kel.2 antijamur blm edit
DESCRIPTION
antijamurTRANSCRIPT
KEMOTERAPEUTIKA ANTIJAMUR (ANTIFUNGAL)Gambaran umum mengenai jamur, infeksi akibat jamur dan mekanisme kerja antijamur
Presented by:• Annisa Noor Insany 260110110088• Andini Faramitha 260110110089• Yola Trias Yuliana 260110110090• Lia Lestari 260110110091• Indah Firdayani 260110110092• Annisa Saraswati 260110110093• Laura Katharina 260110110094• Selvira Anandia 260110110095• Firdha Senja 260110110096• Gustyan Pratama 260110110097• Nisrinna Farzadillah 260110110098• Annisa Desy Aryanti 260110110099• Astriana Fitriani 260110110100
Presented by:• Valentina Hasian S. 260110110101• Anis Khairunnisa 260110110102• Nurul Hadi 260110110103• Dita Apriani 260110110104• Armydha Iga 260110110105• Bimo Dwi Patra 260110110106• Gina Fajar 260110110107• Dilla Wulan N. 260110110108• Isni Meisya A. 260110110109• Aryo Dwi Wicaksono 260110110110• Agam 260110110111• Foni Seviana 260110110113
PENGERTIAN JAMUR 88
FUNGI (JAMUR), Pada umumnya jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
Jamur adalah organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan, dan ragi. Beberapa jenis jamur dapat berkembang pada permukaan tubuh yang bisa menyebabkan infeksi kulit, kuku, mulut atau vagina.
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar. Khamir tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.
Kapang, tubuh atau talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman). Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa.
ANATOMI DAN MORFOLOGI JAMUR 88
Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler, ada pula yang mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin.
Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebut benang hifa.
Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel.
Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya.
Video 89
Overview of fungal structure
MORFOLOGI JAMUR PATOGEN 89
Jamur patogen dapat sebagai ragi atau sebagai hifa. Sebuah hifa disebut miselia. Ragi adalah organisme uniseluler dan miselia adalah struktur filamen multiseluler, dibentuk oleh sel-sel tubular dengan dinding sel. Ragi berkembang biak dengan tunas. Miselia yang tidak memiliki septa disebut coenocytic (non-septate). Beberapa jamur menjadi ragi dan miselium. Ini disebut jamur dimorfik.
Candida Albicans -- Ragi dan hifa
REPRODUKSI JAMUR 90
Jamur bereproduksi secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara, dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu tumbuh menjadi tubuh. Sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa.
MIKOSIS 90
Infeksi yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis.
Ada empat jenis penyakit mikotik:1. Hipersensitivitas - reaksi alergi terhadap jamur
dan spora2. Mycotoxicoses – keracunan pada manusia dan
hewan oleh produk makanan yang terkontaminasi oleh jamur yang menghasilkan racun dari substrat biji-bijian
3. Mycetismus - menelan toksin (keracunan jamur)
4. Infeksi - invasi jaringan
JENIS MIKOSIS 91
Infeksi jamur secara umum dibedakan menjadi infeksi jamur sistemik dan superfisial.
Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton.
Mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina
Beberapa jenis mikosis superfisial antara lain sebagai berikut: 91
Tinea capitisMerupakan infeksi jamur yang menyerang stratum corneum kulit kepala dan rambut kepala, disebabkan oleh jamur Mycrosporum dan Trichophyton. Gejalanya adalah rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah dan tinggal rambut yang pendek-pendek pada daerah yang botak. Pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edematous dan bernanah.
Cont’d 92
Tinea favosaMerupakan infeksi pada kulit kepala, kulit badan yang tidak berambut dan kuku. Penyebabnya adalah Trichophyton schoenleinii. Gejalanya berupa bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau bernanah.
Tinea barbaeMerupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan kulit leher, rambut dan folikel rambut. Penyebabnya adalah Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.
Cont’d 92
Dermatophytosis (Tinea pedis, Athele foot)Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah. Penyebabnya adalah Trichophyton sp.
Tinea crurisMerupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit sekitarnya. Penyebabnya adalah Epidermophyton floccosum atau Trichophyton sp.
Tinea versicolor (panu)Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih kekuning-kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu punggung, axilla, leher dan perut bagian atas. Penyebabnya adalah Malassezia furtur.
PATOGENESIS 93
Jamur superfisial menghadapi beberapa kendala saat menginvasi jaringan keratin. Jamur harus tahan terhadap efek sinar ultraviolet, variasi suhu dan kelembaban, persaingan dengan flora normal, asam lemak fungistatik dan sphingosines yang diproduksi oleh keratinosit. Setelah proses tersebut, spora harus tumbuh dan menembus stratum korneum dengan kecepatan lebih cepat daripada proses deskuamasi.
Cont’d 93
Proses penetrasi ini dilakukan melalui sekresi proteinase, lipase, dan enzim musinolitik, yang juga memberikan nutrisi. Trauma dan maserasi juga membantu terjadinya penetrasi. Mekanisme pertahanan baru muncul setelah lapisan epidermis yang lebih dalam telah dicapai, termasuk kompetisi dengan zat besi oleh transferin tidak tersaturasi dan juga penghambatan pertumbuhan jamur oleh progesteron. Di tingkat ini, derajat peradangan sangat tergantung pada aktivasi sistem kekebalan tubuh.
Penyebab Jamur dapat tumbuh dan berkembang biak di dalam
darah manusia 94Pemakaian AntibiotikDiabetes
Infeksi Sinus
Kanker
AIDS
Obat Anti Jamur
Untuk Infeksi Sistemik
Amfoterisin B Flusitosin
Imidazol & Triazol
- Ketonazol- Itrakonazol- Flukonazol- Vorikonazol
Kospofungi
Terbinafin
Untuk infeksi dermatif & mukokutan
Griseofulvin
Imidazol
- Mikonazol- Klorimazon- Ekonazol- Ketonazol
- Sulkonazol- Terkonazol- Tiokonazol
- Sertakonazol
Alilamin & Benzilamin
- Naftifin- Terbinafin-Butenofin
PolienCo/
Nistatin
Lain-lain
- Asam benzoat & asam salilsilat
- Asam undesilenat- Siklopiroksolami
- Terbinafin
95
PENGGOLONGAN OBAT ANTIFUNGI
GOLONGAN AZOL 96
1. KETOKONAZOL Spektrum luas efektif terhadap Blastomyces
dermatitidis, Candida species, Coccidiodes immitis, Histoplasma capsulatum, Malasezzia furfur, Paracoccidiodes brasiliensis.
Ketokonazol juga efektif terhadap dermatofit tetapi tidak efektif terhadap Aspergillus spesies dan Zygomycetes.
Ketokonazol dapat menginhibisi biosintesis steroid, seperti halnya pada jamur.
ITRAKONAZOL 96
Itrakonazol mempunyai aktifitas spektrum yang luas terhadap Aspergillosis sp., Blastomyces dermatidis, Candida sp., Cossidiodes immitis, Cryptococcus neoformans, Histoplasma capsulatum, Malassezia furfur, Paracoccidiodes brasiliensis, Scedosporium apiospermum dan Sporothrix schenckii.
Efek samping yang sering dijumpai adalah masalah gastrointestinal seperti mual, nyeri abdomen dan konstipasi. Efek samping lain seperti sakit kepala, pruritus, dan ruam alergi.
FLUKONAZOL 96
Flukonazol efektif untuk mengatasi kandidiasis oral atau esophageal, criptococcal meningitis dan pada penelitian lain dinyatakan efektif pada sporotrikosis (limfokutaneus dan visceral).
Efek samping : masalah gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, nyeri abdomen dan juga sakit kepala. Selain itu hipersensitivitas, agranulositosis, sindroma Stevens Johnsons, hepatotoksik, trombositopenia dan efek pada sistem saraf pusat.
VARIKONAZOL 97
Varikonazol mempunyai spektrum yang luas terhadap Aspergillus sp., Blastomyces dermatitidis, Candida sp, Candida spp flukonazol resistant., Cryptococcus neoforams, Fusarium sp., Histoplasma capsulatum, dan Scedosporium apospermum. Tidak efektif terhadap Zygomycetes.
Vorikonazol dapat ditoleransi baik oleh manusia. Efek toksik vorikonazol yang sering ditemukan adalah gangguan penglihatan bersifat teratogenik pada hewan dan kontraindikasi pada wanita hamil
POSAKONAZOL 97
Posakonazol memiliki kemampuan antijamur terluas saat ini. Tidak ditemukan resistensi silang posakonazol dengan flukonazol. Posakonazol merupakan satu-satunya golongan azol yang dapat menghambat jamur golongan Zygomycetes. Posakonazol juga dapat digunakan dalam pengobatan aspergilosis dan fusariosis.
VIDEO 97
The role of azol
GOLONGAN ALILAMIN 98
Terbinafin Terbinafin merupakan anti jamur yang berspektrum
luas. Efektif terhadap dermatofit yang bersifat fungisidal dan fungistatik untuk Candida albicans tetapi bersifat fungisidal terhadap Candida parapsilosis.
Terbinafin juga efektif terhadap Aspergillosis sp., Blastomyces dermatitidis, Histoplasma capsulatum, Sporothrix schenxkii dan beberapa dermatiaceous moulds.
Efek samping pada gastrointestinal seperti diare, dispepsia, dan nyeri abdomen. Terbinafin tidak direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit hepar kronik atau aktif
GOLONGAN POLIEN 98
1. Amfoterisin B Amfoterisin B mempunyai aktifitas spektrum
yang luas terhadap Aspergillus sp., Mucorales sp., Blastomyces dermatitidid, candida sp., Coccidiodiodes immitis, Cryptococcus neoformans, Histoplasma capsulatum, paracoccidioides brasiliensis, Penicillium marneffei.
Efek samping toksik yang paling serius adalah kerusakan tubulus ginjal
2. NistatinNistatin merupakan antibotik yang digunakan sebagai antijamur, diisolasi dari Streptomyces nourse pada tahun 1951
VIDEO 98
The role of Amphotericin
GOLONGAN EKINOKANDIN 991. Kaspofungin Kaspofungin adalah antijamur sistemik dari
suatu kelas baru yang disebut ekinokandin. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis beta (1,3)-D glukan, suatu komponen esensial yang membentuk dinding sel jamur
Kaspofungin mempunyai aktifitas spektrum yang terbatas. Kaspofungin efektif terhadap Aspergillus fumigates, Aspergillus flavus dan Aspergillus terreus.
Kaspofungin diindikasikan untuk infeksi jamur sebagai berikut:1.Kandidiasis invasif, termasuk kandidemia pada pasien neutropenia atau non-neutropenia. 2. Kandidiasis esofagus3. Kandidiasis orofarings4. Aspergilosis invasif yang sudah refrakter ter hadap antijamur lainnya.
Efek samping yang sering dijumpai yaitu demam, adanya ruam kulit, mual, muntah 99
2. Mikafungin Pada tahun 2005, mikafungin disetujui FDA
untuk terapi esofagitis kandida pada pasien HIV.
Mikafungin juga bermanfaat untuk terapi aspergilosis invasive
3. Anindulafungin Anindulafungin merupakan kelompok
ekinokandin yang telah disetujui FDA tahun 2006 untuk penatalaksanaan kandidiasis esophagus, peritonitis dan abses intraabdomen disebabkan candida 99
VIDEO 99
The role of echinocandins
GOLONGAN LAIN 100
1. Flusitosin Flusitosin efektif terhadap Candida sp.,
Cryptococcus neoformans, Cladophialophora carrionii, Fonsecaea sp., Phialophora verrucosa.
Efek samping yang sering dijumpai yaitu mual,muntah dan diare
Mekanisme Kerja 100
1. Flusitosin masuk ke dalam sel jamur dengan bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma akan bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi menjadi 5-fluorourasil dan fosforilasi.2. Sintesis protein sel jamur terganggu akibat penghambatan Iangsung sintesis DNA oleh metabolit fluorourasil. Keadaan ini tidak terjadi pada sel mamalia karena dalam tubuh mamalia flusitosin tidak diubah menjadi fluorourasil.
2. Griseofulvin 100 Griseofulvin mempunyai aktifitas spektrum
yang terbatas hanya untuk spesies Epidermophyton flocossum, Microsporum sp., dan Trichophyton sp., yang merupakan penyebab infeksi jamur pada kulit, rambut kuku.
Griseofulvin tidak efektif terhadap kandidiasis kutaneus dan pitiriasis versikolor
Efek samping griseofulvin biasanya ringan berupa sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri abdomen. Timbulnya reaksi urtikaria dan erupsi kulit dapat terjadi pada sebagian pasien
Penggolongan Obat Antijamur
Topikal
GOLONGAN AZOL-IMIDAZOL 100
Klotrimazol Klotrimazol dapat digunakan untuk pengobatan
dermatifitosis, kandidiasis oral, kutaneus dan genital. Untuk pengobatan oral kandidiasis, diberikan oral troches (10 mg) 5 kali sehari selama 2 minggu atau lebih. Untuk pengobatan kandidiasis vaginalis diberikan dosis 500 mg pada hari ke-1, 200 mg hari ke-2, atau 100 mg hari ke-6 yang dimasukkan ke dalam vagina. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan krim klotrimazol 1% dosis dan lamanya pengobatan tergantung kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari.
101
Ekonazol Ekonazol dapat digunakan untuk pengobatan
dermatofitosis dan kandidiasis oral, kutaneus dan genital. Untuk pengobatan kandidiasis vaginalis diberikan dosis 150 mg yang dimasukkan ke dalam vagina selama 3 hari berurut-turut. Untuk pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan ekonazol krim 1 %, dosis dan lamanya tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari. Ekonazol penetrasi dengan cepat di stratum korneum. Kurang dari 1% diabsorpsi ke dalam darah. Sekitar 3% pasien mengalami eritema lokal, sensasi terbakar, tersengat, atau gatal.
101
MikonazolMikonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor, serta kandidiasis oral, kutaneus dan genital. Mikonazol cepat berpenetrasi pada stratum korneum dan bertahan lebih dari 4 hari setelah pengolesan. Kurang dari 1% diabsorpsi dalam darah. Absorpsi kurang dari 1,3% di vagina.
Efek samping pemakaian topikal vagina adalah rasa terbakar, gatal atau iritasi 7% kadang-kadang terjadi kram di daerah pelvis (0,2%), sakit kepala, urtika, atau skin rash. Iritasi, rasa terbakar dan maserasi jarang terjadi pada pemakaian kutaneus. Mikonazol aman digunakan pada wanita hamil, meskipun beberapa ahli menghindari pemakaian pada kehamilan trimester pertama.
102
KetokonazolKetokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor, kutaneus kandidiasis dan dapat juga untuk pengobatan dermatitis seboroik. Pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan krim ketokonazol 1%, dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan sekali sehari sedangkan pengobatan dermatitis seboroik dioleskan 2 kali sehari. Pengobatan pitiriasis versikolor menggunakan ketokonazol 2% dalam bentuk shampoo sebanyak 2 kali seminggu selama 8 minggu.
102
SulkonazolSulkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidiasis kutaneus. Pengobatan infeksi jamur pada kulit digunakan sulkonazol krim 1%. Dosis dan lamanya pengobatan tergantung dari kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan tinea korporis , tinea kruris ataupun pitiriasis versikolor dioleskan 1 atau 2 kali sehari selama 3 minggu dan untuk tinea pedis dioleskan 2 kali sehari selama 4 minggu.
Terkonazol Terkonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan kandidiasis kutaneus dan genital. Pengobatan kandidiasis vaginalis yang disebabkan Candida albicans, digunakan terkonazol krim vagina 0,4% (20 gr terkonazol) yang dimasukkan ke dalam vagina menggunakan aplikator sebelum waktu tidur, 1 kali sehari selama 3 hari berturut-turut dan vaginal supositoria dengan dosis 80 mg terkonazol, dimasukkan ke dalam vagina, 1 kali sehari sebelum waktu tidur selama 3 hari berturut-turut.
103
TiokonazolTiokonazol digunakan untuk pengobatan dermatofitosis serta kandidiasis kutaneus dan genital. Untuk pengobatan kandidiasis vaginalis diberikan dosis tunggal sebanyak 300 mg dimasukkan ke dalam vagina. Untuk infeksi pada kulit digunakan tiokonazol krim 1%, dosis dan lamanya pengobatan tergantung kondisi pasien, biasanya untuk pengobatan tinea korporis dan kandidiasis kutaneus biasanya diberikan selama 2-4 minggu dan dioleskan 2 kali sehari. Untuk tinea pedis dioleskan 2 kali sehari selama 6 minggu, untuk tinea kruris dioleskan 2 kali sehari selama 2 minggu dan untuk pitirisis versikolor dioleskan 2 kali sehari selama 1-4 minggu.
SertakonazolSertakonazol dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan candida sp, digunakan sertakonazol krim 2%
GOLONGAN ALILAMIN/BENZILAMIN 103
NaftifinNaftifin dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis dan Candida sp., Untuk pengobatan digunakan krim naftifin hidroklorida krim 1% dioleskan 1 kali sehari selama 1 minggu.
TerbinafinTerbinafin dapat digunakan untuk pengobatan dermatofitosis, pitiriasis versikolor dan kandidiasis kutaneus. Digunakan terbinafin krim 1% yang dioleskan 1 atau 2 kali sehari. Untuk pengobatan tinea korporis dan tinea kruris digunakan selama 1-2 minggu, untuk tinea pedis selama 2-4 minggu, untuk kandidiasis kutaneus selama 1-2 minggu dan untuk pitiriasis versikolor selama 2 minggu.
Butenafin
Butenafin merupakan golongan benzilamin aktifitas antijamurnya sama dengan golongan alilamin. Butenafin bersifat fungisidal terhadap dermatofita dan dapat digunakan untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris dan tinea pedis, dioleskan 1 kali sehari selama 4 minggu.
GOLONGAN POLIEN 104
NistatinPengobatan kandidiasis kutis dapat digunakan nistatin topikal pada kulit atau membrane mukosa (rongga mulut, vagina). Nistatin biasanya tidak bersifat toksik tetapi kadang-kadabng dapat timbul mual, muntah dan diare jika diberikan dengan dosis tinggi.Untuk pengobatan kandidiasis vaginalis diberikan 1 atau 2 vaginal suppossitoria (100.000 setiap unitnya) yang diberikan selama kurang lebih 14 hari.
ANTIJAMUR GOLONGAN LAIN 104 Asam Undesilenat
Asam undesilenat bersifat fungistatik, dapat juga bersifat fungisidal apabila terpapar lama dengan konsentrasi yang tinggi pada agen jamur. Tersedia dalam bentuk salep, krim, bedak spray powder, sabun, dan cairan. Salap asam undesilenat mengandung 5% asam undesilenat dan 20% zinc undesilenat. Zinc bersifat astringent yang menekan inflamasi. Preparat ini digunakan untuk mengatasi dermatomikosis, khususnya tinea pedis. Efektifitas masih lebih rendah dari imidazol, haloprogin atau tolnaftat. Preparat ini juga dapat digunakan pada ruam popok, dan tinea kruris.
Salep Whitefield
Pada tahun 1970, Arthur Whitefield membuat preparat salep yang mengandung 12% asam benzoate dan 6% asam salisilat. Kombinasi ini dikenal dengan salep Whitefield. Asam benzoat bekerja sebagai fungistatik, dan asam salisilat sebagai keratolitik sehingga menyebabkan deskuamasi keratin yang mengandung jamur. Preparat nini sering menyebabkan iritasi khususnya jika dipakai pada permukaan kulit yang luas. Selain itu absorpsi secara sistemik dapat terjadi, dan menyebabkan toksisitas asam salisilat, khususnya pada pasien yang mengalami gagal ginjal. Digunakan untuk mengatasi tinea pedis, dan tinea kruris.
104
AmorolfinAmorolfin merupakan phenylpropylpiperidine. Bekerja dengan cara menghambat biosintesis ergosterol jamur. Aktifitas spektrumnya luas, dapat digunakan untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris, tinea pedis dan onikomikosis. Untuk infeksi jamur pada kulit amorolfin dioleskan satu kali sehari selama 2-3 minggu sedangkan untuk tinea pedis selama 6 bulan.
105
Siklopiroks olaminSiklopiroks olamin adalah antijamur sintetik hydroxypyridone, bersifat fungisidal, sporisida dan memiliki penetrasi yang baik pada kulit dan kuku. Siklopiroks efektif untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris, tinea pedis, onikomikosis, kandidiasis kutaneus dan pitiriasis versikolor.15
105 Haloprogin
Haloprogin merupakan halogenated phenolic, efektif untuk pengobatan tinea korporis, tinea kruris, tinea pedis dan pitiriasis versikolor, dengan konsentrasi 1% dioleskan 2 kali sehari selama 2-4 minggu.
Timol
Timol adalah antiseptik yang larut dalam alkohol efektif dalam bentuk tingtur untuk mengobati onikolisis. Timol bekerja sebagai antiseptik membunuh organisme pada saat alkohol menguap. Tidak tersedia preparat komersil; ahli farmakologi mencampur 2-4% timol ke dalam larutan dasar seperti etanol 95% dan mengendap di dasar botol. Pemakaiannya jari ditegakkan vertikal lalu diteteskan solusio sampai menyentuh hiponikium, gaya gravitasi dan tekanan permukaan secara cepat mendistribusikan timol ke bagian terdalam dari ruang subungual. Penggunaan timol beresiko iritasi, dan memiliki bau yang tidak menyenangkan
105
Castellani’s paint
Castellani’s paint (carbol fuchsin paint) memiliki aktifitas antijamur dan antibacterial. Digunakan sebagai terapi tinea pedis, dermatitis seboroik, tinea imbrikata. Efek sampingnya adalah iritasi dan reaksi toksik terhadap fenol.
Alumunium Chloride
Alumunium Chloride 30% memiliki efikasi mirip dengan Castellani’s paint pada terapi tinea pedis.
Gentian Violet
Gentian violet adalah triphenylmethane (rosaniline) dye. Produk yang dipasarkan mengandung 4% tetramethyl dan pentamethyl congeners campuran ini membentuk kristal violet. Solusio gentian violet dengan konsentrasi 0,5-2% digunakan pada infeksi jamur mukosa. Gentian violet memiliki efek antijamur dan antibaterial.
106
Potassium PermanganatPotassium permanganat tidak memiliki aktifitas antijamur. Pada pengenceran 1:5000 sering digunakan untuk meredakan inflamasi akibat kandidiasi intertriginosa.
Selenium SulphideLosio 2,5% selenium sulphide untuk terapi pitiriasis versikolor dan dermatitis seboroik. Pengguinaan losio selama 10 menit satu kali sehari selama pemakaian 7 hari, tidak terjadi absorpsi perkutaneus yang signifikan. Selenium sulphide 2,5% dalam bentuk sampo dapat menyebabkan iritasi pada kulit kepala atau perubahan warna rambut. Losio selenium sulphide juga digunakan sebagai sampo pada tinea kapitis yang telah diberikan terapi oral griseofulvin.
Zinc Pyrithione
Zinc pyrithione adalah antijamur dan antibakteri yang digunakan mengatasi pitiriasis sika. Sampo zinc pyrithione 1% efektif pada terapi pitiriasis versikolor yang dioleskan setiap hari selama 2 minggu.
106
Sodium Thiosulfate dan Salicylic AcidSolusio 25% sodium thiosulfate dikombinasi dengan 1% salicylic acid tersedia preparat komersial dan digunakan pada tinea versikolor.
Prophylen Glycol
Prophylen glycol (50% dalam air) telah digunakan untuk mengatasi pitiriasis versikolor. Prophylen glycol 4-6% sebagai agen keratolitik, yang secara in vitro bersifat fungistatik terhadap Malassezia furfur kompleks (bentuk dari Pityrosporum spp). Solusio propylene glycol-urea- asam laktat juga telah digunakan untuk onikomikosis.
SPEKTRUM 107
Histoplasma capsulatum
Cryptococcus neoforman
Candida sp.
Aspergillus Blastomyces dermatidtis
AMFOTERISIN B
KETOKONAZOL, MIKONAZOL, KLOTRIMAZOL, EKONAZOL
ITRAKONAZOL
NISTATIN
FLUSITOSIN
GRISEOFULVIN
107
EPIDERMOPHYTO
TRICHOPHYTON
MICROSPORUM
ONIKOMIKOSIS
HALOPROGIN
ASAM UNDESILENAT
TERBINAFIN
Mekanisme Kerja Antijamur 108
1• Gangguan pada Membran sel
2• Penghambatan biosintesis Ergosterol
3• Penghambatan sintesis asam nukleat
dan protein jamur
4• Penghambatan mitosis jamur
Terjadi karena adanya
gangguan ergosterol dalam sel
jamur yang mudah
diserang oleh
antibiotik
Kompleks polien-
ergosterol yang terjadi
dapat membentuk suatu pori
Melalui pori
tersebut konstitue
n essensial sel jamur
bocor keluar
Gangguan pada Membran sel 1081
Contoh : Antibiotik 108
Antibiotik polien yang mampu mengikat sterol membran mengakibatkan perubahan permeabilitas membran fungi. Hal ini mengakibatkan terjadinya asidifikasi internal, kebocoran protein sel, dan kehilangan ester fosfat, asam organik, dan nukleotida. Meskipun berbagai antibiotik polien ditemukan, tetapi hanya amfoterisin B (Gambar 20.3) yang digunakan luas. Nistatin digunakan sebagai agen topikal.
Penghambatan biosintesis Ergosterol 109
Membran biologi terdiri atas lipid, protein, dan lipoprotein. Membran sel berperan sebagai pembatas (barrier) difusi molekul air, ion, nutrien, dan sistem transport. Beberapa agen antimikroba dapat mengakibatkan disorganisasi membran lipid ganda.
Membran fungi berisi sterol (terutama ergosterol), sedangkan bakteri tidak memilikinya.
Ergosterol adalah komponen penting yang menjaga integritas membran sel jamur dengan cara mengatur fluiditas dan keseimbangan dinding membran sel jamur.
2
109
Senyawa yang dapat mengganggu sintesis membran fungi adalah imidazol, mikonazol, ketonazol, clotrimazol, dan flukonazol. Senyawa-senyawa ini menghambat inkorporasi subunit ergosterol, sehingga dapat langsung merusak membran.
Antijamur golongan azol bekerja secara tidak langsung mengganggu biosintesis ergosterol dengan cara mengganggu demetilasi ergosterol pada jalur sitokrom P450(demetilasi prekursor ergosterol). kemudian menghambat 14-α- demetilase, yaitu enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis ergosterol (sterol utama membran sel jamur).
Cara Kerja : 109
Pada konsentrasi tinggi, azol menyebabkan K+ dan komponen lain bocor keluar dari sel jamur.
Senyawa turunan azol mempengaru
hi permeabilitas
dinding sel melalui
penghambatan sitokrom P450 jamur
menghambat biosintesa trigliserida
dan fosfolipid jamur
menghambat beberapa
enzim pada jamur yg
mengakibatkan
terbentuknya toksik
hidrogen peroksida,
juga menghambat
sintesis androgen
Penghambatan sintesis asam nukleat dan protein jamur 110 mekanisme ini disebabkan oleh senyawa
turunan pirimidin Efek antijamur terjadi karena senyawa
turunan pirimidin mampu mengalami metabolisme dalam sel jamur menjadi suatu antimetabolit
Metabolik antagonis tersebut kemudian bergabung dengan asam ribonukleat dan kemudian menghambat sintesis asam nukleat dan protein jamur.
Contoh: Flusitosin
3
Cara Kerja 110
• Mengganggu sintesis asam nukleat dengan cara menterminasi secara dini rantai RNA dan menginterupsi sintesis DNA.
• Sebagai contoh obat antijamur yang mengganggu sintesis asam nukleat adalah 5flusitosin (5 FC),
Fluorinated pyrimidinerelated to flurouracil.
Flusitosin adalah anti jamur sintetik yang berasal dari fluorinasi pirimidin dan mempunyai persamaan struktur dengan fluorourasil dan floksuridin. Obat ini berbentuk kristal putih tidak berbau, sedikit larut dalam air tapi mudah larut dalam alkohol.
Cell Wall Active Antifungals 111
Cell membrane • Polyene antibiotics • Azole antifungals
DNA/RNA synthesis • Pyrimidine analogues - Flucytosine
Cell wall • Echinocandins -Caspofungin acetate (Cancidas)
Mekanisme kerja Flusitosin 111
Flusitosin masuk ke dalam sel
jamur dengan bantuan sitosin
deaminase
Mengalami deaminasi menjadi 5-
Fluorourasil, dalam
sitoplasma akan
bergabung dengan RNA
Sintesis protein sel jamur terganggu
akibat penghambatan
langsung sintesis DNA
oleh metabolit fluorourasil.
Penghambatan Mitosis Jamur 113
Efek antijamur ini terjadi karena adanya senyawa antibiotik Griseofulvin yang mampu mengikat protein mikrotubuli dalam sel
3
Griseofulvin yang mengikat protein
mikrotubuli dalam sel,
merusak struktur spindle mitotic
menghentikan metafasa pembelahan sel
menghambat polimerisasitubulin menjadi mikrotubulus.
Kemud i an
113
Griseofulvin adalah antibiotik yang bersifat fungistatik. Secara invitro griseofulvin dapat menghambat pertumbuhan berbagai spesies dari Microsporum, Epidermophyton dan Trichophyton.
Pada penggunaan per oral griseofulvin diabsorpsi secara lambat, dengan memperkecil ukuran partikel, absorpsi dapat ditingkatkan.
Griseofulvin ditimbun di sel-sel terbawah dari sel epidermis, sehingga keratin yang baru terbentuk akan tetap dilindungi terhadap infeksi jamur.
113
• Griseofulvin dimetabolisme di hati dengan dealkilasi dan metabolitnya yang inaktif diekskresi dalam urine sebagai glukuronid.
• Griseofulvin biasanya hanya digunakan untuk mengobati infeksi dermatofit pada kulit, kuku atau rambut.