sosio heru

54
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra diciptakan sebagai ungkapan imajinasi manusia. Dalam karya sastra akan terekam berbagi ide dan gagasan dari pengarangnya. Ide dan gagasan tersebut bisa saja merupakan ide orsinil pengarang yang tidak mungkin ada dalam kehidupan pengarang. Atau kadang ide atau gagasan tersebut merupakan transformasi dari karya sebelumnya atau dari alam sekitar lingkungan penciptaannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Teew dalam Pradopo (2010:131) bahwa karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Melainkan sastra ditulis pengarangnya untuk menyampaikan pesan tertentu kepada masyarakat pembaca. Oleh karenanya sastra pastilah mengandung makna tertentu. Hal ini senada dengan pernyataan Nurgiyantoro (2010:2) bahwasannya karya fiksi sebagai karya imajiner menawarkan berbagai pengalaman dan permasalahan manusia dan kemanusian, hidup dan 1

Upload: wahyurachmawatii

Post on 15-Apr-2016

274 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SOSIO HERU

TRANSCRIPT

Page 1: SOSIO HERU

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sastra diciptakan sebagai ungkapan  imajinasi manusia. Dalam karya sastra akan

terekam berbagi ide dan gagasan  dari pengarangnya. Ide dan gagasan tersebut bisa saja

merupakan ide orsinil pengarang yang tidak mungkin ada dalam kehidupan pengarang. Atau

kadang ide atau gagasan tersebut merupakan transformasi dari karya sebelumnya atau dari

alam sekitar lingkungan penciptaannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Teew  dalam

Pradopo (2010:131) bahwa karya sastra tidak lahir dari kekosongan budaya. Melainkan

sastra ditulis pengarangnya untuk menyampaikan pesan tertentu kepada masyarakat pembaca.

Oleh karenanya sastra pastilah mengandung makna tertentu. Hal ini senada dengan

pernyataan Nurgiyantoro (2010:2) bahwasannya karya fiksi sebagai karya imajiner

menawarkan berbagai pengalaman dan permasalahan manusia dan kemanusian, hidup dan

kehidupan. Sedangkan dibagian lain Nurgiyantoro (2010:321) menjelaskan bahwa fiksi

senantiasa menawarkan pesan moral.

Saat kita mempelajari karya sastra terdahulu, kita telah mengenal unsur-unsur

intrinsik yang ada pada karya sastra. Hal tersebut dapat menjadi bahan untuk kita dalam

mempelajari isi novel.Novel sebagai salah satu jenis karya sastra ternyata dapat memberikan

manfaat kepada pembacanya. Di antaranya dapat memberikan pengalaman pengganti,

kenikmatan, mengembangkan imajinasi, mengembangkan pengertian tentang perilaku

manusia,dan dapat menyuguhkan pengalaman yang universal. Pengalaman yang universal itu

1

Page 2: SOSIO HERU

tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia bisa

berupa masalah perkawinan, percintaan, tradisi, agama, persahabatan, politik, sosial,

pendidikan dan sebagainya.

Tidak hanya itu, kiranya novel dengan segala permasalahannya yang universal itu

ternyata menarik juga untuk dikaji. Seperti halnya kami mencoba mengkaji unsur-unsur

intrinsik yang terdapat di dalam sebuah novel yang berjudul Pudarnya Pesona Cleopatra

Karya Habiburrahman El Shirazy.Unsur intrinsik novel adalah beberapa unsur-unsur

terpenting yang harus ada dalam sebuah novel. Unsur-unsur intrinsik dalam sebuah novel

yang akan kami kaji berupa penokohan dalam cerita, alur dalam cerita, serta amanat yang

terkandung dalam cerita tersebut. Ketiga unsur tersebut adalah unsur-unsur terpenting dalam

penggambaran sebuah cerita dalam novel.

Menurut khasanah kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda dengan roman.

Sebuah roman menyajikan alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran (tokoh cerita)

juga lebih banyak. Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam

penyajian alur cerita dan tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak terlalu banyak.

Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang dapat memberikan manfaat

kepada pembacanya. Di antaranya dapat memberikan pengalaman pengganti, kenikmatan,

mengembangkan imajinasi, mengembangkan pengertian tentang perilaku manusia,dan dapat

menyuguhkan pengalaman yang universal. Pengalaman yang universal itu tentunya sangat

berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia bisa berupa masalah

2

Page 3: SOSIO HERU

perkawinan, percintaan, tradisi, agama, persahabatan, politik, sosial, pendidikan(seperti

masalah yang terdapat pada novel pudarnya pesona Cleopatra karya Habibburohman El

Shirazy) dan sebagainya. Tidak hanya itu, kiranya novel dengan segala permasalahannya

yang universal itu ternyata menarik juga untuk dikaji.

Selain sastra menyampaikan pesan moral, sastra juga merupakan sebuah ciptaan yang

disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya

ini sering menceritakan sebuah kisah , baik dalam orang pertama atau ketiga, dengan plot dan

melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka

menciptakan sebuah karya itu sendiri.

Menurut bentuk atau subjeknya, karya sastra mungkin memiliki jenis yang berbeda

seperti narasi (sebuah karya prosa, seperti novel atau cerita pendek ), puisi (komposisi dalam

ayat yang mengekspresikan perasaan penulis), drama (suatu cerita yang di pentaskan) ,dan

epik (ayat-ayat yang menceritakan perbuatan pahlawan atau dewa-dewa). Selain itu karya

sastra juga dapat berupa tulisan (buku atau media cetak lain bermain cerita tanpa perubahan)

atau lisan (diwariskan dari generasi ke generasi dan sering berubah dari waktu ke waktu,

seperti legenda atau cerita rakyat).

Sedangkan genre sastra yang akan dibahas dalam makalah ini adalah novel. Novel

merupakan salah satu karya sastra yang dihasilkan oleh seorang pengarang. Novel juga dapat

meberi manfaat karena didalamnya mengandung pesan moral yang dapat diserap pembaca.

3

Page 4: SOSIO HERU

Diantara genre utama karya sastra yaitu puisi, prosa dan drama, genre prosalah khususnya

novel dianggap dominan dalam manampilkan unsur-unsur sosial (Ratna, 2006:335).

Hakekat novel dalam sosiologi sastra adalah, seperti halnya sosiologi yang

menyangkut kehidupan manusia pada umumnya, sastra berurusan dengan manusia dalam

masyarakat. Usaha manusia untuk menyelesaikan diri dan usahanya untuk merubah

masyarakat itu. Dalam isi sesungguhnya sosiologi dan sastra berbagi masalah yang sama.

Dengan demikian novel sebagai genre utama sastra dapat dianggap sebagai usaha untuk

menciptakan kembali dunia sosial. Hubungan manusia dengan keluarganya, lingkungannya,

politik, negara, dan sebagainya. Dalam penelitian murni, jelas tampak bahwa novel berurusan

dengan tekstur sosial, ekonomi dan politik yang juga menjadi urusan sosiologi. Perbedaan

yang ada antara keduanya bahwa sosiologi melakukan ilmiah yang objektif, sedangkan novel

menyusup, menembus permukaan kehidupan sosial dan menunjukan cara-cara manusia

menghayati masyarakat dengan perasaannya Damono (1979:7)

Oleh karena itu dalam makalah ini penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra

untuk mengkaji novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habibbuahman El Shirazy.

Pembahasan makalah ini untuk mendeskripsikan keadaan sosial budaya masyarakat dalam

novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habibbuahman El Shirazy. Selain itu penulis juga

ingin mengungkapkan beberapa permasalah tentang suatu kehidupan manusia dalam

hubungannya dengan sesama dan lingkunganya yang telah diwujudkan secara rinci oleh

pengarang melalui karyanya.

4

Page 5: SOSIO HERU

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah

imitasi (Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan

kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk

mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada

umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan

sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan

eksistensi dirinya (Sarjidu, 2004: 2).

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang

termasuk dalam kategori Sastra adalah Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun,

sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi. Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra.

Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur

instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia

dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.

Teew  dalam Pradopo (2010:131) bahwa karya sastra tidak lahir dari kekosongan

budaya. Melainkan sastra ditulis pengarangnya untuk menyampaikan pesan tertentu kepada

masyarakat pembaca. Oleh karenanya sastra pastilah mengandung makna tertentu.

Dalam sosiologi sastra, karya sastra memiliki hubungan yang erat dalam pendidikan

sastra. Hubungan-hubungan itu meliputi hubungan karya dengan pembaca, karya dengan

pengarang, karya dengan alam semesta, serta karya dengan penerbit.

5

Page 6: SOSIO HERU

Karya sastra memuat berbagai macam nilai yang ingin disampaikan pengarang kepada

pembaca. Hal itu sejalan dengan tujuan adanya karya sastrra yang menyampaikan nilai-nilai

sebagai pedoman dalam kehidupan. Nilai-nilai dalam karya sastra itu salah satunya adalah

nilai-nilai islami. Nilai islami masih jarang disentuh dalam proses pembelajaran di sekolah,

sehingga diperlukan adanya sumber yang bisa dijadikan bahan pembelajaran  guna mencapai

pendidikan sesuai tujuan.

Dalam pembelajaran di sekolah, selain kurang disentuhnya tentang pendidikan islami

sebagai pembentuk karakter siswa, dalam pembelajaran sastra khususnya fiksi hanya terbatas

pada pembahasan novel dan cerpen. Padahal selain kedua jenis fiksi tersebut ada satu karya

sastra yang juga memiliki unsure instrinsik dan ekstrinsik yaitu novelet. Novelet dapat

dijadikan sumber belajar siswa karena menarik dan juga memuat nilai-nilai yang bermanfaat

dalam masyarakat.

Karya sastra yang memuat nilai-nilai islami berupa novelet tersebut salah satunya

adalah novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy yang dipandang

sangat tepat sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra.

6

Page 7: SOSIO HERU

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Gambaran masyarakat yang tercermin dalam Novel Pudarnya Pesona

Cleopatra Karya Habibburahman El Shirazy

2. Bagaimanakah Fungsi sosial dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya

Habibburahman El Shirazy

1.3 Tujuan masalah

1. Untuk mengetahui gambaran masyarakat yang tercermin dalam Novel Puarnya

Pesona Cleopatra Karya Habibburahman El Shirazy

2. Untuk mengetahui Fungsi sosial dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra Karya

Habibburahman El Shirazy

7

Page 8: SOSIO HERU

2. LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1Pendekatan Sosiologi Sastra

Sosiologi berasal dari kata latin socios yang berarti kawan dan kata Yunani Logos

yang berarti kata atau berbicara. Jadi sosiologi berarti mengenai masyarakat. (Soekanto,

2003:4).

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang objek studinya berupa aktivitas social

manusia. Sosiologi tidak hanya berhubungan manusia dengan lingkungan social budaya,

tetapi juga dengan alam. Sastra adalah karya seni yang merupakan ekspresi kehidupan

manusia. Pendekatan sosiologi sastra diartikan telaah terhadap karya sastra yang

mempertimbangkan segi-segi sosial kemiskinan. Sosiologi tidak berbeda pengertiannya

dengan sosiologi sastra, pendekatan sosiologi, atau pendekatan sosiokultural (Darmono,

1972:2).

Sosiologi sastra adalah cabang penelitian yang bersifat reflektif. Sosiologi sebagai

studi yang ilmiah dan objektif mengenai manusia dalam masyrakat, study mengenai lembaga-

lembaga dan proses-proses sosial, kontinyuitas yang terbentuk antar masyarakat yang

berbeda. Pada prinsipnya sosiologi mempelajari kehidupan nyata manusia sebagai

kolektifitas. Akan tetapi didalamnya dijumpai banyak teori dan metodologi yang berbeda dan

bahkan saling bertentangan mengenai kehidupan tersebut (Swingewood dalam Faruk,

2005:1). Penelitian sosiologi sastra dapat ke arah hubungan timbal-balik antara sosiologi dan

8

Page 9: SOSIO HERU

sastra. Keduannya akan saling mempengaruhi dalam hal-hal tertentu yang pada gilirannya

menarik perhatian penulis.

Untuk itu tujuan penelitian sosiologi sastra adalah untuk mendapatkan gambaran yang

lengkap, utuh, dan menyeluruh tentang hubungan timbal balik antara sastrawan, karya sastra,

dan masyarakat.

2.1.2 Pengertian Novel

Novel merupakan prosa yang panjang, mengandung rangkaian kehihupan seseorang

dengan orang-orang disekelilingnya dengan watak dan sikap prilaku. Prosa fiksi (novel)di

bangun oleh unsure instrinsik dan unsure ekstrinsik. Unsure instrinsik adalah unsure yang

membangun prosa fiksi dari dalam seperti alur, tema, plot, amanat dan lain-lain, sedabgkan

unsure ekstrinsikadalah unsure yang membangun sastra dari luar sepertipendidikan, agama,

filsafat, psikologi dan lain-lain.

Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh permasalahan kehidupan

seseorang atau beberapa orang tokoh. Biasanya kisah dalam novel berawal dari kemunculan

suatu persoalan yang dialami tokoh,  hingga tahap penyelesaian. Sedangkan novel yang baik

adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Dalam sebuah novel syarat

utamanya ialah ceritanya mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas kepada

setiap orang yang habis membacanya (Jakob Sumardjo).

Novel berasal dari bahasa Itali novel yang berarti “sepotong kisah atau berita”. Secara

harfiah novel berarti “sebuah barang baru yang kecil”, dan kemudian diartikan sebagai “cerita

9

Page 10: SOSIO HERU

pendek dalam bentuk prosa”. Jepang adalah tempat lahir novel yang pertama. Novel itu

berjudul Hikayat Genji, yang ditulis pada abad ke-11 oleh Murasaki Shikibu. Novel adalah

karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh permasalahan kehidupan seseorang atau

beberapa orang tokoh. Biasanya kisah dalam novel berawal dari kemunculan suatu persoalan

yang dialami tokoh,  hingga tahap penyelesaian. Sedangkan novel yang baik adalah novel

yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Dalam sebuah novel syarat utamanya

ialah ceritanya mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas kepada setiap orang

yang habis membacanya.

Sedangkan banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan

atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda, karena sudut pandang yang mereka

pergunakan juga berbeda-beda. Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :

1.      Novel adalah bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling

banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada

masyarakat. (Jakob Sumardjo Drs).

2.      Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial,

moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi,Dr.Dawud,Dra Yuni Pratiwi, M. Pd, Dra.AbdulRoni

M,Pd).

3.      Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik

(Paulus Tukam, S.Pd).

10

Page 11: SOSIO HERU

4. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui Unsur Intrinsiknya. Unsur-unsur.

tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan

peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguhan ada dan terjadi, unsur

inilah yang ada menyebabkan karya sastra (novel) hadir.

Novel berasal dari bahasa Itali novel yang berarti “sepotong kisah atau berita”. Secara

harfiah novel berarti “sebuah barang baru yang kecil”, dan kemudian diartikan sebagai “cerita

pendek dalam bentuk prosa”. Novel itu berjudul. Novel adalah karya imajinatif yang

mengisahkan sisi utuh permasalahan kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.

Biasanya kisah dalam novel berawal dari kemunculan suatu persoalan yang dialami tokoh,

hingga tahap penyelesaian. Sedangkan novel yang baik adalah novel yang isinya dapat

memanusiakan para pembacanya. Dalam sebuah novel syarat utamanya ialah ceritanya mesti

menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas kepada setiap orang yang habis

membacanya.

Sedangkan banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan

atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda, karena sudut pandang yang mereka

pergunakan juga berbeda-beda. Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :

1.      Novel adalah bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling

banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada

masyarakat. (Jakob Sumardjo Drs).

11

Page 12: SOSIO HERU

2.      Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya sosial,

moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi,Dr.Dawud,Dra Yuni Pratiwi, M. Pd, Dra.Abdul

Roni M,Pd).

3.      Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsik

(Paulus Tukam, S.Pd).

4. Novel adalah karya fiksi yang dibangun melalui Unsur Intrinsiknya. Unsur-unsur.

tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata lengkap dengan

peristiwa-peristiwa di dalamnya, sehingga nampak seperti sungguhan ada dan terjadi, unsur

inilah yang ada menyebabkan karya sastra (novel) hadir.

Adapun yang dimaksud unsur - unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah

unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu

sendiri. Bisa di artikan sebagai unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya itu

sendiri. Meliputi, tema, alur, setting, penokohan perwatakan, gaya bahasa dan amanat.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa novel didefinisikan sebagai bentuk

karya sastra yang terdiri dari unsur yang mengandung berbagai peristiwa dalam kehidupan

manusia yang kompleks dan panjang sehingga menggambarkan keadaan masyarakat, misal

keadaan sosial, budaya, adat-istiadat maupun religi.

12

Page 13: SOSIO HERU

2.1.2 Konsep Nilai-nilai Islami

a.       Hakikat Nilai

Kattsoff (Hediana 2009: 20) mengatakan bahwa hakekat nilai dapat dijawab dengan

tiga macam cara: Pertama, nilai sepenuhnya berhakekat subyektif, tergantung kepada

pengalaman manusia pemberi nilai itu sendiri. Kedua, nilai merupakan kenyataan-kenyataan

ditinjau dari segi ontology, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-nilai tersebut

merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Ketiga, nilai-nilai merupakan

unsure-unsur objektif yang menyusun kenyataan.

Mengenai makna nilai Kattsoff mengatakan, bahwa nilai menpunyai beberapa macam

makna. Sejalan dengan itu, maka makna nilai juga bermacam-macam.Rumusan yang bisa

penulis kemukakan tentang makna nilai itu adalah bahwa sesuatu itu harus mengandung nilai

(berguna), merupakan nilai (baik, benar, atau indah), mempunyai nilai artinya merupakan

objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap

“menyetujui” atau mempunyai sifat nilai tertentu, dan memberi nilai, artinya menanggapi

seseuatu sebagai hal yang diinginkan atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu.

b.      Nilai-nilai Islami

1)      Akidah

13

Page 14: SOSIO HERU

Secara etimologis, akidah berarti ikatan, sangkutan, keyakinan.  Akidah secara teknis

juga berarti keyakinan atau iman.  Dengan demikian, akidah merupakan asas tempat

mendirikan seluruh bangunan (ajaran) islam dan menjai sangkutan semua hal dalam islam.

Akidah juga merupakan sistem keyakinan Islam yang dibangun atas dasar enam keyakinan

atau yang biasa disebut rukun iman yang enam. Dan Iman tidak hanya bertunpu pada ucapan

lidah semata (Suroyo dkk: 35)

2)      Syariah

Secara etimologis, syariah berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus diikut,

yaitu jalan kea rah sumber pokok kehidupan, yaitu Allah. Kajian syariah tertumpu pada

masalah aturan Allah dan Rasul-Nya atau masalah hukum. Aturan atau hukum ini mengatur

manusia berhubungan dengan Tuhannya (hablun minallah) dan hubungan dengan sesamanya

(hablun minannas). Kedua hubungan manusia inilah yang menjadi ruang lingkup dari syariah

Islam (Suroyo dkk: 36).

3)      Akhlak

Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab Al-akhlaq yang merupakan

bentuk jamak dari kata Khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, tabiat.

Dengan pengertian tersebut jelaslah bahwa kajian akhlak adalah tingkah laku manusia, atau

14

Page 15: SOSIO HERU

tepatnya nilai dan tingkah lakunya, yang bias bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai

buruk (tercela).

1.      Hubungan Akidah, Syariah, dan Akhlak

Akidah, syariah, dan akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat, bahkan 

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Meskipun demikian, ketiganya

dapat dibedakan satu sama lain. Akidah sebagai konsep atau sistem keyakinan yang

bermuatan elemen-elemen dasar iman menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan

agama. Syariah sebagai konsep dan syistem hukum berisi peraturan yang menggambarkan

fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem nilai etika menggambarkan arah dan tujuan

yang hendak dicapai oleh agama. Oleh karena itu, ketiga kerangka dasar tersebut harus

terintegrasi dalam diri seorang muslim. Integrasi ketiga komponen tersebut dalam ajaran

islam ibarat sebah pohon, akarnya adalah akidah, sementara batang, dahan, dan daunnya

adalah syariah, sedangkan buahnya adalah akhlak.

2.      Pengaruh Nilai-nilai Islami terhadap Karya Sastra

Nilai-nilai islam yang ada dalam sistem ke masyarakat dapat berpengaruh tehdapat

tingkah laku seseorang atau masyarakat yang meyakininya. Nilai-nilai itu mempengaruhi

pola hidup, tingkah laku, dan keyakinan, sehinggga seseorang mampu menjalankan

15

Page 16: SOSIO HERU

keislamannya secara menyeluruh. Seorang muslim yang mampu menjelaskan antara konsep

islam dengan kehidupannya sehari-hari maka dialah seoramg muslim yang sejati.

Pengalaman keislaman yang dimiliki pengarang dapat pula mempengaruhi pengarang

dalam menciptakan karya sastra. Habiburrahman adalah seorang sastrawan yang memiliki

kesadaran untuk menyampaikan nilai-nilai tersebut, sehingga karya yang dibuatnya

bernuansa islami.

3.      Pembelajaran Sastra

Dalam proses pembelajaran sastra, pengajar sastra hendaknya memperhatikan modal

awal yang dimiliki siswa. Seperti yang diungkapkan Gilroy-Scott (dalam Herdiana, 2009: 27)

yang menyatakan bahwa pembelajaran sastra hendaknya tanggap terhadap berbagai hal

(modal awal) apa saja yang telah dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran, pengajar

dituntut memperhatikan pengetahuan sekecil apapun yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai

dengan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut siswa untuk menjadi

pelajar yang mandiri sedang pengajar (guru) berperan sebagai fasilitator bagi siswa

16

Page 17: SOSIO HERU

3 ANALISIS

3.1 Gambaran masyarakat yang tercermin dalam novel Pudarnya Pesona

Cloepatra

Wujud-wujud nilai islami yang terdapat dalam Novel Pudarnya Pesona Cleopatra

meliputi wujud nilai-nilai akidah, syariah, akhlak. Nilai-nilai islami tersebut bisa dijadikan

sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di sekolah.

Wujud nilai-nilai akidah dalam novelet Pudarnya Pesona Cleopatra meliputi iman kepada

Allah SWT dan iman kepada kitab Allah SWT. Wujud-wujud nilai syariah meliputi puasa,

pinangan, perkawinan, dan aqiqah dalam islam. Sedangkan nilai-nilai akhlak meliputi akhlak

pribadi dan akhlak dalam bergaul dalam masyarakat.

3.2 Wujud nilai-nilai akidah dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra

1.      Iman kepada Allah

Iman kepada Allah swt merupakan rukun iman yang bertama. Menurut Suroyo, dkk

(2002: 35), iman kepada Allah adalah iman atau yakin bahwa Allah adal ilah (sembahan)

yang benar. Allah berhak disembah tanpa menyembah kepada yang lain, karena Dialah

pencipta hamba-hamba-Nya. Dialah yang memberi rizki manusia.

Dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra terdapat kutipan yang menunjukkan keimanan

kepada Allah.

Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:

17

Page 18: SOSIO HERU

“Aku benar-benar merana. Satu-satunya harapanku hanyalah berkah dari Tuhan atas

baktiku pada ibu yang amat kucintai” ( PPC/I/17/1/2)

“Apakah aku telah menjadi orang munafik karena telah mendustai diri sendiri dan

banyak orang? Duhai Tuhan, mohon ampunan”( PPC/I/7/1/2)

Pada kutipan di atas, beriman kepada Allah menjadikan tokoh AKU menggantungkan

harapan dan ampunan hanya kepada Allah SWT. Tokoh AKU memohon ampunan kepada

Allah karena telah menjadi orang munafik dengan mendustai diri sendiri, walaupun begitu,

tokoh AKU telah berbakti kepada ibu.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan dengan mencintai seseorang karena

Allah dan ia pasrah dan mengembalikan segala duka kepada Allah swt.

Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:

“Hanya Allah-lah tempat melabuhkan dukanya”( PPC/I/27/3/2 )

3.3 Wujud nilai-nilai syariah dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra

1.      Puasa

Puasa dari segi bahasa berarti menahan atau mencegah. Sedangkan dari segi istilah puasa

berarti menahan makan dan minum serta mencegah dari segala hal yang membatalkannya

dari terbit fajar sampai tenggelam matahari (Suroyo, dkk. 2002: 62). Puasa merupakan ibadah

yang dilakukan dengan cara menahan diri dari makan dan minum dengan jangka waktu yang

telah ditentukan oleh Allah swt. Puasa bagi seorang muslim merupakan proses yang harus

dijalani untuk mencapai derajat muttakin (orang-orang yang bertakwa).

18

Page 19: SOSIO HERU

Selain menahan lapar dan haus, puasa melatih manusia untuk menahan syahwat dan

mencegah ajaran-ajaran buruk dari nafsu syahwat. Seperti  dalam kutipan novelet Pudarnya

Pesona Cleopatra menunjukkan bahwa salah satu hikmah dari puasa adalah tertahannya nafsu

syahwat.

“Ya Rabb, tanpa sepengetahuanku, selama dua bulan sebelum aku mengantarnya ke

rumah ibu mertua ia bahkan sering berpuasa demi meredam hasrat biologisnya yang tidak

pernah kupahami”(PPC/P/41/2/1)

Pada kutipan di atas menunjukkan puasa yang dilakukan Raihana bermaksud untuk

menahan hasrat demi mensucikan dirinya dari jerat kehinaan. Dari kutipan di atas dapat

disimpulkan bahwa puasa merupakan perisai agar terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela

yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka. Sebagaimana hadist Rasulullah SAW.

“Puasa adalah perisai dari neraka seperti perisai salah seorang dari kalian dari perang”

(Diriwayatkan Imam Ahmad)

2.      Pinangan

Pinangan atau lamaran dalam islam berarti penawaran dari seorang laki-laki kepada

perempuan untuk melangsungkan akad nikah. Saat proses meminang, seorang laki-laki

diperintahkan melihat calon istrinya. Sebagaimana hadist Rasulullah SAW:

19

Page 20: SOSIO HERU

“Apabila salah seorang diantara kalian hendak meminang seorang perempuan, kemudian dia

dapat melihat sekedar apa yang menarik untuk mengawininya, maka kerjakanlah (HR. Abu

Daud)

Dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra ada kutipan yang berkaitan dengan hal tersebut,

yaitu:

“Saat khitbah, sekilas kutatap wajah Raihana, dan benar kata di Aida, ia memang baby

face dan lumayan anggu” (PPC/P/3/2/1)

3. Sholat

Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah mukallaf dan

harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam perjalanan. Shalat merupakan rukun

Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah

shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan

barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).

Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17

rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim

mukallaf baik sedang sehat maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat – shalat sunah.

Untuk membatasi bahasan penulisan dalam permasalahan ini, maka penulis hanya membahas

tentang shalat wajib kaitannya dengan kehidupan sehari – hari.

20

Page 21: SOSIO HERU

Secara etimologi shalat berarti do’a dan secara terminology istilah, para ahli fiqih

mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan

perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita

beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)

Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang

mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan

kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah

yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-

Syidiqi, 59).

Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan

Tuhan nya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari

beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri

dengan salam ,serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’

(ImamBashariAssayuthi,30) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa shalat

adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali

dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan

syarat”.

21

Page 22: SOSIO HERU

Berikut ini kutipan ketika tokoh Aku menunaikan ibadah sholat :

” Meskipun Cuma mimpi Aku bangkit mengambil air wudlu dan shalat. Selesai

shalat aku merenungi mimpi yang baru saja kualami ”. (PPC/S/15/2/9)

Tokoh Aku sangat rutin menjalankan ibadah sholat karena sholat dapat membuat

hatinya tenang dan terhindar dari perbuatan keji dan munkar.

Shalat merupakan penyerahan diri secara talalitas untuk menghadap Tuhan, dengan

perkataan dan perbuatan menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara, Shalat

merupakan kewajiban bagi kaum muslimin yang mukallaf tanpa kecuali

Hikmah mendidirkan shalat yaitu:

a. Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar

b. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujur

c. Shalat akan membangun etos kerja

22

Page 23: SOSIO HERU

3.4  Wujud nilai-nilai akhlak dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra

1.      Akhlak Pribadi

Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap

diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan

diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau

bahkan membahayakan jiwa.

Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita

melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh menderita. Untuk itu manusia seharusnya bisa

bersikap atau beraklak baik terhadap tubuhnya.

Selain itu sesuatu yang dapat membahayakan diri tersebut adalah hal yang bersifat

psikis. Misalkan iri, dengki , munafik dan lain sebagainya. Hal itu  dapat membahayakan

jiwa. Semua itu merupaan penyakit hati yang harus dihindari. Hati yang berpenyakit seperti

iri dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit sekali menerima kebenaran, karena hati

tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan iman, tetapi hati juga bisa berubah menjadi

tempat kejahatan dan kekufuran.

Dalam proses pembelajaran sastra, pengajar sastra hendaknya memperhatikan modal

awal yang dimiliki siswa. Seperti yang diungkapkan Gilroy-Scott (dalam Herdiana, 2009: 27)

yang menyatakan bahwa pembelajaran sastra hendaknya tanggap terhadap berbagai hal

23

Page 24: SOSIO HERU

(modal awal) apa saja yang telah dimiliki siswa. Dalam proses pembelajaran, pengajar

dituntut memperhatikan pengetahuan sekecil apapun yang dimiliki siswa. Hal ini sesuai

dengan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut siswa untuk menjadi

pelajar yang mandiri sedang pengajar (guru) berperan sebagai fasilitator bagi siswa.

Pembelajaran sastra dapat berlangsung dengan baik, apabila pemilihan bahan ajaran

disesuaikan dengan perkembangan siswa. Pemilihan bahan pembelajaran sastra ini sangat

penting karena pembelajaran sastra yang berhasil akan membantu dalam mencapai empat

manfaat pembelajaran sastra: meningkatkan keterampilan berbahasa, meningkatkan

pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan watak.

Pemilihan bahan pembelajaran sastra berupa novelet tidaklah berlebihan karena

sebagai sebuah karya fiksi, novelet memiliki unsur pembangun yang sama dengan novel atau

cerpen. Perbedaan mendasar antara cerpen, novelet dan novel terletak pada panjang

pendeknya cerita sehingga berpengaruh terhadap konflik cerita, penyelesaian permasalahan,

dll. Persamaan ketiganya meliputi unsur instrinsik dan ekstrinsik karya fiksi tersebut. Dengan

begitu novelet dimungkinkan untuk dijadikan alternative pemelajaran novel atau cerpen

membuat siswa memiliki pengetahuan bahwa karya fiksi tidak hanya cerpen dan novel, tetapi

juga ada novel.

Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita

melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh menderita. Untuk itu manusia seharusnya bisa

bersikap atau beraklak baik terhadap tubuhnya.

24

Page 25: SOSIO HERU

Untuk menghindari hal tersebut di atas maka sebagia seorang muslim dituntut untuk

mengenali berbagai macam penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya

merupakan tempat kebaikan dan keimanan menjadi tempat keburukan dan kekufuran. Seperti

yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri dengki dan munafik. Maka kita

harus mengenali penyakit hati tersebut.  Dalam novel ini, hal yang paling dominant adalah

sikap mendustai diri sendiri yang dilakukan oleh tokoh aku.

Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:

“Tapi ada penyesalan mendalam dalam hati : aku belum shalat isya` dan terlambat shalat

shubuh. Baru sedikit terasa andaikan ada Raihana dia pasti sudah membangunkan ku

sehingga aku tidak lalai shalat Isya` dan shalat subuh meskipun sakit”(PPC/A/25/1/15)

2.      Akhlak dalam keluarga

Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota

keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komuniksai. Komunikasi yang didorong oleh rasa

kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang

telah mendasari komunikasi orang tua dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua.

Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih

sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.

25

Page 26: SOSIO HERU

Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul

menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya.

Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan

nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka

terima pada masa-masa selanjutnya.

Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:

“Sedihnya, aku tiada berdaya sama sekali untuk melawannya. Aku tak punya kekuatan

apa-apa untuk memberontaknya. Sebab stelah ayah tiada, bagiku ibu adalah segalanya.

(PPC/A/1/1/3)

3.      Akhlak dalam Bergaul atau Bermasyarakat

Akhlak baik terhadap manusia yang pertama adalah menahan diri dari mengganggu

mereka dari segala sisi. Memaafkan keburukan mereka dan gangguan mereka terhadapmu,

kemudian engkau bermuamalah dengan mereka dengan muamalah yang baik dalam ucapan

maupun perbuatan. Termasuk akhlak baik yang paling khusus adalah sabar menghadapi

mereka, tidak jenuh dengan mereka, berwajah cerah, berkata lembut, berucap indah yang

menyenangkan teman duduk, memberikan kegembiraan pada teman, menghilangkan rasa

tidak enak di hati mereka, dan terkadang memberikan gurauan jika memang ada maslahat.

26

Page 27: SOSIO HERU

Akan tetapi tidak sepantasnya banyak bergurau atau guyonan. Karena bercanda dalam ucapan

seperti garam pada makanan. Kalau tidak ada garam, makanan terasa hambar, namun bila

terlalu banyak makanan menjadi asin. Dengan demikian, bila bercanda ini tidak ada atau

sebaliknya melebihi batasan, maka menjadi tercela.

Termasuk akhlak yang baik adalah bergaul kepada manusia dengan apa yang pantas bagi

mereka dan sesuai dengan keadaannya, dengan memandang apakah orang yang diajak

bergaul itu masih kecil atau sudah besar, berakal atau terbelakang, seorang alim ataukah

orang yang jahil/bodoh.

Kutipan pada novel adalah sebagai berikut:

Ketika aku makan siang bersama Pak Hardi dan Pak Susilo terjadilah perbincangan itu

“Kasihan benar Pah Agung ya?” kata Pak Hardi

“Siapa Pak Agung itu?” Tanyaku

“Dia adalah dosen muda yang paling cemerlang kariernya di kampus ini.” (PPC/A/25/2/5)

27

Page 28: SOSIO HERU

Adapun nilai-nilai lainnya yang terkandung dalam novel :

Nilai Religi

Rihana selalu mengadu masalah yang dihadapinya kepada Allah SWT.

·         Jika mempunyai masalah, Rihana selalu mengaji dan tekun beribadah.

·         Serta Rihana adalah seorang gadis penghafal Al Qur’an

·       Tokoh AKU adalah seorang penghafal Al Qur’an dan selalu bangun tengah malam

untuk shalat tahajjud.

·         Dua hati disatukan dalam ikatan pernikahan antara tokoh AKU dan Rihana

Nilai budaya

·         Kepercayaan orang jawa dalam Novel mini pertama adalah orang jawa harus menikah

dengan orang jawa. Jika mereka tidak menikah dengan orang Jawa maka akan mendapatkan

kesengsaraan saja.

Nilai Pendidikan.

·         AKU mengejar cita – citanya sampai belajar keluar negeri demi membahagiakan

Uminya.

·         Rihana akan segera diwisuda di Universitas kedokteran.

·         Tokoh AKU menjadi dosen Bahasa Arab di suatu Universitas.

28

Page 29: SOSIO HERU

Nilai ekonomi

·         Saat ayah Rihana meminta Rihana menikah dan menerima lamaran AKU untuk

melunasi hutangnya sebesar 80 juta.

Nilai Moral

·         Saat tokoh AKU sedia berkorban tentang perasaannya demi membahagiakan hati

ibunya ·        

29

Page 30: SOSIO HERU

4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Nilai-nilai islami novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy 

meliputi kepada kitab Allah. Selain itu juga terdapat nilai-nilai syariah meliputi puasa,

pinangan, perkawinan, dan aqiqah dalam islam. Di samping itu terdapat nilai-nilai

akhlak meliputi akhlak pribadi dan akhlak dalam bergaul dalam masyarakat.

2. Novel Pudarnya Pesona Cleopatra sebagai alternatif bahan pembelajaran, banyak

mengandung nilai-nilai islami. Hal itu sangat penting agar dapat mempengaruhi

pembentukan karakter generasi muda karena di dalamnya banyak contoh-contoh

perbuatan baik.

30

Page 31: SOSIO HERU

DAFTAR PUSTAKA

El Shirazy,H. 2008. Pudarnya Pesona Cleopatra. Jakarta: Republika.

http://ebookbrowse.com/pengertian-latar-atau-setting-menurut-para-ahli-pdf-d346601449

31

Page 32: SOSIO HERU

SINOPSIS

Kisah ini berawal dari tokoh AKU yang harus menikah dengan gadis jawa bermana

RAIHANA pilihan ibunya yang sama sekali tidak dikenal. Gadis itu adalah putri teman

ibunya dan merupakan janji tersirat untuk “besanan”antara dua orang sahabat yang sama-

sama lulusan pesantren Mangkuyudan Solo.

Terjadilah pergulatan jiwa dalam diri aku, antara kecewa dan tidak mau

mengecewakan sang ibu yang dicintainya, pergulatan jiwa tersebut adalah Aku yang selama

ini memimpikan untuk memilki istri seorang gadis mesir yang cantik (karena aku adalah

lulusan Perguruan tinggi meesir)dan tidak mau dijodohkan dengan gadis pilihan sang ibu

yang sama sekali bukan hasratnya selama ini.

Tetapi pernikahan itu berlangsung juga, hari-hari diisi dengan kebencian yang

mendalam dari si aku terhadap raihana yang dengan tulus mencintainya. Diam, acuh, dan

sinis perlakuan itulah yang setiap hari diterima oleh raihana, sedangkan manis, setia dan

penuh cinta selalu dipersembahkan oleh raihana terhadap suainya tercinta yakni aku.

Pergolakan batin selalu tercipta dengan kebencian yang luar biasa, Hingga suatu saat aku

harus mengikuti acara pelatihan di tempat yang jauh dan raihana sementara tinggal bersama

ibu nya sampai proses kelahiran buah cintanya, buah cinta yang tercipta dengan terpaksa, 6

bulan setelah menikah tak sedikit pun Aku menyentuh tubuh indah raihana akan bisa di

32

Page 33: SOSIO HERU

bayangkan betapa sakitnya batin perempuan karena pergolakan batin si aku selalu tercipta

dengan kebencian yang luar biasa.

Saat pelatihan si aku bertemu dengan rekan sesama pelatihan yang sedang mengalami

kehancuran akibat beristrikan seorang gadis mesir yang juga cantik, Diceritakanlah

bagaimana sulitnya menyatukan dua budaya yang berbeda menjinakan karakter istri yang

keras tak bernorma sampai akhirnya ia harus menanggung kehancuran moril dan materil. Si

aku menyadari bahwa dia mmelakukan kesalahan besar dalam kehidupan rumah tangganya

kerena Aku telah menyia-nyiakan istri cantik khas Indonesia yang selama ini setia,

memberikan keiklasan dengan kasih sayang, dan sangat menyanjung suami seperti yang biasa

dilakukanistri-istri suku jawa , bahkan kuat menghadapi sikap suami menyebalkan seperti si

aku yang berlangsung selama setahun pernikahan mereka.

Si aku ingin segera pulang dan berniat berlutut meminta maaf di pangkuan raihana

istri yang selama ini  tersiksa batinnya, istri yang selalu memuliakan dan mencintai suami

karena Allah SWT, tetapi raihana bukan lah Cleopatra, raihana hanya gadis dari lokal .Tetapi

memiliki keselehan hati yang luar biasa. Setelah pulang dia membeli oleh-oleh untuk raihana

dengan semangatyang menggebu-gebu, tapi setelah sampai di rumah mertuanya dia disambut

dengan deraian air mata oleh ibu mertuanya, mertuanya bilang bahwa raihana dan bayi

dikandungannya sudah meninggal seminggu yang lalu karna jatuh di kamar mandi,raihana

sempat di bawah ke rumah sakit tapi tidak bisa di tolong lagi, raihana berpesan apapun yang

terjadi jangan menghubungi suaminya karna raihana tidak maumengganggu kosentrasi

33

Page 34: SOSIO HERU

bpelatihan suaminya.Mertuanya mengantarkan suami raihana kepemakaman di pinggir desa,

disanatertulis nama raihana dan hari wapatnya, dia menangis tersedu-sedu dia tidak

kuasamenahan rasa cinta, haru, rindu dan penyesalan yang luar biasa.

Dan dalam hal itu telah disia-siakan oleh Aku yang harus menelan penyesalan besar

kerena belum sempat meminta maaf serta janji akan menjadi suami yang setia, menghormati

istri dengan segenap hati dan menyanjungnya lebih dari kepada Cleopatra yanga telah pudar

terkalahkan oleh bersinarnya pesona raihana yang meninggal saat aku tidak berada disisinya.

34

Page 35: SOSIO HERU

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

1. PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah………..................................................................................... 7

2. LANDASAN TEORI………………………………………………........................... 8

2.1 Kajian Teori............................................................................................................ 8

2.1.1 Pendekatan Sosiologi Sastra ............................................................................... 9

2.1.2 Konsep Nilai-nilai Islami .................................................................................... 13

3. ANALISIS.................................................................................................................... 17

3.1 Gambaran Masyarakat yang Tercermin Dalam Novel........................................... 17

3.2 Wujud Nilai Akidah Dalam Novel ....................................................................... 17

3.3 Wujud Nilai Syariah Dalam Novel......................................................................... 18

3.4 Wujud Nilai Akhlak Dalam Novel......................................................................... 23

4. PENUTUP.................................................................................................................... 30

4.1 Kesimpulan............................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 31

SINOPSIS............................................................................................................................ 32

35