kebudayaan bali-sosio antro

Upload: tamabiet

Post on 04-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sosio AntropologiKebudayaan di BALI

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Definisi AntropologiSecara Etimologi, Antropologi terdiri dari kata Anthroposyang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Meskipun demikian, antropologi tidak dapat diartikan secara langsung menjadi ilmu tentang manusia. Hal ini dikarenakan banyak cabang ilmu lain yang menelaah tentang berbagai aspek kegiatan manusia misalnya seperti ilmu sosiologi, psikologi, ekonomi dan berbagai cabang ilmu lain.Secara konseptual, antropologi juga didefinisikan menurut:1. Haviland, pada tahun 1985 Haviland mengatakan bahwa antropologi, studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan untuk memperoleh keanekaragaman manusia.2. Ariyono Suyono, di dalam kamus yang ia susun, Ariyono Suyono mendefinisikan antropologi sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya.3. Koentjaraningrat, ilmu Antropologi sekarang dalam arti seluas luasnya, mempelajari makhluk Anthropos atau manusia. Banyak ilmu lain yang mempelajari manusia itu. Masing masing dari sudut pandangnya sendiri sendiri. Ilmu antropologi memperhatikan lima masalah mengenai makhluk manusia itu. Kelima masalah itu adalah :1) Masalah sejarah terjadinya perkembangan manusia sebagai makhluk biologis. 2) Sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri ciri tubuhnya.3) Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna warna bahasa yang diucapkan di seluruh dunia.4) Masalah perkembangan, persebaran, dan terjadinya aneka warna daro kebudayaan manusia di seluruh dunia. 5) Masalah dasar- dasar dan aneka warna dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakt dan suku suku bangsa yang tersebar di seluruh bumi sekarang ini.4. Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen, pada tahun 1954 Ralfh dan Harry mendefinisikan antropologi sebagai ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.

2.2Definisi MasyarakatSecara Etimologis, masyarakat berasal dari kata dalam bahasa Arab, abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas -entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.Secara konseptual, masyarakat juga didefinisikan menurut:1. Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.2. Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok - kelompok yang terbagi secara ekonomi.3. Emile Durkheim, masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi - pribadi yang merupakan anggotanya.4. Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

5. Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.Sedangkan secara operasional, masyarakat adalah sekelompok orang atau kumpulan komunitas manusia yang menempati satu wilayah tertentu dengan merasa adanya keterikatan satu sama lain, juga adanya interaksi yang disesuaikan dengan adat istiadat wilayah tersebut yang sifatnya berkesinambungan; serta merupakan kesatuan hidup bersama yang memiliki kebiasaan tertentu, norma, hukum, serta aturan yang mengatur semua pola tingkah laku warga yang harus dipatuhi oleh seluruh anggotanya; tentunya membutuhkan keamanan dan kesejahteraan secara bersama.

2.3Kesenian TradisionalSecara umum banyak orang yang mengemukakan pengertian seni sebagai keindahan. Sedangkan tradisional merupakan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat istiadat yang ada secara turun temurun. Kesenian tradisional adalah kesenian yang diciptakan oleh masyarakat banyak yang mengandung unsur keindahan yang hasilnya menjadi milik bersama (Alwi, 2003 : 1038).

2.4Kesenian Tradisional Bali Seni TariSeni tari Bali dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu:1. Wali, yaitu seni tari pertunjukan sakral. Jenis-jenis tarian yang terdapat dalam Wali adalah Berutuk, Sanghyang Dedari, Rejang dan Baris Gede. 2. Bebali, yaitu seni tari pertunjukan untuk upacara. Jenis tarian yang termasuk golongan Bebali adalah Gambuh, Topeng Pajegan, dan Wayang Wong. 3. Balih-Balihan, yaitu seni tari untuk hiburan pengunjung. Jenis tarian yang termasuk golongan ini adalah Legong, Parwa, Arja, Prembon dan Joged, serta berbagai koreografi tari moderen lainnya.

1) Tari Kecak Tari Kecak merupakan salah satu jenis tarian yang paling terkenal di Bali. Tarian ini diciptakan pada tahun 1930-an. Dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan lalu memengang kedua tangan mereka menyesuaikan dengan irama. Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana yaitu saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Kecak sendiri berakar pada tarian yang dilakukan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Kecak pada awalnya adalah tarian religius yang dilakukan selama beberapa jam pada malam-malam tertentu. Dipercaya tarian ini mampu mengusir setan. Tarian religius ini sekarang berkembang menjadi salah satu bentuk pertunjukan untuk para turis Bali. Tari Kecak dipopulerkan pada tahun 1930an oleh pelukis dan pemain musik Jerman Walter Spies dan I Wayan Limbak. Tari Kecak kemudian menjadi sangat terkenal karena usaha Wayan Limbak yang memperkenalkan tarian ini dengan berkeliling dunia bersama para penari Bali lainnya. Walter Spies pertama kali terinspirasi untuk menciptakan tarian ini karena ai sangat tertarik dengan cerita Ramayana. Ia ingin menciptakan sebuah tarian yang mengabungkan unsur cerita Ramayana dengan tari-tarian.

2) Tari Sanghyang Termasuk dalam golongan Wali (tari sakral) di Bali. Sanghyang ditarikan dengan riuh karena adanya roh yang masuk ke tubuh manusia penarinya. Roh-roh tersebut sangat beragam seperti bidadari, babu hutan, monyet, dan sebagainya. Tarian ini dipercaya dapat membuka komunikasi spiritual antara manusia dengan alam gaib. Ditarikan dengan nyanyian paduan suara menyanyikan lagu-lagu pemujaan. Terdapat tiga tahapan dalam tari ini yaitu Nusdud, yaitu upacara penyucian medium (orang) dengan asap/api. Kemudian tahap masolah yaitu masuknya roh ke tubuh medium yang lalu menari. Tahap terakhir adalah ngalinggihang, yaitu mengembalikan kesadaran medium.3) Janger Tarian ini adalah tarian muda-mudi yang biasanya dilakukan 10 pasang penari. Penari wanita dan pria akan menari dan bernyanyi bersahut-sahutan dengan lagu yang yang berirama gembira. Tarian ini diiringin gamelan. Uniknya, Janger dipercaya lahir karena perkembangan tari sanghyang. Selain itu, tarian ini juga sangat bervariasi tergantung pada daerah masing-masing.4) Barong

Barong dalam karakter mitologi Bali adalah raja dari roh-roh. Barong melambangkan kebaikan dari roh-roh ini. Sedangkan kejahatan yang merupakan lawan dari Barong adalah Rangda. Mitologi Bali ini kemudian berkembang menjadi tarian yang mengisahkan pertempuran antara Barong dengan Rangda. Pada umumnya Barong digambarkan berwujud singa. Namun Barong sendiri sebenarnya memiliki lima bentuk, yaitu babi hutan, harimau, ular atau naga dan singa. Barong yang berbentuk singa sangat terkenal karena Barong inilah yang dijadikan tari untuk hiburan. Tarian Barong menggunakan gamelan sebagai pembukaan.5) Tari Pendet Tarian ini dimainkan oleh para perempuan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan secara berbarengan dengan tari Rejang di halaman Pura. Gerakannya dinamis dengan menggunakan pakaian upacara.

6) Tari Rejang Sama seperti tari Pendet, tarian ini adalah tarian kaum perempuan. Gerakannya lemah gemulai dan dilakukan secara berkelompok di halaman pura. Tari Rejang dikelompokkan berdasarkan: Status sosial penari, Cara menarikannya, Perlengkapan tarian.7) Tari Legong Tarian klasik Bali yang memiliki gerakan yang sangat kompleks. Legong sendiri berasal dari kata leg yang berarti sebagai gerakan lemah gemulai. Selain itu gong artinya gamelanya. Hal inilah yang membuat Legong menggunakan gamelan untuk mengiringi tarian. Ciri khas dari tari legong adalah pemakaian kipas sebagai aksesoris. Legong sendiri menggunakan lakon-lakon yang terdapat dalam kisah-kisah mitologi Bali antara lain kisah Prabu Lasem, Kisah Subali Sugriwa, Kisah Burung, dan sebagainya. Penari Legong harus dapat mengikuti suara gamelan yang disesuaikan dengan gerak tubuh mereka. Hal yang paling khas dalam tarian Legong adalah saat sang penari menggerakkan tangan dan jari mereka saat melakukan tarian dan saat mata penari bergerak dari kiri ke kanan.

8) Tari TopengTopeng merupakan salah satu bentuk dramatari di Bali yang menggunakan cerita-cerita sejarah sebagai bahan tarian. Terdapat 2 jenis topeng dalam tarian ini yaitu:1. Topeng Bungkulan, yaitu topeng yang menutup seluruh muka penari.

2. Topeng Sibakan, yaitu topeng yang menutup sebagian muka dari dahi hingga rahang.Adapun jenis-jenis dramatari Topeng yang ada di Bali yaitu:1. Topeng Pajegan. Ditarikan hanya oleh satu orang yang membawakan semua peran. Topeng Pajegan memiliki hubungan yang erat dengan upacara keagamaan sehingga disebut dengan Topeng Wali. 2. Topeng Panca. Ditarikan oleh empat atau lima orang penari. Masing-masing memainkan peran yang berbeda-beda. 3. Topeng Prembon. Menampilkan tokoh-tokoh yang merupakan campuran dari beberapa dramatari topeng.

Seni Vokal Seni vokal Bali merupakan warisan secara turun temurun dan banyak yang merupakan karya-karya baru. Seni vokal yang merupakan warisan secara turun-temurun adalah seni tembang dan seni karawitan.Terdapat 4 jenis seni tembang dalam masyarakat Bali, yaitu:1. Gegendingan Merupakan kumpulan berbagai jenis lagu anak-anak yang bersifat permainan. Menggunakan bahasa Bali dan dilengkapi dengan permainan setiap kali lagu dinyanyikan. Beberapa lagu berdiri sendiri tanpa adanya permainan yang mengiringinya. 2. Sekar Agung Adalah lagu-lagu berbahasa Kawi yang memiliki kaidah-kaidah dalam menyanyikannya. Sekar Agung dinyanyikan dalam upacara-upacara adat maupun agama. Salah satu jenis tembang dalam Sekar Agung adalah Kakawin yang meupakan puisi Bali Klasik. Puisi ini mengambil dasar dari puisi Sanskerta yang diterjemahkan.3. Sekar MadyaMerupakan nyanyian lagu-lagu pemujaan yang dilakukan dalam upacara adat maupun agama. Tembang-tembang dalam Sekar Madya yang paling terkenal adalah Kidung yang berasal dari Jawa abad XVI sampai XIX.4. Sekar Alit Sekar Alit merupakan seni tembang yang terikat oleh hukum Padalingsa yang terdiri dari guru wilang dan guru dingdong. Guru Wilang meruapakan ketentuan yang mengikat jumlah baris dalam lagu serta banyaknya suku kata dalam setiap barisnya. Guru dingdong adalah hukum yang mengatur jatuhnya huruf vokal pada tiap-tiap akhir suku kata. Dalam Sekar Alit terdapat jenis-jenis tembang yang dikategorikan berdasarkan suasana yang ingin diciptakan, yaitu:SuasanaJenis Tembang

aman, tenang, tentramSinom Lawe, Pucung, Mijil, Ginada Candrawati

gembira, riang, meriahSinom Lumrah, Sinom Genjek, Sinom Lawe, Ginada Basur, Adri, Megatruh

sedih, kecewa, tertekanSinom Lumrah, Sinom Wug Payangan, Ginanda Eman-eman, Maskumambang, Demung

marah, tegangDurma dan Sinom Lumrah

Seni Instrumental Seni instrumental di Bali dikenal dengan seni karawitan, yaitu seni mengolah bunyi benda (instrumen) tradisional Bali. Di Bali sendiri, instrumen tersebut dikenal lewat gamelan atau gambelan. Tahun 1970 sampai dengan 1990an, seni Karawitan Bali mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dimulai dari penyebaran gamelan ke seluruh Bali lalu munculnya komposisi-komposisi Karawitan Bali yang baru, rumit dan kompleks.Karena penyebaran gamelan ke seluruh Bali ini, muncul berbagai variasi dalam memainkan gamelan. Akhirnya, gamelan Bali pun dapat diterima di dunia Internasional. Gamelan seperti Gong Kebyar, Semar Pagulingan dan Gender. Saat ini, semakin banyak instrumen Bali yang bermunculan seperti Geguntangan. Instrumen Bali pun muncul di pertunjukan-pertunjukan besar di dalam maupun luar negeri.Seni Karawitan pun dibedakan berdasarkan dua daerah, yaitu Bali Utara dan Bali Selatan. Perbedaannya terdapat dalam tempo, dinamika dan ornamentasi dari masing-masing gaya.

Perbedaan antara seni Karawitan Bali Utara dan Selatan Daerah/ PerbedaanTempoDinamikaOrnamentasi

Bali UtaraLebih cepatSemakin lama semakin kecil terdengarnyaLebih rumit

Bali SelatanLebih lambatSemakin lama semakin kerasLebih sederhana

Meskipun terdapat perbedaan tersebut, perkembangan seni Karawitan di Bali nampaknya akan mengalami peleburan menjadi satu. Hal ini dikarenakan para pemusik Bali sudah mulai menyatu dan mengkolaborasikan seni Karawitan ini. Di masa mendatang, akan terus bermunculan berbagai jenis instrumen Bali karena kuatnya keinginan para seniman Bali untuk terus mencoba, mencari dan menggali ide-ide baru dari budaya mereka untuk mengembangkan budaya baru yang dapat memajukan kesenian Bali pada umumnya dan seni Karawatian secara khusus.Dalam seni karawitan, gamelan merupakan alat musik utama masyarakat Bali. Gamelan dalam masyarakat Bali terdiri dari gamelan angklung, wayang, gong kebyar, jegog dan jogged.1. Gamelan Angklung Permainan gamelan angklung biasanya dilakukan saat upacara-upacara di pura Bali. Gamelan Angklung bagi masyarakat Bali memiliki arti yang sentimental dan tidak dapat tergantikan untuk memberi arti pada upacara adat Bali. Kata angklung sendiri adalah untuk menyebut alat berupa bambu yang digunakan sebagai media keluarnya bunyi-bunyian. Jumlah angklung yang tersedia di desa-desa Bali berjumlah sekitar 1-2 gamelan per desa.2. Gamelan Wayang Pertunjukan wayang di Bali selalu dilengkapi dengan Gamelan Wayang. Yang menarik dari gamelan wayang ini adalah sang musisi harus mengikuti cerita wayang kemudian menyesuaikan dengan nada-nada yang ia keluarkan lewat gamelan. Ia pun harus siap dengan perubahan mendadak dalam pertunjukan. Pada pertunjukan wayang umumnya, terdapat 4 pemain gamelan yang mengiringi. Namun pada pertunjukan khusus, seperti wayang yang mengisahkan tentang Ramayana, terdapat 4 pemain gamelan disertai drum, gong berukuran besar dan gong berukuran kecil. 3. Gamelan Gong Kebyar Pertunjukan Gamelan Gong Kebyar lahir pada tahun 1920an yang terinspirasi dari kebebasan individu. Prinsip ini diciptakan oleh penari Bali bernama Maria dari desa Tabanan yang menarikan koreografer tarian yang bebas tanpa mengikuti aturan yang telah ada. Dari sinilah, muncul tari lepas, sebuah tarian yang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan gerakan. Tari lepas ini kemudian diiringi dengan permainan Gamelan Kebyar Duduk. Karena perkembangan yang terus terjadi lewat tari lepas, instrumen gamelan yang mengiringinya pun makin kompleks sehingga saat ini Gamelan Gong Kebyar pun digunakan untuk mengirinya. Permainan gamelan ini biasanya dilakukan saat festival gong. Dilakukan oleh 2 grup dengan jumlah 8 pemain. Festival ini pun sudah dilakukan bertahun-tahun untuk melestarikan budaya ini. 4. Gamelan Jegog Gamelan Jegog diciptakan oleh para musisi lokal Bali dengan menggunakan bahan dasar berupa bambu. Gamelan ini menggunakan mambu dengan panjang 3 meter dan diameter 60-65 cm. Karena ukurannya yang sangat besar, pemain Gamelan Jegog harus duduk di atas instrumen ini untuk memainkannya. Gamelan ini biasanya dimainkan saat Mabarung (kompetisi Gamelan Jegog). Permainan ini paling populer di Jembrana, desa Tegalcangkering dan Sangkaragung. Setiap malam di desa ini dapat ditemukan grup Gamelan Jegog yang sedang latihan di jalan-jalan pedesaan.5. Gamelan Joged Asal mula dari Gamelan Joged dan melodinya adalah sebuah misteri yang belum diketahui oleh masyarakat Bali hingga sekarang, bahkan oleh para musisinya. Beberapa lagu yang dimainkan lewat Gamelan Joged ada yang berasal dari lagu populer Bali dan ada pula yang merupakan ciptaan para musisi lokal Bali. Permainan gamelan ini dapat ditemukan di Gianyar dan Sanur saat malam hari untuk pertunjukan. Biasanya gamelan ini dimainkan untuk acara pribadi saat keluarga Bali mengadakan acara dalam komunitas mereka.

Seni Patung Seni patung Bali terdiri dari patung-patung bercorak megalitik yang berasal dari zaman pra Hindu, arca dewa-dewa, patung bertemakan tokoh dari cerita Ramayana dan Mahabrata. Seni patung Bali sudah menjadi tradisi yang dirintis oleh I Nyoman Tjokot sekitar tahun 1940-an. Beliau memanfaatkan akar-akar kayu yang diambil dari bekas tembangan di hutan yang tidak terpakai. Hingga sekarang, karya para pematung Bali masih banyak yang menggunakan bahan-bahan tradisional seperti kayu waru, sonokeling, suar, jati, mahoni, dan sebagainya. Bahkan beberapa pematung Bali menggunakan sisa-sisa kayu untuk bahan patung mereka. Adapula yang menggunakan kayu setengah terbakar untuk menimbulkan efek magis. Meskipun memiliki keunikan dari coraknya, seni patung Bali dibanding jenis kesenian lainnya kurang berkembang sekarang ini. Pematung Bali jarang yang ada dikenal dan meskipun banyak karya patung Bali yang sudah menjadi barang ekspor-impor, namun keberadaan hasil karya mereka banyak yang akhirnya ditiru oleh bangsa lain.

Contoh dari seni patung Bali yaitu Garuda Wisnu Kencana.

Seni Relief Batu merupakan sarana yang paling banyak digunakan, baik untuk batu keras, batu kali ataupun batu padas. Seni relief merupakan seni yang memiliki cerita. Hal ini menyebabkan seni relief biasanya berseri atau memiliki cerita yang saling berkaitan. Biasanya cerita pada relief merupakan pesan-pesan kebajikan atau pantangan/dosa yang harus dihindari manusia. Selain itu, terdapat relief yang dipahatkan di pintu, tiang rumah dan patung-patung bertemakan alam. Seperti pada relief umumnya, gambaran manusia berburu, memancing dan sebagainya merupakan salah satu penggambaran yang dapat ditemukan di relief Bali. Namun keistimewaan dari relief Bali adalah kisah pewayangan yang diambil dari kisah Mahabharata maupun Ramayana. Relief Bali juga dipengaruhi oleh ornamen Cina meskipun kebanyakan ornamen-ornamen relief Bali datang dari Jawa. Seni relief modern Bali dapat ditemukan di Kabupaten Gianyar yang dibuat oleh Drs. Kt. Wiasa yang membuat karya relief dari kayu untuk produk interior. Dengan usahanya, beliau mendapatkan kesempatan untuk mengekspor produk-produk relief Bali ini.

Seni Drama Terdapat 2 jenis seni drama di Bali, yaitu: 1. Drama Gong Drama Gong adalah seni drama Bali yang merupakan campuran antara unsur-unsur drama modern dengan unsur-unsur tradisional. Karena itu, usia dari Drama Gong terhitung relatif muda. Nama Drama Gong didapatkan karena setiap kali pertunjukan drama ini, selalu diiringi dengan gong. Drama ini diciptakan oleh Anak Agung Gede Raka Payadnya dari desa Abianbase, Kabupaten Gianyar sekitar tahun 1966. Unsur-unsur modern yang terdapat dalam Drama Gong adalah tata dekorasi, penggunaan sound effect, pelajaran akting dan tata busana. Cerita yang dilakonkan dalam Drama Gong umumnya merupakan cerita-cerita romantis.Dalam drama ini, para pemain menggunakan baju tradisional Bali. Pementasannya biasa saat upacara adat dan agama yang kemudian berkembang menjadi drama komersial yang mengharuskan seseorang membayar tiket untuk dapat menontonnya.2. Drama Klasik Drama ini adalah pementasan klasik dari cerita-cerita pewayangan Bali. Perbedaan antara Drama Klasik dengan Drama Gong adalah penggunaan gamelan. Jika pada Drama Gong penggunaan gamelan adalah sebagai pengiring, berbeda dengan Drama Klasik dimana penggunaan gong hanya sebagai pengisi kekosongan. Selain itu, pemain-pemain gong tidak berada di panggung, melainkan dibelakang panggung dan tidak terlihat penonton. Pementasan Drama Klasik sangat singkat, hanya sekitar 2 jam. Berbeda dengan Drama Gong yang dipentaskan selama seharian. Kostum yang digunakan pun disesuaikan dengan peran yang dimainkan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan bisa juga dengan Bahasa Bali.

Seni Lukis dan Gambar Seni lukis Bali baru dikenal sekitar abad ke-11, ditemukan oleh Raja Anak Wungsu. Seni Lukis Bali pada awalnya terlihat pada naskah-naskah kuno yang menceritakan legenda-legenda. Fungsi dari seni lukis Bali pada awalnya adalah untuk kepentingan adat, khususnya di Pura (sebagai hiasan). Selain itu, seni lukis ini juga digunakan untuk ritual agama, menghias tempat tinggal raja dan untuk balai adat. Lukisan-lukisan dewa-dewi, cerita Mahabrata dan Ramayana menjadi tema lukisan-lukisan pada awal abad ke-11 ini. Kemudian tema lain pun digunakan, seperti alam, sejarah, adat, agama hingga kebudayaan luar Bali dari Jawa, India dan Cina. Pada perkembangannya, lukisan-lukisan di Bali banyak yang memiliki unsur simbolis magis dan lukisan-lukisan naturalis. Dengan masuknya Belanda ke Bali pada awal abad ke-20, seni lukis Bali mengalami percampuran budaya. Hal ini dibuktikan dengan lukisan-lukisan pelukis Belanda, Walter Spies yang kemudian unsur-unsurnya banyak yang menyebar ke pelukis-pelukis Bali. Alhasil, percampuran budaya ini memajukan seni lukis Bali, membuatnya semakin berkembang dan saling mengisi, terutama ke gaya lukisan Bali.Keunikan utama dari seni lukis Bali tidak lain adalah unsur eksotis dan terkadang diskriminatif yang tentu saja membawa kontroversi. Bali sendiri dipandang memiliki jalur seni lukis yang sangat berbeda dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Seni Rias Seni rias di Bali menjadi salah satu daya tarik wisata Bali. Keunikannya terletak pada kesakralan yang dapat dengan mudah dilihat pada penari-penari Bali. Selain itu, seni rias Bali juga dapat dilihat pada pegantin-pegantin Bali. Seni rias Bali mengalami perkembangan yang signifikan namun tetap menunjukkan keunikannya. Hal ini dilihat dari banyaknya bisnis tata rias Bali yang dikelola oleh kaum muda Bali. Bahkan ada pula pelajar-pelajar asing yang sengaja datang ke Bali untuk belajar tata rias Bali. Seni rias ini banyak diminati oleh turis domestik maupun mancanegara, khususnya mereka yang ingin mengadakan pernikahan.