keputusan menteri kesehatan nomor...
TRANSCRIPT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/395/2017
TENTANG
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2017
KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat, terutama obat esensial, merupakan salah satu hak azasi manusia, sehingga pemerintah mempunyai kewajiban untuk menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauannya. Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitatif yang diupayakan tersedia di unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatannya.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perlu disusun dan ditetapkan daftar obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat, yaitu Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). Selain menjadi acuan dalam pengadaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan, DOEN merupakan referensi utama untuk penyusunan Formularium Nasional (Fornas) sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
Selanjutnya DOEN ditinjau dan disempurnakan setiap 2 (dua) tahun yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan teknologi. Revisi DOEN dilaksanakan oleh Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/109/2017 tanggal 1 Maret 2017. Diharapkan dengan DOEN, upaya Pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, menjamin
KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat, terutama obat esensial, merupakan salah satu hak azasi manusia, sehingga pemerintah mempunyai kewajiban untuk menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauannya. Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitatif yang diupayakan tersedia di unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatannya.
Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perlu disusun dan ditetapkan daftar obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat, yaitu Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). Selain menjadi acuan dalam pengadaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan, DOEN merupakan referensi utama untuk penyusunan Formularium Nasional (Fornas) sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
Selanjutnya DOEN ditinjau dan disempurnakan setiap 2 (dua) tahun yang disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan dan teknologi. Revisi DOEN dilaksanakan oleh Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/109/2017 tanggal 1 Maret 2017. Diharapkan dengan DOEN, upaya Pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, menjamin
Daftar Obat Esensial Nasional 2017 i
ketersediaan obat yang aman, bermutu, berkhasiat dan terjangkau dapat terlaksana dengan baik.
Akhirnya kepada Tim Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional 2017, para kontributor serta semua pihak terkait yang telah memberikan saran dan masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan DOEN ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Besar harapan kami bahwa DOEN ini dapat diterapkan dan bermanfaat bagi semua pihak terkait. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati upaya kita dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Jakarta, 13 November 2017 Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan t.t.d, Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD NIP. 19580503 198303 2 001
Daftar Obat Esensial Nasional 2017ii
Kata Sambutan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan .............................................................................
Daftar Isi ................................................................................
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/395/2017 tentang Daftar Obat Esensial Nasional .
Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/395/2017 tentang Daftar Obat Esensial Nasional ..................................................................
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/109/2017 tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional ..............................................
Penyusunan dan Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) .................................................................................
LAMPIRANI Daftar Obat dalam DOEN yang Mengalami Perubahan II Daftar Pemberi Usulan DOEN ......................................III Daftar Peserta Rapat Penyusunan DOEN ....................
ketersediaan obat yang aman, bermutu, berkhasiat dan terjangkau dapat terlaksana dengan baik.
Akhirnya kepada Tim Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional 2017, para kontributor serta semua pihak terkait yang telah memberikan saran dan masukan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan DOEN ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Besar harapan kami bahwa DOEN ini dapat diterapkan dan bermanfaat bagi semua pihak terkait. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati upaya kita dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Jakarta, 13 November 2017 Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan t.t.d, Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD NIP. 19580503 198303 2 001
Daftar Obat Esensial Nasional 2017 iii
DAFTAR ISI
i
iii
1
7
69
81
107119121
IV Pernyataan Kesediaan Menjadi Ketua/ Wakil Ketua/ Anggota Tim Ahli Komite Nasional Penyusunan DOEN ..V Surat Pernyataan Bebas Konflik Kepentingan ...............VI Rekapitulasi Usulan Revisi DOEN ..................................VII Daftar Singkatan .............................................................VIII Indeks Kelas Terapi ........................................................IX Indeks Nama Obat ..........................................................
Daftar Obat Esensial Nasional 2017iv
135137139141145157
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/395/2017TENTANG
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/395/2017
TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan untuk menjamin ketersediaan obat yang lebih merata dan terjangkau oleh masyarakat perlu disusun Daftar Obat Esensial Nasional;
b. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02. 02 / MENKES / 320 /2015 perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit, serta program kesehatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Daftar Obat Esensial Nasional;
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/395/2017
TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan untuk menjamin ketersediaan obat yang lebih merata dan terjangkau oleh masyarakat perlu disusun Daftar Obat Esensial Nasional;
b. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02. 02 / MENKES / 320 /2015 perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit, serta program kesehatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Daftar Obat Esensial Nasional;
Daftar Obat Esensial Nasional 2017 1
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
7. Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);
Daftar Obat Esensial Nasional 20172
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
7. Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);
Daftar Obat Esensial Nasional 2017 3
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/MENKES/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL.
KESATU : Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya disebut DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
KEDUA : DOEN tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KETIGA : DOEN harus diterapkan secara konsisten dan terus-menerus dalam pemberian pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
KEEMPAT : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2017 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, t.t.d, NILA FARID MOELOEK
4 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/MENKES/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL.
KESATU : Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya disebut DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
KEDUA : DOEN tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KETIGA : DOEN harus diterapkan secara konsisten dan terus-menerus dalam pemberian pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
KEEMPAT : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Agustus 2017 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, t.t.d, NILA FARID MOELOEK
5Daftar Obat Esensial Nasional 2017
6 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
LAMPIRANKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIANOMOR HK.01.07/MENKES/395/2017
TENTANGDAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/395/2017 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
A. Rumah Sakit
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK fentanil cairan inj i.m./i.v. 0,05 mg/mL kodein tab 10 mg
tab 20 mg morfin tab SR (lepas lambat)10 mg
tab 10 mg cairan inj i.m./s.k./i.v. 10 mg/mL
petidin cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL (HCl) sufentanil cairan inj i.v. 5 mcg/mL 1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK ibuprofen tab 200 mg
tab 400 mg susp 100 mg/5 mL
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/395/2017 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
A. Rumah Sakit
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK fentanil cairan inj i.m./i.v. 0,05 mg/mL kodein tab 10 mg
tab 20 mg morfin tab SR (lepas lambat)10 mg
tab 10 mg cairan inj i.m./s.k./i.v. 10 mg/mL
petidin cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL (HCl) sufentanil cairan inj i.v. 5 mcg/mL 1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK ibuprofen tab 200 mg
tab 400 mg susp 100 mg/5 mL
7Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
ketoprofen sup 100 mg natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg
tab sal enterik 50 mg parasetamol drops 60 mg/0,6 mL
sir 120 mg/5 mL tab 500 mg
1.3 ANTIPIRAI alopurinol tab 100 mg
tab 300 mg kolkisin tab 500 mcg 2. ANESTETIK 2.1 ANESTETIK LOKAL bupivakain cairan inj p.v. 0,5% bupivakain heavy cairan inj 0,5% (HCl) + glukosa 8% etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 2%
cairan inj 5% + glukosa 5% jeli 2% spray oral 10%
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN halotan ih isofluran ih ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL
cairan inj i.v. 100 mg/mL nitrogen oksida ih, gas dalam tabung
8 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
oksigen ih, gas dalam tabung propofol cairan inj i.v., bolus 1% tiopental serb inj i.v. 0,5 g 2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF atropin cairan inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL midazolam cairan inj i.v. 1 mg/mL
cairan inj i.v. 5 mg/mL 3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1% klorfeniramin tab 4 mg loratadin tab 10 mg setirizin sir 5 mg/5 mL 4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN 4.1 KHUSUS atropin cairan inj 0,25 mg/mL kalsium glukonat cairan inj 10% nalokson cairan inj 0,4 mg/mL natrium bikarbonat tab 500 mg
cairan inj i.v. 8,4% natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25% protamin sulfat cairan inj i.m. 10 mg/mL
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
ketoprofen sup 100 mg natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg
tab sal enterik 50 mg parasetamol drops 60 mg/0,6 mL
sir 120 mg/5 mL tab 500 mg
1.3 ANTIPIRAI alopurinol tab 100 mg
tab 300 mg kolkisin tab 500 mcg 2. ANESTETIK 2.1 ANESTETIK LOKAL bupivakain cairan inj p.v. 0,5% bupivakain heavy cairan inj 0,5% (HCl) + glukosa 8% etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 2%
cairan inj 5% + glukosa 5% jeli 2% spray oral 10%
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN halotan ih isofluran ih ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL
cairan inj i.v. 100 mg/mL nitrogen oksida ih, gas dalam tabung
9Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
4.2 UMUM karbon aktif tab magnesium sulfat serb 5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL
lar rektal 5 mg/2,5 mL lar rektal 10 mg/2,5 mL
fenitoin kaps 100 mg cairan inj 50 mg/mL
fenobarbital tab 30 mg tab 100 mg
karbamazepin sir 100 mg/5 mL tab 200 mg
magnesium sulfat cairan inj i.v. 20% cairan inj i.v. 40%
valproat sir 250 mg/5 mL tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab salut enterik 250 mg
6. ANTIINFEKSI 6.1 ANTELMINTIK 6.1.1 Antelmintik Intestinal albendazol tab 400 mg mebendazol tab 100 mg
tab 500 mg sir 100 mg/5 mL
10 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
pirantel pamoat tab 250 mg susp 125 mg/5 mL
6.1.2 Antifilaria dietilkarbamazin tab 100 mg 6.1.3 Antisistosoma prazikuantel tab 600 mg 6.2 ANTIBAKTERI 6.2.1 Beta Laktam amoksisilin sir kering 125 mg/5 mL
sir kering 250 mg/5 mL tab 250 mg tab 500 mg
ampisilin serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial serb inj i.v. 1.000 mg/vial
benzatin benzil penisilin cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL
fenoksimetil penisilin (penisilin V)
tab 250 mg tab 500 mg
prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 3 juta IU/vial sefadroksil kaps 250 mg
kaps 500 mg sir kering 125 mg/5 mL sir kering 250 mg/5 mL
sefazolin seb in 1g/vial
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
4.2 UMUM karbon aktif tab magnesium sulfat serb 5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL
lar rektal 5 mg/2,5 mL lar rektal 10 mg/2,5 mL
fenitoin kaps 100 mg cairan inj 50 mg/mL
fenobarbital tab 30 mg tab 100 mg
karbamazepin sir 100 mg/5 mL tab 200 mg
magnesium sulfat cairan inj i.v. 20% cairan inj i.v. 40%
valproat sir 250 mg/5 mL tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab salut enterik 250 mg
6. ANTIINFEKSI 6.1 ANTELMINTIK 6.1.1 Antelmintik Intestinal albendazol tab 400 mg mebendazol tab 100 mg
tab 500 mg sir 100 mg/5 mL
11Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
sefiksim tab sal selaput 100 mg tab sal selaput 200 mg
seftriakson serb inj 1 g/vial 6.2.2 Antibakteri Lain 6.2.2.1 Tetrasiklin doksisiklin kaps 100 mg tetrasiklin kaps 250 mg (HCl)
kaps 500 mg (HCl) 6.2.2.2 Kloramfenikol kloramfenikol kaps 250 mg
susp 125 mg/5 mL 6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim kotrimoksazol kombinasi tiap 5 mL:
susp 240 mg
a. sulfametoksazol 200 mg b. trimetoprim 40 mg kotrimoksazol (dewasa) kombinasi:
tab 480 mg
a. sulfametoksazol 400 mg b. trimetoprim 80 mg kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi:
tab 960 mg
a. sulfametoksazol 800 mg b. trimetoprim 160 mg
12 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.2.2.4 Makrolid eritromisin kaps 250 mg
tab 500 mg sir kering 200 mg/5 mL
6.2.2.5 Aminoglikosida gentamisin cairan inj 10 mg/mL
cairan inj 40 mg/mL 6.2.2.6 Kuinolon siprofloksasin tab sal selaput 500 mg
6.2.2.7 Penggunaan Khusus metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg susp 125 mg/5 mL lar inf 5 mg/mL
vankomisin serb inj 500 mg/vial 6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 6.3.1 Antilepra dapson tab 100 mg klofazimin, micronized kaps dalam minyak 100 mg rifampisin kaps 300 mg 6.3.2 Antituberkulosis etambutol tab 400 mg isoniazid tab 100 mg
tab 300 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
sefiksim tab sal selaput 100 mg tab sal selaput 200 mg
seftriakson serb inj 1 g/vial 6.2.2 Antibakteri Lain 6.2.2.1 Tetrasiklin doksisiklin kaps 100 mg tetrasiklin kaps 250 mg (HCl)
kaps 500 mg (HCl) 6.2.2.2 Kloramfenikol kloramfenikol kaps 250 mg
susp 125 mg/5 mL 6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim kotrimoksazol kombinasi tiap 5 mL:
susp 240 mg
a. sulfametoksazol 200 mg b. trimetoprim 40 mg kotrimoksazol (dewasa) kombinasi:
tab 480 mg
a. sulfametoksazol 400 mg b. trimetoprim 80 mg kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi:
tab 960 mg
a. sulfametoksazol 800 mg b. trimetoprim 160 mg
13Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 4KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 150 mg
b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 2KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 150 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk anak 3KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg c. pirazinamid 150 mg
14 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk anak 2KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk Dewasa. Kombipak II terdiri dari:
a. rifampisin kapl 450 mg b. isoniazid tab 300 mg c. pirazinamid tab 500 mg d. etambutol tab 250 mg
dan tab 500 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk Kombipak untuk dewasa. Kombipak III terdiri dari:
a. rifampisin kapl 450 mg b. isoniazid tab 300 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk anak Kombipak A terdiri dari:
a. rifampisin kapl 75 mg b. isoniazid tab 100 mg c. pirazinamid tab 200 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 4KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 150 mg
b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 2KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 150 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk anak 3KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg c. pirazinamid 150 mg
15Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk anak. Kombipak B terdiri dari:
a. rifampisin kapl 75 mg b. isoniazid tab 100 mg streptomisin serb inj 1.000 mg/vial 6.4 ANTIFUNGI amfoterisin B cairan inj. i.v. 5 mg/mL flukonazol kaps 50 mg
kaps 150 mg cairan inf 2 mg/mL
griseofulvin, micronized tab 125 mg tab 250 mg tab 500 mg
ketokonazol tab 200 mg nistatin susp 100.000 IU/mL
tab sal gula 500.000 IU 6.5 ANTIPROTOZOA 6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg 6.5.2 Antimalaria 6.5.2.1 Untuk Pencegahan doksisiklin kaps 100 mg
16 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.5.2.2 Untuk Pengobatan artesunat cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL kombinasi: tab sal selaput a. dihidro artemisinin 40 mg b. piperakuin 320 mg kuinin tab 200 mg
cairan inj i.v. 25% primakuin tab 15 mg 6.6 ANTIVIRUS 6.6.1 Antiherpes asiklovir tab 200 mg
tab 400 mg 6.6.2 Antiretroviral (Hanya untuk Program) 6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) lamivudin (3TC) tab 150 mg zidovudin kaps 100 mg kombinasi: tab a. zidovudin 300 mg b. lamivudin 150 mg kombinasi: tab a. tenofovir 300 mg b. emtricitabine (FTC) 200 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk anak. Kombipak B terdiri dari:
a. rifampisin kapl 75 mg b. isoniazid tab 100 mg streptomisin serb inj 1.000 mg/vial 6.4 ANTIFUNGI amfoterisin B cairan inj. i.v. 5 mg/mL flukonazol kaps 50 mg
kaps 150 mg cairan inf 2 mg/mL
griseofulvin, micronized tab 125 mg tab 250 mg tab 500 mg
ketokonazol tab 200 mg nistatin susp 100.000 IU/mL
tab sal gula 500.000 IU 6.5 ANTIPROTOZOA 6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg 6.5.2 Antimalaria 6.5.2.1 Untuk Pencegahan doksisiklin kaps 100 mg
17Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
efavirenz tab 200 mg tab 600 mg
nevirapin kapl 200 mg 6.6.2.3 Protease Inhibitor tenofovir tab 300 mg kombinasi (LPV/r): tab sal selaput a. lopinavir 200 mg b. ritonavir 50 mg 6.6.2.4 kombinasi: NRTI + NNRTI kombinasi: tab a. tenofovir 300 mg b. lamivudin 300 mg c. efavirenz 600 mg kombinasi FDC (anak): tab dispersible a. zidovudin 60 mg b. lamivudin 30 mg c. nevirapin 50 mg 7. ANTIMIGREN kombinasi: tab
a. ergotamin 1 mg b. kafein 50 mg
18 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF
8.1 HORMON dan ANTIHORMON anastrozol tab sal selaput 1 mg deksametason tab 0,5 mg
cairan inj 5 mg/mL metilprednisolon tab 4 mg
tab 16 mg tamoksifen tab 20 mg 8.2 IMUNOSUPRESAN azatioprin tab 50 mg hidroksiklorokuin tab 200 mg metotreksat tab 2,5 mg siklosporin kaps lunak 25 mg
kaps lunak 50 mg cairan inj 50 mg/mL cairan inj 100 mg/mL
8.3 SITOTOKSIK asparaginase serb inj 10.000 IU/vial bleomisin serb inj 15 mg/amp busulfan tab 2 mg dakarbazin serb inj 200 mg/vial daktinomisin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL daunorubisin serb inj 20 mg/vial
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
efavirenz tab 200 mg tab 600 mg
nevirapin kapl 200 mg 6.6.2.3 Protease Inhibitor tenofovir tab 300 mg kombinasi (LPV/r): tab sal selaput a. lopinavir 200 mg b. ritonavir 50 mg 6.6.2.4 kombinasi: NRTI + NNRTI kombinasi: tab a. tenofovir 300 mg b. lamivudin 300 mg c. efavirenz 600 mg kombinasi FDC (anak): tab dispersible a. zidovudin 60 mg b. lamivudin 30 mg c. nevirapin 50 mg 7. ANTIMIGREN kombinasi: tab
a. ergotamin 1 mg b. kafein 50 mg
19Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
doksorubisin serb inj i.v. 10 mg/vial serb inj i.v. 50 mg/vial
dosetaksel cairan inj 40 mg/mL etoposid kaps lunak 100 mg
cairan inj 20 mg/mL fluorourasil cairan inj 25 mg/mL
cairan inj 50 mg/mL hidroksi urea kaps 500 mg ifosfamid serb inj 500 mg/vial
serb inj 1.000 mg/vial klorambusil tab sal selaput 5 mg melfalan tab 2 mg merkaptopurin tab 50 mg metotreksat tab 2,5 mg
cairan inj 2,5 mg/mL cairan inj 10 mg/mL cairan inj 25 mg/mL
paklitaksel cairan inj 6 mg/mL siklofosfamid serb inj i.v. 200 mg/vial
serb inj i.v. 500 mg/vial serb inj i.v. 1.000 mg/vial
sisplatin serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial
sitarabin cairan inj 50 mg/mL cairan inj 100 mg/mL
20 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
vinblastin cairan inj 1 mg/mL vinkristin cairan inj 1 mg/mL 8.4 LAIN-LAIN kalsium folinat (leukovorin, Ca)
tab 15 mg cairan inj 3 mg/mL cairan inj 5 mg/mL
mesna cairan inj 100 mg/mL 9. ANTIPARKINSON antiparkinson, kombinasi: tab a. benserazid 25 mg b. levodopa 100 mg triheksifenidil tab 2 mg 10. OBAT yang MEMENGARUHI DARAH 10.1 ANTIANEMIA asam folat tab 0,4 mg
tab 1 mg ferro sulfat sir 150 mg/5 mL
tab sal selaput 300 mg sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 mcg 10.2 OBAT yang MEMENGARUHI KOAGULASI fitomenadion (vitamin K1) tab sal gula 10 mg
cairan inj i.m. 2 mg/mL cairan inj i.m. 10 mg/mL
heparin, Na cairan inj i.v./s.k. 5.000 IU/mL protamin sulfat cairan inj 10 mg/mL
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
doksorubisin serb inj i.v. 10 mg/vial serb inj i.v. 50 mg/vial
dosetaksel cairan inj 40 mg/mL etoposid kaps lunak 100 mg
cairan inj 20 mg/mL fluorourasil cairan inj 25 mg/mL
cairan inj 50 mg/mL hidroksi urea kaps 500 mg ifosfamid serb inj 500 mg/vial
serb inj 1.000 mg/vial klorambusil tab sal selaput 5 mg melfalan tab 2 mg merkaptopurin tab 50 mg metotreksat tab 2,5 mg
cairan inj 2,5 mg/mL cairan inj 10 mg/mL cairan inj 25 mg/mL
paklitaksel cairan inj 6 mg/mL siklofosfamid serb inj i.v. 200 mg/vial
serb inj i.v. 500 mg/vial serb inj i.v. 1.000 mg/vial
sisplatin serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial
sitarabin cairan inj 50 mg/mL cairan inj 100 mg/mL
21Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
warfarin tab 1 mg tab 2 mg
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI deferoksamin mesilat serb inj 500 mg/vial 11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 11.1 PRODUK DARAH faktor VIII (konsentrat) serb inj 250 IU/vial + pelarut 10 mL
serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL faktor IX kompleks serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL
serb inj 1.000 IU/vial + pelarut 10 mL
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER fraksi protein plasma lar infus 5% pengganti plasma lar infus golongan gelatin 12. DIAGNOSTIK 12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI barium sulfat serb
susp 2,2% susp 55% susp 65%
ioheksol cairan inj 140 – 350 I mg/mL iopamidol cairan inj 200 – 370 I mg/mL
22 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
12.2 TES FUNGSI 12.2.1 Mata fluoresein cairan inj 100 mg/mL
tts mata 2,5 mg/mL 12.3 TES KULIT tuberkulin protein purified derivative
serb inj 2 TU /0,1 mL
13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 13.1 ANTISEPTIK hidrogen peroksida cairan 3% klorheksidin lar 15% povidon iodin lar 100 mg/mL 13.2 DISINFEKTAN etanol 70% cairan 70% kalsium hipoklorit serb 13.3 LAIN-LAIN paraformaldehid larutan buffer 10% 14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT 14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN
AKAR GIGI eugenol cairan formokresol cairan gutta percha dan paper points 15 mm - 40 mm
45 mm - 80 mm kalsium hidroksida
bubuk, pasta
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
warfarin tab 1 mg tab 2 mg
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI deferoksamin mesilat serb inj 500 mg/vial 11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 11.1 PRODUK DARAH faktor VIII (konsentrat) serb inj 250 IU/vial + pelarut 10 mL
serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL faktor IX kompleks serb inj 500 IU/vial + pelarut 5 mL
serb inj 1.000 IU/vial + pelarut 10 mL
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER fraksi protein plasma lar infus 5% pengganti plasma lar infus golongan gelatin 12. DIAGNOSTIK 12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI barium sulfat serb
susp 2,2% susp 55% susp 65%
ioheksol cairan inj 140 – 350 I mg/mL iopamidol cairan inj 200 – 370 I mg/mL
23Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
klorfenol kamfer mentol (CHKM)
cairan
klorheksidin lar 0,2% natrium hipoklorit cairan konsentrat 5% pasta pengisi saluran akar pasta 14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL nistatin susp 100.000 IU/mL 14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES fluor kapl 1 mg
sediaan topikal 14.4 BAHAN TUMPAT bahan tumpatan sementara lar, serb glass ionomer ART (Atraumatic Restorative Treatment)
serb lar cocoa butter 5 g
komposit resin set 14.5 PREPARAT LAINNYA anestetik lokal gigi, kombinasi:
cairan inj 2 mL
a. lidokain HCl 2% b. epinefrin 1 : 80.000 articulating paper kertas warna penanda oklusi etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 2% (HCl)
salep 5% (HCl) spray oral 10% (HCl)
24 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
pasta devitalisasi (non arsen) pasta surgical ginggival pack pasta 15. DIURETIK furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL manitol lar infus 20% spironolakton tab 25 mg
tab 100 mg 16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 16.1 HORMON ANTIDIURETIK desmopresin tab 0,1 mg
tab 0,2 mg vasopresin cairan inj i.m./s.k. 20 IU/mL 16.2 ANTIDIABETES 16.2.1 Antidiabetes, Oral glibenklamid tab 2,5 mg
tab 5 mg gliklazid tab 80 mg glikuidon tab 30 mg glimepirid tab 1 mg
tab 2 mg tab 3 mg tab 4 mg
glipizid tab 5 mg tab 10 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
klorfenol kamfer mentol (CHKM)
cairan
klorheksidin lar 0,2% natrium hipoklorit cairan konsentrat 5% pasta pengisi saluran akar pasta 14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL nistatin susp 100.000 IU/mL 14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES fluor kapl 1 mg
sediaan topikal 14.4 BAHAN TUMPAT bahan tumpatan sementara lar, serb glass ionomer ART (Atraumatic Restorative Treatment)
serb lar cocoa butter 5 g
komposit resin set 14.5 PREPARAT LAINNYA anestetik lokal gigi, kombinasi:
cairan inj 2 mL
a. lidokain HCl 2% b. epinefrin 1 : 80.000 articulating paper kertas warna penanda oklusi etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 2% (HCl)
salep 5% (HCl) spray oral 10% (HCl)
25Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
metformin tab 500 mg tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral insulin intermediate (human insulin)
cairan inj 100 IU/mL
insulin regular (human insulin)
cairan inj 100 IU/mL
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMENGARUHI FERTILITAS
16.3.1 Androgen testosteron cairan inj 250 mg/mL 16.3.2 Estrogen estrogen terkonjugasi tab sal gula 0,625 mg etinilestradiol tab 0,05 mg 16.3.3 Progestogen depo medroksi progesteron asetat
cairan inj 150 mg/mL
noretisteron tab 5 mg 16.3.4 Kontrasepsi 16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral kombinasi: tab sal gula
a. levonorgestrel 150 mcg b. etinilestradiol 30 mcg
26 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/3 mL 16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan levonorgestrel implan 2 rods masing-masing
mengandung 75 mg (3-4 tahun) 16.3.5 Lain-lain klomifen sitrat tab 50 mg
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID levotiroksin tab 50 mcg
tab 100 mcg lugol lar propiltiourasil tab 100 mg 16.5 KORTIKOSTEROID deksametason tab 0,5 mg
cairan inj 5 mg/mL hidrokortison serb inj 100 mg/vial metilprednisolon tab 4 mg
tab 8 mg serb inj 125 mg/vial
prednison tab 5 mg 17 OBAT KARDIOVASKULER 17.1 ANTIANGINA atenolol tab 50 mg diltiazem tab 30 mg (HCl) gliseril trinitrat tab 0,5 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
metformin tab 500 mg tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral insulin intermediate (human insulin)
cairan inj 100 IU/mL
insulin regular (human insulin)
cairan inj 100 IU/mL
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMENGARUHI FERTILITAS
16.3.1 Androgen testosteron cairan inj 250 mg/mL 16.3.2 Estrogen estrogen terkonjugasi tab sal gula 0,625 mg etinilestradiol tab 0,05 mg 16.3.3 Progestogen depo medroksi progesteron asetat
cairan inj 150 mg/mL
noretisteron tab 5 mg 16.3.4 Kontrasepsi 16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral kombinasi: tab sal gula
a. levonorgestrel 150 mcg b. etinilestradiol 30 mcg
27Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg tab sublingual 10 mg cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA amiodaron tab 200 mg
cairan inj 50 mg/mL digoksin tab 0,25 mg
cairan inj 0,25 mg/mL lidokain cairan inj i.v.100 mg/mL propranolol tab 10 mg verapamil tab 80 mg
cairan inj 2,5 mg/mL 17.3 ANTIHIPERTENSI amlodipin tab 5 mg
tab 10 mg bisoprolol tab 5 mg diltiazem tab 30 mg (HCl)
serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial
hidroklorotiazid tab 25 mg kaptopril tab12,5 mg
tab 25 mg tab 50 mg
klonidin cairan inj i.v. 0,15 mg/mL
28 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
lisinopril tab 5 mg tab 10 mg tab 20 mg
metildopa tab 250 mg nifedipin tab 10 mg nikardipin cairan inj 10 mg/mL valsartan tab sal selaput 80 mg
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg 17.5 TROMBOLITIK streptokinase serb inj 1,5 juta IU/vial 17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG digoksin tab 0,25 mg
cairan inj 0,25 mg/mL furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m.10 mg/mL isosorbid dinitrat cairan inj 1 mg/ mL kaptopril tab 12,5 mg
tab 25 mg karvedilol tab 6,25 mg
tab 25 mg 17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS dobutamin cairan inj 25 mg/mL dopamin cairan inj 40 mg/mL epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v. 0,1%
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg tab sublingual 10 mg cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA amiodaron tab 200 mg
cairan inj 50 mg/mL digoksin tab 0,25 mg
cairan inj 0,25 mg/mL lidokain cairan inj i.v.100 mg/mL propranolol tab 10 mg verapamil tab 80 mg
cairan inj 2,5 mg/mL 17.3 ANTIHIPERTENSI amlodipin tab 5 mg
tab 10 mg bisoprolol tab 5 mg diltiazem tab 30 mg (HCl)
serb inj 10 mg/vial serb inj 50 mg/vial
hidroklorotiazid tab 25 mg kaptopril tab12,5 mg
tab 25 mg tab 50 mg
klonidin cairan inj i.v. 0,15 mg/mL
29Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
norepinefrin cairan inj 1 mg/mL 17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA fenofibrat kaps 100 mg gemfibrozil kapl 300 mg
kapl 600 mg simvastatin tab sal selaput 10 mg
tab sal selaput 20 mg tab sal selaput 40 mg
18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT 18.1 ANTIAKNE asam retinoat krim 0,05%
krim 0,1% 18.2 ANTIBAKTERI kloramfenikol salep 2% perak sulfadiazin krim 1% 18.3 ANTIFUNGI antifungi kombinasi : salep a. asam benzoat 6% b. asam salisilat 3% ketokonazol krim 2%
scalp sol 2% mikonazol krim 2%
serb 2% nistatin tab vaginal 100.000 IU
30 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK betametason krim 0,1%
salep 0,1% hidrokortison krim 2,5% mometason furoat krim 0,1% 18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS permetrin krim 5% salep 2-4 salep 18.6 KAUSTIK perak nitrat lar 20% podofilin tingtur 25% 18.7 KERATOLITIK asam salisilat salep 5% liquor carbonis detergens lar 5% 18.8 LAIN-LAIN bedak salisil serb 2% urea krim 10% 19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL dialisa peritoneal lar intraperitonial hemodialisa lar
20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN 20.1 ORAL garam oralit serb kalium klorida tab lepas lambat 600 mg natrium bikarbonat tab 500 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
norepinefrin cairan inj 1 mg/mL 17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA fenofibrat kaps 100 mg gemfibrozil kapl 300 mg
kapl 600 mg simvastatin tab sal selaput 10 mg
tab sal selaput 20 mg tab sal selaput 40 mg
18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT 18.1 ANTIAKNE asam retinoat krim 0,05%
krim 0,1% 18.2 ANTIBAKTERI kloramfenikol salep 2% perak sulfadiazin krim 1% 18.3 ANTIFUNGI antifungi kombinasi : salep a. asam benzoat 6% b. asam salisilat 3% ketokonazol krim 2%
scalp sol 2% mikonazol krim 2%
serb 2% nistatin tab vaginal 100.000 IU
31Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
20.2 PARENTERAL larutan mengandung asam amino
larutan mengandung elektrolit larutan mengandung karbohidrat
larutan mengandung karbohidrat + elektrolit
larutan mengandung lipid 20.3 LAIN – LAIN air untuk injeksi cairan inj 21. OBAT untuk MATA manitol lar inf 20% 21.1. ANESTETIK LOKAL tetrakain tts mata 0,5% 21.2 ANTIMIKROBA amfoterisin B salep mata 3 % gentamisin salep mata 0,3%
tts mata 0,3% kloramfenikol salep mata 1%
tts mata 0,5% tts mata 1%
siprofloksasin tts mata 3 mg/mL tetrasiklin salep mata 1%
32 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
21.3 ANTIINFLAMASI betametason tts mata 1 mg/mL 21.4 MIDRIATIK atropin tts mata 0,5%
tts mata 1% 21.5 MIOTIK dan ANTIGLAUKOMA asetazolamid tab 250 mg pilokarpin tts mata 2% timolol tts mata 0,25%
tts mata 0,5% 22. OKSITOSIK metilergometrin tab sal selaput 0,125 mg
cairan inj 0,2 mg/mL oksitosin cairan inj 10 IU/mL 23. PSIKOFARMAKA 23.1 ANTIANSIETAS diazepam tab 2 mg
tab 5 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL
lorazepam tab 0,5 mg tab 1 mg tab 2 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
20.2 PARENTERAL larutan mengandung asam amino
larutan mengandung elektrolit larutan mengandung karbohidrat
larutan mengandung karbohidrat + elektrolit
larutan mengandung lipid 20.3 LAIN – LAIN air untuk injeksi cairan inj 21. OBAT untuk MATA manitol lar inf 20% 21.1. ANESTETIK LOKAL tetrakain tts mata 0,5% 21.2 ANTIMIKROBA amfoterisin B salep mata 3 % gentamisin salep mata 0,3%
tts mata 0,3% kloramfenikol salep mata 1%
tts mata 0,5% tts mata 1%
siprofloksasin tts mata 3 mg/mL tetrasiklin salep mata 1%
33Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.2 ANTIDEPRESI amitriptilin tab sal selaput 25 mg fluoksetin kaps 10 mg
tab 20 mg 23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI klomipramin tablet 25 mg 23.4 ANTIPSIKOSIS flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL (dekanoat) haloperidol tab 1,5 mg
tab 2 mg tab 5 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL (HCl) cairan inj 50 mg/mL (dekanoat) tts 2 mg/mL
klorpromazin tab sal selaput 25 mg tab sal selaput 100 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL
klozapin tab 25 mg tab 100 mg
risperidon tab 1 mg tab 2 mg
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) metilfenidat tab SR (lepas lambat) 10 mg
34 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR litium karbonat tab 200 mg valproat
tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM RUMATAN METADON (HANYA UNTUK PROGRAM)
metadon sir 50 mg/5 mL 24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT
KOLINESTERASE 24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI
NEUROMUSKULER atrakurium cairan inj i.v. 10 mg/ mL neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL rokuronium cairan inj i.v. 10 mg/mL 24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL piridostigmin tab 60 mg 25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS antasida tab kunyah
omeprazol kaps 20 mg
serb inj 40 mg/vial
ranitidin
tab 150 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.2 ANTIDEPRESI amitriptilin tab sal selaput 25 mg fluoksetin kaps 10 mg
tab 20 mg 23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI klomipramin tablet 25 mg 23.4 ANTIPSIKOSIS flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL (dekanoat) haloperidol tab 1,5 mg
tab 2 mg tab 5 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL (HCl) cairan inj 50 mg/mL (dekanoat) tts 2 mg/mL
klorpromazin tab sal selaput 25 mg tab sal selaput 100 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL
klozapin tab 25 mg tab 100 mg
risperidon tab 1 mg tab 2 mg
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) metilfenidat tab SR (lepas lambat) 10 mg
35
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR litium karbonat tab 200 mg valproat
tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM RUMATAN METADON (HANYA UNTUK PROGRAM)
metadon sir 50 mg/5 mL 24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT
KOLINESTERASE 24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI
NEUROMUSKULER atrakurium cairan inj i.v. 10 mg/ mL neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL rokuronium cairan inj i.v. 10 mg/mL 24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS neostigmin cairan inj i.v. 0,5 mg/mL piridostigmin tab 60 mg 25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS antasida tab kunyah
omeprazol kaps 20 mg
serb inj 40 mg/vial
ranitidin
tab 150 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
25.2 ANTIEMETIK dimenhidrinat tab 50 mg domperidon tab 10 mg
sir 5 mg/5 mL klorpromazin tab sal selaput 25 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL metoklopramid tab 5 mg
tab 10 mg cairan inj 5 mg/mL
ondansetron tab 4 mg tab 8 mg cairan inj 2 mg/mL
25.3 ANTIHEMOROID antihemoroid, kombinasi: sup a. bismut subgalat b. heksaklorofen c. lidokain d. seng oksida 25.4 ANTISPASMODIK atropin tab 0,5 mg
cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/mL hiosin butilbromid tab 10 mg 25.5 OBAT untuk DIARE garam oralit serb zinc tab dispersible 20 mg
36 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
25.6 KATARTIK bisakodil tab 5 mg
sup 5 mg sup 10 mg
gliserin cairan obat luar 100 mg/mL laktulosa sir 3,335 g/5 mL 25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI sulfasalazin kapl sal enterik 500 mg 26. OBAT untuk SALURAN NAPAS 26.1 ANTIASMA aminofilin tab 150 mg
tab 200 mg cairan inj 24 mg/mL
budesonid cairan inhalasi 100 mcg/dosis cairan inhalasi 200 mcg/dosis
deksametason tab 0,5 mg cairan inj i.v. 5 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj 0,1%
ipratropium bromida MDI 0,02 mg/dosis metilprednisolon tab 4 mg
serb inj 125 mg/vial salbutamol cairan inhalasi 1 mg/mL
MDI/aerosol 100 mcg/dosis tab 2 mg tab 4 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
25.2 ANTIEMETIK dimenhidrinat tab 50 mg domperidon tab 10 mg
sir 5 mg/5 mL klorpromazin tab sal selaput 25 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL metoklopramid tab 5 mg
tab 10 mg cairan inj 5 mg/mL
ondansetron tab 4 mg tab 8 mg cairan inj 2 mg/mL
25.3 ANTIHEMOROID antihemoroid, kombinasi: sup a. bismut subgalat b. heksaklorofen c. lidokain d. seng oksida 25.4 ANTISPASMODIK atropin tab 0,5 mg
cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/mL hiosin butilbromid tab 10 mg 25.5 OBAT untuk DIARE garam oralit serb zinc tab dispersible 20 mg
37Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
terbutalin cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL 26.2 ANTITUSIF kodein tab 10 mg 26.3 EKSPEKTORAN n-asetil sistein kaps 200 mg 26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS indakaterol maleat serb inhalasi 150 mcg
serb inhalasi 300 mcg ipratropium bromida aerosol 20 mcg/semprot
cairan inhalasi 0,025% kombinasi: cairan inhalasi a. ipratropium bromida 0,5 mg b. salbutamol 2,5 mg 27. OBAT yang MEMENGARUHI SISTEM IMUN 27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN hepatitis imunoglobulin inj 150 IU/1,5 mL
inj 220 IU/mL human tetanus immunoglobulin
cairan inj i.m. 250 IU/mL
serum anti bisa ular: cairan inj i.m/i.v A.B.U.I (khusus ular dari luar Papua) A.B.U.II (khusus ular dari Papua) serum antidifteri (A.D.S) cairan inj i.m. 20.000 IU/vial serum antirabies cairan inj 200 – 400 IU/mL
38 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
serum antitetanus (A.T.S) Untuk pencegahan: cairan inj i.m. 1.500 IU/mL cairan inj i.m. 5.000 IU/mL Untuk pengobatan: cairan inj i.m./i.v. 10.000 IU/mL cairan inj i.m./i.v. 20.000 IU/mL
27.2 VAKSIN inactivated polio vaccine (IPV)
inj. i.m.
vaksin BCG serb inj i.k. 0,75 mg/mL + pelarut vaksin bivalen Oral Polio Vaksin (b-OPV)
drops
vaksin DPT-HB-Hib cairan inj i.m. vaksin hepatitis rekombinan cairan inj i.m. Prefilled Injection
Device (Uniject) vaksin jerap difteri tetanus (DT)
cairan inj i.m. 40/15 lf/mL
vaksin jerap tetanus difteri (Td)
cairan inj i.m. 15/4 lf/mL
vaksin measles rubella serb inj s.k vaksin rabies serb inj s.k./i.k. 2,5 IU 28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROK hidrogen peroksida cairan 3% karbogliserin tts telinga 10% lidokain spray oral 10%
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
terbutalin cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL 26.2 ANTITUSIF kodein tab 10 mg 26.3 EKSPEKTORAN n-asetil sistein kaps 200 mg 26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS indakaterol maleat serb inhalasi 150 mcg
serb inhalasi 300 mcg ipratropium bromida aerosol 20 mcg/semprot
cairan inhalasi 0,025% kombinasi: cairan inhalasi a. ipratropium bromida 0,5 mg b. salbutamol 2,5 mg 27. OBAT yang MEMENGARUHI SISTEM IMUN 27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN hepatitis imunoglobulin inj 150 IU/1,5 mL
inj 220 IU/mL human tetanus immunoglobulin
cairan inj i.m. 250 IU/mL
serum anti bisa ular: cairan inj i.m/i.v A.B.U.I (khusus ular dari luar Papua) A.B.U.II (khusus ular dari Papua) serum antidifteri (A.D.S) cairan inj i.m. 20.000 IU/vial serum antirabies cairan inj 200 – 400 IU/mL
39Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
oksimetazolin tts hidung 0,025% tts hidung 0,050%
29. VITAMIN dan MINERAL asam askorbat (vitamin C) tab 50 mg
tab 250 mg ergokalsiferol (vitamin D2) susp 10.000 IU/mL
kaps 50.000 IU kalsium glukonat cairan inj 10% kalsium karbonat tab 500 mg
kalsium laktat (kalk) tab 500 mg
kombinasi: tab sal gula a. ferro sulfat / ferro fumarat
ferro glukonat 60 mg b. asam folat 0,4 mg piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg
tab 25 mg cairan inj 50 mg/mL
retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 IU kaps lunak 200.000 IU
tiamin (vitamin B1) tab 50 mg
40 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
B. Puskesmas
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK kodein tab 10 mg
tab 20 mg 1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK ibuprofen susp 100 mg/5 mL
tab 200 mg tab 400 mg
natrium diklofenak tab sal enterik 25 mg tab sal enterik 50 mg
parasetamol drops 60 mg/0,6 mL sir 120 mg/5 mL tab 500 mg
1.3 ANTIPIRAI alopurinol tab 100 mg
tab 300 mg kolkisin tab 500 mcg 2. ANESTETIK 2.1 ANESTETIK LOKAL etil klorida spray 100 mL lidokain
cairan inj 2% jeli 2% (Puskesmas Perawatan)
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
oksimetazolin tts hidung 0,025% tts hidung 0,050%
29. VITAMIN dan MINERAL asam askorbat (vitamin C) tab 50 mg
tab 250 mg ergokalsiferol (vitamin D2) susp 10.000 IU/mL
kaps 50.000 IU kalsium glukonat cairan inj 10% kalsium karbonat tab 500 mg
kalsium laktat (kalk) tab 500 mg
kombinasi: tab sal gula a. ferro sulfat / ferro fumarat
ferro glukonat 60 mg b. asam folat 0,4 mg piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg
tab 25 mg cairan inj 50 mg/mL
retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 IU kaps lunak 200.000 IU
tiamin (vitamin B1) tab 50 mg
41Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN oksigen ih, gas dalam tabung 2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF atropin cairan inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL 3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1% klorfeniramin tab 4 mg loratadin tab 10 mg setirizin sir 5 mg/5 mL 4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN 4.1 KHUSUS atropin cairan inj 0,25 mg/mL natrium bikarbonat tab 500 mg natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25% 4.2 UMUM karbon aktif tab magnesium sulfat serb 5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL
lar rektal 5 mg/2,5 mL lar rektal 10 mg/2,5 mL
42 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
fenitoin kaps 100 mg cairan inj 50 mg/mL
fenobarbital tab 30 mg tab 100 mg
karbamazepin sir 100 mg/5 mL tab 200 mg
magnesium sulfat cairan inj i.v. 20% cairan inj i.v. 40%
valproat sir 250 mg/5 mL tab lepas lambat 250 mg tab lepas lambat 500 mg tab salut enterik 250 mg
6. ANTIINFEKSI 6.1 ANTELMINTIK 6.1.1 Antelmintik Intestinal albendazol tab 400 mg mebendazol tab 100 mg
tab 500 mg sir 100 mg/5 mL
pirantel pamoat tab 250 mg susp 125 mg/5 mL
6.1.2 Antifilaria dietilkarbamazin tab 100 mg 6.1.3 Antisistosoma prazikuantel tab 600 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN oksigen ih, gas dalam tabung 2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF atropin cairan inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL diazepam cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL 3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS deksametason cairan inj i.v./i.m. 5 mg/mL difenhidramin cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL epinefrin (adrenalin) cairan inj i.v./s.k./i.m. 0,1% klorfeniramin tab 4 mg loratadin tab 10 mg setirizin sir 5 mg/5 mL 4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN 4.1 KHUSUS atropin cairan inj 0,25 mg/mL natrium bikarbonat tab 500 mg natrium tiosulfat cairan inj i.v. 25% 4.2 UMUM karbon aktif tab magnesium sulfat serb 5. ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI diazepam cairan inj i.v. 5 mg/mL
lar rektal 5 mg/2,5 mL lar rektal 10 mg/2,5 mL
43Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.2 ANTIBAKTERI 6.2.1 Beta Laktam amoksisilin sir kering 125 mg/5 mL
sir kering 250 mg/5 mL
tab 250 mg tab 500 mg
benzatin benzil penisilin cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL
fenoksimetil penisilin (penisilin V)
tab 250 mg tab 500 mg
sefadroksil kaps 250 mg kaps 500 mg sir kering 125 mg/5 mL sir kering 250 mg/5 mL
6.2.2 Antibakteri Lain 6.2.2.1 Tetrasiklin tetrasiklin kaps 250 mg (HCl)
kaps 500 mg (HCl) 6.2.2.2 Kloramfenikol kloramfenikol kaps 250 mg
susp 125 mg/5 mL
44 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim kotrimoksazol kombinasi tiap 5 mL:
susp 240 mg
a. sulfametoksazol 200 mg b. trimetoprim 40 mg kotrimoksazol (dewasa) kombinasi:
tab 480 mg
a. sulfametoksazol 400 mg b. trimetoprim 80 mg kotrimoksazol forte (dewasa) kombinasi:
tab 960 mg
a. sulfametoksazol 800 mg b. trimetoprim 160 mg 6.2.2.4 Makrolid eritromisin kaps 250 mg
sir kering 200 mg/5 mL tab 500 mg
6.2.2.5 Aminoglikosida - 6.2.2.6 Kuinolon siprofloksasin tab sal selaput 500 mg 6.2.2.7 Penggunaan Khusus metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg susp 125 mg/5 mL
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.2 ANTIBAKTERI 6.2.1 Beta Laktam amoksisilin sir kering 125 mg/5 mL
sir kering 250 mg/5 mL
tab 250 mg tab 500 mg
benzatin benzil penisilin cairan inj i.m. 1,2 juta IU/mL cairan inj i.m. 2,4 juta IU/mL
fenoksimetil penisilin (penisilin V)
tab 250 mg tab 500 mg
sefadroksil kaps 250 mg kaps 500 mg sir kering 125 mg/5 mL sir kering 250 mg/5 mL
6.2.2 Antibakteri Lain 6.2.2.1 Tetrasiklin tetrasiklin kaps 250 mg (HCl)
kaps 500 mg (HCl) 6.2.2.2 Kloramfenikol kloramfenikol kaps 250 mg
susp 125 mg/5 mL
45Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 6.3.1 Antilepra dapson tab 100 mg klofazimin, micronized kaps dalam minyak 100 mg rifampisin kaps 300 mg 6.3.2 Antituberkulosis etambutol tab 400 mg isoniazid tab 100 mg
tab 300 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 4KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 2KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 150 mg
46 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk anak 3KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg c. pirazinamid 150 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk anak 2KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk Dewasa. Kombipak II terdiri dari:
a. rifampisin kapl 450 mg b. isoniazid tab 300 mg c. pirazinamid tab 500 mg
d. etambutol tab 250 mg dan tab 500 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 6.3.1 Antilepra dapson tab 100 mg klofazimin, micronized kaps dalam minyak 100 mg rifampisin kaps 300 mg 6.3.2 Antituberkulosis etambutol tab 400 mg isoniazid tab 100 mg
tab 300 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 4KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 2KDT (FDC) mengandung:
tab
a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 150 mg
47Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: Paduan dalam bentuk Kombipak untuk dewasa. Kombipak III terdiri dari: a. rifampisin kapl 450 mg b. isoniazid tab 300 mg
kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk anak Kombipak A terdiri dari:
a. rifampisin kapl 75 mg b. isoniazid tab 100 mg c. pirazinamid tab 200 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk anak. Kombipak B terdiri dari:
a. rifampisin kapl 75 mg b. isoniazid tab 100 mg streptomisin serb. inj. 1.000 mg/vial 6.4 ANTIFUNGI griseofulvin, micronized tab 125 mg
tab 250 mg tab 500 mg
ketokonazol tab 200 mg nistatin susp 100.000 IU/mL
tab sal gula 500.000 IU
48 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
6.5 ANTIPROTOZOA 6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis metronidazol tab 250 mg
tab 500 mg 6.5.2 Antimalaria 6.5.2.1 Untuk Pencegahan doksisiklin kaps 100 mg 6.5.2.2 Untuk Pengobatan artesunat cairan inj i.v./i.m. 60 mg/mL kombinasi: tab sal selaput a. dihidro artemisinin 40 mg b. piperakuin 320 mg kuinin tab 200 mg primakuin tab 15 mg 6.6 ANTIVIRUS 6.6.1 Antiherpes asiklovir tab 200 mg
tab 400 mg 6.6.2 Antiretroviral (Hanya untuk Program) 6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) lamivudin (3TC) tab 150 mg zidovudin kaps 100 mg kombinasi: tab a. zidovudin 300 mg b. lamivudin 150 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: Paduan dalam bentuk Kombipak untuk dewasa. Kombipak III terdiri dari: a. rifampisin kapl 450 mg b. isoniazid tab 300 mg
kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk anak Kombipak A terdiri dari:
a. rifampisin kapl 75 mg b. isoniazid tab 100 mg c. pirazinamid tab 200 mg kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk anak. Kombipak B terdiri dari:
a. rifampisin kapl 75 mg b. isoniazid tab 100 mg streptomisin serb. inj. 1.000 mg/vial 6.4 ANTIFUNGI griseofulvin, micronized tab 125 mg
tab 250 mg tab 500 mg
ketokonazol tab 200 mg nistatin susp 100.000 IU/mL
tab sal gula 500.000 IU
49Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: tab a. tenofovir 300 mg b. emtricitabine (FTC) 200 mg 6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) efavirenz tab 200 mg
tab 600 mg nevirapin kapl 200 mg 6.6.2.3 Protease Inhibitor tenofovir tab 300 mg kombinasi (LPV/r): tab sal selaput a. lopinavir 200 mg b. ritonavir 50 mg 6.6.2.4 kombinasi: NRTI + NNRTI kombinasi: tab a. tenofovir 300 mg b. lamivudin 300 mg c. efavirenz 600 mg kombinasi FDC (anak): tab dispersible a. zidovudin 60 mg b. lamivudin 30 mg c. nevirapin 50 mg 7. ANTIMIGREN kombinasi: tab a. ergotamin 1 mg b. kafein 50 mg
50 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF
8.1 HORMON dan ANTIHORMON deksametason tab 0,5 mg
cairan inj 5 mg/mL 8.2 IMUNOSUPRESAN - 8.3 SITOTOKSIK - 8.4 LAIN-LAIN - 9. ANTIPARKINSON - 10. OBAT yang MEMENGARUHI DARAH 10.1 ANTIANEMIA asam folat tab 0,4 mg
tab 1 mg ferro sulfat sir 150 mg/5 mL
tab sal selaput 300 mg sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 mcg 10.2 OBAT yang MEMENGARUHI KOAGULASI fitomenadion (vitamin K1)
tab sal gula 10 mg cairan inj i.m. 2 mg/mL cairan inj i.m. 10 mg/mL
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF
8.1 HORMON dan ANTIHORMON deksametason tab 0,5 mg
cairan inj 5 mg/mL 8.2 IMUNOSUPRESAN - 8.3 SITOTOKSIK - 8.4 LAIN-LAIN - 9. ANTIPARKINSON - 10. OBAT yang MEMENGARUHI DARAH 10.1 ANTIANEMIA asam folat tab 0,4 mg
tab 1 mg ferro sulfat sir 150 mg/5 mL
tab sal selaput 300 mg sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 mcg 10.2 OBAT yang MEMENGARUHI KOAGULASI fitomenadion (vitamin K1)
tab sal gula 10 mg cairan inj i.m. 2 mg/mL cairan inj i.m. 10 mg/mL
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kombinasi: tab a. tenofovir 300 mg b. emtricitabine (FTC) 200 mg 6.6.2.2 Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) efavirenz tab 200 mg
tab 600 mg nevirapin kapl 200 mg 6.6.2.3 Protease Inhibitor tenofovir tab 300 mg kombinasi (LPV/r): tab sal selaput a. lopinavir 200 mg b. ritonavir 50 mg 6.6.2.4 kombinasi: NRTI + NNRTI kombinasi: tab a. tenofovir 300 mg b. lamivudin 300 mg c. efavirenz 600 mg kombinasi FDC (anak): tab dispersible a. zidovudin 60 mg b. lamivudin 30 mg c. nevirapin 50 mg 7. ANTIMIGREN kombinasi: tab a. ergotamin 1 mg b. kafein 50 mg
51Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI - 11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 11.1 PRODUK DARAH - 11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER - 12. DIAGNOSTIK 12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI - 12.2 TES FUNGSI 12.2.1 Mata fluoresein tts mata 2,5 mg/mL 12.3 TES KULIT tuberkulin protein purified derivative
serb inj 2 TU /0,1 mL
13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 13.1 ANTISEPTIK hidrogen peroksida cairan 3% klorheksidin lar 15% povidon iodin lar 100 mg/mL 13.2 DISINFEKTAN etanol 70% cairan 70% kalsium hipoklorit serb
52 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
13.3 LAIN - LAIN - 14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT 14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN
AKAR GIGI eugenol cairan formokresol cairan gutta percha dan paper points 15 mm - 40 mm
45 mm - 80 mm kalsium hidroksida bubuk, pasta klorfenol kamfer mentol (CHKM)
cairan
klorheksidin lar 0,2% natrium hipoklorit cairan konsentrat 5% pasta pengisi saluran akar pasta 14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL nistatin susp 100.000 IU/mL 14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES fluor kapl 1 mg
sediaan topikal 14.4 BAHAN TUMPAT bahan tumpatan sementara lar, serb glass ionomer ART (Atraumatic Restorative Treatment)
serb lar cocoa butter 5 g
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI - 11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 11.1 PRODUK DARAH - 11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER - 12. DIAGNOSTIK 12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI - 12.2 TES FUNGSI 12.2.1 Mata fluoresein tts mata 2,5 mg/mL 12.3 TES KULIT tuberkulin protein purified derivative
serb inj 2 TU /0,1 mL
13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 13.1 ANTISEPTIK hidrogen peroksida cairan 3% klorheksidin lar 15% povidon iodin lar 100 mg/mL 13.2 DISINFEKTAN etanol 70% cairan 70% kalsium hipoklorit serb
53Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
komposit resin set 14.5 PREPARAT LAINNYA anestetik lokal gigi, kombinasi:
cairan inj 2 mL
a. lidokain HCl 2% b. epinefrin 1 : 80.000 articulating paper kertas warna penanda oklusi etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 2% (HCl)
salep 5% (HCl) spray oral 10% (HCl)
pasta devitalisasi (non arsen) pasta surgical ginggival pack pasta 15. DIURETIK furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL spironolakton tab 25 mg
tab 100 mg 16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 16.1 HORMON ANTIDIURETIK - 16.2 ANTIDIABETES 16.2.1 Antidiabetes, Oral glibenklamid tab 2,5 mg
tab 5 mg
54 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
glipizid tab 5 mg tab 10 mg
glimepirid tab 1 mg tab 2 mg tab 3 mg tab 4 mg
metformin tab 500 mg tab 850 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral - 16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMENGARUHI
FERTILITAS 16.3.1 Androgen - 16.3.2 Estrogen - 16.3.3 Progestogen - 16.3.4 Kontrasepsi 16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral kombinasi: tab sal gula a. levonorgestrel 150 mcg b. etinilestradiol 30 mcg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
komposit resin set 14.5 PREPARAT LAINNYA anestetik lokal gigi, kombinasi:
cairan inj 2 mL
a. lidokain HCl 2% b. epinefrin 1 : 80.000 articulating paper kertas warna penanda oklusi etil klorida spray 100 mL lidokain cairan inj 2% (HCl)
salep 5% (HCl) spray oral 10% (HCl)
pasta devitalisasi (non arsen) pasta surgical ginggival pack pasta 15. DIURETIK furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m. 10 mg/mL spironolakton tab 25 mg
tab 100 mg 16. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 16.1 HORMON ANTIDIURETIK - 16.2 ANTIDIABETES 16.2.1 Antidiabetes, Oral glibenklamid tab 2,5 mg
tab 5 mg
55Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/3 mL 16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan levonorgestrel implan 2 rods masing-masing
mengandung 75 mg (3-4 tahun) 16.3.5 Lain-lain - 16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID - 16.5 KORTIKOSTEROID deksametason cairan inj 5 mg/mL 17 OBAT KARDIOVASKULER 17.1 ANTIANGINA gliseril trinitrat tab 0,5 mg isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg
tab sublingual 10 mg cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA propranolol tab 10 mg 17.3 ANTIHIPERTENSI amlodipin tab 5 mg
tab 10 mg bisoprolol tab 5 mg hidroklorotiazid tab 25 mg
56 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
kaptopril tab12,5 mg tab 25 mg tab 50 mg
lisinopril tab 5 mg tab 10 mg tab 20 mg
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET asam asetilsalisilat (asetosal) tab 80 mg 17.5 TROMBOLITIK - 17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG furosemid tab 40 mg
cairan inj i.v./i.m.10 mg/mL isosorbid dinitrat cairan inj 1 mg/ mL kaptopril tab 12,5 mg
tab 25 mg 17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS - 17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA simvastatin tab sal selaput 10 mg
tab sal selaput 20 mg tab sal selaput 40 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral medroksi progesteron asetat cairan inj 150 mg/3 mL 16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan levonorgestrel implan 2 rods masing-masing
mengandung 75 mg (3-4 tahun) 16.3.5 Lain-lain - 16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID - 16.5 KORTIKOSTEROID deksametason cairan inj 5 mg/mL 17 OBAT KARDIOVASKULER 17.1 ANTIANGINA gliseril trinitrat tab 0,5 mg isosorbid dinitrat tab sublingual 5 mg
tab sublingual 10 mg cairan inj i.v.1 mg/mL
17.2 ANTIARITMIA propranolol tab 10 mg 17.3 ANTIHIPERTENSI amlodipin tab 5 mg
tab 10 mg bisoprolol tab 5 mg hidroklorotiazid tab 25 mg
57Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT 18.1 ANTIAKNE asam retinoat krim 0,05%
krim 0,1% 18.2 ANTIBAKTERI kloramfenikol salep 2% perak sulfadiazin krim 1% 18.3 ANTIFUNGI antifungi kombinasi : salep a. asam benzoat 6% b. asam salisilat 3% ketokonazol krim 2%
scalp sol 2% mikonazol krim 2%
serb 2% nistatin tab vaginal 100.000 IU 18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK betametason krim 0,1%
salep 0,1% hidrokortison krim 2,5% mometason furoat krim 0,1% 18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS permetrin krim 5% salep 2-4 salep
58 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
18.6 KAUSTIK - 18.7 KERATOLITIK asam salisilat salep 5% liquor carbonis detergens lar 5% 18.8 LAIN-LAIN bedak salisil serb 2% 19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL - 20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN 20.1 ORAL garam oralit serb natrium bikarbonat tab 500 mg 20.2 PARENTERAL larutan mengandung asam amino
larutan mengandung elektrolit larutan mengandung karbohidrat
larutan mengandung karbohidrat + elektrolit
20.3 LAIN – LAIN air untuk injeksi cairan inj
21. OBAT untuk MATA -
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT 18.1 ANTIAKNE asam retinoat krim 0,05%
krim 0,1% 18.2 ANTIBAKTERI kloramfenikol salep 2% perak sulfadiazin krim 1% 18.3 ANTIFUNGI antifungi kombinasi : salep a. asam benzoat 6% b. asam salisilat 3% ketokonazol krim 2%
scalp sol 2% mikonazol krim 2%
serb 2% nistatin tab vaginal 100.000 IU 18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK betametason krim 0,1%
salep 0,1% hidrokortison krim 2,5% mometason furoat krim 0,1% 18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS permetrin krim 5% salep 2-4 salep
59Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
21.1. ANESTETIK LOKAL tetrakain tts mata 0,5% 21.2 ANTIMIKROBA gentamisin salep mata 0,3%
tts mata 0,3% kloramfenikol salep mata 1%
tts mata 0,5% tts mata 1%
siprofloksasin tts mata 3 mg/mL tetrasiklin salep mata 1% 21.3 ANTIINFLAMASI - 21.4 MIDRIATIK - 21.5 MIOTIK dan ANTIGLAUKOMA asetazolamid tab 250 mg pilokarpin tts mata 2% timolol tts mata 0,25%
tts mata 0,5% 22. OKSITOSIK metilergometrin tab sal selaput 0,125 mg
cairan inj 0,2 mg/mL oksitosin cairan inj 10 IU/mL
60 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23. PSIKOFARMAKA 23.1 ANTIANSIETAS diazepam tab 2 mg
tab 5 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL
lorazepam tab 0,5 mg tab 1 mg tab 2 mg
23.2 ANTIDEPRESI amitriptilin tab sal selaput 25 mg fluoksetin kaps 10 mg
tab 20 mg 23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI - 23.4 ANTIPSIKOSIS haloperidol tab 1,5 mg
tab 2 mg tab 5 mg
klorpromazin tab sal selaput 25 mg tab sal selaput 100 mg cairan inj i.m. 5 mg/mL
klozapin tab 25 mg tab 100 mg
risperidon tab 1 mg tab 2 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
21.1. ANESTETIK LOKAL tetrakain tts mata 0,5% 21.2 ANTIMIKROBA gentamisin salep mata 0,3%
tts mata 0,3% kloramfenikol salep mata 1%
tts mata 0,5% tts mata 1%
siprofloksasin tts mata 3 mg/mL tetrasiklin salep mata 1% 21.3 ANTIINFLAMASI - 21.4 MIDRIATIK - 21.5 MIOTIK dan ANTIGLAUKOMA asetazolamid tab 250 mg pilokarpin tts mata 2% timolol tts mata 0,25%
tts mata 0,5% 22. OKSITOSIK metilergometrin tab sal selaput 0,125 mg
cairan inj 0,2 mg/mL oksitosin cairan inj 10 IU/mL
61Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) - 23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM RUMATAN METADON (HANYA UNTUK PROGRAM)
metadon sir 50 mg/5 mL
24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER
- 24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS - 25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS antasida tab kunyah omeprazol kaps 20 mg
serb inj 40 mg/vial ranitidin tab 150 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) - 23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM RUMATAN METADON (HANYA UNTUK PROGRAM)
metadon sir 50 mg/5 mL
24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER
- 24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS - 25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS antasida tab kunyah omeprazol kaps 20 mg
serb inj 40 mg/vial ranitidin tab 150 mg
62 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
25.2 ANTIEMETIK dimenhidrinat tab 50 mg domperidon sir 5 mg/5 mL
tab 10 mg klorpromazin tab sal selaput 25 mg
cairan inj i.m. 5 mg/mL metoklopramid tab 5 mg
tab 10 mg cairan inj 5 mg/mL
25.3 ANTIHEMOROID antihemoroid, kombinasi: sup a. bismut subgalat b. heksaklorofen c. lidokain d. seng oksida 25.4 ANTISPASMODIK atropin tab 0,5 mg
cairan inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/mL hiosin butilbromid tab 10 mg 25.5 OBAT untuk DIARE garam oralit serb zinc tab dispersible 20 mg
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) - 23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR valproat tab lepas lambat 250 mg
tab lepas lambat 500 mg tab sal enterik 250 mg
23.7 OBAT untuk PROGRAM RUMATAN METADON (HANYA UNTUK PROGRAM)
metadon sir 50 mg/5 mL
24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER
- 24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS - 25. OBAT untuk SALURAN CERNA 25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS antasida tab kunyah omeprazol kaps 20 mg
serb inj 40 mg/vial ranitidin tab 150 mg
63Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
25.6 KATARTIK bisakodil tab 5 mg
sup 5 mg sup 10 mg
gliserin cairan obat luar 100 mg/mL laktulosa sir 3,335 g/5 mL 25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI - 26. OBAT untuk SALURAN NAPAS 26.1 ANTIASMA aminofilin tab 150 mg
tab 200 mg cairan inj 24 mg/mL
budesonid cairan inhalasi 100 mcg/dosis
cairan inhalasi 200 mcg/dosis
deksametason tab 0,5 mg cairan inj i.v. 5 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj 0,1% ipratropium bromida MDI 0,02 mg/dosis salbutamol cairan inhalasi 1 mg/mL
MDI/aerosol 100 mcg/dosis tab 2 mg tab 4 mg
terbutalin cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL
64 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
26.2 ANTITUSIF kodein tab 10 mg
26.3 EKSPEKTORAN n-asetil sistein kaps 200 mg 26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS - 27. OBAT yang MEMENGARUHI SISTEM IMUN 27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN serum antitetanus (A.T.S) Untuk pencegahan:
cairan inj i.m. 1.500 IU/mL cairan inj. i.m. 5.000 IU/mL Untuk pengobatan: cairan inj. i.m/i.v. 10.000 IU/mL cairan inj. i.m/i.v. 20.000 IU/mL
27.2 VAKSIN inactivated polio vaccine (IPV)
inj. i.m.
vaksin BCG serb inj i.k. 0,75 mg/mL + pelarut vaksin bivalen Oral Polio Vaksin (b-OPV)
drops
vaksin DPT-HB-Hib cairan inj i.m. vaksin hepatitis rekombinan cairan inj i.m. Prefilled Injection
Device (Uniject) vaksin jerap difteri tetanus (DT)
cairan inj i.m. 40/15 lf/mL
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
25.6 KATARTIK bisakodil tab 5 mg
sup 5 mg sup 10 mg
gliserin cairan obat luar 100 mg/mL laktulosa sir 3,335 g/5 mL 25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI - 26. OBAT untuk SALURAN NAPAS 26.1 ANTIASMA aminofilin tab 150 mg
tab 200 mg cairan inj 24 mg/mL
budesonid cairan inhalasi 100 mcg/dosis
cairan inhalasi 200 mcg/dosis
deksametason tab 0,5 mg cairan inj i.v. 5 mg/mL
epinefrin (adrenalin) cairan inj 0,1% ipratropium bromida MDI 0,02 mg/dosis salbutamol cairan inhalasi 1 mg/mL
MDI/aerosol 100 mcg/dosis tab 2 mg tab 4 mg
terbutalin cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL
65Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
vaksin jerap tetanus difteri (Td)
cairan inj i.m. 15/4 lf/mL
vaksin measles rubella serb inj s.k
vaksin rabies serb inj s.k./i.k. 2,5 IU 28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROK hidrogen peroksida cairan 3% karbogliserin tts telinga 10% lidokain spray oral 10% oksimetazolin tts hidung 0,025%
tts hidung 0,050% 29.VITAMIN dan MINERAL asam askorbat (vitamin C) tab 50 mg
tab 250 mg ergokalsiferol (vitamin D2) kaps 50.000 IU
susp 10.000 IU/mL kalsium glukonat cairan inj 10% kalsium karbonat tab 500 mg kalsium laktat (kalk) tab 500 mg kombinasi: tab sal gula
a. ferro sulfat/ferro fumarat/ ferro glukonat 60 mg
b. asam folat 0,4 mg piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg
tab 25 mg
66 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
retinol (vitamin A) kaps lunak 100.000 IU
kaps lunak 200.000 IU
tiamin (vitamin B1) tab 50 mg
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
t.t.d,
NILA FARID MOELOEK
KELAS TERAPI NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan dan Kekuatan)
vaksin jerap tetanus difteri (Td)
cairan inj i.m. 15/4 lf/mL
vaksin measles rubella serb inj s.k
vaksin rabies serb inj s.k./i.k. 2,5 IU 28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROK hidrogen peroksida cairan 3% karbogliserin tts telinga 10% lidokain spray oral 10% oksimetazolin tts hidung 0,025%
tts hidung 0,050% 29.VITAMIN dan MINERAL asam askorbat (vitamin C) tab 50 mg
tab 250 mg ergokalsiferol (vitamin D2) kaps 50.000 IU
susp 10.000 IU/mL kalsium glukonat cairan inj 10% kalsium karbonat tab 500 mg kalsium laktat (kalk) tab 500 mg kombinasi: tab sal gula
a. ferro sulfat/ferro fumarat/ ferro glukonat 60 mg
b. asam folat 0,4 mg piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg
tab 25 mg
67Daftar Obat Esensial Nasional 2017
68 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/109/2017TENTANG
KOMITE NASIONAL PENYUSUNANDAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/109/2017
TENTANG
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit, program kesehatan, serta perbaikan status kesehatan masyarakat;
b. bahwa dalam rangka penyusunan Daftar Obat Esensial perlu dibentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional;
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/109/2017
TENTANG
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan kedokteran, pola penyakit, program kesehatan, serta perbaikan status kesehatan masyarakat;
b. bahwa dalam rangka penyusunan Daftar Obat Esensial perlu dibentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional;
69Daftar Obat Esensial Nasional 2017
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/MENKES/SK/ III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2015;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL.
70 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/MENKES/SK/ III/2006 tentang Kebijakan Obat Nasional;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/320/2015 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2015;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL.
71Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KESATU : Susunan keanggotaan Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KEDUA : Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya disebut Komite terdiri dari Tim Ahli dan Tim Pelaksana, yang masing-masing bertugas:
1. Tim Ahli bertugas:
a. melakukan evaluasi obat dalam Daftar Obat Esensial Nasional 2015; dan
b. menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari Daftar Obat Esensial Nasional 2015 dan dimasukkan ke dalam Daftar Obat Esensial Nasional.
2. Tim Pelaksana bertugas:
a. mempersiapkan prosedur dan pedoman pelaksanaan;
b. mengkompilasi usulan/masukan;
c. mempersiapkan usulan rancangan Daftar Obat Esensial Nasional;
72 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KESATU : Susunan keanggotaan Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KEDUA : Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional, yang selanjutnya disebut Komite terdiri dari Tim Ahli dan Tim Pelaksana, yang masing-masing bertugas:
1. Tim Ahli bertugas:
a. melakukan evaluasi obat dalam Daftar Obat Esensial Nasional 2015; dan
b. menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari Daftar Obat Esensial Nasional 2015 dan dimasukkan ke dalam Daftar Obat Esensial Nasional.
2. Tim Pelaksana bertugas:
a. mempersiapkan prosedur dan pedoman pelaksanaan;
b. mengkompilasi usulan/masukan;
c. mempersiapkan usulan rancangan Daftar Obat Esensial Nasional;
d. memfasilitasi rapat - rapat pembahasan teknis dan sidang pleno; dan
e. melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan penyebaran Daftar Obat Esensial Nasional.
KETIGA : Dalam melakukan tugasnya Komite bertanggung jawab dan menyampaikan laporan 1 (satu) bulan setelah berakhir masa tugas kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal yang tugas dan fungsinya di bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
KEEMPAT : Masa tugas Komite sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua berlaku selama Tahun 2017.
KELIMA : Segala pembiayaan yang timbul atas pelaksanaan tugas Komite dibebankan pada DIPA Direktorat Pelayanan Kefarmasian Tahun 2017.
KEENAM : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/141/2015 tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional 2015, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
73Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KETUJUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2017 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, t.t.d, NILA FARID MOELOEK
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR HK.01.07/MENKES/109/2017 TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
Penasehat : 1. Menteri Kesehatan 2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengarah : 1. Sekretaris Jenderal
2. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
3. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
4. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
5. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan Napza,
Badan Pengawas Obat dan Makanan
I. TIM AHLI
Ketua : Iwan Dwiprahasto (Farmakoepidemiologi) Wakil Ketua : Rianto Setiabudy (Farmakologi Klinik)
74 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
KETUJUH : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 1 Maret 2017 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, t.t.d, NILA FARID MOELOEK
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR HK.01.07/MENKES/109/2017 TENTANG KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL
Penasehat : 1. Menteri Kesehatan 2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Pengarah : 1. Sekretaris Jenderal
2. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
3. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
4. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat
5. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapeutik dan Napza,
Badan Pengawas Obat dan Makanan
I. TIM AHLI
Ketua : Iwan Dwiprahasto (Farmakoepidemiologi) Wakil Ketua : Rianto Setiabudy (Farmakologi Klinik)
75Daftar Obat Esensial Nasional 2017
Anggota :
1. Abdul Muthalib (Hematologi-Onkologi medik)
2. Arini Setiawati (Farmakologi)
3. Armen Muchtar (Farmakologi Klinik)
4. Cissy RS Prawira (Kesehatan Anak)
5. Dede Gunawan (Neurologi)
6. Dody Ranuhardy (Hemato-Onkologi)
7. Endang Susalit (Ginjal-Hipertensi)
8. Erna Kristin (Farmakologi)
9. Erwin Astha Triyono (Tropik Infeksi)
10. Faisal Yunus (Pulmonologi)
11. Farida Anwar (BPOM)
12. Gatot Purwoto (Obstetri Ginekologi)
13. Gunawan Darmansjah (Anestesiologi)
14. Hanafi B. Trisnohadi (Kardiologi)
15. Inge Sutanto (Parasitologi Klinik)
16. Irma Ardiana (BKKBN)
17. Junaidah (Puskesmas)
18. Lysbeth Regina Pandjaitan (Puskesmas)
19. Masfar Salim (IDI)
20. Muhti Okayani (BPOM)
21. Murdani Abdullah (Gastroenterohepatologi)
22. Retno Widowati Soebaryo (Kulit dan Kelamin)
23. Rizaldy Taslim Pinzon (Neurologi)
24. Robert Reverger (Psikiatri)
25. Sarwono Waspadji (Endokrin Metabolik)
26. Sawitri Darmiati (Radiologi)
27. Silvia Desiree (Gigi dan Mulut)
28. Sri Rezeki Hadinegoro (Kesehatan Anak)
29. Sri Suryawati (Farmakologi)
30. Sumariyono Sarmidi (Rheumatologi)
31. Taralan Tambunan (Kesehatan Anak)
32. Virna Dwi Oktariana (Mata)
33. Wawaimuli Arozal (Farmakologi)
II. TIM PELAKSANA
Ketua : Direktur Pelayanan Kefarmasian Wakil Ketua : Kepala Subdirektorat Seleksi Obat dan Alat
Kesehatan Direktorat Pelayanan Kefarmasian Sekretaris : 1. Kepala Seksi Seleksi Obat
2. Kepala Seksi Seleksi Alat Kesehatan
Anggota :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
2. Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
3. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan
76 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
Anggota :
1. Abdul Muthalib (Hematologi-Onkologi medik)
2. Arini Setiawati (Farmakologi)
3. Armen Muchtar (Farmakologi Klinik)
4. Cissy RS Prawira (Kesehatan Anak)
5. Dede Gunawan (Neurologi)
6. Dody Ranuhardy (Hemato-Onkologi)
7. Endang Susalit (Ginjal-Hipertensi)
8. Erna Kristin (Farmakologi)
9. Erwin Astha Triyono (Tropik Infeksi)
10. Faisal Yunus (Pulmonologi)
11. Farida Anwar (BPOM)
12. Gatot Purwoto (Obstetri Ginekologi)
13. Gunawan Darmansjah (Anestesiologi)
14. Hanafi B. Trisnohadi (Kardiologi)
15. Inge Sutanto (Parasitologi Klinik)
16. Irma Ardiana (BKKBN)
17. Junaidah (Puskesmas)
18. Lysbeth Regina Pandjaitan (Puskesmas)
19. Masfar Salim (IDI)
20. Muhti Okayani (BPOM)
21. Murdani Abdullah (Gastroenterohepatologi)
22. Retno Widowati Soebaryo (Kulit dan Kelamin)
23. Rizaldy Taslim Pinzon (Neurologi)
24. Robert Reverger (Psikiatri)
25. Sarwono Waspadji (Endokrin Metabolik)
26. Sawitri Darmiati (Radiologi)
27. Silvia Desiree (Gigi dan Mulut)
28. Sri Rezeki Hadinegoro (Kesehatan Anak)
29. Sri Suryawati (Farmakologi)
30. Sumariyono Sarmidi (Rheumatologi)
31. Taralan Tambunan (Kesehatan Anak)
32. Virna Dwi Oktariana (Mata)
33. Wawaimuli Arozal (Farmakologi)
II. TIM PELAKSANA
Ketua : Direktur Pelayanan Kefarmasian Wakil Ketua : Kepala Subdirektorat Seleksi Obat dan Alat
Kesehatan Direktorat Pelayanan Kefarmasian Sekretaris : 1. Kepala Seksi Seleksi Obat
2. Kepala Seksi Seleksi Alat Kesehatan
Anggota :
1. Sekretaris Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
2. Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
3. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan
77Daftar Obat Esensial Nasional 2017
4. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
5. Direktur Kesehatan Keluarga
6. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung
7. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
8. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular
Vektor dan Zoonotik
9. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan
10. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan
Jiwa dan NAPZA
11. Kepala Subdirektorat Manajemen dan Klinikal Farmasi,
Direktorat Pelayanan Kefarmasian
12. Kepala Subdirektorat Analisis Farmakoekonomi, Direktorat
Pelayanan Kefarmasian
13. Kepala Subdirektorat Penggunaan Obat Rasional, Direktorat
Pelayanan Kefarmasian
14. Kepala Subdirektorat Perencanaan dan Penilaian
Ketersediaan, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan
15. Kepala Subdirektorat Pengendalian Harga dan Pengaturan
Pengadaan, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan.
Sekretariat :
1. Endah Septni Restiati 2. Rengganis Pranandari 3. Nur’aeni 4. Mantiza Perdana H K 5. Dirgahayuni Sari Agustina 6. Vitri Sariati 7. Dwi Nur Pratiwi 8. Rosa Laila Sari Murti
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA t.t.d, NILA FARID MOELOEK
78 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
4. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer
5. Direktur Kesehatan Keluarga
6. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung
7. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
8. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular
Vektor dan Zoonotik
9. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan
10. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan
Jiwa dan NAPZA
11. Kepala Subdirektorat Manajemen dan Klinikal Farmasi,
Direktorat Pelayanan Kefarmasian
12. Kepala Subdirektorat Analisis Farmakoekonomi, Direktorat
Pelayanan Kefarmasian
13. Kepala Subdirektorat Penggunaan Obat Rasional, Direktorat
Pelayanan Kefarmasian
14. Kepala Subdirektorat Perencanaan dan Penilaian
Ketersediaan, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan
15. Kepala Subdirektorat Pengendalian Harga dan Pengaturan
Pengadaan, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan.
Sekretariat :
1. Endah Septni Restiati 2. Rengganis Pranandari 3. Nur’aeni 4. Mantiza Perdana H K 5. Dirgahayuni Sari Agustina 6. Vitri Sariati 7. Dwi Nur Pratiwi 8. Rosa Laila Sari Murti
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA t.t.d, NILA FARID MOELOEK
79Daftar Obat Esensial Nasional 2017
80 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
PENYUSUNAN dan PENERAPAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL (DOEN)
PENYUSUNAN dan PENERAPAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL (DOEN)
A. Umum
Konsep Obat Esensial di Indonesia mulai diperkenalkan dengan diterbitkannya Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang pertama pada tahun 1980, dan dengan terbitnya Kebijakan Obat Nasional pada tahun 1983. Selanjutnya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan farmasi, serta perubahan pola penyakit, DOEN direvisi secara berkala sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, maka DOEN akan direvisi setiap 2 (dua) tahun. DOEN yang terbit pada tahun 2017 ini merupakan revisi dari DOEN 2015.
Pada tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia - World Health Organization (WHO) telah melaksanakan program Good Governance on Medicines (GGM) tahap pertama di Indonesia dengan melakukan survey tentang proses transparansi 5 (lima) fungsi kefarmasian. Salah satunya adalah proses seleksi DOEN, yang dari segi proses transparansi dinilai kurang memadai. Pada pertemuan peringatan 30th Essential Medicine List WHO di Srilanka (2007), diberikan tekanan kembali pentingnya transparansi proses seleksi baik dari Tim Ahli yang melakukan revisi, proses revisi, dan metode revisi yang harus semakin mengandalkan Evidence-Based Medicine (EBM), dan pentingnya pernyataan bebas conflict of interest dari para anggota Tim Ahli.
Beberapa hal yang telah dilakukan dalam proses penyusunan DOEN 2017: 1. Pemilihan Tim Ahli dan konsultan telah melalui proses
seleksi yang cukup ketat, termasuk penilaian terhadap kemungkinan konflik kepentingan. Anggota Tim Ahli harus
PENYUSUNAN dan PENERAPAN DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL (DOEN)
A. Umum
Konsep Obat Esensial di Indonesia mulai diperkenalkan dengan diterbitkannya Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang pertama pada tahun 1980, dan dengan terbitnya Kebijakan Obat Nasional pada tahun 1983. Selanjutnya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran dan farmasi, serta perubahan pola penyakit, DOEN direvisi secara berkala sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, maka DOEN akan direvisi setiap 2 (dua) tahun. DOEN yang terbit pada tahun 2017 ini merupakan revisi dari DOEN 2015.
Pada tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia - World Health Organization (WHO) telah melaksanakan program Good Governance on Medicines (GGM) tahap pertama di Indonesia dengan melakukan survey tentang proses transparansi 5 (lima) fungsi kefarmasian. Salah satunya adalah proses seleksi DOEN, yang dari segi proses transparansi dinilai kurang memadai. Pada pertemuan peringatan 30th Essential Medicine List WHO di Srilanka (2007), diberikan tekanan kembali pentingnya transparansi proses seleksi baik dari Tim Ahli yang melakukan revisi, proses revisi, dan metode revisi yang harus semakin mengandalkan Evidence-Based Medicine (EBM), dan pentingnya pernyataan bebas conflict of interest dari para anggota Tim Ahli.
Beberapa hal yang telah dilakukan dalam proses penyusunan DOEN 2017: 1. Pemilihan Tim Ahli dan konsultan telah melalui proses
seleksi yang cukup ketat, termasuk penilaian terhadap kemungkinan konflik kepentingan. Anggota Tim Ahli harus
81Daftar Obat Esensial Nasional 2017
menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan (conflict of interest). Hasil rapat pembahasan teknis dijaga kerahasiaannya dan tidak akan dibicarakan kembali di luar forum dengan pihak manapun (confidential).
2. Dalam proses penyusunan DOEN ini pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan telah terlibat secara aktif, mengingat pentingnya peran DOEN dalam penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung pelaksanaan program. Untuk itu obat yang digunakan dalam program yang telah memenuhi kriteria obat esensial dicantumkan dalam DOEN.
3. Selain pendapat dan pengalaman para ahli, pemanfaatan data bukti ilmiah terkini (evidence-based medicine) sangat diutamakan.
4. Revisi bersifat menyeluruh dalam arti mengkaji seluruh obat dan bentuk formulasinya dalam DOEN edisi sebelumnya, termasuk catatan yang sudah tidak sesuai lagi.
5. Adanya transparansi dalam keseluruhan proses penyusunan, termasuk prosedur pelaksanaan dan kriteria pemilihan obat. Bentuk transparansi juga ditunjukkan dengan adanya penjelasan tentang beberapa alasan mengapa suatu obat perlu dikeluarkan dan ditambahkan, ataupun adanya perubahan bentuk sediaan dan kekuatan.
6. Daftar obat esensial WHO edisi terakhir juga dijadikan sebagai acuan pertimbangan dalam proses pemilihan obat. Tidak semua obat yang tercantum dalam WHO Essential Medicines List (EML) dimasukkan dalam DOEN.
7. Ketersediaan obat menjadi kendala utama dalam penerapan DOEN di fasilitas kesehatan. Sehingga dalam proses pembahasan, ketersediaan obat di pasaran menjadi salah satu pertimbangan suatu obat dimasukkan dalam DOEN. Untuk selanjutnya draft akhir DOEN dilakukan
pengecekan ulang ke data obat yang terdaftar di Badan POM.
B. Obat Esensial Nasional DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
1. Pemilihan Obat Esensial a. Kriteria Pemilihan Obat Esensial
Pemilihan obat esensial didasarkan atas kriteria berikut: 1) Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui oleh
BPOM. 2) Memiliki khasiat dan keamanan terbaik berdasarkan
bukti ilmiah terkini dan sahih. 3) Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang
paling menguntungkan pasien. 4) Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang
tertinggi. 5) Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan
bioavailabilitas. 6) Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan. 7) Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang
disesuaikan dengan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan.
8) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien.
9) Apabila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan pada: - Obat yang sifatnya paling banyak diketahui
berdasarkan bukti ilmiah;
82 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan (conflict of interest). Hasil rapat pembahasan teknis dijaga kerahasiaannya dan tidak akan dibicarakan kembali di luar forum dengan pihak manapun (confidential).
2. Dalam proses penyusunan DOEN ini pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan telah terlibat secara aktif, mengingat pentingnya peran DOEN dalam penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendukung pelaksanaan program. Untuk itu obat yang digunakan dalam program yang telah memenuhi kriteria obat esensial dicantumkan dalam DOEN.
3. Selain pendapat dan pengalaman para ahli, pemanfaatan data bukti ilmiah terkini (evidence-based medicine) sangat diutamakan.
4. Revisi bersifat menyeluruh dalam arti mengkaji seluruh obat dan bentuk formulasinya dalam DOEN edisi sebelumnya, termasuk catatan yang sudah tidak sesuai lagi.
5. Adanya transparansi dalam keseluruhan proses penyusunan, termasuk prosedur pelaksanaan dan kriteria pemilihan obat. Bentuk transparansi juga ditunjukkan dengan adanya penjelasan tentang beberapa alasan mengapa suatu obat perlu dikeluarkan dan ditambahkan, ataupun adanya perubahan bentuk sediaan dan kekuatan.
6. Daftar obat esensial WHO edisi terakhir juga dijadikan sebagai acuan pertimbangan dalam proses pemilihan obat. Tidak semua obat yang tercantum dalam WHO Essential Medicines List (EML) dimasukkan dalam DOEN.
7. Ketersediaan obat menjadi kendala utama dalam penerapan DOEN di fasilitas kesehatan. Sehingga dalam proses pembahasan, ketersediaan obat di pasaran menjadi salah satu pertimbangan suatu obat dimasukkan dalam DOEN. Untuk selanjutnya draft akhir DOEN dilakukan
pengecekan ulang ke data obat yang terdaftar di Badan POM.
B. Obat Esensial Nasional DOEN merupakan daftar obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
1. Pemilihan Obat Esensial a. Kriteria Pemilihan Obat Esensial
Pemilihan obat esensial didasarkan atas kriteria berikut: 1) Memiliki izin edar dan indikasi yang disetujui oleh
BPOM. 2) Memiliki khasiat dan keamanan terbaik berdasarkan
bukti ilmiah terkini dan sahih. 3) Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang
paling menguntungkan pasien. 4) Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang
tertinggi. 5) Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan
bioavailabilitas. 6) Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan. 7) Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang
disesuaikan dengan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan.
8) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien.
9) Apabila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan pada: - Obat yang sifatnya paling banyak diketahui
berdasarkan bukti ilmiah;
83Daftar Obat Esensial Nasional 2017
- Obat dengan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik yang diketahui paling menguntungkan;
- Obat yang stabilitasnya lebih baik; - Mudah diperoleh.
10) Untuk obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi persyaratan: - Obat hanya bermanfaat bagi pasien jika diberikan
dalam bentuk kombinasi tetap; - Menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih
tinggi daripada masing-masing komponen; - Perbandingan dosis merupakan perbandingan yang
tepat untuk sebagian besar pasien yang memerlukan kombinasi tersebut;
- Memiliki kemampuan meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio);
- Untuk antibiotik, harus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya.
11) Obat tradisional dan suplemen makanan tidak dimasukkan sebagai usulan obat esensial.
b. Kriteria Penambahan dan Pengurangan 1) Dalam hal penambahan obat baru, harus
dipertimbangkan untuk menghapus obat dengan indikasi yang sama yang tidak lagi merupakan pilihan, kecuali terdapat alasan yang kuat untuk mempertahankannya.
2) Obat program diusulkan oleh Pengelola Program dan akan dinilai sesuai kriteria pemilihan obat esensial.
3) Dalam pelaksanaan revisi, seluruh obat yang ada dalam DOEN edisi sebelumnya dikaji oleh Komite
Nasional (Komnas) Penyusunan DOEN, hal ini memungkinkan untuk mengeluarkan obat-obat yang dianggap sudah tidak efektif lagi atau sudah ada pengganti yang lebih baik.
4) Untuk obat yang sulit diperoleh di pasaran namun tetap dibutuhkan, maka akan tetap dicantumkan dalam DOEN dan Pemerintah menjamin ketersediaannya.
5) Obat yang baru diusulkan harus memiliki bukti ilmiah terkini (evidence-based medicine), telah jelas efikasinya dan keamanan, serta keterjangkauan harganya. Dalam hal ini obat yang tersedia dalam nama generik menjadi prioritas pemilihan.
c. Petunjuk Tingkat Pembuktian dan Rekomendasi Tingkat pembuktian dan rekomendasi diambil dari US Agency for Health Care Policy and Research, sebagai berikut:
TINGKAT PEMBUKTIAN (STATEMENTS OF EVIDENCE)
Ia
Fakta diperoleh dari analisis meta (meta analysis) atau telaah sistematik (systematic review) terhadap uji klinik acak dengan kontrol.
Ib
Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu uji klinik acak dengan kontrol.
IIa Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi dengan kontrol, tanpa acak, yang dirancang dengan baik.
84 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
- Obat dengan sifat farmakokinetik dan farmakodinamik yang diketahui paling menguntungkan;
- Obat yang stabilitasnya lebih baik; - Mudah diperoleh.
10) Untuk obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi persyaratan: - Obat hanya bermanfaat bagi pasien jika diberikan
dalam bentuk kombinasi tetap; - Menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih
tinggi daripada masing-masing komponen; - Perbandingan dosis merupakan perbandingan yang
tepat untuk sebagian besar pasien yang memerlukan kombinasi tersebut;
- Memiliki kemampuan meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio);
- Untuk antibiotik, harus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya.
11) Obat tradisional dan suplemen makanan tidak dimasukkan sebagai usulan obat esensial.
b. Kriteria Penambahan dan Pengurangan 1) Dalam hal penambahan obat baru, harus
dipertimbangkan untuk menghapus obat dengan indikasi yang sama yang tidak lagi merupakan pilihan, kecuali terdapat alasan yang kuat untuk mempertahankannya.
2) Obat program diusulkan oleh Pengelola Program dan akan dinilai sesuai kriteria pemilihan obat esensial.
3) Dalam pelaksanaan revisi, seluruh obat yang ada dalam DOEN edisi sebelumnya dikaji oleh Komite
Nasional (Komnas) Penyusunan DOEN, hal ini memungkinkan untuk mengeluarkan obat-obat yang dianggap sudah tidak efektif lagi atau sudah ada pengganti yang lebih baik.
4) Untuk obat yang sulit diperoleh di pasaran namun tetap dibutuhkan, maka akan tetap dicantumkan dalam DOEN dan Pemerintah menjamin ketersediaannya.
5) Obat yang baru diusulkan harus memiliki bukti ilmiah terkini (evidence-based medicine), telah jelas efikasinya dan keamanan, serta keterjangkauan harganya. Dalam hal ini obat yang tersedia dalam nama generik menjadi prioritas pemilihan.
c. Petunjuk Tingkat Pembuktian dan Rekomendasi Tingkat pembuktian dan rekomendasi diambil dari US Agency for Health Care Policy and Research, sebagai berikut:
TINGKAT PEMBUKTIAN (STATEMENTS OF EVIDENCE)
Ia
Fakta diperoleh dari analisis meta (meta analysis) atau telaah sistematik (systematic review) terhadap uji klinik acak dengan kontrol.
Ib
Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu uji klinik acak dengan kontrol.
IIa Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi dengan kontrol, tanpa acak, yang dirancang dengan baik.
85Daftar Obat Esensial Nasional 2017
IIb
Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi quasi-eksperimental jenis lain yang dirancang dengan baik.
III
Fakta diperoleh dari studi observasional yang dirancang dengan baik seperti studi kohort, kasus kontrol, potong lintang.
IV
Fakta yang diperoleh dari laporan kasus dan opini Komite Ahli dan/atau pengalaman klinik dari pakar yang disegani.
C. Penerapan Konsep Obat Esensial Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan. Jika dalam pelayanan kesehatan diperlukan obat di luar DOEN, dapat disusun dalam Formularium Rumah Sakit. Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui Daftar Obat Esensial Nasional, Formularium Nasional, Formularium Rumah Sakit, dan Formularium Spesialistik, yang merupakan komponen saling terkait untuk mencapai peningkatan ketersediaan dan kerasionalan penggunaan obat.
1. Daftar Obat Esensial Nasional Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar yang berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN merupakan standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan.
Penerapan DOEN dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya guna dan hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah satu
langkah untuk memperluas, memeratakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penerapan DOEN harus dilaksanakan secara konsisten dan terus-menerus di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
Bentuk sediaan dan kekuatan sediaan yang tercantum dalam DOEN adalah mengikat. Besar kemasan yang diadakan untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan didasarkan pada efisiensi pengadaan dan distribusinya dikaitkan dengan penggunaan.
2. Formularium Nasional Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Daftar obat disusun oleh Komite Nasional Penyusunan Formularium Nasional didasarkan pada bukti ilmiah terkini, aman, berkhasiat, dan harga terjangkau. Obat yang tercantum dalam Formularium Nasional harus dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya. Dengan adanya Fornas pasien akan mendapatkan obat terpilih yang aman, tepat, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau.
3. Formularium Rumah Sakit Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta infomasinya yang harus diterapkan di rumah sakit.
Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) / Komite Farmasi dan Terapi (KFT) rumah sakit berdasarkan DOEN dan Fornas dan disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara
86 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
IIb
Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi quasi-eksperimental jenis lain yang dirancang dengan baik.
III
Fakta diperoleh dari studi observasional yang dirancang dengan baik seperti studi kohort, kasus kontrol, potong lintang.
IV
Fakta yang diperoleh dari laporan kasus dan opini Komite Ahli dan/atau pengalaman klinik dari pakar yang disegani.
C. Penerapan Konsep Obat Esensial Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan. Jika dalam pelayanan kesehatan diperlukan obat di luar DOEN, dapat disusun dalam Formularium Rumah Sakit. Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui Daftar Obat Esensial Nasional, Formularium Nasional, Formularium Rumah Sakit, dan Formularium Spesialistik, yang merupakan komponen saling terkait untuk mencapai peningkatan ketersediaan dan kerasionalan penggunaan obat.
1. Daftar Obat Esensial Nasional Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar yang berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN merupakan standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan.
Penerapan DOEN dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya guna dan hasil guna biaya yang tersedia sebagai salah satu
langkah untuk memperluas, memeratakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Penerapan DOEN harus dilaksanakan secara konsisten dan terus-menerus di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
Bentuk sediaan dan kekuatan sediaan yang tercantum dalam DOEN adalah mengikat. Besar kemasan yang diadakan untuk masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan didasarkan pada efisiensi pengadaan dan distribusinya dikaitkan dengan penggunaan.
2. Formularium Nasional Formularium Nasional (Fornas) merupakan daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Daftar obat disusun oleh Komite Nasional Penyusunan Formularium Nasional didasarkan pada bukti ilmiah terkini, aman, berkhasiat, dan harga terjangkau. Obat yang tercantum dalam Formularium Nasional harus dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya. Dengan adanya Fornas pasien akan mendapatkan obat terpilih yang aman, tepat, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau.
3. Formularium Rumah Sakit Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta infomasinya yang harus diterapkan di rumah sakit.
Formularium Rumah Sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) / Komite Farmasi dan Terapi (KFT) rumah sakit berdasarkan DOEN dan Fornas dan disempurnakan dengan mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara
87Daftar Obat Esensial Nasional 2017
ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di rumah sakit tersebut. Penyusunan Formularium Rumah Sakit juga mengacu pada pedoman pengobatan yang berlaku. Penerapan Formularium Rumah Sakit harus selalu dipantau. Hasil pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan revisi agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
4. Formularium Spesialistik Formularium Spesialistik merupakan suatu buku yang berisi informasi lengkap obat-obat yang paling dibutuhkan oleh dokter spesialis bidang tertentu, untuk pengelolaan pasien dengan indikasi penyakit tertentu.
Formularium Spesialistik disusun untuk meningkatkan ketaatan para dokter spesialis rumah sakit terhadap Formularium Rumah Sakit yang selama ini masih sangat rendah. Bidang spesialisasi tertentu bisa saja mempunyai banyak subspesialisasi, misalnya bidang spesialisasi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, merupakan bidang spesialisasi yang mempunyai banyak subspesialisasi, sehingga dapat disusun daftar obat esensial khusus untuk Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
Penyusunan Formularium Spesialistik melibatkan baik asosiasi profesi dokter spesialis terkait maupun masing-masing subspesialisasinya. Dengan keikutsertaan serta peran aktif para spesialis diharapkan para spesialis tersebut merasa memiliki sehingga penggunaan obat rasional dapat diterapkan dengan baik.
D. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KIE mengenai obat esensial merupakan suatu prasyarat untuk mendorong penggunaan obat dan penulisan resep yang rasional oleh tenaga kesehatan. KIE kepada tenaga kesehatan dan masyarakat dalam rangka peningkatan penggunaan obat yang rasional perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara terus-menerus melalui jalur berikut:
1. Instansi pemerintah/swasta 2. Organisasi profesi yang terkait 3. Kurikulum pendidikan tenaga kesehatan 4. Jalur lain yang memungkinkan
E. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menunjang proses penyusunan dan penyempurnaan DOEN. Penelitian dan pengembangan tersebut dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam bidang kedokteran, farmasi, epidemiologi, dan pendidikan. Hasil penelitian dan pengembangan digunakan sebagai masukan dalam proses revisi dan penyempurnaan DOEN secara berkala.
F. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang keberhasilan penerapan DOEN melalui mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran dan dampak penerapan DOEN yang sekaligus dapat mengidentifikasi permasalahan potensial dan strategi penanggulangan yang efektif.
Hal ini dapat dicapai melalui koordinasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi penerapan DOEN oleh Kementerian Kesehatan. Pemantauan dan evaluasi tersebut dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
88 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
ilmiah dibutuhkan untuk pelayanan di rumah sakit tersebut. Penyusunan Formularium Rumah Sakit juga mengacu pada pedoman pengobatan yang berlaku. Penerapan Formularium Rumah Sakit harus selalu dipantau. Hasil pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan revisi agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
4. Formularium Spesialistik Formularium Spesialistik merupakan suatu buku yang berisi informasi lengkap obat-obat yang paling dibutuhkan oleh dokter spesialis bidang tertentu, untuk pengelolaan pasien dengan indikasi penyakit tertentu.
Formularium Spesialistik disusun untuk meningkatkan ketaatan para dokter spesialis rumah sakit terhadap Formularium Rumah Sakit yang selama ini masih sangat rendah. Bidang spesialisasi tertentu bisa saja mempunyai banyak subspesialisasi, misalnya bidang spesialisasi Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, merupakan bidang spesialisasi yang mempunyai banyak subspesialisasi, sehingga dapat disusun daftar obat esensial khusus untuk Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
Penyusunan Formularium Spesialistik melibatkan baik asosiasi profesi dokter spesialis terkait maupun masing-masing subspesialisasinya. Dengan keikutsertaan serta peran aktif para spesialis diharapkan para spesialis tersebut merasa memiliki sehingga penggunaan obat rasional dapat diterapkan dengan baik.
D. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KIE mengenai obat esensial merupakan suatu prasyarat untuk mendorong penggunaan obat dan penulisan resep yang rasional oleh tenaga kesehatan. KIE kepada tenaga kesehatan dan masyarakat dalam rangka peningkatan penggunaan obat yang rasional perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara terus-menerus melalui jalur berikut:
1. Instansi pemerintah/swasta 2. Organisasi profesi yang terkait 3. Kurikulum pendidikan tenaga kesehatan 4. Jalur lain yang memungkinkan
E. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menunjang proses penyusunan dan penyempurnaan DOEN. Penelitian dan pengembangan tersebut dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam bidang kedokteran, farmasi, epidemiologi, dan pendidikan. Hasil penelitian dan pengembangan digunakan sebagai masukan dalam proses revisi dan penyempurnaan DOEN secara berkala.
F. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang keberhasilan penerapan DOEN melalui mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran dan dampak penerapan DOEN yang sekaligus dapat mengidentifikasi permasalahan potensial dan strategi penanggulangan yang efektif.
Hal ini dapat dicapai melalui koordinasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi penerapan DOEN oleh Kementerian Kesehatan. Pemantauan dan evaluasi tersebut dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
89Daftar Obat Esensial Nasional 2017
G. Jaga Mutu Jaga mutu obat menyeluruh yang meliputi tahap pengembangan produk, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), monitoring mutu obat pada rantai distribusi dan penggunaannya, merupakan elemen penting dalam penerapan konsep obat esensial.
H. Resistensi Antibiotik Resistensi antibiotik makin meningkat terutama pada antibiotik esensial lini pertama, yang relatif murah harganya. Keadaan ini dinilai sangat membahayakan, karena pada akhirnya dunia kesehatan akan kehilangan antibiotik yang masih peka dan potensial untuk memerangi penyakit-penyakit infeksi yang baru muncul (emerging) maupun muncul kembali (reemerging). Penyebabnya karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional, baik oleh tenaga kesehatan maupun pasien.
Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik diperlukan upaya:
1. Menyelenggarakan surveilans pola resistensi mikroba sehingga diperoleh pola resistensi bakteri terhadap antibiotik.
2. Menyelenggarakan surveilans pola penggunaan antibiotik. Penyelenggara surveilans pola penggunaan antibiotik adalah institusi penelitian dan rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan serta institusi kesehatan, pendidikan dan lembaga penelitian lain.
3. Mengendalikan penggunaan antibiotik oleh petugas kesehatan dengan cara memberlakukan kebijakan penulisan resep antibiotik secara bertahap sesuai dengan keadaan pasien dan penyakit yang dideritanya, dengan pilihan mulai dari antibiotik lini pertama, kedua, ketiga dan antibiotik yang sangat dibatasi penggunaannya.
4. Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi kepada semua pihak yang menggunakan antibiotik baik petugas kesehatan maupun pasien atau masyarakat luas tentang cara menggunakan antibiotik secara rasional dan bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional.
I. Terminologi 1. Isi dan Format DOEN
a. Satu jenis obat dapat dipergunakan dalam beberapa bentuk sediaan dan satu bentuk sediaan dapat terdiri dari beberapa jenis kekuatan.
b. Dalam DOEN, obat dikelompokkan berdasarkan kelas, subkelas dan sub-subkelas terapi. Dalam setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat disusun berdasarkan abjad nama obat.
2. Tata Nama a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope
Indonesia edisi terakhir. Jika tidak ada dalam Farmakope Indonesia maka digunakan International Nonproprietary Names (INN) /nama generik yang diterbitkan WHO.
b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama lazim, misalnya: garam oralit.
c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN (generik) diberi nama yang disepakati sebagai nama generik untuk kombinasi dan dituliskan masing-masing komponen zat aktifnya disertai kekuatan masing-masing komponen.
90 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
G. Jaga Mutu Jaga mutu obat menyeluruh yang meliputi tahap pengembangan produk, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), monitoring mutu obat pada rantai distribusi dan penggunaannya, merupakan elemen penting dalam penerapan konsep obat esensial.
H. Resistensi Antibiotik Resistensi antibiotik makin meningkat terutama pada antibiotik esensial lini pertama, yang relatif murah harganya. Keadaan ini dinilai sangat membahayakan, karena pada akhirnya dunia kesehatan akan kehilangan antibiotik yang masih peka dan potensial untuk memerangi penyakit-penyakit infeksi yang baru muncul (emerging) maupun muncul kembali (reemerging). Penyebabnya karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional, baik oleh tenaga kesehatan maupun pasien.
Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik diperlukan upaya:
1. Menyelenggarakan surveilans pola resistensi mikroba sehingga diperoleh pola resistensi bakteri terhadap antibiotik.
2. Menyelenggarakan surveilans pola penggunaan antibiotik. Penyelenggara surveilans pola penggunaan antibiotik adalah institusi penelitian dan rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan serta institusi kesehatan, pendidikan dan lembaga penelitian lain.
3. Mengendalikan penggunaan antibiotik oleh petugas kesehatan dengan cara memberlakukan kebijakan penulisan resep antibiotik secara bertahap sesuai dengan keadaan pasien dan penyakit yang dideritanya, dengan pilihan mulai dari antibiotik lini pertama, kedua, ketiga dan antibiotik yang sangat dibatasi penggunaannya.
4. Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi kepada semua pihak yang menggunakan antibiotik baik petugas kesehatan maupun pasien atau masyarakat luas tentang cara menggunakan antibiotik secara rasional dan bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional.
I. Terminologi 1. Isi dan Format DOEN
a. Satu jenis obat dapat dipergunakan dalam beberapa bentuk sediaan dan satu bentuk sediaan dapat terdiri dari beberapa jenis kekuatan.
b. Dalam DOEN, obat dikelompokkan berdasarkan kelas, subkelas dan sub-subkelas terapi. Dalam setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat disusun berdasarkan abjad nama obat.
2. Tata Nama a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope
Indonesia edisi terakhir. Jika tidak ada dalam Farmakope Indonesia maka digunakan International Nonproprietary Names (INN) /nama generik yang diterbitkan WHO.
b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama lazim, misalnya: garam oralit.
c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN (generik) diberi nama yang disepakati sebagai nama generik untuk kombinasi dan dituliskan masing-masing komponen zat aktifnya disertai kekuatan masing-masing komponen.
91Daftar Obat Esensial Nasional 2017
d. Untuk beberapa hal yang dianggap perlu nama sinonim, dituliskan di antara tanda kurung.
e. Penulisan istilah teknis atau bahasa asing digunakan huruf miring.
f. Singkatan yang ada dalam DOEN dapat berupa Bahasa Indonesia maupun singkatan khusus seperti yang lazim.
3. Pengertian a. Bentuk sediaan
Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang akan digunakan, misalnya tablet salut enterik, injeksi intravena dan sebagainya.
b. Kekuatan sediaan Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif dalam sediaan obat jadi, misalnya: isoniazid tablet 300 mg, kuinin tablet 200 mg.
J. Proses Revisi DOEN Tata cara ini merupakan acuan dalam pelaksanaan revisi DOEN yang sangat diperlukan untuk terwujudnya proses transparansi dan akuntabilitas. Acuan ini berisi kepanitiaan, penetapan kriteria dan proses rekrutmen anggota Tim Ahli penyusunan DOEN, tugas dan kewajiban anggota Tim Ahli, jenis dan penyelenggaraan rapat pembahasan serta cara penyebarluasan DOEN.
1. Kepanitiaan a. Organisasi
1) Struktur organisasi berbentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional (Komnas Penyusunan DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, terdiri dari : a) Tim Ahli b) Tim Pelaksana, dan c) Sekretariat
2) Keanggotaan Komnas Penyusunan DOEN bersifat tetap sampai terbentuk Komite pada revisi DOEN berikutnya. Komnas Penyusunan DOEN disahkan melalui SK Menkes dengan mencantumkan tugas-tugasnya.
3) Nama anggota Tim Ahli yang terpilih disusun dan ditulis tanpa gelar, hanya dibedakan bidang keahliannya.
4) Tidak semua kelas terapi membutuhkan ahli yang harus tercantum dalam Komnas Penyusunan DOEN.
5) Apabila diperlukan, Komnas Penyusunan DOEN dapat mengundang ahli di bidang spesialisasi tertentu untuk menjadi narasumber yang memberikan pandangannya dalam proses revisi tetapi tidak termasuk dalam Tim Ahli dan tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan.
6) Tugas Tim Ahli adalah melakukan evaluasi obat dalam DOEN 2015 dan menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari DOEN dan dimasukkan ke dalam DOEN.
92 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
d. Untuk beberapa hal yang dianggap perlu nama sinonim, dituliskan di antara tanda kurung.
e. Penulisan istilah teknis atau bahasa asing digunakan huruf miring.
f. Singkatan yang ada dalam DOEN dapat berupa Bahasa Indonesia maupun singkatan khusus seperti yang lazim.
3. Pengertian a. Bentuk sediaan
Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses pembuatan obat tersebut dalam bentuk seperti yang akan digunakan, misalnya tablet salut enterik, injeksi intravena dan sebagainya.
b. Kekuatan sediaan Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif dalam sediaan obat jadi, misalnya: isoniazid tablet 300 mg, kuinin tablet 200 mg.
J. Proses Revisi DOEN Tata cara ini merupakan acuan dalam pelaksanaan revisi DOEN yang sangat diperlukan untuk terwujudnya proses transparansi dan akuntabilitas. Acuan ini berisi kepanitiaan, penetapan kriteria dan proses rekrutmen anggota Tim Ahli penyusunan DOEN, tugas dan kewajiban anggota Tim Ahli, jenis dan penyelenggaraan rapat pembahasan serta cara penyebarluasan DOEN.
1. Kepanitiaan a. Organisasi
1) Struktur organisasi berbentuk Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional (Komnas Penyusunan DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, terdiri dari : a) Tim Ahli b) Tim Pelaksana, dan c) Sekretariat
2) Keanggotaan Komnas Penyusunan DOEN bersifat tetap sampai terbentuk Komite pada revisi DOEN berikutnya. Komnas Penyusunan DOEN disahkan melalui SK Menkes dengan mencantumkan tugas-tugasnya.
3) Nama anggota Tim Ahli yang terpilih disusun dan ditulis tanpa gelar, hanya dibedakan bidang keahliannya.
4) Tidak semua kelas terapi membutuhkan ahli yang harus tercantum dalam Komnas Penyusunan DOEN.
5) Apabila diperlukan, Komnas Penyusunan DOEN dapat mengundang ahli di bidang spesialisasi tertentu untuk menjadi narasumber yang memberikan pandangannya dalam proses revisi tetapi tidak termasuk dalam Tim Ahli dan tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan.
6) Tugas Tim Ahli adalah melakukan evaluasi obat dalam DOEN 2015 dan menilai usulan obat yang akan dikeluarkan dari DOEN dan dimasukkan ke dalam DOEN.
93Daftar Obat Esensial Nasional 2017
7) Tugas Tim Pelaksana: a) mempersiapkan prosedur dan pedoman
pelaksanaan; b) mengkompilasi usulan/masukan; c) mempersiapkan usulan rancangan DOEN; d) memfasilitasi rapat pembahasan teknis dan
sidang pleno; dan e) melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan
penyebaran DOEN.
8) Sekretariat adalah Direktorat Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan.
b. Proses Pemilihan Anggota Tim Ahli 1) Persyaratan Anggota Tim Ahli:
a) Memiliki integritas dan standar profesional tinggi.
b) Anggota Tim Ahli adalah klinikus dari berbagai bidang spesialisasi, farmakologi (klinik), dokter gigi, apoteker, dokter umum/puskesmas dan dokter keluarga.
c) Demi memperoleh Tim Ahli yang profesional dan tidak berpihak, maka yang bersangkutan tidak mewakili asosiasi profesi, departemen/bagian di rumah sakit, atau jabatan lain yang potensial menimbulkan konflik kepentingan.
d) Menyatakan kesediaan secara tertulis.
e) Bersedia menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan. Namun, orang yang memiliki konflik kepentingan masih dapat dipertimbangkan oleh tim menjadi anggota Tim
Ahli, bila dinilai oleh panitia dapat menjaga integritasnya. Jika memiliki konflik kepentingan terhadap obat tertentu yang sedang dibahas, maka yang bersangkutan diminta untuk meninggalkan ruangan rapat, dan kembali setelah obat tersebut selesai dibahas. Namun hal ini belum pernah terjadi selama proses pembahasan.
2) Proses Rekrutmen Anggota Tim Ahli a) Sekretariat menyampaikan usulan permintaan
tertulis kepada yang bersangkutan, paling lambat 2 (dua) bulan sebelum rapat perdana.
b) Yang bersangkutan menyatakan kesediaan tertulis 1 (satu) minggu setelah mendapat surat permintaan tersebut di atas, disertai pernyataan bebas konflik kepentingan.
2. Tahapan Kegiatan Penyusunan DOEN a. Pengusulan
Penyampaian surat usulan permintaan tertulis kepada fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit provinsi, rumah sakit TNI-POLRI, rumah sakit swasta terpilih, rumah sakit kabupaten terpilih, puskesmas rawat inap), Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, puskesmas dan pengelola program (direktorat terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan) dan organisasi profesi.
Proses revisi DOEN tahun 2017, dimulai pada tahun 2016 dengan mengirimkan surat permintaan usulan kepada institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit tipe A, B, C) pemerintah maupun beberapa swasta terpilih, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota,
94 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
7) Tugas Tim Pelaksana: a) mempersiapkan prosedur dan pedoman
pelaksanaan; b) mengkompilasi usulan/masukan; c) mempersiapkan usulan rancangan DOEN; d) memfasilitasi rapat pembahasan teknis dan
sidang pleno; dan e) melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan
penyebaran DOEN.
8) Sekretariat adalah Direktorat Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan.
b. Proses Pemilihan Anggota Tim Ahli 1) Persyaratan Anggota Tim Ahli:
a) Memiliki integritas dan standar profesional tinggi.
b) Anggota Tim Ahli adalah klinikus dari berbagai bidang spesialisasi, farmakologi (klinik), dokter gigi, apoteker, dokter umum/puskesmas dan dokter keluarga.
c) Demi memperoleh Tim Ahli yang profesional dan tidak berpihak, maka yang bersangkutan tidak mewakili asosiasi profesi, departemen/bagian di rumah sakit, atau jabatan lain yang potensial menimbulkan konflik kepentingan.
d) Menyatakan kesediaan secara tertulis.
e) Bersedia menandatangani pernyataan bebas konflik kepentingan. Namun, orang yang memiliki konflik kepentingan masih dapat dipertimbangkan oleh tim menjadi anggota Tim
Ahli, bila dinilai oleh panitia dapat menjaga integritasnya. Jika memiliki konflik kepentingan terhadap obat tertentu yang sedang dibahas, maka yang bersangkutan diminta untuk meninggalkan ruangan rapat, dan kembali setelah obat tersebut selesai dibahas. Namun hal ini belum pernah terjadi selama proses pembahasan.
2) Proses Rekrutmen Anggota Tim Ahli a) Sekretariat menyampaikan usulan permintaan
tertulis kepada yang bersangkutan, paling lambat 2 (dua) bulan sebelum rapat perdana.
b) Yang bersangkutan menyatakan kesediaan tertulis 1 (satu) minggu setelah mendapat surat permintaan tersebut di atas, disertai pernyataan bebas konflik kepentingan.
2. Tahapan Kegiatan Penyusunan DOEN a. Pengusulan
Penyampaian surat usulan permintaan tertulis kepada fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit provinsi, rumah sakit TNI-POLRI, rumah sakit swasta terpilih, rumah sakit kabupaten terpilih, puskesmas rawat inap), Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, puskesmas dan pengelola program (direktorat terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan) dan organisasi profesi.
Proses revisi DOEN tahun 2017, dimulai pada tahun 2016 dengan mengirimkan surat permintaan usulan kepada institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit tipe A, B, C) pemerintah maupun beberapa swasta terpilih, Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota,
95Daftar Obat Esensial Nasional 2017
unit pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi. Setelah 2 bulan pengiriman, dari sejumlah 1016 instansi yang diberikan surat, 9 instansi memberikan jawaban. Meskipun dalam surat permintaan telah diberitahukan bahwa pengusul harus memberikan data pendukung (bukti ilmiah) dan alasan, namun hanya 5 pengusul yang memberikan data pendukung. Tim Ahli disepakati tidak dapat memberikan usulan nama obat baru kecuali bentuk sediaan yang paling bermanfaat.
Data obat yang telah diregistrasi dan sediaan yang beredar diperoleh dari Badan POM.
b. Kompilasi Usulan Sekretariat melakukan kompilasi usulan yang masuk dan dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi. Kompilasi dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah tanggal batas usulan masuk.
c. Materi Revisi Materi revisi adalah matriks yang menyandingkan Daftar Obat Esensial WHO (WHO-EML) edisi tahun 2015, DOEN 2015 dan hasil kompilasi usulan. Materi revisi diserahkan kepada Tim Ahli 1 (satu) minggu sebelum rapat pembahasan teknis.
d. Kriteria Pembahasan Usulan obat yang dibahas diutamakan usulan yang disertai alasan dan bukti ilmiah (evidence) yang lengkap. Ketersediaan di pasaran juga menjadi pertimbangan utama suatu obat akan dicantumkan dalam daftar.
e. Cara Pembahasan Materi Revisi 1) Revisi dilakukan dengan mengkaji usulan yang
masuk dan keseluruhan obat yang telah tercantum dalam DOEN sebelumnya (2015).
Hasil pembahasan adalah menerima atau menolak usulan atau mengeluarkan obat yang telah tercantum dalam DOEN sebelumnya berdasarkan permintaan atau pendapat dari anggota Tim Ahli dan konsultan. Obat dikeluarkan dapat berdasarkan ketersediaan di pasaran, alasan keamanan atau efikasinya.
2) Jenis rapat pembahasan
a) Rapat Perdana berisi tentang: (1) Penjelasan tentang pengertian obat
esensial (batasan, kriteria, jumlah obat esensial yang ideal dalam DOEN dan lain-lain).
(2) Implementasi DOEN.
(3) Tata cara revisi DOEN.
(4) Tata cara dan kesepakatan dalam rapat pembahasan teknis dan rapat pleno.
(5) Kriteria pemilihan obat esensial.
(6) Peserta rapat: Tim Ahli, Pengelola Program, Tim Pelaksana.
b) Rapat-rapat pembahasan teknis (1) Merupakan rapat-rapat pembahasan
materi revisi.
96 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
unit pengelola program di lingkungan Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi. Setelah 2 bulan pengiriman, dari sejumlah 1016 instansi yang diberikan surat, 9 instansi memberikan jawaban. Meskipun dalam surat permintaan telah diberitahukan bahwa pengusul harus memberikan data pendukung (bukti ilmiah) dan alasan, namun hanya 5 pengusul yang memberikan data pendukung. Tim Ahli disepakati tidak dapat memberikan usulan nama obat baru kecuali bentuk sediaan yang paling bermanfaat.
Data obat yang telah diregistrasi dan sediaan yang beredar diperoleh dari Badan POM.
b. Kompilasi Usulan Sekretariat melakukan kompilasi usulan yang masuk dan dikelompokkan sesuai dengan kelas terapi. Kompilasi dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah tanggal batas usulan masuk.
c. Materi Revisi Materi revisi adalah matriks yang menyandingkan Daftar Obat Esensial WHO (WHO-EML) edisi tahun 2015, DOEN 2015 dan hasil kompilasi usulan. Materi revisi diserahkan kepada Tim Ahli 1 (satu) minggu sebelum rapat pembahasan teknis.
d. Kriteria Pembahasan Usulan obat yang dibahas diutamakan usulan yang disertai alasan dan bukti ilmiah (evidence) yang lengkap. Ketersediaan di pasaran juga menjadi pertimbangan utama suatu obat akan dicantumkan dalam daftar.
e. Cara Pembahasan Materi Revisi 1) Revisi dilakukan dengan mengkaji usulan yang
masuk dan keseluruhan obat yang telah tercantum dalam DOEN sebelumnya (2015).
Hasil pembahasan adalah menerima atau menolak usulan atau mengeluarkan obat yang telah tercantum dalam DOEN sebelumnya berdasarkan permintaan atau pendapat dari anggota Tim Ahli dan konsultan. Obat dikeluarkan dapat berdasarkan ketersediaan di pasaran, alasan keamanan atau efikasinya.
2) Jenis rapat pembahasan
a) Rapat Perdana berisi tentang: (1) Penjelasan tentang pengertian obat
esensial (batasan, kriteria, jumlah obat esensial yang ideal dalam DOEN dan lain-lain).
(2) Implementasi DOEN.
(3) Tata cara revisi DOEN.
(4) Tata cara dan kesepakatan dalam rapat pembahasan teknis dan rapat pleno.
(5) Kriteria pemilihan obat esensial.
(6) Peserta rapat: Tim Ahli, Pengelola Program, Tim Pelaksana.
b) Rapat-rapat pembahasan teknis (1) Merupakan rapat-rapat pembahasan
materi revisi.
97Daftar Obat Esensial Nasional 2017
(2) Rapat pembahasan teknis harus dihadiri oleh ahli yang terkait dengan kelas terapi yang akan dibahas.
(3) Membahas usulan penambahan /pengurangan obat esensial dari fasilitas pelayanan kesehatan (kompilasi usulan dari berbagai institusi pelayanan kesehatan dan DOEN 2015 disediakan oleh Tim Pelaksana).
(4) Mencermati secara khusus obat yang diusulkan di luar Daftar Obat Esensial WHO edisi terakhir yang harus dipertimbangkan secara seksama.
(5) Usulan memasukkan suplemen makanan dan herbal ke dalam DOEN tidak akan dipertimbangkan.
(6) Apabila Tim Ahli tidak dapat mengambil keputusan pada suatu masalah, maka dapat mengundang narasumber di luar Tim Ahli.
(7) Peserta rapat: Tim Ahli Tim Pelaksana Narasumber terkait.
(8) Hasil rapat pembahasan teknis adalah draft yang akan disampaikan dalam rapat pleno.
c) Rapat Pleno (1) Berfungsi untuk menyepakati,
mengesahkan dan mensosialisasikan draft DOEN 2017.
(2) Pimpinan sidang adalah Ketua Tim Komnas DOEN.
(3) Pengesahan draft DOEN menjadi DOEN revisi baru, dilakukan oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan atau yang mewakili.
(4) Hasil pengesahan rapat pleno tidak dapat diubah selain revisi redaksional.
(5) Peserta rapat pleno selain mereka yang berfungsi sebagai pengambil keputusan di institusi masing-masing juga diharapkan berperan aktif dalam penyebarluasan DOEN.
(6) Peserta rapat pleno adalah: - Peserta rapat perdana - Peserta rapat pembahasan teknis - RS Provinsi terpilih dan rumah
sakit lain yang memberikan usulan revisi
- Dinas Kesehatan Provinsi terpilih - Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota terpilih yang memberikan usulan
- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
98 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
(2) Rapat pembahasan teknis harus dihadiri oleh ahli yang terkait dengan kelas terapi yang akan dibahas.
(3) Membahas usulan penambahan /pengurangan obat esensial dari fasilitas pelayanan kesehatan (kompilasi usulan dari berbagai institusi pelayanan kesehatan dan DOEN 2015 disediakan oleh Tim Pelaksana).
(4) Mencermati secara khusus obat yang diusulkan di luar Daftar Obat Esensial WHO edisi terakhir yang harus dipertimbangkan secara seksama.
(5) Usulan memasukkan suplemen makanan dan herbal ke dalam DOEN tidak akan dipertimbangkan.
(6) Apabila Tim Ahli tidak dapat mengambil keputusan pada suatu masalah, maka dapat mengundang narasumber di luar Tim Ahli.
(7) Peserta rapat: Tim Ahli Tim Pelaksana Narasumber terkait.
(8) Hasil rapat pembahasan teknis adalah draft yang akan disampaikan dalam rapat pleno.
c) Rapat Pleno (1) Berfungsi untuk menyepakati,
mengesahkan dan mensosialisasikan draft DOEN 2017.
(2) Pimpinan sidang adalah Ketua Tim Komnas DOEN.
(3) Pengesahan draft DOEN menjadi DOEN revisi baru, dilakukan oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan atau yang mewakili.
(4) Hasil pengesahan rapat pleno tidak dapat diubah selain revisi redaksional.
(5) Peserta rapat pleno selain mereka yang berfungsi sebagai pengambil keputusan di institusi masing-masing juga diharapkan berperan aktif dalam penyebarluasan DOEN.
(6) Peserta rapat pleno adalah: - Peserta rapat perdana - Peserta rapat pembahasan teknis - RS Provinsi terpilih dan rumah
sakit lain yang memberikan usulan revisi
- Dinas Kesehatan Provinsi terpilih - Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota terpilih yang memberikan usulan
- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
99Daftar Obat Esensial Nasional 2017
- Organisasi profesi (PAPDI, IAI, PERDOSKI, PERKI, PDSKJI)
- Industri farmasi BUMN.
K. Penjelasan Perubahan Obat Perubahan obat dalam DOEN 2017 baik nama generik atau formulasinya, berdasarkan kelas terapi antara lain sebagai berikut: 5. Antiepilepsi – Antikonvulsi
Fenitoin kapsul 30 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan kapsul 100 mg.
6. Antiinfeksi 6.3 Antiinfeksi Khusus
6.3.1 Antilepra Klofazimin, micronized kapsul dalam minyak 50 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan kekuatan 100 mg.
6.3.2 Antituberkulosis Etambutol tablet 400 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 sesuai dengan tatalaksana Program Pengendalian Tuberkulosis (TB). Kombinasi paduan dalam bentuk kombipak untuk dewasa, terdiri dari rifampisin 350 mg, isoniazid 300 mg dan etambutol 400 mg dikeluarkan dari DOEN sesuai dengan tatalaksana Program Pengendalian TB.
Kombinasi paduan dalam bentuk kombipak untuk dewasa, Kombipak III terdiri dari rifampisin 450 mg dan isoniazid 300 mg diterima masuk dalam DOEN
2017 sesuai dengan tatalaksana Program Pengendalian TB.
6.5 Antiprotozoa 6.5.2 Antimalaria
6.5.2.2 Untuk Pengobatan Artemether cairan injeksi 80 mg/mL dikeluarkan dari DOEN karena sudah tidak digunakan lagi oleh Program Pengendalian Malaria karena pertimbangan kemanfaatan dan risikonya.
Kuinin tablet 250 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan kekuatan 200 mg.
6.6 Antivirus 6.6.2 Antiretroviral (Hanya untuk Program)
6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) Kombinasi tenofovir 300 mg, emtrisitabin (FTC) 200 mg tablet diterima masuk dalam DOEN 2017 untuk tatalaksana HIV pada Program Pengendalian HIV AIDS.
Stavudin tablet 30 mg dikeluarkan dari DOEN, karena sudah tidak digunakan lagi oleh Program Pengendalian HIV AIDS.
6.6.2.3 Protease Inhibitor Tenofovir tablet 300 mg diterima masuk
dalam DOEN 2017 untuk tatalaksana HIV pada Program Pengendalian HIV AIDS.
100 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
- Organisasi profesi (PAPDI, IAI, PERDOSKI, PERKI, PDSKJI)
- Industri farmasi BUMN.
K. Penjelasan Perubahan Obat Perubahan obat dalam DOEN 2017 baik nama generik atau formulasinya, berdasarkan kelas terapi antara lain sebagai berikut: 5. Antiepilepsi – Antikonvulsi
Fenitoin kapsul 30 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan kapsul 100 mg.
6. Antiinfeksi 6.3 Antiinfeksi Khusus
6.3.1 Antilepra Klofazimin, micronized kapsul dalam minyak 50 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan kekuatan 100 mg.
6.3.2 Antituberkulosis Etambutol tablet 400 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 sesuai dengan tatalaksana Program Pengendalian Tuberkulosis (TB). Kombinasi paduan dalam bentuk kombipak untuk dewasa, terdiri dari rifampisin 350 mg, isoniazid 300 mg dan etambutol 400 mg dikeluarkan dari DOEN sesuai dengan tatalaksana Program Pengendalian TB.
Kombinasi paduan dalam bentuk kombipak untuk dewasa, Kombipak III terdiri dari rifampisin 450 mg dan isoniazid 300 mg diterima masuk dalam DOEN
2017 sesuai dengan tatalaksana Program Pengendalian TB.
6.5 Antiprotozoa 6.5.2 Antimalaria
6.5.2.2 Untuk Pengobatan Artemether cairan injeksi 80 mg/mL dikeluarkan dari DOEN karena sudah tidak digunakan lagi oleh Program Pengendalian Malaria karena pertimbangan kemanfaatan dan risikonya.
Kuinin tablet 250 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan kekuatan 200 mg.
6.6 Antivirus 6.6.2 Antiretroviral (Hanya untuk Program)
6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) Kombinasi tenofovir 300 mg, emtrisitabin (FTC) 200 mg tablet diterima masuk dalam DOEN 2017 untuk tatalaksana HIV pada Program Pengendalian HIV AIDS.
Stavudin tablet 30 mg dikeluarkan dari DOEN, karena sudah tidak digunakan lagi oleh Program Pengendalian HIV AIDS.
6.6.2.3 Protease Inhibitor Tenofovir tablet 300 mg diterima masuk
dalam DOEN 2017 untuk tatalaksana HIV pada Program Pengendalian HIV AIDS.
101Daftar Obat Esensial Nasional 2017
6.6.2.4 Kombinasi Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) dan Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) Kombinasi tenofovir 300 mg, lamivudin 300 mg dan efavirenz 600 mg tablet diterima masuk dalam DOEN 2017 untuk tatalaksana pada Program Pengendalian HIV AIDS.
8. Antineoplastik, Imunosupresan dan Obat untuk Terapi Paliatif 8.1 Hormon dan Antihormon
Deksametason tablet 1 mg dan 2 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan kekuatan 0,5 mg.
8.2 Imunosupresan Hidroksiklorokuin cairan injeksi 50 mg/mL dikeluarkan dari DOEN karena bukan merupakan obat esensial untuk imunosupresan.
8.3 Sitotoksik
Siklofosfamid tablet salut gula 50 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan bentuk sediaan injeksi.
11. Produk Darah dan Pengganti Plasma 11.2 Pengganti Plasma dan Plasma Ekspander
Hydroxyl ethyl starch dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan sediaan yang tercantum di dalam DOEN yaitu pengganti plasma golongan gelatin.
12. Diagnostik 12.1 Bahan Kontras Radiologi
Gadodiamid cairan injeksi 287 mg/10 mL dikeluarkan dari DOEN karena menimbulkan efek samping sistemik fibrosis, terakumulasi di dalam otak dan obat ini sudah ditarik dari peredaran.
12.2 Tes Fungsi 12.2.1 Ginjal
Natrium aminohipurat cairan injeksi i.v. 200 mg/mL dikeluarkan dari DOEN karena harus menggunakan alat kedokteran nuklir yang hanya dimiliki oleh rumah sakit tertentu. Dengan demikian sub sub kelas terapi 12.2.1 Ginjal dihilangkan dari kelas terapi ini.
15. Diuretik Hidroklorotiazid tablet 25 mg dikeluarkan dari kelas terapi ini, karena merupakan diuretik lemah, namun hidroklorotiazid tetap tercantum dalam kelas terapi 17.3 antihipertensi.
16. Hormon, Obat Endokrin Lain dan Kontrasepsi
16.2 Antidiabetes 16.2.1 Antidiabetes Oral
Gliklazid tablet 80 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 karena pertimbangan manfaat dan risiko untuk pasien usia lanjut.
Glimepirid tablet 1 mg, 2 mg, 3 mg, dan 4 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 karena pertimbangan manfaat dan risiko terkait efek hipoglikemik.
102 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
6.6.2.4 Kombinasi Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) dan Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) Kombinasi tenofovir 300 mg, lamivudin 300 mg dan efavirenz 600 mg tablet diterima masuk dalam DOEN 2017 untuk tatalaksana pada Program Pengendalian HIV AIDS.
8. Antineoplastik, Imunosupresan dan Obat untuk Terapi Paliatif 8.1 Hormon dan Antihormon
Deksametason tablet 1 mg dan 2 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan kekuatan 0,5 mg.
8.2 Imunosupresan Hidroksiklorokuin cairan injeksi 50 mg/mL dikeluarkan dari DOEN karena bukan merupakan obat esensial untuk imunosupresan.
8.3 Sitotoksik
Siklofosfamid tablet salut gula 50 mg dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan bentuk sediaan injeksi.
11. Produk Darah dan Pengganti Plasma 11.2 Pengganti Plasma dan Plasma Ekspander
Hydroxyl ethyl starch dikeluarkan dari DOEN karena sudah cukup dengan sediaan yang tercantum di dalam DOEN yaitu pengganti plasma golongan gelatin.
12. Diagnostik 12.1 Bahan Kontras Radiologi
Gadodiamid cairan injeksi 287 mg/10 mL dikeluarkan dari DOEN karena menimbulkan efek samping sistemik fibrosis, terakumulasi di dalam otak dan obat ini sudah ditarik dari peredaran.
12.2 Tes Fungsi 12.2.1 Ginjal
Natrium aminohipurat cairan injeksi i.v. 200 mg/mL dikeluarkan dari DOEN karena harus menggunakan alat kedokteran nuklir yang hanya dimiliki oleh rumah sakit tertentu. Dengan demikian sub sub kelas terapi 12.2.1 Ginjal dihilangkan dari kelas terapi ini.
15. Diuretik Hidroklorotiazid tablet 25 mg dikeluarkan dari kelas terapi ini, karena merupakan diuretik lemah, namun hidroklorotiazid tetap tercantum dalam kelas terapi 17.3 antihipertensi.
16. Hormon, Obat Endokrin Lain dan Kontrasepsi
16.2 Antidiabetes 16.2.1 Antidiabetes Oral
Gliklazid tablet 80 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 karena pertimbangan manfaat dan risiko untuk pasien usia lanjut.
Glimepirid tablet 1 mg, 2 mg, 3 mg, dan 4 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 karena pertimbangan manfaat dan risiko terkait efek hipoglikemik.
103Daftar Obat Esensial Nasional 2017
12. Diagnostik 12.1 Bahan Kontras Radiologi
Gadodiamid cairan injeksi 287 mg/10 mL dikeluarkan dari DOEN karena menimbulkan efek samping sistemik fibrosis, terakumulasi di dalam otak dan obat ini sudah ditarik dari peredaran.
12.2 Tes Fungsi 12.2.1 Ginjal
Natrium aminohipurat cairan injeksi i.v. 200 mg/mL dikeluarkan dari DOEN karena harus menggunakan alat kedokteran nuklir yang hanya dimiliki oleh rumah sakit tertentu. Dengan demikian sub sub kelas terapi 12.2.1 Ginjal dihilangkan dari kelas terapi ini.
15. Diuretik Hidroklorotiazid tablet 25 mg dikeluarkan dari kelas terapi ini, karena merupakan diuretik lemah, namun hidroklorotiazid tetap tercantum dalam kelas terapi 17.3 antihipertensi.
16. Hormon, Obat Endokrin Lain dan Kontrasepsi
16.2 Antidiabetes 16.2.1 Antidiabetes Oral
Gliklazid tablet 80 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 karena pertimbangan manfaat dan risiko untuk pasien usia lanjut.
Glimepirid tablet 1 mg, 2 mg, 3 mg, dan 4 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 karena pertimbangan manfaat dan risiko terkait efek hipoglikemik.
Glikuidon tablet 30 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 karena pertimbangan manfaat dan risiko terkait efek hipoglikemik.
17. Obat Kardiovaskuler 17.3 Antihipertensi
Atenolol tablet 50 mg dan 100 mg dikeluarkan dari sub kelas terapi antihipertensi dan digantikan dengan bisoprolol tablet 5 mg, namun atenolol tablet 50 mg tetap tercantum di kelas terapi 17.1 Antiangina.
18. Obat Topikal untuk Kulit 18.4 Antiinflamasi dan Antipruritik
Kalamin lotio dikeluarkan dari DOEN karena tidak tersedia dalam bentuk tunggal.
18.7 Keratolitik Coal tar digantikan dengan liquor carbonis detergens karena coal tar banyak jenisnya, yang tersedia dan digunakan di pasaran adalah liquor carbonis detergens.
21. Obat untuk Mata 21.2 Antimikroba
Tetrasiklin salep mata 1% diterima masuk dalam DOEN 2017 sebagai obat Program yang digunakan untuk Bayi Baru Lahir.
25. Obat untuk Saluran Cerna 25.2 Antiemetik
Klorpromazin cairan injeksi i.m. 25 mg/mL dikeluarkan dari DOEN karena klorpromazin dosis tinggi mengakibatkan impotensi dan obat ini sudah jarang digunakan.
25.5 Obat untuk Diare Atapulgit tablet dikeluarkan dari DOEN karena
pertimbangan manfaat dan risiko.
27. Obat yang Memengaruhi Sistem Imun 27.1 Serum dan Imunoglobulin
Hepatitis Imunoglobulin injeksi 150 IU/1,5 mL dan injeksi 220 IU/mL diterima masuk dalam DOEN 2017 sebagai obat program untuk bayi baru lahir dari Ibu penderita HBsAg positif.
27.2 Vaksin Inactivated Polio Vaccine (IPV) injeksi i.m. diterima masuk dalam DOEN 2017 sebagai obat Program untuk Pencegahan Polio.
Vaksin polio dikeluarkan dari DOEN karena sudah digantikan dengan bivalen Oral Polio (b-OPV) drops sesuai Program Imunisasi Nasional.
Vaksin campak serbuk injeksi s.k dikeluarkan dari DOEN karena sudah digantikan dengan vaksin measles rubella sesuai Program Imunisasi Nasional.
Vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid) cairan injeksi i.m. dikeluarkan dari DOEN karena digantikan dengan vaksin jerap difteri tetanus (DT) sesuai Program Imunisasi Nasional.
Vaksin Hepatitis Rekombinan injeksi i.m. Prefilled Injection Deviced (Uniject) diterima masuk dalam DOEN 2017 sebagai bagian dari Program Imunisasi Nasional untuk mencegah hepatitis B sejak lahir.
104 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
Glikuidon tablet 30 mg diterima masuk dalam DOEN 2017 karena pertimbangan manfaat dan risiko terkait efek hipoglikemik.
17. Obat Kardiovaskuler 17.3 Antihipertensi
Atenolol tablet 50 mg dan 100 mg dikeluarkan dari sub kelas terapi antihipertensi dan digantikan dengan bisoprolol tablet 5 mg, namun atenolol tablet 50 mg tetap tercantum di kelas terapi 17.1 Antiangina.
18. Obat Topikal untuk Kulit 18.4 Antiinflamasi dan Antipruritik
Kalamin lotio dikeluarkan dari DOEN karena tidak tersedia dalam bentuk tunggal.
18.7 Keratolitik Coal tar digantikan dengan liquor carbonis detergens karena coal tar banyak jenisnya, yang tersedia dan digunakan di pasaran adalah liquor carbonis detergens.
21. Obat untuk Mata 21.2 Antimikroba
Tetrasiklin salep mata 1% diterima masuk dalam DOEN 2017 sebagai obat Program yang digunakan untuk Bayi Baru Lahir.
25. Obat untuk Saluran Cerna 25.2 Antiemetik
Klorpromazin cairan injeksi i.m. 25 mg/mL dikeluarkan dari DOEN karena klorpromazin dosis tinggi mengakibatkan impotensi dan obat ini sudah jarang digunakan.
25.5 Obat untuk Diare Atapulgit tablet dikeluarkan dari DOEN karena
pertimbangan manfaat dan risiko.
27. Obat yang Memengaruhi Sistem Imun 27.1 Serum dan Imunoglobulin
Hepatitis Imunoglobulin injeksi 150 IU/1,5 mL dan injeksi 220 IU/mL diterima masuk dalam DOEN 2017 sebagai obat program untuk bayi baru lahir dari Ibu penderita HBsAg positif.
27.2 Vaksin Inactivated Polio Vaccine (IPV) injeksi i.m. diterima masuk dalam DOEN 2017 sebagai obat Program untuk Pencegahan Polio.
Vaksin polio dikeluarkan dari DOEN karena sudah digantikan dengan bivalen Oral Polio (b-OPV) drops sesuai Program Imunisasi Nasional.
Vaksin campak serbuk injeksi s.k dikeluarkan dari DOEN karena sudah digantikan dengan vaksin measles rubella sesuai Program Imunisasi Nasional.
Vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid) cairan injeksi i.m. dikeluarkan dari DOEN karena digantikan dengan vaksin jerap difteri tetanus (DT) sesuai Program Imunisasi Nasional.
Vaksin Hepatitis Rekombinan injeksi i.m. Prefilled Injection Deviced (Uniject) diterima masuk dalam DOEN 2017 sebagai bagian dari Program Imunisasi Nasional untuk mencegah hepatitis B sejak lahir.
105Daftar Obat Esensial Nasional 2017
29. Vitamin dan Mineral Kombinasi ferro sulfat 200 mg dan asam folat 0,25 mg tablet salut gula dikeluarkan dari DOEN karena sudah tidak direkomendasikan lagi oleh Program.
L. Penyerbarluasan DOEN
Dalam rangka penerapan konsep obat esensial dalam sistem pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, maka DOEN harus disebarluaskan ke seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan ketersediaan obat maupun penggunaannya di fasilitas kesehatan. DOEN perlu disosialisaikan kepada pihak produsen untuk menjamin ketersediaannya di pasaran, disamping sosialisasi kepada pengambil kebijakan untuk penyediaannya dan kepada pengguna (fasilitas kesehatan), serta kepada penulis resep (dokter) untuk meningkatkan peresepan obat secara rasional.
Penyebarluasan dilakukan dengan distribusi dalam bentuk edaran Surat Keputusan Menteri Kesehatan maupun buku dan dipublikasikan melalui media elektronik.
.
106 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
29. Vitamin dan Mineral Kombinasi ferro sulfat 200 mg dan asam folat 0,25 mg tablet salut gula dikeluarkan dari DOEN karena sudah tidak direkomendasikan lagi oleh Program.
L. Penyerbarluasan DOEN
Dalam rangka penerapan konsep obat esensial dalam sistem pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, maka DOEN harus disebarluaskan ke seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan ketersediaan obat maupun penggunaannya di fasilitas kesehatan. DOEN perlu disosialisaikan kepada pihak produsen untuk menjamin ketersediaannya di pasaran, disamping sosialisasi kepada pengambil kebijakan untuk penyediaannya dan kepada pengguna (fasilitas kesehatan), serta kepada penulis resep (dokter) untuk meningkatkan peresepan obat secara rasional.
Penyebarluasan dilakukan dengan distribusi dalam bentuk edaran Surat Keputusan Menteri Kesehatan maupun buku dan dipublikasikan melalui media elektronik.
.
LAMPIRAN I
DAFTAR OBAT DALAM DOEN YANG MENGALAMI PERUBAHAN
DAFTAR OBAT DALAM DOEN YANG MENGALAMI PERUBAHAN
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
1 ampisilin serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial
perubahan faskes
serb inj i.v. 1.000 mg/vial
perubahan faskes
2 artemether cairan inj 80 mg/mL
-
3 asetazolamid tab 250 mg perubahan faskes
4 atapulgit tab -
5 atenolol tab 50 mg keluar dari sub kelas terapi 17.3 Antihipertensi, tetap tercantum di kelas terapi 17.1 Antiangina, perubahan faskes
tab 100 mg pengurangan kekuatan sediaan
6 betametason tts mata 1 mg/mL
perubahan faskes
7 bisoprolol tab 5 mg +
8 budesonid cairan inhalasi 100 mcg/dosis
perubahan faskes
cairan inhalasi 200 mcg/dosis
perubahan faskes
107Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
9 deksametason cairan inj 5 mg/mL
perubahan faskes
tab 0,5 mg perubahan faskes
tab 1 mg pengurangan kekuatan sediaan
tab 2 mg pengurangan kekuatan sediaan
10 digoksin tab 0,25 mg perubahan faskes
cairan inj 0,25 mg/mL
perubahan faskes
11 diltiazem tab 30 mg (HCl)
perubahan faskes
12 doksisiklin kaps 100 mg perubahan faskes
13 efavirenz tab 200 mg perubahan faskes
tab 600 mg perubahan faskes
14 etambutol tab 400 mg +
15 fenitoin kaps 30 mg pengurangan kekuatan sediaan
16 fenofibrat kaps 100 mg perubahan faskes
17 flufenazin cairan inj i.m. 25 mg/mL (dekanoat)
perubahan faskes
18 fluoksetin kaps 10 mg perubahan faskes
19 fluoresein cairan inj 100 mg/mL
perubahan faskes
20 gadodiamid cairan inj 287 mg/10 mL
-
108 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
21 gentamisin salep mata 0,3%
perubahan faskes
tts mata 0,3% perubahan faskes
22 gliklazid tab 80 mg +
23 glikuidon tab 30 mg +
24 glimepirid tab 1 mg +
tab 2 mg +
tab 3 mg +
tab 4 mg +
25 haloperidol cairan inj i.m. 5 mg/mL (HCl)
perubahan faskes
cairan inj 50 mg/mL (dekanoat)
perubahan faskes
tts 2 mg/mL perubahan faskes
26 hepatitis imunoglobulin inj 150 IU/1,5 mL
+
inj 220 IU/mL +
27 human tetanus immunoglobulin
cairan inj i.m. 250 IU/mL
perubahan faskes
28 hidroklorotiazid tab 25 mg keluar dari kelas terapi 15.Diuretik, tetap tercantum di kelas terapi 17.3 Antihipertensi
29 hidrokortison serb inj 100 mg/vial
perubahan faskes
109Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
30 hidroksiklorokuin cairan inj 50 mg/mL
pengurangan bentuk sediaan
31 hydroxyl ethyl starch lar infus 6% -
32 inactivated polio vaccine (IPV)
inj. i.m. +
33 ipratropium bromida MDI 0,02 mg/dosis
perubahan faskes
aerosol 20 mcg/semprot
perubahan faskes
cairan inhalasi 0,025%
perubahan faskes
34 kalamin lotio -
35 ketamin cairan inj i.v. 50 mg/mL
perubahan faskes
cairan inj i.v. 100 mg/mL
perubahan faskes
36 klofazimin, micronized kaps dalam minyak 50 mg
pengurangan kekuatan sediaan
37 kloramfenikol salep 2% perubahan faskes
38 klorpromazin cairan inj i.m. 5 mg/mL
perubahan faskes
cairan inj i.m. 25 mg/mL
pengurangan kekuatan sediaan
39 klozapin tab 25 mg perubahan faskes
tab 100 mg perubahan faskes
110 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
40
kombinasi untuk dewasa: (Paduan dalam bentuk Kombipak) a. rifampisin 350 mg b. isoniazid 300 mg c. etambutol 400 mg
kapl sal selaput
-
41 kombinasi: Paduan dalam bentuk Kombipak untuk dewasa. Kombipak III terdiri dari: a. rifampisin kapl 450 mg b. isoniazid tab 300 mg
+
42 kombinasi : Paduan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 4KDT (FDC) mengandung: a. rifampisin 150 mg b. isoniazid 75 mg c. pirazinamid 400 mg d. etambutol 275 mg
tab perubahan penulisan zat aktif
43 kombinasi: Paduan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk dewasa 2KDT (FDC) mengandung: a. rifampisin150 mg b. isoniazid 150 mg
tab perubahan penulisan zat aktif
111Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
44 kombinasi: Paduan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk anak 3KDT (FDC) mengandung: a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg c. pirazinamid 150 mg
tab perubahan penulisan zat aktif
45 kombinasi: Paduan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap (KDT/FDC) untuk anak 2KDT (FDC) mengandung: a. rifampisin 75 mg b. isoniazid 50 mg
tab perubahan penulisan zat aktif
46 kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk Dewasa. Kombipak II terdiri dari: a. rifampisin kapl 450 mg b. isoniazid tab 300 mg c. pirazinamid tab 500 mg d. etambutol tab 250 mg dan tab 500 mg
perubahan penulisan zat aktif
112 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
47 kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk anak Kombipak A terdiri dari: a. rifampisin kapl 75 mg b. isoniazid tab 100 mg c. pirazinamid tab 200 mg
perubahan penulisan zat aktif
48 kombinasi: Paduan dalam bentuk paket Kombipak untuk anak. Kombipak B terdiri dari: a. rifampisin kapl 75 mg b. isoniazid tab 100 mg
perubahan penulisan zat aktif
49 kombinasi: a. ferro sulfat 200 mg b. asam folat 0,25 mg
tab sal gula -
50 kombinasi: a. ferro sulfat/ferro fumarat/ferro glukonat 60 mg b. asam folat 0,4 mg
tab sal gula perubahan penulisan bentuk sediaan
51
kombinasi (LPV/r) : a. lopinavir 200 mg b. ritonavir 50 mg
tab sal selaput
perubahan faskes
52
kombinasi: a. tenofovir 300 mg b. lamivudin 300 mg c. efavirenz 600 mg
tab
+
113Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
53 kombinasi: a. ipratropium bromida 0,5 mg b. salbutamol 2,5 mg
cairan inhalasi perubahan faskes
54 kombinasi: a. tenofovir 300 mg b. emtricitabine (FTC) 200 mg
tab +
55 kombinasi: a. zidovudin 300 mg b. lamivudin 150 mg
tab perubahan faskes
56 kombinasi FDC (anak): a. zidovudin 60 mg b. lamivudin 30 mg c. nevirapin 50 mg
tab dispersible perubahan faskes, perubahan sub sub kelas terapi
57 kuinin tab 250 mg pengurangan kekuatan sediaan
cairan inj i.v. 25%
perubahan faskes
58 lamivudin (3TC) tab 150 mg perubahan faskes
59 larutan mengandung asam amino
perubahan faskes
60 larutan mengandung karbohidrat + elektrolit
perubahan faskes
61 levonorgestrel implan 2 rods masing-masing mengandung 75 mg (3-4 tahun)
perubahan penulisan sediaan
114 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
62 lidokain spray oral 10% perubahan faskes
jeli 2 % perubahan faskes, tidak disediakan di puskesmas non perawatan
63 liquor carbonis detergens lar 5% perubahan penulisan zat aktif
64 lisinopril tab 5 mg perubahan faskes
tab 10 mg perubahan faskes
tab 20 mg perubahan faskes
65 lorazepam tab 0,5 mg perubahan faskes
tab 1 mg perubahan faskes
tab 2 mg perubahan faskes
66 lugol lar perubahan faskes
67 medroksi progesteron asetat
cairan inj 150 mg/3 mL
perubahan penulisan kekuatan sediaan
68 metadon sir 50 mg/5 mL perubahan faskes
69 metilprednisolon serb inj 125 mg/vial
perubahan penulisan kekuatan sediaan
70 metoklopramid cairan inj 5 mg/mL
perubahan faskes
tab 5 mg perubahan faskes
71 metronidazol lar inf 5 mg/mL perubahan faskes
72 natrium aminohipurat cairan inj i.v. 200 mg/mL
-
115Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
73 nevirapin kapl 200 mg perubahan faskes
74 nifedipin tab 10 mg perubahan faskes
75 omeprazol serb inj 40 mg/vial
perubahan faskes
76 paraformaldehid larutan buffer 10%
pindah sub kelas terapi, perubahan faskes
77 perak nitrat lar 20% perubahan faskes
78 petidin cairan inj i.m./i.v. 50 mg/mL (HCl)
perubahan faskes
79 pilokarpin tts mata 2% perubahan faskes
80 piridoksin (vitamin B6) cairan inj 50 mg/mL
perubahan penulisan kekuatan sediaan, perubahan faskes
81 prednison tab 5 mg perubahan faskes
82 prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 3 juta IU/vial
perubahan faskes
83 propiltiourasil tab 100 mg perubahan faskes
84 risperidon tab 1 mg perubahan faskes
tab 2 mg perubahan faskes
85
salbutamol
cairan inhalasi 1 mg/mL
perubahan faskes
116 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
86 sefadroksil kaps 250 mg perubahan faskes
kaps 500 mg perubahan faskes
sir kering 125 mg/5 mL
perubahan faskes
sir kering 250 mg/5 mL
perubahan faskes
87 serum anti bisa ular: A.B.U.I (khusus ular dari luar Papua)
cairan inj i.m/i.v
perubahan faskes
A.B.U.II (khusus ular dari Papua)
cairan inj i.m/i.v
perubahan faskes
88 serum antidifteri (A.D.S) cairan inj i.m. 20.000 IU/vial
perubahan faskes
89 serum antirabies cairan inj 200 – 400 IU/mL
perubahan faskes
90 siklofosfamid tab sal gula 50 mg
pengurangan bentuk sediaan
91 simvastatin tab sal selaput 40 mg
perubahan faskes
92 siprofloksasin tts mata 3 mg/mL
perubahan faskes
93 spironolakton tab 100 mg perubahan faskes
94 stavudin tab 30 mg -
95 streptomisin serb inj 1000 mg/vial
perubahan faskes
96 tenofovir tab 300 mg +
97
terbutalin cairan inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL
perubahan faskes
117Daftar Obat Esensial Nasional 2017
No NAMA GENERIK
FORMULASI (Bentuk Sediaan
dan Kekuatan)
PENAMBAHAN (+), PENGURANGAN (-),
PERUBAHAN FORMULASI
98 tetrasiklin salep mata 1% penambahan bentuk sediaan
99 timolol tts mata 0,25% perubahan faskes
tts mata 0,5% perubahan faskes
100 urea krim 10% perubahan faskes, pindah sub kelas terapi
101 vaksin bivalen Oral Polio Vaksin (b-OPV)
drops perubahan penulisan zat aktif
102 vaksin campak serb inj s.k -
103 vaksin DPT-HB-Hib cairan inj i.m. perubahan penulisan zat aktif
104 vaksin hepatitis rekombinan
cairan inj i.m. Prefilled Injection Device (Uniject)
+
105 vaksin jerap tetanus difteri (Td)
cairan inj i.m. 15/4 lf/mL
perubahan penulisan zat aktif, dan kekuatan sediaan
106 vaksin jerap tetanus (tetanus adsorbed toxoid)
cairan inj i.m. -
107 vaksin measles rubella serb inj s.k. +
108 vaksin rabies serb inj s.k./i.k. 2,5 IU
perubahan penulisan zat aktif
109 zidovudin kaps 100 mg perubahan faskes
118 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
LAMPIRAN II
DAFTAR PEMBERI USULAN DOEN
DAFTAR PEMBERI USULAN DOEN
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
2. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
3. Subdit Tuberkulosis, Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4. Subdit Malaria, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
5. Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
7. Perhimpunan Bronkoskopi Indonesia (PERBRONKI)
8. Rumah Sakit Islam Siti Khadijah, Palembang, Sumatera
Selatan
9. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
DAFTAR PEMBERI USULAN DOEN
1. Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
2. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung, Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
3. Subdit Tuberkulosis, Direktorat Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Direktorat
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
4. Subdit Malaria, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
5. Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
7. Perhimpunan Bronkoskopi Indonesia (PERBRONKI)
8. Rumah Sakit Islam Siti Khadijah, Palembang, Sumatera
Selatan
9. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
119Daftar Obat Esensial Nasional 2017
120 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
LAMPIRAN III
DAFTAR PESERTA RAPAT PENYUSUNAN DOEN
DAFTAR PESERTA RAPAT PENYUSUNAN DOEN
1. Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt., PhD
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2. Dra. R. Dettie Yuliati, Apt., M.Si.
Direktur Pelayanan Kefarmasian
3. drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan
4. Dra. Engko Sosialine Magdalena, Apt., M.Biomed
Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
5. Dra. Togi Junice Hutadjulu, Apt., MHA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
6. Prof. dr.Iwan Dwi Prahasto, M.MedSc., PhD
Anggota Tim Ahli
7. Prof. Dr.dr.Rianto Setiabudy, Sp.FK (K)
Anggota Tim Ahli
8. Prof. dr. Abdul Muthalib, Sp.PD., KHOM
Anggota Tim Ahli
9. Prof. dr. Arini Setiawati, PhD
Anggota Tim Ahli
10. Prof. Dr.dr. Armen Muchtar, Sp.FK(K)
Anggota Tim Ahli
11. dr. Bambang Sudarmanto, Sp.A
Anggota Tim Ahli
DAFTAR PESERTA RAPAT PENYUSUNAN DOEN
1. Dra. Maura Linda Sitanggang, Apt., PhD
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
2. Dra. R. Dettie Yuliati, Apt., M.Si.
Direktur Pelayanan Kefarmasian
3. drg. Arianti Anaya, MKM Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan
4. Dra. Engko Sosialine Magdalena, Apt., M.Biomed
Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
5. Dra. Togi Junice Hutadjulu, Apt., MHA
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
6. Prof. dr.Iwan Dwi Prahasto, M.MedSc., PhD
Anggota Tim Ahli
7. Prof. Dr.dr.Rianto Setiabudy, Sp.FK (K)
Anggota Tim Ahli
8. Prof. dr. Abdul Muthalib, Sp.PD., KHOM
Anggota Tim Ahli
9. Prof. dr. Arini Setiawati, PhD
Anggota Tim Ahli
10. Prof. Dr.dr. Armen Muchtar, Sp.FK(K)
Anggota Tim Ahli
11. dr. Bambang Sudarmanto, Sp.A
Anggota Tim Ahli
121Daftar Obat Esensial Nasional 2017
12. Prof. Dr. Cissy RS Prawira, Sp.A(K), M.Sc.
Anggota Tim Ahli
13. dr. Dede Gunawan, Sp.S(K)
Anggota Tim Ahli
14. Dr. dr. Dody Ranuhardy, Sp.PD, KHOM, FINASIM
Anggota Tim Ahli
15. Prof. Dr.dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH
Anggota Tim Ahli
16. Dr. Erna Kristin, M.Si., Apt
Anggota Tim Ahli
17. Dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD., KPTI
Anggota Tim Ahli
18. Prof. dr. Faisal Yunus, PhD, Sp.P
Anggota Tim Ahli
19. Dra. Farida Anwar, Apt. Anggota Tim Ahli
20. dr. Gatot Purwoto, SpOG(K)
Anggota Tim Ahli
21. dr. Gunawan Darmansjah, Sp.An.
Anggota Tim Ahli
22. Prof. dr.Hanafi B. Trisnohadi, Sp.PD,KKV,FINASIM
Anggota Tim Ahli
23. Prof. Dr. dr. Inge Sutanto, M.Phill., Sp.ParK
Anggota Tim Ahli
24. Dr. Irma Ardiana, MAPS Anggota Tim Ahli
25. drg. Junaidah Anggota Tim Ahli
26. dr. Lysbeth Regina Pandjaitan, M.Biomed
Anggota Tim Ahli
27. Dra. Muhti Okayani, Apt., M.Epid.
Anggota Tim Ahli
28. Prof. Dr.dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, FINASIM
Anggota Tim Ahli
29. Prof. Dr. Retno Widowati S., Sp.KK
Anggota Tim Ahli
30. Dr.dr. Rizaldy Taslim Pinzon, Sp.S., M.Kes.
Anggota Tim Ahli
31. dr. Robert Reverger, Sp.KJ
Anggota Tim Ahli
32. Prof.Dr.dr. Sarwono Waspadji, Sp.PD (KEMD)
Anggota Tim Ahli
33. dr. Sawitri Darmiati, Sp.Rad
Anggota Tim Ahli
34. Dr.dr. Sumariyono Sarmidi, Sp.PD, KR
Anggota Tim Ahli
35. drg. Silvia Desiree, Sp.KGA
Anggota Tim Ahli
36. Prof. dr. Taralan Tambunan, Sp.A(K)
Anggota Tim Ahli
37. dr. Virna Dwi Oktariana, Sp.M(K)
Anggota Tim Ahli
122 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
12. Prof. Dr. Cissy RS Prawira, Sp.A(K), M.Sc.
Anggota Tim Ahli
13. dr. Dede Gunawan, Sp.S(K)
Anggota Tim Ahli
14. Dr. dr. Dody Ranuhardy, Sp.PD, KHOM, FINASIM
Anggota Tim Ahli
15. Prof. Dr.dr. Endang Susalit, Sp.PD-KGH
Anggota Tim Ahli
16. Dr. Erna Kristin, M.Si., Apt
Anggota Tim Ahli
17. Dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD., KPTI
Anggota Tim Ahli
18. Prof. dr. Faisal Yunus, PhD, Sp.P
Anggota Tim Ahli
19. Dra. Farida Anwar, Apt. Anggota Tim Ahli
20. dr. Gatot Purwoto, SpOG(K)
Anggota Tim Ahli
21. dr. Gunawan Darmansjah, Sp.An.
Anggota Tim Ahli
22. Prof. dr.Hanafi B. Trisnohadi, Sp.PD,KKV,FINASIM
Anggota Tim Ahli
23. Prof. Dr. dr. Inge Sutanto, M.Phill., Sp.ParK
Anggota Tim Ahli
24. Dr. Irma Ardiana, MAPS Anggota Tim Ahli
25. drg. Junaidah Anggota Tim Ahli
26. dr. Lysbeth Regina Pandjaitan, M.Biomed
Anggota Tim Ahli
27. Dra. Muhti Okayani, Apt., M.Epid.
Anggota Tim Ahli
28. Prof. Dr.dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, FINASIM
Anggota Tim Ahli
29. Prof. Dr. Retno Widowati S., Sp.KK
Anggota Tim Ahli
30. Dr.dr. Rizaldy Taslim Pinzon, Sp.S., M.Kes.
Anggota Tim Ahli
31. dr. Robert Reverger, Sp.KJ
Anggota Tim Ahli
32. Prof.Dr.dr. Sarwono Waspadji, Sp.PD (KEMD)
Anggota Tim Ahli
33. dr. Sawitri Darmiati, Sp.Rad
Anggota Tim Ahli
34. Dr.dr. Sumariyono Sarmidi, Sp.PD, KR
Anggota Tim Ahli
35. drg. Silvia Desiree, Sp.KGA
Anggota Tim Ahli
36. Prof. dr. Taralan Tambunan, Sp.A(K)
Anggota Tim Ahli
37. dr. Virna Dwi Oktariana, Sp.M(K)
Anggota Tim Ahli
123Daftar Obat Esensial Nasional 2017
38. dr. Wawaimuli Arozal, M.Biomed., Pharm.D.
Anggota Tim Ahli
39. Elza Gustanti, S.Si., Apt., MH
Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
40. Yudi Yudhistira Adhimulya, SH, MHum
Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
41. Nurcahyo Adi Nugroho, SH
Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
42. Syahidah, S. Si., Apt. Dit. Tata Kelola Obat dan Perbekkes
43. Myta Suzana, S.Si., Apt. Dit. Tata Kelola Obat dan Perbekkes
44. Dewi Eka Safitri, S.Farm., Apt.
Dit. Tata Kelola Obat dan Perbekkes
45. drg. R. Edi Setiawan, MKM
Dit. Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekkes
46. Jojor Simanjuntak, M.Si., Apt.
Dit. Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekkes
47. dr. Erna Muladi, M.Sc (CMFM)
Dit. Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekkes
48. Dr . Fahrina. Apt. Dit. Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekkes
49. Yeyet Durotul Yatimah, S.Far., Apt.
Dit. Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekkes
50. dr. Upik Rukmini, MKM Dit. Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Pelayanan Kesehatan
51. dr. Adi Pamungkas Dit. Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Pelayanan Kesehatan
52. Drg. Diah Handaryati Dit. Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Pelayanan Kesehatan
53. Dra. Zuharina, Apt. Dit. Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Pelayanan Kesehatan
54. dr. Supinah, MARS Dit. Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Pelayanan Kesehatan
55. Subadri, ST., M.Si. Dit. Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Ditjen Pelayanan Kesehatan
56. dr. Rima Damayanti, M.Kes.
Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
57. dr. Weni Muniarti, MPH Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
58. dr. Irwan Panca, MKM Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
59. dr. Widyawati Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
60. dr. Maria Sondang Margareta
Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
61. dr. Nida Rahmawati, MPH
Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
62. Nanda Indah P, S.Gz Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Kesehatan Masyarakat
124 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
38. dr. Wawaimuli Arozal, M.Biomed., Pharm.D.
Anggota Tim Ahli
39. Elza Gustanti, S.Si., Apt., MH
Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
40. Yudi Yudhistira Adhimulya, SH, MHum
Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
41. Nurcahyo Adi Nugroho, SH
Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
42. Syahidah, S. Si., Apt. Dit. Tata Kelola Obat dan Perbekkes
43. Myta Suzana, S.Si., Apt. Dit. Tata Kelola Obat dan Perbekkes
44. Dewi Eka Safitri, S.Farm., Apt.
Dit. Tata Kelola Obat dan Perbekkes
45. drg. R. Edi Setiawan, MKM
Dit. Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekkes
46. Jojor Simanjuntak, M.Si., Apt.
Dit. Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekkes
47. dr. Erna Muladi, M.Sc (CMFM)
Dit. Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekkes
48. Dr . Fahrina. Apt. Dit. Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekkes
49. Yeyet Durotul Yatimah, S.Far., Apt.
Dit. Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekkes
50. dr. Upik Rukmini, MKM Dit. Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Pelayanan Kesehatan
51. dr. Adi Pamungkas Dit. Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Pelayanan Kesehatan
52. Drg. Diah Handaryati Dit. Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Pelayanan Kesehatan
53. Dra. Zuharina, Apt. Dit. Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Pelayanan Kesehatan
54. dr. Supinah, MARS Dit. Pelayanan Kesehatan Rujukan, Ditjen Pelayanan Kesehatan
55. Subadri, ST., M.Si. Dit. Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Ditjen Pelayanan Kesehatan
56. dr. Rima Damayanti, M.Kes.
Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
57. dr. Weni Muniarti, MPH Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
58. dr. Irwan Panca, MKM Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
59. dr. Widyawati Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
60. dr. Maria Sondang Margareta
Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
61. dr. Nida Rahmawati, MPH
Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat
62. Nanda Indah P, S.Gz Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Kesehatan Masyarakat
125Daftar Obat Esensial Nasional 2017
63. dr. Hariadi Wisnu Wardana
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
64. dr. Pratono Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
65. dr. Rina Handayani, M.Kes.
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
66. drg. Erwinaz Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
67. Rudi E. Hutagalung, B.Sc.
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
68. dr. Rian Hermana Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
69. drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
70. Robert Meison P. Saragih, SKM, M.Kes.
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
71. dr. Uswatun Hasanah Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
72. dr. Frides Susanty Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
73. dr. Rainy Fathiyah Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
74. dr. Fristika Mildya Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
75. dr. Pranti Sri Mulyani Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
76. dr. Romadona Triada Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
126 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
63. dr. Hariadi Wisnu Wardana
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
64. dr. Pratono Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
65. dr. Rina Handayani, M.Kes.
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
66. drg. Erwinaz Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
67. Rudi E. Hutagalung, B.Sc.
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
68. dr. Rian Hermana Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
69. drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
70. Robert Meison P. Saragih, SKM, M.Kes.
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
71. dr. Uswatun Hasanah Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
72. dr. Frides Susanty Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
73. dr. Rainy Fathiyah Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
74. dr. Fristika Mildya Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
75. dr. Pranti Sri Mulyani Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
76. dr. Romadona Triada Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
127Daftar Obat Esensial Nasional 2017
77. dr. Eksi Wijayanti, M.Epid.
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
78. Hipokrates, SKM Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
79. dr. Minerva Theodora Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
80. Eka Desi Purwanti, SKM Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
81. Hashta Meyta, S.ST, S.Si., Apt.
Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
82. Dr. Cornelia Kelyombar Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
83. dr. Danial Umar, Sp.KJ Dit. Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
84. dr. Lina R Mangaweang, Sp.KJ
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
85. Prof. dr. Sjaiful Fahmi Daili, Sp.KK(K)
Dept. Kulit RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
86. dr. Windy Keumala B, Sp.KK
Dept. Kulit RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
87. Dra. Wahyu Renggani, Apt.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
88. Drs. Muhammad Rizal, Apt.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
89. Dra. Endang Prasetyanigsih, Apt., M.Kes
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
90. H. Jum Aidil, S.Si., Apt., M.Si.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
91. Dra. Nur Daonah, Apt. M.Kes.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
92. Merry Kurniawati, S.Farm., Apt.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara
93. Siti Musdalifah, S.Si., Apt.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus
94. Dr. Rina Mutiara, M.Pharm., Apt.
RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
95. Dra. Setianti Haryani, Apt., M.Farm.
RSUP Fatmawati, Jakarta
128 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
77. dr. Eksi Wijayanti, M.Epid.
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
78. Hipokrates, SKM Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
79. dr. Minerva Theodora Dit. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
80. Eka Desi Purwanti, SKM Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
81. Hashta Meyta, S.ST, S.Si., Apt.
Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
82. Dr. Cornelia Kelyombar Dit. Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
83. dr. Danial Umar, Sp.KJ Dit. Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
84. dr. Lina R Mangaweang, Sp.KJ
Dit. Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
85. Prof. dr. Sjaiful Fahmi Daili, Sp.KK(K)
Dept. Kulit RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
86. dr. Windy Keumala B, Sp.KK
Dept. Kulit RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
87. Dra. Wahyu Renggani, Apt.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
88. Drs. Muhammad Rizal, Apt.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
89. Dra. Endang Prasetyanigsih, Apt., M.Kes
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
90. H. Jum Aidil, S.Si., Apt., M.Si.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
91. Dra. Nur Daonah, Apt. M.Kes.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
92. Merry Kurniawati, S.Farm., Apt.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Utara
93. Siti Musdalifah, S.Si., Apt.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus
94. Dr. Rina Mutiara, M.Pharm., Apt.
RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
95. Dra. Setianti Haryani, Apt., M.Farm.
RSUP Fatmawati, Jakarta
129Daftar Obat Esensial Nasional 2017
96. Dra. Siti Susiani, M.Si., Apt.
RSUP Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat
97. Abi Ismail, S.Farm., Apt. RSI Siti Khadijah Palembang, Sumatera Selatan
98. Dra. Dwiana Ardayani, Apt., M.Biomed.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
99. Shanty Milani, S.Si., Apt. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
100. Rina Apriani, S.Si., Apt. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
101. Cicik Agustina, S.Farm., Apt.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
102. dr. Yuniar P.K, Sp.KJ Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI)
103. dr. Isman Firdaus, Sp.JP(K), FIHA, FECS, FAPSIC, FSCAI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia/PERKI)
104. Prof. Dr. dr. Jenny Bashiruddin, Sp.T.H.T.K.L(K)
(PerhimpunanDokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala dan Leher Indonesia/ PERHATI-KL)
105. dr. Selfiyanti Bimantara, Sp.T.H.T.K.L
(PerhimpunanDokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala dan Leher Indonesia/ PERHATI-KL)
106. dr. Rangga Rayendra Saleh, Sp.T.H.T.K.L
(PerhimpunanDokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala dan Leher Indonesia/ PERHATI-KL)
107. dr. Taolin Agustinus, Sp.PD., KGEH., FINASIM
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
108. Dra. Riska Andalusia, Apt., M.Pharm., MARS
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
109. Sukirman PT. Kimia Farma
110. Barokah Sri Utami PT. Phapros
111. Yuli Asmo Pt. Indofarma. Tbk
112. Dra. Ardiyani, M.Si. Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
113. Dra. Dara Amelia, MM., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
114. Drs. Heru Sunaryo, Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
115. Drs. Elon Sirait, Apt., M.Sc.PH
Dit. Pelayanan Kefarmasian
116. Sari Mutiarani, S.Si., Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
117. dr. A. Irwan Irawan Asfar, Sp.FK
Dit. Pelayanan Kefarmasian
118. Dra. Ema Viaza, Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
119. Erie Gusnellyanti, S.Si., MKM., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
120. Andrie Fithriansyah, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
130 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
96. Dra. Siti Susiani, M.Si., Apt.
RSUP Hasan Sadikin, Bandung, Jawa Barat
97. Abi Ismail, S.Farm., Apt. RSI Siti Khadijah Palembang, Sumatera Selatan
98. Dra. Dwiana Ardayani, Apt., M.Biomed.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
99. Shanty Milani, S.Si., Apt. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
100. Rina Apriani, S.Si., Apt. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
101. Cicik Agustina, S.Farm., Apt.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
102. dr. Yuniar P.K, Sp.KJ Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI)
103. dr. Isman Firdaus, Sp.JP(K), FIHA, FECS, FAPSIC, FSCAI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia/PERKI)
104. Prof. Dr. dr. Jenny Bashiruddin, Sp.T.H.T.K.L(K)
(PerhimpunanDokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala dan Leher Indonesia/ PERHATI-KL)
105. dr. Selfiyanti Bimantara, Sp.T.H.T.K.L
(PerhimpunanDokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala dan Leher Indonesia/ PERHATI-KL)
106. dr. Rangga Rayendra Saleh, Sp.T.H.T.K.L
(PerhimpunanDokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok - Bedah Kepala dan Leher Indonesia/ PERHATI-KL)
107. dr. Taolin Agustinus, Sp.PD., KGEH., FINASIM
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
108. Dra. Riska Andalusia, Apt., M.Pharm., MARS
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
109. Sukirman PT. Kimia Farma
110. Barokah Sri Utami PT. Phapros
111. Yuli Asmo Pt. Indofarma. Tbk
112. Dra. Ardiyani, M.Si. Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
113. Dra. Dara Amelia, MM., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
114. Drs. Heru Sunaryo, Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
115. Drs. Elon Sirait, Apt., M.Sc.PH
Dit. Pelayanan Kefarmasian
116. Sari Mutiarani, S.Si., Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
117. dr. A. Irwan Irawan Asfar, Sp.FK
Dit. Pelayanan Kefarmasian
118. Dra. Ema Viaza, Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
119. Erie Gusnellyanti, S.Si., MKM., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
120. Andrie Fithriansyah, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
131Daftar Obat Esensial Nasional 2017
121. Endah Septni Restiati, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
122. Rengganis Pranandari, S.Farm., M.Farm. Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
123. Vitri Sariati, AMF Dit. Pelayanan Kefarmasian
124. Mantiza Perdana H.K, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
125. Nur'aeni, S.Far., Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
126. Dirgahayuni Sari Agustina, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
127. Rosa Laila Sari Murti, S.Farm., M.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
128. Dwi Nur Pratiwi, S.Si., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
129. Fachriah Syamsuddin, S.Si., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
130. Sekar Tyas Hutami, S. Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
131. Shinta Rizki Mandarini, AMF
Dit. Pelayanan Kefarmasian
132. Cecilia Rina Khristanti, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
133. Adriyani, S.Si., Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
134. Siti Martati, SE Dit. Pelayanan Kefarmasian
135. Badrun Samsi Dit. Pelayanan Kefarmasian
136. Utami Tri Adiningsih, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
137. Devina Liretha, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
138. Ibnu Rizal, S.Kom. Dit. Pelayanan Kefarmasian
139. Aditya Maulana Putra, AMD
Dit. Pelayanan Kefarmasian
140. Zahratu Fuady, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
141. Dwinanto Noviyardi Anindya Guna, AMD
Dit. Pelayanan Kefarmasian
132 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
121. Endah Septni Restiati, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
122. Rengganis Pranandari, S.Farm., M.Farm. Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
123. Vitri Sariati, AMF Dit. Pelayanan Kefarmasian
124. Mantiza Perdana H.K, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
125. Nur'aeni, S.Far., Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
126. Dirgahayuni Sari Agustina, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
127. Rosa Laila Sari Murti, S.Farm., M.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
128. Dwi Nur Pratiwi, S.Si., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
129. Fachriah Syamsuddin, S.Si., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
130. Sekar Tyas Hutami, S. Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
131. Shinta Rizki Mandarini, AMF
Dit. Pelayanan Kefarmasian
132. Cecilia Rina Khristanti, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
133. Adriyani, S.Si., Apt. Dit. Pelayanan Kefarmasian
134. Siti Martati, SE Dit. Pelayanan Kefarmasian
135. Badrun Samsi Dit. Pelayanan Kefarmasian
136. Utami Tri Adiningsih, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
137. Devina Liretha, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
138. Ibnu Rizal, S.Kom. Dit. Pelayanan Kefarmasian
139. Aditya Maulana Putra, AMD
Dit. Pelayanan Kefarmasian
140. Zahratu Fuady, S.Farm., Apt.
Dit. Pelayanan Kefarmasian
141. Dwinanto Noviyardi Anindya Guna, AMD
Dit. Pelayanan Kefarmasian
133Daftar Obat Esensial Nasional 2017
134 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
LAMPIRAN IV
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI KETUA/WAKIL KETUA/
ANGGOTA TIM AHLIKOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DOEN
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI KETUA/WAKIL KETUA/ANGGOTA TIM AHLI
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DOEN
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Alamat : Dengan ini menyatakan :
1. Bersedia menjadi Ketua/WakilKetua/Anggota Tim*) dalam Komite Nasional Penyusunan DOEN 2017.
2. Bersedia menghadiri rapat-rapat pembahasan teknis dan pertemuan pleno Penyusunan DOEN 2017.
3. Bersedia menandatangani Surat Pernyataan Bebas Konflik Kepentingan.
Jakarta, ………………………………
( )
*) coret yang tidak perlu
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI KETUA/WAKIL KETUA/ANGGOTA TIM AHLI
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN DOEN
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Alamat : Dengan ini menyatakan :
1. Bersedia menjadi Ketua/WakilKetua/Anggota Tim*) dalam Komite Nasional Penyusunan DOEN 2017.
2. Bersedia menghadiri rapat-rapat pembahasan teknis dan pertemuan pleno Penyusunan DOEN 2017.
3. Bersedia menandatangani Surat Pernyataan Bebas Konflik Kepentingan.
Jakarta, ………………………………
( )
*) coret yang tidak perlu
135Daftar Obat Esensial Nasional 2017
136 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
LAMPIRAN V
SURAT PERNYATAANBEBAS KONFLIK KEPENTINGAN
SURAT PERNYATAAN BEBAS KONFLIK KEPENTINGAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama : Alamat : Dengan ini menyatakan sebagai berikut 1. Kesediaan saya duduk dalam Komite Nasional Penyusunan
Daftar Obat Esensial Nasional (selanjutnya disebut Komnas Penyusunan DOEN) adalah bersifat sukarela, didasarkan kapasitas keilmuan yang saya miliki, dan tidak terpengaruh oleh suatu kepentingan apapun, baik yang berupa kedudukan, finansial, maupun faktor lain yang dapat mempengaruhi netralitas saya dalam mengemukakan pendapat di forum-forum resmi rapat Komnas Penyusunan DOEN.
2. Saya tidak memiliki hubungan keluarga atau kekerabatan apapun apalagi memiliki, menjalankan, mengendalikan, mempunyai kepentingan atau bekerja pada perusahaan atau fasilitas lain yang akan mempengaruhi pendapat dan pertimbangan saya dalam pengambilan keputusan pada forum rapat Komnas Penyusunan DOEN.
3. Saya tidak mengharapkan, meminta atau menerima imbalan atau uang atau apapun yang bernilai dari seseorang, organisasi, atau perusahaan, baik secara langsung atau tidak langsung dalam jumlah sedemikian mempengaruhi obyektifitas saya dalam memberikan pertimbangan atau pengambilan keputusan pada rapat Komnas Penyusunan DOEN.
4. Saya tidak akan bertindak sebagai wakil resmi dari suatu badan dalam memberi pertimbangan pada rapat Komnas Penyusunan DOEN yang dapat menghilangkan obyektifitas saya selaku individu yang ditunjuk dan bertanggung jawab
SURAT PERNYATAAN BEBAS KONFLIK KEPENTINGAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini, Nama : Alamat : Dengan ini menyatakan sebagai berikut 1. Kesediaan saya duduk dalam Komite Nasional Penyusunan
Daftar Obat Esensial Nasional (selanjutnya disebut Komnas Penyusunan DOEN) adalah bersifat sukarela, didasarkan kapasitas keilmuan yang saya miliki, dan tidak terpengaruh oleh suatu kepentingan apapun, baik yang berupa kedudukan, finansial, maupun faktor lain yang dapat mempengaruhi netralitas saya dalam mengemukakan pendapat di forum-forum resmi rapat Komnas Penyusunan DOEN.
2. Saya tidak memiliki hubungan keluarga atau kekerabatan apapun apalagi memiliki, menjalankan, mengendalikan, mempunyai kepentingan atau bekerja pada perusahaan atau fasilitas lain yang akan mempengaruhi pendapat dan pertimbangan saya dalam pengambilan keputusan pada forum rapat Komnas Penyusunan DOEN.
3. Saya tidak mengharapkan, meminta atau menerima imbalan atau uang atau apapun yang bernilai dari seseorang, organisasi, atau perusahaan, baik secara langsung atau tidak langsung dalam jumlah sedemikian mempengaruhi obyektifitas saya dalam memberikan pertimbangan atau pengambilan keputusan pada rapat Komnas Penyusunan DOEN.
4. Saya tidak akan bertindak sebagai wakil resmi dari suatu badan dalam memberi pertimbangan pada rapat Komnas Penyusunan DOEN yang dapat menghilangkan obyektifitas saya selaku individu yang ditunjuk dan bertanggung jawab
137Daftar Obat Esensial Nasional 2017
secara ilmiah dan etik pada rapat pengambilan keputusan dengan Komnas Penyusunan DOEN.
5. Jika dalam melaksanakan tugas sebagai anggota Komnas Penyusunan DOEN, saya memiliki konflik atau resiko kepentingan terhadap obat yang sedang/atau dibahas, maka saya wajib memberitahukan kepada Ketua Tim Ahli atau Direktur Pelayanan Kefarmasian mengenai hal ini dan saya tidak akan ikut serta dalam pelaksanaan pengambilan keputusan.
6. Setiap proses dan hasil rapat Komnas Penyusunan DOEN bersifat rahasia. Oleh sebab itu saya tidak akan menyampaikan informasi apapun yang dihasilkan dari pertemuan resmi kegiatan pertemuan/rapat Komnas Penyusunan DOEN dengan cara apapun dan alasan apapun tanpa persetujuan dari Ketua Tim Ahli dan anggota Komnas Penyusunan DOEN yang lain.
7. Jika dapat dibuktikan secara etik saya tidak mampu memenuhi keenam butir pernyataan diatas, maka saya bersedia untuk sewaktu-waktu menyatakan mengundurkan diri.
138
Yang membuat surat pernyataan
Nama Lengkap Tanggal
Daftar Obat Esensial Nasional 2017
secara ilmiah dan etik pada rapat pengambilan keputusan dengan Komnas Penyusunan DOEN.
5. Jika dalam melaksanakan tugas sebagai anggota Komnas Penyusunan DOEN, saya memiliki konflik atau resiko kepentingan terhadap obat yang sedang/atau dibahas, maka saya wajib memberitahukan kepada Ketua Tim Ahli atau Direktur Pelayanan Kefarmasian mengenai hal ini dan saya tidak akan ikut serta dalam pelaksanaan pengambilan keputusan.
6. Setiap proses dan hasil rapat Komnas Penyusunan DOEN bersifat rahasia. Oleh sebab itu saya tidak akan menyampaikan informasi apapun yang dihasilkan dari pertemuan resmi kegiatan pertemuan/rapat Komnas Penyusunan DOEN dengan cara apapun dan alasan apapun tanpa persetujuan dari Ketua Tim Ahli dan anggota Komnas Penyusunan DOEN yang lain.
7. Jika dapat dibuktikan secara etik saya tidak mampu memenuhi keenam butir pernyataan diatas, maka saya bersedia untuk sewaktu-waktu menyatakan mengundurkan diri.
LAMPIRAN VI
REKAPITULASI USULAN REVISI DOEN
Tanggal
REKAPITULASI USULAN REVISI DOEN
Usulan dari Nama Instansi : Alamat lengkap : No Telp/Fax :
NO KELAS TERAPI
*)
NAMA OBAT
**)
BENTUK SEDIAAN
DAN KEKUATAN
KEMASAN PERUBAHAN ALASAN
***) (+) (-)
Keterangan: *) Kelas terapi sesuai dengan DOEN 2015 **) Nama obat dicantumkan dalam nama generik ***) Berdasarkan literatur/acuan/pustaka terpercaya ***) Dilampirkan literatur/acuan/pustaka terkait
……………………....2016
Cap/tanda tangan
Nama Terang NIP.
REKAPITULASI USULAN REVISI DOEN
Usulan dari Nama Instansi : Alamat lengkap : No Telp/Fax :
NO KELAS TERAPI
*)
NAMA OBAT
**)
BENTUK SEDIAAN
DAN KEKUATAN
KEMASAN PERUBAHAN ALASAN
***) (+) (-)
Keterangan: *) Kelas terapi sesuai dengan DOEN 2015 **) Nama obat dicantumkan dalam nama generik ***) Berdasarkan literatur/acuan/pustaka terpercaya ***) Dilampirkan literatur/acuan/pustaka terkait
……………………....2016
Cap/tanda tangan
Nama Terang NIP.
139Daftar Obat Esensial Nasional 2017
140 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
LAMPIRAN VII
DAFTAR SINGKATAN
Daftar Singkatan
3TC : 2’,3’ dideoxy-3’thiacytidine
A.B.U : Anti Bisa Ular
A.D.S : Anti Diptheria Serum
A.T.S : Anti Tetanus Serum
ADHD : Attention Deficit Hyperactivity Disorder
ART : Atraumatic Restorative Treatment
amp : ampul
b-OPV : bivalent Oral Polio Vaccine
Ca : Calsium
cairan inf : cairan infus
cairan inj : cairan injeksi
CHKM : chlorophenol-camphorated-menthol
DPT : Difteri - Pertusis - Tetanus
DT : Difteri - Tetanus
FDC : Fixed Dose Combination
FTC : 2'-deoxy-5-fluoro-3'thiacytidine
g : gram
HB : Hepatitis B
HCl : hidroklorida
Hib : Haemophilus influenzae type b
ih : inhalasi
inf : infus
inj : injeksi
inj i.k. : injeksi intrakutan
Daftar Singkatan
3TC : 2’,3’ dideoxy-3’thiacytidine
A.B.U : Anti Bisa Ular
A.D.S : Anti Diptheria Serum
A.T.S : Anti Tetanus Serum
ADHD : Attention Deficit Hyperactivity Disorder
ART : Atraumatic Restorative Treatment
amp : ampul
b-OPV : bivalent Oral Polio Vaccine
Ca : Calsium
cairan inf : cairan infus
cairan inj : cairan injeksi
CHKM : chlorophenol-camphorated-menthol
DPT : Difteri - Pertusis - Tetanus
DT : Difteri - Tetanus
FDC : Fixed Dose Combination
FTC : 2'-deoxy-5-fluoro-3'thiacytidine
g : gram
HB : Hepatitis B
HCl : hidroklorida
Hib : Haemophilus influenzae type b
ih : inhalasi
inf : infus
inj : injeksi
inj i.k. : injeksi intrakutan
141Daftar Obat Esensial Nasional 2017
inj i.m. : injeksi intramuskular
inj i.v. : injeksi intravena
inj p.v. : injeksi paravertebral
inj s.k. : injeksi subkutan
IPV : inactivated polio vaccine
IU : International Units
kapl : kaplet
kapl sal enterik : kaplet salut enterik
kaps : kapsul
kaps dalam minyak : kapsul dalam minyak
kaps lunak : kapsul lunak
KDT : Kombinasi Dosis Tetap
kombipak : kombinasi paket (paket obat lepas)
lar : larutan
lar rektal : larutan rektal
lar inf : larutan infus
lf : limes flocculation
LPV/r : lopinavir/ritonavir
MDI : Meter Dose Inhaler
mcg : mikrogram
mg : miligram
mL : mililiter
mm : milimeter
Na : Natrium
NNRTI : Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
NRTI : Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
scalp sol : scalp solution
serb : serbuk
serb inj : serbuk injeksi
serb inj i.v. : serbuk injeksi intravena
sir : sirup
sir kering : sirup kering
sol : solution
sup : supositoria
susp : suspensi
tab : tablet
tab sal : tablet salut
Td : Tetanus difteri
SR : Sustained Release
tab vaginal : tablet vaginal
tts : tetes
tts hidung : tetes hidung
tts mata : tetes mata
tts telinga : tetes telinga
TU : Tuberculin Unit
142 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
inj i.m. : injeksi intramuskular
inj i.v. : injeksi intravena
inj p.v. : injeksi paravertebral
inj s.k. : injeksi subkutan
IPV : inactivated polio vaccine
IU : International Units
kapl : kaplet
kapl sal enterik : kaplet salut enterik
kaps : kapsul
kaps dalam minyak : kapsul dalam minyak
kaps lunak : kapsul lunak
KDT : Kombinasi Dosis Tetap
kombipak : kombinasi paket (paket obat lepas)
lar : larutan
lar rektal : larutan rektal
lar inf : larutan infus
lf : limes flocculation
LPV/r : lopinavir/ritonavir
MDI : Meter Dose Inhaler
mcg : mikrogram
mg : miligram
mL : mililiter
mm : milimeter
Na : Natrium
NNRTI : Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
NRTI : Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor
scalp sol : scalp solution
serb : serbuk
serb inj : serbuk injeksi
serb inj i.v. : serbuk injeksi intravena
sir : sirup
sir kering : sirup kering
sol : solution
sup : supositoria
susp : suspensi
tab : tablet
tab sal : tablet salut
Td : Tetanus difteri
SR : Sustained Release
tab vaginal : tablet vaginal
tts : tetes
tts hidung : tetes hidung
tts mata : tetes mata
tts telinga : tetes telinga
TU : Tuberculin Unit
143Daftar Obat Esensial Nasional 2017
144 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
LAMPIRAN VIII
INDEKS KELAS TERAPI
INDEKS KELAS TERAPI
NO KELAS TERAPI HALAMAN
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
7, 41
1.1 ANALGESIK NARKOTIK 7, 41
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK 7, 41
1.3 ANTIPIRAI 8, 41
2. ANESTETIK 8, 41
2.1 ANESTETIK LOKAL 8, 41
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN 8, 42
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF 9, 42
3 ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS 9, 42
4 ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN 9, 42
4.1 KHUSUS 9, 42
4.2 UMUM 10, 42
INDEKS KELAS TERAPI
NO KELAS TERAPI HALAMAN
1. ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
7, 41
1.1 ANALGESIK NARKOTIK 7, 41
1.2 ANALGESIK NON NARKOTIK 7, 41
1.3 ANTIPIRAI 8, 41
2. ANESTETIK 8, 41
2.1 ANESTETIK LOKAL 8, 41
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN 8, 42
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF 9, 42
3 ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS 9, 42
4 ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN 9, 42
4.1 KHUSUS 9, 42
4.2 UMUM 10, 42
145Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
5 ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI 10, 42
6 ANTIINFEKSI 10, 43
6.1 ANTELMINTIK 10, 43
6.1.1 Antelmintik Intestinal 10, 43
6.1.2 Antifilaria 11, 43
6.1.3 Antisistosoma 11, 43
6.2 ANTIBAKTERI 11, 44
6.2.1 Beta Laktam 11, 44
6.2.2 Antibakteri Lain 12, 44
6.2.2.1 Tetrasiklin 12, 44
6.2.2.2 Kloramfenikol 12, 44
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim 12, 45
6.2.2.4 Makrolid 13, 45
6.2.2.5 Aminoglikosida 13, 45
6.2.2.6 Kuinolon 13, 45
NO KELAS TERAPI HALAMAN
6.2.2.7 Penggunaan Khusus 13, 45
6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 13, 46
6.3.1 Antilepra 13, 46
6.3.2 Antituberkulosis 13, 46
6.4 ANTIFUNGI 16, 48
6.5 ANTIPROTOZOA 16, 49
6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis 16, 49
6.5.2 Antimalaria 16, 49
6.5.2.1 Untuk Pencegahan 16, 49
6.5.2.2 Untuk Pengobatan 17, 49
6.6 ANTIVIRUS 17, 49
6.6.1 Antiherpes 17, 49
6.6.2 Antiretroviral (Hanya untuk Program) 17, 49
6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) 17, 49
146 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
5 ANTIEPILEPSI – ANTIKONVULSI 10, 42
6 ANTIINFEKSI 10, 43
6.1 ANTELMINTIK 10, 43
6.1.1 Antelmintik Intestinal 10, 43
6.1.2 Antifilaria 11, 43
6.1.3 Antisistosoma 11, 43
6.2 ANTIBAKTERI 11, 44
6.2.1 Beta Laktam 11, 44
6.2.2 Antibakteri Lain 12, 44
6.2.2.1 Tetrasiklin 12, 44
6.2.2.2 Kloramfenikol 12, 44
6.2.2.3 Sulfametoksazol-Trimetoprim 12, 45
6.2.2.4 Makrolid 13, 45
6.2.2.5 Aminoglikosida 13, 45
6.2.2.6 Kuinolon 13, 45
NO KELAS TERAPI HALAMAN
6.2.2.7 Penggunaan Khusus 13, 45
6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS 13, 46
6.3.1 Antilepra 13, 46
6.3.2 Antituberkulosis 13, 46
6.4 ANTIFUNGI 16, 48
6.5 ANTIPROTOZOA 16, 49
6.5.1 Antiamubiasis dan Antigiardiasis 16, 49
6.5.2 Antimalaria 16, 49
6.5.2.1 Untuk Pencegahan 16, 49
6.5.2.2 Untuk Pengobatan 17, 49
6.6 ANTIVIRUS 17, 49
6.6.1 Antiherpes 17, 49
6.6.2 Antiretroviral (Hanya untuk Program) 17, 49
6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) 17, 49
147Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
6.6.2.2 Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) 18, 50
6.6.2.3 Protease Inhibitor 18, 50
6.6.2.4 Kombinasi: NRTI + NNRTI 18, 50
7 ANTIMIGREN 18, 50
8 ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF
19, 51
8.1 HORMON DAN ANTIHORMON 19, 51
8.2 IMUNOSUPRESAN 19, 51
8.3 SITOTOKSIK 19, 51
8.4 LAIN-LAIN 21, 51
9 ANTIPARKINSON 21, 51
10 OBAT yang MEMENGARUHI DARAH 21, 51
10.1 ANTIANEMIA 21, 51
NO KELAS TERAPI HALAMAN 10.2 OBAT yang MEMENGARUHI
KOAGULASI 21, 51
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI 22, 52
11 PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 22, 52
11.1 PRODUK DARAH 22, 52
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER 22, 52
12 DIAGNOSTIK 22, 52
12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
22, 52
12.2 TES FUNGSI 23, 52
12.2.1 Mata 23, 52
12.3 TES KULIT 23, 52
13 ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 23, 52
13.1 ANTISEPTIK 23, 52
13.2 DISINFEKTAN 23, 52
148 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
6.6.2.2 Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI) 18, 50
6.6.2.3 Protease Inhibitor 18, 50
6.6.2.4 Kombinasi: NRTI + NNRTI 18, 50
7 ANTIMIGREN 18, 50
8 ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI PALIATIF
19, 51
8.1 HORMON DAN ANTIHORMON 19, 51
8.2 IMUNOSUPRESAN 19, 51
8.3 SITOTOKSIK 19, 51
8.4 LAIN-LAIN 21, 51
9 ANTIPARKINSON 21, 51
10 OBAT yang MEMENGARUHI DARAH 21, 51
10.1 ANTIANEMIA 21, 51
NO KELAS TERAPI HALAMAN 10.2 OBAT yang MEMENGARUHI
KOAGULASI 21, 51
10.3 INTOKSIKASI ZAT BESI 22, 52
11 PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA 22, 52
11.1 PRODUK DARAH 22, 52
11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER 22, 52
12 DIAGNOSTIK 22, 52
12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
22, 52
12.2 TES FUNGSI 23, 52
12.2.1 Mata 23, 52
12.3 TES KULIT 23, 52
13 ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN 23, 52
13.1 ANTISEPTIK 23, 52
13.2 DISINFEKTAN 23, 52
149Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
13.3 LAIN-LAIN 23, 53
14 OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT 23, 53
14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI
23, 53
14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL 24, 53
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES 24, 53
14.4 BAHAN TUMPAT 24, 53
14.5 PREPARAT LAINNYA 24, 54
15 DIURETIK 25, 54
16 HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 25, 54
16.1 HORMON ANTIDIURETIK 25, 54
16.2 ANTIDIABETES 25, 54
16.2.1 Antidiabetes, Oral 25, 54
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral 26, 55
NO KELAS TERAPI HALAMAN
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMENGARUHI FERTILITAS
26, 55
16.3.1 Androgen 26, 55
16.3.2 Estrogen 26, 55
16.3.3 Progestogen 26, 55
16.3.4 Kontrasepsi 26, 55
16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral 26, 55
16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral 27, 56
16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan 27, 56
16.3.5 Lain-lain 27, 56
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID 27, 56
16.5 KORTIKOSTEROID 27, 56
17 OBAT KARDIOVASKULER 27, 56
17.1 ANTIANGINA 27, 56
17.2 ANTIARITMIA 28, 56
150 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
13.3 LAIN-LAIN 23, 53
14 OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT 23, 53
14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI
23, 53
14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL 24, 53
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES 24, 53
14.4 BAHAN TUMPAT 24, 53
14.5 PREPARAT LAINNYA 24, 54
15 DIURETIK 25, 54
16 HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPSI 25, 54
16.1 HORMON ANTIDIURETIK 25, 54
16.2 ANTIDIABETES 25, 54
16.2.1 Antidiabetes, Oral 25, 54
16.2.2 Antidiabetes, Parenteral 26, 55
NO KELAS TERAPI HALAMAN
16.3 HORMON KELAMIN dan OBAT yang MEMENGARUHI FERTILITAS
26, 55
16.3.1 Androgen 26, 55
16.3.2 Estrogen 26, 55
16.3.3 Progestogen 26, 55
16.3.4 Kontrasepsi 26, 55
16.3.4.1 Kontrasepsi, Oral 26, 55
16.3.4.2 Kontrasepsi, Parenteral 27, 56
16.3.4.3 Kontrasepsi, Implan 27, 56
16.3.5 Lain-lain 27, 56
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID 27, 56
16.5 KORTIKOSTEROID 27, 56
17 OBAT KARDIOVASKULER 27, 56
17.1 ANTIANGINA 27, 56
17.2 ANTIARITMIA 28, 56
151Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
17.3 ANTIHIPERTENSI 28, 56
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET 29, 57
17.5 TROMBOLITIK 29, 57
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG 29, 57
17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS 29, 57
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA 30, 57
18 OBAT TOPIKAL untuk KULIT 30, 58
18.1 ANTIAKNE 30, 58
18.2 ANTIBAKTERI 30, 58
18.3 ANTIFUNGI 30, 58
18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK 31, 58
18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS 31, 58
18.6 KAUSTIK 31, 59
18.7 KERATOLITIK 31, 59
NO KELAS TERAPI HALAMAN
18.8 LAIN-LAIN 31, 59
19 LARUTAN DIALISIS PERITONEAL 31, 59
20 LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN 31, 59
20.1 ORAL 31, 59
20.2 PARENTERAL 32, 59
20.3 LAIN – LAIN 32, 59
21 OBAT untuk MATA 32, 59
21.1 ANESTETIK LOKAL 32, 60
21.2 ANTIMIKROBA 32, 60
21.3 ANTIINFLAMASI 33, 60
21.4 MIDRIATIK 33, 60
21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA 33, 60
22 OKSITOSIK 33, 60
23 PSIKOFARMAKA 33, 61
152 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
17.3 ANTIHIPERTENSI 28, 56
17.4 ANTIAGREGASI PLATELET 29, 57
17.5 TROMBOLITIK 29, 57
17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG 29, 57
17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS 29, 57
17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA 30, 57
18 OBAT TOPIKAL untuk KULIT 30, 58
18.1 ANTIAKNE 30, 58
18.2 ANTIBAKTERI 30, 58
18.3 ANTIFUNGI 30, 58
18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK 31, 58
18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS 31, 58
18.6 KAUSTIK 31, 59
18.7 KERATOLITIK 31, 59
NO KELAS TERAPI HALAMAN
18.8 LAIN-LAIN 31, 59
19 LARUTAN DIALISIS PERITONEAL 31, 59
20 LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN 31, 59
20.1 ORAL 31, 59
20.2 PARENTERAL 32, 59
20.3 LAIN – LAIN 32, 59
21 OBAT untuk MATA 32, 59
21.1 ANESTETIK LOKAL 32, 60
21.2 ANTIMIKROBA 32, 60
21.3 ANTIINFLAMASI 33, 60
21.4 MIDRIATIK 33, 60
21.5 MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA 33, 60
22 OKSITOSIK 33, 60
23 PSIKOFARMAKA 33, 61
153Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
23.1 ANTIANSIETAS 33, 61
23.2 ANTIDEPRESI 34, 61
23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI 34, 61
23.4 ANTIPSIKOSIS 34, 61
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) 34, 62
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR 35, 62
23.7 OBAT untuk PROGRAM RUMATAN METADON (HANYA UNTUK PROGRAM)
35, 62
24 RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE
35, 62
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER
35, 62
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS 35, 62
25 OBAT untuk SALURAN CERNA 35, 62
NO KELAS TERAPI HALAMAN
25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS 35, 62
25.2 ANTIEMETIK 36, 63
25.3 ANTIHEMOROID 36, 63
25.4 ANTISPASMODIK 36, 63
25.5 OBAT untuk DIARE 36, 63
25.6 KATARTIK 37, 64
25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI 37, 64
26 OBAT untuk SALURAN NAPAS 37, 64
26.1 ANTIASMA 37, 64
26.2 ANTITUSIF 38, 65
26.3 EKSPEKTORAN 38, 65
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS 38, 65
27 OBAT yang MEMENGARUHI SISTEM IMUN
38, 65
154 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
23.1 ANTIANSIETAS 33, 61
23.2 ANTIDEPRESI 34, 61
23.3 ANTIOBSESI KOMPULSI 34, 61
23.4 ANTIPSIKOSIS 34, 61
23.5 OBAT untuk ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) 34, 62
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR 35, 62
23.7 OBAT untuk PROGRAM RUMATAN METADON (HANYA UNTUK PROGRAM)
35, 62
24 RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE
35, 62
24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI NEUROMUSKULER
35, 62
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS 35, 62
25 OBAT untuk SALURAN CERNA 35, 62
NO KELAS TERAPI HALAMAN
25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS 35, 62
25.2 ANTIEMETIK 36, 63
25.3 ANTIHEMOROID 36, 63
25.4 ANTISPASMODIK 36, 63
25.5 OBAT untuk DIARE 36, 63
25.6 KATARTIK 37, 64
25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI 37, 64
26 OBAT untuk SALURAN NAPAS 37, 64
26.1 ANTIASMA 37, 64
26.2 ANTITUSIF 38, 65
26.3 EKSPEKTORAN 38, 65
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS 38, 65
27 OBAT yang MEMENGARUHI SISTEM IMUN
38, 65
155Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN 38, 65
27.2 VAKSIN 39, 65
28 OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROK 39, 66
29 VITAMIN dan MINERAL 40, 66
156 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
NO KELAS TERAPI HALAMAN
27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN 38, 65
27.2 VAKSIN 39, 65
28 OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROK 39, 66
29 VITAMIN dan MINERAL 40, 66
LAMPIRAN IX
INDEKS NAMA OBAT
A
A.B.U.I, 38
A.B.U.II, 38
A.D.S, 38
A.T.S, 39, 65
adrenalin, 9, 29, 37, 42, 64
air untuk injeksi, 32, 59
albendazol, 10, 43
alopurinol, 8, 41
amfoterisin B, 16, 32
aminofilin, 37, 64
amiodaron, 28
amitriptilin, 34, 61
amlodipin, 28, 56
amoksisilin, 11, 44
ampisilin, 11
anastrozol, 19
antasida, 35, 62
artesunat, 17, 49
articulating paper, 24, 54
asam asetilsalisilat, 29, 57
asam askorbat, 40, 66
asam benzoat, 30, 58
asam folat, 21, 40, 51, 66
asam retinoat, 30, 58
asam salisilat, 30,31,58,59
asetazolamid, 33, 60
asetosal, 29, 57
asiklovir, 17, 49
asparaginase, 19
atenolol, 27
atrakurium, 35
atropin, 9, 33, 36, 42, 63
azatioprin, 19
B
bahan tumpatan sementara, 24, 53
barium sulfat, 22
bedak salisil, 31, 59
benserazid, 21
benzatin benzil penisilin, 11, 44
betametason, 31, 33, 58
bisakodil, 37, 64
bismut subgalat, 36, 63
bisoprolol, 28, 56
A
A.B.U.I, 38
A.B.U.II, 38
A.D.S, 38
A.T.S, 39, 65
adrenalin, 9, 29, 37, 42, 64
air untuk injeksi, 32, 59
albendazol, 10, 43
alopurinol, 8, 41
amfoterisin B, 16, 32
aminofilin, 37, 64
amiodaron, 28
amitriptilin, 34, 61
amlodipin, 28, 56
amoksisilin, 11, 44
ampisilin, 11
anastrozol, 19
antasida, 35, 62
artesunat, 17, 49
articulating paper, 24, 54
asam asetilsalisilat, 29, 57
asam askorbat, 40, 66
asam benzoat, 30, 58
asam folat, 21, 40, 51, 66
asam retinoat, 30, 58
asam salisilat, 30,31,58,59
asetazolamid, 33, 60
asetosal, 29, 57
asiklovir, 17, 49
asparaginase, 19
atenolol, 27
atrakurium, 35
atropin, 9, 33, 36, 42, 63
azatioprin, 19
B
bahan tumpatan sementara, 24, 53
barium sulfat, 22
bedak salisil, 31, 59
benserazid, 21
benzatin benzil penisilin, 11, 44
betametason, 31, 33, 58
bisakodil, 37, 64
bismut subgalat, 36, 63
bisoprolol, 28, 56
157
INDEKS NAMA OBAT
Daftar Obat Esensial Nasional 2017
bleomisin, 19
budesonid, 37, 64
bupivakain, 8
bupivakain heavy, 8
busulfan, 19
C
CHKM, 24, 53
D
dakarbazin, 19
daktinomisin, 19
dapson, 13, 46
daunorubisin, 19
deferoksamin mesilat, 22
deksametason, 9, 19, 27, 37, 42, 51, 56, 64
depo medroksi progesteron asetat, 26
desmopresin, 25
dialisa peritoneal, 31
diazepam, 9, 10, 33, 42, 61
dietilkarbamazin, 11, 43
difenhidramin, 9, 42
digoksin, 28, 29
dihidro artemisinin, 17, 49
diltiazem, 27, 28
dimenhidrinat, 36, 63
dobutamin, 29
doksisiklin, 12, 16, 49
doksorubisin, 20
domperidon, 36, 63
dopamin, 29
dosetaksel, 20
DT, 39, 65
E
efavirenz, 18, 50
emtricitabine, 17, 50
epinefrin, 9, 24, 29, 37, 42, 54, 64
ergokalsiferol, 40, 66
ergotamin, 18, 50
eritromisin, 13, 45
estrogen terkonjugasi, 26
etambutol, 13, 14, 15 , 46, 47
etanol, 23, 52
etil klorida, 8, 24, 41, 54
etinilestradiol, 26, 55
etoposid, 20
eugenol, 23, 53
F
faktor VIII (konsentrat), 22
faktor IX kompleks, 22
fenitoin, 10, 43
fenobarbital, 10, 43
fenofibrat, 30
fenoksimetil penisilin, 11, 44
fentanil, 7
ferro fumarat, 40, 66
ferro glukonat, 40, 66
ferro sulfat, 21, 40, 51, 66
fitomenadion, 21, 51
flufenazin, 34
flukonazol, 16
fluoksetin, 34, 61
fluor, 24,53
fluoresein, 23, 52
fluorourasil, 20
formokresol, 23, 53
fraksi protein plasma, 22
furosemid, 25, 29, 54, 57
G
garam oralit, 31, 36, 59, 63
gemfibrozil, 30
gentamisin, 13, 32, 60
glass ionomer ART (Atraumatic Restorative Treatment), 24, 53
glibenklamid, 25, 54
gliklazid, 25
glikuidon, 25
glimepirid, 25, 55
glipizid, 25, 55
gliseril trinitrat, 27, 56
gliserin, 37, 64
griseofulvin, micronized, 16, 48
gutta percha dan paper points, 23, 53
158 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
bleomisin, 19
budesonid, 37, 64
bupivakain, 8
bupivakain heavy, 8
busulfan, 19
C
CHKM, 24, 53
D
dakarbazin, 19
daktinomisin, 19
dapson, 13, 46
daunorubisin, 19
deferoksamin mesilat, 22
deksametason, 9, 19, 27, 37, 42, 51, 56, 64
depo medroksi progesteron asetat, 26
desmopresin, 25
dialisa peritoneal, 31
diazepam, 9, 10, 33, 42, 61
dietilkarbamazin, 11, 43
difenhidramin, 9, 42
digoksin, 28, 29
dihidro artemisinin, 17, 49
diltiazem, 27, 28
dimenhidrinat, 36, 63
dobutamin, 29
doksisiklin, 12, 16, 49
doksorubisin, 20
domperidon, 36, 63
dopamin, 29
dosetaksel, 20
DT, 39, 65
E
efavirenz, 18, 50
emtricitabine, 17, 50
epinefrin, 9, 24, 29, 37, 42, 54, 64
ergokalsiferol, 40, 66
ergotamin, 18, 50
eritromisin, 13, 45
estrogen terkonjugasi, 26
etambutol, 13, 14, 15 , 46, 47
etanol, 23, 52
etil klorida, 8, 24, 41, 54
etinilestradiol, 26, 55
etoposid, 20
eugenol, 23, 53
F
faktor VIII (konsentrat), 22
faktor IX kompleks, 22
fenitoin, 10, 43
fenobarbital, 10, 43
fenofibrat, 30
fenoksimetil penisilin, 11, 44
fentanil, 7
ferro fumarat, 40, 66
ferro glukonat, 40, 66
ferro sulfat, 21, 40, 51, 66
fitomenadion, 21, 51
flufenazin, 34
flukonazol, 16
fluoksetin, 34, 61
fluor, 24,53
fluoresein, 23, 52
fluorourasil, 20
formokresol, 23, 53
fraksi protein plasma, 22
furosemid, 25, 29, 54, 57
G
garam oralit, 31, 36, 59, 63
gemfibrozil, 30
gentamisin, 13, 32, 60
glass ionomer ART (Atraumatic Restorative Treatment), 24, 53
glibenklamid, 25, 54
gliklazid, 25
glikuidon, 25
glimepirid, 25, 55
glipizid, 25, 55
gliseril trinitrat, 27, 56
gliserin, 37, 64
griseofulvin, micronized, 16, 48
gutta percha dan paper points, 23, 53
159Daftar Obat Esensial Nasional 2017
H
haloperidol, 34, 61
halotan, 8
heksaklorofen, 36, 63
hemodialisa, 31
heparin, Na, 21
hepatitis imunoglobulin, 38
hidrogen peroksida, 23, 39, 52, 66
hidroklorotiazid, 28, 56
hidrokortison, 27, 31 ,58
hidroksi urea, 20
hidroksiklorokuin, 19
hiosin butilbromid, 36, 63
human insulin, 26
human tetanus immunoglobulin, 38
I
ibuprofen, 7, 41
ifosfamid, 20
inactivated polio vaccine (IPV), 39, 65
indakaterol maleat, 38
insulin intermediate, 26
insulin regular, 26
ioheksol, 22
iopamidol, 22
ipratropium bromida, 37, 38, 64
isofluran, 8
isoniazid, 13, 14, 15, 16, 46, 47, 48
isosorbid dinitrat, 28, 29, 56, 57
J
-
K
kafein, 18, 50
kalium klorida, 31
kalk, 40, 66
kalsium folinat, 21
kalsium glukonat, 9, 40, 66
kalsium hidroksida, 23, 53
kalsium hipoklorit, 23, 52
kalsium karbonat, 40, 66
kalsium laktat, 40, 66
kaptopril, 28, 29, 57
karbamazepin, 10, 43
karbogliserin, 39, 66
karbon aktif, 10, 42
karvedilol, 29
ketamin, 8
ketokonazol, 16, 30, 48, 58
ketoprofen, 8
klofazimin, micronized, 13, 46
klorpromazin, 34, 36, 61, 63
klomifen sitrat, 27
klomipramin, 34
klonidin, 28
klorambusil, 20
kloramfenikol, 12, 30, 32, 44, 58, 60
klorfeniramin, 9, 42
klorfenol kamfer mentol, 24, 53
klorheksidin, 23, 24, 52, 53
klorpromazin, 34, 36, 61, 63
klozapin, 34, 61
kodein, 7, 38, 41, 65
kolkisin, 8, 41
kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, pirazinamid, 14, 47
kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, 15, 47
kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, pirazinamid, 15, 48
kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, 16, 48
kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol, 14, 46
kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, 14, 46
kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, 15, 48
kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol, 15, 47
160 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
H
haloperidol, 34, 61
halotan, 8
heksaklorofen, 36, 63
hemodialisa, 31
heparin, Na, 21
hepatitis imunoglobulin, 38
hidrogen peroksida, 23, 39, 52, 66
hidroklorotiazid, 28, 56
hidrokortison, 27, 31 ,58
hidroksi urea, 20
hidroksiklorokuin, 19
hiosin butilbromid, 36, 63
human insulin, 26
human tetanus immunoglobulin, 38
I
ibuprofen, 7, 41
ifosfamid, 20
inactivated polio vaccine (IPV), 39, 65
indakaterol maleat, 38
insulin intermediate, 26
insulin regular, 26
ioheksol, 22
iopamidol, 22
ipratropium bromida, 37, 38, 64
isofluran, 8
isoniazid, 13, 14, 15, 16, 46, 47, 48
isosorbid dinitrat, 28, 29, 56, 57
J
-
K
kafein, 18, 50
kalium klorida, 31
kalk, 40, 66
kalsium folinat, 21
kalsium glukonat, 9, 40, 66
kalsium hidroksida, 23, 53
kalsium hipoklorit, 23, 52
kalsium karbonat, 40, 66
kalsium laktat, 40, 66
kaptopril, 28, 29, 57
karbamazepin, 10, 43
karbogliserin, 39, 66
karbon aktif, 10, 42
karvedilol, 29
ketamin, 8
ketokonazol, 16, 30, 48, 58
ketoprofen, 8
klofazimin, micronized, 13, 46
klorpromazin, 34, 36, 61, 63
klomifen sitrat, 27
klomipramin, 34
klonidin, 28
klorambusil, 20
kloramfenikol, 12, 30, 32, 44, 58, 60
klorfeniramin, 9, 42
klorfenol kamfer mentol, 24, 53
klorheksidin, 23, 24, 52, 53
klorpromazin, 34, 36, 61, 63
klozapin, 34, 61
kodein, 7, 38, 41, 65
kolkisin, 8, 41
kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, pirazinamid, 14, 47
kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, 15, 47
kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, pirazinamid, 15, 48
kombinasi (anak): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, 16, 48
kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol, 14, 46
kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk dosis tetap (KDT/FDC), rifampisin, isoniazid, 14, 46
kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, 15, 48
kombinasi (dewasa): Paduan dalam bentuk kombipak, rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol, 15, 47
161Daftar Obat Esensial Nasional 2017
kombinasi: dihidro artemisinin, piperakuin,17, 49
kombinasi: zidovudin, lamivudin, 17, 49
kombinasi FDC (anak): zidovudin, lamivudin, nevirapin, 18, 50
kombinasi: ergotamin, kafein, 18, 50
kombinasi: ferro sulfat, ferro fumarat, ferro glukonat, asam folat, 40, 66
kombinasi: ipratropium bromida, salbutamol, 38
kombinasi: levonorgestrel, etinilestradiol, 26, 55
kombinasi: lopinavir, ritonavir (LPV/r), 18, 50
kombinasi tenofovir dan emtricitabine (FTC), 17, 50
kombinasi: tenofovir, lamivudin, efavirenz, 18, 50
kombinasi anestetik lokal gigi: lidokain HCl, epinefrin, 24, 54
kombinasi antifungi: asam benzoat,asam salisilat, 30, 58
kombinasi antihemoroid: bismut subgalat, heksaklorofen, lidokain, seng oksida, 36, 63
kombinasi antiparkinson: benserazid, levodopa, 21
kombinasi kotrimoksazol:
sulfametoksazol dan trimetoprim, 12, 45
kombinasi kotrimoksazol (dewasa) sulfametoksazol dan trimetoprim, 12, 45
kombinasi kotrimoksazol forte (dewasa) sulfametoksazol dan trimetoprim, 12, 45
komposit resin, 24 ,54
kuinin, 17, 49
L
laktulosa, 37, 64
lamivudin (3TC), 17, 49
larutan mengandung asam amino, 32, 59
larutan mengandung elektrolit, 32, 59
larutan mengandung karbohidrat, 32, 59
larutan mengandung karbohidrat + elektrolit, 32, 59
larutan mengandung lipid, 32
leukovorin, Ca, 21
levodopa, 21
levonorgestrel, 26, 27, 55, 56
levotiroksin, 27
lidokain, 8, 24, 28, 36, 39, 41, 54, 63, 66
liquor carbonis detergens, 31, 59
lisinopril, 29, 57
litium karbonat, 35
loratadin, 9, 42
lorazepam, 33, 61
lopinavir, 18, 50
lugol, 27
M
magnesium sulfat, 10, 42, 43
manitol, 25, 32
mebendazol, 10 , 43
medroksi progesteron asetat, 26, 27, 56
melfalan, 20
merkaptopurin, 20
mesna, 21
metadon, 35, 62
metformin, 26, 55
metildopa, 29
metilergometrin, 33, 60
metilfenidat, 34
metilprednisolon, 19, 27, 37
metoklopramid, 36, 63
metotreksat, 19, 20
metronidazol, 13, 16, 45, 49
midazolam, 9
mikonazol, 30, 58
mometason furoat, 31, 58
morfin, 7
N
n-asetil sistein, 38, 65
nalokson, 9
natrium bikarbonat, 9, 31, 42, 59
natrium diklofenak, 8, 41
natrium hipoklorit, 24, 53
natrium tiosulfat, 9, 42
neostigmin, 35
nevirapin, 18, 50
162 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
kombinasi: dihidro artemisinin, piperakuin,17, 49
kombinasi: zidovudin, lamivudin, 17, 49
kombinasi FDC (anak): zidovudin, lamivudin, nevirapin, 18, 50
kombinasi: ergotamin, kafein, 18, 50
kombinasi: ferro sulfat, ferro fumarat, ferro glukonat, asam folat, 40, 66
kombinasi: ipratropium bromida, salbutamol, 38
kombinasi: levonorgestrel, etinilestradiol, 26, 55
kombinasi: lopinavir, ritonavir (LPV/r), 18, 50
kombinasi tenofovir dan emtricitabine (FTC), 17, 50
kombinasi: tenofovir, lamivudin, efavirenz, 18, 50
kombinasi anestetik lokal gigi: lidokain HCl, epinefrin, 24, 54
kombinasi antifungi: asam benzoat,asam salisilat, 30, 58
kombinasi antihemoroid: bismut subgalat, heksaklorofen, lidokain, seng oksida, 36, 63
kombinasi antiparkinson: benserazid, levodopa, 21
kombinasi kotrimoksazol:
sulfametoksazol dan trimetoprim, 12, 45
kombinasi kotrimoksazol (dewasa) sulfametoksazol dan trimetoprim, 12, 45
kombinasi kotrimoksazol forte (dewasa) sulfametoksazol dan trimetoprim, 12, 45
komposit resin, 24 ,54
kuinin, 17, 49
L
laktulosa, 37, 64
lamivudin (3TC), 17, 49
larutan mengandung asam amino, 32, 59
larutan mengandung elektrolit, 32, 59
larutan mengandung karbohidrat, 32, 59
larutan mengandung karbohidrat + elektrolit, 32, 59
larutan mengandung lipid, 32
leukovorin, Ca, 21
levodopa, 21
levonorgestrel, 26, 27, 55, 56
levotiroksin, 27
lidokain, 8, 24, 28, 36, 39, 41, 54, 63, 66
liquor carbonis detergens, 31, 59
lisinopril, 29, 57
litium karbonat, 35
loratadin, 9, 42
lorazepam, 33, 61
lopinavir, 18, 50
lugol, 27
M
magnesium sulfat, 10, 42, 43
manitol, 25, 32
mebendazol, 10 , 43
medroksi progesteron asetat, 26, 27, 56
melfalan, 20
merkaptopurin, 20
mesna, 21
metadon, 35, 62
metformin, 26, 55
metildopa, 29
metilergometrin, 33, 60
metilfenidat, 34
metilprednisolon, 19, 27, 37
metoklopramid, 36, 63
metotreksat, 19, 20
metronidazol, 13, 16, 45, 49
midazolam, 9
mikonazol, 30, 58
mometason furoat, 31, 58
morfin, 7
N
n-asetil sistein, 38, 65
nalokson, 9
natrium bikarbonat, 9, 31, 42, 59
natrium diklofenak, 8, 41
natrium hipoklorit, 24, 53
natrium tiosulfat, 9, 42
neostigmin, 35
nevirapin, 18, 50
163Daftar Obat Esensial Nasional 2017
nifedipin, 29
nikardipin, 29
nistatin, 16, 24 ,30, 48, 53, 58
nitrogen oksida, 8
norepinefrin, 30
noretisteron, 26
O
oksigen, 9, 42
oksimetazolin, 40, 66
oksitosin, 33, 60
omeprazol, 35, 62
ondansetron, 36
P
paklitaksel, 20
paraformaldehid, 23
parasetamol, 8, 41
pasta devitalisasi (non arsen), 25, 54
pasta pengisi saluran akar, 24, 53
pengganti plasma golongan gelatin, 22
penisilin V, 11, 44
perak nitrat, 31
perak sulfadiazin, 30, 58
permetrin, 31, 58
petidin, 7
pilokarpin, 33, 60
piperakuin, 17, 49
piridoksin, 40, 66
piridostigmin, 35
podofilin, 31
povidon iodin, 23, 52
pirantel pamoat, 11, 43
prazikuantel, 11, 43
prednison, 27
primakuin, 17, 49
prokain benzilpenisilin, 11
propiltiourasil, 27
propofol, 9
propranolol, 28, 56
protamin sulfat, 9, 21
Q
-
R
ranitidin, 35, 62
retinol, 40 ,67
rifampisin, 13, 14, 15, 16, 46, 47, 48
ritonavir, 18, 50
risperidon, 34, 61
rokuronium, 35
S
salbutamol, 37, 38, 64
salep 2-4, 31, 58
sefadroksil, 11, 44
sefazolin, 11
sefiksim, 12
seftriakson, 12
seng oksida, 36, 63
serum anti bisa ular, 38
serum antidifteri, 38
serum antirabies, 38
serum antitetanus, 39, 65
setirizin, 9, 42
sianokobalamin, 21, 51
siklofosfamid, 20
siklosporin, 19
simvastatin, 30, 57
siprofloksasin, 13, 32, 45, 60
sisplatin, 20
sitarabin, 20
spironolakton, 25, 54
streptokinase, 29
streptomisin, 16, 48
sufentanil, 7
sulfametoksazol, 12, 45
sulfasalazin, 37
surgical ginggival pack, 25, 54
T
tamoksifen, 19
Td, 39, 66
tenofovir, 17, 18, 50
164 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
nifedipin, 29
nikardipin, 29
nistatin, 16, 24 ,30, 48, 53, 58
nitrogen oksida, 8
norepinefrin, 30
noretisteron, 26
O
oksigen, 9, 42
oksimetazolin, 40, 66
oksitosin, 33, 60
omeprazol, 35, 62
ondansetron, 36
P
paklitaksel, 20
paraformaldehid, 23
parasetamol, 8, 41
pasta devitalisasi (non arsen), 25, 54
pasta pengisi saluran akar, 24, 53
pengganti plasma golongan gelatin, 22
penisilin V, 11, 44
perak nitrat, 31
perak sulfadiazin, 30, 58
permetrin, 31, 58
petidin, 7
pilokarpin, 33, 60
piperakuin, 17, 49
piridoksin, 40, 66
piridostigmin, 35
podofilin, 31
povidon iodin, 23, 52
pirantel pamoat, 11, 43
prazikuantel, 11, 43
prednison, 27
primakuin, 17, 49
prokain benzilpenisilin, 11
propiltiourasil, 27
propofol, 9
propranolol, 28, 56
protamin sulfat, 9, 21
Q
-
R
ranitidin, 35, 62
retinol, 40 ,67
rifampisin, 13, 14, 15, 16, 46, 47, 48
ritonavir, 18, 50
risperidon, 34, 61
rokuronium, 35
S
salbutamol, 37, 38, 64
salep 2-4, 31, 58
sefadroksil, 11, 44
sefazolin, 11
sefiksim, 12
seftriakson, 12
seng oksida, 36, 63
serum anti bisa ular, 38
serum antidifteri, 38
serum antirabies, 38
serum antitetanus, 39, 65
setirizin, 9, 42
sianokobalamin, 21, 51
siklofosfamid, 20
siklosporin, 19
simvastatin, 30, 57
siprofloksasin, 13, 32, 45, 60
sisplatin, 20
sitarabin, 20
spironolakton, 25, 54
streptokinase, 29
streptomisin, 16, 48
sufentanil, 7
sulfametoksazol, 12, 45
sulfasalazin, 37
surgical ginggival pack, 25, 54
T
tamoksifen, 19
Td, 39, 66
tenofovir, 17, 18, 50
165Daftar Obat Esensial Nasional 2017
X
-
Y
-
Z
zidovudin, 17, 18, 49, 50
zinc, 36, 63
terbutalin, 38, 64
testosteron, 26
tetrakain, 32, 60
tetrasiklin, 12, 32, 44, 60
tiamin, 40 ,67
timolol, 33, 60
tiopental, 9
triheksifenidil, 21
trimetoprim, 12 ,45
tuberkulin protein purified derivative, 23 , 52
U
urea, 31
V
vaksin BCG, 39, 65
vaksin jerap difteri tetanus, 39, 65
vaksin jerap tetanus difteri, 39, 66
vaksin hepatitis rekombinan, 39, 65
vaksin DPT-HB-Hib, 39, 65
vaksin measles rubella, 39, 66
vaksin bivalen Oral Polio
(b-OPV), 39, 65
vaksin rabies, 39, 66
valproat, 10, 35, 43, 62
valsartan, 29
vankomisin, 13
vasopresin, 25
verapamil, 28
vinblastin, 21
vinkristin, 21
vitamin A, 40, 67
vitamin B1, 40, 67
vitamin B6, 40, 66
vitamin B12, 21, 51
vitamin C, 40, 66
vitamin D2, 40, 66
vitamin K1, 21, 51
W
warfarin, 22
166 Daftar Obat Esensial Nasional 2017
X
-
Y
-
Z
zidovudin, 17, 18, 49, 50
zinc, 36, 63
terbutalin, 38, 64
testosteron, 26
tetrakain, 32, 60
tetrasiklin, 12, 32, 44, 60
tiamin, 40 ,67
timolol, 33, 60
tiopental, 9
triheksifenidil, 21
trimetoprim, 12 ,45
tuberkulin protein purified derivative, 23 , 52
U
urea, 31
V
vaksin BCG, 39, 65
vaksin jerap difteri tetanus, 39, 65
vaksin jerap tetanus difteri, 39, 66
vaksin hepatitis rekombinan, 39, 65
vaksin DPT-HB-Hib, 39, 65
vaksin measles rubella, 39, 66
vaksin bivalen Oral Polio
(b-OPV), 39, 65
vaksin rabies, 39, 66
valproat, 10, 35, 43, 62
valsartan, 29
vankomisin, 13
vasopresin, 25
verapamil, 28
vinblastin, 21
vinkristin, 21
vitamin A, 40, 67
vitamin B1, 40, 67
vitamin B6, 40, 66
vitamin B12, 21, 51
vitamin C, 40, 66
vitamin D2, 40, 66
vitamin K1, 21, 51
W
warfarin, 22
167Daftar Obat Esensial Nasional 2017
168 Daftar Obat Esensial Nasional 2017