luar biasa dan bisa saja terjadi pada semua orang. Apalagi pengawasan mutu makanan dan kesadaran masyarakat untuk menyajikan makanan yang baik dan sehat di negeri ini masih sangat kurang. Berbagai makanan yang sudah kedaluwarsa masih saja dijual bebas di toko-toko dan swalayan, belum lagi makanan-makanan yang dicampur dengan berbagai zat kimia yang berbahaya. Terkadang saya tak habis pikir ketika suatu kali saya disajikan jus mangga yang rasanya begitu aneh, setelah saya lihat langsung ke dapur warung barulah saya tahu mangganya sudah busuk. Tanpa rasa bersalah mereka menyajikan makanan yang tidak sehat untuk pelanggannya. Masih ingat dengan tayangan investigasi pembuatan saos dari cabe busuk tempo hari di televisi?

Sebenarnya hal yang lebih penting untuk menghindari makanan yang tidak sehat juga berasal dari diri kita sendiri. Saya pribadi terkadang menyepelekan masalah ini dengan memakan makanan sembarangan tanpa memperhatikan tanggal kedaluwarsa ataupun kondisi makanan. Pengalaman keracunan pertama yaitu ketika makan mie instan beberapa tahun yang lalu di asrama Muntilan. Begitu laparnya saya sehingga tidak memperhatikan kemasan mie instan tersebut telah rusak. Sesaat setelah makan, badan terasa dingin, perut mulai mual dan kepala pusing-pusing. Pada waktu itu saya belum sadar kalau saya sedang mengalami gejala keracunan. Untunglah seorang teman saya membuatkan segelas susu dan menyuruh saya meminumnya sampai habis. Entah bagaimana tiba-tiba terjadi reaksi di perut saya sehingga saya muntahmuntah dan beberapa jam kemudian kondisi badan saya sudah membaik. Beberapa catatan saya tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan ringan berdasarkan pengalaman tempo hari : 1. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu. 2. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun. 3. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai kondisi membaik. 4. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah diagnosa dokter. Tak jauh berbeda namun lebih lengkap Budi Sutomo S.Pd dalam tulisan blognya yang berjudul AWAS, BAHAYA RACUN DALAM BAHAN PANGAN memberikan saran berikut ini : Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturutturut dalam setiap jamnya. Air santan kental dan air kelapa hijau yang di campur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi. Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan yang tertulis dalam First Aid Family Emergency Handbook : For swallowed household chemical or poisons: * If the persons is conscious, ask questions to find out what type of poison was swallowed. * Give milk or water. For an adult, give one to two cups; for a child give one-half to one cup. * Induce vomiting only when advised by the Poison Control Centre or doctor. Follow

instructions of the Poison Control Center of doctor. * To avoid inhaling of vomit, place victim their side. * If the poison is a hydrocarbon or corrosive, do not induce vomiting, but give milk or water. Sejak pengalaman pertama saya selalu menggunakan susu untuk pertolongan pertama ketika saya keracunan makanan. Berkali-kali saya terbebas dari gejala keracunan berkat susu. Beberapa waktu yang lalu ibu saya juga merasakan manfaat susu ketika beliau keracunan nutrisari. Beberapa saran di atas juga mencantumkan susu sebagai pertolongan pertama pada keracunan makanan. Namun demikian di situs LSM Kharisma dalam artikelnya yang berjudul Tindakan Pertama saat Keracunan malah melarang menggunakan susu. Jangan berikan susu !! Karena banyak racun yang mudah larut dalam susu sehingga racun akan bertambah larut dalam tubuh. Alasan saya menggunakan susu selain belajar dari pengalaman yang lalu, juga karena susu lebih mudah segera didapatkan daripada air kelapa muda. Saya juga tidak suka minum banyak air ketika keracunan karena hanya membuat perut menjadi kembung saja dan berasa tak enak. Melalui tulisan ini sebenarnya saya ingin berdiskusi tentang susu sebagai pertolongan pertama pada keracunan makanan. Mungkin ada pembaca yang lebih tahu secara teori ilmiahnya? Apakah susu justru berbahaya jika diberikan pada penderita keracunan seperti yang dituliskan di situs LSM Kharisma ataukah sebaliknya seperti pengalaman yang pernah saya alami tempo hari? Tags: keracunan, kesehatan, p3k Mood :Blog adalah suatu representasi dari individu penulisnya, baik pikiran, pengalaman, perasaan dan sebagainya (Manungkarjono, 2007). Blog juga merupakan suatu hasil karya cipta yang dilindungi UU 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta. Anda tidak perlu mengcopy-paste keseluruhan artikel ini dan meletakkan di blog Anda, gunakanlah cara yang lebih elegan yaitu dengan pengutipan yang dilengkapi sumber informasi ataupun menggunakan alat kliping online seperti :

Anda juga tidak perlu memindahkan tulisan blog Anda di komentar blog ini, gunakanlah alamat trackback ini untuk menghubungkannya. Terima kasih, semoga membawa manfaat.

23 Responses : 1. November 25th, 2006 at 12:50 | Reply | Lita Says: Lebih tepatnya, apa yang menyebabkan keracunan, itu pula yang dijadikan dasar bagi apa yang diberikan sebagai penanganan. Dalam banyak kasus, penderita dirangsang untuk muntah. Tapi bila keracunan bahan kimia tertentu, muntah justru dilarang sebab akan merusak lambung dan kerongkongan. Sepertinya ini juga yang menjadi alasan mengapa susu -dalam kasus tertentu- tidak disarankan untuk menjadi penawar keracunan.

Aku pernah baca ini di buku POISON. Buku lama banget, nyelip di perpustakaan di kampus. Nanti kalau ketemu versi online-nya kubagi di sini deh. Ingetin ya. Sedangkan sebagai salah satu prosedur pencegahan keracunan, dosen Kimia Organik dulu sering mengingatkan kami untuk minum susu sepulang dari praktik laboratorium, untuk menetralisir kemungkinan masuknya sebagian bahan kimia lewat paparan tak sengaja (selain pencegahan dengan jas lab, masker dan kacamata goggle).

2. November 25th, 2006 at 21:49 | Reply | Hedi Says: Soal susu sebagai penanggulangan keracunan makanan, memang banyak versi. Aku sendiri ga berani menggunakan susu, kecuali air kelapa dan pisang (antibiotik alami).

3. November 27th, 2006 at 19:06 | Reply | PriyayiSae Says: SIP mantap tnan postingannya. Sangat berguna neeh. :)

4. November 27th, 2006 at 21:43 | Reply | Uare Says: Hoi, seumur hidup baru kemaren ini disuruh minum NORIT ma Fefe, ya ampun masa sampe 10 butir! Gile aje, waktu baca komposisinya ga beda ma yang ada di filter akuarium lobsterku. NORIT=ACTIVATED CARBON???? Hampir2 gak bisa minum itu obat he he inget filterku teyus..

5. January 6th, 2007 at 13:35 | Reply | budi sutomo Says: thanks ya tulisanku sudah dikutip. salam kenal

6. February 21st, 2007 at 12:26 | Reply | litha Says: belum tau sumber yang shahih tentang susu sebagai penetralisir racun, tapi yang sudah2 di perusahan yang biasanya menggunakan bahan kimia biasanya mewajibkan pekerjanya untuk minum susu agar dapat meluruhkan racun yang mungkin disebabkan karena pekerjaannya tersebut, seperti perusahaan percetakan, logam, farmasi dll. Saya sendiri kerja di per"susu"an dan masih mencari sumber yang akurat untuk hal tersebut

7. February 26th, 2007 at 17:08 | Reply | budi sutomo Says: pencampuran susu dan telur tepat untuk penderita keracunan akibat mikroorganisme. Miroba penyebab keracunan biasanya menyukai susu sebagai tempat hidup. setelah mikroorganisme patogen ini terikat di susu, lalu dimuntahkan. Penambahan susu telur, sebenarnya bertujuan untuk merangsang muntah sehingga racun dapat dikelurakan. salam,..

8. April 10th, 2007 at 10:11 | Reply | Lita Says: Maaf Kenz, lama banget. Lupa terus. Baru aja ketemu nih: http://pmep.cce.cornell.edu/fa.....treat.html Bukan buku yang kumaksud sih, tapi gak papa kan? :)

9. April 10th, 2007 at 11:09 | Reply | kenz Says: @Lita ga papa mba.. hehe.. thanks, nambah lagi pengetahuan saya ttg penanganan racun ;))

10. October 18th, 2007 at 13:16 | Reply | Shanty Wood Says: Thanks a lot, saya barusan aja makan mie kadaluwarsa. Tanpa sengaja sih.Tau nih reaksi belum timbul (keracunan enggaknya) mudah2an enggak deh. Makanya saya beli susu dulueh air santan udah ad..tapi nggak mau ah minum air santan. Mending susu. Thanks for the blog

11. November 11th, 2007 at 21:21 | Reply | suzy Says: gw rada bingung, gw yakin gw keracunan makanan sekarang, sebab gak lama dari gw makan roti keju tadi pagi, gw langsung sakit perut "BANGET", gw pikir maag (krn gw ada maag akut) tapi setelah pulang tadi sore mesikupun agak berkurang sakit perutnya masih muncul-hilang, gw kena demam tinggi and mencret2 plus mual. akhirnya gw kedokter, tapi dia bilang kemungkinan Typus.. nah loh?!?! setelah gw google, gejala typus and keracunan makanan itu mirip. cuman kalo typus bukannya musti demamnya berhari2 baru sakit perut yah??? (gw pernah typus ampe masuk RS) gw jadi gak yakin ama dokter2 di Indonesia sekarang ini.. soalnya gw cek juga antibiotik gw di website itu buat apaan, and gw dapet info, itu malah obat buat bakteri STD gitu?!?!?! mendingan gw minum apa gak yah tuh obat. anyway thanks for the Info

12. January 9th, 2008 at 10:46 | Reply | kodent PMI Kota bandung Says: Saya setuju dengan pendapat dari PBudi Sutomo bahwa susu dapat menetralisir racun tertentu, sebagai pengalaman yang saya lakukan kpd penderita keracunan, namun demikian keracunan juga bila tidak ditangani lebih lanjut akan berakibat fatal bahkan kematian, Hal yang perlu diperhatikan ketika terkena keracunan "Secepat mungkin di MUNTAHKAN untuk membuang racun". dan periksakan ke klinik terdekat, untukmengetahui bahwa penderita sudah terbebas dari keracunan.

13. March 30th, 2008 at 20:12 | Reply | Wawan Says:

selain keracunan makanan, boleh juga dibahas keracunan yang lain, yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari, terimakasih.

14. May 30th, 2008 at 7:38 | Reply | admad Says: sss alooo kenz Thanks infonya aku keracunan nih pagi2 ini (30-5-8) huuuuh.mual2 gara2 makan mkanan diangetin ex, telur, teridll n jd pusing. mungkin tar nyari es kelapa muda. doain ya bro. biar cpet sembuh uh. 00 http://admad-z.blogspot.com

15. June 30th, 2008 at 14:08 | Reply | Sukoagung Says: Pren kalo keracunan susu gimana? apa harus minum susu lagi.? masa jeruk minum jeruk Menurut gue sih Yang penting dalam beberapa jam sebelumnya, apa yang sudah korban makan/minum, baru dicari treatmennya Minum air kelapa kekminum susu kek dan ke dokter/RS

16. October 25th, 2008 at 10:09 | Reply | Tentang Keracunan Makanan | samsulhadi dot com Says: [...] barusan ngecek google ada posting yang dulu saya baca juga di sini. addthis_url = http%3A %2F%2Fsamsulhadi.com%2F2008%2F10%2F25%2Ftentang-keracunan-makanan%2F; [...]

17. November 14th, 2008 at 8:34 | Reply | andi Says: Saya kebetulan salah satu auditor internal di pbarik yang menseleksi catering yang akan memberi makanan untuk karyawn pabrik. Cara aman untuk menghndari keracunan makanan bagi karyawna adalah catering tersebut memiliki izin sbg berikut : 1. izin sudin depkes 2. izin hyperkes dari depnaker 3. Halal MUI 4. aNALISA LaB aIR (OPTIONAL) karena mutu air di suatu daerah berbeda.

jADI BILA terjadi sesuatu, keracunanan makanan misalnya, maka instasi tersebut yang bertanggung jawab terhadap pembinaaannya. setidak-tidaknya pajak kita ada manfaatnya. begitu .

18. December 12th, 2008 at 0:05 | Reply | Jams Says: Bagus banget infonya Thanks a bunch.

19. May 26th, 2009 at 22:54 | Reply | Riyadi81 Says: Kalau yg keracunan anak kecil umur 5th,gmn kang.Apakah sama tindakannya?

20. May 26th, 2009 at 22:55 | Reply | Riyadi81 Says: Kalau yg keracunan anak kecil umur 5th,gmn kang.Apakah sama tindakannya?Soalnya waktu suruh minum susu gak mau

21. July 5th, 2009 at 18:37 | Reply | devi Says: saya tadi pagi beli nasi bungkus di warteg yang isinya ada kerang,kikil dan ucus ayam. beberapa saat setelah makan lalu perut menjadu keras,mual,lemas,pusing dan ingin muntah apakah itu tandatanda keracunan makanan sisa yang dimasak kembali ??? .

22. February 28th, 2010 at 13:23 | Reply | df Says: aku pernah merasa seperti keracunan,pusing n mual2,ku pikir karena bahan kimia yang ada pada lotion anti nyamuk,secepatnya ku minum banyak2 dan pergi ke klinik,tapi menurut dokter,itu kemungkinan besar karena masalah pencernaan.karena aku punya sakit mag

23. May 17th, 2010 at 13:20 | Reply | dora Says: z slalu menggunakan susu pada keracunan makanan dengan maksud untuk merangsang muntahnya saja dan memperbaiki keadaan umumnya dengan memasang infus.

Enam Langkah Mencegah Keracunan Makanan!

Kamis, 11 November, 2004 oleh: Gsianturi

Enam Langkah Mencegah Keracunan Makanan! Gizi.net - Makanan bisa menyehatkan, bisa pula menyusahkan. Bikin sehat bila higienis dan mencukupi kebutuhan gizi. Bikin susah kalau ditebengi "penumpang gelap" berupa racun atau kuman. Dengan penanganan sempurna sejak pemilihan bahan makanan hingga penyajiannya, keracunan yang bisa berakibat fatal bisa dicegah. Masih ingat kasus keracunan makanan yang menimpa sejumlah demonstran penentang pemilihan Sutiyoso sebagai Gubernur DKI Jakarta September 2002? Korban terkapar kesakitan usai mengonsumsi makanan kecil sampai harus ditandu ke rumah sakit. Usut punya usut, makanan kecil yang mereka santap ternyata dibubuhi racun sianida. Diduga, sengaja dilakukan oleh "dermawan siluman". Kasus keracunan makanan macam itu boleh dibilang bentuk "kecelakaan" yang sering terjadi. Pesta pernikahan, ulang tahun, penyediaan makanan bagi karyawan suatu perusahaan, dsb. adalah beberapa contoh lain kegiatan melibatkan makanan yang ditengarai rawan keracunan. Dengan kata lain, kegiatan penyediaan makanan dalam jumlah besar seperti dilakukan perusahaan katering, rumah makan, dan industri makanan, berpeluang memunculkan masalah keracunan. Kalau kasus keracunan, kerugian akan menimpa banyak pihak. Konsumen mendapat rasa sakit. Bahkan pada ke-lompok berisiko tinggi seperti balita, lansia, atau orang sa-kit bisa berisiko kematian. Sementara produsen atau pe-nyedia makanan akan menderita penurunan, atau kehilangan, kepercayaan konsumen. Biang keladinya macam-macam Keracunan makanan sejatinya gejala klinis atau gangguan kesehatan akibat mengonsumsi makanan yang terkontaminasi racun. Bisa berasal dari bahan kimia, racun alami makanan, atau mikroorganisme. Kalau terjadi akibat bahan kimia, biasanya itu gara-gara kecerobohan atau kesengajaan. Bahan itu di antaranya sianida, pestisida yang digunakan berlebihan pada produk pertanian, dan bahan kimia rumah tangga. Makanan yang dari sononya sudah menyimpan racun juga bisa menimbulkan keracunan. Biasanya akibat pengolahan atau pemasakannya kurang sempurna atau dikonsumsi mentah-mentah. Contoh, singkong dan daunnya mengandung zat amidalin. Sewaktu-waktu asam sianidanya dapat terlepas dari ikatannya sehingga bisa menimbulkan keracunan sianida. Biji jengkol mengandung asam jengkol yang sukar larut dalam air. Kentang dengan racun solanin bisa menimbulkan gejala muntah-muntah, diare, sakit kepala, sakit perut, dan badan lemah. Mikroorganisme yang mencemari makanan berulah dengan cara mengeluarkan racun (bacterial food poisoning) atau menginfeksi saluran pencernaan (bacterial food infection). Clostridium botulinum adalah contoh mikroorganisme yang meracuni dengan cara

mengeluarkan racun. Penderita yang terserang toksin ini umumnya meninggal karena kesulitan bernapas. Bakteri ini sering terdapat pada makanan kaleng yang sudah rusak, umpamanya kaleng kembung, berkarat, bocor, segel rusak, isinya menggelembung, berbau, atau berwarna tak normal. Juga Pseudomonas cocovenans yang menghasilkan racun pada tempe bongkrek, dan Staphylococcus aureus yang mengeluarkan toksin pada makanan berprotein tinggi (daging, telur, susu, ikan) dan makanan yang disiapkan dalam jumlah besar. Sedangkan yang menginfeksi saluran pencernaan di antaranya Salmonella sp., penyebab salmonellosis. Orang bisa menularkan penyakit ini bila menderita sakit atau sebagai carrier. Makanan yang sering tercemar salmonela antara lain daging atau hasil olahannya, telur retak, dan makanan yang disimpan pa-da suhu 10 - 60 derajat C (danger zone). Jangan abaikan kebersihan diri Ada enam langkah mencegah keracunan seperti dimasyarakatkan Departemen Kesehatan RI. Tidak cuma untuk sektor industri, tapi bisa pula untuk tingkat rumah tangga. Langkah itu dimulai dari pemilihan bahan makanan, penyimpanan makanan mentah, pengolahan bahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan, dan penyajian. Semua itu bertujuan menyediakan makanan sehat dan aman dikonsumsi, dengan menekankan pentingnya aspek higiene dan sanitasi. Biasanya, bahan makanan dibagi menjadi dua jenis: yang tidak mudah rusak dan tahan lama, serta yang mudah rusak. Yang tahan lama biasanya dibeli dalam jumlah besar dan disimpan sebagai persediaan. Sedangkan yang mudah rusak lebih sering dibeli dadakan. Saat belanja inilah tahap pemilihan bahan makanan mulai dilakukan. Pemilihan bahan akan lebih efektif bila dibeli dalam jumlah terbatas. Khusus untuk makanan mudah rusak, proses seleksi lebih baik dilakukan saat pengolahan. Lalu seleksi makanan yang tidak mudah rusak dilakukan saat penyimpanan. Yang berkondisi tidak baik disingkirkan agar tidak mencemari bahan makanan lain yang berkondisi baik. Menyimpan bahan makanan yang tidak mudah rusak dan yang mudah rusak juga perlu dibedakan. Yang gampang rusak disimpan di lemari es atau gudang berpendingin. Yang awet cukup ditaruh di gudang biasa atau lemari bahan makanan. Yang penting, tempatnya bebas tikus, menerapkan prinsip FIFO (first in first out), mudah dibersihkan, dan penempatan-nya dipisahkan dari bahan kimia. Langkah ketiga, pengolahan bahan makanan menjadi makanan siap santap, yang merupakan salah satu titik rawan terjadinya keracunan. Banyak kasus keracunan terjadi karena tenaga pengolahnya tidak memperhatikan aspek higiene dan sanitasi. Soal sepele seperti kebersihan kuku, pakaian kerja, dan rambut sering diabaikan, padahal bisa berakibat fatal. Perilaku kurang baik, macam merokok saat mengolah makanan, tidak mencuci tangan setelah dari kamar kecil, dan tetap mengolah makanan meskipun dalam keadaan sakit memperbesar risiko terjadinya keracunan. Sesudah diolah, makanan umumnya disimpan lebih dulu, lalu diangkut untuk disajikan.

Terjadinya kontaminasi pada tiga tahap terakhir bisa sangat berbahaya, karena makanan sudah dalam keadaan matang atau siap santap. Khusus untuk di rumah, hati-hati dengan makanan setengah matang. Jangan pernah menyimpannya secara sembarangan hanya karena berpikiran akan dimasak lagi. Bisa jadi suhu untuk memanaskan makanan menjadi setengah matang tidak cukup untuk membunuh kuman. Jadi, lebih baik simpan makan-an setengah matang dalam wadah tertutup untuk meng-hindari kontaminasi. Lalu, panaskan sampai sempurna ketika hendak disajikan. Sebagian besar bakteri akan tewas oleh panas. Simpan sisa makanan Kalau keracunan telanjur terjadi, tentu saja diperlukan langkah penyelamatan. Korban segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat. Sementara sisa makanan segera disimpan di lemari pendingin. Jumlah yang diamankan tak perlu banyak-banyak, cukup setengah hingga satu piring kecil. Pada hari itu pula laporkan kejadiannya kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas, atau rumah sakit terdekat. Dugaan penyebab keracunan biasanya diketahui setelah petugas kesehatan melakukan serangkaian wawancara dengan korban dan penyedia makanan. Sedangkan kesimpulan akhir penyebab keracunan akan diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sisa makanan. Contoh makanan biasanya akan diambil petugas kesehatan untuk diperiksa di lab setelah mendapatkan laporan. Ada banyak pemeriksaan yang akan dilakukan. Selain pemeriksaan kimiawi, juga biologis. Biaya pemeriksaan menjadi tanggung jawab pemerintah. Jadi, tidak perlu pusing memikirkan soal biaya untuk itu. Menghadapi kemungkinan terjadinya keracunan, ada baiknya dilakukan penyimpanan "arsip" makanan setiap kali mengadakan pesta atau hajatan. Yang dimaksud "arsip" makanan yaitu sejumlah kecil makanan yang disisihkan dan disimpan di lemari pendingin untuk bahan pemeriksaan bila terjadi keracunan makanan. Bagaimanapun, langkah terbaik tentu saja mencegah sebelum keracunan terjadi. (intisari) Sumber: http://www.kompas.co.id

Tentang Keracunan MakananBy Samsul Hadi October 25, 2008 Post a comment Filed Under Catatan Ringan, kesehatan Iseng-iseng saya membuka-buka tabloid Mom & Kiddie ibunya Afina hari ini, mumpung pas libur dan rumah sudah beres semua. Sebenarnya sudah cukup lama istri saya berlangganan tabloid ini, seingat saya sejak usia 2-3 bulan mengandung Afina. Namun belum pernah saya membacanya. Paling banter cuma melihat headline dan judul artikel yang ada di sampul depan. Lah wong tabloid untuk ibu-ibu :-) Sedangkan saya sendiri lebih suka membaca majalah PC Media. Ketertarikan saya membaca tabloid itu ketika tadi melihat sekilas ada tulisan berjudul Keracunan Makanan: Gejala & Pertolongan Pertama. Ini mengingatkan saya beberapa bulan yang lalu ketika keracunan, entah makanan apa yang menyebabkannya karena penghuni rumah yang terkena cuma saya. Kepala saya terasa pusing malam itu, sekeliling saya serasa berputarputar dan badan berkeringat dingin. Saya coba berbaring tambah lebih parah lagi rasanya, karena bukan benda di sekeliling yang berputar tetapi justru badan saya. Merasa panik, saya paksakan menyalakan komputer dan googling mencari tindakan pertama. Maklum, belum pernah mengalami sebelumnya dan istri saya sudah saya pesan untuk menomorsatukan Afina. Saya harus berputar-putar dahulu sebelum menemukan halaman yang tepat. Entah kenapa, tidak ada yang mengoptimasi halaman semacam ini dengan SEO. Padahal sangat berguna di waktu yang mendesak, apalagi seperti saya waktu itu yang belum mengetahui kemana harus mencari halaman yang berkenaan dengan keracunan makanan dan dalam kondisi yang bisa dikatakan mendesak. Akhirnya saya menemukan sebuah artikel, saya lupa URL-nya dan tidak kepikiran untuk membookmark, mengatakan tentang cara yang harus ditempuh: yaitu berusaha memuntahkan isi lambung dan meminum susu atau air kelapa muda (degan, khususnya warna ijo) sebanyakbanyaknya. Sesederhana itu, tapi keadaan pusing oleh reaksi racun dan juga panik membuat semua menjadi rumit. Apalagi waktu itu sudah malam hampir jam 9, kondisi kota pensiunan di jam-jam segitu sudah sepi. Kemana harus mencari kelapa muda, pikir saya. Setelah berhasil mengeluarkan isi lambung sebanyak yang saya bisa, baru kemudian terpikirkan untuk menelepon sahabat saya Danny Ableh yang kemudian mencarikan kelapa muda yang akhirnya bisa diperoleh di alun-alun Ngawi. Akhirnya, dengan telah kosongnya perut saya dan reaksi penetralan oleh air kelapa, tubuh saya terasa lebih segar. Thanks atas bantuannya, buddy. Nah, untuk yang belum membaca Mom & Kiddie tentang Keracunan Makanan di atas, berikut ini poin yang saya highlight: 1.

1. Penyebab keracunan makanan: bahan beracun dan infeksi. 2. Gejala umum keracunan makanan:

Mual dan mulas, sakit pada ulu hati Muntah dan BAB berkepanjangan Mata berkunang-kunang Keluar keringat dingin Sakit kepala Kehilangan kesadaran3. Pertolongan pertama:

Usahakan muntah bila penderita masih sadar, namun jangan dilakukan bila keracunan disebabkan oleh makanan yang mengandung asam atau basa keras karena bisa merusak lambung. Beri obat penawar racun (norit), atau air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur garam sebagai alternatifnya. Usahakan muntah kembali setelah 3 menit. Bawa ke dokter (pertolongan terakhir). Update: barusan ngecek google ada posting yang dulu saya baca juga tentang keracunan makanan di sini.

KERACUNAN MAKANAN DAN INSEKTISIDA3 11 2009

1. BOTULISMUS Kompetensi : 3B Laporan Penyakit : 1903 ICD X : T.61-T.62 Definisi Botulismus merupakan keracunan akibat makanan (tidak selalu makanan kaleng) yang tercemar toksin yang dihasilkan oleh C.botulinum. Keracunan ini ditandai oleh kelainan neuromuskuler, jarang terjadi diare. Kematian sekitar 65%. Penyebab Makanan yang tercemar toksin yang dihasilkan oleh C.botulinum. Gambaran klinik - Inkubasi penyakit ini kira-kira 18 36 jam, namun dapat beragam dari beberapa jam sampai 3 hari. - Tanda awal adalah rasa lelah dan lemas, serta gangguan penglihatan. - Diare lebih sering tidak ada. - Gejala neurologi seperti disartria dan disfagia dapat menimbulkan pneumonia aspirasi. - Otot-otot tungkai, lengan dan badan lemah.

- Sementara itu daya rasa (sensoris) tetap baik, dan suhu tidak meningkat. - Diagnosis banding yang perlu dipikirkan adalah poliomielitis, miastemia gravis, dan ensefalitis virus. Diagnosis Riwayat konsumsi makanan tertentu. Penatalaksanaan - Tindakan penanggulangan: 1. Bila perlu, berikan pernapasan buatan. 2. Jika tidak muntah, usahakan untuk muntah. Jika perlu, lakukan bilas lambung. - Bila terdapat tanda-tanda syok pasang infus glukosa 5% dan kalau perlu lakukan pernafasan buatan. - Pengobatan spesifik, terutama bila timbul gejala dengan antitoksin. - Penderita harus segera dirujuk ke rumah sakit 2. KERACUNAN BONGKREK Kompetensi : 3B Laporan Penyakit : 1903 ICD X : T.61-.T62 Definisi Racun bongkrek dihasilkan oleh Bacillus cocovenevans, yaitu kuman yang tumbuh dari bongkrek yang diproses kurang baik. Pertumbuhan kuman ini dapat dihambat oleh suasana asam (diolah dengan daun calincing). Penyebab Keracunan tempe bongkrek disebabkan oleh toksoflavin dan asam bongkrek yang dihasilkan oleh Pseudomonas cocovenans yang dikenal juga sebagai bakteri asam bongkrek. Toksin tersebut dihasilkan dalam media yang mengandung ampas kelapa. Gambaran Klinis - Gejala timbul 4 6 jam setelah makan tempe bongkrek yaitu berupa mual dan muntah. - Penderita mengeluh sakit perut, sakit kepala dan melihat ganda (diplopia). - Penderita lemah, gelisah dan berkeringat dingin kadang disertai gejala syok. - Pada hari ke-3 sklera menguning, pembesaran hati dan urin keruh dengan protein (+). Diagnosis Riwayat konsumsi tempe bongkrek. Penatalaksanaan - Penderita harus dirujuk ke rumah sakit, sementara itu bila penderita masih sadar usahakan mengeluarkan sisa makanan. - Berikan norit 20 tablet (digerus dan diaduk dengan air dalam gelas) sekaligus, dan ulangi 1 jam kemudian. - Kalau perlu atasi syok dengan infuse glukosa 5 % dan pernapasan buatan. - Tidak ada antidotum spesifik. - Penderita dirangsang secara mekanis agar muntah. Bila tidak berhasil lakukan bilas lambung di rumah sakit. 3. KERACUNAN INSEKTISIDA Semua insektisida bentuk cair dapat diserap melalui kulit dan usus dengan sempurna. Jenis yang paling sering menimbulkan keracunan di Indonesia

adalah golongan organofosfat dan organoklorin. Golongan karbamat efeknya mirip efek organofosfat, tetapi jarang menimbulkan kasus keracunan. Masih terdapat jenis pestisida lain seperti racun tikus (antikoagulan dan seng fosfit) dan herbisida (parakuat) yang juga sangat toksik. Kasus keracunan golongan ini jarang terjadi. Penatalaksanaannya dapat dilihat dalam Pedoman Pengobatan Keracunan Pestisida yang diterbitkan oleh Bagian Farmakologi FKUI. a. KERACUNAN GOLONGAN ORGANOFOSFAT Kompetensi : 3B Laporan Penyakit : 1902 ICD X : T.50.-T.51 Definisi Golongan organofosfat bekerja selektif, tidak persisten dalam tanah, dan tidak menyebabkan resistensi pada serangga. Golongan organofosfat bekerja dengan cara menghambat aktivitas enzim kolinesterase, sehingga asetilkolin tidak terhidrolisa. Penyebab Keracunan pestisida golongan organofosfat disebabkan oleh asetilkolin yang berlebihan, mengakibatkan perangsangan terus menerus saraf muskarinik dan nikotinik. Gambaran klinik Gejala klinis keracunan pestisida golongan organofosfat pada: 1. Mata; pupil mengecil dan penglihatan kabur 2. Pengeluaran cairan tubuh; pengeluaran keringat meningkat, lakrimasi, salviasi dan juga sekresi bronchial. 3. Saluran cerna; mual, muntah, diare dan sakit perut. 4. Saluran napas; batuk, bersin, dispnea dan dada sesak. 5. Kardiovaskular; bradikardia dan hipotensi. 6. Sistem saraf pusat; sakit kepala, bingung, berbicara tidak jelas, ataksia, demam, konvulsi dan koma. 7. Otot-otot; lemah, fascikulasi dan kram. 8. Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain edema paru, pernapasan berhenti, blockade atrioventrikuler dan konvulsi. Diagnosis Riwayat kontak dengan insektisida golongan organofosfat Penatalaksanaan Keracunan akut : Tindakan gawat darurat: 1. Buat saluran udara. 2. Pantau tanda-tanda vital. 3. Berikan pernapasan buatan dengan alat dan beri oksigen. 4. Berikan atropin sulfat 2 mg secara i.m, ulangi setiap 3 8 menit sampai gejala keracunan parasimpatik terkendali. 5. Berikan larutan 1g pralidoksim dalam air secara i.v, perlahan-lahan, ulangi setelah 30 menit jika pernapasan belum normal. Dalam 24 jam dapat diulangi 2 kali. Selain pralidoksim, dapat digunakan obidoksim (toksogonin). 6. Sebelum gejala timbul atau setelah diberi atropine sulfat, kulit dan selaput lendir yang terkontaminasi harus dibersihkan dengan air dan sabun. 7. Jika tersedia Naso Gastric Tube, lakukan bilas lambung dengan air dan berikan

sirup ipeca supaya muntah. Tindakan umum: 1. Sekresi paru disedot dengan kateter. 2. Hindari penggunaan obat morfin, aminofilin, golongan barbital, golongan fenotiazin dan obat-obat yang menekan pernapasan. Keracunan kronik: Jika keracunan melalui mulut dan kadar enzim kolinesterase menurun, maka perlu dihindari kontak lebih lanjut sampai kadar kolinesterase kembali normal. b. KERACUNAN ORGANOKLORIN Kompetensi : 3B Laporan Penyakit : 1302 ICD X : T.50.-T.51 Definisi Pestisida golongan organoklorin pada umumnya merupakan racun perut dan racun kontak yang efektif terhadap larva, serangga dewasa dan kadang-kadang juga terhadap kepompong dan telurnya. Penggunaan pestisida golongan organoklorin makin berkurang karena pada penggunaan dalam waktu lama residunya persisten dalam tanah, tubuh hewan dan jaringan tanaman. Penyebab Pestisida golongan organoklorin Gambaran klinis - Gejala keracunan turunan halobenzen dan analog, terutama muntah, tremor dan konvulsi. - Pada keracunan akut melalui mulut disebabkan oleh 5 g DDT akan menyebabkan muntah-muntah berat setelah 0,5 1 jam, selain kelemahan dan mati rasa pada anggota badan yang terjadi secara bertahap, rasa takut, tegang dan diare juga dapat terjadi. - Dengan 20 g DDT dalam waktu 8 12 jam kelopak mata akan bergerak-gerak disetai tremor otot mulai dari kepal dan leher, selanjutnya konvulsi klonik kaki dan tangan seperti gejala keracunan pada strichnin. Nadi normal, pernapasan mula-mula cepat kemudian perlahan. Diagnosis Riwayat kontak dengan insektisida golongan organoklorin Penatalaksanaan Tindakan pencegahan : 1. Pestisida sebaiknya disimpan dalam tempat aslinya dengan etiket yang jelas dan disimpan di tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak, serta jauh dari makanan dan minuman. 2. Pada waktu menggunakan pestisida, perlu diikuti dengan cermat dan tepat, sesuai prosedur dan petunjuk lain yang telah ditentukan. 3. Hindari kontak atau menghisap pestisida. 4. Pada waktu bekerja dengan pestisida, sebaiknya tidak sambil makan, minum atau merokok. 5. Tempat atau wadah pestisida yang telah kosong, sebaiknya dibuang atau dimusnahkan, demikian juga pestisida yang tidak berlabel atau etiketnya sudah rusak, sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti. 6. Tergantung pada tingkat toksisitasnya, jika bekerja yang berhubungan dengan pestisida, sebaiknya tidak lebih dari 4 5 jam.

Tindakan penanggulangan : Penanggulangan keracunan pestisida golongan keracunan organoklorin pada umumnya: Tindakan gawat darurat: a. Jika keracunan melalui mulut, usahakan untuk muntah b. Pantau tanda-tanda vital. c. Berikan karbon aktif, diikuti bilas lambung dengan air 2 4 liter. Kemudian berikan obat pencuci perut. Pembersihan usus, juga dapat dilakukan dengan 200 mL larutan manitol 20 % dengan melalui pipa. d. Jangan diberi lemak atau minyak. e. Jika kulit juga terkena, bersihkan dengan air dan sabun. Tindakan umum: 1. Untuk mengatasi konvulsi, berikan diazepam 10 mg secara i.v perlahan-lahan. Jika belum menunjukkan hasil berikan obat yang memblokade neuromuscular. 2. Atasi hiperaktivitas dan tremor, berikan natrium fenobarbital 100 mg secara s.c setiap jam sampai mencapai jumlah 0,5 g atau sampai konvulsi terkendali. 3. Jangan diberi obat stimulan terutama epinefrin, karena dapat menimbulkan fibrilasi ventrikuler. 4. KERACUNAN JENGKOL Kompetensi : 3B Laporan Penyakit : 1903 ICD X : T.61.-T.62 Definisi Keracunan akibat terjadinya pengendapan kristal asam jengkol di saluran kemih. Ciri orang yang rentan pengendapan kristal asam jengkol ini belum dapat ditentukan. Penyebab Asam Jengkolat Gambaran Klinis - Bau khas jengkol tercium dari mulut dan urin penderita. - Timbul kolik ginjal seperti pada batu ginjal. - Penderita mengeluh nyeri sewaktu buang air kecil. - Urin penderita merah karena darah (hematuria). Secara mikroskopis, selain eritrosit tampak kristal asam jengkol seperti jarum. - Dalam keadaan berat terdapat anuria dan mungkin penderita pingsan karena menahan sakit. Diagnosis Hematuria, nyeri pada saat buang air kecil. Penatalaksanaan - Keracunan ringan dapat diobati dengan minum banyak dan pemberian Na. bikarbonat 2 g 4 x sehari peroral sampai gejala hilang. - Pada keracunan berat dengan anuria penderita perlu dirujuk. 5. KERACUNAN SINGKONG Kompetensi : 3B Laporan Penyakit : 1903 ICD X : T.61.-T.62 Definisi Beberapa jenis singkong mengandung cukup banyak sianida yang mungkin menimbulkan keracunan. Tanpa analisa kandungan sianida tidak dapat dipastikan singkong mana yang berbahaya bila dimakan kecuali dari rasanya.

Penyebab Sianida ( HCN ) Gambaran Klinis - Tanda keracunan timbul akut kira-kira setengah jam setelah makan singkong beracun. - Gejala berawal dengan pusing dan muntah. - Dalam keadaan yang berat penderita sesak napas dan pingsan. - Bibir, kuku, kemudian muka dan kulit berwarna kebiruan (sianosis). Sianosis perlu dibedakan dengan methaemoglobinemia yang timbul karena keracunan sulfa, DDS, nitrat atau nitrit, yang memerlukan pengobatan lain (metilen-biru). Diagnosis Riwayat makan singkong disertai dengan gejala klinis. Penatalaksanaan - Larutan Na-tiosulfat 25% disuntikan i.v. perlahan sebanyak 20 ml dan diulangi setiap 7-10 menit sampai gejala teratasi. Dosis total diberikan sampai penderita bangun, jumlahnya bergantung pada beratnya gejala. - Berikan oksigen dan pernapasan buatan bila terdapat depresi napas. - Penderita perlu dioservasi 24 jam dan dikirim ke rumah sakit bila keracunannya berat.

KERATITIS (ULKUS KORNEA)3 11 2009

Definisi Keratitis (Ulkus Kornea) adalah suatu keadaan infeksi pada kornea yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus dan faktor imunologis. Pada umumnya didahului oleh keadaan trauma pada kornea, penggunaan lensa kontak, pemakaian kortikosteroid topikal yang tidak terkontrol dan pemakaian obat tetes mata tradisional. Penyebab - Infeksi - Non Infeksi Gejala dan tanda klinis - Pasien datang dengan keluhan penurunan tajam penglihatan dan mata merah - Rasa nyeri dan mengganjal pada mata - Didapatkan lesi putih di kornea Diagnosis Penurunan visus dan lesi pada kornea. Penatalaksanaan - Berikan tetes mata kloramfenikol (0,5 1 %) enam kali sehari, sekurangkurangnya selama 3 hari - Jangan diberikan antibiotika atau obat-obatan lainnya yang mengandung kortikosteroid.

- Segera rujuk ke spesialis mata apabila : Rasa nyeri dan mata merah menetap setelah 3 hari pengobatan Tampak lesi putih di kornea - Tetap berikan kloramfenikol tetes mata tanpa dilakukan pemasangan verban saat merujuk ke dokter spesialis mata

Pertolongan Pertama Pada Keracunan

Mungkin kita sering mendengar berita di Koran, majalah, atau televisi bahwa sekelompok pekerja di pabrik tiba-tiba muntah dan pusing setelah melahap jatah makan siang yang disediakan oleh catering. Atau tamu undangan yang tiba-tiba mencret setelah menyantap hidangan dalam acara pesta pernikahan. Kira-kira apa yang ada di pikiran kita? Keracunan kah?Ya betul kita bisa mencurigai seseorang dicurigai menderita keracunan bila :1.

Seorang yang sehat mendadak sakit. Gejalanya tak sesuai dengan suatu kadaan patologik tertentu. Gejalanya menjadi cepat karena dosis yang besar. Keracunan kronik diduga bila penggunaan obat dalam waktu yang lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat-zat kimia.

2.

3.

4.

Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk : 1. Padat, misalnya obat-obatan, makanan 2. Gas, misalnya CO 3. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, zat kimia. Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara : 1. Tertelan melalui mulut, keracunan makanan, minuman.

2. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO 3. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia Berikut ini adalah Macam-Macam Keracunan yang sering terjadi di masyarakat 1.Keracunan Alkohol Gejala keracunan alkohol : 1. Kekacauan mental 2. Pupil mata dilatasi (melebar) 3. Sering muntah-muntah 4. Bau alkohol Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan awal :1.

Upayakan muntah bila pasien sadar Pertahankan agar pernapasan baik Bila sadar, beri minum kopi hitam Bawa ke sarana kesehatan

2.

3.

4.

2. Keracunan asetosal/aspirin/naspro Gejala keracunanasetosal/aspirin/naspro : 1. Nafas dan nadi cepat 2. Gelisah 3. Nyeri perut 4. Muntah (sering bercampur darah) 5. Sakit kepala Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama : 1. Upayakan pertolongan dengan membuat nyaman pasien 2. Bila sadar beri minum air atau susu 3. Bawa ke sarana kesehatan 3. Keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya Gejala keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya : 1. Refleks berkurang 2. Depresi pernapasan 3. Pupil kecil akhirnya dilatasi (melebar) 4. Shock bisa koma Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan Pertama : 1. Bila penderita sadar, berikan minum hangat serta upayakan agar penderita muntah 2. Bila penderita tidak sadar, bersihkan saluran pernapasan 3. Penderita dibawa ke sarana kesehatan terdekat

4.Keracunan arsen/racun tikus : Gejala keracunan arsen/racun tikus : 1. Perut dan tenggorokan terasa terbakar 2. Muntah, mulut kering 3. Buang air besar seperti air cucian beras. 4. Nafas dan kotoran berbau bawang 5. Kejang syok Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama : 1. Usahakan agar dimuntahkan 2. Beri minum hangat /susu atau larutan norit 3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit 5.Keracunan bensin/minyak tanah Gejala keracunan bensin/minyak tanah : 1. Inhalasi : nyeri kepala, mual,lemah, sesak nafas 2. Ditelan : Muntah,diare, sangat berbahaya jika terjadi aspirasi (terhisap saluran pernafasan) Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama : 1. Jangan lakukan muntah buatan 2. Beri minum air hangat 3. Segera kirim kepuskesmas/rumah sakit 6.Keracunan makanan laut Beberapa jenis makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan lautnya dapat menyebabkan keracunan ; Gejala : 1. Masa laten 1/3 4 jam 2. Rasa panas disekitar mulut 3. Rasa baal pada ekstremitas 4. Lemah 5. Mual, muntah 6. Nyeri perut dan diare Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama: 1. Netralisir dengan cairan 2. Upayakan muntah 7.Keracunan jengkol

Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing.Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya. Gejala : 1. Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkol 2. Sakit pinggang yang diserta sakit perut 3. Nyeri waktu buang air kecil 4. Buang air kecil disertai darah. Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama: 1. minum air putih yang banyak 2. Obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakitnya. 3. Segera kirim ke puskesmas / rumah sakit 8.Keracunan jamur Gejala alam yang muncul dalam jarakbeberapa menit sampai 2 jam. Gejala : 1. Sakit perut 2. Muntah 3. Diare 4. Berkeringat banyak Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama: 1. Netralisasi dengan cairan 2. Upayakan pasien muntah 3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit 9.Keracunan Makanan Penyebab adalah staphylococcus. Seringkali menyebabkan keracunan dengan masa laten 2-8 jam. Gejala : 1. Mual, muntah 2. Diare 3. Nyeri perut 4. Nyeri kepala, demam 5. Dehidrasi 6. Dapat menyerupai disentri Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama : 1. Muntah buatan

2. Beri minuman yang banyak 3. Segera kirim ke puskesmas/rumah sakit Prinsip penatalaksanaan keracunan Mungkin jika kita harus menghapalkan langkah-langkah yang harus dilakukan seperti tertera di atas, barangkali akan sulit, tapi prinsip utama penatalaksanaan keracunan adalah: Mencegah /menghentikan penyerapan racun. A. Bila Racun ditelan, prinsipnya cuma dua: 1. Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dengan cara memberikan cairan dalam jumlah banyak.Cairan yang dipakai adalah air biasa atau susu. Pengenceran dengan susu tidak boleh dilakukan pada penderita yang menelan kamper. 2. Upayakan pasien muntah (emesis), efektif bila dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan. Dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan merangsang dinding faring dengan jari atau suruh penderita untuk berbaring tengkurap, dengan kepala lebih rendah dari pada bagian dada. Emesis tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif, keracunan zat kerosene, serta pada penderita tidak sadar. Tindakan di atas tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar. Segera bawa ke Rumah Sakit. B. Bila racun melalui kulit/mata 1. Pakaian yang terkontaminasi dilepas 2. Cuci/bilas bagian yang terkena dengan air 3. Perhatikan jangan sampai penolong ikut terkena. C. Segera bawa ke Rumah Sakit,. Apabila kita membawa ke Rumah sakit jam, maka tindakan kuras lambung tidak bisa dilakukan. Dan pengobatan biasanya hanya penanganan simptomatiknya saja. Demikian, semoga bermanfaat. (Y&i dari berbagai sumber)

PENATALAKSANAAN KERACUNAN Diposting oleh Admin Jumat, 18 Juli 2008

Keracunan dalah masuknya zat yang berlaku sebagai racun, yang memberikan gejala sesuai dengan macam, dosis dan cara pemberiannya.

Seseorang dicurigai menderita keracunan, bila : 1. Sakit mendadak. 2. Gejala tak sesuai dengan keadaan patologik tertentu. 3. Gejala berkembang dengan cepat karena dosis besar. 4. Anamnese menunjukkan kearah keracunan, terutama kasus percobaan bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan. 5. Keracunan kronis dicurigai bila digunakannya obat dalam waktu lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia.GEJALA UMUM KERACUNAN 1. Hipersalivasi (air ludah berlebihan) 2. Gangguan gastrointestinal : mual-muntah 3. Mata : miosis PENATALAKSANAAN 1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun a. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan) 1. Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu, telor mentah atau norit). 2. Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara : - Dimuntahkan : Bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek muntah di tenggorokan), atau pemberian air garam atau sirup ipekak. Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan pada keracunan zat korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan penderita kejang. - Bilas lambung : Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah. Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat 5 %, atau asam asetat 5 %. Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc. Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang. - Bilas Usus Besar : bilas dengan pencahar, klisma (air sabun atau gliserin). b. Racun melalui melalui kulit atau mata - Pakaian yang terkena racun dilepas - Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat penetralisir (asam cuka / bicnat encer).

- Hati-hati : penolong jangan sampai terkontaminasi. c. Racun melalui inhalasi - Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar. - Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap, jangan menggunakan metode mouth to mouth. d. Racun melalui suntikan - Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri bagian distal masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit - Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg subkutan/im. - Beri kompres dingin di tempat suntikan 2. Mengeluarkan racun yang telah diserap Dilakukan dengan cara : - Diuretic : lasix, manitol - Dialisa - Transfusi exchange 3. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala - Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP - Gangguan sistem susunan saraf pusat : Kejang : beri diazepam atau fenobarbital Odem otak : beri manitol atau dexametason. 4. Pengobatan spesifik dan antidotum a. Keracunan Asam / Basa Kuat (Asam Klorida, Asam Sulfat, Asam Cuka Pekat, Natrium Hidroksida, Kalium Hidroksida). - Dapat mengenai kulit, mata atau ditelan. - Gejala : nyeri perut, muntah dan diare. - Tindakan : Keracunan pada kulit dan mata : - irigasi dengan air mengalir - beri antibiotik dan antiinflamasi. Keracunan ditelan / tertelan : - asam kuat dinetralisir dengan antasida - basa kuat dinetralisir dengan sari buah atau cuka - jangan bilas lambung atau tindakan emesis - beri antibiotik dan antiinflamasi.

b. Keracunan Alkohol / Minuman Keras

- Gejala : emosi labil, kulit memerah, muntah, depresi pernafasan, stupor sampai koma. - Tindakan : Bilas lambung dengan air Beri kopi pahit Infus glukosa : mencegah hipoglikemia. c. Keracunan Arsenikum - Gejala : mulut kering, kulit merah, rasa tercekik, sakit menelan, kolik usus, muntah, diare, perdarahan, oliguri, syok. - Tindakan : Bilas lambung dengan Natrium karbonat/sorbitol Atasi syok dan gangguan elektrolit Beri BAL (4-5 Kg/BB) setiap 4 jam selama 24 jam pertama. Hari kedua sampai ketiga setiap 6 jam (dosis sama). Hari keempat s/d ke sepuluh dosis diturunkan. d. Keracunan Tempe Bongkrek - Gejala : mengantuk, nyeri perut, berkeringat, dyspneu, spasme otot, vertigo sampai koma. - Tindakan : terapi simptomatik. e. Keracunan Makanan Kaleng (Botulisme) - Gejala : gangguan penglihatan, reflek pupil (-), disartri, disfagi, kelemahan otot lurik, tidak ada gangguan pencernaan dan kesadaran. - Tindakan : Bilas lambung dengan norit Beri ATS 10.000 unit. Ber Fenobarbital 3 x 30-60 mg / oral. f. Keracunan Ikan - Gejala : panas sekitar mulut, rasa tebal pada anggota badan, mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri sendi, pruritus, demam, paralisa otot pernafasan. - Tindakan : Emesis, bilas lambung dan beri pencahar. g. Keracunan Jamur - Gejala : air mata, ludah dan keringat berlebihan, mata miosis, muntah, diare, nyeri perut, kejang, dehidrasi, syok sampai koma. - Tindakan :

Emesis, bilas lambung dan beri pencahar. Injeksi Sulfas Atropin 1 mg / 1-2 jam Infus Glukosa. h. Keracunan Jengkol - Gejala : kolik ureter, hematuria, oliguria anuria, muncul gejala Uremia. - Tindakan : Infus Natrium bikarbonat Natrium bicarbonat tablet : 4 x 2 gr/hari i. Keracunan Singkong - Gejala : Mual, nyeri kepala, mengantuk, hipotensi, takikardi, dispneu, kejang, koma (cepat meninggal dalam waktu 1-15 menit). - Tindakan : Beri 10 cc Na Nitrit 5 % iv dalam 3 menit Beri 50 cc Na Thiosulfat 25 % iv dalam 10 menit. j. Keracunan Marihuana / Ganja - Gejala : halusinasi, mulut kering, mata midriasis - Tindakan : simptomatik, biasanya sadar setelah dalam 24 jam pertama. k. Keracunan Formalin - Gejala : Inhalasi : iritasi mata, hidung dan saluran nafas, spasme laring, gejala bronchitis dan pneumonia. Kulit : iritasi, nekrosis, dermatitis. Ditelan/tertelan : nyeri perut, mual, muntah, hematemesis, hematuria, syok, koma, gagal nafas. - Tindakan : bilas lambung dengan larutan amonia 0,2 %, kemudian diberi minum norit / air susu l. Keracunan Barbiturat - Gejala : mengantuk, hiporefleksi, bula, hipotensi, delirium, depresi pernafasan, syok sampai koma. - Tindakan : Jangan lakukan emesis atau bilas lambung Bila sadar beri kopi pahit secukupnya Bila depresi pernafasan, beri amphetamin 4-10 mg intra muskular. m. Keracunan Amfetamin

- Gejala : mulut kering, hiperaktif, anoreksia, takikardi, aritmia, psikosis, kegagalan pernafasan dan sirkulasi. - Tindakan : Bilas lambung Klorpromazin 0,5-1 mg/kg BB, dapat diulang tiap 30 menit Kurangi rangsangan luar (sinar, bunyi) n. Keracunan Aminopirin (Antalgin) - Gejala : gelisah, kelainan kulit, laborat : agranolositosis - Tindakan : Beri antihistamin im/iv Beri epinefrin 1 %o 0,3 cc sub kutan. o. Keracunan Digitalis (Digoxin) - Gejala : anoreksia, mual, diare, nadi lambat, aritmia dan hipotensi - Tindakan : Propranolol KCl iv p. Keracunan Insektisida Gol.Organofosfat (Diazinon, Malathion) - Gejala : mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, mata miosis, kekacauan mental, bronchokonstriksi, hipotensi, depresi pernafasan dan kejang. - Tindakan : Atropin 2 mg tiap 15 menit sampai pupil melebar Jangan diberi morfin dan aminophilin. q. Keracunan Insektisida Gol.(Endrin, DDT) - Gejala : muntah, parestesi, tremor, kejang, edem paru, vebrilasi s/d kegagalan ventrikel, koma - Tindakan : Jangan gunakan epinefrin Bilas lambung hati-hati Beri pencahar Beri Kalsium glukonat 10 % 10 cc iv pelan-pelan. r. Keracunan Senyawa Hidrokarbon (Minyak Tanah, Bensin) - Gejala : Inhalasi : nyeri kepala, mual, lemah, dispneu, depresi pernafasan Ditelan/tertelan : muntah, diare, sangat berbahaya bila terjadi aspirasi (masuk

paru) - Tindakan : Jangan lakukan emesis Bilas lambung hati-hati Beri pencahar Depresi pernafasan : Kafein 200-500 mg im Pengawasan : kemungkinan edem paru. s. Keracunan Karbon Mono-oksida (CO) - Gejala : kulit dan mukosa tampak merah terang, nyeri dan pusing kepala, dispneu, pupil midriasis, kejang, depresi pernafasan sampai koma. - Tindakan : Pasang O2 bertekanan Jangan gunakan stimulan Pengawasan : kemungkinan edem otak t. Keracunan Narkotika (Heroin, Morfin, Kodein) - Gejala : mual, muntah, pusing, klulit dingin, pupil miosis, pernafasan dangkal sampai koma. - Tindakan : Jangan lakukan emesis Beri Nalokson 0,4 mg iv tiap 5 menit (atau Nalorpin 0,1 mg/Kg BB. Obat terpilih Nalokson (dosis maximal 10 mg), karena tidak mendepresi pernafasan, memperbaiki kesadaran, hanya punya efek samping emetik. Karenanya pada penderita koma tindakan preventif untuk aspirasi harus disiapkan.

KEPUSTAKAAN 1. Halim Mubin A. : Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam : Diagnosa dabn Terapi, EGC, Jakarta 2001 : 98-115. 2. Panitia Pelantikan Dokter FK-UGM : Penatalaksanaan Medik, Senat Mahasiswa Fak.Kedokteran UGM, Yogyakarta 1987 : 18-22. 3. Purnawan J., Atiek S.S., Husna A. : Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta 1982: 185-198.

Diagnosis dan Penatalaksanaan Pada Keracunan Makanan Lautby Evan Hamsafir on 23 May, 2010 0 comments

in Info Obat DASAR KELAINAN : TOksin meracuni urat saraf atau mendorong terbentuknya Histamine I. DIAGNOSIS Masa inkubasi: berkisar 15-90 menit setelah makan ikan atau hewan laut yang lain. a) Keluhan Pokok Ada riwayat makan seafood Perut keram Disfagi Mual-Muntah Diare Gatal-gatal Sesak napas Sakit kepala Pusing/Vertigo Diaporesis(banyak keringat) Disartri Lemah Hipotensi Bradikardi Kelemahan otot-otot Pernapasan berhenti

b) Tanda Penting

c) Pemeriksaan LaborAtorium d) Pemeriksaan Khusus II. Komplikasi III. Penatalaksanaan A. Terapi Umum 1. Istirahat Jalan napas di awasi Diberikan oksigen atau bantuan pernapasan 2. Diet 3. Medikamentosa a. Ganti cairan atau elektrolit yang keluar b. Bila racun baru saja di makan , berikan karbon aktif 50-60 gram per oral c. Dapat di pertimbangkan antihistamindan simetidin IV d. Bila reaksi sangat berat (sesak napas hebat) berikan adrenalin 0,3-0,5ml larutan 0,001 (1 per mil) subkutan. B. Terapi Komplikasi -

IV. PROGNOSIS Tergantung dari jenis seafood dan cepatnya penanganan.Topik kesehatan yang merujuk ke postingan ini: Diagnosa keracunan/penatalaksanaan keracunan peroral/penatalaksanaan keracunan makanan/penatalaksanaan keracunan ikan/penatalaksanaan keracunan/

[balita-anda] Artikel ; Keracunan Pada anakEvi Eryani Fri, 14 Jan 2005 23:19:54 -0800Keracunan Pada Anak A. Latief Azis, dr., Sp.A(K) Pendahuluan Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis. Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui, meskipun banyak dilaporkan kejadian-kejadian keracunan di

beberapa rumah sakit tetapi angka ini tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya didalam masyarakat. Di Amerika Serikat kecelakaan dan keracunan merupakan penyebab utama kematian anak-anak. Lebih kurang 60% dari paparan keracunan yang dilaporkan terjadi pada anak berumur < 6 tahun, dengan kematian < 4%. Di RSCM/FK UI Jakarta dilaporkan 45 penderita anak yang mengalami keracunan setiap tahunnya, sedang di RS dr. Soetomo Surabaya 15 - 30 penderita anak yang datang untuk mendapatkan pengobatan karena keracunan setiap tahun,yang sebagian besar karena keracunan hidrokarbon ( 45 - 60%), keracunan makanan, keracunan obat-obatan, detergen dan bahan-bahan rumah tangga yang lain. Meskipun keracunan dapat terjadi melalui saluran cerna, saluran nafas, kulit dan mukosa atau parenteral tetapi yang terbanyak racun masuk melalui saluran cerna ( 75 % ) dan inhalasi ( 14% ).Keracunan merupakan suatu keadaan gawat darurat medis yang membutuhkan tindakan segera, keterlambatan dalam memberikan pertolongan dapat membawa akibat yang fatal. Pada dasarnya keracunan pada anak tidaklah berbeda dengan pada dewasa, tapi oleh karena secara alamiah terdapat perbedaan akibat dari tingkat perkembangan fisik yang masih sedang tumbuh, kepribadian dan emosi yang sedang berkembang, sehingga terdapat beberapa perbedaan dalam kejadian, jenis, lokasi serta motif dari keracunan. Mengingat resiko keracunan yang sangat berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan kematian dan mengingat bahwa keracunan pada anak sebagian besar adalah karena kecelakaan dan dapat dicegah, maka usaha-usaha pencegahan hendaknya mendapat perhatian dan prioritas utama dalam penanggulangan keracunan pada anak. Keracunan pada anak Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, terdapat perbedaan perbedaan baik fisik, fisiologis maupun psikologis dengan orang dewasa. Fungsi organ-organ tubuh belum matang, demikian pula dengan fungsi pertahanan tubuh yang belum sempurna. Pada anak terdapat faktor-faktor yang mempermudah terjadinya keracunan,yaitu : Perkembangan kepribadian anak usia 0 - 5 tahun masih dalam fase oral sehingga ada kecenderungan untuk memasukkan segala yang dipegang kedalam mulutnya. Anak-anak masih belum mengetahui apa yang berbahaya bagi dirinya ( termasuk disini anak dengan retardasi mental. selalu Anak-anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Anak-anak pada usia ini mempunyai sifat negativistik yaitu

menentang perintah atau melanggar larangan. Oleh karena sifat-sifat tersebut maka keracunan pada anak lebih sering karena kecelakaan (accidental poisoning ),sedang pada dewasa keracunan lebih