uji aktivitas antijamur ekstrak etanol, petroleum

27
AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU CENGKEH (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) TERHADAP Candida albicans DAN Trichophyton rubrum SKRIPSI Oleh: KANSRINA SARASWATI K 100 060 032 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010

Upload: dinhbao

Post on 14-Jan-2017

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL DAUN

BENALU CENGKEH (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.)

TERHADAP Candida albicans DAN Trichophyton rubrum

SKRIPSI

Oleh:

KANSRINA SARASWATI

K 100 060 032

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2010

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

ii

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL

DAUN BENALU CENGKEH (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.)

TERHADAP Candida albicans DAN Trichophyton rubrum

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

di Surakarta

Oleh:

KANSRINA SARASWATI

K100060032

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2010

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

iii

PENGESAHAN SKRIPSI Berjudul :

AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL

DAUN BENALU CENGKEH (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.)

TERHADAP Candida albicans DAN Trichophyton rubrum

Oleh :

KANSRINA SARASWATI

K100060032

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Tanggal : 20 Mei 2010

Mengetahui,

Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekan,

Dr. Muhammad Da'i, M.Si, Apt

Pembimbing Utama

Dr. Haryoto S, M.Sc

Pembimbing Pendamping

Peni Indrayudha, S.F, Apt

Penguji :

1. Ika T. D. K., S.Si., M.Farm., Apt 1

2. Maryati M. Si., Apt 2

3. Dr. Haryoto S, M.Sc 3

4. Peni Indrayudha, S.F, Apt 4

iii

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Tak ada kehidupan yang sia-sia karena Allah menciptakan

kehidupan dalam keadaan baik seperti kita adalah baik. Kehidupan

menjadi sia-sia adalah ketika seseorang dengan sengaja

mengabaikan dan menyia-nyiakan kehidupannya. Bukan Allah

yang menyia-nyiakan hidup seseorang, tapi orang itu sendiri yang

menyia-nyiakannya ketika mereka sudah tidak peduli dengan

hidupnya”

“Hidup ini takkan

Indah

Bila kita tidak

Menerima Apa yang

Kita perbuat

Tetapi,

Perbuatan yang

kita buat

Dapat merubah

Hidup kita

Menjadi indah”

DEKLARASI

Karya kecil ini dengan tulus kupersembahkan untuk:

Bapak dan ibuku tercinta,

terimakasih atas cinta, kasih sayang,

dan doanya yang selalu menyertaiku.

Tiada yang sempurna tanpa Doa restu dari

orang tua.

Kakak dan adiku tersayang yang

selalu mewarnai hari-hariku.

Almamater UMS, khususnya Farmasi sebagai tempat penulis meraih cita-cita

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

v

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta,20 Mei 2010

(Kansrina Saraswati)

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-

Nya berupa kemampuan berfikir sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Aktivitas antijamur ekstrak etanol daun benalu cengkeh

(Dendrophthoe pentandra (L.) Miq) terhadap Candida albicans dan

Trichophyton rubrum”, yang disusun sebagai syarat untuk mencapai derajat

Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan semua

pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan penuh rasa hormat ingin mengucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu jalanya penelitian.

1. Bapak Dr. Muhammad Da’i, M.Si, Apt selaku dekan Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Bapak Dr. Haryoto Saroyobudiyono, M.Sc, selaku dosen pembimbing utama

yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan,

nasehat, pengarahan, dan petunjuk, serta perhatian selama penelitian,

penyusunan, dan penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Peni Indrayudha, S.F., Apt selaku pembimbing pendamping yang

dengan sabar membimbing & menemani sampai selesainya skripsi ini.

4. Ibu Ika T. D. K., S.Si., M.Farm., Apt dan Ibu Maryati M. Si., Apt selaku

penguji atas waktu, kritik dan sarannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Nurcahyanti W, M.Biomed. Apt., selaku pembimbing akademik yang

selalu memberikan arahan dan motivasi selama menempuh pendidikan di

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

vii

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Farmasi UMS yang telah membagi ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis.

7. Mbak Nur, Mas Awang, Pak Toni dan Pak Rahmad yang telah memberikan

banyak bantuan selama penelitian berlangsung.

8. Kedua orang tua penulis, Ibu Sulis dan bapak Saronto atas kasih sayang tulus,

doa restu dan kebahagiaan yang mereka berikan.

9. Untuk seseorang dalam hatiku yang selalu memberikan dorongan, semangat

dan kasih sayang, setia menjagaku dalam suka dan duka.

10. ”Laskar Benalu”: Endah, Lusi, Aan, Basri. Terima kasih Atas kerjasama,

bantuan dan semangatnya dalam menyelesaikan skripsi kita.

11. Sobat-sobatku: Sancai, Ica, Ihda, Dedi, Tami, Dita. Terimakasih atas

kebersamaan qta selama ini.

12. Teman-teman angkatan 2006.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak untuk perbaikan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi semua yang membutuhkan.

Surakarta,20 Mei 2010

Penulis

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iii

DEKLARASI .................................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................ xiii

INTISARI ........................................................................................................................ xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

D. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 4

1. Tanaman benalu cengkeh (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) .... 4

2. Candida albicans ............................................................................ 4

3. Trichophyton rubrum ...................................................................... 6

4. Antijamur ........................................................................................ 7

5. Uji Aktivitas Antijamur .................................................................. 8

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

ix

6. Penyarian ......................................................................................... 9

7. Kromatografi Lapis tipis ................................................................. 10

E. Keterangan Empiris ............................................................................... 12

BAB 2. METODE PENELITIAN................................................................................... 13

A. Kategori Penelitian ................................................................................ 13

B. Variabel Penelitian ................................................................................ 13

C. Alat dan Bahan ...................................................................................... 13

D. Tempat Penelitian.................................................................................. 15

E. Jalannya Penelitian ................................................................................ 15

1. Determinasi tanaman ....................................................................... 15

2. Pengumpulan bahan, pengeringan, dan pembuatan serbuk ............ 15

3. Pembuatan ekstrak .......................................................................... 15

4. Uji aktivitas Antijamur .................................................................... 17

a. Persiapan Alat ........................................................................... 17

b. Pembuatan Media ...................................................................... 17

c. Pembuatan Seri Konsentrasi ..................................................... 17

d. Pembuatan stok jamur uji C. albicans dan Trichophyton

rubrum ....................................................................................... 18

e. Penyiapan Suspensi Candida albicans ..................................... 19

f. Penyiapan Suspensi Trichophyton rubrum ............................... 19

g. Penyiapan Kontrol ..................................................................... 19

h. Pengujian Aktivitas Antijamur C. albicans dan Trichophyton

rubrum ....................................................................................... 20

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

x

i. Penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM) .............................. 21

5. Uji kandungan senyawa dengan KLT ............................................. 21

F. Cara analisis .......................................................................................... 22

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 24

A. Determinasi tanaman ............................................................................. 24

B. Penyarian serbuk ................................................................................... 25

C. Uji aktivitas antijamur ........................................................................... 25

D. Analisis Kromatografi Lapis Tipis ........................................................ 30

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 33

B. Saran ................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 34

LAMPIRAN ........................................................................................................ 37

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil uji aktivitas antijamur ekstrak etanol daun benalu

cengkeh terhadap Candida albicans Dan Trichophyton

rubrum .................................................................................................. 29

Tabel 2. Hasil uji KLT ekstrak etanol daun benalu cengkeh ............................. 32

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Penyarian Daun Benalu Cengkeh ............................................. 16

Gambar 2. Pembuatan Seri Konsentrasi Benalu Cengkeh ..................................... 18

Gambar 3. Penyiapan Suspensi Candida albicans ................................................ 19

Gambar 4. Pengujian Aktivitas Antijamur C. albicans dan

Trichophyton rubrum ........................................................................... 21

Gambar 5. Hasil uji aktivitas antijamur Candida albicans .................................... 28

Gambar 6. Hasil uji aktivitas antijamur Trichophyton rubrum .............................. 28

Gambar 7. Hasil Kromatografi Lapis Tipis ........................................................... 31

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Gambar Daun Benalu Cengkeh (Dendrophthoe

pentandra (L.) Miq.) ......................................................................... 38

Lampiran 2. Perhitungan Rendemen .................................................................... 39

Lampiran 3. Perhitungan Konsentrasi ................................................................... 39

Lampiran 4. Surat Determinasi .............................................................................. 41

Lampiran 5. Surat Keterangan Candida albicans.................................................. 43

Lampiran 6. Surat Keterangan Trychophyton rubrum ........................................... 44

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

xiv

DAFTAR SINGKATAN

Halaman

KLT Kromatografi Lapis Tipis .................................................................. 10

Rf Retardation factor ............................................................................. 12

LAF Laminar Air Flow .............................................................................. 14

SDA Sabouroud Dextrose Agar ................................................................. 14

CFU Colony Forming Unit ........................................................................ 14

UV Ultra Violet........................................................................................ 14

CMC-Na Carboxyl Methyl Cellulosa Natrium ................................................. 14

b/v Berat Per Volume .............................................................................. 17

KBM Kadar Bunuh Minimum .................................................................... 21

Page 15: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

xv

INTISARI

Penyakit infeksi jamur pada kulit dan kuku masih sering dijumpai di

Indonesia. Berbagai jenis tanaman obat telah banyak digunakan sebagai obat

tradisional, salah satunya adalah benalu cengkeh (Dendrophthoe pentandra (L.)

Miq.). Secara empirik benalu telah digunakan untuk mengobati radang rahim, batuk

rejan, amandel, dan campak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas

antijamur daun benalu cengkeh terhadap Candida albicans dan Trichophyton rubrum

serta untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat pada ekstrak etanol

daun benalu cengkeh.

Ekstraksi daun benalu cengkeh dilakukan dengan cara maserasi

menggunakan pelarut etanol. Uji aktivitas antijamur ekstrak daun benalu cengkeh

dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 2%, 4%, dan 8% dilakukan dengan menggunakan

metode dilusi padat untuk mengetahui nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM). Untuk

mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat pada daun benalu cengkeh

dilakukan analisis KLT (Kromatografi Lapis Tipis).

Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun benalu cengkeh tidak

dapat membunuh Candida albicans dan Trichophyton rubrum sampai konsentrasi

8%. Hasil KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun benalu cengkeh mempunyai

kandungan senyawa polifenol, saponin dan flavonoid.

Kata kunci : Dendrophthoe pentandra (L.) Miq., Candida albicans, Trichophyton

rubrum, antijamur.

Page 16: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit infeksi jamur pada kulit dan kuku masih sering dijumpai di

Indonesia. Perkembangan infeksi jamur di Indonesia yang termasuk negara dengan

iklim tropis disebabkan oleh udara yang lembab, sanitasi yang kurang, lingkungan

yang padat penduduk dan tingkat sosial ekonomi yang rendah. Penyakit jamur kulit

atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut dan mukosa yang

disebabkan infeksi jamur (Madani, 2000).

Masalah di dunia kedokteran bertambah dengan meningkatnya berbagai

penyakit yang disebabkan oleh jamur, terutama jamur Candida dan Trichophyton.

Penyakit yang disebabkan oleh Candida dikenal dengan kandidiasis yaitu suatu

penyakit jamur yang bersifat akut dan subakut yang dapat mengenai mulut, vagina,

kulit, kuku, paru-paru, dan saluran pencernaan. Penyakit ini ditemukan di seluruh

dunia dan dapat menyerang semua umur, baik laki-laki maupun perempuan

(Budimulya dkk., 1983). Trichophyton rubrum merupakan jamur penyebab penyakit

Tinea corporis atau kadas kulit halus, juga menyebabkan Tinea ungunium atau kadas

kuku (Kuswadji, 1984).

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju seperti sekarang ini,

pemakaian dan pendayagunaan obat tradisional di Indonesia mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Obat-obatan tradisional kembali digunakan masyarakat sebagai

salah satu alternatif pengobatan, di samping obat-obatan modern yang berkembang di

Page 17: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

2

pasar (Ivan, 2003). Obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dan bahan-bahan

alami murni memiliki efek samping, tingkat bahaya dan resiko yang jauh lebih

rendah dibandingkan dengan obat kimia (Muhlisah, 2005).

Benalu merupakan jenis tumbuhan yang hidupnya tidak memerlukan media

tanah. Benalu hidup sebagai parasit, menempel pada dahan-dahan pohon kayu lain

dan menghisap mineral yang larut dalam pohon kayu yang ditempelinya tersebut

(Thomas, 1989). Benalu cengkeh adalah tumbuhan yang hidupnya menumpang pada

tumbuhan cengkeh (Eugenia aromatica) dan menghisap makanan dari tumbuhan

inang untuk kelangsungan hidupnya. Tanaman benalu secara empirik digunakan

sebagai antiradang, antibakteri, dan antibengkak. Pemakaian benalu bersama

beberapa bahan lain juga berkhasiat dalam pengobatan kanker, amandel, dan

penyakit campak (Thomas, 1989).

Khasiat yang dimiliki oleh tanaman pada umumnya berhubungan dengan

kandungan senyawanya. Salah satu senyawa yang penting adalah flavonoid.

Flavonoid pada umumnya berkhasiat sebagai antioksidan, aktivitas antipoliferatif,

mencegah oksidasi lipid dalam darah, dan antimikroba. Salah satu contoh flavonoid

yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antimikroba adalah kuersetin. Efek

antimikroba kuersetin telah diuji melalui pengujian terhadap bakteri gram positif,

gram negatif, dan jamur.

Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol

benalu spesies Dendrophthoe pentandra yang tumbuh pada berbagai inang memiliki

senyawa utama yang sama. Senyawa tersebut diperkirakan merupakan senyawa

kuersetin. Dari hasil penelitian ekstrak etanol dan petroleum eter benalu (Loranthus

Page 18: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

3

micranthus) yang termasuk ke dalam satu family loranthaceae dengan Dendrophthoe

pentandra telah terbukti memiliki aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli

dan Bacillus subtilis. (Osadebe dan Akabogu, 2005)

Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antijamur

ekstrak etanol daun benalu cengkeh. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

bukti ilmiah tentang efek dari tanaman benalu cengkeh dalam menghambat

pertumbuhan jamur.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu

sebagai berikut:

1. Apakah ekstrak etanol daun benalu cengkeh memiliki aktivitas antijamur

terhadap Candida albicans dan Trichophyton rubrum?

2. Senyawa kimia golongan apakah yang terkandung dalam ekstrak etanol daun

benalu cengkeh?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menentukan aktivitas antijamur ekstrak etanol daun benalu cengkeh terhadap

Candida albicans dan Trichophyton rubrum.

2. Menentukan golongan senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak etanol

daun benalu cengkeh.

Page 19: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

4

D. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman benalu cengkeh (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.)

Klasifikasi dari Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Familia : Loranthaceae

Genus : Dendrophthoe

Spesies : Dendrophthoe pentandra (L.) Miq. (Backer, 1986).

2. Candida albicans

a. Klasifikasi

Sistematika jamur Candida albicans

Divisi : Mycota (Fungi)

Sub divisi : Eumycotina

Klas : Deuteromycetes (Fungi imperfecti)

Ordo : Pseudosaccharomycetales

Familia : Cryptococaceae

Genus : Candida

Spesies : Candida albicans (Alcamo, 1984).

b. Sifat Umum

Candida albicans adalah suatu jamur lonjong, bertunas, yang

menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan maupun dalam jaringan

Page 20: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

5

dan eksudat. Candida adalah flora normal selaput lendir saluran pernafasan,

saluran pencernaan, dan genital wanita (Jawetz et al., 1986)

Pada media agar Sabouroud yang dieramkan pada suhu kamar,

jamur Candida membentuk koloni lunak berwarna krem, mempunyai bau

seperti ragi. Candida albicans dapat meragikan glukosa dan maltosa

menghasilkan asam dan gas. Selain itu Candida albicans juga menghasilkan

asam dari sukrosa dan tidak bereaksi dengan laktosa (Jawetz et al., 1986)

Candida albicans bersifat meragi glukosa menghasilkan asam dan

gas. Koloninya menyerupai ragi terdiri atas sel yang dapat bertunas, tetapi

tidak dapat membentuk maskospora. Berbagai jenis spesies jamur ini dapat

terdapat pada orang sehat sebagai saprofit di dalam alat pencernaan, alat

pernafasan dan vagina. Infeksi terjadi secara eksogen yaitu tetesan, kontak

langsung pada kulit atau suntikan (Jawetz et al., 1986)

Jamur golongan Candida yang patogen dan merupakan penyebab

kandidosis adalah Candida albicans. Penyakit kandidosis banyak

dihubungkan dengan berbagai faktor, seperti keadaan kulit yang terus lembab,

pemakaian obat-obat antibiotika, steroid dan sitostatika, perubahan fisiologis

tubuh pada kehamilan, penyakit-penyakit menahun dan kelemahan umum,

gangguan endrokrin, dan obesitas serta keadaan malnutrisi (Harahap, 2000).

Page 21: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

6

3. Trichopyton rubrum

Menurut Frobisher and Fuert's (1983), Trichophyton rubrum dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Eurotiomycetes

Ordo : Onygenales

Famili : Arthrodermataceae

Genus : Trichophyton

Spesies : Trichophyton rubrum

Koloni Tricophyton rubrum merupakan koloni halus sampai berambut,

kadang-kadang berwarna merah sampai ungu terlihat di belakang koloni dan dapat

menjalar pada hifa yang ada di pinggir. Biakan pada agar corn meal dextrose

selalu menghasilkan warna merah. Koloni primer membentuk banyak

mikrokonidia yang berkelompok maupun satu-satu sepanjang hifa dan berbentuk

gada, sebaliknya mikrokonidia, klamidaspora, hifa raket dan badan noduler hanya

dibentuk dalam jumlah kecil. Pada biakan agar heart infusion tryptose akan

terbentuk banyak mikrokonidia bentuk pensil. Trichophyton rubrum adalah

spesies antropofilik. Bentuk sempurna belum ditemukan (Budimulya dkk., 1983).

Trichophyton rubrum biasanya mempunyai mikronidia yang berbentuk

tetesan air mata sepanjang sisi hifa, koloni saring menghasilkan warna merah pada

sisi sebaliknya (Jawetz et al., 1996).

Page 22: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

7

4. Antijamur

Istilah antifungi mempunyai dua pengertian yaitu fungisidal dan

fungistatik. Fungisidal didefinisikan sebagai suatu senyawa yang dapat

membunuh fungi sedangkan fungistatik dapat menghambat pertumbuhan fungi

dan mematikannya (Marsh, 1977).

Mekanisme antifungi dapat dikelompokkan menjadi :

a. Gangguan pada membran sel

Gangguan ini dapat terjadi karena adanya ergosterol di dalam membran

sel jamur. Ergosterol merupakan komponen sterol yang sangat penting, sangat

mudah diserang oleh antibiotik turunan polien. Komplek polien ergosterol yang

terjadi dapat membentuk suatu pori yang permeabel terhadap konstituen yang

esensial bagi sel jamur, sehingga konstituen tersebut keluar dari sel dan

mengakibatkan kematian bagi sel jamur tersebut. Contoh: amfoterisin B dan

nistatin.

b. Penghambatan biosintesis ergosterol dalam sel jamur

Mekanisme ini merupakan mekanisme yang disebabkan oleh senyawa

turunan imidazol karena mampu menimbulkan ketidakteraturan membran

sitoplasma jamur dengan cara mengubah permeabilitas membran dan mengubah

fungsi membran dalam pengangkutan senyawa-senyawa esensial yang dapat

menyebabkan ketidakseimbangan metabolit sehingga menghambat biosíntesis

ergosterol dalam sel jamur. Contoh: ketokonazol, klortimazol, dan mikonazol.

Page 23: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

8

c. Penghambatan sintesis protein jamur

Mekanisme ini merupakan mekanisme yang disebabkan oleh senyawa

turunan pirimidin. Efek antijamur terjadi karena senyawa turunan pirimidin

mampu mengalami metabolisme dalam sel jamur menjadi suatu metabolit yang

antagonis, yang kemudian akan bergabung dengan asam ribonukleat dan

selanjutnya akan menghambat síntesis asam nukleat dan protein jamur. Contoh:

flusitosin.

d. Penghambatan pertumbuhan jamur

Efek antijamur ini terjadi karena adanya senyawa antibiotik griseofulvin

yang mampu mengikat protein mikrotubulus dalam sel, kemudian merusak

struktur spindle mitotik dan menghentikan metafase pembelahan sel jamur

sehingga akan membatasi pertumbuhan jamur (Pelczar dan Chan, 1986).

5. Uji Aktivitas Antijamur

Aktivitas antijamur dapat diukur in vitro agar dapat ditentukan potensi

suatu zat antijamur dalam larutan, konsentrasinya dalam cairan badan atau

jaringan dan kepekaan suatu mikroba terhadap konsetrasi-konsentrasi obat yang

dikenal. Pengukuran aktivitas antijamur dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu:

a. Metode dilusi cair atau dilusi padat

Pada prinsipnya sejumlah obat antimikroba diencerkan hingga diperoleh

beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair masing-masing konsentrasi obat ditambah

suspensi kuman dalam media, sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat

dicampur dengan media agar kemudian ditanami kuman dan diinkubasi. Setelah

Page 24: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

9

masa inkubasi selesai diperiksa sampai konsentrasi berapa obat dapat

menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri (Jawetz et al.,1986).

b. Metode difusi

Pada metode ini suatu cakram kertas saring atau cawan berliang renik

atau suatu silinder tidak beralas yang mengandung obat dalam jumlah tertentu

ditempatkan pada media padat yang telah ditanami dengan biakan kuman yang

diperiksa. Setelah inkubasi garis tengah daerah hambatan jernih yang mengelilingi

obat dianggap sebagai ukuran kekuatan hambatan obat terhadap organisme yang

diperiksa (Jawetz et al., 1986).

6. Penyarian

Penyarian atau ekstraksi merupakan proses penarikan zat pokok yang

diinginkan dari bahan mentah obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih

dimana zat yang diinginkan larut. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh

dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut

diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga

memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sediaan ekstrak dibuat agar zat berkhasiat

dari simplisia mempunyai kadar yang tinggi sehingga memudahkan dalam

pengaturan dosis (Ansel, 1989).

Pemilihan larutan penyari harus mempertimbangkan banyak faktor.

Larutan penyari yang baik harus memenuhi kriteria yaitu murah dan mudah

diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap

Page 25: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

10

dan tidak mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang

dikehendaki dan tidak mempengaruhi zat berkhasiat (Anonim, 1986).

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, dilakukan dengan

cara merendam bahan simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan

zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak

keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Metode penyarian ini mempunyai

keuntungan yaitu cara kerja dan peralatan yang digunakan relatif sederhana dan

mudah diusahakan, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan waktu

pengerjaan yang lama dan penyariannya kurang sempurna (Anonim, 1986).

7. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis adalah metode pemisahan senyawa

menggunakan fase diam berupa serbuk halus yang dilapiskan secara merata pada

lempeng kaca, logam atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisahkan

berupa bercak atau pita dan pemisahan terjadi selama perambatan

(pengembangan). Selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan

atau dideteksi. Untuk campuran yang tidak diketahui lapisan pemisah dan sistem

larutan pengembang harus dipilih dengan tepat karena keduanya bekerjasama

untuk mencapai pemisahan (Stahl, 1985).

Adapun kerugian KLT yaitu kurang tepat, kurang teliti, dan sukar dalam

penyimpanan. Metode KLT ini sangat cocok untuk analisis di labotarorium

Page 26: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

11

farmasi karena hanya memerlukan investasi kecil untuk perlengkapan,

menggunakan waktu singkat untuk menyelesaikan analisis (15-60 menit) dan

memerlukan jumlah cuplikan yang sangat sedikit (kira-kira 0,1 g) (Stahl, 1985).

Hasil KLT ditentukan oleh fase diam (penyerap), fase gerak (pelarut),

dan teknik kerja. Teknik kerja meliputi atmosfer bejana, jenis pengembangan dan

kondisi awal keberhasilan metode ini ditentukan oleh fase diam, fase gerak,

bejana pemisah, cuplikan, cara dan jumlah penotolan, pembuatan cuplikan, dan

deteksi senyawa yang dipisahkan (Harborne, 1987).

Fase diam berupa serbuk halus, dalam KLT bahan penyerap yang umum

adalah silika gel, alumunium oksida, selulosa dan turunannya serta poliamida.

Silika gel paling banyak digunakan dan dipakai untuk campuran senyawa lipofil

maupun senyawa hidrofil (Stahl, 1985).

Pemilihan fase gerak baik tunggal maupun campuran tergantung pada

pelarut yang dianalisis dan fase diam yang digunakan. Bila fase diam telah

ditentukan maka memilih fase gerak dapat berpedoman pada kekuatan elusi fase

gerak tersebut (Sumarno, 2001).

Pada kromatogram kromatografi lapis tipis dikenal istilah atau pengertian

faktor retardasi, (Rf) oleh tiap-tiap noda kromatogram yang didefinisikan sebagai:

(Mulya dan Suharman,1995)

Page 27: UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL, PETROLEUM

12

E. Keterangan Empiris.

Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh data ilmiah tentang

aktivitas antijamur ekstrak etanol daun benalu cengkeh terhadap Candida albicans

dan Trychophyton rubrum.