kebijakan fiskal

35
LOGO KEBIJAKAN FISKAL BAB - 4 by Imr@n

Upload: aitana

Post on 12-Feb-2016

100 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KEBIJAKAN FISKAL. BAB - 4. ZISWA SBG KOMPONEN KEBIJAKAN FISKAL. ZISWA merupakan salah satu sendi utama dari Sistem Ekonomi Islam yg kalau mampu dilaksanakan dg baik akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa . - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

LOGO

KEBIJAKAN FISKALBAB - 4

Page 2: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

ZISWA SBG KOMPONEN KEBIJAKAN FISKAL

ZISWA merupakan salah satu sendi utama dari Sistem Ekonomi Islam yg kalau mampu dilaksanakan dg baik akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa.

Menurut Konsep Ekonomi Islam, kebijakan fiskal bertujuan untuk mengembangkan suatu masy yg didasarkan atas distribusi kekayaan berimbang dg menempatkan nilai-nilai material dan spritual pd tingkat yg sama (Abdul Manan, M., 1993).

Page 3: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Z A K A T

Page 4: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

QS. AT –TAUBAH AYAT 103 : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[1] dan mensucikan[2] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

 [1] Maksudnya: zakat itu membersihkan

mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda

[2] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.

Page 5: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

QS. AL-BAQARAH AYAT 261 :“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[1] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

[1] pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

Page 6: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

KARAKTERISTIK

Zakat merupakan ketentuan yang wajib dalam sistem ekonomi (obligatory zakat

system), sehingga pelaksanaannya melalui institusi resmi negara yang

memiliki ketentuan hukum.

Page 7: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Implikasi Zakat

1) Memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan.

2) Memperkecil jurang kesenjangan ekonomi.

3) Menekan jumlah permasalahan sosial; kriminalitas, pelacuran, gelandangan, pengemis dan lain-lain.

4) menjaga kemampuan beli masyarakat agar dapat memelihara sektor usaha. Dengan kata lain zakat menjaga konsumsi masyarakat pada tingkat yang minimal, sehingga perekonomian dapat terus berjalan.

Page 8: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Pengaruh Zakat Terhadap Konsumsi-1

Golongan Masyarakat

Implikasi Terhadap Konsumsi

Mustahik1.   Bagi golongan Fakir zakat merupakan pendapatannya dalam memenuhi kebutuhannya (Y = Z = C).

2.   Bagi golongan Miskin zakat merupakan tambahan pada pendapatannya dalam memenuhi kebutuhannya (Y + Z = C).

3.   Bagi golongan Ibnussabil zakat menjadi pendapatan utamanya dalam memenuhi kebutuhannya (Y = Z = C).

4.   Bagi golongan Fisabilillah zakat menjadi pendapatan keluarganya dalam memenuhi kebutuhan mereka (Y = Z = C).Asumsi: zakat didistribusikan pada mustahik disesuaikan dengan

kebutuhan merekaCatatan: Y = Pendapatan, Z = Zakat, C = Konsumsi, H = Hutang, P = Harga Tebusan

Page 9: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Pengaruh Zakat Terhadap Konsumsi-2

Golongan Masyarakat

Implikasi Terhadap Konsumsi

Mustahik5.   Bagi golongan Muallaf zakat menjadi pendapatan utama yang dapat meneguhkannya (Y = Z = C).

6.   Bagi golongan Amil zakat menjadi pendapatannya dalam memenuhi kebutuhannya (Y = Z = C).

7.   Bagi golongan Gharimin zakat menjadi pendapatan untuk membayar hutang (Z = H).

8.   Bagi golongan hamba sahaya zakat menjadi pendapatan untuk harga tebusan dirinya (Z = P).Asumsi: zakat didistribusikan pada mustahik disesuaikan dengan

kebutuhan merekaCatatan: Y = Pendapatan, Z = Zakat, C = Konsumsi, H = Hutang, P = Harga Tebusan

Page 10: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Pengaruh Zakat Terhadap Produksi

Dengan asumsi bahwa para muzakki adalah golongan yang umumnya bekerja sebagai produsen, maka

manfaat zakat oleh produsen akan dirasakan melalui tingkat konsumsi

yang terus terjaga, akibat zakat yang mereka bayarkan dibelanjakan oleh para mustahik untuk mengkonsumsi barang dan jasa dari produsen. Jadi

semakin tinggi jumlah zakat semakin tinggi pula konsumsi yang dapat

mendorong perekonomian.

Page 11: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

P

Q

D0

D1

0

So

S11 2

P1/P3

P2

Q1 Q2 Q3

Zakat dalam Perekonomian

Page 12: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Keterkaitan Muzakki & Mustahik

Kenaikan M (income) D mustahik naik lebih besar daripada muzakki

muzakkimustahik

D2D2

D1D1

S1

S2S1

S2

PzPk

Pe

∆Qk ∆Qz∆Qk > ∆Qz

P

QQ

Page 13: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

P

Q

D0

D1

0

So

S1

Efek Zakat

Efek Pajak

Efek Zakat dan Pajak dalam Ekonomi

Page 14: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

WAKAF

Page 15: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

QS. ALI IMRAN AYAT 92 : “ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

HADIST RASULULLAH bersabda : “Apabila seorang manusia meninggal, terputuslah amal perbuatannya, kecuali dari 3 hal yaitu : shadaqah jariyah (sedekah yg pahalanya tetap mengalir), ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan doa anak yang saleh “.

DASAR HUKUM

Page 16: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Wakaf berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf) baik berupa perorangan maupun lembaga, dengan ketentuan bahwa hasilnya digunakan sesuai dengan syariat islam.

Page 17: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Karakteristik

Benda yang diwakafkan dapat berupa benda kongkrit atau

berupa uang tunai yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh umum dengan memenuhi karakteristik

benda wakaf yang telah disebutkan dalam definisi.

Page 18: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

INSTITUSI WAKAF

Wakaf Non-Tunai

WakafTunai

Tanah

Bangunan

Benda Lain

Pendidikan

Masjid

Ekonomi

Investasi/ Pembiayaan

Pembelian Benda Wakaf

JENIS-JENIS WAKAF

Page 19: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

WAKIF

BANK WAKAF

Temporary Wakaf Deposits

Loan BasisInvestment Basis(Mudharabah)

Waqaf Properties Financing

Waqaf Properties Financing

Wakaf Deposits + Profit Shares

Wakaf Deposits + Administration Cost

Profit Shares

Wakaf Deposits

TEMPORARY WAKAF DEPOSITS

(BANK WAKAF)

Page 20: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

WAKIF

WAKAF Institution

Temporary Wakaf

Loan BasisInvestment Basis(Mudharabah)

Waqaf Properties Financing

Waqaf Properties Financing

Temporary Wakaf + Profit Shares

Temporary Wakaf + Administration Cost

TEMPORARY WAKAF (WAKAF INSTITUTION)

Needy People

Profit Shares

Page 21: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

KEBIJAKAN PENDAPATAN EKONOMI ISLAM

Pendapatan dalam sistem ekonomi islam dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu :1. Bersifat Rutin seperti : Zakat, Jizyah, Kharaj, Ushr,

Infaq dan Shadaqah serta Pajak lain jika diperlukan.2. Bersifat Temporer seperti : ghanimah, fa’y dan harta

yang tidak ada pewarisnya. Menurut Khaf (1999) berpendapat sedikitnya ada tiga

prosedur yang harus dilakukan pemerintah Islam Modern dg asumsi bahwa pemerintah tsb sepakat dg adanya kebijakan pungutan pajak (terlepas dari ikhtilaf ulama mengenai pajak) :

Page 22: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

1. Kaidah Syar’iah yg berkaitan dg kebijakan pungutan zakatIslam dg rinci telah menentukan syarat, kategori harta yg harus dikeluarkan zakatnya, lengkap dg besaran (tarifnya). Maka tidak ada hal bagi pemerintah untuk mengubah tarif yg telah ditentukan. Namun pemerintah hanya dapat melakukan perubahan dlm struktur harta yg wajib dg berpegang pada nash-nash umum yg ada & pemahaman thd realita modern.

Page 23: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

2. Kaidah Syar’iah yg berkaitan dg hasil pendapatan yg berasal dari Aset PemerintahPendapatan dari aset pemerintah di bagi menjadi 2 kelompok :(a) Pendapatan dari aset pemerintah yg umum

yaitu berupa investasi aset pemerintah yg dikelola baik oleh pemerintah sendiri/masyarakat.

(b) Pendapatan dari aset yg masy ikut memanfaatkannya seperti sarana-sarana umum yg sangat dibutuhkan masyrakat.

Page 24: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

3. Kaidah Syar’iah yg berkaitan dg Kebijakan PAjakDalam ajaran Islam tidak memberikan arahan dibolehkannya pemerintah mengambil sebagian harta milik orang kaya secara paksa.Namun pungutan pajak dibolehkan berdasarkan Kaidah a’dalah dan kaidah dharurah yaitu pungutan tsb hanya bagi orang yg mampu/kaya & utk pembiayaan yg betul-betul sangat diperlukan & pemerintah tidak memiliki sektor pemasukan lainnya.

Page 25: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

KEBIJAKAN BELANJA EKONOMI ISLAMTujuan belanja pemerintah :

a) Pengeluaran demi memnuhi kebutuhan hajat masyrakat.

b) Pengeluaran sbg alat redistribusi kekayaan.c) Pengeluaran yg mengarah pd semakin

bertambahnya permintaan efektifd) Pengeluaran yg berkaitan dg investasi dan

produksi.e) Pengeluaran yg bertujuan menekan tingkat

inflasi dg kebijakan intervensi pasar.

Page 26: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Kebijakan belanja umum pemerintah :1) Belanja kebutuhan operasional pemerintah

yg rutin.2) Belanja umum yg dapat dilakukan

pemerintah apabila sumber dananya tersedia.

3) Belanja umum yg berkaitan dg proyek yg disepakati oleh masy Berikut sistem pendanaannya.

Page 27: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Kaidah Sya’riah yg berkaitan dg belanja kebutuhan operasional pemerintah :1. Kebijkan belanja rutin harus sesuai dg azas maslahat umum,

tidak boleh dikaitkan dg kemashalatan seseorang/kelompok masy tertentu.

2. Mendapatkan sebanyak mungkin manfaat dg biaya yg semurah-murahnya. Kaidah ini membawa suatu pemerintahan jauh dari sifat mubazir & kikir disamping alokasinya pd sektor2 yg tidak bertentangan dg syariah.

3. Tidak berpihak pd kelompok kaya dlm pembelanjaan, walaupun dibolehkan berpihak pada kelompok miskin.

4. Prinsip komitmen dg aturan syariah, maka alokasi belanja negara hanya boleh pd hal-hal yg mubah, & menjauhi yg haram

5. Prinsip komitmen dg skala prioritas syariah, dimulai dari yg wajib, sunnah, mubah/dharruroh, hajjiyat dan kamaliyah.

Page 28: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

INSTITUSI PENGAMBIL KEBIJAKAN FISKAL

Baitul MalBaitul Mal merupakan institusi negara yang

bertujuan mewujudkan misi negara dalam mensejahterakan warga melalui kebijakan sektor

riil dan moneter menggunakan instrumen-instrumen publik yang menjadi wewenangnya, seperti zakat, kharaj-jizyah (pajak), investasi negara (al mustaglat), uang beredar, infak-

shadaqah, wakaf, dll.

Page 29: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Yusuf Qardhawy (1988) membagi baitul mal menjadi empat bagian (divisi) kerja berdasarkan pos penerimaannya

Departemen khusus untuk sedekah (zakat).Departemen khusus untuk menyimpan pajak

dan upeti.Departemen khusus untuk ghanimah dan rikaz.Departemen khusus untuk harta yang tidak

diketahui warisnya atau yang terputus hak warisnya (misalnya karena pembunuhan).

Page 30: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

Baitul Mal (Ibnu Taimiyah) Diwan al Rawatib yang berfungsi

mengadministrasikan gaji dan honor bagi pegawai negeri dan tentara.

Diwan al Jawali wal Mawarits al Hasyriyah yang berfungsi mengelola poll taxes (jizyah) dan harta tanpa ahli waris.

Diwan al Kharaj yang berfungsi untuk memungut kharaj.

Diwan al Hilali yang berfungsi mengkoleksi pajak bulanan[1].

[1] Perlu dipahami bahwa penggunaan kata pajak terkadang misleading karena literature ekonomi Islam atau sejarah Islam banyak menyebutkan pungutan yang dibenarkan atau dianjurkan oleh syariat seperti zakat, kharaj, ushr dan jizyah seringkali diwakili dengan istilah pajak. Padahal dalam Islam juga diketahui bahwa dalam keadaan normal pajak yang biasa dikenal dalam dunia konvensional tidak dianjurkan untuk diberlakukan. Untuk itu diperlukan ketelitian dari setiap pembaca ekonomi dan sejarah Islam dalam memahami konteks pembahasan pajak dalam berbagai jenis literature.

Page 31: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

APAKAH ZAKAT DAPAT DISAMAKAN DENGAN PAJAK ?

Page 32: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

PERSAMAAN ZAKAT & PAJAK Bersifat wajib dan mengikat atas harta penduduk suatu negeri,

apabila melalaikannya terkena sanksi.

Zakat dan pajak harus disetorkan pada lembaga resmi agar tercapai efisiensi penarikan keduanya dan alokasi penyalurannya.

zakat dan pajak dikelola oleh negara.

Tidak ada ketentuan memperoleh imbalan materi tertentu didunia.

Dari sisi tujuan ada kesamaan antara keduanya yaitu untuk menyelesaikan problem ekonomi dan mengentaskan kemiskinan yang terdapat di masyarakat.

Page 33: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

PERBEDAAN ZAKAT & PAJAK

ZAKAT PAJAKArti Nama bersih, bertambah dan

berkembangUtang, pajak, upeti

Dasar hukum Al Qur’an & As-sunnah UU Suatu negara

Nishab & Tarif Ditentukan Allah dan bersifat mutlak (Nishab zakat memiliki ukuran tetap )

Ditentukan oleh negara dan yang bersifat relatif

(pajak berubah-ubah sesuai dengan neraca

anggaran negara)

Sifat Kewajiban yang bersifat tetap dan terus menerus

Kewajiban yg sesuai dengan kebutuhan dan dapat dihapuskan

Subyek Muslim Semua warga negara

Page 34: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

ZAKAT PAJAKObyek Alokasi Penerima Tetap 8 Golongan Untuk dana pembangunan dan

anggaran rutin

Harta yang Dikenakan Harta produktif Semua Harta

Syarat Ijab Kabul Disyaratkan Tidak Disyaratkan

Imbalan Pahala dari Allah dan janji keberkahan harta

Tersedianya barang dan jasa publik

Sanksi Dari Allah dan Negara Dari Negara

Motivasi Pembayaran - Keimanan dan ketakwaan kepada Allah

- Ketaatan dan ketakutan pada negara dan sanksinya

Ada pembayaran pajak dimungkinkan adanya manipulasi

besarnya jumlah harta wajib pajak

Perhitungan Dipercayakan kepada Muzaki dan dapat juga dengan bantuan ‘amil zakat

Selalu menggunakan jasa akuntan pajak

Page 35: KEBIJAKAN FISKAL

by Imr@n

TERIMA KASIH