tanaman berkhasiat antijamur

13
Tanaman yang Berkhasiat sebagai Antijamurl2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis yang memiliki kelembaban yang tinggi, sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai tanaman dan mikroorganisme dengan baik. Salah satu mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia adalah jamur. Jamur yang tumbuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada manusia, hewan bahkan tumbuhan. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah penyakit bercak ungu pada tanaman bawang akibat jamur patogen Alternaria porri Ellis. Sampai saat ini belum ada cara-cara pengendalian lain untuk mengendalikan penyakit bercak ungu selain dengan penyemprotan fungisida (Arifin, 2006). Penggunaan fungisida yang kurang bijaksana dan melebihi dosis seringkali menimbulkan berbagai permasalahan, seperti berkembangnya hama yang resisten, tercemarnya makanan, tekontaminasinya produk yang akan dipasarkan oleh residu fungisida, polusi lingkungan, dan meningkatnya biaya produksi serta potensi terjadinya kanker pada konsumen bawang. Beberapa tahun terakhir masyarakat mulai mencari sayuran atau buah- buahan yang organik. Oleh karena itu diperlukan pestisida yang lebih ramah lingkungan seperti biopestisida. Salah satu alternative yang dapat digunakan sebagai biopestisida adalah ekstrak tanaman yaitu produk sampingan atau metabolit sekunder (Istikoroni, 2002). Hutan tropis Indonesia yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhan merupakan sumber daya hayati dan sekaligus sebagai gudang senyawa metabolit sekunder. Metabolit sekunder diketahui sangat penting untuk kehidupan tanaman, karena merupakan suatu mekanisme pertahanan untuk melawan dari serangan bakteri, virus, dan jamur yang sama dengan sistem imun pada hewan. Produk metabolit sekunder banyak dimanfaatkan manusia sebagai vitamin, bahan dasar obat, pewarna, dan penyedap makanan. 1

Upload: anastasia-tasia-lisi

Post on 24-Nov-2015

393 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Tanaman - tanaman yang digunakan sebagai antijamur

TRANSCRIPT

Tanaman yang Berkhasiat sebagai Antijamurl2014

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahIndonesia merupakan negara yang beriklim tropis yang memiliki kelembaban yang tinggi, sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai tanaman dan mikroorganisme dengan baik. Salah satu mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia adalah jamur. Jamur yang tumbuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada manusia, hewan bahkan tumbuhan. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh jamur adalah penyakit bercak ungu pada tanaman bawang akibat jamur patogen Alternaria porri Ellis. Sampai saat ini belum ada cara-cara pengendalian lain untuk mengendalikan penyakit bercak ungu selain dengan penyemprotan fungisida (Arifin, 2006).Penggunaan fungisida yang kurang bijaksana dan melebihi dosis seringkali menimbulkan berbagai permasalahan, seperti berkembangnya hama yang resisten, tercemarnya makanan, tekontaminasinya produk yang akan dipasarkan oleh residu fungisida, polusi lingkungan, dan meningkatnya biaya produksi serta potensi terjadinya kanker pada konsumen bawang. Beberapa tahun terakhir masyarakat mulai mencari sayuran atau buah-buahan yang organik. Oleh karena itu diperlukan pestisida yang lebih ramah lingkungan seperti biopestisida. Salah satu alternative yang dapat digunakan sebagai biopestisida adalah ekstrak tanaman yaitu produk sampingan atau metabolit sekunder (Istikoroni, 2002).Hutan tropis Indonesia yang kaya dengan berbagai jenis tumbuhan merupakan sumber daya hayati dan sekaligus sebagai gudang senyawa metabolit sekunder. Metabolit sekunder diketahui sangat penting untuk kehidupan tanaman, karena merupakan suatu mekanisme pertahanan untuk melawan dari serangan bakteri, virus, dan jamur yang sama dengan sistem imun pada hewan. Produk metabolit sekunder banyak dimanfaatkan manusia sebagai vitamin, bahan dasar obat, pewarna, dan penyedap makanan. Kemampuan metabolit sekunder tersebut kemudian memungkinkan beberapa tanaman dapat dijadikan sebagai biofungisida atau antijamur untuk melindungi tanaman dari serangan jamur (Margareth dan Brian, 1981).Berdasarkan hal hal tersebut di atas, penulis sangat ingin mengetahui tanaman tanaman mana sajakah yang telah dan dapat digunakan sebagai biofungisida atau senyawa antijamur.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang ada, dapat dirumuskan masalah masalah sebagai berikut:1. Mengapa pemakaian antijamur sangat diperlukan?2. Mengapa beberapa tanaman memiliki kemampuan sebagai biofungisida (antijamur)?

1.3 Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan penulisan ialah sebagai berikut :1. Mengetahui tanaman tanaman yang telah dan dapat digunakan karena berkhasiat sebagai antijamur.2. Memenuhi tugas praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Jamur dan AntijamurJamur adalah organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan, dan ragi, tumbuhanyang tidak mempunyaiklorofilsehingga bersifatheterotrof. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa danmiseliumnyauntuk memperoleh makanannya.Setelah itu, menyimpannya dalam bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung padasubstratyang menyediakankarbohidrat,protein,vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifatparasit obligat,parasit fakultatif, atausaprofit. anti jamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yangdisebabkan oleh jamur.anti jamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit yangdisebabkan oleh jamur.Antijamur atau antifungi adalah senyawa yang digunakan untuk mengobati penyakit penyakit yang disebabkan oleh jamur.Obat anti jamur merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan dan ragi, atau obat yang digunakan untuk menghilangkan jamur.

2.2 Tanaman yang digunakan sebagai Antijamur (Biofungisida)1. Lengkuas (Alpinia galanga L.)Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Ordo: ZingiberalesFamili: Zingiberaceae Genus: AlpiniaSpesies: Alpinia galanga (L.) Sw.Lengkuas (Alpinia galanga L.) merupakan anggota familia Zingiberaceae. Rimpang lengkuas memiliki berbagai khasiat di antaranya sebagai antijamur dan antibakteri. Rimpang lengkuas manjur sebagai obat gosok untuk penyakit jamur kulit (panu). Penelitian Yuharmen dkk. (2002) menunjukkan adanya aktifitas penghambatan pertumbuhan mikrobia oleh minyak atsiri dan fraksi methanol rimpang lengkuas pada beberapa spesies bakteri dan jamur. Penelitian Sundari dan Winarno (2000) menunjukkan bahwa infus ekstrak etanol rimpang lengkuas yang berisi minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan beberapa spesies jamur patogen, yaitu: Tricophyton, Mycrosporum gypseum, dan Epidermo floccasum.

2. Lidah Buaya (Aloe vera)

Menurut Furnawanthi (2002), gel Lidah buaya mengandung beberapa bahan aktif alami yang dapat berguna sebagai antijamur. Gel Lidah buaya mengandung Antraqunion dan Saponin. Antraquinon pada jumlah sedikit membantu absorbsi dari saluran gastro intestinal mempunyai efek antimikroba dan efek membunuh rasa sakit. Saponin terdapat sebanyak 3% dari gel Lidah buaya (Aloe vera) memiliki kemampuan antiseptik. Substansi ini bereaksi kuat sebagai antimikroba melawan bakteri, jamur, dan yeast.3. Jahe (Zingiber officinale Rosc.)Kingdom: PlantaeDivision: MagnoliophytaClass: LiliopsidaOrder: ZingiberalesFamily: ZingiberaceaeGenus: ZingiberSpecies: Zingiber officinalePada jahe senyawa kimia yang berperan sebagai antijamur ditemukan dalam rimpang jahe, senyawa tersebut adalah minyak atsiri. Minyak atsiri dalam rimpang jahe sebagian besar terdiri atas zingeton/gingerol atau metil keton, zingiberol, fenol, linalool, asetat, limonene, zingiberin, borneol, kamfen, sineol, falandren, pati, damar, asam organik, oleoresin dan gingerin (Kartasapoetra, 1996). Menurut Mujim(2010), senyawa sineol dan turunan golongan fenilpropana merupakan senyawa aromatik yang memiliki daya racun da mampu menekan pertumbuhan dan produksi spora jamursehingga dapat berfungsi sebagai fungisida.

4. Kayu Manis (Cinnamomum zeylanicum)Kerajaan: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: LauralesFamili: LauraceaeGenus: CinnamomumSpesies: Cinnamomum zeylanicumBeberapa bahan kimia yang terkandung dalam Kayu manis diantaranya minyak atsiri, eugenol,cinnamaldehyde, safrol, tannin, kalsium oksalat, dammar, dan zat penyamak. Kandungan minyak atsiri dan Cinnamaldehyde ini dapat menghambat aktifitas dan pertumbuhan jamur.

5. Kunyit (Curcuma domestica Val.)Kingdom: PlantaeDivision: MagnoliophytaClass: LiliopsidaOrder: ZingiberalesFamily: ZingiberaceaeGenus: CurcumaSpecies: Curcuma domestica ValKandungan utama kunyit adalah minyak atsiri dan kurkuminoid. Kunyit mengandung minyak atsiri keton sesquiterpena yaitu turmeron dan artumeron. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam kunyit memiliki aktifitas biologis sebagai anti bakteri, antijamur, antioksidan dan anti hepatotoksik (Rukmana, 1994).Penggunaan kunyit sebagai anti fungi telah dilakukan terhadap beberapa jenis jamur diantaranya Fusarium udum, Coletotrichum falcatum Went, Fusarium moniliforme J. Sheld,dan Alternaria solani. Penelitian menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kunyit dapat menghambat pertumbuhan jamur.

6. Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav)Kingdom: PlantaeDivisio: MagnoliophytaClass: MagnoliopsidaOrdo: PiperalesFamili: PiperaceaeGenus: PiperSpesies:Piper crocatumRuiz dan PavPemanfaatan daun sirih merah dalam pengobatan tradisional ini disebabkan adanya sejumlah senyawa zat kimia atau bahan alami sehingga daun sirih juga mempunyai kekuatan sebagai antioksidasi dan fungisida. Kandungan eugenol dan hidroksikavikol dalam daun sirih merah memiliki aktivitas antimikroba, dan kandungan lain seperti kavikol, kavibetol, tannin, karvakrol, kariofilen dan asam askorbat juga mempunyai aktivitas antibakteri dan antijamur.Menurut jurnal penelitian Kartika,dkk (2013) kandungan eugenol dari sirih merah dapat diperoleh dengan teknik kultur jaringan (in vitro) yaitu melalui ekstraksi kalus sirih merah.

7. Bawang Putih (Allium sativum L.)Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Ordo: LilialesFamili: Liliaceae Genus: AlliumSpesies: Allium sativum L.Selain bersifat antibakteri, bawang putih juga bersifat antijamur. Kemampuan bawang putih ini berasal dari zat kimia yang terkandung di dalam umbi yang disebut Allicin. Allicin berfungsi sebagai penghambat atau penghancur berbagai pertumbuhan jamur dan bakteri.8. Cengkeh (Syzigium aromaticumMerr. & Perry)Divisi: SpermatophytaSubdivisi: AngiospermaeClass: DicotyledonaeOrdo: MyrtalesSuku: MyrtaceaeGenus: SyzygiumSpecies:Syzygium aromaticum (L.)Merr. & PerryMinyak cengkeh yang mengandung eugenol bersifat sebagai anti jamur. Hasil penyulingan minyak cengkeh yang disebut clove oil memiliki bahan aktif yang dapat menghambat pertumbuhan berbagai hama dan dapat menekan pertumbuhan jamur.

9. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle)

Salah satu bagian jeruk nipis yang dapat digunakan sebagai antijamur yaitu bagian bunga jeruk nipis. Hal ini disebabkan karena bunga jeruk mengandung minyak atsiri limonen dan linalool. Linalool dan limonen dapat merusak membran jamur sehingga perkembangan jamur dapat di hindari (Sarwono, 1991).

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanAda beberapa tanaman yang telah digunakan dan dapat digunakan sebagai biofungisida karena mengandung senyawa senyawa yang berkhasiat sebagai antijamur, antara lain: lengkuas, lidah buaya, jarak pagar, jahe, kunyit, kayu manis, bawang putih, cengkeh, sirih, dan jeruk nipis. Bagian tanaman yang digunakan dapat berasal dari bagian tanaman seperti rimpang, daun dan bunga atau berasal dari getah tanaman dan dapat pula berasal dari kalus tanaman yang dikembangkan dengan menggunakan teknik kultur jaringan.3.2 SaranMelihat banyaknya tanaman yang digunakan sebagai antijamur alami, maka sebaiknya dilakukan budi daya serta penelitian lebih lanjut mengenai tanaman tanaman yang berkhasiat antijamur.

DAFTARPUSTAKA Sumber bacaanArifin, Z. (2006). Kajian Moriza Vesikula Arbuskula (MVA) Dalam Menekan Perkembangan Penyakit Bercak Ungu (Alternaria Porri) Pada Bawang Putih. Ilmu Pertanian UGM. Furnawanthi, Irni. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta Selatan: Agromedia Pustaka.Istikoroni, Y. (2002). Pengendalian Penyakit Tumbuhan Secara Hayati yang Ekologis Dan Berkelanjutan. Makalah Falsafah sains, Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.Kartasapoetra G. 1996. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Rineka Cipta. Jakarta.Kartika, L, dkk. 2013. "KECEPATAN INDUKSI KALUS DAN KANDUNGAN EUGENOL SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz and Pav.) YANG DIPERLAKUKAN MENGGUNAKAN VARIASI JENIS DAN KONSENTRASI AUKSIN". Yogyakarta : Universitas Atma JayaMargaret, L.V & Brian, V. (1981). Secondary Plant Metabolism. London: The Macmillan Press Ltd.Mujim,S. 2010. "PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC.) TERHADAP PERTUMBUHAN PYTHIUM SP. PENYEBAB PENYAKIT REBAH KECAMBAH MENTIMUN SECARA IN VITRO". J. HPT Tropika. ISSN 1411-7525 sp. 59. Vol. 10, No. 1: 59 63.Rukmana, R. (1995). Kunyit. Yogyakarta : Kanisius.Sarwono, B.1991. Jeruk dan kerabatnya. Penebar Swadaya. JakartaSundari, D. dan M.W. Winarno.2000. Informasi tumbuhan obat sebagai antijamur. Jakarta: Depkes RI.Yuharmen, Y., Y. Eryanti, dan Nurbalatif. 2002. Uji Aktivitas Antimikrobia Minyak Atsiri dan Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga). Jurnal Nature Indonesia, 4 (2): 178-183. Sumber internetwww.wikipedia.comhttp://mipto.farmasi.ugm.ac.idhttp://ditjenbun.pertanian.go.id4