kel. 4 mdgs dan hiv aids print.docx

Upload: hasnaoktaviani

Post on 10-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UPAYA PENANGGULANGAN HIV/AIDS DAN TANTANGANNYA DALAM UPAYA PENCAPAIAN TARGET MDGs TAHUN 2015Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas

Oleh:Firza AnindhitaHani WidiantiHasna OktavianiHeru Sri WisnuHilda Nurul AprianiMarisyeu Diniati LestariTingkat II-B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI BANDUNGPROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGORJalan Sumeru No. 116 Bogorii

i

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Keperawatan Komunitas yang berjudul Upaya Penanggulangan HIV/AIDS dan Tantangannya dalam Upaya Pencapaian MDGs tahun 2015 tepat pada waktunya.Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggung jawabkan hasilnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.Penulisan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.

Bogor, September 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Rumusan Masalah1C.Tujuan2BAB II TINJAUAN TEORI3A.Definisi3B.Target Millenium Development Goals (MDGs)3C.Tantangan pencapaian MGDs dalam penanggulangan HIV/AIDS5D.Upaya Penanggulangan HIV/AIDS6BAB III PENUTUP11A.Simpulan11B.Saran11DAFTAR PUSTAKA12

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangMillennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menanganipenyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.Terkait dengan masalah kebebasan manusia, penyakit-penyakit menular merupakan salah satu factor penghambat dari kebebasan manusia. Untuk itu target untuk MDGs 2015 dalam usaha membantu kebebasan manusia salah satu nya adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya. Karna jumlah penderita HIV/Aids dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Data tahun 2013 menunjukkan angka pengidap HIV/Aids berjumlah 148 orang, jumlah itu meningkat menjadi 153 orang hingga Mei 2014. Untuk itu masalah HIV/AIDS menjadi tantangan terberat dalam pencangan MDGs 2015.Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan MDGs ?2. Apa saja yang termasuk ke dalam MDGs ?3. Apa yang dimaksud dengan HIV/AIDS ?4. Apa tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan HIV/AIDS ?5. Bagaimana cara MDGs dalam menanggulangi HIV/AIDS ?

TujuanAgar pembaca dapat mengetahui program pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia berupa program MDGs 2015, dan agar pembaca dapat memahami bagaimana hubungan antara penanggulangan HIV/AIDS dan program MDGs.

3

1

BAB IITINJAUAN TEORIA. Definisi Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menanganipenyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunanB. Target Millenium Development Goals (MDGs)Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pemberantasan kemiskinan. Adapun Tujuan / Sasaran MDGs :a. Memberantas kemiskinan dan kelaparan Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang kelaparanb. Mewujudkan pendidikan dasar bagi semua Menjamin agar semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan jenjang pendidikan dasarc. Mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan Menghapus ketidaksetaraan jender dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005, dan di semua tingkat pendidikan pada tahun 2015

d. Menurunkan angka kematian balita Mengurangi dua pertiga dari anka tingkat kematian anak di bawah usia lima tahune. Meningkatkan kesehatan ibu Mengurangi tiga perempat dari angka tingkat kematian ibuf. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya Menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS Menghentikan dan mengurangi laju penyebaran malaria serta penyakit menular utama lainnyag. Menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup Mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program-program di tingkat nasional serta mengurangi perusakan sumber daya alam Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang tidak memiliki akses kepada air bersih yang layak minum Berhasil meningkatkan kehidupan setidaknya 100 juta penghuni kawasan kumuh pada tahun 2020h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan Mengembangkan lebih lanjut sistem perdagangan dan keuangan terbuka yang berdasar aturan, dapat diandalkan dan tidak diskriminatif. Termasuk komitmen melaksanakan tata pemerintahan yang baik, pembangunan dan pemberantasan kemiskinan baik secara nasional maupun internasional Menangani kebutuhan khusus negara-negara yang kurang berkembang. Mencakup pemberian bebas tarif dan bebas kuota untuk ekspor mereka; keringanan pembayaran hutang bagi negara-negara miskin yang terjerat hutang; pembatalan hutang bilateral; dn pemberian bantuan pembangunan yang lebih besar untuk negara-negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan

C. Tantangan pencapaian MGDs dalam penanggulangan HIV/AIDSAcquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immuno Deficiency Virus ) yang akan mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia, dengan berakibat yang bersangkutan kehilangan daya tahan tubuhnya, sehingga mudah terinfeksi dan meninggal karena berbagai penyakit infeksi kanker dan lain-lain.Karna virus ini sampai sekarang belum ditemukan obatnya, dan semakin hari semakin banyak masyarakat yang tertular menjadikan sebuah tantangan serius bagi pemerintahan baru di masa yang akan datang, terkait dengan komitmen yang tegas dan konkrit dalam memperbaiki kebijakan penanggulangan AIDS. Sebenarnya, isu HIV & AIDS pasca MDGs menjadi bagian dari layanan kesehatan dasar dalam sistem kesehatan Indonesia. Namun, integrasi layanan ini masih menjadi kendala karena keberadaan JKN terlihat masih diskriminatif dalam memberikan jaminan kepada ODHA. Jaminan pengobatan ART, test CD4, dan viral load perlu masuk dalam skema pembiayaan JKN.Pokja Kebijakan HIV & AIDS dalam Fornas V JKKI ini mengembangkan paralel diskusi yang mengangkat beberapa tema pokok terkait dengan Kajian Kebijakan HIV dan AIDS, Pembiayaan AIDS dan pembahasan SRAN 2015-2019. Dalam konteks yang ada, yaitu dalam rangka menghadapi momentum perubahan MDGs dan status epidemiologi terkini, upaya penanggulangan HIV dan AIDS perlu diintegrasikan ke dalam sistem layanan dasar sistem kesehatan untuk keberlanjutan layanan. Integrasi kebijakan penanggulangan AIDS ini diharapkan mulai dari komponen tata kelola, pengelolaan pembiayaan, sumber daya, sistem informasi strategis, layanan, dan pemberdayaan masyarakat.Secara khusus, Pokja Kebijakan AIDS juga mengembangkan sesi Blended Learning Tahap II dengan tema Kebijakan AIDS dan Sistem Kesehatan. Kegiatan ini diikuti oleh 13 peserta dari berbagai kota yang terpilih sebagai bagian dari kluster JKKI antara 26-27 September 2014. Kursus Blended Learning ini bertujuan untuk mengembangkan jaringan knowledge hub dengan peneliti kebijakan, praktisi kesehatan dan aktifis untuk mengembangkan advokasi kebijakan. Sesi tatap muka Blended Learning ini akan dilanjutkan dengan mempergunakan aplikasi Webinar selama delapan kali sebagai bentuk dari pengembangan kapasitas dan pengetahuan untuk perubahan melalui keterampilan mengembangkan penelitian dan advokasi kebijakan sebagai suatu jaringan.

Upaya Penanggulangan HIV/AIDS Dibeberapa kota besar pencegahan dan pengobatan dalam penanggulangan HIV/AIDS pada umumnya masih jauh dari harapan penanggulangan HIV/AIDS, sehingga berdampak pada meningkatnya orang terinfeksi dari tahun ke tahun, hal ini dapat kita ambil contoh PadaTahun 1990 jumlahkumulatifsecaranasionalkasus aids terjadi 17 kasus, danmeningkatsampaidengan bulan Juni 2011 secara kumulatif terjadi 26.483 kasus. Proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi berada pada kelompok umur 20-29 (46,3%) diikuti dengan kelompok umur 30-39 tahun (31,4%) dan kelompok umur 40-49 tahun (9,7%). (laporan dari 300 kabupaten/kota dan 32 provinsi) sumber : pp & pl kemenkes RI. Sedangkan kasus HIV/AIDS di Indonesia sudah lebih dari dua dekade akan tetapi jumlah orang terinfeksinya terus meningkat. Kondisi tersebut disebabkan pencegahan dan perawatan di Indonesia belum terintegrasi dengan baik, sebagai contoh belum meratanya kapasitas lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam melakukan pencegahan dan belum terciptanya layanan yang kompherensif dan terintegrasi (IMS,VCT,CD4, ARV).Melihat kondisi diatas dapat kita lihat beberapa hal yang harus ditanggulangi bersama (1) status kualitas pencegahan dan pengobatan, (2) status sistem penanggulangan HIV/AIDS, (3) status pengetahuan dan kesadaran masyarakat, (4) status penataan institusi dan peraturan yang berhubungan dengan penanggulangan HIV/AIDS.Kondisi pertama : tentang status kualitas pencegahan dan pengobatan, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan sebab pencegahan dan perawatan saling berhubungan. Misalnya : pencegahan dampak buruk pada odha yang membutuhkan perawatanKondisi kedua : tentang status sistem penanggulangan HIV/AIDS, pada beberapa daerah belum terbangun sistem penanggulangan HIV/AIDS. Pada kondisi tersebut pencegahan dan pengobatan pada daerah yang belum memiliki sistem tersebut akan terjadi peningkatan kasus-kasus baru HIV/AIDS di daerah tersebut, hal ini dikarenakan pemerintah daerah tidak dapat memonitoring laju epidemi HIV/AIDS di daerah tersebut. Pada daerah yang sudah mempunyai sistem penanggulangan HIV/AIDS juga masih banyak kekurangan antar institusi terkait, hal ini dikarenakan kurang koordinasi diantara institusi yang berhubungan dengan penanggulangan HIV/AIDS.Kondisi ketiga : tentang status pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Masyarakat adalah bagian penting dan strategis dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Karena masyarakat dapat menjadi objek sebagai dampak HIV/AIDS sekaligus dapat menjadi subjek sebagai pelaku penanggulangan HIV/AIDS. Sehubungan dengan peran masyarakat sebagai subjek status pengetahuan dan kesadaran HIV/AIDS pada masyarakat perlu ditingkatkan.Kondisi keempat : status penataan institusi dan peraturan. Sejak Undang-Undang RI No. 22, Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah dilaksanakan pada bulanJanuari 2000, pemerintahkota atau kabupaten mempunyai kewenangannya sendiridalam mengelola sumberdaya yang ada di dalam wilayahnya dan juga untuk menatakelembagaannya. Berhubungan dengan itu pemerintah kota dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS membentuk instansi yang disebut Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang bertanggung jawab secara teknis terhadap penanggulangan HIV/AIDS pada masing masing kota atau kabupaten. Namun instansi penanggulangan HIV/AIDS di pisahkan dengan instansi Dinas Kesehatan, dimana pelayanan kesehatan masyarakat kota atau kabupaten dikelola oleh Dinas Kesehatan setempat. Instansi lainnya yang berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS seperti Pariwisata, Keamanan daerah, dll dikelola oleh masing masing instansi.Penataan institusi pemerintah dalam penanggulangan HIV/AIDS masih ada kekurangan dalam implementasi dilapangan, dimana KPA sebagai lembaga koordinasi belum dapat melakukan koordinasi dengan baik terhadap pihak pihak yang terkait dalam penanggulangan AIDS, padahal dampak penanggulangan AIDS berhubungan erat pada kesehatan dan ekonomi masyarakat.Sebenarnya dalam penanggulangan HIV/AIDS ini, berbagai tindakan telah dilakukan oleh instansi teknis yang bertanggung jawab, namun nampaknya hal itu tidak dilakukan secara komprehensif melainkan lebih pada tindakan taktis untuk periode jangka pendek. Sebagai contoh, sepanjang yang penulis ketahui belum ada peraturan (misalnya : peraturan daerah) yang telah dibuat untuk penggunaan kondom pada semua pelanggan pekerja seks; yang ada hanya anjuran penggunaan kondom pada pelanggan pekerja seks.Untuk mengatasi dan memitigasi keadaan tersebut diatas, apa tindakan strategis yang harus dilakukan? Berdasarkan kondisi diatas nampak bahwa penanggulangan HIV/AIDS merupakan suatu prioritas untuk dilakukan dalam upaya memitigasi dampaknya didaerah perkotaan dan kabupaten. Tujuan penanggulangan HIV/AIDS ini adalah (1) menurunya prevalensi HIV/AIDS. (2) Meningkatkannya kualitas hidup ODHA. (3) Menurunya Stigma dan Diskriminasiterhadap ODHAUntuk itu dalam konsep penanggulangan HIV/AIDS maka beberapa tindakan strategis perlu dilakukan dengan mempertimbangkan Rumusan; (1) karakteristik penularan HIV/AIDS pada daerah kota atau kabupaten; (2) mengkombinasikan 2 konsep yaitu konsep pencegahan dan konsep perawatan bagi orang terinfeksi HIV/AIDS.Berikut ini, 4 rumusan tindakan strategis yang dapat dilakukan guna meningkatkan penanggulangan HIV/AIDS di kota dan kabupaten :Strategi 1 : Menyediakan dan meningkatkan sitem penanggulangan HIV/AIDS. Sistem penanggulangan HIV/AIDS sudah ada dibeberapa daerah dimana pencegahan dan perawatan bagi orang terinfeksi dilengkapi dengan sistem itu. Namunsistem yang ada belum terintegasi dengan baik dan tidak memiliki perawatan yang memadai. Bahkan ada beberapa kota yang belum memiliki sistem penanggulangan HIV/AIDS sama sekali. Oleh karena itu pencegahan dan perawatan dalam penanggulangan HIV/AIDS adalah prioritas utama yang harus dilakukan. Secara teknis pemerintah daerah harus menyediakan dan meningkatkan sistem penanggulangan HIV/AIDS tersebut.Strategi 2 : Menata institusi teknis pemerintah dan membuat peraturan. Instansi yang bertanggung jawab terhadap penyediaan dan peningkatan penanggulangan HIV/AIDS perlu ditingkatkan dengan melibatkan dengan beberapa instansi lainnyadibawah koordinasi kantor walikota. Oleh karena, secara subtansial penyediaan dan peningkatan penanggulangan HIV/AIDS tidak dapat dipisahkan maka peran KPAP, DINKES, dll hendaknya mepunyai komitment yang kuat dalam penanggulangan HIV/AIDS pada masing masing kota atau kabupaten. Disamping itu peraturan pada tingkat peraturan daerah perlu diadakan sebagai instrumen dalam penanggulangan HIV/AIDS.Strategi 3 : Meningkatkan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan aspek yang potensial untuk menunjang penanggulangan HIV/AIDS, Oleh karena itu, sangat penting pemerintah melakukan tindakan guna meningkatkan, memperbaiki dan partisipasi kesadaran masyarakat. Tindakan yang dapat dilakukan berupa penyebaran informasi, membuat program yang berhubungan dengan penanggulangan HIV/AIDS, Peningkatan kapasitas bagi lembaga-lembaga swadaya masyarakat (Misalnya : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang ada di tingkat kelurahan) untuk memberikan informasi yang tepat tentang HIV/AIDS pada warga. Kegiatan seperti ini perlu dilakukan guna mencegah infeksi baru pada masyarakat luas serta menurunkan stigma dan diskriminasi pada odha.Strategi 4 : Mencari dana penunjang dari masyarakat dan swasta. Secara umum, sumber keuangan untuk penanggulangan HIV/AIDS berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Daerah (APBD). Sumber keuangan lain yang berpotensi sebagai penunjang dapat berasal dari pihak masyarakat atau swasta. Hal ini dapat dilakukan dengan pertimbangan bahwa penanggulangan HIV/AIDS melibatkan semua pihak (Stakeholder) misalnya pihak yang menyediakan tempat hiburan malam (cafe, lokalisasi, diskotik, dll) dan masyarakat. Dana dapat diperoleh dengan cara membayar retribusi atau pajak bagi pihak-pihak yang menyediakan tempat hiburan malam. Namun, semua tindakan tersebut harus dilakukan berdasarkan peraturan resmi pemerintah.5

BAB III PENUTUP

1. SimpulanMillennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000Terkait dengan masalah kebebasan manusia, penyakit-penyakit menular merupakan salah satu factor penghambat dari kebebasan manusia. Untuk itu target untuk MDGs 2015 dalam usaha membantu kebebasan manusia salah satu nya adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

SaranDiharapkan pembaca dapat memberikan komentar serta dapat melengkapi segala kekurangan yang terdapat didalam makalah ini, karna makalah ini banyak sekali kekurangan. Diharapkan pembaca dapat saling melengkapi.

DAFTAR PUSTAKA

https://siregarsiti.wordpress.com/2014/10/03/apa-itu-mdgs-2015/ tanggal 07 september 2015, pukul 12.00http://nithaw.blogspot.co.id/2012/04/pengertian-mdgs.html tanggal 07 september 2015, pukul 12.00